• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN UMUM LEMBAGA PEMBIAYAAN, JAMINAN PADA LEMBAGA PEMBIAYAAN, DAN PEMBIAYAAN MELALUI MODAL VENTURA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN UMUM LEMBAGA PEMBIAYAAN, JAMINAN PADA LEMBAGA PEMBIAYAAN, DAN PEMBIAYAAN MELALUI MODAL VENTURA"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

36

LEMBAGA PEMBIAYAAN, DAN PEMBIAYAAN MELALUI MODAL VENTURA

2.1Lembaga Pembiayaan

2.1.1 Pengertian Lembaga Pembiayaan

Lembaga pembiayaan relatif baru jika dibandingkan dengan lembaga keuangan dan lembaga perbankan. Lembaga pembiayaan berkembang seiring dengan adanya Paket Deregulasi Tahun 1988, yaitu Paket Deregulasi 27 Oktober 1988 (pakto 88) dan Paket Deregulasi 20 Desember 1988 (pakdes 88).

Lembaga pembiayaan ini kegiatan usahanya lebih menekankan pada fungsi pembiayaan, yaitu dalam bentuk penyediaan dana atau barang modal dengan tidak menarik dana secara langsung dari masyarakat.

Kebijakan dibidang pengembangan kegiatan lembaga pembiayaan diatur berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 9 Tahun 2009 Tentang Lembaga Pembiayaan yang dimaksud dengan lembaga pembiayaan adalah “ Badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau barang modal”

2.1.2 Unsur-Unsur Lembaga Pembiayaan

Berdasarkan definisi di atas, dalam pengertian lembaga pembiayaan terdapat unsur-unsur sebagai berikut30:

30

(2)

a. Badan usaha, yaitu perusahaan pembiayaan yang khusus didirikan untuk melakukan kegiatan yang termasuk dalam bidang usaha lembaga pembiayaan.

b. Kegiatan pembiayaan, yaitu melakukan pekerjaan atau aktivitas dengan cara membiayai pada pihak-pihak atau sektor usaha yang membutuhkan. c. Penyediaan dana, yaitu perbuatan menyediakan uang untuk suatu

keperluan.

d. Barang modal, yaitu barang yang dipakai untuk menghasilkan sesuatu atau barang lain, seperti mesin-mesin, peralatan pabrik, dan sebagainya.

e. Tidak menarik dana secara langsung, artinya tidak mengambil uang secara langsung baik dalam bentuk giro, deposito, tabungan, dan surat sanggup bayar kecuali hanya untuk dipakai sebagai jaminan utang kepada bank yang menjadi krediturnya.

f. Masyarakat, yaitu sejumlah orang yang hidup bersama disuatu tempat, yang terikat oleh suatu kebudayaan yang mereka anggap sama.

2.1.3 Bentuk Hukum Lembaga Pembiayaan

Lembaga pembiayaan dalam menjalankan kegiatannya dilaksanakan oleh perusahaan pembiayaan. Menurut Pasal 1 angka (2) Keppres Nomor 9 tahun 2009 yang dimaksud dengan perusahaan pembiayaan adalah badan usaha yang khusus didirikan untuk melakukan Sewa Guna Usaha, Anjak Piutang, Pembiayaan Konsumen dan / atau usaha Kartu Kredit.

Menurut Pasal 6 Kepres Nomor 9 Tahun 2009 perushaan pembiayaan, perusahaan modal ventura dan perusahaan pembiayaan infrastruktur berbentuk

(3)

Perseroan Terbatas atau koperasi, dengan demikian untuk dapat menjalankan usaha dibidang pembiayaan, maka perusahaan pembiayaan harus berbentuk badan hukum baik berbentuk Perseroan Terbatas (PT) atau koperasi.

2.1.4 Perbedaan Lembaga Pembiayaan dengan Lembaga Perbankan

Meskipun antara lembaga pembiayaan dan lembaga perbankan sama-sama sebagai lembaga keuangan dan ada kaitan antara yang satu dengan lainnya, namun ada beberapa hal yang membedakan antara keduanya, antara lain sebagai berikut31:

a. Dilihat dari kegiatannya, lembaga pembiayaan difokuskan pada salah satu kegiatan keuangan saja. Misalnya perusahaan modal ventura menyalurkan dana dalam bentuk modal penyertaan pada perusahaan pasangan usaha. Adapun lembaga perbankan merupakan keuangan yang paling lengkap kegiatannya, yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk pinjaman, serta melaksanakan kegiatan dibidang jasa keuangan lainnya.

b. Dilihat dari cara menghimpun dana, lembaga pembiayaan tidak dapat secara langsung menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk giro, tabungan, dan deposito berjangka. Adapun lembaga perbankan dapat secara langsung menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk giro, tabungan, dan deposito berjangka.

c. Dilihat dari aspek jaminan, lembaga pembiayaan dalam melakukan pembiayaan tidak menekankan aspek jaminan karena unit yang dibiayai

31

(4)

merupakan objek pembiayaan. Adapun lembaga perbankan dalam pemberian kredit lebih berorientasi kepada jaminan.

d. Dilihat dari kemampuan menciptakan uang giral, lembaga pembiayaan tidak dapat menciptakan uang giral. Adapun lembaga perbankan, yaitu bank umum dapat menciptakan uang giral yang dapat mempengaruhi jumlah uang yang beredar dimasyarakat. Dari simpanan masyarakat berupa giro, di samping dapat dipergunakan sebagai alat pembayaran dalam suatu transaksi dengan menggunakan cek atau bilyet giro, bagi bank umum giro juga dapat dipergunakan untuk menciptakan uang giral.

e. Dilihat dari pengaturan, perizinan, pembinaan, dan pengawasannya dalam lembaga pembiayaan dilakukan oleh Departemen Keuangan.

