PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BMT TUMANG
CABANG SELO
TUGAS AKHIR
Disusun dan diajukan untuk memenuhi syarat guna
memperoleh Gelar Ahli Madya
Program Studi D III Perbankan Syariah
Oleh:
MUHAMMAD SAID ASYROFI
NIM: 201-12-002
JURUSAN D III PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
MOTTO
“Bahagia itu adalah
mereka yang bangga menjadi dirinya sendiri,
tanpa mengkuatirkan apa yang dipikirkan orang lain
pada dirinya”.
“Tiada daya dan upaya kecuali hanya dengan izin Allah swt,
manusia yang berencana dan Allah yang menentukan”.
Tidaklah sulit orang yang menginginkan sesuatu hal, jika dalam usahanya
PERSEMBAHAN
Tugas Akhir ini kupersembahkan kepada: Ibu dan bapakku yang telah berjuang
Baik lahir maupun batin demi anak-anaknya.
Para guruku sejak lahir sampai sekarang ini, yang mengajarkanku apa yang belum saya ketahui.
Teman dan sahabatku yang senantiasa memberiku motivasi dan membantuku untuk menyelesaikan Tugas
Akhir ini.
Dan semua pihak yang tidak bisa ku sebutkan satu persatu yang telah turut andil dalam menyelesaikan
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya sehingga Tugas Akhir yang
berjudul “Strategi Pemasaran dan Prosedur Pembiayaan Mudharabah di BMT
Tumang Cabang Selo” dapat terlaksana dengan baik dan lancar. Shalawat dan
salam semoga selalu tercurah kepada beliau Nabi Agung junjungan kita,
Muhammad SAW yang selalu kita nantikan di dunia dan di akhirat kelak.
Penulisan tugas akhir ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
kelulusan program Diploma III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Studi Perbankan
Syariah Institut Agama Islam Negeri (IAIN).
Dalam penulisan Tugas Akhir ini penulis melibatkan banyak pihak yang
membantu dan memberikan bimbingan serta memotivasi yang sangat membantu
penulis dalam menyelesaikan penulisan Tugas Akhir ini, oleh karena itu dengan
kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Rahmad Hariyadi, M,Pd selaku Rektor IAIN Salatiga
2. Bapak Dr. Anton Bawono, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Bisnis dan
Islam IAIN Salatiga
3. Bapak Ahmad Mifdlol M, Lc, M.SI selaku Ketua Program Studi D III
Perbankan Syariah yang telah member dukungan dan motivasi.
4. Bapak Nafis Irkhami, M.Ag, MA, selaku dosen pembimbing yang telah
mencurahkan waktu memberikan pengarahan kepada penulis dalam penulisan
5. Bapak dan ibu dosen Program Studi D III Perbankan Syariah IAIN Salatiga
yang telah memberikan bekal ilmu yang sangat membantu dalam Tugas Akhir
ini.
6. Pimpinan/Manajer beserta seluruh jajaran staf dan karyawan BMT Tumang
Cabang Selo yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
melakukan penelitian.
7. Bapak dan ibu, keluarga, serta saudara-saudara yang telah memberikan
motivasi dan dukungan materil maupun spiritual.
8. Teman-teman D III Perbankan Syariah angkatan 2012 dan sahabat-sahabat
penulis yang selalu memberi semangat dan bantuan dalam penyelesaian Tugas
Akhir ini.
9. Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan Tugas Akhir ini yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari kata
sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
mendukung dan membangun demi lebih baiknya laporan ini sehingga menjadi
lebih sempurna. Akhirnya penulis memohon maaf atas keterbatasan penulis
dalam menyelesaikan laporan ini. Besar harapan penulis, semoga laporan ini
dapat bermanfaat dan menambah pengalaman serta pengetahuan bagi
pembaca.
ABSTRAK
Muhammad Said Asyrofi, 2015. Strategi Pemasaran dan Prosedur
Pembiayaan Mudharabah di BMT Tumang Cabang Selo. Jurusan D III Perbanan Syariah (PS)Tugas Akhir. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing: Nafis Irkhami, M,Ag. M.A.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi pemasaran pembiayaan mudharabah dan prosedur pendaftaran calon anggota pada BMT Tumang cabang Selo. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif yaitu menguraikan data-data yang telah terkumpul.Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat mengetahui strategi pemasaran yang digunakan khususnya dalam mempromosikan produk pembiayaan mudharabah.
Strategi pemasaran BMT Tumang cabang selo adalah dengan cara menentukan dahulu pasar sasaran yang ingin dituju, dibutuhkan pemasar yang handal dan melakukan promosi dari pintu ke pintu, melalui majlis, media online, melalui iklan dan pendekatan dengan tokoh masyarakat. Prosedur pembiayaan BMT Tumang cabang Selo dan cabang-cabang lain harus sesuai dengan SOP (Standar Operasional Prosedur) pembiayaan
mudharabah.
Kata kunci: Strategi Pemasaran, Pembiayaan Mudharabah, BMT
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGAJUAN TUGAS AKHIR ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN ... v
MOTTO ... vi
PERSEMBAHAN ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
ABSTRAK ... x
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR TABEL ... xv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5
D. Penelitian Terdahulu ... 6
E. Metode Penelitian ... 8
F. Sistematika Penulisan ... 9
2. Tujuan Pemasaran ... 12
3. Konsep-konsep Pemasaran ... 13
B. Pembiayaan ... 15
1. Pengertian Pembiayaan ... 15
2. Macam-macam Pembiayaan ... 17
C. Mudharabah ... 20
a. Pengertian Mudharabah ... 20
b. Rukun Mudharabah ... 22
c. Manfaat Mudharabah ... 22
d. Resiko Mudharabah ... 23
e. Berakhirnya Usaha Mudharabah ... 25
BAB III LAPORAN OBJEK PENELITIAN ... 26
A. Gambaran Umum ... 26
1. Dasar Pemikiran dan Sejarah Perkembangan BMT Tumang ... 26
2. Sejarah Berdirinya BMT Tumang Cabang Selo ... 28
3. Visi Misi BMT Tumang Cabang Selo ... 29
4. Struktur Organisasi dan Pembagian Tugas BMT Tumang Cabang Selo ... 29
5. Lokasi BMT Tumang dan Wilayah Kerja BMT Tumang ... 33
6. Keunggulan BMT Tumang ... 35
7. Produk-produk di BMT Tumang Cabang Selo ... 35
B. Data-data Deskrptif ... 45
Pada Pendirian BMT Selo ... 45
2. Perkembangan Organisasi BMT Tumang Cabang Selo ... 47
BAB IV ANALISIS ... 48
A. Strategi Pemasaran Pembiayaan mudharabah ... 48
1. Pasar Sasaran yang tepat ... 48
2. Pemasar dan Prospek... 48
3. Strategi Promosi ... 49
B. Prosedur Pembiayaan Mudharabah BMT Tumang Cabang Selo .... 51
BAB V PENUTUP ... 54
A. Kesimpulan ... 54
B. Saran-saran ... 55
DAFTAR PUSTAKA ... 57
LAMPIRAN
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Tabel 1.1 Penelitian Terdahulu ... 7
Tabel 3.1 Nisbah bagi hasil simpanan mudharabah berjangka ... 36
Tabel 3.2 Ilustrasi Penerimaan Bagi Hasil SiMudaMapan ... 39
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998, pengertian
perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank,
mencakup kelembagaan, kegiatan usaha serta cara dan proses dalam
melaksanakan kegiatan usahanya (pasal 1 angka 1). Sedangkan yang
dimaksud bank ialah berupa badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat
dalam bentuk kredit dan bentuk-bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak (pasal 1 angka 2). Namun ditinjau
dari sudut pandang hukum, ruang lingkup pengertian perbankan itu masih
bersifat umum sehingga belum sampai pada kesimpulan apakah jenis
kegiatan usaha yang di lakukan di lembaga perbankan tersebut halal atau
haram.Karena itu tidak menjamin kehalalan kegiatan usaha perbankan,
maka dalam operasionalnya harus menggunakan prinsip-prinsip syariah.
Dengan demikian lembaga perbankan yang kegiatan usahanya berdasarkan
pada prinsip-prinsip syariah maka dapat dikatakan sebagai perbankan
syariah (Susanto, 2008: 17).
Bank yang beroperasi tanpa bunga dengan sistem bagi hasil sesuai
syariah yaitu disebut Bank Syariah. Bank Syariah baru diakui berdirinya
pada tahun 1992 menyusul diundangkannya Undang-undang Nomor 7
syariah, yaitu PT Bank Muamalat Indonesia, dan 77 Bank Perkreditan
Syariah. Jumlah bank syariah yang masih sangat terbatas ini, menunjukkan
posisi yang belum menentukan, baik dalam ikut membangun
perekonomian nasional, maupun dalam terjadinya krisis ekonomi yang
dimulai tahun 1997 hingga sekarang. Patut dicermati bahwa selama
perjalanannya krisis ekonomi ini, Bank Muamalat Indonesia tetap sehat,
demikian juga sebanyak 30 persen dari bank perkreditan rakyat syariah
dinilai sehat. Realita ini jelas mengundang pertanyaan, sejauh mana
relevansi bank syariah dengan upaya bangsa Indonesia untuk memulihkan
dan membangun kembali perekonomiannya (Tanjung, 2007:213).
