• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL MATEMATIKA PENGARUH DINAMIKA PERASAAN TERHADAP PRE-MENSTRUATION SYNDROME

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MODEL MATEMATIKA PENGARUH DINAMIKA PERASAAN TERHADAP PRE-MENSTRUATION SYNDROME"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

878

MODEL MATEMATIKA PENGARUH DINAMIKA

PERASAAN TERHADAP PRE-MENSTRUATION SYNDROME

Awalia Nursyahbani dan Nuning Nuraini

Kelompok Keahlian Matematika Industri dan Keuangan FMIPA Institut Teknologi Bandung

E-mail: awalia.awalia@gmail.com

ABSTRAK: Wanita mengalami siklus menstruasi pada setiap bulannya. Sebelum ter-jadinya fase menstruasi, kita menyebut fase sebelumnya dengan fase pra-menstruasi. Da-lam fase pra-menstruasi ini terdapat gejala yang mempengaruhi wanita secara fisik atau-pun emosional. Salah satu gejalanya adalah perubahan mood (perasaan) yang fluktuatif pada wanita. Disini akan dibahas model dinamika mood dan hubungannya dengan pra-menstruasi. Model ini mengasumsikan bahwa hanya dua kadar zat dalam tubuh yang mempengaruhi mood, yakni kadar Serotonin dan kadar Estrogen. Model ini diturunkan dari persamaan hukum Newton kedua dan persamaan sistem massa pegas dengan redaman. Dari formulasi model dilakukan beberapa simulasi mood secara umum saat keadaan normal dan saat pra-menstruasi. Dilakukan juga beberapa simulasi grafik mood

data sampel yang diambil dari mahasiswi Matematika ITB angkatan 2009. Besarnya nilai β yang merepresentasikan kadar Estrogen per hari dan ω2 yang merupakan notasi

dari kecepatan perubahan Serotonin per hari, dapat memprediksi dinamika mood sampel dan kepribadiannya. Pada kenyataannya, pra-menstruasi tidak selalu mempengaruhi

mood pada wanita. Faktor eksternal dan kepribadian seseorang lebih banyak mempengaruhi mood. Dari simulasi sampel yang diambil secara unik didapatkan, San-guinis memiliki mood cenderung positif dan fluktuatif dengan β = 0.8 dan ω2 = 6. Koleris memiliki mood positif dan stabil dengan β = 0.5 dan ω2 = 2. Plegmatis juga memiliki mood positif dan stabil dengan β = 0.045 dan ω2 = 3.9. Melankolis memiliki

mood cenderung negatif dan stabil dengan β = -0.05 dan ω2 = 2.

Kata kunci: mood, moodswings, gejala pra-menstruasi, fase pra-menstruasi, estrogen, serotonin, persamaan massa pegas dengan redaman

Suasana hati manusia adalah sesuatu yang unik pada setiap individualnya. Kita tidak dapat memastikan suasana hati seseorang pada setiap harinya. Faktor-faktor perubahan suasana hati ini secara umum terbagi dua. Pertama, faktor eksternal yakni pengaruh dari luar, seperti bagaimana kondisi ke-hidupan seseorang pada setiap harinya, apakah ia sedang mendapatkan kesulitan atau mendapatkan kabar bahagia. Kedua, faktor internal yakni pengaruh dari dalam tubuh dan diri sendiri, contohnya seperti pengaruh jumlah hormon-hormon dalam tubuh dan kepribadian atau karakter seseorang itu sendiri.

Wanita adalah makhluk yang seringkali di-anggap cepat perubahan suasana hatinya, kadang cepat merasa senang, kadang mudah marah, kadang juga mudah menangis. Peru-bahan hormon pada tubuh wanita akibat si-klus menstruasi adalah salah satu penyebab-nya. Pada siklus menstruasi, wanita sering-kali mengalami gejala pra-menstruasi. Menurut A.D.A.M. Medical Encyclopedia, 2011, gejala pra-menstruasi adalah gejala yang mempengaruhi wanita secara fisik atau emosional yang biasanya terjadi pada 5-11 hari sebelum terjadinya menstruasi. Gejala pra-menstruasi inilah yang seringkali diang-gap sebagai penyebab perubahan suasana hati yang cepat atau bisa dikatakan Mood

(2)

Swings pada wanita. Pada siklus menstruasi wanita, akan terjadi perubahan kadar zat tubuh yang mempengaruhi mood menjelang terjadinya menstruasi. Banyak sekali zat-zat dalam tubuh yang mempengaruhi naik turunnya mood seseorang, dua diantaranya adalah kadar hormon Estrogen dan kadar Serotonin.

