• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB V KESIMPULAN DAN SARAN"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan pada proyek perancangan Sistem Informasi Tingkat Optimasi Aset Bangunan, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Cara untuk menganalisis tingkat optimasi aset dapat dilihat dari empat kriteria sebagai berikut:

a. Profitabilitas, dihitung dengan menggunakan Return on Net Assets (RONA), karena RONA merupakan indikator peningkatan profitabilitas dan meningkatkan kinerja keuangan perusahaan, selain itu RONA dapat menceritakan bagaimana secara efektif dan efisien perusahaan menggunakan aset untuk menghasilkan laba.

b. Efektivitas, untuk mengetahui tujuan yang sudah ditargetkan oleh perusahaan dapat tercapai atau tidak.

c. Nilai Aset, nilai yang digunakan yaitu nilai sisa. Nilai sisa berguna untuk mengetahui taksiran nilai aktiva tetap setelah masa taksiran umur ekonomis selesai.

d. Produktivitas, karena aset dapat dikatakan produktif apabila digunakan sesuai dengan jam kerja dan fungsi dari aset tersebut. Untuk mengukur produktivitas yaitu dengan mengukur frekuensi penggunaan dari aset tersebut.

Untuk mengetahui tingkat optimasi dari empat kriteria diambil 3 kriteria untuk dibobotkan yaitu profitabilitas (25%), efektivitas (30%), dan produktivitas (45%). Bobot tersebut dijumlahkan sehingga menghasilkan besarnya tingkat optimasi yang telah diklasifikasikan yaitu optimal, cukup optimal, dan tidak optimal. Sedangkan nilai sisa tidak dibobotkan, karena satuan untuk nilai sisa adalah mata uang (rupiah), dan bersifat relatif berdasarkan harga perolehan aset.

               

(2)

2. Untuk merancang Sistem Informasi Tingkat Optimasi Aset Bangunan terdiri dari perancangan data flow diagram (DFD), perancangan entity relationship

diagram (ERD), perancangan kamus data, perancangan input dan

perancangan output.

Perancangan DFD terdiri dari dua konstruksi, yaitu diagram konteks dan diagram level. Pada diagram level, terdiri dari dua level dan empat proses, yaitu proses input data, proses edit data, proses hapus dan proses cetak. Perancangan kamus data menjelaskan fakta tentang data dan kebutuhan informasi dari suatu sistem informasi. Penulisan kamus data hanya menggambarkan elemen data atau struktur data pada arus data dan data

store. Kamus data diperoleh berdasarkan hasil perancangan DFD. Terdapat

dua entitas dalam perancangan kamus data, yaitu inventarisasi aset dan kriteria optimasi aset.

Perancangan ERD adalah perancangan diagram yang menyatakan keterhubungan suatu entitas dengan entitas lainnya atau juga dapat dikatakan sebagai sebuah teknik untuk menggambarkan infromasi yang dibutuhkan dalam sistem dan hubungan antar data-data tersebut. Terdapat dua entitas pada perancangan ERD, yaitu entitas inventarisasi aset dan entitas kriteria optimasi aset.

Perancangan input pada program aplikasi Sistem Informasi Tingkat Optimasi Aset Bangunan meliputi login¸ updating data dan cetak data. Sedangkan perancangan output merupakan bentuk tampilan dari isian input yang telah dimasukan pada field-field yang telah disediakan pada form input data.

