• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Motivasi a. Pengertian motivasi - PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI METODE EXAMPLES NON EXAMPLES MATERI KOPERASI DAN KESEJAHTERAAN RAKYAT DI KELAS IV SD NEGERI 1 KARANGJENGKOL - repository per

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Motivasi a. Pengertian motivasi - PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI METODE EXAMPLES NON EXAMPLES MATERI KOPERASI DAN KESEJAHTERAAN RAKYAT DI KELAS IV SD NEGERI 1 KARANGJENGKOL - repository per"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori 1. Motivasi

a. Pengertian motivasi

Mc.Donald (Sardiman 2011:73) motivasi adalah perubahan energi dari sesorang yang ditandai dengan adanya “ feeling” dan didahului dengan tanggapan

terhadap adanya tujuan. Dengan pengertian diatas dapat diartikan bahwa motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada diri manusia. Sehingga akan bergayut dengan gejala kejiwaan, perasaan dan juga emosi, untuk kemudian bertindak atau melakukan sesuatu sehingga melakukan sesuatu. Semua ini didorong karena adanya tujuan, kebutuhan atau keinginan. Motivasi dapat juga dapat juga dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakan sesuatu, dan bila dia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakan perasaan tidak suka itu.

Menurut Hamdani (2011:142) segala sesuatu yang mendorong seseorang melakukan sesuatu motivasi dapat menentukan baik tidaknya dalam mencapai tujuan sehingga semakin besar kesuksesan belajarnya. Nasution (Hamdani 2011:142) motivasi adalah segala upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.

(2)

itu bertindak atau berbuat motif tidak bisa diamati secara langsung tetapi dapat diinterprestasikan dalam tingkah laku, berupa rangsangan, dorongan, atau pembangkit tenaga yang munculnya tingkah laku tertentu. Jadi pengertian motif adalah daya penggerak dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas tertentu demi mencapai tujuan tertentu,dengan demikian motifasi merupakan dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya.

Menurut Uno (2011:7) motivasi yang terkait dengan pemaknaan dan peranan kognisi lebih merupakan motivasi intrinsik, yaitu motivasi yang muncul dari dalam, seperti minat atau keiginyahuan (curiosity), sehingga seseorang tidak lagi lagi termotivasi oleh bentuk-bentuk insentif atau hukuman. Sedangkan motivasi ekstrinsik ialah motivasi yang disebabkan oleh keinginan untuk menerima ganjaran atau menghindari hukuman, motivasi yang terbentuk oleh faktor-faktor eksternal berupa ganjaran dan atau tindakan.

(3)

b. Fungsi motivasi dalam belajar

Menurut Sardiman (2011:85) motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi seseorang melakukan sesuatu usaha karena adanya sesuatu. Selain itu, menurut Sardiman bahwa, adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukan hasil yang baik, selain itu juga berikut juga ada tiga fungsi motivasi:

1. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dilakukan

2. Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.

3. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan–perbuatan yang harus dikerjakan dengan serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan–perbuatan yang tidak bermanfaat misalnya siswa yang akan menghadapi ujian dengan harapan akan lulus, tentu akan melakukan kegiatan belajar dan tidak akan menghabiskan waktunya untuk bermain sebab tidak serasi dengan tujuan.

c. Cara menumbuhkan motivasi dalam belajar di sekolah

(4)

individu menyelesaikan suatu pekerjaan sebaik orang yang memilih motif berprestasi tinggi, justru karena dorongan menghindarkan kegagalan itu. Seorang siswa mungkin tampaki bekerja dengan tekun, karena kalau dia tidak dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik maka dia akan mendapat malu dari gurunya, atau diolok-olok oleh temannya, atau mungkin akan dihukum oleh orang tuanya. Disini tampak bahwa keberhasilan siswa tersebut disebabkan oleh dorongan atau rangsangan dari luar dirinya.

d. Macam–macam motivasi

Menurut Dimyanti dan Mudjiono (2006:32) siswa memiliki bermacam–macam motivasi dalam belajar. Macam–macam motivasi tersebut dapat dibedakan menjadi empat golongan yaitu: (i) Motivasi instrumental, (ii) motivasi sosial, (iii) motivasi prestasi dan (iv) motivasi intrinsik.

Menurut Sardiman (2011:86) motivasi dilihat dari pembentukannya adalah:

a. Motif bawaan

(5)

b. Motif-motif yang dipelajari

Maksudnya motif yang timbul karena dipelajari. Motif ini sering kali disebut dengan motif-motif yang diisyaratkan secara sosial. Sebab manusia hidup dengan lingkungan sosial dengan sesama manusia hidup dengan lingkungan sosial dengan sesama manusia yang lain sehingga motivasi ini terbentuk.

e. Ciri –ciri motivasi

Menurut Sardiman (2011:83) motivasi yang ada pada diri setiap orang memliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai). 2. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). Tidak

memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya).

