• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. memahami gejala-gejala sosial dengan membedakan, membandingkan,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. memahami gejala-gejala sosial dengan membedakan, membandingkan,"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

39

Penelitian dilakukan melalui metode kualitatif, yang mengandung makna suatu penggambaran atas data dengan menggunakan kata dan baris kalimat. Penelitian kualitatif bertujuan memahami suatu situasi soaial, peristiwa, peran, interaksi dan kelompok. Penelitian dilakukan secara bertahap dengan cara memahami gejala-gejala sosial dengan membedakan, membandingkan, mengkatalogkan, dan mengelompokan obyek studi.

Locke, Spriduso dan Silferman (dalam Creswell, 1994:147) mengemukakan: “qualitative research interpretative research. As such, the biases, value adn judgment of the researches become stated explicitly in the research report. Such oppenness is considered to be useful and positive”. Bogman dan Taylor (dalam Moloeng, 1997:3) metode penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata tertulis atau lisan dari orang-orang perilaku yang dapat diamati. Penelitian kualitatif lebih menghendaki arah bimbingan penyusunan teori subtantif yang berdasarkan data.

Desain Penelitian bersifat deskriptif, yaitu menemukan fakta dengan interprestasi yang melukiskan sifat dari beberapa fenomena kelompok atau individu yang berasal dari hasil penemuan. Pendekatan kualitatif dipakai untuk mengungkapkan secara komprehensif dan alami bagaimana proses kebijakan pemanfaatan asset daerah diimplementasikan. Dengan demikian tujuan pemilihan pendekatan kualitatif ini adalah untuk memahami bagaimana proses dan

(2)

mengungkapkan makna dari setiap fenomena menurut persepsi masyarakat dan pemerintah dengan dukungan teoritik yang ada kemudian dibangun kerangka pikir dan hipotesis kerja.

Pada penelitian ini, peneliti merupakan instrumen utama dalam pengumpulan data. Sedangkan fokus penelitian ada pada peran dan pengalaman informan dan cara mereka memandang implementasi kebijakan. Informan juga dapat menggambarkan fenomena yang terjadi, hubungan sebab akibat, kecenderungan, budaya yang berkembang dalam jejaring kelembagaan publik.

Peneliti juga lebih menekankan pada obyektifitas dan kejujuran yang diwujudkan denngan menjelaskan tujuan peneliti kepada informan. Selain itu merahasiakan identitas informan, sehingga konsekuensi dari hasil penelitian ini tidak berdampak kepada informan yang telah memberikan informasi. Data dan informasi yang digunakan dalam penelitian ini didapat dari obsservasi dan wawancara. Informasi yang didapat dari observasi langsung, catatan, wawancara dan cacatan peristiwa.

3.2 Data yang Diperlukan

Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini meliputi fakta dan informasi yang menyangkut kebijakan Dinas Kopersai dan UMKM Kabupaten Subang dalam Hal LED (Lumbung Ekonomi Desa), mulai perencanaan pelaksanaannya maupun hasil dari kebijakan tersebut. Data yang dibutuhkan terdiri dari primer maupun data sekunder untuk dipergunakan sebagai dasar dan interpretasi. Data primer adalah data yang belum mengalami pengolahan dan diperoleh langsung

(3)

dari informan, sedangkan data sekunder merupakan data yang telah mengalami pengolahan dan kemudian dijadikan rujukan data.

3.3 Sumber Data

Data primer bersumberkan dari informan berupa informasi dan data hasil wawancara dengan baik yang berkepentingan dan pelaku utama baik dari para pengurus LED/Koperasi LED/Kepala Desa, Camat, maupun dari anggota kelompok penerima bantuan dan masyarakat yang berhubungan dengan program LED (Lumbung Ekonomi Desa). Data sekunder bersumber dari artikel, studi literatur, dokumen, data statistik, arsip baik dari pihak pemerintah maupun kelompok penerima bantuan, dan media massa. Sumber data tersebut dapat dikelompokan sebagia berikut :

3.3.1 Informan

Informan yaitu orang-orang yang memberikan data dan atau informasi berupa kata-kata atau tindakan, serta mengetahui dan mengerti masalah yang sedang diteliti. Fakta yang dibutuhkan meliputi kata-kata dan tindakan informan yang memberikan data dan atau informasi tentang LED (Lumbung Ekonomi Desa) melalui proses wawancara dan pengamatan.

