• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELAKSANAAN IN HOUSE TRAINING SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM MENYUSUN RPP BERKARAKTER

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PELAKSANAAN IN HOUSE TRAINING SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM MENYUSUN RPP BERKARAKTER"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU

DALAM MENYUSUN RPP BERKARAKTER

Supriyanto

Pengawas TK/SD Kecamatan Wongsorejo Banyuwangi Email: yanto_supri@gmail.com

Abstract

This study aims to improve the pedagogical competence of teachers in preparing nation character lesson plan through the implementation of In House Training (IHT) in SDN Banyuwangi Wongsorejo academic year 2013-2014. The experiment was conducted at SDN Wongsorejo, Odd semester academic year 2013-2014, took over three months. The subject of research was all teachers by totaling 34 people. The method of collecting data is through documentation, observation, interview and assignment. This research was conducted using action research design is designed through two cycles with procedure: (1) planning (planning), (2) the implementation of the action (action), (3) observation (observation), (4) reflection (reflection) in each cycle. The results showed that an increase in pedagogical first cycle 71 points was rated “good" second cycle increased to 91 points rated “excellent“. This increase is evidenced by the results of the assessment planning learning process in arranging character lesson plan that is first cycle 78 points was rated "good", the second cycle 93 points was rated "excellent". It can be concluded that the implementation of In House Training can improve the pedagogical competence of teachers in arranging character lesson plan in SDN Wongsorejo academic year 2013-2014

Keywords: In House Training, pedagogical competence, character lesson plan. Kompetensi menurut

Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2008 tentang Guru yaitu merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dikuasai, dan diaktualisasikan oleh guru dalam

melaksanakan tugas

keprofesionalan. Menurut Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, kompetensi yang diharapkan dikuasai oleh seorang guru adalah kompetensi pedagogik.

Terkait dengan kompetensi pedagogik ini, terlihat masih muncul berbagai kendala dimana masih banyak guru yang belum mampu mengembangkan atau menyusun perencanaan

pembelajaran yang berkarakter.

Dalam rangka

mengimplementasikan program pembelajaran yang sudah dituangkan di dalam silabus, guru harus menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Berdasarkan hasil observasi awal menunjukkan rendahnya kompetensi pedagogik guru dalam menyusun RPP yang berkarakter di wilayah kepengawasan Wongsorejo. Penyebab rendahnya kompetensi pedagogik guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran berkarakter bangsa dikarenakan kurangnya pembinaan, pembimbingan secara berkelanjutan baik melalui diklat, pendampingan

(2)

maupun supervisi akademik. Kondisi tersebut, tentu saja tidak dapat dibiarkan terus menerus, tetapi harus ada solusi atau tindakan nyata dari kalangan pada pengawas dan kepala sekolah untuk meningkatkan kompetensi pedagogik guru dalam menyusun RPP berkarakter bangsa sesuai dengan ketentuan kurikulum yang berlaku.

Berpijak pada hasil observasi awal, maka dipandang perlu adanya upaya untuk meningkatkan kompetensi pedagogik guru SDN Wongsorejo dalam menyusun RPP karakter bangsa yang lengkap dan sistematis. Untuk itu peneliti selaku kepala sekolah berusaha mengatasi permasalahan tersebut dengan menyelenggarakan pelatihan penyusunan RPP berkarakter melalui In House Training. Pelatihan IHT dilakukan di tempat sendiri, dengan mengoptimalkan potensi-potensi yang ada di sekolah. Pelatihan IHT diperuntukkan para guru sebagai bentuk pengembangan personil. In House Training sebagai sarana peningkatan kualitas guru.

Sesuai dengan permasalahan yang terjadi, maka penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi pedagogik guru dalam menyusun RPP berkarakter bangsa melalui pelaksanaan IHT di SDN Wongsorejo Kabupaten Banyuwangi tahun pelajaran 2013-2014.

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

In House Training merupakan pelatihan yang diselenggarakan di tempat peserta

pelatihan. Tujuan dan manfaat diadakan pelatihan model In House Training adalah: (1) Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang bekerja atau didayagunakan oleh instansi terkait, (2) Menciptakan interaksi antara peserta, (3) Mempererat rasa kekeluargaan dan kebersamaan antara karyawan, (4) Meningkatkan motivasi dan budaya belajar yang berkesinambungan.

RPP adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus.

Dalam draf ”Pedoman Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa” yang dikeluarkan oleh Depdiknas (2009), Nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa diidentifikasi dari: (1) agama, (2) Pancasila, (3) budaya dan (4) tujuan pendidikan nasional.