3. Implementasi dari sistem Informasi Tingkat Optimasi Aset Bangunan yaitu terdiri dari perangkat implementasi yaitu perangkat keras dan perangkat lunak. Adapun perangkat keras yang digunakan dalam mengimplementasikan SITOA adalah sebagai berikut:

a. Processor : Intel Pentium IV 2,4 GHz

b. Memory : RAM 1 GB c. VGA : 32 MB on Board                

(3)

d. Hardisk : 37 GB

e. Monitor Samsung 15 inchi

f. Keyboard dan Mouse

g. Printer

Sedangkan perangkat lunak yang digunakan yaitu:

a. Server Standalone XAMPP

b. PHP

c. Framework Codeigniter

d. Jquery

e. MySQL

Hasil implementasi, program SITOA dibuat berdasarkan perancangan yang telah dilakukan.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, terdapat beberapa saran yang dapat diberikan agar para manajer PT Pegadaian merancang SITOA lebih baik lagi. Adapun saran-saran tersebut adalah:

1. Untuk analisis tingkat optimasi aset bangunan dapat dilihat dari empat kriteria yaitu profitabilitas, efektivitas, produktivitas, dan nilai sisa aset. Adapun untuk menginput data pada program Sistem Informasi Tingkat Optimasi Aset Bangunan dapat disarankan sebagai berikut.

a. Profitabilitas

Dalam program SITOA untuk menghitung profitabilitas yaitu dengan menggunakan Return on Net Asset (RONA). Input untuk RONA yaitu pendapatan bersih, aktiva tetap, dan modal kerja bersih. Data-data tersebut dapat diperoleh dari laporan keuangan tahunan yang dilaporkan dari setiap kantor cabang.

Adapun yang dapat dilakukan oleh operator untuk mengoperasikan program SITOA yaitu pertama-tama menyesuaikan data yang akan diinput ke dalam program SITOA dengan data pada laporan keuangan. Data yang digunakan yaitu pendapatan bersih, aktiva tetap, dan modal                

(4)

kerja bersih. Selanjutnya angka-angka tersebut diinput ke dalam program SITOA dengan memilih menu analysis aset, lalu pilih kategori gedung dan nama gedung. Langkah selanjutnya pilih sub menu profitabilitas, masukkan angka pendapatan bersih ke dalam kolom pendapatan bersih, masukkan angka aktiva tetap ke dalam kolom aktiva tetap, dan masukkan angka modal kerja bersih ke dalam kolom modal kerja bersih. Dengan tombol generate, maka akan keluar hasil perhitungan profitabilitas dengan menggunakan RONA.

Ada baiknya para manajer menyesuaikan kembali dengan kebutuhannya, karena dalam menghitung profitabilitas tidak hanya dengan menggunakan RONA saja, namun masih ada cara lain untuk menghitung profitabilitas misalnya, Return on Asset (ROA) atau dengan

Return in Invenstment (ROI). Dengan mengganti pendekatan untuk

menghitung profitabilitas, maka formulasi dalam bahasa pemrograman pun diubah sesuai dengan rumus pendekatan yang digunakan.

b. Efektivitas

Dalam program SITOA untuk mengetahui tingkat efektivitas yaitu dengan menghitung jam penggunaan gedung dalam satu tahun. Dari jam penggunaan tersebut akan diketahui efektif atau tidaknya gedung tersebut dengan yang ditergetkan oleh PT Pegadaian. Input untuk efektivitas yaitu jumlah jam penggunaan aktual dan jumlah jam penggunaan target.

Adapun yang dapat dilakukan operator untuk mengoperasikan program SITOA yaitu pertama-tama meyesuaikan data dari laporan kegiatan setiap kantor cabang dalam hal jam penggunaan aktual dengan ketentuan penggunaan gedung dalam hal target jam penggunaan gedung. Selanjutnya data-data tersebut diinput ke dalam program SITOA dengan memilih menu analysis aset, lalu pilih kategori gedung dan nama gedung dengan memilih sub menu efektivitas. Langkah selanjutnya data jumlah jam penggunaan aktual dimasukkan ke dalam kolom output aktual, dan jam penggunaan target dimasukkan ke dalam kolom output target.                

(5)

Dengan tombol genarate maka akan keluar hasil perhitungan efektivitas berdasarkan jam penggunaan gedung.

c. Produktivitas

Dalam program SITOA untuk mengetahui tingkat produktivitas yaitu dengan menghitung frekuensi penggunaan gedung dalam satu tahun. Input untuk produktivitas yaitu jumlah hari penggunaan selama satu tahun dan jumlah hari dalam satu tahun. Data tersebut diperoleh dari laporan kegiatan setiap kantor cabang.

Adapun yang dapat dilakukan operator untuk mengoperasikan program SITOA yaitu pertama-tama menyesuaikan data dari laporan kegiatan setiap kantor cabang dalam hal jumlah hari operasi gedung untuk diinput ke dalam program. Selanjutnya data tersebut diinput ke dalam program dengan memilih menu analysis aset, lalu pilih kategori gedung dan nama gedung lalu pilih sub menu produktivitas. Langkah selanjutnya data jumlah hari penggunaan dalam satu tahun dimasukkan ke dalam kolom hari penggunaan, dan jumlah hari dalam satu tahun dimasukkan ke dalam kolom hari dalam 1 tahun. Dengan tombol generate maka akan keluar hasil perhitungan produktivitas berdasarkan frekuensi penggunaan gedung.

Untuk frekuensi penggunaan, diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok yaitu frekuensi penggunaan rendah, frekuensi penggunaan sedang, dan frekuensi penggunaan tinggi. Frekuensi penggunaan rendah yaitu bila penggunaan antara 1 – 45% pertahun, frekuensi sedang yaitu bila penggunaan antara 46 – 70% pertahun, dan frekuensi penggunaan tinggi yaitu bila penggunaan di atas 71% pertahun. Klasifikasi frekuensi penggunaan yang telah dirancang tersebut tidak bersifat baku, klasifikasi dapat berubah berdasarkan kebijakan dari manajer agar sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

d. Nilai Sisa

Dalam program SITOA untuk mengetahui nilai dari aset bangunan yaitu dengan menggunakan nilai sisa. Input untuk nilai sisa adalah harga                

(6)

perolehan aset, besarnya penyusutan, dan umur ekonomis aset. Harga perolehan aset dapat diperoleh dari laporan keuangan setiap kantor cabang, besarnya penyusutan berdasarkan PMK No. 96 Tahun 2007 yaitu untuk bangunan permanen penyusutan pertahun sebesar 2%, dan umur ekonomis aset diketahui dari dokumen mengenai identitas gedung.

Adapun yang dapat dilakukan operator untuk mengoperasikan program SITOA yaitu pertama-tama menyesuaikan harga perolehan dari laporan keuangan setiap kantor cabang untuk diinput ke dalam program, dan meyesuaikan umur ekonomis gedung dari dokumen identitas gedung. Selanjutnya data tersebut diinput ke dalam program dengan memilih menu analysis aset, lalu pilih kategori gedung dan nama gedung lalu pilih sub menu nilai sisa. Langkah selanjutnya data harga perolehan dimasukkan ke dalam menu harga perolehan, untuk penyusutan sudah ditentukan dalam progran yaitu sebesar 2%, dan data umur ekonomis dimasukkan ke dalam kolom umur ekonomis. Dengan tombol generate maka akan keluar hasil dari perhitungan nilai sisa.

Untuk mengetahui nilai dari aset bangunan, ada baiknya tidak selalu menggunakan nilai sisa, dapat juga menggunakan nilai lainnya sesuai dengan kebutuhan PT Pegadaian.

e. Pembobotan tingkat optimasi aset

Dalam program SITOA ini bobot dari kriteria optimasi aset yaitu untuk profitabilitas 25%, efektivitas 30%, produktivitas 45%, sedangkan nilai sisa tidak dibobotkan. Rancangan pembobotan ini tidak bersifat baku, namun ada baiknya pembobotan dapat diubah sesuai dengan kebijakan manajer.

2. Untuk perancangan Sistem Informasi Tingkat Optimasi Aset terdapat beberapa saran yaitu untuk perancangan kamus data, sebaiknya merancang pula arus datanya untuk penyempurnaan dalam perancangan. Selain itu dalam perancangan input, sebaiknya dirancang setiap form beserta proses yang dapat dilakukan pada setiap form tersebut.

               

(7)

3. Dalam implementasi Sistem Informasi Tingkat Optimasi Aset Bangunan terdiri dari perangkat implementasi dan hasil implementasi. Ada dua jenis perangkat implementasi yaitu perangkat keras dan perangkat lunak. Untuk perangkat keras, dapat disarankan untuk tidak selalu mengacu kepada perangkat yang ditentukan pada perancangan, namun dapat disesuaikan dengan perangkat yang ada di PT Pegadaian. Untuk perangkat lunak, diimplementasikan terhadap perangkat keras yang ada. Perusahaan dapat menggunakan perangkat lunak yang berbeda dengan perangkat lunak yang digunakan dalam perancangan. Perangkat lunak dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan seorang teknisi PT Pegadaian.

Untuk hasil implementasi Sistem Informasi Tingkat Optimasi Aset Bangunan ada beberapa saran untuk pengembangan program agar lebih baik lagi. Adapun saran-saran untuk hasil implementasi sebagai berikut.

a. Dalam program SITOA para manajer dapat menambah feature filter agar sistem lebih optimal dalam melakukan pencarian aset mana saja yang optimal, cukup optimal, dan tidak optimal. Hal ini guna agar aset-aset yang tidak optimal atau cukup optimal dapat segera ditindak lanjut dengan melakukan optimasi aset, dan untuk aset yang sudah optimal dapat dipertahankan keoptimalannya.

b. Tampilan pada SITOA masih sederhana, alangkah lebih baik apabila program tersebut didesain kembali sehingga dapat menarik para pengguna informasi sesuai dengan standar PT Pegadaian. Di dalam program SITOA Bangunan sebaiknya diberi petunjuk atau keterangan untuk memudahkan dalam melakukan input data. Selain itu, dapat juga menambah fitur untuk menampilkan foto atau gambar aset bangunan tersebut.

c. Dari proyek SITOA ini dapat dikembangkan menjadi Decision

Supporting System (DSS) agar sistem informasi optimasi aset lebih

efektif dalam pengambilan keputusan bagi para manajer.                

Referensi

Dokumen terkait

Laporan Akhir ini berjudul “Aplikasi Sensor Load Cell Sebagai Pengukur Serpihan Cangkir Plastik Air Mineral Untuk Menonaktifkan Motor AC Pada Rancang Bangun Mesin

Kecenderungan lebih banyaknya frase eksosentris direktif yang berfungsi sebagai penanda nomina lokatif di dalam novel ini berkaitan dengan data struktur dan makna

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka simpulan yang dapat diberikan dalam penelitian ini adalah bahwa pertumbuhan ekonomi (pertumbuhan PDRB per kapita

diibaratkan seperti teknologi penginderaan jarak jauh menggunakan citra satelit yang digunakan untuk mendeteksi potensi sumber daya alam di suatu titik lokasi,

Dari jumlah ikan yang hadir di terumbu karang ternyata di kedalaman 5 m Pada modul kayu ditentukan jenis ikan 24 spesies dengan total individu 368 ind/m 2 , modul bambu 14

Perilaku yang berhubungan dengan harga diri rendah meliputi: mengkritik diri sendiri atau orang lain, penurunan produktivitas, destruktif yang diarahkan pada orang lain,

Lima belas menit membaca setiap hari sebelum jam pelajaran melalui kegiatan membacakan buku dengan nyaring, membaca dalam hati, membaca bersama, dan/atau membaca terpandu

Selain dari staff, kami juga meminta bantuan dari para pengajar LTC untuk menjadi pembawa acara sekaligus juga ada yang menjadi pembuka dalam berdoa dan juga ada