BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pembelajaran Kooperatif
a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Suprijono (2013: 54) menyebutkan bahwa pembelajaran
kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompk termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin guru atau
diarahkan oleh guru. Pendapat lain yang dikemukakan oleh Majid (2013: 174) menyebutkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang mengutamakan kerjasama untuk mencapai
tujuan pembelajaran. Isjoni (2011: 16) menyebutkan bahwa pembelajaran kooperatif atau cooperative learning adalah suatu model
pembelajaran yang saat ini banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat pada siswa (student-oriented) terutama untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan guru dalam
mengaktifkan siswa yang tidak peduli pada yang lain.
Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang berpusat pada siswa dalam kelompk-kelompok kecil berjumlah 4-6
b. Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif
Banner (dalam; Isjoni, 2011:60) menerangkan bahwa lima unsur dasar yang dapat membedakan pembelajaran kooperatif dengan kerja pkelompok, yaitu:
1) Positive Independence, yaitu hubungan timbal balik yang didasari adanya kepentingan yang sama antar anggota.
2) Interaction face to face, yaitu interaksi yang terjadi antara siswa tanpa adanya perantara.
3) Adanya tangung jawab pribadi mengenai materi pemelajaran dalam anggota kelompok.
4) Membutuhkan keluwesan.
5) Meningkatkan ketrampilan bekerjasama dalam memecahkan masalah.
Pembelajaran kooperatif mempunyai ciri-ciri atau karakteristik, Majid (2013:176) menyebutkan terdapat 4 ciri-ciri atau karakter sebagai berikut:
1. Siswa bekerja dalam kelompok untuk menuntaskan materi belajar. 2. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki keterampilan tinggi,
sedang, dan rendah.
3. Apabila memungkinkan, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, dan jenis kelamin yang berbeda.
2. Student Facilitator and Explaining
a. Pengertian Student Facilitator and Explaining
Pembelajaran dapat diartikan sebagai proses dalam kegiatan, untuk mewujudkan pembelajaran yang diharapkan maka guru harus dapat menciptakan pembelajaran yang inovatif. Pembelajaran yang dapat membangkitkan percaya diri siswa sangat diperlukan, sehingga dapat menciptakan suasana belajar yang kondusif. Salah satu pembelajaran yang dapat membuat siswa aktif dan bersemangat untuk belajar di dalam kelas adalah model pembelajaran Student Facilitator and Explaining.
Aqib (2013: 28) menyatakan bahwa Student Facilitator and Explaining yaitu siswa/ peserta memperesentasikan ide/pendapat pada rekan peserta didik lainnya. Menurut Huda (2013: 228) Student Facilitator and Explaining merupakan penyajian materi ajar yang diawali dengan penjelasan secara terbuka, memberi kesempatan siswa untuk menjelaskan kembali kepada rekan-rekannya, dan diakhiri dengan penyampaian semua materi kepada semua siswa.
Dari beberapa pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa Metode Student Facilitator and Explaining menjadikan siswa sebagai fasilitator dan di ajak berpikir secara kreatif. Penerapan Metode Student Facilitator and Explaining dapat menghasilkan pertukaran informasi yang lebih mendalam dan lebih menarik serta menimbulkan rasa percaya diri pada siswa.
b. Langkah-langkah Penerapan Metode SFAE
Suprijono (2015:147) berpendapat terdapat enam langkah dalam pelaksanaan pembelajaran Student Facilitator and Explaining, yaitu sebagai berikut:
a) Guru menyampaikan kompetensi yan ingin dicapai.
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menyampaikan ringkasan dari isi dan mengaitkan dengan gambar yang lebih besar mengenai silabus atau skema kerja.
b) Guru mendemostrasikan atau menyajikan materi.