Berdasarkan keempat sumber nilai tersebut maka dihasilkan sejumlah nilai untuk pendidikan budaya dan karakter bangsa, yaitu: (1) religius, (2) jujur, (3) toleransi, (4) disiplin, (5) kerja keras, (6) kreatif, (7) mandiri, (8) demokratis, 9) rasa ingin tahu, 10) semangat kebangsaan, 11) cinta tanah air, (12) menghargai prestasi, (13) bersahabat/komunikatif, (14) cinta damai, (15) senang membaca, (16) peduli sosial, dan (17) peduli lingkungan.

Pada kondisi awal, kompetensi pedagogik guru rendah, bukti di lapangan menunjukkan bahwa 90% guru SDN Wongsorejo belum mampu menyusun RPP

(3)

berkarakter. Disamping itu ada 10% guru telah menyusun RPP berkarakter, namun masih ditemukan berbagai kekurangan. METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan SDN Wongsorejo Banyuwangi, mulai tanggal 1 Juli s.d. 30 September 2013 dengan guru yang diteliti sebanyak 34 orang guru. Sumber data berasal dari data kuantitatif dan kualitatif, dengan teknik pengumpulan melalui metode dokumentasi, observasi, wawancara, dan penugasan. Validasi data yang digunakan yaitu triangulasi data, triangulasi teori dan review informan. Teknik analisis data meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Indikator pencapaian hasil yang diharapkan 90% guru SDN Wongsorejo mampu menyusun RPP berkarakter yang sesuai dengan

karakteristik siswa dan kondisi sekolah.

Pelaksanaan penelitian menggunakan desain penelitian tindakan (action research) yang dirancang melalui dua siklus melalui prosedur: (1) perencanaan (planning), (2) pelaksanaan tindakan (action), (3) pengamatan (observation), (4) refleksi (reflection) dalam tiap-tiap siklus. HASIL PENELITIAN

Deskripsi Pra Siklus: Hasil penilaian guru sebelum diadakan tindakan (Pra Siklus) dijabarkan sebagai berikut:

(1) Hasil Penilaian Kompetensi Pedagogik. Berdasarkan pada hasil penilaian kompetensi pedagogik sebelum diadakan pelatihan model IHT (pra siklus) tingkat kompetensi pedagogik Guru SDN Wongsorejo menunjukkan kategori “kurang baik” dalam menyusun RPP berkarakter.

Tabel 1. Rekapitulasi Penilaian Kompetensi Pedagogik Guru SDN Wongsorejo Sebelum diadakan Pelatihan Model IHT (Pra Siklus)

No Kategori Rentang Nilai f %

1 Kurang Baik 21 – 40 20 59

2 Cukup 41 – 65 8 24

3 Baik 66 – 80 4 12

4 Sangat Baik 81 – 100 2 6

Jumlah 34 100

Tabel 1 dan Gambar 2 di atas memperlihatkan bahwa hasil penilaian kompetensi pedagogik pada pra siklus yang dicapai termasuk kategori “kurang baik” dengan rata-rata nilai sebesar 38. Hal ini terbukti ada 20 orang atau 59% guru termasuk kategori “kurang baik”, ada 8 orang atau

24% guru termasuk kategori “cukup baik”, ada 4 orang atau 12% guru termasuk kategori “baik” dan ada 2 orang atau 6% guru yang termasuk kategori “sangat baik”.

Menurut hasil penilaian peneliti berdasarkan observasi awal (pra siklus) menunjukkan ada 20 orang guru belum mampu: (1)

(4)

mendesain RPP berkarakter, (2) mengimplementasikan rancangan RPP berkarakter ke dalam proses pelaksanaan pembelajaran, (c) belum mampu menjalin hubungan interpersonal/pribadi dengan peserta didik. Sedangkan 8 orang guru sudah mampu dan 8 orang guru lainnya cukup mampu. Hal ini terbukti saat diadakan pre test dalam kegiatan pelatihan dan bimbingan melalui In House Training (IHT).

Berpijak pada hasil penilaian sebelum diadakan tindakan (Pra Siklus), maka peneliti selaku Kepala SDN Wongsorejo berusaha mengatasi permasalahan tersebut dengan menyelenggarakan pelatihan dan bimbingan melalui In House Training (IHT) sebagai upaya peningkatan kompetensi pedagogik

guru dalam menyusun RPP berkarakter bangsa. Untuk itu peneliti perlu melakukan tindakan perbaikan siklus I.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebelum diadakan pelatihan model IHT ada 59% guru binaan peneliti memiliki tingkat kompetensi pedagogik yang berkategori “kurang baik” dalam penyusunan RPP berkarakter.

(2) Hasil Penilaian Perencanaan Proses Pembelajaran dalam Menyusun RPP Berkarakter. Hasil penilaian perencanaan proses pembelajaran terhadap kualitas RPP berbasis pendidikan karakter bangsa yang disusun oleh Guru SDN Wongsorejo wilayah binaan peneliti tahun pelajaran 2013-2014 sebelum diadakan latihan dan bimbingan melalui In House Training (IHT).

