• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA PENINGKATAN KINERJA DITINJAU DARI DISIPLIN DAN MOTIVASI ANGGOTA RESIMEN TARUNA AKADEMI MILITER MAGELANG - STIE Widya Wiwaha Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "UPAYA PENINGKATAN KINERJA DITINJAU DARI DISIPLIN DAN MOTIVASI ANGGOTA RESIMEN TARUNA AKADEMI MILITER MAGELANG - STIE Widya Wiwaha Repository"

Copied!
78
0
0

Teks penuh

(1)

TESIS

Diajukan Oleh :

TORNADO

NIM 141202586

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN

STIE WIDYA WIWAHA

YOGYAKARTA

2016

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(2)

TESIS

Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-2/ gelar M agister

pada Program M agister M anajemen STIE WIDYA WIWAHA

Diajukan Oleh :

TORNADO

NIM 141202586

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN

STIE WIDYA WIWAHA

YOGYAKARTA

2016

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(3)

AKADEMI MILITER MAGELANG

Diajukan Oleh : TORNADO NIM 141202586  

Tesis ini telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji Pada tanggal :

Penguji I Penguji II

Dra. Ary Sutrischastini, M .Si Zulkifli, SE, M M dan telah diterima sebagai salah satu persyaratan

untuk memperoleh Gelar M agister Yogyakarta, ...

M engetahui,

PROGRAM M AGISTER M ANAJEM EN STIE WIDYA WIWAHA YOGYAKARTA

DIREKTUR

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(4)

UPAYA PENINGKATAN KINERJA DITINJAU DARI

DISIPLIN DAN MOTIVASI ANGGOTA RESIMEN TARUNA

AKADEMI MILITER MAGELANG

Yang dibuat untuk melengkapi sebagai persyaratan menjadi M agister M anajemen pada Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Widya Wiwaha Yogyakarta, sejauh yang saya ketahui bukan merupakan tiruan atau berasal dari tesis yang sudah dipublikasikan dan atau pernah dipakai untuk mendapatkan kesarjanaan di Lingkungan STIE Widya Wiwaha maupun di perguruan Tinggi manapun, kecuali bagian yang sumber informasi dicantumkan sebagaimana mestinya.

Yogyakarta, Oktober 2016

TORNADO NIM 141202586

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(5)

berkat rahmat, hidayah dan nikmat serta kesempatan yang telah diberikan sehingga penulisan dan penyusunan tesis ini dapat terselesaikan.

Tesis yang merupakan karya ilmiah ini disusun guna memenuhi salah satu persyaratan akademik yang ditetapkan pihak STIE Widya Wiwaha Yogyakarta agar penulis memperoleh gelar M agister M anajemen. Kami menyadari bahwa tesis ini diselesaikan atas bantuan banyak pihak, baik bantuan yang diterima secara langsung maupun tidak langsung.

Pada kesempatan ini, kami menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang telah membantu, khususnya kepada:

1. Bapak Dr. Wahyu Widayat, M .Ec, selaku dosen pembimbing tesis I yang selalu memberikan masukan, arahan dan bimbingan

2. Bapak Zulkifli, SE., M M , selaku dosen pembimbing II yang selalu memberikan masukan, arahan dan bimbingan serta selaku Dosen Penguji II 3. Bapak Prof. Dr. Abdul Halim, M BA., Akt., selaku Direktur Program M agister

M anajemen STIE Widya Wiwaha Yogyakarta.

4. Pimpinan dan seluruh jajaran di Akademi M iliter M agelang yang telah memberikan ijin kepada kami untuk melakukan penelitian dan memberikan bantuan berupa data-data yang dibutuhkan.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(6)

6. Seluruh rekan satu angkatan yang senantiasa saling mengingatkan, berbagi suka/duka dan bekerja sama melakukan berbagai hal selama menempuh pendidikan di STIE Widya Wiwaha Yogyakarta.

Apabila dalam penulisan dan penyusunan tesis ini terdapat kekurangan atau terdapat kata maupun kalimat yang kurang sesuai, kami mohon maaf. M udah-mudahan tesis ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan maupun pihak manapun yang bermaksud memanfaatkannya.

Yogyakarta, Oktober 2016

TORNADO NIM 141202586

             

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(7)

HALAM AN PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAM BAR ... ix

ABSTRAKSI ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang M asalah ... 1

B. Rumusan M asalah ... 6

C. Pertanyaan Penelitian ... 7

D. Tujuan penelitian ... 7

E. M anfaat Penelitian ... 8

BAB II LANDASAN TEORI A. M otivasi ... 9

B. Disiplin Taruna ... 12

C. Kinerja Taruna ... 18

BAB III M ETODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 20

B. Subyek dan Obyek Penelitian ... 20

C. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 21

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(8)

A. Deskripsi Data ... 30

B. Pembahasan ... 58 BAB V SIM PULAN DAN SARAN

A. Simpulan ... 64

B. Saran ... 65 DAFTAR PUSTAKA

                             

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(9)

Gambar 3.1 model M iles dan Huberman ... 29 Gambar 4.1 Lambang AKM IL ... 35 Gambar 4.2. Taruna/Taruni ... 39  

                                   

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(10)

menuntut setiap orang atau Anggota Resimen Taruna yang terlibat di dalamnya untuk memiliki jiwa militer. Budaya disiplin, loyalitas, integritas, senioritas dan sebagainya, pada akhirnya mengarah pada satu hal yakni komitmen organisasi. Komitmen yang kuat terhadap organisasi ditunjukkan dengan sikap disiplin yang munculkan Anggota Resimen Taruna di lingkungan Akmil M agelang dengan motivasi yang kuat. Hal ini terlihat dari sikap loyalitas yang kuat dan totalitas yang ditunjukkan bagi perkembangan Akmil. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja ditinjau dari disiplin dan motivasi kerja anggota Resimen Taruna Akademi M iliter M agelang masih kurang optimal dan untuk mengetahui upaya apa yang akan dikembangkan dalam meningkatkan kinerja ditinjau dari disiplin dan motivasi Anggota Resimen Taruna Akademi M iliter M agelang.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif sering disebut dengan penelitian naturalistik, etnografik, studi kasus atau fenomenologi. Penelitian kualitatif menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan tentang orang-orang atau perilaku yang dapat diamati.

Hasil penelitian menunjukkan kinerja ditinjau dari disiplin dan motivasi anggota Resimen Taruna masih kurang optimal karena kurangnya pemahaman peraturan Taruna, faktor usia dan kebiasaan, padahal peraturan kehidupan Taruna (perduptar) merupakan salah satu dasar hukum penegakkan disiplin dan tata tertib kehidupan taruna yang bersumber dari perangkat nilai-nilai dasar. Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja Resimen Taruna Akmil M agelang, adalah upaya intrinsik atau dari dalam diri Taruna dengan cara memahami sepenuhnya tentang aturan dan tata tertib yang diberlakukan bagi Taruna, melakukan kegiatan-kegiatan positif seperti ibadah atau berolahraga, bila terdapat waktu luang upayakan untuk membaca materi perkuliahan atau buku yang berhubungan dengan penerapan tugas nantinya sebagai perwira TNI AD, dan apabila melihat rekan yang melakukan pelanggaran agar diingatkan. Kemudian upaya dari sektor ekstrinsik atau luar Taruna adalah mengadakan kegiatan pembinaan potensi yang terjadwal oleh senat korps taruna seperti brass band, drum band dan lainnya, kegiatan diskusi kelompok yang terjadwal, sesuai program dari senat Resimen Taruna, kegiatan deputasi ke rumah pejabat-pejabat Akademi M iliter untuk mendapatkan pencerahan dari pejabat Akademi M iliter sehingga motivasi untuk berkinerja tinggi dapat terbangun senantiasa, dan mengaktifkan tim-tim yang sudah ada dalam senat Resimen Taruna seperti tim mushola, tim olah raga, English club dan lainnya.

Kata Kunci : Kinerja, Disiplin, Motivasi

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berbagai or gan isasi, dan lemb aga tentuny a ingin mendap atkan kinerja Taruna

y ang baik dalam setiap bidang masin g- masin g. Dalam p emeliharaan dan p engelolaan

sumber daya manusia sendiri tentu harus mendapat p erhatian y ang lebih. Sumber d ay a

manusia adalah salah satu faktor y ang berp eran p enting untuk kelan gsun gan

organisasi. Lan gkah y ang dilakukan untuk mendapatkan kinerja Taruna y ang

memuaskan antara lain den gan melakukan motivasi kerja disip lin kerja dan lin gkun gan

kerja y ang baik.

Kinerja seseoran g dipen garuhi oleh tingk at p endidikan, motivasi dan

p engalaman ker ja. Kinerja dihar ap kan mengh asilkan mutu p ekerjaan y ang baik serta

jumlah p ekerjaan y ang sesuai dengan standar. Tingkat p endidikan Taruna sangatlah

memp engaruhi kiner janya, karena dengan pendidikan orang leb ih memp uny ai

wawasan y ang lebih luas dan umumny a tingkat pergaulanny a juga lebih luas.

