• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH NON PERFORMING FINANCING PEMBIAYAAN MUDHARABAH DAN MUSYARAKAH PADA BANK MUAMALAT INDONESIA. Puji Hadiyati. Perbanas Institute

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH NON PERFORMING FINANCING PEMBIAYAAN MUDHARABAH DAN MUSYARAKAH PADA BANK MUAMALAT INDONESIA. Puji Hadiyati. Perbanas Institute"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH NON PERFORMING FINANCING PEMBIAYAAN

MUDHARABAH DAN MUSYARAKAH PADA BANK MUAMALAT INDONESIA

Puji Hadiyati Perbanas Institute

email: humaira.ph88@gmail.com

Riski Aditya Baskara

ABSTRACT

This research aims at analyzing the impact of non-performing financing of mudharabah and musyarakah financing in Muamalat Indonesia Bank either in partial or simultaneously. The data used in this research are secondary data compiled from the Muamalat Indonesia Bank’s quarterly financial statements within 2006-2010 periods. Data analysis method used is multiple linear regression with hypotheses examination as of t test, F test, and Adjusted R Square. The findings in partial is that non performing financing of mudharabah financing has negative impact and significant to profitability rate with the score of t test (-3,146) t table < (-2,1098), whereas non performing financing of musyarakah financing does not have significant impact to profitability rate with the score t test (-1,119) > t table (-2,1098), so that simultaneously non performing financing of mudharabah and musyarakah has significant impact to Muamalat Indonesia Bank’s profitability with the score of F test (7,298) > F table (3,5915) and the independent variables contribution to profitability is 39,9 percent.

Keywords: non performing financing, mudharabah financing, musyarakah financing, profitability.

(2)

PENDAHULUAN

Pengesahan Undang-Undang No.21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah dan diberlakukannya kebijakan Spin Off telah mendorong bertambahnya jumlah Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia. Hal tersebut terlihat dari bertambahnya jumlah BUS yang semula hanya 3 (tiga) sampai tahun 2008, menjadi 11 (sebelas) pada akhir tahun 2010. Kondisi tersebut membawa konsekuensi pada semakin tajamnya persaingan di antara BUS. Persaingan yang semakin tajam menuntut suatu keputusan yang tepat dalam menjalankan usaha. Selain itu keputusan yang tepat harus didukung oleh perencanaan yang baik sebagai dasar operasional dan pencapaian profit yang diharapkan. Dalam rangka mengoptimalkan profitabilitasnya, bank akan berusaha meningkatkan pengumpulan dana dari sumber dana yang tersedia. Upaya peningkatan profitabilitas juga harus disertai dengan upaya peningkatan kualitas penyaluran aktiva produktif. Salah satu bentuk penyaluran dana perbankan syariah adalah melalui pembiayaan yang diberikan kepada masyarakat.

Pembiayaan yang disalurkan perbankan syariah hampir 80 persen menggunakan skema murabahah dengan prinsip jual beli. Dominasi produk pembiayaan dengan pola jual-beli ini antara lain disebabkan risiko yang dihadapi bank syariah lebih kecil dibandingkan risiko pada skim pembiayaan bagi hasil seperti mudharabah dan musyarakah. Tingginya tingkat risiko yang dihasilkan oleh pembiayaan dengan skema mudharabah atau musyarakah dapat menimbulkan pembiayaan bermasalah atau non performing financing (NPF) bagi bank syariah. Menurut data dari Direktorat Perbankan Syariah Bank Indonesia, rasio NPF bank-bank syariah mencapai 5,14 persen pada kuartal pertama 2009. Angka itu melewati ambang batas maksimal pembiayaan bermasalah yang ditetapkan Bank Indonesia sebesar lima persen, dan

mengindikasikan adanya potensi pembiayaan bermasalah. Tingginya tingkat kegagalan dalam pembiayaan bermasalah akan berdampak negatif bagi pihak bank, antara lain berupa hilangnya kesempatan memperoleh pendapatan dari pembiayaan yang disalurkan, dan berpengaruh buruk bagi profitabilitas bank berupa penurunan dalam perolehan laba.

