• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III AKUNTABILITAS KINERJA"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

3.1 Pengukuran dan Analisis Pencapaian Kinerja 3.1.1 Pengukuran Kinerja

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah merupakan wujud nyata instansi pemerintah untuk mempertanggung jawabkan keberhasilan / kegagalan kepada pemberi mandat atas pelaksanaan kegiatan dan program dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran dalam suatu media pelaporan (LAKIP). Penyusunan LAKIP Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya tahun 2016 didasarkan kepada pengukuran dan evaluasi pelaksanaan atas rencana strategis.

Pengukuran kinerja adalah kegiatan manajemen khususnya membandingkan tingkat kinerja yang dicapai dengan standar, rencana, atau target dengan menggunakan indikator kinerja yang telah ditetapkan (Permenpan 09/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan IKU di lingkungan Instansi Pemerintah). Pengukuran kinerja ini diperlukan untuk mengetahui sampai sejauh mana realisasi atau capaian kinerja yang berhasil dilakukan oleh Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya dalam kurun waktu Januari – Desember 2016.

Selain untuk mendapat informasi mengenai masing-masing indikator, pengukuran kinerja ini juga dimaksudkan untuk mengetahui kinerja Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya Tahun 2016.

Manfaat pengukuran kinerja antara lain untuk memberikan gambaran kepada pihak-pihak internal dan eksternal tentang pelaksanaan misi organisasi dalam rangka mewujudkan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam dokumen Penetapan Kinerja.

Pengukuran kinerja ini dilakukan dengan menghitung pencapaian kinerja dengan cara membandingkan antara rencana kinerja dengan realisasi ditinjau dari aspek masukan, keluaran, dan hasil. Hasil pengukuran kinerja tahun 2016 terhadap pencapaian komponen kinerja dituangkan ke dalam formulir pengukuran kinerja berikut ini :

(2)

Tabel 3.1 Formulir Pengukuran Kinerja Tahun 2016

No Sasaran IKU Satuan Target Realisasi %

Capaian 1 Terwujudnya kepuasan

pelanggan

a. Tingkat Kepuasan Stakeholder per tahun

Nominal IKM 87 83,385 95,84% b. Prosentase keluhan pelanggan yang ditindaklanjuti Persen 87 100 114,94% 2 Terwujudnya peningkatan standar mutu pelayanan a. Jumlah pemutahiran Metode dan atau penambahan parameter uji untuk Surveilans

Metode/

parameter 4 4 100,00%

b. Pemutahiran metode dan atau penambahan parameter uji pelayanan laboratorium Metode/ parameter 4 4 100,00% c. Jumlah pemeriksaan laboratorium yang terakreditasi Parameter 48 54 112,50% 3. Terwujudnya peningkatan kemitraan dan jejaring lab.

a. Jumlah kerjasama kelembagaan / customer yang berjalan efektif

Kerjasama 18 31 172,22%

4. Terwujudnya tata kelola yang baik

a. Tingkat Kesehatan BLU Score 83,5 88,50 105,99% b. Kesesuaian perencanaan dengan realisasi output Persen 92,5 100 108,11% c. Capaian kinerja pelayanan Persen 100 112,30 112,30% d. Capaian kinerja pendapatan Persen 100 133,71 133,71% 5. Terwujudnya penyelenggara PME a. Tingkat kepesertaan penyelenggaraan PME Regional & Nasional

Persen 94 99,77 106,14%

b. Jumlah parameter PME

Regional & Nasional Parameter 54 50 92,59% 6. Terwujudnya budaya

kerja a. Indeks survey Budaya Nilai 85 83,79 98,58%

7 Terwujudnya SDM yang kompeten a. Prosentase SDM yang memiliki kompetensi yang sesuai Persen 94 97,41 103,63% 8. Terwujudnya SILK terintegrasi

a. Jumlah modul SILK yang

diimplementasikan

Modul 5 3 60,00%

9. Terwujudnya Sarpras yang handal

a. Ketepatan Kalibrasi alat laboratorium sesuai jadwal

Persen 92 68,75 74,73%

b. Utilisasi alat

(3)

Jumlah Anggaran Kegiatan ta 2016 ` : Rp 23.344.722.000 Jumlah Anggaran Kegiatan (Revisi) ta 2016 : Rp 25.029.310.000

Jumlah Realisasi Anggaran Kegiatan TA 2016 : Rp 22.892.180.944 (91,24%)

3.1.2 Analisis Pencapaian Kinerja

Dilihat dari capaian masing-masing indikator, untuk tahun 2015 Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya dapat melaksanakan tugas utama yang menjadi tanggung jawab unit organisasi.

Pencapaian kinerja pada masing-masing indikator sasaran dapat diuraikan sebagai berikut :

1. a. Sasaran : Terwujudnya kepuasan pelanggan b. Indikator Kinerja :

1) Tingkat Kepuasan Stakeholder per tahun

Kepuasan adalah pernyataan tentang persepsi pelanggan terhadap jasa pelayanan kesehatan yang diberikan oleh BBLK. Kepuasan pelanggan dapat dicapai apabila pelayanan yang diberikan sesuai atau melampaui harapan pelanggan. Hal ini dapat diketahui dengan melakukan survey kepuasan pelanggan untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan dengan mengacu pada kepuasan pelanggan berdasarkan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM). Pengukuran IKM dilaksanakan di lokasi layanan sesuai dengan metode dan ketentuan sebagaimana diatur dalam Pedoman survey kepuasan masyarakat terhadap penyelenggaraan pelayanan publik (Permenpan No. 25 tahun 2004).

Hasil evaluasi IKM tahun 2016 yang dilaksanakan Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya memperoleh kategori A (sangat baik) dengan score 83,774 pada periode Januari - Juni 2016 dan 82,997 pada periode Juli – Desember 2016 (dari target score 87) sehingga diperoleh skor rata-rata tahun 2016 adalah 83,385.

Dengan demikian tahun 2016 indikator ini tidak mencapai target.

Jika dibandingkan dengan periode sebelumnya, hasil evaluasi Indeks Kepuasan Masyarakat tahun 2014-2016 sebagai berikut :

(4)

86 86 87 87

85,714 85,643 86,071 85,143 83,774 82,997

Smt. I Smt. II Smt. I Smt. II Smt. I Smt. II

2014 2015 2016

Target Realisasi

Gambar 3.1 Hasil Evaluasi Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) di BBLK Surabaya Tahun 2014-2016

Untuk mendukung tercapainya kepuasan pelanggan, dilaksanakan kegiatan pemasaran dan pengembangan pasar melalui : website yang selalu diperbarui, pembagian leaflet, brosur, penawaran general check up ke pelanggan lama dan baru.

Anggaran TA 2016 yang digunakan untuk pencapaian indikator

sasaran ini sebesar Rp 340.644.000 dan terealisasi sebesar Rp 295.919.600 atau 86,87% dari anggaran yang tersedia.