Guru menyajikan materi yang dipelajari pada saat itu dan siswa memperhatikan. Setelah selesai menjelaskan, guru membagi siswa menjadi berkelompok. Guru menjelaskan dan mencontohkan kepada siswa bagaimana membuat peta konsep. Kemudian guru meminta siswa untuk mencatat apa yang telah mereka ketahui atau yang bisa dilakukan, berkaitan dengan aspek apapun yang berhubungan dengan materi tersebut. Guru juga bisa meminta siswa saling bertukar pikiran sehingga meraka lebih percaya diri. c) Memberi kesempatan siswa untuk menjelaskan kepada siswa
Dalam tahap ini guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk menjelaskan kepada siswa lainnya misalnya melalui bagan/peta konsep. Guru meminta seorang sukarelawan
untuk maju dan menjelaskan kembali materi yang telah dijelaskan oleh guru menggunakan bahasa sendiri berdasarkan Mind Mapping yang telah dibuat, sedang siswa lain boleh bertanya kepada siswa yang berada di depan apabila penjelasan dirasa kurang jelas.
d) Guru menyimpulkan ide/pendapat dari siswa.
Guru mencatat poin-poin penting untuk diulas dan memberikan kesimpulan ketika siswa yang suka rela menjelaskan apa yang mereka ketahui di depan kelas. Informasi yang tidak akurat, ide yang kurang tepat atau yang dijelaskan separuh.
e) Guru menerangkan semua materi yang disajikan saat ini.
Guru menjelaskan keseluruhan dari materi agar siswa lebih memahami materi yang sudah dibahas.
f) Penutup.
Peran guru yaitu sebagai manager, guru memonitor disiplin kelas dan hubungan interpersonal, dan memonitor ketepatan penggunaan waktu dalam menyelesaikan tugas. Guru sebagai mediator, guru memandu menjembatani mengaitkan materi pembelajaran yang sedang dibahas dengan permasalahan yang nyata ditemukan di lapangan.
Guru memberikan pengarahan kepada kelompok dengan menyatakan tujuan dari tugas atau materi yang diberikan, mendorong dan memastikan siswa untuk berpartisipasi. Membuat siswa mendapatkan giliran adalah salah satu cara untuk memformalkan partisipasi seluruh anggota kelompok. Selain itu, memberikan kesempatan untuk menyampaikan umpan balik positif kepada semua anggota
3. Mind Mapping
a. Pengertian Mind Mapping
Mind Mapping berasal dari kata “mind” yang artinya pikiran dan “mapping” yang artinya membuat peta. Mind Mapping pertama
kali muncul untuk mengatasi permasalahan belajar yang dihadapi oleh siswa. Orang yang pertama kali memperkenalkan Mind Mapping adalah Tony Buzan.
pikiran-pikiran. Mind Mapp juga sangat sederhana. Mind Mapp menggunakan kemampuan otak akan pengenalan visual untuk mendapatkan hasil yang sebesar-besarnya. Pendapat lain dari Said & Budimanjaya (2015:172) mind mapp atau peta pikiran adalah suatu metode untuk memaksimalkan potensi pikiran manusia dengan menggunakan otak kanan dan otak kirinya secara simultan. Michael (dalam; Buzan, 2010:2) mind mapp adalah alternative pemikiran keseluruhan otak terhadap mekikiran linear. Mind mapp menggapai kesagala arah dan menangkap berbagai pikiran dari segala sudut. Penggunaan Mind Mapping akan menyebabkan proses belajar yang menyenangkan dan mendorong anak untuk mandiri belajar serta sukses dalam prestasi akademiknya.
Mind Mapping bisa disebut sebagai sebuah peta rute. Kita bisa menyusun fakta dan pikiran sedemikian rupa dengan menggunakan ingatan sehingga cara kerja otak kita yang alami akan dilibatkan sejak awal sehingga mengingat informasi akan lebih mudah dan bisa diandalkan daripada menggunakan teknik mencatat biasa.
Konsep Mind Mapping asal mulanya diperkenalkan oleh Tony Buzan. Teknik ini dikenal juga dengan nama Radiant Thinking. Sebuah Mind Mapp memiliki sebuah ide atau kata sentral, dan ada 5 sampai 10 ide lain yang keluar dari ide sentral tersebut. Mind Mapping sangat efektif bila digunakan untuk memunculkan ide terpendam yang kita miliki dan membuat asosiasi di antara ide tersebut. Mind Mapping juga berguna untuk mengorganisasikan informasi yang dimiliki. Bentuk diagramnya yang seperti diagram pohon dan percabangannya memudahkan untuk mereferensikan satu informasi kepada informasi yang lain.
ditambahkan pada Mind Mapping yang dibuat untuk menambahkan ingatan yang lebih baik. Mind mapping yang baik dibuat dengan mengkombinasikan beberapa warna sehingga terkesan berwarna-warni dan tidak monoton.
