PBL Pemicu 1
Gangguan Pendengaran
Jeane Andini
Jody Felizio
Lutfie
Mario Markus
Mellisya R
Michael Christian
Muncieto Andreas
Reiva W
Samuel Raymond
Wahyu Permata
Pemicu
•
Identitas:
Anak Y, perempuan, 13 tahun
•
Keluhan utama:
Gangguan pendengaran bilateral perlahan sejak 6
tahun lalu
•
Riwayat penyakit sekarang:
–
Sejak 6 tahun yang lalu, terdapat gangguan
pendengaran kedua telinga yang menurun perlahan –
lahan. Pasien
masih dapat berkomunikasi lewat
telepon
.
Telinga terasa tertutup.
– Enam tahun yang lalu terdapat cairan keluar dari
kedua telinga, tidak berbau
. Pasien berobat ke RS
Pemicu
– Rasa penuh di telinga, telinga berdenging dan
berdengung, autofoni tidak dikeluhkan
oleh
pasien. Pasien
tidak sedang menderita batuk
dan pilek
. Tidak terdapat riwayat keluar cairan
dari telinga.
•
Riwayat penyakit dahulu:
–
Pasien
belum pernah menderita morbili dan parotitis.
– Tidak terdapat riwayat trauma
.
Pemicu
•
Riwayat prenatal:
–
Infeksi TORCH disangkal.
•
Riwayat perinatal:
–
BBL 2,9 kg, ditolong oleh paraji, menangis
spontan, tidak tampak biru.
•
Riwayat postnatal:
–
Dalam batas normal.
•
Riwayat prestasi belajar:
•
Kata Sulit:
–
Autofoni
•
Identifikasi Masalah:
–
Anak perempuan, 13 tahun, datang dengan
gangguan pendengaran 6 tahun yang lalu
Anak perempuan,13 th,
Gangguan pendengaran
sejak 6 tahun yang lalu
Masih dapat berkomunikasi melalui telepon.
Telinga terasa tertutup.
Riwayat keluar cairan tidak berbau dari kedua telinga (6 tahun lalu). Saat ini tidak ada. Penuh (-), berdenging (-), berdengung (-), autofoni (-), batuk (-), pilek (-).
Riw. Parotitis (-).
Tuli Konduktif
OME
Anamnesis yang Harus Dilengkapi
•
Apakah tempat tinggal pasien berada di kawasan industri?
•
Apakah terdapat gangguan keseimbangan atau pusing
berputar?
•
Apakah pasien memiliki kebiasaan berenang?
•
Apakah pasien sering mengorek telinga?
•
Apakah dulu pasien sering mengalami batuk, pilek ataupun
nyeri tenggorokan berulang?
•
Apakah riwayat keluar cairan pada telinga pasien hanya
•
Apakah saat keluar cairan dulu disertai gejala demam atau
nyeri pada telinga?
•
Bagaimanakan karakteristik cairan? Apakah bening atau
berwarna? Encer atau kental? Apakah ada darah?
•
Apakah ada penggunaan obat-obatan ototoksik?
•
Bagaimana riwayat pengobatan saat di RS daerah?
Obat-obatan apa saja yang diberikan?
•
Apa yang melatarbelakangi pasien tidak naik kelas? Apakah
saat itu ada hubungannya dengan gangguan pendengaran?
•
Diagnosis yang dapat disingkirkan:
–
Tuli kongenital, karena onset diperoleh tidak
dekat dengan kelahiran.
–
Tuli akibat pajanan bising, karena tidak
diperoleh faktor risiko bising.
–
Tuli akibat efek obat ototoksik, karena tidak
teradpat riwayat penggunaan.
–
Tuli mendadak, karena onset penyakit yang
dialami kronik dan tidak terdapat tanda infeksi
virus.
Diagnosis Banding setelah Anamnesis
•
Diagnosis Banding:
–
Otitis Media
•
Otitis Media Efusi / Non Supuratif
•
Otitis Media Supuratif Kronik
–
Otosklerosis
–
Timpanosklerosis
Jaras Pendengaran dan
Keseimbangan
Pendahuluan
•
Merupakan peradangan pada telinga tengah
•
Lebih sering terjadi pada anak-anak, terutama yang sering
terkena ISPA
•
Etiologi tersering adalah Strep. haemolitikus, Staph.