(Mangkunegara, 2001)

Pada berbagai asp ek khususnya berorganisasi, f aktor sumber d ay a manusia

menjad i masalah di setiap kegiatan y ang ada d i dalamny a. M elalui p emanfaatan

sumber daya manusia y ang efisien d an efektif, organisasi berharap agar dap at bertahan

di persaingan y ang semakin sen git agar memp eroleh hasil terbaik khususny a di kinerja

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(12)

Taruna agar mend ap atkan kesuksesan. Tentuny a dip erlukan suatu p roses y ang p anjang

untuk mendap atkan kesuksesan tersebut. Kinerja secara tidak lan gsung berpen garuh

terhadap citra organisasi. Atasan berp eran p enting untuk menumbuhk an motivasi b agi

p ara anggotany a karena jika tidak ada dorongan maka p ara Tarunany a tidak bisa

memacu diriny a sendiri untuk lebih meningkatkan kinerjany a.

Kinerja seseor ang merup akan ukur an sejauh mana keb erhasilan seseoran g

dalam melakuk an tugas pekerjaanny a. Mathis dan Jackson (2006:113) menjelaskan

ada tiga faktor utama y ang mempengaruhi kinerja Taruna ad alah kemamp uan indiv idu

untuk melakukan p ekerjaan tersebut, tingkat usaha y ang dicurahkan d an dukun gan

organisasi yang diterimanya. Kinerja Taruna serin g d iartikan sebagai p encap aian tugas,

dimana Tarun a dalam bek erja harus sesuai dengan p rogr am ker ja or gan isasi untuk

menunjukkan tingk at kinerja or gan isasi dalam mencap ai visi, misi, dan tujuan

organisasi.

Kinerja sumb er day a manusia atau Job Perfomance, merup akan h asil k erja

y ang dicapai oleh seor an g Taruna dalam melakukan tugas sesuai tanggun g jawab y ang

diberikan kep adany a (Mangkunegar a, 2001:67). Selanjutny a Hasibuan (2012: 42)

menjelaskan Kiner ja Taruna ad alah suatu hasil kerja y ang dap at dicap ai seseoran g

dalam melaksan akan tugas-tugas y ang dibebank an kepadany a y ang didasarkan atas

kecakap an, p engalaman, kesun gguhan serta waktu. Prestasi ker ja merupakan gabun gan

dari dua faktor yaitu: kemampuan dan minat seorang p ekerja, kemamp uan dan

p enerimaan atas penjelasan delegasi tugas, serta p eran dan tingkat motivasi seoran g

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(13)

p ekerja. Semakin tinggi ketiga faktor di atas mak a semak in tin ggi p ulalah tingk at

keberhasilan p ekerja tersebut.

Menurut Sedarmay anti (2001: 65) salah satu faktor y ang memp en garuhi

kinerja adalah Sikap M ental (motivasi kerja, d isip lin kerja, etika ker ja). Sik ap mental

y ang dimilik i seor an g Taruna akan memberikan p en garuh terhadap kinerjany a.

Disip lin kerja merup akan salah satu faktor y ang dap at mencermink an kinerja y ang

dihasilkan o leh Taruna. Kedisip linan menjadi kunci terwujudny a tujuan organisasi,

Taruna dan masy arakat, dengan disip lin y ang baik berarti Taruna sadar dan bersed ia

mengerjakan semua tugasny a dengan baik (Hasibuan, 2012: 198). Ada beberapa faktor

y ang harus dip erhatikan dalam p enerap an disip lin sep erti: Ketep atan waktu,

menggunakan p eralatan dengan baik, tanggung jawab yang tinggi.

Berbagai Lembaga p endidikan tentunya ingin mendap atkan kinerja Taruna

y ang baik dalam setiap bidang masin g- masin g. Dalam p emeliharaan dan p engelolaan

sumber daya manusia sendiri tentu harus mendapat p erhatian y ang lebih. Sumber d ay a

manusia adalah salah satu faktor y ang berp eran p enting untuk kelan gsun gan

organisasi. Lan gkah y ang dilakukan untuk mendapatkan kinerja Taruna y ang

memuaskan antara lain den gan melakukan motivasi kerja disip lin kerja dan lin gkun gan

kerja y ang baik.

Kinerja seseorang dipen garuhi oleh tingk at p endidikan, motivasi dan

p engalaman ker ja. Kinerja dihar ap kan mengh asilkan mutu p ekerjaan y ang baik serta

jumlah p ekerjaan y ang sesuai dengan standar. Tingkat p endidikan Taruna sangatlah

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(14)

memp engaruhi kiner janya, karena den gan pendidikan oran g lebih memp uny ai

wawasan yang lebih luas dan umumny a tingkat pergaulanny a juga lebih luas.

Kinerja seseor ang merup akan ukur an sejauh mana keb erhasilan seseoran g

dalam melakuk an tugas pekerjaanny a. Mathis dan Jackson (2006:113) menjelaskan

ada tiga faktor utama y ang mempengaruhi kiner ja Taruna ad alah kemamp uan indiv idu

untuk melakukan p ekerjaan tersebut, tingkat usaha y ang dicurahkan d an dukun gan

organisasi yang diterimanya. Kinerja Taruna serin g d iartikan sebagai p encap aian tugas,

di mana Taruna dalam b ekerja harus sesuai d engan p rogr am kerja organisasi untuk

menunjukkan tingk at kinerja or gan isasi dalam mencap ai visi, misi, dan tujuan

organisasi.

Resimen Taruna Akademi M iliter M agelan g berusaha untuk meningk atkan

kinerja an ggotanya melalui p enelitian terhadap up ay a p eningkatan kinerja an ggota

ditinjau motivasi ker ja, d isip lin kerja y ang dialami o leh an ggotany a. Akademi M iliter

(Akmil) adalah sekolah pendidikan TNI Angkatan Dar at di Kota Magelang, Jawa

Tengah, Indon esia. Akademi M iliter men cetak Perwira TNI Angkatan Darat. Secara

organisasi, Akademi M iliter berada di d alam struktur organisasi TNI Angkatan Dar at,

y ang dip imp in oleh Gubernur Akad emi Militer yang saat ini d ijab at oleh M ayjen TNI

Hartomo, S.IP. Wakil Gubernur Akademi M iliter y ang saat ini dijabat oleh Brigjen TNI

Wisnoe Prasety a Budi, S.IP, M .M. M ako Akademi M iliter berada di Jl. Gatot Subroto,

M agelang, Jawa Tengah.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(15)

Akademi M iliter (Akmil) merup akan lembaga p endidikan khusus y ang

memiliki tu gas pokok membentuk Taruna (p eserta didik di Akmil) agar menjadi

Perwira Tentara Nasional Indonesia Angk atan Darat (TNI-AD) y ang memiliki sikap

dan p erilaku sebagai p rajurit Sap tamarga, jasmani y ang samap ta, memiliki

p engetahuan dan keteramp ilan dasar golon gan p erwira dengan kualifikasi akad emis

p rogram Dip loma IV Pertahanan. Akmil di Indonesia hany a ada satu y akni berlokasi

di wilay ah Kota M agelan g. Guna mencap ai pengetahuan dan keteramp ilan dasar

tersebut, Akmil menerap kan berbagai kebijakan y an g dih arap kan mamp u memenuhi

kebutuhan-kebutuhan p ara Taruna di bidang akademis maup un umum.

Lin gkun gan militer y ang ad a di Akmil M agelan g secara lan gsun g menuntut

setiap orang atau Anggota Resimen Taruna y ang terlibat di dalamny a untuk memiliki

jiwa militer. Buday a disip lin, loy alitas, integritas, senioritas dan sebagainya, p ada

akhirny a mengarah p ada satu hal y akni komitmen organisasi. Komitmen y ang kuat

terhadap organisasi ditunjukkan dengan sikap disip lin y ang munculkan Anggota

Resimen Taruna di lin gkun gan Akmil Magelang den gan motivasi y ang ku at. Hal ini

terlihat dari sikap loy alitas yang kuat dan totalitas y ang d itunjukkan b agi

p erkembangan Akmil.

Dalam up ay a memp eroleh hasil didik y ang optimal p erlu adanya suatu

kegiatan melalui b imbingan dan p engasuhan (bimsuh) yang men garah p ada

p embentukan disip lin Taruna dan M otivasi y ang tinggi. Berd asarkan observasi

p endahuluan diketahui bahwa terkadan g peningk atan kinerja Taruna masih

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(16)

dihadap kan p ada beberapa kendala y ang ada dalam p eny elenggaraan p roses belajar

mengajar, baik y ang diakib atkan dari faktor intern maup un ekstern. Kendala tersebut

antara lain :

1. Terbatasny a jumlah p engasuh ditambah lagi ap abila p engasuh mendap at

p enugasan kedin asan ke lu ar dari Akad emi TNI y ang kesemuany a berdamp ak

p ada pengawasan dan p embimbingan menjadi tidak maksimal.

