• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA AWAL 11-13 TAHUN TENTANG PUBERTAS PADA SISWA-SISWI KELAS 5 DAN KELAS 6 DI SDN NGOTO SEWON BANTUL YOGYAKARTA TAHUN 2011 Retno Wulandari

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA AWAL 11-13 TAHUN TENTANG PUBERTAS PADA SISWA-SISWI KELAS 5 DAN KELAS 6 DI SDN NGOTO SEWON BANTUL YOGYAKARTA TAHUN 2011 Retno Wulandari"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

DAN KELAS 6 DI SDN NGOTO SEWON BANTUL YOGYAKARTA TAHUN 2011

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Guna Melengkapi Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Kebidanan Program Studi Kebidanan Jenjang Diploma III

Sekolah Tinggi IImu Kesehatan ‘ Aisyiyah Yogyakarta

Disusun Oleh : Retno Wulandari

080105073

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘ AISYIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2011 

(2)

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA AWAL 11-13 TAHUN TENTANG PUBERTAS PADA SISWA-SISWI KELAS 5 DAN KELAS 6

DI SDN NGOTO SEWON BANTUL YOGYAKARTA TAHUN 2011

Retno Wulandari1 Siti Istiyati2

Abstract: Knowledge about puberty teens early enough influence on adolescent behavior in responding to change, then the role of teachers and parents are fully responsible for the education and supervision. Adolescent reproductive health goal is to lower the risk of pregnancy and unsafe abortion, reduce transmission of STI / HIV-AIDS, provide contraception and reproductive health counseling. Based on a preliminary study of 10 children from grades 5 and 6 in SDN Ngoto Sewon, with interviews of puberty is known that 8 children (80%) do not understand and 2 children (20%) understand about puberty. The study was conducted to determine the level of knowledge about puberty early adolescent students in grades 5 and 6 in SDN Ngoto Sewon Bantul Yogyakarta

Kata kunci : Tingkat Pengetahuan, Pubertas, Remaja

       1 

Mahasiswa STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta 

2 

Dosen STIKES ‘Aisyiyah  Yogyakarta 

PENDAHULUAN

WHO dan beberapa badan dunia lainnya tahun 1998, menghimbau semua negara Asia Tenggara agar memberikan komitmennya untuk memperhatikan dan melindungi kebutuhan remaja akan informasi, ketrampilan, pelayanan dan lingkungan yang umum dan kesehatan reproduksi remaja.

Menurut WHO (1995) sekitar seperlima dari penduduk dunia adalah remaja berusia 10-19 tahun. Sekitar 900 juta berada di negara sedang berkembang. Data demografi di Amerika Serikat (1990) menunjukkan jumlah remaja berumur 10-19 tahun. Sekitar 15 % populasi. Di Asia Pasifik dimana penduduknya merupakan 60 % dari penduduk dunia, seperlimanya adalah remaja umur 10 - 19 tahun.

Di Indonesia menurut Biro Pusat Statistik (1999) kelompok umur 10 - 19 tahun adalah sekitar 22 % yang terdiri dari 50,9 % remaja laki-laki dan 49,1 % remaja perempuan.

(3)

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan dalam karya tulis ini adalah jenis penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif. Metode pengumpulan data berdasarkan pendekatan waktu Cross Sectional. Penelitian ini menggambarkan pengetahuan remaja awal tentang pubertas.

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa tingkat pengetahuan remaja awal tentang pubertas dari keseluruhan responden berjumlah 23 orang yang memiliki tingkat pengetahuan baik tentang pengertian pubertas dan perubahan fisik pada saat pubertas sebanyak 15 orang (65,2%), pengetahuan sedang sebanyak 7orang (30,4%) dan pengetahuan kurang sebanyak 1 orang (4,3%).

Setelah diujikan pada 30 responden dan analisa menggunakan SPSS 2000 dari 30 butir soal pertanyaaan yang diujikan 26 soal valid dan 4 soal gugur (no 8,14,23 dan 26). Seluruh butir pertanyaan yang tidak valid dinyatakan gugur dan tidak dipakai oleh peneliti sehingga butir pertanyaan digunakan dalam penelitian berjumlah 26 butir pertanyaan terdiri dari 9 soal tentang pengertian pubertas dan 17 soal tentang perubahan fisik pada saat pubertas. Hasil uji relibilitas dengan KR-20 diketahui sebesar 0,967 dengan taraf signifikan sebesar 0,000( p<5%) sehingga dinyatakan reliabel.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilaksanakan di SDN Ngoto Bangunharjo, Sewon, Bantul,