2.2 Perjanjian

2.2Jaminan Pada Lembaga Pembiayaan 2.2.1 Pengertian Jaminan

Jaminan adalah segala sesuatu yang mempunyai nilai mudah untuk diuangkan yang diikat dengan janji sebagai jaminan untuk pembayaran dari hutang debitur berdasarkan perjanjian kredit yang dibuat kreditur dan debitur.32 Jaminan yang baik atau ideal adalah jaminan yang mempunyai persyaratan :

a. dapat secara mudah membantu perolehan kredit itu oleh pihak yang memerlukan.

b. tidak melemahkan potensi (kekuatan) si pencari kredit untuk melakukan usahanya

32

(5)

c. memberikan kepastian kepada si pemberi kredit dalam arti bahwa barang jaminan setiap waktu tersedia untuk dieksekusi yaitu bila perlu dapat mudah diuangkan untuk melunasi hutangnya si penerima kredit.

2.2.2 Fungsi Jaminan

Seperti telah diuraikan, jaminan adalah tanggungan yang diberikan oleh debitur atau pihak ketiga kepada kreditur, karena pihak kreditur mempunyai suatu kepentingan bahwa debitur harus memenuhi kewajibannya dalam suatu perikatan. Oleh karena itu fungsi jaminan adalah:33

a. Untuk memberikan hak dan kekuasaan kepada bank demi mendapatkan pelunasan dengan barang jaminan dimaksud, bilamana debitur tidak menepati janji, yakni membayar kembali hutang-hutangnya pada waktu yang telah ditentukan dalam perjanjian.

b. Untuk menjamin bahwa si peminjam/debitur berperan dan turut serta dalam transaksi tersebut untuk tidak mening-galkan kegiatan usahanya dengan merugikan dirinya sendiri atau perusahaannya.

c. Untuk memberikan dorongan dan motivasi kepada debitur agar memenuhi perjanjian kredit yang telah disepakati.

2.2.3 Pengikatan Jaminan

Perjanjian pengikatan jaminan merupakan perjanjian yang memiliki sifat kebendaan, atau dengan kata lain perjanjian jaminan adalah perjanjian kebendaan. Pada dasarnya perjanjian kebendaan dapat dibedakan menjadi 2 (dua) macam, yaitu perjanjian pokok dan perjanjian accesoir. Perjanjian pokok merupakan

33Hasanuddin Rahman, 2008. Aspek-Aspek Hukum Pemberian Kredit Perbankan Di

(6)

perjanjian untuk mendapatkan fasilitas kredit atau utang dari lembaga perbankan atau lembaga keuangan non bank. Pendapat pakar menyatakan bahwa perjanjian pokok adalah perjanjian, yang untuk adanya mempunyai dasar mandiri.34

Perjanjian accesoir adalah perjanjian yang bersifat tambahan dan dikaitkan dengan perjanjian pokok. Contoh perjanjian accesoir ini adalah perjanjian pembebanan jaminan, seperti perjanjian gadai, tanggungan, dan fidusia. Sifat perjanjian jaminan adalah perjanjian accesoir, yaitu mengikuti perjanjian pokok. Kedudukan hukum jaminan yang dikonstruksikan sebagai perjanjian accessoir mempunyai akibat hukum yaitu;

a. Eksistensi tergantung perjanjian pokok (perjanjian kredit/utang) b. Hapusnya tergantung perjanjian pokok (perjanjian kredit/utang) c. Jika perjanjian pokok batal, perjanjian jaminan ikut batal.

d. Jika perjanjian pokok beralih, maka ikut beralih juga perjanjian jaminan. e. Jika perjanjian pokok beralih karena cessie, subrograsi maka ikut beralih

juga perjanjian jaminan tanpa adanya penyerahan khusus.35

Perjanjian pengikatan jaminan cacat dan batal karena suatu sebab hukum, misalnya barang musnah atau dibatalkan karena pemberi jaminan tidak berhak menjaminkan maka perjanjian kredit sebagai perjanjian pokok tidak batal. Selanjutnya, pelaksanaan perjanjian pembebanan jaminan dapat dilakukan dalam bentuk lisan dan tertulis. Perjanjian pembebanan dalam bentuk lisan, biasanya dilakukan dalam kehidupan masyarakat pedesaan, anggota masyarakat yang satu

34Salim.H.S, Op.Cit, hal 29.

35Sutarno, 2004, Aspek-Aspek Hukum Perkreditan Pada Bank, Alfabeta, Bandung, hal

(7)

membutuhkan pinjaman uang kepada anggota masyarakat yang ekonominya lebih tinggi, biasanya pinjaman itu cukup dilakukan secara lisan.