3. Menunjukan minat terhadap bermacam-macam masalah untuk orang dewasa (misalnya masalah pembangunan agama, politik, ekonomi, keadilan, pemberantasan korupsi, penentangan terhadap segala tindak kriminal, amoral, dan sebagainya).

(6)

5. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif).

6. Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu).

7. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu. 8. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal. f. Karakteristik individu yang motivasi berprestasi tinggi

Menurut Djaali (2008:109) individu yang memiliki karakteristik motivasi berprestasi tinggi sebagai berikut :

1 Menyukai situasi atau tugas yang menurut tanggungjawab pribadi atas hasil–hasilnya dan bukan atas dasar untung–untungan, nasib, atau kebetulan.

2 Memilih tujuan yang realistis tetapi menantang dari tujuan yang terlalu mudah dicapai atau terlalu besar resikonya.

3 Mencari situasi atau pekerjaan di mana dia memperoleh umpan balik dengan segera dan nyata untuk menentukan baik atau tidaknya hasil pekerjaannya.

(7)

5 Mampu menangguhkan pemuasan keinginaannya demi masa depan yang lebih baik.

6 Tidak tergugah untuk sekedar mendapatkan uang, status, atau keuntungan lainnya, dia akan mencarinya apabila hal–hal tersebut merupakan lambang prestasi, suatu ukuran keberhasilan.

2. Prestasi

a. Pengertian prestasi

Menurut Qohar & Djamarah (2011:137) prestasi adalah hasil yang telah diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan.

Menurut Arifin (2009:12) kata prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie. Kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yang “hasil usaha”.

Peneliti menyimpulkan bahwa prestasi adalah hasil terbaik yang diperoleh peserta didik dimana untuk mendapatkannya, peserta didik berusaha untuk memperolehnya.

b. Pengertian belajar

Menurut Slameto (2010:2) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

(8)

1) Belajar menurut pandangan Skinner.

Belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif. Belajar dipahami sebagai suatu perilaku pada saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya bila dia tidak belajar, maka responnya menurun. Jadi belajar adalah suatu perubahan dalam kemungkinan atau peluang terjadinya respon.

2) Belajar menurut pandangan Robert M. Gagne.

Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia yang terjadi setelah belajar secara terus menerus, bukan hanya disebabkan oleh proses pertumbuhan saja.

3) Belajar menurut pandangan Piaget

Adalah struktur fungsi kognitif dapat berubah kalau individu berhadapan dengan hal-hal baru yang tidak dapat diorganisasikan kedalam struktur yang telah ada.

4) Belajar menurut pandangan Carl R. Rogers

Menurut pendapat Carl R. Rogers (ahli psiko terapi) praktek pendidikan menitik beratkan pada segi pengajaran, bukan pada siswa yang belajar.

c. Teori-Teori Belajar

(9)

Anak-anak baru dapat mempelajari dan merencanakan bila dia telah matang untuk menerima mata pelajaran itu. Manusia sebagai suatu organisme yang berkembang, kesediaan mempelajari sesuatu tidak hanya ditentukan oleh kematangan jiwa batiniah, tetapi juga perkembangan karena lingkungan dan pengalaman. 2. Siswa sebagai organisme keseluruhan

Siswa belajar tidak hanya intelektualnya saja tetapi juga emosional dan jasmanianya. Dalam pengajaran modern guru disamping mengajar, juga mendidik untuk membentuk pribadi siswa.

3. Terjadi transfer

Belajar pada pokoknya yang terpenting pada penyesuaian pertama ialah memperoleh respon yang tepat. Mudah atau sukarnya masalah itu terutama adalah masalah pengamatan, bila dalam suatu kemampuan telah dikuasai betul-betul maka dapat dipindahkan untuk kemampuan yang lain.