Seperti yang telah dikatakan sebe-lumnya, perubahan suasana hati seseorang bisa dipengaruhi banyak hal, tidak dapat dikatakan bahwa gejala pra-menstruasi merupakan satu-satunya faktor yang mempengaruhi terjadinya Mood Swing. Kepribadian, karakter dan juga kondisi ke-hidupan seseorang pun cukup mempengaruhi terjadinya perubahan suasana hati .

KAJIAN PUSTAKA

Pada umumnya, gejala pra-menstruasi didefinisikan sebagai gejala yang mempengaruhi wanita secara fisik ataupun emosional yang terjadi beberapa hari men-jelang terjadinya menstruasi pada seorang wanita. Beberapa gejala emosional yang seringkali dirasakan adalah mudah marah dan merasa kesal, sering cemas, mudah depresi, menangis tanpa sebab yang pasti, sensitif berlebihan. Beberapa gejala emo-sional ini menunjukkan bahwa gejala pra-menstruasi mempengaruhi mood seseorang.

Jika dijabarkan secara merinci, tentu saja banyak sekali zat dalam tubuh yang dapat mempengaruhi terjadinya gejala pra-menstruasi. Namun, di sini hanya akan diba-has dua faktor internal yang menyebabkan gejala pra-menstruasi berdampak pada peru-bahan mood seseorang, yakni kadar Estrogen dan kadar Serotonin dalam tubuh. Siklus menstruasi pada wanita umumnya terjadi selama kurang lebih selama 28 hari. Secara umum, siklus menstruasi ini dibagi menjadi 4 tahap. Dalam ke-4 tahap tersebut, kadar Estrogen akan berubah-ubah, sesuai dengan kebutuhan tiap tahap.

Gambar 1 Level Estrogen Saat Siklus Menstruasi

Sumber : Fundamentals of Anatomy and Physiology 8th Edition

Padahari 1-7 wanita mengalami menstruasi, hari ke 7-16 wanita dalam keadaan normal dan hari ke 16-28 wanita dalam masa pra-menstruasi.

Dikatakan bahwa Estrogen adalah mood elevators. Estrogen meningkatkan mood, sehingga kurangnya atau rendahnya kadar Estrogen pada tubuh wanita akan mengganggu mood} bahkan menyebabkan depresi.1 Estrogen juga merupakan mood stabilisator dan anti-depresan alami untuk tubuh.2. Maka, diasumsikan bahwa Estrogen mempengaruhi tingkat mood seseorang.

Serotonin sendiri fungsinya seperti sebuah neurotransmitter, yakni zat dalam tubuh yang membantu mengirimkan sinyal dari salah satu area di otak ke area lainnya. Bagaimanapun, karena daerah distribusinya luas, maka Serotonin dipercaya dapat mempengaruhi banyak fungsi tubuh. Di-perkirakan sebanyak 40 juta sel otak ter-pengaruh oleh Serotonin secara langsung maupun tidak langsung, termasuk sel otak yang berhubungan dengan mood, nafsu makan, ingatan, suhu tubuh dan beberapa perilaku sosial. Banyak peneliti yang meya-kini bahwa ketidakseimbangan kadar Sero-tonin akan mempengaruhi kestabilan mood. Maka diasumsikan bahwa semakin seimbang

1Estrogen-related Mood Disorder (S.L. Douma,

C. Husband, M.E O' Donnell, B.N Darwin and A.K Woodend. Estrogen-related Mood disorder. Advances in Nursing Science Vol. 28, No. 4, pp. 364–375

(3)

kadar Serotonin, mood akan semakin normal atau bisa dikatakan stabil.

Selain kadar zat tertentu dalam tubuh, terdapat faktor eksternal atau kondisi kehidupan seseorang yang juga cukup ber-peran dalam perubahan mood. Kondisi me-nyenangkan seperti mendapatkan nilai yang baik di kuliah atau mendapatkan hadiah dapat membuat tingkat mood cenderung ber-gerak ke arah yang positif. Namun se-baliknya, pada kondisi yang tidak me-nyenangkan seperti kehilangan barang yang penting atau basah kuyup karena kehujanan dan sebagainya, tingkat mood akan cender-ung negatif. Pada kondisi-kondisi tidak me-nyenangkan yang ekstrim seperti terlilit hu-tang yang banyak, mood seseorang bahkan bisa turun sampai pada tahap depresi berke-lanjutan, walaupun siklus menstruasinya pa-da saat itu menunjukkan bahwa kapa-dar Es-trogennya tinggi dan Serotoninnya stabil.

