• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE PRAKTIK DALAM PEMBELAJARAN TATA GRAHA. Oleh : SM Zanariah Yahya. MM ABSTRAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENERAPAN METODE PRAKTIK DALAM PEMBELAJARAN TATA GRAHA. Oleh : SM Zanariah Yahya. MM ABSTRAK"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Penerapan Metode Praktik Dalam Pembelajaran Tata Graha Dikelas X AP 2 46

PENERAPAN METODE PRAKTIK DALAM PEMBELAJARAN TATA GRAHA

Oleh :

SM Zanariah Yahya. MM E-mail : Yahyazanariah@yahoo.com

ABSTRAK

Penelitian ini dilatar belakangi rendahnya tingkat kemampuan siswa kelas X dalam menyelesaikan soal-soal yang berhubungan dengan Pembelajaran Tata Graha dengan materi Membersihkan Kamar Mandi Tamu. Aspek menyimak dalam analisis hasil tes rendaah dan belum mencapai KKM yang ditentukan yaitu 70. Hal ini disebabkan oleh kurang perhatian dari siswa dalam materi membersihkan Kamar Mandi Tamu. Guna mengetahui faktor-faktor penyebab dan solusi, sebagai upaya untuk mengatasinya perlu diadakan penelitian tindakan kelas.

Tujuan dari penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar dan aktifitas siswa kelas X AP 2 dalam pembelajaran dengan melalui Metode Praktek, Penelitian ini menggunakan metode penelitiaan tindakan kelas (Classroom action reseach) yang berlangsung selama tiga siklus.

Alur penelitian dimulai dari tahap Perencanaaan, Pelaksanaan tindakan, Pengamatan dan Refleksi. Subjek penelitian berjumlah 30 orang. Penggumpulan data menggunakan tes tertulis dan pengamatan. Data dianalisa dengan melihat ketuntasan belajar siswa secara klasikal yaitu 73 % siswa mendapat skor ≥ 70.

Hasil Penelitian menunjukan bahwa model pembelajaran praktek dapat meningktkan hasil belajar siswa dan aktifitas dalam pembelajaran Membersihkan Kamar Mandi Tamu. Hal ini terbukti dari adanya peningkatan rata-rata hasil tes siklus I diketahui 78 dan hasil tes siklus ke 2 rata-rata 89 dan pada siklus ke 3 rata-rata 95.

Ditinjau dari pencapaian ketuntasan belajar siswa pada siklus I diperoleh 73 % dan siklus 2 diperoleh 90 % dan siklusn ke 3 diperoleh 100 %. Hal ini di menunjukan bahwa penggunaan model pembelajaran Praktik dapat meningkatkan hasil belajar dan aktifitas siswa di kelas maupun di ruang praktik.

(2)

Penerapan Metode Praktik Dalam Pembelajaran Tata Graha Dikelas X AP 2 47

A. PENDAHULUAN

Pembelajaran Tata Graha disekolah terdiri dari tiga komponen yang harus dimiliki oleh peserta didik yaitu, Pengetahuan, Ketrampilan dan Sikap, yang tertuang dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006.

Pembelajaran Tata Graha mengarah pada pembentukan sikap yang diharapkan dan diwujudkan pada perilaku sehari- hari. Disamping itu melalui pembelajaran Tata Graha peserta didik juga dibekali Pengetahuan dan Kemampuan. Dengan demikian diharapkan Pembelajaran Tata Graha tidak menimbulkan kebosanan dan diharapkan dalam pengajaran dapat menyenangkan

Menurut Tabrani Rusyan dalam mendifinisikan proses belajar mengajar berpendapat bahwa proses belajar mengajar, adalah suatu proses melihat dan mengalami, mengamati dan memahami melalui pembinaan, pemberian penjelasan, pemberian bantuan dan dorongan dari pendidik. Dari pengertian di atas dapat dikatakan bahwa proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan yang tidak terpisahkan antara guru sebagai pengajar dengan peserta didik sebagai pelajar dalam mencapai tujuan edukatif.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut : Tingkat pemahaman terhadap materi yang disajikan oleh guru terhadap peserta didik SMK Negeri 28 Jakarta kelas X AP2 semester ganjil pada tahun pelajaran tahun 2011/2012 mengalami penurunan. Hal ini menurut pengamatan penulis disebabkan oleh pendekatan dan strategi yang kurang tepat diterapkan sehingga motivasi belajar rendah,

Untuk menuju suatu keberhasilan pembelajaran bukan suatu hal yang mudah karena banyak komponen yang harus dipagukan antara lain guru, siswa, metode, media pembelajaran, sumber, dan alat evaluasi.

(3)

Penerapan Metode Praktik Dalam Pembelajaran Tata Graha Dikelas X AP 2 48

B. KAJIAN TEORI

Melalui belajar manusia melakukan pengembangan aktualilsasi potensi diri dengan perubahan dalam setiap tingkah laku mereka ke arah positif dengan pengalaman individual yang mereka alami, secara langsung maupun tidak langsung. Secara umum belajar merupakan “Perubahan” yang terjadi akibat adanya “Pengalaman”, itu menurut beberapa ahli dibidang pendidikan dan psikologi. Sebagai landasan penguraian mengenai belajar, beberapa ahli akan mengemukakan pendapatnya mengenai pengertian belajar, diantaranya:

1. Pembelajaran menurut teori psikologi Gestal yang dikutip M. Ngalin Purwanto, terjadi jika ada pengertian (insight), Pengertian ini timbul setelah beberapa waktu di coba memahami masalah, kemudian nampak kejelasannya serta hubungan dan sangkut pautnya antara unsur yang satu dengan unsur yang lain. Secara singkat teori Gestal ini dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Pertama, dalam belajar faktor pengertian atau pengalaman adalah sangat penting. Melalui belajar ini dapat dipahami bimbingan antara pengetahuan dan pengalaman.

b. Kedua, pribadi atau organisme memegang peranan yang paling sentral dalam belajar. Belajar tidak hanya dilakukan secara reaktif-mekanistis, tetapi dilakukan dengan sadar, bermotif dan bertujuan. 1)

2. “Learning as a relatively permanent change in behaviour traceable to experience and practice “. (Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap yang diakibatkan oleh pengalaman dan latihan). (Mustaqim 2004:33).

3. (Howard, Learning is the process by which behavioour (in the broader sense) is organized or changed through practice or training. Belajar adalah proses dimana tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan. Djamarah 2002:13)

(4)

Penerapan Metode Praktik Dalam Pembelajaran Tata Graha Dikelas X AP 2 49

Belajar ditafsirkan sebagai latihan-latihan pembentukan hubungan antara stimulus dan respon, dimana belajar merupakan penumbuhan tingkah laku yang dapat diobservasi dan diukur. (Darsono 2000:5). Pemberian stimulus harus sesuai dengan tujuan yang diberikan secara berulang-ulang yang diinginkan terjadi, maka diperlukan yang bersifat mekanistis, agar tingkah laku (respon) yang diinginkan terjadi maka diperlukan latihan dan hadiah (reward) atau penguatan (reinforcement). Kalau hubungan stimulus dan respon sudah terjadi akibat latihan dan hadiah atau penguatan, maka peristiwa belajar sudah terjadi, itulah sebabnya mengapa pengertian belajar yang terlalu mendasarkan pada terjadinya perbuatan (behaviuor) dinamakan belajar behaviuoristik. (Darsono 2000:5). Tabel 1 Jadwal Penelitian No Kegiatan Th 2011/2012

Janr Febr Maret April Mei Juni

1 Tahap Pertama : Penyusunan proposal penelitian Menyusun proposal

penelitian X

2 Tahap Kedua : Penulisan / Pelaksanaan Penelitian

a. Penyusunan instrument X b. Menyebarkan instrumen X c. Analisis dan pengolahan data X d. Penulisan Laporan X e. Konsultasi Kepada Kepala Sekolah X

3 Tahap Ketiga : Pelaporan Akhir

a. Konsultasi akhir X

b. Perbaikan Laporan X

(5)

Penerapan Metode Praktik Dalam Pembelajaran Tata Graha Dikelas X AP 2 50

C. METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (Class Action Research) yakni suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan praktek-praktek pembelajaran profesional.

Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 28 Jakarta pada siswa kelas X AP 2 dengan jumlah siswa 30 orang, yang terdiri dari 15 orang siswa laki-laki 15 orang siswa perempuan.

Penelitian dilaksanakan pada saat mata pelajaran Tata Graha berlangsung. Prosedur pelaksanaan perbaikan pembelajaran dengan metode penelitian tindakan kelas kolaborasi dengan teman sejawat untuk mengidentifikasi masalah yang dihadapi dalam pembelajaran yang direncanakan tiga siklus. Kemudian mengadakan diskusi cara pemecahan masalah yang terjadi dalam aspek membersihkan kamar mandi tamu.

Hasil diskusi perlunya perbaikan dapat dilihat dengan kegiatan pelaksanaan persiklus. Gambaran keefektifan tindakan yang dilakukan yaitu :

1. Perencanaan Awal :

a. Merasakan adanya masalah. b. Analisis masalah.

c. Perumusan masalah.

2. Perencanaan Tindakan :

a. Membuat skenario pembelajaran

b. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di kelas c. Mempersiapkan instrumen untuk merekam dan menganalisa data

mengenai proses dan hasil tindakan.

d. Melaksanakan simulasi pelaksanaan tindakan perbaikan untuk menguji keterlaksanaan rancangan.

(6)

Penerapan Metode Praktik Dalam Pembelajaran Tata Graha Dikelas X AP 2 51

3. Pelaksanaan Tindakan :

Pelaksanaan tindakan yang meliputi siapa yang melakukan, apa, kapan, di mana, dan bagaimana melakukannya. Skenario tindakan yang telah direncanakan, dilaksanakan dalam situasi yang aktual. Pada saat yang bersamaan kegiatan ini juga disertai dengan kegiatan observasi dan interprestasi serta diikuti dengan kegiatan refleksi.

4. Pengamatan :

Pada bagian pengamatan, dilakukan perekaman data yang meliputi proses hasil dari pelaksanaan kegiatan. Tujuan dilakukannya pengamatan adalah untuk mengumpulkan bukti hasil tindakan agar dapat dievaluasi dan dijadikan landasan dalam melakukan refleksi.

5. Refleksi :

Pada bagian refleksi dilakukan analisis data mengenai proses, masalah dan hambatan yang dijumpai dan dilanjutkan dengan reflesi terhadap dampak pelaksanaan tindakan yang dilaksanakan.

D. HASIL PENELITIAN

1. Analisis Hasil Belajar Per siklus a. Siklus I :

Berdasarkan hasil perhitungan data pada tindakan siklis I dapat diketahui bahwa siswa yang dapat memperoleh nillai ≥ 70 sebanyak 22 siswa dari 30 siswa. Hal ini berarti pada pembelajaran Membersihkan Kamar Mandi Tamu model pembelajaran praktek mampu meningkatkan siswa yang tuntas, yakni sebanyak 73 %. Sesuai dengan SK / KD kelas tersebut dapat dikatagorikan belum tuntas.

Keberhasilaan ini diduga karena pengorganisasian kelas dalam pembelajaran yang cukup baik dan didukung penggunaan model praktek.

(7)

Penerapan Metode Praktik Dalam Pembelajaran Tata Graha Dikelas X AP 2 52

b. Siklus 2 :

Berdasarkan hasil perhitungan data pada tindkan siklus 2 dapat diketahui bahwa siswa yang dapat memperoleh nillai ≥ 73 sebanyak 27 siswa dari 30 siswa.

Hal ini berarti pada pembelajaran Membersihkan Kamar Mandi Tamu model pembelajaran praktek mampu meningkatkan siswa yang tuntas, yakni sebanyak 90 %. Sesuai dengan SK / KD kelas tersebut dapat dikatagorikan hampir tuntas.

Keberhasilaan ini diduga karena pengorganisasian kelas dalam pembelajaran yang cukup baik dan didukung penggunaan model praktek.

c. Siklus 3 :

Berdasarkan hasil perhitungan data pada tindakan siklus 3 dapat diketahui bahwa siswa yang dapat memperoleh nillai ≥ 80 sebanyak 30 siswa dari 30 siswa.

Hal ini berarti pada pembelajaran Membersihkan Kamar Mandi Tamu model pembelajaran praktek mampu meningkatkan siswa yang tuntas, yakni sebanyak 100 %. Sesuai dengan SK / KD kelas tersebut dapat dikatagorikan tuntas.

Keberhasilaan ini diduga karena pengorganisasian kelas dalam pembelajaran yang cukup baik dan didukung penggunaan model praktek. Dalam arti semua siswa dinyatakan kompeten.

2. Hasil Pengamatan

Berdasarkan hasil pengamatan guru kolaborator, bahwa belum maksimalnya hasil proses pembelajaran tata graha pada siklus I diperoleh informasi dengan data sebagai berikut :

(8)

Penerapan Metode Praktik Dalam Pembelajaran Tata Graha Dikelas X AP 2 53

Hasil evaluasi siklus I dapat di lihat pada tabel 2

Tabel 2

Prestasi Hasil Belajar Tata Graha Siklus I Jumlah

Siswa

Kompetensi Belajar untuk Pelajaran Tata Graha

Kompeten Belum Kompeten Persentasi (%) 30 22 73% 8 27% Keterangan : Jumlah Siswa : 30 Nilai Tertinggi : 78 Nilai Terendah : 50 Nilai rata-rata : 71 Nilai Kompetensi : 70

Final skor : Demonstrasi ( Praktek ) + Ulangan 2

Selanjutnya dari hasil pengamatan guru kolaborator, bahwa belum maksimalnya hasil proses pembelajaran tata Graha pada siklus 2 diperoleh informasi dengan data sebagai berikut :

(9)

Penerapan Metode Praktik Dalam Pembelajaran Tata Graha Dikelas X AP 2 54

Hasil evaluasi siklus 2 dapat di lihat pada tabel 3 Tabel 3

Prestasi Hasil Belajar Tata Graha Siklus 2

Jumlah Siswa

Kompetensi Belajar untuk Pelajaran Tata Graha

Kompeten Belum Kompeten Persentasi (%) 30 27 90% 3 10% Keterangan : Jumlah Siswa : 30 Nilai Tertinggi : 89 Nilai Terendah : 68 Nilai rata-rata : 78 Nilai Kompetensi : 70

Final skor : Demonstrasi ( Praktek ) + Ulangan 2

Berdasarkan hasil pengamatan guru kolaborator, bahwa belum maksimalnya hasil proses pembelajaran Tata Graha pada siklus 3 diperoleh informasi dengan data sebagai berikut

Hasil evaluasi siklus 3 dapat di lihat pada tabel 4 Tabel 4

Prestasi Hasil Belajar Tata Graha Siklus 3

Jumlah Siswa

Kompetensi Belajar untuk Pelajaran Tata Graha

Kompeten Belum

Kompeten Persentasi (%) 30

(10)

Penerapan Metode Praktik Dalam Pembelajaran Tata Graha Dikelas X AP 2 55 30 100% Keterangan : Jumlah Siswa : 30 Nilai Tertinggi : 98 Nilai Terendah : 73 Nilai rata-rata : 80 Nilai Kompetensi : 70

Final skor : Demonstrasi ( Praktek ) + Ulangan 2

Berdasarkan hasil nilai tersebut ternyata sebanyak 30 siswa memenuhi nilai standar kompetensi untuk pelajaran Tata Graha yaitu dengan mencapai KKM 70, dalam arti semua siswa dinyatakan kompeten.

E. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan

Melalui penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan dalam 3 siklus, hasil pengamatan aktifitas dan hasil belajar, bahwa upaya dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada materi membersihkan kamar mandi tamu meningkat dengan menggunakan metode pembelajaran praktek.

2. Saran

Mengingat penggunaan model pembelajaran praktek dapat mendorong siswa lebih aktif dalam belajar dan meningkatkan mutu dan hasil pembelajaran pada materi Membersihkan Kamar Mandi Tamu. Maka sekolah yang memiliki karateristik kelas yang relatif sama dengan kelas penelitian dilangsungkan , dapat menerapkan strategi pembelajaran serupa untuk meningkatkan mutu dan hasil belajar siswa.

(11)

Penerapan Metode Praktik Dalam Pembelajaran Tata Graha Dikelas X AP 2 56

DAFTAR PUSTAKA

Agus Sulastiyono, Managemen, Penyelenggaraan Hotel Bandung; Alfabeta Bagyono dan ludfi Orbani 2003, dasar-dasar Housekeeping Yogyakarta: Adicita.

Marra Widjaya dan Usin.S Artyasa 2005, Tata Graha Operation, Band8ung Humaniora.

Luluk Damayanti, 2006, Model membersihkan Lokasi/Area dan Peralatan untuk SMK Pariwisata.

Richard Sihite, 2006, Housekeeping Surabaya : SIC

---,2005 Designing International Cleaning SY Sitem Jakarta : Bina Resik Utama

Purwanto, M Ngalim. 1987. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Karya. Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raya Grafindo Persada. Kandola, Amos. 2006. Model-Model Pembelajaran Matematika. Jakarta:

Referensi

Dokumen terkait

Efek antimalaria yang ditimbulkan oleh pohon kayu susu diduga karena senyawa aktif yang terkandung di dalam kulit batang kayu susu yaitu flavonoid, saponin, dan

Bahan yang digunakan untuk penelitian ini adalah bibit tebu hasil persilangan dari kebun plasma nutfah Pusat Penelitian Dan Pengembangan Tebu (P3T) umur 4 bulan

Pada siklus I ini, guru sudah mampu mengisi identitas Satuan Pendidikan, kelas/semester, Tema, Sub Tema, Pembelajaran dan Alokasi waktu, guru sudah mampu

The authors use a case study methodology to describe a sys- tematic approach to embed team and individual presentations in undergraduate and graduate accounting courses,

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Kelas, karena digunakan untuk menemukan pemecahan masalah yang dihadapi guru di

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat dan hidayahnya kepada kita semua, sehingga penuli s

Gronroos dalam Ratminto dan Winarsih (2005:2) menyatakan bahwa pelayanan adalah suatu aktifitas yang bersifat tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang terjadi sebagai

[r]