PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
MATERI LETAK BILANGAN PADA GARIS BILANGAN
MENGGUNAKAN MEDIA PERMAINAN ULAR TANGGA
PADA SISWA KELAS III SDN CATURANOM
KECAMATAN PARAKAN KABUPATEN TEMANGGUNG
TAHUN AJARAN 2014/2015
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Oleh :
SANTHY WIDIASTUTI
NIM 11510045
JURUSAN TARBIYAH
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
MATERI LETAK BILANGAN PADA GARIS BILANGAN
MENGGUNAKAN MEDIA PERMAINAN ULAR TANGGA
PADA SISWA KELAS III SDN CATURANOM
KECAMATAN PARAKAN KABUPATEN TEMANGGUNG
TAHUN AJARAN 2014/2015
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Oleh
SANTHYWIDIASTUTI
NIM 11510045
JURUSAN TARBIYAH
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
MOTTO
Berangkat dengan penuh keyakinan
Berjalan dengan penuh keikhlasan
PERSEMBAHAN
Skripsi in ipenulis persembahkan kepada :
Ayahanda (Budi Sarjono, S.Pd) dan Ibunda tercinta (Arifah), Adikku tersayang (M. Farid Subchi dan Bima Nasirin)
Dosen Pembimbing Bapak Dr. Winarno, S.Si.,M.Pd terima kasih telah membimbing skripsi ini sampai selesai.
Almamater tercinta Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah STAIN Salatiga
Warga SDN Caturanom yang telah membantu penelitian penulis dalam rangka penyelesaian skripsi ini.
Rudi harsono yang selalu memberi dukungan dan motivasi dan Kurnia Fatmawati beserta teman-teman seperjuangan (SitiRatna Sari, Sarifatul Mujazanah, Fitri Nur’aini, Ika Muslikhah, WahyuIstiqomah) untuk menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Teman - teman PGMI angkatan 2010 yang tidak bisa penulis
KATA PENGANTAR
Dengan nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah SWT, yang telah memberikan taufik, hidayah dan rahmat-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Shalawat serta salam tercurah kepada Nabi Agung Muhammad saw, juga keluarganya serta semua orang yang meniti jalannya.
Penyusunan skripsi ini bertujuan guna memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar kesarjanaan dalam ilmu Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. Terselesainya skripsi ini tidaklah semata-mata hasil dari jerih payah penulis sendiri, melainkan banyak pihak terkait yang telah membantu baik moril maupun spiritual, oleh karena itu, penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd Selaku ketua STAIN Salatiga, beserta staf-stafnya, yang telah menyediakan tempat serta fasilitas gedung kuliah yang nyaman dan kondusif.
2. Ibu Peni Susapti, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.
3. Bapak Suwardi M.Pd selaku Ketua Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga.
4. Bapak Dr. Winarno, S.Si.,M.Pd sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu, memberikan bimbingan dan arahan serta motivasi dengan penuh kesabaran kepada peneliti sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.
5. Bapak Abdul Syukur, M.Si selaku pembimbing akademik yang senantiasa membimbing dan memotivasi serta mengarahkan dari awal semester hingga akhir.
6. Segenap Dosen dan akademika yang telah memberikan pelayanan yang baik dalam proses penyusunan skripsi ini.
dan bijaksana memberikan dorongan, kasihsayang, dan do’a serta menjadi inspirasi kepada peneliti. Adik-adikku tersayang (M.Farid Subchi dan Bima Nasirin) yang memberikan dukungan dengan keceriaan mereka dalam suka dan duka.
8. Kepala SDN Caturanom, guru dan karyawan serta semua siswa-siswi yang telah berkenan membantu dan memberikan data kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
9. Semuapihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah membantu penyelesaian skripsi ini.
Harapan peneliti semoga Allah SWT memberikan pahala yang setimpal kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini teriring dengan do’aJazakumullah Khairal Jaza.
Peneliti menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan.Olehkarenaitu, kritikdan saran yang membangun guna perbaikan sangat peneliti harapkan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Salatiga, 27 November 2014 Peneliti
ABSTRAK
Widiastuti, Santhy. 2014. Peningkatan hasil belajar matematika materi letak bilangan pada garis bilangan menggunakan media permainan ular tanggap ada siswa kelas III SDN Caturanom Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Tahun 2014. Skripsi. JurusanTarbiyah. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dr. winarno, S.Si.,M.Pd Kata Kunci : Permainan Ular Tangga, Letak Bilangan, Matematika
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya berhitung dalam mata pelajaran Matematika materi letak bilangan pada garis bilangan siswa kelas III SDN Caturanom.Masalah utama yang ingin dikaji dalam penelitian ini adalah apakah media permainan ular tangga dapat meningkatakan hasil belajar mata mata pelajaran matematika kelas III Sekolah Dasar Negeri Caturanom Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Tahun 2014? Subyek dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas III SDN Caturanom Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung yang berjumlah 23 siswa yang terdiri dari 16 siswa laki-lakidan7siswa perempuan. Penelitian dilakukan pada semester satu pada tahun 2013/2014. Penelitian ini menggunakan media permainan ular tangga.
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini untuk mengetahui peningkatan hasil belajar mata pelajaran matematika kelas III SDN Caturanom. Jenis penelitian yang digunakan penelitian adalah PenelitianTindakanKelas (PTK). Data dalam penelitian ini diambil dengan pedoman atau lembar pengamatan, soal tes/ evaluasi soal, pedoman dokumentasi dan pedoman wawancara pada pembelajaran matematika menggunakan media permainan ular tangga.
DAFTAR ISI
SAMPUL JUDUL………... i
LEMBAR BERLOGO……….………... ii
JUDUL………..……… iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING...………..………... iv
PENGESAHAN KELULUSAN……….………... v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN………. vi
MOTTO ……… vii
DAFTAR LAMPIRAN………. xvi
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah………...…………... 1
B. Rumusan Masalah……… 5
C.Tujuan Penelitan……….…………. 6
D.Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan...………... 6
E. Kegunaan Penelitian……….…... 7
F. Definisi Operasional……….... 8
G.Metode Penelitian……….... 10
1. Rancangan Penelitian………. 10
2. Subjek Penelitian……… 10
3. Langkah-langkah Penelitian………... 11
4. Instrument Penelitian………... 13
5. Pengumpulan Data……….. 14
6. Analisis Data………... 15
H.Sistematika Penulisan……….………... 17
BAB II KAJIAN PUSTAKA A.Hasil Belajar…………....………... 18
1. Pengertian Hasil Belajar…………..………... 18
2. Macam-macam Hasil Belajar…….……….... 19
3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar….…. 21 B. Matematika………... 22
2. Tujuan Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar….. 23
C.Materi Letak Bilangan Pada Garis Bilangan…………... 25
D.Media Permainan Ular Tangga………. 25
1. Media………..………….. 25
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Pelaksanaan Penelitian………..………... 35
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus………... 35
1. Deskripsi Pelaksanaan Pra Siklus………... 35
2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I……… 36
3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II……….. 39
4. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III……… 43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian……… 48
1. Pra Siklus……....………..………. 48
2. Siklus I………...……….. 50
3. Siklus II………...……… 53
4. Siklus III………...……….. 55
B. Pembahasan Hasil Penelitian………..………. 57
DaftarTabel
hal
Tabel 4.1 Jumlah siswa yang terlibat dalam setiap kegiatan Pra Siklus 48
Tabel 4.2 Hasil Tes Formatif Pra Siklus 49
Tabel 4.3 Jumlah siswa yang terlibat dalam setiap kegiatan Siklus I 51
Tabel 4.4 Hasil Tes Formatif Siklus I 52
Tabel 4.5 Jumlah siswa yang terlibat dalam setiap kegiatan Siklus II 53
Tabel 4.6 Hasil Tes Formatif Siklus II 54
Tabel 4.7 Jumlah siswa yang terlibat dalam setiap kegiatan Siklus III 55
Tabel 4.8 Hasil Tes Formatif Siklus III 56
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 1.1 Siklus PTK menurut Arikunto 11
DAFTAR LAMPIRAN
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pada siklus I 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pada siklus II 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pada siklus III 4. Materi Pembelajaran
5. Lembar Evaluasi siklus I 6. Lembar Evaluasi siklus II 7. Lembar Evaluasi siklus III 8. Lembar Pengamatan Siklus I 9. Lembar Pengamatan Siklus II 10. Lembar Pengamatan Siklus III 11. Dokumentasi
12. Lembar Konsultasi Skripsi
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang MasalahMatematika merupakan salah satu bidang studi yang ada pada
semua jenjang pendidikan, mulai dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan
tinggi. Matematika merupakan salah satu disiplin meningkatkan kemampuan
berpikir dan beragumentasi, memberikan kontribusi dalam penyelesaian
masalah sehari-hari, serta memberikan dukungan dalam pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi (Slameto, 2010:185).
