• Tidak ada hasil yang ditemukan

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Akuntansi. Oleh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Akuntansi. Oleh"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGARUH KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN DAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP UPAYA BERWIRAUSAHA

PADA SISWA SMK MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

Pendidikan Akuntansi

Oleh

SETYA NUR HANIFAH A 210 100 060

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)
(4)

1

ABSTRAK

PENGARUH KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN DAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP UPAYA BERWIRAUSAHA

PADA SISWA SMK MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014

Setya Nur Hanifah A210100060

Program Studi Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2014. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) adanya pengaruh kompetensi kewirausahaan terhadap upaya berwirausaha pada siswa SMK Muhammadiyah 2 Surakarta tahun ajaran 2013/2014, 2) adanya pengaruh status sosial ekonomi orang tua terhadap upaya berwirausaha pada siswa SMK Muhammadiyah 2 Surakarta tahun ajaran 2013/2014, 3) adanya pengaruh kompetensi kewirausahaan dan status sosial ekonomi orang tua terhadap upaya berwirausaha pada siswa SMK Muhammadiyah 2 Surakarta tahun ajaran 2013/2014. Jenis penelitian yang digunkan adalah kuantitatif asosiatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMK Muhammadiyah 2 Surakarta tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 180 siswa dengan sampel 119 siswa yang diambil yaitu probability sampling dengan teknik random sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi dan metode angket yang telah diuji cobakan dengan uji validitas dan uji reabilitas. Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda, uji t, uji F, sumbangan relatif dan sumbangan efektif. Hasil dari analisis data diperoleh persamaan garis linier Y=4,569+0,540X1+0,309X2. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini

adalah: 1) ada pengaruh yang signifikan antara kompetensi kewirausahaan terhadap upaya berwirausaha. Hal ini terbukti dari hasil uji t yang memperoleh thitung > ttabel yaitu 3,648 > 1,981 (α = 5%) dan nilai signifikansi <0,05 yaitu

0,000; 2) ada pengaruh yang signifikan antara status sosial ekonomi orang tua terhadap upaya berwirausaha. Hal ini terbukti dari hasil uji t yang memperoleh thitung > ttabel yaitu 2,575 > 1,981 (α = 5%) dan nilai signifikansi <0,05 yaitu

0,011; 3) ada pengaruh yang signifikan antara kompetensi kewirausahaan dan status sosial ekonomi orang tua terhadap upaya berwirausaha. Hal ini terbukti dari hasil uji F yang memperoleh Fhitung > Ftabel yaitu 18,286 > 3,074 pada taraf

signifikansi 5%. 4) variabel X1 memberikan sumbangan relatif sebesar 61,68%

dan sumbangan efektif sebesar 14,80%, variabel X2 memberikan sumbangan

relatif sebesar 38,32% dan sumbangan efektif sebesar 9,20%. Hasil perhitungan untuk nilai R2 diperoleh 0,240 yang berarti 24% upaya berwirausaha dipengaruhi oleh kompetensi kewirausahaan dan status sosial ekonomi orang tua, sisanya sebesar 76% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Kata Kunci: kompetensi kewirausahaan, status sosial ekonomi orang tua, upaya berwirausaha

(5)

2 PENDAHULUAN

Pengangguran adalah salah satu permasalahan yang cukup besar yang kini dihadapi bangsa Indonesia. Badan Pusat Statistik (BPS) merilis jumlah pengangguran pada Agustus 2013 sebanyak 7,39 juta orang. Sekitar 11,19% dari total tersebut atau sekitar 814 ribu orang, merupakan tamatan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Kepala BPS Suryamin "Tingkat penggangguran terbuka pada Agustus 2013 untuk pendidikan, SMK menempati posisi tertinggi yaitu sebesar 11,19%, sementara posisi kedua terbanyak adalah tamatan Sekolah Menengah Atas (SMA) dengan 9,74% dari total pengangguran. Kemudian pengangguran terbanyak selanjutnya adalah tamatan Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebesar 7,6%, Diploma I/II/III dengan 6,01% dan universitas sebesar 5,5%. Pada posisi terendah adalah 3,51% tingkat pendidikan Sekolah Dasar (SD) ke bawah” ungkapnya di Gedung BPS, Jakarta, Rabu (6/11/2013). Artinya tamatan SMK lebih banyak menjadi pengangguran dibanding lainnya. Hal itu dapat terjadi karena kurangnya upaya berwirausaha siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Kebanyakan siswa memilih bekerja sesuai dengan jurusan yang mereka pilih ketika di SMK atau bekerja kepada orang lain tanpa mereka melihat jumlah lapangan kerja yang tersedia. Sempitnya lapangan kerja tidak bisa memuat tenaga kerja yang terlalu banyak sehingga menimbulkan pengangguran. Meskipun mereka mempunyai minat serta motivasi untuk menjadi wirausaha setelah lulus nanti, namun perlu adanya upaya yang dilakukan karena menjadi wirausaha tidak cukup hanya dengan adanya minat dan motivasi saja, melainkan harus ada upaya berwirausaha dari diri siswa itu sendiri.