Sebelum melakukan simulasi, dil-akukan pengambilan data grafik mood sam-pel, yang sampelnya adalah hampir seluruh Mahasiswi Matematika ITB 2009. Sampel mengisi moodchart selama 28 hari dengan mood paling dominan setiap harinya. Berikut merupakan moodchart yang digunakan,

Gambar 2 Moodchart yang Digunakan Un-tuk Memperoleh Data Grafik Mood Sampel Dari seluruh data yang diperoleh, dicari grafik data rata-rata, modus dan median seluruh sampelnya, namun tidak diperoleh hasil yang merepresentasikan data grafik per individu.

Menurut Florence Littauer dalam bukunya Personality Plus, terdapat 4 jenis kepribadian manusia yang sering sekali dijadikan acuan untuk menganalisis kepribadian seserorang. Empat kepribadian tersebut ialah Sanguinis yang populer, Koleris yang kuat, Plegmatis yang damai dan Melankolis yang sempurna. Empat kepribadian ini akan digunakan untuk menentukan karakter sampel per individu.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Model yang akan digunakan diadap-tasi dari persamaan sistem massa pegas dengan redaman. Berikut ini merupakan ilus-trasi dari persamaan sistem massa pegas dengan redaman,

Terdapat tiga gaya yang ditinjau pa-da sistem ini. Papa-da 1 terjadi gaya berat yang dihasilkan dari m yakni massa dikali dengan a yakni percepatan massa. Lalu pada 2 terjadi gaya pegas, Fpegas yang dihasilkan perkalian

antara panjang peregangan x dikali dengan tetapan pegas k . Pada 3 terjadi gaya redam, Fredam yang dihasilkan dari x' dengan c yang

merupakan koefisien redaman. Gaya Fpegas

dan Fredam bernilai negatif karena berlawanan

arah dengan percepatan gravitasi. Sehingga, menurut hukum gerak kedua Newton, akan diperoleh persamaan : ∑

(4)

Asumsikan bahwa faktor utama yang mempengaruhi tingkat mood seseorang adalah kadar Serotonin dan laju perubahan mood terhadap waktu dipengaruhi oleh kadar Estrogen. Misalkan kecepatan perubahan mood per hari dinotasikan dengan

, lalu

perubahan kadar Serotonin per hari dinotasi-kan dengan ω2, perubahan kadar Estrogen per hari dinotasikan dengan β, R(t) merupa-kan tingkat mood pada hari ke t dan

ada-lah perubahan mood per harinya. Maka mood akan dipengaruhi oleh dua gaya. Pertama, gaya dinamika mood per hari yang pengaruhi oleh kadar Serotonin, akan di-peroleh Fdinamik= ω

2 .

R(t). Kedua, gaya yang mempengaruhi laju perubahan mood setiap harinya yang dipengaruhi oleh kadar Estro-gen, sehingga diperoleh Flaju = - β.

. Lebih

mudah dapat dilihat dari tabel berikut: Notasi (1) Sistem Massa Pegas Notasi (2) Model Mood Pra-menstruasi Simpangan Tingkat mood pada hari ke t Kecepatan Perubahan mood per hari Percepatan Kecepatan perubahan mood per hari Konstanta Pegas ω2 Kecepatan perubahan Serotonin per hari Notasi (1) Sistem Massa Pegas Notasi (2) Model Mood Pra-menstruasi Koefisien Redaman β Perubahan kadar Estrogen per hari Persamaan sistem massa pegas yang menggunakan notasi (1) diubah menjadi model dinamika mood yang menggunakan notasi (2) sehingga dari hukum kedua New-ton diturunkan persamaan berikut,

Persamaan diatas merupakan model adaptasi yang akan digunakan untuk mem-buat simulasi model grafik perubahan mood. Pada persamaan ini, ruas kanannya masih sama dengan 0. Hal ini dapat diasumsikan bahwa pada saat itu tidak ada pengaruh gaya luar atau faktor eksternal. Sedangkan mood seseorang juga akan dipengaruhi oleh faktor eksternal atau kondisi kehidupannya. Se-hingga, untuk simulasi model, persamaan yang akan digunakan adalah,

dengan f(t) merupakan pengaruh gaya luar atau faktor eksternal.

