29
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat PenelitianPenelitian dilakukan di Bursa Efek Indonesia untuk periode tahun 2010 sampai dengan tahun 2012, waktu penelitian ini direncanakan mulai bulan Februari 2014. Penelitian ini mulai dilakukan pada bulan Mei 2013 di Bursa Efek Indonesia.
B. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kausal dimana penelitian diarahkan untuk memperoleh fakta dari fenomena yang ada dan menguji hipotesis tentang pengaruh kandungan informasi komponen laporan arus kas, laba kotor, kepemilikan institusional dan size perusahaan terhadap Cumulative Abnormal
Return (CAR).
C. Definisi dan Operasionalisasi Variabel 1. Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Cumulative Abnormal
Return (CAR). Cumulative Abnormal Return (CAR) merupakan
penjumlahan abnormal return selama periode pengamatan. Abnormal return
adalah selisih antara tingkat keuntungan sebenarnya (actual return) dengan tingkat keuntungan yang diharapkan (expected return).
Cummulative Abnormal Return dapat dihitung dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
Actual return merupakan return yang terjadi pada waktu ke-t, yang merupakan selisih harga sekarang relatif terhadap harga sebelumnya. Rumus dari actual return adalah sebagai berikut:
R = Pit – Pit-1 Pit-1 Dimana:
Rit : actual return perusahaan i pada hari ke-t
Pit : harga saham penutupan perusahaan i pada hari ke-t Pit-1 : harga saham penutupan perusahaan i pada hari ke t-1 2) Menghitung return ekspektasi (expected return) saham
Dalam penelitian ini, expected return dihitung dengan menggunakan model pasar yang disesuaikan (market-adjusted model) yang mengacu pada model yang digunakan oleh Rachmawati dan Tandelilin (2001).
Penggunaan model ini didasarkan pada pertimbangan bahwa pasar modal Indonesia masih dalam tahap perkembangan (emerging
market). Pada tahap ini, pasar modal memiliki ciri bahwa sebagian
besar saham yang diperdagangkan transaksinya tidak likuid (thin
market) sehingga saham tersebut jarang diperdagangkan. Akibatnya
banyak saham yang menghasilkan return nol (0) selama tidak terjadi transaksi. Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka penelitian ini akan menggunakan model pasar yang disesuaikan (market-adjusted model).
Perhitungan return ekspektasi dengan market-adjusted model ini, return saham yang diestimasi adalah sama dengan return pasar harian. Persamaannya yaitu:
Rmt = IHSGt – IHSGt-1 IHSGt-1 Dimana:
Rmt = return pasar i pada hari ke-t
IHSGt = Indeks Harga Saham Gabungan pada hari ke-t IHSGt-1 = Indeks Harga Saham Gabungan pada hari ke t-1
3) Menghitung market-adjusted abnormal return
Abnormal return saham merupakan selisih antara actual return
dengan expected return. Abnormal return dihitung dengan rumus sebagai berikut:
ARi,t = Ri,t– RM,t
Dimana:
ARi,t = abnormal return saham i pada periode ke-t.
Ri,t = actual return saham i pada periode ke-t.
RM,t = return pasar (expected return) saham i pada periode ke-t.
4) Menghitung Cummulative Abnormal Return (CAR)
Dari penjelasan diatas, maka CAR dapat dihitung dengan cara:
CARit = ARit
Dimana:
CARit = CAR saham ke-i pada hari ke-t yang dihitung mulai awal periode jendela sampai dengan akhir periode jendela.
ARit = Abnormal return saham ke-i pada hari ke-t yaitu mulai t-5 sampai dengan t+5.
2. Variabel Independen
Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini yang diduga memiliki pengaruh terhadap Cumulative Abnormal Return (CAR), adalah sebagai berikut:
a. Laba Kotor
Laba kotor merupakan selisih hasil penjualan dengan harga pokok penjualan. Alasan menggunakan laba kotor ini adalah karena komponen yang berada dalam laba kotor berhubungan langsung dengan pendapatan perusahaan berbeda dengan komponen yang terdapat dalam laba operasi dan laba bersih.
Menurut penelitian Rahmat & Erna (2005), laba kotor memiliki kualitas laba yang lebih baik dibandingkan kedua angka laba yang lain yaitu laba bersih dan laba operasi sehingga lebih mampu memberikan gambaran yang lebih baik tentang hubungan antara laba dengan harga saham.
Rasio Laba = Laba kotor Total Aktiva b. Arus Kas Dari Aktivitas Operasi
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, laporan arus kas salah satunya bertujuan untuk mengevaluasi struktur keuangan entitas (termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuannya dalam memenuhi kewajiban dan membayar dividen. Arus kas terdiri dari tiga komponen
yaitu arus kas operasi, investasi dan pendanaan yang masing-masing diteliti pengaruhnya terhadap abnormal return.
Arus kas operasi ini diproxy dari total arus kas operasi yang terdapat dalam laporan arus kas perusahaan. Arus kas operasi diukur berdasarkan rasio sebagai berikut:
Rasio Arus Kas Operasi = Arus Kas Operasi Total Aktiva c. Arus Kas Dari Aktivitas Investasi
Arus kas investasi ini diproxy dari total arus kas investasi yang terdapat dalam laporan arus kas perusahaan. Arus kas investasi diukur berdasarkan rasio sebagai berikut:
Rasio Arus Kas Investasi = Arus Kas Investasi Total Aktiva d. Arus Kas Dari Aktivitas Pendanaan
Arus kas pendanaan ini diproxy dari total arus kas pendanaan yang terdapat dalam laporan arus kas perusahaan. Arus kas pendanaan diukur berdasarkan rasio sebagai berikut:
Rasio Arus Kas Pendanaan = Arus Kas Pendanaan Total Aktiva e. Kepemilikan Institusional
Kepemilikan institusional ini diukur dengan memperhitungkan jumlah saham yang dimiliki investor institusi pada akhir tahun dibagi dengan jumlah saham yang beredar. Kepemilikan institusional dalam penelitian ini dibatasi hanya kepemilikan yang dimiliki oleh lembaga keuangan yang terdiri dari kepemilikan atas perbankan, perusahaan asuransi, perusahaan
reksadana dan dana pensiun. Adapun rasio kepemilikan institusional dalam penelitian ini ialah sebagai berikut :
Kepemilikan Institusional = Saham institusional yang dimiliki Jumlah Saham Beredar
f. Size Perusahaan
Size perusahaan diukur dengan menggunakan log total asset. Karena total asset merupakan salah satu indikator besar kecilnya ukuran perusahaan.
Size Perusahaan = Log (Total Asset) D. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak tahun 2010-2012. Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan tehnik purposive sampling, yaitu populasi yang dijadikan sampel merupakan populasi yang memenuhi kriteria. Kriteria yang digunakan untuk memilih sampel adalah:
1. Perusahaan tidak delisting selama periode 2010-2012, dan tahun buku berakhir tanggal 31 Desember.
2. Laporan keuangan dinyatakan dalam rupiah.
3. Perusahaan telah menerbitkan dan mempublikasikan laporan keuangan audit tahun 2010-2012 yang dapat di akses oleh peneliti.
5. Laporan keuangan perusahaan mengandung keseluruhan variabel yang akan diteliti.
Tabel 3.1
Proses Pemilihan Sampel
Sumber: www.idx.co.id (data diolah sendiri) E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan terutama dengan cara pengumpulan
library researcher yaitu merupakan suatu cara yang digunakan untuk memperoleh
data dengan menganalisis informasi yang didokumentasikan dalam bentuk tulisan atau bentuk-bentuk lain. Data diperoleh dari Bursa Efek Indonesia dan data laporan keuangan untuk tahun 2010-2012.
F. Metode Analisis
Analisis data dalam penelitian ini dihitung dengan menghitung besarnya masing-masing variabel independen. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda dengan bantuan program SPSS.
Kriteria Pemilihan Sampel Jumlah
Perusahaan manufaktur yang terdaftar berturut-turut selama
periode 2010-2012 125
Laporan keuangan yang tidak dinyatakan dalam rupiah (23)
Perusahaan yang melakukan merger / akuisisi selama tahun
2010-2012 (1)
Laporan keuangan yang tidak mengandung variabel yang akan
diteliti (68)
Jumlah Sampel 33
Pengujian hipotesis dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: 1. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal, karena Uji-t dan Uji-F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal (Ghozali, 2001). Pengujian normalitas dilakukan terhadap nilai
unstandardized residual dari model regresi dengan menggunakan uji One
Sample Kolmogorov-Smirnov Test, data dikategorikan berdistribusi normal jika menghasilkan nilai asymptotic significance > α=5%.
b. Pengujian Autokorelasi
Autokorelasi yaitu adanya hubungan antara kesalahan-kesalahan yang muncul (error term) pada data runtun waktu (time series). Apabila terjadi gejala autokorelasi maka estimator least square (BLUE) menjadi tidak efisien, sehingga koefisien estimasi yang diperoleh menjadi tidak akurat. Ada atau tidaknya autokorelasi dapat dideteksi dengan menggunakan uji Durbin Watson (DW-test). Uji Durbin Watson hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu (first order autocorrelation) dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi yang tidak ada variabel lag diantara variabel independen.
c. Pengujian Heteroskedastisitas
Metode ini digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual pada satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika terdapat perbedaan varians, maka dijumpai gejala heteroskedastisitas. Cara mendeteksi ada tidaknya gejala heteroskedastisitas adalah dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot di sekitar nilai X dan Y (Ghozali, 2001: 69). Jika ada pola tertentu, maka telah terjadi gejala heterokedastisitas.
d. Pengujian Multikolinearitas
Uji gejala multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah terdapat korelasi antara variabel independen dalam model regresi. Metode yang digunakan untuk mendeteksi adanya multikolinearitas adalah dengan menggunakan nilai Variance Inflation Factor (VIF), nilai VIF < 10 menunjukkan tidak dijumpainya gejala multikolinearitas pada model regresi.
2. Pengujian Hipotesis
Pengujian terhadap seluruh hipotesis penelitian dilakukan dengan regresi linier berganda. Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui hubungan sebab akibat secara linear dan untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Formula yang digunakan adalah:
CARit = α + β1 Prof + β2 AKO + β3 AKI + β4 AKP + β5 INS + β5 SIZE + ε Dalam hal ini :
CARit = Cummulative Abnormal Return (CAR) perusahaan i pada periode t α = koefisien konstanta
β = koefisien regresi variabel independen PROF = laba kotor pada periode t
AKO = arus kas dari aktivitas operasi perusahaan pada periode t AKI = arus kas dari aktivitas investasi perusahaan pada periode t AKP = arus kas dari aktivitas pendanaan perusahaan pada periode t INS = kepemilikan institusional pada periode t
SIZE = ukuran perusahaan pada periode t ε = error
Pengujian hipotesis dilakukan secara parsial terhadap masing-masing variabel independen pada model regresi di atas. Kaidah pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
- Jika probabilitas (p) t-hitung < α =5% atau 10%, maka H0 ditolak - Jika probabilitas (p) t-hitung > α =5% atau 10%, maka H0 diterima