(sumber : https://www.facebook.com/notes/herdiana-mulyono/pengangguran-lulusan-smk-semakin-banyak-semakin-baik-bagi indonesia/10151822771626848) Tokoh wirausaha, Ciputra (dalam Jaringnews, Jumat (13/04/2012), mengatakan “Untuk dapat menggerakan roda perekonomian nasional ke tingkat perkembangan yang optimal, maka dibutuhkan wirausaha yang memadai dan andal di bidangnya masing-masing. Oleh karena itu, dibutuhkan berbagai langkah untuk terus menggenjot minat wirausaha Tanah Air”. Kata dia, hingga kini jumlah

(6)

3

wirausahawan Indonesia masih jauh dari harapan. “Di Indonesia, jumlah penduduk yang menjadi wirausahawan masih di bawah 2 persen". Menurut dia, hingga kini jumlah wirausahawan di Indonesia, baru sekitar 0,18 persen. "Jumlah itu tetap saja masih belum memadai untuk menggerakkan perekonomian nasional ke tingkat perkembangan yang optimal" tegasnya. Untuk itu Ciputra berharap agar berbagai pihak terus mendorong upaya untuk meningkatkan minat, bakat serta kemauan masyarakat Indonesia akan wirausaha, khususnya dikalangan anak-anak muda. Pernyataan Ciputra ini berkaitan dengan akan digelarnya pameran produk-produk hasil karya dan kreasi siswa dari berbagai Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) diseluruh Indonesia. Pameran dengan tema “Kreatif, Inovatif, Mandiri, dan Berdayasaing” ini dilakukan sebagai upaya untuk menyemai benih wirausahawan dikalangan muda, khususnya siswa SMK.

(sumber : http://jaringnews.com/ekonomi/ukm/13475/ciputra-berharap-siswa-smk-jadi-penyelamat-ekonomi-indonesia)

Berdasarkan fakta dan harapan tersebut tampak masalah berupa rendahnya upaya berwirausaha siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Dengan demikian upaya berwirausaha siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menunjukkan hasil yang tidak sesuai dengan harapan. Seharusnya siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) mempunyai upaya berwirausaha yang besar untuk mengurangi adanya pengangguran setelah lulus nanti. Kurangnya upaya berwirausaha pada siswa lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) perlu diatasi supaya tidak terjadi pengangguran yang terlalu banyak. Untuk mengurangi pengangguran tersebut minimal harus ada perubahan pola pikir siswa dari mencari kerja menjadi menciptakan lapangan kerja. Pembangunan akan semakin berhasil jika ditunjang oleh wirausahawan yang dapat membuka lapangan kerja karena kemampuan pemerintah sangatlah terbatas. Untuk itu siswa SMK perlu dibekali dengan ketrampilan yang mengarah pada ketrampilan kerja dan mandiri (berwirausaha).

Sebagaimana telah diungkapkan oleh I Wayan Dipa (2011), Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah), Kementrian Koperasi dan UKM (Usaha Kecil Menengah) Jakarta, yang menyatakan bahwa tingkat kompetensi kewirausahaan di Indonesia masih sangat

(7)

4

rendah, bila dibandingkan dengan di negara-negara lain, seperti di Amerika Serikat sekitar 11%, di Singapura sekitar 7%, sedangkan di Indonesia hanya 0,24% saja yang memiliki kompetensi kewirausahaan dari sekitar 237,6 juta orang penduduk Indonesia. Padahal penguasaan kompetensi kewirausahaan memiliki peranan yang sangat penting dalam memajukan negara, karena kewirausahaan memiliki kekuatan yang diperlukan untuk menghasilkan kreativitas dan inovasi dalam upaya mencapai kehidupan masyarakat.

(sumber : http://ikdrardiana.blogspot.com/2013/09/kajian-teori.html)

Memperhatikan pandangan di atas dapat dikatakan bahwa, untuk menjadi seorang wirausaha yang sukses harus memiliki kompetensi kewirausahaan. Untuk itu Haris (2000), dalam Suryana, (2006:5) mengingatkan bahwa, ”Seorang wirausaha yang sukses pada umumnya adalah mereka yang memiliki kompetensi yaitu; memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan, dan kualitas individual yang meliputi; sikap, motivasi, nilai-nilai pribadi, serta tingkah laku yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan atau kegiatan”. Selanjutnya dijelaskan bahwa, pengetahuan saja tidaklah cukup bagi wirausaha, tetapi juga harus disertai dengan keterampilan seperti; keterampilan manajerial, keterampilan konseptual, keterampilan memahami, mengerti, berkomunikasi dan berelasi, keterampilan merumuskan masalah dan cara bertindak, keterampilan mengatur dan menggunakan waktu, serta keterampilan teknik lainnya secara spesifik. Dijelaskan juga bahwa, hanya memiliki pengetahuan dan keterampilan tidaklah cukup, untuk itu seorang wirausaha juga harus memiliki sikap, motivasi, dan komitmen terhadap pekerjaan yang sedang dihadapinya.

(sumber : http://ikdrardiana.blogspot.com/2013/09/kajian-teori.html)

Berdasarkan pendapat di atas, dapat diambil keputusan penguasaan kompetensi kewirausahaan sangat penting bagi siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Kompetensi kewirausahaan sangat berpengaruh terhadap upaya berwirausaha siswa, karena setelah memperoleh pengetahuan dan ketrampilan, upaya siswa untuk menjadi wirausaha akan meningkat atau bertambah besar. Siswa akan lebih memahami mengenai upaya apa yang harus dia lakukan setelah

(8)

5

dia memperoleh pengetahuan yang matang dan pengalaman yang cukup menjadi wirausaha.

Selain kompetensi kewirausahaan terdapat faktor lain yang dapat mempengaruhi upaya berwirausaha siswa yaitu kondisi keluarga karena keluarga merupakan media pertama dan utama yang berpengaruh terhadap perilaku dalam perkembangan anak. Peran orang tua sangat penting untuk menumbuhkan minat dan motivasi berwirausaha bagi para siswa, begitu juga dengan status sosial ekonomi yang terdiri dari status sosial ekonomi rendah, menengah, dan tinggi yang dimiliki orang tua.

