• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asumsi Harga Minyak Mentah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Asumsi Harga Minyak Mentah"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BIRO

ANALISA

ANGGARAN

DAN

PELAKSANAAN

APBN

– SETJEN

DPR

RI

Asumsi Harga Minyak Mentah

Pendahuluan

Asumsi harga minyak mentah Indonesia (ICP) tampaknya harus direvisi ke bawah karena tiga alasan. Pertama, harga minyak dunia telah mengalami koreksi yang sangat tajam dan menjadi sangat sulit untuk terjadinya kemungkinan akan naik secara tajam di tahun ini. Kedua, harga minyak dunia di musim panas biasanya lebih rendah dibanding musim dingin, sehingga di bulan-bulan mendatang tampaknya akan ada tekanan harga ke bawah. Ketiga, resesi dunia tampaknya semakin nyata akan terjadi di tahun 2009 sehingga akan menurunkan permintaan energi yang pada gilirannya akan menekan harga ke bawah.

Kajian ini berupaya untuk menjelaskan bahwa kemungkinan besar harga minyak dunia akan lebih rendah dari asumsi APBN 2009. Perubahan asumsi menjadi penting karena harga minyak berpengaruh besar terhadap komponen penerimaan dan pengeluaran pemerintah pusat. Karena angka yang lebih realistis harus dicari untuk menghindarkan kesulitan dalam mengatur cash flow pemerintah pusat. Akurasi asumsi menjadi lebih penting lagi dalam situasi krisis dimana pemerintah berupaya untuk melakukan ekspansi fiskal. Berbagai stimulus yang sekarang sedang dirancang oleh pemerintah tidak akan bisa berjalan dengan efektif kalau sisi penerimaan pemerintah jauh meleset dari perkiraan semula.

Perkembangan harga minyak dunia

Harga minyak dunia di tahun 2008 bergerak sangat tajam, naik dan turun secara drastis (lihat Gambar 1). Harga sempat menyentuh level tertinggi sepanjang sejarah yakni USD 147 per barrel. Dalam jangka waktu kurang dari tiga bulan harga kemudian jatuh 70 persen ke kisaran USD 40 per barrel. Di awal tahun 2009, harga tidak bergerak jauh dari USD 40 per barrel. Kenaikan dan penurunan harga tidak setajam dalam periode sebelumnya. Ini mengindikasikan bahwa harga saat ini kurang lebih berada di sekitar equilibrium.

Akselerasi kenaikan harga minyak dunia sudah terjadi sejak tahun 2004. Pada awalnya berbagai analisis pasar minyak menduga telah terjadi ketidakseimbangan antara produksi dan konsumsi minyak dunia (contohnya adalah Goldman-Sach, 2006). Tetapi ternyata harga minyak dunia tetap melambung tinggi walaupun negara-negara OPEC telah berkoordinasi dalam meningkatkan produksi mereka.

Dalam tiga tahun terakhir, sebetulnya yang lebih banyak menggerakan harga minyak dunia dan harga komoditas primer lainnya seperti CPO dan logam adalah merebaknya permintaan spekulatif. Sementara di pasar spot jumlah transaksi minyak berkisar 80 juta barrel per hari, di pasar forward justru mencapai 1,2

(2)

BIRO

ANALISA

ANGGARAN

DAN

PELAKSANAAN

APBN

– SETJEN

DPR

RI

milyar barrel per hari. Pasar forward merupakan transaksi virtual yang tak harus memiliki underlying. Dengan konstalasi seperti ini, pasar virtual yang dipenuhi dengan speculative demand telah mendorong terjadinya bubble harga di pasar spot.

Gambar 1. Perkembangan Harga Minyak Internasional (WTI)

Calvo (2008), ekonom dari Universitas Maryland, berargumen bahwa pasar forward dan future bisa menciptakan kelangkaan secara artifisial di pasar spot. Karena harga forward lebih tinggi dibanding harga spot saat ini maka pelaku pasar akan cenderung mengurangi supply sekarang untuk bisa menambah supply di kemudian hari. Artinya, selisih harga forward dan spot memberikan insentif untuk melakukan arbitrase antara pasokan sekarang dengan di masa mendatang, beberapa hari atau bulan mendatang. Konsekuensinya, harga saat ini bisa meningkat secara artifisial sampai tidak ada lagi selisih harga.

Proses arbitrase harga berjangka yang mengandung spekulasi ini bertanggung jawab dalam menaikan harga minyak dunia sampai USD 147 per barrel. Proses ini praktis tidak melibatkan perubahan yang nyata dalam tingkat produksi dan konsumsi di dunia nyata. Semuanya berlangsung secara virtual.

Salah satu implikasi dari proses spekulasi ini adalah pecahnya bubble harga yang bisa terjadi sewaktu-waktu dan secara drastis. Karena kenaikan harga tidak ditunjang oleh fundamental penawaran dan permintaan secara riil, maka

(3)

BIRO

ANALISA

ANGGARAN

DAN

PELAKSANAAN

APBN

– SETJEN

DPR

RI

kemudian harga terkoreksi tajam sejak pertengahan tahun 2008. Deviasi antar pasar riil dengan virtual tidak bisa berlangsung secara terus menerus dalam jangka panjang karena pada akhirnya yang menentukan harga adalah keseimbangan antara penawaran dan permintaan secara riil.

Pertanyaanya apakah harga saat ini telah merefleksikan equilibrium permintaan dan penawaran secara riil? Melihat koreksi yang sangat tajam yang berlangsung hanya dalam kurun waktu beberapa bulan saja, maka mestinya harga saat ini adalah harga sekitar equilibrium. Lagi pula, pergerakan harga sepanjang bulan Januari 2009 tidak terlalu volatile seperti sebelumnya. Biasanya, ruang pergerakan harga yang sempit mengisyaratkan harga kesetimbangan. Selain itu, harga sekarang sangat mendekati harga di tahun 2004 dimana spekulasi belum begitu merebak.

Prakiraan harga di tahun 2009

Jika harga saat ini dijadikan sebagai basis prediksi untuk pergerakan harga sepanjang tahun 2009, maka kita harus menentukan faktor apa saja yang menentukan harga akan naik atau turun dibanding harga sekarang. Setidaknya ada dua hal yang harus diperhatikan yaitu pergerakan harga musiman dan terjadinya resesi global.

Penurunan harga yang tajam berlangsung antara bulan Juli sampai September 2008. Setelah itu harga relatif bergerak di kisaran USD 40 tanpa fluktuasi yang tajam. November sampai Januari merupakan periode musim dingin di belahan bumi utara. Tampaknya, kenaikan permintaan minyak di musim dingin telah mencegah harga minyak terperosok lebih dalam lagi.

Implikasinya, ketika musim dingin usai permintaan minyak dunia tampaknya akan turun. Hal ini berarti harga minyak akan turun sejak Maret sampai September 2009. Penurunan permintaan minyak yang paling dalam diperkirakan akan terjadi selama musim panas yaitu sekitar Mei sampai Juli. Dengan pertimbangan tersebut maka harga rata-rata sepanjang tahun 2009 akan lebih rendah dibanding harga rata-rata di bulan Januari 2009.

Faktor lainnya adalah resesi global yang juga akan menurunkan permintaan energi. Penurunan aktifitas perekonomian lajimnya menyebabkan rumah tangga dan perusahaan melakukan pengencangan ikat pinggang. Turunnya permintaan barang dan jasa akan berakibat pada turunnya produksi dan pada gilirannya jumlah energi yang digunakan dalam memproduksi barang dan jasa menjadi lebih sedikit. Penghematan yang dilakukan oleh rumah tangga juga dilakukan dalam bentuk pengurangan perjalanan dan wisata. Tadinya yang terbiasa menggunakan mobil pribadi, sekarang naik kendaraan umum. Tadinya yang biasa wisata ke manca negara, kemudian hanya pelesiran secara lokal. Singkatnya, kebutuhan akan energi baik di tingkat perusahaan maupun rumah tangga akan mengalami penurunan. Dengan demikian, harga minyak bumi akan mengalami tekanan ke bawah.

(4)

BIRO

ANALISA

ANGGARAN

DAN

PELAKSANAAN

APBN

– SETJEN

DPR

RI

Argumen di atas secara eksplisit menyimpulkan bahwa harga minyak dunia akan cenderung tertekan ke bawah oleh menurunnya permintaan sepanjang tahun 2009. Baik secara musiman maupun karena resesi global, harga minyak dunia seharusnya turun. Tetapi hal ini akan sangat tergantung pada reaksi dari negara-negara penghasil minyak.

Jika negara-negara penghasil minyak, terutama yang tergabung dalam OPEC, memutuskan untuk mengurangi produksi minyak maka harga bisa jadi tidak turun lebih dalam dari USD 40 per barrel. Kemungkinan ini bisa terjadi sehingga ada ketidakpastian mengenai harga minyak ke depan. Untuk itu, adalah penting mengetahui ekspektasi dari negara-negara penghasil minyak, dan itu bisa diketahui dari asumsi harga minyak dalam APBN mereka. Tabel 1 berikut ini menampilkan asumsi harga minyak dalam APBN negara-negara penghasil minyak.

Tabel 1 tersebut mengisyaratkan dua hal berikut. Pertama pada umumnya, asumsi harga minyak di negara-negara penghasil minyak dunia jauh lebih rendah dibanding asumsi Indonesia. Hanya satu negara, yaitu Rusia, yang mematok harga sama dengan Indonesia yaitu USD 95 per barrel. Artinya, Indonesia dan Rusia merupakan negara pencilan, karena mengasumsikan harga jauh di atas negara lainnya.

Tabel 1. Asumsi harga minyak dalam APBN negara-negara penghasil minyak

Asumsi Harga Minyak 2009

Negara Versi awal Revisi

Aljajair 37 37 Bahrain 60 60 Iraq 62 62 Iran 37,5 37,5 Kuwait 50 50 Libya 45 45 Mexico 70 70 Nigeria 45 45 Oman 55 45 Qatar 55 35 Rusia 95 95 Saudi Arabia 40 40 Venezuela 55 55 Rata-rata 54 52

Rata-rata tanpa Rusia 51 48

Kedua, sudah ada dua negara yang melakukan revisi asumsi ke bawah yakni Oman dan Qatar. Negara-negara lainnya sedang menyusun revisi yang baru

(5)

BIRO

ANALISA

ANGGARAN

DAN

PELAKSANAAN

APBN

– SETJEN

DPR

RI

dan tampaknya akan menghasilkan asumsi yang lebih rendah. Karena itu tampaknya ekspektasi harga minyak dunia akan turun tetapi masih berada di sekitar USD 40 per barrel.

Sebagai kesimpulan, tampaknya negara-negara penghasil minyak memiliki ekspektasi bahwa harga minyak dunia masih akan berada di kisaran USD 40 per barrel. Negara-negara ini sangat mungkin akan berupaya untuk mempertahankan harga minyak supaya tidak jatuh akibat imbas resesi global dengan cara mengurangi produksi. Ceritanya akan lain kalau negara-negara teluk sepert Saudi Arabia di tekan oleh negara-negara Barat yang punya kepentingan untuk menurunkan harga minyak mentah. Rendahnya harga energi akan sedikit mengurangi beban yang timbul dari resesi.

Saran

Dengan melihat perkembangan harga saat ini dan faktor-faktor yang mempengaruhinya ke depan, maka bagi Indonesia adalah lebih aman untuk mengasumsikan harga minyak dunia sekitar USD 40 per barrel. Tampaknya negara penghasil minyak akan mengurangi produksi untuk mencegah harga minyak jatuh lebih dalam. Tapi hal ini sangat tergantung pada ada tidaknya tekanan politik terhadap negara-negara teluk.

Gambar

Gambar 1. Perkembangan Harga Minyak Internasional (WTI)
Tabel  1  tersebut  mengisyaratkan  dua  hal  berikut.    Pertama  pada  umumnya,  asumsi harga minyak di negara-negara penghasil minyak dunia jauh lebih rendah  dibanding  asumsi  Indonesia

Referensi

Dokumen terkait

Sebuah fungsi dikatakan kontinu bagian demi bagian ( piecewise continous ) dalam sebuah interval

a) Semua pembayaran perlu dibuat sebelum 25 Februari 2021 bagi melancarkan proses pendaftaran. kegagalan membayar yuran sebelum pendaftaran akan menyebabkan

Masalah penelitian ini adalah bagaimana proses pembelajaran mengggambar, hasil pembelajaran mengggambar, karakteristik gambar anak tunagrahita, dan kendala yang dihadapi dalam

Jika produk ini mengandung komponen dengan batas pemaparan, atmosfir tempat kerja pribadi atau pemantauan biologis mungkin akan diperlukan untuk memutuskan keefektifan ventilasi atau

Marketing Public Relations dapat mampu meningkatkan loyalitas konsumen guna mempertahankan, serta mengembangkan, dan mencapai tujuan utama perusahaan, karena bukan

Gambar 4.4: Halaman Konfirmasi Belanja.. Aplikasi E-Comemerce online dapat mempermudah proses transaksi pembelian produk. Costumer dapat langsung melihat produk baru

Hal ini bisa dilihat perbedaan rata-rata aktivitas volume perdagangan saham sebelum, saat, dan sesudah dimana sebelum peristiwa rata-rata aktivitas volume

Kontrak kurang dari 6 bulan dan atau tenaga berlaku/ wajar/ hemat setempat serta berlaku/ wajar/ hemat setempat serta ahli <_ 3 orang, kantor dan perlengkapannya lokasi