TESIS
Diajukan Oleh :
TORNADO
NIM 141202586
PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN
STIE WIDYA WIWAHA
YOGYAKARTA
2016
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
TESIS
Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-2/ gelar M agister
pada Program M agister M anajemen STIE WIDYA WIWAHA
Diajukan Oleh :
TORNADO
NIM 141202586
PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN
STIE WIDYA WIWAHA
YOGYAKARTA
2016
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
AKADEMI MILITER MAGELANG
Diajukan Oleh : TORNADO NIM 141202586
Tesis ini telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji Pada tanggal :
Penguji I Penguji II
Dra. Ary Sutrischastini, M .Si Zulkifli, SE, M M dan telah diterima sebagai salah satu persyaratan
untuk memperoleh Gelar M agister Yogyakarta, ...
M engetahui,
PROGRAM M AGISTER M ANAJEM EN STIE WIDYA WIWAHA YOGYAKARTA
DIREKTUR
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
UPAYA PENINGKATAN KINERJA DITINJAU DARI
DISIPLIN DAN MOTIVASI ANGGOTA RESIMEN TARUNA
AKADEMI MILITER MAGELANG
Yang dibuat untuk melengkapi sebagai persyaratan menjadi M agister M anajemen pada Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Widya Wiwaha Yogyakarta, sejauh yang saya ketahui bukan merupakan tiruan atau berasal dari tesis yang sudah dipublikasikan dan atau pernah dipakai untuk mendapatkan kesarjanaan di Lingkungan STIE Widya Wiwaha maupun di perguruan Tinggi manapun, kecuali bagian yang sumber informasi dicantumkan sebagaimana mestinya.
Yogyakarta, Oktober 2016
TORNADO NIM 141202586
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
berkat rahmat, hidayah dan nikmat serta kesempatan yang telah diberikan sehingga penulisan dan penyusunan tesis ini dapat terselesaikan.
Tesis yang merupakan karya ilmiah ini disusun guna memenuhi salah satu persyaratan akademik yang ditetapkan pihak STIE Widya Wiwaha Yogyakarta agar penulis memperoleh gelar M agister M anajemen. Kami menyadari bahwa tesis ini diselesaikan atas bantuan banyak pihak, baik bantuan yang diterima secara langsung maupun tidak langsung.
Pada kesempatan ini, kami menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang telah membantu, khususnya kepada:
1. Bapak Dr. Wahyu Widayat, M .Ec, selaku dosen pembimbing tesis I yang selalu memberikan masukan, arahan dan bimbingan
2. Bapak Zulkifli, SE., M M , selaku dosen pembimbing II yang selalu memberikan masukan, arahan dan bimbingan serta selaku Dosen Penguji II 3. Bapak Prof. Dr. Abdul Halim, M BA., Akt., selaku Direktur Program M agister
M anajemen STIE Widya Wiwaha Yogyakarta.
4. Pimpinan dan seluruh jajaran di Akademi M iliter M agelang yang telah memberikan ijin kepada kami untuk melakukan penelitian dan memberikan bantuan berupa data-data yang dibutuhkan.
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
6. Seluruh rekan satu angkatan yang senantiasa saling mengingatkan, berbagi suka/duka dan bekerja sama melakukan berbagai hal selama menempuh pendidikan di STIE Widya Wiwaha Yogyakarta.
Apabila dalam penulisan dan penyusunan tesis ini terdapat kekurangan atau terdapat kata maupun kalimat yang kurang sesuai, kami mohon maaf. M udah-mudahan tesis ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan maupun pihak manapun yang bermaksud memanfaatkannya.
Yogyakarta, Oktober 2016
TORNADO NIM 141202586
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
HALAM AN PENGESAHAN ... iii
PERNYATAAN ... iv
KATA PENGANTAR ... v
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR GAM BAR ... ix
ABSTRAKSI ... x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang M asalah ... 1
B. Rumusan M asalah ... 6
C. Pertanyaan Penelitian ... 7
D. Tujuan penelitian ... 7
E. M anfaat Penelitian ... 8
BAB II LANDASAN TEORI A. M otivasi ... 9
B. Disiplin Taruna ... 12
C. Kinerja Taruna ... 18
BAB III M ETODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 20
B. Subyek dan Obyek Penelitian ... 20
C. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 21
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
A. Deskripsi Data ... 30
B. Pembahasan ... 58 BAB V SIM PULAN DAN SARAN
A. Simpulan ... 64
B. Saran ... 65 DAFTAR PUSTAKA
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
Gambar 3.1 model M iles dan Huberman ... 29 Gambar 4.1 Lambang AKM IL ... 35 Gambar 4.2. Taruna/Taruni ... 39
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
menuntut setiap orang atau Anggota Resimen Taruna yang terlibat di dalamnya untuk memiliki jiwa militer. Budaya disiplin, loyalitas, integritas, senioritas dan sebagainya, pada akhirnya mengarah pada satu hal yakni komitmen organisasi. Komitmen yang kuat terhadap organisasi ditunjukkan dengan sikap disiplin yang munculkan Anggota Resimen Taruna di lingkungan Akmil M agelang dengan motivasi yang kuat. Hal ini terlihat dari sikap loyalitas yang kuat dan totalitas yang ditunjukkan bagi perkembangan Akmil. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja ditinjau dari disiplin dan motivasi kerja anggota Resimen Taruna Akademi M iliter M agelang masih kurang optimal dan untuk mengetahui upaya apa yang akan dikembangkan dalam meningkatkan kinerja ditinjau dari disiplin dan motivasi Anggota Resimen Taruna Akademi M iliter M agelang.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif sering disebut dengan penelitian naturalistik, etnografik, studi kasus atau fenomenologi. Penelitian kualitatif menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan tentang orang-orang atau perilaku yang dapat diamati.
Hasil penelitian menunjukkan kinerja ditinjau dari disiplin dan motivasi anggota Resimen Taruna masih kurang optimal karena kurangnya pemahaman peraturan Taruna, faktor usia dan kebiasaan, padahal peraturan kehidupan Taruna (perduptar) merupakan salah satu dasar hukum penegakkan disiplin dan tata tertib kehidupan taruna yang bersumber dari perangkat nilai-nilai dasar. Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja Resimen Taruna Akmil M agelang, adalah upaya intrinsik atau dari dalam diri Taruna dengan cara memahami sepenuhnya tentang aturan dan tata tertib yang diberlakukan bagi Taruna, melakukan kegiatan-kegiatan positif seperti ibadah atau berolahraga, bila terdapat waktu luang upayakan untuk membaca materi perkuliahan atau buku yang berhubungan dengan penerapan tugas nantinya sebagai perwira TNI AD, dan apabila melihat rekan yang melakukan pelanggaran agar diingatkan. Kemudian upaya dari sektor ekstrinsik atau luar Taruna adalah mengadakan kegiatan pembinaan potensi yang terjadwal oleh senat korps taruna seperti brass band, drum band dan lainnya, kegiatan diskusi kelompok yang terjadwal, sesuai program dari senat Resimen Taruna, kegiatan deputasi ke rumah pejabat-pejabat Akademi M iliter untuk mendapatkan pencerahan dari pejabat Akademi M iliter sehingga motivasi untuk berkinerja tinggi dapat terbangun senantiasa, dan mengaktifkan tim-tim yang sudah ada dalam senat Resimen Taruna seperti tim mushola, tim olah raga, English club dan lainnya.
Kata Kunci : Kinerja, Disiplin, Motivasi
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berbagai or gan isasi, dan lemb aga tentuny a ingin mendap atkan kinerja Taruna
y ang baik dalam setiap bidang masin g- masin g. Dalam p emeliharaan dan p engelolaan
sumber daya manusia sendiri tentu harus mendapat p erhatian y ang lebih. Sumber d ay a
manusia adalah salah satu faktor y ang berp eran p enting untuk kelan gsun gan
organisasi. Lan gkah y ang dilakukan untuk mendapatkan kinerja Taruna y ang
memuaskan antara lain den gan melakukan motivasi kerja disip lin kerja dan lin gkun gan
kerja y ang baik.
Kinerja seseoran g dipen garuhi oleh tingk at p endidikan, motivasi dan
p engalaman ker ja. Kinerja dihar ap kan mengh asilkan mutu p ekerjaan y ang baik serta
jumlah p ekerjaan y ang sesuai dengan standar. Tingkat p endidikan Taruna sangatlah
memp engaruhi kiner janya, karena dengan pendidikan orang leb ih memp uny ai
wawasan y ang lebih luas dan umumny a tingkat pergaulanny a juga lebih luas.
(Mangkunegara, 2001)
Pada berbagai asp ek khususnya berorganisasi, f aktor sumber d ay a manusia
menjad i masalah di setiap kegiatan y ang ada d i dalamny a. M elalui p emanfaatan
sumber daya manusia y ang efisien d an efektif, organisasi berharap agar dap at bertahan
di persaingan y ang semakin sen git agar memp eroleh hasil terbaik khususny a di kinerja
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
Taruna agar mend ap atkan kesuksesan. Tentuny a dip erlukan suatu p roses y ang p anjang
untuk mendap atkan kesuksesan tersebut. Kinerja secara tidak lan gsung berpen garuh
terhadap citra organisasi. Atasan berp eran p enting untuk menumbuhk an motivasi b agi
p ara anggotany a karena jika tidak ada dorongan maka p ara Tarunany a tidak bisa
memacu diriny a sendiri untuk lebih meningkatkan kinerjany a.
