• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI LETAK BILANGAN PADA GARIS BILANGAN MENGGUNAKAN MEDIA PERMAINAN ULAR TANGGA PADA SISWA KELAS III SDN CATURANOM KECAMATAN PARAKAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN AJARAN 20142015 SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI LETAK BILANGAN PADA GARIS BILANGAN MENGGUNAKAN MEDIA PERMAINAN ULAR TANGGA PADA SISWA KELAS III SDN CATURANOM KECAMATAN PARAKAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN AJARAN 20142015 SKRIPSI"

Copied!
114
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

MATERI LETAK BILANGAN PADA GARIS BILANGAN

MENGGUNAKAN MEDIA PERMAINAN ULAR TANGGA

PADA SISWA KELAS III SDN CATURANOM

KECAMATAN PARAKAN KABUPATEN TEMANGGUNG

TAHUN AJARAN 2014/2015

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Oleh :

SANTHY WIDIASTUTI

NIM 11510045

JURUSAN TARBIYAH

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

(2)
(3)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

MATERI LETAK BILANGAN PADA GARIS BILANGAN

MENGGUNAKAN MEDIA PERMAINAN ULAR TANGGA

PADA SISWA KELAS III SDN CATURANOM

KECAMATAN PARAKAN KABUPATEN TEMANGGUNG

TAHUN AJARAN 2014/2015

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Oleh

SANTHYWIDIASTUTI

NIM 11510045

JURUSAN TARBIYAH

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

(4)
(5)
(6)
(7)

MOTTO

Berangkat dengan penuh keyakinan

Berjalan dengan penuh keikhlasan

(8)

PERSEMBAHAN

Skripsi in ipenulis persembahkan kepada :

 Ayahanda (Budi Sarjono, S.Pd) dan Ibunda tercinta (Arifah), Adikku tersayang (M. Farid Subchi dan Bima Nasirin)

 Dosen Pembimbing Bapak Dr. Winarno, S.Si.,M.Pd terima kasih telah membimbing skripsi ini sampai selesai.

 Almamater tercinta Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah STAIN Salatiga

 Warga SDN Caturanom yang telah membantu penelitian penulis dalam rangka penyelesaian skripsi ini.

 Rudi harsono yang selalu memberi dukungan dan motivasi dan Kurnia Fatmawati beserta teman-teman seperjuangan (SitiRatna Sari, Sarifatul Mujazanah, Fitri Nur’aini, Ika Muslikhah, WahyuIstiqomah) untuk menyelesaikan penyusunan skripsi ini.  Teman - teman PGMI angkatan 2010 yang tidak bisa penulis

(9)

KATA PENGANTAR

Dengan nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah SWT, yang telah memberikan taufik, hidayah dan rahmat-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Shalawat serta salam tercurah kepada Nabi Agung Muhammad saw, juga keluarganya serta semua orang yang meniti jalannya.

Penyusunan skripsi ini bertujuan guna memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar kesarjanaan dalam ilmu Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. Terselesainya skripsi ini tidaklah semata-mata hasil dari jerih payah penulis sendiri, melainkan banyak pihak terkait yang telah membantu baik moril maupun spiritual, oleh karena itu, penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd Selaku ketua STAIN Salatiga, beserta staf-stafnya, yang telah menyediakan tempat serta fasilitas gedung kuliah yang nyaman dan kondusif.

2. Ibu Peni Susapti, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.

3. Bapak Suwardi M.Pd selaku Ketua Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga.

4. Bapak Dr. Winarno, S.Si.,M.Pd sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu, memberikan bimbingan dan arahan serta motivasi dengan penuh kesabaran kepada peneliti sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Bapak Abdul Syukur, M.Si selaku pembimbing akademik yang senantiasa membimbing dan memotivasi serta mengarahkan dari awal semester hingga akhir.

6. Segenap Dosen dan akademika yang telah memberikan pelayanan yang baik dalam proses penyusunan skripsi ini.

(10)

dan bijaksana memberikan dorongan, kasihsayang, dan do’a serta menjadi inspirasi kepada peneliti. Adik-adikku tersayang (M.Farid Subchi dan Bima Nasirin) yang memberikan dukungan dengan keceriaan mereka dalam suka dan duka.

8. Kepala SDN Caturanom, guru dan karyawan serta semua siswa-siswi yang telah berkenan membantu dan memberikan data kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

9. Semuapihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah membantu penyelesaian skripsi ini.

Harapan peneliti semoga Allah SWT memberikan pahala yang setimpal kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini teriring dengan do’aJazakumullah Khairal Jaza.

Peneliti menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan.Olehkarenaitu, kritikdan saran yang membangun guna perbaikan sangat peneliti harapkan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Salatiga, 27 November 2014 Peneliti

(11)

ABSTRAK

Widiastuti, Santhy. 2014. Peningkatan hasil belajar matematika materi letak bilangan pada garis bilangan menggunakan media permainan ular tanggap ada siswa kelas III SDN Caturanom Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Tahun 2014. Skripsi. JurusanTarbiyah. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dr. winarno, S.Si.,M.Pd Kata Kunci : Permainan Ular Tangga, Letak Bilangan, Matematika

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya berhitung dalam mata pelajaran Matematika materi letak bilangan pada garis bilangan siswa kelas III SDN Caturanom.Masalah utama yang ingin dikaji dalam penelitian ini adalah apakah media permainan ular tangga dapat meningkatakan hasil belajar mata mata pelajaran matematika kelas III Sekolah Dasar Negeri Caturanom Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Tahun 2014? Subyek dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas III SDN Caturanom Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung yang berjumlah 23 siswa yang terdiri dari 16 siswa laki-lakidan7siswa perempuan. Penelitian dilakukan pada semester satu pada tahun 2013/2014. Penelitian ini menggunakan media permainan ular tangga.

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini untuk mengetahui peningkatan hasil belajar mata pelajaran matematika kelas III SDN Caturanom. Jenis penelitian yang digunakan penelitian adalah PenelitianTindakanKelas (PTK). Data dalam penelitian ini diambil dengan pedoman atau lembar pengamatan, soal tes/ evaluasi soal, pedoman dokumentasi dan pedoman wawancara pada pembelajaran matematika menggunakan media permainan ular tangga.

(12)

DAFTAR ISI

SAMPUL JUDUL………... i

LEMBAR BERLOGO……….………... ii

JUDUL………..……… iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING...………..………... iv

PENGESAHAN KELULUSAN……….………... v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN………. vi

MOTTO ……… vii

DAFTAR LAMPIRAN………. xvi

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah………...…………... 1

B. Rumusan Masalah……… 5

C.Tujuan Penelitan……….…………. 6

D.Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan...………... 6

E. Kegunaan Penelitian……….…... 7

F. Definisi Operasional……….... 8

G.Metode Penelitian……….... 10

1. Rancangan Penelitian………. 10

2. Subjek Penelitian……… 10

3. Langkah-langkah Penelitian………... 11

4. Instrument Penelitian………... 13

5. Pengumpulan Data……….. 14

6. Analisis Data………... 15

H.Sistematika Penulisan……….………... 17

BAB II KAJIAN PUSTAKA A.Hasil Belajar…………....………... 18

1. Pengertian Hasil Belajar…………..………... 18

2. Macam-macam Hasil Belajar…….……….... 19

3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar….…. 21 B. Matematika………... 22

(13)

2. Tujuan Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar….. 23

C.Materi Letak Bilangan Pada Garis Bilangan…………... 25

D.Media Permainan Ular Tangga………. 25

1. Media………..………….. 25

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Pelaksanaan Penelitian………..………... 35

B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus………... 35

1. Deskripsi Pelaksanaan Pra Siklus………... 35

2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I……… 36

3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II……….. 39

4. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III……… 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian……… 48

1. Pra Siklus……....………..………. 48

2. Siklus I………...……….. 50

3. Siklus II………...……… 53

4. Siklus III………...……….. 55

B. Pembahasan Hasil Penelitian………..………. 57

(14)