4. Belajar berlangsung terus menerus

(10)

d. Kondisi eksternal yang mempengaruhi belajar

Menurut Dimyanti dan Mudijono (2006:33) Kondisi ekternal yang berpengaruh pada belajar yang penting adalah:

a. Bahan Belajar

Bahan belajar dapat berwujud benda dan isi pendidikan. Isi pendidikan tersebut dapat berupa pengeahuan, perilaku, nilai, sikap, dan metode pemerolehan.

b. Suasana Belajar

Kondisi gedung sekolah, tata ruang kelas, alat–alat belajar mempunyai pengaruh pada kegiatan kelas. Disamping kondisi fisik tersebut, suasana pergaulan di disekolah juga berpengaruh pada kegiatan belajar guru berperan penting dalam menciptakan suasana belajar yang menarik bagi siswa.

c. Media dan sumber belajar

Dewasa ini media dan sumbar belajar dapat ditemukan dengan mudah, seperti sawah percobaan, kebun bibit, kebun binatang, tempat wisata, museum, perpustakaan umum, surat kabar, majalah, radio, sanggar seni, sanggar olah raga, televisi.

d. Guru sebagai subyek pembelajar

(11)

a. Pengertian prestasi belajar

Menurut Hamdani (2011:138) prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan–kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas belajar. Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak, dan menilai informasi–informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau rapor setiap sesuai bidang studi setelah mengalami belajar mengajar. b. faktor – faktor yang mempengaruhi prestasi balajar

Menurut Ahmadi dan Supriono (2004:138) prestasi belajar yang dicapai sesorang merupakan hasil interaksi yang mempengaruhi baik dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar diri (faktor eksternal) individu.

Di bawah ini yang tergolong faktor internal menurut Ahmadi dan Supriono yaitu :

1) Faktor jasmaniah (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupu yang diperoleh. Yang termasuk faktor ini misalnya pengelihatan, pendengaran, struktur tubuh, dan sebagainya.

2) Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh terdiri

atas;

(12)

a. Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat

b. Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki

ii) Faktor non–interaktif, yaitu unsur–unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi, penyesuaian diri. 3) Faktor kematangan fisik maupun psikis.

Dibawah ini yang tergolong faktor eksternal, ialah a. Faktor sosial yang terdiri atas:

1) Lingkungan keluarga 2) Lingkungan sekolah 3) Lingkungan masyarakat 4) Lingkungan kelompok

b. Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian.

c. Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar,

iklim.

4) Faktor lingkungan spiritual atau keamanan

Menurut Hamdani (2011:139-142) faktor–faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat digolongkan menjadi dua bagian yaitu faktor dari dalam (intern) dan faktor dari luar (ekstern):

a. Faktor internal

(13)

1) Kecerdasan

Kecerdasan adalah ,kemampuan belajar disertai kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan yang dihadapinya. Kartono (Hamdani 2011:139-142) kecerdasan merupakan salah satu aspek yang penting dan sangat menentukan berhasil–tidaknya study seseorang. Kalau seorang murid mempunyai tingkat kecerdasan normal atau diatas normal, secara potensi dia dapat mencapai prestasi yang tinggi.

2) Faktor jasmaniah atau faktor fisiologis

Kondisi jasmaniah atau fisiologis pada umumnya sangat berpengaruh terhadap kemampuan belajar sesaeorang. Faktor jasmaniah, yaitu panca indra yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya, seperti mengalami sakit, cacat tubuh atau perkembangan yang tidak sempurna, berfungsinya kelenjar yang membawa kelainan tingkah laku.

3) Sikap

Sikap, yaitu suatu kecenderungan untuk mereaksi tehadap suatu hal, orang, atau benda dengan suka, tidak suka, atau acuh tak acuh. Sikap seseorang dapat dipengaruhi oleh faktor pengetahuan, kebiasaan, dan keyakinan.

4) Minat

(14)

sesuatu. Winkel dalam bukunya Hamdani (2011:139-142), minat adalah kecenderungan yang menetap dalam subyek untuk merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu. Minat belajar yang dimiliki siswa merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajarnya. Apabila seseorang mempunyai minat yang tinggi terhadap sesuatu, akan terus berusaha untuk melakukan sehingga apa yang diinginkannya dapat tercapai.

5) Bakat

Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Setiap orang memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing–masing.

6) Motivasi

Motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motivasi dapat menentukan baik–tidaknya dalam mencapai tujuan sehingga semakin besar kesuksesan belajarnya. Nasution mengatakan bahwa motivasi adalah segala daya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Adapun Sardiman mengatakan bahwa motivasi adalah menggerakan siswa untuk melakukan sesuatu atau ingin melakukan sesuatu.

b. Faktor eksternal

(15)

termasuk dalam lingkungan sosial adalah guru, kepala sekolah, staf administrasi, teman–teman sekelas, rumah tempat tinggal siswa, alat–alat belajar. Adapun yang termasuk dalam lingkungan non sosial adalah gedung sekolah, tempat tinggal, dan waktu belajar.