Kinerja seseor ang merup akan ukur an sejauh mana keb erhasilan seseoran g
dalam melakuk an tugas pekerjaanny a. Mathis dan Jackson (2006:113) menjelaskan
ada tiga faktor utama y ang mempengaruhi kinerja Taruna ad alah kemamp uan indiv idu
untuk melakukan p ekerjaan tersebut, tingkat usaha y ang dicurahkan d an dukun gan
organisasi yang diterimanya. Kinerja Taruna serin g d iartikan sebagai p encap aian tugas,
dimana Tarun a dalam bek erja harus sesuai dengan p rogr am ker ja or gan isasi untuk
menunjukkan tingk at kinerja or gan isasi dalam mencap ai visi, misi, dan tujuan
organisasi.
Kinerja sumb er day a manusia atau Job Perfomance, merup akan h asil k erja
y ang dicapai oleh seor an g Taruna dalam melakukan tugas sesuai tanggun g jawab y ang
diberikan kep adany a (Mangkunegar a, 2001:67). Selanjutny a Hasibuan (2012: 42)
menjelaskan Kiner ja Taruna ad alah suatu hasil kerja y ang dap at dicap ai seseoran g
dalam melaksan akan tugas-tugas y ang dibebank an kepadany a y ang didasarkan atas
kecakap an, p engalaman, kesun gguhan serta waktu. Prestasi ker ja merupakan gabun gan
dari dua faktor yaitu: kemampuan dan minat seorang p ekerja, kemamp uan dan
p enerimaan atas penjelasan delegasi tugas, serta p eran dan tingkat motivasi seoran g
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
p ekerja. Semakin tinggi ketiga faktor di atas mak a semak in tin ggi p ulalah tingk at
keberhasilan p ekerja tersebut.
Menurut Sedarmay anti (2001: 65) salah satu faktor y ang memp en garuhi
kinerja adalah Sikap M ental (motivasi kerja, d isip lin kerja, etika ker ja). Sik ap mental
y ang dimilik i seor an g Taruna akan memberikan p en garuh terhadap kinerjany a.
Disip lin kerja merup akan salah satu faktor y ang dap at mencermink an kinerja y ang
dihasilkan o leh Taruna. Kedisip linan menjadi kunci terwujudny a tujuan organisasi,
Taruna dan masy arakat, dengan disip lin y ang baik berarti Taruna sadar dan bersed ia
mengerjakan semua tugasny a dengan baik (Hasibuan, 2012: 198). Ada beberapa faktor
y ang harus dip erhatikan dalam p enerap an disip lin sep erti: Ketep atan waktu,
menggunakan p eralatan dengan baik, tanggung jawab yang tinggi.
Berbagai Lembaga p endidikan tentunya ingin mendap atkan kinerja Taruna
y ang baik dalam setiap bidang masin g- masin g. Dalam p emeliharaan dan p engelolaan
sumber daya manusia sendiri tentu harus mendapat p erhatian y ang lebih. Sumber d ay a
manusia adalah salah satu faktor y ang berp eran p enting untuk kelan gsun gan
organisasi. Lan gkah y ang dilakukan untuk mendapatkan kinerja Taruna y ang
memuaskan antara lain den gan melakukan motivasi kerja disip lin kerja dan lin gkun gan
kerja y ang baik.
Kinerja seseorang dipen garuhi oleh tingk at p endidikan, motivasi dan
p engalaman ker ja. Kinerja dihar ap kan mengh asilkan mutu p ekerjaan y ang baik serta
jumlah p ekerjaan y ang sesuai dengan standar. Tingkat p endidikan Taruna sangatlah
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
memp engaruhi kiner janya, karena den gan pendidikan oran g lebih memp uny ai
wawasan yang lebih luas dan umumny a tingkat pergaulanny a juga lebih luas.
Kinerja seseor ang merup akan ukur an sejauh mana keb erhasilan seseoran g
dalam melakuk an tugas pekerjaanny a. Mathis dan Jackson (2006:113) menjelaskan
ada tiga faktor utama y ang mempengaruhi kiner ja Taruna ad alah kemamp uan indiv idu
untuk melakukan p ekerjaan tersebut, tingkat usaha y ang dicurahkan d an dukun gan
organisasi yang diterimanya. Kinerja Taruna serin g d iartikan sebagai p encap aian tugas,
di mana Taruna dalam b ekerja harus sesuai d engan p rogr am kerja organisasi untuk
menunjukkan tingk at kinerja or gan isasi dalam mencap ai visi, misi, dan tujuan
organisasi.
Resimen Taruna Akademi M iliter M agelan g berusaha untuk meningk atkan
kinerja an ggotanya melalui p enelitian terhadap up ay a p eningkatan kinerja an ggota
ditinjau motivasi ker ja, d isip lin kerja y ang dialami o leh an ggotany a. Akademi M iliter
(Akmil) adalah sekolah pendidikan TNI Angkatan Dar at di Kota Magelang, Jawa
Tengah, Indon esia. Akademi M iliter men cetak Perwira TNI Angkatan Darat. Secara
organisasi, Akademi M iliter berada di d alam struktur organisasi TNI Angkatan Dar at,
y ang dip imp in oleh Gubernur Akad emi Militer yang saat ini d ijab at oleh M ayjen TNI
Hartomo, S.IP. Wakil Gubernur Akademi M iliter y ang saat ini dijabat oleh Brigjen TNI
Wisnoe Prasety a Budi, S.IP, M .M. M ako Akademi M iliter berada di Jl. Gatot Subroto,
M agelang, Jawa Tengah.
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
Akademi M iliter (Akmil) merup akan lembaga p endidikan khusus y ang
memiliki tu gas pokok membentuk Taruna (p eserta didik di Akmil) agar menjadi
Perwira Tentara Nasional Indonesia Angk atan Darat (TNI-AD) y ang memiliki sikap
dan p erilaku sebagai p rajurit Sap tamarga, jasmani y ang samap ta, memiliki
p engetahuan dan keteramp ilan dasar golon gan p erwira dengan kualifikasi akad emis
p rogram Dip loma IV Pertahanan. Akmil di Indonesia hany a ada satu y akni berlokasi
di wilay ah Kota M agelan g. Guna mencap ai pengetahuan dan keteramp ilan dasar
tersebut, Akmil menerap kan berbagai kebijakan y an g dih arap kan mamp u memenuhi
kebutuhan-kebutuhan p ara Taruna di bidang akademis maup un umum.
Lin gkun gan militer y ang ad a di Akmil M agelan g secara lan gsun g menuntut
setiap orang atau Anggota Resimen Taruna y ang terlibat di dalamny a untuk memiliki
jiwa militer. Buday a disip lin, loy alitas, integritas, senioritas dan sebagainya, p ada
akhirny a mengarah p ada satu hal y akni komitmen organisasi. Komitmen y ang kuat
terhadap organisasi ditunjukkan dengan sikap disip lin y ang munculkan Anggota
Resimen Taruna di lin gkun gan Akmil Magelang den gan motivasi y ang ku at. Hal ini
terlihat dari sikap loy alitas yang kuat dan totalitas y ang d itunjukkan b agi
p erkembangan Akmil.
Dalam up ay a memp eroleh hasil didik y ang optimal p erlu adanya suatu
kegiatan melalui b imbingan dan p engasuhan (bimsuh) yang men garah p ada
p embentukan disip lin Taruna dan M otivasi y ang tinggi. Berd asarkan observasi
p endahuluan diketahui bahwa terkadan g peningk atan kinerja Taruna masih
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
dihadap kan p ada beberapa kendala y ang ada dalam p eny elenggaraan p roses belajar
mengajar, baik y ang diakib atkan dari faktor intern maup un ekstern. Kendala tersebut
antara lain :
1. Terbatasny a jumlah p engasuh ditambah lagi ap abila p engasuh mendap at
p enugasan kedin asan ke lu ar dari Akad emi TNI y ang kesemuany a berdamp ak
p ada pengawasan dan p embimbingan menjadi tidak maksimal.
2. Kurangny a p emahaman p eraturan Taruna tata tertib y ang diber lakukan seh in gga
taruna masih kuran g men gerti sep enuhny a mana p erbuatan y ang dilar an g
maup un tidak dilarang
3. Faktor usia dan kebiasaan buday a disip lin dalam setiap kegiatannya.
Resimen Taruna di lin gkun gan Akmil M agelan g dihar ap kan mulai berlatih
untuk membiasakan buday a disiplin dan mempuny ai motivasi y ang tin ggi, seh in gga
tidak akan terjad i tindakan p emecatan y ang selama ini p ernah terjadi kar ena p ada
aspek sikap p erilaku atau kar ena tindak asusila. Hal sep erti ini sama sek ali tidak
mengharapkan Taruna melakukan p elanggar an aturan, karena mereka ad alah p ara
p emuda dan p emudi terpilih y ang mental dan moralny a diban gun untuk menjadi
p rajurit TNI y ang baik. Para taruna Akmil dibentuk untuk memiliki p endirian ku at,
jiwa tegar, dan p erilaku y ang tangguh, serta tidak melakuk an hal-hal di luar
kepatutan. Jadi up acara p emberhentian taruna seb agai b entuk hukuman disip lin
karena p elanggaran fatal yang dilakukan dan tidak bisa ditoleransi oleh lembaga.