Pembentukan Bank Syariah semula diragukan. Banyak pihak yang
beranggapan bahwa sistem perbankan bebas bunga (interest free) adalah suatu yang tak mungkin dan tak lazim. Kedua, adanya pertanyaan tentang
bagaimana bank akan membiayai operasinya. Tetapi lain pihak, Bank
Syariah adalah satu alternatif sistem ekonomi Islam.
Dibentuknya bank syariah dengan tujuan supaya mampu
mengarahkan kegiatan ekonomi umat untuk bermuamalah secara Islam,
khususnya muamalah yang berhubungan dengan perbankan agar terhindar
dari praktik-praktik riba atau jenis-jenis usaha lain yang mengandung
unsur gharar (tipuan). Jenis-jenis usaha tersebut selain dilarang Islam, juga telah menimbulkan dampak negatif terhadap kehidupan ekonomi
sehat antara lembaga keuangan, khususnya bank dari gejolak moneter baik
dari dalam maupun luar negeri.
Pada tahun 1990-an Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI)
sangat aktif melakukan pengkajian tentang pengembangan ekonomi Islam
di Indonesia. Hasil diskusi oleh beberapa kalangan, di antaranya ICMI dan
para ulama yang tergabung dengan Majlis Ulama Indonesia (MUI)
menghendaki adanya lembaga keuangan syariah yang bebas dari unsur
riba, salah satunya adalah BMT (Baitul Maal Wa Tamwil). Karena keterbatasan jangkauan dari bank terhadap usaha lapisan usaha bawah,
banyak rentenir yang meminjamkan uangnya kepada pelaku usaha kecil
dengan usaha yang tinggi. Hal ini sangat jelas menzholimi orang-orang
yang lemah secara ekonomi. Kehadiran BMT adalah untuk menghilangkan
para rentenir yang sangat jelas menjerat kalangan usaha kecil dan
menengah dengan jeratan hutang yang berbunga tinggi. Ketika Indonesia
mengalami masa-masa sulit selama krisis ekonomi dan moneter, BMT
banyak berperan hingga ke lapisan bawah. Dengan kata lain, BMT sering
melakukan pendekatan dan bantuan kepada kalangan usaha kecil dan
menengah untuk mendorong kemajuan usaha mereka.
BMT dengan sistem bagi hasil dirancang dengan prinsip syari’ah
untuk terbinanya suatu kebersamaan dan keadilan dalam menanggung
mengadakan pembiayaan. Bagi hasil ini dilakukan sebagai wujud bahwa
umat Islam menjauhi sistem bunga bank, karena bunga bank itu
merupakan dari. Seperti yang tercantum dalam Al-Quran di bawah ini:
ِل َٰذ
ۚ
ﱢسَمْلٱ
َنِم
ُنَٰطْيﱠشلٱ
ُهُطﱠبَخَتَي
ىِذﱠلٱ
ُموُقَي
اَمَك
ﱠلاِإ
َنوُموُقَي
َلا
۟ا ٰوَبﱢرلٱ
َنوُلُكْأَي
َنيِذﱠلٱ
َك
ۚ
۟ا ٰوَبﱢرلٱ
َمﱠرَحَو
َعْيَبْلٱ
ُ ﱠ ٱ
ﱠلَحَأَو
ۗ
۟ا ٰوَبﱢرلٱ
ُلْثِم
ُعْيَبْلٱ
اَمﱠنِإ
۟آوُلاَق
ْمُھﱠنَأِب
Artinya: Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapatberdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan lantaran
(tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah
disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama
dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba.
Untuk mengantisipasi agar umat Islam tidak memakan riba, kemudian muncullah sistem bagi hasil. Pada sistem bagi hasil, tidak ada
ketertindasan salah satu pihak dalam kegiatan perbaikan karena adanya
suatu feed back yang saling menguntungkan antara ketiganya yaitu BMT (Shahibul Maal), penabung (Mudharib) dan nasabah yang meminjam dana kepad Shahibul Maal. Oleh karena itu BMT Tumang Cabang Selo menggunakan bagi hasil dalam keuntungan yang diperoleh sesuai
kesepakatan antara kedua belah pihak dan dinyatakan dalam persentase
tertentu yang dituangkan dalam perjanjian.
Keberadaan BMT Tumang Cabang Selo sebagai salah satu lembaga
hasil diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan dan keuntungan bagi
kedua belah pihak.
Dari uraian diatas maka masalah ini menarik untuk diteliti tentang
penawaran produk-produk BMT Tumang Cabang Selo serta bagaimana
perasionalnya, terutama tentang realisasi bagi hasil dengan menganalisa
kegiatan yang dilakukan selama ini. Berdasarkan latar belakang tersebut
maka judul yang penulis ambil adalah “Strategi Pemasaran dan Prosedur
Pembiayaan Mudharabah di BMT Tumang Cabang Selo”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diterangkan di atas, maka penulis
merumuskan masalah yang akan dibahas pada tugas akhir sebagai berikut:
1. Stategi apa yang digunakan BMT Tumang Cabang Selo dalam
memasarkan produk pembiayaan Mudharabah?
2. Bagaimana prosedur pendaftaran calon anggota pembiayaan
Mudharabah di BMT Tumang Cabang Selo? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan
Tujuan dari penelitian tugas akhir ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui strategi yang diterapkan BMT Tumang Cabang
Selo dalam memasarkan produk pembiayaan mudharabah.
b. Untuk mengetahui prosedur pendaftaran calon anggota pembiayaan
2. Kegunaan
Kegunaan dari tugas akhir ini adalah sebagai berikut:
a. Bagi Penulis
Untuk memperluas wawasan dan memahami sejauh mana
Pemasaran Pembiayaan mudharabah di BMT Tumang Cabang Selo.
b. Bagi IAIN Salatiga
Sebagai tambahan referensi dan informasi bagi akademik IAIN
Salatiga khususnya bagi mahasiswa yang menyusun Tugas Akhir.
c. Bagi BMT Tumang Cabang Selo
Penulisan tugas akhir ini dapat memberikan masukan pemikiran
dalam mengembangkan kegiatan BMT Tumang Cabang Selo di
masa mendatang.
D. Penelitian Terdahulu
Terkait tugas akhir yang akan diteliti oleh penulis, ada beberapa
telaah pustaka dari penelitian-penelitian sebelumnya yang telah dibuat
sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan maupun pembeda bagi
penelitian ini, berikut ini adalah hasil dari penelitian-penelitian terdahulu
Tabel 1.1
Penelitian Terdahulu
No .
Nama
Penulis/Tahun/Judul Hasil Penelitian 1. Russely Inti Dwi Permata,
Fransisca Yaningwati dan Zahroh Z.A/Analisis Pengaruh Pembiayaan Mudharabah Dan Musyarakah Terhadap Tingkat Profitabilitas (Return On Equity) (Studi pada Bank Umum Syariah Yang Terdaftar di Bank Indonesia Periode 2009-2012).
pembiayaan mudharabah memberikan pengaruh negative dan signifikan terhadap tingkat ROE, sedangkan pembiayaan musyarakah memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat ROE secara parsial.Secara simultan, pembiayaan mudharabah dan musyarakah ini memberikan pengaruh yang signifikan terhadap tingkat ROE.Pembiayaan mudharabah merupakan pembiayaan bagi hasil yang paling dominan mempengaruhi tingkat ROE Pada Bank X Syariah Cabang Tangerang Selatan.
Strategi pemasaran produk pembiayaan murabahah yang paling tepat sehingga mampu memenangi persaingan adalah strategi pertumbuhan atau growth strategy.
Strategi ini dipilih karena hasil perhitungan pada kuadran 1 dimana total weighed score kekuatan-kelemahan sebesar 3,31. Posisi pada kuadran ini sangat menguntungkan dan dapat dipasarkan secara maksimal dengan menerapkan kebijakan bauran pemasaran seperti kebijakan produk, kebijakan harga, kebijakan tempat dan kebijakan promosi yang mendukung pertumbuhan yang agresif dari produk pembiayaan murabahah.
3. Atieq Amjadallah Alfie Khanifah/2007/Analisis Kepatuhan Pembiayaan Mudharabah Dalam Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (Psak
No.59) Terhadap Aspek Syariah Ilmu Fiqih Syafi’iyah.