Slameto (2010:60) faktor ekstern yang dapat mempengaruhi belajar adalah keadaan keluarga, keadaan sekolah, dan lingkungan masyarakat. 1 Keadaan keluarga

Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat tempat seseorang dilahirkan dan dibesarkan. Sebagaimana yang dijelaskan Slameto (2010:60) bahwa keluarga adalah lembaga pendidikan pertama dan utama. Keluarga yang sehat besar artinya untuk pendidikan kecil, tetapi bersifat menentukan dalam ukuran besar, yaitu pendidikan bangsa, negara dan dunia. Adanya rasa aman dalam keluarga sangat penting dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Rasa aman itu membuat seseorang terdorong untuk belajar secara aktif karena rasa aman merupakan salah satu kekuatan pendorong dari luar yang menambah motivasi dalam belajar.

2 Keadaan sekolah

(16)

kurikulum. Hubungan antara guru dan siswa yang kurang baik akan mempengaruhi hasil–hasil belajarnya.

3 Lingkungan masyarakat

Disamping orangtua, lingkungan juga merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa dalam proses pelaksanaan pendidikan. Lingkungan alam sekitar sangat berpengaruh terhadap perkembangan pribadi anak, sebab dalam kehidupan sehari– hari anak akan lebih banyak bergaul dengan lingkungan tempat dia berada.

3. IPS

a. Pengrtian IPS

Menurut Trianto (2011:171) ilmu pengetahuan sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu–ilmu sosial seperti, sosiologi, sejarah, geografi, polotik, hukum, dan budaya.

Menurut Etin Solihatin dan Raharjo (2007:14-15) pendidikan IPS merupakan padanan dari social studies dalam konteks kurikulum di Amerika Serikat. Istilah tersebut pertama kali digunakan di AS pada taun 1913. Pendidikan IPS berusaha membantu siswa dalam memecahkan permasalahan yang terjadi sehingga akan menjadikannya semakin mengerti dan memahami lingkungan masyarakatnya menurut Kosasih.

(17)

IPS adalah mata pelajaran yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi yang brkaitan dengan soiologi, ekonomi, sejarah dan geografi.

b. Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial ( IPS ) Di Sekolah Dasar  Tujuan ilmu pengetahuan sosial (IPS) di sekolah dasar

Menurut Etin solihatin dan Raharjo (2007:15) pada dasarnya tujuan dari pendidikan IPS adalah untuk mendidik dan memeri bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengemangkan diri sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan dan lingkungannya, serta bebagai bekal bagi siswa untuk melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi.

Menurut Afandi (2011:53) berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 yang tercantum dalam dokumen Permendiknas Nomor 20 Tahun 2006 disebutkan bahwa tujuan pendidikan IPS adalah agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut :

a. Mengenal konsep–konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya.

b. Memiliki kemampuan dasar berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah dan ketrampilan sosial dalam kehidupan sosial.

(18)

d. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat majemuk ditingkat lokal, nasional, global.

c. Landasan Hukum kurikulum IPS SD

Menurut Ischak (2010:1.40) Landasan Hukum Kurikulum IPS SD, antar lain :

a. Pancasila b. UUD 1945

- pembukaan UUD 1945 - Pasal 31

c. Undang – undang Nomor 2 tahun 1989 tentang system Pendidikan nasional

d. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar.

e. Keputusan Mendikbud RI nomor 060 / U / 1993 tentang kurikulum pendidikan dasar.

(19)

Tabel 2.1 Persamaan dan perbedaan Ilmu Sosial dengan Study Sosial

pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah bidang studi yang

Ruang lingkup Ruang lingkup IPS adalah hal–hal yang berkenaan dengan manusia dan

Objek Aspek kehidupan manusia dikaji berdasarkan satu

Tujuan Membentuk warga Negara yang berkemampuan sosial dan yskin akan

kehidupannyanya sendiri ditengah–tengah kekuatan fisik dan sosial.

(20)

4. Metode

a. Pengertian cooperatife learning.

Menurut Etin Solihatin dan Raharjo (2007:4), model pembelajaran kooperatif adalah suatu strategis belajar mengajar yang menekankan pada sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membentuk diantara sesama dalam struktur kerjasama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri atas dua orang atau lebih untuk memecahkan masalah. Keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri. Dalam pendekatan ini, siswa merupakan bagian dari sistem kerjasama dalam mencapai hasil yang optimal dalam belajar. Belajar kooperatif ini juga memandang bahwa keberhasilan dalam mengajar bukan semata-mata harus diperoleh dari guru, melainkan bisa juga dari pihak lain yang terlibat dalam pembelajaran itu, yaitu teman sebaya.