Tabel 2. Rekapitulasi Hasil Penilaian Perencanaan Proses Pembelajaran dalam Menyusun RPP Berbasis Pendidikan Karakter Bangsa Tahun Pelajaran

2013-2014 Tahap Pra Siklus

No Kategori Rentang Nilai f %

1 Kurang Baik 21 – 40 20 59

2 Cukup 41 – 65 8 24

3 Baik 66 – 80 4 12

4 Sangat Baik 81 – 100 2 6

Jumlah 34 100

Dari Tabel 2 di atas terlihat bahwa kualitas hasil penyusunan RPP berbasis pendidikan karakter bangsa sebelum diadakan latihan dan bimbingan dapat dikategorikan “kurang baik” terbukti adanya nilai rata-rata sebesar 39. Hal ini terlihat ada 20 orang atau 59% guru kurang berkualitas dalam penyusunan RPP berkarakter belum mampu menyusun RPP berkarakter secara lengkap dan sistematis. Selanjutnya ada 8 orang atau 24% guru

memiliki kemampuan cukup dalam menyusun RPP Berkarakter. Kemudian ada 4 orang atau 12% guru memiliki kemampuan baik dalam menyusun RPP Berkarakter secara lengkap dan sistematis. Hanya ada 2 orang atau 6% guru memiliki kemampuan sangat baik dalam menyusun RPP Berkarakter secara lengkap dan sistematis mengacu pada Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses.

(5)

Berpijak pada hasil penilaian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa sebelum diadakan pelatihan dan bimbingan, ada 59% guru binaan peneliti kurang mampu dalam mengintegrasikan penyusunan RPP dengan pendidikan berkarakter bangsa. Kurangnya kemampuan guru dalam menyusun RPP berkarakter bangsa, disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya: (a) Kurangnya pembinaan, pembimbingan secara berkelanjutan baik melalui diklat, pendampingan maupun supervisi akademik. (b) Guru banyak yang belum paham dan belum termotivasi dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran berkarakter sesuai standar yang diharapkan. (c) Guru belum memiliki panduan penyusunan RPP yang mengacu pada Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses.

Berdasarkan hasil penilaian sebelum diadakan pelatihan dan bimbingan penyusunan RPP berkarakter (Pra Siklus), maka peneliti selaku kepala sekolah berusaha mengatasi permasalahan tersebut dengan menyelenggarakan pelatihan dan bimbingan melalui In House Training (IHT) sebagai upaya peningkatan kompetensi pedagogik guru dalam menyusun RPP berkarakter bangsa. Untuk itu peneliti perlu melakukan tindakan siklus I.

Deskripsi Siklus I: Tahapan tindakan Siklus I dengan langkah-langkah sebagai berikut: (1) Perencanaan (Planning). Pada tahap ini, peneliti membuat perencanaan tindakan yang akan dilaksanakan pada siklus I. Tahapan

perencanaan siklus I meliputi: (a) Membuat instrumen wawancara dan pengamatan/observasi. (b) Menghubungi/mengundang guru untuk menjadi subjek penelitian dan memberi pengarahan tentang pelaksanaan In House Training. (c) Menghubungi pengawas sekolah untuk menjadi pembimbing pada pelaksanaan In House Training. (d) Membuat format/instrumen penilaian kompetensi pedagogik guru dalam menyusun RPP berkarakter. (e) Menyusun rencana tindakan (berupa menyusun program terstruktur pada pelatihan model In House Training). (f) Membuat Jadwal Pelatihan. (g) Membuat daftar hadir pada pelatihan Siklus I. (h) Menyusun bahan materi pelatihan.

(2) Pelaksanaan Tindakan (acting). Pelaksanaan In House Training dilakukan pada hari Sabtu, tanggal 20 Juli 2013, pukul 08.00 s.d. 16.00 WIB. Dihadiri oleh 34 guru yang bertempat di SDN Wongsorejo. Pelatihan diselenggarakan dengan mengggunakan metode: (a) Ceramah dengan Presentasi. (b) Diskusi Tanya Jawab. (c) Praktik Bersama/Latihan

(3) Pengamatan

(Observation): Hasil penilaian guru setelah diadakan tindakan (Siklus I) dijabarkan sebagai berikut: (a) Hasil Penilaian Kompetensi Pedagogik. Hasil penilaian kompetensi pedagogik setelah diadakan pelatihan dan bimbingan melalui In House Training (siklus I) tingkat kompetensi pedagogik Guru SDN Wongsorejo menunjukkan kategori “baik” dalam menyusun RPP berkarakter.