Permasalahan/kendala :

a. Standar kepuasan dari masyarakat meningkat karena pilihan lebih beragam.

b. Pelanggan kurang antusias dalam pengisian kuesioner dikarenakan kondisi fisik yang bersangkutan.

Usulan Pemecahan Masalah :

a. Melakukan feed back terhadap keluhan pelanggan. b. Inovasi pelayanan agar lebih variatif dan menarik.

(5)

c. Pelatihan, penyegaran dan inhouse training mengenai pelayanan prima terhadap pegawai yang berhubungan langsung dengan stakeholder.

2) Prosentase keluhan pelanggan yang ditindaklanjuti

Keluhan pelanggan yang ditindaklanjuti adalah jumlah

pengaduan/komplain tertulis yang dilaporkan ke unit pengelola pelayanan pelanggan dan telah direspon/ditindaklanjuti oleh manajemen setiap bulan, dibandingkan dengan jumlah semua pengaduan/komplain tertulis yang dilaporkan dalam periode bulan yang sama.

Pada tahun 2016 ditargetkan 87% komplain ditindaklanjuti dan

terealisasi 100% komplain yang telah ditindaklanjuti dari 10 komplain yang ada (capaian 114,94% dari target). Dengan demikian

indikator ini telah mencapai target tahun 2016.

Jika dibandingkan dengan periode sebelumnya, persentase komplain yang ditindaklanjuti tahun 2015 - 2016 sebagai berikut :

Tabel 3.2 Persentase komplain yang ditindaklanjuti Tahun 2015-2016

Tahun Jumlah keluhan pelanggan Jumlah keluhan pelanggan yang ditindaklanjuti % keluhan pelanggan yang ditindaklanjuti 2015 14 14 100% 2016 10 10 100%

Anggaran TA 2016 yang digunakan untuk pencapaian indikator

sasaran ini sebesar Rp 100.000.000 dan terealisasi sebesar Rp 87.408.000 atau 87,41% dari anggaran yang tersedia.

Permasalahan/kendala :

Tidak ada.

Usulan Pemecahan Masalah :

(6)

2. a. Sasaran : Terwujudnya peningkatan standar mutu pelayanan

b. Indikator Kinerja :

1) Jumlah pemutahiran metode dan atau penambahan parameter uji untuk Surveilans

Jumlah pemutahiran metode dan atau penambahan parameter uji untuk Surveilans adalah jumlah metode dan atau parameter pemeriksaan baru dibandingkan tahun sebelumnya.

Pemeriksaan Surveilans adalah pemeriksaan untuk mendiagnosa secara cepat penyakit berpotensi wabah sebagai peran BBLK dalam Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) untuk memantau masalah kesehatan di Indonesia.

Tahun 2016 ditargetkan 4 metode dan atau parameter baru untuk uji surveilans, dan tercapai 4 metode dan atau parameter baru (capaian 100% dari target).

Jumlah pemutahiran metode dan atau parameter uji untuk surveilans tahun 2014-2016 sebagai berikut :

Tabel 3.3 Jumlah Pemutahiran Metode dan atau Penambahan Parameter Uji untuk Surveilans Tahun 2014-2016

No.

Bidang Pemeriksaan/

Instalasi

Jumlah metode / parameter baru

2014 2015 2016

1. Virologi

-

1) ITD Virus Polio dengan metode

Real Time PCR 2) VDPV dengan

metode Real Time PCR

3) Campak dengan metode Real Time PCR

4) Rubella dengan metode Real Time PCR

5) Deteksi Antitoksin terhadap Difteri dengan metode neutralisasi

1) Tes Antibodi Virus Polio dengan metode netralisasi sel kultur

2) ITD Virus Polio dengan metode Real Time PCR versi 4.1 3) VDPV dengan

metode Real Time PCR versi 4.1

(7)

No.

Bidang Pemeriksaan/

Instalasi

Jumlah metode / parameter baru

2014 2015 2016 2. Mikrobiologi - - 1) M.tb dengan metode Automatic Biomolecular Total - 5 4

Anggaran TA 2016 yang digunakan untuk pencapaian indikator

sasaran ini sebesar Rp 2.038.238.000 dan terealisasi sebesar Rp 2.024.893.100 atau 99,35% dari anggaran yang tersedia.

Permasalahan/kendala :

Tidak ada

Usulan Pemecahan Masalah :

Tidak ada

2) Pemutahiran metode dan atau penambahan parameter uji pelayanan laboratorium

Pemutahiran metode dan atau penambahan parameter uji pelayanan laboratorium adalah jumlah parameter pemeriksaan baru per tahun meliputi penambahan metode dan atau parameter uji pada Seksi Lab. Klinik dan Uji Kesehatan serta Seksi Lab. Kesehatan Masyarakat. Tahun 2016 ditargetkan 4 metode dan atau parameter uji baru pada Seksi Lab. Klinik dan Uji Kesehatan serta Seksi Lab. Kesehatan Masyarakat, dan tercapai 4 metode dan atau parameter baru. Dengan demikian indikator ini telah tercapai 100% dari target.

Jumlah pemutahiran metode dan atau parameter uji pelayanan laboratorium tahun 2014-2016 sebagai berikut :

(8)

Tabel 3.4 Jumlah Pemutahiran Metode dan atau Penambahan Parameter Uji Pelayanan Laboratorium Tahun 2014-2016

No.

Bidang Pemeriksaan /

Instalasi

Jumlah metode / parameter baru

2014 2015 2016

1. Patologi 1) Glukose (metode Hexokinase) 2) Kreatinin (metode Enzimatik) 3) Trigliseride (metode Glyserol blanking) 4) HbA1C (metode Enzimatik) 1) Mikro Albumin 2) Laju Endap Darah

(metode automatik)

1) Fibrinogen

2. Mikrobiologi - 1) Kultur M.tb dengan media cair MGIT 2) Tes kepekaan obat

(OAT) Lini I dengan media cair MGIT 3) Tes kepekaan obat

(OAT) Lini II dengan media cair MGIT 4) M.tb dengan metode

Line Probe Assay (LPA) 5) MH (Reitz serum) dengan metode mikroskopis fluoresens 1) PCR Methicillin Resistance Staphylococcus Aureus (MRSA) 3. Imunologi - 1) NS1 Dengue 2) Salmonella Tubex 1) CD4 4. Bakteriologi Sanitasi - - 1) MPN E.coli dengan metode Quanty Tray/Colilert Total 4 9 4

Anggaran TA 2016 yang digunakan untuk pencapaian indikator

sasaran ini sebesar Rp 3.018.359.000 dan terealisasi sebesar Rp 2.862.699.500 atau 94,84% dari anggaran yang tersedia.

Permasalahan/kendala :

Tidak ada

Usulan Pemecahan Masalah :

(9)

3) Jumlah pemeriksaan laboratorium yang terakreditasi

Jumlah pemeriksaan laboratorium yang terakreditasi adalah jumlah parameter yang terakreditasi tahun berjalan dibandingkan dengan jumlah parameter yang terakreditasi tahun sebelumnya pada Seksi Lab. Klinik dan Uji Kesehatan serta Seksi Lab. Kesehatan Masyarakat.