Kemampuan bank syariah dalam menghasilkan profit menjadi indikator penting keberlanjutan entitas bisnis dan kemampuan bersaing bank syariah dalam jangka

(3)

panjang. Keuntungan yang layak diperlukan setiap bank guna menarik minat para pemilik dana untuk menitipkan uang mereka di bank. Keuntungan juga diperlukan untuk mendanai perluasan usaha serta membiayai usaha peningkatan mutu jasa. Semuanya itu hanya mungkin dijalankan dengan baik apabila bank dapat menghasilkan keuntungan yang memadai salah satunya melalui sistem pembiayaan bagi hasil yang tidak bermasalah. Penelitian ini bertujuan mengestimasi dan menganalisis pengaruh tingkat non performing financing pembiayaan mudharabah dan pembiayaan musyarakah baik secara parsial maupun simultan terhadap profitabilitas PT Bank Muamalat Tbk periode tahun 2006-2010.

TINJAUAN LITERATUR

Pengertian pembiayaan menurut Muhammad (2002) adalah financing atau pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri atau dilakukan oleh orang lain. Tujuan alokasi dana untuk mencapai tingkat profitabilitas yang cukup dan risiko yang rendah, serta mempertahankan kepercayaan masyarakat dengan menjaga posisi likuiditas tetap aman. Sedangkan menurut Siamat (2005) penyaluran pembiayaan merupakan kegiatan yang mendominasi pengalokasian dana bank, dengan nilai antara 70 persen sampai dengan 80 persen dari volume usaha bank. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa sumber pendapatan utama bank berasal dari kegiatan penyaluran pembiayaan baik dalam bentuk bagi hasil, mark up, maupun pendapatan sewa. Seluruh pendapatan yang diperoleh dari pembiayaan tersebut diharapkan dapat meningkatkan profitabilitas bank yang tercermin dari perolehan laba yang optimal.

Menurut Karim (2008) berdasarkan tujuannya jenis-jenis pembiayaan syariah dapat dibedakan menjadi pembiayaan modal kerja syariah, pembiayaan investasi syariah, dan pembiayaan konsumtif syariah. Akad atau prinsip yang menjadi dasar operasional bank syariah dalam menyalurkan pembiayaan digolongkan menjadi 4 jenis, yaitu prinsip jual beli (terdiri dari murabahah, salam dan istishna), prinsip bagi hasil (terdiri dari mudharabah dan musyarakah), perinsip sewa (ijarah dan ijarah muntahhiyah bittamlik), serta akad pelengkap (kafalah, rahn, qardh, wakalah dan

(4)

hiwalah). Statistik Bank Indonesia menggambarkan bahwa pola utama pembiayaan yang mendominasi bank syariah di Indonesia adalah prinsip jual beli dan bagi hasil.

Antonio (2005) mengemukakan bahwa secara umum prinsip bagi hasil dalam perbankan syariah dapat dilakukan dalam 4 akad utama, yaitu (1) musyarakah, (2) mudharabah, (3) muzara’ah dan (4) musaqah.

Pembiayaan Mudharabah

Menurut Karim (2010:204) pembiayaan mudharabah adalah bentuk kontrak antara dua pihak, dimana pihak pertama berperan sebagai pemilik modal dan mempercayakan sejumlah modalnya untuk dikelola oleh pihak kedua, yaitu pelaksana usaha, dengan tujuan untuk mendapatkan untung. Sedangkan menurut Sudarsono (2008:76) pembiayaan mudharabah adalah kerjasama usaha antara dua pihak, dimana pihak pertama (shahibul maal) menyediakan seluruh modal sedangkan pihak kedua (mudharib) menjadi pengelola.

Manfaat Pembiayaan mudharabah bagi pemilik modal maupun pengelola usaha dikemukakan Antonio (2005:97) adalah sebagai berikut: 1) bank akan menikmati peningkatan bagi hasil pada saat keuntungan nasabah meningkat; 2) bank tidak berkewajiban membayar bagi hasil kepada nasabah pendanaan secara tetap, tetapi disesuaikan dengan pendapatan atau hasil usaha bank sehingga bank tidak akan pernah mengalami negative spread; 3) pengembalian pokok pembiayaan disesuaikan dengan cash flow usaha nasabah sehingga tidak memberatkan usaha nasabah; 4) bank akan selektif dan hati-hati mencari usaha yang benar-benar halal, aman dan menguntungkan karena keuntungan yang konkret dan benar-benar terjadi itulah yang akan dibagikan; 5) prinsip bagi hasil dalam al-mudharabah ini berbeda dengan prinsip bunga tetap dimana bank akan menagih penerima pembiayaan suatu jumlah bunga tetap berapapun keuntungan yang dihasilkan nasabah, sekalipun merugi dan terjadi krisis ekonomi.