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
Berdasarkan latar belakan g di atas maka penelitian ini berjudul “Up ay a
Peningk atan Kinerja Ditinjau dari Disiplin dan M otivasi Anggota Resimen Taruna
Akademi Militer Magelang”
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakan g di atas dap at diambil p ermasalahan bahwa
kinerja an ggota Resimen Taruna Akademi M iliter M agelan g d itinjau dari d isiplin dan
motivasi masih kurang optimal.
C. Pertanyaan Penelitian
1. M engap a kinerja ditinjau dar i disiplin dan motivasi an ggota Resimen Taruna
Akademi M iliter M agelang masih kurang optimal?
2. Up ay a ap a y ang akan dikemban gkan dalam meningkatkan kin erja ditinjau dari
disip lin dan motivasi Anggota Resimen Taruna Akademi Militer Magelang?
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui kiner ja ditinjau dari disip lin dan motivasi ker ja anggota
Resimen Taruna Akademi Militer Magelang masih kurang op timal.
2. Untuk mengetahui up ay a apa y ang akan dikemb an gkan dalam menin gkatkan
kinerja ditinjau dari disip lin d an motivasi An ggota Resimen Taruna Akademi
M iliter M agelang.
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
E. Manfaat Penelitian
1. M anfaat Teoritis
a. Penelitian in i dih arap kan dap at menambah r eferensi teori terutama men genai
p eningkatan kinerja Anggota Resimen Taruna Akademi M iliter.
b. Sebagai masukan bagi p eneliti berikutnya.
2. M anfaat Praktis
a. M emberikan gambar an tentang up ay a menin gk atkan up ay a untuk
menin gkatkan k inerja an ggota Resimen Taruna Akademi M iliter M agelan g
ditinjau dari disip lin dan motivasi kerja.
b. M emberikan masukan men genai up ay a y ang akan dik emban gk an dalam
meningkatkan kinerja Anggota Resimen Taruna Akademi M iliter M agelang.
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
BAB II
LANDAS AN TEORI
A. Motivasi
Kata motivasi berasal d ari b ahasa Latin y aitu mover e, y ang ber arti ber gerak
(move). Motivasi menjelaskan apa y ang membuat oran g melakukan sesuatu, membu at
mereka tetap melakukanny a, dan membantu mer eka dalam meny elesaikan
tugas-tugas. Hal ini berarti bahwa konsep motivasi digunakan untuk menjelaskan
keinginan berp erilaku, arah p erilaku (p ilihan), intensitas p erilaku (usaha,
berkelanjutan), dan p eny elesaian atau p restasi yang sesungguhny a (Pintrich, 2003).
M enurut Santrock, motivasi adalah p roses y ang memberi seman gat, arah, dan
kegigihan p erilaku. Artiny a, p erilaku yang memiliki motivasi adalah p erilaku y ang
p enuh energi, terarah, dan bertahan lama (Santrock, 2007).
Dalam kegiatan belajar, mak a motivasi dap at dikatakan sebagai keseluruhan
daya p engger ak di d alam diri siswa y ang men imbulk an kegiatan belajar, y ang
menjamin k elan gsun gan d ari k egiatan belajar dan memb erikan arah p ada kegiatan
belajar, sehin gga tujuan y ang dikehendaki o leh subjek belajar itu dap at tercap ai
(Sardiman, 2000).
Sejalan d en gan perny ataan Santrock di atas, Brop hy (2004) meny atakan
bahwa motivasi belajar lebih men gutamakan resp on kognitif, y aitu kecenderun gan
siswa untuk mencap ai aktivitas akademis y ang bermakna dan b ermanf aat serta
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
mencoba untuk mend ap atkan keuntungan dar i aktivitas tersebut. Siswa y ang memiliki
motivasi belajar akan memp erhatikan pelajar an y ang disamp aikan, membaca materi
sehingga bisa memahaminy a, dan men ggunakan strategi-strategi belajar tertentu y ang
mendukung.
Selain itu, siswa juga memilik i keterlib atan y ang intens dalam aktivitas belajar
tersebut, rasa ingin tahu y ang tinggi, mencar i bahan-b ahan y ang berk aitan untuk
memah ami suatu top ik, dan meny elesaikan tugas yang dib erikan. Siswa y ang
memiliki motivasi belajar akan ber gantung p ada ap akah aktivitas tersebut memilik i isi
y ang menar ik atau p roses y ang meny enan gkan. Intiny a, motivasi belajar melibatkan
tujuan-tujuan belajar dan strategi y ang berkaitan dalam mencap ai tujuan belajar
tersebut (Brop hy, 2004).
M enurut Mc. Donald (dalam Sardiman 2007: 73), meny ebutkan bahwa
motivasi sebagai p erubahan ener gi dalam diri seseoran g yan g ditandai d en gan
munculny a “feeling” dan didahului den gan tanggap an terhadap adanya tujuan. Dari
p engertian M c. Donald ini men gandun g tiga elemen p enting y aitu bahwa motivasi itu
mengawali terjadiny a p erubahan ener gi p ada diri setiap individu manusia (walaup un
motivasi itu muncul dari dalam dir i manusia), p enamp akanny a akan meny angkut
kegiatan fisik manusia; motivasi di tandai dengan munculny a rasa/feeling y ang relevan
dengan p ersoalan-p ersoalan kejiwaan, efeksi dan emosi serta dapat menentukan
tingkah laku manusia; motivasi akan diran gsan g kar ena ad anya tujuan dan tujuan ini
akan menyangkut soal kebutuhan.
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
Terdap at dua aspek dalam teori motivasi belajar y ang dikemukakan oleh
Santrock (2007), yaitu:
1. M otivasi ekstrinsik, y aitu melakukan sesuatu untuk mendap atkan sesuatu y ang
lain (cara untuk mencap ai tujuan).
M otivasi ekstrinsik sering dip engaruhi oleh insentif eksternal sep erti
imbalan dan hukuman. M isalny a, murid belajar ker as dalam men ghad ap i ujian
untuk mendapatkan nilai y ang baik. Terdap at dua kegunaan dari hadiah, y aitu
sebagai insentif agar mau men gerjak an tu gas, dimana tujuanny a adalah
men gontrol perilaku siswa, d an men gandun g informasi tentang p enguasaan
keahlian.
2. M otivasi intrinsik, y aitu motivasi internal untuk melakukan sesuatu d emi sesuatu
itu sendiri (tujuan itu sendiri). M isalny a, murid belajar men ghad ap i ujian karen a
dia senang pada mata p elajaran yang diujik an itu. M urid termotivasi untuk
belajar saat mereka diberi pilihan, senan g men ghadap i tantangan y ang sesuai
dengan kemamp uan merek a, dan mend apat imbalan y ang mengandung n ilai
informasional tetap i bukan dip akai untuk kontrol, misalny a guru memberik an
p ujian kep ada siswa.
Terdapat dua jenis motivasi intrinsik, y aitu:
a. Motivasi intrinsik berdasarkan determin asi diri d an pilihan personal. Dalam
p andangan ini, murid in gin percay a bahwa mereka melakuk an sesuatu
karena kemauan send iri, bukan k arena k esuksesan atau imbalan eksternal.
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
Minat intrinsik siswa akan menin gkat jika mer eka memp uny ai p ilihan dan
p eluang untuk men gamb il tanggun g jawab p ersonal atas p embelajaran
mereka.
b. Motivasi intrinsik berdasarkan p engalaman op timal. Pen galaman op timal
kebany akan terjadi ketika or ang mer asa mamp u dan berkonsentrasi p enuh
saat melakukan suatu aktivitas serta terlibat dalam tantangan y ang mereka
anggap tidak terlalu sulit tetap i juga tidak terlalu mudah.
B. Disiplin Taruna
Kata kedisiplinan berasal dari b ahasa Latin y aitu discip ulus, y ang berarti
men gajari atau mengikuti y an g dihormati. M enurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (2007), meny atakan bahwa disip lin adalah:
1. Tata tertib (di sekolah, di kantor, kemiliteran, dan sebagainy a).
2. Ketaatan (kep atuhan) p ada p eraturan tata tertib.
3. Bidang studi y ang memiliki objek dan sistem tertentu.
Kedisip linan adalah suatu kondisi y ang tercip ta dan terbentuk melalui
p roses dari serangkaian perilaku y ang menunjukkan n ilai-nilai ketaatan,
kep atuhan, kesetiaan, keteraturan dan atau ketertiban. Karena sudah meny atu
denganny a, maka sikap atau p erbuatan yang dilakukan bukan lagi atau sama
sekali tidak d irasakan seb agai beban, b ahkan seb alikny a akan memb ebani diriny a
bilamana ia tidak berbuat sebagaimana lazimny a (Prijodarminto, 1994).