Tahun 2016 ditargetkan 48 parameter pemeriksaan laboratorium yang terakreditasi pada Seksi Lab. Klinik dan Uji Kesehatan serta Seksi Lab. Kesehatan Masyarakat, dan tercapai 54 parameter. Dengan demikian indikator ini telah tercapai 112,50% dari target.

Pada tahun 2016 Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya terdapat penambahan 3 ruang lingkup akreditasi ISO 17025:2005, meliputi : Timbal (Pb), Klorida (Cl) dan Sulfat (SO4).

Jika dibandingkan dengan periode sebelumnya, jumlah parameter uji pelayanan laboratorium tahun 2014-2016 sebagai berikut :

Tabel 3.5 Jumlah Pemeriksaan Laboratorium yang Terakreditasi Tahun 2014-2016

No. Bidang Pemeriksaan/ Instalasi

Jumlah parameter yang terakreditasi

Keterangan 2014 2015 2016 1. Hematologi 5 5 5 1) Hb 2) Jumlah Eritrosit 3) Jumlah Leukosit 4) Jumlah Trombosit 5) Hematokrit

2. Kimia Klinik 10 10 10 1) Albumin

2) Total protein 3) Cholesterol total 4) Trigliserida 5) Uric acid 6) BUN 7) Creatinin 8) SGOT 9) SGPT 10) Glukosa

(10)

No. Bidang Pemeriksaan/ Instalasi

Jumlah parameter yang terakreditasi

Keterangan 2014 2015 2016 3 Urinalisis 10 10 10 1) pH 2) Berat Jenis 3) Protein 4) Reduksi 5) Urobilin 6) Bilirubin 7) Keton 8) Blood 9) Lekosit 10) Nitrit 4. Mikrobiologi 13 13 13 1) TBC Direct 2) TBC DST 3) TBC Kultur

4), 5) Kultur urine & uji sensitivitas 3 kuman

6), 7) Kultur pus (aerob) & uji sensitivitas 3 kuman

8), 9) Kultur sputum (aerob) & uji sensitivitas 3 kuman

10),11) Kultur faeces & uji sensitivitas 4 kuman

12) Pengecatan Gram 13) Pengecatan Zn

4. Virologi 2 2 2 1) Kultur Virus Polio

2) Kultur Virus Measles

5. Imunologi 7 7 7 1) RPR

2) TPHA

3) HBsAg ELISA 4) Anti HCV ELISA 5) Anti HIV ELISA 6) IgM Measles ELISA 7) IgM Rubella ELISA

6. Kimia Kesehatan 4 4 7 1) Besi (Fe)

2) Mangan (Mn) 3) Seng (Zn)

(11)

No. Bidang Pemeriksaan/ Instalasi

Jumlah parameter yang terakreditasi

Keterangan 2014 2015 2016 4) Tembaga (Cu) Tambahan 2016 : 1) Timbal (Pb) 2) Klorida (Cl) 3) Sulfat (SO4) Total 51 51 54

Tiap tahun dilaksanakan asesmen ulang terhadap akreditasi ISO yang telah diperoleh, meliputi : ISO 17025:2005, ISO 9001:2008 dan ISO 15189:2007. Sedangkan untuk Akreditasi KALK dilakukan self assessment oleh Tim KALK.

Kegiatan akreditasi yang dilaksanakan di BBLK Surabaya antara lain : a. Akreditasi ISO 17025:2005

Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya sebagai Laboratorium Penguji, pertama kali terakreditasi pada Sistem Manajemen Mutu ISO/IEC 17025:2005 oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) pada tanggal 25 September 2008 dengan Nomor Akreditasi LP-399-IDN untuk ruang lingkup pada Laboratorium Kimia Kesehatan & Toksikologi, Mikrobiologi, Virologi, Kimia Klinik, Hematologi dan Imunologi.

Pada tahun 2012 BBLK Surabaya berhasil melewati asesmen Re-akreditasi ISO/IEC 17025:2005, dan sertifikat ditandatangani pada tanggal 18 April 2013 dengan nomor akreditasi LP-399-IDN. Tahun 2014 dilakukan asesmen surveilans pertama pada tanggal 5 Desember 2014 dan berdasar surat yang ditandatangani oleh Sekjen KAN pada tanggal 18 Agustus 2015, diberitahukan bahwasanya KAN memutuskan untuk mempertahankan status akreditasi Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya

Asesmen survailen kedua ISO/IEC 17025:2005 dan penambahan ruang lingkup yang terdiri dari 3 (tiga) parameter uji pada Instalasi Kimia Kesehatan yaitu :

(12)

1. Timbal (Pb) pada contoh uji air limbah 2. Klorida (Cl) pada contoh uji air

3. Sulfat (SO4) pada contoh uji air

telah dilaksanakan pada 28-29 Desember 2015 dan BBLK Surabaya dinyatakan lulus dengan surat dari Komite Akreditasi Nasional tanggal 28 Juli 2016.

b. Akreditasi ISO 9001:2008

Tahun 2010 Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya telah terakreditasi ISO 9001:2008 oleh TUV Rheinland dengan nomor akreditasi Cert No. 01100106413 tanggal 17 Desember 2010 dan dapat mempertahankan status akreditasi pada surveilans tahun 2011-2016. Tahun 2016 asesmen tahunan dilaksanakan pada 29-30 November 2016.

c. Akreditasi ISO 15189:2007

Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya juga telah terakreditasi ISO 15189:2007 oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) dengan nomor akreditasi LM-029-IDN tanggal 18 April 2013. Tahun 2015 dilakukan Re-asesmen ISO/IEC 15189:2012

pada 12 Maret 2015 dari KAN dan tim asesor KAN dan dinyatakan lulus. Tahun 2016 dilakukan asesmen tahunan dari KAN dan dinyatakan lulus

d. Akreditasi Komite Akreditasi Laboratorium Kesehatan (KALK) Tahun 2011 Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya telah terakreditasi oleh KALK dengan nomor akreditasi 01/S/KALK-P/IX/2011 tanggal 5 September 2011.

Monitoring dan evaluasi dilaksanakan setiap tahun dengan melaksanakan “self assessment ” oleh tim KALK BBLK Surabaya.

e. Akreditasi ISO 17043:2010

Tahun 2016 Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya

sebagai penyelenggara Pemantapan Mutu Eksternal/Uji

Profisiensi sedang dalam proses persiapan menuju akreditasi ISO 17043:2010

Anggaran TA 2016 yang digunakan untuk pencapaian indikator

sasaran ini sebesar Rp 220.000.000 dan terealisasi sebesar Rp 134.614.400 atau 61,19% dari anggaran yang tersedia. Hal ini

(13)

dikarenakan asesmen ISO 17043:2010 masih dalam proses pre-asesmen dan pelatihan, sedangkan re-pre-asesmen KALK baru akan terlaksana tahun 2017.