Gambar dan warna, maka kedua bagian otak manusia dapat digunakan secara maksimal. Dengan memanfaatkan gambar dan teks pendek (kata kunci) ketika mengungkapkan ide yang ada dalam pikiran kita, maka kita telah menggunakan kedua otak secara sinergis apalagi jika kita menambahkan warna-warna cerah untuk kata kunci dalam Mind Map kita. Menurut penelitian, otak kita lebih mudah menerima teks pendek (kata kunci), gambar, warna daripada rangkaian kata-kata panjang.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa Mind Mapping adalah sebuah diagram yang menyajikan kata-kata, ide, atau hal yang lain yang dapat memudahkan kita dalam mengingat banyak informasi. Mind Mapping dapat dibuat menjadi diagram warna-warni dan penggunaan simbol agar mudah diingat.
b. Langkah-langkah Membuat Mind Mapping
Pembuatan Mind Mapping memerlukan beberapa bahan, yaitu kertas kosong tak bergaris, bolpoin, dan pensil warna. Buzan (2010:15) ada tujuh langkah untuk membuat Mind Mapp. Tujuh langkah tesebut adalah sebagai berikut:
segala arah dan untuk mengungkapkan dirinya lebih bebas dan alami.
2. Menggunakan gambar atau foto untuk ide sentral, karena sebuah gambar atau foto akan mempunyai seribu kata yang membantu otak dalam menggunakan imajinasi yang akan diungkapkan. Gambar yang diletakkan di tengah akan lebih menarik, membuat otak tetap focus, membantu otak berkonsentrasi, dan mengaktifkan otak.
3. Menggunakan warna yang menarik, karena bagi otak waran sama menariknya dengan gambar. Warna membuat Mind Mapp lebih hidup, menambah energi pada pemikiran yang kreatif dan menyenangkan.
4. Menghubungkan cabang-cabang utama ke gambar pusat dan
hubungkan cabang-cabang tingkat tiga ke tingga satu dan dua dan seterusnya, karena otak bekerja menurut asosiasi. Otak senang
mengaitkan dua hal sekaligus. Apabila cabang-cabang mind mapping dihubungkan akan lebih mudah diingat dan dimengerti. 5. Membuat garis hubung yang melengkung, bukan garis lurus karena
garis lurus akan membosankan otak. Cabang-cabang yang melengkung dan organis seperti cabang-cabang mind mapping jauh lebih menarik bagi mata.
6. Menggunakan satu kata kunci untuk setiap garis, karena dengan kata kunci tunggal member lebih banyak daya dan fleksiblitas
7. Menggunakan gambar, karena setiap gambar sentral bermakna seribu kata.
Berdasarkan cara pembuatan Mind Mapp dan menerapkannya dalam pembelajaran itu siswa dapat berlatih mengembangkan otaknya secara maksimal. Siswa akan lebih mudah berkonsentrasi karena setiap catatan yang dibuat oleh masing-masing siswa bersifat unik dan mudah dipahami.
4. Pembelajaran Langsung
Suprijono (2015:69) menjelaskan bahwa pembelajaran langsung atau direct instruction dikenal dengan sebutan active teaching. Pembelajaran langsung juga dinamakan whole-class teaching. Penyebutan
itu mengacu pada gaya mengajar di mana guru terlibat aktif dalam mengusung pelajaran kepada peserta didik dan mengajarkannya langsung
kepada seluruh kelas.
Teori pendukung pembelajaran langsung adalah teori behaviorisme dan teori belajar social. Berdasarkan kedua teori tersebut, pembelajaran
langsung menekankan belajar sebagai perubahan perilaku. Teori behaviorisme menekankan belajar sebagai proses stimulus-respon bersifat
mekanis, maka teori belajar teori belajar social menekankan pada perubahan perilaku bersifat organis melalui peniruan.
menuntaskan dua hasil belajar yaitu penguasaan pengetahuan yang distrukturkan dengan baik dan penguasaan keterampilan.