DaftarTabel

hal

Tabel 4.1 Jumlah siswa yang terlibat dalam setiap kegiatan Pra Siklus 48

Tabel 4.2 Hasil Tes Formatif Pra Siklus 49

Tabel 4.3 Jumlah siswa yang terlibat dalam setiap kegiatan Siklus I 51

Tabel 4.4 Hasil Tes Formatif Siklus I 52

Tabel 4.5 Jumlah siswa yang terlibat dalam setiap kegiatan Siklus II 53

Tabel 4.6 Hasil Tes Formatif Siklus II 54

Tabel 4.7 Jumlah siswa yang terlibat dalam setiap kegiatan Siklus III 55

Tabel 4.8 Hasil Tes Formatif Siklus III 56

(15)

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 1.1 Siklus PTK menurut Arikunto 11

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pada siklus I 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pada siklus II 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pada siklus III 4. Materi Pembelajaran

5. Lembar Evaluasi siklus I 6. Lembar Evaluasi siklus II 7. Lembar Evaluasi siklus III 8. Lembar Pengamatan Siklus I 9. Lembar Pengamatan Siklus II 10. Lembar Pengamatan Siklus III 11. Dokumentasi

12. Lembar Konsultasi Skripsi

(17)

BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan salah satu bidang studi yang ada pada

semua jenjang pendidikan, mulai dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan

tinggi. Matematika merupakan salah satu disiplin meningkatkan kemampuan

berpikir dan beragumentasi, memberikan kontribusi dalam penyelesaian

masalah sehari-hari, serta memberikan dukungan dalam pengembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi (Slameto, 2010:185).

Salah satu faktor pendukung berhasil tidaknya pembelajaran

matematika adalah menguasai teori belajar matematika. Teori yang dikuasai

para tenaga didik akan dapat diterapkan pada peserta didik jika dapat memilih

strategi belajar mengajar yang tepat, mengetahui tujuan pendidikan, tujuan

pembelajaran dan pendekatan serta dapat melihat kesiapan dan kemampuan

siswa untuk belajar. Dengan mengetahui kesiapan siswa dalam belajar

matematika, maka pembelajaran yang akan disampaikan dapat disesuaikan

dengan kemampuan siswa.

Sebagian anak menganggap bahwa matematika adalah salah satu

mata pelajaran yang sangat menakutkan. Matematika sangat lekat sekali

dengan sosok guru yang otoriter dan selalu membawa tongkat rotan yang

setia mendampingi selama mengajar. Belum lagi, matematika yang

(18)

para siswa. Padahal sebenarnya matematika dapat lebih disederhanakan cara

mempelajarinya karena sangatlah lekat dengan kehidupan siswa sehari-hari.

Konsep matematika dapat dipahami dengan mudah bila bersifat

konkrit. Karenanya pengajaran matematika harus dilakukan secara bertahap.

Pembelajaran matematika harus dimulai dari tahapan konkrit. Lalu diarahkan

pada tahapan semi konkrit, dan pada akhirnya siswa dapat berfikir dan

memahami matematika secara abstrak (Sundayana, 2013:3).

Keberhasilan siswa dalam belajar dapat diketahui dari hasil belajar

yang diperoleh oleh siswa. Pada proses belajar mengajar prestasi merupakan

bagian penting untuk mengukur pencapaian kompetensi. Hasil belajar

diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi

pelajaran di sekolah yang dinyatakan skor yang diperoleh dari hasil tes

mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu.

Proses pembelajaran akan lebih mudah tercapai tujuannya apabila

seorang guru mampu menggunakan media pembelajaran dengan baik.

Terutama untuk siswa di SD/MI yang sudah merasa bosan dengan kegiatan

pembelajaran di kelas. Oleh karena itu, guru harus kreatif dalam menciptakan

media baru yang dapat digunakan untuk mempermudah siswa dalam

menerima materi yang akan diajarkan.

Guru yang efektif menggunakan beragam media pengajaran dan

menyesuaikan dengan sasaran dan tujuan pembelajaran. Media adalah semua

(19)

pengajaran dan memfasilitasi prestasi siswa terhadap sasaran atau pengajaran

(Indriana, 2011:16).

Kemampuan guru dalam memahami dan melaksanakan media

sangat berpengaruh terhadap hasil yang dicapai. Ketidaktepatan

menggunakan suatu media dapat menimbulkan kebosanan, kurang dipahami

dan monoton sehingga mengakibatkan sikap yang acuh terhadap pelajaran.

Begitu juga dengan pelajaran matematika, penggunaan media yang

tidak sesuai akan menghambat pelajaran dan tujuan yang akan dicapai.

Kurang tepatnya pemilihan media mengajar oleh guru akan mempengaruhi

hasil belajar yang dicapai oleh siswa.

Pembelajaran matematika yang sering kali disajikan dengan

menggunakan pembelajaran konvensional dengan memberikan rumus dan

menuntut siswa untuk menghafalkannya, mengakibatkan siswa menjadi pasif

dan merasa jenuh dalam mengikuti pelajaran sehingga siswa kurang

termotivasi, kurang aktif dan hasil belajar peserta didik menjadi rendah.

Begitu juga yang dialami oleh siswa kelas III SDN Caturanom.

Hasil observasi pendahuluan berkaitan dengan pembelajaran

matematika siswa kelas III melalui diskusi peneliti dengan guru mata

pelajaran matematika dan hasil pengamatan yang peneliti laksanakan pada

tahap pra siklus menunjukkan bahwa: (1) siswa tidakn banyak yang siap atau

menyiapkan diri sebelum pembelajaran dimulai walaupun materi pelajaran

yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya sudah diketahui; (2) aktifitas

(20)

yang berani mengajukan pertanyaan dan 21,74% mampu menjawab

pertanyaan dengan baik; (3) hasil belajar siswa masih rendah, yang terlihat

dari belum tercapainya ketuntasan individu dan ketuntasan klasikal dalam

pembelajaran seperti yang diharapkan. Rata-rata ketuntasan klasikal peserta

didik adalah 43,48%. Ini berarti secara klasikal belum mencapai KKM

(Kriteria Ketuntasan Minimal) sekolah yaitu 60. Baru 43,5% siswa yang telah

mencapai ketuntasan, dan masih berada di bawah hasil yang diharapkan yaitu

lebih dari 80% siswa yang mencapai ketuntasan.

Guru setidaknya mampu membaca latar belakang, kondisi dan

segala yang berkaitan dengan siswa sebelum mengikuti pembelajaran. Oleh

karena itu, peneliti mencoba mencari kesulitan dalam pembelajaran tersebut

khususnya pada mata pelajaran matematika dan menganalisa serta berupaya

mencari media yang sesuai dengan materi dan latar belakang siswa

Untuk mengantisipasi masalah tersebut maka perlu dicarikan suatu

kegiatan pembelajaran yang tepat sehingga dapat meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah matematika siswa, keaktifan siswa serta mengunggah

minat siswa dalam belajar matematika, sehingga dapat meningkatkan hasil

belajar siswa. Salah satu alternatif yang bisa dilakukan adalah penggunaan

media yang bervariasi. Media yang sangat memungkinkan sangat

berpengaruh terhadap hasil belajar siswa adalah media permainan ular tangga.

Guru memandu siswa dengan memberikan pertanyaan mengenai

diskripsi suatu hal sehingga siswa menemukan pola-pola mengenai hal

(21)

dan menemukan sendiri, sehingga siswa akan lebih aktif. Hasil dari aktifitas

siswa dalam proses pembelajaran merupakan pengalaman yang tidak akan

mudah untuk terlupakan serta dapat menggugah motivasi yang akan

meningkatkan hasil belajar siswa.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

matematika di SDN Caturanom memerlukan pengembangan aktivitas belajar

siswa dalam proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar

siswa. Salah satu media yang memungkinkan untuk meningkatkan hasil

belajar siswa adalah media permainan ular tangga. Sehingga dalam

penyusunan skripsi ini peneliti mengambil judul: “Peningkatan Hasil Belajar

Matematika Materi Letak Bilangan pada Garis Bilangan Menggunakan Media

Permainan Ular Tangga Kelas III Di SDN Caturanom Kecamatan Parakan

Kabupaten Temanggung Tahun 2014/2015”.

B.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan

masalah sebagai berikut : “Apakah media permainan ular tangga dapat

meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika kelas III

SDN Caturanom Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung tahun ajaran

(22)

C.

Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mengetahui

peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika kelas III

SDN Caturanom Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung tahun ajaran

2014.