Permasalahan/kendala :

Tidak ada

Usulan Pemecahan Masalah :

Tidak ada

3. a. Sasaran : Terwujudnya peningkatan kemitraan dan jejaring laboratorium

b. Indikator Kinerja : Jumlah kerjasama kelembagaan / customer yang berjalan efektif

Jumlah kerjasama kelembagaan / customer yang berjalan efektif adalah jumlah kerjasama dengan lembaga / customer dalam rangka memanfaatkan pelayanan di BBLK Surabaya selama kurun waktu satu tahun. Selain itu juga termasuk Bimbingan Teknik yang dilaksanakan BBLK Surabaya terhadap 8 wilayah binaan.

Tahun 2016 ditargetkan 18 kerjasama kelembagaan/customer, dan tercapai 31 kerjasama. Dengan demikian indikator ini telah tercapai 172,22% dari target.

Jika dibandingkan dengan periode sebelumnya, jumlah kerjasama kelembagaan/customer tahun 2014-2016 sebagai berikut :

Tabel 3.6 Jumlah Kerjasama Kelembagaan/Customer Tahun 2014-2016

Tahun Jumlah kerjasama Keterangan

2014 19 - 12 Instansi Pendidikan - 2 Instansi Kes. Pemerintah - 4 Dokter BPJS - 1 Industri swasta 2015 27 - 16 Instansi Pendidikan - 2 Instansi Kes. Pemerintah - 4 Dokter BPJS

(14)

Tahun Jumlah kerjasama Keterangan - 2 Rumah Sakit - 3 Industri/instansi

swasta non kes.

2016 31 - 15 Instansi Pendidikan - 2 Instansi Kes. Pemerintah - 5 Rumah Sakit - 4 Dokter BPJS - 2 Klinik/Lab. swasta - 3 Industri/instansi

swasta non kes.

Anggaran TA 2016 yang digunakan untuk pencapaian indikator

sasaran ini sebesar Rp 395.018.000 dan terealisasi sebesar Rp 284.263.974 atau 71,96% dari anggaran yang tersedia.

Permasalahan/kendala :

Tidak ada.

Usulan Pemecahan Masalah :

Tidak ada.

4. a. Sasaran : Terwujudnya tata kelola yang baik b. Indikator Kinerja :

1) Tingkat Kesehatan BLU

Tingkat Kesehatan BLU adalah perhitungan Kinerja Satker BLU Bidang Layanan Kesehatan yang meliputi Aspek Klinis dan Aspek Managerial dengan memperhatikan indikator yang dinilai menggunakan skor.

Total skor yang diperoleh kemudian dikonversikan dalam nilai Indikator Kinerja Individu (IKI).

Tahun 2016 ditargetkan tingkat kesehatan BLU dengan skor 83,5 dan tercapai skor 88,50 (105,99% dari target).

(15)

Jika dibandingkan dengan periode sebelumnya, tingkat kesehatan BLU beserta skornya sebagai berikut :

Tabel 3.7 Tingkat Kesehatan BLU tahun 2014-2016

Tahun Skor Tingkat Kesehatan BLU /

Nilai IKI

2014 90,25 1,875

2015 93,5 1,875

2016 88,50 1,750

Anggaran TA 2016 yang digunakan untuk pencapaian indikator

sasaran ini sebesar Rp 7.363.617.000 dan terealisasi sebesar Rp 6.785.563.168 atau 92,15% dari anggaran yang tersedia.

Permasalahan/kendala :

Tidak ada

Usulan Pemecahan Masalah :

Tidak ada

2) Kesesuaian perencanaan dengan realisasi output

Kesesuaian perencanaan dengan realisasi output adalah realisasi output periode berjalan dibandingkan rencana capaian output periode berjalan.

Tahun 2016 kesesuaian perencanaan dengan realisasi output ditargetkan 92,5% dan tercapai 100% (capaian 108,11% dari target). Anggaran TA 2016 yang digunakan untuk pencapaian indikator

sasaran ini sebesar Rp 1.983.020.000 dan terealisasi sebesar Rp 1.591.242.673 atau 80,24% dari anggaran yang tersedia.

Jika dibandingkan dengan periode sebelumnya, persentase kesesuaian perencanaan dengan realisasi output sebagai berikut :

(16)

Tabel 3.8 Persentase Capaian Realisasi Output Tahun 2014-2016

Uraian Perencanaan Realisasi % Capaian

Tahun 2014

Reagen Bahan Kontrol 1 Paket 1 Paket 100%

Peralatan Fasilitas Perkantoran 66 unit 49 unit 74,24% Alat Pengolahan Data dan Komunikasi 14 buah 8 buah 57,14% Alat Kesehatan, Kedokteran dan KB dalam

rangka menuju pelayanan kelas dunia 64 Unit 59 Unit 92,19%

Gedung/Bangunan 24 m2 24 m2 100%

Laporan Pembinaan Program 112 Laporan 93 Laporan 83,04%

Peningkatan SDM 15 Orang 27 Orang 180%

Layanan Operasional Balai (PNBP/BLU) 1 Laporan 1 Laporan 100% Laporan Akreditasi/sertifikasi 1 Laporan 1 Laporan 100% Laporan Pembinaan Program dan

Rencana Kerja/Teknis 1 Laporan 1 Laporan 100%

Barang Medik Habis Pakai 1 Paket 1 Paket 100%

Layanan Perkantoran 12 Bulan

Layanan

12 Bulan

Layanan 100%

Total / Rata-rata capaian tahun 2014 312 227 88,78%

Tahun 2015

Operasional Unit Fungsional UPT 12 Bulan Layanan

12 Bulan

Layanan 100% SDM yang ditingkatkan kapasitas dan

kemampuan teknisnya 3 Laporan 3 Laporan 100%

Laporan Teknis 5 Laporan 5 Laporan 100%

Reagen Bahan Kontrol 1 Paket 1 Paket 100%

Alat Kesehatan, Kedokteran dan KB dalam

rangka menuju pelayanan kelas dunia 15 Unit 15 Unit 100% Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi 17 Unit 17 Unit 100% Peralatan dan Fasilitas Perkantoran 31 Unit 31 Unit 100%

Layanan Perkantoran 12 Bulan

Layanan

12 Bulan

Layanan 100%

Total / Rata-rata capaian tahun 2015 96 96 100%

Tahun 2016

Alat Kedokteran, Kesehatan dan KB 33 Unit 33 Unit 100% Operasional kantor, pemeliharaan kantor 12 Bulan 12 Bulan 100%

(17)

Uraian Perencanaan Realisasi % Capaian

dan Perjadin (RM) Layanan Layanan

Operasional kantor, pemeliharaan kantor dan Perjadin (BLU)

12 Bulan Layanan

12 Bulan

Layanan 100% Operasional kantor, pemeliharaan kantor

dan Perjadin (BLU) B`elanja Modal 7 Unit 7 Unit 100%

Layanan Perkantoran 12 Bulan

Layanan

12 Bulan

Layanan 100%

Total / Rata-rata capaian tahun 2016 76 76 100%

Tahun 2014 terdapat beberapa sarana prasarana yang belum dapat terealisasi karena efisiensi anggaran dari Eselon I Kementerian Kesehatan untuk Belanja Modal Rupiah Murni.