2. Kurangny a p emahaman p eraturan Taruna tata tertib y ang diber lakukan seh in gga

taruna masih kuran g men gerti sep enuhny a mana p erbuatan y ang dilar an g

maup un tidak dilarang

3. Faktor usia dan kebiasaan buday a disip lin dalam setiap kegiatannya.

Resimen Taruna di lin gkun gan Akmil M agelan g dihar ap kan mulai berlatih

untuk membiasakan buday a disiplin dan mempuny ai motivasi y ang tin ggi, seh in gga

tidak akan terjad i tindakan p emecatan y ang selama ini p ernah terjadi kar ena p ada

aspek sikap p erilaku atau kar ena tindak asusila. Hal sep erti ini sama sek ali tidak

mengharapkan Taruna melakukan p elanggar an aturan, karena mereka ad alah p ara

p emuda dan p emudi terpilih y ang mental dan moralny a diban gun untuk menjadi

p rajurit TNI y ang baik. Para taruna Akmil dibentuk untuk memiliki p endirian ku at,

jiwa tegar, dan p erilaku y ang tangguh, serta tidak melakuk an hal-hal di luar

kepatutan. Jadi up acara p emberhentian taruna seb agai b entuk hukuman disip lin

karena p elanggaran fatal yang dilakukan dan tidak bisa ditoleransi oleh lembaga.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(17)

Berdasarkan latar belakan g di atas maka penelitian ini berjudul “Up ay a

Peningk atan Kinerja Ditinjau dari Disiplin dan M otivasi Anggota Resimen Taruna

Akademi Militer Magelang”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakan g di atas dap at diambil p ermasalahan bahwa

kinerja an ggota Resimen Taruna Akademi M iliter M agelan g d itinjau dari d isiplin dan

motivasi masih kurang optimal.

C. Pertanyaan Penelitian

1. M engap a kinerja ditinjau dar i disiplin dan motivasi an ggota Resimen Taruna

Akademi M iliter M agelang masih kurang optimal?

2. Up ay a ap a y ang akan dikemban gkan dalam meningkatkan kin erja ditinjau dari

disip lin dan motivasi Anggota Resimen Taruna Akademi Militer Magelang?

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui kiner ja ditinjau dari disip lin dan motivasi ker ja anggota

Resimen Taruna Akademi Militer Magelang masih kurang op timal.

2. Untuk mengetahui up ay a apa y ang akan dikemb an gkan dalam menin gkatkan

kinerja ditinjau dari disip lin d an motivasi An ggota Resimen Taruna Akademi

M iliter M agelang.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(18)

E. Manfaat Penelitian

1. M anfaat Teoritis

a. Penelitian in i dih arap kan dap at menambah r eferensi teori terutama men genai

p eningkatan kinerja Anggota Resimen Taruna Akademi M iliter.

b. Sebagai masukan bagi p eneliti berikutnya.

2. M anfaat Praktis

a. M emberikan gambar an tentang up ay a menin gk atkan up ay a untuk

menin gkatkan k inerja an ggota Resimen Taruna Akademi M iliter M agelan g

ditinjau dari disip lin dan motivasi kerja.

b. M emberikan masukan men genai up ay a y ang akan dik emban gk an dalam

meningkatkan kinerja Anggota Resimen Taruna Akademi M iliter M agelang.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(19)

BAB II

LANDAS AN TEORI

A. Motivasi

Kata motivasi berasal d ari b ahasa Latin y aitu mover e, y ang ber arti ber gerak

(move). Motivasi menjelaskan apa y ang membuat oran g melakukan sesuatu, membu at

mereka tetap melakukanny a, dan membantu mer eka dalam meny elesaikan

tugas-tugas. Hal ini berarti bahwa konsep motivasi digunakan untuk menjelaskan

keinginan berp erilaku, arah p erilaku (p ilihan), intensitas p erilaku (usaha,

berkelanjutan), dan p eny elesaian atau p restasi yang sesungguhny a (Pintrich, 2003).

M enurut Santrock, motivasi adalah p roses y ang memberi seman gat, arah, dan

kegigihan p erilaku. Artiny a, p erilaku yang memiliki motivasi adalah p erilaku y ang

p enuh energi, terarah, dan bertahan lama (Santrock, 2007).

Dalam kegiatan belajar, mak a motivasi dap at dikatakan sebagai keseluruhan

daya p engger ak di d alam diri siswa y ang men imbulk an kegiatan belajar, y ang

menjamin k elan gsun gan d ari k egiatan belajar dan memb erikan arah p ada kegiatan

belajar, sehin gga tujuan y ang dikehendaki o leh subjek belajar itu dap at tercap ai

(Sardiman, 2000).

Sejalan d en gan perny ataan Santrock di atas, Brop hy (2004) meny atakan

bahwa motivasi belajar lebih men gutamakan resp on kognitif, y aitu kecenderun gan

siswa untuk mencap ai aktivitas akademis y ang bermakna dan b ermanf aat serta

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(20)

mencoba untuk mend ap atkan keuntungan dar i aktivitas tersebut. Siswa y ang memiliki

motivasi belajar akan memp erhatikan pelajar an y ang disamp aikan, membaca materi

sehingga bisa memahaminy a, dan men ggunakan strategi-strategi belajar tertentu y ang

mendukung.

Selain itu, siswa juga memilik i keterlib atan y ang intens dalam aktivitas belajar

tersebut, rasa ingin tahu y ang tinggi, mencar i bahan-b ahan y ang berk aitan untuk

memah ami suatu top ik, dan meny elesaikan tugas yang dib erikan. Siswa y ang

memiliki motivasi belajar akan ber gantung p ada ap akah aktivitas tersebut memilik i isi

y ang menar ik atau p roses y ang meny enan gkan. Intiny a, motivasi belajar melibatkan

tujuan-tujuan belajar dan strategi y ang berkaitan dalam mencap ai tujuan belajar

tersebut (Brop hy, 2004).

M enurut Mc. Donald (dalam Sardiman 2007: 73), meny ebutkan bahwa

motivasi sebagai p erubahan ener gi dalam diri seseoran g yan g ditandai d en gan

munculny a “feeling” dan didahului den gan tanggap an terhadap adanya tujuan. Dari

p engertian M c. Donald ini men gandun g tiga elemen p enting y aitu bahwa motivasi itu

mengawali terjadiny a p erubahan ener gi p ada diri setiap individu manusia (walaup un

motivasi itu muncul dari dalam dir i manusia), p enamp akanny a akan meny angkut

kegiatan fisik manusia; motivasi di tandai dengan munculny a rasa/feeling y ang relevan

dengan p ersoalan-p ersoalan kejiwaan, efeksi dan emosi serta dapat menentukan

tingkah laku manusia; motivasi akan diran gsan g kar ena ad anya tujuan dan tujuan ini

akan menyangkut soal kebutuhan.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(21)

Terdap at dua aspek dalam teori motivasi belajar y ang dikemukakan oleh

Santrock (2007), yaitu:

1. M otivasi ekstrinsik, y aitu melakukan sesuatu untuk mendap atkan sesuatu y ang

lain (cara untuk mencap ai tujuan).

M otivasi ekstrinsik sering dip engaruhi oleh insentif eksternal sep erti

imbalan dan hukuman. M isalny a, murid belajar ker as dalam men ghad ap i ujian

untuk mendapatkan nilai y ang baik. Terdap at dua kegunaan dari hadiah, y aitu

sebagai insentif agar mau men gerjak an tu gas, dimana tujuanny a adalah

men gontrol perilaku siswa, d an men gandun g informasi tentang p enguasaan

keahlian.

2. M otivasi intrinsik, y aitu motivasi internal untuk melakukan sesuatu d emi sesuatu

itu sendiri (tujuan itu sendiri). M isalny a, murid belajar men ghad ap i ujian karen a

dia senang pada mata p elajaran yang diujik an itu. M urid termotivasi untuk

belajar saat mereka diberi pilihan, senan g men ghadap i tantangan y ang sesuai

dengan kemamp uan merek a, dan mend apat imbalan y ang mengandung n ilai

informasional tetap i bukan dip akai untuk kontrol, misalny a guru memberik an

p ujian kep ada siswa.

Terdapat dua jenis motivasi intrinsik, y aitu:

a. Motivasi intrinsik berdasarkan determin asi diri d an pilihan personal. Dalam

p andangan ini, murid in gin percay a bahwa mereka melakuk an sesuatu

karena kemauan send iri, bukan k arena k esuksesan atau imbalan eksternal.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(22)

Minat intrinsik siswa akan menin gkat jika mer eka memp uny ai p ilihan dan

p eluang untuk men gamb il tanggun g jawab p ersonal atas p embelajaran

mereka.

b. Motivasi intrinsik berdasarkan p engalaman op timal. Pen galaman op timal

kebany akan terjadi ketika or ang mer asa mamp u dan berkonsentrasi p enuh

saat melakukan suatu aktivitas serta terlibat dalam tantangan y ang mereka

anggap tidak terlalu sulit tetap i juga tidak terlalu mudah.

B. Disiplin Taruna

Kata kedisiplinan berasal dari b ahasa Latin y aitu discip ulus, y ang berarti

men gajari atau mengikuti y an g dihormati. M enurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia (2007), meny atakan bahwa disip lin adalah:

1. Tata tertib (di sekolah, di kantor, kemiliteran, dan sebagainy a).

2. Ketaatan (kep atuhan) p ada p eraturan tata tertib.

3. Bidang studi y ang memiliki objek dan sistem tertentu.

Kedisip linan adalah suatu kondisi y ang tercip ta dan terbentuk melalui

p roses dari serangkaian perilaku y ang menunjukkan n ilai-nilai ketaatan,

kep atuhan, kesetiaan, keteraturan dan atau ketertiban. Karena sudah meny atu

denganny a, maka sikap atau p erbuatan yang dilakukan bukan lagi atau sama

sekali tidak d irasakan seb agai beban, b ahkan seb alikny a akan memb ebani diriny a

bilamana ia tidak berbuat sebagaimana lazimny a (Prijodarminto, 1994).

