• Tidak ada hasil yang ditemukan

PT CAKRA MINERAL Tbk DAN ENTITAS ANAK (Dahulu PT Citra Kebun Raya Agri Tbk)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PT CAKRA MINERAL Tbk DAN ENTITAS ANAK (Dahulu PT Citra Kebun Raya Agri Tbk)"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

PT CAKRA MINERAL Tbk

DAN ENTITAS ANAK

(Dahulu PT Citra Kebun Raya Agri Tbk)

Laporan Keuangan Interim

Per 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013

Dan Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir

Pada Tanggal 30 Juni 2014 dan 2013

(2)

Daftar Isi

Halaman Surat Pernyataan Direksi

Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian ... i-ii Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian ... iii Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian... iv Laporan Arus Kas Konsolidasian ... v Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian ... 1-34

(3)
(4)

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

30 Juni 31 Desember

2 0 1 4 2 0 1 3

Catatan Tidak Diaudit Diaudit

ASET ASET LANCAR

Kas dan Bank 2f,4,23 2.742.292.941 8.745.935.767

Piutang Usaha kepada Pihak Ketiga - Setelah Dikurangi Cadangan Penurunan Nilai sebesar

Rp 20.072.567.446 2g,5,23 23.726.072.298 14.534.818.855

Piutang Lain-lain kepada Pihak Ketiga 2g,6,23 400.527.566.011 570.911.855.272

Persediaan - Setelah Dikurangi Cadangan

Penurunan Nilai sebesar Rp 582.328.777 2i,7 16.724.866.404 7.677.842.850

Biaya Dibayar di Muka dan Uang Muka 2j 189.104.072.433 37.141.999.715

Jumlah Aset Lancar 632.824.870.086 639.012.452.459

ASET TIDAK LANCAR

Piutang Lain-lain kepada Pihak Berelasi 2e 75.615.015

-Aset Pajak Tangguhan 2r,13 423.478.616 423.478.616

Aset Tetap - Setelah Dikurangi Akumulasi Penyusutan masing-masing sebesar Rp 14.444.509.116 dan Rp 8.152.935.730 per

30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013 2k,9 21.452.575.876 6.951.896.797

Biaya Eksplorasi dan Pengembangan yang Ditangguhkan - Setelah Dikurangi Akumulasi

Amortisasi sebesar Rp 19.258.213.769 dan Rp 15.961.905.690

per 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013 2n,10 13.190.416.779 4.111.337.666

Aset Lain-lain 2g,11,23 544.645.656.798 544.592.329.798

Jumlah Aset Tidak Lancar 579.787.743.085 556.079.042.877

JUMLAH ASET 1.212.612.613.172 1.195.091.495.336

Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi merupakan

(5)

30 Juni 31 Desember

2 0 1 4 2 0 1 3

Catatan Tidak Diaudit Diaudit

LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS JANGKA PENDEK

Hutang Usaha 2g,23 1.462.427.946

-Hutang Lain-lain kepada Pihak Ketiga 2g,12,23 7.288.792.107 668.756.532

Hutang Pajak 2r,13 1.993.041.511 2.512.648.761

Beban Masih Harus Dibayar 2g,23 5.717.001.767 5.010.628.051

Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 16.461.263.331 8.192.033.344 LIABILITAS JANGKA PANJANG

Hutang Sewa Pembiayaan 2l 724.740.604 227.849.940

Hutang Pihak Berelasi 2e,8 128.236.018 128.236.018

Provisi Kewajiban Lingkungan 2s,23 314.648.727 314.648.727

Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 1.167.625.349 670.734.685

Jumlah Liabilitas 17.628.888.679 8.862.768.029

E K U I T A S

Modal Saham - nilai nominal Seri A dan Seri B

masing-masing sebesar Rp 250 dan Rp 125 per saham Modal Dasar - 19.703.000.000 saham

Seri A dan 594.000.000 saham Seri B

Ditempatkan dan Disetor Penuh - 5.097.621.090 saham Seri A per 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013

dan 8.400.000 saham Seri B 14 1.275.455.272.500 1.275.455.272.500

Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas

Sepengendali 2t (607.862.380)

-Biaya Emisi Saham 15 (61.054.486.729) (61.054.486.729)

Saldo Laba (Rugi) :

Ditentukan Penggunaannya 100.000.000 100.000.000

Belum Ditentukan Penggunaannya (36.664.974.550) (31.469.823.503)

Ekuitas yang Dapat Diatribusikan

Langsung kepada Pemilik Entitas Induk 1.177.227.948.841 1.183.030.962.268

Kepentingan Non Pengendali 2d 17.755.775.651 3.197.765.039

Jumlah Ekuitas 1.194.983.724.492 1.186.228.727.307

JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 1.212.612.613.172 1.195.091.495.336

(6)

LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN

UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL

PER 30 JUNI2014 DAN 2013

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

1 Januari - 30 Juni 1 Januari - 30 Juni

2 0 1 4 2 0 1 3

Catatan Tidak Diaudit Tidak Diaudit P E N J U A L A N 2p,16 9.192.952.083 22.118.563.612 BEBAN POKOK PENJUALAN 2p,17 (8.733.128.628) (13.856.139.058) LABA KOTOR 459.823.455 8.262.424.554

BEBAN USAHA 2p,18

P e n j u a l a n - (38.154.965) Umum dan Administrasi (5.524.425.622) (3.944.272.726) Jumlah Beban Usaha (5.524.425.622) (3.982.427.691) LABA (RUGI) USAHA (5.064.602.167) 4.279.996.863 PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAN 2p,19

Jasa Giro 26.835.522 15.711.957

Pajak Jasa Giro (5.266.618)

Kapasitas Menganggur (155.162.317) -Pendapatan Bunga 42.644.307 173.884.008 Laba (Rugi) Selisih Kurs - Bersih (281.996.170) 385.014 Beban Administrasi Bank (7.366.213) (6.089.640)

Beban Bunga (19.653.973)

Lain-lain - Bersih 473.769.145 1.921.147.482

Jumlah Penghasilan Lain-lain - Bersih 73.803.683 2.105.038.821 LABA (RUGI) SEBELUM PAJAK PENGHASILAN (4.990.798.484) 6.385.035.684

PAJAK PENGHASILAN 2r,13

Pajak Kini - (2.361.087.250) Pajak Tangguhan - (558.065.870) LABA (RUGI) BERSIH (4.990.798.484) 3.465.882.564 LABA (RUGI) BERSIH KOMPREHENSIF (4.990.798.484) 3.465.882.564 LABA (RUGI) BERSIH KOMPREHENSIF YANG

DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA

Pemilik Entitas Induk (5.195.151.047) 2.953.006.028 Kepentingan Non Pengendali 204.352.563 512.876.536 JUMLAH (4.990.798.484) 3.465.882.564 LABA (RUGI) BERSIH PER SAHAM DASAR 2w & 20 (1,02) 0,58 LABA (RUGI) BERSIH PER SAHAM DILUSIAN 2w & 20 (1,02) 0,58

Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi merupakan

(7)

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Selisih Nilai Transaksi

Restrukturisasi Biaya Emisi Ditentukan Belum Ditentukan Kepentingan

Catatan Modal Saham Entitas Sepengendali Saham Penggunaannya Penggunaannya Jumlah Non Pengendali Jumlah Ekuitas SALDO PER 31 DESEMBER 2012 (DIAUDIT) 1.263.150.000.000 - (61.054.486.729) 100.000.000 (31.490.826.645) 1.170.704.686.626 2.121.043.343 1.172.825.729.969

SETORAN MODAL 12.305.055.500 - - - - 12.305.055.500 - 12.305.055.500

LABA BERSIH KOMPREHENSIF PERIODE BERJALAN - - - - 2.953.006.028 2.953.006.028 512.876.536 3.465.882.564

SALDO PER 30 JUNI 2013 (TIDAK DIAUDIT) 1.275.455.055.500 - (61.054.486.729) 100.000.000 (28.537.820.617) 1.185.962.748.154 2.633.919.879 1.188.596.668.033

SALDO PER 31 DESEMBER 2013 (DIAUDIT) 1.275.455.272.500 - (61.054.486.729) 100.000.000 (31.469.823.503) 1.183.030.962.268 3.197.765.039 1.186.228.727.307

SELISIH NILAI TRANSAKSI RESTRUKTURISASI

ENTITAS SEPENGENDALI - (607.862.380) - - - (607.862.380) - (607.862.380)

KEPENTINGAN NON PENGENDALI DARI AKUISISI

ENTITAS ANAK - - - - - - (497.341.951) (497.341.951)

MODAL DISETOR ENTITAS ANAK OLEH KEPENTINGAN

NON PENGENDALI - - - - - - 14.851.000.000 14.851.000.000

LABA BERSIH KOMPREHENSIF PERIODE BERJALAN - - - - (5.195.151.047) (5.195.151.047) 204.352.563 (4.990.798.484)

SALDO PER 30 JUNI 2014 (TIDAK DIAUDIT) 1.275.455.272.500 (607.862.380) (61.054.486.729) 100.000.000 (36.664.974.550) 1.177.227.948.841 17.755.775.651 1.194.983.724.492

Saldo Laba (Rugi)

(8)

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

1 Januari - 30 Juni 1 Januari - 30 Juni

2 0 1 4 2 0 1 3

Catatan Tidak Diaudit Tidak Diaudit ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI

Penerimaan dari Pelanggan 1.459.417.717 14.990.055.696

Pembayaran Kas kepada :

Pemasok, Operasional dan Lainnya (7.161.637.141) (9.192.101.810)

Direksi dan Karyawan (2.184.434.349) (1.227.073.129)

Pembayaran Pajak (519.607.250) 23.499.149

Penerimaan Penghasilan Bunga 21.342.409 189.595.965

Penerimaan Operasional Lainnya - -Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Operasi (8.384.918.614) 4.783.975.871 ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI

Peningkatan Dana yang Dibatasi Penggunaannya - (10.000.000.000)

Penerimaan Piutang Lain-lain 172.845.000.000

-Penyertaan Saham - 12.305.055.500

Perolehan Aset Tetap (958.463.631) (18.839.999)

Penjualan Aset Tetap 265.654.299

-Deposito - (1.000.000.000)

Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk)

Aktivitas Investasi 172.152.190.668 1.286.215.501 ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN

Penerimaan/Pembayaran kepada Pihak Berelasi (788.185.126) (94.516.607)

Pembayaran Uang Muka (172.845.000.000)

-Penerimaan/Pembayaran Hutang Lain-lain 3.862.270.246 (5.428.273.225) Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Pendanaan (169.770.914.880) (5.522.789.832) PENINGKATAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN BANK (6.003.642.826) 547.401.540 KAS DAN BANK, AWAL 8.745.935.767 91.734.692 KAS DAN BANK, AKHIR 2.742.292.941 639.136.232

Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi merupakan

(9)

1. UMUM

a. Pendirian Perusahaan dan Informasi Umum

PT Cakra Mineral Tbk (“Perusahaan”) didirikan berdasarkan Akta No. 435 tanggal 19 September 1990 dari Notaris Siti Pertiwi Henny Shidki, SH dengan nama PT Ciptojaya Kontrindoreksa dan telah diubah dalam Akta No. 300 tanggal 31 Desember 1992,dari Notaris Siti Pertiwi Henny Shidki, SH dengan nama menjadi PT Citra Kebun Raya Agri, dan perubahan nama terakhir dalam Akta No. 8 tanggal 8 April 2013 dari Notaris Indah Khaerunnisa SH., M.Kn menjadi PT Cakra Mineral Tbk. Akta Pendirian Perusahaan dan perubahannya telah memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-9.936.HT.01.01.TH.95 tanggal 11 Agustus 1995 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 92 tanggal 17 Nopember 1995, Tambahan No. 9501.

Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami berapa kali perubahan, terakhir dalam Akta No. 05 tanggal 19 Maret 2014 dari Notaris Indah Khaerunnisa SH., M.Kn, mengenai perubahan susunan pengurus Perusahaan. Anggaran Dasar tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU-00118.40.20.2014 tanggal 1 April 204.

Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan adalah bergerak dalam bidang pertambangan mineral, perdagangan, perindustrian, perhubungan dan penanaman modal.

Perusahaan berdomisili di Jakarta dan berkantor di Komplek Perkantoran RedTop E. 7, 8, 9 Jl. Raya Pecenongan No. 72 Kebon Kelapa – Jakarta Pusat 10120.

Perusahaan mulai kegiatan operasionalnya pada bulan Maret 1996. Kegiatan usaha utama Perusahaan adalah investasi pada perusahaan pertambangan.

Berdasarkan Keputusan Bupati Solok Selatan No. 540/02/IUP/DESDM/Bup-2012 tanggal 27 April 2012, PT Persada Indo Tambang (entitas anak) memperoleh Ijin Usaha Pertambangan Eksplorasi seluas +2.936 Ha yang terletak di Nagari Sungai Kunyit, Kecamatan Sangir Balai Janggo, Sumatera Barat. Ijin tersebut berlaku sampai dengan tanggal 27 April 2014. Perusahaan telah memperoleh Ijin Usaha Pertambangan Operasi Produksi Seluas +150,8 Ha berdasarkan keputusan Bupati Solok Selatan No. 540/12/IUP/DESDM/Bup-2010 tanggal 27 April 2010 dengan masa berlaku sampai dengan tanggal 27 April 2015.

Jumlah sumber daya atas are eksplorasi seluas + 2.936 Ha tersebut diperkirakan sebesar 5.463.000 metrik ton bijih besi. Produksi selama tahun 2013 dan 2012 masing-masing sebesar 112.699,32 metrik ton dan 121.900,25 metrik ton. Akumulasi jumlah produksi sejak awal kegiatan eksplorasi sampai dengan tanggal 31 Desember 2013 sebesar 284.421,57 metrik ton.

b. Penawaran Umum Saham Perusahaan

Pada tanggal 5 Mei 1999, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dalam surat No. S-656/PM/1999 untuk melakukan Penawaran Umum atas 63.600.000 saham Perusahaan kepada masyarakat dengan harga nominal Rp 250 per saham dengan harga penawaran Rp 250 per saham. Perusahaan telah mencatatkan seluruh sahamnya sebanyak 168.000.000 saham di Bursa Efek Indonesiapada tanggal 19 Mei 1999.

(10)

1. UMUM (lanjutan)

b. Penawaran Umum Saham Perusahaan (lanjutan)

Pada tanggal 15 Juni 2001, Perusahaan melakukan penambahan modal tanpa hakmemesan efek terlebih dahulu sebanyak 8.400.000 saham Seri B dengan hargapelaksanaan Rp 125 per saham. Pada tanggal 28 Desember 2007, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari KetuaBadan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) dalam SuratNo. S-6571/BL/2007 untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas (PUT) I kepada parapemegang saham dalam rangka penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD)sebanyak 834.960.000 saham dengan harga pelaksanaan Rp 250 per saham di manamelekat sejumlah 58.800.000 Waran Seri I. Setiap pemegang 15 saham, berhak atas71 HMETD, di mana 1 HMETD memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli1 saham baru dan atas setiap 71 saham baru melekat 5 Waran Seri I yang diberikan secaracuma-cuma. Waran Seri I merupakan efek yang memberikan hak kepada pemegangnyauntuk membeli saham dengan harga sebesar Rp 250 yang dilaksanakan selama periodepelaksanaan Waran yaitu tanggal 28 Juli 2008 sampai dengan tanggal 28 Januari 2013. Waran Seri I, selama tidak dilaksanakan, tidak mempunyai hak sebagai pemegang sahamdan hak atas dividen. Apabila Waran Seri I tidak dilaksanakan sampai habis masa periodepelaksanaannya, maka Waran tersebut akan kadaluarsa, tidak bernilai, tidak berlaku serta jangka waktunya tidak akan diperpanjang. Saham-saham tersebut dicatatkan pada BursaEfek Indonesia pada tanggal 17 Januari 2008.

Pada tanggal 30 Juni 2008, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua BadanPengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) dalam SuratNo. S-4214/BL/2008 tanggal 30 Juni 2008 untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas(PUT) II kepada para pemegang saham dalam rangka penerbitan Hak Memesan EfekTerlebih Dahulu (HMETD) sebanyak 4.045.440.000 saham dengan harga pelaksanaanRp 250 per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia padatanggal 14 Juli 2008.

c. Entitas Anak yang Dikonsolidasikan

Pada tanggal 30 Juni 2014, informasi mengenai Entitas Anak yang dikonsolidasikan ke dalam laporan keuangan Perusahaan adalah sebagai berikut:

Nama

Entitas Anak Domisili Bidang Usaha

Persentase Pemilikan Tahun Awal Kegiatan Komersial Jumlah Aset Juni 2014 2013 PT Persada Indo

Tambang Jakarta Pertambangan 88% 1998 33.030.781.014 34.403.110.442

Dunestone Development S.A British Virgin Island Trading 100% 2012 35.848.088.582 36,507,005,742 PT Takaras Inti Lestari Kalimantan Tengah Pertambangan 55% 2010 42.404.024.394 37.138.251.705 PT Baoli

Ferronickel Jakarta Pertambangan 99,99% - 172.846.500.000 -

Pada tanggal 12 Desember 2013, Perusahaan melakukan pembelian saham Dunestones Developments S.A. (DD) dari Rami Sadek M Kuwalty (Rami) sebanyak 1 saham (100% kepemilikan) dengan harga pembelian keseluruhan sebesar USD 50.000.000 atau setara dengan Rp 579.000.000.000 yang didanai oleh rekening escrow dari Best Astute Investment Limited (Best). Dari traksaksi pembelian tersebut, Perusahaan mencatat goodwill sebesar Rp 542.492.994.258 (Catatan 11).

(11)

1. UMUM (lanjutan)

c. Entittas Anak yang Dikonsolidasikan (lanjutan)

DD didirikan di the British Virgin Islands sebagai BVI Business Company, yang dinyatakan dalam Certificate of Incorporation (Section 7) tanggal 1 Oktober 2012dengan nomor registrasi perusahaan 1736235. Kegiatan usaha DD adalah di bidang investasi dan perdagangan barang tambang, khususnya bijihmineral.DD berdomisili di Akara Building, 24 De Castro Street, Wickhams Cay I, Road Town, Tortola,British Virgin Islands.