3) Capaian kinerja pelayanan

Capaian kinerja pelayanan adalah persentase capaian pelayanan dibandingkan target yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis Bisnis.

Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Kesehatan R.I. yang berada di Jawa Timur, memberikan pelayanan untuk pemeriksaan sampel klinik dan non klinik.

Kegiatan yang terkait langsung dengan indikator tersebut adalah : kegiatan pemeriksaan laboratorium, meliputi pemeriksaan laboratorium klinik dan uji kesehatan serta laboratorium kesehatan masyarakat.

Pada indikator ini ditargetkan capaian kinerja pelayanan tahun 2016 sebanyak 285.729 dan tercapai 320.877 pemeriksaan. dengan demikian indikator ini telah tercapai 112,30% dari target.

Jika dibandingkan dengan periode sebelumnya, capaian kinerja pelayanan tahun 2014-2016 sebagai berikut :

(18)

Tabel 3.9 Capaian Kinerja Pelayanan Dibandingkan dengan Target Tahun 2014-2016 Jenis

Pemeriksaan

2014 2015 2016

Target

2014 Realisasi 2014 Capaian % Target 2015 Realisasi2015 Capaian % Target 2016 Realisasi 2016 Capaian %

1. Patologi - Hematologi 30.424 28.833 94,77% 32.249 33.914 105,16% 34.506 32.288 93,57% - Kimia Klinik 72.212 74.245 102,82% 76.545 71.615 93,56% 81.903 65.978 80,56% 2. Mikrobiologi 75.487 67.021 90,79% 80.016 70.375 90,24% 84.517 86.356 102,18% 3. Virologi 1.517 1.829 1.100 1.466 133,27% 4. Imunologi 17.474 17.718 101,40% 18.523 27.148 146,56% 19.820 17.581 88,70% 5. PPS-PH - Patologi Anatomi 51 45 88,24% 54 59 109,26% 58 53 91,38% - Radiologi Diagnostik 1.035 1.174 113,43% 1.097 1.327 120,97% 1.202 1.731 144,01% - ECG 579 632 109,15% 614 698 113,68% 657 677 103,04% - USG 151 254 168,21% 160 199 124,38% 185 232 125,41% - Treadmill 50 4 8,00% 53 13 24,53% 15 13 86,67% - Audiometri 72 103 143,06% 76 12 15,79% 81 84 103,70% 6. Bakteriologi Sanitasi 12.897 16.016 124,18% 13.671 16.394 119,92% 14.628 25.438 173,90% 7. Kimia Kesehatan 41.489 62.695 151,11% 43.978 59.306 134.85% 47.057 88.980 189,09% Total 251.921 270.257 107,28% 267.036 282.889 105,94% 285.729 320.877 112,30%

Sumber : Instalasi Data & Informasi BBLK Surabaya, 2016

Anggaran TA 2016 yang digunakan untuk pencapaian indikator

sasaran ini sebesar Rp 2.595.607.000 dan terealisasi sebesar Rp 2.544.468.000 atau 98,03% dari anggaran yang tersedia.

(19)

251.921 267.036 285.729 270.257 282.889 320.877 0 50.000 100.000 150.000 200.000 250.000 300.000 350.000 2014 2015 2016 Target Realisasi Berikut target dan realisasi kinerja pelayanan tahun 2014-2016 :

Gambar 3.2 Target dan Realisasi Kinerja Pelayanan Tahun 2014-2016

Dilihat dari grafik tersebut, capaian pelayanan tahun 2014-2016 terus mengalami peningkatan serta melebihi target yang ditetapkan.

Permasalahan/kendala :

Secara umum realisasi pelayanan tahun 2016 telah melebihi target, tetapi terdapat pemeriksaan yang mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya, yaitu Patologi Klinik.

Usulan Pemecahan Masalah :

- Mengoptimalkan kinerja tim marketing.

- Meningkatkan pelayanan sesuai standar waktu yang dijanjikan. - Mempertahankan pelanggan lama dan mencari pelanggan baru.

4) Capaian kinerja pendapatan

Capaian kinerja pendapatan adalah persentase capaian pendapatan BLU dibandingkan target yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis Bisnis.

(20)

Pada indikator ini ditargetkan capaian kinerja pendapatan tahun 2016 Rp 8.724.778.000 dan tercapai Rp 11.665.650.528. Dengan demikian indikator ini telah tercapai 133,71% dari target).

Jika dibandingkan dengan periode sebelumnya, capaian kinerja pendapatan BLU tahun 2014-2016 sebagai berikut :

Tabel 3.10 Capaian Kinerja Pendapatan BLU BBLK Surabaya Dibandingkan dengan Target Tahun 2014-2016

Tahun Target Realisasi % Capaian

2014 Rp 7.018.000.000 Rp 7.210.305.793 102,74% 2015 Rp 7.789.980.000 Rp 8.243.225.600 105,82% 2016 Rp 8.724.778.000 Rp 11.665.650.528 133,71%

Anggaran TA 2016 yang digunakan untuk pencapaian indikator

sasaran ini sebesar Rp 2.595.607.000 dan terealisasi sebesar Rp 2.544.468.000 atau 98,03% dari anggaran yang tersedia.

Permasalahan/kendala :

Tidak ada

Usulan Pemecahan Masalah :

Tidak ada

5. a. Sasaran : Terwujudnya penyelenggara PME b. Indikator Kinerja :

1) Tingkat kepesertaan penyelenggaraan PME Regional dan Nasional

Tingkat kepesertaan penyelenggaraan PME Regional dan Nasional adalah jumlah peserta penyelenggaraan PME yang memberikan jawaban terhadap bahan uji yang dikirimkan.

Tahun 2016 ditargetkan tingkat kepesertaan penyelenggaraan PME Regional dan Nasional sebesar 94%, dan terealisasi 99,77%. Dengan demikian indikator ini tercapai 106,14% dari target.