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(23)

M enurut Ekosiswoy o dan Rachman (2000), kedisip linan hakikatny a

adalah sekump ulan tingkah laku individu maup un masy arakat y ang

mencer minkan rasa ketaatan, k ep atuhan, yang didukun g oleh kesad aran untuk

menunaik an tugas dan kewajiban d alam r an gka p encapaian tujuan. Menurut

Arikunto (1990), di dalam p embicaraan kedisip linan dikenal dua istilah y ang

p engertianny a hamp ir sama tetap i pembentukanny a secara berurutan.

Kedua istilah itu adalah d isip lin dan ketertiban, ada ju ga y ang

men ggunakan istilah siasat dan ketertiban. Ketertiban menunjuk p ada kep atuhan

seseorang d alam mengikuti peraturan dan tata tertib karena didorong oleh sesuatu

dari luar misalny a karena in gin mendapat p ujian dari atasan. Selanjutny a

p engertian disip lin atau siasat menunjuk p ada kep atuhan seseorang dalam

men gikuti tata tertib karena didoron g kesadar an y ang ad a p ada kata hatiny a

(Arikunto, 1990).

Kedisip linan dap at diartikan sebagai ser angkaian aktivitas / latihan y ang

dirancan g k arena dian ggap p erlu dilaksanakan untuk dap at mencap ai sasaran

tertentu (Sukadji, 2000). Ked isip linan merup akan sikap atau p erilaku y an g

men ggamb arkan kepatuhan kep ada suatu aturan atau ketentuan. Kedisip linan

juga ber arti suatu tuntutan bagi b erlan gsun gny a kehidupan y ang sama, teratur

dan tertib, y ang dijadikan syarat mutlak bagi ber langsun gny a suatu kemajuan d an

p erubahan- p erubahan ke arah y ang lebih baik (Budiono, 2006). Santoso (2004)

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(24)

meny atakan bahwa kedisip linan adalah sesuatu yang teratur, misalny a disip lin

dalam meny elesaikan p ekerjaan berarti bekerja secara teratur.

Kedisip linan berkenaan d en gan kep atuhan dan ketaatan seseor an g atau

kelomp ok oran g terhadap norma-norma dan p eraturan-p eraturan y ang berlaku,

baik yang tertulis maup un y ang tidak tertulis. Kedisip linan dibentuk serta

berkemban g melalui latihan d an p endidikan sehingga terbentuk kesadaran d an

key akinan dalam diriny a untuk berbuat tanpa p aksaan. Kedisip linan adalah suatu

sikap y ang men cerminkan ketaatan dan k etep atan terhadap aturan (M oenir,

1999). Kedisip linan merup akan suatu sikap, p erilaku, dan p erbuatan y ang sesuai

dengan p eraturan organ isasi baik tertulis maup un tidak tertulis (Nitisemito,

1999).

Berdasarkan b erbagai p endap at di atas, dap at disimp ulkan bahwa

kedisiplinan adalah suatu sikap dan p erilaku y ang mencermink an ketaatan dan

ketep atan terhadap peraturan, tata tertib,norma-norma y ang b erlaku,b aik tertulis

maup un y ang tidak tertulis.

1. Tujuan kedisip linan

Gaustad (1992) men gemuk akan bahwa k edisiplinan memilik i 2 (dua)

tujuan, yaitu memberi keny amanan pada p ara siswa dan staf (guru) serta

mencip takan lingkun gan y ang kondusif untuk belajar. Sub ari (1994)

berp endap at bahwa kedisip linan memp unyai tujuan untuk p enurutan

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(25)

terhadap suatu p eraturan dengan kesad aran sendir i untuk tercip tanya

p eraturan itu.

Menurut Durkeim (1995), kedisip linan memp uny ai tujuan ganda

y aitu mengembangkan suatu p eraturan tertentu dalam tindak tanduk manusia

dan member inya suatu sasaran tertentu dan sekaligus memb atasi

cakrawalany a. Tujuan kedisip linan adalah p erkemban gan dari

p engemban gan diri sendiri d an p engarahan diri sendiri tanp a p engaruh atau

kendali dar i luar. Kedisip linan adalah suatu latihan batin y ang tercermin

dalam tingk ah laku y ang bertujuan agar oran g selalu p atuh p ada p eraturan.

Dengan adany a kedisiplinan diharap kan an ak didik mendisip linkan diri

dalam mentaati peraturan sekolah sehingga p roses belajar men gajar berjalan

dengan lancar dan memud ahkan p encap aian tujuan p endidikan. Oleh karena

itu, anak didik p erlu dibimbing atau ditunjukkan mana perbuatan y ang

melan ggar tata tertib dan mana p erbuatan yang menunjan g terlaksanany a

p roses belajar mengajar dengan baik.

Dari beberap a p endapat diatas, dapat disimp ulkan bahwa tujuan

kedisip linan adalah memberi keny aman an p ada p ara siswa dan staf (guru)

serta mencip takan lingkun gan y ang kondusif untuk belajar serta

p erkembangan dari p engembangan d iri sendiri dan pen garahan d iri sendiri

tanp a p engaruh atau kendali dari luar.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(26)

2. Fungsi kedisip linan

Fungsi kedisip linan menurut Tu’u (2004) adalah:

a. M enata kehidup an bersama Kedisip linan seko lah bergun a untuk

meny adarkan siswa bahwa diriny a p erlu men ghargai or an g lain den gan

cara menaati d an mematuhi p eraturan y ang berlaku, sehingga tidak akan

meru gikan p ihak lain dan hubun gan den gan sesama menjadi baik dan

lancar.

b. M embangun kep ribadian Pertumbuhan k ep ribadian seseoran g biasany a

dip engaruhi oleh faktor lin gkungan. Disip lin y ang diterapkan di

masing-masing lin gkun gan tersebut memberi dampak bagi p ertumbuhan

kep ribadian yang baik. Oleh karen a itu, dengan disip lin seseorang akan

terbiasa men gikuti, mematuhi aturan y an g ber laku d an kebiasaan itu lama

kelamaan masuk k e dalam dir inya serta berp eran dalam memban gun

kep ribadian yang baik.

c. M elatih kep ribadian Sikap , p erilaku dan pola kehidup an y ang baik dan

berdisip lin terbentuk melalui latihan. Demikian juga den gan kepribadian

y ang tertib, teratur dan p atuh p erlu dibiasakan dan dilatih.

d. Pemaksaan Kedisip linan d ap at terjadi karen a adany a pemaksaan dan

tekanan dari luar, misalny a ketika seorang siswa y ang kuran g disip lin

masuk ke satu sekolah y ang berdisip lin baik, terp aksa harus mematuhi

tata tertib y ang ada di sekolah tersebut.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(27)

e. Hukuman Tata tertib biasany a berisi hal-hal p ositif dan sanksi atau

hukuman bagi y ang melanggar tata tertib tersebut.

f. M enciptakan lingkun gan y ang kondusif Kedisip linan berfun gsi

mendukun g terlaksanany a proses dan kegiatan p endidikan agar berjalan

lancar d an memberi p engaruh bagi tercip tany a sekolah sebagai

lingkungan p endidikan y ang kondusif bagi kegiatan p embelajaran.

3. Cara terbentuknya kedisip linan

Menurut Lembaga Ketahanan Nasional (1997), kedisip linan dap at terjadi

dengan cara:

a. Disiplin tidak terjadi dengan sendiriny a, melaink an harus ditumbuhkan,

dikemban gkan dan diterapkan dalam semua aspek mener ap kan sanksi

serta dengan bentuk ganjaran dan hukuman.

b. Disiplin seseorang adalah p roduk sosialisasi seb agai hasil interaksi

dengan lin gkun ganny a, terutama lin gkungan sosial. Oleh k arena itu,

p embentukan disip lin tunduk p ada kaidah-kaidah p roses belajar.

c. Dalam membentuk disip lin, ada pihak y ang memiliki keku asaan lebih

besar, sehingga mamp u memp en garuhi tingk ah laku p ihak lain ke arah

tingkah laku y ang d iin gink annya. Sebalikny a, p ihak lain memiliki

ketergantungan p ada p ihak p ertama, sehin gga ia bisa mener ima ap a

y ang diajarkan kep adany a.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(28)

C. Kinerja Taruna

Kinerja merup akan hasil k erja dari seorang Taruna dalam menjalankan tugas.

Kinerja sumber day a manusia ad alah prestasi kerja atau hasil kerja y ang d icap ai

sumber day a manusia p er satuan p eriode waktu dalam melaksanak an tugas sesuai

dengan tanggun g jawabnya dalam organisasi. Hasil k erja y an g dimaksud dap at berupa

hasil kerja baik secar a kualitatif maup un kuantitatif y ang dicap ai seorang Taruna dalam

melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab y ang diberikan.

Tohardi (2002) juga berp endap at bahwa kinerja merup akan hasil ker ja seoran g

p ekerja di dalam sebuah proses manajemen atau suatu organisasi secara keseluruhan

dimana hasil ker ja tersebut dapat ditunjukkan buktinya secar a kon gkrit dan dap at

diukur (dibandingkan secara standar y ang telah ditentukan).

Kinerja (Performance) merup akan unjuk kerja y ang dilakukan o leh Taruna y ang

biasany a dip akai sebagai dasar p enilaian terhadap Taruna atau organisasi. Kinerja y ang

baik merup akan suatu sy arat untuk tercap ainy a tujuan organ isasi seh in gga p erlu

diup ay akan agar kinerja Taruna dap at ditingkatkan.