Sintak model pembelajaran langsung sebagai berikut:
Tabel 2.1 Sintak Pembelajaran
Fase-fase Perilaku Guru
Fase 1
Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, informasi latar belakang pelajaran, pentingnya pelajaran, mempersiapkan siswa untuk belajar
Fase 2
Mendemostrasikan pengetahuan dan keterampilan
Guru mendemonstrasikan keterampilan dengan benar, atau menyajikan informasi tahap demi tahap
Fase 3
Membimbing pelatihan
Guru merencanakan dan memberi bimbingan pelatihan awal
Fase 4
Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik
Mengecek apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik, memberi umpan balik.
Fase 5
Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjut dan penerapan
Guru mempersiapkan kesempatan melakukan pelatihan lanjutan, dengan perhatian khusus pada penerapan kepada situasi lebih kompleks dan kehidupan sehari-hari.
5. Rasa Percaya Diri
a. Pengertian Percaya Diri
Siswa yang mempunyai rasa percaya diri akan puas dengan
Aunurrahman (2010:184) menyatakan bahwa percaya diri merupakan salah satu kondisi psikologi seseorang yang berpengaruh terhadap aktivitas fisik dan mental dalam proses pembelajaran. Rasa percaya diri muncul ketika seseorang akan melakukan atau terlibat di dalam suatu aktivitas tertentu dimana pikirannya terarah untuk mencapai sesuatu hasil yang diinginkan.
Percaya diri menurut Dariyo (2007: 206) ialah kemampuan individu untuk dapat memahami dan meyakini seluruh potensinya agar dipergunakan dalam menghadapi penyesuaian diri dengan lingkungannya. Orang yang percaya diri biasanya mempunyai inisiatif, kreatif, dan optimis terhadap masa depan, mampu menyadari kelemahan dan kelebihan diri sendiri, berpikir positif, menganggap semua permasalahan pasti ada jalan keluarganya. Orang yang tidak percaya diri ditandai dengan sikap-sikap yang cenderung melemahkan semangat hidupnya, seperti minder, pesimis, pasif, apatis dan cenderung apriori.
dapat mengenal kelebihan dan kekurangan diri sendiri melalui konsep diri.
Percaya diri yang besar akan menimbulkan sikap optimis dan yakin terhadap kemampuan yang dimilikinya. Orang yang percaya diri yakin terhadap tindakan yang dilakukannya. Hal tersebut akan memberi dorongan untuk mempermudah proses belajarnya. Orang yang tidak percaya diri akan merasa minder, malu, tidak yakin terhadap kemampuan yang dimilikinya, sehingga akan menghambat proses belajarnya. pandangan yang bersifat positif terhadap dirinya dengan tidak perlu membandingkannya dengan orang lain. Indikator rasa percaya diri diperlukan untuk memudahkan penyusunan lembar angket rasa percaya diri.
b. Langkah-Langkah Percaya Diri
Meningkatkan percaya diri mempunyai beberapa langkah, adapun 10 langkah yang di kemukakan Lauster (2002:11), antara lain sebagai berikut:
1) Cari sebab-sebab merasa rendah diri. Jika sudah mengetahui sebab itu, maka dapat dilakukan suatu perbaikan.
2) Atasi kelemahan yang dimiliki, hal yang terpenting harus memiliki kemauan yang kuat, sehingga akan memandang perbaikan kecil sebagai keberhasilan yang sebenarnya.
4) Bahagia dengan keberhasilan dalam Suatu bidang tertentu dan jangan ragu untuk bangga.
5) Bebaskan diri dari pendapat orang lain. Jangan berbuat berlawanan dengan keyakinan diri sendiri.
6) Jika tidak puas dengan pekeijan sendiri maka kembangkan bakat melalui hobby, sehingga akan mengobati kekecewaan dan dapat menjaga diri dari tidak yakin atas diri sendiri.
7) Jika dituntut untuk melakukan pekerjaan atau tugas yang sulit, coba melakukan pekeijaan atau tugas tersebut dengan rasa optimis. 8) Jangan terlalu bercita-cita, karena cita-citayang kelewat batas tidak
baik. Makin besar cita-cita maka akan semakin sulit untuk memenuhi tuntutan tersebut.