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
M enurut Ekosiswoy o dan Rachman (2000), kedisip linan hakikatny a
adalah sekump ulan tingkah laku individu maup un masy arakat y ang
mencer minkan rasa ketaatan, k ep atuhan, yang didukun g oleh kesad aran untuk
menunaik an tugas dan kewajiban d alam r an gka p encapaian tujuan. Menurut
Arikunto (1990), di dalam p embicaraan kedisip linan dikenal dua istilah y ang
p engertianny a hamp ir sama tetap i pembentukanny a secara berurutan.
Kedua istilah itu adalah d isip lin dan ketertiban, ada ju ga y ang
men ggunakan istilah siasat dan ketertiban. Ketertiban menunjuk p ada kep atuhan
seseorang d alam mengikuti peraturan dan tata tertib karena didorong oleh sesuatu
dari luar misalny a karena in gin mendapat p ujian dari atasan. Selanjutny a
p engertian disip lin atau siasat menunjuk p ada kep atuhan seseorang dalam
men gikuti tata tertib karena didoron g kesadar an y ang ad a p ada kata hatiny a
(Arikunto, 1990).
Kedisip linan dap at diartikan sebagai ser angkaian aktivitas / latihan y ang
dirancan g k arena dian ggap p erlu dilaksanakan untuk dap at mencap ai sasaran
tertentu (Sukadji, 2000). Ked isip linan merup akan sikap atau p erilaku y an g
men ggamb arkan kepatuhan kep ada suatu aturan atau ketentuan. Kedisip linan
juga ber arti suatu tuntutan bagi b erlan gsun gny a kehidupan y ang sama, teratur
dan tertib, y ang dijadikan syarat mutlak bagi ber langsun gny a suatu kemajuan d an
p erubahan- p erubahan ke arah y ang lebih baik (Budiono, 2006). Santoso (2004)
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
meny atakan bahwa kedisip linan adalah sesuatu yang teratur, misalny a disip lin
dalam meny elesaikan p ekerjaan berarti bekerja secara teratur.
Kedisip linan berkenaan d en gan kep atuhan dan ketaatan seseor an g atau
kelomp ok oran g terhadap norma-norma dan p eraturan-p eraturan y ang berlaku,
baik yang tertulis maup un y ang tidak tertulis. Kedisip linan dibentuk serta
berkemban g melalui latihan d an p endidikan sehingga terbentuk kesadaran d an
key akinan dalam diriny a untuk berbuat tanpa p aksaan. Kedisip linan adalah suatu
sikap y ang men cerminkan ketaatan dan k etep atan terhadap aturan (M oenir,
1999). Kedisip linan merup akan suatu sikap, p erilaku, dan p erbuatan y ang sesuai
dengan p eraturan organ isasi baik tertulis maup un tidak tertulis (Nitisemito,
1999).
Berdasarkan b erbagai p endap at di atas, dap at disimp ulkan bahwa
kedisiplinan adalah suatu sikap dan p erilaku y ang mencermink an ketaatan dan
ketep atan terhadap peraturan, tata tertib,norma-norma y ang b erlaku,b aik tertulis
maup un y ang tidak tertulis.
1. Tujuan kedisip linan
Gaustad (1992) men gemuk akan bahwa k edisiplinan memilik i 2 (dua)
tujuan, yaitu memberi keny amanan pada p ara siswa dan staf (guru) serta
mencip takan lingkun gan y ang kondusif untuk belajar. Sub ari (1994)
berp endap at bahwa kedisip linan memp unyai tujuan untuk p enurutan
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
terhadap suatu p eraturan dengan kesad aran sendir i untuk tercip tanya
p eraturan itu.
Menurut Durkeim (1995), kedisip linan memp uny ai tujuan ganda
y aitu mengembangkan suatu p eraturan tertentu dalam tindak tanduk manusia
dan member inya suatu sasaran tertentu dan sekaligus memb atasi
cakrawalany a. Tujuan kedisip linan adalah p erkemban gan dari
p engemban gan diri sendiri d an p engarahan diri sendiri tanp a p engaruh atau
kendali dar i luar. Kedisip linan adalah suatu latihan batin y ang tercermin
dalam tingk ah laku y ang bertujuan agar oran g selalu p atuh p ada p eraturan.
Dengan adany a kedisiplinan diharap kan an ak didik mendisip linkan diri
dalam mentaati peraturan sekolah sehingga p roses belajar men gajar berjalan
dengan lancar dan memud ahkan p encap aian tujuan p endidikan. Oleh karena
itu, anak didik p erlu dibimbing atau ditunjukkan mana perbuatan y ang
melan ggar tata tertib dan mana p erbuatan yang menunjan g terlaksanany a
p roses belajar mengajar dengan baik.
Dari beberap a p endapat diatas, dapat disimp ulkan bahwa tujuan
kedisip linan adalah memberi keny aman an p ada p ara siswa dan staf (guru)
serta mencip takan lingkun gan y ang kondusif untuk belajar serta
p erkembangan dari p engembangan d iri sendiri dan pen garahan d iri sendiri
tanp a p engaruh atau kendali dari luar.
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
2. Fungsi kedisip linan
Fungsi kedisip linan menurut Tu’u (2004) adalah:
a. M enata kehidup an bersama Kedisip linan seko lah bergun a untuk
meny adarkan siswa bahwa diriny a p erlu men ghargai or an g lain den gan
cara menaati d an mematuhi p eraturan y ang berlaku, sehingga tidak akan
meru gikan p ihak lain dan hubun gan den gan sesama menjadi baik dan
lancar.
b. M embangun kep ribadian Pertumbuhan k ep ribadian seseoran g biasany a
dip engaruhi oleh faktor lin gkungan. Disip lin y ang diterapkan di
masing-masing lin gkun gan tersebut memberi dampak bagi p ertumbuhan
kep ribadian yang baik. Oleh karen a itu, dengan disip lin seseorang akan
terbiasa men gikuti, mematuhi aturan y an g ber laku d an kebiasaan itu lama
kelamaan masuk k e dalam dir inya serta berp eran dalam memban gun
kep ribadian yang baik.
c. M elatih kep ribadian Sikap , p erilaku dan pola kehidup an y ang baik dan
berdisip lin terbentuk melalui latihan. Demikian juga den gan kepribadian
y ang tertib, teratur dan p atuh p erlu dibiasakan dan dilatih.
d. Pemaksaan Kedisip linan d ap at terjadi karen a adany a pemaksaan dan
tekanan dari luar, misalny a ketika seorang siswa y ang kuran g disip lin
masuk ke satu sekolah y ang berdisip lin baik, terp aksa harus mematuhi
tata tertib y ang ada di sekolah tersebut.
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
e. Hukuman Tata tertib biasany a berisi hal-hal p ositif dan sanksi atau
hukuman bagi y ang melanggar tata tertib tersebut.
f. M enciptakan lingkun gan y ang kondusif Kedisip linan berfun gsi
mendukun g terlaksanany a proses dan kegiatan p endidikan agar berjalan
lancar d an memberi p engaruh bagi tercip tany a sekolah sebagai
lingkungan p endidikan y ang kondusif bagi kegiatan p embelajaran.
3. Cara terbentuknya kedisip linan
Menurut Lembaga Ketahanan Nasional (1997), kedisip linan dap at terjadi
dengan cara:
a. Disiplin tidak terjadi dengan sendiriny a, melaink an harus ditumbuhkan,
dikemban gkan dan diterapkan dalam semua aspek mener ap kan sanksi
serta dengan bentuk ganjaran dan hukuman.
b. Disiplin seseorang adalah p roduk sosialisasi seb agai hasil interaksi
dengan lin gkun ganny a, terutama lin gkungan sosial. Oleh k arena itu,
p embentukan disip lin tunduk p ada kaidah-kaidah p roses belajar.
c. Dalam membentuk disip lin, ada pihak y ang memiliki keku asaan lebih
besar, sehingga mamp u memp en garuhi tingk ah laku p ihak lain ke arah
tingkah laku y ang d iin gink annya. Sebalikny a, p ihak lain memiliki
ketergantungan p ada p ihak p ertama, sehin gga ia bisa mener ima ap a
y ang diajarkan kep adany a.
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
C. Kinerja Taruna
Kinerja merup akan hasil k erja dari seorang Taruna dalam menjalankan tugas.
Kinerja sumber day a manusia ad alah prestasi kerja atau hasil kerja y ang d icap ai
sumber day a manusia p er satuan p eriode waktu dalam melaksanak an tugas sesuai
dengan tanggun g jawabnya dalam organisasi. Hasil k erja y an g dimaksud dap at berupa
hasil kerja baik secar a kualitatif maup un kuantitatif y ang dicap ai seorang Taruna dalam
melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab y ang diberikan.
