• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSEPSI GURU SEKOLAH DASAR PADA MEDIA PENDIDIKAN GIZI TERKAIT PERILAKU GIZI DAN KEAMANAN PANGAN WITA MAULIDA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERSEPSI GURU SEKOLAH DASAR PADA MEDIA PENDIDIKAN GIZI TERKAIT PERILAKU GIZI DAN KEAMANAN PANGAN WITA MAULIDA"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)

PERSEPSI GURU SEKOLAH DASAR

PADA MEDIA PENDIDIKAN GIZI TERKAIT

PERILAKU GIZI DAN KEAMANAN PANGAN

WITA MAULIDA

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2013

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Persepsi Guru Sekolah Dasar pada Media Pendidikan Gizi terkait Perilaku Gizi dan Keamanan Pangan adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Januari 2013

Wita Maulida

(4)

RINGKASAN

WITA MAULIDA. Persepsi Guru Sekolah Dasar pada Media Pendidikan Gizi terkait Perilaku Gizi dan Keamanan Pangan. Dibimbing oleh SITI MADANIJAH dan DADANG SUKANDAR.

Guru sangat berperan penting dalam pengenalan gizi dan keamanan pangan di sekolah sebagai dasar bagi pembinaan kebiasaan makan yang sehat dan aman bagi siswa. Tingkat pengetahuan gizi dan keamanan pangan guru akan berpengaruh pada tingkat pengetahuan anak didiknya. Guru juga harus dapat mencontohkan perilaku makan yang bergizi dan aman bagi siswa. Mengingat pentingnya arti pendidikan mengenai gizi dan keamanan pangan bagi anak usia Sekolah Dasar (SD) guna pembentukan perilaku makan yang baik dan sehat, maka diperlukan tenaga pendidik yaitu guru yang memiliki perilaku yang baik terkait gizi dan keamanan pangan.

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh pengetahuan, sikap, praktek gizi dan keamanan pangan guru SD terhadap persepsi guru pada media pendidikan gizi menurut wilayah dan akreditasi sekolah, sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini adalah (1) Menganalisis karakteristik sosial ekonomi guru, (2) Menganalisis pengetahuan, sikap, praktek gizi dan keamanan pangan guru, (3) Menganalisis persepsi guru pada media berupa modul,

leaflet, poster, flip chart dan booklet pendidikan gizi, dan (4) Menganalisis pengaruh pengetahuan, sikap, praktek gizi dan keamanan pangan guru terhadap persepsi guru pada media pendidikan gizi.

Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional study. Lokasi penelitian adalah SDN Lawanggintung 01 (Akreditasi A) dan SDN Cimanggu Kecil (Akreditasi B) di wilayah Kota Bogor serta SDN Pajeleran 01 (Akreditasi A) dan SDN Kotabatu 01 (Akreditasi B) di wilayah Kabupaten Bogor. Guru dalam penelitian ini adalah guru SD yang masih aktif mengajar dan bersedia mengisi kuesioner sebanyak 68 guru. Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian “Pengembangan Model Pendidikan Makanan Jajanan Sehat Berbasis Sekolah untuk Tingkat Sekolah Dasar” yang dilakukan oleh SEAFAST Center -Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Institut Pertanian Bogor, yang dilakukan mulai bulan Juli 2009 sampai bulan Juni 2010.

Data primer meliputi karakteristik sosial ekonomi (jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, lama bekerja sebagai guru, besar keluarga dan tingkat pendapatan keluarga), perilaku (pengetahuan, sikap dan praktek) terkait gizi dan keamanan pangan, persepsi guru pada berbagai media pendidikan gizi. Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara pengisian kuesioner. Data sekunder meliputi keadaan umum sekolah yang diperoleh dari sekolah terkait. Pengolahan data dan analisis data diolah dengan menggunakan program komputer

Microsoft Excell dan Statistical Program for Social Science (SPSS) versi 16.0 for windows.

Secara umum guru perempuan (75%) lebih banyak dibandingkan laki-laki (25%). Umur guru pada kelompok separuh baya (61.8%) dan rata-rata umur guru baik pria maupun wanita yaitu 42.3 tahun. Tingkat pendidikan guru SD umumnya S1 (47.1%) dan Diploma (47.1%). Lama bekerja guru antara 21-30 tahun (42.6%), sedangkan besar keluarga sebanyak 77.9% keluarga guru yang termasuk kategori

(5)

keluarga kecil (≤ 4 orang). Sebanyak 55.9% guru mempunyai tingkat pendapatan pada kisaran Rp500 000 – Rp1 000 000 per kapita/bulan.

Hasil analisis menunjukkan bahwa sebanyak 50% guru SD memiliki pengetahuan gizi dan keamanan pangan sedang akan tetapi bila ditinjau dari akreditasi sekolah terlihat bahwa sekolah yang terakreditasi A (kategori sedang 54.76%) lebih baik dari sekolah yang akreditasi B (kategori kurang 46.15%). Rata-rata skor pengetahuan gizi dan keamanan pangan guru di wilayah Kota dan Kabupaten Bogor relatif sama yaitu 58.4±12.2 dan 60.6±11.5. sebanyak 55.9% guru mempunyai sikap positif terkait gizi dan keamanan pangan. Rata-rata skor sikap gizi dan keamanan pangan guru SD menurut wilayah relatif sama yaitu 78.2±8.2 dan 79.3±6.9, sedangkan menurut akreditasi terlihat bahwa SD berakreditasi B (80.4±8.82) lebih baik dari A (77.7±6.5). Sebanyak 97.1% guru termasuk kategori cukup dalam mempraktekkan gizi dan keamanan pangan. Menurut wilayah rata-rata skor praktek gizi dan keamanan pangan relatif sama baik kota (71.8±3.4) maupun kabupaten (70.8±6.2), demikian pula akreditasi A (72.4±5.4) dan B (69.5±3.72).

Besar keluarga guru memperlihatkan adanya hubungan positif dengan sikap gizi dan keamanan pangan, p<0.1 Semakin banyak jumlah anggota keluarga guru maka semakin positif sikap gizi dan keamanan pangan guru SD. Umur dan lama bekerja berhubungan secara nyata dengan praktek gizi dan keamanan pangan (p<0.1). Guru yang lebih tua dan guru yang lebih lama bekerja mempunyai praktek gizi dan keamanan pangan yang lebih baik.

Hasil analisis deskriptif terhadap persepsi guru mengenai pentingnya materi pangan, gizi dan kesehatan menunjukkan rata-rata penilaian yang sangat penting dan penting yaitu 79.2% dan 20.6%. Persepsi guru pada penggunaan beberapa media dinilai sangat setuju (96.9%) bahwa kelima jenis media digunakan dalam pembelajaran. Persepsi yang ditunjukkan sebagian besar guru sangat setuju 66.2% dan setuju 33.7% pada penyajian materi di setiap media pendidikan gizi. Secara keseluruhan sebanyak 54.1% dan 45.9% guru menilai sangat setuju dan setuju pada penyajian tulisan media pendidikan gizi. Penilaian sangat setuju dan setuju (59.5% dan 40.2%) dinyatakan pada penyajian gambar.

Hasil uji statistik menunjukkan pengaruh nyata antara praktek gizi dan keamanan pangan guru SD terhadap persepsi guru pada pemberian materi gizi dan kesehatan (p<0.1, r²=0.071). Persepsi guru pada penggunaan media dalam penyampaian materi pangan, gizi dan kesehatan dipengaruhi secara positif oleh pengetahuan gizi dan keamanan pangan guru SD (p<0.1; r²=0.139), sedangkan praktek gizi dan keamanan pangan guru SD juga terdapat berpengaruh positif terhadap persepsi (p <0.1; r²=0.139).

(6)

SUMMARY

WITA MAULIDA. Teacher’s Elementary School Perception on Nutrition Education Media Related to Nutrition Behavior and Food Safety. Supervised by SITI MADANIJAHand DADANG SUKANDAR.

Teacher had an important role toward the introduction of nutrition and food safety at school as a basic for student eating custom and safety development. Teacher standarization of nutrition and food safety knowledge would have an influence to the student knowledge. The teachers might be the sample for their student in eating nutrition habit and food safety. It remind us how important the meaning of nutrition education and food safety for students elementary school in order to formed good eating and healthy, so we need a teacher who good behavior related to the nutrition and food safety.

The general purpose of this study was to analyze the influence of knowledge, attitude, practices related to nutrition and food safety toward the teachers perception on the nutrition education media according to the region and school accreditation, meanwhile the specific purpose of this study were (1) to analyze the social economic teacher’s characteristic, (2) to analyze the teacher’s knowledge, attitude, practices related to nutrition and food safety, (3) to analyze the teacher’s perception on media, such as moduls, leaflets, posters, flip chart and nutrition education booklets, and (4) to analyze the influence of nutrition behavior and food safety toward the teacher’s perception on nutrition education media.

The design of the study was cross sectional study. The location of the study was at Lawanggintung 01 Elementary School (A accreditation) and Cimangu Kecil Elementary school (B accreditation) in Bogor urban, Pajeleran 01 Elementary School (A accreditation) and Kotabatu Elementary School (B accreditation) in Bogor rural. The teacher’s in this study were active teacher’s and had willing to filled the questionnaire and there were 68 teachers. This study was a part of the study “Developing Model of Healthy Street Food on Elementary School” by SEAFAST center–LPPM Bogor Agricultural Institute, the study started from July 2009 to June 2010.