9) Jangan terlalu sering membandingkan diri sendiri dengan orang lain.
10) Jangan mengambil motto yang dilakukan orang lain pasti bisa
dilakukan diri kita, karena tidak seorangpun mempunyai hasil yang sama persis.
Berdasar pendapat diatas maka dapat diartikan bahwa percaya diri dibangun melalui niat, pola pikir, imajinasi, dan keyakinan. Kepercayaan diri tumbuh karena adanya keyakinan yang besar dalam diri kita.
c. Ciri-ciri Percaya Diri
diri yang dikemukakan Lina dan Klara (2010: 16), diantaranya adalah sebagai berikut:
i. Percaya akan kompetensi atau kemampuan diri, sehingga tidak membutuhkan pujian, pengakuan penrimaan, ataupun rasa hormat orang lain.
ii. Tidak terdorong untuk menunjukan sikap menyesuaikan diri demi diterima oleh orang lain atau kelompok.
iii. Berani menerima dan menghadapi penolakan orang lain, serta berani menjadi diri sendiri.
iv. Punya pengendalian diri yang baik.
v. Memiliki internal locus of control ( memandang keberhasilan atau kegagalan, tergantung dari usaha diri sendiri dan tidak mudah menyerah pada nasib atau keadaan serta tidak tergantung orang lain.
vi. Mempunyai cara pandang yang positif terhadap diri sendiri, orang lain dan situasi diluar dirinya
vii. Memiliki harapan realistis terhadap diri sendiri, sehingga ketika harapan itu tidak terwujud, ia tetap mampu melihat sisi positif dirinya dan situasi yang terjadi.
d. Indikator Rasa Percaya Diri
percaya diri. Indikator rasa percaya diri yang dikemukakan Mustari (2014:57) adalah sebagai berikut :
1) Yakin terhadap kemampuan diri sendiri
Orang yang yakin terhadap kemampuan diri sendiri memiliki sikap optimis. Orang yang optimis tidak akan merasa ragu, malu dan minder. Sikap optimis diperlukan siswa agar siswa termotivasi untuk melakukan hal yang baik.
2) Berani melakukan sesuatu yang positif.
Berani melakukan hal yang positif artinya seseorang berani untuk mengeluarkan pendapat, berusaha melakukan yang terbaik dalam menyelesaikan suatu masalah dan bertanggungjawab terhadap perbuatannya.
3) Bersungguh-sungguh dalam melakukan sesuatu.
Orang yang percaya diri akan melakukan sesuatu hal dengan cara sungguh-sungguh dan optimis. Orang yang bersungguh-sungguh dalam melakukan sesuatu akan membawanya pada suatu kesuksesan. Sikap yang bersungguh-sungguh penting dimiliki oleh siswa agar mereka dapat berhasil menggapai cita-cita dan harapannya.
6. Prestasi Belajar
a. Pengertian prestasi belajar
Pendidikan erat kaitannya dengan prestasi belajar, karena prestasi be;ajar merupakan salah satu factor penentu pendidikan dapat dikatakan berhasil atau tidak. Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 85) prestasi adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya ditujukan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan guru. Prestasi biasanya berhubungan erat dengan aspek belajar. Sejalan denagn pendapat tersebut Arifin (2011: 12) mengemukakan bahwa prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu "prestatie". Prestasi dalam bahasa Indonesia menjadi "prestasi" yang berarti "hasil usaha" prestasi.
Hamalik (2008: 27) menjelaskan bahwa belajar ialah suatu proses atau kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan mengingat akan tetapi lebih luas dari itu yakni mengalami. Pendapat lain dikemukakan oleh Slameto (2010: 2) bahwa belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
dalam kegiatan mengalami, mengamati, membaca, dan mendengar sebagai suatu perubahan yang nyata.