Salah satu faktor pendukung berhasil tidaknya pembelajaran
matematika adalah menguasai teori belajar matematika. Teori yang dikuasai
para tenaga didik akan dapat diterapkan pada peserta didik jika dapat memilih
strategi belajar mengajar yang tepat, mengetahui tujuan pendidikan, tujuan
pembelajaran dan pendekatan serta dapat melihat kesiapan dan kemampuan
siswa untuk belajar. Dengan mengetahui kesiapan siswa dalam belajar
matematika, maka pembelajaran yang akan disampaikan dapat disesuaikan
dengan kemampuan siswa.
Sebagian anak menganggap bahwa matematika adalah salah satu
mata pelajaran yang sangat menakutkan. Matematika sangat lekat sekali
dengan sosok guru yang otoriter dan selalu membawa tongkat rotan yang
setia mendampingi selama mengajar. Belum lagi, matematika yang
para siswa. Padahal sebenarnya matematika dapat lebih disederhanakan cara
mempelajarinya karena sangatlah lekat dengan kehidupan siswa sehari-hari.
Konsep matematika dapat dipahami dengan mudah bila bersifat
konkrit. Karenanya pengajaran matematika harus dilakukan secara bertahap.
Pembelajaran matematika harus dimulai dari tahapan konkrit. Lalu diarahkan
pada tahapan semi konkrit, dan pada akhirnya siswa dapat berfikir dan
memahami matematika secara abstrak (Sundayana, 2013:3).
Keberhasilan siswa dalam belajar dapat diketahui dari hasil belajar
yang diperoleh oleh siswa. Pada proses belajar mengajar prestasi merupakan
bagian penting untuk mengukur pencapaian kompetensi. Hasil belajar
diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi
pelajaran di sekolah yang dinyatakan skor yang diperoleh dari hasil tes
mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu.
Proses pembelajaran akan lebih mudah tercapai tujuannya apabila
seorang guru mampu menggunakan media pembelajaran dengan baik.
Terutama untuk siswa di SD/MI yang sudah merasa bosan dengan kegiatan
pembelajaran di kelas. Oleh karena itu, guru harus kreatif dalam menciptakan
media baru yang dapat digunakan untuk mempermudah siswa dalam
menerima materi yang akan diajarkan.
Guru yang efektif menggunakan beragam media pengajaran dan
menyesuaikan dengan sasaran dan tujuan pembelajaran. Media adalah semua
pengajaran dan memfasilitasi prestasi siswa terhadap sasaran atau pengajaran
(Indriana, 2011:16).
Kemampuan guru dalam memahami dan melaksanakan media
sangat berpengaruh terhadap hasil yang dicapai. Ketidaktepatan
menggunakan suatu media dapat menimbulkan kebosanan, kurang dipahami
dan monoton sehingga mengakibatkan sikap yang acuh terhadap pelajaran.
Begitu juga dengan pelajaran matematika, penggunaan media yang
tidak sesuai akan menghambat pelajaran dan tujuan yang akan dicapai.
Kurang tepatnya pemilihan media mengajar oleh guru akan mempengaruhi
hasil belajar yang dicapai oleh siswa.
Pembelajaran matematika yang sering kali disajikan dengan
menggunakan pembelajaran konvensional dengan memberikan rumus dan
menuntut siswa untuk menghafalkannya, mengakibatkan siswa menjadi pasif
dan merasa jenuh dalam mengikuti pelajaran sehingga siswa kurang
termotivasi, kurang aktif dan hasil belajar peserta didik menjadi rendah.
Begitu juga yang dialami oleh siswa kelas III SDN Caturanom.
Hasil observasi pendahuluan berkaitan dengan pembelajaran
matematika siswa kelas III melalui diskusi peneliti dengan guru mata
pelajaran matematika dan hasil pengamatan yang peneliti laksanakan pada
tahap pra siklus menunjukkan bahwa: (1) siswa tidakn banyak yang siap atau
menyiapkan diri sebelum pembelajaran dimulai walaupun materi pelajaran
yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya sudah diketahui; (2) aktifitas
yang berani mengajukan pertanyaan dan 21,74% mampu menjawab
pertanyaan dengan baik; (3) hasil belajar siswa masih rendah, yang terlihat
dari belum tercapainya ketuntasan individu dan ketuntasan klasikal dalam
pembelajaran seperti yang diharapkan. Rata-rata ketuntasan klasikal peserta
didik adalah 43,48%. Ini berarti secara klasikal belum mencapai KKM
(Kriteria Ketuntasan Minimal) sekolah yaitu 60. Baru 43,5% siswa yang telah
mencapai ketuntasan, dan masih berada di bawah hasil yang diharapkan yaitu
lebih dari 80% siswa yang mencapai ketuntasan.
Guru setidaknya mampu membaca latar belakang, kondisi dan
segala yang berkaitan dengan siswa sebelum mengikuti pembelajaran. Oleh
karena itu, peneliti mencoba mencari kesulitan dalam pembelajaran tersebut
khususnya pada mata pelajaran matematika dan menganalisa serta berupaya
mencari media yang sesuai dengan materi dan latar belakang siswa
Untuk mengantisipasi masalah tersebut maka perlu dicarikan suatu
kegiatan pembelajaran yang tepat sehingga dapat meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa, keaktifan siswa serta mengunggah
minat siswa dalam belajar matematika, sehingga dapat meningkatkan hasil
belajar siswa. Salah satu alternatif yang bisa dilakukan adalah penggunaan
media yang bervariasi. Media yang sangat memungkinkan sangat
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa adalah media permainan ular tangga.
Guru memandu siswa dengan memberikan pertanyaan mengenai
diskripsi suatu hal sehingga siswa menemukan pola-pola mengenai hal
dan menemukan sendiri, sehingga siswa akan lebih aktif. Hasil dari aktifitas
siswa dalam proses pembelajaran merupakan pengalaman yang tidak akan
mudah untuk terlupakan serta dapat menggugah motivasi yang akan
meningkatkan hasil belajar siswa.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
matematika di SDN Caturanom memerlukan pengembangan aktivitas belajar
siswa dalam proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar
siswa. Salah satu media yang memungkinkan untuk meningkatkan hasil
belajar siswa adalah media permainan ular tangga. Sehingga dalam
penyusunan skripsi ini peneliti mengambil judul: “Peningkatan Hasil Belajar
Matematika Materi Letak Bilangan pada Garis Bilangan Menggunakan Media
Permainan Ular Tangga Kelas III Di SDN Caturanom Kecamatan Parakan
Kabupaten Temanggung Tahun 2014/2015”.
B.
Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut : “Apakah media permainan ular tangga dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika kelas III
SDN Caturanom Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung tahun ajaran
C.
Tujuan PenelitianTujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mengetahui
peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika kelas III
SDN Caturanom Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung tahun ajaran
2014.
D.
Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan1. Hipotesis Tindakan
Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul
(Arikunto, 2002:64).
Dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti mengambil hipotesis
tindakan yaitu “Penerapan media permainan ular tangga dapat
meningkatkan hasil belajar letak angka pada garis bilangan untuk mata
pelajaran matematika kelas III SDN Caturanom Kecamatan Parakan
Kabupaten Temanggung tahun ajaran 2014”.
2. Indikator Keberhasilan
Penerapan media permainan ular tangga ini dikatakan berhasil
apabila indikator yang diharapkan tercapai. Adapun indikator yang dapat
dirumuskan peneliti adalah sebagai berikut :
a. Ada peningkatan hasil belajar matematika siswa melalui penerapan
b. Ada peningkatan hasil belajar secara berkelanjutan dari siklus
pertama ke siklus dua dan seterusnya serta memenuh kriteria
ketuntasan minimal dalam pembelajaran matematika secara
individual maupum klasikal. Keberhasilan yang telah dicapai
sebanayak 86,96 % sehingga penelitian ini dapat dikatakan berhasil.
E.
Kegunaan PenelitianDalam setiap usaha penelitian diharapkan dapat berguna dan
memberikan banyak manfaat kepada peneliti, pembaca dan semua yang
terlibat dalam dunia pendidikan. Manfaat penelitian ini adalah :
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini bermanfaat sebagai pengembangan keilmuwan pada
pendidikan matematika dan media pembelajaran yang terkait usaha
perbaikan kualitas pendidikan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat
dijadikan sebagai pedoman dalam melakukan penelitian-penelitian
selanjutnya serta dapat memberikan masukan dan wawasan kepada guru
dalam proses pembelajaran.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
Meningkatkan hasil belajar yang menyenangkan pada mata
b. Bagi Guru
Memberikan arahan dalam proses pembelajaran dan memberi
solusi untuk mengajarkan letak bilangan yang menyenangkan dalam
mata pelajaran matematika yaitu dengan media permainan ular tangga.
c. Bagi Sekolah
Memberikan sumbangan pemikiran dalam meningkatnya
pembelajaran, karena hasil penelitian ini dapat menjadi pertimbangan
bagi sekolah dalam meningkatkan hasil belajar letak bilangan.
F.
Definisi OperasionalUntuk menghindari kesalah pahaman antara yang dimaksud
peneliti dengan persepsi yang ditangkap oleh pembaca, maka peneliti
memberikan definisi operasional sebagai berikut :
1. Hasil Belajar
Hasil belajar pada dasarnya yaitu kemampuan-kemampuan yang
dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar
juga merupakan perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik
yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik sebagai hasil
dari kegiatan belajar.
Secara sederhana, yang dimaksud dengan hasil belajar siswa adalah
kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Karena
untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap
(Susanto, 2013:5).
Dalam kegiatan pembelajaran atau kegiatan intruksional, biasanya
guru menetapkan tujuan belajar. Anak yang berhasil dalam belajar adalah
yang berhasil dalam mencapai tujuan-tujuan pembelajaran.
2. Letak Bilangan pada Garis Bilangan
Urutan bilangan pada garis bilangan, semakin ke kanan
bilangannya semakin besar. Bilangan yang terletak di sebelah kanan
lebih besar daripada bilangan yang terletak di sebelah kiri.
3. Media Permainan Ular Tangga
Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak
dari kata Medium yang secara harfiah berarti “Perantara” atau
“Penyalur”. Dengan demikian, maka media merupakan wahana penyalur
informasi belajar atau penyalur pesan. Gerlach dan Ely dalam Indrina
(2011) menyatakan bahwa apabila media adalah manusia, materi atau
kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu
memperoleh pengetahuan, ketrampilan, atau sikap.
Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar
mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis, atau
elektronis untuk menangkap, memproses dan menyusun kembali
informasi visual dan verbal. Apabila media itu membawa pesan atau
informasi yang bertujuan intruksional atau mengandung maksud
G.
Metode Penelitian1. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) yaitu Class Room Action Research (penelitian dengan tindakan).
Menurut Arikunto (dalam Suyadi, 2010:49) secara umum, terdapat empat
langkah dalam melakukan PTK, yaitu perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan dan refleksi yang dilaksanakan dalam beberapa siklus.
2. Subjek Penelitian
a. Karakteristik Siswa Sebagai Subjek Penelitian
Siswa yang dijadikan subjek penelitian adalah siswa kelas III
(tiga) yang berjumlah 23 siswa, terdiri dari 7 siswa perempuan dan 16
siswa laki-laki. Kecerdasan siswa tergolong sedang. Tingkat
kemampuan siswa berdasarkan pengamatan adalah 3 siswa di atas
cerdas atau pandai, 5 siswa pandai, 10 siswa berkemampuan cukup
pandai dan 5 siswa kurang pandai.
b. Mata Pelajaran
Mata pelajaran dalam penelitian ini adalah mata pelajaran
matematika. Dalam penelitian ini, peneliti memfokuskan pada pokok
bahasan letak bilangan pada garis bilangan. Peneliti memilih materi
tersebut karena berdasarkan observasi pendahuluan yaitu pada tahap
pra siklus, nilai pada materi letak bilangan pada garis bilangan belum
memenuhi KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang telah ditetapkan
3. Langkah-langkah Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari empat tahapan, meliputi
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan (observasi) dan refleksi yang
dilaksanakan secara berkesinambungan. Setiap rangkaian tahapan dalam
proses penelitian ini disebut siklus. Penelitian ini dikatakan selesai
apabila peneliti telah mendapatkan hasil yang diharapkan. Sehingga
penelitian ini bisa berlangsung dalam beberapa siklus sesuai dengan hasil
yang diharapkan peneliti. Untuk memperjelas proses penerapan
penelitian ini dapat kita lihat dalam bagan berikut ini :
Skema Siklus Penelitian
Gambar 1.1 Tahap Penelitian (Arikunto, 2008:16) Perencanaan
Refleksi SIKLUS I
Perencanaan
SIKLUS II
?
Pelaksana
Pengamatan
Pelaksanaan Refleksi
a. Perencanaan (Planning)
Pada tahap ini penelitian menyiapkan beberapa hal yang dapat
mendukung proses perbaikan pembelajaran, diantaranya yaitu:
1) Menyiapkan materi sesuai dengan kurikulum yang dijadikan
sebagai bahan penelitian.
2) Menemukan masalah dalam materi, yang dijadikan sebagai bahan
untuk melaksanakan media permainan ular tangga.
3) Menyediakan perangkat pembelajaran media permainan ular
tangga.
4) Menyiapkan lembar observasi.
5) Menyiapkan alat evaluasi media permainan ular tangga.
b. Pelaksanaan (Acting)
Pada tahap ini, penelitian membuat rencana pembelajaran yang
sesuai dengan skenario pembelajaran.
c. Pengamatan (Observing)
Pada tahap ini peneliti melakukan tindakan pengamatan
terhadap proses pelaksanaannya. Peneliti melakukan pengamatan
terhadap peserta didik yang berminat atau memotivasi mereka dalam
penggunaan media ular tangga dalam pembelajaran.
d. Refleksi (Reflecting)
Pada tahap ini data yang diperoleh melalui observasi
dikumpulkan dan dianalisis berdasarkan presentase. Dari observasi
dilakukan, untuk selanjutnya dari hasil refleksi itu peneliti akan
mengetahui adanya keberhasilan atau kegagalan dalam pembelajaran
yang dilakukan oleh guru sehingga dapat digunakan untuk
menentukan tindakan pada siklus berikutnya.
Komponen acting(tindakan) dengan observing (pengamatan) dijadikan sebagai satu kesatuan. Disatukannya kedua komponen
tersebut disebabkan oleh adanya kenyataan bahwa antara penerapan
acting dan observing merupakan dua kegiatan yang tidak terpisahkan. Maksudnya, kedua kegiatan harus dilakukan dalam satu kesatuan
waktu, ketika tindakan dilaksanakan begitu pola observasi juga harus
dilaksanakan.