Tohardi (2002) juga berp endap at bahwa kinerja merup akan hasil ker ja seoran g
p ekerja di dalam sebuah proses manajemen atau suatu organisasi secara keseluruhan
dimana hasil ker ja tersebut dapat ditunjukkan buktinya secar a kon gkrit dan dap at
diukur (dibandingkan secara standar y ang telah ditentukan).
Kinerja (Performance) merup akan unjuk kerja y ang dilakukan o leh Taruna y ang
biasany a dip akai sebagai dasar p enilaian terhadap Taruna atau organisasi. Kinerja y ang
baik merup akan suatu sy arat untuk tercap ainy a tujuan organ isasi seh in gga p erlu
diup ay akan agar kinerja Taruna dap at ditingkatkan.
Namun dalam hal ini, p eningk atan kinerja bukanlah hal y ang mudah kar ena
bany ak faktor y ang mempengaruhi tinggi rend ahny a kinerja seseor an g. Kiner ja sumber
daya manusia ad alah p restasi kerja atau hasil kerja (outpu t) baik kualitas maup un
kuantitas yang dicap ai SDM tiap satuan p eriode dalam melaksanak an tugas kerjany a
sesuai dengan tanggun g jawab y ang diber ikan kep adany a (Mangkunegara, 2006).
Kinerja Taruna merup akan salah satu hal y ang sangat penting dalam suatu organisasi
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
untuk mencap ai tujuan sehingga berbagai usaha harus dilakukan organisasi untuk
menin gkatkanny a. Kinerja d ap at diartikan sebagai hasil p encap aian dari tujuan y ang
telah direncanakan.
Tika (2006) mendefinisikan kinerja sebagai hasil fungsi p ekerjaan/kegiatan
seseorang atau kelomp ok dalam suatu or gan isasi y ang dip engaruhi o leh berbagai f aktor
untuk mencap ai tujuan organisasi dalam p eriode waktu tertentu. Pendap at lain dari
M anullang (2002) bahwa kin erja merupakan hasil ker ja y ang dih asilkan o leh Taruna
sesuai dengan p eranny a di organisasi. Kinerja Taruna merup akan salah satu hal y ang
sangat p enting dalam suatu organisasi untuk mencap ai tujuan sehin gga b erbagai usaha
harus dilakuk an or gan isasi untuk meningkatkanny a. Kinerja dap at diartikan sebagai
hasil p encap aian dari tujuan y ang telah direncanakan.
M enurut Tohardi (2002), kinerja merup akan hasil kerja seoran g pekerja di dalam
sebuah p roses manajemen atau suatu organisasi secara keseluruhan di man a hasil ker ja
tersebut ditunjukkan buktiny a secara kongkrit dan dap at diukur (dibandingkan secara
standar y ang telah ditentukan).
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian in i men ggun akan jenis p enelitian kualitatif. Penelitian ku alitatif
berbeda den gan p enelitian kuantitatif. Penelitian kualitatif serin g disebut dengan
p enelitian naturalistik, etnografik, studi kasus atau fenomenolo gi. Penelitian
kualitatif menghas ilkan d ata deskriptif berup a kata-kata tertulis atau lisan tentang
orang-or an g atau p erilaku yang dapat diamati. Data kualitatif adalah data y ang
berbentuk kata-kata, bukan dalam bentuk angka (Dep diknas,2007).
Penelitian kualitatif umumny a mengambil samp el lebih kecil, d an
p engambilanny a cenderun g memilih y ang purposif darip ada acak. Penelitian
kualitatif lebih men garah ke p enelitian p roses darip ada p roduk; dan biasany a
membatasi p ada satu kasus.
Data kualitatif dip eroleh melalui berbagai macam teknik p engump ulan
data misalny a wawancara, analisis dokumen, diskusi terfokus, atau observasi y ang
telah dituan gkan d alam catatan lap an gan (transkrip ). Bentuk lain data ku alitatif
adalah gambar y ang peroleh melalui p emotretan.
B. S ubyek dan Obyek Penelitian
Dalam p enelitian kualitatif tidak men ggun akan istilah p op ulasi, tetap i oleh
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
Spradley dinamakan “Social Situation” atau situasi social y ang terdiri atas tiga
elemen y aitu : tempat (place), p elaku (a ctors), dan aktivitas (activity) y ang
berinteraksi secara sinergis. (Sugiy ono, 2010).
Dalam p enelitian ku alitatif tidak men ggunak an p op ulasi karena p enelitian
kualitatif beran gkat dari kasus tertentu y ang ada pada situasi social tertentu dan
hasil kajiannya tidak akan dib erlakuk an ke p opulasi, tetap i ditransferkan ke
temp at lain pada situasi social y ang memilik i kesamaan den gan situasi social
p ada kasus y ang dip elajari.
Samp el dalam penelitian kualitatif bukan dinamakan r esponden, tetap i
sebagai narasumb er atau p artisipan, informan, teman dan Taruna dalam
p enelitian. (Sugiy ono, 2010), sehingga di dalam p enelitian ini :
1. Suby ek Penelitian
Dalam p enelitian ini, suby ek p enelitianny a 3 oran g Tenaga Pend idik (Gadik )
dan 4 orang an ggota Resiman Taruna Akademi M iliter M agelan g sejumlah 7
orang.
2. Obyek Penelitian
Oby ek p enelitian ini adalah Upay a Peningkatan Kinerja Anggota Resimen
Taruna M iliter M agelang Ditinjau dari Disip lin dan M otivasi Kerja.
C. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi p enelitian adalah Resimen Taruna M iliter M agelan g y ang ber lokasi
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
di Jalan, Gatot Soebroto M agelang 56123 Jawa Tengah.
2. Waktu Penelitian
Penelitian in i diren canakan b erlan gsun g selama kur an g leb ih dua bulan, y aitu
dari bulan Juni samp ai Agustus 2016.
D. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memp eroleh data dan infor masi y ang akurat dan objektif mak a
dilakukan teknik p engump ulan data sebagai berikut :
1. Data Primer
Data p rimer y aitu data yang diperoleh lan gsung d ilapan gan melalu i sumber,
dimana biasany a dilakukan dalam dua cara y akni :
a. Observasi (Pengamatan), yaitu p enulis men gadakan p engamatan secara
lan gsung terhadap objek yang diteliti yaitu kinerja anggota Resimen
Taruna Akademi M iliter Magelang.
b. Interview (Wawancara), y aitu teknik p engump ulan data dengan
melakuk an seran gkaian tany a jawab terhadap beberapa sumber y ang
dian ggap relevan den gan d ata y ang in gin dip eroleh. Wawancara
dilakukan kep ada Tenaga Pend idik (Gadik) dan anggota Resiman Taruna
Akademi Militer Magelang sejumlah 7 orang.
2. Data Sekunder
Kep ustakaan y aitu dengan men cari d ata y ang dip eroleh melalui studi p ustaka
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
dengan mencar i dan memb aca literatur, buku-buku bacaan dan tulisan ilmiah
y ang berkaitan dan relevan dengan objek p enelitian y ang hendak diteliti.
E. Metode Analisa Data
M etode analisa data untuk mengetahui k inerja ditinjau d ari disip lin dan
motivasi kerja anggota Resimen Taruna Akademi Militer Magelan g serta up ay a
y ang akan dikemban gkan dalam men in gkatkan An ggota Resimen Taruna Akademi
Militer Magelan g men ggunakan ad alah metode M iles dan Huberman. M iles dan
Huberman (2007), men gemukakan b ahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif
dilakukan secara interaktif dan berlan gsun g secara terus menerus samp ai tuntas,
sehingga datany a jenuh. Ukuran kejenuhan data ditandai d en gan tidak dip erolehny a
lagi data atau informasi baru. Aktivitas dalam analisis melip uti reduksi data (data
reduction), p eny ajian data (da ta displa y) serta penarikan kesimp ulan dan v erifik asi
(conclusion drawing / verification).
Analisis data kualitatif model Miles dan Huberman terdap at 3 (tiga) tahap :
1. Tahap Reduksi Data
Sejumlah langkah analisis selama pengu mp ulan data menurut Miles dan
Huberman adalah :
a. M eringkaskan data kontak lan gsung d en gan or ang, k ejadian d an situasi
di lokasi penelitian. Pad a lan gk ah p ertama ini termasuk p ula memilih
dan meringkas dokumen yang relevan.
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
b. Pengkodean.
Pengkodean hendakny a memp erhatikan setidak-tidaknya emp at hal :
1) Digunakan simbul atau ringkasan.
2) Kode dibangun dalam suatu struktur tertentu.
3) Kode dibangun dengan tingkat rinci tertentu
4) Keseluruhanny a dibangun dalam suatu sistem y ang integratif.
c. Dalam analisis selama p engu mpulan data adalah p embuatan catatan
obyektif. Peneliti p erlu men catat sekaligus men gk lasifik asikan dan
mengedit jawaban atau situasi sebagaimana ad any a, faktual atau
obyektif-deskrip tif.
d. M embuat catatan reflektif.
M enuliskan ap a yang teran gan d an terfikir oleh p eneliti dalam san gkut
p aut dengan catatan oby ektif tersebut diatas. Harus dipisahkan antara
catatan obyektif dan catatan reflektif.
e. M embuat catatan marginal.