Prestasi belajar merupakan suatu pencapaian hasil usaha yang berhubungan dengan aspek intelektual. Prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai peserta didik untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa dalam penguasaan terhadap materi yang disampaikan oleh guru yang biasanya ditunjukkan dengan nilai tes.
b. Fungsi prestasi belajar
Prestasi belajar siswa mempunyai berbagai fungsi. Fungsi untuk siswa maupun fungsi untuk kepentingan lainnya, seperti yang dikemukakan Arifin (2011: 12) fungsi prestasi belajar merupakan masalah yang sifatnya abadi (perennial) dalam sejarah kehidupan manusia. karena manusia selalu mengejar prestasi sepanjang rentang kehidupannya sesuai dengan bidangnya masing-masing. Prestasi belajar menjadi sangat penting karena memiliki beberapa fungsi, diantaranya:
1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang dikuasai oleh peserta didik.
2) Prestasi belajar sebagai simbol kepuasan terhadap rasa ingin tahu yang biasa disebut sebagai "tendensi keingintahuan (couriosity) dan merupakan kebutuhan umum manusia".
sebagai umpan balik (feedback) dalam meningkatkan mutu pendidikan.
4) Prestasi belajar sebagai indikator interen dan eksteren dari suatu institusi pendidikan. Indikator intern dijadikan sebagai indikator tingkat produktivitas. Asumsinya adalah kurikulum yang digunakan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan siswa. Indikator ekstern yaitu tinggi rendahnya prestasi belajar dapat dijadikan sebagai indikator tingkat kesuksesan siswa di mata masyarakat. Asumsinya adalah kurikulum yang digunakan relevan dengan kebutuhan masyarakat.
5) Prestasi belajar dijadikan sebagai indikator daya serap (kecerdasan) siswa. Siswa menjadi fokus utama yang harus diperhatikan dalam pembelajaran karena siswa yang diharapkan dapat menyerap seluruh materi.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar itu penting diketahui dan dipahami oleh seorang guru terhadap siswanya. Prestasi belajar tidak hanya berfungsi sebagai indikator keberhasilan dalam bidang studi tetapi juga sebagai indikator keberhasilan suatu institusi pendidikan. Prestasi belajar penting sebagai umpan balik bagi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran sehingga guru dapat mengambil keputusan apakah perlu diadakan perbaikan atau bimbingan kepada siswa.
c. Faktor-faktor yang memengaruhi prestasi belajar
seseorang merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang memengaruhinya baik dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar diri (faktor ekstemal) individu Pengenalan terhadap faktor-faktor yang memengaruhi prestasi belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu siswa dalam mencapai prestasi belajar yang sebaik-baiknya. Faktor internal yang memengaruhi prestasi belajar yaitu:
1) Faktor jasmaniah (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh. Termasuk dalam faktor ini misalnya, penglihatan, pendengaran, struktur tubuh, dan sebagainya.
2) Faktor psikologis yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh. Terdiri dari:
a) Faktor intelektif yang meliputi faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat. Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki.
b) Faktor non-intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi, dan penyesuaian diri.
3) Faktor kematangan fisik maupun psikis. Tergolong faktor ekstemal yakni:
a) Faktor sosial yang terdiri atas lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, dan kelompok.
b) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian.
4) Faktor lingkungan spiritual atau keamanan.
Pendapat lain yang tidak jauh berbeda diungkapkan oleh Slameto (2010: 54) bahwa faktor-faktor yang memengaruhi prestasi belajar dapat digolongkan menjadi dua antara lain:
1) Faktor internal yang terdiri dari faktor jasmaniah, meliputi faktor kesehatan dan cacat tubuh. Faktor psikologis meliputi intelegensi, perhatian, minat. bakat, motif, kematangan, kesiapan, dan faktor kelelahan.
2) Faktor eksternal terdiri dari:
a) Faktor keluarga meliputi cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan.
b) Faktor sekolah meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah.
c) Faktor masyarakat meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat, media masa, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.
keluarga, sekolah, dan masyarakat. Cara orang tua mendidik anaknya menjadi penentu utama terhadap prestasi siswa. Perhatian yang diberikan oleh orang tua dapat menjadi semangat bagi siswa untuk memperoleh prestasi.