The primary data include the social economic characteristic (gender, age, level of education, length of worked as teacher, family member, and level of family income), behavior (knowledge, attitude, practice) related to nutrition and food safety, teachers perception to the nutrition education media. The primary data did by filling the questionnaire. Secondary data include the general school condition which got from questionnaire. Data processing and analyzing were processed by computer programme microsoft excell and Statistical Program for Social Science (SPSS) version 16.0 for windows.

Generally female techers (75%) were more than male (25%). The age of the teaches at middle aged group (61.8%) and the average of the teachers age both male of female were 42.3 years old. The level of elementary teacher school were S1 (47.1%) and diploma (47.1%), the length of worked as teacher between 21-30 years (42.6%), whereas family member 77.9%, teacher family which was include small family category (≤ 4 person), 55.9% teachers had income in the range Rp500 000 – Rp1 000 000 capita/month.

(7)

The result of the analysis showed that 50% teacher elementary school had medium knowledge about nutrition and food safety, but when it viewed from school accreditation it told that the school which had A accreditation (medium category 54.76%) was better than school which had B accreditation (approximately category 46.15%). The average score of the nutrition knowledge and teacher food safety in the Bogor urban and rural were same 58.4±12.2 and 60.6±11.5. 55 % of teachers had positive mindset related to the nutrition and food safety. Depend on the district, the average score of teacher elementary school toward nutrition attitude and food safety was 78.2±8.2 and 79.3±6.9, but according to the accreditation it showed that elementary school which had B accreditation (80.4±8.82) was better than A (77.7±6.5). 97.1% teachers were in category in practicing nutrition and food safety. Based on the area, the average of nutrition practice and food safety were same even the urban (71.8±3.4) or rural (70.8±6.2), and also A accreditation (72.4±5.4) and B (69.5±3.72).

Family member showed the positive relationship with nutrition attitude and food safety, p<0.1. The more teacher’s family member, the more positive nutrition attitude and food safety of teacher elementary school. Age and length of work had relation with nutrition practice and food safety (p<0.1). female teacher and the teacher who real had longer work, they had better nutriion practice and food safety.

The result of descriptive analysis toward teacher’s perception about how important the food matery, nutrition and healthy showed the average assessment the most important and important, such as 79.2% and 20.6%. teacher’s perception to the use of several medias rated strongly agree (96.9%) that five types of media were used in learning. Perception was indicated most of the teachers strongly agree 66.2% and agree 33.7% to the material presentation in every nutrition media aducation. Overall as many as 54.1% and 45.9% the teacher strongly agree and agree to the written presentation of nutrition media education. The assessment strongly agree and agree (59.5% and 40.2%) were declared in the image presentation.

The result of the statistical showed a significant effect between nutrition practice and food safety teacher elementary school o perception nutrition and healthy material (p<0.1, r²=0.071). Teacher’s perception in used media when presented the food material, nutrition and health were influenced positively by nutrition knowledge and food safety of teacher elementary school (p<0.1; r²=0.139), meanwhile the nutrition practice and safety food of teacher elementary school also positively influenced to the perception (p <0.1; r²=0.139).

(8)

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2013

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB

Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

(9)

Tesis

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains

pada

Program Studi Ilmu Gizi Masyarakat

PERSEPSI GURU SEKOLAH DASAR

PADA MEDIA PENDIDIKAN GIZI TERKAIT

PERILAKU GIZI DAN KEAMANAN PANGAN

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2013

(10)
(11)

Judul Tesis : Persepsi Guru Sekolah Dasar pada Media Pendidikan Gizi terkait Perilaku Gizi dan Keamanan Pangan

Nama : Wita Maulida NIM : I151080041

Disetujui oleh Komisi Pembimbing

Prof Dr Ir Siti Madanijah, MS Ketua

Prof Dr Ir Dadang Sukandar, MSi Anggota

Diketahui oleh

Ketua Program Studi Ilmu Gizi Masyarakat

drh Muh. Rizal M. Damanik, MRepSc, PhD

Dekan Sekolah Pascasarjana

Dr Ir Dahrul Syah, MScAgr

(12)

PRAKATA

Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkah yang diberikan oleh-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Persepsi Guru Sekolah Dasar pada Media Pendidikan Gizi terkait Perilaku Gizi dan Keamanan Pangan”

.

Penelitian dilaksanakan sejak bulan Juli 2009 sampai Juni 2010. Penyusunan tesis ini tidak akan terwujud tanpa adanya bimbingan, do’a dan dukungannya. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof Dr Ir Siti Madanijah, MS, selaku ketua pembimbing. 2. Prof Dr Ir Dadang Sukandar, MSc selaku anggota pembimbing.

3. Prof Dr Ir Budi Setiawan, MSi, selaku Ketua Departemen Gizi Masyarakat. 4. Drh M Rizal M Damanik, MRepSc, PhD, selaku Ketua Program Studi

Gizi Masyarakat dan dosen Penguji Luar Komisi.

5. Staf dosen pengajar lainnya yang telah mendidik dan memberikan ilmu serta doanya pada penulis selama perkuliahan.

6. Kedua orangtua (Athaillah Abdi dan Wiwin Hendarti), mertua (Yoyok Sunaryo dan Adlah), kakak sekeluarga (Ayu Noviati, Sugiantoro dan Muthia Alisha) dan adik-adik (Setyarini Faradilla, Farhan Hakiki, Syiuli Solihah, Ramdhani Tri Nugraha), suami (Nur Komarullah) dan putri pertama (Naima Afifah Maurilla).

Semua yang telah diberikan oleh penulis kepada semua pihak semoga mendapatkan umpan balik baik berupa kritik maupun saran agar menjadi lebih baik lagi. Akhir dari kata pengantar ini, semoga tesis ini dapat digunakan dan bermanfaat bagi semua pihak.

Bogor, Januari 2013

(13)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL xi

DAFTAR LAMPIRAN xii

1 PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 3

Manfaat Penelitian 3

2 TINJAUAN PUSTAKA 5

Guru Sekolah Dasar 5

Pendidikan Gizi di Sekolah Dasar 5

Pengetahuan, Sikap dan Praktek Gizi dan Keamanan Pangan 6

Persepsi Guru pada Media Pendidikan Gizi 8

3 KERANGKA PEMIKIRAN 13

4 METODE 135

Desain, Tempat dan Waktu Penelitian 15

Teknik Penarikan Contoh 15

Jenis dan Cara Pengumpulan Data 15

Pengolahan dan Analisis Data 16

Definisi Operasional 20

Keterbatasan Penelitian 21

5 HASIL DAN PEMBAHASAN 23

Keadaan Umum Sekolah Dasar 23

Karakteristik Sosial Ekonomi Guru 24

Perilaku Gizi dan Keamanan Pangan 30

Hubungan antara Karakteristik Sosial Ekonomi dengan Perilaku Gizi dan

Keamanan Pangan 39

Persepsi Guru pada Media Pendidikan Gizi 40

Pengaruh Perilaku Gizi dan Keamanan Pangan terhadap Persepsi pada

Media Pendidikan Gizi 48

6 SIMPULAN DAN SARAN 51

Simpulan 51

Saran 51

DAFTAR PUSTAKA 53

LAMPIRAN 57

(14)

DAFTAR TABEL

1 Jumlah guru menurut sekolah, wilayah dan akreditasi 15

2 Pengkategorian variabel penelitian 17

3 Sebaran guru SD berdasarkan jenis kelamin, wilayah dan akreditasi sekolah 25 4 Keragaan statistik dan sebaran guru SD berdasarkan umur, wilayah dan

akreditasi sekolah 25

5 Sebaran guru SD berdasarkan tingkat pendidikan, wilayah dan akreditasi

sekolah 26

6 Sebaran guru SD berdasarkan tingkat pendidikan dan umur 27 7 Keragaan statistik dan sebaran guru SD berdasarkan lama bekerja, wilayah

dan akreditasi sekolah 27

8 Sebaran guru SD berdasarkan lama bekerja dan kelompok umur 28 9 Keragaan statistik dan sebaran guru SD berdasarkan besar keluarga, wilayah

dan akreditasi sekolah 29

10 Sebaran guru SD berdasarkan garis kemiskinan, wilayah dan akreditasi sekolah 29 11 Sebaran guru SD berdasarkan tingkat pendapatan keluarga, wilayah dan

akreditasi sekolah 30

12 Keragaan statistik dan sebaran guru SD berdasarkan pengetahuan, sikap,

praktek gizi dan keamanan pangan 31

13 Persentase guru SD yang menjawab benar pengetahuan gizi dan keamanan

pangan berdasarkan wilayah dan akreditasi sekolah 33 14 Persentase guru SD yang menjawab positif sikap gizi dan keamanan pangan

berdasarkan wilayah dan akreditasi sekolah 35

15 Sebaran guru SD berdasarkan pengetahuan dan sikap gizi dan keamanan pangan 36 16 Korelasi antara pengetahuan dengan sikap gizi dan keamanan pangan 36 17 Persentase guru SD yang menjawab tepat praktek gizi dan keamanan pangan

berdasarkan wilayah dan akreditasi sekolah 37

18 Sebaran guru SD berdasarkan pengetahuan, sikap dan praktek gizi dan

keamanan pangan 38

19 Korelasi antara pengetahuan, sikap dan praktek gizi dan keamanan pangan 38 20 Sebaran guru SD berdasarkan besar keluarga dan sikap gizi dan keamanan

pangan 39

21 Korelasi antara besar keluarga dengan sikap gizi dan keamanan pangan 39 22 Sebaran guru SD berdasarkan lama bekerja, umur dan praktek gizi dan

keamanan pangan 40

23 Korelasi antara lama bekerja, umur dengan praktek gizi dan keamanan pangan 40 24 Sebaran guru SD berdasarkan pentingnya materi pangan, gizi dan kesehatan 41 25 Sebaran guru SD berdasarkan persepsi terhadap penggunaan media pendidikan

gizi 43

26 Sebaran guru SD berdasarkan persepsi terhadap penyajian materi pada media

pendidikan gizi 44

27 Sebaran guru SD berdasarkan persepsi terhadap penyajian tulisan pada media

pendidikan gizi 45

28 Sebaran guru SD berdasarkan persepsi terhadap penyajian gambar pada media

pendidikan gizi 47

29 Regresi linier berganda antara praktek gizi dan keamanan pangan terhadap

persepsi guru SD pada pemberian materi gizi dan kesehatan 49 30 Regresi linier berganda antara pengetahuan, praktek gizi dan keamanan pangan terhadap persepsi guru pada penggunaan media dalam penyampaian materi

