• Tidak ada hasil yang ditemukan

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI KONTRAKTOR STUDI KASUS PT.CIKAL KUMALA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI KONTRAKTOR STUDI KASUS PT.CIKAL KUMALA"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI KONTRAKTOR

STUDI KASUS PT.CIKAL KUMALA

Satria Fadil Persada – Khakim Ghozali

Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Email: satriaf_05@yahoo.co.id , satria.fadil@yahoo.com

Abstrak - Penggunaan sistem informasi untuk mengatur informasi pada manajemen konstruksi di kontraktor merupakan suatu hal yang jarang dilakukan oleh pihak kontraktor. Hal ini disebabkan berbagai faktor diantaranya adalah ketidak percayaan secara penuh penerapan teknologi informasi dalam menyingkat proses dari manual menjadi berbasis IT, hal tersebut dimungkinkan terjadi namun jarang disadari. Para pengusaha kontraktor pun lebih memilih pengoperasian kinerja secara manual dimana jika ditilik dari segi biaya dan resiko akan relatif lebih besar.

Untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan sebuah proses pembuatan perangkat lunak yang terintegrasi yaitu menggunakan aplikasi berbasis web. Adapun proses-proses yang dilakukan adalah studi literatur, penyelesaian tahap awal (inception), tahap perluasan (elaboration), tahap konstruksi (construction), dan tahap transisi (transition) dengan menggunakan standar dokumentasi perangkat lunak ReadySET. Modul yang dikerjakan antara lain pengelolaan Projects, Construction Site, Manpower, External Participants, Equipment, Activities, Materials, Accidents, Progress, Headquarter Orders.

Adanya sistem informasi kontraktor yang dapat menjembatani proses komunikasi dan informasi diharapkan dapat membantu pihak PT.Cikal Kumala baik dalam bentuk meminimalkan waktu dan biaya juga dapat menjadi keunggulan tersendiri terhadap kompetitor yang dapat ditawarkan.

Kata Kunci :rancang bangun, sistem informasi, kontraktor, ReadySET.

1. PENDAHULUAN

Majunya perkembangan teknologi informasi sudah mencapai taraf sebagai kebutuhan, dari sesuatu yang bersifat asing membuat semua lapisan masyarakat tergerak untuk maju dan menggunakannya. Perkembangan teknologi informasi juga menjamah proses dalam lingkup ruang kerja kontraktor dimana untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja agar dapat bersaing dengan kompetitor mutlak diperlukan adanya teknologi informasi.

Pengembangan dari konstruksi proyek meliputi beberapa tahapan didalamnya dengan jumlah sumberdaya manusia yang banyak dimana perbedaan spesialisasi berinteraksi dan bekerja sama untuk menyelesaikan berbagai macam tugas. Elemen penting dari interaksi ini adalah manajemen informasi dan proses komunikasi data dimana terdapat faktor - faktor yang menentukan untuk kerja sama dari sumberdaya manusia. Jarak antara pusat perusahaan konstruksi dan letak konstruksi membuat komunikasi menjadi lebih sulit, kepastian “manpower” dalam proses pengerjaan konstruksi, kebutuhan informasi oleh “external participation” dalam support terhadap konstruksi, kepastian kedatangan material untuk pengerjaan konstruksi, jumlah material, dan beberapa faktor situasional yang ada. Apabila

data tidak dikelola secara central (terpusat) dimungkinkan terjadi miss communication (kesalahan komunikasi) dan ketidak akuratan data yang memiliki resiko tinggi di dalam kesuksesan pengerjaan proyek.

2. PPENYEBARAN INFORMASI

KONSTRUKSI

Dalam artikel yang ditulis Chassiakos (2008), dijelaskan bahwa efisiensi penyebaran dari konstruksi proyek sangat berperan pada efektifitas informasi dan komunikasi diantara anggota proyek. Kompleksitas permasalahan terkadang membuat resiko kesalahan semakin tinggi, sehingga diperlukan adanya sistem yang dapat mendukung aliran informasi dan komunikasi tersebut. Sistem informasi konstruksi dapat membuat data informasi dan komunikasi menjadi terpusat, sehingga risiko – risiko yang timbul seperti redudansi data maupun efisiensi biaya dapat diminimalisir, serta efektifitas kerja dapat ditingkatkan menjadi tingkatan yang lebih baik. Pada artikel tersebut, diajukan sebuah pendekatan usulan pada Gambar 1 yang dapat menggambarkan kondisi komunikasi dan informasi diantara peserta proyek terhadap pendekatan sistem pemusatan data.

(2)

SATRIA FADIL PERSADA - 5205100062 2

Gambar 1Perbandingan Aliran Informasi Terdistribusi Dengan Terpusat

Chassiakos (2008) berpendapat bahwa aliran informasi terdistribusi terkadang menghabiskan waktu dan biaya (misal telepon, fax, mobile, dsb). Untuk itu, kegiatan yang dapat dilakukan secara terpusat dapat sedapat mungkin diatur dalam suatu sistem, sehingga aliran data dan informasi yang ada tidak kacau ataupun redundansi.

3. PELAKU / AKTOR

Terdapat 4 pelaku yang berperan dalam kelancaran penggunaan sistem yang dikembangkan yaitu : Administrator, Top Level, Middle Level dan pihak luar (eksternal). Untuk dewan komisaris dan dewan direksi dimasukan dalam kategori Top Level, manajer dan pegawai administrasi dimasukan dalam kategori Middle Level.

4. Sistem Informasi Konstruksi

Menurut www.wikipedia.org, ”Sistem informasi adalah aplikasi komputer untuk mendukung operasi dari suatu organisasi: operasi, instalasi, dan perawatan komputer, perangkat lunak, dan data”.

Menurut James A. Hall, ”Sistem informasi merupakan sebuah rangkaian prosedur formal di mana data dikumpulkan, diproses menjadi suatu informasi, dan didistribusikan kepada para pengguna”.

Sedangkan Sistem Informasi Kontraktor merupakan suatu proses pengumpulan data dan kemudian di proses menjadi suatu informasi mengenai proses konstruksi yang nantinya akan didistribusikan dan dapat diambil informasi nya oleh para pengguna yaitu anggota tim proyek maupun pihak luar yang tergabung dalam tim proyek.

Sistem Informasi Kontraktor didesain untuk mengelola seputar aliran data maupun informasi yang ada di perusahaan kontraktor yaitu mengurusi data seputar kegiatan konstruksi, baik

itu berupa pengelolaan data projects, pengelolaan data site, pengelolaan data manpower, pengelolaan data external participants, pengelolaan data equipment, pengelolaan data activities, pengelolaan data materials, pengelolaan data materials, pengelolaan data accidents, pengelolaan data progress, pengelolaan data headquarter orders, pengelolaan data city dan country. Adapun penjelasan mengenai pengelolaan tersebut antara lain :

Data Projects

Proses pengelolaan data projects, pihak Top Level menentukan projects baru yang telah disepakati oleh pihak luar, untuk kemudian di informasikan kepada anggota tim yang dalam hal ini adalah sesama Top Level, Middle Level dan Administrator sebagai maintainer sistem, informasi ini diperlukan oleh anggota tim agar dapat melakukan kegiatan sesuai dengan fungsinya. Informasi – informasi yang bisa diambil dari data tersebut adalah informasi mengenai judul proyek, deskripsi dari proyek yang dikerjakan, tipe kelas dari proyek, pemilik proyek, gambar proyek, dan dana yang dikeluarkan.