Hermansyah (2013) dalam penelitiannya “Hubungan Status Sosial Ekonomi Orang Tua dan Prestasi Praktek Kerja Industri dengan Minat Berwirausaha Siswa Smk Negeri 1 Kota Jambi” mengatakan “Terdapat hubungan antara status sosial ekonomi orang tua dengan minat berwirausaha siswa dinyatakan H1 diterima dan H0 ditolak dengan nilai 9,81 >2,08”. Kemudian penelitian Andreas Adi Nugroho (2012) “Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua Siswa Terhadap Minat Berwirausahasiswa Kelas XII Program Keahlian Mekanik Otomotif SMK Ganesha Tama Boyolali” dapat di ambil kesimpulan bahwa “Besarnya pengaruh status sosial ekonomi terhadap minat berwirausaha adalah 20,42%”. Berati status sosial ekonomi orang tua siswa memberikan pengaruh terhadap minat berwirausaha siswa. Jika minat sudah ada dalam diri siswa, siswa akan termotivasi dan akan muncul upaya dalam diri siswa untuk berwirausaha, seehingga dapat dikatakan status sosial ekonomi orang tua akan mempengaruhi upaya berwirausaha siswa. Anak yang hidup dalam keluarga yang orang tuanya memiliki status sosial tinggi, akan memiliki minat serta motivasi untuk berwirausaha yang berbeda dengan anak yang orang tuanya memiliki status sosial ekonomi yang rendah. Anak yang orang tuanya memiliki status sosial ekonomi yang tinggi akan memiliki upaya yang besar untuk berwirausaha karena mereka lebih mudah memperoleh dana dibandingkan dengan anak yang orang tuanya memiliki status sosial ekonomi yang rendah. Bahkan dana yang didapat bisa jauh lebih besar dibandingkan dengan anak yang orang tuanya memiliki status sosial ekonomi rendah. Dengan dana yang besar, anak tersebut dapat memproduksi suatu barang atau jasa yang

(9)

6

lebih banyak dan kemungkinan keuntungan yang akan diperoleh pun akan besar pula.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa status sosial ekonomi orang tua memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap upaya berwirausaha siswa, khususnya Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Siswa akan mengetahui bahwa tujuan sebagian besar orang tua menyekolahkan anaknya di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) supaya anaknya setelah lulus nanti dapat langsung bekerja karena sudah mendapat pengetahuan dan pengalaman kerja yang didapatkan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) tanpa harus melanjutkan ke Perguruan Tinggi dengan biaya yang cukup mahal. Karena alasan tersebut, siswa akan memiliki upaya berwirausaha yang besar.

Dalam penelitian ini dipilih sebagai penduga yaitu kompetensi kewirausahaan dan status sosial ekonomi orang tua dengan alasan, kompetensi kewiausahaan berkontribusi banyak dibandingkan kompetensi mata pelajaran lainnya. Dalam mata pelajaran kewirausahaan siswa tidak hanya diberi pengetahuan tentang berwirausaha namun siswa juga akan melaksanakan berbagai praktik berwirausaha. Kemudian status sosial ekonomi orang tua yang akan mendorong minat serta motivasi siswa sehingga siswa memiliki upaya yang besar untuk berwirausaha.

Tujuan diadakannya penelitian ini 1) Untuk mengetahui adanya pengaruh kompetensi kewirausahaan terhadap upaya berwirausaha pada siswa SMK Muhammadiyah 2 Surakarta tahun ajaran 2013/2014, 2) Untuk mengetahui adanya pengaruh status sosial ekonomi orang tua terhadap upaya berwirausaha pada siswa SMK Muhammadiyah 2 Surakarta tahun ajaran 2013/2014, 3) Untuk mengetahui adanya pengaruh kompetensi kewirausahaan dan status sosial ekonomi orang tua terhadap upaya berwirausaha pada siswa SMK Muhammadiyah 2 Surakarta tahun ajaran 2013/2014.

METODE PENELITIAN

Metode merupakan suatu cara yang dapat digunakan peneliti dan dapat dilaksanakan dengan cara terencana, sistematis dan dapat mencapai tujuan.

(10)

7

Menurut Sugiyono (2010:1), “Metode Penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif asosaitif, dimana data yang diperoleh berasal dari angket atau data dan dokumentasi untuk mengetahui pengaruh atau hubungan variabel peneliti.

Penelitian ini dilakukan terhadap siswa SMK Muhammadiyah 2 Surakarta tahun ajaran 2013/2014. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan November 2013 sampai dengan selesai. Pengambilan sampel menurut Sugiyono (2010:115-126) dengan taraf kesalahan 5% sejumlah 119 siswa dan menggunakan simple random

sampling yaitu pengambilan sampel dari populasi secara acak tanpa

memperhatikan strata yang ada dalam siswa SMK Muhammadiyah 2 Surakarta Tahun Ajaran 2013/2014. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan angket dan dokumentasi. Variabel dalam penelitan ini terdiri dari variabel terikat dan variabel bebas. Variabel terikatnya yaitu upaya berwirausaha (Y), sedangkan variabel bebasnya yaitu kompetensi kewirausahaan (X1) dan status sosial ekonomi orang tua (X2). Dalam penelitian ini menggunakan instrumen yang berupa item-item pernyataan dalam bentuk angket yang sebelumnya diujicobakan pada subjek uji coba yang berjumlah 30 siswa SMK Muhammadiyah 2 Surakarta tahun ajaran 2013/2014 di luar sampel dalam populasi yang sama. Hasil uji coba instrumen dianalisis dengan menggunakan uji validitas dan uji realibilitas. Hasil dari pengumpulan data kemudian diuji dengan menggunakan uji prasyarat analisis terdiri dari uji normalitas dan uji linearitas. Teknik analisis data menggunakan analisis regresi linier ganda kemudian dilakukan pengujian hipotesis dari hipotesis yang telah diajukan.