4. Instrumen Penelitian
Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen
peneltian. Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk
mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.
Bentuk instrumen yang dipakai untuk mendapatkan data adalah
:Pedoman atau lembar pengamatan (observasi bagi siswa digunakan
untuk mengamati secara langsung kegiatan siswa dan guru dalam proses
pembelajaran matematika melalui media permainan ular tangga).
a. Soal tes digunakan sebagai materi kegiatan siswa untuk mengukur
b. Pedoman dokumentasi, digunakan untuk mendapatkan gambaran
kegiatan dalam proses pembelajaran melalui media permainan ular
tangga.
c. Pedoman wawancara, digunakan untuk mengetahui atau
mendapatkan keterangan yang relevan mengenai data yang
diperlukan.
5. Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar
untuk memperoleh data yang diperlukan. (Nazir, 1983: 211). Dalam
penelitian ini cara peneliti mengumpulkan data yaitu menggunakan
metode sebagai berikut:
a. Observasi
Observasi adalah "Suatu teknik yang dilakukan dengan cara
mengadakan pengamatan secara teliti serta pengamatan secara
sistematis", (Arikunto, 1990: 27). Metode ini peneliti gunakan untuk
mengetahui sejauh mana keaktifan siswa dalam pembelajaran dengan
diterapkannya media permainan ular tangga.
b. Soal Tes
Tes formatif yang peneliti gunakan berupa tes tertulis berkaitan
dengan materi ajar. Tes ini diberikan pada akhir pembelajaran. Teknik
ini peneliti gunakan untuk mengukur keberhasilan belajar siswa
pembelajaran, dan siswa dikatakan telah mencapai tingkat penguasaan
apabila telah memperoleh minimal 80 % dari target pembelajaran.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan data
dengan menggunakan dokumen yang berupa catatan, transkrip nilai,
kamera, dokumen hasil kerja siswa, presensi siswa, dan dokumen lain
yang mendukung. Dokumentasi ini peneliti gunakan untuk
mengetahui dan menggali informasi tentang pemahaman siswa yang
implementasinya pada perolehan nilai sebagai hasil belajar.
d. Wawancara
Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh
pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara
(Arikunto, 2010: 198).
Metode ini peneliti gunakan untuk mengetahui informasi
mengenai sejarah Sekolah serta data-data yang mendukung latar
belakang dari penelitian ini, agar tidak terjadi kekeliruan dari
dokumen-dokumen yang ada.
6. Analisis Data
"Proses penyusunan, pengaturan, pengolahan data agar dapat
digunakan untuk membenarkan atau menyalahkan hipotesis disebut
pengolahan dan analisis data", (Sudjana, 1988:76).
Semua data yang telah kita peroleh dan kita kumpulkan pada
tidaknya dugaan itu akan dibuktikan melalui data yang kita peroleh dari
lapangan. Oleh sebab itu pada tahap ini data sebagaimana adanya harus
dianalisa, diolah, dan disusun sedemikian rupa sehingga bisa digunakan
untuk membuktikan kebenaran hipotesis yang telah dirumuskan.
Dalam membuktikan hipotesis maka hasil penelitian akan
dilakukan analisis dengan:
a. Ketuntasan masing-masing siswa dengan rumus sebagai berikut :
Keterangan :
P = Jumlah nilai dalam persen
F = Frekuensi yang dicari presentasinya
N = Jumlah siswa (Djamarah, 1997 : 222)
b. Ketentuan klasikal dengan rumus sebagai berikut :
Rumus tersebut digunakan untuk mengukur kompetensi siswa
H.
Sistematika PenulisanUntuk mempermudah pembaca dalam mengikuti uraian
penyajian data penelitian ini, maka akan penulis paparkan sistematika
penulisan sebagai berikut :
Bab I: Pendahuluan
Berisi latar belakang masalah, tujuan penelitian, hipotesis
tindakan dan indikator keberhasilan, kegunaan penelitian, definisi
operasional, serta metode penelitian.
BAB II: Kajian Pustaka
Berisi definisi hasil belajar, materi garis bilangan, dan media
permainan ular tangga.
BAB III: Pelaksanaan dan Penelitian
Berisi deskripsi pelaksanaan pra siklus, deskripsi pelaksanaan
siklus I, deskrisi pelaksanaan siklus II dan deskripsi pelaksanaan siklus III.
BAB IV: Hasil Penelitian dan Pembahasan
Berisi deskripsi pra siklus, deskripsi siklus I, deskrisi siklus II
dan deskripsi siklus III serta pembahasan kegiatan dan proses hasil.
BAB V: Penutup
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar pada umumnya berkenaan dengan aspek
pengetahuan. Kata hasil banyak digunakan dalam berbagai bidang
dan kegiatan lain dalam kesenian, olah raga dan pendidikan
khususnya pembelajaran. Hasil belajar merupakan
perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut
aspek kognitif, afektif dan psikomotorik sebagai hasil dari
kegiatan belajar.
Hasil belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh anak
setelah melalui kegiatan belajar. Karena belajar itu sendiri
merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk
memperoleh suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk
memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif
menetap. Dalam kegiatan pembelajaran, biasanya guru
menetapkan tujuan belajar. Anak yang berhasil dalam belajar
adalah yang berhasil mencapai tujuan pembelajaran tersebut.
Untuk mengetahui apakah hasil belajar yang dicapai sesuai
dengan tujuan yang dikehendaki dapat diketahui melalui evaluasi.
Dengan dilakukannya evaluasi atau penilaian ini, dapat dijadikan
penguasaan siswa. Kemajuan prestasi belajar siswa tidak saja
diukur dari tingkat penguasaan ilmu pengetahuan, tetapi juga sikap
dan keterampilan.
Penilaian hasil belajar siswa mencakup segala hal yang
dipelajari disekolah, baik itu menyangkut pengetahuan, sikap dan
keterampilan yang berkaitan dengan mata pelajaran yang
diberikan kepada siswa.
2. Macam-macam Hasil Belajar
a. Pemahaman konsep (aspek kognitif)
Dalam Susanto, pemahaman menurut Bloom diartikan
sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari materi atau bahan
yang dipelajari. Pemahaman menurut Bloom ini adalah seberapa
besar siswa mampu menerima, menyerap, dan memahami
pelajaran yang diberikan oleh guru kepada siswa.
Menurut Carin dan Sund, pemahaman dapat
dikategorikan kepada beberapa aspek yaitu ( Susanto, 2013: 7 ) :
1) Pemahaman merupakan kemampuan untuk menerangkan
dan menginterpretasikan sesuatu
2) Pemahaman bukan sekedar mengetahui, yang biasanya
sebatas mengingat kembali pengalaman dan memproduksi
apa yang pernah di pelajari.
3) Pemahaman lebih dari sekadar mengetahui, karena
4) Pemahaman merupakan suatu proses bertahap yang
masing-masing tahap mempunyai kemampuan tersendiri.
b. Keterampilan proses (aspek psikomotor)
Usman dan Setiawati dalam Susanto (2013: 9)
mengemukakan bahwa ketrampilan proses merupakan
ketrampilan yang mengarah kepada pembangunan kemampuan
mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai penggerak
kemampuan yang lebih tinggi dalam diri individu siswa.
Keterampilan berarti kemampuan menggunakan pikiran, nalar,
dan perbuatan secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu
hasil tertentu, termasuk kreatifitasnya.
Dalam melatih ketrampilan proses, secara bersamaan
dikembangkan pula sikap-sikap yang dikehendaki, seperti
kreativitas, kerja sama, bertanggung jawab, dan berdisiplin
sesuai dengan penekanan bidang studi yang bersangkutan.
c. Sikap siswa (aspek afektif).
Sikap tidak hanya merupakan aspek mental semata,
melainkan mencakup pula aspek respon fisik. Sikap ini harus
ada kekompakan antara mental dan fisik secara serempak. Jika
mental saja yang dimunculkan, maka belum secara tampak jelas
sikap seseorang yang ditunjukkannya.
Menurut Sardiman dalam Susanto (2013:11), sikap
cara, metode, pola dan teknik individu-individu maupun
objek-objek tertentu. Sikap merujuk pada perbuatan, perilaku, atau
tindakan seseorang.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Menurut teori Gestalt dalam Susanto (2013:12), belajar
merupakan suatu proses perkembangan. Artinya, bahwa secara
kodrati jiwa raga anak mengalami perkembangan. Perkembangan
sendiri memerlukan sesuatu baik yang berasal dari diri siswa sendiri
maupun pengaruh dari lingkungannya.
Berdasarkan teori ini, hasil belajar siswa dipengaruhi oleh
dua hal, siswa itu sendiri dan lingkungannya. Pertama, siswa : dalam arti kemampuan berpikir atau tingkah laku intelektual, motivasi,
minat, dan kesiapan siswa, baik jasmani maupun rohani. Kedua, lingkungan : sarana dan prasarana, kompetensi guru, sumber-sumber
belajar, metode serta dukungan lingkungan, keluarga, dan
lingkungan.
Pendapat yang senada dikemukakan oleh Walisman dalam
Susanto (2013:12), hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik
merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang
mempengaruhi, baik faktor internal maupun eksternal. Secara
perinci, uraian mengenai faktor internal dan eksternal, sebagai
a. Faktor Internal
Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari
dalam diri peserta didik, yang memengaruhi kemampuan
belajarnya. Faktor internal ini meliputi : kecerdasan, minat dan
perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar,
serta kondisi fisik dan kesehatan.
b. Faktor Eksternal
Faktor yang berasal luar diri peserta didik yang
memengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah dan
masyarakat. Keadaan keluarga berpengaruh terhadap hasil
belajar siswa.
Dengan demikian, semakin jelas hasil belajar siswa
merupakan hasil dari suatu proses yang didalamnya terlibat
sejumlah faktor yang saling memengaruhinya. Tinggi rendahnya
hasil belajar seseorang dipengaruhi oleh faktor-faktor tersebut.
B. Matematika
1. Pengertian Matematika
Kata Matematika berasal dari bahasa Latin, manthanein atau
mathema yang berarti “belajar atau hal yang dipelajari,” sedang dalam
bahasa Belanda, matematika disebut wiskunde atau ilmu pasti, yang
kesemuanya berkaitan dengan penalaran (Depdiknas, 2001:7) dalam
terdefinisi dengan baik, penalaran yang jelas dan sistematis, struktur
atau keterkaitan antarkonsep yang kuat.
Matematika merupakan salah satu bidang studi yang ada pada
semua jenjang pendidikan, mulai dari tingkat sekolah dasar hingga
perguruan tinggi. Bahkan matematika diajarkan di taman kanak-kanak
secara informal.
Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang dapat
meningkatkan kemampuan berpikir dan berargumentasi, memberikan
kontribusi dalam penyelesaian masalah sehari-hari dan dalam dunia
kerja, serta memberikan dukungan dalam pengembangan ilmu
pengetahuan dan tekhnologi. Matematika sebagai ilmu dasar, perlu
dikuasai dengan baik oleh siswa, terutama sejak usia sekolah dasar.
Belajar matematika merupakan suatu syarat cukup untuk
melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya. Karena dengan belajar
matematika, kita akan belajar bernalar secara kritis, kreatif dan aktif.
Matematika merupakan ide-ide abstrak yang berisi simbol-simbol,
maka konsep matematika harus dipahami terlebih dahulu sebelum
memanipulasi simbol-simbol itu.
2. Tujuan Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar
Secara umum, tujuan pembelajaran matematika di sekolah dasar
adalah agar siswa mampu dan terampil menggunakan matematika.
Pembelajaran matematika dapat memberikan tekanan penataran nalar
Secara khusus, tujuan pembelajaran matematika di sekolah
dasar, sebagaimana disajikan oleh Depdiknas, sebagai berikut :
a. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan
antarkonsep, dan mengaplikasikan konsep.
b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau
menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika
c. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami
masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan
menafsirkan solusi yang diperoleh
d. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau
media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah
e. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam
kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat
dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri
dalam pemecahan masalah.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran mata pelajaran
matematika tersebut, seorang guru hendaknya dapat menciptakan
kondisi dan situasi pembelajaran yang memungkinknan siswa aktif
membentuk, menemukan, dan mengembangkan pengetahuannya.
Sumarno dalam Susanto (2013: 191), mengemukakan bahwa hasil
adanya kesulitan belajar yang dihadapi siswa dan kesulitan yang
dihadapi guru dalam mengajarkan matematika.
C. Letak Bilangan Pada Garis Bilangan
Urutan bilangan pada garis bilangan, semakin ke kanan
bilangannya semakin besar. Bilangan yang terletak di sebelah kanan lebih
besar daripada bilangan yang terletak di sebelah kiri. Untuk menentukan
sebuah bilangan diantara dua bilangan dapat menggunakan garis bilangan.
D. Media Permainan Ular Tangga 1. Media
a. Pengertian Media
Kata Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan
bentuk jamak dari kata Medium yang secara harfiah berarti
“Perantara” atau “Penyalur”. Dengan demikian, media
merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur
pesan. Gerlach dan Ely dalam Sundayana, menyatakan bahwa
media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia,
materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat
siswa mampu memperoleh pengetahuan, ketrampilan atau sikap.
Secara lebih khusu, pengertian media dalam proses belajar
mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis,
atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun
Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi dan
digunakan untuk pesan pembelajaran. Pembelajaran adalah
proses komunikasi antara pembelajar, pengajar dan bahan ajar.
Media juga sebagai suatu alat yang digunakan sebagai pembawa
pesan dalam suatu kegiatan pembelajaran.
Pesan yang dimaksud adalah materi pelajaran, dimana
keberadaan media tersebut dimaksudkan agar pesan dapat lebih
mudah dipahami dan dimengerti oleh siswa. Bila media adalah
sumber belajar, maka secara luas media dapat diartikan dengan
manusia, benda ataupun peristiwa yang memungkinkan anak
didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan.
b. Fungsi Media Pembelajaran
Menurut Sadiman dalam Sundayana (2013:7), menyatakan
bahwa media mempunya fungsi :
1) Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis.
2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga, dan daya
indra.
3) Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara
siswa dengan sumber belajar.
4) Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan
pengalaman dan menimbulkan persepsi sama.
5) Penyampaian pesan dapat lebih terstandar.
Salah satu fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai
alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi dan
lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru.
Hamalik dalam Azhar (2011:15), mengemukakan bahwa
pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar
dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru,
membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan
membawa pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan
media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan
sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan
penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu.
c. Prinsip Pemilihan Media
Media pembelajaran memiliki karakteristik dan keampuhan
masing-masing, maka diharapkan kepada guru agar mampu
menentukan pilihannya sesuai dengan kebutuhannya pada saat
melakukan kegiatan belajar mengajar. Ketika suatu media akan
dipilih, ketika itulah beberapa prinsip pemilihan media perlu
diperhatikan dan dipertimbangkan oleh guru.
d. Ciri-ciri Media Pendidikan
Gerlach dan Erly dalam Sundayana, mengemukakan tiga
ciri media yang merupakan petunjuk mengapa media
dipergunakan dan apa saja yang dapat dilakukan oleh media yang
Ciri-ciri media pendidikan tersebut antara lain :
1) Ciri Fiksatif
Ciri ini menggambarkan kemampuan media
merekam, menyimpan, melestarikan dan merekontruksi
suatu peristiwa. Suatu peristiwa dapat diurut dan disusun
kembali dengan media seperti fotografi, video tape, disket
komputer dan film.
2) Ciri Manipulatif
Ciri Manipulatif yaitu dimana suatu kejadian yang
memakan waktu berhari-hari dapat disajikan pada siswa
dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik
pengambilan gambar time lapse recording.
3) Ciri Distributif
Ciri distributif yaitu suatu ciri dimana
dimungkinkannya suatu obyek ditransformasikan melalui
ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan
kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman
yang relatif lama mengenai kejadian ini.
e. Manfaat Media
Media pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar
siswa dalam pembelajaran yang pada gilirannya diharapkan
media pembelajaran dalam proses belajar mengajar siswa antara
lain :
1) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga
dapat menumbuhkan motivasi belajar.
2) Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga
dapat lebih dipahami oleh para siswa, dan memungkinkan
siswa menguasai tujuan pengajaran lebih baik.
3) Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab
tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktifitas
lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan
dan lain lain.
Media pembelajaran dapat mempertinggi proses dan hasil
pembelajaran, juga berkenaan dengan taraf berpikir siswa. Taraf
berpikir manusia mengikuti tahap perkembangan dimulai dari
berpikir konkret menuju ke berpikir abstrak, dimulai dari berpikir
sederhana menuju ke berpikir kompleks. Penggunaan media
pembelajaran erat kaitannya dengan tahapan berpikir tersebut
sebab melalui media pembelajaran hal-hal yang abstrak dapat
dikongkretkan, dan hal-hal yang kompleks dapat disederhanakan.
2. Permainan Ular Tangga
a. Permainan
Games atau permainan, skenarionya dibuat oleh guru,
menyenangkan dan menantang. Pelaksanaan permainan,
keberhasilan atau kegagalannya menjadi pengalaman yang
urutannya dicatat oleh siswa. Proses pengalaman dari setiap
kejadian dalam permainan menjadi bahan analisis dan
pengambilan kesimpulan.
Permainan ini merupakan kegiatan dan siswa belajar
dengan membaca pengalaman bermain tersebut. Daur belajar
dari pengalaman adalah :
1) Melakukan aktivitas permainan
2) Mencatat urutan permainan dan kejadian-kejadian penting
3) Menganalisis kejadian atau faktor yang mendukung
keberhasilan atau hambatan yang menyebabkan kegagalan.
4) Kesimpulan sebagai hasil belajar yang dicatat dan
dipresentasikan.
b. Ular Tangga
Ular Tangga adalah permainan papan untuk
anak-anak yang dimainkan oleh dua orang atau lebih. Ulart tangga
merupana salah satu jenis permainan tradisional di Indonesia
meskipun tidak ada data lengkap mengenai kapan munculnya
permainan tersebut. Permainan ini merupakan jenis permainan
kelompok, melibatkan beberapa orang dan tidak dapat
Permainan ini dapat dimainkan untuk semua jenjang
kelas, karena didalamnya hanya berisi berbagai bentuk
pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa melalui permainan
tersebut sesuai dengan jenjang kelas dan mata pelajaran tertentu.
Gambar tangga merupakan simbol nilai positif (nilai kejujuran)
dan gambar ular merupakan simbol nilai negatif (nilai
ketidakjujuran).
Sebagai seorang guru, dapat membuat sendiri media
ini dengan menyesuaikan tujuan dan materi pembelajaran.
Tujuan permainan ular tangga ini adalah untuk memberikan
motivasi belajar kepada siswa agar senantiasa mempelajari atau
mengulang kembali materi-materi yang telah dipelajari
sebelumnya yang nantinya akan diuji melalui permainan
sehingga terasa menyenangkan bagi siswa.
Manfaat bermain ular tangga diantaranya adalah :
1) Belajar bekerja sama dan menunggu giliran
2) Mengembangkan imajinasi dan mengingat peraturan
permainan
3) Merangsang anak belajar matematika yaitu saat menghitung
langkah pada permainan dan menghitung titik-titik yang ada
pada dadu
Kelebihan Ular tangga antara lain :
1) Media permainan ular tangga dapat dipergunakan di dalam
kegiatan belajar mengajar karena kegiatan ini
menyenangkan sehingga anak tertarik untuk belajar sambil
bermain.
2) Media ini sangat efektif untuk mengulang pelajaran yang
telah diberikan
3) Anak dapat berpartisipasi dalam proses pembelajaran secara
langsung.
4) Media permainan ular tangga dapat dipergunakan untuk
membantu semua aspek perkembangan anak salah satu
mengembangkan kecerdasan logika matematika.
5) Media permainan ular tangga dapat merangsang anak
belajar memecahkan masalah sederhana tanpa disadari oleh
anak.
6) Penggunaan media permainan ular tangga dapat dilakukan
baik di dalam kelas maupun di luar kelas.
7) Media ini sangat praktis dan ekonomis serta mudah
dimainkan.
8) Media ini sangat disenangi oleh siswa karena banyak
terdapat gambar yang menarik.
1) Penggunaan media permainan ular tangga memerlukan banyak
waktu untuk menjelaskan kepada anak.
2) Keadaan kurang terkontrol akibat kurangnya pengawasan
guru dalam proses permainan.
3) Permainan ular tangga tidak dapat mengembangkan semua
materi pembelajaran.
4) Kurangnya pemahaman aturan permainan oleh anak dapat
menimbulkan kericuhan.
5) Bagi anak yang tidak menguasai materi dengan baik akan
mengalam ikesulitan dalam bermain
Langkah-langkah permainan
1) Bagilah siswa ke dalam beberapa kelompok. Setiap
kelompok terdiri dari 3-4 orang peserta dengan 1 orang
wasit
2) Sebelum permainan dimulai, jelaskan bahwa mereka akan
bermain ular tangga dan tanyakan apakah mereka pernah
bermain permainan tersebut.
3) Berikan setiap kelompok 1 set mainan ular tangga terdiri
dari petak permainan, kartu pertanyaan, dadu dan beberapa
maskot atau bidak. ( mintailah mereka agar tidak mencoreti
kertas permainan karena bisa digunakan untuk kelas lain ).
4) Jelaskan pada mereka, jika mereka berhenti pada gambar
turun, dan jika berhenti pada petak pertanyaan maka mereka
harus menjawab pertanyaan tersebut.
5) Dalam penentuan pemain pertama, pemain kedua, pemain
ketiga dan seterusnya ditentukan lewat undian atau
melakukan “hom pim pah”.
6) Pada gilirannya, pemain melempar dadu dan dapat
melangkahkan bidak atau maskotnya beberapa petak sesuai
dengan angka hasil lemparan dadu.
7) Pemain yang mendapat angka 6 dari pelemparan dadu,
maka pemain tersebut mendapatkan kesempatan sekali lagi
untuk melemparkan dan melangkahkan bidaknya lagi.
8) Semua pemain memulai dari petak nomer 1
9) Satu pertanyaan bernilai 10 poin.
10) Bagi pemain yang turun karena berada di petak ekor ular,
maka dia akan mendapatkan punishment berupa
pengurangan poin (5 poin). Dan pemain yang naik karena di
petak tangga, maka dia akan mendapatkan reward berupa
bonus poin (5 poin).
11) Pemenang dari permainan adalah pemain yang mendapat
poin tertinggi dari setiap pertanyaan yang diberikan.
12) Langkah terakhir adalah berilah senyuman dan pujian
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada mata pelajaran matematika
semester I tahun ajaran 2014/2015. Penelitian ini dilaksanakan dalam
beberapa siklus. Penelitian menggunakan jam mata pelajaran matematika
sesuai dengan jadwal pelajaran matematika kelas III Sekolah Dasar Negeri
Caturanom Kec. Parakan Kab. Temanggung.
Waktu Pelaksanaan sebagai berikut :
1. Kegiatan Siklus I
a. Persiapan : Sabtu, 04 Oktober 2014
b. Pelaksanaan : Senin, 06 Oktober 2014
2. Kegiatan Siklus II
a. Persiapan : Selasa, 07 Oktober 2014
b. Pelaksanaan : Kamis, 09 Oktober 2014
3. Kegiatan Siklus III
a. Persiapan : Rabu, 08 Oktober 2014
b. Pelaksanaan : Jum’at, 10 Oktober 2014
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus
1. Deskripsi Pelaksanaan Pra Siklus
Tahap pra siklus merupakan tahap pengumpulan data pada saat
sebelum dilakukan penelitian. Peneliti mengumpulkan data dan
melakukan observasi awal. Dalam tahap ini, peneliti memberikan tes
untuk mengetahui tingkat pencapaian siswa pada materi yang sama
sebelum penggunaan media permainan ular tangga.
Selain itu peneliti dengan dibantu kolaborasi, peneliti juga
mengumpulkan data mengenai kegiatan siswa selama proses
pembelajaran berlangsung. Semua data mengenai keaktifan siswa
tersebut dikumpulkan dalam lembar pengamatan.
Hasil dari pengamatan tersebut menunjukkan bahwa : (1) siswa
ramai sendiri dan tidak memperhatikan penjelasan dari guru; (2) siswa
pasif dalam pembelajaran, takut bertanya dan menjawab pertanyaan;
(3) siswa belum memiliki kemandirian dalam belajar. Berdasarkan
hasil observasi tersebut, maka peneliti menyusun rencana
pembelajaran dengan menerapkan media permainan ular tangga
sebagai langkah awal dalam penelitian tindakan kelas.
2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
a. Perencanaan
Dalam tahap perencanaan siklus I ini mencakup kegiatan
sebagai berikut :
1. Menentukan waktu pelaksanaan tindakan kelas siklus pertama
yaitu dilaksanakan pada hari Senin tanggal 06 Oktober 2014
2. Penyusunan RPP
Menyiapkan RPP disesuaikan dengan standar
kompetensi dan kompetensi dasar serta perangkat
pembelajaran yang akan digunakan pada siklus I. Adapun
standar kompetensi dan kompetensi dasar pada siklus ini
adalah :
Standar Kompetensi : Melakukan operasi hitung bilangan
sampai tiga
Kompetensi Dasar :Menentukan letak bilangan pada
garis bilangan
Indikator Kompetensi :
Mengurutkan bilangan dengan urutan yang benar
Mengurutkan letak bilangan pada garis bilangan dengan
urutan yang benar
3. Penyiapan Perangkat
Perangkat yang disiapkan dalam siklus I meliputi
absensi, lembar pengamatan, lembar penilaian dan soal.
Absensi digunakan untuk mengetahui kehadiran siswa. Lembar
pengamatan disusun dalam melakukan pengamatan terhadap
seluruh rangkaian proses kegiatan pembelajaran.
b. Pelaksanaan
Tindakan kelas siklus I berlangsung 1 kali tatap muka (2 x
sebanyak 23 siswa. Materi yang diajarkan dalam pertemuan ini
adalah Letak bilangan pada garis bilangan. Berikut adalah
langkah-langkah kegiatan tindakan kelas siklus I.
1) Kegiatan Awal
a) Salam
b) Do’a bersama
c) Absensi
d) Apersepsi
e) Guru mengingatkan urutan angka
f) Guru memberikan soal untuk dikerjakan
2) Kegiatan Inti
a) Sebelum mempelajari permainan ular tangga, siswa
terlebih dahulu memahami proses pembelajaran
b) Guru bertanya kepada siswa tentang macam-macam
bilangan
c) Guru menjelaskan materi garis bilangan kepada siswa
d) Siswa memperhatikan secara seksama cara
menyelesaikan contoh soal garis bilangan
e) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menanyakan hal yang belum dipahami
3) Kegiatan Akhir
a) Guru bersama siswa membuat kesimpulan hasil
pembelajaran
b) Guru bersama siswa membaca hamdalah untuk
mengakhiri pelajaran
c) Guru mengucapkan salam
c. Observasi
Pada tahap observing peneliti mengamati jalannya pelajaran
mencakup aktifitas siswa, situasi kelas dan perhatian siswa. Dalam
observasi ini peneliti menggunakan perangkat berupa lembar
pengamatan.
d. Refleksi
Hasil dari pengamatan dikumpulkan dan dianalisis.
Penelitian ini berhasil jika terdapat peningkatan hasil belajar
siswa. Hasil belajar pada siklus pertama adalah dapat mengerjakan
soal yang telah disiapkan. Hasil analisis data data yang
dilaksanakan dalam siklus I ini akan digunakan sebagai acuan
untuk merencanakan tindakan siklus II.
3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
a. Perencanaan
Dalam tahap perencanaan siklus II ini mencakup kegiatan
1) Menentukan waktu pelaksanaan tindakan kelas siklus
kedua yaitu dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 09
Oktober 2014 jam ke 2-3 (07.35-08.45).
2) Penyusunan RPP
Penyusunan RPP disesuaikan dengan standar
kompetensi dan kompetensi dasar serta perangkat
pembelajaran yang akan digunakan pada siklus II. Data
yang diperoleh pada tindakan kelas siklus I juga menjadi
bahan pertimbangan dalam penyusunan RPP siklus II.
Adapun standar kompetensi dan kompetensi dasar pada
siklus ini adalah :
Standar Kompetensi : Melakukan operasi hitung
bilangan sampai tiga
Kompetensi Dasar : Menentukan letak bilangan
pada garis bilangan
Indikator Kompetensi:
Mengurutkan bilangan dengan urutan yang benar
Mengurutkan letak bilangan pada garis bilangan
dengan urutan yang benar
3) Penyiapan Perangkat
Perangkat yang disiapkan dalam siklus II meliputi
absensi, lembar pengamatan, lembar penilaian dan soal.
Lembar pengamatan disusun dalam melakukan
pengamatan terhadap seluruh rangkaian proses kegiatan
pembelajaran.
b. Pelaksanaan
Tindakan pelaksanaan siklus II dilaksanakan pada hari
Rabu tanggal 09 Oktober 2014 jam ke 2-3 (07.35-08.45). Siswa
yang hadir sebanyak 23 siswa. Materi yang diajarkan dalam
pertemuan ini adalah Letak bilangan pada garis bilangan.
Pembelajaran dilaksanakan dengan menerapkan media permainan
ular tangga. Berikut adalah langkah-langkah kegiatan tindakan
kelas siklus II.
1) Kegiatan Awal
a) Salam
b) Do’a bersama
c) Absensi
d) Apersepsi
e) Guru mengingatkan urutan angka
f) Guru memberikan soal untuk dikerjakan
2) Kegiatan Inti
a) Guru menjelaskan proses pembelajaran
b) Guru bertanya kepada siswa tentang macam-macam
bilangan
d) Guru menguraikan materi garis bilangan secara singkat
disertai dengan demontrasi media permainan ular tangga.
e) Guru menjelaskan cara menggunakan media permainan
ular tangga.
f) Siswa mendengarkan penjelasan yang disampaikan guru
g) Siswa memperhatikan secara seksama cara penggunaan
permainan ular tangga yang dipraktikkan oleh guru.
h) Guru membagi siswa dalam kelompok.
i) Siswa diminta menuliskan letak bilangan dengan ular
tangga yang telah disediakan.
j) Siswa menuliskan hasil diskusi kelompoknya di depan
kelas.
k) Guru bersama siswa mengoreksi hasil diskusi tiap
kelompok.
l) Siswa mengerjakan soal yang telah diberikan
3) Kegiatan Akhir
a) Guru bersama siswa membuat kesimpulan hasil
pembelajaran
b) Guru bersama siswa membaca hamdalah untuk
mengakhiri pelajaran
c. Observasi
Dalam pelaksanaan tindakan kelas siklus II, peneliti
melakukan pengamatan terhadap jalannya pelajaran mencakup
aktifitas siswa, situasi kelas dan perhatian siswa. Dalam tindakan
kelas siklus II ini peneliti mengamati apakah ada perubahan
tingkah laku dari pertemuan sebelumnya.
d. Refleksi
Hasil dari pengamatan dikumpulkan dan dianalisis.
Penelitian ini berhasil jika terdapat peningkatan hasil belajar
siswa. Hasil belajar pada siklus kedua adalah dapat mengerjakan
soal yang telah disiapkan. Hasil analisis data data yang
dilaksanakan dalam siklus II ini akan digunakan sebagai acuan
untuk merencanakan tindakan siklus III.
4. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III
a. Perencanaan
Dalam tahap perencanaan siklus III ini mencakup kegiatan
sebagai berikut :
1) Menentukan waktu pelaksanaan tindakan kelas siklus kedua
yaitu dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 10 Oktober 2014
jam ke 2-3 (07.35-08.45).
2) Penyusunan RPP
Penyusunan RPP disesuaikan dengan standar
pembelajaran yang akan digunakan pada siklus III. Data yang
diperoleh pada tindakan kelas siklus II juga menjadi bahan
pertimbangan dalam penyusunan RPP siklus III. Adapun
standar kompetensi dan kompetensi dasar pada siklus ini
adalah :
Standar Kompetensi : Melakukan operasi hitung bilangan
sampai tiga
Kompetensi Dasar : Menentukan letak bilangan pada garis
bilangan
Indikator Kompetensi :
a. Mengurutkan bilangan dengan urutan yang benar
b. Mengurutkan letak bilangan pada garis bilangan
dengan urutan yang benar
3) Penyiapan Perangkat
Perangkat yang disiapkan dalam siklus III meliputi
absensi, lembar pengamatan, lembar penilaian dan soal.
Absensi digunakan untuk mengetahui kehadiran siswa.
Lembar pengamatan disusun dalam melakukan pengamatan
terhadap seluruh rangkaian proses kegiatan pembelajaran.
b. Pelaksanaan
Tindakan kelas siklus III dilaksanakan pada hari Jum’at
tanggal 10 Oktober 2014 jam ke 2-3 (07.35-08.45). Siswa yang
ini adalah Letak bilangan pada garis bilangan. Pembelajaran
dilaksanakan dengan menerapkan media permainan ular tangga.
Berikut adalah langkah-langkah kegiatan tindakan kelas siklus III.
1) Kegiatan Awal
a) Salam
b) Do’a bersama
c) Absensi
d) Apersepsi
e) Guru mengingatkan urutan angka
f) Siswa mengerjakan soal yang diberikan
2) Kegiatan Inti
a) Guru menjelaskan proses pembelajaran
b) Guru bertanya kepada siswa tentang macam-macam
bilangan
c) Guru memperkenalkan media permainan ular tangga.
d) Guru menguraikan materi garis bilangan secara singkat
disertai dengan demontrasi media permainan ular tangga.
e) Guru menjelaskan cara menggunakan media permainan
ular tangga.
f) Siswa mendengarkan penjelasan yang disampaikan guru
g) Siswa memperhatikan secara seksama cara penggunaan
permainan ular tangga yang dipraktikkan oleh guru.
i) Siswa diminta menuliskan letak bilangan dengan ular
tangga yang telah disediakan.
j) Siswa menuliskan hasil diskusi kelompoknya di depan
kelas.
k) Guru bersama siswa mengoreksi hasil diskusi tiap
kelompok.
l) Guru memberikan soal untuk dikerjakan
3) Kegiatan Akhir
a) Guru bersama siswa membuat kesimpulan hasil
pembelajaran
b) Guru bersama siswa membaca hamdalah untuk
mengakhiri pelajaran
c) Guru mengucapkan salam
c. Observasi
Dalam pelaksanaan tindakan kelas siklus III, peneliti
melakukan pengamatan terhadap jalannya pelajaran mencakup
aktifitas siswa, situasi kelas dan perhatian siswa. Dalam tindakan
kelas siklus III ini peneliti mengamati apakah ada perubahan
tingkah laku dari pertemuan sebelumnya.
d. Refleksi
Hasil dari pengamatan dikumpulkan dan dianalisis.
Penelitian ini berhasil jika terdapat peningkatan hasil belajar
soal yang telah disiapkan. Pada siklus III ini, siswa mengikuti
pelajaran dengan baik, siswa juga sudah mulai terbiasa dengan
BAB IV
HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Pra Siklus
Tahap pra siklus merupakan tahap pengumpulan data pada saat
sebelum dilaksanakan penelitian. Peneliti mengumpulkan data dan
informasi dengan cara melakukan dialog dengan guru kelas III serta
observasi terhadap pembelajaran matematika pra siklus. Melalui
pengamatan selama proses pembelajaran tersebut, peneliti
menemukan hasil kegiatan belajar siswa selama proses pembelajaran.
Berikut adalah hasil keaktifan belajar siswa selama proses
pembelajaran :
Tabel 4.1 Jumlah Siswa yang Terlibat dalam Setiap Jenis Kegiatan
Pra Siklus
No .
Jenis Keterlibatan
Siswa yangTerlibat Jumlah %
1. Antusias dalam belajar 10 43,48
2. Memperhatikan materi pembelajaran yang disampaikan
9 39,13
3. Mengajukan pertanyaan 4 17,39
4. Menjawab pertanyaan 5 21,74
5. Mengerjakan soal yang diberikan guru 10 43,48 6. Mengenal lambang bilangan dalam ular
tangga
9 39,13
7. Dapat menggunakan ular tangga dalam menghitung
Data tersebut di atas menunjukkan bahwa keseriusan siswa dalam
belajar masih kurang. Hanya sebagian dari seluruh siswa yang
memperhatikan penjelasan dari guru, sebagian yang lainnya asik
bermain sendiri dan berbicara dengan temannya. Hanya beberapa
siswa yang berani menjawab dan mengajukan pertanyaan. Kondisi ini
terjadi karena siswa merasa jenuh atau bosan, sehingga mereka
cenderung diam ketika diminta untuk menjawab ataupun mengajukan
pertanyaan.
Hal ini menunjukkan bahwa guru masih menggunakan metode
konvensional yaitu ceramah, tanya jawab dan pemberian tugas
sehingga siswa pasif dalam proses pembelajaran. Pengamatan ini juga
menemukan bahwa masih banyak siswa yang belum memiliki
kemandirian dalam mengerjakan soal, mereka berdiskusi dengan
teman sebangku, bahkan banyak pula yang tidak menyelesaikan soal
dengan baik.
Selain melakukan pengamatan, peneliti juga memberikan tes
formatif sebagai pengukur hasil belajar siswa. Adapun dari hasil tes
formatif pada pra siklus ini didapatkan hasil sebagaimana terdapat
pada tabel berikut ini :
Tabel 4.2 Hasil Tes Formatif Pra Siklus
No Nama KKM Nilai Keterangan
1. A 60 40 Tidak Tuntas
3. C 60 50 Tidak Tuntas
4. D 60 70 Tuntas
5. E 60 40 Tidak Tuntas
6. F 60 30 Tidak Tuntas
7. G 60 50 Tidak Tuntas
8. H 60 50 Tidak Tuntas
9. I 60 60 Tuntas
10. J 60 40 Tidak Tuntas
11. K 60 30 Tidak Tuntas
12. L 60 30 Tidak Tuntas
13. M 60 80 Tuntas
14. N 60 50 Tidak Tuntas
15. O 60 50 Tidak Tuntas
16. P 60 50 Tidak Tuntas
17 Q 60 70 Tuntas
18 R 60 40 Tidak Tuntas
19 S 60 30 Tidak Tuntas
20 T 60 60 Tuntas
21 U 60 70 Tuntas
22 V 60 50 Tidak Tuntas
23 W 60 30 Tidak Tuntas
Rata-rata 60 48,26 Tidak Tuntas
Keterangan :