D.

Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan

1. Hipotesis Tindakan

Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap

permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul

(Arikunto, 2002:64).

Dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti mengambil hipotesis

tindakan yaitu “Penerapan media permainan ular tangga dapat

meningkatkan hasil belajar letak angka pada garis bilangan untuk mata

pelajaran matematika kelas III SDN Caturanom Kecamatan Parakan

Kabupaten Temanggung tahun ajaran 2014”.

2. Indikator Keberhasilan

Penerapan media permainan ular tangga ini dikatakan berhasil

apabila indikator yang diharapkan tercapai. Adapun indikator yang dapat

dirumuskan peneliti adalah sebagai berikut :

a. Ada peningkatan hasil belajar matematika siswa melalui penerapan

(23)

b. Ada peningkatan hasil belajar secara berkelanjutan dari siklus

pertama ke siklus dua dan seterusnya serta memenuh kriteria

ketuntasan minimal dalam pembelajaran matematika secara

individual maupum klasikal. Keberhasilan yang telah dicapai

sebanayak 86,96 % sehingga penelitian ini dapat dikatakan berhasil.

E.

Kegunaan Penelitian

Dalam setiap usaha penelitian diharapkan dapat berguna dan

memberikan banyak manfaat kepada peneliti, pembaca dan semua yang

terlibat dalam dunia pendidikan. Manfaat penelitian ini adalah :

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini bermanfaat sebagai pengembangan keilmuwan pada

pendidikan matematika dan media pembelajaran yang terkait usaha

perbaikan kualitas pendidikan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat

dijadikan sebagai pedoman dalam melakukan penelitian-penelitian

selanjutnya serta dapat memberikan masukan dan wawasan kepada guru

dalam proses pembelajaran.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

Meningkatkan hasil belajar yang menyenangkan pada mata

(24)

b. Bagi Guru

Memberikan arahan dalam proses pembelajaran dan memberi

solusi untuk mengajarkan letak bilangan yang menyenangkan dalam

mata pelajaran matematika yaitu dengan media permainan ular tangga.

c. Bagi Sekolah

Memberikan sumbangan pemikiran dalam meningkatnya

pembelajaran, karena hasil penelitian ini dapat menjadi pertimbangan

bagi sekolah dalam meningkatkan hasil belajar letak bilangan.

F.

Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalah pahaman antara yang dimaksud

peneliti dengan persepsi yang ditangkap oleh pembaca, maka peneliti

memberikan definisi operasional sebagai berikut :

1. Hasil Belajar

Hasil belajar pada dasarnya yaitu kemampuan-kemampuan yang

dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar

juga merupakan perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik

yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik sebagai hasil

dari kegiatan belajar.

Secara sederhana, yang dimaksud dengan hasil belajar siswa adalah

kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Karena

(25)

untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap

(Susanto, 2013:5).

Dalam kegiatan pembelajaran atau kegiatan intruksional, biasanya

guru menetapkan tujuan belajar. Anak yang berhasil dalam belajar adalah

yang berhasil dalam mencapai tujuan-tujuan pembelajaran.

2. Letak Bilangan pada Garis Bilangan

Urutan bilangan pada garis bilangan, semakin ke kanan

bilangannya semakin besar. Bilangan yang terletak di sebelah kanan

lebih besar daripada bilangan yang terletak di sebelah kiri.

3. Media Permainan Ular Tangga

Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak

dari kata Medium yang secara harfiah berarti “Perantara” atau

“Penyalur”. Dengan demikian, maka media merupakan wahana penyalur

informasi belajar atau penyalur pesan. Gerlach dan Ely dalam Indrina

(2011) menyatakan bahwa apabila media adalah manusia, materi atau

kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu

memperoleh pengetahuan, ketrampilan, atau sikap.

Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar

mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis, atau

elektronis untuk menangkap, memproses dan menyusun kembali

informasi visual dan verbal. Apabila media itu membawa pesan atau

informasi yang bertujuan intruksional atau mengandung maksud

(26)

G.

Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas

(PTK) yaitu Class Room Action Research (penelitian dengan tindakan).

Menurut Arikunto (dalam Suyadi, 2010:49) secara umum, terdapat empat

langkah dalam melakukan PTK, yaitu perencanaan, pelaksanaan,

pengamatan dan refleksi yang dilaksanakan dalam beberapa siklus.

2. Subjek Penelitian

a. Karakteristik Siswa Sebagai Subjek Penelitian

Siswa yang dijadikan subjek penelitian adalah siswa kelas III

(tiga) yang berjumlah 23 siswa, terdiri dari 7 siswa perempuan dan 16

siswa laki-laki. Kecerdasan siswa tergolong sedang. Tingkat

kemampuan siswa berdasarkan pengamatan adalah 3 siswa di atas

cerdas atau pandai, 5 siswa pandai, 10 siswa berkemampuan cukup

pandai dan 5 siswa kurang pandai.

b. Mata Pelajaran

Mata pelajaran dalam penelitian ini adalah mata pelajaran

matematika. Dalam penelitian ini, peneliti memfokuskan pada pokok

bahasan letak bilangan pada garis bilangan. Peneliti memilih materi

tersebut karena berdasarkan observasi pendahuluan yaitu pada tahap

pra siklus, nilai pada materi letak bilangan pada garis bilangan belum

memenuhi KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang telah ditetapkan

(27)

3. Langkah-langkah Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari empat tahapan, meliputi

perencanaan, pelaksanaan, pengamatan (observasi) dan refleksi yang

dilaksanakan secara berkesinambungan. Setiap rangkaian tahapan dalam

proses penelitian ini disebut siklus. Penelitian ini dikatakan selesai

apabila peneliti telah mendapatkan hasil yang diharapkan. Sehingga

penelitian ini bisa berlangsung dalam beberapa siklus sesuai dengan hasil

yang diharapkan peneliti. Untuk memperjelas proses penerapan

penelitian ini dapat kita lihat dalam bagan berikut ini :

Skema Siklus Penelitian

Gambar 1.1 Tahap Penelitian (Arikunto, 2008:16) Perencanaan

Refleksi SIKLUS I

Perencanaan

SIKLUS II

?

Pelaksana

Pengamatan

Pelaksanaan Refleksi

(28)

a. Perencanaan (Planning)

Pada tahap ini penelitian menyiapkan beberapa hal yang dapat

mendukung proses perbaikan pembelajaran, diantaranya yaitu:

1) Menyiapkan materi sesuai dengan kurikulum yang dijadikan

sebagai bahan penelitian.

2) Menemukan masalah dalam materi, yang dijadikan sebagai bahan

untuk melaksanakan media permainan ular tangga.

3) Menyediakan perangkat pembelajaran media permainan ular

tangga.

4) Menyiapkan lembar observasi.

5) Menyiapkan alat evaluasi media permainan ular tangga.

b. Pelaksanaan (Acting)

Pada tahap ini, penelitian membuat rencana pembelajaran yang

sesuai dengan skenario pembelajaran.

c. Pengamatan (Observing)

Pada tahap ini peneliti melakukan tindakan pengamatan

terhadap proses pelaksanaannya. Peneliti melakukan pengamatan

terhadap peserta didik yang berminat atau memotivasi mereka dalam

penggunaan media ular tangga dalam pembelajaran.

d. Refleksi (Reflecting)

Pada tahap ini data yang diperoleh melalui observasi

dikumpulkan dan dianalisis berdasarkan presentase. Dari observasi

(29)

dilakukan, untuk selanjutnya dari hasil refleksi itu peneliti akan

mengetahui adanya keberhasilan atau kegagalan dalam pembelajaran

yang dilakukan oleh guru sehingga dapat digunakan untuk

menentukan tindakan pada siklus berikutnya.

Komponen acting(tindakan) dengan observing (pengamatan) dijadikan sebagai satu kesatuan. Disatukannya kedua komponen

tersebut disebabkan oleh adanya kenyataan bahwa antara penerapan

acting dan observing merupakan dua kegiatan yang tidak terpisahkan. Maksudnya, kedua kegiatan harus dilakukan dalam satu kesatuan

waktu, ketika tindakan dilaksanakan begitu pola observasi juga harus

dilaksanakan.