Penentuan informan dilakukan menurut menurut tujuan tertentu, artinya hanya dipilih informan yang memenuhi syarat karakteristik obyek penelitian. Dengan demikian informan akan berada di semua lapisan masyarakat serta berbagai lapisan fenomena yang diteliti, sehingga akhirnya akan terseleksi informan bagus yang memenuhi syarat good informants yakni menyampaikan data apa adanya, jujur, enak bicara dan dapat berkomunikasi dengan baik, disukai

(4)

orang lain, bertanggungjawab, memahami obyek penelitian, menguasai informasi dan mau membagikan pengetahuannya serta menjunjung tinggi sikap saling percaya.

Jumlah informan yang dibutuhkan memperhatikan apa yang ingin diketahui sesuai dengan data dan informasi yang dibutuhkan, sumber daya yang dimiliki informan dan peneliti serta setelah terjadinya pengulanagn informasi dan informan ke informan lain. Adapun informan yang akan diwawancarai adalah representasi dari :

1. Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Subang yakni pejabat esselon II, III, dan IV, serta pelaksana yang telah dan atau sedang mengurusi LED (Lumbung Ekonomi Desa) diantara Kepala Dinas, Kepala Seksi dan pelaksana. Hal ini dilakukan karena Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Subang sebagai leading sektor dari program LED (Lumbung Ekonomi Desa). Khususnya di bidang UMKM dimana peneliti menjabat sebagai Kabid UMKM.

2. Kelompok masyarakat penerima bantuan, yakni mulai dari pengurus LED ( Ketua, Sekretaris, Bendahara ) dan anggota LED / Kopreasi LED. Hal ini dilakukan untuk mendapat informasi yang benar-benar akurat.

3. Camat dan Kades di sector wilayah Kabupaten Subang. Hal ini dilakukan karena sesuai dengan Peraturan Bupati Subang No. 13 Tahun 2007 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan LED (Lumbung Ekonomi Desa). Camat dan Kades adalah sebagai Pembina. Peneliti mendapat informasi menganai LED

(5)

(Lumbung Ekonomi Desa) dari Camat dan Kades pada saat dilakukan monitoring dan evaluasi di lapangan yang dilakukan setiap bulan.

Peneliti sebagai instrumen penelitian melakaukan observasi secara langsung obyek penelitian serta melakukan pengumpulan data sekunder secara langsung dipusat-pusat kegiatan informan, melakukan wawancara bebas dan terstruktur kepada informan dalam suasana yang kondusif. Cara mendapatkan data dari informan selain melakukan telaahan terhadap informasi sekunder dan triangualasi, yang terpenting adalah pengamatan dan wawancara mendalam.

Semuanya informan memberikan data dan informasi yang benar dan menurut senyatanya karena peneliti melakukan pendekatan dengan cara membangun sikap saling percaya anatara informan dengan peneliti. Sikap saling percaya itu merupakan modal untuk melakukan komunikasi, tidak saja ketika melakukan lisan tetapi juga dengan memanfaatkan teknologi yakni melalui e-mail dan telepon.

3.3.2 Arsip

Peneliti mengambil data-data atau bahan-bahan dari beberapa sumber antara lain, surat keputusan, peraturan perundangan, laporan penelitian, laporan perusahaan maupun daerah, hasil rapat. Selain itu juga dokumen berupa data statistik dan naskah-naskah penting lainya sebagai bahan acuan mendeskripsikan kejadian yang telah lalu.