(21)

Jika dibandingkan dengan periode sebelumnya, tingkat kepesertaan penyelenggaraan PME Regional dan Nasional tahun 2014-2016 sebagai berikut :

Tabel 3.11 Tingkat Kepesertaan Penyelenggaraan PME Regional dan Nasional Tahun 2014-2016

No. Jenis / Bidang PME 2014 2015 2016 Jumlah Lab. Peserta Jumlah Lab. Pengirim Hasil Uji % Kepeser-taan Jumlah Lab. Peserta Jumlah Lab. Pengirim Hasil Uji % Kepeser-taan Jumlah Lab. Peserta Jumlah Lab. Pengirim Hasil Uji % Kepeser-taan A. PME Regional 1 Hematologi - Siklus I 166 161 96,99% 155 150 96,77% 204 204 100% - Siklus II 166 152 91,57% 155 146 94,19% 203 203 100% 2 Kimia Klinik - Siklus I 80 80 100% 225 210 93,33% 203 202 99,51% - Siklus II 80 79 98,75% 225 206 91,56% 203 203 100% 3 Urinalisis - Siklus I 60 57 95,00% 140 134 95,71% 138 138 100% - Siklus II 60 56 93,33% 140 128 91,43% 138 138 100% 4 Mikrobiologi Klinik : a. BTA - Siklus I 103 102 99,03% 104 96 92,31% 74 74 100% - Siklus II 103 102 99,03% 104 95 91,35% 74 74 100% b. Telur Cacing - Siklus I 100 96 96,00% 100 89 89,00% 56 56 100% - Siklus II 100 96 96,00% 100 84 84,00% 56 56 100% c. Malaria

- Siklus I tidak ada tidak ada tidak ada

- Siklus II tidak ada tidak ada tidak ada

5 Anti HIV

- Siklus I 50 45 90,00% 50 44 88,00% tidak ada

- Siklus II 50 45 90,00% 50 38 76,00% tidak ada

B. PME Nasional

1 Imunologi 201 178 88,56% 201 191 95,02%

(22)

No. Jenis / Bidang PME 2014 2015 2016 Jumlah Lab. Peserta Jumlah Lab. Pengirim Hasil Uji % Kepeser-taan Jumlah Lab. Peserta Jumlah Lab. Pengirim Hasil Uji % Kepeser-taan Jumlah Lab. Peserta Jumlah Lab. Pengirim Hasil Uji % Kepeser-taan - Siklus I 106 106 100% - Siklus II 105 105 100% b. Syphilis - Siklus I 67 66 98,51% - Siklus II 66 65 68,48% c. HbsAg - Siklus I 112 112 100% - Siklus II 111 111 100% d. Anti HCV - Siklus I 81 81 100% - Siklus II 80 80 100% 2 Kimia Air 26 22 84,62% 26 23 88,46% - Siklus I 10 10 100% - Siklus II 9 9 100% 3 Kimia Air Terbatas 126 98 77,78% 126 104 82,54% - Siklus I 25 25 100% - Siklus II 28 26 92,86% Total 1.471 1.369 93,07% 1.901 1.738 91,43% 2.150 2.145 99,77%

Anggaran TA 2016 yang digunakan untuk pencapaian indikator

sasaran ini sebesar Rp 225.000.000 dan terealisasi sebesar Rp 197.234.910 atau 87,66% dari anggaran yang tersedia.

Permasalahan/kendala :

Tidak ada.

Usulan Pemecahan Masalah :

Tidak ada.

5) Jumlah parameter PME Regional dan Nasional

Jumlah parameter PME meliputi jumlah parameter uji pada PME Regional dan Nasional yang diselenggarakan.

(23)

Tahun 2016 ditargetkan jumlah parameter PME yang diselenggarakan sebanyak 54 parameter, dan terealisasi 50 parameter (92,59% dari target). dengan demikian tahun 2016 indikator ini tidak tercapai.

Jika dibandingkan dengan periode sebelumnya, jumlah parameter PME yang diselenggarakan tahun 2014-2016 sebagai berikut :

Tabel 3.12 Jumlah Parameter PME Regional dan Nasional yang Diselenggarakan Tahun 2014-2016

Parameter PME

2014 2015 2016

1. Hemoglobin 1. Hemoglobin 1. Hemoglobin

2. Albumin 2. Lekosit 2. Lekosit

3. Total Protein 3. Eritrosit 3. Eritrosit

4. Kolesterol 4. Hematokrit 4. Hematokrit

5. Trigliserida 5. MCV 5. MCV

6. Uric Acid 6. MCH 6. MCH

7. SGOT 7. MCHC 7. MCHC

8. SGPT 8. Trombosit 8. Trombosit

9. Glukosa 9. Albumin 9. Albumin

10. Kreatinin 10. Total Protein 10. Total Protein

11. BUN 11. Kolesterol 11. Kolesterol

12. Berat Jenis 12. Trigliserida 12. Trigliserida

13. pH 13. Uric Acid 13. Uric Acid

14. Keton 14. SGOT 14. SGOT

15. Protein/Albumin 15. SGPT 15. SGPT

16. Glukosa 16. Glukosa 16. Glukosa

17. Bilirubin 17. Kreatinin 17. Kreatinin

18. Tes Kehamilan 18. BUN 18. BUN

19. BTA (Mikroskopis) 19. Bilirubin Total 19. Bilirubin Total

20. Telur Cacing (Mikroskopis) 20. Kalsium 20. Kalsium

21. HIV 21.Alkali Fosfatase 21.Alkali Fosfatase

22. VDRL 22. Gamma GT 22. Gamma GT

23. HbsAg 23. Natrium 23. Natrium

24. Anti HCV 24. Kalium 24. Kalium

25. Cr (KA) 25. Klorida 25. Klorida

(24)

Parameter PME

2014 2015 2016

27. Fe (KA) 27. pH 27. CKMB

28. Mn (KA) 28. Keton 28. Berat Jenis

29. Fe (KAT) 29. Protein/Albumin 29. pH

30. Mn (KAT) 30. Glukosa 30. Protein/Albumin

31. Lekosit 31. Bilirubin 31. Glukosa

32. Eritrosit 32. Tes Kehamilan 32. Bilirubin

33. Hematokrit 33. Urobilinogen 33. Tes Kehamilan

34. MCV 34. Darah samar 34. Urobilinogen

35. MCH 35. Nitrit 35. Darah samar

36. MCHC 36. Lekosit 36. Keton

37. Trombosit 37. BTA (Mikroskopis) 37. Nitrit

38. Bilirubin 38. Telur Cacing (Mikroskopis) 38. Lekosit

39. Alkali Fosfatase 39. HIV 39. BTA (Mikroskopis)

40. Gamma GT 40. VDRL 40. Telur Cacing (Mikroskopis)

41. Natrium 41. HbsAg 41. HIV

42. Kalium 42. Anti HCV 42. VDRL

43. Klorida 43. Cr 43. HbsAg

44. Kalsium 44. Cd 44. Anti HCV

45. CK 45. Fe (KA) 45. Cr

46. CK-MB 46. Mn (KA) 46. Cd

47. Darah samar 47. Fe (KAT) 47. Fe (KA)

48. Lekosit 48. Mn (KAT) 48. Mn (KA)

49. Nitrit 49. Fe (KAT)

50. Urobilin 50. Mn (KAT)

Total : 50 parameter Total : 48 parameter Total : 50 parameter

Anggaran TA 2016 yang digunakan untuk pencapaian indikator

sasaran ini sebesar Rp 675.000.000 dan terealisasi sebesar Rp 674.359.000 atau 99,91% dari anggaran yang tersedia.

Permasalahan/kendala :

- Kesulitan memperoleh bahan kontrol, misalnya : untuk PME Malaria, karena Jawa Timur bukan wilayah endemis Malaria.

(25)

Usulan Pemecahan Masalah :

- Berkoordinasi dengan jejaring laboratorium untuk mendapatkan bahan kontrol.

