BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan ekonomi pada saat ini sudah mulai pesat, banyaknya
perusahaan-perusahaan yang besar membuat perusahaan tersebut harus
mampu bersaing untuk kemajuan perusahaannya. Dalam persaingan,
perusahaan di tuntut untuk mempunyai keunggulan bersaing, baik dalam
hal produk maupun sumber daya manusianya itu sendiri.
Setiap perusahaan memiliki visi dan misi yang berbeda-beda. Namun
secara umum perusahaan tidak hanya di tuntut untuk mencapai laba
maksimal tetapi juga di harapkan mampu untuk mensejahterakan
pemegang saham dan meningkatkan nilai perusahaan. Untuk mencapai
tujuannya tersebut perusahaan membutuhkan pendanaan yang cukup guna
mampu menghasilkan produk-produk berkualitas tinggi, dan mampu
bersaing di pasaran. Kekurangan pendanaan akan berakibat fatal bagi laju
perusahaan, jadi sangat penting bagi setiap perusahaan untuk
memperhatikan struktur modal perusahaan itu sendiri. Dengan pengelolaan
struktur modal yang tepat maka akan membatu tercapainya tujuan
perusahaan (Bhawa dan Dewi 2015).
Struktur modal adalah perbandingan atau imbangan pendanaan jangka
panjang perusahaan yang ditunjukan oleh perbandingan hutang jangka
panjang terhadap modal sendiri (Martono dan Harjito 2010). Struktur
keuangan harus mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
struktur modal. Pendanaan yang efisien akan terjadi apabila perusahaan
mempunyai struktur modal yang optimal. Struktur modal yang optimal
dapat di artikan sebagai struktur modal yang dapat meminimalkan biaya
penggunaan modal keseluruhan atau biaya modal rata-rata sehingga
memaksimalkan nilai perusahaan (Bhawa dan Dewi , 2015).
Fenomena yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir ini memberikan
dampak positif untuk perusahaan-perusahaan manufaktur di Indonesia,
dalam beberapa tahun terakhir ini kontribusi perusahaan manufaktur
terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) terus meningkat cukup signifikan,
dikarenakan investasi yang terus meningkat, terutama pada kuartal II/2012
terjadi peningkatan penanaman modal di perusahaan-perusahaan
manufaktur yang cukup signifikan,bahkan sampai tumbuh sekitar 67,84%
untuk Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan untuk Penanaman
Modal Asing (PMA) naik 44,42% dibandingkan dengan kuartal I/2012.
Peningkatan investasi dalam sektor manufaktur terus meningkat hingga
tahun 2013 dimana pada semester pertama tahun tersebut PMDN
meningkat 30,61% dan PMA juga ikut meningkat sekitar 46,72%
dibandingkan pada periode yang sama tahun sebelumnya. Berdasarkan
fenomena tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa kekuatan struktur
modal mempunyai peranan penting dalam hal mengurangi biaya-biaya,
semakin merosot dan memungkinkan timbulnya kerugian (Manurung,
2013).
Faktor – Faktor yang mempengaruhi struktur modal yaitu :
Faktor pertama yang mempengaruhi struktur modal yaitu likuiditas.
Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban
finansial jangka pendek tepat pada waktunya, (Sartono 2001). Likuiditas
berguna untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membiayai dan
memenuhi kewajiban atau hutang pada saat di tagih atau jatuh tempo
(Kasmir,2011).
Selain likuiditas faktor yang mempengaruhi struktur modal yaitu
profitabilitas. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh
laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal
sendiri (Sartono 2001). Profitabilitas yang tinggi menunjukan bahwa laba
yang dihasilkan juga tinggi, sehingga mengakibatkan tingginya laba
ditahan. Laba ditahan ini akan dimanfaatkan sebagai pilihan utama dalam
pembiayaan perusahaan (Sudarmika dan Sudirman 2015). Perusahaan
yang memiliki profitabilitas yang tinggi maka jelas perusahaan tersebut
memiliki kemampuan untuk mendanai kebutuhan perusahaan, baik itu
untuk produksi maupun yang lainnya, karena perusahaan cenderung untuk
menggunakan dana internal yang di hasilkan dari laba terlebih dahulu
dalam aktivitas pendanaan , kecuali jika perusahaan tidak memiliki sumber
dana internal yang memadai maka dana eksternal yang akan menjadi
Setelah profitabilitas faktor lain yang mempengaruhi struktur modal
adalah risiko bisnis. Risiko bisnis merupakan salah satu risiko yang di
hadapi perusahaan ketika menjalani kegiatan operasionalnya, yaitu
kemungkinan ketidakmampuan perusahaan untuk mendanai kegiatan
operasionalnya (Gitman, 2003 dalam Primantara dan Dewi 2016).
Perusahaan yang memiliki tingkat risiko yang tinggi cenderung
menghindari penambahan pendanaan melalui modal asing di bandingkan
dengan perusahaan yang memiliki tingkat risiko yang rendah. Hal ini juga
akan meningkatkan kemungkinan kebangkrutan (Adiyana dan Ardiana,
2014).
Ukuran perusahaan juga salah satu faktor yang mempengaruhi struktur
modal. Ukuran perusahaan adalah salah satu faktor yang digunakan
perusahaan untuk menentukan berapa besar kebijakan struktur modal
dalam memenuhi besar aset perusahaan. Apabila semakin besar
perusahaan maka akan semakin besar dana yang di keluarkan, baik itu dari
kebijakan hutang ataupun modal sendiri dalam mempertahankan atau
mengembangkan perusahaan, (Adiyana dan Ardiana, 2014).
Setelah ukuran perusahaan ada faktor lain yang mempengaruhi struktur
modal yaitu pajak. Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat di
paksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut
peraturan-peraturan, dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang
langsung dapat di tunjuk, dan yang gunanya adalah untuk membiayai
menyelenggarakan pemerintahan (Brotodiharjo, 2003). Pajak berperan
penting dalam penentuan struktur modal suatu perusahaan, karena
keuntungan yang di hasilkan oleh perusahaan tersebut akan menentukan
besar kecilnya pajak yang harus di bayarkan oleh perusahaan tersebut. Jika
suatu perusahaan memiliki hutang maka itu bisa di gunakan untuk
mengurangi pajak yang harus di bayarkan karena adanya hutang yang di
gunakan dalam struktur modal akan mengurangi pajak atau menghemat
pajak. Penghematan pajak merupakan besarnya pajak yang dapat di hemat
perusahaan akibat di gunakannya hutang dalam struktur modal (Primantara
dan Dewi 2016).
Hasil penelitian Widayanti, dkk (2016), Bhawa dan Dewi (2015), Sari
dan Oetomo (2016), Sansoethan dan Suryono (2016), Hang dan Hung
(2016), Masnoon dan Saed (2014) menemukan bukti empiris bahwa
likuiditas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal.
Hasil yang berbeda dari penelitian Adiyana dan Ardiana (2014),
Primantara dan Dewi (2016) menemukan bukti empiris bahwa likuiditas
berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal. Hasil
penelitian Widayanti, dkk (2016), Bhawa dan Dewi (2015), Primantara
dan Dewi (2016), Sansoethan dan Suryono (2016), Sari dan Oetomo
(2016), Hang dan Hung (2016), Masnoon dan Saed (2014) menemukan
bukti empiris bahwa profitabilitas berpengaruh negatif dan signifikan
Ardiana (2014) menemukan bukti empiris bahwa profitabilitas
berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal.
Hasil penelitian Primantara dan Dewi (2016), Hang dan Hung (2016),
Pontoh dan Ilat (2013), Choi (2004) menemukan bukti empiris bahwa
risiko bisnis berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal.
Berbeda dengan hasil penelitian Bhawa dan Dewi (2015), Adiyana dan
Ardiana (2014), menemukan bukti empiris bahwa risiko bisnis
berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal. Hasil
penelitian Bhawa dan Dewi (2015), Sawitri dan Lestari (2015), Adiyana
dan Ardiana (2014), Primantara dan Dewi (2016), Sansoethan dan
Suryono (2016), Sari dan Oetomo (2016), Hang dan Hung (2016), Gitara
dan Naiseku (2015) menemukan bukti empiris bahwa ukuran perusahaan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal. Hasil
penelitian Widayanti, dkk (2016), Primantara dan Dewi (2016), Sudarmika
dan Sudirman (2015), Choi (2014) menemukan bukti empiris bahwa pajak
berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal.