Menggunakan data grafik mood yang diperoleh dari hampir seluruh Maha-siswi Matematika ITB angkatan 2009, diam-bil beberapa sampel secara unik lalu

(5)

dil-akukan simulasi mood. Karakter pada sampel yang dipilih diperoleh dari hasil wawancara langsung dan analisis perilaku individu se-tiap harinya.

1. Berkarakter Sangunis, dari seluruh sampel, yang ada dipilih satu yang memiliki keperibadian ceria, kekanak-kanakan, santai dan berpikir positif. Simulasi dilakukan dengan persamaan,

dengan, { Berikut merupakan data dan hasil simulasi dari sampel Sanguinis,

Dengan R(t) merupakan tingkat mood pada hari ke-t untuk simulasi dan y(t) tingkat mood pada hari ke-t untuk data sampel. Maka, didapatkan rataan kuadrat sisa untuk simulasi ini sebesar :

∑ ( )

2. Berkarakter Koleris, dari seluruh sampel, yang ada dipilih satu yang memiliki keperibadian berbakat memimpin, dinamis dan aktif, berorientasi target, berkembang karena saingan, percaya diri, mandiri, tidak emosional dalam bertindak. Simulasi dil-akukan dengan persamaan,

dengan, { Berikut merupakan data dan hasil simulasi dari sampel Koleris,

Dengan R(t) merupakan tingkat mood pada hari ke-t untuk simulasi dan y(t) tingkat mood pada hari ke-t untuk data sampel. Maka, didapatkan rataan kuadrat sisa untuk simulasi ini sebesar :

(6)

∑ ( )

3. Berkarakter Plegmatis, dari seluruh sampel, yang ada dipilih satu yang memiliki keperibadian tenang tapi cerdas, santai, kepribadian rendah hati, damai, mudah sepakat. Simu-lasi dilakukan dengan persamaan,

dengan, { Berikut merupakan data dan hasil simulasi dari sampel Plegmatis,

Dengan R(t) merupakan tingkat mood pada hari ke-t untuk simulasi dan y(t) tingkat mood pada hari ke-t untuk data sampel. Maka, didapatkan rataan kuadrat sisa untuk simulasi ini sebesar :

∑ ( )

4. Berkarakter Melankolis, dari seluruh sampel, yang ada dipilih satu yang memiliki keperibadian perasa ter-hadap orang lain, sangat

memper-hatikan orang lain, suka berkorban, mendalam dan penuh pemikiran, mau mendengarkan keluhan dan mudah bersedih. Simulasi dilakukan dengan persamaan, dengan, { Berikut merupakan data dan hasil simulasi dari sampel Melankolis,

Dengan R(t) merupakan tingkat mood pada hari ke-t untuk simulasi dan y(t) tingkat mood pada hari ke-t untuk data sampel. Maka, didapatkan rataan kuadrat sisa untuk simulasi ini sebesar :

∑ ( )

Selanjutnya dilakukan simulasi dari grafik data mood salah satu sampel yang berkarakter Simulasi berikut menggunakan data sampel yang diperoleh dari tahun 2012, sampel ini memiliki karakter yang santai, sabar, pendengar yang baik, tenang tapi cer-das. Simulasi ini dibagi tiga bagian. Pertama, simulasi pada hari 14-21 merupakan masa normal. Kedua simulasi pada hari ke 1-5 dan

(7)

hari ke 22-28 yang merupakan masa pra-menstruasi.

Simulasi pertama, dilakukan dengan persa-maan sebagai berikut,

dengan, {

Berikut merupakan data dan hasil simulasi pertama,

Simulasi kedua untuk t = 1,..,5, dilakukan dengan persamaan sebagai berikut,

Berikut merupakan data dan hasil simulasi kedua,

Sedangkan untuk simulasi ketiga untuk t = 22,..,28, dilakukan dengan persamaan beri-kut, dengan, { Berikut merupakan data dan hasil simulasi ketiga,

Dengan R(t) merupakan tingkat mood pada hari ke-t untuk simulasi dan y(t) tingkat mood pada hari ke-t untuk data sampel. Maka, didapatkan rataan kuadrat sisa untuk simulasi ini sebesar :

∑ ( ) ∑ ( ) ∑

KESIMPULAN

Kesimpulan pada tugas akhir ini adalah model dinamika sistem pegas dengan redaman dapat diadaptasi menjadi model dinamika mood seseorang. Pada simulasi data sampel yang diambil tahun 2012, didapatkan sampel berkarakter Sanguinis memiliki mood cenderung positif dan fluktu-atif dengan β = 0.8 dan ω2

= 6. Lalu, untuk sampel berkarakter Koleris memiliki mood

(8)

positif dan stabil dengan β = 0.5 dan ω2

= 2. Plegmatis memiliki mood positif dan sta-bil dengan β = 0.045 dan ω2

= 3.9. Se-dangkan Melankolis memiliki mood cender-ung negatif dan stabil dengan β = -0.05 dan ω2

= 2.