3.4 Latar dan Lapangan Penelitian

Latar (setting) penelitian adalah situasi berlangsungnya observasi dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan masyarakat dan pihak

(6)

pemerintah. Lapangan (field) penelitian merupakan lokasi terdapatnya diluncurkannya LED (Lumbung Ekonomi Desa), yakni lokasi anggota kelompok penerima bantuan di Kabupaten Subang.

Wawancara kepada informan dilakukan ditempat dan pada jam yang disepakati, yang diikuti dengan pengamatan mendalam terhadap perilaku dan tutur kata obyek yang diamati serta didukung oleh pemberitaan media massa. Situasi langsungnya proses pengamatan berperan serta dan dilakukan dalam suasana santai, informal, penuh kekeluargaan dan kondisi saling mempercayai, tanpa tekanan dan tidak terpengaruh oleh jabatan atau kedudukan. Kondisi ini dimaksudkan agar informan dapat dengan leluasa, tanpa tekanan dan dapat menyampaikan pengalaman, pemikiran dan pertimbangannya secara obyektif tentang hal yang ditanyakan peneliti.

3.5 Instrumen Penelitian

Instrument penelitian ini adalah alat yang digunakan utnuk mengumpulkan data dalam penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan mengumpulkan data lebih banyak bergantung kepada peneliti sendiri sebagain pengumpul data. Peneliti disebut sebagai instrument penelitian, yang didukung oleh alat bantu seperti alat tulis, tape recorder, camera, peta dan lain-lain. Pedoman observasi dan pedoman wawancara dari hipotesis kerja.

3.6 Tahap dan Prosedur Penelitian

(7)

1) Tahap Pra Lapangan

Dalam pra lapangan ini dilakukan penyususnan rancangan penelitian, menentukan lokasi penelitian, pengurusan izin penelitian, penjajakan atau penilaian kondisi fisik lapangan, penentuan para sumber ataun informan, penyiapan perlengkapan penelitian serta persiapan diri peneliti utnuk beradaptasi dengan suasan kehidupan obyek penelitian.

2) Tahap Penelitian Lapangan

Dalam tahap ini memahami latar penelitian dan persiapan diri, memasuki lokasi dan obyek penelitian, berperan serta dalam proses pelaksanaan fungsi, tugas, kewajiban, selain itu peneliti menjalin hubungan dalam pergaulan dengan subyek penelitian baik selama maupun sesudah pengumpulan data. Selain itu peneliti memainkan peran yang berbeda dari suatu tempat ke tempat lainnya dalam arti berusaha untuk tidak terpengaruh oleh subyek penelitian. Melakukan diskusi dengan rekan sejawat, setelah melakukan wawancara dan pengamatan serta melakukan editing, reduksi dan klasifikasi semua fakta, data dan informasi yang terekam secara utuh.

Berikutnya adalah pengelompokkan data menurut kategori, serta menganalisis temuan penelitian dan mengkomparasikan dengan sumber lainnya. Tahap ini diakhiri dengan perumusan kategori, memberikan interpretasi dan memberikan ekplanasi demi menjawab masalah penelitian dan merumuskan jawaban masalah penelitian. Dengan demikian, analisis data meliputi aktivitas reduksi data, tampilan data dan pembuatan kesimpulan atau verifikasi. Tahap akhir yaitu penulisan laporan penelitian yang selain memuat temuan penelitian

(8)

juga menguraikan hasil interpretasi dan ekplanasi temuan peneliti serta perumusan kesimpulan dan rekomendasi penelitian.