4. Instrumen Penelitian

Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen

peneltian. Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk

mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.

Bentuk instrumen yang dipakai untuk mendapatkan data adalah

:Pedoman atau lembar pengamatan (observasi bagi siswa digunakan

untuk mengamati secara langsung kegiatan siswa dan guru dalam proses

pembelajaran matematika melalui media permainan ular tangga).

a. Soal tes digunakan sebagai materi kegiatan siswa untuk mengukur

(30)

b. Pedoman dokumentasi, digunakan untuk mendapatkan gambaran

kegiatan dalam proses pembelajaran melalui media permainan ular

tangga.

c. Pedoman wawancara, digunakan untuk mengetahui atau

mendapatkan keterangan yang relevan mengenai data yang

diperlukan.

5. Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar

untuk memperoleh data yang diperlukan. (Nazir, 1983: 211). Dalam

penelitian ini cara peneliti mengumpulkan data yaitu menggunakan

metode sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi adalah "Suatu teknik yang dilakukan dengan cara

mengadakan pengamatan secara teliti serta pengamatan secara

sistematis", (Arikunto, 1990: 27). Metode ini peneliti gunakan untuk

mengetahui sejauh mana keaktifan siswa dalam pembelajaran dengan

diterapkannya media permainan ular tangga.

b. Soal Tes

Tes formatif yang peneliti gunakan berupa tes tertulis berkaitan

dengan materi ajar. Tes ini diberikan pada akhir pembelajaran. Teknik

ini peneliti gunakan untuk mengukur keberhasilan belajar siswa

(31)

pembelajaran, dan siswa dikatakan telah mencapai tingkat penguasaan

apabila telah memperoleh minimal 80 % dari target pembelajaran.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan data

dengan menggunakan dokumen yang berupa catatan, transkrip nilai,

kamera, dokumen hasil kerja siswa, presensi siswa, dan dokumen lain

yang mendukung. Dokumentasi ini peneliti gunakan untuk

mengetahui dan menggali informasi tentang pemahaman siswa yang

implementasinya pada perolehan nilai sebagai hasil belajar.

d. Wawancara

Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh

pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara

(Arikunto, 2010: 198).

Metode ini peneliti gunakan untuk mengetahui informasi

mengenai sejarah Sekolah serta data-data yang mendukung latar

belakang dari penelitian ini, agar tidak terjadi kekeliruan dari

dokumen-dokumen yang ada.

6. Analisis Data

"Proses penyusunan, pengaturan, pengolahan data agar dapat

digunakan untuk membenarkan atau menyalahkan hipotesis disebut

pengolahan dan analisis data", (Sudjana, 1988:76).

Semua data yang telah kita peroleh dan kita kumpulkan pada

(32)

tidaknya dugaan itu akan dibuktikan melalui data yang kita peroleh dari

lapangan. Oleh sebab itu pada tahap ini data sebagaimana adanya harus

dianalisa, diolah, dan disusun sedemikian rupa sehingga bisa digunakan

untuk membuktikan kebenaran hipotesis yang telah dirumuskan.

Dalam membuktikan hipotesis maka hasil penelitian akan

dilakukan analisis dengan:

a. Ketuntasan masing-masing siswa dengan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

P = Jumlah nilai dalam persen

F = Frekuensi yang dicari presentasinya

N = Jumlah siswa (Djamarah, 1997 : 222)

b. Ketentuan klasikal dengan rumus sebagai berikut :

Rumus tersebut digunakan untuk mengukur kompetensi siswa

(33)

H.

Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pembaca dalam mengikuti uraian

penyajian data penelitian ini, maka akan penulis paparkan sistematika

penulisan sebagai berikut :

Bab I: Pendahuluan

Berisi latar belakang masalah, tujuan penelitian, hipotesis

tindakan dan indikator keberhasilan, kegunaan penelitian, definisi

operasional, serta metode penelitian.

BAB II: Kajian Pustaka

Berisi definisi hasil belajar, materi garis bilangan, dan media

permainan ular tangga.

BAB III: Pelaksanaan dan Penelitian

Berisi deskripsi pelaksanaan pra siklus, deskripsi pelaksanaan

siklus I, deskrisi pelaksanaan siklus II dan deskripsi pelaksanaan siklus III.

BAB IV: Hasil Penelitian dan Pembahasan

Berisi deskripsi pra siklus, deskripsi siklus I, deskrisi siklus II

dan deskripsi siklus III serta pembahasan kegiatan dan proses hasil.

BAB V: Penutup

(34)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar pada umumnya berkenaan dengan aspek

pengetahuan. Kata hasil banyak digunakan dalam berbagai bidang

dan kegiatan lain dalam kesenian, olah raga dan pendidikan

khususnya pembelajaran. Hasil belajar merupakan

perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut

aspek kognitif, afektif dan psikomotorik sebagai hasil dari

kegiatan belajar.

Hasil belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh anak

setelah melalui kegiatan belajar. Karena belajar itu sendiri

merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk

memperoleh suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk

memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif

menetap. Dalam kegiatan pembelajaran, biasanya guru

menetapkan tujuan belajar. Anak yang berhasil dalam belajar

adalah yang berhasil mencapai tujuan pembelajaran tersebut.

Untuk mengetahui apakah hasil belajar yang dicapai sesuai

dengan tujuan yang dikehendaki dapat diketahui melalui evaluasi.

Dengan dilakukannya evaluasi atau penilaian ini, dapat dijadikan

(35)

penguasaan siswa. Kemajuan prestasi belajar siswa tidak saja

diukur dari tingkat penguasaan ilmu pengetahuan, tetapi juga sikap

dan keterampilan.

Penilaian hasil belajar siswa mencakup segala hal yang

dipelajari disekolah, baik itu menyangkut pengetahuan, sikap dan

keterampilan yang berkaitan dengan mata pelajaran yang

diberikan kepada siswa.

2. Macam-macam Hasil Belajar

a. Pemahaman konsep (aspek kognitif)

Dalam Susanto, pemahaman menurut Bloom diartikan

sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari materi atau bahan

yang dipelajari. Pemahaman menurut Bloom ini adalah seberapa

besar siswa mampu menerima, menyerap, dan memahami

pelajaran yang diberikan oleh guru kepada siswa.

Menurut Carin dan Sund, pemahaman dapat

dikategorikan kepada beberapa aspek yaitu ( Susanto, 2013: 7 ) :

1) Pemahaman merupakan kemampuan untuk menerangkan

dan menginterpretasikan sesuatu

2) Pemahaman bukan sekedar mengetahui, yang biasanya

sebatas mengingat kembali pengalaman dan memproduksi

apa yang pernah di pelajari.

3) Pemahaman lebih dari sekadar mengetahui, karena

(36)

4) Pemahaman merupakan suatu proses bertahap yang

masing-masing tahap mempunyai kemampuan tersendiri.

b. Keterampilan proses (aspek psikomotor)

Usman dan Setiawati dalam Susanto (2013: 9)

mengemukakan bahwa ketrampilan proses merupakan

ketrampilan yang mengarah kepada pembangunan kemampuan

mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai penggerak

kemampuan yang lebih tinggi dalam diri individu siswa.

Keterampilan berarti kemampuan menggunakan pikiran, nalar,

dan perbuatan secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu

hasil tertentu, termasuk kreatifitasnya.

Dalam melatih ketrampilan proses, secara bersamaan

dikembangkan pula sikap-sikap yang dikehendaki, seperti

kreativitas, kerja sama, bertanggung jawab, dan berdisiplin

sesuai dengan penekanan bidang studi yang bersangkutan.

c. Sikap siswa (aspek afektif).

Sikap tidak hanya merupakan aspek mental semata,

melainkan mencakup pula aspek respon fisik. Sikap ini harus

ada kekompakan antara mental dan fisik secara serempak. Jika

mental saja yang dimunculkan, maka belum secara tampak jelas

sikap seseorang yang ditunjukkannya.

Menurut Sardiman dalam Susanto (2013:11), sikap

(37)

cara, metode, pola dan teknik individu-individu maupun

objek-objek tertentu. Sikap merujuk pada perbuatan, perilaku, atau

tindakan seseorang.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Menurut teori Gestalt dalam Susanto (2013:12), belajar

merupakan suatu proses perkembangan. Artinya, bahwa secara

kodrati jiwa raga anak mengalami perkembangan. Perkembangan

sendiri memerlukan sesuatu baik yang berasal dari diri siswa sendiri

maupun pengaruh dari lingkungannya.

