• Tidak ada hasil yang ditemukan

INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN IV-2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN IV-2015"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

No. 14/02/51/Th. VI, 5 Februari 2016

I

NDEKS

T

ENDENSI

K

ONSUMEN

T

RIWULAN

IV-2015

A. Penjelasan Umum

Indeks Tendensi Konsumen (ITK) adalah indikator perkembangan ekonomi konsumen terkini yang dihasilkan Badan Pusat Statistik melalui Survei Tendensi Konsumen (STK). ITK merupakan indeks yang menggambarkan kondisi ekonomi konsumen pada triwulan berjalan dan perkiraan triwulan mendatang. ITK disusun berdasarkan beberapa komponen yang terkait dengan ekonomi rumah tangga seperti penghasilan, pengaruh inflasi/kenaikan harga terhadap kemampuan konsumsi serta tingkat konsumsi barang dan jasa pada triwulan bersangkutan. Nilai indeks yang dihasilkan berada pada rentang 0 sampai 200, dimana nilai lebih dari 100 mencerminkan terjadinya perbaikan kondisi ekonomi konsumen dan demikian sebaliknya.

Jumlah sampel STK Bali pada triwulan IV-2015 sebanyak 380 rumah tangga yang tersebar di 5 Kabupaten/Kota yaitu Kabupaten Tabanan, Badung, Klungkung, Buleleng dan Kota Denpasar. Responden STK mulai tahun 2015 dipilih pada strata blok sensus kategori sedang dan tinggi berdasarkan “wealth

index“ dan merupakan sub sampel dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) khusus di daerah

perkotaan. Pemilihan sampel dilakukan secara panel antar triwulan untuk memperoleh gambaran yang lebih akurat mengenai perubahan persepsi konsumen antarwaktu. Pada saat yang sama juga dilakukan penyempurnaan kuesioner dan cara penghitungan indeksnya.

.

B. Kondisi Ekonomi Konsumen Triwulan III - 2015

 Kondisi ekonomi konsumen mengalami peningkatan di triwulan IV-2015, tercermin dari angka ITK di

triwulan ini yang mencapai 105,84. Meskipun meningkat, pergerakan level optimisme konsumen di triwulan ini sedikit melambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.

 Berbeda dengan triwulan sebelumnya dimana komponen ITK secara keseluruhan mengalami

peningkatan, di triwulan ini komponen Pengaruh Inflasi Terhadap Total Konsumsi justru menurun pada angka 98,17. Sementara itu dua komponen lain yaitu Pendapatan Kini dan Volume/Frekuensi Konsumsi meningkat masing-masing sebesar 108,27 dan 109,75.

C. Perkiraan Ekonomi Konsumen Triwulan I-2016

 Pada triwulan I-2016 nilai ITK Provinsi Bali diperkirakan mencapai 114,70. Indeks perkiraan ini memprediksikan bahwa kondisi ekonomi konsumen akan kembali mengalami kenaikan demikian halnya tingkat optimismenya pada triwulan berikutnya.

 Perkiraan membaiknya kondisi ekonomi konsumen pada triwulan yang akan datang didorong

(2)

1.

Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Triwulan IV-2015

Di penghujung tahun 2015 optimisme konsumen tetap mengalami kenaikan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Hanya saja, setelah melewati puncak optimisme di triwulan III ekonomi konsumen mengalami pelambatan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Apabila di triwulan III tahun 2015 ITK mencapai angka 111,66 maka di seperempat akhir 2015 capaian ITK hanya sebesar 105,84.

Tabel 1

Indeks Tendensi Konsumen Menurut Variabel Pembentuknya

Variabel Pembentuk ITK Triwulan IV-2014 ITK Triwulan III-2015 ITK Triwulan IV-2015

(1) (2) (3) (4)

Pendapatan rumah tangga kini 116,55 111,41 108,27

Pengaruh inflasi terhadap tingkat konsumsi 108,80 106,70 98,17

Tingkat konsumsi bahan makanan, makanan jadi di restoran/rumah makan, dan bukan makanan (pakaian, perumahan, pendidikan, transportasi,

komunikasi, kesehatan, dan rekreasi). 110,48 118,54 109,75

Indeks Tendensi Konsumen 113,13 111,66 105,84

Apabila diperhatikan dengan tahun-tahun sebelumnya kondisi optimisme konsumen di triwulan IV ini tidak jauh berbeda dibandingkan dengan triwulan lainnya pada 2015. Ekspektasi konsumen meskipun tetap terhitung optimis telah turun sangat jauh dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Selain karena ekternalitas ekonomi nasional maupun regional pelambatan ini kemungkinan juga bisa diakibatkan oleh faktor ITK di tahun sebelumnya yang memang sangat tinggi.