HASIL PENELITIAN

SMK Muahammdiyah 2 Surakarta yang berlokasi di Jalan Letjen S. Parman No.9, Kelurahan Kestalan, Kecamatan Banjarsari, Kabupaten Surakarta, Kode Pos 57133. SMK Muhammadiyah 2 Surakarta didirikan pada tanggal 1 Agustus 1965 di bawah yayasan MAJLIS DIKDASMEN PDM SURAKARTA.

(11)

8

Tanggal 9 November 2010 SMK Muhammadiyah 2 Surakarta jenjang akreditasinya berubah menjadi DIAKUI “Terakreditasi B”. SMK Muhammadiyah 2 Surakarta mempunyai ruangan kelas sebanyak 9 kelas yang digunakan untuk proses belajar mengajar. Tiga ruang kelas untuk kelas X, tiga ruang kelas untuk kelas XI, dan tiga ruang kelas untuk kelas XII. SMK Muhammadiyah 2 Surakarta mempunyai tiga jurusan yaitu : Akuntansi (AK), Pemasaran (PJ/PM) danAdministrasi Perkantoran (AP). Jumlah siswa pada saat ini adalah 180 siswa, diantaranya 48 siswa kelas X, 52 siswa kelas XI, dan 80 siswa kelas XII.

Visi SMK Muhammadiyah 2 Surakarta yaitu mewujudkan SMK Muhammadiyah 2 Surakarta sebagai lembaga pendidikan yang unggul dan kompetitif dalam prestasi, dedikasi dan religi untuk terciptanya sumber daya manusia yang cerdas, terampil dan berkarakter. Sedangkan miisi SMK Muhammadiyah 2 Surakarta yaitu : 1) Menyelenggarakan pendidikan yang islami, efektif, kreatif dan efisien untuk menumbuhkan jiwa akhlaqul karimah dan semangat global dilingkungan sekolah, 2) Meningkatkan kualitas organisasi dan manajemen sekolah dalam menumbuhkan semangat keunggulan dan kompetitif, 3) Mengembangkan kwalitas dan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan dalam mewujudkan pelayanan yang optimal di berbagai bidang, 4) Memberdayakan secara optimal sarana dan prasarana pendidikan dalam mendukung penguasaan IPTEK, 5) Mewujudkan lulusan yang memiliki prestasi, dedikasi dan ketrampilan yang unggul dan berkarakter kuat.

Tujuan SMK Muhammadiyah 2 Surakarta diantaranya adalah : 1) Menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja mandiri, mengisi lowongan kerja yang ada di dunia usaha dan industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan kompetensi dalam program keahlian yang dipilihnya, 2) Menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karier, ulet dan gigih dalam berkompetensi, beradaptasi di lingkungan kerja dan mengembangkan sikap profesional dalam bidang keahlian yang diminatinya, 3) Membekali siswa dengan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni agar mampu mengembangkan diri dikemudian hari, baik secara mandiri maupun melalui

(12)

9

jenjang pendidikan yang lebih tinggi, 4) Membekali peserta didik dengan kompetensi-kompetensi yang sesuai dengan program keahlian yang dipilih.

Data upaya berwirausaha (Y) yang diperoleh melalui angket, hasil dari analisis output SPSS For Windows 16.0 diperoleh : Mean sebesar 51,14 dengan standar error of mean sebesar 0,409, Median sebesar 52,00, Modus sebesar 52, Skor maksimal diperoleh angka 60, skor minimal diperoleh angka 38, Standar deviasi sebesar 4,467 yang merupakan akar dari variance yaitu 19,954.

Skewness sebesar -0,228 yang diubah ke angka rasio dengan cara membagi dengan Std.Error Skewness sebesar 0,222 dan diperoleh hasil -1,027. Kurtosis sebesar -0,229 dan diubah ke nilai rasio dengan cara memebagi dengan Std.Error Kurtosis sebesar 0,440 dan diperoleh hasil -0,520.

Data kompetensi kewirausahaan (X1) yang diperoleh melalui dokumentasi, hasil analisis output SPSS For Windows 16.0 diperoleh : Mean sebesar 77,31 dengan standar error of mean sebesar 0,253, Median sebesar 77,00, Modus sebesar 77, Skor maksimal diperoleh angka 84, Skor minimal diperoleh angka 70, Standar deviasi sebesar 2,761 yang merupakan akar dari variance yaitu 7,623. Skewness sebesar -0,038 dan diubah ke angka rasio dengan cara membagi dengan Std.Error Skewness sebesar 0,222 dan diperoleh hasil -0,171. Kurtosis diperoleh sebesar -0,207 dan diubah ke angka rasio dengan cara membagi dengan Std.Error Kurtosis sebesar 0,440 dan memperoleh angka -0,470.

Data status sosial ekonomi orang tua (X2) diperoleh melalui angket, hasil analisis output SPSS For Windows 16.0 diperoleh : Mean sebesar 15,41 dengan

standar error of mean sebesar 0,312, Median sebesar 15,00, Modus sebesar 14, Skor maksimal diperoleh angka 27, Skor minimal diperoleh angka 8, standar deviasi 3,406 yang merupakan akar dari variance 11,600. Skewness sebesar 0,364 dan diubah ke angka rasio dengan cara membagi dengan Std.Error Skewness

sebesar 0,222 dan diperoleh angka sebesar 1,558. Kurtosis sebesar 0,416 dan diubah ke angka rasio dengan membagi dengan Std.Error Kurtosis sebesar 0,440 dan diperoleh hasil -0,945.