Perjanjian pembebanan jaminan dalam bentuk tertulis, dilakukan dalam dunia usaha misalnya di sektor perbankan, lembaga keuangan non bank maupun lembaga pegadaian. Perjanjian pembebanan ini dapat dilakukan dalam bentuk akta dibawah tangan dan atau akta otentik. Kecenderungannya perjanjian pembebanan jaminan dengan menggunakan akta dibawah tangan dilakukan pada lembaga pegadaian. Bentuk, isi dan syarat syarat telah ditentukan oleh Perum Pegadaian secara sepihak, sedangkan nasabah tinggal menyetujui isi dan perjanjian tersebut. Hal-hal yang kosong dalam surat bukti kredit, meliputi nama, alamat, barang jaminan, jumlah taksiran, jumlah pinjaman, tanggal kredit dan tanggal jatuh tempo.

Bentuk perjanjian pembebanan jaminan dengan akta otentik ini dilakukan di muka dan dihadapan pejabat yang berwenang untuk itu. Pejabat yang berwenang untuk membuat akta jaminan misalnya adalah Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) yang ditunjuk oleh Pejabat Negara setingkat Menteri di bidang Pertanahan. Biasanya perjanjian pembebanan dengan menggunakan akta otentik dapat dilakukan pembebanan pada jaminan atas hak tanggungan, jaminan fidusia, dan jaminan hipotek atas kapal laut dan pesawat udara.

2.2.4 Jenis-Jenis Jaminan

Jenis-jenis jaminan menurut KUH Perdata yang merupakan salah satu sumber hukum di bidang keperdataan mengatur jenis-jenis Jaminan yaitu :36

a. Jaminan lahir karena undang-undang dan lahir karena perjanjian

36

(8)

1) Jaminan yang lahir karena Undang-Undang

Jaminan yang lahir karena undang-undang adalah jaminan yang adanya karena ditentukan oleh undang-undang tidak perlu ada perjanjian antara kreditur dengan debitur.

2) Jaminan lahir karena perjanjian

Jaminan lahir karena perjanjian adalah jaminan ada karena diperjanjikan terlebih dahulu antara kreditur dan debitur.

b. Jaminan umum dan jaminan khusus 1) Jaminan Umum

Jaminan umum lahir dan bersumber karena undang-undang, adanya ditentukan dan ditunjuk oleh undang-undang tanpa ada perjanjian dari pada pihak.

2) Jaminan Khusus

Jaminan khusus lahirnya karena ada perjanjian antara kreditur dan debitur yang dapat berupa jaminan yang bersifat kebendaan atau jaminan bersifat perorangan.

c. Jaminan Kebendaan

Jaminan kebendaan adalah jaminan yang berupa hak mutlak atas suatu benda yang memiliki hubungan langsung dengan benda-benda itu, dapat dipertahankan terhadap siapapun, selalu mengikuti bendanya di tangan siapapun benda itu berada dan dapat dialihkan.

d. Jaminan Penanggungan Utang

Jaminan penanggungan utang adalah jaminan bersifat perorangan yang menimbulkan hubungan langsung dengan orang tertentu.

(9)

e. Jaminan Benda Bergerak dan Benda Tidak Bergerak

Salah satu penggolongan atas benda menurut sistim hukum perdata internasional yang penting adalah penggolongan mengenai benda bergerak dan benda tidak bergerak.

2.3Pembiayaan Melalui Modal Ventura 2.3.1 Pengertian Modal Ventura

Dalam melakukan suatu kegiatan investasi tidak semua investasi dapat dilakukan dengan mudah, karena hampir semua investasi mengandung suatu risiko kerugian. Bagi investasi yang mempunyai risiko rendah, hampir semua investor ingin melakukannya. Akan tetapi, jika investasi tersebut memiliki risiko tinggi, maka tidak mudah untuk mencari investor yang mau melakukannya. Yang berani melakukan investasi dimana investasi tersebut mengandung suatu risikotinggi adalah perusahaan modal ventura.

Istilah modal ventura merupakan terjemahan dari terminologi bahasa Inggris yaitu Venture Capital. Venture sendiri berarti usaha mengandung risiko, sehingga modal ventura banyak yang mengartikan sebagai penanaman modal yang mengandung risiko pada suatu usaha atau perusahaan,37 atau dapat pula diartikan sebagai usaha. Secara sempit, modal ventura dapat diartikan sebagai modal yang ditanamkan pada usaha yang mengandung risiko dengan tujuan memperoleh pendapatan berupa bunga atau deviden.38

37 Hasanuddin Rahman, Ibid.

38 Martono, 2004, Bank dan Lembaga Keuangan Lain, Ekonasia Kampus Fakultas

(10)

Modal Ventura, adalah suatu pembiayaan oleh perusahaan modal ventura (investor) dalam bentuk penyertaan modal ke dalam suatu perusahaan yang menerima bantuan pembiayaan (perusahaan pasangan usaha) yang selanjutnya disebut PPU untuk jangka waktu tertentu, di mana setelah jangka waktu tersebut lewat, pihak investor akan melakukan divestasi atas saham-sahamnya itu.39

Menurut Dictionary of Business, dalam bukunya Munir Fuady, modal ventura adalah suatu sumber pembiayaan yang penting untuk memulai suatu perusahaan yang melibatkan risiko investasi, tetapi juga menyimpan potensi keuntungan di atas keuntungan rata-rata dari investasi dalam bentuk lain. Karena itu, modal ventura disebut juga sebagai modal yang berisiko tinggi.40

Menurut Dr. Neil Cross, dalam bukunya O. P. Simorangkir, yang dimaksud dengan modal ventura adalah suatu pembiayaan yang mengandung risiko, biasanya dilakukan dalam bentuk partisipasi modal terhadap perusahaan-perusahaan yang mempunyai potensi berkembang yang tinggi. PMV menyediakan beberapa nilai tambah dalam bentuk masukan manajemen dan memberikan kontribusinya terhadap keseluruhan strategi perusahaan yang bersangkutan. Risiko yang relatif tinggi ini akan dikompensasikan dengan kemungkinan hasil yang tinggi pula, yang biasanya didapatkan melalui keuntungan yang didapat dari hasil penjualan dan penanaman modal yang bersifat jangka menengah.41

39 Munir Fuady, 2005, Pengantar Hukum Bisnis Menata Bisnis Modern di Era Global,

PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, (selanjutnya disebut Munir Fuady II), hal. 125.

40 Munir Fuady, 2006, Hukum Tentang Pembiayaan, PT.Citra Aditya Bakti, Bandung,

(selanjutnya disebut Munir Fuady III), hal. 109.

41 O. P. Simorangkir, 2004, Pengantar Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank, Ghalia

(11)

Pendapat lain tentang pengertian modal ventura dikemukakan oleh Handowo Dipo, dalam bukunya Hasanuddin Rahman, yang menyatakan bahwa modal ventura adalah suatu dana usaha dalam bentuk saham atau pinjaman yang bisa dialihkan menjadi saham. Sumber dana tersebut adalah PMV yang mengharapkan keuntungan dari investasinya tersebut.42

Di dalam Pasal 1 ayat 3 Keputusan Presiden Nomor 9 Tahun 2009 tentang Lembaga Pembiayaan juncto Pasal 1 ayat 1 Permenkeu Nomor 18/PMK.010/2012 menyatakan bahwa

PMV (Venture Capital Company) adalah badan usaha yang melakukan usaha pembiayaan/penyertaan modal kedalam suatu perusahaan yang menerima bantuan pembiayaan (investee company) untuk jangka waktu tertentu dalam bentuk penyertaan saham, penyertaan melalui pembelian saham obligasi konversi dan atau pembiayaan berdasarkan pembagian atas hasil usaha

Dari pengertian atau definisi tentang modal ventura tersebut di atas, lebih lanjut dapat disimpulkan bahwa :43

a. Pembiayaan modal ventura terutama diberikan kepada perusahaaan yang baru mulai tumbuh dan biasanya belum mendapat kepercayaan oleh lembaga perbankan untuk memperoleh kredit bank.

b. Pembiayaan modal ventura merupakan pembiayaan yang berisiko tinggi, tetapi juga merupakan pembiayaan yang memiliki potensi keuntungan yang tinggi pula yang biasanya didapatkan melalui keuntungan yang didapat dari hasil penjualan dan penanaman modal yang bersifat jangka menengah atau jangka panjang.

42 Hasanuddin Rahman, Op.Cit, hal. 16. 43

(12)

c. Pembiayaan modal ventura merupakan investasi atau penanaman dana jangka panjang.

d. Pembiayaan modal ventura biasanya dilakukan dalam bentuk penyertaan modal dan atau pinjaman yang bias dialihkan menjadi saham kepada perusahaan-perusahaan yang berpotensi untuk berkembang.

e. Pembiayaan modal ventura biasanya dilakukan dalam bentuk paket pembiayaan, yaitu suntikan dana atau modal yang disertai dengan penempatan atau pembinaan manajemen pada PPU.

Pembiayaan modal ventura juga untuk mendukung bakat-bakat wirausaha dengan kemampuan finansial untuk memanfaatkan pasar dengan jalan alih manfaat yang diberikan dalam dampingan manajemen oleh perusahaan pemodal ventura.

2.3.2 Tujuan Pendirian Modal Ventura

Maksud dan tujuan pendirian modal ventura antara lain :44

a. Untuk pengembangan suatu proyek tertentu, misalnya proyek penelitian, dimana proyek ini biasanya tanpa memikirkan keuntungan semata, akan tetapi bersifat pengembangan ilmu pengetahuan.

b. Pengembangan suatu teknologi baru atau pengembangan produk baru. Pembiayaan untuk usaha ini baru memperoleh keuntungan dalam jangka panjang.

44 Kasmir, 2002, Dasar-Dasar Perbankan, Rajawali Pers, Jakarta, (selanjutnya disebut

(13)

c. Pengambilan kepemilikian suatu perusahaan. Tujuan pembiayaan dengan mengambilalih kepemilikan usaha perusahaan lain lebih banyak diarahkan untuk mencari keuntungan.

d. Kemitraan dalam rangka pengentasan kemiskinan, dengan tujuan untuk membantu para pengusaha lemah yang kekurangan modal, akan tetapi tidak punya jaminan materiil, sehingga sulit memperoleh pinjaman dari bank. Dengan adanya penyertaan modal dari modal ventura dapat membantu menghadapi kesulitan keuanganannya.

e. Alih teknologi yang dilakukan ke perusahaan yang masih menggunakan teknologi lama, sehingga tidak dapat meningkatkan kapasitas produksi dan mutu produknya.

f. Membantu perusahaan yang sedang kekurangan likuiditas.

g. Membantu mendirikan perusahaan baru, dimana tingkat risiko kerugiannya sangat besar.