Pada tanggal 28 Maret 2014, Perusahaan melakukan pembelian saham PT Takaras Inti Lestari sebanyak 18.150 saham (55% kepemilikan) di mana Perusahaan melakukan penyetoran modal sebesar Rp 18.150.000.000 yang berasal dari piutang Perusahaan kepada PT Takaras Inti Lestari melalui entitas anak (Dunestone Development S.A)

Pada tanggal 20 Juni 2014 Perusahaan mendirikan anak Perusahaan yaitu PT Cakra Baoli Ferronickel yang bergerak dalam bidang perdagangan dan industri pengolahan dan pemurnian barang tambang dengan kepemilikan saham sebesar 99,99%.

d. Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan

Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013 adalah sebagai berikut:

30 Juni 2014

P

31 Desember 2013

Personel manajemen kunci Perusahaan meliputi seluruh anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan. Manajemen kunci tersebut memiliki kewenangan dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan aktivitas Perusahaan.

Pada tanggal 31 Desember 2013 Perusahaan dan Entitas Anak memiliki 5 orang karyawan. Dewan Komisaris

Komisaris Utama : Alwijaya AW

Komisaris Independen : Avi Yasa Dwipayana

Dewan Direksi

Direktur Utama : Boelio Muliadi

Direktur : Argo Trinandityo

Direktur : Dexter Sjarif Putra

Dewan Komisaris

Komisaris Utama : Alwijaya AW

Komisaris Independen : Avi Yasa Dwipayana

Dewan Direksi

Direktur Utama : Boelio Muliadi

(12)

e. Penerbitan Laporan Keuangan Konsolidasian

Manajemen Perusahaan bertanggung jawab terhadap penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi yang diselesaikan pada tanggal 23 Juli 2014.

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI

a. Kepatuhan Terhadap Standar Akuntansi Keuangan (SAK)

Laporan keuangan konsolidasian Perusahaan dan Entitas Anak (bersama-sama disebut sebagai “Grup”) telah disusun dan disajikan sesuai dengan SAK di Indonesia yang meliputi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) yang diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan - Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK - IAI) serta peraturan terkait yang diterbitkan oleh BAPEPAM-LK, khususnya Peraturan No. VIII.G.7, Lampiran dari Keputusan Ketua BAPEPAM-LK No. Kep 347/BL/2012 tanggal 25 Juni 2012 tentang “Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik”.

b. Dasar Penyajian Laporan Keuangan

Dasar penyusunan laporan keuangan konsolidasian, kecuali untuk laporan arus kas konsolidasian, adalah dasar akrual. Laporan keuangan konsolidasian tersebut diukur berdasarkan biaya perolehan (historical cost), kecuali untuk beberapa akun tertentu yang disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi akun yang terkait.

Laporan arus kas konsolidasian disusun dengan menggunakan metode langsung (direct method) di mana penerimaan serta pengeluaran kas dan setara kas diklasifikasikan ke dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

Mata uang fungsional dan mata uang penyajian yang digunakan di dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian ini adalah Rupiah.

c. Standar Akuntansi Baru

Selain standar akuntansi revisi yang telah disebutkan pada Catatan terkait,Perusahaan juga menerapkan penyempurnaan standar akuntansi yang wajib diterapkan untuk pertama kalinya pada awal periode 1 Januari 2013 adalah penyempurnaan PSAK No. 60 (Revisi 2010) tentang “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”. Perusahaan telah mengevaluasi dampak dari penerapan penyempurnaan standar akuntansi tersebut yang tidak memiliki dampak yang material terhadap laporan keuangan.

d. Prinsip-prinsip Konsolidasian

Laporan keuangan konsolidasian meliputi laporan keuangan Perusahaandan Entitas Anak sebagai suatu entitas ekonomi tunggal. Entitas anak adalah entitas yang dikendalikan oleh Perusahaan. Pengendalian dianggap ada ketika Perusahaan memilki, baik secara langsung atapun tidak langsung, lebih dari setengah (50%) kekuasaan suara pada entitas anak.

Entitas anak dikonsolidasikan sejak tanggal akuisisi, yaitu tanggal ketika Perusahaan memperoleh pengendalian, sampai dengan tanggal ketika Perusahaan kehilangan pengendalian atas entitas anak. Laporan keuangan konsolidasian disusun dengan menggunakan kebijakan akuntansi yang sama untuk tiap transaksi dan peristiwa lain dalam keadaan yang serupa, kecuali dinyatakan lain.

Seluruh saldo, penghasilan dan beban intra Grup yang material, termasuk keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi dari transaksi intra Grup dan dividen, dieliminasi secara penuh.

(13)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) d. Prinsip-prinsip Konsolidasian (lanjutan)

Kepentingan Non-pengendali (KNP) adalah bagian dari ekuitas entitas anak yang tidak dapat diatribusikan baik secara langsung ataupun tidak langsung kepada Perusahaan. KNP disajikan pada bagian ekuitas dalam laporan posisi keuangan konsolidasian, terpisah dari bagian ekuitas yang dapat diatribusikan kepada Perusahaan, selaku entitas induk. Seluruh laba rugi komprehensif diatribusikan kepada Perusahaan dan KNP, bahkan jika hal ini mengakibatkan KNP memiliki saldo defisit.

Perubahan dalam bagian kepemilikan Perusahaan atas entitas anak namun tanpa kehilangan pengendalian, dicatat sebagai transaksi ekuitas. Jika Perusahaan kehilangan pengendalian atas entitas anak maka Perusahaan pada tanggal hilangnya pengendalian tersebut:

• menghentikan pengakuan aset (termasuk setiap goodwill) dan liabilitas entitas anak pada nilai tercatatnya;

• menghentikan pengakuan jumlah tercatat setiap KNP;

• mengakui nilai wajar pembayaran yang diterima dan distribusi saham (jika ada); • mengakui setiap sisa investasi pada entitas anak pada nilai wajarnya;

• mereklasifikasi bagian Perusahaan atas komponen yang sebelumnya diakui sebagai pendapatan komprehensif lain ke laporan laba rugi, atau mengalihkan secara langsung ke saldo laba dan; • mengakui setiap perbedaan yang dihasilkan sebagai keuntungan atau kerugian dalam laporan

laba rugi komprehensif konsolidasian;

e. Transaksi dengan Pihak-pihak Berelasi

Grup melakukan transaksi dengan pihak-pihak berelasi sebagaimana didefinisikan di dalam PSAK No. 7 (Revisi 2010) mengenai “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”. Berdasarkan PSAK tersebut, 1) Orang atau anggota keluarga terdekatnya dikatakan memiliki relasi dengan Grup jika orang

tersebut:

(i) memiliki pengendalian ataupun pengendalian bersama terhadap Grup, (ii) memiliki pengaruh signifikan terhadap Grup, atau

(iii) merupakan personil manajemen kunci dari Grup ataupun ataupun entitas induk dari Grup. 2) Suatu entitas dikatakan memiliki relasi dengan Grup jika memenuhi salah satu dari hal berikut ini:

(i) entitas tersebut dan Grup adalah anggota dari kelompok usaha yang sama,

(ii) merupakan entitas asosiasi atau ventura bersama dari Grup (atau entitas asosiasi atau ventura bersama tersebut merupakan anggota suatu kelompok usaha di mana Grup adalah anggota dari kelompok usaha tersebut),

(iii) entitas tersebut dan Grup adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama,

(iv) entitas yang merupakan ventura bersama dari asosiasi Grup atau asosiasi dari ventura bersama dari Grup,

(v) entitas yang merupakan suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari Grup atau entitas yang terkait dengan Grup. Jika Grup adalah penyelenggara program tersebut, maka entitas sponsor juga berelasi dengan Grup,

(vi) entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam angka (1) di atas,

(vii) entitas yang dipengaruhi secara signifikan oleh orang yang diidentifikasi dalam angka (1) (i) atau orang yang bersangkutan merupakan personil manajemen kunci dari entitas tersebut (atau entitas induk dari entitas).

Seluruh transaksi signifikan dengan pihak-pihak yang berelasi diungkapkan dalam Catatan atas laporan keuangan konsolidasian.

(14)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) f. Kas dan Setara Kas

Kas dan setara kas terdiri dari saldo kas, bank dan deposito berjangka dengan jangka waktu 3 (tiga) bulan atau kurang sejak tanggal penempatannya di mana tidak dipergunakan sebagai jaminan atas pinjaman dan/atau tidak dibatasi penggunaannya.

g. Instrumen Keuangan Aset Keuangan

Pengakuan Awal

Aset keuangan diakui apabila Grup memiliki hak kontraktual untuk menerima kas atau aset keuangan lainnya dari entitas lain. Seluruh pembelian atau penjualan aset keuangan secara reguler diakui pada tanggal transaksi. Tanggal transaksi adalah tanggal ketika Grup berketetapan untuk membeli atau menjual suatu aset keuangan.

Pengukuran pada Saat Pengakuan Awal

Pada saat pengakuan awal, aset keuangan diukur pada nilai wajar ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung, kecuali untuk aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi (FVTPL). Aset keuangan yang diukur pada FVTPL pada saat pengakuan awal juga diukur sebesar nilai wajar namun biaya transaksi yang timbul seluruhnya langsung dibebankan ke laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

Pengukuran Setelah Pengakuan Awal

Pengukuran aset keuangan setelah pengakuan awal tergantung pada bagaimana aset keuangan dikelompokkan yaitu:

(i) Aset keuangan FVTPL di mana aset tersebut diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan atau pada saat pengakuan awal ditetapkan oleh manajemen apabila memenuhi kriteria-kriteria tertentu untuk diukur pada kelompok ini.