aureus, dan pneumococcus
•
Dapat dibagi menjadi :
–
Otitis media akut
•
Risiko rendah
•
Risiko tinggi
–
Otitis media akut
•
Akut
•
Sub akut
–
Otitis media supuratif kronik
•
Tipe aman
•
Tipe bahaya
Stadium OMA
•
Stadium Oklusi Tuba Eustachius
–
Retraksi membran timpani, bisa tampak keruh pucat
–
Efusi sukar diditeksi
•
Stadium Hiperemis
–
Pembuluh darah melebar di membran timpani,
tampak hiperemis dan edem
–
Sekret sukar terlihat
•
Stadium Supurasi
–
Membran tipani
bulging
–
Nyeri hebat, nadi dan suhu meningkat
•
Stadium Perforasi
–
Ruptur membran timpani
–
Eksudat mengalir ke liang
telinga luar
–
Manifestasi klinis lebih tenang
•
Stadium Resolusi
–
Sekret berkurang dan menjadi kering
–
Dapat mengalami resolusi, atau berlanjut menjadi
OMSK
–
Bila sekret terus keluar > 3 minggu disebut otitis
media supuratif subakut
Terapi
•
Stadium oklusi:
–
Tujuan: membuka kembali tuba eustachius
–
Obat tetes hidung HCL efedrin 0,5% dalam larutan fisiologik (anak < 12
tahun) atau HCL efedrin 1% dalam larutan fisiologik untuk orang > 12 tahun.
•
Stadium presupurasi
–
antibiotika selama 7 hari, obat tetes hidung dan analgetika.
•
Stadium supurasi
–
antibiotika, disertai dengan miringotomi, bila membran timpani masih utuh.
•
Stadium perforasi
–
Pengobatan H2O2 3% selama 3 hari serta antibiotika yang adekuat.
•
Pada
stadium resolusi
Anamnesis dan PF
•
Anamnesis
–
Onset akut
–
Gejala Klinik :
•
Nyeri dalam telinga
•
Riwayat suhu tinggi
•
Ganguan pendengaran
•
Rasa penuh dalam
telinga
–
Riwayat ISPA
–
Riwayat keluar cairan
dari telinga
•
Pemeriksaan fisik
–
Berdasarkan stadium
yang ditemukan
–
Ditemukan tanda efusi
di telinga tengah
–
Kemerahan pada
gendang telinga
–
Efusi telinga tengah
diperiksa dengan
otoskop
Otitis Media Supuratif Kronik
•
Kelanjutan dari otitis media akut yang prosesnya
sudah lebih dari dua bulan
•
Infeksi kronis di telinga tengah dengan perforasi
membran timpani serta sekret yang persisten atau
intermiten.
•
Progresi menjadi OMSK dapat disebabkan terapi
terlambat, terapi tidak adekuat, virulensi kuman
tinggi, imunitas pasien rendah, hygiene buruk
Klasifikasi OMSK
Otitis media
Supuratif Kronik Benigna
Otitis Media
Supuratif Kronik Maligna
Proses
peradangan
terbatas
pada
mukosa
Proses
peradangan
tidak
terbatas
pada
mukosa
Proses
peradangan
tidak
mengenai
tulang
Proses
peradangan
mengenai
tulang
Perforasi
membran
timpani
tipe
sentral
Perforasi
membran
timpani
paling
sering
marginal
dan
atik.
Terkadang
tipe
sub
total
dengan
kolesteatoma
Jarang
terjadi
komplikasi
berbahaya
Sering
terjadi
komplikasi
berbahaya
Kolesteatoma
tidak
ada
Kolesteatoma ada
Dapat
dibagi
lagi
berdasarkan
aktifitas
sekret
yang
keluar
:
Anamnesis dan Pemeriksaan
•
Anamnesis:
–
Terjadi secara kronis
–
Riwayat keluar cairan dari telinga
–
Sekret di liang telinga
–
Keluhan kurang pendengaran
–
Keluar darah dari telinga
•
PF: perforasi membran timpani
•
Pemeriksaan penunjang:
–
Pemeriksaan radiologi : Posisi Schuller untuk
melihat koleostoma
Terapi
•
OMSK tipe aman:
–
Konservatif dengan medikamentosa.
•
Sekret keluar terus menerus
Æ
larutan H2O2 3%
selama 3-5 hari.
•
Setelah sekret berkurang
Æ
tetes telinga antibiotika
dan kortikosteroid.
•
Sekret telah kering tetapi perforasi masih ada setelah
diobservasi selama 2 bulan dilakukan miringoplasti
atau timpanoplasti.