(13)

10

Berdasarkan uji validitas diketahui bahwa semua item pernyataan baik dari variabel upaya berwirausaha maupun status sosial ekonomi orang tua dinyatakan valid. Dapat dinyatakan valid karena memiliki nilai rhitung > rtabel dan nilai signifikansi < 0,05. Berdasarkan uji uji reliabilitas (r11) dari kompetensi kewirausahaan sebesar 0,854 dan status sosial ekonomi orang tua sebesar 0,381.

Hasil uji prasyarat analisis dari uji normalitas yang dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah regresi variabel dependen, variabel independen, atau keduanya memiliki distribusi normal atau mendekati normal yang menggunakan teknik uji Liliefors atau dalam program SPSS disebut juga dengan

Kolmogorov-Smirnov menyimpulkan bahwa data dari upaya berwirausaha,

kompetensi kewirausahaan, dan status sosial ekonomi orang tua, dengan nilai Lhitung < Ltabel. Untuk variabel upaya berwirausaha yaitu 0,080 < 0,081 atau nilai signifikansi sebesar 0,057. Variabel kompetensi kewirausahaan yaitu sebesar 0,077 < 0,081 atau nilai signifikansi sebesar 0,080. Variabel status sosial ekonomi orang tua yaitu sebesar 0,078 < 0,081 atau signifikansi sebesar 0,069.

Hasil uji prasyarat analisis dari uji linearitas yang digunakan untuk mengetahui apakah model hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat merupakan hubungan garis lurus ( hubungan linier) atau untuk mengetahui apakah setiap variabel bebas dan variabel terikat bersifat linier atau tidak yang menggunakan bantuan SPSS For Windows 16.0 antara variabel kompetensi kewirausahaan terhadap upaya berwirausaha menunjukkan bahwa mempunyai hubungan yang linier dengan Fhitung < Ftabel yaitu 0,928 < 1,815 dan nilai signifikansi 0,527 > 0,05. Sedangkan untuk variabel status sosial ekonomi orang tua terhadap upaya berwirausaha menunjukkan bahwa mempunyai hubungan yang linier dengan Fhitung < Ftabel yaitu 0,806 < 1,745 dengan nilai signifikansi 0,676 > 0,05.

Uji prasyarat analisis telah terpenuhi, kemudian dilakukan analisis regresi linier ganda yang dilakukan dengan bantuan SPSS For Windows 16.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi kewirausahaan dan status sosial

(14)

11

ekonomi orang tua mempunyai pengaruh terhadap upaya berwirausaha. Hal itu dapat dilihat dari persamaan regresi linier yaitu Y= 4,659+ 0,540X1 + 0,309X2, berdasarkan persamaan tersebut terlihat bahwa koefisien regresi dari masing-masing variabel independen bernilai positif, kompetensi kewirausahaan dan status sosial ekonomi orang tua secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap upaya berwirausaha. Nilai 4,659 menyatakan jika kompetensi kewirausahaan dan status sosial ekonomi orang tua dianggap konstan, maka upaya berwirausaha akan sama dengan 4,659. Nilai 0,540 menyatakan jika kompetensi kewirausahaan meningkat satu poin maka skor upaya berwirausaha akan meningkat sebesar 0,540 (dengan asumsi variabel kompetensi kewirausahaan dianggap konstan), sedangkan nilai 0,309 menyatakan jika status sosial ekonomi orang tua meningkat satu poin maka skor upaya berwirausaha akan meningkat sebesar 0,309 (dengan asumsi variabel status sosial ekonomi orang tua dianggap konstan).

Variabel kompetensi kewirausahaan terhadap upaya berwirausaha. Hasil uji hipotesis pertama diketahui bahwa koefisien arah regresi dari variabel kompetensi kewirausahaan terhadap upaya berwirausaha sebesar 0,540 atau positif, sehingga dapat dikatakan bahwa variabel kompetensi kewirausahaan berpengaruh positif terhadap upaya berwirausaha. Kemudian berdasarkan uji keberartian koefisien regresi linier berganda untuk variabel kompetensi kewirausahaan terhadap upaya berwirausaha diperoleh thitung > ttabel yaitu 3,648 > 1,981 dan nilai signifikan 0,000 < 0,05. Sumbangan relatif sebesar 61,68% dan sumbangan efektif sebesar 14,80%. Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa semakin baik kompetensi kewirausahaan akan semakin tinggi upaya berwirausaha, begitu juga sebaliknya semakin buruk kompetensi kewirausahaan maka semakin rendah pula upaya berwirausaha.

Variabel status sosial ekonomi orang tua terhadap upaya berwirausaha. Hasil uji hipotesis pertama diketahui bahwa koefisien arah regresi dari variabel status sosial ekonomi orang tua terhadap upaya berwirausaha sebesar 0,309 atau positif, sehingga dapat dikatakan bahwa variabel status sosial ekonomi orang tua berpengaruh positif terhadap upaya berwirausaha. Kemudian berdasarkan uji

(15)

12

keberartian koefisien regresi linier berganda untuk variabel status sosial ekonomi orang tua terhadap upaya berwirausaha diperoleh thitung > ttabel yaitu 2,575 > 1,981 dan nilai signifikan 0,011 < 0,05. Sumbangan relatif sebesar 38,32% dan sumbangan efektif sebesar 9,20%. Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa semakin tinggi status sosial ekonomi orang tua akan semakin tinggi upaya berwirausaha, begitu juga sebaliknya semakin rendah status sosial ekonomi orang tua maka semakin rendah pula upaya berwirausaha.