Aset keuangan dalam kelompok ini diukur setelah nilai wajarnya tanpa dikurangi biaya transaksi yang mungkin terjadi saat penjualan atau pelepasan lain. Seluruh keuntungan atau kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar, termasuk selisih kurs, bunga dan dividen, diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

Grup tidak memiliki aset keuangan yang dikelompokkan dalam kategori ini.

(ii) Pinjaman yang diberikan dan piutang di mana merupakan aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak memiliki kuotasi di pasar aktif. Kelompok aset keuangan ini diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi penurunan nilai (jika ada).

Kelompok aset keuangan ini meliputi akun kas dan setara kas, piutang usaha, piutang lain-lain dan piutang pihak berelasi.

Pengukuran Setelah Pengakuan Awal (lanjutan)

Aset keuangan yang dimiliki hingga jatuh tempo yaitu aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan serta Perusahaan mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo. Kelompok aset ini diukur setelah biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi penurunan nilai.

(15)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) g. Instrumen Keuangan (lanjutan)

Aset Keuangan (lanjutan)

(iii) Aset keuangan yang dimiliki hingga jatuh tempo yaitu aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan serta Perusahaan mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo. Kelompok aset ini diukur setelah biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi penurunan nilai.

Grup tidak memiliki aset keuangan yang dikelompokkan dalam kategori ini.

(iv) Aset keuangan yang tersedia untuk dijual adalah aset keuangan non-derivatif yang ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual atau aset keuangan yang tidak dikelompokkan ke dalam salah satu dari tiga (3) kategori di atas. Aset keuangan tersedia untuk dijual dinyatakan sebesar nilai wajar tanpa harus dikurangi biaya transaksi yang mungkin terjadi saat penjualan atau pelepasan lain. Perubahan nilai wajar dari aset keuangan diakui sebagai pendapatan komprehensif lainnya [kecuali untuk kerugian penurunan nilai, laba (rugi) selisih kurs dan bunga yang dihitung dengan menggunakan metode suku bunga efektif] sampai aset keuangan tersebut dihentikan pengakuannya. Pada saat penghentian pengakuan, akumulasi keuntungan atau kerugian yang sebelumnya diakui sebagai pendapatan komprehensif lainnya direklasifikasi dari ekuitas ke laporan laba rugi komprehensif konsolidasian sebagai penyesuaian reklasifikasi.

Grup juga tidak memiliki aset keuangan yang dikelompokkan dalam kategori ini. Penghentian Pengakuan

Pengakuan aset keuangan dihentikan, jika dan hanya jika, hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut telah berakhir atau Grup telah, secara substansial, mentransfer aset keuangan dan transfer tersebut telah memenuhi kriteria penghentian pengakuan.

Pada saat penghentian aset keuangan, selisih antara jumlah tercatat dan jumlah dari 1) pembayaran yang diterima (termasuk aset baru yang diperoleh dikurangi liabilitas baru yang ditanggung) dan 2) keuntungan atau kerugian kumulatif yang telah diakui dalam pendapatan komprehensif lainnya diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

Liabilitas Keuangan

Pengakuan dan Pengukuran

Grup mengakui liabilitas keuangan pada saat timbulnya liabilitas kontraktual untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lainnya kepada entitas lain.

Pada saat pengakuan awal, dalam hal liabilitas keuangan tidak diukur pada FVTPL, liabilitas keuangan diukur pada nilai wajar dikurangi biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dengan liabilitas keuangan tersebut.

Setelah pengakuan awal, Grup mengukur seluruh akun liabilitas keuangan, yang meliputi akun-akun hutang usaha, hutang lain-lain, hutang pembelian aset tetap, beban masih harus dibayar, hutang sewa pembiayaan, hutang pembiayaan konsumen, hutang kepada pihak berelasi, pinjaman konversi dan hutang subordinasi, pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.

(16)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) g. Instrumen Keuangan (lanjutan)

Liabilitas Keuangan (lanjutan)

Penghentian Pengakuan

Grup menghentikan pengakuan liabilitas keuangan, jika dan hanya jika, liabilitas tersebut berakhir di mana kewajiban yang ditetapkan di dalam kontrak telah dilepaskan atau dibatalkan atau kedaluarsa. Ketika suatu liabilitas keuangan yang ada saat ini ditukar dengan liabilitas keuangan lain dari pemberi pinjaman yang sama dengan persyaratan yang secara substansial berbeda, atau apabila persyaratan dari liabilitas keuangan yang ada tersebut dimodifikasi secara substansial, pertukaran atau modifikasi persyaratan tersebut dicatat sebagai penghentian pengakuan liabilitas keuangan awal dan pengakuan liabilitas keuangan baru dan selisih di antara nilai tercatat masing-masing liabilitas keuangan tersebut diakui di laporan keuangan laba rugi komprehensif.

Saling Hapus antar Instrumen Keuangan

Aset dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai netonya disajikan dalam laporan posisi keuangan, jika dan hanya jika, Grup 1) saat ini memiliki hak yang dapat dipaksakan secara hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui dan 2) berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan.

Estimasi Nilai Wajar

Nilai wajar untuk instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif ditentukan berdasarkan kuotasi harga penutupan di pasar aktif yang berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian.

Apabila pasar untuk suatu instrumen keuangan tidak aktif, Grup dapat menetapkan nilai wajar dengan menggunakan teknik penilaian yang meliputi penggunaan transaksi pasar wajar terkini antar pihak-pihak yang memiliki pengetahuan memadai dan berkeinginan, referensi nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara substansial sama, analisis arus kas yang didiskonto atau model penetapan harga opsi.

h. Penurunan Nilai Aset Keuangan

Seluruh aset keuangan atau kelompok aset keuangan, kecuali yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi (FVTPL), dievaluasi terhadap kemungkinan penurunan nilai.Penurunan nilai dan kerugian penurunan nilai diakui, jika dan hanya jika, terdapat bukti yang objektif mengenai penurunan nilai sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa merugikan, yang terjadi setelah pengakuan awal aset keuangan atau kelompok aset keuangan, yang berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan di mana dapat diestimasi secara andal.

Bukti objektif penurunan nilai dapat meliputi beberapa indikasi seperti pihak peminjam atau kelompok pihak peminjam memiliki kesulitan keuangan signifikan, wanprestasi atau tunggakan pembayaran bunga atau pokok, terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan lainnya dan data terobservasi mengindikasikan adanya penurunan yang dapat diukur atas estimasi arus kas masa datang, di mana termasuk memburuknya status pembayaran pihak peminjam atau suatu kondisi yang berkorelasi dengan wanprestasi atas aset keuangan.

(17)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) h. Penurunan Nilai Aset Keuangan (lanjutan)

Untuk aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan yang diamortisasi

Kerugian penurunan nilai diukur sebagai selisih antara jumlah tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa depan yang didiskonto menggunakan suku bunga efektif pada saat pengakuan awal dari aset tersebut. Jumlah tercatat aset keuangan tersebut, disajikan setelah dikurangi baik secara langsung maupun menggunakan akun cadangan. Kerugian yang terjadi diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

Manajemen pertama kali akan menentukan bukti objektif penurunan nilai individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual dan secara kolektif untuk aset lainnya. Jika tidak terdapat bukti objektif mengenai penurunan nilai aset keuangan secara individual, terlepas aset tersebut signifikan ataupun tidak, maka aset tersebut dimasukkan ke dalam kelompok aset keuangan dengan risiko kredit yang serupa dan menentukan penurunan nilai secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya diakui secara individual, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif. Apabila pada periode berikutnya jumlah kerugian penurunan nilai berkurang dan penurunan tersebut dapat dikaitkan secara objektif dengan peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui, maka rugi penurunan nilai yang lalu dipulihkan, baik secara langsung ataupun dengan menggunakan akun cadangan. Namun demikian pemulihan tersebut tidak boleh mengakibatkan jumlah tercatat aset keuangan melebihi biaya perolehan diamortisasi pada tanggal pemulihan. Jumlah pemulihan aset keuangan tersebut diakui di dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

Untuk aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan

Apabila terdapat bukti objektif terjadinya penurunan nilai atas aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan (seperti menurunnya secara signifikan lingkungan usaha, kemungkinan besar terjadinya gagal bayar atau kesulitan keuangan yang dihadapi oleh pelanggan), maka kerugian penurunan nilai atas aset keuangan tersebut diukur berdasarkan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa depan yang didiskontokan dengan tingkat imbal hasil yang berlaku di pasar untuk aset keuangan serupa. Kerugian penurunan nilai tersebut tidak dapat dipulihkan.

i. Persediaan

Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan atau nilai realisasi neto. Biaya perolehan persediaan meliputi seluruh biaya yang timbul sampai persediaan berada dalam kondisi dan lokasi saat ini di mana ditentukan dengan metode rata-rata tertimbang. Nilai realisasi neto adalah estimasi harga penjualan dalam kegiatan usaha normal dikurangi estimasi biaya yang diperlukan untuk melaksanakan penjualan.

Jumlah penyisihan penurunan nilai persediaan ke nilai realisasi neto dan seluruh kerugian persediaan diakui sebagai beban pada periode penurunan nilai atau kerugian terjadi. Jumlah dari setiap pemulihan atas penyisihan nilai persediaan, yang timbul dari kenaikan nilai realisasi neto, diakui sebagai pengurangan atas jumlah persediaan yang selanjutnya diakui sebagai beban pada periode terjadinya pemulihan tersebut.