3.7 Teknik Pengumpulan dan Pencatatan Data 3.7.1 Teknik Pengamatan Langsung

Dalam pengumpulan dan pencatatan data dilakukan dengan observasi langsung ke lapangan dengan melihat hasil kebijakan yang sedang berjalan melalui kegiatan yang sedang dilakukan peneliti sebagai sekretaris tim teknis tingkat kabupaten. Monev dilakukan setiap bulan oleh staf, kasie maupun kabid (peneliti). Pelaksanaan observasi lapangan disertai juga dengan wawancara kepada pihak-pihak terkait yang terlibat langsung dalam implementasi kebijakan yaitu para pengurus LED (Lumbung Ekonomi Desa) dan anggota LED. Selanjutnya hasil observasi dan wawancara ditindaklanjuti dengan pengecekan pada literatur dengan melaksanakan studi dokumentasi.

Observasi, yaitu mengadakan pengamatan dan pencatatan langsung terhadapa suatu objek (Nazir 1989 : 212). Peneliti melakukan peninjauan langsung ke lokasi penelitian dan mengamati obyek-obyek yang menjadi sasaran penelitian. Melalui teknik ini, peneliti berharap akan dapat memahami kondisi obyektif berbagai hal yang menjadi sasaran pengamatan, melalui teknik ini pula akan diperoleh data primer dan data sekunder.

Dalam observasi di lakukan sebagai studi yang secara langsung dan sistematis mengamati fenomena sosial yang ada dalam rangka analisis. Dalam hal ini peneliti mengamati kondisi kerja di Kabupten Subang dalam kegiatan yang berkaitan dengan implementasi kerjasama. Peneliti merekam perilaku pelaksana

(9)

dari LED (Lumbung Ekonomi Desa) dari mulai perencanaan, implementasi hingga evaluasi.

3.7.2 Teknik Wawancara Mendalam

Pada penelitian ini metode wawancara mendalam merupakan salah satu teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dan informasi. Penggunaan metode ini didasarkan pada dua alasan, pertama, dengan wawancara peneliti dapat menggali tidak saja apa yang diketahui dan dialami subjek yang diteliti, tetapi juga apa yang tersembunyi jauh didalam diri subjek penelitian. Kedua, apa yang ditanyakan kepada informan bisa mencakup hal-hal bersifat lintas waktu, yang berkaitan dengan masa lampau, masa sekarang dan juga masa mendatang.

Proses wawancara mendalam, diawali dengan pengantar. Pada pengantar ini secara terbuka dan jujur peneliti memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan dari wawancara. Selanjutnya peneliti menyampaikan pertanyaan yang bersifat luas, dan diakhiri dengan pertanyaan terbuka. Dalam wawancara yang mendalam, peneliti mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara lebih bebas dan leluasa, tanpa terikat oleh suatu susunan pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya. Peneliti menyimpan cadangan masalah yang perlu di tanyakan kepada informan. Cadangan masalah tersebut adalah kapan menanyakannya, bagaimana urutannya, akan seperti apa rumusan pertanyannya dan sebagainya yang biasa muncul secara spontan sesuai dengan perkembangan situasi wawancara itu sendiri.

Dengan teknik ini peneliti berharap wawancara berlangsung luwes, arahnya bisa lebih terbuka, percakapan tidak membuat jenuh kedua belah pihak, sehingga diperoleh informasi yang lebih kaya. Metode wawancara mendalam

(10)

menggunakan panduan wawancara yang berisi butir-butir pertanyaan untuk diajukan kepada informan. Ini hanya untuk memudahkan dalam melakukan wawancara, penggalian data dan informasi, dan selanjutnya tergantung improvisasi di lapangan.

Dilapangan peneliti melakukan wawancara dengan informan pada saat tugas ataupun tidak sedang bertugas, artinya wawancara dilakukan pada saat kegiatan monitoring dan evaluasi juga pada saat tidak resmi/silaturahmi.

3.7.3 Pendekatan Interpretative

Pendekatan interpretative merupakan salah satu cara yang peneliti gunakan dalam menggali dan mengungkapkan data dan informasi melalui wawancara mendalam. Akan tetapi kunci kerbehasilan pendekatan ini terletak pada kemampuan peneliti dalam menjalin hubungan dengan informan. Karena, peneliti mempunyai keterbatasan memahami lebih dekat para informan. Pendekatan ini lebih menekankan pada peneliti, karena : (1) Pemahaman muncul melalui interaksi ; (2) Memahami konteks ; (3) Bagaimana memahami pengalaman informan; (4) Bagaimana informan membuat dan membagi pemahaman.