2.3.3 Tujuan dan Manfaat Modal Ventura

Sebagai lembaga bisnis modal ventura berorientasi untuk memperoleh keuntungan dalam jumlah besar, tetapi modal ventura merupakan usaha dengan tingkat resiko yang tinggi. Namun demikian tujuan utama dari modal ventura adalah memberikan banyak manfaat bagi pengembangan usaha khususnya bagi usaha kecil di Indonesia.

(14)

Menurut Dahlan Siamat, pembiayaan modal ventura disamping berorientasi untuk memperoleh keuntungan yang tinggi dengan resiko yang tinggi pula, juga bertujuan antara lain45:

a. Memungkinkan dan mempermudah pendirian suatu perusahan baru. b. Membantu membiayai perusahaan yang sedang mengalami kesulitan dana

dalam pengembangan usahanya, terutama pada tahap-tahap awal.

c. Membantu perusahaan baik pada tahap pengembangan suatu produk maupun pada tahap mengalami kemunduran.

d. Membantu terwujudnya hanya dari suatu gagasan menjadi produk jadi yang siap dipasarkan.

e. Memperlancar mekanisme investasi dalam dan luar negeri. f. Mendorong pengembangan proyek research and development.

g. Membantu pengembangan teknologi baru dan memperlancar terjadinya alih teknologi.

h. Membantu dan memperlancar pengalihan kepemilikan suatu perusahaan. Disamping tujuan di atas, Martono menginventarisasi beberapa manfaat apabila dilihat dari sisi perusahaan pasangan usaha, yaitu sebagai berikut46:

a. Kegiatan usaha dapat ditingkatkan

Pada umumnya PPU merupakan perusahaan kecil yang memerlukan penambahan dana untuk meningkatkan kegiatan usahanya. Perusahaan kecil dan perusahaan baru pada awal melakukan usaha biasanya mengalami kesulitan untuk mendapatkan fasilitas kredit dari

45 Dikutip dari Sunaryo, Op.Cit, hal. 24 46

(15)

bank. Dengan adanya pembiayaan modal ventura, perusahaan kecil yang masih dalam awal perkembangan dapat menjadi PPU sehingga dapat memperoleh bantuan dana untuk meningkatkan kegiatan usahanya.

b. Kemungkinan keberhasilan usaha lebih besar

Seseorang yang menemukan produk atau ciptaan baru belum tentu mampu memproduksi dan berhasil memasarkan hasil produknya. Pelaksanaan produksi dan memasarkan produk memerlukan suatu keahlian, pengalaman, dan jaringan pemasaran yang dapat menjamin kelancaran usaha. Dengan masuknya modal ventura yang memiliki kemampuan manajemen dan latar belakang bisnis yang kuat sebagai partner usaha, kemungkinan keberhasilan perusahaan pasangan usaha lebih besar.

c. Peningkatan efisiensi pemasaran produk

Pada awal dilakukannya kegiatan produksi biasanya kegiatan pemasarannya tidak efisien. Hal ini disebabkan oleh kegiatan pemasaran dilakukan sendiri dan jumlah produksinya masih relatif kecil. Dengan masuknya modal ventura yang dapat memberikan bantuan dana, bantuan manajemen, juga memiliki jaringan pemasaran yang luas, maka PPU dapat meningkatkan efisiensi pemasaran produknya.

d. Peningkatan bankabilitas

Perusahaan yang baru dan mengalami kesulitan dana biasanya juga memiliki manajemen yang lemah. Dengan kondisi yang demikian para kreditor termasuk bank kurang berminat untuk memberikan pinjaman.

(16)

Dengan masuknya modal ventura, akan meningkatkan kepercayaan para kreditor/ bank untuk memberikan pinjaman kepada perusahaan tersebut. e. Peningkatan tingkat likuiditas

Pembiayaan modal ventura dengan cara penyertaan modal tidak perlu membayar beban bunga dan angsuran utang. Hal ini berbeda dengan utang bank yang menimbulkan kewajiban membayar angsuran utang dan beban bunga. Dengan demikian, penambahan modal penyertaan secara langsung akan meningkatkan tingkat likuiditas perusahaan

f. Peningkatan tingkat rentabilitas

Dengan bantuan penambahan dana sekaligus bantuan manajemen yang memiliki tenaga-tenaga profesional dan berpengalaman, maka kegiatan produksi dan pemasaran akan lebih efektif dan efisien. Volume produksi dan penjualan dapat ditingkatkan. Biaya produksi dan pemasaran dapat ditekan, dan pada akhirnya akan meningkatkan kemampuan memperoleh laba (rentabilitas).

2.3.4 Karakteristik Modal Ventura

Dari berbagai definisi tersebut, terlihatlah bahwa sesungguhnya modal ventura itu mempunyai karakteristik antara lain sebagai berikut47:

a. Pemberian bantuan finansial dalam bentuk modal ventura ini tidak hanya menginvestasi modalnya saja, tetapi juga ikut berperan dalam manajemen perusahaan yang dibantunya.

b. Investasi yang dilakukannya tidaklah bersifat permanen, tetapi hanyalah bersifat sementara, untuk kemudian sampai masanya dilakukan difestasi.