Saat nilai ω2 4 mood seseorang cenderung fluktuatif. sedangkan untuk nilai β positif, moodnya cenderung positif dan untuk nilai β negatif, moodnya cenderung negatif.

Dari hasil simulasi data sampel keadaan normal dan pra-menstruasi juga didapatkan bahwa, saat keadaan normal nilai β nya positif dan ω2

kecil. Sehingga mood sampel tersebut pada saat normal cenderung positif dan stabil. Lalu, pada keadaan pra-menstruasi nilai β negatif, tetapi nilai ω2 ≤ 4, sehingga pada keadaan pra-menstruasi, mood sampel ini cenderung

negatif namun tetap stabil. Karakter sampel yang cenderung plegmatis, membuat mood-nya tetap stabil. Maka, keadaan pra-menstruasi tidak mempengaruhi fluktuasi mood sampel ini. Sehingga dapat disimpul-kan bahwa pra-menstruasi tidak selalu mempengaruhi mood sampel. Faktor ekster-nal dan kepribadian individual lebih banyak mempengaruhi dinamika mood seseorang.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih pada Citra Puspita, Adwitya IDU, Birgitta AMP, Aya Putri E, dan Widya W dalam pengerjaan awal penyusunan topik pemod-elan matematika tahun 2009.

DAFTAR RUJUKAN

Martini, F. & J. L. Nath. 2009. Fundamen-tals of Anatomy and Physiology 8th Edition. San Fransisco: Benjamin Cummings.

William E. Boyce & Richard C. DiPrima. 2001. Elementary Differential Equa-tions and Boundary Problems 7th Edi-tion. New York: John Wiley & Sons, Inc.

Florence Littauer. 1996. Personality Plus. Jakarta : Binarupa Aksara.

S.L. Douma., C. Husband. & M.E O' Don-nell,. 2005. Estrogen-related Mood Disorder. Advances in Nursing Sci-ence, 28: 364–375.

Sprott, J. C. 2005. Dynamical Models of Happiness. Nonlinear Dynamics, Psy-chology, and Life Sciences, 9(1) Citra Puspita, Adwitya IDU, Birgitta AMP,

Aya Putri E, dan Widya W. 209. Presentasi Pemodelan Matematika Happiness.

Referensi

Dokumen terkait

Mes- kipun di sisi yang lain, reaktualisasi filsafat Islam, khususnya dalam rangka reintegrasi keilmuan di perguruan tinggi Islam menjadi sangat krusial mengingat umat

Temperatur air atau steam yang rendah (pada permukaan deposit padatan) akan menyebabkan terjadinya perpindahan panas ke permukaan tersebut, sehingga temperaturnya

Mengingat cukup besar persentase masyarakat yang melakukan pengobatan sendiri dan semakin banyak jumlah obat bebas maupun obat bebas terbatas yang beredar, maka

KJKS BINAMA (Koperasi Jasa Keuangan Syariah BINA NIAGA UTAMA) adalah lembaga keuangan berbadan hukum koperasi yang bergerak dibidang jasa keuangan syariah, yaitu

Faktor-faktor yang mendukung pengelolaan program pemberdayaan masyarakat oleh Pokdarwis Krebet Binangun diantaranya adalah beragamnya potensi wisata yang ada di Desa

Sampai saat ini, belum ada data yang tercatat dengan lengkap khusus- nya mengenai keluhan MSDs yang dialami oleh pekerja paving block sebagai dampak dari pe- kerjaannya,

Kesehatan yang dimaksud bukan saja kondisi dimana terbebas dari penyakit, melainkan kesehatan optimal dalam berbagai hal yang berhubungan dengan kualitas hidup

Nilai-nilai features HRV pada domain waktu dari sinyal ECG untuk training data dan testing data pada saat duduk dan berdisi dapat dilihat pada Tabel 2, Tabel 3, Tabel 4, dan