7. llmu Pengetahuan Alam (IPA) SD a. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam
Ilmu pengetahuan alam (IPA) sering disebut juga dengan istilah pendidikan sains. Istilah llmu Pengetahuan Alam atau IPA dikenal dengan istilah "sains". Kata sains berasal dari bahasa latin yaitu "scientia" yang berarti "saya tahu". Sains berasal dari Bahasa Inggris "science" yang berarti "pengetahuan". Science kemudian berkembang menjadi social science yang dalam bahasa Indonesia dikenal dengan ilmu pengetahuan sosial (IPS) dan natural science yang dalam bahasa Indonesia dikenal dengan llmu Pengetahuan Alam (IPA).
IPA adalah pengetahuan yang sistematis dan dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan didasarkan terutama atas pengamatan dan deduksi menurut H.W. Flower (dalam Trianto, 2011: 136). Wahyana (dalam Trianto, 2011: 136) menjelaskan bahwa IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan tersusun secara sistematik. penerapannya secara umum terbatas pada gejala- gejala alam lahir dan berkembang melalui metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen serta menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur dan sebagainya.
sekitar beserta isinya. IPA mempelajari semua benda yang ada di alam, peristiwa, dan gejala-gejala yang muncul di alam. Ilmu dapat diartikan sebagai suatu pengetahuan yang bersifat objektif. Hakikatnya IPA merupakan ilmu pengetahuan tentang gejala alam yang
b. Tujuan Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
Setiap mata pelajaran yang diajarkan di jenjang satuan pendidikan pasti mempunyai tujuan. Tujuan pembelajaran IPA di sekolah dasar menurut Badan Nasional Standar Pendidikan (BSNP) (dalam Susanto, 2013: 11-172 ), dimaksudkan untuk.
1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran tuhan yang maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-Nya.
2) Mengembangkan Pengetahuan dan pemahaman konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran
tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat.
4) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan.
5) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam.
6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan tuhan.
B. Materi
Standar Kompetensi (SK) mata pelajaran IPA di sekolah dasar kelas V yaitu pada SK 6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat
suatu karya/model. Kompetensi Dasar yang digunakan yeitu KD 6.1 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya.
Tabel 2.2 Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)
Standar Kompetensi Kompetendi Dasar 8. Menerapkan sifat-sifat
cahaya melalui kegiatan
membuat suatu
karya/model
6.1Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya
(Sumber: Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Sekolah Dasar) Materi yang akan dibahas meliputi (Haryanto, 2008:141-150)
CAHAYA DAN SIFAT-SIFATNYA
Cahaya sangat bermanfaat bagi kehidupan. Cahaya membuat dunia ini terang benderang. Kita hanya dapat melihat suatu benda, jika ada cahaya. Selain itu, ada juga benda-benda yang memang dapat memancarkan cahaya. Benda-benda itu disebut sumber cahaya, seperti matahari, lampu yang menyala, lilin dan senter.
A. Sifat-Sifat Cahaya
1. Cahaya Merambat Lurus
dibedakan menjadi benda tidak tembus cahaya dan benda tembus cahaya. Benda tidak tembus cahaya tidak dapat meneruskan cahaya yang mengenainya. Apabila dikenai cahaya, benda ini akan membentuk bayangan. Contoh benda tidak tembus cahaya yaitu kertas, karton, tripleks, kayu, dan tembok. Sementara itu, benda tembus cahaya dapat meneruskan cahaya yang mengenainya. Contoh benda tembus cahaya yaitu kaca.
2. Cahaya Dapat Menembus Benda Bening
Cahaya menembus benda bening dapat terlihat jika kita menerawangkan plastik bening ke arah sinar lampu. Sinar tersebut dapat kita lihat karena cahaya dapat menembus benda bening. Jika cahaya mengenai benda yang gelap (tidak bening) misalnya pohon, tangan, mobil, maka akan membentuk bayangan. Contoh lain yang membuktikan bahwa cahaya dapat menembus benda bening adalah jika kita berada di dalam ruangan berkaca berwarna bening dan kita memandang ke halaman kita dapat melihat anak-anak yang sedang bermain di halaman.