Data Site

Proses pengelolaan data site, pihak Top Level menentukan site baru yang telah disepakati oleh pihak luar, untuk kemudian di informasikan kepada anggota tim yang dalam hal ini adalah sesama Top Level, Middle Level dan Administrator sebagai maintainer sistem, External Participant yang dalam hal ini dapat berupa perusahaan pendukung maupun pihak pemilih dapat melihat informasi data site. informasi ini diperlukan oleh anggota tim maupun pihak External Tim agar dapat melakukan kegiatan sesuai dengan fungsinya. Informasi – informasi yang bisa diambil dari data tersebut adalah informasi mengenai judul proyek, nama site, lokasi site, kota, negara, status site, manpower yang bertanggung jawab, dan gambar site

Data Manpower

Proses pengelolaan data manpower, pihak Top Level menyerahkan sepenuhnya tanggung jawab untuk mengatur profil dari Top Level kepada Administrator, agar tidak terjadi kemungkinan penyelewengan sesame pihak Top Level. Dalam hal ini kemudian di informasikan kepada anggota tim yang dalam hal ini adalah sesama Top Level, Middle Level dan Administrator sebagai maintainer sistem, External Participant yang dalam hal ini dapat berupa perusahaan pendukung maupun pihak pemilih dapat melihat informasi data manpower. informasi ini diperlukan oleh anggota tim maupun pihak External Tim agar dapat melakukan

(3)

kegiatan sesuai dengan fungsinya. Informasi – informasi yang bisa diambil dari data tersebut adalah informasi mengenai nama, profesi, tanggung jawab, area manpower, status manpower, email, alamat rumah, kota, negara, kode pos, nomor yang bisa dihubungi, foto manpower, dan gaji yang dalam hal ini menyesuaikan sesuai kondisi.

External Participants

Proses pengelolaan data external participants, pihak Top Level menentukan external participants baru yang telah disepakati oleh pihak luar, untuk kemudian di informasikan kepada anggota tim yang dalam hal ini adalah sesama Top Level, Middle Level dan Administrator sebagai maintainer sistem. informasi ini diperlukan oleh anggota tim agar dapat melakukan kegiatan sesuai dengan fungsinya. Informasi – informasi yang bisa diambil dari data tersebut adalah informasi mengenai nama, detil jobs, tanggung jawab, status, email, alamat, kota, negara, nomor yang bisa dihubungi, dan gambar external participants.

Equipment

Proses pengelolaan data equipment, pihak Top Level menentukan data equipment yang kemudian diserahkan untuk diatur kepada administrator, untuk kemudian di informasikan kepada anggota tim yang dalam hal ini adalah sesama Top Level, Middle Level dan Administrator sebagai maintainer sistem, External Participant yang dalam hal ini dapat berupa perusahaan pendukung maupun pihak pemilih dapat melihat informasi data equipment. Informasi ini diperlukan oleh anggota tim dan external participants agar dapat melakukan kegiatan sesuai dengan fungsinya. Informasi – informasi yang bisa diambil dari data tersebut adalah informasi mengenai nama equipment, tipe, details, asal pembelian, harga, dan informasi seputar equipment yang berhubungan selama proyek dilangsungkan.

Actvities

Proses pengelolaan data activities, pihak Top Level menentukan activities yang akan dilakukan, untuk kemudian di informasikan kepada anggota tim yang dalam hal ini adalah sesama Top Level, Middle Level dan Administrator sebagai maintainer sistem. informasi ini diperlukan oleh anggota tim agar dapat melakukan kegiatan sesuai dengan fungsinya. Informasi – informasi yang bisa diambil dari data tersebut adalah informasi mengenai nama aktivitas, detil aktivitas, site yang dilakukan, jadwal mulai dan jadwal berakhir beserta BAC.

Materials

Proses pengelolaan data materials, pihak Top Level menentukan data materials yang kemudian diserahkan untuk diatur kepada administrator dan pihak middle level yang berada di tempat operasi, untuk kemudian di informasikan kepada anggota tim yang dalam hal ini adalah sesama Top Level, Middle Level dan Administrator sebagai maintainer sistem, external participant yang dalam hal ini dapat berupa perusahaan pendukung maupun pihak pemilih dapat melihat informasi data materials. Informasi ini diperlukan oleh anggota tim dan external participants agar dapat melakukan kegiatan sesuai dengan fungsinya. Informasi – informasi yang bisa diambil dari data tersebut adalah informasi mengenai tipe material, nama material, detail, dan informasi seputar material yang berhubungan selama proyek dilangsungkan.

Accidents

Proses pengelolaan data accidents, pihak Top Level menentukan data accidents yang kemudian diserahkan untuk diatur kepada administrator dan pihak middle level yang berada di tempat operasi, untuk kemudian di informasikan kepada anggota tim yang dalam hal ini adalah sesama Top Level, Middle Level dan Administrator sebagai maintainer sistem, external participant yang dalam hal ini dapat berupa perusahaan pendukung maupun pihak pemilih dapat melihat informasi data materials. Informasi ini diperlukan oleh anggota tim dan external participants agar dapat melakukan kegiatan sesuai dengan fungsinya. Informasi – informasi yang bisa diambil dari data tersebut adalah informasi mengenai tanggal, nama accidents, detail, dan informasi seputar accidents yang berhubungan selama proyek dilangsungkan.

Progress

Proses pengelolaan data progress, pihak Top Level menentukan data progress yang kemudian diserahkan untuk diatur kepada administrator dan pihak middle level yang berada di tempat operasi, untuk kemudian di informasikan kepada anggota tim yang dalam hal ini adalah sesama Top Level, Middle Level dan Administrator sebagai maintainer sistem. Informasi ini diperlukan oleh anggota tim agar dapat melakukan kegiatan sesuai dengan fungsinya. Informasi – informasi yang bisa diambil dari data tersebut adalah informasi mengenai tanggal, nama accidents, detail, dan informasi seputar accidents yang berhubungan selama proyek dilangsungkan.

Headquarter Orders

Proses pengelolaan data headquarter orders,

pihak Top Level menentukan headquarter

orders yang akan dilakukan, untuk kemudian

di informasikan kepada anggota tim yang

(4)

SATRIA FADIL PERSADA - 5205100062 4

dalam hal ini adalah sesama Top Level,

Middle Level dan Administrator sebagai

maintainer sistem. informasi ini diperlukan

oleh anggota tim agar dapat melakukan

kegiatan sesuai dengan fungsinya. Informasi

– informasi yang bisa diambil dari data

tersebut adalah informasi mengenai nama

aktivitas, detil aktivitas, site yang dilakukan,

jadwal mulai dan jadwal berakhir beserta

BAC.

City dan Country

Proses pengelolaan data city dan country, merupakan salah satu tambahan untuk melakukan normalisasi data pada desain database. Kota dan Negara dipisahkan agar dapat dipanggil oleh form tertentu dengan perlakuan ID sehingga secara normalisasi dapat terpenuhi.

5. ReadySET

ReadySET bukan hanya sebuah standar dokumen untuk proses dokumentasi perangkat lunak yang juga berjalan sesuai dengan metode yang digunakan oleh ReadySET itu sendiri. Didalam ReadySET sendiri mempunyai metode yang terdiri dari beberapa tahap, tahapan tersebut antara lain :

1. Inception 2. Elaboration 3. Construction 4. Transition

Berikut ini merupakan keterangan dari tahap pengembangan yang digunakan oleh ReadySET.

o Selama tahap awal, bermaksud untuk menentukan keseluruhan gambaran dari proyek, mengidentifikasi sederet keperluan perusahaan, membuat software berdasarkan kasus pada perusahaan, dan mendefinisikan proyek dan resiko bisnis dengan menggunakan dengan standarisasi template.

o Tahap elaborasi menghasilkan produk yang kebutuhan yang terperinci dan menghasilkan deskripsi arsitektural dan desain awal. Karena perekayasa software mempunyai tujuan utamanya yaitu untuk mendefinisikan sederetan golongan analisis yang memadai untuk mendeskripsikan kinerja sistem.