Grafik 1

Perkembangan ITK Triwulan IV Tahun 2011 2015 111.38 113.02 115.03 113.13 105.84 IV 2011 IV 2012 IV 2013 IV 2014 IV 2015 Grafik 2

Perkembangan ITK Triwulan I -2012 Sampai Triwulan IV-2015

105.3 108.7 114.9 113.0 107.5 111.7 115.7 115.0 115.0 116.7 111.9 113.1 102.4 105.4 111.7 105.8

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

(3)

Pelambatan pada ITK di tahun 2015 merupakan kelanjutan di tahun sebelumnya. Mekipun demikian dalam pergerakan ITK secara triwulanan tidak banyak mengalami perubahan. Apabila diperhatikan pada Grafik 2 pola pergerakan di tahun 2015 sangat mirip dengan pergerakan di tahun 2012 meskipun dalam level yang lebih rendah.

Dilihat dari pendapatan masyarakat pelambatan bisa terjadi karena persepsi mengenai kondisi secara umum. Lebih sedikitnya kesempatan untuk mendapatkan tambahan penghasilan terkait dengan pemberian tunjangan maupun insentif tidak tetap lainnya menjadi penyebab dari deselerasi komponen pendapatan ini. Hal ini sedikit tertolong dengan ekspektasi insentif lain yang kemungkinan diberikan menjelang akhir tahun. Secara regional indikator pertumbuhan ekonomi menunjukkan pelambatan baik secara triwulanan maupun tahunan. Di lain pihak kedatangan wisman justru mengalami kontraksi secara triwulanan meskipun ada kemungkinan kedatangan wisatawan domestik akan menunjukkan

peningkatan. Meskipun demikian pertumbuhan tahunan (y-o-y) kedatangan wisman di triwulan IV ini

adalah yang paling rendah dalam beberapa tahun terakhir pasca Bom Bali II. Angka indeks Pendapatan di triwulan IV ini hanya sebesar 108,27 atau lebih rendah dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya dimana indeks Pendapatan mencapai 116,55.

Angka indeks Pengaruh Inflasi terhadap Konsumsi yang berada pada level di bawah 100 atau 98,17 tentunya menjadi perhatian tersendiri. Optimisme indeks ini dalam beberapa tahun terakhir sangat stabil dengan selalu berada pada angka di atas 100. Meskipun inflasi sendiri sangat rendah selama tahun 2015 akan tetapi mejelang akhir tahun persepsi mengenai kenaikan harga cenderung akan lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi sesungguhnya. Para pelaku bisnis akan memberikan insentif lebih untuk para konsumen dengan memberikan diskon namun dorongan konsumsi di akhir tahun lebih sering bersifat opsional daripada keharusan seperti yang misalnya terjadi menjelang hari raya sehingga tidak dirasakan oleh semua orang.

Grafik 3

Pergerakan Indeks Penyusun ITK Triwulan IV, 2011 2015

Lebih kuatnya pengaruh pendapatan terhadap konsumsi daripada pengaruh dari inflasi diperlihatkan oleh indeks Volume/Frekuensi yang berada pada level optimis. Meskipun faktor kenaikan

109.33 117.03 116.29 116.55 108.27 118.67 111.71 113.94 108.80 98.17 107.61 104.95 113.46 110.48 109.75 2011 2012 2013 2014 2015

Pendapatan Ruta Kini Pengaruh Inflasi Thd Konsumsi Makanan Konsumsi Makanan & Non Makanan

(4)

tahun 2015 menunjukkan bahwa elastisitas antara Pendapatan terhadap Volume/Frekuensi Konsumsi jauh lebih tinggi dibandingkan dengan elastisitas antara Pengaruh Inflasi terhadap Volume/Frekuensi Konsumsi. Indeks Volume/Frekuensi Konsumsi di triwulan IV tahun 2015 mencapai 109,75. Dibandingkan dengan indeks komponen lainnya, Indeks Konsumsi Makanan dan Non Makanan tercatat yang mengalami pelambatan paling tinggi antar triwulannya namun merupakan yang paling rendah dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya.