47

(17)

c. Motif dari modal ventura yang murni tetap motif bisnis, yakni untuk mendapatkan keuntungan yang relatif tinggi, walaupun dengan resiko yang relatif tinggi pula. Jadi, bukan bermotif charitas atau belas kasihan. Karna mengharapkan keuntungan yang relatif tinggi, maka rata-rata return yang diharapkan jauh melebihi bunga kredit bank.

d. Investasi dengan bentuk modal ventura yang dilakukan kedalam perusahaan pasangan usaha bukanlah investasi jangka pendek. Tetapi merupakan investasi jangka menengah atau jangka panjang. Biasanya winners will take longer to realise than losers.

e. Investasi tersebut bukan bersifat pembiayaan dalam bentuk pinjaman, tetapi dalam bentuk partisipasi equity, atau setidak-tidaknya loan yang dapat dialihkan ke equity (convertible). Karena itu returnyang diharapkan oleh perusahaan modal ventura bukanlah bunga atas modal yang ditanam, melainkan dividen dan capital gain. Karena itu return bersifat slow yielding dan tidak teratur.

f. Pada prinsipnya modal ventura merupakan investasi tanpa jaminan collateral, karena itu lebih dibutuhkan kehati-hatian dan kesabaran.

g. Prototype dari pembiayaan dengan modal ventura adalah pembiayaan yang ditujukan kepada perusahaan kecil atau perusahaan baru, tetapi menyimpan potensi besar untuk berkembang. Biasanya terhadap perusahaan yang mengembangkan penemuan baru dibidang ilmu dan teknologi, ataupun yang mengandung terobosan-terobosan, yang tentu dengan resiko yang sangat tinggi. Walaupun begitu kemudian berkembang pula modal ventura terhadap bukan perusahaan pemula. Karena itu, angka kegagalan investasi lewat modal ventura juga relatif tinggi. Biasanya kegagalannya bisa mencapai 20%.

h. Biasanya, investasi modal ventura dilakukan terhadap perusahaan yang tidak punya akses untuk mendapatkan kredit perbankan. Misalnya perusahaan tidak mempunyai track record yang fantastis, tidak mempunyai balance sheet atau kolateral yang baik.

2.3.5 Pihak-Pihak yang Terlibat dalam Pembiayaan Modal Ventura

Pihak-pihak yang terlibat dalam proses pembiayaan modal ventura ada 2 (dua) macam, yaitu :

a. Pihak-Pihak Utama

Pihak-pihak utama yang terlibat dalam proses pembiayaan modal ventura, yaitu :

(18)

1) Perusahaan Modal Ventura (PMV)

PMV merupakan salah satu pihak dalam suatu perjanjian, yakni pihak yang memberikan dana kepada pihak lainnya, yaitu pihak perusahaan pasangan usaha. Dalam praktek operasionalnya, PMV menjalankan 2 (Dua) fungsi, yakni :48

a) Investee management, adalah di mana PMV memberikan bantuan berupa dana modal atau pinjaman kepada PPU, di mana dana bersumber dari modal atau dana sendiri atau pinjaman dari pihak ketiga untuk kepentingan operasional PMV; dan

b) Fund management, adalah di mana PMV memberikan bantuan

berupa dana modal atau pinjaman kepada PPU, pada saat PMV tersebut hanya berfungsi sebagai penyandang dana pihak ketiga dan berada pada posisi channeling (lanjutan) atas dana bantuan yang diberikan tersebut kepada PPU.

Suatu lembaga pembiayaan di Indonesia hanya dapat dijalankan oleh :

(1) Bank;

(2) Lembaga Keuangan Bukan Bank; dan (3) Perusahaan Pembiayaan.

Yang dapat menjalankan PMV adalah hanya perusahaan pembiayaan. Hal ini disebabkan karena :

48

(19)

a) Pada prinsipnya, kegiatan modal ventura dikeluarkan dari kegiatan suatu bank, selain dalam hal khusus, yaitu dalam hal untuk menyelamatkan kredit macet (Pasal 7 huruf (b) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan dalam Pasal 7 huruf (c). Diperkenankannya bank untuk menyertakan modal dalam suatu perusahaan pembiayaan ini bukan dalam arti sebagai modal ventura. Sebab pasal tersebut tidak memaksudkan bahwa penempatan dana tersebut hanya untuk sementara saja seperti layaknya modal ventura.

b) Sementara itu, Lembaga Keuangan Bukan Bank dewasa ini tidak eksis lagi, berhubung sudah harus diubah menjadi suatu bank (jika memenuhi syarat untuk itu).

Menurut Pasal 6 Perpres Nomor 9 Tahun 2009 Tentang Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, dan Perusahaan Pembiayaan Infrastruktur haruslah berbentuk badan hukum Perseroan Terbatas atau badan hukum Koperasi.

2) Perusahaan Pasangan Usaha (PPU)

PPU haruslah berbentuk perusahaan. Dengan demikian, pihak perorangan tidak mungkin mendapatkan bantuan modal melalui bisnis modal ventura. PPU dapat berbentuk Perseroan Terbatas (PT),

(20)

Koperasi, Perseroan Komanditer (CV), Firma, bahkan perusahaan perorangan seperti Usaha Dagang (UD).

3) Notaris

Pada setiap kegiatan bisnis pembiayaan, termasuk modal ventura inisiatif untuk mengadakan hubungan kontraktuil berasal dari para pihak terutama perusahaan pasangan usaha. Kehendak para pihak tersebut dituangkan dalam bentuk tertulis berupa rumusan perjanjian yang menetapkan kewajiban dan hak masing-masing pihak dalam hubungan bisnis pembiayaan modal ventura.

Notaris merupakan salah satu pihak utama yang terlibat dalam membuatkan akta-akta atau perjanjian-perjanjian antara perusahaan modal ventura dengan perusahaan pasangan usaha sebagai alat bukti apa saja yang diperjanjikan antara perusahaan modal ventura dengan perusahaaan pasangan usaha. Notaris juga dapat berperan untuk memberikan saran apabila terjadi masalah-masalah hukum yang perlu dijembatani.

b. Pihak-pihak lain yang terlibat dalam pembiayaan modal ventura. 1) Penyandang Dana

Ada 2 (dua) sumber dana perusahaan modal ventura yang diberikan kepada pihak perusahaaan pasangan usaha, yakni :

a) Model pendanaan yang berasal dari perusahaan modal ventura sendiri, yaitu biasanya diambil dari modal saham dan laba yang ditahan; dan

(21)

b) Modal pendanaan yang berasal dari penyandang dana pihak ketiga, yang dananya tidak disetor menjadi modal saham.

Dalam hal pendanaan yang dilakukan oleh perusahaan modal ventura yang dananya berasal dari pihak ketiga, baik dana tersebut menjadi atau tidak menjadi modal saham dalam PMV, dapat dirinci sebagai berikut :49

a) Bank Captive Funds, adalah sebagian dari dana bank disalurkan untuk kegiatan modal ventura dengan terlebih dahulu membentuk perusahaan finansial. Dengan demikian, perusahaan finansial yang bergerak di bidang modal ventura ini merupakan anak perusahaan dari bank tersebut sebagai pemiliknya.

b) Investment Institution Captive Funds, dalam hal ini dana-dana yang dipakai oleh suatu PMV berasal dari institusi investasi, seperti dana asuransi, dana pensiun, dan sebagainya.

c) Independent Funds, dalam hal ini dana-dananya berasal dari pihak swasta yang tidak berhubungan dengan bank. Bahkan bisa bersumber dari perusahaan-perusahaan besar atau pihak individu yang memiliki dana. Di samping itu, ada pula perusahaan-perusahaan besar yang membentuk suatu Venture Capital Department atau anak perusahaaan berupa PMV atau divisi khusus modal ventura.

49

(22)

d) Public Sector Funds, dalam hal ini dana bersumber dari pemerintah. Dengan kata lain pemerintah membentuk perusahaan modal ventura yang bertujuan sarat dengan motif-motif sosial dan kemanusiaan, nyatanya untuk membantu pengusaha lemah. Untuk Indonesia dengan didirikannya PT. Bahana Pembinaan Usaha pada tahun 1973.

e) International Funds, yaitu dana berasal dari institusi internasional, misalnya Perserikatan Bangsa-Bangsa.

f) Dana dari sumber lainnya, PMV dapat juga memperoleh dana dari sumber-sumber lain, seperti perusahaan finansial lainnya, misalnya lewat penjualan saham di pasar modal, pasar uang, obligasi, dan sebagainya.

2) Akuntan Publik

Pada dasarnya, akuntan publik tidak dimasukkan sebagai pihak-pihak yang terlibat dalam suatu pembiayaan modal ventura. Namun, dalam praktek pembiayaan modal ventura sering kali melibatkan jasa akuntan publik untuk melihat kondisi keuangan calon perusahaan pasangan usaha. Ini terjadi apabila pihak PMV meminta bantuan jasa akuntan publik tersebut.

Akuntan publik dalam proses persetujuan pembiayaan biasanya melakukan due diligence mengenai berbagai aspek keuangan dan pembukuan dari calon PPU yang akan mengajukan permohonan pembiayaan kepada PMV.

(23)

3) Perusahaan Jasa Penilai atau Appresial

Perusahaan jasa penilai ini bertugas untuk menilai jaminan dari PPU yang meminta pembiayaan dari PMV. Perusahaan jasa penilai dilakukan oleh karyawan PMV sendiri dengan kualifikasi telah lulus dari ujian tekhnis appresial, akan tetapi apabila PPU tersebut merasa penilaian terhadap jaminannya kurang tepat, maka perusahaan pasangan usaha dapat menggunakan perusahaan jasa penilai luar yang independen dengan biaya sendiri.

2.3.6 Jenis-Jenis Pembiayaan Modal Ventura

Menurut Pasal 1 angka 3 Keppres Nomor 9 Tahun 2009 tentang Lembaga Pembiayaan dan Pasal 1 angka 2 Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 18/KMK.010/2012 tentang Perusahaan Modal Ventura, PMV adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyertaan modal ke dalam suatu PPU untuk jangka waktu tertentu. Pembiayaan yang dapat diberikan perusahaan modal ventura dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu :50

a. Penyertaan Modal Langsung

Penyertaan modal langsung, adalah penyertaan modal PMV pada PPU dengan cara mengambil bagian sejumlah tertentu saham PPU yang bersangkutan. Pola ini dikenal dengan pembiayaan langsung. Penyertaan modal dalam bentuk saham dapat dilakukan dengan cara :

1) Bersama-sama mendirikan suatu perusahaan.

50 Frianto Pandia, Elly Santi Ompusunggu dan Achmad Abror, 2005, Lembaga

(24)

2) Penyertaan modal PMV dalam bentuk pengambilan sejumlah porto folio saham PPU.

b. Semi Penyertaan Modal Langsung

Pembiayaan ini dilakukan dengan membeli obligasi konversi yang diterbitkan oleh PPU. Cara pembiayaan seperti ini banyak disukai baik oleh PMV maupun PPU karena sifatnya lebih fleksibel.

c. Pembiayaan Bagi Hasil

Pembiayaan ini dilakukan dalam hal usaha yang akan dibiayai tidak berbentuk badan hukum atau syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk penyertaan modal langsung belum atau tidak dipenuhi oleh PPU. Bentuk pembiayaan ini menekankan pada aspek bagi hasil dari keuntungan yang diperoleh dari usaha yang dibiayai, oleh karena itu hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembiayaan ini adalah kewenangan bertindak pihak yang mewakili PPU, obyek dana serta jaminan atas pemberian dana. Pembiayaan dengan memilih pola bagi hasil dapat saja dilakukan antara PMV dengan PPU yang telah berbadan hukum, terutama usaha kecil. PMV melakukan kegiatan pembiayaan sebagaimana disebutkan oleh Abdulkadir Muhammad dan Rida Murniati, dalam bukunya Hasanuddin Rahman, bahwa usaha modal ventura menyediakan pembiayaan dengan cara :

a. Pembelian saham PPU yang dibiayai (Penyertaan Saham)

Penyertaan saham adalah penyertaan PMV, pada PPU dalam bentuk pengambilan sejumlah saham tertentu dari portepel saham PPU. Saham yang diambil oleh perusahaan modal ventura tersebut berasal dari saham-saham dalam portepel, artinya saham-saham tersebut masih belum

(25)

diambil bagian dan disetor oleh pemegang saham lainnya (pemegang saham lama), namun telah dikeluarkan oleh PPU.51

b. Penyertaan modal langsung ke dalam PPU yang dibiayai (Pola Bagi Hasil) Pembiayaan ini biasa dikenal dengan profit sharing yang merupakan pola pembiayaan kerjasama dimana keuntungan bagi PMV ditetapkan dengan menentukan pembagian persentase tertentu dari keuntungan setiap periode tertentu yang akan diberikan oleh PPU kepada perusahaan modal ventura.

c. Obligasi konversi yang memiliki hak opsi untuk ditukarkan dengan saham biasa PPU yang dibiayai

Pada dasarnya obligasi konversi merupakan bentuk campuran antara hutang dan modal, dimana pemegang surat hutang tersebut mempunyai opsi untuk mengkonversi hutang tersebut menjadi sejumlah saham-saham baru pada perusahaan penerbit obligasi dalam jangka waktu tertentu.52

Obligasi konversi adalah salah satu bentuk penyertaan modal tidak langsung yang pada awalnya dilakukan dalam bentuk hutang piutang. Obligasi ini nantinya dapat dikonversikan menjadi saham PMV pada PPU. Dalam perkembangannya, jenis pembiayaan oleh PMV terbagi menjadi dua, yaitu:53

a. Penyertaan modal (dibukukan dalam pos modal oleh perusahaan penerima dana), dan

51 PT. Bahana Artha Ventura, 1996, Ketentuan Pokok Pembiayaan Perusahaan Modal

Ventura, Jakarta, hal. 8.

52 Hasanuddin Rahman, Op.Cit, hal. 130. 53

(26)

b. Pemberian pinjaman dengan pola bagi hasil (dibukukan dalam pos pinjaman oleh perusahaan penerima dana) seperti halnya pinjaman atau kredit dari bank.

Referensi

Dokumen terkait

Metode yang dilakukan adalah studi literature, menganalisa kebutuhan rangka, memiliki konsep desain, pemilihan konsep, perancangan dan perhitungan meliputi rangka (

Dengan keadaan tersebut, dapat dibuktikan bahwa mahasiswa memiliki ketertarikan yang lebih rendah untuk bekerja di UKM dibanding usaha besar setelah lulus dari universitas.. Hasil

produkpeternakan, yang telah ada maupun pengembangan dan pemanfaatan teknologi yang dapat menunjang pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Ternak ayam kedepan akan tetap

Analisis kebutuhan merupakan langkah yang diperlukan untuk menentukan kemampuan-kemampuan atau kompetensi yang perlu dipelajari oleh siswa untuk meningkatkan kinerja

Kelompok Kerja Unit Layanan Pengadaan (Pokja ULP) Jasa Konsultansi dan Jasa Lainnya pada Biro-Biro dan Pusat-Pusat di Sekretariat Jenderal Kecuali Pusat K3,

Depkes RI (2005) menyebutkan dari beberapa hasil studi bahwa berbagai alasan dikemukakan oleh ibu-ibu yang tidak memberikan ASI kepada bayinya karena faktor internal

Sertifikat Keahlian (SKA) adalah tanda bukti pengakuan atas kemampuan dan kompetensi profesi Keahlian Kerja orang perseorangan di bidang jasa konstruksi menurut

(2) Apabila pelaksanaan audit di lapangan diperkirakan tidak dapat diselesaikan dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1), maka selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja