• Tidak ada hasil yang ditemukan

Catatan Teknik (Technical Notes) Syawaluddin Hutahaean. atau: dimana: )( x1 (1) )( x2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Catatan Teknik (Technical Notes) Syawaluddin Hutahaean. atau: dimana: )( x1 (1) )( x2"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Vol. 17 No. 1 April 2010 Abstrak

Paper ini mempresentasikan penyelesaian pesamaan vibrasi secara numeris dengan menggunakan integrasi numeris metoda Newton-Cote. Eksekusi model selama sepuluh kali period gelombang memberikan solusi yang sangat stabil.

Kata-kata Kunci: Polinomial lagrange, integrasi numeris. Abstract

This paper presents a numerical method for solving vibration equation using Newton-Cote’s numerical integra-tion. Model execution during ten times of vibration period gives a very stabile soluintegra-tion.

Keywords: Lagrangian polynomial, numerical integration.

Catatan Teknik (Technical Notes)

Penyelesaian Persamaan Vibrasi dengan Integrasi Newton-Cote

Syawaluddin Hutahaean

Kelompok Keahlian Teknik Kelautan, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha No. 10 Bandung 40132, E-mail: syawaluddin@ocean.itb.ac.id

Jurnal Teoretis dan Terapan Bidang Rekayasa Sipil Jurnal Teoretis dan Terapan Bidang Rekayasa Sipil

1. Pendahuluan

Penyelesaian persamaan vibrasi dengan metoda integrasi telah lama dikenal, yaitu antara lain metoda Wilson-q dan Newmark-b, (Bathe, 1982). Penyele-saian diferensial waktu orde satu dengan metoda inte-grasi juga telah banyak digunakan, yaitu dikerjakan pada penyelesaian persamaan gelombang nonlinier dari Boussinesq, Liu (1999), (Meftah, 2004). (Hutahaean, 2005, 2007a, 2007b, 2008) menyelesai-kan persamaan gelombang panjang Airy dengan metoda integrasi dengan menggunakan integrasi numeris dari Newton-Cote.

Pada penelitian ini dikerjakan integrasi numeris dari Newton-Cote pada persamaan vibrasi yang meru-pakan diferensial waktu orde 2.

2.

Polinomial

Lagrange

Pendekatan fungsi f(x) dengan polinomial Lagrange adalah, Arden (1970),

dimana

Li(x) = polinomial Lagrange pada titik i

fi = harga fungsi pada titik i n = jumlah titik polinomial

Bentuk umum polinomial Lagrange adalah, Arden (1970), f (x) =   i n i i

(x)

f

L

=1 (1)

Apabila pada suatu domain 0 < x < L didekati dengan 3 titik polinomial Gambar 1, maka bentuk pendekatannya adalah pada x = x1, L1 (x1) = 1, L2 (x1) = 0, L3 (x1) = 0, maka f(x1) = L1 (x1) f1 + L2 (x1) f2 + L3 (x1) f3 = f1

(

)(

)(

)

(

)

(

i

)(

i

)(

i

)

(

i n

)

n i

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

L

=

....

...

...

...

...

...

)

(

3 2 1 3 2 1

(

)

(

)

=

=

n j i j j i

x

x

x

x

x

L

1

)

(

,  

j

i

atau: 1 2  3

Gambar 1. Pendekatan dengan 3 titik polinomial

3 3 2 2 1 1

(

)

(

)

(

)

)

(

x

L

x

f

L

x

f

L

x

f

f

=

+

+

(

)(

)

(

1 2

)(

1 3

)

3 2

x

-x

x

-x

x

-x

x

-x

x

L

1

(

)

=

dimana:

(

)(

)

(

2 1

)(

2 3

)

3 1

x

-x

x

-x

x

-x

x

-x

x

L

2

(

)

=

(

)(

)

(

3 1

)(

3 2

)

2 1

x

-x

x

-x

x

-x

x

-x

x

L

3

(

)

=

(2)

pada x = x2, L1 (x2) = 1, L2 (x2) = 0, L3 (x2) = 0, maka

f(x2) = L1 (x2) f1 + L2 (x2) f2 + L3 (x2) f3 = f2 pada x = x3, L1 (x3) = 1, L2 (x3) = 0, L3 (x3) = 0, maka

f(x3) = L1 (x3) f1 + L2 (x3) f2 + L3 (x3) f3 = f3

Jadi pendekatan fungsi dengan polinomial Lagrange adalah exact pada titik-titik polinomial dimana

f(x1) = f1, f(x2) = f2, f(x3) = f3

Pendekatan fungsi f(x) dengan polinomial Lagrange dapat saja dilakukan pendekatan langsung yaitu pada seluruh domain langsung digunakan n titik polinomial. Tetapi pendekatan seperti ini akan terbentuk polino-mial dengan pangkat tinggi pada x yaitu xn-1, dimana semakin besar n, akan semakin besar derajat polinomi-alnya dan sering terjadi malah mengurangi ketelitian.

Metoda pendekatan yang termudah adalah dengan membagi-bagi daerah perhitungan dalam sejumlah sub -domain, selanjutnya pendekatan polinomial dilakukan pada masing-masing sub-domain.

Untuk domain

yang dibagi dalam 3 sub domain dan pada sub domain digunakan 3 titik polinomial,

a. domain perhitungan

b. pembagian domain dalam sejumlah sub-domain

c. pendekatan dilakukan pada sub-domain dengan sejumlah titikpolinomial

Gambar 2. Pendekatan polinomial dengan sub-domain   1  2  3  4  5  6  7 1  2  3  Pada sub-domain  1  f(x) = L1(x) f1 + L2(x) f2 + L3(x) f3 L1(x) =  

(

)(

)

(

1 2

)(

1 3

)

3 2

x

-x

x

-x

x

-x

x

-x

L2(x) =  

(

)(

)

(

2 1

)(

2 3

)

3 1

x

-x

x

-x

x

-x

x

-x

L3(x) =  

(

)(

)

(

3 1

)(

3 2

)

2 1

x

-x

x

-x

x

-x

x

-x

Pada sub-domain  2  f(x) = L1(x) f3 + L2(x) f4 + L3(x) f5 L1(x) =  

(

)(

)

(

3 4

)(

3 5

)

5 4

x

-x

x

-x

x

-x

x

-x

Untuk selanjutnya, yang dimaksudkan dengan pendekatan polinomial Lagrange adalah pendekatan pada sub-domain.

3.

Integrasi Numeris dengan Metoda

Newton-Cote

Dengan menggunakan polinomial Lagrange dapat dengan mudah dilakukan integrasi suatu fungsi, yaitu

Untuk pendekatan 3 titik polinomial

mengingat Li (x) adalah suatu polinomial, maka integrasi dapat dengan mudah dilakukan.

3.1 Koefisien integrasi

Pada Persamaan (3) terlihat bahwa dengan interval integrasi yang konstan, maka didapat hasil integrasi Li

(x) yang konstan juga. Jadi untuk harga a dan b yang tetap, maka bila

L2(x) =

(

)(

)

(

4 3

)(

4 5

)

5 3

x

-x

x

-x

x

-x

x

-x

L3(x) =

(

)(

)

(

5 3

)(

5 4

)

4 3

x

-x

x

-x

x

-x

x

-x

Pada sub-domain 3 7 3 6 2 5 1

(

)

(

)

(

)

)

(

x

L

x

f

L

x

f

L

x

f

f

=

+

+

(

)(

)

(

5 6

)(

5 7

)

7 6

x

-x

x

-x

x

-x

x

-x

x

L

1

(

)

=

(

)(

)

(

x

-

x

)(

x

-

x7

)

x

-x

x

-x

x

L

6 5 6 7 5

=

)

(

2

(

)(

)

(

7 5

)(

7 6

)

6 5

x

-x

x

-x

x

-x

x

-x

x

L

3

(

)

=

=

=

n 1 i i i

(x)

f

L

(x)

f

(2)

∑ ∫

=

=n 1 i i i b a

dx

f

(x)

L

dx

(x)

f

3 b a 3 2 b a 2 1 b a 1 b a f dx (x) L f dx (x) L f dx (x) L dx (x) f

= + + (3) 1 b a 1

(x)

dx

c

L

=

2 b a 2

(x)

dx

c

L

=

,   3 b a 3

(x)

dx

c

L

=

dan 3 3 2 2 1 1 b a 1

(x)

dx

c

f

c

f

c

f

L

=

+

+

maka

(3)

Vol. 17 No. 1 April 2010

c1, c2 dan c3 disebut dengan koefisien integrasi.

Telah diketahui bahwa suatu fungsi f(x) pada domain

a xb untuk setiap harga a dan b, dapat ditransformasikan menjadi suatu fungsi g(ξ) pada domain -1 ≤ ξ ≤ 1. Jadi bila didapatkan harga-harga koefisien integrasi pada domain ξ, maka integrasi akan dapat dilakukan dengan menggunakan koefisien integrasi tersebut tanpa harus melakukan integrasi polinomial Lagrange lagi, dimana metoda integrasi ini disebut dengan.metoda Newton-Cote.

Untuk x yang konstan, fungsi transformasi dari x ke

ξ dapat digunakan persamaan transformasi yang sederhana, yaitu

x = p + q

Pada = -1, x = a ; dan pada = 1, x = b, sehing-ga diperoleh dua persamaan yaitu

a = - p + q b = p + q

Dengan persamaan transformasi tersebut, maka Dari ke 2 persamaan tersebut diperoleh q =

2

b

a

+

dan p=   2 a b

sehingga persamaan transformasi menjadi

x =  

2

a

b

+  

2

b

a

+

 

ξ

d

dx

 

2

a

b

= dx =  

2

a

b

d  

ξ

ξ

d

2

a

-b

)

g(

dx

f(x)

1 1 -b a

=

dengan   i i n 1 i

g

)

(

L

)

g(

ξ

ξ

=

=

, dimana

g

i

=

f

i  

( )

∑ ∫

( )

∫∑

= − =

⎟⎟

⎜⎜

=

n i i i 1 1 -i n i i

L

f

d

a

b

d

g

L

2

a

-b

1 1 1 1

2

ξ

ξ

ξ

ξ

 

dx

f(x)

b a

Integrasi menjadi, =  

dx

f(x)

b a

=  

( )

( )

( )

⎟⎟

⎜⎜

+

⎟⎟

⎜⎜

+

⎟⎟

⎜⎜

− − − n n

d

f

L

f

d

L

f

d

L

2

a

-b

1 1 2 1 1 2 1 1 1 1

ξ

ξ

ξ

ξ

...

..

ξ

ξ

yang berharga konstan mengingat integrasi selalu dilakukan pada domain -1 ≤ξ ≤ 1. Jadi bila diperoleh harga-harga ci, integrasi akan dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan Persamaan (4) tanpa harus mengintegrasikan polynomial Lagrange lagi.

Pada bagian berikut akan dihitung koefisien integrasi untuk sejumlah konfigurasi titik integrasi dengan men-gintegrasikan polynomial Lagrange.

Integrasi dengan 3 titik polinomial

Pada skema ini interval garis a-b dibagi dalam 2 inter-val, yaitu seperti terlihat pada Gambar (3). Untuk pendekatan dengan 3 titik polinomial, maka

Dengan 3 titik polinomial atau titik integrasi tersebut dimana ξ1 = -1, ξ2= 0, ξ3= 1, polinomial Lagrange akan berbentuk

(

)

=

=

+

+

=

n i i i n n b a

f

c

a

b

f

c

f

c

f

c

2

a

-b

dx

f(x)

1 2 2 1 1

2

...

...

(4) dimana

c

i

L

i

( )

ξ

d

ξ

=

1 1

⎜⎜

+

=

2 1 1 -2 1 1 1 -1 b a

f

d

)

(

L

f

d

)

(

L

2

a

-b

dx

(x)

f

ξ

ξ

ξ

ξ

⎟⎟

+

3 1 1 -3

(

)

d

f

L

ξ

ξ

a b ‐1 1

ξ

2 b a

ξ

1

ξ

ξ

3

Gambar 3. Integrasi dengan 3 titik polinomial

( ) (

(

)(

)(

)

)

(

1

)

2

1

3 1 2 1 3 2 1

=

=

ξ

ξ

ξ

ξ

ξ

ξ

ξ

ξ

ξ

ξ

ξ

L

( ) (

(

)(

)(

)

)

(

2

)

3 2 1 2 3 1 2

ξ

ξ

ξ

ξ

1

ξ

ξ

ξ

ξ

ξ

ξ

=

=

L

( ) (

(

)(

)(

)

)

(

1

)

2

1

2 3 1 3 2 1 3

=

+

=

ξ

ξ

ξ

ξ

ξ

ξ

ξ

ξ

ξ

ξ

ξ

L

(4)

Dengan demikian diperoleh koefisien integrasi yaitu

Integrasi dengan 4 titik polinomial

Pada skema ini interval garis a - b dibagi dalam 3 interval, yaitu

Dengan 4 titik polinomial ini, maka polinomial Lagrange berbentuk

Dengan memasukkan harga-harga ξ1 s/d ξ4 seperti pada Gambar (4) dan dengan mengintegrasikan dari

–1 dan ke 1, maka diperoleh

Koefisien integrasi, untuk berbagai titik integrasi dengan persamaan integrasi

 

ξ

ξ

)

d

(

L

c

1 1 -1

=

1  

(

)

=

=

1 1

3

1

1

2

1

ξ

ξ

ξ

d

 

(

)

=

=

=

1 1 2 2

3

4

1

ξ

ξ

ξ

ξ

)

d

d

(

L

c

1 1 -2  

(

)

=

+

=

=

1 1 3

3

1

1

2

1

ξ

ξ

ξ

ξ

ξ

)

d

d

(

L

c

1 1 -3   ‐1  1

ξ

2

1

2

1

Gambar 4. Integrasi dengan 4 titik polinomial

 

( ) (

)(

)(

)

(

1 2

)(

1 3

)(

1 4

)

4 3 2

-L

ξ

ξ

ξ

ξ

ξ

ξ

ξ

ξ

ξ

ξ

ξ

ξ

ξ

=

1  

( )

(

)(

)(

)

(

2 1

)(

2 3

)(

2 4

)

4 3 1

-L

ξ

ξ

ξ

ξ

ξ

ξ

ξ

ξ

ξ

ξ

ξ

ξ

ξ

=

2  

( )

(

)(

)(

)

(

3 1

)(

3 2

)(

3 4

)

4 2 1

-L

ξ

ξ

ξ

ξ

ξ

ξ

ξ

ξ

ξ

ξ

ξ

ξ

ξ

=

3  

( )

(

)(

)(

)

(

4 1

)(

4 2

)(

4 3

)

3 2 1

-L

ξ

ξ

ξ

ξ

ξ

ξ

ξ

ξ

ξ

ξ

ξ

ξ

ξ

=

4  

25

.

0

1

=

L

(

ξ

)

d

ξ

=

c

1 1 -1  

75

.

0

2

=

L

(

ξ

)

d

ξ

=

c

1 1 -2 ;  

75

.

0

3

=

L

(

ξ

)

d

ξ

=

c

1 1 -3 ;  

25

.

0

4

=

L

(

ξ

)

d

ξ

=

c

1 1 -4  

b a

f(x)

dx =  i n 1 i i

f

c

2

a

-b

=

, adalah seperti pada tabel

berikut.

a. dengan 3 titik integrasi

b. dengan 4 titik integrasi

Dari kedua hasil perhitungan tersebut terlihat bahwa semakin banyak titik integrasi, semakin baik keteli-tian. Hal ini dikarenakan semakin banyak titik inte-grasi semakin kecil dx.

Tabel 1. Koefisien integrasi ci pada persamaan

b a

f(x)

dx = i n 1 i i

f

c

2

a

-b

=

2 0

sin

π

xdx

Contoh : akan dihitung

( )

x

x

f

=

sin

dalam hal ini ,  

a

=

0

 

2

π

=

b

dan

0

1

=

x

;

f

1

=

0

;

4

2

π

=

x

2

2

1

2

=

f

;

2

3

π

=

x

f

3

=

1

00228 . 1 1 3 1 2 2 1 3 4 0 3 1 2 0 2 sin 2 0 = ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ + + − =

xdx x x x π π

Dimana hasil eksak

=

2 0

1

sin

π

xdx

0

1

=

x

;

f

1

=

0

;

6

2

π

=

x

f

2

=

0

.

5

;

3

3

π

=

x

f

3

=

0

.

866025

;

2

4

π

=

x

f

4

=

1

.

0

(

0

.

25

0

0

.

75

0

.

5

2

0

2

sin

2 0

+

=

xdx

x

x

π

π

)

1

.

001005

1

25

.

0

866025

.

0

75

.

0

+

=

+

x

x

n c1 c2 c3 c4 c5 c6 c7 2 1.000000 1.000000 3 1/3 4/3 1/3 4 0.250000 0.750000 0.750000 0.250000 5 0.155556 0.711111 0.266667 0.711111 0.155556 6 0.131944 0.520833 0.347222 0.347222 0.520833 0.131944 7 0.097619 0.514286 0.064286 0.647619 0.064286 0.514286 0.097619

(5)

Vol. 17 No. 1 April 2010

4. Penyelesaian Persamaan Vibrasi

Persamaan vibrasi untuk satu derajad kebebasan, Bathe (1982), adalah,

dimana

u = simpangan (Gambar 5)

m = masa

c = koefisien redaman (damping)

k = koefisien kekakuan

f(t) = gaya luar yang bekerja pada system

Persamaan tersebut akan diselesaikan dengan metoda integrasi dari Newton-Cote, dengan 4 titik integrasi. Persamaan (5) dapat ditulis dalam bentuk lain, yaitu

Persamaan terakhir, dikalikan dengan dt dan diintegrasikan dari t-2 t ke t+ t,

Suku ke 1 dan ke 2 ruas kiri persamaan diselesaikan secara analitik, sedangkan suku ke 3 diselesaikan secara numeris.  

f(t)

u

k

dt

du

c

dt

u

d

m

2 2

=

+

+

(5)   f(t)  u 

Gambar 5. Sistem SDOF

Dalam hal ini  

a

=

t

2

δ

t

,  

b

=

t

+

δ

t

,

 

(

) (

)

2

3

2

2

2

t

t

t

t

t

a

b

δ

δ

δ

=

+

=

 

(

)

2

k

t

3

u

-u

c

dt

du

-dt

du

m

t t t 2t t 2 t t t

δ

δ δ δ δ

+

+

+ − − +  

(

t 2t t t t

u

0.75

u

0.75

u

0.25

−δ

+

−δ

+

Persamaan dikalikan dengan t dan dikelompokkan suku-suku yang mengandung u dengan referens waktu yang sama.

Persamaan terakhir dapat ditulis ringkas

kef ut+ t = fef

)

k

f(t)

dt

u

0.25

t t t 2 t t t

+ − +

=

+

δ δ δ (6) t t

dt

du

diselesaikan dengan metoda selisih hingga dengan skema diferensial ke belakang, yaitu t t

dt

du

=

t

2

u

3

u

4

-u

t t t t t

δ

δ δ + −

+

Substitusi persamaan untuk

  t t

dt

du

ke Persamaan (6) dan t 2 t

dt

du

−δ

dipindahkan ke ruas kanan

(

)

2

k

t

3

u

-u

c

t

2

u

3

4u

-u

m

t t t 2t t t t t t

δ

δ

δ δ δ δ

+

+

⎟⎟

⎜⎜

+

+ + −

(

t 2t t t t

u

0.75

u

0.75

u

0.25

−δ

+

−δ

+

)

f(t)

dt

dt

du

m

u

0.25

t t t 2 t t 2 t t t

+ − − +

+

=

+

δ δ δ δ t 2 t t 2

u

2

k

t

2.25

2m

-u

2

k

t

0.75

c

t

2

m

3

δ

δ

δ

⎟⎟

⎜⎜

+

+

⎟⎟

⎜⎜

+

+

t t 2 t

u

2

k

t

2.25

2

m

δ

δ

⎟⎟

⎜⎜

+

+

t t 2

u

2

k

t

0.75

c

t

-

δ

δ

⎟⎟

−2δ

⎜⎜

+

+

= t m

dt

f(t)

t

dt

du

t t t 2 t t 2 t

+ − −

+

δ δ δ

δ

kef =

2

k

t

0.75

c

t

2

m

3

+

δ

+

δ

2 (7)

( )

+ − − −

+

+

=

t t t t t t t t t ef

t

f

t

dt

dt

du

tm

u

a

u

a

f

δ δ δ δ

δ

δ

2 2 2 1 (8) 2 2 2 2

(6)

tergantung dari bentuknya. Dalam hal f(t) merupakan fungsi yang diketahui bentuknya, maka misal f(t) =

Asin ωt, maka dapat diselesaikan secara analitik. Sedangkan bila f(t) berupa data series, maka integrasi dilakukan secara numerik.

Contoh :

Model dieksekusi dengan data :

Perhitungan dilakukan dengan δt = 0.07 dt. Hasil eksekusi adalah disajikan pada gambar grafik simpangan u terhadap waktu t, seperti pada Gambar (4.2).  

2

k

t

2.25

m

2

δ

+

2

a1 = (9)  

2

k

t

2.25

2

m

+

δ

2 a2 = (10) a3 =  

⎟⎟

⎜⎜

+

2

k

t

0.75

c

t

-2

δ

δ

(11)   t 2t

dt

du

−δ

=  

t

2

u

-u

t t t 3t

δ

δ δ − −  

dt

f(t)

t t t 2 t

+ − δ δ m = 2.0, c = 11.5, k = 30.0,

=

t

t

f

1

.

2

2

sin

0

.

2

)

(

π

-0.1 -0.08 -0.06 -0.04 -0.02 0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 1.00 3.00 5.00 7.00 9.00 11.00 13.00 15.00 17.00 19.00 21.00 waktu t (detik) si m p a nga n u ( m )

Gambar 6. Grafik simpangan (u) terhadap waktu (t), hasil model

5. Kesimpulan

1. Seperti terlihat pada Gambar 6, eksekusi model pada jangka waktu 10x perioda eksitasi solusi model adalah stabil.

2. Adapun ketelitian dari metoda ini adalah ditentu-kan oleh ketelitian dari metoda integrasi dari Newton-Cote, dimana pada contoh integrasi fungsi sinusoidal metoda memberikan hasil yang baik. Hutahaean, (2005, 2007a, 2007b, 2008), meng-gunakan metoda integrasi dari Newton-Cote pada pemodelan transformasi gelombang, yang juga memberikan hasil yang baik.

3. Ketelitian berikutnya adalah ditentukan oleh metoda selisih hingga yang digunakan, dimana pada penelitian ini digunakan ketelitian metoda selisih hingga dengan tingkat ketelitian O(d)2 baik pada skema central-difference maupun pada back-ward-difference.

4. Secara umum metoda yang dikembangkan cukup mempunyai prospek yang baik, baik untuk diteliti lebih lanjut maupun untuk diaplikasikan pada suatu analisis vibrasi.

Daftar Pustaka

Arden, B.W. and Astill, K.N., 1970, Numerical

Algo-rithm: Origins and Applications.