Variabel kompetensi kewirausahaan dan status sosial ekonomi orang tua terhadap upaya berwirausaha. Hasil uji F atau uji keberartian regresi linier berganda diketahui bahwa nilai Fhitung > Ftabel yaitu 18,286 > 3,074 dan nilai signifikan 0,000 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa kompetensi kewirausahaan dan status sosial ekonomi orang tua secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap upaya berwirausaha. Berdasarkan kesimpulan tersebut dapat dikatakan bahwa semakin baik kompetensi kewirausahaan dan semakin tinggi status sosial ekonomi orang tua akan meningkatkan upaya berwirausaha. Begitu juga sebaliknya, semakin buruk kompetensi kewirausahaan dan semakin rendah status sosial ekonomi orang tua akan menurunkan upaya berwirausaha. Kemudian koefisien determinasi yang diperoleh sebesar 0,240 yang berarti bahwa pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat adalah sebesar 24%. Dari hasil perhitungan diketahui bahwa variabel kompetensi kewirausahaan terhadap upaya berwirausaha memberikan sumbangan relatif 61,68% dan sumbangan efektif sebesar 14,80%. Variabel status sosial ekonomi orang tua terhadap upaya berwirausaha sumbangan relatif sebesar 38,32% dan sumbangan efektif sebesar 9,20%. Dengan melihat dari sumbangan relatif dan sumbangan efektif, hal ini menunjukkan bahwa variabel kompetensi kewirausahaan memiliki pengaruh yang dominan terhadap upaya berwirausaha.

PEMBAHASAN

Hasil uji hipotesis pertama yaitu “ada pengaruh kompetensi kewirausahaan terhadap upaya berwirausaha pada siswa SMK Muhammadiyah 2 Surakarta

(16)

13

Tahun Ajaran 2013/2014”. Berdasarkan uji t untuk variabel kompetensi kewirausahaan (b1) diperoleh thitung > ttabel yaitu 3,648 > 1,981 dengan nilai signifikansi < 0,05 yaitu 0,000 dengan sumbangan relatif sebesar 61,68% dan sumbangan efektif sebesar 14,80%. Kesimpulannya semakin baik kompetensi kewirausahaan, maka semakin tinggi upaya berwirausaha atau sebaliknya.

Penelitian yang dilakukan I Ketut Arwana (2012) yang berjudul “Determinasi Latihan Kerja, Kompetensi Kewirausahaan, dan Bimbingan Karier Terhadap Kesiapan Kerja Siswa SMK Negeri Kelompok Teknologi dan Rekayasa Di Kabupaten Buleleng” dapat disimpulkan bahwa latihan kerja, kompetensi kewirausahaan, dan bimbingan karier memiliki determinasi yang sangat tinggi terhadap kesiapan kerja siswa SMK Negeri Kelompok Teknologi dan Rekayasa di Kabupaten Buleleng. Hasil Penelitian menunjukkan determinasi yang signifikan dari latihan kerja, kompetensi kewirausahaan, dan bimbingan karier terhadap kesiapan kerja siswa dengan masing-masing sumbangan efektifnya adalah 18,47%, 16,85%, dan 18,35%. Apabila kompetensi kewirausahaan memberikan determinasi yang signifikan terhadap kesiapan kerja siswa, berati siswa juga siap untuk menjadi wirausaha dengan upaya yang dimiliki serta pengetahuan dan latihan keterampilan yang dia dapat. Sehingga kompetensi dapat mempengaruhi upaya berwirausaha siswa.

Berkaitan dengan penelitian terdahulu terdapat kesamaan dengan penelitian yang saya lakukan, yaitu mengukur besarnya pengaruh kompetensi kewirausahaan terhadap upaya berwirausaha. Akan tetapi data yang digunakan oleh peneliti terdahulu untuk meneliti variabel kompetensi kewirausahaan dengan menggunakan kuesioner/angket sedangkan data yang saya gunakan adalah dokumentasi nilai atau hasil belajar kewirausahaan yang terdiri dari nilai pengetahuan dan praktik. Hasil penelitian yang saya lakukan dibandingkan dengan penelitian terdahulu menunjukkan hasil yang lebih memuaskan karena dengan menggunakan metode dokumentasi nilai pengetahuan dan ketrampilan, upaya berwirausaha siswa akan lebih jelas terlihat dari nilai atau hasil belajar kewirausahaan itu, dimana siswa yang upaya berwirausahanya tinggi pasti

(17)

14

memiliki kompetensi kewirausahaan yang baik begitu juga sebaliknya. Namun disisi lain penelitian yang saya lakukan juga mempunyai kekurangan dibandingkan dengan penelitian terdahulu karena sumbangan efektif yang dihasilkan variabel kompetensi pada penelitian saya lebih kecil dibandingkan dengan hasil sumbangan efektif yang dilakukan oleh peneliti terdahulu, selain itu juga jumlah sampel pada penelitian saya jauh lebih sedikit jumlahnya sehingga kurang mewakili apabila terdapat pertanyaan yang diajukan.

Hasil uji hipotesis kedua yaitu “ada pengaruh status sosial ekonomi orang tua terhadap upaya berwirausaha pada siswa SMK Muhammadiyah 2 Surakarta tahun ajaran 2013/2014”. Berdasarkan uji t untuk variabel status sosial ekonomi orang tua (b2) diperoleh thitung > ttabel yaitu 2,575 > 1,981 dengan nilai signifikansi < 0,05 yaitu 0,011 dengan sumbangan relatif sebesar 38,32% dan sumbangan efektif sebesar 9,20%. Kesimpulannya bahwa semakin tinggi status sosial ekonomi orang tua maka, akan semakin tinggi pula upaya berwirausaha atau sebaliknya.