Yogyakarta. Letak sekolahan sangat strategis karena dilalui oleh angkutan umum, sehingga mudah dijangkau oleh siswa. Kegiatan proses belajar mengajar disekolah tersebut meliputi dua macam kegiatan, yaitu kegiatan kurikuler dan ekstrakulikuler. Kegiatan kulikuler berupa mata pelajaran yang wajib diikuti oleh siswa dan merupakan syarat pendidikan formal, sedangkan kegiatan ekstrakulikuler disekolah tersebut antara lain UKS, pramuka, drum band, komputer, dan menari. Gambaran mengenai data ketenagaan di SDN NGOTO Sewon Bantul Yogyakarta tahun 2011 terdiri dari : Kepala Sekolah 1 orang , Guru 20 orang dan Tata Usaha 1 orang. Jumlah Siswa Di SDN NGOTO Sewon Bantul Yogyakarta yaitu Kelas 1,2(3kelas) 83 siswa, Kelas3,4( 3 kelas) 137 siswa dan Kelas 5,6( 3kelas) 92 siswa. Pembagian kuisioner pada waktu penelitian ini peneliti dibantu oleh beberapa guru kelas untuk mengawasi jalannya penelitian, waktu penelitian dilaksanakan pada jam istirahat sehingga tidak menggangu pelajaran, siswa-siswi menjawab kuisioner dengan mandiri tidak ada yang melakukan kecurangan seperti bekerjasama dengan teman sebangku, sehingga hasil jawaban kuisioner ini merupakan asli dari pendapat siswa siswi mengenai gambaran pengetahuan pubertas kelas 5 dan 6 di SD N Ngoto Bantul Yogyakarta tahun 2011.

A. Hasil Penelitian

1. Karakteristik Responden a. Jenis Kelamin Responden

(4)

Distribusi Frekuensi menurut jenis kelamin disajikan pada tabel 4. Berikut:

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin.

Jenis

Kelamin Frekuensi Persen

Laki-laki 16 69,6% Perempuan 7 30,4%

Total 23 100%

Berdasarkan tabel 4. terlihat bahwa responden penelitian lebih banyak siswa laki-laki yaitu 16 orang (69,6%), dan siswa perempuan sebanyak 7 orang (30,4%).

b. Umur Responden

Responden penelitian terdiri dari kelas 5 dan kelas 6 pada siswa SDN Ngoto. Distribusi Frekuensi menurut golongan umur disajikan pada tabel 4. Berikut :

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Berdasarkan umur.

Umur Frekuensi Persen

11 tahun 8 34,8%

12 tahun 13 56,5%

13 tahun 2 8,7%

Total 23 100% Berdasarkan tabel 5. terlihat bahwa golongan umur responden sebagian besar adalah umur 12 tahun sebanyak 13 orang (56,5%), umur responden 11 tahun sebanyak 8 orang (34,8%), dan umur responden 13 tahun sebanyak 2 orang (8,7%).

c. Kelas

Responden penelitian terdiri dari kelas 5 dan kelas 6 pada siswa SDN Ngoto. Distribusi Frekuensi menurut kelas disajikan pada tabel berikut :

Tabel 6. Distribusi Frekuensi berdasarkan kelas.

Jenis Kelamin

Frekuensi Persen

Kelas 5 10 43,5%

Kelas 6 13 56,5%

Total 23 100%

Berdasarkan tabel 6 terlihat bahwa yang menjadi responden penelitian terdiri dari kelas 5 dan kelas 6. Siswa kelas 5 banyaknya 10 orang (43,5%) dan siswa kelas 6 banyaknya 13 orang (56,5%).

2. Diskritif penelitian

Setelah kuisioner dikumpulkan dan diolah, kemudian dimasukkan dalam rumus SPSS 16, maka didapat data yang disajikan dalam bentuk tabel yang menggambarkan tingkat pengetahuan remaja awal (11-13 tahun) tentang pengertian dan perubahan fisik pubertas di SDN NGOTO Sewon Bantul Yogyakarta sesuai dengan pertanyaan, maka hasil penelitian ini termasuk dalam satu variabel yaitu:

a. Pengetahuan remaja awal (11-13 tahun) tentang pengertian pubertas

(5)

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan remaja awal (11-13 tahun)

tentang pengertian pubertas

No Pengetahuan Frekuensi Persen

1 Baik 18 78,3%

2 Sedang 1 4,3 %

3 Kurang 4 17,4%

Total 23 100%

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari keseluruhan responden yang berjumlah 23 orang yang memiliki pengetahuan baik tentang pengertian pubertas sebanyak 18 orang (78,3%), pengetahuan sedang sebanyak 1 orang (4,3%), dan pengetahuan kurang sebanyak 4 orang (17,4%).

b. Pengetahuan remaja awal (11-13 tahun) tentang perubahan fisik pada saat pubertas.

Dari 17 pertanyaan no 10 sampai 26 yang diberikan kepada 23 responden mengenai perubahan fisik pada saat pubertas, maka didapatkan hasil distribusi frekuensi pengetahuan remaja awal (11-13 th) tentang perubahan fisik pubertas sebagaimana terlihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Pengetahuan remaja awal (11-13 tahun) tentang perubahan fisik pada saat pubertas No Pengetahuan Frekuensi Persen

1 Baik 18 78,3%

2 Sedang 0 0%

3 Kurang 5 21,7%

Total 23 100%

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari keseluruhan responden berjumlah 23 orang yang memiliki pengetahuan baik tentang perubahan fisik pada saat pubertas sebanyak 18 orang (78,3%), dan pengetahuan kurang baik sebanyak 5 orang (21,7%).

c. Gambaran Tingkat Pengetahuan remaja awal (11-13 tahun) tentang pubertas

Dari 26 pertanyaan yang diberikan kepada 23 responden tentang pengertian pubertas dan perubahan fisik pada saat pubertas, maka didapatkan hasil distribusi frekuensi pengetahuan remaja awal (11-13 th) tentang pengertian pubertas dan perubahan fisik pubertas sebagaimana terlihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Gambaran tingkat Pengetahuan remaja awal (11-13

tahun) tentang pubertas

No Pengetahuan Frekuensi Persen

1 Baik 15 65,2%

2 Sedang 7 30,4%

3 Kurang 1 4,3%

Total 23 100%

(6)

fisik pada saat pubertas sebanyak 15 orang (65,2%), pengetahuan sedang sebanyak 7orang (30,4%) dan pengetahuan kurang sebanyak 1orang (4,3%).

B. Pembahasan

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja awal (11-13 tahun) tentang pengertian dan perubahan fisik pubertas pada siswa-siswi di SDN NGOTO Sewon Bantul Yogyakarta tahun 2010.

1. Pengetahuan remaja awal (11-13 tahun) tentang pengertian pubertas

Pubertas adalah suatu tahap dalam kehidupan remaja yang lebih dilandasi oleh perubahan fisik yang kemudian dikaitkan dengan perkembangan kebutuhan psikologisnya. Pengetahuan remaja awal 11-13 tahun tentang pengertian pubertas termasuk dalam kategori baik sebanyak 18 orang (78,3%), pengetahuan sedang sebanyak 1 orang (4,3%), dan pengetahuan kurang sebanyak 4 orang (17,43%).

Dari pernyataan di atas pengetahuan remaja awal (11-13 tahun) tentang pubertas dalam kategori baik. Berdasarkan wawancara dari beberapa responden tentang pengertian pubertas. Hal ini disebabkan karena mereka banyak mendapatkan informasi tentang masa pubertas dari media massa dan teman sebayanya, hal ini sangat berpengaruh terhadap pengetahuan remaja tentang pubertas.

Sesuai dengan pernyataan Notoatmodjo (2003), Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yakni

indera penglihatan, penciuman, rasa, dan raba. sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

Hal ini selaras dengan pendapat Wati (2003) yang menyatakan bahwa “Dengan mempunyai pengetahuan yang cukup seputar masa pubertas diharapkan para remaja dapat mengambil keputusan yang lebih bijaksana tentang apa yang seharusnya boleh mereka lakukan dan apa yang seharusnya belum boleh mereka lakukan”

2. Pengetahuan remaja awal (11-13 tahun) tentang perubahan fisik pubertas

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa pengetahuan remaja awal tentang perubahan fisik pubertas dalam kategori baik sebanyak 18 orang (78,3%), dan pengetahuan kurang 5 orang (21,7%) tingkat pengetahuan remaja awal (11-13 tahun) dalam katagori baik, berdasarkan wawancara dari beberapa responden tentangperubahan fisik saat pubertas disebabkan karena sebagian besar responden telah mengalami perubahan fisik pada dirinya, mereka juga mendapatkan bimbingan, arahan, dukungan dari orang tua, guru dan lingkungan tentang apa, bagaimana mereka melewati masa pubertas ini.

(7)

Pengetahuan adalah hasil tahu dari manusia, yang sekedar menjawab pertanyaan ”what”, misalnya apa air, apa manusia, apa alam, dan sebagainya.

3. Gambaran Tingkat Pengetahuan remaja awal (11-13 tahun) tentang pengertian pubertas dan perubahan fisik pubertas

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa tingkat pengetahuan remaja awal tentang pubertas dari keseluruhan responden berjumlah 23 orang yang memiliki tingkat pengetahuan baik tentang pengertian pubertas dan perubahan fisik pada saat pubertas sebanyak 15 orang (65,2%), pengetahuan sedang sebanyak 7orang (30,4%) dan pengetahuan kurang sebanyak 1 orang (4,3%).

Tingkat pengetahuan pubertas sebanyak 15 orang (65,2%) dengan tingkat pengetahuan baik dapat dipengaruhi informasi yang diperoleh responden hal tersebut dapat diartikan remaja yang pernah atau sudah mendapat informasi baik melalui media elektronik, media cetak atau orang lain cenderung memiliki pengetahuan yang baik sedangkan remaja yang memiliki pengetahu cukup dapat disebabkan ketidak tahuan tentang informasi berkaitan dengan pubertas dan perubahan saat pubertas semakin bertambah usia maka pengalaman dan pengetahuannnya cenderung akan bertambah sehingga dapat menjadi baik pengetahuanya.

Pengaruh umur dalam kemampuan pikir seseorang sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Hurlock (2010) yang menyatakan bahwa tingkat pengetahuan seseorang akan mengalami puncaknya pada umur tertentu (remaja), demikian pula

kemampuan berpikir, akan mengalami penurunan seiring dengan bertambahnya usia.

Jenis kelamin dan usia dapat mempengaruhi pengetahuan tentang pubertas, semakin bertambah usia maka banyak informasi yang diperoleh sehingga akan bertambah pengetahuanya hasil menunjukan usia yang terbanyak berumur umur 12 tahun sebanyak 13 orang (56,5%). Pengetahuan antara laki-laki dan perempuan tentunya berbeda, sehingga berakibat pada perubahan masa puber pada sikap dan perilaku. Berdasarkan penelitian diketahui siswa laki-laki yaitu 16 orang (69,6%), dan siswa perempuan sebanyak 7 orang (30,4%).

Perubahan masa pubertas pada anak laki-laki tidak diberitahukan tentang basah malam, maka pengalaman yang pertama yaitu mimpi basah dapat menjadi pengamalan yang traumatis karena orang tua jarang menjelaskan tentang perubahan pada masa pubertas. Sedangkan perempuan akan puber sering takut dalam organ-organ seksnya yang membesar akan terlihat melalui pakaian atau kalau keluar haid dan mimpi basah akan meninggalkan bekas pada pakaiannya, namun mereka tidak begitu khawatir karena orang tua ibu khusunya selalu memberikan penjelasan selama anaknya mengalami perubahan pada masa pubertas.

(8)

misalnya pada kasus remaja yang hamil diluar nikah.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan: Hasil penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan remaja awal (11-13 tahun) tentang pengertian dan perubahan fisik pubertas di SDN Ngoto Sewon, Bantul, Yogyakarta, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Tingkat Pengetahuan remaja awal (11-13 tahun) tentang pengertian pubertas dalam kategori baik dari 23 orang siswa, sebanyak 18 orang (78,3%).

2. Tingkat pengetahuan remaja awal (11-13 tahun) tentang perubahan fisik pubertas dalam kategori baik dari 23 orang siswa, sebanyak 18 orang (78,3%).

3. Gambaran tingkat pengetahuan remaja awal (11-13 tahun) tentang pubertas dalam kategori baik dari 23 orang siswa, sebanyak 15 orang (65,2%), pengetahuan sedang 7 orang (30,4%), dan pengetahuan kurang baik 1 orang (4,3%).

Saran bagi Kepala sekolah dan guru - guru SDN Ngoto Sewon Bantul , dapat menyampaikan informasi dan pengetahuan remaja awal tentang pubertas kepada siswa siswinya lebih dini dengan menambahkan materi pelajaran yang ada sperti pendidikan jasmani dan pelajaran pengetahuan Alam.

Saran bagi Bidan, dapat dijadikan pertimbangan dalam memberikan pengetahuan tentang kesehatan bagi anak usia sekolah remaja khususnya menyangkut pengetahuan remaja awal tentang pubertas melaui penyuluhan dan pembagian Brosur atau liflet

Saran bagi siswa dan siswi SDN Ngoto kelas 5 dan kelas 6, dapat menambah pengetahuan siswa- siswi tentang pubertas

sehingga siwa dapat memahami perubahan puberitas pada dirinya.

 

DAFTAR RUJUKAN

Arikunto, S. 2006, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta

Azwar, Azrul, 2003, Kesehatan Reproduksi, Jaringan Epidemiologi Nasional, Jakarta

Badan Pusat Stastistik (BPS) dan Makro Internasional. 2007, Survei Kesehatan

Reproduksi Remaja Indonesia 2007. BPS MakroInternasional. Calverton, Maryland, USA.

Diana, Kusmawati 2006, Pengaruh pendidikan kesehatan reproduksi terhadap perubahan pengetahuan remaja dan pubertas di Madrasah Aliyah wilayah kecamatan Mlongga kabupaten Jepara, KTI Stikes A’isyiyah Yogyakarta

Hidayat Alimul Aziz.A, 2008,Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan,Salemba Medika,Jakarta Nancy P, 2002, Masa Remaja, CV. Agung

Seto, Jakarta

Notoatmojo, S, 2002, Metodologi Penelitiankesehatan, Rineka Cipta, Jakarta

Notoatmojo, S, 2003, Metodologi Penelitiankesehatan, Rineka Cipta, Jakarta

Notoatmojo, S, 2005, Metodologi Penelitiankesehatan, Rineka Cipta, Jakarta

Nugraha Dian Boyke, 2010, It’ All About Sex A-Z tentang sex, Bumi Aksara, Jakarta

Mu’tadin, Zainun, Pendidikan Seksual Pada Remaja, july, 10, 2002,www.e-psikologi.com

(9)

Sherly, 2005, hubungan Peran Orang Tua Dalam Pendidikan Seks dengan Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Reproduksi Sehat pada siswa Kelas 2 SLTP Muhammadiyah VI Yogtakarta, KTI Stikes A’isyiyah Yogyakarta Soetjiningsih, 2004, Tumbuh Remaja dan

permasalahannya, CV. Agung Seto, Jakarta

Sugiyono, 2002,Stastistik untuk Penelitian, Alfabeta, Bandung

Sugiyono, 2004,Stastistik untuk Penelitian, Alfabeta, Bandung

Soeparan, Setiawan, 2006, Modul

Mahasiswa Kesehatan Reproduksi,ford

foundation,Jakarta.

Gambar

Tabel 1. Distribusi Frekuensi  Tingkat

Referensi

Dokumen terkait

Dari Tabel 7 dapat disimpulkan bahwa selama 18 tahun metode penelitian yang banyak digunakan oleh peneliti di Indonesia adalah metode analytical yaitu sekitar 94 persen (63

Jadi kesimpulannya alternatif pondasi yang paling tepat untuk diaplikasikan dalam studi kasus ini, ditinjau dari segi teknis, biaya dan waktu adalah pondasi tiang pancang,

Berbagai pelanggaran etika telah banyak terjadi saat ini dan dilakukan oleh akuntan, misalnya berupa perekayasaan data akuntansi untuk menunjukkan kinerja keuangan

Keuntungan dari observasi ini adalah data yang diperoleh merupakan perilaku subjek yang natural dan tidak dibuat-buat, peneliti yang menggunakan metode observasi partisipan

memerintahkan panitera Pengadilan Agama Mungkid untuk mengirimkan salinan putusan sesuai dengan ketentuan yang ada. 4) Membebankan biaya Perkara kepada Penggugat. 50 Tahun

The OUTDESIGN= option in the PROC GLIMMIX statement enables you to write the X and Z matrix to an output data set. New graphics include boxplots of data and/or residuals with respect

There has been a long talk about whether you should create a separate mobile site with a different layout or even different content, or use the standard site and make it work

Pada awal setiap tahun kalendar, anda akan menerima Borang Penyata Cukai Pendapatan dari LHDN, iaitu Borang B untuk individu yang memiliki perniagaan (seperti Pengedar AMWAY)