1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah tiang untuk mampu mendukung pembangunan di
masa depan bagi bangsa Indonesia. Pendidikan yang mampu mendukung
pembangunan dimasa depan adalah pendidikan yang mampu
mengembangkan potensi siswa. Pendidikan nasional yang berdasarkan pada
Pancasila dan UUD RI tahun 1945 memiliki fungsi untuk mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk mensukseskan tujuan
tersebut maka guru harus mampu memilih dan menerapkan model, metode
atau strategi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi sehingga
mampu mengembangkan daya nalar siswa secara optimal, sehingga siswa
mampu semangat mengikuti pembelajaran dan tidak merasa bosan.
Sesuai dengan ketentuan Pasal 37 UU No. 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah
satu mata pelajaran yang wajib diajarkan di sekolah menengah yang
dimaksudkan untuk membentuk siswa menjadi manusia yang memiliki rasa
kebangsaan dan cinta tanah air. Melalui PKn diharapkan akan lahir
manusia-manusia yang memiliki semangat dan jiwa yang besar dalam mendukung dan
2
pembukaan UUD 1945 alenia 4. Setelah peneliti melakukan observasi awal di
kelas VIII B SMP PGRI 1 Somagede.
Bahwa guru yang mengajar PKn di kelas VIII B tersebut menerapkan
metode ceramah.Ketika guru menyampaikan materi, hanya beberapa siswa
yang memperhatikan.Dan pada saat guru selesai menyampaikan materi,
hanya satu atau dua siswa yang merespon untuk bertanya maupun untuk
berargumen, yang lainnya hanya pasif.Untuk mencapai tujuan ini peranan
guru sangat menentukan.peran guru adalah: Sebagai sumber belajar,
fasilitator, pengelola, dan pembimbing. Sebagai motivator guru harus mampu
membangkitkan motivasi siswa agar aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran berhasil dengan baik.
Salah satu cara untuk membangkitkan aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran adalah dengan mengganti metode pembelajaran yang selama ini
tidak diminati lagi oleh siswa, seperti pembelajaran yang dilakukan dengan
ceramah dan tanya-jawab, model pembelajaran ini membuat siswa jenuh dan
tidak kreatif. Suasana belajar mengajar yang diharapkan adalah menjadikan
siswa sebagai subjek yang berupaya menggali sendiri, memecahkan sendiri
masalah-masalah dari suatu konsep yang dipelajari, sedangkan guru lebih
banyak bertindak sebagai motivator dan fasilitator. Situasi belajar yang
diharapkan disini adalah siswa yang lebih banyak berperan (kreatif) dimana
dengan semua itu di harapkan pembelajaran yang berkesan akan lebih
3
Sekolah ( Pendidikan formal ) disini memiliki peranan dan tanggung
jawab yang sangat penting dalam mempersiapkan warga negara yang
memiliki komitmen kuat dan konsisten untuk mempertahankan Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Upaya yang dapat dilakukan adalah
menyelenggarakan program pendidikan yang memberikan berbagai
kemampuan sebagai seorang warga negara melalui berbagai mata pelajaran
termasuk salah satunya Pendidikan Kewarganegaraan. Kemampuan dasar,
materi pokok, dan indikator pencapaian hasil belajar yang dicantumkan dalam
Standar Nasional merupakan bahan minimal yang harus dikuasai
siswa. Oleh karena sekolah atau guru dapat mengembangkan,
menggabungkan, atau menyesuaikan bahan yang disajikan dengan situasi dan
kondisi setempat realitanya hasil belajar siswa dalam materi Pendidikan
Kewarganegaraan belum menunjukkan hasil belajar yang diinginkan.
Kondisi Kurang maksimalnya pencapaianhasil belajar siswa tercermin
juga dalam hasil belajar SMP PGRI 1 Somagede pada siswa kelas VIII B Hal
itu dapat diketahui dari rata-rata nilai harian siswa 2 tahun terakhir pada
materi kedaulatan rakyat dan sistem pemerintahan indonesia, Dari daftar nilai
ulangan harian yang pernah dilakukan, lebih dari 72 % siswa mendapatkan
nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimum yakni 71. Angka-angka tersebut
dapat di artikan, bahwa pemahaman siswa terhadap mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan khususnya pada materi Kedaulatan rakyat dan
4
Sebelum penelitian dilakukan guru memang belum mengoptimalkan
model Group investigation (GI). Guru baru sebatas memanfaatkan metode
ceramah serta penugasan (PR) kepada siswa Kalaupun ada penugasan, siswa
hanya di beri pekerjaan rumah yang dinilai secara individual oleh guru tanpa
di diskusikan di kelas. Secara operasional, guru menjelaskan materi kepada
siswa kemudian memberikan contoh-contoh di papan tulis. Setelah selesai
menerangkan materi, guru menyuruh siswa untuk mengerjakan soal.
Berdasarkan hasil wawancara bersama siswa kelas IX A yakni berinisial X
yang pernah menduduki kelas VIII memang guru pada pembelajaran
sebelumnya masih menggunakan pembelajaran yang kurang variatif yakni
ceramah, sehingga peran siswa sangat minimal sekali.