Namun dalam hal ini, p eningk atan kinerja bukanlah hal y ang mudah kar ena

bany ak faktor y ang mempengaruhi tinggi rend ahny a kinerja seseor an g. Kiner ja sumber

daya manusia ad alah p restasi kerja atau hasil kerja (outpu t) baik kualitas maup un

kuantitas yang dicap ai SDM tiap satuan p eriode dalam melaksanak an tugas kerjany a

sesuai dengan tanggun g jawab y ang diber ikan kep adany a (Mangkunegara, 2006).

Kinerja Taruna merup akan salah satu hal y ang sangat penting dalam suatu organisasi

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(29)

untuk mencap ai tujuan sehingga berbagai usaha harus dilakukan organisasi untuk

menin gkatkanny a. Kinerja d ap at diartikan sebagai hasil p encap aian dari tujuan y ang

telah direncanakan.

Tika (2006) mendefinisikan kinerja sebagai hasil fungsi p ekerjaan/kegiatan

seseorang atau kelomp ok dalam suatu or gan isasi y ang dip engaruhi o leh berbagai f aktor

untuk mencap ai tujuan organisasi dalam p eriode waktu tertentu. Pendap at lain dari

M anullang (2002) bahwa kin erja merupakan hasil ker ja y ang dih asilkan o leh Taruna

sesuai dengan p eranny a di organisasi. Kinerja Taruna merup akan salah satu hal y ang

sangat p enting dalam suatu organisasi untuk mencap ai tujuan sehin gga b erbagai usaha

harus dilakuk an or gan isasi untuk meningkatkanny a. Kinerja dap at diartikan sebagai

hasil p encap aian dari tujuan y ang telah direncanakan.

M enurut Tohardi (2002), kinerja merup akan hasil kerja seoran g pekerja di dalam

sebuah p roses manajemen atau suatu organisasi secara keseluruhan di man a hasil ker ja

tersebut ditunjukkan buktiny a secara kongkrit dan dap at diukur (dibandingkan secara

standar y ang telah ditentukan).

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(30)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian in i men ggun akan jenis p enelitian kualitatif. Penelitian ku alitatif

berbeda den gan p enelitian kuantitatif. Penelitian kualitatif serin g disebut dengan

p enelitian naturalistik, etnografik, studi kasus atau fenomenolo gi. Penelitian

kualitatif menghas ilkan d ata deskriptif berup a kata-kata tertulis atau lisan tentang

orang-or an g atau p erilaku yang dapat diamati. Data kualitatif adalah data y ang

berbentuk kata-kata, bukan dalam bentuk angka (Dep diknas,2007).

Penelitian kualitatif umumny a mengambil samp el lebih kecil, d an

p engambilanny a cenderun g memilih y ang purposif darip ada acak. Penelitian

kualitatif lebih men garah ke p enelitian p roses darip ada p roduk; dan biasany a

membatasi p ada satu kasus.

Data kualitatif dip eroleh melalui berbagai macam teknik p engump ulan

data misalny a wawancara, analisis dokumen, diskusi terfokus, atau observasi y ang

telah dituan gkan d alam catatan lap an gan (transkrip ). Bentuk lain data ku alitatif

adalah gambar y ang peroleh melalui p emotretan.

B. S ubyek dan Obyek Penelitian

Dalam p enelitian kualitatif tidak men ggun akan istilah p op ulasi, tetap i oleh

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(31)

Spradley dinamakan “Social Situation” atau situasi social y ang terdiri atas tiga

elemen y aitu : tempat (place), p elaku (a ctors), dan aktivitas (activity) y ang

berinteraksi secara sinergis. (Sugiy ono, 2010).

Dalam p enelitian ku alitatif tidak men ggunak an p op ulasi karena p enelitian

kualitatif beran gkat dari kasus tertentu y ang ada pada situasi social tertentu dan

hasil kajiannya tidak akan dib erlakuk an ke p opulasi, tetap i ditransferkan ke

temp at lain pada situasi social y ang memilik i kesamaan den gan situasi social

p ada kasus y ang dip elajari.

Samp el dalam penelitian kualitatif bukan dinamakan r esponden, tetap i

sebagai narasumb er atau p artisipan, informan, teman dan Taruna dalam

p enelitian. (Sugiy ono, 2010), sehingga di dalam p enelitian ini :

1. Suby ek Penelitian

Dalam p enelitian ini, suby ek p enelitianny a 3 oran g Tenaga Pend idik (Gadik )

dan 4 orang an ggota Resiman Taruna Akademi M iliter M agelan g sejumlah 7

orang.

2. Obyek Penelitian

Oby ek p enelitian ini adalah Upay a Peningkatan Kinerja Anggota Resimen

Taruna M iliter M agelang Ditinjau dari Disip lin dan M otivasi Kerja.

C. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi p enelitian adalah Resimen Taruna M iliter M agelan g y ang ber lokasi

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(32)

di Jalan, Gatot Soebroto M agelang 56123 Jawa Tengah.

2. Waktu Penelitian

Penelitian in i diren canakan b erlan gsun g selama kur an g leb ih dua bulan, y aitu

dari bulan Juni samp ai Agustus 2016.

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memp eroleh data dan infor masi y ang akurat dan objektif mak a

dilakukan teknik p engump ulan data sebagai berikut :

1. Data Primer

Data p rimer y aitu data yang diperoleh lan gsung d ilapan gan melalu i sumber,

dimana biasany a dilakukan dalam dua cara y akni :

a. Observasi (Pengamatan), yaitu p enulis men gadakan p engamatan secara

lan gsung terhadap objek yang diteliti yaitu kinerja anggota Resimen

Taruna Akademi M iliter Magelang.

b. Interview (Wawancara), y aitu teknik p engump ulan data dengan

melakuk an seran gkaian tany a jawab terhadap beberapa sumber y ang

dian ggap relevan den gan d ata y ang in gin dip eroleh. Wawancara

dilakukan kep ada Tenaga Pend idik (Gadik) dan anggota Resiman Taruna

Akademi Militer Magelang sejumlah 7 orang.

2. Data Sekunder

Kep ustakaan y aitu dengan men cari d ata y ang dip eroleh melalui studi p ustaka

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(33)

dengan mencar i dan memb aca literatur, buku-buku bacaan dan tulisan ilmiah

y ang berkaitan dan relevan dengan objek p enelitian y ang hendak diteliti.

E. Metode Analisa Data

M etode analisa data untuk mengetahui k inerja ditinjau d ari disip lin dan

motivasi kerja anggota Resimen Taruna Akademi Militer Magelan g serta up ay a

y ang akan dikemban gkan dalam men in gkatkan An ggota Resimen Taruna Akademi

Militer Magelan g men ggunakan ad alah metode M iles dan Huberman. M iles dan

Huberman (2007), men gemukakan b ahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif

dilakukan secara interaktif dan berlan gsun g secara terus menerus samp ai tuntas,

sehingga datany a jenuh. Ukuran kejenuhan data ditandai d en gan tidak dip erolehny a

lagi data atau informasi baru. Aktivitas dalam analisis melip uti reduksi data (data

reduction), p eny ajian data (da ta displa y) serta penarikan kesimp ulan dan v erifik asi

(conclusion drawing / verification).

Analisis data kualitatif model Miles dan Huberman terdap at 3 (tiga) tahap :

1. Tahap Reduksi Data

Sejumlah langkah analisis selama pengu mp ulan data menurut Miles dan

Huberman adalah :

a. M eringkaskan data kontak lan gsung d en gan or ang, k ejadian d an situasi

di lokasi penelitian. Pad a lan gk ah p ertama ini termasuk p ula memilih

dan meringkas dokumen yang relevan.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(34)

b. Pengkodean.

Pengkodean hendakny a memp erhatikan setidak-tidaknya emp at hal :

1) Digunakan simbul atau ringkasan.

2) Kode dibangun dalam suatu struktur tertentu.

3) Kode dibangun dengan tingkat rinci tertentu

4) Keseluruhanny a dibangun dalam suatu sistem y ang integratif.

c. Dalam analisis selama p engu mpulan data adalah p embuatan catatan

obyektif. Peneliti p erlu men catat sekaligus men gk lasifik asikan dan

mengedit jawaban atau situasi sebagaimana ad any a, faktual atau

obyektif-deskrip tif.

d. M embuat catatan reflektif.

M enuliskan ap a yang teran gan d an terfikir oleh p eneliti dalam san gkut

p aut dengan catatan oby ektif tersebut diatas. Harus dipisahkan antara

catatan obyektif dan catatan reflektif.

e. M embuat catatan marginal.

M iles dan Huberman memisahkan komentar p eneliti men gen ai subtansi

dan metodologiny a. Komentar subtansial merupakan catatan marginal.

f. Peny imp anan data.

Untuk meny imp an data setidak-tidakny a ada tiga hal y ang p erlu

diperhatikan :

1) Pemberian label

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(35)

2) M emp uny ai format y ang uniform dan normalisasi tertentu

3) M enggunakan angka indeks dengan sistem terorganisasi baik.

g. Analisis data selama p engump ulan data merup akan p embuatan memo.

M emo y ang dimaksud Miles dan Huberman adalah teoritisasi ide atau

konseptualisasi ide, dimu lai d en gan pen gemban gan p endapat atau

p orp osisi.

h. Analisis antarlokasi.