M iles dan Huberman memisahkan komentar p eneliti men gen ai subtansi
dan metodologiny a. Komentar subtansial merupakan catatan marginal.
f. Peny imp anan data.
Untuk meny imp an data setidak-tidakny a ada tiga hal y ang p erlu
diperhatikan :
1) Pemberian label
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
2) M emp uny ai format y ang uniform dan normalisasi tertentu
3) M enggunakan angka indeks dengan sistem terorganisasi baik.
g. Analisis data selama p engump ulan data merup akan p embuatan memo.
M emo y ang dimaksud Miles dan Huberman adalah teoritisasi ide atau
konseptualisasi ide, dimu lai d en gan pen gemban gan p endapat atau
p orp osisi.
h. Analisis antarlokasi.
Ada kemungk inan bahwa studi dilakukan p ada lebih dari satu lokasi
atau dilakukan oleh lebih satu staf p eneliti. Pertemuan antar p eneliti
untuk menuliskan kemb ali catatan deskrip tif, catatan reflektif, catatan
marginal dan memo masing- masin g lok asi atau masin g-masin g p eneliti
menjadi y ang konform satu dengan lainny a, p erlu dilakukan.
i. Pembuatan ringkasan sementara antar lokasi.
Isiny a lebih bersifat matriks tentang ada tidakny a data yang dicari p ada
setiap lokasi.
M encermati p enjelasan di atas, seorang p eneliti dituntut memiliki
kemamp uan berfik ir sensitif den gan kecerdasan, keluasan serta kedalaman
wawasan y ang tertinggi. Berd asarkan kemampuan tersebut p eneliti dap at
melakuk an aktivitas reduksi data secara mandiri untuk mendap atkan data y ang
mampu menjawab pertany aan p enelitian. Bagi p eneliti pemula, p roses reduksi
data dap at dilakukan den gan mendiskusikan p ada teman atau oran g lain y an g
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
dip andang ahli. M elalui d iskusi tersebut diharap kan wawasan p eneliti akan
berkemban g, data hasil reduksi lebih b ermakn a dalam menjawab p ertany aan
p enelitian.
2. Tahap Peny ajian Data/ Analisis Data Setelah Pengump ulan Data
Pada tahap ini p eneliti bany ak terlibat dalam kegiatan p eny ajian atau
p enamp ilan (display) dari data y ang dikump ulkan dan dianalisis sebelumny a,
men gin gat bahwa p eneliti kualitatif banyak meny usun teks naratif. Disp lay
adalah format y an g meny ajikan informasi secara tematik kep ada pembaca. M iles
dan Huberman (2007) memp erkenalkan dua macam format, yaitu : diagram
konteks (context chart) dan matriks.
Penelitian kualitatif biasany a difokuskan p ada kata-kata, tindakan-
tindakan orang y ang terjadi pada konteks tertentu. Konteks tersebut dap at dilihat
sebagai asp ek relev an segera dar i situasi y an g bersan gkutan, maup un sebagai
asp ek relevan dari sistem sosial dimana seseoran g berfun gsi (ruan g kelas, sekolah,
dep artemen, keluar ga, agen, masy arakat lokal), sebagai ilustrasi dap at dibaca
M iles dan Huberman (2007).
Peny ajian data diarahkan agar data hasil reduksi terorganisirk an, tersusun
dalam p ola hubungan, sehin gga makin mudah dip ahami dan mer encan akan kerja
p enelitian selanjutnya. Pada langkah in i peneliti berusaha menyusun data y ang
y ang relev an sehin gga men jadi informasi yang dapat disimp ulkan dan memilik i
makna tertentu. Prosesny a dap at dilakukan dengan cara menamp ilkan data,
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
membuat hubun gan antar feno mena untuk memaknai ap a yang seben arnya terjadi
dan apa y ang p erlu ditindaklanjuti untuk mencap i tujuan p enelitian. Peny ajian data
y ang baik merup akan satu lan gk ah penting menu ju tercap ainy a analisis ku alitatif
y ang valid dan handal.
M iles and Hubermen (2007) menyatakan : ”the most frequent form of
display data for qualitative research data in the post has been narrative text”/y ang
p aling ser in g digunakan untuk menyajikan data dalam p enelitian kualitatif adalah
dengan teks yang bersifat naratif. Miles dan Huberman membantu p ara p eneliti
kualitatif dengan model- model p enyajian data y ang analo g d en gan model-model
p eny ajian data kuantitatif statis, dengan men ggun akan tabel, graf iks, matriks d an
semacamny a; bukan diisi dengan angka- an gka melainkan den gan kata atau phase
verbal.
Selanjutny a disarankan d alam melakukan disp lay data, selain d engan teks
y ang naratif juga dapat berup a : bagan, hubungan antar kategori, diagram alur
(flow chart), pictogram, dan sejenisny a. Kesimp ulan y ang dikemukak an ini masih
bersifat sementara dan ak an berubah b ila d itemukan bukti-bukti kuat y ang
mendukung tahap p engump ulan data berikutny a.
Peny ajian data (display ) dalam penelitian ini dip ap arkan/deskrip sikan
analisis lin gkun gan internal untuk menemukan kekuatan dan kelemah an.
Kemudian analisis lingkun gan eksternal untuk menemukan p eluang dan ancaman.
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
3. Tahap Penarikan Kesimp ulan dan Verifikasi
Lan gkah selanjutny a adalah tahap p enarikan k esimp ulan berd asarkan temu an
dan melakukan verif ikasi d ata. Sep erti y ang dijelaskan di atas bahwa k esimp ulan
awal y ang dik emukak an masih bersifat sementara dan akan berubah bila
ditemukan bukti-bukti buat yang mendukung tahap p engump ulan data berikutny a.
Proses untuk mendapatkan bukti-bukti inilah y ang disebut sebagai v erifik asi data.
Ap abila kesimp ulan y ang d ikemuk akan p ada tahap awal didukung oleh
bukti-bukti y ang kuat dalam arti konsisten dengan kondisi y ang ditemukan saat
p eneliti kembali ke lap angan maka kesimp ulan y ang dip eroleh merup akan
kesimpulan yang kredibel.
Lan gkah v erifik asi y ang d ilakuk an p eneliti seb aiknya masih tetap terbuka
untuk menerima masukan data, walaup un data tersebut adalah data y ang tergolon g
tidak bermakna. Namun demikian p eneliti p ada tahap ini sebaiknya telah
memutuskan antara data yang memp unyai makna dengan data y ang tidak
dip erlukan atau tidak bermakna. Data y ang dap at dip roses dalam analisis leb ih
lanjut sep erti absah, berbobot, dan kuat sedang data lain yang tidak menunjan g,
lemah, dan meny imp ang jauh dari kebiasaan h arus dip isahkan. Den gan
men gkonfirmasi makna setiap data yang diperoleh den gan men ggun akan satu cara
atau lebih, diharap kan p eneliti memperoleh informasi y ang dap at digunak an untuk
mendukun g tercap ainy a tujuan penelitian. Pen arikan kesimp ulan p enelitian
kualitatif diharap kan merupakan temuan baru y ang belum p ernah ada. Temuan
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
tersebut dap at berupa deskripsi atau gambar an suatu objek y ang sebelumny a
remang-remang atau gelap menjad i jelas setelah diteliti. Temuan tersebut berup a
hubungan kausal atau interaktif, bisa juga berup a hip otesis atau teori.
Analisis data kualitatif model M iles dan Huberman d ap at digamb arkan
sebagai berikut :
Gambar 3.1 model M iles dan Huberman Sumber M iles dan Huberman (2007)
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
BAB IV
HAS IL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.Deskripsi Data
1. Gambaran Umum Lokasi
Akademi M iliter (Akmil) ad alah seko lah p endidikan TNI Angkatan Darat di Kota
M agelan g, Jawa Tengah, Indonesia. Akademi M iliter mencetak Perwira TNI Angkatan
Darat. Secara or ganisasi, Akad emi M iliter berada di dalam struktur organisasi TNI
Angkatan Darat, yang dipimp in oleh Gubernur Akademi M iliter y ang saat ini dijabat
oleh M ay jen TNI Hartomo, S.IP. Wakil Gubernur Akademi M iliter y ang saat ini dijabat
oleh Brigjen TNI Wisnoe Prasetya Budi, S.IP, MM
M ako Akademi M iliter berada di Jl. Gatot Subroto, M agelang, Jawa Tengah.
a. Kurikulum
Pendidikan Akmil ditempuh dalam 4 tahun. Dengan r incian Pend idikan Dasar
Kep rajuritan Chandradimuk a yan g dilaksanak an bersama Taruna AAL dan AAU
selama 1 tahun, tingkat I s/d tingkat IV selama 4 tahun. Taruna/Taruni Akmil berh ak
meny andang predikat sebagai Sarjana Terap an Pertahanan ( S.ST.Han). Calon
Taruna Akmil merup akan lulusan SMA atau M A (IPA dan IPS untuk Taruna, IPA
dan IPS untuk Taruni). Akmil merupakan pendidikan ikatan dinas y ang dibiay ai
oleh negara.