Kenyataan hasil belajar siswa di SMP PGRI I Somagede tersebut
perlu diperbaiki sebab Pendidikan Kewarganegaraan termasuk mata
pelajaran inti dengan nilai minimum ketuntasan belajar 71. Disamping itu,
dalam KTSP 2006 Sekolah juga dinyatakan bahwa salah satu tujuan
pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan adalah agar siswa menaruh
perhatian terhadap isu-isu dan masalah-masalah sosial, serta mampu membuat
analisis yang kritis, selanjutnya mampu mengambil tindakan yang
tepat.Berikut adalah daftar nilai ulangan harian dua tahun terakhir pada
5
Tabel 1.1
Hasil Ulangan Harian tahun pelajaran 2012/2013 sampai dengan 2013/2014 Materi Kedaulatan Rakyat dan
SistemPemerintahan Indonesia
6
Diagram Ketuntasan Siswa Tahun Pelajaran 2012-2013 dan 2013-2014
Berdasarkan uraian tabel di atas terdapat lebih dari 72% siswa yang
belum tuntas terbukti dari tahun pelajaran 2012-2013 belum mencapai KKM
71. Pada tahun pelajaran 2012-2013 nilai ulangan harian PKn pada materi
kedaulatan rakyat dan sistem pemerintahan Indonesia hanya 8 siswa yang
mencapai KKM dengan kata lain hanya 27.6% yang melampaui KKM dari
jumlah siswa 29 anak. Pada tahun pelajaran 2013-2014 dapat kita lihat hasil
nilai ulangan harian pada sub bab yang sama akan tetapi tidak begitu
segnifikan yakni hanya 4 siswa yang melampaui KKM atau hanya 21,05 %
yang melampaui KKM dari jumlah siswa 19 anak,. Ulangan harian yang di
harapkan sekali pada kondisi awal hasil belajar siswa dalam materi
kedaulatan rakyat dan sistem pemerintahan Indonesia yang rendah sedangkan
kondisi akhir yang diharapkan hasil belajar siswa akan meningkat.
Kesenjangan pokok dari peneliti yakni pada kondisi awal peneliti masih
menyampaikan materi menggunakan model pembelajaran konvensional
sedangkan kondisi akhir peneliti menggunakan Model Group
investigation.Jadi, upaya untuk memecahkan masalah dari kesenjangan yang
7
demonstrasi dilakukan secara mandiri, artinya siswa sesuai prosedur kerja
diberi kebebasan untuk berkreasi sendiri dan tidak berada di bawah dikte
guru.
Dari uraian di atas bahwa rendahnya nilai mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan dikarenakan siswa kurang memahami konsep materi yang
di ajarkan selama ini proses pembelajaran guru lebih cendrung pada metode
ceramah di bandingkan metode lain yang lebih efektif.Hal itu dimaksudkan
agar siswa dapat mudah memahami dan menerima materi yang disampaikan
guru, secara tidak langsung memberi penekanan.
Agar siswa memperhatikan penjelasan guru dan pada akhirnya siswa
akan lebih memahami materi kedaulatan rakyat dan sistem pemerintahan
Indonesia yang dipelajarinya. Dengan demikian adanya pemahaman materi
tersebut maka akan dapat membantu meningkatkan pemahaman siswa dan
akhirnya akan dapat mengatasi kurang maksimalnya hasil belajar siswa.
Terkait dari permasalahan diatas, penulis ingin melakukan penelitian
tindakan kelas (PTK) dengan judul “ Upaya Meningkatan motivasi dan Hasil
Belajar PKn Melalui Model Group investigation. Pada materi kedaulatan
rakyat dan sistem pemerintahan Indonesia Kelas VIII B Semester Genap SMP
PGRI 1 Somagede Tahun Pelajaran 2014/2015” dengan alasan model
pembelajaran Group investigation secara garis besar memiliki kelebihan
diantaranya untuk memotivasi.Belajar,pemahaman materi lebih
8
mengisi satu sama lain,dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh
sehingga meningkatkan hasil belajarnya.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas,maka peneliti dapat merumuskan
permasalahan sebagai berikut :
“Apakah melalui Model Group investigation dapat meningkatkan
motivasi dan hasil belajar PKn pada materi pelajaran Kedaulatan rakyat dan
sistem pemerintahan Indonesia di Kelas VIII B Semester Genap SMP PGRI
1 Somagede “.
C. Tujuan Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi
dan hasil belajar PKn pada materi Kedaulatan rakyat dan sistem pemerintahan
Indonesia Kelas VIII B SMP PGRI 1 Somagede Semester Genap Tahun
Pelajaran 2014-2015.
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis
Dari hasil penelitian di harapkan dapat di gunakan sebagai bahan
kajian dalam menambah ilmu pengetahuan mengenai Model group
9
sistem pemerintahan Indonesia Kelas VIII B SMP PGRI 1 Somagede
Semester Genap Tahun Pelajaran 2014-2015.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa
Dapat memotivasi siswa untuk lebih meningkatkan hasil Belajarnya
dengan menggunakan Model Group investigation.
b. Bagi Guru
Menambah wawasan atau pengetahuan guru tentang Group investigation yang akan di terapkan pada materi Kedaulatan rakyat dan sistem pemerintah indonesia.
c. Bagi sekolah
Dapat mengembangkan dan menambah wawasan keilmuan yang
berhubungan erat dengan bidang kajian yang ada dalam program
studi Pendidikan Kewarganegaraan
d. Bagi Peneliti
Peneliti memperoleh masukan dan pengalaman berharga tentang
penggunaaan Model Group investigasi yang akan meningkatkan