3.7.4 Studi Dokumentasi

Tinjuan pustaka, yaitu suatu usaha mengumpulkan data dengan cara membaca, mengumpulkan buku-buku literatur yang ada hubungannya dengan masalah penelitian untuk dijadikan wacana. Tinjauan pustaka dilakukan untuk mendasari dan mendukung proses penelitian dan pengkajian. Pada intinya tinjauan pustaka dilakukan dengan banyak membaca, membahas, dan menyerap isi

(11)

sejumlah buku, dokumen, makalah, diktat serta referensi yang dianggap relevan dengan topik dan fokus penelitian.

3.8 Teknik Pengujian Keabsahan Data

Pengujian data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik triangulasi yaitu chek, re-check, dan crosscheck terhadap data yang diperoleh, teori, metodologi dan peneliti. Triangulasi merupakan teknik pemeriksaan yang memanfaatkan sesuatu yang lain dari luar data yaitu untuk keperluan pengecekan pembanding data. Triangulasi dapat dilakukan dengan sumber data atau pengamat lain. Teknik triangulasi yang digunakan adalah teknik yang memanfaatkan penggunaan sumber ( pengamatan, wawanvara, perpustakaan dan arsip ).

Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif. Miles dan Huberman (1992:423-468) mengatakan bahwa teknik pengujian keabsahan data ini dilakukan melalui 7 (tujuh) teknik yaitu perpanjangan keikutsertaan, ketekunan pengamat, triangualasi. Pengecekan rekan sejawat, kecukupan referensi, kajian kasus negatif dan pengecekan anggota. Triangulasi secara umum merupakan check, re-check dan crosscheck antara materi/data/informan dengan observasi penelitian yang selanjutnya hasil observasi di-crosscheck melalui persepsi peneliti.

Untuk mendapatkan data secara akurat maka peneliti melakukan check, re-check dan crossre-check terhadap situasi lapangan yang diuraikan dengan perguliran sebagai berikut :

(12)

1) Data/materi yang dimiliki (data sekunder) di check ke informan ke-I (informan pangkal/pemerintah daerah), kemudian hasil dari informan ke-I di recheck melalui observasi peneliti ke lapangan, yang selanjutnya di crosscheck dengan apa yang menjadi persepsi peneliti, yang kemudian menghasilkan data ke-I.

2) Data/materi yang dimiliki (data sekunder) di check ke informan ke-II (masyarakat), kemudian hasil dari informan ke-II di recheck melalui observasi peneliti ke lapangan, yang selanjutnya di crosscheck dengan apa yang menjadi persepsi peneliti, yang kemudian menghasilkan data ke-II. 3) Data/materi yang dimiliki (data sekunder) di check ke informan ke-III

(pelaksana kebijakan), kemudian hasil dari informan ke-III di recheck melalui observasi peneliti ke lapangan, yang selanjutnya di crosscheck dengan apa yang menjadi persepsi peneliti, yang kemudian menghasilkan data ke-III. 4) Data/materi yang dimiliki (data sekunder) di check ke informan ke-IV

(masyarakat), kemudian hasil dari informan ke-IV di recheck melalui observasi peneliti ke lapangan, yang selanjutnya di crosscheck dengan apa yang menjadi persepsi peneliti, yang kemudian menghasilkan data ke-IV. 3.9 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Teknik yang dilakukan dalam pengolahan dan analisis data adalah sebagai berikut :

1. Pemrosesan Satuan

Pemrosesan data dimulai dengan menelaah seluruh data yang telah dikumpulkan dari berbagai sumber yaitu berupa data hasil pengamatan,

(13)

wawancara, studi kepustakaan, dan arsip dengan memilihnya untuk menemukan data yang diperlukan. Kemudian dari masing-masing data yang telah ditelaah dari masing-masing sumber itu dibuat abstraksi berupa rangkuman inti.

2. Kategorisasi

Kategorisasi data dikelompokan atas dasar pikiran, intuisi dan pendapat. Selanjutnya data ditempatkan pada kategori masing-masing. Metode yang digunakan dalam analisis adalah mengkomparasikan data yang diperoleh dari informan dan dokumentasi.

3.10 Jadwal Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian ini secara terencana dilakukan pada tahapan-tahapan sebagai berikut :

1) Persiapan penelitian dilakukan dengan mempelajari berbagai literature dan fakta terhadap fenomena yang akan diteliti dan menemukan permasalahan dari fakta dan fenomena tersebut;

2) Penulisan dan Konsultasi Usulan Penelitian yaitu dari hasil penemuan permasalahan dituangkan dalam tulisan, kemudian dilakukan konsultasi secara kontinyu kepada pembimbing utnuk mendapatkan persetujuan;

3) Seminar Usulan Peneliatian, yaitu merupakan proses untuk mendapatkan masukan dari pembimbing dan penelaah/penguji guna perbaikan;

4) Pengumpulan Data, merupakan proses pencairan data dengan turun ke lapangan, dalam proses ini penulis terlibat langsung mengumpulkan data untuk mendapatkan informasi dan data akurat dari lapangan;

(14)

5) Interpretasi Data, data yang dihasilkan dari lapangan penelitian dilakukan pengolahan data, analisis data berupa data yang didapat dari hasil analisis dengan teori kemudian diinterpretasi berdasarkan teori yang sesuai;

6) Penulisan Hasil Penelitian, hasil interpretasi data dituangkan dalam bentuk tulisan yang disusun secara sistematis;

7) Konsultasi Hasil Penelitian, Hasil penelitian dikonsultasikan dengan promotor;

8) Ujian Tesis, merupakan sidang sebagai pertanggungjawaban akademis hasil penelitian.

Waktu yang diperlukan dari mulai seminar usulan penelitian, penelitian, hingga selesai diperlukan waktu 10 bulan mulai bulan Oktober 2012 s.d Juli 2013 dengan jadwal sebagai berikut :

(15)

No. Kegiatan Oktober Nopember Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli 1. Persiapan 2. Penulisan dan Konsultasi Usulan Penelitian 3. Seminar Usulan Penelitian 4. Penelitian Lapangan 5. Interpretasi Data 6. Penulisan Hasil 7. Konsultasi Hasil Penelitian 8. Ujian Tesis

(16)

Referensi

Dokumen terkait

(2) Faktor-faktor yang mendorong pergeseran konsumsi pangan pokok non beras menjadi beras adalah pendapatan yang cukup sebesar 70 persen, kemudahan dalam memperoleh pangan

Atas karunia serta kemudahan yang Engkau berikan akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan dengan judul Pengaruh kesadaran, pemahaman, sikap rasional, lingkungan,

Berdasarkan hasil penelitian yang menunjukkan adanya pengaruh signifikan terhadap tinggi badan balita terutama bagi balita stunting , maka pemberian suplemen seng

Eksplorasi bentuk dimaksudkan sebagai pendeormasian bentuk real nyata dari anjing daschund kemudian diubah serta dikembangkan sesuai dengan ide dan konsep yang

Analisa teknikal memfokuskan dalam melihat arah pergerakan dengan mempertimbangkan indikator-indikator pasar yang berbeda dengan analisa fundamental, sehingga rekomendasi yang

Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015

17 Sindy Puspita Sari SMPN 1 Kademangan 47. 18 Bima Asta Dewa SMP Satap

yang diatur dalam pasal 32 Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional. Republik Indonesia No.4 Tahun 2006, dengan struktur