(6)

Tabel 3. Rekapitulasi Penilaian Kompetensi Pedagogik Guru SDN Wongsorejo Setelah Diadakan Pelatihan Model IHT (Siklus I)

No Kategori Rentang Nilai f %

1 Kurang Baik 21 – 40 0 0 2 Cukup 41 – 65 9 26 3 Baik 66 – 80 12 35 4 Sangat Baik 81 – 100 13 38 Jumlah 34 100 Tabel 3 di atas memperlihatkan bahwa hasil penilaian kompetensi pedagogik pada siklus I yang dicapai termasuk kategori “baik” dengan rata-rata nilai sebesar 71. Hal ini terbukti tidak ada satupun guru yang termasuk kategori “kurang baik”. Sedangkan ada 9 orang atau 26% guru termasuk kategori “cukup baik”, ada 12 orang atau 35% guru termasuk kategori “baik” dan ada 13 orang atau 38% guru termasuk kategori “sangat baik”.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa setelah diadakan pelatihan model IHT ada 71% guru binaan peneliti memiliki tingkat kompetensi pedagogik yang berkategori “baik” dalam penyusunan RPP berkarakter.

(b) Hasil Penilaian Perencanaan Proses Pembelajaran dalam Menyusun RPP Berkarakter. Mengacu pada hasil penilaian perencanaan proses pembelajaran menyusun RPP Berkarakter setelah diadakan pelatihan dan bimbingan melalui In House Training pada tindakan siklus I secara lebih jelas berikut ini peneliti tunjukkan hasil penilaian perencanaan proses pembelajaran terhadap kualitas RPP berbasis pendidikan karakter bangsa yang disusun oleh Guru SDN Wongsorejo wilayah binaan peneliti tahun pelajaran 2013-2014 setelah diadakan latihan dan bimbingan, direkap pada Tabel 4 di bawah ini.

Tabel 4. Rekapitulasi Hasil Penilaian Perencanaan Proses Pembelajaran dalam Menyusun RPP Berbasis Pendidikan Karakter Bangsa Tahun Pelajaran

2013-2014 Tahap Siklus I

No Kategori Rentang Nilai f %

1 Kurang Baik 21 – 40 0 0

2 Cukup 41 – 65 9 26

3 Baik 66 – 80 12 35

4 Sangat Baik 81 – 100 13 38

Jumlah 34 100

Dari Tabel 4 di atas terlihat bahwa kualitas hasil penyusunan RPP berbasis pendidikan karakter bangsa setelah diadakan latihan dan

bimbingan dapat dikategorikan “baik” terbukti adanya nilai rata-rata sebesar 78. Hal ini terlihat tidak ada satupun orang yang

(7)

termasuk dalam kategori kurang berkualitas dalam penyusunan RPP berkarakter secara lengkap dan sistematis. Selanjutnya ada 9 orang atau 26% guru memiliki kemampuan cukup dalam menyusun RPP Berkarakter. Kemudian ada 12 orang atau 35% guru memiliki kemampuan baik dalam menyusun RPP Berkarakter secara lengkap dan sistematis. Hanya ada 13 orang atau 38% guru memiliki kemampuan sangat baik dalam menyusun RPP Berkarakter secara lengkap dan sistematis mengacu pada Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses.

(4) Refleksi (Reflection). Menurut hasil penilaian peneliti berdasarkan observasi awal (Siklus I) pada tingkat kompotensi pedagogik, menunjukkan ada 26 orang guru sudah mampu: (1) mendesain RPP berkarakter, (2) mengimplementasikan rancangan RPP berkarakter ke dalam proses pelaksanaan pembelajaran, dan (3)

menjalin hubungan

interpersonal/pribadi dengan peserta didik. Sedangkan 9 orang guru lainnya kompetensi pedagogiknya dinilai “cukup”.

Peningkatan kompetensi pedagogik setelah diadakan pelatihan dan bimbingan melalui In House Training (IHT) pada Siklus I berdampak positif pada kemampuan guru dalam menyusun RPP berkarakter yang dikategorikan “baik”. Namun masih ada 9 orang atau 26% guru yang menyusun RPP tidak dilengkapi dengan teknik dan bentuk instrumen, soal, pedoman penskoran, dan kunci jawaban.

Berhubung masih ada guru yang belum mampu menyusun RPP secara lengkap, maka perlu

diadakan penyempurnaan/perbaikan pada aspek merumuskan tujuan pembelajaran, merancang langkah-langkah pembelajaran dan penilaian hasil belajar, teknik dan bentuk instrumen, soal, pedoman penskoran, dan kunci jawaban. Penyempurnaan pada kegiatan supervisi akademik selanjutnya difokuskan pada membina guru dalam merumuskan tujuan sesuai indikator, merancang kegiatan pembelajaran yang kreatif, efektif dan inovatif sesuai standar proses. Hal ini dapat dilakukan dengan ketentuan: (a) Guru harus menyusun sendiri RPP sesuai kondisi sekolah dan karakteristik peserta didik. (b) Dalam penyusunan RPP harus mengacu pada Standar Proses. (c) Tidak diperkenankan guru mengadopsi RPP buatan sekolah lain tanpa disesuaikan dengan kondisi sekolah dan peserta didik.