6. a. Sasaran : Terwujudnya budaya kerja b. Indikator Kinerja :

1) Indeks Survey Budaya

Indeks Survey Budaya adalah rasio nilai dari kuesioner yang dijawab dibagi total nilai tentang budaya kerja yang meliputi aspek pribadi dan aspek hubungan dengan rekan kerja serta pelanggan sesuai PerMenPAN 39/2012 dan 7 kebiasaan hidup Steven Covey.

Tahun 2016 ditargetkan hasil penilailaian indeks survey budaya secara kumulatif yaitu 85 dan terealisasi 83,79 (98,58% dari target). Dengan demikian indikator ini tidak mencapai target.

Jika dibandingkan dengan periode sebelumnya, hasil penilaian indeks survey budaya secara kumulatif meningkat. Hal ini dapat dilihat dari data berikut :

Tabel 3.13 Hasil Penilaian Indeks Survey Budaya Tahun 2014-2016

Tahun Hasil Penilaian Indeks Survey Budaya

2014 72,80

2015 75,59

2016 83,79

Anggaran TA 2016 yang digunakan untuk pencapaian indikator

sasaran ini sebesar Rp 387.000.000 dan terealisasi sebesar Rp 377.802.500 atau 97,62% dari anggaran yang tersedia.

Permasalahan/kendala :

Belum semua pegawai mempunyai kesadaran tentang budaya kerja yang baik dalam mendukung tercapainya tujuan organisasi BBLK Surabaya.

(26)

Usulan Pemecahan Masalah :

Terus berupaya memberikan arahan kepada pegawai tentang pentingnya budaya kerja demi tercapainya tujuan organisasi BBLK Surabaya.

7. a. Sasaran : Terwujudnya SDM yang kompeten b. Indikator Kinerja :

1) Prosentase SDM yang memiliki kompetensi yang sesuai

Prosentase SDM yang memiliki kompetensi yang sesuai adalah prosentase SDM yang memiliki kompetensi sesuai tugas bidang kerja. Tahun 2016 ditargetkan prosentase SDM yang memiliki kompetensi sesuai sebesar 94%, dan terealisasi 113 pegawai dari 116 pegawai yang ada (97,41% dari jumlah pegawai). Dengan demikian capaian indikator ini sebesar 103,63% dari target.

Dalam upaya meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia, pegawai BBLK Surabaya mengikuti di antaranya :

 Peningkatan kualitas SDM di dalam negeri

- Pelatihan : 22 topik 35 orang

- Workshop : 26 topik 34 orang

- Seminar : 6 topik 14 orang

- Lokakarya : 1 topik 3 orang

- Kursus : 2 topik 16 orang

- Bimtek : 4 topik 9 orang

- Ujian Sertifikasi : 1 topik 3 orang

- Capacity Building : 87 orang

 Peningkatan kualitas SDM di Luar Negeri

- Pelatihan : 1 topik 1 orang

- Workshop : 3 topik 3 orang

Anggaran TA 2016 yang digunakan untuk pencapaian indikator

sasaran ini sebesar Rp 1.505.950.000 dan terealisasi sebesar Rp 970.584.038 atau 64,45% dari anggaran yang tersedia.

Permasalahan/kendala :

Tidak ada.

Usulan Pemecahan Masalah :

(27)

8. a. Sasaran : Terwujudnya SILK terintegrasi b. Indikator Kinerja :

1) Jumlah modul SILK yang diimplementasikan

Jumlah modul SILK yang diimplementasikan per tahun adalah jumlah semua modul SILK yang diimplementasikan di BBLK mulai dari statistik pengadaan, statistik peralatan, pendaftaran, distribusi, pengeluaran hasil, pembayaran dan entry data (hasil, analisa statistik, jumlah pegawai, keuangan).

Tahun 2016 ditargetkan 5 modul SILK yang diimplementasikan, dan terealisasi 3 modul (60% dari target). Modul tersebut meliputi : billing system, modul Patologi Klinik dan Imunologi.

Berikut jumlah modul SILK yang diimplementasikan tahun 2014-2016 :

Tabel 3.14 Jumlah Modul SILK yang Diimplementasikan Tahun 2014-2016

Tahun Jumlah Modul SILK

2014 3

2015 3

2016 3

Tahun 2014-2016 belum ada penambahan modul SILK, namun terdapat perbaikan sistem pembayaran/billing system dan terhubungnya hasil yang dikeluarkan alat laboratorium dengan sistem online.

Anggaran TA 2016 yang digunakan untuk pencapaian indikator

sasaran ini sebesar Rp 76.000.000 dan terealisasi sebesar Rp 34.296.750 atau 45,13% dari anggaran yang tersedia.

Permasalahan/kendala :

Target pemenuhan sistem online (SILK) tahun 2016 belum tercapai karena terkendala efisiensi anggaran di Kementerian Kesehatan.

(28)

Usulan Pemecahan Masalah :

- Menganggarkan kembali pada tahun 2017 s.d 2019 untuk upgrade SILK sesuai kebutuhan analisa serta menambah jaringan instalasi yang terkoneksi SILK online.

9. a. Sasaran : Terwujudnya Sarpras yang handal b. Indikator Kinerja :

1) Ketepatan kalibrasi alat laboratorium sesuai jadwal

Ketepatan kalibrasi alat sesuai jadwal adalah jumlah peralatan yang sudah terkalibrasi sesuai jadwal yang ditetapkan.

Tahun 2016 ditargetkan ketepatan kalibrasi alat laboratorium 92% sesuai jadwal dan terealisasi 52,31% (56,86% dari target). Dengan demikian indikator ini tidak tercapai.

Dibandingkan periode sebelumnya, berikut persentase ketepatan waktu kalibrasi alat sesuai jadwal :

Tabel 3.15 Persentase Ketepatan Waktu Kalibrasi Alat sesuai Jadwal Tahun 2014-2016

Tahun

Jumlah Alat yang Dikalibrasi

Kesesuaian dengan Jadwal

% Kesesuaian Tepat waktu Tidak tepat

waktu

2014 71 63 8 88,73%

2015 74 64 10 86,49%

2016 96 66 30 68,75%

Anggaran TA 2016 yang digunakan untuk pencapaian indikator

sasaran ini sebesar Rp 250.000.000 dan terealisasi sebesar Rp 219.568.820 atau 87,83% dari anggaran yang tersedia.

Permasalahan/kendala :

Efisiensi anggaran pada Kementerian Kesehatan sehingga rencana kalibrasi alat laboratorium tahun 2016 tidak dapat terealisasi seluruhnya.

(29)

Usulan Pemecahan Masalah :

- Menyesuaikan program kalibrasi dengan anggaran yang tersedia. - Untuk selanjutnya program kalibrasi diupayakan terlaksana pada

awal tahun berjalan.

2) Utilisasi alat laboratorium

Utilisasi alat laboratorium adalah pemanfaatan peralatan laboratorium dari seluruh peralatan laboratorium dalam kondisi baik.

Tahun 2016 pemanfaatan peralatan laboratorium sebanyak 100% dari seluruh alat yang ada (364 unit), sedangkan. target utilisasi alat laboratorium sebesar 92%. Dengan demikian indikator ini telah tercapai 111,11% dari target.