Grafik 3

Pergerakan Indeks Penyusun ITK Triwulan I 2014 Triwulan IV 2015

Cukup jauhnya pelambatan pada konsumsi disebabkan oleh melambatnya konsumsi baik pada makanan dan non makanan. Komponen pengeluaran yang tercatat mengalami kenaikan hanya pada konsumsi Makanan Jadi pada kelompok pengeluaran Makanan dan Pengeluaran Kesehatan/Salon dalam kelompok pengeluaran Non Makanan. Sementara itu pelambatan pada konsumsi kelompok Non Makanan jauh lebih tinggi dibandingkan dengan yang terjadi pada kelompok Makanan. Secara umum kelompok pengeluaran yang mengalami pelambatan tinggi pada konsumsinya adalah kelompok pendidikan.

Grafik 4

Indeks Konsumsi Rumah Tangga per Komoditas, Triwulan IV 2015

97.11 108.27 111.45 110.98 108.80 108.22 100.08 106.70 98.17 116.29 113.29 113.19 110.48 107.43 107.20 118.54 109.75 I II III IV I II III IV 2014 2015

Pendapatan Ruta Kini Pengaruh Inflasi Thd Konsumsi Makanan Konsumsi Makanan & Non Makanan

0.00 40.00 80.00 120.00 160.00 Triwulan III 2015 Triwulan IV 2015

(5)

2.

Perkiraan Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Triwulan I-2016

Kondisi perekonomian di triwulan I 2016 nanti diperkirakan semakin membaik. Pada triwulan I-2016 angka ITK diperkirakan mengalami peningkatan dibandingkan dengan sebelumnya. ITK di triwulan IV-2015 diprediksi mencapai 114,70. Pendapatan rumah tangga juga diperkirakan membaik dengan indeks mencapai 115,27. Demikian halnya rencana pembelian barang-barang tahan lama diperkirakan meningkat yang tergambar pada indeks prediksi sebesar 113,67.

Tabel 2

Perkiraan Indeks Tendensi Konsumen Triwulan I-2016 Menurut Variabel Pembentuknya

Variabel Pembentuk ITK Triwulan I-20161)

(1) (2)

Perkiraan pendapatan rumah tangga mendatang 115,27

Rencana pembelian barang-barang tahan lama 113,67

Indeks Tendensi Konsumen 114.70

1)

Angka perkiraan ITK Triwulan I-2016

3.

Komparasi ITK Bali dengan Beberapa Provinsi Terdekat

ITK nasional mengalami perbaikan pada level optimisme di triwulan IV 2015. ITK nasional melambat 109,00 menjadi hanya 102,77. Enam belas Propinsi berada diatas ITK Nasional dan lima propinsi tercatat menunjukkan pesimisme. Jumlah propinsi yang mengalami penurunan ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Optimisme Bali sendiri masih berada pada peringkat sebelas nasional. Kebangkitan optimisme justru terlihat pada propinsi bagian timur Indonesia dimana Maluku dan Papua menempati peringkat teratas. Sementara itu propinsi yang mengalami pesimisme paling tinggi adalah Babel dan Riau.

Grafik 4

Indeks Tendensi Konsumen Beberapa Provinsi di Indonesia Triwulan IV-2015

112.03 111.72 106.64 106.47 106.32 105 .84 103.29 103.02 102.77 102.38 102.12 99.87 94.27 93.91 75.00 90.00 105.00 120.00

(6)

Informasi lebih lanjut hubungi:

Didik Nursetyohadi, SST., M.Agb.

Kepala Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik BPS Provinsi Bali

Telepon: 0361-238159, Fax: 0361-238162 E-mail: bps5100@bps.go.id

Referensi

Dokumen terkait

bahwa untuk memenuhi ketentuan Pasal 311 ayat (1) Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan

Mereka (umat) menganggap berbagai macam bentuk-bentuk simbol seni yang dilaksanakan dalam liturgi Ekaristi itu merupakan tindakan-tindakan yang betul-betul

Pembangunan merupakan keinginan untuk memperbaiki nasib suatu bangsa dengan berpedoman pada indikator yang ditetapkan  modernisasi (proses yang sebelumnya sebagai nasib,

Hasil analisa dengan Amos 6.0 menunjukkan bahwa variabel pengeluaran pemerintah memiliki nilai estimasi yang positif tidak signifikan terhadap kesejahteraan

Dalam knowledge based economy ini, pengertian yang diambil adalah sebagai proses perekonomian dari suatu komunitas masyarakat berdasarkan prakarsa sendiri dengan dorongan

Berdasarkan hasil penelitian selama praktek kerja lapangan di Radio Metta FM, maka dapat diambil kesimpulan bahwa radio Metta FM merupakan salah satu radio swasta di

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 70 huruf b Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 2 Tahun

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA antara siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran generatif