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

1 Modul “Gizi dan Keamanan Makanan Siswa Sekolah Dasar” 57

2 Leaflet “Gizi Seimbang Anak Usia Sekolah” 58

3 Leaflet “Jajanan Sehat dan Bergizi” 59

4 Poster “Gizi” 60

5 Poster “Keamanan Makanan” 61

6 Poster “Lima Kunci untuk Keamanan Pangan” 62

(16)
(17)

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Indonesia dihadapkan kepada beban ganda masalah gizi, yaitu: masalah gizi kurang, termasuk tubuh pendek “stunting”, dan masalah gizi lebih, termasuk obesitas. Kekurangan gizi berdampak pada lambatnya pertumbuhan tubuh terutama pada anak-anak, penurunan daya tahan tubuh serta penurunan tingkat kecerdasan dan produktivitas kerja, sedangkan kelebihan gizi berisiko terserang penyakit degeneratif (BALITBANG Depkes 2010). Hasil Riset Kesehatan Dasar status gizi penduduk umur 6-14 tahun (Usia Sekolah) menunjukkan prevalensi anak kurus sebanyak 9.5% laki-laki dan 4.4% perempuan, sedangkan prevalensi anak gemuk sebanyak 1.3% laki-laki dan 1.5% perempuan. Masalah ini menjadi penting untuk diperhatikan sebagai suatu masalah yang serius untuk ditangani.

Anak Usia Sekolah (AUS) merupakan investasi bangsa, karena anak adalah generasi penerus bangsa. Kualitas bangsa di masa depan ditentukan kualitas anak-anak saat ini. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia harus dilakukan sejak dini, sistematis dan berkesinambungan. Tumbuh berkembangnya anak usia sekolah yang optimal tergantung pemberian gizi dengan kualitas dan kuantitas yang baik serta benar (BALITBANG DepKes 2008).

Timbulnya masalah gizi disebabkan karena pola makan salah. Pola makan tidak hanya melalui makanan yang beragam, seimbang dan dalam jumlah cukup, tetapi harus memperhatikan keamanan pangan (BPOM 2010). Salah satu masalah utama keamanan pangan yang sering dijumpai di sekitar kita adalah pangan yang tercemar oleh mikroba. Berdasarkan data Kejadian Luar Biasa (KLB) keracunan pangan dari Badan POM RI tahun 2001-2009 menunjukkan bahwa rata-rata persentase penyebab KLB keracunan pangan adalah akibat cemaran mikroba sebesar 23,41 % dan jenis pangan penyebab keracunan terbanyak adalah masakan rumah tangga dengan rata-rata persentase sebesar 38,69%.

Banyak sekali kejadian keracunan pangan akibat makanan yang diolah tidak diperhatikan keamanan dari bahan yang digunakan serta cara pengolahan. Praktek sanitasi dan higiene seseorang menentukan tingkat pencemaran makanan maupun minuman jajanan. Hal ini sejalan dengan penelitian Ariyani (2006) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara praktek sanitasi dan higiene dengan total mikroba minuman jajanan. Keracunan pangan dapat berasal dari masakan rumah tangga yang dibawa sebagai bekal sekolah maupun dijual di kantin dan penjaja luar sekolah. Siswa membeli jajanan yang tersedia tanpa memperhatikan unsur gizi maupun keamanan pangannya.

Pendidikan gizi atau lebih dikenal dengan kegiatan KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, mengubah sikap dan perilaku gizi adalah salah satu upaya penanggulangan beban ganda masalah gizi yang paling efektif dan mempunyai daya ungkit tinggi untuk mengubah perilaku konsumsi makanan ke arah yang lebih sehat (Thaha et al.

2012). Peningkatan pengetahuan, sikap dan praktek gizi siswa terlihat setelah diberi intervensi pendidikan gizi melalui pemutaran video dan pemberian komik mengenai piramida makanan (Talib et al. 2007), sedangkan intervensi pendidikan

(18)

2

gizi di Slovenia menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan gizi siswa SD (Kostanjevec et al. 2011).

Guru sebagai pendidik yang tidak hanya berperan sebagai pengajar, tetapi juga dapat membimbing, mengarahkan, memberikan contoh yang baik sehingga guru diharuskan memiliki pengetahuan yang luas. Guru dapat menyampaikan ilmu yang dimiliki dengan baik, menunjukkan sikap yang positif dan praktek yang baik terutama dalam mengkonsumsi makanan yang bergizi dan aman. Praktek pemilihan jajanan guru dapat ditiru oleh siswa sehingga guru harus dapat memilih makanan yang bergizi dan aman. Penelitian Octaviana (2011) menunjukkan bahwa guru yang tidak sempat sarapan atau membawa bekal juga menyukai jajan di sekolah.

Penelitian dengan sasaran guru SD di Kota Bogor menunjukkan peningkatan pengetahuan guru terhadap materi gizi seimbang setelah diberi pelatihan (Atmaja 2010). Pelatihan dengan sasaran guru SD ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan gizi siswa di kalangan sekolah. Harapannya apabila guru memiliki pengetahuan yang baik, sikap yang positif dan praktek yang baik maka guru dapat mentransfer ilmunya dengan baik kepada siswanya.

Intervensi berupa pelatihan tentang gizi dan keamanan pangan dirasakan mendesak. Guna keperluan tersebut dibutuhkan media maupun alat bantu dalam penyampaiannya. Media atau alat bantu yang biasa digunakan dalam proses pembelajaran berupa modul. Sejalan dengan perkembangan ilmu dan teknologi, terdapat banyak media yang dapat digunakan dan lebih bervariasi dalam berbagai bentuk penyajiannya, seperti leaflet, booklet, flip chart, poster, buku cerita bergambar dan masih banyak lagi.

Persepsi merupakan tingkat pertama dalam ranah praktik. Persepsi merupakan pengenalan dan pemilihan berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil (Notoatmodjo 2007). Seorang guru dapat memilih makanan yang bergizi bagi keluarganya merupakan salah satu contoh bahwa guru dapat mempersepsikan gizi dengan baik. Persepsi guru diperlukan untuk memberikan gambaran mengenai media pendidikan gizi yang akan digunakan dalam intervensi pendidikan gizi di SD. Sebelum media digunakan diperlukan saran yang dapat dijadikan sebagai bahan acuan.

Beberapa penelitian mengenai pengetahuan, sikap dan praktek gizi dan keamanan pangan pada guru Sdmenunjukkan hasil yang masih rendah (Fitriyanti 2009) sehingga dalam memberikan intervensi pendidikan gizi diperlukan suatu upaya untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan praktek gizi dan keamanan pangan guru SD. Intervensi pendidikan gizi tidak terlepas dari peran media. Media pendidikan gizi yang dibuat harus tepat sasaran sehingga diperlukan penilaian atau persepsi guru pada media pendidikan gizi yang akan digunakan sebelum intervensi dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pengajaran guru SD. Penelitian mengenai persepsi guru SD pada berbagai media pendidikan gizi terkait perilaku (pengetahuan, sikap, praktek) gizi dan keamanan pangan diharapkan dapat meningkatkan efektifitas pemberian materi atau transfer ilmu dari guru kepada siswanya terutama dalam hal pendidikan gizi dan keamanan pangan.

(19)

3 Tujuan Penelitian

Tujuan Umum

Menganalisis pengaruh pengetahuan, sikap, praktek gizi dan keamanan pangan guru sekolah dasar terhadap persepsi pada media pendidikan gizi menurut wilayah dan akreditasi sekolah.

Tujuan Khusus

1. Menganalisis karakteristik sosial ekonomi guru

2. Menganalisis pengetahuan, sikap, praktek gizi dan keamanan pangan guru 3. Menganalisis persepsi guru pada media berupa modul, leaflet, poster,

flipchart, booklet pendidikan gizi

4. Menganalisis pengaruh pengetahuan, sikap, praktek gizi dan keamanan pangan guru terhadap persepsi guru pada media pendidikan gizi.

Manfaat Penelitian

Penelitian mengenai persepsi guru pada media pendidikan gizi terkait perilaku gizi dan keamanan pangan diharapkan akan dapat memberikan informasi kepada peneliti, penyuluh gizi dan keamanan pangan dan menjadi bahan pertimbangan dalam rangka pengembangan intervensi pendidikan gizi pada guru SD di daerah lain. Selain itu penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan tambahan informasi bagi pembuat kebijakan untuk lebih memperhatikan pentingnya pengembangan media pendidikan gizi.

(20)
(21)

5

2

TINJAUAN PUSTAKA

Guru Sekolah Dasar

Guru adalah salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar, yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumberdaya manusia (Sadirman 2004). Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 78 Tahun 2008 tentang Guru, guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

Guru SD adalah profesi yang secara formal mendapat tugas utama mengajar dan mendidik siswa SD, di sekolah formal baik negeri maupun swasta. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 menyebutkan bahwa kualifikasi akademik pendidikan untuk guru SD/MI minimal adalah S1 dengan latar belakang pendidikan tinggi di bidang pendidikan SD/MI, kependidikan lain, atau psikologi serta sertifikat profesi guru untuk SD/MI. Namun ternyata kondisi pendidikan guru SD di Kota dan Kabupaten Bogor masih belum menunjukkan seperti yang diharapkan. Hal ini dapat dilihat dari persentase jumlah guru SD yang belum S1 di Kota dan Kabupaten Bogor mencapai 79.3% dan 82.6% (Hardini 2008).

Pendidikan Gizi di Sekolah Dasar

Tujuan pendidikan yakni meningkatkan pengetahuan seseorang mengenai suatu hal sehingga ia menguasainya dan akan tercapai jika prosesnya komunikatif. Pengetahuan yang diperoleh akan didapat manfaat lebih apabila sesuai dengan kebutuhan. Pendidikan gizi selalu dimaksudkan agar siswa didik mengubah perilaku konsumsi gizi menuju ke perilaku yang lebih baik (Khomsan 2000). Dalam pendidikan gizi yang diberikan harus diperhatikan isi dari materi yang akan disampaikan sehingga mudah dipraktekkan, karena perbedaan cara penyampaian informasi yang sama oleh satu orang dapat diinterpretasikan secara berbeda oleh siswa didik.

Masalah gizi kurang dan gizi lebih yang terjadi dapat diatasi dengan upaya pendidikan atau penyuluhan gizi. Salah satu usaha ini sangat penting untuk dilakukan dengan harapan orang bisa memahami pentingnya makanan dan gizi, sehingga mau bersikap dan bertindak mengikuti norma-norma gizi (Suhardjo 2003). Pendidikan gizi merupakan hal yang penting dan harus dimasukkan sebagai bagian dari kebijakan gizi dalam pembangunan nasional. Pendidikan gizi harus menjadi bagian integral dari pendidikan formal mulai dari SD, Sekolah Menengah sampai Perguruan Tinggi.

Pendidikan gizi di sekolah mempunyai beberapa keuntungan antara lain siswa-siswa mempunyai pikiran yang terbuka dibandingkan orang dewasa, dan pengetahuan yang diterima dapat merupakan dasar bagi pembinaan kebiasaan makannya. Di tingkat sekolah dasar, pendidikan gizi sebaiknya ditujukan agar siswa dapat memilih dan menikmati beragam makanan yang mengandung zat-zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan siswa secara baik dan

(22)

6

sehat. Guru dapat mengetahui keadaan gizi siswa dengan mengukur berat badan dan tinggi badan, menanyakan konsumsi pangannya di rumah, kebiasaan makan sebelum ke sekolah, apakah suka jajan, apakah sudah biasa makan sayur-sayuran, buah-buahan dan sebagainya. Informasi ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam memberikan pelajaran tentang gizi (Suhardjo 2003).

Pengetahuan, Sikap dan Praktek Gizi dan Keamanan Pangan Pengetahuan Gizi dan Keamanan Pangan

Pengetahuan gizi merupakan landasan yang penting dalam menentukan konsumsi makanan. Seseorang yang memiliki pengetahuan gizi yang baik akan mampu menerapkan pengetahuan gizinya dalam pemilihan bahan makanan sehingga konsumsi makanan dapat tercukupi (Khomsan 2000). Tingkat pengetahuan gizi dapat dilihat dari skor beberapa pertanyaan yang berbentuk

multiple choice. Selanjutnya tingkat pengetahuan gizi dikategorikan dengan menetapkan cut of point dari skor yang telah dijadikan persen. Kategori untuk tingkat pengetahuan gizi dibagi ke dalam tiga kelompok yaitu baik (>80%), sedang (60-80%), dan kurang (<60%).

Memiliki pengetahuan gizi tidak berarti seseorang mau mengubah kebiasaan makannya. Walaupun seseorang paham tentang protein, karbohidrat, vitamin dan zat gizi lainnya yang diperlukan untuk keseimbangan diit tetapi tidak pernah mengaplikasikan pengetahuan gizi ini dalam kehidupan sehari-hari (Khomsan 2000). Oleh karena itu, pemahaman terhadap latar belakang guru sebelum melakukan intervensi pendidikan gizi penting untuk dipelajari.

Pengetahuan gizi dapat diperoleh dari berbagai sumber informasi selain dari pendidikan formal juga dapat diperoleh dari lingkungan sekitar. Hasil penelitian Patriasih (2005) mengungkapkan bahwa lebih dari setengah (66.7%) manula di panti werdha Kota Bandung mendapatkan informasi mengenai gizi dan kesehatan dari televisi, penyuluhan (65.7%), teman dan saudara (52.2%), serta melalui bacaan (23.3%). Hal ini sejalan dengan penelitian Megasari (2006) yang menyatakan bahwa guru memperoleh pengetahuan terkait gizi dari bacaan seperti koran atau majalah (20.1%) dan televisi (17.3%).

Pengetahuan gizi dan manfaatnya bagi kesehatan dapat diintegrasikan pada mata pelajaran yang relevan di dalam kurikulum dan/atau pada kegiatan ekstrakurikuler (DepKes RI 2005). Pada tingkat SD, pengetahuan gizi dapat ditemukan pada beberapa mata pelajaran seperti Pendidikan Jasmani dan Kesehatan (Penjaskes), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Bahasa Indonesia, Pendidikan Agama Islam (PAI), Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Mata pelajaran yang terkait dengan gizi adalah mata pelajaran IPA yaitu sebanyak 69.7% yang secara umum terdapat dua bab yang membahas materi berkaitan dengan gizi seimbang. Kedua bab tersebut adalah Bab Pencernaan Makanan pada Manusia serta Bab Hubungan Makanan dan Kesehatan. Kemudian mata pelajaran Penjaskes sebanyak 21.2%, sedangkan sebanyak 9.1% mata pelajaran yang terkait gizi adalah mata pelajaran lainnya seperti Fiqih, Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) dan Bahasa Indonesia (Atmaja 2010).

Pengetahuan gizi dan keamanan pangan pada sasaran guru telah diteliti oleh beberapa peneliti. Penelitian Atmaja (2010) menyatakan bahwa sebanyak 75% guru pada saat pre test memiliki pengetahuan gizi mengenai gizi seimbang pada

(23)

7 pada kategori kurang, sedangkan pada saat post test terjadi peningkatan ke arah lebih baik; tidak ada lagi guru yang memiliki pengetahuan gizi yang kurang setelah dilakukan pelatihan tentang materi gizi seimbang. Fitriyanti (2009) yang melakukan penelitian terkait perilaku gizi dan keamanan pangan guru secara umum menyatakan bahwa lebih dari separuh guru (52.9%) memiliki tingkat pengetahuan terkait gizi dan keamanan pangan dengan kategori sedang dan 42.6% guru memiliki tingkat pengetahuan gizi dan keamanan pangan kategori kurang. Hal ini memberikan gambaran bahwa perlu adanya upaya peningkatan mutu guru dalam hal pengetahuan gizi dan keamanan pangan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu melalui suatu kegiatan intervensi pendidikan gizi dan keamanan pangan. Intervensi tersebut tidak hanya berupa pemberian materi tambahan kepada guru akan tetapi juga berupa pelatihan metode penyampaian materi gizi dan keamanan pangan yang efektif.

Sikap Gizi dan Keamanan Pangan

Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek (Notoatmodjo 2003). Sikap merupakan tingkat keyakinan atau pendapat seseorang tentang hal-hal yang berhubungan dengan informasi yang diperoleh, pengalaman dan perilaku. Sikap terdiri dari berbagai tindakan seperti menerima, merespon, menghargai, dan bertanggung jawab. Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung dan secara tidak langsung. Pengukuran sikap secara langsung dapat dilakukan dengan cara menanyakan pendapat atau pernyataan seseorang terhadap suatu objek (Notoatmodjo 2007).

Sikap gizi dan keamanan pangan merupakan suatu respon evaluatif berupa respon positif atau respon negatif terhadap gizi dan keamanan pangan. Penelitian Anderson et al. (2004) di Skotlandia mengenai dampak intervensi pendidikan gizi di sekolah dasar terhadap asupan makanan serta variabel pengetahuan dan sikap terkait dengan buah dan sayur menunjukkan peningkatan terhadap pengetahuannya, sedangkan pada sikap terjadi penurunan preferensi terhadap makanan atau minuman tinggi lemak dan gula. Hal ini dapat dipahami bahwa pengetahuan gizi yang diberikan mempengaruhi sikap gizi sehingga siswa SD lebih memilih untuk mengonsumsi makanan sehat dibandingkan makanan tinggi lemak dan gula. Sedangkan penelitian pada level guru menyatakan sebanyak 64.7% memiliki sikap netral terhadap gizi dan keamanan pangan dan tidak ada guru yang memiliki sikap negatif, hal ini menggambarkan bahwa pengetahuan yang benar akan memberikan sikap yang positif terhadap gizi dan keamanan pangan (Fitriyanti 2009). Sejalan dengan penelitian Patriasih (2005) yang menunjukkan hasil bahwa pengetahuan gizi yang baik (67.8%) diikuti dengan sikap yang baik pula (58.9%).

Praktek Gizi dan Keamanan Pangan

Setelah seseorang mengetahui stimulus atau rangsangan yang ada, maka orang tersebut akan mengadakan penilaian terhadap apa yang diketahui, sehingga proses selanjutnya diharapkan dapat melaksanakan atau mempraktikkan apa yang diketahui atau disikapinya (dinilai baik) (Notoatmodjo 2007). Selanjutnya dikatakan bahwa praktek merupakan respon seseorang terhadap suatu rangsangan

(24)

8

(stimulus). Respon atau reaksi ada yang bersifat pasif (pengetahuan, persepsi sikap) dan bersifat aktif (tindakan nyata atau praktek).

Praktek gizi dan keamanan pangan merupakan suatu tindakan atau kegiatan seseorang dalam kehidupan sehari-hari terkait dengan pemeliharaan gizi dan keamanan pangan serta kebiasaan makan dan kebiasaan berperilaku hidup bersih dan sehat. Praktek gizi dan keamanan pangan memiliki beberapa tingkatan diantaranya yaitu persepsi, respon terpimpin, mekanisme dan adopsi. Persepsi terhadap gizi dan keamanan pangan ini terkait dengan pemilihan dan pengenalan mengenai gizi dan keamanan pangan yang berhubungan dengan tindakan yang akan diambil. Respon terpimpin berhubungan dengan tindakan yang telah dilakukan sesuai dengan urutan yang benar dalam mengonsumsi makanan bergizi, mengolahnya maupun memperhatikan keamanannya, sedangkan mekanisme diartikan sebagai tindakan yang secara otomatis dilakukan tanpa menunggu adanya perintah dan adopsi merupakan tindakan yang sudah dimodifikasi tanpa mengurangi kebenaran praktek tersebut seperti seorang ibu dapat memilih dan memasak makanan yang bergizi tinggi berdasarkan bahan-bahan yang murah dan sederhana (Notoatmodjo 2007).

Praktek gizi dan keamanan pangan yang diteliti oleh Fitriyanti (2009) memberikan gambaran sebanyak 77,9% guru memiliki praktek terkait gizi dan keamanan pangan yang cukup. Praktek gizi yang paling banyak dilakukan dengan tepat adalah pada praktek penggunaan garam di rumah yaitu sebanyak 98,5% guru menggunakan garam beryodium. Sedangkan praktek keamanan pangan yang paling banyak dilakukan dengan tepat adalah praktek pembelian makanan yang aman. di sekolah guru yang tidak membawa makanan dari rumah akan membeli makanan atau jajanan di sekitar sekolah, seperti pada penelitian Octaviana (2011) yang menyatakan bahwa kadang-kadang sebanyak 100% guru membeli jajanan seperti mie, bakso, 80% guru membeli snack, gorengan, dan sebanyak 40% guru suka membeli dan mengkonsumsi jajanan es sirup, minuman kemasan, permen.

Persepsi Guru pada Media Pendidikan Gizi

Persepsi adalah sebuah proses saat individu mengatur dan menginterpretasikan kesan-kesan sensoris mereka guna memberikan arti bagi lingkungan mereka (Robbins, Stephen P 2007). Perilaku individu seringkali didasarkan pada persepsi mereka tentang kenyataan, bukan pada kenyataan itu sendiri. Persepsi pada hakikatnya merupakan proses penilaian seseorang terhadap obyek tertentu. Dalam hal ini guru sebagai seorang pendidik diharapkan mampu untuk menilai media pendidikan gizi yang diberikan untuk dapat dipahami oleh isinya oleh peserta didik.

Media dalam pendidikan gizi merupakan alat bantu yang memiliki fungsi untuk mempermudah penyampaian pesan-pesan gizi dan kesehatan dalam kegiatan pendidikan gizi. Khomsan (2000) menggolongkan tiga jenis media sebagai berikut: 1.Audio aids yaitu alat peraga yang didengar (berupa suara); 2.Visual aids yaitu alat peraga yang dilihat (berupa gambar, foto, benda); 3.Audio visual aids yaitu alat peraga yang bisa dilihat da didengar (kombinasi gambar dan suara), berupa siaran televisi, film, slide and sound, dan sebagainya.

(25)

9 Dalam dunia pendidikan, sering kali istilah alat bantu atau media komunikasi digunakan secara bergantian atau sebagai pengganti istilah media pendidikan (pembelajaran). Seperti yang dikemukakan oleh Hamalik (1994) bahwa dengan penggunaan alat bantu berupa media komunikasi, hubungan komunikasi akan dapat berjalan dengan lancar dan dengan hasil yang maksimal. Media yang digunakan dalam menyampaikan materi pendidikan gizi berupa modul, leaflet, poster, booklet, flipchart.

Penelitian penggunaan media dalam pendidikan gizi masih tergolong jarang. Salah satu penelitian yang dilakukan terkait penggunaan media dalam pendidikan gizi adalah penelitian Ikada (2010), yang melakukan penelitian terhadap pengaruh buku cerita bergambar terhadap pengetahuan gizi siswa SD Ciriung 02 Cibinong, memberikan hasil yang positif. Pengetahuan gizi siswa secara signifikan bertambah setelah dilakukan pendidikan gizi menggunakan media buku cerita bergambar.

Modul Pendidikan Gizi

Modul adalah suatu kesatuan bahan belajar yang disajikan dalam bentuk “self- instruction”, artinya bahan belajar yang disusun di dalam modul dapat

dipelajari siswa secara mandiri dengan bantuan yang terbatas dari guru atau orang lain (Depdiknas 2002). Modul pendidikan gizi disusun dengan tema Gizi dan Keamanan Makanan Siswa Sekolah Dasar. Ukuran kertas yang digunakan A5 (14.8 cm x 21 cm) dengan font size 16 jenis tulisan times new roman. Materi yang terdapat pada modul yaitu Peranan Pangan dan Gizi, Gizi dan Kesehatan untuk Anak Sekolah, Keamanan Pangan, Peranan Kantin Sehat. Uraian materi peranan pangan dan gizi mencakup definisi pangan, zat-zat gizi dalam pangan, fungsi gizi bagi tubuh dan masalah gizi pada siswa SD. Materi Gizi dan Kesehatan untuk anak sekolah terdiri dari perhitungan IMT, AKG anak usia sekolah, dan contoh menu untuk siswa SD. Materi keamanan pangan terdiri dari uraian materi tentang analisis bahaya pada pangan dan lima kunci untuk keamanan pangan. Materi terakhir berisi uraian materi terkait dengan fungsi kantin dan jenis-jenis makanan yang dijual dikantin.

Leaflet Pendidikan Gizi

Leaflet atau handout merupakan secarik kertas berukuran kecil, berisi suatu informasi atau inovasi, bisa dicetak atau ditulis tangan dan disertai gambar-gambar sederhana, biasanya dibuat dalam jumlah yang besar (Khomsan 2000). Ukuran leaflet kurang dari 20 x 30 cm, sehingga mudah dibawa-bawa. Pesan yang ingin disampaikan tidak boleh terlalu banyak dan terlalu penuh dengan gambar sehingga dapat membingungkan guru. Kata-kata yang dipilih harus jelas dan gambar-gambarnya sederhana. Media berbentuk selembar kertas ini pada umumnya lebih banyak tulisan pada kedua sisi kertas serta dilipat sehingga berukuran kecil dan praktis dibawa. Pada umumnya kertas yang digunakan berukuran A4 yang dilipat menjadi tiga bagian. Media ini berisikan suatu gagasan secara langsung ke pokok persoalannya dan memaparkan cara melakukan tindakan secara pendek dan lugas. Media ini banyak ditemui bersifat memberikan langkah-langkah untuk melakukan sesuatu (instruksional). Leaflet sangat efektif untuk menyampaikan pesan yang singkat dan padat (BPTP 2011).

(26)

10

Leaflet pendidikan gizi dibuat berukuran letters (21.59 cm x 27.94 cm), tulisan book antiqua dengan font size 10-14. Tema leaflet yaitu mengenai “Gizi Seimbang Anak Usia Sekolah” dan “Jajanan Sehat dan Bergizi”. Leaflet “Gizi Seimbang Anak Usia Sekolah” terdiri dari materi 11 pesan dasar gizi seimbang, contoh menu seimbang, pengertian AUS, masalah gizi AUS dan 10 tanda umum anak bergizi baik, sedangkan Leaflet “Jajanan Sehat dan Bergizi” terdiri dari materi cara memilih jajanan yang sehat dan bergizi, pengertian jajanan, macam-macam makanan dan minuman jajanan sehat dan bergizi, serta membawa bekal ke sekolah.

Poster Pendidikan Gizi

Poster ialah selembar kertas yang biasanya berukuran normal (38 x 50 cm) dan besar (50 x 75 cm) dengan tulisan yang besar agar mudah terbaca dalam jarak kurang lebih 3 m (Khomsan 2000). Poster yang baik akan segera menarik perhatian sasaran. Dengan melihat secara sekilas pesan-pesan sederhana yang tertulis di dalam poster, sasaran sudah dapat memahami maksudnya. Kata-kata yang digunakan tidak lebih dari tujuh kata dan langsung pada ide atau materi pokoknya. Poster bertujuan mengajak atau membujuk sasaran untuk melakukan sesuatu, untuk itu poster harus dapat menarik perhatian baik dari ukuran yang besar dan jelas terlihat, warna-warni menarik, pemilihan kata-kata proaktif sehingga memaksa orang berhenti untuk membacanya karena penasaran, menimbulkan keingintahuan.

Poster “Gizi” dan “Keamanan Makanan” dibuat dengan mengacu kepada temuan atau fakta yang sering terjadi di lingkungan sekitar. Poster gizi menampilkan contoh gambar anak kurang gizi beserta isi pesan akibat kurang gizi pada anak sekolah: 1. Tubuh lemas tak bertenaga; 2. Sulit berpikir dengan jernih; 3. Mudah sakit; 4. Pertumbuhan tubuh terhambat; 5. Prestasi menurun. Gambar lainnya terdapat gambar siswa SD yang sedang tekun mengikuti kegiatan belajar mengajar. Pesan yang disampaikan tentang 10 tanda umum bergizi baik: 1.Tambah umur badan tinggi; 2.Postur tegak otot padat; 3.Rambut kuat berkilau; 4.Kulit bersih tak pucat 5. Wajah ceria mata bening; 6. Gigi bersih gusi merah muda; 7. Nafsu makan baik pencernaan baik; 8. Bergerak aktif bicara sesuai umur; 9. Penuh perhatian dan 10. Tidur selalu nyenyak.

Poster tentang “Keamanan Makanan” berisi pesan-pesan dengan judul makanlah makanan yang aman bagi kesehatan: 1. Pilihlah makanan yang baru dimasak atau masih segar; 2. Pilih makanan yang dikemas (dibungkus) atau disajikan tertutup; 3. Pilih makanan yang tidak dihinggapi lalat; 4. Pilih makanan yang warnanya tidak terlalu mencolok, rasanya tidak terlalu manis atau terlalu gurih, 5. Pilih makanan yang djual diwarung yang keadaannya bersih (terletak jauh dari tempat pembuangan sampah, air limbah, got dan jalan raya); 6. Pilih makanan yang tidak dicemari debu dan tidak ditempeli kotoran lain.

Poster “Lima Kunci untuk Keamanan Pangan” merupakan poster yang diterbitkan oleh World Health Organization (WHO) dengan isi pesan: 1. Jagalah kebersihan; 2. Pisahkan pangan mentah dari pangan matang; 3. Masaklah dengan benar; 4. Jagalah pangan pada suhu aman; 5. Gunakan air dan bahan baku yang aman, dan poster “Sarapan Pagi” diterbitkan oleh Departemen Kesehatan berupa gambar siswa SD dan siswa SMP yang sedang minum susu dan sarapan nasi dan

(27)

11 ayam goreng dengan isi pesan “Sarapan penting untuk menunjang aktivitas di sekolah”.

Booklet Pendidikan Gizi

Booklet adalah sekumpulan leaflet yang tidak lebih dari 20 halaman dan ukurannya tidak lebih dari 20 x 13 cm, disertai dengan gambar dan foto-foto sederhana. Anatara halaman per halaman masih terjalin hubungan cerita atau materi. Biasanya booklet ini dibuat secara profesional sehingga biaya pembuatannya mahal dengan penampakan yang bagus (Khomsan 2000).

Booklet tentang “Menuju Kantin Sehat di Sekolah” diterbitkan oleh Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani yang bekerjasama dengan SEAFAST Center -LPPM IPB. Jenis tulisan yang digunakan pada media booklet yaitu Arial narrow font size 14 letters (21.59 cm x 27.94 cm). Materi booklet terdiri dari: 1.Pangan sehat dan aman untuk anak sekolah; 2.Pangan beragam dan bergizi seimbang; 3.Peranan kantin sekolah; 4.Keamanan pangan dan pengendaliannya; 5.Penyediaan pangan sehat dan aman di kantin sekolah; 6. Sarana dan prasarana kantin sehat; 7. Menuju kantin sehat di sekolah; dan 8. Pengawasan kantin sekolah. Flip Chart Pendidikan Gizi

Flip chart adalah kumpulan ringkasan, skema, gambar, tabel yang dibuka secara berurutan berdasarkan topik materi pembelajaran. Bahan flip chart

biasanya kertas ukuran plano yang mudah dibuka-buka, mudah ditulisi, dan berwarna cerah. Untuk daya tarik, flip chart dapat dicetak dengan aneka warna dan variasi desainnya (Suyatno 2008). Flip chart bertemakan tentang “Aku Sehat Sekolahku Sehat Prestasiku Meningkat” berasal dari Departemen Kesehatan bagian Pusat Promosi Kesehatan tahun 2005. Materi yang terdapat pada flip chart

lebih beragam diantaranya keamanan makanan jajanan, cara pencegahan terhadap nyamuk yang menyebabkan demam berdarah, cara mencuci tangan, waktu yang tepat untuk mencuci tangan, dan sebagainya.

(28)
(29)

13

3

KERANGKA PEMIKIRAN

Dalam komponen pembelajaran, guru merupakan faktor yang sangat dominan dan memegang peranan penting dalam pendidikan formal pada umumnya karena bagi siswa, guru sering dijadikan tokoh teladan bahkan menjadi tokoh identifikasi diri. Guru sebagai pengajar, pendidik, motivator bagi siswa didiknya terutama siswa sekolah dasar. Selain itu juga terdapat metoda atau cara mengajar guru yang dapat dijadikan pegangan bagi siswa sekolah dasar untuk mempraktekkan apa yang dikerjakan oleh sang guru. Pada umumnya, Guru memiliki bekal pengetahuan, sikap dan praktek gizi dan keamanan pangan yang baik terutama guru wanita yang memiliki peran ganda dalam kehidupannya, yaitu sebagai guru dan sebagai ibu rumahtangga.

Berdasarkan kerangka konsep Bloom yang membagi perilaku manusia ke dalam tiga ranah yakni kognitif, afektif dan psikomotor yang dalam perkembangannya dimodifikasi untuk pengukuran menjadi pengetahuan, sikap dan praktek. Pengetahuan gizi dan keamanan pangan yang dimiliki oleh seorang guru sekolah dasar dapat bersumber dari mana saja baik dari diri sendiri maupun dari orang lain maupun lingkungan. Sikap yang terbentuk dari pengetahuan dapat berupa sikap positif maupun negatif dalam menanggapi berbagai pernyataan seputar gizi dan keamanan pangan. Begitu pula dengan prakteknya dalam kehidupan sehari-hari.

Persepsi yang merupakan awal mula praktek terbentuk dapat diteliti dan hal ini dilakukan untuk memberikan penilaian pada media pendidikan gizi dan keamanan pangan yang diharapkan dapat digunakan sebagai bahan intervensi pendidikan gizi di sekolah dasar.

Karakteristik sekolah yang dipilih yaitu mewakili wilayah Kota dan Kabupaten Bogor untuk melihat gambaran sekolah dasar, dan juga akreditasi sekolah yaitu A dan B untuk melihat salah satu mutu sekolah sebagai sarana penunjang di sekolah yaitu kantin sekolah.

(30)

14

Gambar 1. Bagan perilaku gizi dan keamanan pangan dan pengaruhnya terhadap persepsi pada media pendidikan gizi

Variabel yang diamati Variabel yang tidak diamati

Karakteristik Sosial Ekonomi:  Jenis kelamin  Umur  Lama bekerja  Tingkat pendidikan  Besar keluarga  Tingkat pendapatan

Guru Sekolah Dasar

Persepsi pada Media Pendidikan Gizi

Karakteristik Wilayah dan

Akreditasi Pengetahuan, Sikap, Praktek Gizi dan Keamanan Pangan

INTERVENSI PENDIDIKAN GIZI

(31)

15

4

METODE

Desain, Tempat dan Waktu

Desain penelitian yang digunakan cross sectional. Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian “Pengembangan Model Pendidikan Makanan Jajanan Sehat Berbasis Sekolah untuk Tingkat SD” yang dilakukan oleh SEAFAST

Center-LPPM IPB. SD dipilih secara purposivesampling di wilayah Kabupaten dan Kota Bogor, berakreditasi A dan B, mempunyai kantin sekolah dan berdasarkan rekomendasi Dinas Pendidikan. SD yang menjadi tempat penelitian yaitu SDN Lawanggintung 01 di wilayah kota dengan akreditasi A, SDN Cimanggu Kecil di wilayah kota dengan akreditasi B, SDN Pajeleran 01 di wilayah kabupaten dengan akreditasi A, dan SDN Kota Batu 01 di wilayah kabupaten dengan akreditasi B. Penelitian dilakukan pada bulan Juli 2009 sampai bulan Juni 2010 dimulai dari persiapan awal penelitian (survei SD), persiapan modul, leaflet, poster, pengembangan kuesioner, uji coba kuesioner, pengambilan data serta analisis data hingga pelaporan.

Teknik Penarikan Contoh

Pemilihan contoh guru dilakukan secara purposive sampling, meliputi semua guru di empat SD yang masih aktif mengajar dan bersedia mengisi kuesioner. Jumlah guru secara keseluruhan terdapat 99 orang dan yang bersedia mengikuti penelitian adalah 68 orang (Tabel 1).

Tabel 1 Jumlah guru menurut sekolah, wilayah dan akreditasi

Sekolah Wilayah Akreditasi Jumlah

L P Total

SDN Lawanggintung 01 Kota A 2 17 19

SDN Cimanggu kecil Kota B 6 9 15

SDN Pajeleran 01 Kabupaten A 6 17 23

SDN kota Batu 01 Kabupaten B 2 9 11

Total Keseluruhan 16 52 68

Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Data primer meliputi; karakteristik sosial ekonomi (jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, lama bekerja, besar keluarga, tingkat pendapatan), pengetahuan, sikap dan praktek gizi dan keamanan pangan, persepsi pada lima jenis media pendidikan gizi.

Media yang dibuat oleh peneliti terdiri dari modul, leaflet, poster. Deskripsi dari jenis-jenis media tersebut adalah sebagai berikut:

(32)

16

1. Modul bertema “Gizi dan Keamanan Makanan Siswa Sekolah Dasar”. Isi materi berupa peranan pangan dan gizi, gizi dan kesehatan untuk anak sekolah, keamanan pangan dan peranan kantin sehat.

2. Leaflet tentang “Gizi Seimbang Anak Usia Sekolah” dan “Jajanan Sehat dan Bergizi”.

3. Poster yang dibuat oleh peneliti yaitu poster tentang “Gizi” dan “Keamanan Makanan”. Poster “Lima Kunci untuk Keamanan Pangan” merupakan poster yang dipublikasi oleh World Health Organization (WHO) dan poster “Sarapan Pagi” diterbitkan oleh Departemen Kesehatan.

4. Booklet tentang “Menuju Kantin Sehat di Sekolah” diterbitkan oleh Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani bekerjasama dengan SEAFAST Center -LPPM IPB.

5. Flip chart tentang “Aku Sehat Sekolahku Sehat Prestasiku Meningkat” berasal dari Departemen Kesehatan bagian Pusat Promosi Kesehatan tahun 2005. Media pendidikan gizi dapat dilihat pada Lampiran 1-7.

Kepada semua guru sebagai contoh penelitian ini diminta untuk mencermati kelima jenis media pendidikan tersebut dan diminta penilaiannya. Persepsi guru pada media pendidikan gizi yang dinilai meliputi: 1) Pentingnya materi pangan, gizi dan kesehatan; 2) Penggunaan beberapa media pangan, gizi dan kesehatan; 3) Penyajian materi; 4) Penyajian tulisan; dan 5) Penyajian gambar. Data sekunder merupakan data gambaran umum sekolah. Cara pengumpulan data menggunakan teknik wawancara dengan instrumen kuesioner terstruktur.

Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan Data

Data diolah dan ditabulasi menggunakan Microsoft Excel 2007 dan SPSS version 16.0 for Windows, kemudian dianalisis secara deskriptif dan inferensia. Pengolahan statistik deskriptif berupa pembuatan tabel silang dari peubah-peubah yang diteliti, untuk memperoleh gambaran mengenai keadaan umum responden, antara lain karakteristik sosial ekonomi guru, sebaran pengetahuan, sikap, praktek gizi dan keamanan pangan, persepsi guru pada berbagai media pendidikan gizi ditinjau dari berbagai aspek. Pengkategorian data dapat dilihat pada Tabel 2.

(33)

17 Tabel 2 Pengkategorian variabel penelitian

Variabel Pengkategorian Data Referensi Karakteristik sosial ekonomi

Jenis kelamin 1 = Perempuan Ketentuan peneliti

2 = Laki-laki

Umur Dewasa awal (19-24 tahun) Dewasa lanjut (25-35 tahun) Separuh baya (36-50 tahun) Tua (51-65 tahun)

Sumarwan (2003)

Tingkat pendidikan SMA/Sederajat Diploma

S1

Lama bekerja (tahun) 1-10 Ketentuan peneliti 11-20

21-30 31-40 >40

Besar keluarga Kecil (≤ 4 orang) BKKBN 2008

BPS, 2008 Sedang (5-7 orang) Tingkat pendapatan keluarga Miskin < Rp. 176.216,00 (kap/bln) Tidak miskin ≥ Rp. 176.216,00 < $ 1 ≥ $ 1 Bank Dunia (perkapita/hari) < $ 2 ≥ $ 2 US $ 2 /kapita/hari < 690.000 /kap/bulan ≥ 690.000 /kap/bulan Gold Standard

< 500.000 /kap/bulan Ketentuan peneliti 500.000-1.000.000 /kap/bulan

1.000.000-1.500.000 /kap/bulan 1.500.000-2.000.000 /kap/bulan

Pengetahuan, sikap dan praktek gizi dan keamanan pangan Pengetahuan a. kurang, apabila skor < 60%

b. sedang, apabila skor 60-80% c. baik, apabila skor > 80%

Khomsan, 2000

Praktek Ketentuan peneliti

Sikap a. negatif, apabila skor < 60% b. netral, apabila skor 60-80% c. positif, apabila skor > 80% Persepsi guru pada berbagai media pendidikan gizi Pentingnya materi 3 = sangat penting

2 = Penting 1 = tidak penting

Ketentuan peneliti

Penyajian tulisan 1 = tidak setuju 2 = Setuju 3 = sangat setuju Penyajian gambar

Penyajian materi Penggunaan media

(34)

18

Analisis Data

Estimasi proporsi dilakukan untuk peubah sosial ekonomi, perilaku gizi dan keamanan pangan, persepsi pada media pendidikan gizi. Analisis lebih lanjut hubungan antara karakteristik sosial ekonomi dengan perilaku gizi dan keamanan pangan menggunakan korelasi Pearson, dan analisis regresi linier berganda digunakan untuk melihat pengaruh perilaku gizi dan keamanan pangan terhadap persepsi pada media pendidikan gizi. Analisis korelasi Pearson digunakan untuk melihat hubungan antara karakteristik sosial ekonomi dengan perilaku gizi dan keamanan pangan. Rumusnya sebagai berikut :

 

 

   2 2 2 2 xy Y Y n X X n Y X XY n = r ...(1) Keterangan:

rxy = Korelasi antara karakteristik sosial ekonomi guru terhadap perilaku

gizi dan keamanan pangan

n = Jumlah responden

X = Skor peubah karakteristik sosial ekonomi guru

Y = Skor peubah perilaku gizi dan keamanan pangan

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh dari beberapa variabel bebas (independent) terhadap variabel terikat (dependent). Analisis regresi linier berganda dilakukan apabila jumlah variabel

independent nya lebih dari satu. Dalam penelitian ini digunakan analisis regresi linier berganda karena variabel independent ada 3 yaitu variabel pengetahuan, sikap, praktek gizi dan keamanan pangan, sedangkan variabel dependent ada 4 variabel yaitu persepsi guru mengenai pentingnya penyampaian materi pangan, gizi dan kesehatan, persepsi guru pada pemberian materi gizi dan kesehatan anak sekolah, persepsi guru pada pemberian materi keamanan pangan, serta persepsi guru pada penggunaan media dalam penyampaian materi pangan, gizi dan kesehatan. Persamaan regresi linier berganda dapat dirumuskan sebagai berikut:

Y = β0 + β1X1+ β2 X2+ β3 X3 + i

Keterangan:

Y = Persepsi guru pada media pendidikan gizi

β0 = konstanta (nilai Y bila X = 0)

β1, β2 dan β3 = parameter koefisien regresi

X1 = Pengetahuan gizi dan keamanan pangan

X2 = Sikap gizi dan keamanan pangan

X3 = Praktek gizi dan keamanan pangan

(35)

19 Uji F digunakan untuk menguji secara serentak apakah masing-masing variabel independent berpengaruh terhadap variabel dependent. Rumus yang digunakan dalam analisis ini adalah sebagai berikut:

) 1 /( ) 1 ( / 2 2     k n R k R F Keterangan: R² = koefisien determinasi

k = jumlah variabel independen

n = ukuran contoh

Salah jenis pertama α = 0.05 Hipotesis:

H0: Pengetahuan, Sikap dan Praktek tidak berpengaruh terhadap persepsi

pada media

H1: Ada salah satu diantara pengetahuan, sikap, dan praktek yang

berpengaruh terhadap persepsi pada media Kriteria pengujian H0

Tolak H0 : Jika F hitung > F table atau jika p-value < alpha (α=5%)

Uji t digunakan untuk menguji konstanta dari setiap variabel independent. Hal ini berarti bahwa uji t dapat mengetahui apakah peubah bebas secara individu mempunyai pengaruh yang berarti terhadap peubah respon. Rumus yang digunakan untuk mencari t hitung adalah sebagai berikut:

i i hitung Sb b t  Keterangan:

bi = koefisien regresi masing-masing variabel

Sbi = simpangan baku dari bi

Hipotesis 1:

H0: Pengetahuan tidak berpengaruh terhadap persepsi pada media

H1: Pengetahuan berpengaruh terhadap persepsi pada media

Hipotesis 2:

H0: Sikap tidak berpengaruh terhadap persepsi pada media

H1: Sikap berpengaruh terhadap persepsi pada media

Hipotesis 3:

H0: Praktek tidak berpengaruh terhadap persepsi pada media

H1: Praktek berpengaruh terhadap persepsi pada media

Kriteria pengujian H0

(36)

20

Definisi Operasional

1. Media pendidikan gizi : alat bantu yang diberikan pada 4 SD yang menjadi tempat peneliti untuk dinilai oleh guru yang akan digunakan pada intervensi pendidikan gizi. Media pendidikan gizi terdiri dari modul, poster, flip chart, booklet, dan leaflet.

2. Guru SD : seseorang yang masih aktif mengajar di SD yang menjadi tempat penelitian berlangsung dan bersedia mengisi kuesioner (mengikuti prosedur penelitian).

3. Karakteristik sosial ekonomi guru : ciri-ciri sosial ekonomi guru yang diperkirakan akan mempengaruhi tingkat pengetahuan, sikap dan praktek gizi dan keamanan pangan guru, meliputi umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, lama bekerja, besar keluarga dan tingkat pendapatan keluarga. 4. Pengetahuan gizi guru : pemahaman guru terhadap beberapa hal yang

berkaitan dengan gizi. Terdiri dari 10 pertanyaan yang kemudian skornya dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu Baik jika skor > 80% dari jawaban yang benar, Sedang 60-80% dari jawaban yang benar dan Kurang jika skor < 60% dari jawaban yang benar.

5. Pengetahuan keamanan pangan guru : pemahaman guru terhadap beberapa hal yang berkaitan dengan keamanan pangan. Terdiri dari 10 pertanyaan yang dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu Baik jika skor > 80% dari jawaban yang benar, Sedang 60-80% dari jawaban yang benar dan Kurang jika skor < 60% dari jawaban yang benar.

6. Sikap guru terkait gizi : tingkat keyakinan atau pendapat responden tentang hal-hal yang berhubungan dengan gizi yang diukur menjawab 10 pernyataan dengan skor jawaban atas pernyataan yang diajukan yaitu kategori Baik jika skor > 80% dari jawaban yang benar, Sedang 60-80% dari jawaban yang benar dan Kurang jika skor < 60% dari jawaban yang benar.

7. Sikap guru terkait keamanan pangan : tingkat keyakinan atau pendapat responden tentang hal-hal yang berhubungan dengan keamanan pangan yang diukur menjawab 10 pernyataan dengan skor jawaban atas pernyataan yang diajukan yaitu kategori Baik jika skor > 80% dari jawaban yang benar, Sedang 60-80% dari jawaban yang benar dan Kurang jika skor < 60% dari jawaban yang benar.

8. Praktek gizi guru : kegiatan guru yang berhubungan dengan konsumsi makanan dan minuman, maupun jajanan yang diukur dengan 10 pertanyaan terkait dengan gizi.

9. Praktek keamanan pangan guru : kegiatan guru yang berhubungan dengan konsumsi makanan dan minuman yang aman, maupun jajanan yang aman diukur dengan 8 pertanyaan terkait dengan keamanan pangan.

10. Persepsi terhadap media pendidikan gizi : pandangan atau penilaian responden terhadap media pendidikan gizi. Penilaian persepsi guru SD diukur dengan 5 pertanyaan terkait lima jenis media pendidikan gizi, meliputi penilaian terhadap pentingnya materi, penyajian tulisan, penyajian gambar, penyajian materi, dan penggunaan media.

(37)

21 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan antara lain media pendidikan gizi yang memiliki isi pesan yang berbeda-beda sehingga substansi dari media tidak bisa diukur. Dalam pembuatan media bench mark yang digunakan tidak mengacu pada satu materi pokok atau materi tentang gizi dan keamanan pangan yang dijawab kurang tepat oleh para guru.

(38)
(39)

23

5

HASIL DAN PEMBAHASAN

Keadaan Umum Sekolah Dasar SDN Lawanggintung 01

SDN Lawanggintung 01 terletak di Jalan Lawanggintung No. 22 Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat. Sekolah dengan status akreditasi A, berada pada tanah seluas ± 1593 m2 dengan luas bangunan 865 m2 dan luas halaman 728 m2. Jumlah guru dan staf Pegawai Negeri Sipil (PNS) 18 orang dan non PNS 13 orang, sedangkan jumlah siswa pada tahun ajaran 2008/2009 yaitu 632 siswa, laki-laki sebanyak 326 orang dan perempuan sebanyak 306 orang.

Fasilitas yang tersedia di SDN Lawanggintung 01 terdiri dari 13 ruang kelas, 6 tempat cuci tangan, 9 kamar mandi/WC, air yang digunakan bersumber dari PDAM, listrik 3200 Kwh, tempat sampah, kantin sekolah, ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang komputer, ruang perpustakaan, ruang UKS, musholla, koperasi, dan lapangan olahraga. Kegiatan yang dijalankan selain kegiatan belajar mengajar meliputi kegiatan ekstrakurikuler seperti tari, mading, volly dan bulu tangkis. Jam kegiatan belajar mengajar dikelompokkan menjadi dua yaitu jam 07.00-13.00 WIB dan 13.00-17.00 WIB.

SDN Cimanggu Kecil

SDN Cimanggu Kecil merupakan sekolah di wilayah Kota Bogor dengan status akreditasi B yang terletak di Jalan Cimanggu Kecil No. 35 RT 01/07 Kelurahan Ciwaringin Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat. SD ini berdiri diatas lahan dengan luas bangunan 1660 m2. Para tenaga pengajar di SDN Cimanggu kecil terdiri dari 16 guru tetap, 2 guru honorer, 2 orang staf tata usaha, dan 1 penjaga sekolah. Siswa yang mengikuti kegiatan belajar mengajar berjumlah 555 siswa, laki-laki 276 orang dan perempuan 279 orang.

Fasilitas yang dimiliki diantaranya 16 ruang kelas, 8 kamar mandi, 4 tempat cuci tangan, air yang digunakan bersumber dari PAM, listrik 1350 Kwh, ruang perpustakaan, musholla, kantin, koperasi sekolah dan lapangan olahraga. Kegiatan belajar mengajar di SDN Cimanggu Kecil pada pukul 07.00-12.00 WIB dan 12.00-17.00 WIB. Kegiatan ekstrakurikuler yang ada di SDN Cimanggu Kecil diantaranya pramuka, seni tari, bela diri, baca Al-Qur’an, voli dan futsal.

SDN Pajeleran 01

SDN Pajeleran 01 adalah SD Negeri percontohan dengan akreditasi A yang terletak di Jalan Dadi Kusmayadi RT 01/08 Kelurahan Sukahati, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor 16913. Tanah tempat berdirinya sekolah ini seluas 3697 m2 dengan luas bangunan 2500 m2. Guru yang mengajar di sekolah ini berjumlah 34 orang terdiri dari 22 orang guru PNS dan 12 orang guru non PNS. Jumlah siswa yang berada di SDN Pajeleran 01 sebanyak 1089 siswa terdiri dari siswa laki-laki 585 orang dan siswa perempuan 504 orang dengan rombongan belajar sebanyak 26 rombel.

Fasilitas yang ada di SDN Pajeleran 01 terdiri dari ruang kelas (13 ruang), kamar mandi/WC (9 ruang), tempat cuci tangan (5 buah), air PAM, listrik 2200

Gambar

Gambar 1. Bagan perilaku gizi dan keamanan pangan dan pengaruhnya  terhadap  persepsi  pada media pendidikan gizi
Tabel 8  Sebaran guru SD berdasarkan lama bekerja dan kelompok umur
Tabel 10 Sebaran guru SD berdasarkan  garis kemiskinan, wilayah dan akreditasi  sekolah   Tingkat Pendapatan   (Rp/Kap/Bln)  Wilayah  Akreditasi  Total Kota Kabupaten A B    n     %    n    %   n     %    n     %    n     %  BPS      Miskin &lt;176.216     Tidak miskin ≥176.216  3 31  8.8 91.2  6  28  17.6  82.4   8  34  19.0 81.0  1  25  3.8 96.2  9 59  13.2 86.8  Bank Dunia (Kap/hari)
Tabel  19  Korelasi  antara  pengetahuan,  sikap  dengan  praktek  gizi  dan  keamanan  pangan
+3

Referensi

Dokumen terkait

The fundamental of building a chess en- gine is the representation of the chess board which affecting on how the chess engine will track the board and observe the ruling.. Our

Mengoperasikan PC stand alone Menjelaskan sistem operasi berbasis GUI Membandingkan perangkat lunak pengolah kata jenis.. close source dan

Tampilan ini berisi informasi / penjelasan mengenai Tentang Aplikasi Virtual tour. Gambar V.14 Antarmuka Menu Kontak. Tampilan ini berisi informasi kontak telepon, alamat dan

Multimedia adalah kombinasi dari teks, gambar, suara, animasi, dan video yang disatukan dalam komputer untuk disimpan, diproses dan disajikan secara linear maupun interaktif,

[r]

Bank sangat kompleksitas dalam melakukan kegiatan perbankan,salah satunya transaksi dalam kegiatan tabungan yang meliputi yaitu buka rekening,setoran,penarikan,informasi

Metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru SD Muhammadiyah 7 Wajak Kabupaten Malang sedikit susah untuk menjawab tantangan Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014

Ekologi juga berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling mempengaruhi dan merupakan suatu sistem