•
OMSK tipe bahaya adalah pembedahan
Jenis Pembedahan Pada
OMSK
•
Mastoidektomi sederhana
–
OMSK tipe aman yang tidak sembuh dengan pengobatan
•
Mastoidektomi radikal
–
OMSK tipe bahaya yang infeksinya sudah meluas
•
Mastoidektomi radikal dengan modifikasi
–
OMSK dengan kolesteatoma di daerah atik, tetapi belum
merusak kavum timpani
•
Miringoplasti
–
Rekonstruksi membran timpani pada OMSK tipe aman yang
tenang
•
Timpanoplasti
–
OMSK tipe aman dengan kerusakan yang lebih berat
•
Timpanoplasti pendekatan ganda
Otitis Media Non Supuratif
•
Bekumpulnya sekret nonpurulen di telinga
tengah
–
Bila cairan encer, disebut otitis media serosa
Æ
transudat atau plasma dari pembuluh darah
akibat perbedaan tekanan hidrostatik
–
Bila cairan kental, disebut otitis media mukoid
Æ
sekresi kelenjar dan kista dalam mukosa
telinga tengah, tuba Eustachius, dan rongga
mastoid.
•
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan
OMNS:
–
Terganggunya fungsi tuba Eustachius
–
Hipertrofi adenoid
–
Adenoitis
–
Cleft-palate
–
Tumor nasofaring
–
Barotrauma
–
Sinusitis
–
Rinitis
Otitis Media Serosa Akut
•
Terbentuknya sekret di telinga secara
tiba-tiba akibat gangguan fungsi tuba
Anamnesis
•
Gejala Klinis:
–
Pendengaran berkurang
•
Apakah pendengaran dirasakan berkurang? Sejak kapan?
–
Rasa tersumbat pada telinga
•
Apakah telinga terasa tersumbat? Apakah gejala muncul dalam waktu
yang cepat?
–
Suara sendiri terdengar lebih nyaring
•
Apakah suara sendiri terasa lebih terdengar keras di salah satu telinga?
Telinga kiri/kanan? (lebih kencang di telinga yang sakit)
–
Terasa ada cairan yang bergerak di dalam kepala
•
Apakah terasa ada cairan yang bergerak di dalam kepala bila kepala
digerakkan?
–
Nyeri pada saat awal gangguan tuba
•
Apakah gangguan diawali dengan rasa nyeri? Demam?
–
Tinitus
•
Apakah terdapat rasa berdengung?
Pemeriksaan Fisik
•
Membran timpani retraksi
•
Terdapat gelembung udara di membran
timpani
Terapi
–
Vasokonstriktor lokal (tetes idung)
–
Antihistamin
–
Bila gejala menetap setelah 2 minggu
dilakukan miringotomi atau miringotomi
dengan pipa ventilasi
Otitis Media Serosa Kronik
•
Perbedaan dengan OM Serosa Akut
hanya cara pembentukan sekret
•
Pembentukan sekret berlangsung secara
bertahap TANPA rasa nyeri
•
Lebih sering terjadi pada anak anak
Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik
•
Gejala
–
Apakah rasanya pendengaran menurun
dalam jangka waktu yang lama?
•
Pemeriksaan Fisik
–
Otoskopi : membran timpani utuh, retraksi,
suram, kuning kemerahan atau keabuan
Terapi
•
Mengeluarkan sekret dengan miringotomi
dengan pemasangan pipa ventilasi
•
Kombinasi antihistamin dan dekongestan
OTOSKLEROSIS,
Otosklerosis
•
Penyakit pada kapsul tulang labirin yang
mengalami spongiosis di daerah kaki stapes
Æ
stapes menjadi kaku dan tidak dapat
menghantarkan getaran suara ke labirin dengan
baik.
•
Penyebab
Æ
belum dapat dipastikan
Æ
faktor
keturunan (resiko 25%-50%), gender (perempuan
> laki-laki), ras (bangsa kulit putih), kehamilan
(terkait perubahan hormonal) berpengaruh.
Gejala Klinik dan Diagnosis
•
Anamnesis:
–
Pendengaran terasa berkurang secara progresif.
–
Tinitus dan vertigo
–
Pasien merasa pendengaran terdengar lebih baik dalam
ruangan bising
(Paracusis Willisii)
.
•
Pemeriksaan fisik:
–
Membran timpani utuh, normal atau dalam batas-batas normal.
–
Kemungkinan terlihat gambaran membran timpani yang
kemerahan oleh karena terdapat pelebaran pembuluh darah
promontium
(Schwarte’s sign
).
–
Tuba biasanya paten dan tidak terdapat riwayat penyakit telinga
atau trauma kepala atau telinga sebelumnya.
•
Pemeriksaan penunjang:
–
audiometri nada murni dan pemeriksaan impedance
Æ
pasien
otosklerosis biasanya mengalami masalah pendengaran pada
bunyi frekuensi rendah.
–
CT scan
Æ
cukup berguna untuk menilai keadaan osikel, koklea
dan organ vestibular dan untuk membedakan otosklerosis dari
penyebab gangguan pendengaran lainnya.
Terapi
•
Operasi
Æ
stapedektomi atau stapedotomi
Æ
stapes diganti dengan bahan prostetis.
•
Jika tidak dapat dilakukan operasi
Æ
alat
bantu dengar (ABD) dapat sementara
membantu pendengaran pasien.
Timpanosklerosis
•
Penyakit pada membran timpani
Æ
bercak-bercak putih tebal atau menjadi putih dan tebal
seluruhnya akibat timbunan kolagen
terhialinisasi pada bagian tengahnya.
•
Karakteristik
Æ
adanya hialinisasi dan deposit
kalsium pada membran timpani, telinga tengah
atau keduanya
–
akibat inflamasi atau trauma
–
setelah episode rekuren dari otitis media akut, otitis
media dengan efusi, dan insersi ventilasi tuba.
Diagnosis dan Tatalaksana
•
Pada pemeriksaan otoskopi
Æ
timpanosklerosis memberikan
gambaran semisirkuler atau seperti sepatu kuda yang
berwarna putih pada membran timpani.
•
Pemeriksaan penunjang lain
Æ
tidak terlalu dibutuhkan
apabila telah ditemukan lesi yang khas, tidak ada perluasan,
dan tidak ada kecurigaan adanya gangguan atau penyakit
telinga tengah lain.
–
Audiometri
Æ
menentukan derajat tipe gangguan pendengaran.
–
Timpanometri
Æ
hasil timpanogram dapat dipengaruhi oleh adanya
timpanosklerosis.
–
CT scan
Æ
terutama bila disertai dengan kelainan pada kavitas telinga
tengah.
Otitis Eksterna
•
Swimmer’s ear
Æ
radang liang telinga akut
maupun kronis yang disebabkan oleh infeksi
bakteri, jamur, dan virus
•
Pada kanal telinga luar –
tube
antara telinga
luar dan membran timpani.
•
Faktor predisposisi
Æ
perubahan PH, keadaan
udara yang hangat dan lembab, trauma ringan
saat mengorek telinga, berenang.
•
Otitis eksterna akut
Æ
otitis eksterna
Sander R. Otitis Externa: A Practical Guide to
Otitis Eksterna Sirkumskripta
•
Furunkel
Æ
karena kulit disepertiga bagian
luar mengandung adneksa kulit, seperti folikel
rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar
serumen
Æ
infeksi pada pilosebaseus.
•
Penyebab
Æ
Staphilococcus aureus
atau
Staphilococcus albus.
•
Gejala
Æ
rasa nyeri yang hebat, rasa penuh
pada telinga, gangguan pendengaran (bila
•
Terapi
Æ
bergantung pada furunkel
Æ
bila
sudah menjadi abses diaspirasi secara steril
untuk mengeluarkan nanah. Jika dinding
furunkel tebal
Æ
insisi
Æ
dipasang drain untuk
mengalirkan nanah.
•
Medikamentosa
Æ
antibiotika salep (polymixin B
atau bacitracin), antiseptik (asam asetat 2-5%
Otitis Eksterna Difus
•
Mengenai kulit liang telinga duapertiga dalam
Æ
hiperemis dan edema yang batasnya tidak jelas.
•
Penyebab
Æ
Pseudomonas
,
Staphilococcus albus
,
Escherechia Coli
, dsb.
•
Gejala
Æ
nyeri tekan tragus, liang telinga sangat
sempit, kadang kelenjar getah bening regional
membesar dan nyeri tekan, terdapat sekret yang
berbau (tidak mengandung lendir).
•
Terapi
Æ
membersihkan liang telinga
Æ
Membran Timpani
UMBO
RC
I
II
III
IV
•
Bagian paling luar telinga
tengah
•
4 kuadran
•
Bayangan penonjolan
bagian bawah maleus
Æ
Umbo
•
Refleks cahaya:
–
gerakan serabut yang
radier dan sirkuler.
–
Refleks cahaya jam 7
untuk membran timpani kiri
dan jam 5 utk membran
PEMICU: Pemeriksaan Fisik THT
Telinga
Kiri
Kanan
Liang Telinga
Lapang
Lapang
Sekret
Tidak ada
Tidak ada
Membran Timpani
Menebal
Hipervaskuler
, tidak
hiperemis
Refleks Cahaya
Suram
Tidak ada
AS: Membran timpani menebal, refleks cahaya suram
Æ
timpanosklerosis
AD: Membran timpani hipervaskuler, refleks cahaya (-)
Æ
peradangan
(cairan) pada telinga tengah
PEMICU: Pemeriksaan fisik THT
Hidung Kanan Kiri
Rongga Hidung Lapang Lapang
Konka Inferior Edema, tidak hiperemis, tidak livid
Edema, tidak hiperemis, tidak livid
Konka Media eutrofi Eutrofi
Septum Lurus Lurus
Nasofaring Hipertrofi adenoid