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
b. Sejarah
Sejarah Akad emi M iliter (Akmil) bermula dar i did irikanny a Milita ire
Academie (M A) Yogyakarta pada tanggal 31 Oktober 1945, atas perintah Kep ala
Staf Umum Tentara Keamanan R aky at, Letnan Jenderal TNI Oerip Soemohardjo.
Pada tahun 1950, M A Yogy akarta setelah meluluskan dua an gkatan, karena alasan
tehnis, ditutup untuk sementara dan Taruna angk atan ketiga meny elesaik an
pendidikanny a di KM A Breda, Nederland. Pada kurun waktu y ang sama diberbagai
temp at lain (M alang, Mojoagun g, Jomban g, Salatiga, Tangeran g, Palembang, Bukit
Tinggi, Brastagi, Prapat) didirikan Seko lah Perwira Darurat untuk memenuhi
kebutuhan TNI AD / ABRI p ada waktu itu.
Pada tanggal 1 Januari 1951 di Bandun g didirikan SPGI AD (Sekolah Perwira
Genie Angk atan Darat), dan p ada tanggal 23 Sep tember 1956 berubah menjad i
ATEKAD (Akademi Teknik Angkatan Darat). Sementara itu p ula pada tanggal 13
Januari 1951 didirik an p ula P3AD (Pusat Pendidikan Perwira Angkatan Darat) di
Bandung. M engin gat pada saat itu b any ak sekolah p erwira TNI AD, maka muncu l
gagasan dar i p imp inan TNI AD untuk mendirikan suatu Akademi Militer, gagasan
ini p ertama k ali dimunculkan pada sidan g p arlemen oleh Menteri Pertahanan p ada
tahun 1952. Setelah melalui berbagai proses, maka p ada tanggal 11 November 1957
pukul 11.00 Presiden RI Ir. Soekarno selaku Panglima Tertinggi An gkatan Peran g
RI, meresmikan p embukaan kembali Akademi M iliter Nasional y ang berkedudukan
di M agelan g. Akademi M iliter ini merup akan kelanjutan dari M A Yogy akarta dan
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
Taruna masukan tahun 1957 ini dinyatakan sebagai Taruna AM N angkatan k e-4.
Pada tahun 1961 Akademi Militer Nasional M agelan g di integrasikan den gan
ATEKAD Bandung dengan nama Akademi Militer Nasional dan berkedudukan di
Magelang. M engin gat p ada saat itu masing-masin g an gk atan (AD, AL, AU dan
Polri) memiliki Akad emi, maka p ada tan ggal 16 Desember 1965 seluruh Akademi
Angkatan (AMN, AAL, AAU dan AAK) diintegrasikan menjadi Akademi
Angkatan Bersenjata Rep ublik Indonesia (AKABRI). Sesuai dengan tuntutan tugas,
maka p ada tanggal 29 Januari 1967 Akabri di M agelan g diresmik an menjadi Akabr i
Udarat, y ang melip uti dua Akabri bagian di bawah satu pimp inan, y aitu Akabri
Bagian Umum dan Akabri b agian Dar at. Akabri Bagian Umum mendidik Taruna
TK-I selama satu tahun, termasuk Pend idikan Dasar Kep rajuritan Chandr adimuk a,
sedangkan Akabri bagian Darat mend idik Taruna Akabri B agian Dar at mulai TK-II
samp ai dengan TK-IV. Pada tanggal 29 September 1979 Akabri Udarat berubah
namanya menjadi Akabri Bagian Darat. Dalam r an gka reorgan isasi di lin gkun gan
ABRI, maka pada tanggal 14 Juni 1984 Akabri Bagian Darat berubah namany a
menjadi Akmil (Akademi M iliter).
Pada tanggal 1 Ap ril 1999 secara r esmi Polr i terp isah dari tiga an gk atan
lainny a, dan ABRI berubah men jadi TNI. Sejak itu p ula Akademi Kep olisian
terp isah dari AKABRI. Kemudian AKABRI berubah namany a menjad i Akademi
TNI y ang terdiri dari AKM IL, AAL, AAU. Berdasarkan Perp ang Nomor :Perp ang/
28/ V/ 2008 tanggal 12 M ei 2008 Pendidikan Dasar Kep rajuritan Chandradimuk a
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
dan Integr atif Akademi TNI pola 12 bulan langsung dibawah M ako Akademi TNI.
Kemudian AKMIL meny elenggarakan p endidikan khusus Taruna Angk atan Darat
tingkat II, III dan IV.
Sejarah Akad emi M iliter (Akmil) bermu la d ari didirik anny a Militaire
Academie (M A) Yogyakarta pada tanggal 31 Oktober 1945, atas perintah Kep ala
Staf Umum Tentara Keamanan R aky at, Letnan Jenderal TNI Oerip Soemohardjo.
Pada tahun 1950, M A Yogy akarta setelah meluluskan dua angkatan, karena alasan
tehnis, ditutup untuk sementara dan Taruna angk atan ketiga meny elesaik an
pendidikanny a di KMA Breda, Nederland. Pada kurun waktu y ang sama
diberbagai temp at lain (M alang, M ojoangung, Salatiga, Tanger ang, Palemb an g,
Bukit Tinggi, Br astagi, Prap at) didirikan Sekolah Perwira Darurat untuk memenuhi
kebutuhan TNI AD / ABRI p ada waktu itu.
Pada tanggal 1 Januari 1951 d i Bandun g did irikan SPGi AD (Sekolah
Perwira Genie An gkatan Darat), dan p ada tanggal 23 September 1956 berub ah
menjad i ATEKAD (Akademi Teknik Angk atan Darat). Sementara itu p ula p ada
tanggal 13 Januari 1951 didir ikan p ula P3AD (Pusat Pendidikan Perwira An gkatan
Darat) di Bandun g. Mengin gat p ada saat itu bany ak sekolah p erwira TNI AD,
maka muncu l gagasan dari p imp inan TNI AD untuk mendirikan suatu Akademi
Militer, gagasan ini p ertama kali dimun culkan p ada sidan g parlemen oleh Menteri
Pertahanan p ada tahun 1952. Setelah melalui berb agai p roses, maka p ada tanggal
11 Nop ember 1957 p ukul 11.00 Presiden RI Ir Soekarno selaku Panglima Tertinggi
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
Angkatan Perang RI, meresmik an p embukaan kembali Akademi Militer Nasional
yang berkedudukan d i M agelan g. Akademi Militer ini merup akan kelanjutan dar i
MA Yogy akarta dan Taruna masukan tahun 1957 ini dinyatakan sebagai Taruna
AM N angkatan ke-4.
Pada tahun 1961 Akademi Militer Nasional M agelan g di integrasik an
dengan ATEKAD Bandung d en gan nama Akademi Militer Nasional d an
berkedudukan di M agelang.
Mengingat p ada saat itu masing-masin g an gkatan (AD, AL, AU dan Polri)
memiliki Akademi, maka p ada tanggal 16 Desember 1965 seluruh Akademi
Angkatan (AMN, AAL, AAU dan AAK) diintegrasikan menjadi Akademi
Angkatan Bersenjata Rep ublik Indonesia (AKABRI). Sesuai den gan tuntutan
tugas, maka p ada tanggal 29 Januari 1967 Akabri di Magelang diresmikan menjad i
Akabri Udarat, y ang melip uti dua Akabri bagian di bawah satu pimp inan, y aitu
Akabri Bagian Umu m dan Akabr i bagian Darat. Akabri Bagian Umum mendid ik
Taruna TK-I selama satu tahun, termasuk Pendidik an Dasar Kep rajuritan
Chandradimuk a, sedangkan Akabr i bagian Dar at mendidik Tarun a Akabri Bagian
Darat mulai TK-II samp ai dengan TK-IV. Pada tanggal 29 Sep tember 1979 Akabri
Udara berubah namanya menjadi Akabri Bagian Darat.
Dalam ran gk a reor gan isasi di lin gkun gan ABRI, maka p ada tan ggal 14 Juni
1984 Akabri Bagian Darat berubah namany a menjadi Akmil (Akademi M iliter).
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
Pada tanggal 1 Ap ril 1999 secar a resmi Polri terp isah dari tiga an gkatan
lainnya, dan ABRI berub ah men jadi TNI. Sejak itu p ula Akademi Kep olisian
terp isah dari AKABRI. Kemudian AKABRI berubah namany a men jadi Akademi
TNI yang terdiri dari AKM IL, AAL, AAU.
Berdasarkan Perp an g Nomor : Perp ang/ 28/ V/ 2008 tan ggal 12 Mei 2008
Pendidikan Dasar Kep rajuritan Chandrad imuka dan Integratif Akad emi TNI p ola
12 bulan lan gsun g dibawah Mako Akademi TNI. Kemudian AKM IL
meny elen ggarak an pendidikan khusus Taruna Angkatan Darat tingkat II, III dan
IV.
c. Lambang
Gambar 4.1 Lambang AKMIL Sumber : Profil AKM IL M agelang
Penjelasan :
1) Bintang bersudut lima di atas Kadga (Pony ard) melamban gk an bahwa Taruna
harus berjiwa PancasiIa sebagai alat p emersatu bangsa, memp unyai nilai
keluhuran y ang sejati.