Ada kemungk inan bahwa studi dilakukan p ada lebih dari satu lokasi

atau dilakukan oleh lebih satu staf p eneliti. Pertemuan antar p eneliti

untuk menuliskan kemb ali catatan deskrip tif, catatan reflektif, catatan

marginal dan memo masing- masin g lok asi atau masin g-masin g p eneliti

menjadi y ang konform satu dengan lainny a, p erlu dilakukan.

i. Pembuatan ringkasan sementara antar lokasi.

Isiny a lebih bersifat matriks tentang ada tidakny a data yang dicari p ada

setiap lokasi.

M encermati p enjelasan di atas, seorang p eneliti dituntut memiliki

kemamp uan berfik ir sensitif den gan kecerdasan, keluasan serta kedalaman

wawasan y ang tertinggi. Berd asarkan kemampuan tersebut p eneliti dap at

melakuk an aktivitas reduksi data secara mandiri untuk mendap atkan data y ang

mampu menjawab pertany aan p enelitian. Bagi p eneliti pemula, p roses reduksi

data dap at dilakukan den gan mendiskusikan p ada teman atau oran g lain y an g

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(36)

dip andang ahli. M elalui d iskusi tersebut diharap kan wawasan p eneliti akan

berkemban g, data hasil reduksi lebih b ermakn a dalam menjawab p ertany aan

p enelitian.

2. Tahap Peny ajian Data/ Analisis Data Setelah Pengump ulan Data

Pada tahap ini p eneliti bany ak terlibat dalam kegiatan p eny ajian atau

p enamp ilan (display) dari data y ang dikump ulkan dan dianalisis sebelumny a,

men gin gat bahwa p eneliti kualitatif banyak meny usun teks naratif. Disp lay

adalah format y an g meny ajikan informasi secara tematik kep ada pembaca. M iles

dan Huberman (2007) memp erkenalkan dua macam format, yaitu : diagram

konteks (context chart) dan matriks.

Penelitian kualitatif biasany a difokuskan p ada kata-kata, tindakan-

tindakan orang y ang terjadi pada konteks tertentu. Konteks tersebut dap at dilihat

sebagai asp ek relev an segera dar i situasi y an g bersan gkutan, maup un sebagai

asp ek relevan dari sistem sosial dimana seseoran g berfun gsi (ruan g kelas, sekolah,

dep artemen, keluar ga, agen, masy arakat lokal), sebagai ilustrasi dap at dibaca

M iles dan Huberman (2007).

Peny ajian data diarahkan agar data hasil reduksi terorganisirk an, tersusun

dalam p ola hubungan, sehin gga makin mudah dip ahami dan mer encan akan kerja

p enelitian selanjutnya. Pada langkah in i peneliti berusaha menyusun data y ang

y ang relev an sehin gga men jadi informasi yang dapat disimp ulkan dan memilik i

makna tertentu. Prosesny a dap at dilakukan dengan cara menamp ilkan data,

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(37)

membuat hubun gan antar feno mena untuk memaknai ap a yang seben arnya terjadi

dan apa y ang p erlu ditindaklanjuti untuk mencap i tujuan p enelitian. Peny ajian data

y ang baik merup akan satu lan gk ah penting menu ju tercap ainy a analisis ku alitatif

y ang valid dan handal.

M iles and Hubermen (2007) menyatakan : ”the most frequent form of

display data for qualitative research data in the post has been narrative text”/y ang

p aling ser in g digunakan untuk menyajikan data dalam p enelitian kualitatif adalah

dengan teks yang bersifat naratif. Miles dan Huberman membantu p ara p eneliti

kualitatif dengan model- model p enyajian data y ang analo g d en gan model-model

p eny ajian data kuantitatif statis, dengan men ggun akan tabel, graf iks, matriks d an

semacamny a; bukan diisi dengan angka- an gka melainkan den gan kata atau phase

verbal.

Selanjutny a disarankan d alam melakukan disp lay data, selain d engan teks

y ang naratif juga dapat berup a : bagan, hubungan antar kategori, diagram alur

(flow chart), pictogram, dan sejenisny a. Kesimp ulan y ang dikemukak an ini masih

bersifat sementara dan ak an berubah b ila d itemukan bukti-bukti kuat y ang

mendukung tahap p engump ulan data berikutny a.

Peny ajian data (display ) dalam penelitian ini dip ap arkan/deskrip sikan

analisis lin gkun gan internal untuk menemukan kekuatan dan kelemah an.

Kemudian analisis lingkun gan eksternal untuk menemukan p eluang dan ancaman.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(38)

3. Tahap Penarikan Kesimp ulan dan Verifikasi

Lan gkah selanjutny a adalah tahap p enarikan k esimp ulan berd asarkan temu an

dan melakukan verif ikasi d ata. Sep erti y ang dijelaskan di atas bahwa k esimp ulan

awal y ang dik emukak an masih bersifat sementara dan akan berubah bila

ditemukan bukti-bukti buat yang mendukung tahap p engump ulan data berikutny a.

Proses untuk mendapatkan bukti-bukti inilah y ang disebut sebagai v erifik asi data.

Ap abila kesimp ulan y ang d ikemuk akan p ada tahap awal didukung oleh

bukti-bukti y ang kuat dalam arti konsisten dengan kondisi y ang ditemukan saat

p eneliti kembali ke lap angan maka kesimp ulan y ang dip eroleh merup akan

kesimpulan yang kredibel.

Lan gkah v erifik asi y ang d ilakuk an p eneliti seb aiknya masih tetap terbuka

untuk menerima masukan data, walaup un data tersebut adalah data y ang tergolon g

tidak bermakna. Namun demikian p eneliti p ada tahap ini sebaiknya telah

memutuskan antara data yang memp unyai makna dengan data y ang tidak

dip erlukan atau tidak bermakna. Data y ang dap at dip roses dalam analisis leb ih

lanjut sep erti absah, berbobot, dan kuat sedang data lain yang tidak menunjan g,

lemah, dan meny imp ang jauh dari kebiasaan h arus dip isahkan. Den gan

men gkonfirmasi makna setiap data yang diperoleh den gan men ggun akan satu cara

atau lebih, diharap kan p eneliti memperoleh informasi y ang dap at digunak an untuk

mendukun g tercap ainy a tujuan penelitian. Pen arikan kesimp ulan p enelitian

kualitatif diharap kan merupakan temuan baru y ang belum p ernah ada. Temuan

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(39)

tersebut dap at berupa deskripsi atau gambar an suatu objek y ang sebelumny a

remang-remang atau gelap menjad i jelas setelah diteliti. Temuan tersebut berup a

hubungan kausal atau interaktif, bisa juga berup a hip otesis atau teori.

Analisis data kualitatif model M iles dan Huberman d ap at digamb arkan

sebagai berikut :

Gambar 3.1 model M iles dan Huberman Sumber M iles dan Huberman (2007)

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(40)

BAB IV

HAS IL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.Deskripsi Data

1. Gambaran Umum Lokasi

Akademi M iliter (Akmil) ad alah seko lah p endidikan TNI Angkatan Darat di Kota

M agelan g, Jawa Tengah, Indonesia. Akademi M iliter mencetak Perwira TNI Angkatan

Darat. Secara or ganisasi, Akad emi M iliter berada di dalam struktur organisasi TNI

Angkatan Darat, yang dipimp in oleh Gubernur Akademi M iliter y ang saat ini dijabat

oleh M ay jen TNI Hartomo, S.IP. Wakil Gubernur Akademi M iliter y ang saat ini dijabat

oleh Brigjen TNI Wisnoe Prasetya Budi, S.IP, MM

M ako Akademi M iliter berada di Jl. Gatot Subroto, M agelang, Jawa Tengah.

a. Kurikulum

Pendidikan Akmil ditempuh dalam 4 tahun. Dengan r incian Pend idikan Dasar

Kep rajuritan Chandradimuk a yan g dilaksanak an bersama Taruna AAL dan AAU

selama 1 tahun, tingkat I s/d tingkat IV selama 4 tahun. Taruna/Taruni Akmil berh ak

meny andang predikat sebagai Sarjana Terap an Pertahanan ( S.ST.Han). Calon

Taruna Akmil merup akan lulusan SMA atau M A (IPA dan IPS untuk Taruna, IPA

dan IPS untuk Taruni). Akmil merupakan pendidikan ikatan dinas y ang dibiay ai

oleh negara.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(41)

b. Sejarah

Sejarah Akad emi M iliter (Akmil) bermula dar i did irikanny a Milita ire

Academie (M A) Yogyakarta pada tanggal 31 Oktober 1945, atas perintah Kep ala

Staf Umum Tentara Keamanan R aky at, Letnan Jenderal TNI Oerip Soemohardjo.

Pada tahun 1950, M A Yogy akarta setelah meluluskan dua an gkatan, karena alasan

tehnis, ditutup untuk sementara dan Taruna angk atan ketiga meny elesaik an

pendidikanny a di KM A Breda, Nederland. Pada kurun waktu y ang sama diberbagai

temp at lain (M alang, Mojoagun g, Jomban g, Salatiga, Tangeran g, Palembang, Bukit

Tinggi, Brastagi, Prapat) didirikan Seko lah Perwira Darurat untuk memenuhi

kebutuhan TNI AD / ABRI p ada waktu itu.

