• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - PENINGKATAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 2 KEMBARAN DENGAN METODE EXAMPLES NON EXAMPLES PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KONSEPMENGIDENTIFIKASI KASUS KORUPSI DAN UPAYA PEMBERANTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - PENINGKATAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 2 KEMBARAN DENGAN METODE EXAMPLES NON EXAMPLES PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KONSEPMENGIDENTIFIKASI KASUS KORUPSI DAN UPAYA PEMBERANTA"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

A.Latar Belakang Masalah

Guru memiliki peranan sangat strategis dalam proses pembelajaran. Peran startegis guru dalam proses pembelajaran ini memiliki dampak pada kompetensi yang dicapai siswa (pengetahuan, sikap, keterampilan). Kompetensi siswa akan berkembang secara optimal tergantung bagaimana guru memposisikan diri dan menempatkan posisi siswa dalam pembelajaran. “Proses pembelajaran adalah sebuah upaya bersama antara guru dan siswa untuk berbagi dan mengolah informasi dengan tujuan agar pengetahuan yang terbentuk terinternalisasi dalam diri siswa dan menjadi landasan belajar secara mandiri dan berkelanjutan” (Prayudi, 2007).

Pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi perkembangan dan perwujudan diri individu, terutama bagi pembangunan bangsa dan negara. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab (UU No. 20 Tahun 2003).

(2)

suatu bidang kajian yang bersifat multidimensional, amat peka terhadap berbagai perubahan lokal, nasional maupun global serta secara umum bertujuan mengembangkan warga negara yang baik sejalan dengan amanat dasar negara Pancasila dan konstitusi negara Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajiban untuk menjadi warga negara yang baik, cerdas, terampilan dan berkarakter yang diamanatkan dalam Pancasila dan Undang-Undang dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pendidikan Kewarganegaraan mempunyai peranan penting dalam pembentukan moral bangsa. Secara konsepsional, pengajaran Pendidikan Kewarganegaraan memiliki arti penting bagi proses perkembangan bangsa yaitu menanamkan sikap dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila sebagai pribadi maupun anggota masyarakat.

(3)

Sistem Pendidikan Nasional merumuskan secara tegas mengenai dasar, fungsi dan tujuan Pendidikan Nasional. Di dalam Pasal 2 UU RI No. 30 Tahun 2003 tersebut memuat dasar Pendidikan Nasional yaitu berdasar Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Berdasarkan pengertian tersebut, pendidikan diarahkan agar mampu memunculkan sikap positif yaitu pengembangan nilai dan akhlak yang baik juga meningkatkan pengetahuan bagi siswanya. ‘Masa depan suatu Negara sangat ditentukan oleh bagaimana Negara itu memperlakukan pendidikan, yang melakukan pendidikan ujung tombaknya adalah guru’. (Yamin dan Ansari, 2009:2). “Berpikir merupakan satu keaktifan pribadi manusia yang mengakibatkan penemuan terarah kepada satu tujuan. Berpikir juga merupakan sesuatu kegiatan mental untuk membangun dan memperoleh pengetahuan. Dalam suatu proses pembelajaran kemampuan berpikir siswa dapat dikembangkan dengan memperkaya pengalaman yang bermakna melalui persoalan pemecahan masalah agar siswa mempunyai struktur konsep yang dapat berguna dalam menganalisis serta mengevaluasi suatu permasalahan, salah satunya adalah melalui kemampuan berpikir kritis. Alasan perlunya mengembangkan kemampuan berpikir kritis adalah bahwa berpikir kritis merupakan aspek dalam memecahkan permasalahan secara kreatif agar siswa dapat bersaing dan mampu bekerja sama dengan bangsa lain”. (Maulana,2008).

(4)

masalah di dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan masih rendah. Faktor yang menyebabkan rendahnya berpikir kritis siswa SMP Negeri 2 Kembaran dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan adalah pembelajaran yang terpusat pada guru. Dalam hal ini guru dianggap sebagai sumber belajar yang paling benar. Proses pembelajaran yang terjadi memposisikan siswa sebagai pendengar ceramah guru. Akibatnya proses belajar mengajar menjadikan siswa merasa jenuh dengan pembelajaran yang monoton dan kurang bervariasi.