2) Kadga (Pony ard) melambangkan sifat seorang Taruna yang :
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
a) Berjiwa kesatria y an g selalu siap sedia men ghadap i p ersoalan dan
memiliki keluhuran Perwira sebagai Bhay angkari Negara.
b) Berdisip lin murni dan kuat dalam arti seluas-Iuasny a sesuai den gan
sump ah, janji d an kode k ehormatan y an g ak an dip egan g teguh samp al
ajal.
c) Jujur dan rela berkorban meno lon g sesama den gan meny amp ingkan
keuntungan pribadi.
d) Wasp ada sebagai Perwir a dalam sik ap bertahan y ang aktif, y ang
dilambangkan oleh Kadga terhunus menghadap ke bawah.
3) Buku terbuka melamban gkan Taruna sebagai or an g y ang Tekun men ggali ilmu
untuk memp eroleh keahlian dan berp en getahuan luas serta berkemamp uan
mengorganisasi. Mengambil keputusan selaIu berdasarkan p erhitungan y an g
masak, bijaksana dan p ositif.
4) Bunga teratai melambangkan Taruna sebagai tokoh y ang :
a) Berjiwa sosial dan keraky atan tanp a memand ang p angkat, kedudukan
tetapi tumbuh bersatu dengan raky at untuk menciptakan ketentraman
dan kesejahteraan.
b) M amp u berdiri sendiri tanpa menggantungkan kepada siap ap un.
5) Sebulir p adi dengan tujuh butir padi dan tiga seloka berarti :
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
a) Bulir den gan tujuh butir p adi bermakna kesetiaan p rajurit kep ada Sap ta
M arga sebagai dasar kearah cita-cita kemak muran dan keadilan dalam
Negara y ang merdeka dan berdaulat.
b) Tiga seloka melamban gk an tiga unsur niat, tekad dan p atrap sebagai
kebulatan tekad dalam tindakan atau men gambil kep utusan sehingga
tidak p ernah ragu-ragu atau meny esal kemudian.
6) Setangkai melati dengan lima kuncup dan tiga seloka berarti :
a) Tangkai melati dengan lima kuncup melamban gkan Taruna y ang akan
mekar sesuai d en gan cita-cita d an menyalurkan cita-cita itu den gan
kesetiaan kep ada Pancasila d an sesuai den gan lima p asal Su mp ah
Prajurit.
b)Tiga seloka melamban gk an tiga unsur y aitu Purwo, M ady o dan Wasono
y ang men jiwai Tarun a sebagai calon p emimp in, organ isator, ahli strategi
y ang ulun g dan matang serta dalam setiap tindakan selalu p enuh den gan
p erhitungan, baik sebelum dan sesudah p ekerjaan selesai.
7) M otto “Adhitakary a M ahatvavirya Nagarabhakti” berarti :
a) Adhitakary a. M engkiaskan seman gat belajar y ang tin ggi untuk men gejar
p engetahuan berdasark an keinsy afan atau berp engetahuan dan p andai,
rajin dan giat serta berilmu dan beramal.
b) M ahatvavirya. Bersifat kep erwiraan, bersusila dan ber ani serta
mengkiaskan Taruna y ang bercita-cita luhur.
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
c) Nagar abhakti. B erjiwa patriot, menjunjun g Negar a den gan gelora
“Pro Patria” dan men gk iaskan Perwira d en gan sifat-sifat y ang luhur
sebagai Bhay angkari Negara.
8) Tata Warna
a) Hijau:Kemakmuran dan kesuburan
b) Kuning:Kejay aan dan keagungan
c) Putih:Kesucian dan kejujuran
2. Kinerja Ditinjau Dari Disiplin Dan Motivasi Kerja Anggota Resimen Taruna
Akademi Militer Magelang
Organisasi TNI sep erti AKMIL Magelan g diharap kan memp ersiap kan
melalui pendidikan y ang komp rehensif, k arena p endidik an merup akan sebu ah
investasi p engetahuan yang p erlu terus diselenggarakan dalam ran gka meny iap kan
sumber day a manusia y an g berku alitas. Pendid ikan Tarun a dan Taruni Akad emi TNI
ini bersifat integratif untuk meny iap kan kader p emimp in TNI y ang p rofesional
dilandasi mor alitas p ejuang Sap ta Marga. Oleh karena itu p erlu up aya untuk
menegakkan disip lin dan juga motivasi bagi an ggota Resimen Taruna sep erti
p enjelasan berikut ini :
1. Disip lin
Disip lin Taruna dilakukan d en gan men gikuti mekanisme pen gawasan d an
p engendalian Taruna y ang men jadi b agian terp enting dar i p ola Pengasuhan
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
Taruna. Karena p elaksanaan p en gawasan dan p engendalian oleh Pen gasuh Taruna
dilakukan sepanjan g waktu dimulai dari kegiatan p agi hari samp ai dengan istirahat
malam Taruna. Tidak ada satu kegiatan p un y ang tidak disertai den gan
p engawasan dan p engendalian oleh Pen gasuh, sehin gga setiap p erkembangan
Taruna bisa dip antau, dinilai, serta dievaluasi p elaksanaanny a. Hal in i
dimaksudkan seb agai p embiasaan an ggota Resimen Taruna untuk disip lin sejak
awal yang nantiny a akan menjadi buday a ketika menjadi Perwira kelak.
Gambar 4.2. Taruna/Taruni Sumber : Data Akmil M agelang
Pelaksanaan kegiatan disip lin ini dihar ap kan berjalan baik secar a lan gsun g
maup un tidak lan gsung d ilaksan akan o leh Taruna. Pada tahapan ini p ulalah
mekanisme reward and punishment dilakukan oleh Pengasuh. Kehidup an Taruna
diatur dengan Peraturan Kehidup an Taruna (p erdup tar), y ang berisi pedoman
bertingkah laku khas Taruna Akademi TNI. Perduptar mengatur sanksi bagi setiap
Taruna y ang melakukan pelan ggaran y an g telah diatur didalam p erdup tar.
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
Kegiatan-kegiatan p engawasan dan pengendalian dalam p enegakan disip lin y ang
dilakukan melip uti :
1) Tahap p embentukan sikap p erilaku.
Pada tahap ini Taruna/Taruni diberikan k egiatan-kegiatan y ang men garah p ada
usaha p eny esuaian terhadap p endidikan dan kehidup an biasa masy arakat kep ada
kehidup an dalam p endidikan militer. Kegiatan p ada tahap ini dilaksanak an
melalui kegiatan kegiatan antara lain:
a) Masa Orientasi:
Pemberian penjelasan tentang berbagai k eharusan/laran gan/sanksi y ang
berlaku, p embekalan y ang akan diterima selama proses pendidikan, serta
hak dan kewajiban Taruna/Taruni;
Pengen alan lin gkungan (Pan gkalan, Organisasi, situasi dan kondisi
masyarakat sekitar, dll); dan
Penanaman awal sikap mental/p erilaku militer, untuk men gh ap us sikap
mental/p erilaku sipil y ang tidak sesuai den gan sendi-send i keh idup an
militer.
Pembiasaan – p embiasaan Disiplin :
Sesuai den gan norma dan aturan, y akni sebagai seorang M iliter p ada
umumny a; dan sebagai Taruna/Taruni Akademi TNI.
Tertib, teratur dan bersih. Pemeliharaan ketertiban, keteraturan serta
kebersihan diri sendiri dan lingkungan di mana taruna/taruni berada;
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
M enep ati waktu segala kegiatan yang telah dijadwalk an, sejak ban gun
p agi samp ai istirahat malam
Penerap an peraturan, Protap dan PUDD sep erti waktu dan ketentuan
bangun p agi; waktu dan ketentuan melaksanakan ap el senam p agi, ap el
p agi, ap el siang dan ap el malam. ; Waktu dan ketentuan melaksanakan
makan sep erti makan p agi, makan sian g d an mak an sore; Waktu dan
ketentuan pakaian senam pagi, p akaian melaksan akan makan, p akaian
saat belajar di k elas/d i lapan gan, p akaian olah raga d an p akaian y ang
digunakan pada waktu p esiar/iong week end/cuti; Waktu dan ketentuan
men gikuti pelajar an dan berobat; Waktu dan ketentuan korps rap ort;
Waktu dan ketentuan serah terima p iket, jaga kamar, jaga ser ambi dan
ketua kelas; Waktu dan ketentuan p esiar/iong weekend/cuti; dan
Ketentuan dalam melaksanakan ujian.
b) Tahap p engisian.
Pada tahap ini Taruna/Taruni diberikan p embekalan materi bimbin gan dan
p engasuhan y ang mendukun g p endidikan sesuai den gan yang ada p ada
kurikulum jadwal p elajaran;
c) Tahap p emantap an.
Pada tahap ini Taruna/Taruni diberik an p emantap an terhadap p enguasaan
materi y ang d iberik an sebelu mny a. Kegiatan bimb ingan dan p engasuhan
diarahkan p ada p emantap an dan p embulatan materi p engetahuan dan