Penyisihan penurunan nilai persediaan karena keusangan, kerusakan, kehilangan dan lambatnya perputaran ditentukan berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan masing-masing persediaan untuk mencerminkan nilai realisasi neto pada akhir tahun.

(18)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)

j. Biaya Dibayar di Muka

Biaya dibayar di muka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus.

k. Aset Tetap - Pemilikan Langsung

Aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan rugi penurunan nilai, jika ada. Biaya perolehan termasuk biaya penggantian bagian aset tetap saat biaya tersebut terjadi, jika memenuhi kriteria pengakuan. Selanjutnya, pada saat inspeksi yang signifikan dilakukan, biaya inspeksi itu diakui ke dalam jumlah tercatat (carrying amount) aset tetap sebagai suatu penggantian jika memenuhi kriteria pengakuan. Semua biaya pemeliharaan dan perbaikan yang tidak memenuhi kriteria pengakuan diakui dalam laporan laba rugi komprehensif pada saat terjadinya. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus sejak aset tersebut siap digunakan berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap yang bersangkutan dengan rincian sebagai berikut:

Tahun

Bangunan 4 - 20

Peralatan tambang 4

Mesin 8

Sarana dan prasarana 4

Kendaraan 4

Peralatan dan perabot kantor 4 - 5

Peralatan mess 4

Instalasi internet 4

Biaya pemeliharaan dan perbaikan diakui sebagai beban pada saat terjadinya. Pengeluaran yang memperpanjang masa manfaat aset atau yang memberikan tambahan manfaat ekonomis berupa peningkatan kapasitas atau mutu produksi dari aset, dikapitalisasi dan disusutkan sesuai dengan tarif penyusutan yang berlaku.

Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau saat tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset (dihitung sebagai perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan dan jumlah tercatat dari aset) dimasukkan dalam tahun laporan laba rugi komprehensif pada tahun aset tersebut dihentikan pengakuannya.

Nilai residu, umur manfaat dan metode penyusutan aset tetap di-review dan disesuaikan secara prospektif, jika memadai, pada setiap akhir tahun buku.

l. Sewa

Sewa aset tetap dimana Perusahaan memiliki secara substansi seluruh risiko dan manfaat kepemilikan asset diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan. Sewa pembiayaan dikapitalisasi pada awal masa sewa sebesar nilai yang lebih rendah antara nilai wajar aset sewaan dan nilai kini pembayaran sewa minimum.

(19)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)

l. Sewa (lanjutan)

Setiap pembayaran sewa dialokasikan antarabagian yang merupakan pelunasan liabilitasdan bagian yang merupakan biaya keuangansedemikian rupa sehingga menghasilkantingkat suku bunga yang konstan atas saldopembiayaan. Unsur bunga dalam biayakeuangan dibebankan di laporan laba rugikomprehensif selama masasewa sehingga menghasilkan suatu tingkatsuku bunga periodik yang

konstan atas saldoliabilitas setiap tahun. Aset tetap yangdiperoleh melalui sewa

pembiayaandisusutkan dengan metode yang sama denganmetode penyusutan aset tetap yang dimilikisendiri. Jika tidak terdapat kepastian yang memadai bahwa Perusahaan akan mendapatkan kepemilikan atas asetpada akhir masa sewa, aset tersebutdisusutkan selama jangka waktu yang lebihpendek antara umur manfaat aset dan masasewa.

Apabila dalam suatu kontrak sewa porsi yangsignifikan atas risiko dan manfaat kepemilikanaset tetap berada ditangan lessor, maka sewatersebut diklasifikasikan sebagai sewa operasi.Pembayaran sewa operasi dibebankan kelaporan laba rugi komprehensif konsolidasianatas dasar garis lurus selama masa sewa.

m. Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan

Aset yang diamortisasi diuji untuk penurunan nilai apabila terdapat peristiwa atau perubahan keadaan yang mengindikasikan bahwa jumlah tercatat aset tidak dapat diperoleh kembali. Penurunan nilai diakui untuk jumlah dimana jumlah tercatat aset melebihi jumlah terpulihkannya. Jumlah terpulihkan adalah jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajar aset dikurangi biaya untuk menjual atau nilai pakai. Untuk tujuan pengujian terhadap penurunan nilai, aset dikelompokkan hingga unit terkecil yang dapat teridentifikasi dalam menghasilkan arus kas terpisah (unit penghasil kas [UPK]).

Penilaian yang dilakukan pada setiap tanggal pelaporan juga menguji apakah terdapat indikasi bahwa rugi penurunan nilai yang telah diakui dalam periode sebelumnya mungkin tidak ada lagi atau mungkin telah menurun. Jika terdapat indikasi tersebut, maka Perusahaan mengestimasi jumlah terpulihkan aset atau UPK tersebut. Kerugian penurunan nilai yang telah diakui dalam periode sebelumnya akan dibalik hanya jika terdapat perubahan asumsi-asumsi yang digunakan untuk menentukan jumlah terpulihkan aset tersebut sejak rugi penurunan nilai yang terakhir diakui. Dalam hal ini, jumlah tercatat aset dinaikkan ke jumlah terpulihkannya.

Pembalikan tersebut dibatasi sehingga jumlah tercatat aset tidak melebihi jumlah terpulihkannya maupun jumlah tercatat, setelah dikurangi penyusutan, seandainya tidak ada rugi penurunan nilai yang telah diakui untuk aset tersebut pada tahun sebelumnya.

Pembalikan rugi penurunan nilai diakui dalam laporan laba rugi komprehensif. Setelah pembalikan tersebut, penyusutan aset disesuaikan di periode mendatang untuk mengalokasikan jumlah tercatat aset yang direvisi, dikurangi nilai sisanya, dengan dasar yang sistematis selama sisa umur manfaatnya.

n. Beban Eksplorasi dan Pengembangan Ditangguhkan

Akun ini merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam rangka mencari, menemukan dan mengevaluasi serta mempersiapkan cadangan terbukti pada suatu “area of interest” sampai siap diproduksi secara komersial. Berdasarkan PSAK No. 33 (Revisi 2011) tentang “Aktivitas Pengupasan Lapisan Tanah dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pada Pertambangan Umum”.

Maka pihak manajemen Perusahaan menetapkan bahwa semua biaya yang dikeluarkan dalam rangka menemukan cadangan terbukti dalam suatu “area of interest” di wilayah konsesi Perusahaan diakumulasikan dalam perkiraan “Beban Eksplorasi dan Pengembangan Ditangguhkan” yang diamortisasikan pada saat produksi komersial dimulai berdasarkan metode unit produksi.

(20)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) o. Liabilitas Imbalan Pasca Kerja Karyawan

Perusahaan mencatat liabilitas diestimasi atas imbalan kerja karyawan sesuai dengan Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tanggal 25 Maret 2003 tentang Ketenagakerjaan (Undang-Undang-undang Ketenagakerjaan).

Sesuai dengan PSAK No. 24 tentang “Imbalan Kerja”, perusahaan-perusahaan diwajibkan untuk mengakui seluruh imbalan kerja yang diberikan melalui program atau perjanjian formal dan informal, peraturan perundang-undangan atau peraturan industri yang mencakup imbalan pasca kerja, imbalan kerja jangka pendek dan jangka panjang lainnya, pesangon pemutusan hubungan kerja dan imbalan berbasis ekuitas. Berdasarkan PSAK ini, perhitungan liabilitas diestimasi untuk imbalan kerja karyawan berdasarkan Undang-undang Ketenagakerjaan ditentukan dengan menggunakan metode aktuarial “Projected Unit Credit”.

Kenaikan dan penurunan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran rata-rata masa kerja pegawai.

Jumlah yang diakui sebagai kewajiban imbalan pasti pada neraca konsolidasi merupakan nilai kini kewajiban imbalan pasti disesuaikan dengan keuntungan atau kerugian aktuarial yang belum diakui serta biaya jasa lalu yang belum diakui.

p. Pengakuan Pendapatan dan Beban

Pendapatan diakui apabila besar kemungkinan manfaat ekonomi akan mengalir kepada Perusahaan dan Entitas Anak dan pendapatan tersebut dapat diukur secara andal. Pendapatan diukur pada nilai wajar dari imbalan yang diterima atau piutang.

Pendapatan dari penjualan diakui pada saat barang dikirimkan kepada pelanggan dan beban diakui pada saat terjadinya (basis akrual).

q. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing

Transaksi dalam mata uang asing dicatat ke dalam Rupiah berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing disajikan ke dalam mata uang Rupiah berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia yang berlaku pada tanggal tersebut. Laba atau rugi kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan pada usaha tahun berjalan. Pos non-moneter yang diukur pada biaya perolehan dalam mata uang asing tidak disajikan kembali.

Pada 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013, kurs yang digunakan untuk USD 1 masing-masing adalah sebesar Rp 11.969 dan Rp 12.189.

r. Pajak Penghasilan

Pajak Kini

Aset (liabilitas) pajak kini ditentukan sebesar jumlah ekspektasi restitusi dari (atau dibayarkan kepada) otoritas perpajakan yang dihitung menggunakan tarif pajak (dan peraturan perpajakan) yang telah berlaku atau secara substantif telah berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian. Manajemen secara berkala mengevaluasi jumlah yang dilaporkan di dalam Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) terkait dengan keadaan di mana peraturan pajak yang berlaku memerlukan interpretasi dan, jika diperlukan, manajemen akan menghitung provisi atas jumlah yang mungkin timbul.