Pada tanggal 1 Januari 1951 di Bandun g didirikan SPGI AD (Sekolah Perwira

Genie Angk atan Darat), dan p ada tanggal 23 Sep tember 1956 berubah menjad i

ATEKAD (Akademi Teknik Angkatan Darat). Sementara itu p ula pada tanggal 13

Januari 1951 didirik an p ula P3AD (Pusat Pendidikan Perwira Angkatan Darat) di

Bandung. M engin gat pada saat itu b any ak sekolah p erwira TNI AD, maka muncu l

gagasan dar i p imp inan TNI AD untuk mendirikan suatu Akademi Militer, gagasan

ini p ertama k ali dimunculkan pada sidan g p arlemen oleh Menteri Pertahanan p ada

tahun 1952. Setelah melalui berbagai proses, maka p ada tanggal 11 November 1957

pukul 11.00 Presiden RI Ir. Soekarno selaku Panglima Tertinggi An gkatan Peran g

RI, meresmikan p embukaan kembali Akademi M iliter Nasional y ang berkedudukan

di M agelan g. Akademi M iliter ini merup akan kelanjutan dari M A Yogy akarta dan

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(42)

Taruna masukan tahun 1957 ini dinyatakan sebagai Taruna AM N angkatan k e-4.

Pada tahun 1961 Akademi Militer Nasional M agelan g di integrasikan den gan

ATEKAD Bandung dengan nama Akademi Militer Nasional dan berkedudukan di

Magelang. M engin gat p ada saat itu masing-masin g an gk atan (AD, AL, AU dan

Polri) memiliki Akad emi, maka p ada tan ggal 16 Desember 1965 seluruh Akademi

Angkatan (AMN, AAL, AAU dan AAK) diintegrasikan menjadi Akademi

Angkatan Bersenjata Rep ublik Indonesia (AKABRI). Sesuai dengan tuntutan tugas,

maka p ada tanggal 29 Januari 1967 Akabri di M agelan g diresmik an menjadi Akabr i

Udarat, y ang melip uti dua Akabri bagian di bawah satu pimp inan, y aitu Akabri

Bagian Umum dan Akabri b agian Dar at. Akabri Bagian Umum mendidik Taruna

TK-I selama satu tahun, termasuk Pend idikan Dasar Kep rajuritan Chandr adimuk a,

sedangkan Akabri bagian Darat mend idik Taruna Akabri B agian Dar at mulai TK-II

samp ai dengan TK-IV. Pada tanggal 29 September 1979 Akabri Udarat berubah

namanya menjadi Akabri Bagian Darat. Dalam r an gka reorgan isasi di lin gkun gan

ABRI, maka pada tanggal 14 Juni 1984 Akabri Bagian Darat berubah namany a

menjadi Akmil (Akademi M iliter).

Pada tanggal 1 Ap ril 1999 secara r esmi Polr i terp isah dari tiga an gk atan

lainny a, dan ABRI berubah men jadi TNI. Sejak itu p ula Akademi Kep olisian

terp isah dari AKABRI. Kemudian AKABRI berubah namany a menjad i Akademi

TNI y ang terdiri dari AKM IL, AAL, AAU. Berdasarkan Perp ang Nomor :Perp ang/

28/ V/ 2008 tanggal 12 M ei 2008 Pendidikan Dasar Kep rajuritan Chandradimuk a

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(43)

dan Integr atif Akademi TNI pola 12 bulan langsung dibawah M ako Akademi TNI.

Kemudian AKMIL meny elenggarakan p endidikan khusus Taruna Angk atan Darat

tingkat II, III dan IV.

Sejarah Akad emi M iliter (Akmil) bermu la d ari didirik anny a Militaire

Academie (M A) Yogyakarta pada tanggal 31 Oktober 1945, atas perintah Kep ala

Staf Umum Tentara Keamanan R aky at, Letnan Jenderal TNI Oerip Soemohardjo.

Pada tahun 1950, M A Yogy akarta setelah meluluskan dua angkatan, karena alasan

tehnis, ditutup untuk sementara dan Taruna angk atan ketiga meny elesaik an

pendidikanny a di KMA Breda, Nederland. Pada kurun waktu y ang sama

diberbagai temp at lain (M alang, M ojoangung, Salatiga, Tanger ang, Palemb an g,

Bukit Tinggi, Br astagi, Prap at) didirikan Sekolah Perwira Darurat untuk memenuhi

kebutuhan TNI AD / ABRI p ada waktu itu.

Pada tanggal 1 Januari 1951 d i Bandun g did irikan SPGi AD (Sekolah

Perwira Genie An gkatan Darat), dan p ada tanggal 23 September 1956 berub ah

menjad i ATEKAD (Akademi Teknik Angk atan Darat). Sementara itu p ula p ada

tanggal 13 Januari 1951 didir ikan p ula P3AD (Pusat Pendidikan Perwira An gkatan

Darat) di Bandun g. Mengin gat p ada saat itu bany ak sekolah p erwira TNI AD,

maka muncu l gagasan dari p imp inan TNI AD untuk mendirikan suatu Akademi

Militer, gagasan ini p ertama kali dimun culkan p ada sidan g parlemen oleh Menteri

Pertahanan p ada tahun 1952. Setelah melalui berb agai p roses, maka p ada tanggal

11 Nop ember 1957 p ukul 11.00 Presiden RI Ir Soekarno selaku Panglima Tertinggi

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(44)

Angkatan Perang RI, meresmik an p embukaan kembali Akademi Militer Nasional

yang berkedudukan d i M agelan g. Akademi Militer ini merup akan kelanjutan dar i

MA Yogy akarta dan Taruna masukan tahun 1957 ini dinyatakan sebagai Taruna

AM N angkatan ke-4.

Pada tahun 1961 Akademi Militer Nasional M agelan g di integrasik an

dengan ATEKAD Bandung d en gan nama Akademi Militer Nasional d an

berkedudukan di M agelang.

Mengingat p ada saat itu masing-masin g an gkatan (AD, AL, AU dan Polri)

memiliki Akademi, maka p ada tanggal 16 Desember 1965 seluruh Akademi

Angkatan (AMN, AAL, AAU dan AAK) diintegrasikan menjadi Akademi

Angkatan Bersenjata Rep ublik Indonesia (AKABRI). Sesuai den gan tuntutan

tugas, maka p ada tanggal 29 Januari 1967 Akabri di Magelang diresmikan menjad i

Akabri Udarat, y ang melip uti dua Akabri bagian di bawah satu pimp inan, y aitu

Akabri Bagian Umu m dan Akabr i bagian Darat. Akabri Bagian Umum mendid ik

Taruna TK-I selama satu tahun, termasuk Pendidik an Dasar Kep rajuritan

Chandradimuk a, sedangkan Akabr i bagian Dar at mendidik Tarun a Akabri Bagian

Darat mulai TK-II samp ai dengan TK-IV. Pada tanggal 29 Sep tember 1979 Akabri

Udara berubah namanya menjadi Akabri Bagian Darat.

Dalam ran gk a reor gan isasi di lin gkun gan ABRI, maka p ada tan ggal 14 Juni

1984 Akabri Bagian Darat berubah namany a menjadi Akmil (Akademi M iliter).

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(45)

Pada tanggal 1 Ap ril 1999 secar a resmi Polri terp isah dari tiga an gkatan

lainnya, dan ABRI berub ah men jadi TNI. Sejak itu p ula Akademi Kep olisian

terp isah dari AKABRI. Kemudian AKABRI berubah namany a men jadi Akademi

TNI yang terdiri dari AKM IL, AAL, AAU.

Berdasarkan Perp an g Nomor : Perp ang/ 28/ V/ 2008 tan ggal 12 Mei 2008

Pendidikan Dasar Kep rajuritan Chandrad imuka dan Integratif Akad emi TNI p ola

12 bulan lan gsun g dibawah Mako Akademi TNI. Kemudian AKM IL

meny elen ggarak an pendidikan khusus Taruna Angkatan Darat tingkat II, III dan

IV.

c. Lambang

Gambar 4.1 Lambang AKMIL Sumber : Profil AKM IL M agelang

Penjelasan :

1) Bintang bersudut lima di atas Kadga (Pony ard) melamban gk an bahwa Taruna

harus berjiwa PancasiIa sebagai alat p emersatu bangsa, memp unyai nilai

keluhuran y ang sejati.

2) Kadga (Pony ard) melambangkan sifat seorang Taruna yang :

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(46)

a) Berjiwa kesatria y an g selalu siap sedia men ghadap i p ersoalan dan

memiliki keluhuran Perwira sebagai Bhay angkari Negara.

b) Berdisip lin murni dan kuat dalam arti seluas-Iuasny a sesuai den gan

sump ah, janji d an kode k ehormatan y an g ak an dip egan g teguh samp al

ajal.

c) Jujur dan rela berkorban meno lon g sesama den gan meny amp ingkan

keuntungan pribadi.

d) Wasp ada sebagai Perwir a dalam sik ap bertahan y ang aktif, y ang

dilambangkan oleh Kadga terhunus menghadap ke bawah.

3) Buku terbuka melamban gkan Taruna sebagai or an g y ang Tekun men ggali ilmu

untuk memp eroleh keahlian dan berp en getahuan luas serta berkemamp uan

mengorganisasi. Mengambil keputusan selaIu berdasarkan p erhitungan y an g

masak, bijaksana dan p ositif.