Addison-Wesley Publishing Company, Inc.

Li, Y. S., Liu, S.-X., Yu, Y.-X., and Lai, G.-Z., 1999, Numerical modeling of Boussinesq equations by finite element method Journal Coastal Engineering, Elsevier.

(7)

Vol. 17 No. 1 April 2010

Meftah, Sorgent, P., and Gami P., 2004,Linear analy-sis of a new type of extended Boussinesq model. Coastal Engineering.

Hutahaean, S., 2005, Model Difraksi dengan Persamaan Gelombang Airy yang Disempur-nakan, Thesis S3, Departemen Teknik Sipil, ITB.

Hutahaean, S., 2007a, Pemodelan Dinamika Gelom-bang dengan Mengerjakan Persamaan Kekekalan Energi, Jurnal Teknik Sipil, Volume 14, No. 1, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkun-gan, ITB.

Hutahaean, S., 2007b, Model Refraksi Gelombang dengan Menggunakan Persamaan Gelombang Nonlinier, Jurnal Infrastruktur dan Lingkungan Binaan, Volume III, No. 2, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, ITB.

Hutahaean, S., 2008, Momentum Equilibrium Appli-cation in Airy’s Long Wave Equation, Jurnal Infratsruktur dan Lingkungan Binaan, Volume IV, No.1, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, ITB, Volume 15 No.1, 2008..

(8)

Gambar

Gambar 2. Pendekatan polinomial dengan sub- sub-domain    1  2  3  4  5  6  71 2 3  Pada sub-domain    1  f(x)    =  L 1 (x) f 1  + L 2 (x) f 2  + L 3 (x) f 3    L 1 (x)  =     ( )( ) ( 1 2 )( 1 3 )32x-xx-xx-xx-x L 2 (x)  =     ( )( ) ( 2 1 )( 2 3 )31x-xx-xx-xx-x L 3 (x)  =     ( )( ) ( 3 1 )( 3 2 )21x-xx-xx-xx-x Pada sub-domain    2  f(x)    =  L 1 (x) f 3  + L 2 (x) f 4  + L 3 (x) f 5    L 1 (x)    =     ( )( ) ( 3 4 )( 3 5 )54x-xx-xx-xx-x
Gambar 3. Integrasi dengan 3 titik polinomial
Gambar 4. Integrasi dengan 4 titik polinomial
Gambar 5. Sistem SDOF

Referensi

Dokumen terkait

Dengan menggunakan Model 7-S McKinsey, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara mendalam penerapan transaksi non-tunai (non-cash) sebagai formulasi dan implementasi

Sehingga penelitian ini dapat melengkapi pengetahuan pembaca tentang prosedur dan struktur pembiayaan infrastruktur dengan sukuk negara yang ada di Indonesia..

struktur kepala embatan (Abutment) dengan dinding pen,pang berupa bet,n digunakan suatu pen,pang berupa bet,n digunakan suatu rumus&amp;rumus perhitungan berdasark..

Itt talán csak annyit: Ginelli írásá- ban a részletekbe menő kritikai elemzéshez képest kissé háttérbe szorul egy momentum: annak elismerése (felismerése), hogy a hazai

Posisi piutang dan taksiran waktu pengumpulannya dapat dinilai dengan menghitung tingkat perputaran piutang tersebut yaitu dengan dapat dinilai dengan menghitung tingkat

Bahan utama yang akan dirujuk sebagai subjek kajian adalah naskhah puisi tradisional iaitu Syair Perang Mengkasar dengan kod UM81.163 naskhah utama yang telah dikarang oleh Encik

Dengan menggunakan multimedia pembelajaran, cara menyampaikan materi dapat lebih menarik perhatian peserta didik untuk lebih enjoy memahami materi yang diberikan dan

Untuk mengupdate data click tombol bergambar pensil lalu masuk ke layar update dan isi sesuai kolom yang disediakan lalu pilih status transaksi setelah itu click save