(21)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)

Pajak Tangguhan

Pajak tangguhan diakui dengan menggunakan metode liabilitas atas perbedaan temporer antara dasar pajak aset dan liabilitas dengan nilai tercatatnya pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian.

Liabilitas pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak. Aset pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer yang dapat dikurangkan serta atas akumulasi rugi fiskal dan kredit pajak yang tidak dimanfaatkan sejauh realisasi atas manfaat pajak tersebut dimungkinkan. Jumlah tercatat aset pajak tangguhan ditelaah setiap akhir tanggal pelaporan dan dikurangi ketika tidak terdapat kemungkinan bahwa laba kena pajak akan tersedia dalam jumlah yang memadai untuk memanfaatkan seluruh atau sebagian aset pajak tangguhan tersebut.

Aset pajak tangguhan yang belum diakui dinilai kembali pada akhir periode pelaporan dan diakui sepanjang besar kemungkinan bahwa laba kena pajak mendatang akan tersedia untuk dipulihkan. Pajak Tangguhan (lanjutan)

Aset dan liabilitas pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang diekspektasikan akan berlaku ketika aset dipulihkan atau liabilitas diselesaikan berdasarkan tarif pajak (dan peraturan perpajakan) yang berlaku atau secara substansial telah diberlakukan pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian.

Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi komprehensif, kecuali bila berhubungan dengan transaksi yang dibebankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas, dalam hal pajak tangguhan tersebut juga dibebankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas.

Aset dan liabilitas pajak tangguhan dapat saling hapus, jika dan hanya jika, 1) terdapat hak yang dapat dipaksakan secara hukum untuk melakukan saling hapus antara aset dan liabilitas pajak kini dan 2) aset serta liabilitas pajak tangguhan tersebut terkait dengan pajak penghasilan yang dikenakan oleh otoritas perpajakan yang sama.

s. Penyisihan Reklamasi Lingkungan dan Penutupan Tambang

Restorasi, rehabilitasi dan biaya lingkungan hidup lainnya yang timbul selama tahap produksi dibebankan sebagai bagian dari biaya produksi. Perusahaan memiliki liabilitas tertentu untuk restorasi dan rehabilitasi daerah pertambangan sesudah produksi selesai.

Perusahaan menghitung besarnya liabilitas tersebut yang mencukupi untuk memenuhi liabilitas yang timbul ketika produksi sudah selesai. Perubahan taksiran biaya restorasi dan lingkungan hidup yang akan terjadi dihitung secara prospektif berdasarkan sisa umur tambang.

t. Akuntansi Restrukturisasi Entitas Sepengendali

Perusahaan menerapkan PSAK No. 38 (Revisi 2012), “Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali” mulai tanggal 1 Januari 2013, yang mengatur perlakuan akuntansi bagi transaksi kombinasi bisnis antar entitas sepengendali. Penerapan revisi PSAK memberikan pengaruh yang tidak signifikan terhadap pelaporan keuangan Perusahaan.

Sebelum 1 Januari 2013 Perusahaan menerapkan PSAK No. 38 (Revisi 2004), “Akuntansi Restrukturisasi Entitas Sepengendali”, di mana pengalihan aset, liabilitas, saham dan instrumen kepemilikan lainnya di antara entitas sepengendali tidak menimbulkan laba atau rugi bagi seluruh kelompok Perusahaan ataupun entitas sepengendali dan tidak mengakibatkan perubahan substansi ekonomi pemilikan atasaset, saham, liabilitas atau instrumen kepemilikan lainnya yang dipertukarkan, maka asset maupun liabilitas yang pemilikannya dialihkan dicatat sesuai dengan nilai buku seperti penggabungan usaha berdasarkan metode penyatuan kepemilikan (pooling of interest).

(22)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)

Selisih antara harga pengalihan dengan nilai buku sehubungan dengan setiap transaksi restrukturisasi antara Perusahaan dengan perusahaan lain yang merupakan entitassepengendali, disajikan sebagai “Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali”pada laporan posisi keuangan konsolidasian.

u. Laba per Saham Dasar

Laba (rugi) per saham dasar dihitung dengan membagi laba (rugi) bersih periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk dengan jumlah rata-rata tertimbang dari jumlah saham yang beredar pada periode yang bersangkutan.

Untuk tujuan penghitungan laba (rugi) bersih per saham dilusian, laba (rugi) bersih residual dan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa beredar disesuaikan dengan mempertimbangkan dampak dari semua efek berpotensi saham biasa yang dilutif. Efek berpotensi saham biasa dianggap dilutif hanya bila konversinya menjadi saham biasa akan menurunkan laba (rugi) bersih per saham dari operasi normal berkelanjutan.

v. Informasi Segmen

Segmen usaha adalah komponen Perusahaan dan Entitas Anak yang dapat dibedakandalam menghasilkan produk atau jasa (baik produk atau jasa individual maupun kelompokproduk atau jasa terkait) dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbedadengan risiko dan imbalan segmen lain.

Segmen geografis adalah komponen Perusahaan dan Entitas Anak yang dapat dibedakandalam menghasilkan produk atau jasa pada lingkungan (wilayah) ekonomi tertentu dankomponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan padakomponen yang beroperasi pada lingkungan (wilayah) ekonomi lain.

Pendapatan, beban, hasil, aset dan liabilitas segmen termasuk item-item yang dapatdiatribusikan langsung kepada suatu segmen serta hal-hal yang dapat dialokasikan dengandasar yang sesuai segmen tersebut.

w. Kombinasi Bisnis

Kombinasi bisnis, jika ada, dicatat dengan menggunakan metode akuisisi. Biaya perolehan dari sebuah akuisisi diukur pada nilai agregat imbalan yang dialihkan, diukur pada nilai wajar pada tanggal akuisisi dan jumlah setiap KNP pada pihak yang diakuisisi. Untuk setiap kombinasi bisnis, Perusahaan memilih apakah mengukur KNP pada entitas yang diakuisisi baik pada nilai wajar ataupun pada proporsi kepemilikan KNP atas aset neto yang teridentifikasi dari entitas yang diakuisisi. Biaya-biaya akuisisi yang timbul dibebankan langsung dan disertakan dalam beban administrasi. Ketika melakukan akuisisi atas sebuah bisnis, Perusahaan mengklasifikasikan dan menentukan aset keuangan yang diperoleh dan liabilitas keuangan yang diambil alih berdasarkan pada persyaratan kontraktual, kondisi ekonomi dan kondisi terkait lain yang ada pada tanggal akuisisi.

Dalam suatu kombinasi bisnis yang dilakukan secara bertahap, Perusahaan mengukur kembali bagian ekuitas yang dimiliki sebelumnya pada pihak yang diakuisisi pada nilai wajar pada tanggal akuisisi dan mengakui keuntungan atau kerugian yang dihasilkan dalam laba rugi.

Pada tanggal akuisisi, goodwill awalnya diukur pada harga perolehan yang merupakan selisih lebih nilai agregat dari imbalan yang dialihkan dan jumlah setiap KNP atas jumlah neto teridentifikasi dari aset yang diperoleh dan liabilitas yang diasumsikan. Jika imbalan tersebut kurang dari nilai wajar aset neto entitas anak yang diakuisisi, selisih tersebut diakui dalam laporan laba rugi sebagai keuntungan dari pembelian dengan diskon setelah sebelumnya manajemen menilai kembali identifikasi dan nilai wajar dari aset yang diperoleh dan liabilitias yang yang diasumsikan.

(23)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)

Setelah pengakuan awal, goodwill diukur pada jumlah tercatat dikurangi akumulasi kerugian penurunan nilai. Untuk tujuan pengujian penurunan nilai, goodwill yang diperoleh dari suatu kombinasi bisnis, sejak tanggal akuisisi dialokasikan kepada setiap Unit Penghasil Kas (UPK) dari Perusahaan yang diharapkan akan memberikan manfaat dari sinergi kombinasi tersebut, terlepas dari apakah aset atau liabilitas lain dari pihak yang diakuisisi ditetapkan atas UPK tersebut.

Jika goodwill telah dialokasikan pada suatu UPK dan operasi tertentu atas UPK tersebut dihentikan, maka goodwill yang diasosiasikan dengan operasi yang dihentikan tersebut termasuk dalam jumlah tercatat operasi tersebut ketika menentukan keuntungan atau kerugian dari pelepasan. Goodwill yang dilepaskan tersebut diukur berdasarkan nilai relatif operasi yang dihentikan dan bagian dari UPK yang tersisa.

3. PERTIMBANGAN, ESTIMASI DAN ASUMSI AKUNTANSI YANG PENTING

Penyusunan laporan keuangan mengharuskan manajemen untuk membuat pertimbangan estimasi dan asumsi yang akan mempengaruhi jumlah-jumlah pendapatan, beban, aset dan liabilitas yang dilaporkan serta pengungkapan liabilitas kontinjensi pada tiap-tiap akhir periode laporan keuangan.

Pertimbangan dan estimasi yang digunakan dalam mempersiapkan laporan keuangan ditelaah secara berkala berdasarkan pengalaman historis dan faktor-faktor lainnya, termasuk ekspektasi dari kejadian-kejadian di masa depan yang mungkin terjadi. Namun, hasil aktual dapat berbeda dengan jumlah yang diestimasi.

Ketidakpastian atas asumsi serta estimasi tersebut dapat menimbulkan hasil yang memerlukan penyesuaian material terhadap jumlah tercatat aset atau liabilitas yang terpengaruh di masa depan.

Pertimbangan dalam Penerapan Kebijakan Akuntansi

Dalam proses penerapan kebijakan akuntansi, manajemen membuat berbagai pertimbangan yang secara signifikan dapat mempengaruhi jumlah-jumlah yang diakui dalam laporan keuangan. Pertimbangan yang memiliki dampak paling signifikan terhadap laporan keuangan adalah:

Klasifikasi Aset dan Liabilitas Keuangan

Grup menetapkan klasifikasi atas aset dan liabilitas tertentu sebagai aset keuangan dan liabilitas keuangan dengan mempertimbangkan bahwa definisi yang ditetapkan dalam PSAK No. 55 (Revisi 2011) telah dipenuhi. Aset keuangan dan liabilitas keuangan diakui dan dikelompokkan sesuai dengan kebijakan akuntansi Perusahaan seperti diungkapkan pada Catatan 2g atas laporan keuangan.

Sumber Estimasi Ketidakpastian

Asumsi utama masa depan dan sumber utama estimasi ketidakpastian lain pada tanggal pelaporan yang memiliki risiko signifikan menimbulkan penyesuaian yang material terhadap jumlah tercatat aset dan liabilitas untuk tahun/periode berikutnya diungkapkan di bawah ini. Grup mendasarkan asumsi dan estimasi pada parameter yang tersedia pada saat laporan keuangan disusun.Asumsi dan situasi mengenai perkembangan masa depan mungkin berubah akibat perubahan pasar atau situasi di luar kendali Grup. Grup tersebut dicerminkan dalam asumsi terkait pada saat terjadinya.

(24)

3. PERTIMBANGAN, ESTIMASI DAN ASUMSI AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan)

Instrumen Keuangan

Grup mencatat aset dan liabilitas keuangan tertentu pada nilai wajar, yang mengharuskan penggunaan estimasi akuntansi. Sementara komponen signifikan atas pengukuran nilai wajar ditentukan menggunakan bukti objektif yang dapat diverifikasi, jumlah perubahan nilai wajar dapat berbeda bila Grup menggunakan metodologi penilaian yang berbeda.

Perubahan nilai wajar aset dan liabilitas keuangan tersebut dapat mempengaruhi secara langsung laba atau rugi Grup. Perbandingan antara nilai wajar dan nilai tercatat aset dan liabilitas keuangan Grup pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian diungkapkan dalam Catatan 23 atas laporan keuangan. Penyusutan Aset Tetap

Biaya perolehan aset tetap disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomisnya. Manajemen mengestimasi masa manfaat ekonomis aset tetap antara 4 sampai dengan 20 tahun, yang merupakan masa manfaat ekonomis yang secara umum diharapkan dalam industri di mana Grup menjalankan bisnisnya.

Perubahan tingkat pemakaian dan perkembangan teknologi dapat mempengaruhi masa manfaat ekonomis dan nilai sisa aset, dan karenanya biaya penyusutan masa depan mungkin direvisi. Nilai tercatat bersih aset tetap Grup diungkapkan dalam Catatan 9 atas laporan keuangan.

Pajak Penghasilan

Grup selaku wajib pajak menghitung liabilitas perpajakannya secara self assessment berdasarkan pada peraturan yang berlaku. Perhitungan tersebut dianggap benar selama belum terdapat ketetapan dari Direktur Jenderal Pajak atas jumlah pajak yang terhutang atau ketika sampai dengan jangka waktu lima (5) tahun (masa daluwarsa pajak) tidak terdapat ketetapan pajak yang diterbitkan.

Perbedaan jumlah pajak penghasilan yang terhutang dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti pemeriksaan pajak, penemuan bukti-bukti pajak baru dan perbedaan interpretasi antara manajemen dan pejabat kantor pajak terhadap peraturan pajak tertentu. Perbedaan hasil aktual dan jumlah tercatat tersebut dapat mempengaruhi jumlah tagihan pajak, hutang pajak, beban pajak dan aset pajak tangguhan.

Saldo hutang pajak pada tanggal 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013 masing-masing adalah sebesar Rp 1.993.041.511 dan Rp 2.512.648.761. Saldo aset pajak tangguhan pada tanggal 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013 adalah sebesar Rp 423.478.616 (lihat Catatan 13).

Liabilitas Imbalan Pasca Kerja Karyawan

Penentuan liabilitas diestimasi atas imbalan pasca kerja karyawan Grup bergantung pada pemilihan asumsi aktuarial yang digunakan. Asumsi tersebut termasuk antara lain tingkat diskonto, tingkat kenaikan gaji tahunan, tingkat pengunduran diri karyawan tahunan, tingkat kecacatan, umur pensiun dan tingkat kematian. Hasil aktual yang berbeda dari asumsi yang ditetapkan Grup dicatat sesuai dengan kebijakan yang dimaksudkan di dalam Catatan 2o atas laporan keuangan.

Grup berkeyakinan bahwa asumsi pada tanggal pelaporan tersebut adalah wajar dan sesuai. Perbedaan signifikan pada hasil aktual atau perubahan signifikan dalam asumsi yang ditetapkan Grup dapat mempengaruhi secara material liabilitas diestimasi atas imbalan pasca kerja karyawan dan beban imbalan pasca kerja karyawan.

(25)

3. PERTIMBANGAN, ESTIMASI DAN ASUMSI AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan) Sumber Estimasi Ketidakpastian (lanjutan)

Penyisihan Reklamasi Lingkungan dan Penutupan Tambang

Kebijakan akuntansi Grup atas pengakuan penyisihan reklamasi lingkungan dan penutupan tambang membutuhkan perkiraan dan asumsi yang signifikan seperti: persyaratan kerangka hukum dan peraturan yang relevan, besarnya kemungkinan kontaminasi serta waktu, luas dan biaya yang dibutuhkan untuk kegiatan penutupan dan rehabilitasi.

Ketidakpastian ini dapat mengakibatkan perbedaan antara jumlah pengeluaran aktual di masa depan dari jumlah yang disisihkan pada saat ini. Penyisihan yang diakui pada setiap lokasi di tinjau secara berkala dan diperbarui berdasarkan fakta-fakta dan keadaan pada saat itu.

Beban Eksplorasi dan Pengembangan Ditangguhkan

Kebijakan akuntansi Perusahaan untuk beban eksplorasi dan pengembangan ditangguhkan menimbulkan adanya beberapa biaya dikapitalisasi untuk sebuah area of interest yang dianggap dapat dipulihkan oleh eksploitasi di masa depan atau dijual atau di mana kegiatan tambang belum mencapai tahap tertentu yang memungkinkan dilakukan penilaian yang wajar atas keberadaan cadangan.

Kebijakan ini mengharuskan manajemen untuk membuat perkiraan dan asumsi tertentu atas peristiwa dan keadaan di masa depan, khususnya apakah aktivitas penambangan dapat dilaksanakan secara ekonomis.

Setiap perkiraan dan asumsi tersebut dapat berubah seiring tersedianya informasi baru. Jika, setelah dilakukan kapitalisasi atas biaya berdasarkan kebijakan ini, suatu pertimbangan dibuat bahwa pemulihan biaya dianggap tidak dimungkinkan, biaya yang telah dikapitalisasi tersebut akan dibebankan ke dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

4. KAS DAN SETARA KAS

2014 2013

Kas 85.594.102 12.618.816

Bank Rupiah

PT Bank Sinarmas Tbk 107.043.692 106.998.747

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 36.323.757 663.505.429

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero)

Tbk 4.660.537 4.945.853

PT CIMB Niaga Tbk 8.658.768 8.880.768

PT OCBC NISP 1.352.086.053 6.899.573.111

PT Bank Mega 58.607.427 -

Sub-jumlah 1.573.103.092 7.683.903.908

Dolar Amerika Serikat

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 5.722.858 16.704.659

(26)

Deposito Berjangka 1.069.180.762 1.032.708.384

Jumlah 2.742.292.941 8.745.935.767

Pada tanggal 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013, seluruh penempatan kas dan setara kas adalah pada bank pihak ketiga.

Pada tahun 2013, suku bunga deposito adalah sebesar 8%.

5. PIUTANG USAHA PIHAK KETIGA

2014 2013

PT Almazia Nusantara 20.072.567.446 20.072.567.446

PT Visi Utama Mandiri 19.598.314.721 14.534.818.855

C & D Logistic Group Co. Ltd 1.457.719.077 -

IMMCO 1.383.156.000 -

Qingyuan Jinsheng ZR & TI Resources Co.

Ltd 1.286.882.500 -

Jumlah 43.798.639.744 34.607.386.301

Dikurangi : Cadangan Penurunan Nilai (20.072.567.446 ) (20.072.567.446 )

Jumlah – bersih 23.726.072.298 14.534.818.855

Manajemen berkeyakinan bahwa tidak terdapat bukti objektif dari penurunan nilai piutang dan seluruh saldo piutang usaha tersebut dapat tertagih sehingga tidak diperlukan penyisihan penurunan nilai.

6. PIUTANG LAIN-LAIN PIHAK KETIGA

2014 2013

PT Rajawali Agro Andalan Nusantara 365.100.000.000 365.100.000.000

PT Horizon Agro Industry 32.703.663.000 205.548.663.000

PT Murui Jaya Perdana 1.995.900.000 -

Lain-lain (Saldo masing-masing di bawahRp

100.000.000) 728.003.011 263.192.272

Jumlah 400.527.566.011 570.911.855.272

Piutang PT Rajawali Agro Andalan Nusantara (RAAN) merupakan piutang atas divestasi saham PT Horizon Agro Industry (HAI).

Berdasarkan Akta No. 52 tanggal 30 Desember 2011 dari Notaris Dahlia, SH, Perseroan telah menandatangani Pemindahan Hak-Hak Atas Saham pada HAI kepada RAAN, dimana Perseroan telah menjual 100% hak kepemilikan pada HAI dengan harga jual sebesar Rp 750.000.000.000. Pembayaran yang telah diterima sampai dengan tanggal 31 Desember 2013 atas transaksi divestasi tersebut adalah sebesar Rp 384.900.000.000.

Berdasarkan Amandemen Pembiayaan Pengikatan Jual Beli No. 003/CKRA.RAAN/VI/2012 tanggal 25 Juni 2012, Perseroan dan RAAN sepakat bahwa RAAN akan memenuhi kewajibannya kepada Perseroan dalam jangka waktu paling lambat tanggal 28 Juni 2013 dan telah diperpanjang sampai

(27)

dengan 28 Juni 2014 dalam Amandemen Perjanjian Pengikatan Jual Beli No. 002/CKRA.RAAN/VI/2013 tanggal 25 Juni 2013.

Berdasarkan Perjanjian Pengakuan Hutang tanggal 30 Desember 2010, disepakati hutang HAI kepada Perseroan akan dilunasi 14 hari setelah pemberitahuan dari Perseroan yang kemudian diubah dengan Amandemen Perjanjian Pengakuan Hutang No. 004CKRA.HAI/VI/2012 tanggal 25 Juni 2012, Perseroan dan HAI sepakat bahwa HAI akan memenuhi kewajibannya kepada Perseroan dalam jangka waktu paling lambat tanggal 28 Juni 2013. Sampai dengan tanggal 30 Juni 2014, HAI telah memenuhi kewajibannya sebesar Rp 195.325.000.000. 7. PERSEDIAAN 2014 2013 Tanah Matang 582.328.777 582.328.777 Bijih Besi: Barang Jadi 9.970.323.439 7.677.842.850

Barang dalam Proses 3.510.062.187 -

Bahan Baku 3.244.480.778 -

Jumlah 17.307.195.181 8.260.171.627

Cadangan Penurunan Nilai (582.328.777 ) (582.328.777 )

Jumlah – Bersih 16.724.866.404 7.677.842.850

Berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan persediaan pada akhir tahun, manajemen berkeyakinan bahwa jumlah penyisihan untuk penurunan nilai persediaan tersebut cukup memadai untuk menutup kemungkinan kerugian yang timbul atas persediaan.

Perusahaan belum mengasuransikan persediaan terhadap risiko kerugian akibat kehilangan, kerusakan dan risiko kerugian lainnya, dengan pertimbangan risiko yang tidak signifikan sehingga manfaat yang diterima tidak sesuai dengan biayanya.

8. TRANSAKSI PIHAK BERELASI

2014 2013

Hutang Pihak Berelasi

Tay Robinto 103.594.554 103.594.554

Boelio Muliadi 22.792.152 22.792.152

Agus Yoe 1.849.312 1.849.312

Jumlah 128.236.018 128.236.018

Rincian sifat hubungan dan jenis transaksi dengan pihak berelasi adalah sebagai berikut :

Pihak Berelasi Hubungan Sifat Saldo Akun Transaksi

Agus Isywara Yoe dan Tay Robinto

Pemegang saham PIT

Pinjaman tanpa bunga, tanpa jaminan dan pembayaran sesuai permintaan

Boelio Muliadi

pemegang saham PIT

Pinjaman tanpa bunga, tanpa jaminan dan pembayaran sesuai permintaan

Jumlah kompensasi personil manajemen kunci Perusahaan dan Entitas Anak untuk tahun 2013 sebesar Rp 1.021.176.583 yang seluruhnya merupakan imbalan kerja jangka pendek.

(28)

9. ASET TETAP

Rincian dan mutasi aset tetap adalah sebagai berikut:

2 0 1 4

Saldo Awal Penambahan Pengurangan Pengaruh Akuisisi Saldo Akhir

Biaya Perolehan

Tanah - - - 526.000.000 526.000.000

Bangunan 959.858.423 - - 501.222.333 1.461.080.756

Peralatan Tambang 9.720.922.686 - - - 9.720.922.686

Mesin - - - 18.355.707.558 18.355.707.558

Sarana dan Prasarana 37.908.646 - - - 37.908.646

Kendaraan 1.899.092.000 747.650.000 470.000.000 801.692.900 2,978,434,900

Peralatan dan Perabot Kantor 2.409.152.592 217.353.980 - 119.166.043 2.745.672.615

Peralatan Mess 46.735.260 42.578 6.582.927 - 40.194.911 Instalasi Internet 31.162.920 - - - 31.162.920 JumlahBiaya Perolehan 15.104.832.527 965.046.558 476.582.927 20.303.788.834 35.897.084.992 Akumulasi Penyusutan Bangunan 479.929.208 12.530.561 - 98.251.708 590.711.477 Peralatan Tambang 4.755.107.613 2.525.002 - - 4.757.632.615 Mesin - 1.073.798.917 - 3.268.172.328 4.341.971.245

Sarana dan Prasarana 18.954.326 533.853 - - 19.488.179

Kendaraan 808.035.583 420.286.784 235.000.000 1.363.939.155 2.357.261.522

Peralatan dan Perabot Kantor 2.051.959.906 185.509.376 - 100.657.696 2.338.126.978

Peralatan Mess 23.367.630 4.482.337 4.114.329 - 23.735.638

Instalasi Internet 15.581.464 - - - 15.581.464

Jumlah Akumulasi Penyusutan 8.152.935.730 1.699.666.831 239.114.329 4.831.020.887 14.444.509.116

Nilai Buku Bersih 6.951.896.797 21.452.575.876

2 0 1 3

Saldo Awal Penambahan Pengurangan Pengaruh Akuisisi Saldo Akhir

Biaya Perolehan

Bangunan 959.858.423 - - - 959.858.423

Peralatan Tambang 9.718.842.686 2.080.000 - - 9.720.922.686

Sarana dan Prasarana 37.908.646 - - - 37.908.646

Kendaraan 1.541.592.000 357.500.000 - - 1.899.092.000

Peralata dan Perabot Kantor 2.369.167.592 39.985.000 - - 2.409.152.592

Peralatan Mess 46.735.260 - - - 46.735.260 Instalasi Internet 31.162.920 - - - 31.162.920 JumlahBiaya Perolehan 14.705.267.527 399.565.000 - - 15.104.832.527 Akumulasi Penyusutan - Bangunan 239.964.602 239.964.606 - - 479.929.208 Peralatan Tambang 2.324.876.941 2.430.230.672 - 4.755.107.613 Saranadan Prasarana 9.477.165 9.477.161 - - 18.954.326 Kendaraan 385.398.000 422.637.583 - - 808.035.583

Peralatan dan Perabot Kantor 1.882.969.363 168.990.543 - - 2.051.959.906

Peralatan Mess 11.683.815 11.683.815 - - 23.367.630

Instalasi Internet 7.790.734 7.790.730 - - 15.581.464

Jumlah Akumulasi Penyusutan 4.862.160.620 3.290.775.110 - - 8.152.935.730

Nilai Buku Bersih 9.843.106.908 6.951.896.797

Beban penyusutan aset dialokasikan sebagai berikut:

2014 2013

Biaya Produksi 1.309.345.399 2.528.770.981

Kapasitas Menganggur - 229.885.714

Beban Umum dan Administrasi 390.321.432 532.146.579

Gambar

Tabel berikut menyajikan nilai tercatat dan estimasi nilai wajar dari instrumen keuangan

Referensi

Dokumen terkait

Lmg adalah perkara perdata ( cerai talak), karena terjadi ketidakharmonisan antara suami dan isteri dalam kehidupan rumah tangga yang disebabkan adanya campur tangan

trimethoprim/sulfamethoxazole. Bakteri Klebsiella paling banyak sensitif terhadap amoxycillin+clavulanic dan gentamycin. Bakteri Serratia marcescens sensitif terhadap

PERJALANAN VHB PADA DEWASA Klinis Hepatitis Klinis Hepatitis Klinis Hepatitis Klinis Hepatitis Hepatitis kronis Hepatitis kronis Infeksi HVB Infeksi HVB Pengidap HVB

Pada gambar (4.18) merupakan gambar pergerakan satelit dari data broadcast ephemeris dibandingkan dengan data dari precise ephemeris (Sp3) sehingga dapat dianalisa

Kasus korupsi di lingkungan pemerintahan terbukti pada hasil audit BPK terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) tahun 2010 yang menyatakan bahwa

Peneliti menemukan banyak sekali permasalahan yang menyangkut unsur ekstrinsik, hanya sebagian orang saja yang mengetahui tentang unsur ekstrinsik dalam suatu karya

Untuk mewujudkan peran di atas, tugas yang harus dilakukan oleh pengelola TBM sebagai berikut: (1) melakukan sosialisasi/promosi TBM kepada masyarakat sekitar melalui