Muhammad SAW, tetapi ada yang belum sesuai syariah dari segi ilmu Fiqh Syafi’iyah yaitu Paragraf no. 14 point b pada PSAK No. 59 disebutkan bahwa pembiayaan mudharabah diberikan secara bertahap, sedangkan menurut ilmu Fiqh Syari’iyah pembiayaan mudharabah harus diberikan secara tunai dan tidak boleh diberikan secara bertahap/ kredit. 4. Aulia Nisa/2010/ Sistem
bagi hasil pembiayaan mudharabah di BMT Sumber Usaha Tengaran Kab.Semarang
meskipun perkembangan pembiayaan
mudharabah semakin tinggi banyak nasabah yang memilih produk mudharabah, namun sistem bagi hasil yang diterapkan di Bank belum sesuai dengan syari’ah Islam dikarenakan secara tidak sadar pihak nasabah terdzolimi. Lebih baik pihak Bank harus memperbaiki perhitungan bagi hasil yang sesuai dengan syari’ah Islam agar tidak ada pihak yang terdzolimi.
E. Metode Penelitian
1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan penulis untuk menyusun laporan ini ada 2
yaitu:
a. Data Primer (primary data)
Data primer yaitu data yang dikumpulkan sendiri oleh perorangan/suatu organisasi langsung melalui objeknya.
b. Data Sekunder (Secondary Data)
2. Metode Pengumpulan Data
a. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.Percakapan
itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer)
yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 2011:186).
Wawancara dilakukan penulis dengan marketing finance di BMT
Tumang Cabang Selo pada tanggal 10 Agustus 2015 pukul 14.30
WIB.
b. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai sesuatu yang
berupa catatan. Metode ini peneliti gunakan untuk mencari
tambahan data yang kongrit tentang yang sedang diteliti yang
diperoleh dari catatan sebuah dokumen. Dalam sebuah penelitian
dokumen menjadi penting karena melalui dokumen penelitian
dapat menimba ilmu pengetahuan bila dianalisis dengan cermat.
c. Deskriptif
Dalam penulisan laporan penelitian, data yang dikumpulkan adalah
berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Hal ini di
sebabkan oleh adanya penerapan metode.
F. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pembahasan dan penelaahan terhadap tugas
Bab I Terdiri atas latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan
kegunaan penelitian terdahulu, metode penelitian, dan sistematika
penulisan.
Bab II Berisi landasan teori yang membahas tentang telaah pustaka
dan kerangka teoristik yang berisi tentang pandangan umum strategi
pemasaran, pembiayaan dan pembiayaan mudharabah.
Bab III Berisi laporan objek penelitian, gambaran umum mengenai
objek penulisan tugas akhir di antaranya mengenai sejarah berdirinya
BMT Tumang Cabang Selo, visi misi, struktur organisasi, lokasi dan
wilayah kerja BMT Tumang, keunggulan BMT Tumang dan
produk-produk di BMT Tumang Cabang Selo. Sedangkan data-data deskriptif
berisi tehnik yang dijalankan untuk mensosialkan produk-produk dan
perkembangan BMT.
Bab IV Berisi tentang hasil penelitian dan analisa data yang meliputi
strategi pemasaran pembiayaan mudharabah dan sistem pembiayaan
mudharabah di BMT Tumang Cabang Selo.
Bab V Berisi tentang informasi hasil penelitian yang mencakup
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pandangan Umum Tentang Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran merupakan hal yang sangat penting bagi
perusahaan dimana strategi pemasaran merupakan suatu cara mencapai
tujuan dari sebuah perusahaan. Hal ini juga didukung oleh pendapat Swastha
“Strategi adalah serangkaian rancangan besar yang menggambarkan
bagaimana sebuah perusahaan harus beroperasi untuk mencapai tujuannya.”
Strategi pemasaran tidak hanya diperuntukkan bagi usaha berskala besar
saja. Usaha kecil juga membutuhkan strategi pemasaran untuk
mengembangkan usahanya, karena sering kali pada saat kondisi kritis justru
usaha kecillah yang mampu memberikan pertumbuhan terhadap pendapatan
masyarakat (Hermawan, 2012:33).
Tujuan kegiatan pemasaran bukanlah sederhana dan sepihak untuk
kepuasan konsumen saja, tetapi juga demi kepentingan perusahaan.
Konsumen yang puas karena kebutuhannya terpenuhi akan menjadi
pelanggan yang menguntungkan bagi perusahaan. Dengan kata lain, tujuan
perusahaan hanya akan tercapai melalui pencapaian tujuan konsumen
terlebih dahulu. Pemasaran juga bukan monopoli kegiatan bisnis yang
mendasarkan pada keuntungan saja. Individual atau organisasi non profit
pun perlu melakukan kegiatan pemasaran untuk mencapai tujuannya
Pentingnya pemasaran dilakukan dalam rangka memenuhi
kebutuhan dan keinginan masyarakat akan suatu produk atau jasa.
Pemasaran menjadi semakin penting dengan semakin meningkatnya
pengetahuan masyarakat. Pemasaran juga dapat dilakukan dalam rangka
menghadapi pesaing yang dari waktu kewaktu semakin meningkat. Para
pesaing justru semakin gencar melakukan usaha pemasaran dalam rangka
memasarkan produknya (Kasmir, 2005:59).
1. Pengertian Pemasaran
Pemasaran adalah suatu proses perpindahan barang atau jasa dari
tangan produsen ke tangan konsumen. Atau dapat dikatakan pula bahwa
pemasaran adalah semua kegiatan usaha yang bertalian dengan arus
penyerahan barang dan jasa-jasa dari produsen ke konsumen (Mursid,
1997:26).
Sedangkan arti pemasaran menurut Kotler (2000:7), adalah suatu
proses sosial dan manajerial yang di dalamnya individu dan kelompok
mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan
menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai
dengan pihak lain.
2. Tujuan Pemasaran
Kegiatan pemasaran yang dilakukan suatu perusahaan memiliki
beberapa tujuan yang hendak dicapai, baik tujuan jangka pendek maupun
dalam jangka panjang dilakukan untuk mempertahankan produk-produk
yang sudah ada agar tetap eksis. Begitu pula dengan pemasaran bank
merupakan usaha untuk mendapat perhatian, untuk dimiliki, digunakan
dan dikonsumsi dalam rangka memenuhi kebutuhan dan keinginan
nasabah dalam bentuk produk simpanan (giro, tabungan dan deposito),
pinjaman (kredit), dan jasa-jasa lainnya.
Secara umum tujuan pemasaran bank adalah untuk :
a. Memaksimalkan konsumsi atau dengan kata lain memudahkan dan
merangsang konsumsi, sehingga dapat menarik nasabah untuk
membeli produk yang ditawarkan bank secara berulang-ulang.
b. Memaksimalkan kepuasan konsumen melalui berbagai pelayanan
yang diinginkan nasabah.
c. Memaksimalkan pilihan (ragam produk) dalam arti bank
menyediakan berbagai jenis produk bank sehingga nasabah
memiliki beragam pilihan pula.
d. Memaksimumkan mutu hidup dengan memberikan berbagai
kemudahan kepada nasabah dan menciptakan iklim yang efisien
(Kasmir, 2003 : 170 – 171).
3. Konsep-konsep Pemasaran
Dalam pemasaran, terdapat beberapa konsep dasar yang melandasi
kegiatan-kegiatan pemasaran suatu lembaga keuangan pada umumnya.
Menurut kotler (1997:9), konsep-konsep itu terdiri dari:
Menyatakan bahwa konsumen akan menyukai produk yang tersedia
dan selaras dengan kemampuan mereka. Konsep ini merupakan
konsep paling tua.
b. Konsep Produk
Konsep produk ini berpendapat bahwa konsumen akan memilih
produk yang akan menawarkan mutu dan kinerja terbaik. Konsep
produk ini menimbulkan “Miopia Pemasaran” dimana pemasaran hanya menfokuskan perhatiannya pada produk tidak pada kebutuhan
dan keinginginan pasar.
c. Konsep Penjualan
Menurut konsep ini jika konsumen dibiarkan saja, maka konsumen
tidak akan membeli produk perusahaan dalam jumlah yang cukup.
Perusahaan akan melakukan kegiatan penjualan dan promosi yang
agresif.
d. Konsep Pemasaran
Konsep ini merupakan konsep yang menentang konsep-konsep
sebelumnya. Menurut konsep ini, kunci untuk mencapai tujuan pasar
adalah dengan menentukan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran,
serta memberikan kepuasan yang diinginkan secara efektif dan
B. Pembiayaan
1. Pengertian Pembiayaan
Menurut UU No. 10 Tahun 1998 pengertian pembiayaan adalah
penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain
yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah
jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil (Muhammad,
2001:10).
Pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan uang
atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang
dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka
waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.
Dalam pengertian lain, Pembiayaan adalah penyediaan dana atau
tagihan berdasarkan akad mudharabah atau musyarakah atau pembiayaan lainnya berdasarkan prinsip bagi hasil (Sudarsono,
2004:107).
Sebagai upaya memperoleh pendapatan yang maksimal mungkin,
aktivitas pembiayaan BMT juga menganut asas syari’ah, yakni dapat
berupa bagi hasil, keuntungan maupun jasa manajemen. Upaya ini harus
dikendalikan sedemikian rupa sehingga kebutuhan liquiditas dapat
Supaya dapat memaksimalkan pengelolaan dana, maka manajemen
BMT harus memperhatikan tiga aspek penting dalam pembiayaan yakni:
aman, lancar dan menguntungkan.
a. Aman
Aman dalam hal ini adalah keyakinan bahwa dana yang
telah dilempar dapat ditarik kembali sesuai dengan waktu yang telah
disepakati. Untuk menciptakan kondisi tersebut, sebelum dilakukan
pencairan pembiayaan, BMT terlebih dahulu harus melakukan
survey usaha untuk memastikan bahwa usaha yang dibiayai layak.
Dilarang memberikan pembiayaan hanya faktor kasihan, BMT harus
betul-betul jeli dalam melihat usaha yang diajukan.
b. Lancar
Lancar yaitu keyakinan bahwa dana BMT dapat berputar
dengan lancar dan cepat. Semakin cepat dan lancar perputaran
dananya, maka pengembangan BMT akan semakin baik. Untuk itu
BMT harus membidik segmen pasar yang putarannya harian atau
mingguan harus berimbang dan akan lebih baik jika hariannya lebih
banyak.
c. Menguntungkan
Menguntungkan dalam hal ini adalah perhitungan dan
proyeksi yang tepat, untuk memastikan bahwa dana yang dilempar
pendapatan ini memiliki pengaruh yang besar bagi kelangsungan
BMT, karena para deposan akan secara langsung merasakan
dampaknya. Semakin besar pendapatan BMT, akan semakin besar
pula bagi hasil yang akan diterima oleh anggota penabung dan
sebaliknya. Besar kecilnya bagi hasil tentu saja akan sangat
dipengaruhi oleh bagi hasil BMT yang diterima daari nasabah
peminjam. Oleh karena itu, hubungan timbal balik ini harus
dipelihara supaya tidak saling merugikan (Ridwan, 2004:163).
2. Macam-macam Pembiayaan
Menurut Sudarso (2003:47), macam-macam pembiayaan dapat
dibagi menjadi 4 bagian, yaitu sebagai berikut:
a. Berdasarkan Prinsip Jual Beli
1) Ba’i al-murabahah adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati antara pihak bank
dan nasabah. Dalam murabahah, penjual menyebutkan harga pembelian barang kepada pembeli, kemudian ia mensyaratkan
atas laba dalam jumlah tertentu. Pada perjanjian murabahah, bank
membiayai pembelian barang yang dibutuhkan oleh nasabahnya
dengan membeli barang itu dari pemasok, dan kemudian
menjualnya kepada nasabah dengan harga yang ditambah
2) Ba’i as-salam
Ba’i as-salam adalah akad pesanan barang yang disebutkan sifat-sifatnya, yang dalam pengertian itu pemesan barang
menyerahkan uang seharga barang pesananyang barang pesanan
tersebut menjadi tanggungan penerima pesanan, dan akad
tersebut mempergunakan salah satu dari dua lafal.
3) Ba’i al-istisna
Ba’i al-istisna adalah merupakan suatu jenis khusus dari Ba’i as-salam. Biasanya jenis ini digunakan dalam bidang manufaktur. Produk ishtisna menyerupai produk salam, namun dalam ishtisna
pembayaran dapat dilakukan oleh bank dalam beberapa kali
pembayaran.
b. Berdasarkan Prinsip Sewa
Al ijarah berasal dari kata ajru yang berarti al ‘iwadhu (ganti).
Ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas barang dan jasa, melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan
kepemilikan atas barang itu sendiri. Dalam kontek bank syari’ah
ijarah adalah lease contract dimana suatu bank atau lembaga keuangan menyewakan peralatan kepada salah satu nasabahnya
berdasarkan pembebanan biaya yang sudah ditentukan secara pasti
c. Berdasarkan prinsip bagi hasil
1) Musyarakah
Musyarakah adalah kerjasama antara keduabelah pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu dimana masing-masing pihak
memberikan kontribusi dana dengan keuntungan dan resiko akan
ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan. Musyarakah ada dua jenis, yaitu Musyarakah pemilikan dan Musyarakah akad.
Musyarakah pemilikan tercipta karena warisan wasiat atau kondisi lainnya yang berakibat pemilikan satu asset oleh dua
orang atau lebih. Sedangkan Musyarakah akad tercipta dengan kesepakatan dimana dua orang atau lebih setuju bahwa tiap orang
dari mereka memberikan modal Musyarakah dan berbagi keuntungan dan kerugian.
2) Mudharabah
Mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (shahibul maal) menyediakan seluruh modal, sedangkan pihak lainnya pengelola.
d. Berdasarkan Prinsip-prinsip Pembiayaan Mudharabah
Prinsip pembiayaan didasarkan pada prinsip 5C (Muhammad,
2002:261) yaitu :
2) Capacity, artinya kemampuan nasabah untuk menjalankan usaha dan mengembalikan pinjaman yang diambil.
3) Capital, artinya besarnya modal yang diperlukan peminjam.
4) Colateral, artinya jaminan yangtelah dimiliki yang diberikan peminjam kepada bank.
5) Condition, artinya keadaan usaha nasabah yang prospek atau tidak.
Prinsip 5C tersebut biasanya ditambahkan dengan 1C, yaitu
constrainty, artinya hambatan-hambatan yang mungkin mengganggu proses usaha.
C. Mudharabah
a. Pengertian Mudharabah
Mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua buah pihak
dimana (pemilik dana) menyediakan seluruh dana, sedangkan pihak
kedua (pengelola dana) bertindak selaku pengelola, dan keuntungan
dibagi diantara mereka sesuai kesepakatan sedangkan kerugian finansial
hanya ditanggung oleh pemilik dana (PSAK 105 paragraf 04).
Mudharabah adalah akad yang telah dikenal oleh umat muslim sejak jaman nabi, bahkan telah dipraktikkan oleh bangsa Arab sebelum
turunnya Islam. Ketika Nabi Muhammad SAW. berprofesi sebagai
dibolehkan, baik menurut Alqur’an, Sunnah maupun Ijma’ (Karim,
2010:204).
Pengertian Mudharabah secara definisi adalah suatu bentuk perniagaan dimana pemilik modal (shahibul maal) menyetorkan modalnya kepada seorang pengusaha yang sering disebut dengan
(mudharib), untuk diniagakan dengan keuntungan yang akan dibagi bersama sesuai dengan kesepakatan dari kedua belah pihak sedangkan
terdapat kerugian akan ditanggung oleh pemilik modal jika disebabkan
olehnya, dan tidak disebabkan oleh pengelola modal maka pengelola
modal yang harus menanggung kerugian tersebut.
Bank dapat bertindak sebagai pemilik dan maupun pengelola
dana. Apabila bank bertindak sebagai pemilik dana, maka dana yang
disalurkan disebut pembiayaan mudharabah. Apabila bank sebagai pengelola dana, maka dana yang diterima dapat dibedakan menjadi dua
hal:
1) Mudharabah mutlaqah (investasi tidak terikat), yaitu kontrak kerjasama mudharabah yang membebaskan kepada pengelola dan dalam pengelolaan investasinya. Pelaporannya disajikan dalam
neraca sebagai investasi terikat.
2) Mudharabah muqayyadah (investasi terikat) yaitu kontrak kerjasama
disajikan tersendiri dalam pelaporan perubahan investasi terikat
sebagai investasi terikat dari nasabah (PSAK 105 paragraf 105).
Pembiayaan mudharabah dapat dijalankan jika anggota atau nasabah dapat membuat laporan keuangan usaha. Laporan ini
sebaiknya secara tertulis dan disertai bukti-bukti transaksi yang
memadai. Meskipun laporan dengan tanpa tulisan (pengakuan) dapat
dipakai sebagai dasar, namun sangat sulit dilakukan pengujian
kebenarannya. Oleh karenanya, BMT dapat melakukan
pendampingan administrasi usaha, sehingga anggota patner
mudharabah dapat melaporkan hasil usahanya secara benar (Ridwan, 2004:170).
b. Rukun Mudharabah
Mudharabah seperti usaha pengelolaan usaha lainnya mempunyai tiga rukun:
1. Adanya dua atau lebih pelaku yaitu investor (pemilik modal) dan pengelola (mudharib).
2. Objek transaksi kerja sama yaitu modal, usaha dan keuntungan
3. Pelafalan perjanjian.
c. Manfaat Mudharabah
Bank akan menikmati perniagaan bagi hasil pada saat keuntungan usaha nasabah meningkat. Bank tidak berkewajiban
tidak akan pernah mengalami negative spread. Pengambilan pokok pembiayaan disesuaikan dengan arus kas usaha nasabah sehingga tidak
memberatkan nasabah (Antonio, 2001:98).
Bank akan lebih selektif dan hati-hati mencari usaha yang
benar-benar halal, aman dan menguntungkan karena keuntungan yang konkret
dan benar-benar terjadi itulah yang akan dibagikan.
Prinsip bagi hasil mudharabah ini akan berbeda dengan prinsip bunga tetap dimana bank akan menagih penerimaan pembiayaan
(nasabah) satu jumlah bunga tetap berapapun keuntungan yang
dihasilkan nasabah, sekalipun merugi dan terjadi krisis ekonomi.
d. Resiko Mudharabah
Dalam mudharabah yang dibagihasilkan adalah pendapatan. Pendapatan terkecil adalah nol, maka di makudkan kerugian dalam
mudharabah adalah ketidakmampuan nasabah dalam membayar cicilan pokok snilai pembiayaan yang telah diterimanya atau jumlah seluruh
cicilan lebih kecil dari pembiayaan yang telah diterimanya (Muhammad,
2004:74).
Kerugian yang terjadi dalam suatu periode sebelum akad
mudharabah berakhir diakui sebagai kerugian dan dibentuk penyisihan
kerugian investasi. Pada saat akad mudharabah berakhir, selisih antara:
a) investasi mudharabah setelah dikurangi penyisihan kerugian
b) pengembalian investasi mudharabah diakui sebagai keuntungan atau
kerugian (PSAK 105 paragraf 21).
Pengakuan laba rugi mudharabah diatur dalam PSAK 59 paragraf 23 sampai 28, sebagai berikut:
1. Apabila pembiayaan mudharabah melewati satu periode pelaporan, maka:
a. Laba pembiayaan mudharabah diakui dalam periode terjadinya hak bagi hasil sesuai nisbah yang disepakati,
b. Rugi yang terjadi diakui dalam periode terjadinya rugi tersebut
dan mengurangi saldo pembiayaan mudharabah.
2. Pengakuan laba dan rugi mudharabah dalam praktik dapat diketahui berdasarkan laporan bagi hasil dari pengelola dana yang diterika oleh
bank.
3. Bagi hasil mudharabah dapat dilakukan dengan menggunakan dua metode, yaitubbagi laba (profit sharing) atau bagi pendapatan (revenue sharing).
4. Rugi pembayaran mudharabah yang diakibatkan penghentian
mudharabah sebelum masa akad berakhir diakui sebagai pengurang pembiayaan mudharabah.
5. Rugi pengelolaan yang timbul akibat kelalaian atau kesalahan
pengelola dana dibebankan pada pengelola dana.
diakui sebagain piutang jatuh tempo kepada pengelola dana (Nabhan,
2008:57).
e. Berakhirnya Usaha Mudharabah
Mudharabah termasuk akad kerjasama yang diperbolehkan.Usaha berakhir dengan pembatalan dari salah satu pihak. Karena tidak ada
syarat keberlasungan terus menerus dalam transaksi usaha semacam ini.
Masing-masing pihak bisa membatalkan transaksi kapan saja dia
menghendaki. Transaksi Mudharabah ini juga bisa berakhir karena gila atau meninggalnya salah satu pihak transaktor.
Apabila telah dihentikandan harta (modal) utuh, namun tidak
memiliki keuntungan maka harta tersebut diambil pemilik modal.
Apabila terdapat keuntunganmaka keduanya membagi keuntungan
tersebut sesuai dengan kesepakatan. Apabila berhenti dan harta
berbentuk barang, lalu keduanya sepakat menjualnya atau membaginya
maka diperbolehkan, karena hak milik kedua belah pihak. Apabila
pengelola minta menjualnya sedang pemilik modal menolak dan tampak
dalam usaha tersebut ada keuntungan, maka pemilik modal dipaksa
menjualnya, karena hak pengelola ada pada keuntungan dan tidak
tampak kecuali dengan dijual. Namun bila tampak keuntungannya maka
pemilik modal tidak dipaksa.
Tampak sekali dari sini keadilan syariat islam yang sangat
Sehingga seharusnya kembali memotivasi diri kita untuk belajar dan
BAB III
LAPORAN OBJEK PENELITIAN
A. Gambaran Umum
1. Dasar Pemikiran dan Sejarah Perkembangan BMT Tumang
Dengan dikeluarkannya UU No. 7 Tahun 1992 yang
disempurnakan dengan UU No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan
dengan sistem syariah di Indonesia maka terbuka luas peluang bagi
berdirinya Keuangan atau Perbankan Syari’ah. Dengan lahirnya
Perbankan Syari’ah diharapkan bisnis secara Islami yang menerapkan
sistem bagi hasil dan menolak sistem bunga yang tidak lazim diterapan
di Bank Konvensional.
Akan tetapi lembaga keuangan perbankan biasa berada dipusat
perkotaan dan bahkan hampir tidak ada lembaga perbankan yang ada
di pedesaan. Sehingga putaran uang dan aktivitas ekonomi berpusat di
kota. Sementara Lembaga masyarakat desa mengalami kesulitan dan
hambatan untuk mengakses lembaga tersebut guna mengembangkan
usahanya.
Menyadari akan hal tersebut, beberapa tokoh masyarakat desa
Tumang timbul kesadaran untuk mencoba memikirkan bentuk
alternatif lain sebagai wujud peran serta dalam pengembangan
masyarakat. Akhirnya disepakati untuk merintis berdirinya BMT di
Tumang, Cepogo, Boyolali. Pendirian BMT tersebut didasari atas
a. Sistem perekonomian dan tatanan kehidupan yang dikedepankan
pada masa Orde Baru, ternyata tidak bisa memberikan jawaban
akan harapan terwujudnya masyarakat adil dan makmur.
b. Sebagian besar dari mereka tinggal di perkotaan, sehingga putaran
uang dan aktivitas petekonomian berpusat dikota. Sementara
masyarakat desa yang sebagian besar merupakan mayoritas dari
penduduk negeri ini, tidak mendapat kesempatan dan perhatian
yang proporsional, baik dari pemerintah maupun dari praktisi dunia
usaha, sehingga masyarakat desa hanya ditempatkan sebagai objek
pelengkap dari sistem pembangunan ekonomi nasional.
c. Lembaga keuangan / perbankan selama ini belum mampu diakses
masyarakat secara luas.
d. Disamping itu belum ada komitmen dari lembaga perbankan untuk
menciptakan usaha yang lebih adil untuk mensejahterakan
masyarakat. Bunga bank yang menjadi dasar operasional
perbankan (konvensional) juga masih menjadi perdebatan
dikalangan umat islam.
BMT Tumang yang berada di Tumang, Cepogo, Boyolali
tersebut mulai beroperasi pada tanggal 1 oktober 1998 dengan modal
awal dari anggota pendiri sebesar Rp. 7.050.000,-. Langkah awal
operasinya yang menjadi prioritas adalah sektor simpan pinjam, di
kesempatan bagi mereka untuk menabung / menyimpan uangnya di
BMT. Uang yang masuk dari masyarakat dikelola secara profesional
sesuai dengan visi, misi dan tujuan dari pendirian BMT.
Tujuan berdirinya BMT Tumang adalah untuk membantu
meningkatkan taraf hidup masyarakat, khususnya dalam pemberdayaan
ekonomi umat. Dengan pembinaan sistem perekonomian yang baik
dan menggunakan sistem syariah diharapkan tidak hanya
meningkatkan kesejahteraan masyarakat namun juga dapat
menciptakan masyarakat yang religius adil dan makmur. Dimana
kelompok masyarakat yang mempunyai status ekonomi yang kuat
diarahkan supaya ikut memikirkan anggota masyarakat yang lain.
2. Sejarah Berdirinya BMT Tumang Cabang Selo
BMT Tumang Cabang Selo merupakan Cabang baru didirikan
sekitar satu tahun yang lalu, yaitu pada tanggal 19 Desember tahun
2014 yang berlokasi di Jalan Boyolali - Magelang Km. 18 Selo,
Boyolali. Saat itu yang dipercaya sebagai manajer Cabang adalah
Diyah Sayekti Widi Mastuti.
Sebelum buka cabang Selo, para nasabah dilayani di kantor
Cabang Cepogo, berkaitan jumlah anggota yang semakin bertambah
banyak, maka dibukalah BMT Tumang Cabang Selo yang merupakan
BMT Selo melayani sekecamatan Selo sampai ke magelang,
dan untuk yang daerah Cepogo dan sekitarnya dilayani oleh BMT
Tumang Cabang Cepogo.
3. Visi Misi BMT Tumang
Suatu lembaga keuangan pastilah mempunyai mempunyai visi
dan misi yang diterapkan dalam pelaksanaan operasional sehari-hari
untuk mencapai sasaran, termasuk BMT Tumang Cabang Selo. Visi
misi BMT Tumang Cabang Selo yaitu:
a. Visi : Menjadi lembaga keuangan Syariah yang mandiri, modern
dan sejahtera.
b. Misi :
1) Mewujudkan lembaga keuangan syariah yang mandiri, modern,
amanah dan sejahtera.
2) Mengembangkan SDM yang tangguh, professional, dan
berdaya saing tinggi.
3) Meningkatkan sarana dan prasarana yang memadai untuk
mendukung operasional BMT.
4. Struktur Organisasi dan Pembagian Tugas BMT Tumang Cabang
Selo
a. Struktur Organisasi
BMT Tumang Cabang Selo mempunyai struktur organisasi sebagai
2) Marketing Finance : Rifa’i Al Husain, S.T. 3) Marketing Funding : Retno Jayanti
Parli A,Md
4) Teller/kasir : Anggi Ridhlo Fahrudin, S.E.
Gambar 3.1
Struktur Organisasi BMT Tumang Cabang Selo Tahun 2015
Sebuah lembaga membutuhkan adanya setruktur organisasi
yang tepat dan jelas sebagai dasar untuk menjelaskan aktifitas
sehari-hari. Adapun struktur organisasi yang digunakan pada BMT
Tumang Cabang Selo adalah stuktur organisasi garis, yaitu struktur
yang menunjukan suatu rangkaian dari suatu kekuasaan perintah
Manajer Cabang Diyak Sayekti Widi Mastuti
Marketing Finance
Rifa’i Al Husain Marketing Funding
Retno Jayanti dan Parli
Teller / Kasir
dari menejemen kebawah melalui macam-macam bagian sampai
pada tingkat kekuasaan atau tanggung jawab terendah.
b. Tugas dan Wewenang dalam Struktur Organisasi
Adapun perincian tugas, wewenang dan tanggung jawab
dari masing-masing jabatan dalam pelaksanaan kegiatan
operasionalnya adalah sebagai berikut:
1) Manajer
a) Mengelola secara optimal sumber daya cabang agar dapat
mendukung kelancaran operasional BMT
b) Menetapkan dan melaksanakan strategi pemasaran produk
guna mencapai sasaran yang telah ditetapkan baik
pembiayaan maupun pendanaan.
c) Memastikan realisasi target operasinal cabang serta
menetapkan upaya-upaya pencapaian. Melakukan review
terhadap ketajamandan kedalaman analisis pembiayaan
guna antisipasi resiko kredit macet, kesalahan permohonan
pembiayaan.
d) Memutuskan pencairan pembiayaan sesuai dengan
wewenangnya.
e) Melakukan pembinaan terhadap anggota BMT.
f) Memonitoring pelaksanaan penagihan tunggakan
g) Mengambil keputusan atas semua kegiatan-kegiatan
dibidang pemasaran dan operasi sampai dengan batas
wewenangnya.
2) Marketing Lending
a) Memotong realisasi target operasional cabang serta menetapkan
upaya-upaya pencapaian.
b) Memastikan semua pembiayaan mendapatkan tanda tangan
pejabat yang berwenang.
c) Melaksanakan strategi pemasaran guna mencapai sasaran yang
telah ditetapkan.
d) Bersama-sama komite pembiayaan lainnya memutuskan
pembiayaan sesuai dengan batas wewenang.
e) Review akad pembiayaan dan surat sanggup sesuai dengan
persyaratan.
f) Memonitoring ketertiban nasabah dalam membayar angsuran.
g) Mengkoordinir atau melaksanakan penagihan kewajiban
nasabah yang telah jatuh tempo atau menunggak.
3) Marketing Funding
a) Memonitoring realisasi target operasional cabang serta
menetapkan upaya-upaya pencapaian.
b) Mendatangi nasabah yang menabung maupun membayar
angsuran.
d) Membuat daftar kunjungan kerja harian dalam sepekan
mendatang pada akhir pekan berjalan.
e) Melakukan pembinaan hubungan baik dengan anggota melalui
bantuan konsultasi bisnis, diskusi bisnis, diskusi manajemen dan
bimbingan pengelolaan keuangan.
4) Costumer Service
a) Memberikan informasi kepada nasabah/calon nasabah tentang
produk dan persyaratan maupun tata cara prosedur.
b) Mendata dan mengarsipkan data nasabah pembiayaan.
c) Mendata barang jaminan nasabah pembiayaan.
d) Mencapai target pendanaan pada jangka waktu yang ditetapkan.
5)Teller
a) Membuka dan menutup brankas.
b) Menghitung seluruh uang yang ada didalam brankas.
c) Melayani penyetoran tunai maupun non tunai secara cepat dan
tepat.
d) Melayani penariakan tunai maupun non tunai secara cepat dan
tepat.
e) Membuat laporan saldo akhir setiap penutupan kas.
f) Menjaga kerahasiaan tabungan maupun angsuran nasabah.
5. Lokasi BMT Tumang dan Wilayah Kerja BMT Tumang
terletak di Jalan Raya Boyolali-Magelang Km. 10, Cepogo, Boyolali
57362 Telp. (0276) 323 454 E-mail: bmt_tumang@yahoo.co.id.Alasan
pemilihan lokasi itu dikarenakan letaknya yang cukup strategis,
sehingga memudahkan nasabah untuk menabung di BMT. Wilayah
kerja KSU BMT Tumang kabupaten Boyolali saat ini sudah berdiri
lima lokasi, satu di kantor pusat dan empat kantor cabang yaitu:
a. Kantor Pusat : KSU BMT Tumang Pusat
Jalan Boyolali – Tumang Km. 10, Cepogo, Boyolali 57362 Telp.
(0276) 323 454, Website: www.bmttumang.com Faks. (0276)
323336,
b. Kantor Cabang:
a. KSU BMT Tumang Cabang Tumang
Jl. Melati No. 12 Tumang, Cepogo, Telp. (0276) 323 335
b. KSU BMT Tumang Cabang Cepogo
Jl. Boyolali Magelang Km. 10, Cepogo, Telp (0276) 323 454
c. KSU BMT Tumang Cabang Boyolali
Jl.Pandanaran No. 299 Boyolali, Telp. (0276) 323034
d. KSU BMT Tumang Cabang Ampel
Jl. Raya Ampel No. 8, Depan Pasar Ampel, Telp. (0276) 330
626
e. KSU BMT Tumang Cabang Andong
Jl.Raya Kacangan (Barat Pasar Kacangan) Andong, Boyolali,
f. KSU BMT Tumang Cabang Kartasura
Jl. Ahmad Yani No.83 (Depan Pasar Kartasura) Kartasura,
Sukoharjo, Telp. (0271) 784 385
g. KSU BMT Tumang Cabang Selo
Jl. Boyolali – Magelang km. 18 Selo, Boyolali
h. KSU BMT Tumang Cabang Suruh
Jl. Raya Suruh – Karanggede No. 07 (Banggirejo) Kec. Suruh
Kab. Semarang.
6. Keunggulan BMT Tumang
Keungulan dari BMT Tumang yaitu:
a. Sistem dan kinerja BMT berpegang pada prinsip dasar yang
berlandaskan syariah.
b. BMT menjauhkan dari sistem riba, maysir, gharar: yang melanggar
prinsip fiqh alghunmu bilghurmi (keuntungan yang muncul bersama resiko) atau al kharaj bi dhaman (hasil muncul bersama beban) yaitu dengan sistem bagi hasil.
c. Dengan menitipkan di BMT Tumang, dana akan aman dan
bermanfaat dan insyaallah barokah.
d. Pelayanan maksimal, siap mengambil dan mengantar.
7. Produk Produk di BMT Tumang Cabang Selo
a. Simpanan Mudharabah
mudharib memberikan kepercayaan kepada BMT TUMANG untuk memanfaatkan dana yang dapat digunakan dalam bentuk
pembiayaan secara produktif, dapat memberikan manfaat pada
anggota yang lain secara halal dan propesional. Laba dari
pembiayaan dibagi antara anggota dengan BMT sesuai nasabah
(bagi hasil) yang disepakati di awal. Simpanan ini dapat diambil
sewaktu-waktu.
1) Manfaat :
a. Aman , Manfaat, Menguntungkan dan insya Allah barokah. b. Bagi hasil yang kompetitif (bersaing) sesuai dengan
ketentuan syari’ah.
c. Menolong sesama tanpa harus mengurangi keuangan anda.
d. Bebas biaya administrasi.
2) Syarat Pembukaan Rekening:
1. Menjadi anggota BMT TUMANG, membayar simpanan
pokok Rp. 10.000,- dan simpanan wajib Rp. 5.000,-
2. Setoran selanjutnya minimal Rp.1.000,-
3. Mengisi dan menandatangani formulir pembukaan rekening
4. Perorangan melampirkan foto copy KTP atau identitas diri lainya
5. Besarnya bagi hasil simpanan ditetapkan keuntungan KJKS
BMT Tumang dengan nisbah antara BMT: anggota adalah
6. Bagi hasil yang dimaksud akan diperhitungkan setiap akhir
bulan dan akan ditambahkan secara otomatis ke rekening
simpanan anggota setiap awal bulan.
b. Simpanan Mudharabah Berjangka (DEPOSITO)
Simpanan mudharabah berjangka (DEPOSITO) adalah simpanan berdasarkan kaidah syari’ah mudharabah al-mutlaqah,
dimana mudharib memberikan kepercayaan kepada BMT Tumang untuk memanfaatkan dana yang dapat digunakan dalam bentuk
pembiayaan secara produktif, dapat memberikan manfaat pada
anggota yang lain secara halal dan professional. Laba dari
pembiayaan dibagi antara anggota dengan BMT sesuai nisbah yang disepakati diawal. Nisbah bagi hasil simpanan mudharabah
berjangka BMT Tumang adalah sebagai berikut:
Tabel 3. 1
Nisbah bagi hasil simpanan mudharabah berjangka
Jangka waktu Nisbah Penyimpan
1 Bulan 35 %
3 Bulan 40 %
6 Bulan 42,5 %
c. Simpanan Menikah
Simpanan menikah adalah simpanan yang menggunakan akad
mudharabah dan penggunaan simpanan digunakan untuk menikah. Pada tabungan ini dapat diambil jika nasabah akan menikah,
biasanya dapat diambil dua bulan sebelum menikah.
d. SiMudaMapan
SiMudaMapan adalah produk simpanan berjangka di BMT
Tumang dengan prinsip akad mudharabah mutlaqah, yaitu perjanjian mudharabah yang tidak mensyaratkan perjanjian tertentu (investasi tidak terikat). Simpanan tersebut direncanakan
khusus untuk kebutuhan anggota di waktu yang akan datang.
a) Manfaat Si Muda Mapan
1) Dengan akad mudharabah mutlaqah penyimpan dapat memperoleh bagi hasil dari hasil usaha BMT Tumang yang
InsyaAllah halal dan barokah.
2) Bagi hasil yang diterima setiap bulannya akan ditambahkan
ke simpanan, sehingga akan meningkatkan saldo pokok
simpanan, yang secara otomatis akan menambah lagi hasil
secara proporsional.
3) Untuk simpanan jangka waktu minimal 3 tahun akan
mendapatkan manfaat khusus yaitu akan dimasukkan
a. Setiap tahun ajaran baru akan mendapatkan bingkisan
peralatan sekolah.
b. Anggota yang sakit (opname) akan mendapatkan
santunan Rp. 200.000,-
c. Anggota yang meninggal dunia akan mendapatkan
santunan sebesar Rp. 1.000.000,-
d. Setiap anak didi yang berprestasi bias diusulkan
mendapatkan beasiswa dari Divisi Maal BMT Tumang.
b) Ketentuan dan Persyaratan
1) Menjadi anggota BMT Tumang
2) Setoran minimal setiap bulan Rp. 50.000,-
3) Jangka waktu danketentuannisbah bagi hasil penyimpan:
a) 1 tahun : 35%
b) 2 tahun : 40%
c) 3-5 tahun : 45%
d) 6-9 tahun : 46%
e) 10-12 tahun: 47,5%
f) Lebih dari 12 tahun : 48%
4) Dari bagi hasil yang seharusnya diterima, 2,5%nya
disisihkan untuk infak sosial yang akan dimasukkan
Tabel 3.2
Ilustrasi Penerimaan Bagi Hasil SiMudaMapan
Tahun
1 1.200.000 72.820.23 1.820.23 70.989.03 1.270.989.03
2 2.400.000 300.565.19 7.514.13 293.051.06 2.693.051.06
3 3.600.000 682.842.37 17.071.08 665.772.29 4.265.772.29 4 4.800.000 1.274.499.49 31.862.49 1.242.637.00 6.042.637.00 5 6.000.000 1.991.187.90 49.779.70 1.974.408.20 7.941.408.20 6 7.200.000 3.034.676.90 75.866.92 2.958.809.98 10.158.809.98 Sumber: KJKS BMT Tumang Tahun 2014
e. Simpanan Sukarela (sikala)
Simpanan sukarela adalah simpanan yang dapat disetor dan
diambil sewaktu-waktu. Simpanan ini menggunakan akad
mudharabah.
f. Simpanan Idul Qurban
Simpanan ini berakad mudharabah, dimana penabung dapat menabung sewaktu-waktu selama jam operasional kantor, namun
pengambilan uang ditentukan oleh BMT, biasanya dapat diambil
satu bulan sebelum Idul Adha.
g. Pembiayaan Mudharabah
menyediakan modal dana sebesar 100% dengan pihak pengelola
modal (mudharib), untuk diusahakan dengan porsi keuntungan akan dibagi bersama (nisbah) sesuai dengan kesepakatan di muka
dari keduabelah pihak, sedangkan kerugian (jika ada) akan
ditanggung pemilik modal, kecuali jika diketemukan adanya
kelalaian atau kesalahan oleh pihak pengelola dana (mudharib), seperti penyelewangan, kecurangan, dan penyalahgunaan dana.
Akad kerjasama mudharabah ini dibedakan dalam dua jenis, yaitu : 1. Mudharabah Muthlaqah, akad ini adalah perjanjian
mudharabah yang tidak mensyaratkan perjanjian tertentu (investasi tidak terikat), misalnya dalam ijab si pemilik modal
tidak mensyaratkan kegiatan usaha apa yang harus dilakukan
dan ketentuan-ketentuan lainnya, yang pada intinya
memberikan kebebasan kepada peangelola dana untuk
melakukan pengelolaan investasinya.
2. Mudharabah Muqayyadah, akad ini mencantumkan persyaratan-persyaratan tertentu yang harus dipenuhi dan
dijalankan oleh si pengelola dana yang berkaitan dengan
tempat usaha, tata cara usaha, dan obyek investasinya (investasi
yang terikat). Sebagai pengelola dana dipersyaratkan dalam
kerja sama untuk melakukan hal-hal sebagai berikut:
b. Tidak melakukan investasi pada kegiatan usaha yang
bersifat sistem jual beli cicilan, tanpa adanya penjamin dan
atau tanpa jaminan.
c. Si pengelola dana harus melakukan sendiri kegiatan
usahanya dan tidak diwakilkan kepada pihak ketiga
(wawancara dengan marketing finance tanggal 10 agustus
2015 pukul14.30).
h. Pembiayaan Murabahah
Murabahah adalah jual beli barang pada harga asal (harga perolehan) dengan tambahan keuntungan (marjin) yang disepakati
oleh kedua belah pihak (penjual dan pembeli). Karakteristiknya
adalah penjual harus membertahu beberapa harga produk yang
dibeli dan menentukan suatu tingkat keuntungan sebagai
tambahannya.
Cara pembayaran dan jangka waktu disepakati bersama, dapat
secara langsung ataupun secara angsuran. Murabahah dengan pembayaran secara angsuran ini disebut dengan Bai’Bitsaman Ajil
(wawancara dengan marketing finance tanggal 10 agustus 2015
pukul14.30).
i. Pembiayaan Musyarakah
menyertakan modalnya dalam dalam suatu usaha, dimana
masing-masing pihak mempunyai hak untuk ikut serta dalam pelaksanaan
manajemen usaha tersebut. Keuntungan dibagi menurut proporsi
pernyataan modal atau berdasarkan kesepakatan bersama.
Musyarakah dapat diartikan pula sebagai percampuran dana untuk tujuan pembagian keuntungan.
j. Pembiayaan Salam
Pembiayaan salam adalah akad pembelian (jual beli) yang dilakukan dengan cara, pembeli melakukan pemesanan pembelian
terlebih dahulu atas barang yang dipesan atau diinginkan dan
melakukan pembayaran dimuka atas barang tersebut, baik dengan
cara pembayaran sekaligus ataupun dengan cara mengangsur, yang
keduannya harus diselesaikan pembayarannya (dilunasi) sebelum
barang dipesan dan diterima kemudian (pengantaran
barang/delivery dilakukan dengan cara ditanggukan) k. Pembiayaan Istisna
Pembiayaan ishtisna adalah akad bersama pembuat (produsen) untuk suatu pekerjaan tertentu dalam tanggungan, atau akan jual
beli suatu barang yang akan dibuat terlebih dahulu oleh pembuat
(produsen) yang juga sekaligus menyediakan kebutuhan bahan
baku barangnya. Jika barang baku disediakan oleh pemesan, akad
l. Ijarah
Ijarah adalah pemilikan hak atas manfaat dari penggunaan sebuah asset sebagai ganti dari pembayaran. Pengertian sewa
(ijarah) adalah sewa atas manfaat dari sebuah asset, sedangkan sewa beli (ijarah wa iqtina) atau disebut juga ijarah muntahiya bi tamlik.
m. Pinjaman Qardh
Pinjaman Qardh yaitu meminjamkan harta kepada orang lain tanpa mengharapkan imbalan dalam literature fiqh. Qardh
dikategorikan sebagai aqd tathawwu yaitu akad saling membantu dan bukan transaksi komersial. Dalam rangka mewujudkan
tanggung jawab sosial, Lembaga Keuangan Syariah dapat
memberikan fasilitas yang disebut Al Qardhul Hassan, yaitu penyedian pinjaman dana kepada pihak yang layak untuk
mendapatkannya. Secara Syariah peminjam hanya berkewajiban
membayar kembali pokok pinjamannya, walaupun syariah
membolehkan pinjaman untuk memberikan imbalan sesuai dengan
keikhlasannya, tetapi lembaga keuangan pemberi qardh tidak diperkenankan untuk meminta imbalan apapun (sumber: data BMT
B. DATA-DATA DESKRIPTIF
1. Teknik Yang Dijalankan Untuk Mensosialkan Produk-Produk
Pada Saat Pendirian BMT Tumang Cabang Selo Adalah:
a. Menggunakan 2 cara strategi perkenalan, yang pertama, “Gebyar”
yaitu semua marketing dari berbagai cabang dikumpulkan menjadi
satu di daerah sekitar Selo, seperti pasar, instansi pendidikan,
kecamatan dan rumah-rumah warga.
Strategi kedua adalah, “soft opening” yaitu mengadakan acara perkenalan atau sosialisasi dengan mengumpulkan tokoh-tokoh
masyarakat (ketua RT/RW), para pejabat dan warga masyarakat
yang tergolong ahniah (orang kaya). Sehingga dengan cara ini
diharapkan bisa terjalin kerja sama yang baik antara masyarakat
dengan BMT Tumang Cabang Selo.
b. Selain menggunakan cara diatas, dalam memperkenalkan pendirian
BMT Tumang Cabang Selo juga dengan pembuatan pamplet, liflet
dan juga setangkai bunga mawar dengan tulisan BMT Tumang
Cabang Selo, untuk diberikan kepada warga masyarakat sebagai
promosi telah dibukanya BMT Tumang yang bercabang di Selo.
Serta disebarkan ditempat-tempat umum seperti pasar agar
2. Perkembangan Organisasi BMT Tumang Cabang Selo
a. SDM (Sumber Daya Manusia) pada BMT Tumang
Sumber daya yang terpenting dalam suatu organisasi atau
lembaga adalah sember daya manusia. Dimana keberadaan SDM
yang aka nada berpengaruh terhadap maju atau tidaknya
organisasi.
SDM yang ulet, handal dan punya daya juang yang tinggi
akan membawa kemajuan bagiorganisasi. Namun sebaliknya
SDM yang mempunyai daya juang rendah akan membawa
organisasi kearah kemunduran.
Dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya
manusia yang ada di KSU BMT Tumang, maka setiap ada
kegiatan dan kesempatan diupayakan keikutsertaan karyawan
untuk meningkatkan kualitas SDM, antara lain:
1. Memberikan tunjangan pendidikan kepada karyawan yang
melanjutkan sekolah lagi. Besarnya tunjangan adalah 50%
dari total biaya pendidikan per semester.
2. Adanya seminar, setiap ada seminar tentang ke-BMT-an
KSU BMT Tumang mengirimkan karyawannya untuk
mengikuti berbagai seminar tentang ekonomi atau perbankan
3. Mengadakan kajian-kajian untuk meningkatkan kualitas
karyawan. Kajian tersebut diadakan setiap bulan minggu
pertama.
4. Adanya rapat kerja tiap tahun untuk membahas
perkembangan KSU BMT Tumang.
b. Perkembangan SDM pada BMT Tumang Cabang Selo
Pada awal berdirinya BMT Tumang Cabang Cabang
Selo pada tahun 2014, terdapat 2 orang pengelola, dan 3 0rang
training, yaitu 1 orang manajer cabang Selo, 1 orang marketing finance dan 2 orang marketing funding dan 1 orang teller.
Pada pertengahan tahun 2015, susunan pengelola pun
mengalami perputaran kembali.Perputataran itu dilakukan untuk
mengetahui karakter tiap tiap pengelola yang sebenarnya dan
untuk menyehatkan manajemen dan kesehatan keuangan pada
BAB IV
ANALISIS
A. Strategi Pemasaran Pembiayaan Mudharabah
1. Pasar Sasaran yang Tepat (Target Market)
Produk pembiayaan mudharabah adalah produk pembiayaan dengan akad mudharabah. Produk ini sifatnya umum yang sesuai dengan masyarakat Selo, di mana mayoritas masyarakat disana adalah
petani. Pada saat cocok tanam mereka kesulitan mendapatkan modal.
Dengan sasaran pasar yang tepat, diharapkan produk ini dapat
berkembang dengan cepat.
2. Pemasar dan Prospek
pemasar adalah melakukan riset untuk memahami perilaku
konsumen. Tujuannya adalah untuk memahami profil konsumen (jenis
pekerjaan, tujuan, organisasi/institusi, objek atau produk yang
diminati, operasi/kegiatan, dan peluang, serta outlet mana yang
menjadi sumber utama konsumen), karakteristik konsumen dan proses
pengambilan keputusan pembelian konsumen (Endraswati, 2013:54).
Berdasarkan data sekunder, yakni berupa dokumen dan arsip
dari BMT Tumang, tugas dari seorang pemasar di BMT Tumang
antara lain sebagai berikut:
a. Menjalankan tugas lapangan yaitu menawarkan produk BMT.
c. Melaporkan kendala-kendala yang dihadapi dilapangan kepada
manajer cabang.
d. Menyimpan dokumen terkait sesuai dengan standar baku
Dalam hal ini seorang pemasar menawarkan salah satu produk
dari BMT Tumang yaitu produk pembiayaan mudharabah, secara detail, dan sistematis kepada calon anggota dengan tujuan agar
produk yang ditawarkan bisa diterima dengan baik dan secara utuh.
3. Strategi Promosi
a) Pendekatan Personal Door To Door
Sesuai dengan namanya door to door yang berarti pintu ke pintu atau yang lebih dikenal istilah jemput bola. Bagian marketing
mendatangi nasabah satu persatu, kerumah mereka masing-masing.
Mereka hanya menawarkan produk dan menginfokan kepada calon
nasabah atau mengontrol kelanjutan proses pembiayaan.
Setelah anggota sudah didapat, langsung dilanjutkan proses
melengkapi data anggota yang kemudian nantinya dari hasil
kelengkapan data tersebut akan dinilai layak tidaknya calon
nasabah mendapatkan pencairan. Jika disetujui, nantinya nasabah
melakukan penyicilan pembayaran tiap bulannya.
Dengan strategi ini, masyarakat akan lebih mengenal lebih
bagaimana konsep bagi hasil produk pembiayaan mudharabah
diBMT Tumang cabang Selo.
b) Melalui Majelis
BMT Tumang bukan hanya sebuah lembaga keuangan yang
hanya mencari profit semata, namun juga sebuah lembaga yang mementingan kepentingan sosial untuk lebih bisa mensejahterakan
masyarakat, seperti tujuan awal berdirinya BMT. Seperti
mengadakan majelis pengajian, santunan anak yatim, santunanan
sosial, buka bersama dengan anak yatim di pondok pesantren dan
masih banyak lagi kegiatan sosial yang diadakan BMT.
Dengan mengadakan majlis-majlis tersebut, masyarakat
akan lebih mengenal dengan BMT Tumang dan akan ingin menjadi
anggota BMT Tumang.
c) Media Online
Tidak asing lagi, jika media online digunakan sebagai
sarana untuk mengenalkan dan memasarkan suatu barang atau
jasa.Cara ini digunakan BMT Tumang supaya masyarakat lebih
tahu bagaimana profil BMT Tumang tanpa harus jauh-jauh datang
d) Pemasaran Melalui Iklan
Promosi melalui iklan, pada tahap ini secara komersial
telah dilakukan penjualan, penekanan aktivitas adalah untuk
pengenalan produk. BMT Melakukan:
a. Pemberian tanda/sign board (spanduk, umbul-umbul, papan nama, penunjuk arah, dll)
b. Penyebaran brosur ke berbagai calon nasabah yang membuka
rekening di KJKS BMT Tumang
c. Membuat iklan di media masa (media cetak maupun
elektronik).
e) Pendekatan Dengan Tokoh Masyarakat
Strategi ini digunakan karena tokoh masyarakat dipercaya
dapat andil besar dalam meyakinkan masyarakat tentang BMT
Tumang dan memberi informasi kepada pihak BMT ketika ada
pengajuan pembiayaan apakah pemohon tersebut layak diberikan
pembiayaan atau tidak.
B. Prosedur Pembiayaan Mudharabah pada BMT Tumang Cabang Selo
Secara prinsip untuk proses / prosedur pembiayaan di BMT
Tumang cabang manapun dan kegunaan / pemanfaatan apapun semua
harus sesuai SOP (Standar Operasiona Prosedur) BMT Tumang.
Prosedur-prosedur yang dilakukan oleh calon anggota dalam