o Tahap konstruksi memproduksi model implementasi yang menerjemahkan desain menjadi komponen software yang akan dibuat untuk mengerti gambaran dari system. Pada akhirnya, model tes mendeskripsikan tes yang akan digunakan untuk meyakinkan bahwa proses bisnis digambarkan dengan tepat pada software yang telah dikonstruksi.

o Tahap transisi menghantarkan software dan menilai kinerja produk yang telah diproduksi

bagi pengguna akhir berupa software jadi. Dan juga pada tahap ini akan dihasilkan pula panduan dalam instalasi dan penggunaan software tersebut untuk mempermudah pengguna dalam memakai software tersebut.

Berikut ini merupakan gambaran dari tahap-tahap yang dilakukan dalam penggunaan standar dokumentasi ReadySET (gambar 2) :

Gambar 2 Tahap pengembangan perangkat lunak .yang digunakan oleh ReadySET

ReadySET juga merupakan template open-source yang dikembangkan oleh Jason Robbins. ReadySET juga berfungsi untuk memproduksi dan memelihara sebuah perpustakaan yang mana berisi tentang beberapa dokumen template dalam pengerjaan software yang bisa digunakan lagi secara terus menerus. Versi terbaru dari ReadySet adalah versi 0.9.3 dan dapat dilihat dan di-download pada alamat http://readysetpro.com. Dari ke-empat tahapan metode yang digunakan oleh ReadySET mengacu pada proses pendokumentasian oleh ReadySET itu sendiri. Adapun dokumen template yang dikembangkan oleh Jason Robbins tersebut juga merupakan content yang terdapat dalam tahapan tersebut diatas.

Berikut ini merupakan peta dokumen template dari ReadySET Pro (gambar 3) :

(5)

Gambar 3.Peta dokumen template ReadySET Pro

6. ANALISIS SISTEM

Analisis Kebutuhan Pengguna

Analisis kebutuhan pengguna merupakan kunci atas keberhasilan implementasi sistem. Dalam tugas akhir ini digunakan metode observasi dan wawancara dengan beberapa stakeholder yang terkait.

Selanjutnya didefinisikan kebutuhan perusahaan dengan mengadakan analisis dengan metode wawancara. Hasil analisis kebutuhan beserta fungsionalitas dapat dilihat sebagai berikut:

• Sistem bisa mengelola data Projects

• Sistem bisa mengelola data Construction Site • Sistem bisa mengelola data Manpower • Sistem bisa mengelola data Eksternal

Participants

• Sistem bisa mengelola data Equipment • Sistem bisa mengelola data Activities • Sistem bisa mengelola data Materials • Sistem bisa mengelola data Accidents • Sistem bisa mengelola data Progress

• Sistem bisa mengelola data Headquarter Orders

• Sistem bisa mengelola data City • Sistem bisa mengelola data Country • Sistem bisa mengelola data

Country

7. DESAIN SISTEM

Penerjemahan kebutuhan sistem ke dalam suatu aplikasi, baik dari segi pemodelan proses bisnis yang berlangsung, pemodelan dari sisi programming dan aplikasi, maupun pemodelan alur data. Pemodelan dari sisi programming dan aplikasi menggunakan OOAD (Object Oriented Aided Design) untuk kemudahan memodelkan fungsi, tetapi diimplementasikan pada PHP dengan framework Code Igniter yang menganut pemrograman prosedural.

Dari tahap definisi use case diagram, actor yang terlibat dalam sistem: 1. Administrator, 2. Top Level, 3. Middle Level, dan 4. External

Participants. Sedangkan proses atau use case yang dibutuhkan adalah: 1. Use Case Pengelolaan Sistem, 2. Use Case Pengelolaan Site, 3. Use Case Pengelolaan Manpower, 4. Use Case Pengelolaan External Participants, 5. Use Case Pengelolaan Equipment, 6. Use Case Pengelolaan Activities, 7. Use Case Pengelolaan Materials, 8. Use Case Pengelolaan Accidents , 9. Use Case Pengelolaan Progress, 10. Use Case Pengelolaan Headquarter Orders, 11. Use Case Pengelolaan City, 12. Use Case Pengelolaan Country. Use Case diagram dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Usecase Diagram By User Dari serangkaian desain berupa pembentukan ER Diagram, Usecase Diagram, Activity Diagram, Sequence Diagram, Collaboration Diagram, dilakukan pembuatan user interface berupa desain untuk interface form, desain untuk interface table dan desain untuk interface view. Untuk lebih jelas dapat dilihat sebagai berikut:

(6)

SATRIA FADIL PERSADA - 5205100062 6

Desain Form

Submit

(salah satu form dari IS) (1) XXXX XXX (2) XXXX XXX XXX (3) XXXX (4) XXXX XXX Browse (5) XXXX 2009-01-01

Gambar 5. Desain Form

Desain form pada gambar 5 diatas akan menjadi acuan untuk pembuatan aplikasi sistem informasi kontraktor. Aplikasi yang telah jadi akan dapat melakukan submit data dari input yang user lakukan sehingga data dan informasi dapat tersimpan sesuai kebutuhan.

Desain Tabel

Delete

(salah satu dari IS)

search table Edit Edit Edit Edit View View View View

Gambar 6. Desain Tabel

Desain tabel pada gambar 6 diatas akan menjadi acuan untuk pembuatan aplikasi sistem informasi kontraktor. Aplikasi yang telah jadi akan dapat melakukan perubahan data seperti mengubah dan menghapus dan melihat data dari input yang user lakukan sebelumnya sehingga data dan informasi dapat digunakan sesuai kebutuhan.

Desain View

(salah satu view dari IS)

XXXX XXXXXXX XXXX XXXXXXX XXXX XXXXXXX XXXX XXXXXXX XXXX XXXXXXX XXXX

Gambar 7.Desain View

Desain view pada gambar 7 diatas akan menjadi acuan untuk pembuatan aplikasi sistem informasi kontraktor. Aplikasi yang telah jadi akan melihat data dari input yang user telah lakukan sebelumnya sehingga data dan informasi dapat digunakan sesuai kebutuhan.

8. KONTEN PRODUK

Desain yang telah dirancang kemudian akan dibuat dalam bentuk aplikasi, adapun sebagai panduan berbentuk diagram antarmuka sistem informasi kontraktor dapat dilihat pada gambar 8 dibawah:

Gambar 8.Diagram Antar Muka

Pada diagram antarmuka, user dapat mengetahui aliran penggunaan dari aplikasi sehingga user dapat menjalankan aplikasi sesuai dengan diagram antar muka yang disediakan.

(7)

9. Uji Coba

Setelah tahap analisis dan desain selesai, tahap selanjutnya adalah uji coba sistem. Pada tahap ini dibuat aplikasi yang sesuai dengan spesifikasi rancangan yang telah dibuat sebelumnya. Selanjutnya, akan dilakukan ujicoba untuk menguji keberhasilan sistem.

Lingkungan Uji Coba

Spesifikasi komputer yang digunakan untuk menguji Sistem Informasi Kepegawaian ini antara lain:

Spesifikasi komputer yang diperlukan

o

Pentium II 400Mhz

o

128 Mb SDRam

o

HD 4,3 GB

o

Mainboard + Soundcard + VGA

o

Keyboard + Mouse

o

Monitor

14

Inch

mendukung

resolusi 1024 X 768

o

Modem 56Kbps (diperlukan apabila

dilakukan implementasi nyata)

Skenario Uji Coba

Skenario uji coba ini disusun berdasarkan beberapa use case yang telah dibuat pada tahap desain. Skenario terdiri dari 2 bagian, yaitu overview dan langkah-langkah untuk menjalankan usecase yang akan diuji. Langkah-langkah tersebut akan dilaksanakan dan hasilnya akan digambarkan. Setelah itu akan dilakukan evaluasi dari hasil pelaksanaan skenario tersebut.

Skenario uji coba yang dilakukan antara lain: • Uji coba proses mengelola data pegawai, Berisi

tentang skenario uji coba pertama yang dilakukan untuk menguji sistem yaitu mengelola data projects. Dalam skenario ini aktor yang berperan langsung dalam pengelolaan data projects adalah aktor Administrator, Top Level, dan Middle Level. Adapun peran aktor tersebut sesuai dengan fungsi-fungsi hak akses masing-masing aktor. Dalam uji coba kali ini akan dijelaskan pula detail langkah-langkah uji coba sistem tersebut. Kemudian setelah diadakan uji coba tersebut akan dilakukan evaluasi terhadap fungsi-fungsi yang ada didalam proses pengelolaan data projects apakah telah berjalan sesuai dengan desain dan kebutuhan pengguna.

• Uji coba proses mengelola data Accidents pegawai, Berisi tentang skenario uji coba kedua yang dilakukan untuk menguji sistem yaitu mengelola data absensi pegawai. Dalam skenario ini aktor yang berperan langsung dalam pengelolaan data accidents adalah aktor Administrator, Top Level, Middle Level, dan External Participants. Dalam uji coba kali ini akan dijelaskan pula detail langkah-langkah uji coba sistem tersebut. Kemudian setelah diadakan uji coba tersebut akan dilakukan

evaluasi terhadap fungsi-fungsi yang ada didalam proses pengelolaan data accidents apakah telah berjalan sesuai dengan desain dan kebutuhan pengguna.

8. PENUTUP

Simpulan

1. Sistem Informasi Konstruksi untuk PT. Cikal Kumala merupakan sebuah aplikasi yang memiliki fasilitas pengelolaan data Pengelolaan Projects, Pengelolaan Construction Site, Pengelolaan Manpower, Pengelolaan External Participants, Pengelolaan Equipment , Pengelolaan Activities, Pengelolaan Materials, Pengelolaan Accidents, Pengelolaan Progress, Pengelolaan Headquarter Orders, Pengelolaan City, Pengelolaan Country yang akan digunakan untuk membantu dalam penyebaran informasi proyek pada perusahaan PT Cikal Kumala.

2. Desain aplikasi Sistem Informasi Kontraktor dapat diintegrasikan dengan web resmi perusahaan PT.Cikal Kumala yang dapat membantu dalam proses operasi kerja yang sesuai dengan kebutuhan yang telah diidentifikasikan.

3. Sistem informasi ini diimplementasikan dengan aplikasi berbasis web menggunakan bahasa pemrograman PHP yaitu dengan pemanfaatan penggunaan component fabrik.

dan JavaScript serta database MySQL 5.0 karena data yang tidak terlalu banyak. 4. Tahap pengembangan aplikasi menggunakan

tahap pengembangan dari standar dokumen template ReadySET yaitu berdasarkan tahap inception, elaboration, construction, and transition. Karena tahap yang digunakan tersebut dapat mengurangi resiko kegagalan dari suatu proyek. Sedangkan cara penulisan dokumentasi mengikuti standar dokumen template dari ReadySET.

5. Berdasarkan hasil uji coba beberapa fungsi utama yang dilakukan menggunakan skenario, uji coba sistem informasi kontraktor ini telah berjalan sesuai dengan desain yang dibuat dan telah sesuai dengan kebutuhan pengguna. Namun Uji Coba yang dilakukan tidak berdasarkan Test Case Suite sesuai standar ReadySET, melainkan hanya dari sisi fungsi saja. Hasil uji coba Diperkuat dengan bukti validasi sistem dari pengguna langsung yang dapat dilihat pada lampiran dokumen kesesuaian.

Saran

Beberapa hal yang diharapkan dapat dikembangkan di masa mendatang adalah sebagai berikut:

(8)

SATRIA FADIL PERSADA - 5205100062 8

1. Fungsi print untuk dokumen masih bersifat sederhana yaitu mengikuti fungsi bawaan browser, sehingga apabila diperlukan format dokumen print akan membuat pengaturan format print dilakukan secara terpisah. 2. Untuk pengembangan selanjutnya, dapat

dilakukan pengembangan dalam masalah format penyajian data untuk laporan print.

10. DAFTAR PUSTAKA

[Cha-02] Chassiakos, A.P., Sakellaropoulos. (2008). A web-based system for managing construction information. Elsevier ScienceDirect on Advances in Engineering Software.

[Bri-06] O’Brien, J.A. (2006). Introduction To Information System,12th ed. Mc Graw Hill.

[Prs-02] Pressman, R.S (2002). Software Engineering: A Practitioner’s Approach. Diterjemahkan oleh LN Harnaningrum. Mc Graw Hill.

[Rcm-08]Rachmaparamita,S. (2008). Rancang Bangun Sistem Informasi Kepegawaian Pada Sekolah Dasar Di Surabaya. Surabaya: ITS

[Rmk-03]Ramakrishnan, R., Gehre, J.(2003). Sistem Manajemen Database. Diterjemahkan oleh Tim Penerjemanh ANDI. Mc Graw Hill

[Rds-Pr] Readyset Pro. <URL : http://www.readysetpro.com> .

[Rob-04] Robbins, S.P (2004). Manajemen Edisi ke-7. Diterjemahkan oleh Bambang Sarwiji. New Jersey : Prentice Hall. [Sut-03] Sutanta, E. (2003). Sistem Informasi

Manajemen. Yogyakarta: Graha Ilmu

[WIK] Wikipedia,.Enskliopedia Bebas

[Win-06]Winarko, E. (2006). Perancangan

Databse dengan Power Designer 6.32.

Gambar

Gambar  1Perbandingan Aliran Informasi  Terdistribusi Dengan Terpusat
Gambar  2 Tahap pengembangan perangkat  lunak .yang digunakan oleh ReadySET
Gambar  4. Usecase Diagram By User  Dari serangkaian desain berupa pembentukan  ER  Diagram,  Usecase  Diagram,  Activity  Diagram,  Sequence  Diagram,  Collaboration  Diagram,  dilakukan  pembuatan  user  interface  berupa desain  untuk  interface form, d
Gambar  8.Diagram Antar Muka

Referensi

Dokumen terkait

Pembukaan booth ketika hari keluarga Kolej Ungku Omar dan sudut info di kafetaria pula lebih menekankan aspek konsep pemakaian ketika majlis dengan harapan

Berdasarkan penelitian diatas, dapat disimpulkan bahwa dengan adanya pemahaman nilai-nilai sejarah dan sikap sosial pada diri siswa maka dapat menciptakan sikap

Bayi berat badan lahir rendah ( BBLR ) adalah : bayi baru lahir yang berat badan lahirnya pada saat kelahiran kurang dari 2500 gram.. Dahulu neonatus dengan berat badan lahir

Terbatasnya sumber energi berbahan baku fosil, terkait proses produksi yang memakan waktu cukup lama, serta peningkatan konsumsi energi berbahan baku fosil,

Pada hakekatnya obat adalah zat kimia bersifat racun, namun dalam jumlah yang tepat dapat memberikan manfaat untuk pengobatan. Dengan demikian, dalam melakukan pengobatan

Pengaruh ekstrak kulit luar semangka (Watermelon Peel Extract) sebagai inhibitor korosi terhadap efisiensi inhibisi dan laju korosi tinplate pada media korosi 2% NaCl

Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah dengan menganalisis faktor-faktor pendukung produktivitas alat gali muat seperti cycle time alat gali muat,

Kiprah asimetris biasanya terlihat pada anak-anak ketika tungkai perbedaan panjang tidak lebih dari 3,7% menjadi 5,5% [38,74] Dalam upaya untuk menjaga tingkat