Untuk mengantisipasi masalah tersebut agar tidak berkelanjutan maka perlu dicarikan formula pembelajaran yang tepat, sehingga dapat meningkatkan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Berlakunya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di sekolah menuntut siswa untuk bersikap aktif dan berpikir kritis dalam menanggapi setiap pelajaran yang diajarkan. Dengan kata lain, merubah paradigma pembelajaran, yaitu dari teacher centered beralih ke student centered. Sikap aktif dan berpikir kritis terwujud dengan

menempatkan siswa sebagai subyek pendidikan. Peran guru adalah sebagai fasilitator dan bukan sumber utama pembelajaran.

(5)

ditampilkan menggunakan LCD ( Liquid Crystal Display ) Proyektor dan peserta didik diberi kesempatan untuk memperhatikan gambar. Selanjutnya peserta didik membuat analisa dan mendiskusikan dalam kelompok. Proses pembelajaran ini dapat merangsang pikiran, perhatian, minat dan menggali kemampuan peserta didik untuk berani mengemukakan pendapatnya, sehingga diharapkan prestasi belajar peserta didik dapat meningkat.

Untuk mengatasi hal tersebut dan dalam rangka mengembangkan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, maka perlu diadakan perubahan atau penerapan metode pembelajaran inovatif yang berpusat pada siswa dan melibatkan siswa dalam proses pembelajaran. metode pembelajaran yang melibatkan siswa dalam proses pembelajaran diantaranya adalah metode Examples Non Examples.

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan yang akan diteliti adalah sebagai berikut :

(6)

2. Apa kendala-kendala yang dihadapi dalam menggunakan metode Examples Non Examples pada proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

konsep mengidentifikasi kasus korupsi dan upaya pemberantasannya? 3. Upaya-upaya apa yang dilakukan untuk menghadapi kendala dari

penggunaan metode Examples Non Examples dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan konsep mengidentifikasi kasus korupsi dan upaya pemberantasannya?

C.Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui penggunaan metode Examples Non Examples dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa kelas VIII C SMP Negeri 2 Kembaran pada konsep mengidentifikasi kasus korupsi dan upaya pemberantasannya?

2. Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dalam menggunakan metode Examples Non Examples pada proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan konsep mengidentifikasi kasus korupsi dan upaya pemberantasannya.

(7)

D.Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Sekolah

Memberikan informasi dan memperoleh metode pembelajaran yang memiliki keberpihakan kepada siswa lebih dominan dibanding metode belajar yang lain.

2. Bagi Guru

Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi atau masukan tentang model pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan berpikir kritis siswa.

3. Bagi Siswa

Siswa dapat memperoleh pengalaman baru dalam mempelajari pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan cara-cara yang menyenangkan yaitu menggunakan metode Examples Non Examples.

4. Bagi Peneliti

Mendapat pengalaman dan pengetahuan dalam melakukan penelitian dan melatih diri dalam menerapkan ilmu pengetahuan khususnya pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.

5. Bagi Kebutuhan Akademik

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Tetapi masih terdapat banyak toko bunga yang mempunyai pelanggan tersendiri, belum menggunakan system seperti ini untuk mempromosikan dan memasarkan lebih luas lagi bunga-bunga yang

[r]

Menurut Marihot (2007:292) terdapat beberapa unsur penting dalam kualitas kehidupan kerja ( Quality of work life) yaitu: (1) Partisipasi kerja yaitu

Setelah mendapat penjelasan dari peneliti tentang kebaikan dan keburukan prosedur penelitian ini, saya menyatakan bersedia ikut serta dalam penelitian tentang

Puji dan syukur penulis kepada Tuhan Yesus Kristus atas kekuatan, kasih, bimbingan, dan dorongan yang telah Ia diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi

Dari hasil uji keras yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa kekerasan awal untuk bagian bola sebesar 864 VHN, untuk bagian ring dalam sebesar 828 VHN sedang untuk bagian

LAMPIRAN III TATA CARA PEMILIHAN PENYEDIA PEKERJAAN KONSTRUKSI HALAMAN III -