Jika dibandingkan dengan periode sebelumnya, utilisasi alat laboratorium tahun 2014-2016 sebagai berikut :

Tabel 3.16 Utilisasi Alat Laboratorium Tahun 2014-2016

Tahun Jumlah Utilisasi

2014 336 100%

2015 319 100%

2016 364 100%

Anggaran TA 2016 yang digunakan untuk pencapaian indikator

sasaran ini sebesar Rp 1.320.250.000 dan terealisasi sebesar Rp 1.262.794.511 atau 95,65% dari anggaran yang tersedia.

Permasalahan/kendala :

Tidak ada

Usulan Pemecahan Masalah :

(30)

3.2 Sumber Daya

3.2.1 Sumber Daya Manusia

Jumlah dan status Pegawai pada Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya per 31 Desember 2016 sejumlah 100 orang tenaga Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan 16 orang tenaga non PNS.

Berikut ini jumlah pegawai Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya Tahun 2016 menurut Jabatan, Golongan dan Tingkat Pendidikan :

Tabel 3.17 Sumber Daya Manusia Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya Tahun 2016

NO URAIAN JAN 2016 TAMBAH KURANG DES. 2016

A MENURUT JABATAN 1 STRUKTURAL Eselon I Eselon II 1 1 Eselon III 3 3 Eselon IV 6 1 5 2 FUNGS. TERTENTU 56 4 52 3 FUNGS. UMUM 41 2 39 4 NON PNS 16 1 1 16 JUMLAH 123 1 8 116 B MENURUT GOLONGAN Golongan IV 15 1 14 Golongan III 59 1 60 Golongan II 33 7 26 Golongan I NON PNS 16 1 1 16 JUMLAH 123 2 9 116 C MENURUT PENDIDIKAN PNS S2 7 7 S1 D.IV 31 8 1 1 30 7 D.III Akademi 22 15 22 15 SMA/Sederajat 17 3 14 SMP/Sederajat 5 2 3 SD 2 2

(31)

NO URAIAN JAN 2016 TAMBAH KURANG DES. 2016 NON PNS S1 5 5 D.III/Akademi 4 4 SMA/Sederajat 7 1 1 7 JUMLAH 123 1 8 116

3.2.2 Sumber Daya Anggaran

Dalam mencapai kinerjanya, tahun 2016 Balai Besar Laboratorium Kesehatan

Surabaya didukung oleh sumber daya anggaran sebesar Rp 25.089.310.000 yang berasal dari Dana Rupiah Murni sebesar

Rp 16.364.532.000 dan Dana BLU sebesar Rp 8.724.778.00.

Tabel 3.18 Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja Tahun 2016 per Jenis Belanja Kode Jenis

Belanja Uraian Jenis Belanja

Anggaran (Rupiah) Realisasi Belanja (Rupiah) Persentase 1 2 3 4 5=(4/3)x100% 51 Belanja Pegawai 7.363.617.000 6.783.472.431 92,12 52 Belanja Barang 16.405.443.000 14.845.914.002 90,49 53 Belanja Modal 1.320.250.000 1.262.794.511 95,65 Jumlah 25.089.310.000 22.892.180.944 91,24

Sumber : Sub Bagian Keuangan dan BMN BBLK Surabaya, 2016 Sumber Data : Sub Bagian Administrasi Umum BBLK Surabaya, 2016

(32)

3.2.3 Sumber Daya Sarana dan Prasarana

Laporan pengelolaan sumber daya sarana dan prasarana

a. BMN INTRAKOMPTABEL

Posisi Awal ( 1 Januari 2016) : Rp. 39.685.970.041

Penambahan : Rp. 4.680.533.511

Pengurangan : Rp. 1.108.525.150

Posisi Akhir ( 31 Desember 2016 ) : Rp. 43.257.978.402 b. BMN EKSTRAKOMPTABEL

Posisi Awal ( 1 Januari 2016 ) : Rp. 10.989.500

Penambahan : Rp. 252.000

Pengurangan : Rp. 2.304.500

Posisi Akhir ( 31 Desember 2016 ) : Rp. 8.937.000 c. BMN GABUNGAN INTRAKOMPTABEL dan EKSTRAKOMPTABEL

Posisi Awal ( 1 Januari 2016 ) : Rp. 39.696.959.541

Penambahan : Rp. 4.680.785.511

Pengurangan : Rp. 1.110.829.650

Posisi Akhir ( 31 Desember 2016 ) : Rp. 43.266.915.402 d. BMN ASET TAK BERWUJUD

Posisi Awal ( 1 Januari 2016 ) : Rp. 187.000.000

Penambahan : Rp. 0

Aset Definitif : Rp. 0

Posisi Akhir ( 31 Desember 2016 ) : Rp. 187.000.000 e. KONTRUKSI DALAM PENGERJAAN Posisi Awal ( 1 Januari 2016 ) : Rp. 0

Penambahan : Rp. 0

Pengurangan : Rp. 0

Posisi Akhir ( 31 Desember 2016 ) : Rp. 0

Gambar

Tabel 3.1  Formulir Pengukuran Kinerja Tahun 2016
Gambar 3.1  Hasil  Evaluasi  Indeks  Kepuasan  Masyarakat  (IKM)                           di BBLK Surabaya Tahun 2014-2016
Tabel 3.3  Jumlah  Pemutahiran  Metode  dan  atau  Penambahan  Parameter  Uji  untuk Surveilans Tahun 2014-2016
Tabel 3.4  Jumlah  Pemutahiran  Metode  dan  atau  Penambahan  Parameter  Uji  Pelayanan Laboratorium Tahun 2014-2016
+7

Referensi

Dokumen terkait

Program kegiatan ini didanai oleh DP2M Dikti Kemenristek Dikti melalui program Iptek bagi Masyarakat (IbM) tahun 2014 dan bertujuan untuk membantu pondok

OT.140/10/2013, kedudukan Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan (BBPKH) Cinagara adalah sebagai unit pelaksana teknis di bidang pelatihan, berada di bawah dan

Pendapatan Hibah adalah penerimaan Pemerintah Pusat yang berasal dari badan/lembaga dalam negeri atau perseorangan, pemerintah negara asing, badan/lembaga asing, badan/lembaga

Buku Petunjuk Praktikum Kimia Berbasis Green Chemistry untuk SMA/MA Kelas XI ini dalam setiap rancangan percobaan menggunakan alat dan bahan yang sederhana serta

Tujuan dari tugas akhir ini adalah merancang produk S-LUCY agar dapat dikontrol secara online serta jarak jauh dengan menggunakan tiga modul pendukung sebagai

Pemboran sumur dengan menggunakan metode casing directional drilling membutuhkan retrievable drilling assembly yang digunakan: 1.) untuk memperoleh kembali

KKP, yang merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Kesehatan dan berada serta bertanggung jawab kepada Direktorat Jenderal PP dan PL, berperan

Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas II Palembang sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian