• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN BIMBINGAN ORANG TUA DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA KELAS VIII MTs NEGERI KARANGGEDE TAHUN 20142015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "HUBUNGAN BIMBINGAN ORANG TUA DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA KELAS VIII MTs NEGERI KARANGGEDE TAHUN 20142015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)"

Copied!
94
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN BIMBINGAN ORANG TUA DENGAN

KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA KELAS VIII

MTs NEGERI KARANGGEDE

TAHUN 2014/2015

S K R I P S I

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh :

IKA FITRI HANDAYANI

111 10 004

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

(2)
(3)

iii

DEKLARASI

ميحرلا نحمرلا للها مسب

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.

Apabila di kemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup mempertanggungjawabkan kembali keaslian skripsi ini di hadapan sidang munaqosah skripsi.

Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.

Salatiga, 8 Januari 2015 Penulis,

Ika Fitri Handayani

NIM. 111 10 004 KEMENTERIAN AGAMA

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721

(4)

iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda-tangan, di bawah ini: Nama : IKA FITRI HANDAYANI NIM : 111 10 004

Jurusan : TARBIYAH

Program Studi : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri bukan jiplakan karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip ataui dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Salatiga, 8 Januari 2015 Yang Menyatakan,

Ika Fitri Handayani

NIM. 111 10 004 KEMENTERIAN AGAMA

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721

(5)

v

Saudari IKA FITRI HANDAYANI

Kepada

Yth. Ketua STAIN Salatiga

di Salatiga

Assalamu'alaikum. Wr. Wb.

Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudari :

Nama : IKA FITRI HANDAYANI

NIM : 111 10 004

Jurusan / Progdi : Tarbiyah / Pendidikan Agama Islam (PAI)

Judul : HUBUNGAN BIMBINGAN ORANG TUA DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA KELAS VIII MTs NEGERI KARANGGEDE NIP. 19770403 200312 2 003 KEMENTERIAN AGAMA

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721

(6)

vi

P E N G E S A H A N S K R I P S I

HUBUNGAN BIMBINGAN ORANG TUA DENGAN KEDISIPLINAN

BELAJAR SISWA KELAS VIII MTs NEGERI KARANGGEDE

TAHUN 2014/2015

DISUSUN OLEH IKA FITRI HANDAYANI

NIM : 111 10 0004

Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Tarbiyah, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada tanggal 21 Februari 2015 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana S1 Kependidikan Islam.

Susunan Panitia Ujian

Ketua Penguji : Rasimin. S.PdI, M.Pd. ... Sekretaris Penguji : Siti Rukhayati, M.Ag. ... Penguji I : Dr. Mukti Ali,S.Ag.,M.Hum ... Penguji II : Maslikhah, S.Ag., M.Si. ...

Salatiga, 4 Maret 2015 Ketua STAIN Salatiga

Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd

NIP. 19670112 199203 1 005 KEMENTERIAN AGAMA

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721

(7)

vii

MOTTO





































(8)

viii

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan untuk orang-orang yang telah memberikan arti dalam hidupku. Dengan pengorbanan dan kasih sayang serta ketulusannya.

Kepada Bapakku, Bapak Anwar dan Ibuku, Ibu Siti Basiroh, beliau adalah orang yang sangat aku banggakan dan aku sayangi, Terimakasih atas segala doa yang tiada terhenti, bimbingan, dukungan dan atas segala pengorbanannya untukku, baik berupa tenaga pikiran, dan materi yang entah sudah tidak dapat aku hitung jumlahnya. Aku sadar bahwa ucapan terimakasih saja tidak akan sanggup untuk membalas dan meggantikan semua yang telah kalian berikan untukku.

Untuk Suamiku tercinta yang selalu memotivasi dan membimbingku dan Anakku Khaira Syahmira Nazifa

(9)

ix

KATA PENGANTAR

ميحرلا نحمرلا للها مسب

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan taufiqnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Sholawat serta salam kami haturkan kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW yang telah menuntun umatnya ke jalan kebenaran dan keadilan.

Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan islam. Adapun judul

skripsi ini adalah “HUBUNGAN BIMBINGAN ORANG TUA DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA MTs NEGERI KARANGGEDE TAHUN

2014/2015”.

Penulisan skripsi ini tidak lepas dari berbagai pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun meteriil. Dengan penuh kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Ketua STAIN

2. Bapak Suwardi, M. Pd. Selaku ketua Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga. 3. Bapak Rasimin. S.PdI, M.Pd selaku Ketua Progdi PAI STAIN Salatiga. 4. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan

(10)

x

5. Ibu Siti Asdiqoh, M.Si selaku dosen pembimbing akademik yang telah banyak memberikan pengarahan dan bimingan selama masa kuliah.

6. Bapak dan Ibu Dosen STAIN Salatiga yang telah membekali berbagai ilmu pengetahuan, sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini. 7. Karyawan-karyawati STAIN Salatiga yang telah memberikan layanan serta

bantuan.

8. Ayahanda (Anwar) dan Ibunda (Siti Basiroh) tersayang yang telah mengasuh, mendidik, membimbing serta memotivasi kepada penulis, baik moral maupun spiritual.

9. Imamku tercinta (Mahmud Rosid) terimakasih telah menjadi ayah yang hebat untuk anakmu, dan menyayangi seluruh keluargaku dengan penuh ketulusan. 10.Anakku (Khaira Syahmira Nazifa) yang selalu dapat menghiburku dan

melepas semua kepenatanku dengan tingkah dan wajah lucu yang selalu terbayang di pikiranku.

11.Bapak H. Suwardi, M.PdI. dan Bapak Sunaryo, S. Sos. selaku kepala sekolah dan KTU di MTS Negeri Karanggede.

12.Guru, Karyawan dan murid-murid MTs Negeri Karanggede yang telah banyak membantu selama proses penelitian ini berlangsung.

13.Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan ini, sehingga dapat terselesaikan dengan baik semoga amal kebaikannya diterima disisi Allah SWT.

(11)

xi

penulisan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnan. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati penulis mohon saran dan kritik yang sifatnya membangun demi kesempurnaan penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya maupun pembaca pada umumnya dan memberikan sumbangan bagi pengetahuan dunia pendidikan. Aamiin ya robbal

‘alamiin.

Salatiga, 8 Januari 2015 Penulis,

(12)

xii

ABSTRAK

Handayani, Ika Fitri. 2014. Hubungan Bimbingan Orang Tua Dengan Kedisiplinan Belajar Siswa Kelas VIII MTs N Karanggede Tahun 2014/2015. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Siti Rukhayati, M.Ag.

Kata Kunci: Bimbingan Orang Tua dan Kedisiplinan Belajar.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: hubungan bimbingan orang tua dengan kedisiplinan belajar siswa MTs N Karanggede tahun 2014/2015. Rumusan masalah dalam penelitian ini : 1. Bagaimana bimbingan orang tua siswa di MTs N Karanggede Boyolali?, 2. Bagaimana kedisiplinan belajar siswa di MTs N Karanggede Boyolali?, 3. Adakah hubungan bimbingan orang tua dengan kedisiplinan belajar siswa MTs N Karanggede Boyolali?

Penelitian ini menggunakan metode angket dan dokumentasi. Subyek penelitian sebanyak 30 responden, menggunakan teknik populasi dan sampel (proporsional random sampling). Pengumpulan data menggunakan instrumen kuesioner untuk menjaring data x (bimbingan orang tua) dan data y (kedisiplinan belajar siswa).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1. Bimbingan orang tua di MTs N Karanggede termasuk kategori sedang dengan nilai prosentase sebanyak 60 %. 2. Kedisiplinan belajar siswa MTs N Karanggede termasuk kategori sedang dengan nilai prosentase sebanyak 60 %. 3. Ada hubungan antara variabel x dan y, hal itu terbukti setelah dianalisis secara statisitika diperoleh pada tabel N taraf signifikansi 5% = 0,361, dan apabila ditunjukkan dengan hasil hitung koefisien korelasi ro = 0,46 > 0,361. Maka hipotesis (Ha) yang berbunyi "ada hubungan

(13)

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN BERLOGO ... ii

HALAMAN DEKLARASI ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... iv

HALAMAN NOTA PEMBIMBING ... v

HALAMAN PENGESAHAN ... vi

MOTTO ... vii

PERSEMBAHAN ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

ABSTRAK ... xii

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Hipotesis Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 6

F. Definisi Operasional ... 7

G. Metode Penelitian ... 10

(14)

xiv

BAB II LANDASAN TEORI

A. Bimbingan Orang Tua ... 18

1. Pengertian Bimbingan ... 18

2. Pengertian Orang Tua ... 20

3. Bimbingan Orang Tua ... 22

4. Fungsi Bimbingan Orang Tua ... 25

B. Kedisiplinan Belajar ... 30

1. Pengertian Disiplin Belajar ... 30

2. Macam-macam Pelanggaran Disiplin ... 33

3. Bentuk-Bentuk Kedisiplinan Belajar ... 34

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Disiplin ... 35

BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum MTsN Karanggede Boyolali ... 40

1. Sejarah Singkat, Lokasi dan Pelaksanaan KBM ... 40

2. Struktur Organisasi ... 42

3. Sarana Prasarana ... 42

4. Peranan Guru ... 44

5. Daftar Responden ... 45

B. Data Hasil Penelitian ... 47

1. Rekapitulasi Jawaban Angket Responden Tentang Bimbingan Orang Tua ... 48

(15)

xv

BAB IV ANALISIS DATA

A. Analisis Deskriptif

1. Analisis Data Bimbingan Orang Tua ... 52 2. Analisis Data Kedisiplinan Belajar Siswa ... 57 B. Pengujian Hipotesis ... 61

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 65 B. Saran ... 66

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

(16)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Daftar Populasi Penelitian ... 11 Tabel 1.2 Data Populasi Sampel ... 13 Tabel 3.1 Daftar Sarana Prasarana MTsN Karanggede Tahun

2014/2015 ... 43 Tabel 3.2 Daftar Guru MTsN Karanggede Tahun 2014/2015 ... 44 Tabel 3.3 Dafar Nama Responden ... 45 Tabel 3.4 Jawaban Angket Tentang Bimbingan Orang Tua Siswa

MTsN Karanggede Tahun 2014/2015 ... 48 Tabel 3.5 Jawaban Angket Tentang Kedisiplinan Belajar Siswa

MTsN Karanggede Tahun 2014/2015 ... 49 Tabel 4.1 Daftar Nilai Distribusi Frekuensi Tentang Bimbingan

Orang Tua Siswa MTsN Karanggede Tahun 2014/2015 ... 53 Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Jawaban Tentang Bimbingan Orang

Tua Siswa MTsN Karanggede Tahun 2014/2015 ... 55 Tabel 4.3 Prosentase Distribusi Frekuensi Jawaban Tentang

Bimbingan Orang Tua Siswa MTsN Karanggede Tahun 2014/2015 ... 56 Tabel 4.4 Daftar Nilai Distribusi Frekuensi Tentang Kedisiplinan

Belajar Siswa MTsN Karanggede Tahun 2014/2015 ... 57 Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Jawaban Tentang Kedisiplinan

(17)

xvii

Tabel 4.6 Prosentase Distribusi Frekuensi Jawaban Tentang Kedisiplinan Belajar Siswa MTsN Karanggede Tahun 2014/2015 ... 61 Tabel 4.7 Persiapan Untuk Mencari Korelasi Antara Bimbingan

(18)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I : Angket

Lampiran II : Lembar Konsultasi Skripsi Lampiran III : Nota Pembimbing

Lampiran IV : Surat Ijin Penelitian

Lampiran V : Surat Bukti Melaksanakan Penelitian Lampiran VI : Daftar Nilai SKK

Lampiran VII : Daftar Riwayat Hidup Lampiran VIII : Tabel Korelasi

(19)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Pendidikan sangat penting dan tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat maupun bangsa dan negara. Maju mundurnya suatu bangsa, banyak ditentukan oleh maju mundurnya suatu pendidikan. Mengingat sangat pentingnya bagi kehidupan, maka pendidikan harus dilaksanakan sebaik-baiknya sehingga memperoleh hasil yang diharapkan.

Pendidikan merupakan proses pembentukan kepribadian manusia. Pendidikan pada umumya bertujuan untuk membentuk manusia yang bermoral dan berilmu. Berbicara masalah pendidikan, menyangkut pula masalah tentang lingkungan pendidikan, yang dikenal dengan tripusat pendidikan, yaitu lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.

(20)

2

dalam menjalankan fungsinya dan membimbing anak-anaknya di masa sekarang.

Dalam Al-Qur’an surat Al-Anfal ayat 27 Allah berfirman :

َنيِذَّلا اَهُّ يَأ اَي

ْمُكِتاَناَمَأ اوُنوَُتََو َلوُسَّرلاَو َهَّللا اوُنوَُتَ لا اوُنَمآ

ْمُتْ نَأَو

َنوُمَلْعَ ت

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui”. (Departemen Agama RI, 1989:264)

Dari ayat di atas, maka dapat dipahami bahwa orang tua harus

menjalankan tugas-tugasnya dengan baik serta bertanggung jawab terhadap

apa yang sudah diamanatkan oleh Allah SWT kepada mereka.

Orang tua harus menyadari bahwa harta benda dan anak-anak adalah karunia Ilahi sebagai ujian atau cobaan (fitnah). Apakah orang tua dapat memanfaatkan harta itu dan mendidik anak tersebut dengan baik Artinya : “ketahuilah, bahwa Sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah

(21)

3

tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan Para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu Lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu”, (Departemen Agama RI, 1989:903).

Dari ayat di atas maka dapat dipahami bahwa harta dan anak adalah kemungkinannya dengan mudah berubah dari sumber kebahagiaan menjadi sumber kesengsaraan dan kenistaan yang tak terkira, yaitu kalau orang tua tidak sanggup memanfaatkan harta dan mendidik anak-anaknya tersebut sesuai dengan peran dan amanat dari Allah SWT. Karena orang tua mempunyai tanggung jawab yang besar dalam menentukan masa depan anak-anaknya.

Agar pendidikan dapat dicapai secara maksimal, maka harus diimbangi dengan kedisiplinan belajar yang baik. Disiplin merupakan suatu sikap yang menunjukkan kesediaan untuk mematuhi dan mendukung peraturan-peraturan yang berlaku, dengan demikian disiplin bukanlah sesuatu yang dibawa sejak awal, akan tetapi sesuatu yang dipengaruhi oleh faktor pendidikan dan lingkungannya.

Fungsi utama kedisiplinan adalah mengajarkan untuk mengendalikan diri agar bisa menghormati dan mematuhi aturan untuk menertibkan diri. Dalam mendidik anak diperlukan suatu kedisiplinan yang tegas, dalam hal apa sesuatu boleh dilakukan dan dalam hal apa sesuatu tidak boleh dilakukannya.

(22)

4

dalam pembinaan kedisiplinan belajar di sekolah yaitu dengan menerapkan berbagai peraturan, seperti masuk sekolah sebelum bel berbunyi, tidak membolos sebelum jam pelajaran selesai, harus mengerjakan tugas sekolah, dan lain-lain.

Selain sekolah, orang tua dan masyarakat juga berpengaruh terhadap kedisiplinan belajar anak di sekolah. Apabila kondisi masyarakat mempunyai tingkat disiplin belajar yang tinggi, maka dengan sendirinya akan berpengaruh pada diri anak tersebut, demikian juga dengan sebaliknya, apabila kondisi masyarakat mempunyai tingkat disiplin belajar yang rendah, maka dengan sendirinya akan berpengaruh pada diri anak tersebut.

(23)

5

Berangkat dari uraian di atas, penulis tertarik untuk mengadakan

penelitian tentang “HUBUNGAN BIMBINGAN ORANG TUA DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA KELAS VIII MTs NEGERI KARANGGEDE KECAMATAN KARANGGEDE KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2014/2015”.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti dapat merumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana tingkat bimbingan orang tua siswa kelas VIII MTs Negeri Karanggede Kec. Karanggede Kab. Boyolali Tahun 2014/2015?

2. Bagaimana kedisiplinan belajar siswa kelas VIII MTs Negeri Karanggede Kec. Karanggede Kab. Boyolali Tahun 20142015? 3. Adakah hubungan bimbingan orang tua dengan kedisiplinan belajar

siswa kelas VIII MTs Negeri Karanggede Kec. Karanggede Kab. Boyolali Tahun 2014/2015?

C. TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

(24)

6

2. Untuk mengetahui bagaimana kedisiplinan belajar siswa kelas VIII MTs Negeri Karanggede Kec. Karanggede Kab. Boyolali Tahun 2014/2015.

3. Untuk mengetahui adakah hubungan bimbingan orang tua dengan kedisiplinan belajar siswa kelas VIII MTs Negeri Karanggede Kec. Karanggede Kab. Boyolali Tahun 2014/2015.

D. HIPOTESIS PENELITIAN

Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap masalah yang diteliti yang dirumuskan atas dasar terkaan atau conjecture peneliti. Jawaban sementara ini selanjutnya akan diuji dengan data yang dikumpulkan melalui penelitian, dan hasil pengujian itu adalah kesimpulan dan atau generalisasi yang juga merupakan temuan-temuan penelitian yang bersangkutan, (Mohammad Ali, 1993:31)

Dengan demikian hipotesis yang peneliti ajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan yang signifikan antara bimbingan orang tua dengan kedisiplinan belajar siswa di MTs Negeri Karanggede Boyolali.

E. MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Manfaat Teoritis

(25)

7

2. Manfaat Praktis a. Bagi Sekolah

1) Memberikan informasi tentang hubungan bimbingan orang tua dengan kedisiplinan belajar siswa.

2) Memberikan masukan kepada sekolah, tentang bagaimana bimbingan orang tua selama ini, sehingga akan mengetahui apakah berhubungan dengan kedisiplinan belajar siswa.

3) Sekolah mendukung usaha orang tua dalam membimbing anaknya dalam kedisiplinan belajar.

b. Bagi siswa, sebagai pemicu semangat agar tidak putus asa dalam menghadapi setiap persoalan.

c. Bagi orang tua, diharapkan dapat senantiasa membimbing anaknya memecahkan masalah agar dapat meningkatkan kedisiplinan belajar

F. DEFINISI OPERASIONAL

Definisi operasional dimaksudkan untuk menjelaskan dan menghindari kekurangjelasan atau pemahaman yang berbeda antara pembaca dan peneliti mengenai istilah-istilah yang terdapat dalam judul penelitian (Maslikhah, 2013:317). Adapun istilah-istilah tersebut adalah: 1. Bimbingan Orang Tua

(26)

8

bimbingan adalah proses memberikan bantuan terhadap individu untuk mencapai pemahaman dan pengarahan diri yang dibutuhkan untuk melakukan penyesuaian diri secara maksimum terhadap sekolah, keluarga, serta masyarakat.

Orang tua menurut Soedomo Hadi (2003:22) adalah ayah dan ibu yang menjadi pendidik pertama dan utama bagi anak-anaknya. Sedangkan Abu Ahmadi dan Nuruhbiyati (2001:177) mendefinisikan bahwa orang tua adalah pemimpin keluarga, maka orang tua bertugas sebagai pendidik, pemelihara, pengasuh, pembimbing, pembina, maupun guru bagi anaknya. Adapun pengertian orang tua menurut Ngalim Purwanto (1988:8) adalah pendidik sejati karena kodratnya maka oleh karena itu kasih sayang orang tua terhadap anak-anaknya hendaklah kasih sayang yang sejati pula yang berarti pendidik atau orang tua hendaknya mengutamakan kepentingan dan kebutuhan anak-anaknya dengan mengesampingkan keinginan dan kesenangannya sendiri.

Dari sejumlah definisi dan penjelasan di atas, dapat ditangkap maksud yang berujung pada pemahaman bahwa bimbingan orang tua

adalah proses memberikan bantuan orang tua kepada individu

(27)

9

Dari pengertian bimbingan orang tua tersebut, maka dapat diambil beberapa indikator, antara lain:

a. Membimbing anak dalam belajar

b. Membimbing anak dalam membina hubungan dengan lingkungan c. Membantu anak untuk mengatasi masalah pribadi (Singgih

Gunarso dan Singgih D. Gunarso, 1992:35) d. Membantu memenuhi kebutuhan sekolah anak e. Memberi motivasi kepada anak

2. Kedisiplinan Belajar

Disiplin diartikan dengan tata tertib dan ketaatan atau kepatuhan terhadap peraturan atau tata tertib (Novan Ardy Wiyani, 2013:159). Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (1990:144) disiplin adalah kepatuhan seseorang dalam mengikuti peraturan atau tata tertib karena didorong adanya kesadaran yang ada pada kata hatinya.

Slameto (1991:78) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

(28)

10

a. Datang ke sekolah tepat waktu (Djamarah, 2002:97).

b. Mengerjakan tugas yang diberikan guru dengan tepat waktu (Djamarah, 2002:119).

c. Aktif bertanya tentang pelajaran yang kurang dimengerti (Djamarah, 2002:103).

d. Menjaga kerapian dan kebersihan e. Menjaga kesopanan di sekolah

G. METODE PENELITIAN

1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif rancangan penelitian ini adalah penelitian assosiatif interaktif.

. Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika. (Saifuddin Azwar, 2012:5).

Menurut Sugiyono (2012:36), penelitian assosiatif adalah suatu penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih dan hubungan interaktif adalah hubungan yang saling mempengaruhi.

(29)

11

2. Lokasi dan Waktu Penelitian a. Lokasi Penelitian

Tempat penelitian dilaksanakan di Madrasah Tsanawiyah Negeri Karanggede tahun 2014/2015, yang terletak di Desa Klumpit Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali.

b. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 17 November 2014 s.d selesai.

3. Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012:80). Sedangkan sampel ialah bagian-bagian dari keseluruhan individu yang menjadi obyek dari penelitian.

Populasi dalam penelitian ini mencakup seluruh siswa kelas VIII MTs Negeri Karanggede tahun 2014/2015 yang berjumlah 115 siswa. Berikut ini adalah sebaran populasi pada tiap-tiap kelas :

TABEL 1.1

Daftar Populasi Penelitian

No Kelas Jumlah Siswa Tiap Kelas

1 VIII A 30

2 VIII B 30

3 VIII C 28

4 VIII D 27

Jumlah 4 115

(30)

12

Sampel adalah bagian kecil dari populasi yang diambil dengan prosedur tertentu, sehingga diharapkan dapat mewakili populasi. Sampel yang diambil oleh populasi harus harus presentatif. Maka dari itu dibutuhkan teknik sampling yang tepat. Dalam penelitian ini penyusun menggunakan teknik proporsional random sampling, yaitu proses pemilihan sampel dengan cara acak dan proporsional. Jadi setiap kelas mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi sampel, (Sugiyono, 2012:82). Adapun untuk menentukan jumlah sampel perkelas digunakan rumus sebagai berikut :

Di dalam penelitian, apabila obyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitan populasi, tetapi jika objeknya besar dapat diambil antara 10-15 % atau 20–25 % atau lebih. (Suharsimi Arikunto, 1993:107)

Merujuk dari pendapat diatas, peneliti mengambil sampel sejumlah 25% dari 115 siswa Kelas VIII MTs Negeri Karanggede tahun 2014/2015. Adapun sebaran sampel berdasarkan teknik proporsional random sampling adalah sebagai berikut :

= 7, 56 (dibulatkan menjadi 8)

(31)

13

= 7, 06 (dibulatkan menjadi 7)

= 6, 80 (dibulatkan menjadi 7)

Berdasarkan penghitungan sampel 25% dari 115 didapatkan 30 responden. Adapun data tentang populasi sampel sebagai berikut :

Tabel 1.2 Data Populasi Sampel

No Kelas Jumlah Siswa Tiap Kelas Sampel Tiap Kelas

1 VIII A 30 8

2 VIII B 30 8

3 VIII C 28 7

4 VIII D 27 7

Jumlah 4 115 30

4. Metode Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang relevan dengan fokus penelitian, maka teknik pengumpulan data yang akan dipakai meliputi :

a. Metode Angket

(32)

14

Teknik angket digunakan untuk mengumpulkan data dalam bentuk pertanyaan tentang suatu hal yang akan dijawab oleh responden. Metode ini peneliti gunakan untuk mendapatkan data variabel x tentang bimbingan orang tua dan variabel y tentang kedisiplinan belajar siswa kelas VIII MTs Negeri Karanggede.

Angket diberikan kepada responden (siswa) secara langsung di MTs Negeri Karanggede. Angket yang digunakan berupa angket tertutup dalam bentuk pilihan ganda, sehingga responden tinggal memilih jawaban yang telah disediakan oleh peneliti. Pilihan jawaban selalu, kadang-kadang dan tidak pernah. Skor digunakan untuk mengetahui prosentase bimbingan orang tua dan kedisiplinan belajar siswa adalah 3, 2 dan 1.

Data angket untuk kategori bimbingan orang tua siswa di bagi menjadi 3 kategori yaitu tinggi, sedang dan rendah. Data angket mengenai kedisiplinan belajar siswa dibuat 3 kategori yaitu tinggi, sedang dan rendah.

b.Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah penelitian dengan memperhatikan objek dalam memperoleh sumber dengan tulisan, tempat dan berkas atau orang, (Suharsimi Arikunto, 1993:131).

(33)

15

singkat berdirinya, lokasi, dan lain-lain. Peneliti mencatat dan mengumpulkan data-data yang ada di sekolah.

5. Instrumen Penelitian

Menurut Ibnu Hadjar (1996:160), instrumen merupakan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan informasi kuantitatif tentang variasi karakteristik variabel secara obyektif. Kualitas instrumen yang digunakan sangat berpengaruh dengan kualitas hasil penelitian. Adapun kisi-kisi instrumen yang dipakai untuk mengukur bimbingan orang tua dan kedisiplinan belajar adalah terlampir.

6. Analisis Data

Dalam penelitian ini teknik analisis data yang digunakan adalah: a. Untuk mengetahui bimbingan orang tua dan kedisiplinan belajar digunakan teknik analisis data prosentase frekuensi dengan rumus :

% 100

 

N F P

Keterangan : P = Prosentase F = Frekuensi

N = Jumlah total sampel

(34)

16

= Koefisien korelasi antara variable x dan y x = Jumlah variable x

y = Jumlah variable y

∑x = Jumlah keseluruhan variable x

∑y = Jumlah keseluruhan variable y N = Jumlah populasi

H. SISTEMATIKA PENULISAN

Dalam penulisan skripsi ini, penulis mencantumkan lima bab dengan pokok tiap-tiap bab sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan

Dalam bab ini penulis mengemukakan Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Hipotesis Penelitian, Manfaat Penelitian, Definisi Operasional, Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan Skripsi.

BAB II Landasan Teori

(35)

17

Pengertian Bimbingan, Pengertian Orang Tua, Bimbingan Orang tua dan Fungsi Bimbingan Orang Tua.

B. Kedisiplinan Belajar

Pengertian Disiplin Belajar, Macam-macam Pelanggaran Disiplin, Bentuk-Bentuk Kedisiplinan Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Disiplin.

BAB III Laporan Hasil Penelitian

Laporan hasil penelitian ini membahas tentang Sejarah Singkat, Lokasi dan Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar MTs Negeri Karanggede Boyolali, Struktur Organisasi, Sarana dan Prasarana, Peranan Guru, Penyajian Data

BAB IV Analisis Data BAB V Penutup

(36)

18

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Bimbingan Orang Tua

1. Pengertian Bimbingan

Menurut Tohirin (2009:15), Bimbingan merupakan terjemahan

dari kata ʺguidanceʺ. Kata “guidance” yang kata dasarnya “guide

memiliki beberapa arti : (a) menunjukan jalan (showing the way), (b) memimpin (leading), (c) memberikan petunjuk (giving instruction), (d) mengatur (regulating), (e) mengarahkan (governing), dan (f) memberi nasehat (giving advice).

(37)

19

Dalam buku yang berjudul Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah Dan Madrasah (Berbasis Integrasi) menyatakan bahwa bimbingan merupakan proses bantuan terhadap individu untuk mencapai pemahaman diri dan pengarahan diri yang dibutuhkan untuk melakukan penyesuaian diri secara maksimum kepada sekolah (dalam hal ini termasuk madrasah), keluarga, dan masyarakat (Tohirin, 2009:16).

Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2011:235) dalam bukunya yang berjudul Landasan Psikologi Proses Pendidikan, bimbingan merupakan suatu usaha untuk membantu perkembangan individu secara optimal yang diberikan dalam situasi yang demokratis, bukan situasi otoriter terutama dalam penentuan tujuan-tujuan perkembangan yang ingin dicapai oleh individu serta keputusan tentang mengapa dan bagaimana cara mencapainya dan bantuan diberikan dengan cara meningkatkan kemampuan individu agar dia sendiri dapat menentukan keputusan dan memecahkan masalahnya sendiri.

(38)

20

Syamsu Yusuf dan Juntika Nurihsan (2005:6) mengemukakan bahwa bimbingan merupakan proses membantu individu mencapai perkembangan diri secara optimal sebagai makhluk sosial. Adapun pengertian bimbingan menurut Oemar Hamalik (1992:33) adalah proses memberikan bantuan terhadap individu untuk mencapai pemahaman dan pengarahan diri yang dibutuhkan untuk melakukan penyesuaian diri secara maksimum terhadap sekolah, keluarga, serta masyarakat.

Dari beberapa pengertian bimbingan menurut para ahli di atas dapat dilihat adanya hal-hal yang menunjukkan kesamaan, dan ada pula hal-hal yang menunjukkan suatu perbedaan. Dari pengertian tersebut dapat ditarik suatu pendapat bahwa bimbingan merupakan suatu proses pemberian pertolongan yang diberikan oleh seorang pembimbing kepada individu atau kelompok, yang dilaksanakan secara sistematis dan berkesinambungan untuk mengatasi kesulitan atau masalah yang dihadapinya, sehingga diharapkan si pembimbing sanggup mengarahkan individu atau kelompok tersebut dalam mengatasi pemecahan masalahnya.

2. Pengertian Orang Tua

(39)

21

lingkungan yang bermanfaat bagi kehidupan mereka, juga berperan membimbing siswa untuk mngembangkan potensi yang dimilikinya.

Orang tua adalah ayah dan/atau ibu seorang anak, baik melalui hubungan biologis maupun sosial. Umumnya, orang tua memiliki peranan yang sangat penting dalam membesarkan anak, dan panggilan ibu/ayah dapat diberikan untuk perempuan/pria yang bukan orang tua kandung (biologis) dari seseorang yang mengisi peranan ini (http://id.wikipedia.org/wiki/Orang_tua).

Orang tua menurut Soedomo Hadi (2003:22) adalah ayah dan ibu yang menjadi pendidik pertama dan utama bagi anak-anaknya. Sedangkan Abu Ahmadi dan Nuruhbiyati (2001:177) mendefinisikan bahwa orang tua adalah pemimpin keluarga, maka orang tua bertugas sebagai pendidik, pemelihara, pengasuh, pembimbing, pembina, maupun guru bagi anaknya. Adapun pengertian orang tua menurut Ngalim Purwanto (1988:8) adalah pendidik sejati karena kodratnya maka oleh karena itu kasih sayang orang tua terhadap anak-anaknya hendaklah kasih sayang yang sejati pula yang berarti pendidik atau orang tua hendaknya mengutamakan kepentingan dan kebutuhan anak-anaknya dengan mengesampingkan keinginan dan kesenangannya sendiri.

(40)

22

yang terdiri dari ayah dan ibu, dan merupakan hasil dari sebuah ikatan perkawinan yang sah yang dapat membentuk sebuah keluarga dan telah dikaruniai anak oleh Tuhan YME. Orang tua memiliki tanggung jawab untuk mendidik, mengasuh dan membimbing anak-anaknya untuk mencapai tahapan tertentu yang menghantarkan anak untuk siap dalam kehidupan bermasyarakat.

Dari sejumlah definisi dan penjelasan di atas, meski beragam, namun dapat ditangkap maksud yang berujung pada pemahaman bahwa orang tua adalah komponen keluarga yang terdiri dari ayah dan ibu yang bertanggung jawab sebagai pendidik, pemelihara, pengasuh, pembimbing dan pembina anak-anaknya

3. Bimbingan Orang Tua

Keluarga merupakan lingkungan sosial yang pertama dikenalkan kepada anak, atau dapat dikatakan bahwa seorang anak itu mengenal kehidupan sosial itu pertama-tama di dalam ingkungan keluarga. Adanya interaksi antara anggota keluarga yang satu dengan yang lain itu menyebabkan bahwa seorang anak menyadari akan dirinya bahwa ia berfungsi sebagai individu dan juga sebagai makhluk sosial. (Drs. H. Abu Ahmadi, 1991:90-91)

(41)

23

diterima dengan senang hati sebagai titipan dari Tuhan kepada kita sebagai orang tuanya.

Kemampuan anak harus dikembangkan agar anak menjadi orang yang memiliki rasa percaya diri yang kuat. Jadi kalau kepada anak dituntut yang terlalu berat atau terlalu sulit, yang ditanamkan justru rasa tidak percaya diri. Karena ia mengalami bahwa ia selalu gagal. Karena, Masalah-masalah dalam pendidikan anak mulai dengan kenyataan bahwa orang tua pada umumnya tidak menerima kenyataan dari anaknya sendiri. (Drost, 2004:42)

Sebelum anak dewasa, orang tua berkewajiban untuk mendidik anaknya dengan berbagai ilmu pengetahuan dan ketrampilan. Seperti anak diajarkan berbicara, diajarkan berhitung, diajarkan membaca dan sebagainya. Ketika anak mencapai usia belajar, maka orang tua harus bertanggung jawab memasukkan anaknya ke sekolah dan membiayai pendidikannya di sekolah. Allah berfirman dalam Alqur’an surat An

Nisa’ ayat 9:

َةَمْسِقْلا َرَضَح اَذِإَو

ُينِكاَسَمْلاَو ىَماَتَيْلاَو َبَْرُقْلا وُلوُأ

اوُلوُقَو ُهْنِم ْمُهوُقُزْراَف

اًفوُرْعَم لاْوَ ق ْمَُلَ

(42)

24

Keluarga adalah wadah yang sangat penting diantara individu dan group, dan merupakan kelompok sosial yang pertama dimana anak-anak menjadi anggotanya. Dan keluargalah sudah barang tentu yang pertama-tama pula menjadi tempat untuk mengadakan sosialisasi kehidupan anak. Ibu, ayah dan saudara-saudaranya, serta keluarga-keluarga yang lain adalah orang yang pertama dimana anak mengadakan kontak dan pertama pula mengajarkan hal-hal tertentu kepada anak itu sampai anak memasuki sekolah (Abu Ahmadi, 1991:108)

Adapun macam-macam bimbingan orang tua yang sesuai dengan masalah yang akan dihadapi seorang anak, antara lain :

a. Bimbingan Akademik

Merupakan bimbingan yang diarahkan untuk membantu individu dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah akademik (Syamsu Yusuf dan Juntika Nurihsan, 2005:10). Dalam bimbingan akademik, orang tua berupaya memfasilitasi individu dalam mencapai tujuan akademik yang diharapkan.

b. Bimbingan Sosial

(43)

25

c. Bimbingan Pribadi

Bertujuan membantu anak dalam mengatasi masalah pribadi sebagai akibat kurang kemampuan anak untuk mengadakan penyesuaian diri dengan aspek-aspek perkembangan, keluarga, persahabatan, belajar, cita-cita, konflik pribadi, sosial seks dan lain-lain (Singgih Gunarso dan Singgih D. Gunarso, 1992:35)

4. Fungsi Bimbingan Orang Tua.

Bimbingan merupakan suatu proses pemberian pertolongan yang diberikan oleh seorang pembimbing kepada individu atau kelompok, yang dilaksanakan secara sistematis dan berkesinambungan untuk mengatasi kesulitan atau masalah yang dihadapinya, sehingga diharapkan si pembimbing sanggup mengarahkan individu atau kelompok tersebut dalam mengatasi pemecahan masalahnya. Bimbingan orang tua adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan oleh orang tua kepada anak atau siswa dalam menghadapi kesulitan yang dihadapinya.

(44)

26

dengan orang tuanya dan ketidak-berdayaan anak akan mengimplikasikan pula ketergantungan kepada orang tuannya sebagai orang dewasa. Keadaan anak yang tidak berdaya mengundang tanggung jawab orang tua untuk melaksanakan kewajibannya, yaitu mendidik. Anak yang berperan sebagai anak didik membutuhkan bimbingan dan pengarahan dari orang tuanya. Sikap dan tindakan orang tua memberikan stimulus dan akan mempengaruhi terhadap perkembangan perilaku anak.

Adapun fungsi keluarga (orang tua) menurut Frank J. Mifflen dan Sydney C. Mifflen (1986:264) yaitu : (a) menghasilkan dan menerima para anggota baru, (b) mensosialisasi para anggota baru, (c) menghasilkan dan membagi-bagikan barang-barang dan jasa dan (d) memelihara ketertiban dan melindungi para anggota.

Dalam bukunya Abu Ahmadi (1991:108) yang berjudul Sosiologi Pendidikan mengemukakan bahwa fungsi keluarga (orang tua) adalah sebagai fungsi kasih sayang, fungsi ekonomi, fungsi pendidikan, fungsi perlindungan/penjagaan, fungsi rekreasi, fungsi status keluarga dan fungsi agama.

Beberapa fungsi bimbingan orang tua antara lain: a. Fungsi pemahaman

(45)

27

Hal itu berarti, berusaha mengungkapkan dan memahami apa masalah dan kesulitan yang dihadapi anak dan apa kekuatan dan kelemahannya.

b. Fungsi pencegahan

Bimbingan dimaksudkan untuk mencegah timbulnya masalah pada diri anak sehingga mereka terhindar dari berbagai masalah yang dapat menghambat perkembangannya (Menurut Tohirin, 2009:39)

c. Fungsi pengembangan

Bimbingan tidak sekedar mengatasi kesulitan yang dialami anak tetapi juga berusaha agar anak dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya.

d. Fungsi pemecahan

Walaupun berbagai upaya telah dilakukan dengan sebaik-baiknya tetapi masih terjadi masalah pada diri anak, maka dalam hal ini perlu upaya pemberian bantuan pemecahan masalah. Msalah pada anak dapat berupa sikap dan kebiasaan yang buruk atau tidak dapat menyesuaikan diri secara baik dengan lingkungan.

(46)

28

hanya cukup memberi makan, minum, pakaian dan tempat tinggal kepada anak-anaknya, akan tetapi harus berusaha agar anaknya menjadi baik, pandai dan dapat berguna bagi kehidupannya dan juga masyarakat.

Setiap orang tua mempunyai tugas dan peran yang sangat penting, adapun tugas dan peran orang tua terhadap anaknya yaitu melahirkan, mengasuh, membesarkan dan mengarahkan menuju kepada kedewasaan serta menanamkan norma dan nilai-nilai yang berlaku. Orang tua juga harus mampu mengembangkan potensi yang ada pada diri anak dan memberi teladan yang baik. Anak-anak yang tumbuh dengan berbagai bakat, dan tumbuh menjadi anak yang baik adalah karunia yang sangat berharga, yang digambarkan sebagai perhiasan dunia. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Quran surat Al-Kahfi ayat 46, yaitu :

َنوُنَ بْلاَو ُلاَمْلا

ٌرْ يَخ ُتاَِلْاَّصلا ُتاَيِقاَبْلاَو اَيْ نُّدلا ِةاَيَْلْا ُةَنيِز

َدْنِع

لاَمَأ ٌرْ يَخَو اًباَوَ ث َكِّبَر

Artinya: “harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia

tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan. (Departemen Agama RI, 1989:450)

(47)

29

Agar bimbingan dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang diinginkan oleh orangtua, maka bimbingan tidak terlepas dari peranan kedua orang tua yaitu peranan ibu dan ayah dalam membimbing anaknya. Berikut ini penulis menguraikanperanan-peranan tersebut:

a. Peranan Ibu

Seorang ibu bertugas mendidik dan mengatur rumah tangga. Baik buruknya pendidikan ibu terhadap anaknya akan berpengaruh besar terhadap perkembangan dan watak anaknya di kemudian hari. Seorang ibu yang selalu menuruti keinginan anak-anaknya, akan berakibat kurang baik, demikian juga tidak baik seorang ibu yang berlebih-lebihan mencurahkan perhatian kepada anaknya. Sesuai dengan fungsi serta tanggung jawabnya sebagai anggota keluarga, peranan ibu dalam pendidikan anak-anaknya adalah sebagai sumber dan pemberi kasih sayang, pengasuh dan pemelihara, tempat mencurahkan isi hati, pengatur kehidupan dalam rumah tangga dan pembimbing kehidupan pribadi.

b. Peranan Ayah

(48)

30

Karena sibuknya bekerja mencari nafkah, si ayah tidak ada waktu untuk bergaul mendekati anak-anaknya. Lebih celaka lagi seorang ayah yang sengaja tidak mau berurusan dengan pendidikan anaknya. Ia mencari kesenangan bagi dirinya sendiri saja. Segala kekurangan dan kesalahan yang terdapat di dalam rumah tangga mengenai pendidikan anak-anaknya dibebankan kepada istrinya. Padahal seorang ayah juga harus membangun kedekatan dan ikatan emosional dengan anak. Peranan ayah dalam pendidikan anak-anaknya yang lebih dominan adalah sebagai sumber kekuasaan di dalam keluarga, penghubung intern keluarga dengan masyrakat atau dunia luar, pemberi perasaan aman bagi seluruh anggota keluarga, pelindung terhadap ancaman dari luar dan hakim atau yang mengadili jika ada perselisihan.

B. Kedisiplinan Belajar

1. Pengertian Disiplin Belajar

Konsep disiplin berkaitan dengan aturan, tata tertib atau norma dalam kehidupan bersama. Menurut Suharsimi Arikunto (1990:144) disiplin adalah kepatuhan seseorang dalam mengikuti peraturan atau tata tertib karena didorong adanya kesadaran yang ada pada kata hatinya.

(49)

peraturan-31

peraturan yang telah ada dengan senang hati. Dalam bukunya Novan Ardy Wiyani (2013:159) disiplin diartikan sebagai latihan untuk mengendalikan diri, karakter, atau keadaan yang tertib dan efisien.. Sedangkan menurut Subari (1994:164) disiplin adalah penurutan terhadap suatu peraturan dengan kesadaran sendiri untuk terciptanya tujuan peraturan itu.

Adapun pengertian disiplin menurut Syaiful Bahri Djamarah (2002:12) adalah suatu tata tertib yang dapat mengatur tatanan kehidupan pribadi dan kelompok. Disiplin timbul dari dalam jiwa karena adanya dorongan untuk menaati tata tertib tersebut. Sementara itu, kata disiplin dari bahasa Inggris (discipline) berarti ketertiban. Ketertiban sangat terkait antara perilaku seseorang dengan aturan/hukum/adat kebiasaan masyarakat di mana perilaku seseorang itu berlangsung (Marijan, 2012:73).

(50)

32

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 1991:78). Sedangkan menurut Mulyati (2005:5), belajar merupakan suatu usaha sadar individu untuk mencapai tujuan peningkatan diri atau perubahan diri melalui latihan-latihan dan pengulangan-pengulangan dan perubahan yang terjadi bukan karena peristiwa kebetulan.

Adapun pengertian belajar menurut Baharuddin (2008:13) adalah sebuah kegiatan untuk mencapai kepandaian atau ilmu. Usaha untuk mencapai kepandaian atau ilmu tersebut merupakan usaha manusia untuk memenuhi kebutuhannya mendapatkan ilmu atau kepandaian yang dipunyai sebelumnya. Sehingga dengan belajar itu manusia menjadi tahu, memahami, mengerti, dapat melaksanakan dan memiliki tentang sesuatu. Sedangkan pengertian belajar menurut Syaiful Bahri Djamarah (2002:10) adalah suatu kegiatan yang kita lakukan untuk memperoleh sejumlah ilmu pengetahuan.

(51)

33

Adapun ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar antara lain:

a. Perubahan yang terjadi secara sadar (Slameto, 1991:78). Individu menyadari atau merasakan telah terjadi suatu perubahan dalam dirinya. Misalnya ia menyadari bahwa pengetahuannya bertambah dan kecakapannya bertambah. b. Perubahan bersifat kontinu dan fungsional. Satu perubahan

yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar berikutnya (Slameto, 1991:78).

c. Perubahan bersifat positif (Slameto, 1991:78). Perubahan selalu tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya.

d. Perubahan bertujuan atau terarah. Tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai. Dengan demikian perubahan belajar yang dilakukan senantiasa terarah kepada tingkah laku yang telah ditetapkannya (Slameto, 1991:78). e. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku. Jika

seseorang belajar sesuatu, sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap, keterampilan, pengetahuan, dan sebagainya (Slameto, 1991:78).

(52)

34

Setiap siswa memiliki perilaku yang berbeda-beda di sekolah. Adapun pelanggaran disiplin yang biasanya dilakukan oleh siswa antara lain adalah membolos, berisik dalam kelas, melalaikan tugas, merusak benda-benda sekolah, berkelahi, dan lain-lain.

3. Bentuk-Bentuk Kedisiplinan Belajar

Setiap sekolah memiliki peraturan dan tata tertib yang harus dilaksanakan dan dipatuhi oleh semua siswa. Peraturan yang dibuat merupakan kebijakan sekolah yang tertulis dan berlaku sebagai standar untuk tingkah laku siswa sehingga siswa mengetahui batasan–batasan dalam bertingkah laku.

Adapun beberapa bentuk kedisiplinan belajar yang harus dilaksanakan oleh siswa antara lain:

a. Masuk sekolah tepat waktu

Masuk sekolah tepat waktu adalah suatu sikap mental yang banyak mendatangkan keuntungan. Dari segi kepribadian, guru memuji dengan kata-kata pujian, kawan-kawan sekelas tidak terganggu ketika sedang menerima pelajaran dari guru, konsentrasi mereka terpelihara, penjelasan dari guru dapat didengar dengan jelas dan kita sendiri dapat belajar dengan tenang dan alam pikiran kita telah siap menerima pelajaran dari guru (Djamarah, 2002:97).

(53)

35

Bertanya mengenai hal-hal yang belum jelas adalah salah satu cara untuk dapat mengerti bahan pelajaran yang belum dimengerti. Jangan malu bertanya kepada guru mengenai bahan pelajaran yang belum jelas (Djamarah, 2002:103).

c. Menyelesaikan tugas tepat waktu

Selama menuntut ilmu di lembaga pendidikan formal, pelajar tidak akan pernah melepaskan diri dari keharusan mengerjakan tugas-tugas studi. Guru pasti memberikan tugas untuk diselesaikan, baik secara berkelompok ataupun secara individu (Djamarah, 2002:90). Semua tugas yang diberikan oleh guru harus dilaksanakan dan diselesaikan tepat pada waktunya. 4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Disiplin

Faktor yang mempengaruhi kedisiplinan sangat kompleks. Teori konvergensi menjelaskan bahwa hasil perkembangan seseorang ditentukan oleh faktor pembawaan dan faktor lingkungan (Subari, 1994:165). Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin antara lain :

a. Faktor internal 1) Faktor fisiologis

(54)

36

Individu yang sehat secara fisik atau biologis akan dapat menunaikan tugas-tugas yang ada dengan baik. Dengan penuh vitalitas dan tenang, ia mengatur waktu untuk mengikuti berbagai acara atau aktivitas secara seimbang dan lancar. Dalam situasi semacam ini, kesadaran pribadi yang bersangkutan tidak terganggu, sehingga ia akan menaati norma-norma atau peraturan yang ada secara bertanggung jawab (Unardjan, 2003:31).

Jika kesehatan fisik terganggu, misalnya dalam kondisi pusing, lelah, mengantuk, maka dapat mempengaruhi sikap anak dan ketenangan anak, yang dapat mengganggu terciptanya suasana berdisiplin di sekolah. Kesehatan seorang anak dapat mempengaruhi sikapnya yang nakal.

2) Perseorangan

Sikap perseorangan (siswa) dalam belajar dapat dipengaruhi oleh perasaan senang atau tidak senang pada performan guru, pelajaran atau lingkungan sekitarnya (Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, 2008 : 25). Sikap siswa seperti acuh tak acuh, mementingkan diri sendiri, meniru kelakuan yang tidak baik dari lingkungan, apabila dibiarkan akan mengganggu disiplin kelas dan produktifitas kelas.

(55)

37

Hukuman tidak selalu melemahkan seseorang untuk bertindak dalam cara yang disukai masyarakat dan tidak juga menjamin bahwa tindakan salah yang ditinggalkan oleh perilaku dapat diterima (Unaradjan, 2003:11).

Hukuman bagi seorang siswa merupakan salah satu faktor dalam pembentukan kedisiplinan belajar dan dianggap positif karena hukuman ini merupakan salah satu upaya untuk menyadarkan, mengoreksi dan meluruskan perbuatan yang salah, sehingga seseorang akan kembali pada perilaku yang diharapkan.

Adapun syarat yang harus diperhatikan dalam memberi hukuman menurut Subari (1994 : 170) adalah :

a) Hukuman harus selaras dengan kesalahannya b) Hukuman harus adil

c) Hukuman harus secepatnya dijalankan agar anak-anak mengerti benar apa sebab ia dihukum dan apa maksud hukuman itu.

d) Hukuman harus sesuai umur anak

e) Hukuman harus disertai keterangan-keterangan

f) Hukuman tidak boleh diberikan pada waktu kita marah g) Hukuman badan hendaknya dihindari.

(56)

38

Penghargaan atau hadiah tidak harus dalam bentuk benda atau materi, akan tetapi dapat berupa kata-kata pujian, senyuman atau menepuk-nepuk bahu anak. Adanya pemberian hadiah ini mempunyai peranan yang sangat penting yaitu umtuk memberi motivasi kepada anak agar ia dapat mengulangi tingkah laku yang benar dikemudian hari.

3) Keadaan Keluarga

Keadaan keluarga yang baik adalah keluarga yang menghayati dan menerapkan norma-norma moral dan agama yang dianutnya secara baik. Sikap ini antara lain tampak dalam kesadaran atau penghayatan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Dalam hal ini, orangtua memegang peranan penting bagi pengembangan kedisiplinan anggota-anggota dalam keluarga (Unaradjan, 2003:28).

Dengan contoh yang baik dan anak tidak merasa dipaksa, tentunya dalam memberikan sugesti kepada anak tidak dengan cara otoriter sehingga dengan senang anak akan melaksanakannya

4) Sosial

(57)

39

faktor yang mempengaruhi disiplin dari lingkungan sosial menurut Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni (2008:26)adalah : a) Lingkungan sosial sekolah, seperti guru, administrasi, dan

teman-teman sekelas dapat mempengaruhi proses belajar seorang siswa. Hubungan yang harmonis antara ketiganya dapat menjadi motivasi bagi siswa untuk belajar lebih baik di sekolah.

b) Lingkungan sosial masyarakat. Kondisi lingkungan masyarakat tempat tinggal siswa akan mempengaruhi belajar siswa. Lingkungan siswa yang kumuh, banyak pengangguran dan anak terlantar juga dapat mempengaruhi aktifitas belajar siswa.

(58)

40

BAB III

LAPORAN HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum MTs Negeri Karanggede Boyolali

1. Sejarah Singkat, Lokasi dan Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Karanggede pada mulanya merupakan Madrasah swasta yang berada dibawah naungan dan pengawasan Kementrian Agama (Kemenag).

Secara kronologis pada tahun 1961/1962 para tokoh dan ulama (NU) sekecamatan karanggede berusaha bekerja sama bahu membahu merintis untuk membangun dan mendirikan sebuah sekolah lanjutan tingkat pertama yang bercirikan Islam atau yang dikenal dengan Madrasah Tsanawiyah (MTsN). Hal ini mengingat pada waktu itu belum ada satupun sekolah lanjutan tingkat pertama di Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali Jawa Tengah. Di samping itu tujuan dari didirikannya Madrasah Tsanawiyah ini adalah untuk mencetak kader-kader insan yang cerdas, terampil dan terdidik untuk melanjutkan perjuangan Islam oleh tokoh atau ulama pendahulu di Kecamatan Karanggede.

(59)

41

Pada tahun 1963 Madrasah Tsanawiyah secara resmi telah berdiri dan ditetapkan pada tanggal 1 Agustus 1963 dengan nama Madrasah Tsanawiyah Nahdlatul Ulama (MTsNU).

Lokasi lembaga pendidikan formal (MTsNU) ini semula di Karanggede dengan alamat Trayon Desa Kebonan Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali Jawa Tengah.

MTsN Karanggede ini sangat strategis karena di karanggede hanya ada satu Madrasah Tsanawiyah swasta selain Madrasah Tsanawiyah Negeri Karanggede, dan letaknya yang berdekatan dengan dua sekolah dasar di daerah tersebut yakni SDN Klumpit yang terletak tepat sebelah utaranya dan MI Klumpit yang terletak kurang lebih 100 M disebelah timurnya.

Untuk lebih jelasnya MTsN ini terletak di dusun Gumukrejo Kelurahan Klumpit Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali Jawa Tengah berada di atas tanah ±4000M. Sebelah utara berbatasan dengan SDN Klumpit yang termasuk wilayah Dusun Tempel, sebelah Timur berbatasan dengan jalan raya Klumpit Karanggede, sebelah selatan adalah berbatasan dengan perkampungan penduduk Gumukrejo sebelah barat berbatasan dengan kebun, perkampungan penduduk Dusun Gumukrejo.

(60)

42

yang heterogen dan berasal dari latar keluarga yang beragam. Akan tetapi memiliki kebiasaan yang positif diantaranya mengumpulkan dana sosial atau sodaqoh setiap hari jum’at, membaca do’a pada awal jam pelajaran dan akhir jam pelajaran.

2. Struktur Organisasi

Organisasi sekolah merupakan wadah kesatuan kerja dan tanggung jawab sebagai pelaksanaan administrasi yang masing-masing komponen berusaha menerapkan fungsinya berdasarkan garis struktur yang membawahinya.

Sruktur organisasi akan berhasil dengan baik apabila komponen-komponen yang terlibat didalamnya memiliki suatu struktur tugas yang tegas serta terpadu dalam rangka merealisir sebagai progam yang telah dirancang. Adapun struktur organisasi MTs Negeri Karanggede adalah terlampir.

3. Sarana dan Prasarana

Dalam suatu lembaga pendidikan, baik lembaga pendidikan formal maupun non formal, sarana dan fasilitas merupakan kebutuhan primer. Apalagi dalam lembaga pendidikan formal seperti di MTs Negeri Karanggede. Sarana dan fasilitas yang mendukung keberhasilan pendidikan dan pengajaran sangat diperlukan untuk membantu terlaksananya tujuan yang akan dicapai bersama

(61)

43

karena adanya dukungan dari berbagai pihak, baik dari pemerintah maupun dari pihak masyarakat yang bekerja sama, khususnya dalam sarana prasarana untuk menunjang kelancaran KBM. Adapun sarana prasarana yang dimiliki adalah sebagai berikut :

TABEL 3.1

Daftar Sarana Prasarana MTs Negeri Karanggede

Tahun 2014/2015

No Jenis Prasarana Jumlah ruang Kondisi

1 Kelas 11 Baik

(62)

44

4. Peranan Guru

Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru pemegang peranan utama, karena guru adalah faktor yang menentukan bagi keberhasilan pendidikan dan tanpa guru proses belajar mengajar tidak akan berlangsung. Di samping orang tua dan masyarakat, guru juga berperan penting dalam menciptakan kedisiplinan belajar siswa, dengan cara mengarahkan dan membimbing siswa. Adapun daftar guru MTs Negeri Karanggede adalah sebagai berikut:

TABEL 3.2

Daftar Guru MTsN Karanggede Tahun 2014/2015

No Nama Mengajar Mapel 1 H. Suwardi, M.Pd.I Fiqih

2 Suramto, S.Pd, M.Pd Matematika 3 Darmono, M.Pd Bhs. Inggris 4 Yanuar Ismunanto, S.Pd Bhs. Inggris 5 Maryono, S.Pd IPA Fis

(63)

45

23 Arfianto , S.Pd.I Penjaskes & SKI 24 Dwi Agus Prasetyo , S.Pd Bahasa Jawa 25 Eny Kurniawati , SS Sastra Arab 26 Andri Wahyaningrum BK

Sumber : MTsN Karanggede 5. Daftar Responden

Berikut disajikan tentang nama-nama responden:

Tabel 3.3

Daftar Nama Responden

No Nama Jenis Kelamin Kelas Putra Putri

1 Irkham Shohibul L.

VIII A 2 Muhammad Nafngan

VIII A 3 Elita Fitri

VIII A 4 P. Nadia Ummu Latifah

VIII A 5 Indah Wulandari

VIII A 6 Devi Nurul Hidayah

VIII A

7 Diki Hasan

VIII A

8 Muhammad Safrizal

VIII A

9 Nur Azizah

VIII B

10 Abimanyu Putratama

VIII B

11 Nurus Sa’adah

VIII B

(64)

46

13 Rita Septiana A.

VIII B 14 Anjar Widiastuti

VIII B 15 Siti Umi Hanafiah

VIII B 16 Fitriyaningsih

VIII B 17 Alvin Setianugraha

VIII C 18 Awaludin Alfalah

VIII C

19 M. Rifaldo

VIII C

20 M. Zainal Arifin

VIII C 21 Sri Hartutik

VIII C

22 Ika Sabila

VIII C

23 Esti Nugraini

VIII C 24 Nia Sofiana Samida

VIII D

25 Rahmawati

VIII D

26 Muhamad Fani Setiawan

VIII D 27 Choirul Anam

VIII D 28 Wahyu Fahru Rozi

VIII D 29 Makruf Sudaryanto

VIII D 30 Maftukhatul Latif

VIII D

(65)

47

B. Data Hasil Penelitian

Dalam pengumpulan data hubungan bimbingan orang tua dengan kedisiplinan belajar siswa kelas VIII, peneliti menggunakan tekhnik angket. Adapun jumlah angket yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari 20 pertanyaan, dengan rincian sebagai berikut :

1. 10 pertanyaan untuk bimbingan orang tua 2. 10 pertanyaan untuk kedisiplinan belajar

Untuk memudahkan penganalisisan dari 20 pertanyaan, maka setiap dari tiga alternatif jawaban dengan bobot nilai sebagai berikut : 1. Alternatif jawaban A diberi nilai 3

2. Alternatif jawaban B diberi nilai 2 3. Alternatif jawaban C diberi nilai 1

Jawaban dari hasil angket tentang bimbingan orang tua dan kedisiplinan belajar siswa kelas VIII MTs Negeri Karanggede Tahun 2014 dapat dilihat dalam tabel dibawah ini :

1. Data Tentang jawaban angket bimbingan orang tua

(66)

48

Tabel 3.4

Jawaban Angket Tentang Bimbingan Orang Tua Siswa Kelas VIII MTs Negeri Karanggede

No Responden Nomor Item

(67)

49

2. Data Tentang jawaban angket kedisiplinan belajar siswa

Adapun hasil dari penyebaran angket kedisiplinan belajar siswa dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 3.5

Jawaban Angket Tentang Kedisiplinan Belajar Siswa Kelas VIII MTs Negeri Karanggede

No Responden Nomor Item

(68)

50

(69)

51

BAB IV ANALISIS DATA

A. Analisis Deskriptif

Setelah seluruh data hasil penelitian dari penyebaran angket terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah mengklasifikasikan data tersebut sesuai dengan proporsinya masing-masing yang mengacu pada tujuan penelitian, yaitu sebagaimana di bawah ini:

1. Untuk mengetahui bagaimana tingkat bimbingan orang tua siswa kelas VIII MTs Negeri Karanggede Kec. Karanggede Kab. Boyolali Tahun 2014/2015.

2. Untuk mengetahui bagaimana kedisiplinan belajar siswa kelas VIII MTs Negeri Karanggede Kec. Karanggede Kab. Boyolali Tahun 2014/2015.

Untuk mengetahui adakah hubungan bimbingan orang tua dengan kedisiplinan belajar siswa kelas VIII MTs Negeri Karanggede Kec. Karanggede Kab. Boyolali Tahun 2014/2015.

(70)

52

F = Frekuensi

N = Jumlah total sampel

Sedangkan untuk tujuan yang ketiga penulis menggunakan rumus proportional product moment, sebagai berikut:

  

= Koefisien korelasi antara variable x dan y x = Jumlah variable x

y = Jumlah variable y

∑x = Jumlah keseluruhan variable x

∑y = Jumlah keseluruhan variable y N = Jumlah populasi

1. Analisis Data Bimbingan Orang Tua

Langkah-langkah yang diambil adalah sebagai berikut:

a. Membuat tabel distribusi frekuensi jawaban dari angket bimbingan orang tua

b. Mempresentasikan jawabannya

c. Menginterpretasikan hasil jawaban responden

(71)

53

(72)

54

Dari data di atas dapat dicari skor tertinggi dan terendah, kemudian dicari intervalnya dengan menggunakan rumus:

Keterangan: I = interval

= nilai tertinggi = nilai terendah Ki = kelas interval

Dari data hasil angket bimbingan orang tua dapat diperoleh nilai tertinggi 30 dan nilai terendah 24 dengan menggolongkan data tersebut kedalam 3 kelas, maka dapat diketahui interval kelasnya yaitu:

Jadi jelas bahwa variabel ini dapat digolongkan atau dikategorikan dalam variasi tinggi, sedang, dan rendah, yaitu sebagai berikut:

1. Untuk kategori tinggi dengan nominasi A, mendapat nilai antara 29-30

(73)

55

3. Untuk kategori rendah dengan nominasi C, mendapat nilai antara 24-25

Tabel 4.2

Distribusi Frekuensi Jawaban tentang Bimbingan Orang Tua

No Kategori Bimbingan Orang Tua

Interval Nominasi Frekuensi

1 Tinggi 29-30 A 11

2 Sedang 26-28 B 18

3 Rendah 24-25 C 1

Jumlah Responden 30

Kemudian di cari tingkat presentase pada bimbingan orang tua dengan menggunakan rumus presentase sebagai berikut:

% Keterangan:

P = persentase F = frekuensi N = jumlah sampel

1. Untuk kategori tinggi tentang suasana bimbingan orang tua, ada 11 responden:

%

(74)

56

2. Untuk kategori sedang tentang bimbingan orang tua, ada 18 responden:

%

% %

3. Untuk kategori rendah tentang bimbingan orang tua, ada 1 responden:

%

% % %

Untuk lebih jelasnya, penulis menyajikan dalam bentuk tabel di bawah ini:

Tabel 4.3

Prosentase Distribusi Frekuensi Jawaban tentang Bimbingan Orang Tua

No Kategori Bimbingan Orang Tua

Interval Nominasi Frekuensi prosentase

1 Tinggi 26-29 A 11 37%

2 Sedang 22-25 B 18 60%

3 Rendah 18-21 C 1 3%

Jumlah responden 30 100%

(75)

57

Dengan demikian pernyataan di atas menjawab tujuan yang

pertama yaitu “Untuk mengetahui bagaimana intensitas bimbingan orang tua siswa di MTs Negeri karanggede Boyolali tahun 2014/2015”.

2. Analisis Data Kedisiplinan Belajar Siswa

Untuk mengetahui tentang kedisiplinan belajar siswa, maka langkah yang diambil adalah sebagai berikut:

a. Membuat tabel distribusi frekuensi jawaban dari angket kedisiplinan belajar siswa

b. Mempresentasikan jawaban

c. Menginterpretasikan hasil jawaban responden

Di bawah ini adalah tabel daftar nilai distribusi frekuensi tentang kedisiplinan belajar siswa

Tabel 4.4

Daftar Nilai Distribusi Frekuensi Tentang Kedisiplinan Belajar Siswa

No Responden

(76)

58 kemudian dicari intervalnya dengan menggunakan rumus:

Keterangan:

I = interval = nilai tertinggi = nilai terendah Ki = kelas interval

(77)

59

Jadi jelas bahwa variabel ini dapat digolongkan atau dikategorikan dalam variasi tinggi, sedang, dan rendah, yaitu sebagai berikut:

1. Untuk kategori tinggi dengan nominasi A, mendapat nilai antara 27-30

2. Untuk kategori sedang dengan nominasi B, mendapat nilai antara 23-26

3. Untuk kategori rendah dengan nominasi C, mendapat nilai antara 19-22

Tabel 4.5

Distribusi Frekuensi Jawaban Tentang Kedisiplinan Belajar Siswa

No Kategori Kedisiplinan Belajar

Interval Nominasi Frekuensi

1 Tinggi 27-30 A 5

2 Sedang 23-26 B 18

3 Rendah 19-22 C 7

(78)

60

%

Keterangan:

P = persentase F = frekuensi N = jumlah sampel

1. Untuk kategori tinggi tentang kedisiplinan belajar siswa, ada 5 responden:

%

% % %

2. Untuk kategori sedang tentang kedisiplinan belajar siswa ada 18 responden:

%

% %

3. Untuk kategori rendah tentang kedisiplinan belajar siswa, ada 7 responden:

%

%

% %

Gambar

TABEL 1.1 Daftar Populasi Penelitian
Tabel 1.2 Data Populasi Sampel
TABEL 3.1 Daftar Sarana Prasarana
TABEL 3.2 Daftar Guru MTsN Karanggede
+7

Referensi

Dokumen terkait

siswa yang dimulai dari administrator yang melakukan login untuk masuk Gambar 4.5 System Flow Proses Persetujuan Perijinan Siswa.. ke dalam sistem kemudian administrator

Dua ratus delapan belas juta delapan ratus tujuh puluh ribu rupiah,- termasuk PPN 10 %. PENGUMUMAN

[r]

PRIVELEGE Yang diberikan kepada suatu benda tertentu mempunyai kedudukan yang lebih tinggi dari pada Yang diberikan terhadap semua kekayaan orang yang berutang

Bukti kontrak pengalaman paling sedikit 1 (satu) pekerjaan sebagai Penyedia dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir, baik di lingkungan pemerintah maupun swasta termasuk

Melalui berbagai kegiatan positif seperti pagelaran Pekan olah raga dan Seni (Porseni) ini, diharapkan generasi muda khususnya para pelajar dapat menyalurkan bakat

Kelangsungan khidupan pikiran dari pertalian pikiran satu sama lain, sebagaimana yang ditetapkan oleh Ibnu Sina, sama dengan hasil pemikiran tokoh-tokoh pikir modern seperti

Pembuatan laporan akhir ini dimaksudkan untuk mengetahui koordinasi kerja dari rele arus lebih pada penyulang Model Gardu Induk Betung terhadap outgoing Gardu