Penelitian yang dilakukan oleh Hermansyah (2013) yang berjudul “Hubungan Status Sosial Ekonomi Orang Tua dan Prestasi Praktek Kerja Industri dengan Minat Berwirausaha Siswa Smk Negeri 1 Kota Jambi” pada hasil uji hipotesis pertama ada hubungan antara status sosial ekonomi orang tua dengan minat berwirausaha menunjukkan thitung > ttabel yaitu 9,81 > 2,08, kemudian hasil uji hipotesis kedua yaitu ada hubungan antara praktik kerja industri dengan minat berwirausaha menunjukkan thitung < ttabel yaitu 0,14 < 2,08, dan pada hasil uji hipotesis ketiga ada hubungan antara status sosial ekonomi orang tua dan praktik kerja industri dengan minat berwirausaha menunjukkan thitung > ttabel yaitu 6,452 >2,08”. Berarti terdapat hubungan antara status sosial ekonomi orang tua dan prestasi praktek kerja industri dengan minat berwirausaha siswa. Apabila minat sudah ada padadiri siswa, maka siswa akan termotivasi dan akan berupaya untuk menjadi wirausaha.

(18)

15

Berkaitan dengan penelitian terdahulu terdapat kesamaan dengan penelitian yang saya lakukan, yaitu mengukur besarnya pengaruh status sosial ekonomi orang tua terhadap upaya berwirausaha. Akan tetapi peneliti terdahulu menggunakan sampel yang berjumlah 24 siswa jauh lebih sedikit dibandingkan dengan sampel yang saya gunakan pada penelitian ini yaitu berjumlah 119. Sehingga hasil penelitian yang saya lakukan lebih memuaskan dibandingkan dengan penelitian terdahulu karena karena jumlah sampel yang saya gunakan lebih banyak, sehingga hasil penelitian lebih mewakili pertanyaan yang diajukan. Namun disisi lain, penelitian yang saya lakukan juga memiliki kekurangan dibandingkan dengan penelitian yang terdahulu. Pengaruh variabel status ekonomi orang tua sangat kecil dengan sumbangan efektif 9,20% dibandingkan dengan pengaruh status sosial ekonomi orang tua yang ada padapenelitian terdahulu. Kenyataan ini disadari oleh peneliti obyek penelitian, yaitu sebagian besar siswa orang tuanya memiliki status sosial ekonomi yang sedang bahkan rendah.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel kompetensi kewirausahaan dan status sosial ekonomi orang tua masing-masing berpengaruh terhadap upaya berwirausaha. Hal ini dapat dilihat dari persamaan regresi linier ganda sebagai berikut Y = 4,659+ 0,540X1 + 0,309X2. Berdasarkan persamaan tersebut dapat dilihat bahwa koefisien regresi masing-masing variabel bernilai positif yang artinya kompetensi kewirausahaan dan status sosial ekonomi orang tua secara keseluruhan berpengaruh positif terhadap Y.

Dilihat dari uji hipotesis pertama yang diajukan adalah “ada pengaruh kompetensi kewirausahaan terhadap upaya berwirausaha pada siswa SMK Muhammadiyah 2 Surakarta tahun ajaran 2013/2014” diketahui bahwa, koefisien arah regresi dari variable kompetensi kewirausahaan (b1) sebesar 0,540 bernilai positif sehingga variabel kompetensi kewirausahaan semakin baik digunakan maka akan semakin baik upaya berwirausaha atau sebaliknya.

Hasil uji hipotesis kedua diketahui koefisien regresi status sosial ekonomi orang tua (b2) sebesar 0,309 bernilai positif sehingga, variabel status sosial

(19)

16

ekonomi orang tua berpengaruh terhadap upaya berwirausaha. Kesimpulannya dapat dikatakan bahwa semakin tinggi status sosial ekonomi orang tua maka akan semakin tinggi upaya berwirausaha atau sebaliknya.

Berdasarkan uji regresi linier ganda atau uji F diketahui bahwa nilai Fhitung > Ftabel yaitu 18,286 > 3,074 dengan nilai signifikansi < 0,05 yaitu 0,000. Hal ini menujukkan bahwa kompetensi kewirausahaan dan status sosial ekonomi orang tua memiliki kecenderungan yang sama dengan adanya kombinasi yang diikuti oleh peningkatan upaya berwirausaha. Koefisien determinasi sebesar 0,240 yang artinya bahwa ada pengaruh yang diberikan oleh kombinasi variabel kompetensi kewirausahaan dan status sosial ekonomi orang tua terhadap upaya berwirausaha 24% sedangkan 76% dipengaruh oleh faktor lain yang tidak diteliti oleh penulis.

Hasil perhitungan dapat diketahui bahwa variabel kompetensi kewirausahaan memberikan sumbangan relatif sebesar 61,68% dan sumbangan efetif sebesar 14,80%. Sedangkan status sosial ekonomi orang tua memberikan sumbangan relatif 38,32% dan subangan efektif sebesar 9,20%. Sehingga, dari hasil tersebut dibandingkan bahwa kompetensi kewirausahaan memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap upaya berwirausaha dibandingkan variabel status sosial ekonomi orang tua.

Kesimpulannya semakin baik kompetensi kewirausahaan, maka semakin tinggi upaya berwirausaha atau sebaliknya. Kompetensi kewirausahaan menunjukkan seberapa besar pengetahuan dan keterampilan siswa dalam berwirausaha. Hal ini menjadi modal bagi siswa untuk berwirausaha setelah lulus nanti. Pendidikan berupa pengetahuan membekali kemampuan teoritis siswa, sedangkan pendidikan berupa latihan/keterampilan dimaksudkan untuk membekali kemampuan praktis agar nantinya setiap siswa dalam berwirausaha dapat terlaksana dengan efektif dan efisien. Pendidikan berupa keterampilan diberikan agar dapat dijadikan sebagai bekal untuk melangkah di dalam dunia kerja. Diharapkan dalam diri siswa terdapat keinginan untuk mandiri dengan memakai bekal, dan pelajaran keterampilan yang telah mereka peroleh di bangku

(20)

17

sekolah. Sehingga dengan hasil belajar yang baik maka ia akan mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang lebih sehingga dapat menjadi bekal untuk berwirausaha di kemudian hari.

Orang tua yang memiliki status sosial ekonomi tinggi akan lebih mampu memenuhi kebutuhan anak dari pada orang tua yang memiliki status sosial ekonomi rendah. Hal ini berhubungan pula dengan sumber permodalan, dimana orang tua yang berstatus sosial ekonomi tinggi mampu menyediakan modal yang cukup bagi anaknya untuk berwirausaha. Sedangkan orang tua yang berstatus sosial ekonomi rendah kurang bahkan tidak mampu menyediakan modal yang cukup bagi anaknya untuk berwirausaha.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan 1) Hasil analisis regresi linier ganda diperoleh persamaan Y= 4,659+ 0,540X1 + 0,309X2 yang artinya upaya berwirausaha dipengaruhi oleh variabel kompetensi kewirausahaan (X1) dan status sosial ekonomi orang tua (X2). Variabel kompetensi kewirausahaan (X1) berpengaruh positif terhadap upaya berwirausaha. Terbukti dari hasil uji t yang memperoleh sebesar thitung 3,684 > ttabel 1,981 dengan dengan taraf signifikansi 5%. Variabel kompetensi kewirausahaan terhadap upaya berwirausaha memberikan sumbangan relatif sebesar 61,68%. 2) Variabel status sosial ekonomi orang tua (X2) berpengaruh positif terhadap upaya berwirausaha. Terbukti dari hasil uji t yang memperoleh sebesar thitung 2,575 > ttabel 1,981 dengan dengan taraf signifikansi 5%. Variabel status sosial ekonomi orang tua terhadap upaya berwirausaha sumbangan relatif sebesar 38,32%. 3) Variabel kompetensi kewirausahaan dan status sosial ekonomi orang tua secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap upaya berwirausaha. Terbukti hasil uji F yang memperoleh Fhitung > Ftabel yaitu 18,286 > 3,074 dengan taraf signifikansi 5%. 4) Hasil perhitungan sumbangan efektif menunjukkan bahwa kontribusi kompetensi kewirausahaan terhadap upaya berwirausaha sebesar 14,80%. Sedangkan status

(21)

18

sosial ekonomi orang tua memberikan kontribusi terhadap upaya berwirausaha sebesar 9,20% sehingga total sumbangan efektif kompetensi kewirausahaan dan status sosial ekonomi orang tua terhadap upaya berwirausaha sebesar 24%.

DAFTAR PUSTAKA

Andreas Adi Nugroho. 2010. PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA SISWA TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHASISWA KELAS XII PROGRAM KEAHLIAN MEKANIK OTOMOTIF SMK GANESHA TAMA BOYOLALI.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Hermansyah. 2013. HUBUNGAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PRESTASI PRAKTEK KERJA INDUSTRI DENGAN MINAT

BERWIRAUSAHA SISWA SMK NEGERI 1 KOTA JAMBI. Universitas

Jambi.

http://ikdrardiana.blogspot.com/2013/09/kajian-teori.html. Dikutip pada tanggal 10 Desember 2013 ( pukul 10.22)

http://jaringnews.com/ekonomi/ukm/13475/ciputra-berharap-siswa-smk-jadi-penyelamat-ekonomi-indonesia/ Dikutip pada tanggal 11 Desember 2013 (pukul 17.31)

https://www.facebook.com/notes/herdiana-mulyono/pengangguran-lulusan-smk-semakin-banyak-semakin-baik-bagi-indonesia/10151822771626848/ Dikutip pada tanggal 11 Desember 2013 (pukul 18.20)

I Ketut Arnawa (2012) yang berjudul “DETERMINASI LATIHAN KERJA,

KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN, DAN BIMBINGAN KARIER

TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA SMK NEGERI KELOMPOK

TEKNOLOGI DAN REKAYASA DI KABUPATEN BULELENG. Universitas

Pendidikan Ganesha.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Widiyanto, Joko. 2010. SPSS For Windows. Surakarta. Muhammadiyah University Press.

Referensi

Dokumen terkait

beberapa nilai untuk setiap kejadian. Contoh dalam skripsi kami, entitas Siswa memiliki beberapa nilai untuk atribut Nomor_Telpon pada setiap kejadian. 5) Derived

Hal ini berarti 12,1% luas pengungkapan CSR perusahaan dipengaruhi variabel independen berupa ukuran dewan komisaris, komisaris independen, proporsi wanita dalam

Oleh yang demikian, menurut Abdul Djalil (2012), perlaksanaan zikir ini tidak seharusnya disempitkan hanya dengan duduk berzikir sahaja, bahkan zikir ini boleh disintesiskan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa kategori tinggi mampu mengajukan dugaan, melakukan manipulasi matematika dan memberikan alasan atau bukti terhadap solusi dengan

Tunduk kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku dari waktu ke waktu dalam wilayah hukum di mana kantor cabang Bank maupun media Jasa Bank dan/atau Rekening berada,

Mekanisme yang dilakukan oleh para pejabat birokrasi tersebut antara lain dengan cara pembelian suara dari masyarakat dalam hal ini menyuruh untuk memilih patronnya atau

Dari gambar 5.6 terlihat bahwa distribusi tekanan pada permukaan bagian kaca belakang mobil dan permukaan depan mobil memiliki selisih nilai distribusi tekanan yang

terjadi mele2ihi dari yang diper2olekan1 maka perlu dilakukan identifikasi terjadi mele2ihi dari yang diper2olekan1 maka perlu dilakukan identifikasi fa6tor