Deskripsi Siklus II: Kegiatan Penelitian Tindakan Sekolah siklus II ini merupakan lanjutan dari kegiatan siklus I. Langkah-langkah pelaksanaan tindakan Siklus II dijabarkan sebagai berikut:

Perencanaan (Planning): Pada tahap ini, peneliti membuat perencanaan tindakan yang akan dilaksanakan pada siklus II, dengan tahapan sebagai berikut: (1) Membuat instrumen wawancara dan pengamatan/observasi. (2) Menghubungi/mengundang guru untuk menjadi subjek penelitian dan memberi pengarahan tentang pelaksanaan In House Training. (3) Menghubungi pengawas sekolah untuk menjadi pembimbing pada pelaksanaan In House Training. (4) Membuat format/instrumen penilaian kompetensi pedagogik

(8)

guru dalam menyusun RPP berkarakter. (5) Menyusun rencana tindakan (berupa menyusun program terstruktur pada pelatihan model In House Training). (6) Membuat Jadwal Pelatihan. (7) Membuat daftar hadir pada pelatihan Siklus II. (8) Menyusun bahan materi pelatihan.

Pelaksanaan Tindakan (acting): Pelaksanaan In House Training dilakukan pada hari Sabtu, tanggal 24 Agustus 2013, pukul 08.00 s.d. 16.00 WIB. Dihadiri oleh 34 guru yang bertempat di SDN Wongsorejo. Pelatihan diselenggarakan dengan mengggunakan metode: (a)

Ceramah dengan Presentasi, (b) Diskusi Tanya Jawab, (c) Praktik Bersama/Latihan.

Pengamatan (Observation): Hasil penilaian guru setelah diadakan tindakan (Siklus II) dijabarkan sebagai berikut: (1) Hasil Penilaian Kompetensi Pedagogik. Berdasarkan pada hasil penilaian kompetensi pedagogik setelah diadakan pelatihan dan bimbingan melalui In House Training siklus II) tingkat kompetensi pedagogik Guru SDN Wongsorejo menunjukkan kategori “sangat baik” dalam menyusun RPP berkarakter.

Tabel 5. Rekapitulasi Penilaian Kompetensi Pedagogik Guru SDN Wongsorejo Setelah diadakan Pelatihan Model IHT (Siklus II)

No Kategori Rentang Nilai f %

1 Kurang Baik 21 – 40 0 0 2 Cukup 41 – 65 0 0 3 Baik 66 – 80 5 15 4 Sangat Baik 81 – 100 29 85 Jumlah 34 100 Tabel 5 di atas memperlihatkan bahwa hasil penilaian kompetensi pedagogik pada siklus II yang dicapai termasuk kategori “sangat baik” dengan rata-rata nilai sebesar 91. Hal ini terbukti tidak ada satupun guru yang termasuk kategori “kurang baik” maupun “cukup”. Sedangkan ada 5 orang atau 15% guru termasuk kategori “baik”, dan ada 29 orang atau 85% termasuk kategori “sangat baik”. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa setelah diadakan pelatihan model IHT siklus II terjadi peningkatan kompetensi pedagogik dengan nilai rata-rata sebesar 91 atau 91% guru binaan peneliti termasuk dalam

kategori “sangat baik” dalam penyusunan RPP berkarakter.

(2) Hasil Penilaian Perencanaan Proses Pebelajaran dalam Menyusun RPP Berkarakter. Mengacu pada hasil penilaian perencanaan proses pembelajaran menyusun RPP Berkarakter setelah diadakan pelatihan dan bimbingan melalui In House Training pada tindakan perbaikan siklus II secara lebih jelas berikut ini peneliti tunjukkan hasil penilaian perencanaan proses pembelajaran terhadap kualitas RPP berbasis pendidikan karakter bangsa yang disusun oleh Guru SDN Wongsorejo wilayah binaan peneliti tahun pelajaran 2013-2014 setelah

(9)

diadakan latihan dan bimbingan, direkap pada Tabel 6 di bawah ini. Tabel 6. Rekapitulasi Hasil Penilaian Perencanaan Proses Pembelajaran dalam

Menyusun RPP Berbasis Pendidikan Karakter Bangsa Tahun Pelajaran 2013-2014 Tahap Siklus II

No Kategori Rentang Nilai f %

1 Kurang Baik 21 – 40 0 0

2 Cukup 41 – 65 0 0

3 Baik 66 – 80 5 15

4 Sangat Baik 81 – 100 29 85

Jumlah 34 100

Dari Tabel 6 di atas terlihat bahwa kualitas hasil penyusunan RPP berbasis pendidikan karakter bangsa setelah diadakan latihan dan bimbingan dapat dikategorikan “sangat baik” terbukti adanya nilai rata-rata sebesar 93. Hal ini terlihat tidak ada satupun orang yang termasuk dalam kategori “kurang baik” maupun “cukup” berkualitas dalam penyusunan RPP berkarakter secara lengkap dan sistematis. Selanjutnya ada 5 orang atau 15% guru memiliki kemampuan baik dalam menyusun RPP Berkarakter secara lengkap dan sistematis. Namun ada 29 orang atau 85% guru memiliki kemampuan sangat baik dalam menyusun RPP Berkarakter secara lengkap dan sistematis mengacu pada Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses.

Refleksi (Reflection): Setelah melaksanakan hasil penelitian dan mengobservasi, peneliti melakukan refleksi siklus II untuk menilai seberapa jauh keberhasilan Penelitian Tindakan Sekolah. Refleksi pada Siklus II dapat disimpulkan bahwa setelah diselenggarakan IHT seluruh guru yang diteliti sebanyak 34 orang guru, kemampuan sangat baik dalam menyusun RPP Berkarakter

secara lengkap dan sistematis yang sesuai dengan karakteristik siswa maupun kondisi sekolah serta mengacu pada Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses. Pada Siklus II hasil dicapai sudah melampaui indikator kinerja yang diharapkan peneliti. Oleh karena itu peneliti memutuskan untuk tidak melanjutkan ke siklus berikutnya. PEMBAHASAN

Pembahasan ini didasari dari hasil penelitian pra siklus, siklus I dan siklus II. Berdasar dari hasil penelitian tersebut menunjukkan adanya peningkatan kompetensi pedagogik guru binaan peneliti dalam penyusunan RPP berkarakter bangsa melalui pelatihan dan bimbingan melalui IHT. Pembahasan Penelitian Tindakan Sekolah selengkapnya dijabarkan sebagai berikut: Peningkatan Kompetensi Pedagogik Guru SDN Wongsorejo. Menurut hasil penelitian mulai dari pra siklus sampai dengan siklus II diperoleh hasil adanya peningkatan kompetensi pedagogik Guru SDN Wongsorejo dari setiap siklusnya. Berikut ini dapat dilihat rekapitulasi peningkatan

(10)

kompetensi pedagogik Guru mulai dari pra siklus, siklus I dan siklus

II, tercantum dalam Tabel 7 di bawah ini

Tabel 7. Rekapitulasi Peningkatan Hasil Penilaian Kompetensi Pedagogik Tahun Pelajaran 2013-2014 Tahap Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

No Kategori Pra Siklus Siklus I Siklus II

f % f % F % 1 Kurang Baik 20 59 0 0 0 0 2 Cukup 8 24 9 26 0 0 3 Baik 4 12 12 35 5 15 4 Sangat Baik 2 6 13 38 29 85 Jumlah 34 100 34 100 34 100

Dari Tabel 7 tersebut di atas nampak terjadi peningkatan penilaian kompetensi pedagogik dari awal sebelum tindakan (pra siklus), siklus I dan siklus II sebagai berikut: (1) Pada tahap pra siklus kompetensi pedagogik guru dinilai “kurang baik” dengan nilai rata-rata yang dicapai sebesar 38 poin. (2) Pada tahap siklus I kompetensi pedagogik guru dinilai “baik” dengan nilai rata-rata yang dicapai sebesar 71 poin. Peningkatan kompetensi pedagogik guru pada Siklus I sebesar 33 poin (rata-rata nilai pra siklus sebesar 38 poin setelah diadakan tindakan meningkat menjadi 71 poin). (3) Pada tahap siklus II kompetensi pedagogik guru dinilai “sangat baik” dengan nilai rata-rata yang dicapai sebesar 91 poin. Pada Siklus II terjadi peningkatan kompetensi pedagogik sebesar 20 poin.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa peningkatan kompetensi pedagogik guru setelah diadakan pelatihan dan bimbingan melalui In House Training tahap kedua ternyata ada perubahan kompetensi pedagogik guru, hal ini terlihat dari: (1) Kompetensi Mendesain RPP. Dalam hal ini guru sudah memiliki kemampuan: (a)

melakukan pengembangan materi pokok dan perumusan tujuan, (b) perincian indikator dan kesesuaian kegiatan pembelajaran, (c) rancangan skenario / strategi pembelajaran, (d) rancangan pengelolaan kelas, (e) rancangan penilaian. (2) Kompetensi Pelaksanaan Pembelajaran. Dalam hal ini guru sudah memiliki kemampuan: (a) pengkondisian kelas kontrak pedagogis, (b) melakukan kontrak pedagogis, (c)

komunikasi dengan

individu/kelompok siswa, (d) merespon siswa untuk kreatif, inovatif, (e) demonstrasi relevansi pendekatan, materi, bahan, (f) merespon keterlibatan siswa (mengaktifkan siswa), (g) melaksanakan pengukuran dan penilaian proses, (h) menutup pelajaran dengan bermakna. (3) Kompetensi Hubungan Pribadi. Dalam hal ini guru sudah memiliki kemampuan: (a) membantu mengembangkan sikap positif siswa, (b) sikap luwes dan terbuka pada siswa dan orang lain, (c) bergairah dan enjoy dalam PBM, (d) mengelola perilaku dalam kelas. Peningkatan Kemampuan Guru Dalam Menyusun RPP Berkarakter. Menurut hasil penelitian mulai dari pra siklus

(11)

sampai dengan siklus II diperoleh hasil adanya peningkatan kemampuan Guru dalam menyusun RPP berkarakter dari setiap siklusnya. Berikut ini dapat dilihat

rekapitulasi peningkatan penilaian Guru dalam penyusunan RPP berkarakter mulai dari pra siklus, siklus I dan siklus II, tercantum dalam Tabel 8 di bawah ini

Tabel 8. Rekapitulasi Hasil Penilaian Proses Pembelajaran Menyusun RPP Berkarakter Tahap Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

No Kategori Pra Siklus Siklus I Siklus II

f % f % f % 1 Kurang Baik 20 59 0 0 0 0 2 Cukup 8 24 9 26 0 0 3 Baik 4 12 12 35 5 15 4 Sangat Baik 2 6 13 38 29 85 Jumlah 34 100 34 100 34 100

Hasil penilaian yang tercantum dalam Tabel 8, untuk

lebih jelasnya tertuang dalam gambar diagram di bawah ini.

Gambar 1. Diagram Rekapitulasi Hasil Penilaian Proses Pembelajaran Menyusun RPP Berkarakter Tahap Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

Berdasarkan pada Tabel 8 dan Gambar 1 tersebut di atas nampak terjadi peningkatan penilaian kemampuan guru dalam penyusunan RPP berkarakter dari awal sebelum tindakan (pra siklus), siklus I dan siklus II sebagai berikut: (1) Pada tahap pra siklus Perencanaan Proses Pembelajaran dalam Menyusun RPP Berkarakter dinilai “kurang baik” dengan nilai rata-rata yang dicapai sebesar 39

poin. (2) Pada tahap siklus I Perencanaan Proses Pembelajaran dalam Menyusun RPP Berkarakter dinilai “baik” dengan nilai rata-rata yang dicapai sebesar 78 poin. Peningkatan yang dicapai pada Siklus I sebesar 38 poin (rata-rata nilai pra siklus sebesar 39 poin setelah diadakan tindakan Siklus I meningkat menjadi 78 poin). (3) Pada tahap siklus II Perencanaan Proses Pembelajaran dalam

(12)

Menyusun RPP Berkarakter dinilai “sangat baik” dengan nilai rata-rata yang dicapai sebesar 93 poin. Terjadi peningkatan sebesar 15 poin.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan kompetensi pedagogik guru dalam menyusun RPP berkarakter setelah diadakan pelatihan dan bimbingan melalui In House Training (IHT) tahap kedua, hal ini terlihat dalam penyusunan RPP berkarakter Guru sudah memiliki kemampuan yang sangat baik dalam merancang RPP berkarakter. Selain itu Guru dalam menyusun RPP berkarakter sudah memperhatikan prinsip pengembangan RPP diantaranya: (a) Memperhatikan perbedaan individu peserta didik, (b) Mendorong partisipasi aktif peserta didik, (c) Mengembangkan budaya membaca dan menulis, (d) Memberikan umpan balik dan tindak lanjut, (e) Keterkaitan dan keterpaduan dan (f) Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi.

SIMPULAN

Berdasarkan keseluruhan siklus yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa: “Pelaksanaan In House Training dapat meningkatkan kompetensi pedagogik guru dalam menyusun RPP berkarakter di SDN Wongsorejo Tahun Pelajaran 2013-2014.” Peningkatan kompetensi pedagogik guru dalam menyusun RPP berkarakter, dijabarkan sebagai berikut: (1) Pada siklus I, kompetensi pedagogik guru dinilai “baik” dengan nilai rata-rata yang dicapai sebesar 71 poin, sehingga

pada Siklus I ada peningkatan sebesar 33 poin. (2) Pada siklus I, perencanaan proses pembelajaran dalam menyusun RPP Berkarakter dinilai “baik” dengan nilai rata-rata yang dicapai sebesar 78 poin, sehingga pada Siklus I ada peningkatan sebesar 38 poin. (3) Pada siklus II, kompetensi pedagogik guru dinilai “sangat baik” dengan nilai rata-rata yang dicapai sebesar 91 poin, sehingga ada sebesar 20 poin. (4) Pada siklus II, perencanaan proses pembelajaran dalam menyusun RPP Berkarakter dinilai “sangat baik” dengan nilai rata-rata yang dicapai sebesar 93, sehingga pada siklus II ada peningkatan sebesar 15 poin. SARAN

(1) Para Pengawas Sekolah dan Kepala sekolah, sebaiknya program pelatihan model IHT sering diselenggarakan sebagai upaya peningkatan produktivitas kerja untuk mewujudkan mutu pendidikan yang berkualitas. (2) Para guru peserta pelatihan diharapkan dapat ikut aktif berperan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah masing-masing dan menularkan ilmu yang diperoleh kepada guru-guru lain di sekolah mereka.

DAFTAR PUSTAKA

Hamzah. 2006. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Mulyasa, E. 2009. Standar Kompetensi dan Sertifikasi

Guru. Bandung:

(13)

Rusman. 2009. Manajemen Kurikulum. Rajawali Pres: Jakarta.

Sagala, Syaiful. 2009. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung: Alfabeta.

Suardi, Edi. 2007. Pedagogik. Bandung: Angkasa Offset. Sudjana, Nana. 2009. Standar

Kompetensi Pengawas Dimensi dan Indikator. Jakarta: Binamitra Publishing.

Suharjono. 2003. Menyusun Usulan Penelitian. Jakarta: Makalah Disajikan pada Kegiatan Pelatihan Tehnis Tenaga Fungsional Pengawas. Suyanto dan Djihad Hisyam. 2000.

Refleksi dan reformasi: Pendidikan di Indonesia memasuki millennium III. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa.

Suwondo, Edi S, 2003. Guru di Indonesia. Jakarta :Dittendik Dirjen Dikdasmen

Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Kencana: Jakarta. Wijaya, Cece dan Rusyan, Tabrani.

2005. Kemampuan Dasar Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Tracey, WR. 1974. Managing Training and Development System. New York: Amacom.

Gambar

Tabel 1. Rekapitulasi Penilaian Kompetensi Pedagogik Guru SDN   Wongsorejo Sebelum diadakan Pelatihan Model IHT (Pra Siklus)
Tabel 2. Rekapitulasi Hasil Penilaian Perencanaan Proses Pembelajaran dalam  Menyusun RPP Berbasis Pendidikan Karakter Bangsa Tahun Pelajaran
Tabel 3. Rekapitulasi Penilaian Kompetensi Pedagogik Guru SDN   Wongsorejo Setelah Diadakan Pelatihan Model IHT (Siklus I)
Tabel 5. Rekapitulasi Penilaian Kompetensi Pedagogik Guru SDN   Wongsorejo Setelah diadakan Pelatihan Model IHT (Siklus II)
+3

Referensi

Dokumen terkait

Slameto (2003:11) mengemukakan bahwa faktor strategi belajar yang buruk merupakan penyebab masih cukup banyaknya siswa yang sebenarnya pandai tetapi hanya meraih

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana strategi dan taktik partai demokrat pada pemilihan legislative di Kabupaten Halmahera Utara serta mengetahui

Parameter yang dibandingkan dalam hal ini adalah volume dan nilai dari debit puncak (Tabel 3). Perbandingan nilai volume antara hasil pemodelan dan observasi menunjukan

Tujuan penelitian ini adalah melihat pengaruh pemberian probiotik Temban, Biovet dan Biolacta terhadap persentase bobot karkas, bobot lemak abdomen, dan bobot

Menurut (Yazid, 2008:18) dalam pemasaran, khususnya pemasaran jasa ada elemen-elemem lain yang bisa dikontrol dan dikoordinasikan untuk keperluan komunikasi dalam

Pada saat Ujian Skripsi, mahasiswa menyerahkan Form berita acara Ujian Skripsi dan kelengkapannya (Identitas mahasiswa dan penguji sudah diisi oleh mahasiswa).. Berita acara

Kajian leksikal bahasa Indonesia dalam terjemahan kitab Aqidatul Awam karya Syekh Ahmad Marzuki menghasilkan beberapa temuan yaitu : (1) penggunaan kata dasar

Game “Fruit Defence” adalah game dengan genre Tower Defence yang mampu beradaptasi dengan kemampuan player karena menerapkan dynamic balancing, sehingga tingkat