4) Bunga teratai melambangkan Taruna sebagai tokoh y ang :

a) Berjiwa sosial dan keraky atan tanp a memand ang p angkat, kedudukan

tetapi tumbuh bersatu dengan raky at untuk menciptakan ketentraman

dan kesejahteraan.

b) M amp u berdiri sendiri tanpa menggantungkan kepada siap ap un.

5) Sebulir p adi dengan tujuh butir padi dan tiga seloka berarti :

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(47)

a) Bulir den gan tujuh butir p adi bermakna kesetiaan p rajurit kep ada Sap ta

M arga sebagai dasar kearah cita-cita kemak muran dan keadilan dalam

Negara y ang merdeka dan berdaulat.

b) Tiga seloka melamban gk an tiga unsur niat, tekad dan p atrap sebagai

kebulatan tekad dalam tindakan atau men gambil kep utusan sehingga

tidak p ernah ragu-ragu atau meny esal kemudian.

6) Setangkai melati dengan lima kuncup dan tiga seloka berarti :

a) Tangkai melati dengan lima kuncup melamban gkan Taruna y ang akan

mekar sesuai d en gan cita-cita d an menyalurkan cita-cita itu den gan

kesetiaan kep ada Pancasila d an sesuai den gan lima p asal Su mp ah

Prajurit.

b)Tiga seloka melamban gk an tiga unsur y aitu Purwo, M ady o dan Wasono

y ang men jiwai Tarun a sebagai calon p emimp in, organ isator, ahli strategi

y ang ulun g dan matang serta dalam setiap tindakan selalu p enuh den gan

p erhitungan, baik sebelum dan sesudah p ekerjaan selesai.

7) M otto “Adhitakary a M ahatvavirya Nagarabhakti” berarti :

a) Adhitakary a. M engkiaskan seman gat belajar y ang tin ggi untuk men gejar

p engetahuan berdasark an keinsy afan atau berp engetahuan dan p andai,

rajin dan giat serta berilmu dan beramal.

b) M ahatvavirya. Bersifat kep erwiraan, bersusila dan ber ani serta

mengkiaskan Taruna y ang bercita-cita luhur.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(48)

c) Nagar abhakti. B erjiwa patriot, menjunjun g Negar a den gan gelora

“Pro Patria” dan men gk iaskan Perwira d en gan sifat-sifat y ang luhur

sebagai Bhay angkari Negara.

8) Tata Warna

a) Hijau:Kemakmuran dan kesuburan

b) Kuning:Kejay aan dan keagungan

c) Putih:Kesucian dan kejujuran

2. Kinerja Ditinjau Dari Disiplin Dan Motivasi Kerja Anggota Resimen Taruna

Akademi Militer Magelang

Organisasi TNI sep erti AKMIL Magelan g diharap kan memp ersiap kan

melalui pendidikan y ang komp rehensif, k arena p endidik an merup akan sebu ah

investasi p engetahuan yang p erlu terus diselenggarakan dalam ran gka meny iap kan

sumber day a manusia y an g berku alitas. Pendid ikan Tarun a dan Taruni Akad emi TNI

ini bersifat integratif untuk meny iap kan kader p emimp in TNI y ang p rofesional

dilandasi mor alitas p ejuang Sap ta Marga. Oleh karena itu p erlu up aya untuk

menegakkan disip lin dan juga motivasi bagi an ggota Resimen Taruna sep erti

p enjelasan berikut ini :

1. Disip lin

Disip lin Taruna dilakukan d en gan men gikuti mekanisme pen gawasan d an

p engendalian Taruna y ang men jadi b agian terp enting dar i p ola Pengasuhan

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(49)

Taruna. Karena p elaksanaan p en gawasan dan p engendalian oleh Pen gasuh Taruna

dilakukan sepanjan g waktu dimulai dari kegiatan p agi hari samp ai dengan istirahat

malam Taruna. Tidak ada satu kegiatan p un y ang tidak disertai den gan

p engawasan dan p engendalian oleh Pen gasuh, sehin gga setiap p erkembangan

Taruna bisa dip antau, dinilai, serta dievaluasi p elaksanaanny a. Hal in i

dimaksudkan seb agai p embiasaan an ggota Resimen Taruna untuk disip lin sejak

awal yang nantiny a akan menjadi buday a ketika menjadi Perwira kelak.

Gambar 4.2. Taruna/Taruni Sumber : Data Akmil M agelang

Pelaksanaan kegiatan disip lin ini dihar ap kan berjalan baik secar a lan gsun g

maup un tidak lan gsung d ilaksan akan o leh Taruna. Pada tahapan ini p ulalah

mekanisme reward and punishment dilakukan oleh Pengasuh. Kehidup an Taruna

diatur dengan Peraturan Kehidup an Taruna (p erdup tar), y ang berisi pedoman

bertingkah laku khas Taruna Akademi TNI. Perduptar mengatur sanksi bagi setiap

Taruna y ang melakukan pelan ggaran y an g telah diatur didalam p erdup tar.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(50)

Kegiatan-kegiatan p engawasan dan pengendalian dalam p enegakan disip lin y ang

dilakukan melip uti :

1) Tahap p embentukan sikap p erilaku.

Pada tahap ini Taruna/Taruni diberikan k egiatan-kegiatan y ang men garah p ada

usaha p eny esuaian terhadap p endidikan dan kehidup an biasa masy arakat kep ada

kehidup an dalam p endidikan militer. Kegiatan p ada tahap ini dilaksanak an

melalui kegiatan kegiatan antara lain:

a) Masa Orientasi:

 Pemberian penjelasan tentang berbagai k eharusan/laran gan/sanksi y ang

berlaku, p embekalan y ang akan diterima selama proses pendidikan, serta

hak dan kewajiban Taruna/Taruni;

 Pengen alan lin gkungan (Pan gkalan, Organisasi, situasi dan kondisi

masyarakat sekitar, dll); dan

 Penanaman awal sikap mental/p erilaku militer, untuk men gh ap us sikap

mental/p erilaku sipil y ang tidak sesuai den gan sendi-send i keh idup an

militer.

Pembiasaan – p embiasaan Disiplin :

 Sesuai den gan norma dan aturan, y akni sebagai seorang M iliter p ada

umumny a; dan sebagai Taruna/Taruni Akademi TNI.

 Tertib, teratur dan bersih. Pemeliharaan ketertiban, keteraturan serta

kebersihan diri sendiri dan lingkungan di mana taruna/taruni berada;

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(51)

 M enep ati waktu segala kegiatan yang telah dijadwalk an, sejak ban gun

p agi samp ai istirahat malam

 Penerap an peraturan, Protap dan PUDD sep erti waktu dan ketentuan

bangun p agi; waktu dan ketentuan melaksanakan ap el senam p agi, ap el

p agi, ap el siang dan ap el malam. ; Waktu dan ketentuan melaksanakan

makan sep erti makan p agi, makan sian g d an mak an sore; Waktu dan

ketentuan pakaian senam pagi, p akaian melaksan akan makan, p akaian

saat belajar di k elas/d i lapan gan, p akaian olah raga d an p akaian y ang

digunakan pada waktu p esiar/iong week end/cuti; Waktu dan ketentuan

men gikuti pelajar an dan berobat; Waktu dan ketentuan korps rap ort;

Waktu dan ketentuan serah terima p iket, jaga kamar, jaga ser ambi dan

ketua kelas; Waktu dan ketentuan p esiar/iong weekend/cuti; dan

Ketentuan dalam melaksanakan ujian.

b) Tahap p engisian.

Pada tahap ini Taruna/Taruni diberikan p embekalan materi bimbin gan dan

p engasuhan y ang mendukun g p endidikan sesuai den gan yang ada p ada

kurikulum jadwal p elajaran;

c) Tahap p emantap an.

Pada tahap ini Taruna/Taruni diberik an p emantap an terhadap p enguasaan

materi y ang d iberik an sebelu mny a. Kegiatan bimb ingan dan p engasuhan

diarahkan p ada p emantap an dan p embulatan materi p engetahuan dan

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

Gambar

Gambar 4.2. Taruna/Taruni .............................................................................

Referensi

Dokumen terkait

“ The Effect of Community Language Learning (CLL) Method on The Students’ Achievement in English Conversation at The Seventh Grade Students of Islamic

 Memilih Presiden dan Wakil Presiden dari dua pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden yang diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik yang pasangan

In Sabah and Sarawak, rocks of Cretaceous to Early Tertiary age show evidence of Eocene defor- mation during southward subduction of the China Sea Plate beneath Kalimantan, succeeded

Kegiatan apa saja yang sudah anda ikuti sebagai mahasiswa IPPAk-USD yang terlibat aktif dalam hidup menggereja di dalam

Keputusan dapat dibuat satu kali, beberapa kali, atau berulang (dalam interval yang sama). e) Dukungan di semua fase proses pengambilan keputusan inteligensi, desain,

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) peningkatan kemampuan mengartikan, membaca, menulis lambang pecahan menunjukkan letak pecahan dalam garis bilangan, dan

Hasil ini menunjukkan bahwa penggunaan modul fisika dasar berbasis virtual laboratory pada materi fluida dinamis cukup layak digunakan dalam pembelajaran dan memberikan

Merupakan barang yang pada umumnya memiliki frekuensi pembelian tinggi (sering dibeli), dibutuhkan dalam waktu segera, dan hanya memerlukan usaha yang minimum dalam perbandingan dan