3. Cahaya Dapat Dipantulkan
Pemantulan cahaya ada dua jenis yaitu pemantulan baur
(pemantulan difus) dan pemantulan teratur. Cermin merupakan salah satu benda yang memantulkan cahaya. Berdasarkan bentuk permukaannya ada cermin datar dan cermin lengkung. Cermin
Cermin datar biasa digunakan untuk bercermin. bayangan pada cermin datar mempunyai sifat-sifat berikut.
1) Ukuran (besar dan tinggi) bayangan sama dengan ukuran benda.
2) Jarak bayangan ke cermin sama dengan jarak benda ke cermin. 3) Kenampakan bayangan berlawanan dengan benda. Misalnya
tangan kirimu akan menjadi tangan kanan bayanganmu.
4) Bayangan tegak seperti bendanya.
5) Bayangan bersifat semu atau maya. Artinya, bayangan dapat
dilihat dalam cermin, tetapi tidak dapat ditangkap oleh layar. b. Cermin Cembung
Cermin cembung yaitu cermin yang permukaan bidang
pantulnya melengkung ke arah luar. Cermin cembung biasa digunakan untuk spion pada kendaraan bermotor. Bayangan pada
cermin cembung bersifat maya, tegak, dan lebih kecil (diperkecil) daripada benda yang sesungguhnya.
c. Cermin Cekung
Cermin cekung yaitu cermin yang bidang pantulnya melengkung ke arah dalam. Cermin cekung biasanya digunakan
sebagai reflektor pada lampu mobil dan lampu senter. Sifat bayangan benda yang dibentuk oleh cermin cekung sangat
dan semu (maya). Dan jika benda jauh dari cermin cekung, bayangan benda bersifat nyata (sejati).
C. Hasil Penelitian yang Relevan
Terdapat beberapa kajian relevan yang digunakan dalam enelitian. Kajian relevan yang digunakan yaitu hasil peneliatian yang berhubungan dengan Student Facilitator and Explaning
1. Penelitian yang dilakukan oleh Pande Km. Mika Adi Santa, Md. Suarjana, I Gde Wawan Sudatha dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran
Student Facilitator and Explaining terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas V Semester II SD Negeri 2 Gianyar”. Berdasarkan hasil analisis diperoleh, perbedaan prestasi belajar matematika antara siswa
yang mengikuti proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran student facilitator and explaining dengan siswa yang mengikuti proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran konvensional, dan prestasi belajar matematika siswa yang mengikuti proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran student facilitator and explaining dan ratarata 14,95, sedangkan siswa yang mengikuti proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran konvensional dengan rata-rata 14,70.
D. Kerangka Berpikir
Kegiatan belajar mengajar yang membosankan akan membuat siswa
jenuh dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Kejenuhan yang tercipta di dalam kelas akan membuat siswa pasif dalam pembelajaran dan akan berujung
pada penurunan prestasi, selain dapat membuat pretasi belajar siswa menurun juga dapat membuat rasa percaya diri siswa rendah.
Penlitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Metode student
Facilitator and Explaining Menggunakan Media Mind Mapping terhadap rasa percaya diri dan prestasi belajar IPA. Kerangka berpikir penelitian ini dapat
dilihat dengan skema sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
Rasa Percaya Diri dan Prestasi Belajar IPA rendah
Rasa Percaya Diri dan Prestasi Belajar IPA (Y) Memberikan Pengaruh
terhadap Rasa Percaya Diri dan Prestasi Belajara Siswa
Penggunaan Student Facilitator And Explaining
Berdasarkan gambar di atas dijelaskan bahwa kondisi awal siswa memiliki rasa percaya diri dan prestasi belajar IPA yang rendah, kemudian diterapkan Metode student Facilitator and Explaining Menggunakan Media Mind Mapping. Metode student Facilitator and Explaining Menggunakan Media Mind Mapping yang sudah diterapkan dalam proses pembelajaran kemudian diperoleh data. Data yang diperoleh kemudian dihitung perubahnnya. Hasil pengolahan data memberikan pengAruh terhadap rasa percaya diri dan prestasi
belajar IPA.
E. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan masalah yang dirumuskan, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh Strategi Student Facilitator and Explaining Menggunakan Media Mind Mapping terhadap rasa percaya diri siswa kelas V Sekolah Dasar.