b. Examples Non Examples

Metode pembelajaran examples non examples merupakan metode pembelajran yang menggunakan alat peraga seperti gambar, dan melibatkan keaktifan dan kerjasama siswa dalam pembelajran yaitu siswa melakukan diskusi kelompok dan menyampaikan hasil diskusinya.

http://gurupkn.wordpress.com/2007/11/10/model-examples-non-examples/

c. Langkah – langkah pembelajaran Examples Non Examples

(21)

a). Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran.

b). Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan lewat LCD.

c). Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan kepada siswa untuk memperhatikan atau menganalisa gambar.

d). Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dan analisa gambar tersebut dicatat pada kertas.

e). Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya.

f). Mulai dari komentar atau hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai.

g). Kesimpulan.

d. Keuntungan dan kerugian model pembelajaran Examples Non Examples

1) Keuntungan model pembelajaran examples non examples

- Siswa lebih kritis dalam menganalisa gambar.

- Siswa mengetahui aplikasi dari materi berupa contoh gambar.

(22)

2) Kerugian model pembelajaran examples non examples

- Tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar. - Memakan waktu yang lama.

B. Penelitian Yang Relevan

Upaya peningkatan kompetensi dasar berkomunikasi secara lisan melalui metode Examples Non Examples pada siswa di Kelas IV A SD Negeri Karangayu kota Semarang dengan jumlah 38 siswa, yang dilakukan oleh Anisa Nur Hamimah (2011) membuktikan bahwa pada siklus I ketercapaian siswa sebesar 65,79%. Pada siklus II ketercapaian anak mencapai 78,95%. Sedangkan siklus III ketercapaian siswa sebesar 92,10%, (http://lib.unnes.ac.id/10635/).

C. Kerangka Berpikir

(23)

Berdasarkan kerangka berfikir tersebut, dapat diketahui bahwa pada kondisi awal hasil belajar siswa sangat rendah. Oleh karena itu, perlu adanya tindakan agar prestasi belajar siswa dapat meningkat salah satu alternatif tindakan

(24)

pembelajaran yaitu dengan menggunakan metode Examples Non Examples. Pembelajaran tersebut dilaksanakan melalui dua siklus dan setiap siklus melakukan dua kali pertemuan. Dari pembelajaran dengan metode Examples Non Examples akan meningkatkan motivasi dan prestasi belajar meningkat.

Dengan melihat karakteristik dan segala kelebihan yang dimiliki Pembelajaran metode examples non examples maka dilakukan tindakan untuk mencoba menerapkan pembelajaran metode examples non examples, dengan harapan dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa, selain itu guru kelas akan bertambah pengalaman, sikap dan ketrampilan akademiknya. Akibatnya akan meningkatkan profesionalisme dan kualitas guru. Jadi dapat diduga bahwa dengan menggunakan Pembelajaran metode Examples Non Examples akan meningkatkan motivasi dan prestasi siswa Sekolah Dasar.

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan teori dan kerangka berfikir di atas, maka diajukan hipotesis tindakan yaitu:

1. Motivasi belajar pada mata pelajaran IPS dapat ditingkatkan melalui pembelajaran metode Examples Non Examples.

Gambar

Tabel 2.1 Persamaan dan perbedaan Ilmu Sosial dengan Study Sosial

Referensi

Dokumen terkait

According to one of the teacher of SMA N 1 Wonosari, who becomes the leader of RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional) program in SMA N 1 Wonosari , international class

Program kerja dibidang Tematik dan Nontematik juga mendapatkan sambutan yang baik oleh masyarakat Dusun Ngaran terutama untuk Ibu-ibu terbukti dengan tingginya partisipasi

Selain dapat mengkatalisis reaksi transesterifikasi minyak menjadi biodiesel, katalis asam juga dapat mengkatalisis reaksi esterifikasi asam lemak bebas yang terkandung di

Selain itu juga data respon peserta didik secara umum menyatakan senang terhadap metode yanbu’a pada kompetensi membaca Al - Qur’an, maka pada penelitian ini

Dengan pesatnya perkembangan teknologi, dibuatlah denah dengan citra 3 dimensi tentang gedung atau bangunan yang ada di UMP untuk memudahkan dalam penerimaan informasi.

Hasil penelitian menunjukan bahwa pemahaman siswa tentang Hukum Archimedes sebelum pembelajaran masih kurang. Sebagian besar siswa mengalami miskonsepsi tentang; 1) gaya ke atas

Untuk peningkatan nilai bata hias cangkang sebagai material ramah lingkungan dalam khazanah arsitektur hijau diperlukan suatu pendekatan yang digunakan untuk

[r]