Berdasarkan teori ini, hasil belajar siswa dipengaruhi oleh

dua hal, siswa itu sendiri dan lingkungannya. Pertama, siswa : dalam arti kemampuan berpikir atau tingkah laku intelektual, motivasi,

minat, dan kesiapan siswa, baik jasmani maupun rohani. Kedua, lingkungan : sarana dan prasarana, kompetensi guru, sumber-sumber

belajar, metode serta dukungan lingkungan, keluarga, dan

lingkungan.

Pendapat yang senada dikemukakan oleh Walisman dalam

Susanto (2013:12), hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik

merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang

mempengaruhi, baik faktor internal maupun eksternal. Secara

perinci, uraian mengenai faktor internal dan eksternal, sebagai

(38)

a. Faktor Internal

Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari

dalam diri peserta didik, yang memengaruhi kemampuan

belajarnya. Faktor internal ini meliputi : kecerdasan, minat dan

perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar,

serta kondisi fisik dan kesehatan.

b. Faktor Eksternal

Faktor yang berasal luar diri peserta didik yang

memengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah dan

masyarakat. Keadaan keluarga berpengaruh terhadap hasil

belajar siswa.

Dengan demikian, semakin jelas hasil belajar siswa

merupakan hasil dari suatu proses yang didalamnya terlibat

sejumlah faktor yang saling memengaruhinya. Tinggi rendahnya

hasil belajar seseorang dipengaruhi oleh faktor-faktor tersebut.

B. Matematika

1. Pengertian Matematika

Kata Matematika berasal dari bahasa Latin, manthanein atau

mathema yang berarti “belajar atau hal yang dipelajari,” sedang dalam

bahasa Belanda, matematika disebut wiskunde atau ilmu pasti, yang

kesemuanya berkaitan dengan penalaran (Depdiknas, 2001:7) dalam

(39)

terdefinisi dengan baik, penalaran yang jelas dan sistematis, struktur

atau keterkaitan antarkonsep yang kuat.

Matematika merupakan salah satu bidang studi yang ada pada

semua jenjang pendidikan, mulai dari tingkat sekolah dasar hingga

perguruan tinggi. Bahkan matematika diajarkan di taman kanak-kanak

secara informal.

Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang dapat

meningkatkan kemampuan berpikir dan berargumentasi, memberikan

kontribusi dalam penyelesaian masalah sehari-hari dan dalam dunia

kerja, serta memberikan dukungan dalam pengembangan ilmu

pengetahuan dan tekhnologi. Matematika sebagai ilmu dasar, perlu

dikuasai dengan baik oleh siswa, terutama sejak usia sekolah dasar.

Belajar matematika merupakan suatu syarat cukup untuk

melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya. Karena dengan belajar

matematika, kita akan belajar bernalar secara kritis, kreatif dan aktif.

Matematika merupakan ide-ide abstrak yang berisi simbol-simbol,

maka konsep matematika harus dipahami terlebih dahulu sebelum

memanipulasi simbol-simbol itu.

2. Tujuan Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar

Secara umum, tujuan pembelajaran matematika di sekolah dasar

adalah agar siswa mampu dan terampil menggunakan matematika.

Pembelajaran matematika dapat memberikan tekanan penataran nalar

(40)

Secara khusus, tujuan pembelajaran matematika di sekolah

dasar, sebagaimana disajikan oleh Depdiknas, sebagai berikut :

a. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan

antarkonsep, dan mengaplikasikan konsep.

b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi

matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau

menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika

c. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami

masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan

menafsirkan solusi yang diperoleh

d. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau

media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah

e. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam

kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat

dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri

dalam pemecahan masalah.

Untuk mencapai tujuan pembelajaran mata pelajaran

matematika tersebut, seorang guru hendaknya dapat menciptakan

kondisi dan situasi pembelajaran yang memungkinknan siswa aktif

membentuk, menemukan, dan mengembangkan pengetahuannya.

Sumarno dalam Susanto (2013: 191), mengemukakan bahwa hasil

(41)

adanya kesulitan belajar yang dihadapi siswa dan kesulitan yang

dihadapi guru dalam mengajarkan matematika.

C. Letak Bilangan Pada Garis Bilangan

Urutan bilangan pada garis bilangan, semakin ke kanan

bilangannya semakin besar. Bilangan yang terletak di sebelah kanan lebih

besar daripada bilangan yang terletak di sebelah kiri. Untuk menentukan

sebuah bilangan diantara dua bilangan dapat menggunakan garis bilangan.

D. Media Permainan Ular Tangga 1. Media

a. Pengertian Media

Kata Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan

bentuk jamak dari kata Medium yang secara harfiah berarti

“Perantara” atau “Penyalur”. Dengan demikian, media

merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur

pesan. Gerlach dan Ely dalam Sundayana, menyatakan bahwa

media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia,

materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat

siswa mampu memperoleh pengetahuan, ketrampilan atau sikap.

Secara lebih khusu, pengertian media dalam proses belajar

mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis,

atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun

(42)

Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi dan

digunakan untuk pesan pembelajaran. Pembelajaran adalah

proses komunikasi antara pembelajar, pengajar dan bahan ajar.

Media juga sebagai suatu alat yang digunakan sebagai pembawa

pesan dalam suatu kegiatan pembelajaran.

Pesan yang dimaksud adalah materi pelajaran, dimana

keberadaan media tersebut dimaksudkan agar pesan dapat lebih

mudah dipahami dan dimengerti oleh siswa. Bila media adalah

sumber belajar, maka secara luas media dapat diartikan dengan

manusia, benda ataupun peristiwa yang memungkinkan anak

didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan.

b. Fungsi Media Pembelajaran

Menurut Sadiman dalam Sundayana (2013:7), menyatakan

bahwa media mempunya fungsi :

1) Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis.

2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga, dan daya

indra.

3) Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara

siswa dengan sumber belajar.

4) Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan

pengalaman dan menimbulkan persepsi sama.

5) Penyampaian pesan dapat lebih terstandar.

(43)

Salah satu fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai

alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi dan

lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru.

Hamalik dalam Azhar (2011:15), mengemukakan bahwa

pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar

dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru,

membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan

membawa pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan

media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan

sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan

penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu.

c. Prinsip Pemilihan Media

Media pembelajaran memiliki karakteristik dan keampuhan

masing-masing, maka diharapkan kepada guru agar mampu

menentukan pilihannya sesuai dengan kebutuhannya pada saat

melakukan kegiatan belajar mengajar. Ketika suatu media akan

dipilih, ketika itulah beberapa prinsip pemilihan media perlu

diperhatikan dan dipertimbangkan oleh guru.

d. Ciri-ciri Media Pendidikan

Gerlach dan Erly dalam Sundayana, mengemukakan tiga

ciri media yang merupakan petunjuk mengapa media

dipergunakan dan apa saja yang dapat dilakukan oleh media yang

(44)

Ciri-ciri media pendidikan tersebut antara lain :

1) Ciri Fiksatif

Ciri ini menggambarkan kemampuan media

merekam, menyimpan, melestarikan dan merekontruksi

suatu peristiwa. Suatu peristiwa dapat diurut dan disusun

kembali dengan media seperti fotografi, video tape, disket

komputer dan film.

2) Ciri Manipulatif

Ciri Manipulatif yaitu dimana suatu kejadian yang

memakan waktu berhari-hari dapat disajikan pada siswa

dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik

pengambilan gambar time lapse recording.

3) Ciri Distributif

Ciri distributif yaitu suatu ciri dimana

dimungkinkannya suatu obyek ditransformasikan melalui

ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan

kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman

yang relatif lama mengenai kejadian ini.

e. Manfaat Media

Media pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar

siswa dalam pembelajaran yang pada gilirannya diharapkan

(45)

media pembelajaran dalam proses belajar mengajar siswa antara

lain :

1) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga

dapat menumbuhkan motivasi belajar.

2) Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga

dapat lebih dipahami oleh para siswa, dan memungkinkan

siswa menguasai tujuan pengajaran lebih baik.

3) Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab

tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktifitas

lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan

dan lain lain.

Media pembelajaran dapat mempertinggi proses dan hasil

pembelajaran, juga berkenaan dengan taraf berpikir siswa. Taraf

berpikir manusia mengikuti tahap perkembangan dimulai dari

berpikir konkret menuju ke berpikir abstrak, dimulai dari berpikir

sederhana menuju ke berpikir kompleks. Penggunaan media

pembelajaran erat kaitannya dengan tahapan berpikir tersebut

sebab melalui media pembelajaran hal-hal yang abstrak dapat

dikongkretkan, dan hal-hal yang kompleks dapat disederhanakan.

2. Permainan Ular Tangga

a. Permainan

Games atau permainan, skenarionya dibuat oleh guru,

(46)

menyenangkan dan menantang. Pelaksanaan permainan,

keberhasilan atau kegagalannya menjadi pengalaman yang

urutannya dicatat oleh siswa. Proses pengalaman dari setiap

kejadian dalam permainan menjadi bahan analisis dan

pengambilan kesimpulan.

Permainan ini merupakan kegiatan dan siswa belajar

dengan membaca pengalaman bermain tersebut. Daur belajar

dari pengalaman adalah :

1) Melakukan aktivitas permainan

2) Mencatat urutan permainan dan kejadian-kejadian penting

3) Menganalisis kejadian atau faktor yang mendukung

keberhasilan atau hambatan yang menyebabkan kegagalan.

4) Kesimpulan sebagai hasil belajar yang dicatat dan

dipresentasikan.

b. Ular Tangga

Ular Tangga adalah permainan papan untuk

anak-anak yang dimainkan oleh dua orang atau lebih. Ulart tangga

merupana salah satu jenis permainan tradisional di Indonesia

meskipun tidak ada data lengkap mengenai kapan munculnya

permainan tersebut. Permainan ini merupakan jenis permainan

kelompok, melibatkan beberapa orang dan tidak dapat

(47)

Permainan ini dapat dimainkan untuk semua jenjang

kelas, karena didalamnya hanya berisi berbagai bentuk

pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa melalui permainan

tersebut sesuai dengan jenjang kelas dan mata pelajaran tertentu.

Gambar tangga merupakan simbol nilai positif (nilai kejujuran)

dan gambar ular merupakan simbol nilai negatif (nilai

ketidakjujuran).

Sebagai seorang guru, dapat membuat sendiri media

ini dengan menyesuaikan tujuan dan materi pembelajaran.

Tujuan permainan ular tangga ini adalah untuk memberikan

motivasi belajar kepada siswa agar senantiasa mempelajari atau

mengulang kembali materi-materi yang telah dipelajari

sebelumnya yang nantinya akan diuji melalui permainan

sehingga terasa menyenangkan bagi siswa.

Manfaat bermain ular tangga diantaranya adalah :

1) Belajar bekerja sama dan menunggu giliran

2) Mengembangkan imajinasi dan mengingat peraturan

permainan

3) Merangsang anak belajar matematika yaitu saat menghitung

langkah pada permainan dan menghitung titik-titik yang ada

pada dadu

(48)

Kelebihan Ular tangga antara lain :

1) Media permainan ular tangga dapat dipergunakan di dalam

kegiatan belajar mengajar karena kegiatan ini

menyenangkan sehingga anak tertarik untuk belajar sambil

bermain.

2) Media ini sangat efektif untuk mengulang pelajaran yang

telah diberikan

3) Anak dapat berpartisipasi dalam proses pembelajaran secara

langsung.

4) Media permainan ular tangga dapat dipergunakan untuk

membantu semua aspek perkembangan anak salah satu

mengembangkan kecerdasan logika matematika.

5) Media permainan ular tangga dapat merangsang anak

belajar memecahkan masalah sederhana tanpa disadari oleh

anak.

6) Penggunaan media permainan ular tangga dapat dilakukan

baik di dalam kelas maupun di luar kelas.

7) Media ini sangat praktis dan ekonomis serta mudah

dimainkan.

8) Media ini sangat disenangi oleh siswa karena banyak

terdapat gambar yang menarik.

(49)

1) Penggunaan media permainan ular tangga memerlukan banyak

waktu untuk menjelaskan kepada anak.

2) Keadaan kurang terkontrol akibat kurangnya pengawasan

guru dalam proses permainan.

3) Permainan ular tangga tidak dapat mengembangkan semua

materi pembelajaran.

4) Kurangnya pemahaman aturan permainan oleh anak dapat

menimbulkan kericuhan.

5) Bagi anak yang tidak menguasai materi dengan baik akan

mengalam ikesulitan dalam bermain

Langkah-langkah permainan

1) Bagilah siswa ke dalam beberapa kelompok. Setiap

kelompok terdiri dari 3-4 orang peserta dengan 1 orang

wasit

2) Sebelum permainan dimulai, jelaskan bahwa mereka akan

bermain ular tangga dan tanyakan apakah mereka pernah

bermain permainan tersebut.

3) Berikan setiap kelompok 1 set mainan ular tangga terdiri

dari petak permainan, kartu pertanyaan, dadu dan beberapa

maskot atau bidak. ( mintailah mereka agar tidak mencoreti

kertas permainan karena bisa digunakan untuk kelas lain ).

4) Jelaskan pada mereka, jika mereka berhenti pada gambar

(50)

turun, dan jika berhenti pada petak pertanyaan maka mereka

harus menjawab pertanyaan tersebut.

5) Dalam penentuan pemain pertama, pemain kedua, pemain

ketiga dan seterusnya ditentukan lewat undian atau

melakukan “hom pim pah”.

6) Pada gilirannya, pemain melempar dadu dan dapat

melangkahkan bidak atau maskotnya beberapa petak sesuai

dengan angka hasil lemparan dadu.

7) Pemain yang mendapat angka 6 dari pelemparan dadu,

maka pemain tersebut mendapatkan kesempatan sekali lagi

untuk melemparkan dan melangkahkan bidaknya lagi.

8) Semua pemain memulai dari petak nomer 1

9) Satu pertanyaan bernilai 10 poin.

10) Bagi pemain yang turun karena berada di petak ekor ular,

maka dia akan mendapatkan punishment berupa

pengurangan poin (5 poin). Dan pemain yang naik karena di

petak tangga, maka dia akan mendapatkan reward berupa

bonus poin (5 poin).

11) Pemenang dari permainan adalah pemain yang mendapat

poin tertinggi dari setiap pertanyaan yang diberikan.

12) Langkah terakhir adalah berilah senyuman dan pujian

(51)

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada mata pelajaran matematika

semester I tahun ajaran 2014/2015. Penelitian ini dilaksanakan dalam

beberapa siklus. Penelitian menggunakan jam mata pelajaran matematika

sesuai dengan jadwal pelajaran matematika kelas III Sekolah Dasar Negeri

Caturanom Kec. Parakan Kab. Temanggung.

Waktu Pelaksanaan sebagai berikut :

1. Kegiatan Siklus I

a. Persiapan : Sabtu, 04 Oktober 2014

b. Pelaksanaan : Senin, 06 Oktober 2014

2. Kegiatan Siklus II

a. Persiapan : Selasa, 07 Oktober 2014

b. Pelaksanaan : Kamis, 09 Oktober 2014

3. Kegiatan Siklus III

a. Persiapan : Rabu, 08 Oktober 2014

b. Pelaksanaan : Jum’at, 10 Oktober 2014

B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus

1. Deskripsi Pelaksanaan Pra Siklus

Tahap pra siklus merupakan tahap pengumpulan data pada saat

sebelum dilakukan penelitian. Peneliti mengumpulkan data dan

(52)

melakukan observasi awal. Dalam tahap ini, peneliti memberikan tes

untuk mengetahui tingkat pencapaian siswa pada materi yang sama

sebelum penggunaan media permainan ular tangga.

Selain itu peneliti dengan dibantu kolaborasi, peneliti juga

mengumpulkan data mengenai kegiatan siswa selama proses

pembelajaran berlangsung. Semua data mengenai keaktifan siswa

tersebut dikumpulkan dalam lembar pengamatan.

Hasil dari pengamatan tersebut menunjukkan bahwa : (1) siswa

ramai sendiri dan tidak memperhatikan penjelasan dari guru; (2) siswa

pasif dalam pembelajaran, takut bertanya dan menjawab pertanyaan;

(3) siswa belum memiliki kemandirian dalam belajar. Berdasarkan

hasil observasi tersebut, maka peneliti menyusun rencana

pembelajaran dengan menerapkan media permainan ular tangga

sebagai langkah awal dalam penelitian tindakan kelas.

2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I

a. Perencanaan

Dalam tahap perencanaan siklus I ini mencakup kegiatan

sebagai berikut :

1. Menentukan waktu pelaksanaan tindakan kelas siklus pertama

yaitu dilaksanakan pada hari Senin tanggal 06 Oktober 2014

(53)

2. Penyusunan RPP

Menyiapkan RPP disesuaikan dengan standar

kompetensi dan kompetensi dasar serta perangkat

pembelajaran yang akan digunakan pada siklus I. Adapun

standar kompetensi dan kompetensi dasar pada siklus ini

adalah :

Standar Kompetensi : Melakukan operasi hitung bilangan

sampai tiga

Kompetensi Dasar :Menentukan letak bilangan pada

garis bilangan

Indikator Kompetensi :

 Mengurutkan bilangan dengan urutan yang benar

 Mengurutkan letak bilangan pada garis bilangan dengan

urutan yang benar

3. Penyiapan Perangkat

Perangkat yang disiapkan dalam siklus I meliputi

absensi, lembar pengamatan, lembar penilaian dan soal.

Absensi digunakan untuk mengetahui kehadiran siswa. Lembar

pengamatan disusun dalam melakukan pengamatan terhadap

seluruh rangkaian proses kegiatan pembelajaran.

b. Pelaksanaan

Tindakan kelas siklus I berlangsung 1 kali tatap muka (2 x

(54)

sebanyak 23 siswa. Materi yang diajarkan dalam pertemuan ini

adalah Letak bilangan pada garis bilangan. Berikut adalah

langkah-langkah kegiatan tindakan kelas siklus I.

1) Kegiatan Awal

a) Salam

b) Do’a bersama

c) Absensi

d) Apersepsi

e) Guru mengingatkan urutan angka

f) Guru memberikan soal untuk dikerjakan

2) Kegiatan Inti

a) Sebelum mempelajari permainan ular tangga, siswa

terlebih dahulu memahami proses pembelajaran

b) Guru bertanya kepada siswa tentang macam-macam

bilangan

c) Guru menjelaskan materi garis bilangan kepada siswa

d) Siswa memperhatikan secara seksama cara

menyelesaikan contoh soal garis bilangan

e) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menanyakan hal yang belum dipahami

(55)

3) Kegiatan Akhir

a) Guru bersama siswa membuat kesimpulan hasil

pembelajaran

b) Guru bersama siswa membaca hamdalah untuk

mengakhiri pelajaran

c) Guru mengucapkan salam

c. Observasi

Pada tahap observing peneliti mengamati jalannya pelajaran

mencakup aktifitas siswa, situasi kelas dan perhatian siswa. Dalam

observasi ini peneliti menggunakan perangkat berupa lembar

pengamatan.

d. Refleksi

Hasil dari pengamatan dikumpulkan dan dianalisis.

Penelitian ini berhasil jika terdapat peningkatan hasil belajar

siswa. Hasil belajar pada siklus pertama adalah dapat mengerjakan

soal yang telah disiapkan. Hasil analisis data data yang

dilaksanakan dalam siklus I ini akan digunakan sebagai acuan

untuk merencanakan tindakan siklus II.

3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II

a. Perencanaan

Dalam tahap perencanaan siklus II ini mencakup kegiatan

(56)

1) Menentukan waktu pelaksanaan tindakan kelas siklus

kedua yaitu dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 09

Oktober 2014 jam ke 2-3 (07.35-08.45).

2) Penyusunan RPP

Penyusunan RPP disesuaikan dengan standar

kompetensi dan kompetensi dasar serta perangkat

pembelajaran yang akan digunakan pada siklus II. Data

yang diperoleh pada tindakan kelas siklus I juga menjadi

bahan pertimbangan dalam penyusunan RPP siklus II.

Adapun standar kompetensi dan kompetensi dasar pada

siklus ini adalah :

Standar Kompetensi : Melakukan operasi hitung

bilangan sampai tiga

Kompetensi Dasar : Menentukan letak bilangan

pada garis bilangan

Indikator Kompetensi:

 Mengurutkan bilangan dengan urutan yang benar

 Mengurutkan letak bilangan pada garis bilangan

dengan urutan yang benar

3) Penyiapan Perangkat

Perangkat yang disiapkan dalam siklus II meliputi

absensi, lembar pengamatan, lembar penilaian dan soal.

(57)

Lembar pengamatan disusun dalam melakukan

pengamatan terhadap seluruh rangkaian proses kegiatan

pembelajaran.

b. Pelaksanaan

Tindakan pelaksanaan siklus II dilaksanakan pada hari

Rabu tanggal 09 Oktober 2014 jam ke 2-3 (07.35-08.45). Siswa

yang hadir sebanyak 23 siswa. Materi yang diajarkan dalam

pertemuan ini adalah Letak bilangan pada garis bilangan.

Pembelajaran dilaksanakan dengan menerapkan media permainan

ular tangga. Berikut adalah langkah-langkah kegiatan tindakan

kelas siklus II.

1) Kegiatan Awal

a) Salam

b) Do’a bersama

c) Absensi

d) Apersepsi

e) Guru mengingatkan urutan angka

f) Guru memberikan soal untuk dikerjakan

2) Kegiatan Inti

a) Guru menjelaskan proses pembelajaran

b) Guru bertanya kepada siswa tentang macam-macam

bilangan

(58)

d) Guru menguraikan materi garis bilangan secara singkat

disertai dengan demontrasi media permainan ular tangga.

e) Guru menjelaskan cara menggunakan media permainan

ular tangga.

f) Siswa mendengarkan penjelasan yang disampaikan guru

g) Siswa memperhatikan secara seksama cara penggunaan

permainan ular tangga yang dipraktikkan oleh guru.

h) Guru membagi siswa dalam kelompok.

i) Siswa diminta menuliskan letak bilangan dengan ular

tangga yang telah disediakan.

j) Siswa menuliskan hasil diskusi kelompoknya di depan

kelas.

k) Guru bersama siswa mengoreksi hasil diskusi tiap

kelompok.

l) Siswa mengerjakan soal yang telah diberikan

3) Kegiatan Akhir

a) Guru bersama siswa membuat kesimpulan hasil

pembelajaran

b) Guru bersama siswa membaca hamdalah untuk

mengakhiri pelajaran

(59)

c. Observasi

Dalam pelaksanaan tindakan kelas siklus II, peneliti

melakukan pengamatan terhadap jalannya pelajaran mencakup

aktifitas siswa, situasi kelas dan perhatian siswa. Dalam tindakan

kelas siklus II ini peneliti mengamati apakah ada perubahan

tingkah laku dari pertemuan sebelumnya.

d. Refleksi

Hasil dari pengamatan dikumpulkan dan dianalisis.

Penelitian ini berhasil jika terdapat peningkatan hasil belajar

siswa. Hasil belajar pada siklus kedua adalah dapat mengerjakan

soal yang telah disiapkan. Hasil analisis data data yang

dilaksanakan dalam siklus II ini akan digunakan sebagai acuan

untuk merencanakan tindakan siklus III.

4. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III

a. Perencanaan

Dalam tahap perencanaan siklus III ini mencakup kegiatan

sebagai berikut :

1) Menentukan waktu pelaksanaan tindakan kelas siklus kedua

yaitu dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 10 Oktober 2014

jam ke 2-3 (07.35-08.45).

2) Penyusunan RPP

Penyusunan RPP disesuaikan dengan standar

(60)

pembelajaran yang akan digunakan pada siklus III. Data yang

diperoleh pada tindakan kelas siklus II juga menjadi bahan

pertimbangan dalam penyusunan RPP siklus III. Adapun

standar kompetensi dan kompetensi dasar pada siklus ini

adalah :

Standar Kompetensi : Melakukan operasi hitung bilangan

sampai tiga

Kompetensi Dasar : Menentukan letak bilangan pada garis

bilangan

Indikator Kompetensi :

a. Mengurutkan bilangan dengan urutan yang benar

b. Mengurutkan letak bilangan pada garis bilangan

dengan urutan yang benar

3) Penyiapan Perangkat

Perangkat yang disiapkan dalam siklus III meliputi

absensi, lembar pengamatan, lembar penilaian dan soal.

Absensi digunakan untuk mengetahui kehadiran siswa.

Lembar pengamatan disusun dalam melakukan pengamatan

terhadap seluruh rangkaian proses kegiatan pembelajaran.

b. Pelaksanaan

Tindakan kelas siklus III dilaksanakan pada hari Jum’at

tanggal 10 Oktober 2014 jam ke 2-3 (07.35-08.45). Siswa yang

(61)

ini adalah Letak bilangan pada garis bilangan. Pembelajaran

dilaksanakan dengan menerapkan media permainan ular tangga.

Berikut adalah langkah-langkah kegiatan tindakan kelas siklus III.

1) Kegiatan Awal

a) Salam

b) Do’a bersama

c) Absensi

d) Apersepsi

e) Guru mengingatkan urutan angka

f) Siswa mengerjakan soal yang diberikan

2) Kegiatan Inti

a) Guru menjelaskan proses pembelajaran

b) Guru bertanya kepada siswa tentang macam-macam

bilangan

c) Guru memperkenalkan media permainan ular tangga.

d) Guru menguraikan materi garis bilangan secara singkat

disertai dengan demontrasi media permainan ular tangga.

e) Guru menjelaskan cara menggunakan media permainan

ular tangga.

f) Siswa mendengarkan penjelasan yang disampaikan guru

g) Siswa memperhatikan secara seksama cara penggunaan

permainan ular tangga yang dipraktikkan oleh guru.

(62)

i) Siswa diminta menuliskan letak bilangan dengan ular

tangga yang telah disediakan.

j) Siswa menuliskan hasil diskusi kelompoknya di depan

kelas.

k) Guru bersama siswa mengoreksi hasil diskusi tiap

kelompok.

l) Guru memberikan soal untuk dikerjakan

3) Kegiatan Akhir

a) Guru bersama siswa membuat kesimpulan hasil

pembelajaran

b) Guru bersama siswa membaca hamdalah untuk

mengakhiri pelajaran

c) Guru mengucapkan salam

c. Observasi

Dalam pelaksanaan tindakan kelas siklus III, peneliti

melakukan pengamatan terhadap jalannya pelajaran mencakup

aktifitas siswa, situasi kelas dan perhatian siswa. Dalam tindakan

kelas siklus III ini peneliti mengamati apakah ada perubahan

tingkah laku dari pertemuan sebelumnya.

d. Refleksi

Hasil dari pengamatan dikumpulkan dan dianalisis.

Penelitian ini berhasil jika terdapat peningkatan hasil belajar

(63)

soal yang telah disiapkan. Pada siklus III ini, siswa mengikuti

pelajaran dengan baik, siswa juga sudah mulai terbiasa dengan

(64)

BAB IV

HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Pra Siklus

Tahap pra siklus merupakan tahap pengumpulan data pada saat

sebelum dilaksanakan penelitian. Peneliti mengumpulkan data dan

informasi dengan cara melakukan dialog dengan guru kelas III serta

observasi terhadap pembelajaran matematika pra siklus. Melalui

pengamatan selama proses pembelajaran tersebut, peneliti

menemukan hasil kegiatan belajar siswa selama proses pembelajaran.

Berikut adalah hasil keaktifan belajar siswa selama proses

pembelajaran :

Tabel 4.1 Jumlah Siswa yang Terlibat dalam Setiap Jenis Kegiatan

Pra Siklus

No .

Jenis Keterlibatan

Siswa yang

Terlibat Jumlah %

1. Antusias dalam belajar 10 43,48

2. Memperhatikan materi pembelajaran yang disampaikan

9 39,13

3. Mengajukan pertanyaan 4 17,39

4. Menjawab pertanyaan 5 21,74

5. Mengerjakan soal yang diberikan guru 10 43,48 6. Mengenal lambang bilangan dalam ular

tangga

9 39,13

7. Dapat menggunakan ular tangga dalam menghitung

(65)

Data tersebut di atas menunjukkan bahwa keseriusan siswa dalam

belajar masih kurang. Hanya sebagian dari seluruh siswa yang

memperhatikan penjelasan dari guru, sebagian yang lainnya asik

bermain sendiri dan berbicara dengan temannya. Hanya beberapa

siswa yang berani menjawab dan mengajukan pertanyaan. Kondisi ini

terjadi karena siswa merasa jenuh atau bosan, sehingga mereka

cenderung diam ketika diminta untuk menjawab ataupun mengajukan

pertanyaan.

Hal ini menunjukkan bahwa guru masih menggunakan metode

konvensional yaitu ceramah, tanya jawab dan pemberian tugas

sehingga siswa pasif dalam proses pembelajaran. Pengamatan ini juga

menemukan bahwa masih banyak siswa yang belum memiliki

kemandirian dalam mengerjakan soal, mereka berdiskusi dengan

teman sebangku, bahkan banyak pula yang tidak menyelesaikan soal

dengan baik.

Selain melakukan pengamatan, peneliti juga memberikan tes

formatif sebagai pengukur hasil belajar siswa. Adapun dari hasil tes

formatif pada pra siklus ini didapatkan hasil sebagaimana terdapat

pada tabel berikut ini :

Tabel 4.2 Hasil Tes Formatif Pra Siklus

No Nama KKM Nilai Keterangan

1. A 60 40 Tidak Tuntas

(66)

3. C 60 50 Tidak Tuntas

4. D 60 70 Tuntas

5. E 60 40 Tidak Tuntas

6. F 60 30 Tidak Tuntas

7. G 60 50 Tidak Tuntas

8. H 60 50 Tidak Tuntas

9. I 60 60 Tuntas

10. J 60 40 Tidak Tuntas

11. K 60 30 Tidak Tuntas

12. L 60 30 Tidak Tuntas

13. M 60 80 Tuntas

14. N 60 50 Tidak Tuntas

15. O 60 50 Tidak Tuntas

16. P 60 50 Tidak Tuntas

17 Q 60 70 Tuntas

18 R 60 40 Tidak Tuntas

19 S 60 30 Tidak Tuntas

20 T 60 60 Tuntas

21 U 60 70 Tuntas

22 V 60 50 Tidak Tuntas

23 W 60 30 Tidak Tuntas

Rata-rata 60 48,26 Tidak Tuntas

Keterangan :

Gambar

Gambar 1.1 Tahap Penelitian (Arikunto, 2008:16)
Tabel 4.1 Jumlah Siswa yang Terlibat dalam Setiap Jenis Kegiatan
Tabel 4.2 Hasil Tes Formatif Pra Siklus
Tabel 4.3 Jumlah Siswa yang Terlibat dalam Setiap Jenis Kegiatan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Usulan prioritas perbaikan berdasarkan gabungan antara Uji Hipotesis dengan IPA yang dikaitkan dengan perilaku konsumen dan STP yaitu menambah jumlah alat latihan, memasang

Saya telah membaca dan memahami penjelasan dari peneliti mengenai penelitian yang berjudul “ hubungan kontribusi makanan dari luar rumah sakit dan persepsi pasien

Tingginya tingkat komitmen afektif organisasi yang dimiliki para pekerja pelaksana Perusahaan Umum (Perum) X Semarang pada rentang 80 - 104 mengandung arti bahwa

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul :Peran Predominant Use Of Targets

Peristiwa atau kejadian yang terjadi akan terealisasikan lebih jelas dalam gabungan foto dan teks berita.Salah satu cabang dari foto jurnalistik adalah foto esai, selain foto

Mengevaluasi Koreografi total 10 point yang dibagi menjadi 3 unsur, yaitu:.. Penampilan dan kesesuaian musik

[r]

"Di tengah-tengah kota ini kecantikan mungkin akan menjadi taruhan hari depanmu. Kau tabu bukan, di jalanan depan long kita ini sering lewat mobil-mobil mewah yang