Pembiayaan Musyarakah

Karim (2010:102) menyatakan bahwa pembiayaan musyarakah adalah semua bentuk usaha yang melibatkan dua pihak atau lebih dimana mereka secara bersama-sama memadukan seluruh bentuk sumber daya baik yang berwujud maupun yang tidak

(5)

berwujud. Sudarsono (2008:74) menjelaskan pembiayaan musyarakah adalah kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu di mana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama sesuai kesepakatan.

Menurut Antonio (2005:93) terdapat beberapa manfaat pada pembiayaan musyarakah baik bagi pihak bank maupun nasabah, antara lain: 1) bank akan menikmati peningkatan dalam jumlah tertentu pada saat keuntungan nasabah meningkat; 2) bank tidak berkewajiban membayar dalam jumlah tertentu kepada nasabah pendanaan secara tetap, tetapi disesuaikan dengan pendapatan atau hasil usaha bank sehingga bank tidak akan pernah mengalami negative spread; 3) pengembalian pokok pembiayaan disesuaikan dengan cash flow usaha nasabah sehingga tidak memberatkan usaha nasabah; 4) bank akan selektif dan hati-hati mencari usaha yang benar-benar halal, aman dan menguntungkan karena keuntungan yang konkret dan benar-benar terjadi itulah yang akan dibagikan.

Pembiayaan Bermasalah atau Non performing financing (NPF)

Non performing financing (NPF) atau pembiayaan bermasalah merupakan salah satu indikator kunci untuk menilai kinerja bank. Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 31 (Revisi 2000), disebutkan bahwa kredit atau pembiayaan bermasalah adalah kredit yang pembayaran angsuran pokok dan/atau bunganya telah lewat 90 hari setelah jatuh tempo, atau kredit yang pembayarannya secara tepat waktu sangat diragukan. NPF secara luas dapat didefinisikan sebagai suatu kredit dimana pembayaran yang dilakukan tersendat-sendat dan tidak mencukupi kewajiban minimal yang ditetapkan sampai dengan kredit yang sulit untuk dilunasi atau bahkan tidak dapat ditagih.

Menurut Siamat (2005) pembiayaan bermasalah adalah pinjaman yang mengalami kesulitan pelunasan akibat adanya faktor kesengajaan yang bersifat internal dan atau karena faktor eksternal diluar kemampuan kendali nasabah peminjam. Menurut Mahmoedin (2004:52) non performing financing pada dasarnya disebabkan oleh faktor intern dan ekstern. Faktor internal dapat berupa ketidakmampuan dalam mengelola usaha (mismanagement) dan terjadi pemanfaatan dana yang tidak sesuai dengan tujuan

(6)

pemberian pembiayaan (side streaming). Sedangkan faktor eksternal lebih disebabkan oleh kondisi makro seperti inflasi, fluktuasi harga dan nilai tukar mata uang asing, serta kondisi industri yang tidak berkembang saat ini (sunset industry). Kedua faktor tersebut tidak dapat dihindari mengingat adanya kepentingan yang saling berkaitan sehingga mempengaruhi kegiatan usaha bank.

Tingkat NPF Pembiayaan Mudharabah dan Pembiayaan Musyarakah

Setiap pembiayaan memiliki risiko yang dihadapi oleh pihak bank maupun nasabah. Menurut Antonio (2005:94) terdapat risiko dalam pembiayaan mudharabah dan pembiayaan musyarakah, terutama pada penerapannya dalam pembiayaan yang relatif tinggi, yaitu sebagai berikut; 1) side streaming, yaitu nasabah yang menggunakan dana itu bukan seperti yang disebut dalam kontrak; 2) lalai dan kesalahan yang disengaja; 3) penyembunyian keuntungan oleh nasabah bila nasabahnya tidak jujur.

Profitabilitas

Menurut Brigham dan Houston (2006:107) profitabilitas adalah hasil akhir dari sebuah kebijakan dan keputusan yang akan dilakukan oleh perusahaan. Rasio-rasio yang telah dibahas sejauh ini dapat memberikan petunjuk-petunjuk yang berguna dalam menilai keefektifan dari operasi sebuah perusahaan, tetapi rasio profitabilitas akan menunjukkan kombinasi efek dari likuiditas, manajemen aktiva, dan utang pada hasil-hasil operasi.

Pengertian profitabilitas menurut Mahmoedin (2002:20) adalah laba atau profit merupakan selisih lebih antara pendapatan di atas biaya dalam suatu periode, dan disebut rugi apabila terjadi sebaliknya. Definisi profitabilitas menurut Harahap (2007:241) adalah naiknya nilai ekuitas dari transaksi yang sifatnya insidentil dan bukan kegiatan utama entitas dan dari transaksi kejadian lainnya yang mempengaruhi entitas selama satu tahun periode tertentu kecuali yang berasal dari hasil atau investasi dan pemilik.

Dari pengertian yang telah diuraikan di atas maka dapat dikatakan bahwa profitabilitas merupakan selisih antara pemasukan (pendapatan operasional) dengan

(7)

pengeluaran (beban operasi), sehingga laba atau profit perusahaan dalam hal ini dapat dijadikan sebagai ukuran dari efisiensi dan efektivitas dalam sebuah unit kerja. Indikator profitabilitas dalam penelitian ini digunakan Return On Asset (ROA) yang mengukur kemampuan bank untuk memperoleh laba dari asset yang dimilikinya.

Kajian Penelitian Sebelumnya

Keterkaitan antara risiko dalam pembiayaan yang berkolerasi dengan NPF dan berpengaruh terhadap naik turunnya profitabilitas bank syariah sudah banyak dilakukan. Sri (2005) melakukan penelitian mengenai pengaruh tingkat risiko pembiayaan terhadap tingkat profitabilitas bank syariah pada Bank Muamalat Indonesia Tbk. Hasil penelitian diperoleh bahwa risiko pembiayaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas Bank. Besarnya pengaruh tingkat risiko pembiayaan terhadap tingkat profitabilitas bank syariah dengan asumsi variabel lain konstan adalah sebesar 75,39 persen sedangkan sisanya sebesar 24,61 persen adalah pengaruh faktor-faktor lain.

Bustomi (2005) meneliti pengaruh kredit bermasalah terhadap tingkat profitabilitas bank pada bank konvensional yang telah go public. Hasil uji t menunjukkan nilai -1,771 > -2,021 atau t-hitung > t-tabel. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kredit bermasalah tidak berpengaruh negatif terhadap tingkat profitabilitas bank.

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Firdaus (2008) mengenai pengaruh risiko pembiayaan mudharabah dan pembiayaan musyarakah terhadap profitabilitas bank syariah. Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan analisa regresi simultan dan parsial. Hasil penelitian diperoleh bahwa secara bersama-sama risiko pembiayaan mudharabah dan pembiayaan musyarakah berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas bank syariah. Sedangkan secara parsial terdapat pengaruh negatif signifikan risiko pembiayaan mudharabah maupun pembiayaan musyarakah terhadap profitabilitas bank syariah.

Fiswara (2008) meneliti pengaruh tingkat non performing financing pembiayaan mudharabah dan pembiayaan musyarakah terhadap tingkat profitabilitas (Return on Assets) pada Bank Syariah Mandiri. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa variabel non

(8)

performing financing pembiayaan mudharabah dan pembiayaan musyarakah memiliki hubungan yang positif dengan profitabilitas dan memiliki keeratan hubungan yang kuat. Secara simultan terdapat pengaruh yang signifikan antara tingkat non performing financing pembiayaan mudharabah dan pembiayaan musyarakah terhadap profitabilitas. Pengujian secara parsial diperoleh hasil bahwa variabel non performing financing pembiayaan mudharabah memiliki hubungan yang positif dengan profitabilitas dan memiliki keeratan hubungan rendah atau lemah.

Perumusan hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut:

Ho1 : Tidak ada pengaruh signifikan NPF pembiayaan mudharabah terhadap profitabilitas pada Bank Muamalat Indonesia.

Ha1 : Ada pengaruh signifikan NPF pembiayaan mudharabah terhadap profitabilitas pada Bank Muamalat Indonesia.

Ho2 : Tidak ada pengaruh signifikan NPF pembiayaan musyarakah terhadap profitabilitas pada Bank Muamalat Indonesia.

Ha2 : Ada pengaruh signifikan NPF pembiayaan musyarakah terhadap profitabilitas pada Bank Muamalat Indonesia.

Ho3: Tidak ada pengaruh signifikan NPF pembiayaan mmudharabah dan pembiayaan musyarakah terhadap profitabilitas pada Bank Muamalat Indonesia.

Ha3 : Ada pengaruh signifikan NPF pembiayaan mudharabah dan pembiayaan musyarakah terhadap profitabilitas pada Bank Muamalat Indonesia.

METODE PENELITIAN Data dan Sampel

Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah salah satu Bank Umum Syariah (BUS) yang beroperasi di Indonesia, yaitu Bank Muamalat Indonesia. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder dalam penelitian ini berupa laporan keuangan triwulanan Bank Muamalat Indonesia selama 5 tahun terhitung mulai dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2010. Data diperoleh dari website Bank Muamalat Indonesia. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu sampel purposif (purposive sampling), di mana sampel yang dipilih secara cermat dengan mengambil objek penelitian yang selektif dan mempunyai ciri yang spesifik.

(9)

Model dan Variabel Penelitian

Analisis regresi dilakukan untuk mencari seberapa besar pengaruh sebuah variabel dengan variabel lain. Variabel independen dalam penelitian ini adalah pembiayaan mudharabah dan musyarakah, sedangkan variabel dependennya adalah profitabilitas. Dalam penelitian ini variabel bebasnya merupakan variabel numerik, karena variabel bebas yang digunakan lebih dari satu variabel, maka digunakan model regresi berganda, dengan model persamaan regresinya:

Y = α + β1 X1 t + β2 X2 + µt ... 1) Dimana:

Y = Profitabilitas α = Intercept β 1-2 = Konstanta

X1 = Non Performing Financing Pembiayaan Mudharabah X2 = Non Performing Financing Pembiayaan Musyarakah µ = Error/sesatan

Uji Hipotesis

Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian adalah uji t untuk uji hipotesis secara parsial dan uji F untuk uji hipotesis secara simultan. Untuk melihat besarnya kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat digunakan koefisien determinasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN Estimasi Regresi Linear Berganda

Persamaan regresi yang digunakan adalah regresi linier berganda, diperoleh nilai-nilai koefisien regresi untuk tingkat NPF pembiayaan mudharabah dan pembiayaan musyarakah dan tingkat profitabilitas sebagai berikut:

(10)

Tabel 2

Koefisien Regresi Berganda Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 3.508 .396 8.869 .000 X1 -.316 .100 -.587 -3.146 .006 X2 -.049 .044 -.209 -1.119 .279

a. Dependent Variable: Y (Tingkat Profitabilitas)

Berdasarkan perhitungan di atas diperoleh persamaan regresi linier berganda adalah Y = 3,508 – 0,316 X1 – 0,049 X2. Dari persamaan tersebut dapat dijelaskan bahwa konstanta sebesar 3,508 diartikan sebagai tingkat profitabilitas ketika variabel independen yaitu tingkat NPF pembiayaan mudharabah dan pembiayaan musyarakah adalah nol. Nilai koefisien regresi sebesar - 0,316 menyatakan bahwa setiap peningkatan NPF pembiayaan mudharabah sebesar 1 persen akan mengurangi profit sebesar - 0,316 persen dengan asumsi variabel lainnya konstan. Serta koefisien regresi sebesar - 0,049 menyatakan bahwa setiap peningkatan NPF pembiayaan musyarakah sebesar 1 persen akan mengurangi profit sebesar - 0,049 persen dengan asumsi variabel lainnya dianggap konstan.

Hasil Uji Parsial (uji t)

Berdasarkan hasil uji parsial variabel NPF pembiayaan mudharabah terhadap profitabilitas diperoleh - t hitung < - t tabel (-3,146 < -2,1098), maka Ho1 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa variabel NPF pembiayaan mudharabah berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.

Pengujian pengaruh variabel NPF pembiayaan musyarakah terhadap profitabilitas diperoleh - t hitung > - t tabel (-1,119 > -2,1098), maka Ho2 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa variabel NPF pembiayaan musyarakah tidak berpengaruh siginifikan terhadap profitabilitas.

(11)

Uji Hipotesis Simultan

Berdasarkan hasil uji simultan pengaruh variabel NPF pembiayaan mudharabah dan musyarakah terhadap profitabilitas diperoleh F hitung > F tabel (7,298 > 3,590), maka Ho3 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa secara simultan variabel NPF pembiayaan mudharabah dan pembiayaan musyarakah berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.

Koefisien Determinasi

Hasil perhitungan koefisien determinasi menjelaskan keeratan hubungan antara variabel pembiayaan mudharabah dan pembiayaan musyarakah dengan variabel tingkat profitabilitas pada Bank Muamalat Indonesia. Sedangkan nilai koefisien korelasi berganda adalah sebagai berikut:

Tabel 6

Koefisien Korelasi Multiple

Dikaitkan dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, maka penelitian ini memiliki persamaan tetapi ada juga yang bertolak belakang. Penelitian yang dilakukan Bustomi hasil estimasinya tidak sejalan dengan penelitian ini, yaitu tingkat kredit bermasalah tidak berpengaruh negatif terhadap tingkat profitabilitas bank. Sedangkan hasil penelitian ini NPF pembiayaan mudharabah dan musyarakah berpengaruh signifikan dan negatif terhadap profitabilitas.

Penelitian yang dilakukan Firdaus menunjukkan terdapat pengaruh risiko pembiayaan mudharabah dan pembiayaan musyarakah terhadap profitabilitas bank syariah, sebagian sejalan dengan yang dihasilkan penelitian ini, yaitu hasil regresi

Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .680a .462 .399 .67992

(12)

menunjukkan jika varibel independen secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas bank syariah, sedangkan secara parsial terdapat perbedaan. Dalam penelitian Firdaus secara parsial terdapat pengaruh negatif yang signifikan risiko pembiayaan mudharabah dan pembiayaan musyarakah terhadap profitabilitas bank syariah, sedangkan dalam penelitian penulis hanya NPF pembiayaan mudharabah yang berpengaruh negatif terhadap profitabilitas. Perbedaan lainnya terletak pada objek yang diteliti, yaitu penelitian Firdaus memakai objek Bank Umum Syariah, sedangkan penulis hanya studi kasus pada salah satu Bank Umum Syariah, dalam hal ini Bank Muamalat Indonesia Tbk. Selain itu variabel independen pada penelitian Firdaus adalah risiko pembiayaan mudharabah dan musyarakah, sedangkan dalam penelitian penulis adalah NPF pembiayaan mudharabah dan musyarakah. Namun demikian, risiko dalam pembiayaan bagi hasil tersebut memiliki keterkaitan dengan pembiayaan bermasalah (non performing financing).

Hasil penelitian Fiswara Ho ditolak maka tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara tingkat non performing financing pembiayaan mudharabah dan pembiayaan musyarakah terhadap profitabilitas. Hal ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan penulis, dimana terdapat pengaruh signifikan antara non performing financing pembiayaan mudharabah dan pembiayaan musyarakah terhadap profitabilitas.

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian pada Bank Muamalat Indonesia selama periode tahun 2006-2010, secara parsial NPF pembiayaan mudharabah berpengaruh siginifikan terhadap profitabilitas, sedangkan NPF pembiayaan musyarakah tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Adapun pengaruh NPF pembiayaan mudharabah terhadap tingkat profitabilitas adalah negatif. Secara bersama-sama NPF pembiayaan mudharabah dan NPF pembiayaan musyarakah berpengaruh signifikan terhadap tingkat profitabilitas Bank Muamalat Indonesia selama periode penelitian.

(13)

Rekomendasi

Meskipun hasil penelitian mampu membuktikan adanya hubungan yang signifikan antara tingkat NPF pembiayaan mudharabah dan pembiayaan musyarakah terhadap tingkat profitabilitas Bank Muamalat Indonesia, bukan berarti pihak bank tidak lagi memfokuskan perhatian kepada pengelolaan produk pembiayaan mudharabah dan pembiayaan musyarakah. Sebaliknya, pihak bank harus lebih meningkatkan pengelolaan terhadap dua pembiayaan bagi hasil tersebut mengingat kedua jenis produk pembiayaan ini merupakan ciri khas produk pembiayaan bank syariah, karena prinsip bagi hasil yang digunakan akan langsung menyentuh sektor riil. Peningkatan kualitas pengelolaan pembiayaan ini dapat dilakukan melalui:

1) Pemberian pembiayaan kepada nasabah sebaiknya dilakukan secara disiplin dan sesuai prosedur yang ada dan memberikan sanksi yang tegas kepada para karyawan yang lalai dalam pelaksanaan pemberian pembiayaan kepada nasabah sehingga pembiayaan bermasalah dapat diminimalisasi.

2) Penyusunan kebijakan pembiayaan yang komprehensif dan jelas dengan memperhitungkan berbagai macam faktor dan kriteria yang menentukan mutu kebijakan tersebut terutama pada pemberian pembiayaan mudharabah dan musyarakah.

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Antonio, Muhammad Syafi’i. 2005. Bank Syariah Dari Teori ke Praktek. Jakarta: Gema Insani bekerjasama dengan Tazkia Cendekia.

Brigham Eugene, F. & Houston. 2006. Dasar–Dasar Manajemen Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.

Bustomi, Ahmad. 2005. “Pengaruh kredit bermasalah terhadap tingkat profitabilitas bank, studi kasus bank konvensional yang telah go public”.

Firdaus, Hamdi. 2008. “Pengaruh risiko pembiayaan mudharabah dan pembiayaan musyarakah terhadap profitabilitas bank syariah”.

Fiswara. 2008. Pengaruh tingkat non performing financing pembiayaan mudharabah dan pembiayaan musyarakah terhadap tingkat profitabilitas (Return on Assets) pada Bank Syariah (Studi Kasus Pada PT. Bank Syariah Mandiri)”.

Harahap, Sofyan S. 2008. Kerangka Teori dan Tujuan Akuntansi Syariah. Jakarta: Pustaka Quantum.

Mahmoedin. 2004. Melacak Kredit Bermasalah. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Muhammad. 2005. Bank Syariah Problem dan Prospek Perkembangan di Indonesia.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Muhammad. 2005. Manajemen Pembiayaan Bank Syariah. Yogyakarta: UPP AMP YKPN

Karim, Adiwarman A. 2010. Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Siamat, Dahlan. 2005. Manajemen Lembaga Keuangan. Edisi Kelima. Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI.

Sri, Maryana Rina. 2005. “Pengaruh tingkat risiko pembiayaan terhadap tingkat profitabilitas bank syariah, penelitian pada Bank Muamalat Indonesia Tbk”. Sudarsono, Hari. 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi dan Ilustrasi.

Yogyakarta: EKONISIA. UU Perbankan No. 21 tahun 2008

Referensi

Dokumen terkait

Cambridge IGCSE French 0520, German 0525, Greek 0543, Italian 0535, Spanish 0530 syllabus for 2017, 2018 and 2019. Details of

Berdasarkan tabel 4.6 dapat disimpulkan bahwa TV berbayar Indovision yang banyak diminati pelanggan peluang peralihannya dimasa mendatang lebih besar daripada

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui, menganalisis serta menyimpulkan pengaturan gadai saham di Indonesia, refleksi kebebasan berkontrak dalam perjanjian

Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Numbered Heads Together untuk Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Mata Pelajaran IPS Kelas IV di Sekolah

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya, sebagai upaya mewujudkan keterpaduan pembangunan di

Using English song can be easier for the students to understand meaning of a word and memorize new vocabulary. 2.4 The Use of

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Mamahit (2015) brand trust berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian, konsumen pada zaman sekarang ini kebutuhannya

the Refugees 1951 dan Protocol Relating to the Status of Refugees 1967. Proses yang lama disebabkan karena Pemerintah Indonesia belum mempunyai kewenangan untuk