Penelitian ini mereplikasi dari penelitian Primantara dan Dewi (2016),
mengenai pengaruh Likuiditas, Profitabilitas, Risiko Bisnis, Ukuran
Perusahaan dan Pajak terhadap Struktur Modal. Karena masih banyaknya
hasil penelitian yang beragam mengenai pengaruh Likuiditas,
Profitabilitas, Risiko Bisnis, Ukuran Perusahaan, dan Pajak Terhadap
Struktur Modal sehingga peniliti tertarik untuk melakukan penelitian
(2015), Sari dan Oetomo (2016), Sansoethan dan Suryono (2016), Hang
dan Hung (2016), Masnoon dan Saed (2014) menemukan bukti empiris
bahwa likuiditas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur
modal. Hasil yang berbeda dari penelitian Adiyana dan Ardiana (2014),
Primantara dan Dewi (2016) menemukan bukti empiris bahwa likuiditas
berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal. Hasil
penelitian Widayanti, dkk (2016), Bhawa dan Dewi (2015), Primantara
dan Dewi (2016), Sansoethan dan Suryono (2016), Sari dan Oetomo
(2016), Hang dan Hung (2016), Masnoon dan Saed (2014) menemukan
bukti empiris bahwa profitabilitas berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap struktur modal. Berbeda dengan hasil penelitian Adiyana dan
Ardiana (2014) menemukan bukti empiris bahwa profitabilitas
berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal.
Hasil penelitian Primantara dan Dewi (2016), Hang dan Hung (2016),
Pontoh dan Ilat (2013), Choi (2004) menemukan bukti empiris bahwa
risiko bisnis berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal.
Berbeda dengan hasil penelitian Bhawa dan Dewi (2015), Adiyana dan
Ardiana (2014), menemukan bukti empiris bahwa risiko bisnis
berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal. Hasil
penelitian Bhawa dan Dewi (2015), Sawitri dan Lestari (2015), Adiyana
dan Ardiana (2014), Primantara dan Dewi (2016), Sansoethan dan
Suryono (2016), Sari dan Oetomo (2016), Hang dan Hung (2016), Gitara
berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal. Hasil
penelitian Widayanti, dkk (2016), Primantara dan Dewi (2016), Sudarmika
dan Sudirman (2015), Choi (2014) menemukan bukti empiris bahwa pajak
berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Primantara dan Dewi (2016)
yaitu penelitian Primantara dan Dewi (2016) menggunakan laporan
triwulanan perusahaan rokok pada periode 2010 sampai dengan 2014
sedangkan penelitian ini menggunakan laporan keuangan perusahaan
manufaktur sektor aneka industri periode 2014 sampai 2016, alasan
menggunakan laporan keuangan perusahaan manufaktur sektor aneka
industri tahun 2014 sampai 2016 yaitu untuk mendapatkan informasi
terbaru mengenai perusahaan manufaktur sektor aneka industri.
Penelitian ini penting di lakukan karena dapat di gunakan untuk
menguji faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi struktur modal.
Dengan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal
perusahaan dapat mempertimbangkan sumber dana yang akan di gunakan
untuk kegiatan operasionalnya dan juga dapat di gunakan sebagai
pertimbangan investor dalam mengambil keputusan untuk berivestasi ke
suatu perusahaan.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas, maka
dapat di rumuskan masalah yang akan di analisis, yaitu:
2. Apakah profitabilitas berpengaruh negatif terhadap struktur modal?
3. Apakah risiko bisnis berpengaruh negatif terhadap struktur modal?
4. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap struktur
modal?
5. Apakah pajak berpengaruh positif terhadap struktur modal?
C. Tujuan Penelitian
1. Menguji secara empiris apakah likuiditas berpengaruh negatif
terhadap struktur modal.
2. Menguji secara enpiris apakah profitabilitas berpengaruh negatif
terhadap struktur modal.
3. Menguji secara empiris apakah risiko bisnis berpengaruh negatif
terhadap struktur modal.
4. Menguji secara empiris apakah ukuran perusahaan berpengaruh
positif terhadap struktur modal.
5. Menguji secara empiris apakah pajak berpengaruh positif terhadap
struktur modal.
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Penulis
Dengan melakukan penelitian ini penulis dapat menambah
wawasan mengenai pengaruh likuiditas, profitabilitas, risiko
2. Bagi perusahaan
Dengan adanya penelitian ini di harapkan dapat di gunakan
sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan sumber dana yang
akan digunakan untuk aktivitas perusahaan.
3. Bagi Investor
Dengan di lakukannya penelitian ini di harapkan dapat di
gunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil