• Tidak ada hasil yang ditemukan

RANCANGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK / PROJECT BASED LEARNING (PBL) MATA PELAJARAN IPA BAGI SISWA SEKOLAH DASAR PBL IPA SD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RANCANGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK / PROJECT BASED LEARNING (PBL) MATA PELAJARAN IPA BAGI SISWA SEKOLAH DASAR PBL IPA SD"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

RANCANGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK /

PROJECT BASED LEARNING

(PBL)

MATA PELAJARAN IPA BAGI SISWA SEKOLAH DASAR

“PBL IPA SD”

Penulis:

Wara Winartiningsih

LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN D.I.YOGYAKARTA

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena rahmat dan karuniaNya-lah Rancangan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Mata Pelajaran IPA bagi Siswa Sekolah Dasar “PBL IPA SD” dapat diselesaikan dengan baik.

Rancangan ini merupakan bagian dari langkah-langkah pengembangan teknologi pembelajaran dan merupakan tugas dari Pelatihan Penyusunan Rancangan Model Media Pembelajaran yang diselenggarakan oleh APTPI Jateng dan DIY di P4TK Seni dan Budaya pada tanggal 15 Februari 2018.

Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung penyusunan rancangan ini, terutama kepada Plt. Kepala LPMP D.I.Yogyakarta, kepala P4TK Seni dan Budaya, pengurus APTPI Jateng dan DIY, dan teman-teman peserta pelatihan ini.

Tiada gading yang tak retak, kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan rancangan ini, oleh sebab itu saran dan masukan yang sifatnya membangun sangat diharapkan guna penyempurnaan penyusunan rancangan di masa mendatang. Akhir kata, semoga rancangan ini bermanfaat bagi peningkatan mutu pendidikan Indonesia, khususnya di Provinsi D.I.Yogyakarta.

Yogyakarta, Februari 2018

(3)

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ... 2 DAFTAR ISI ... .... 3 BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... .... 4 B. Tujuan... .... 5 C. Sasaran ... .... 5

BAB II. RANCANGAN MODEL PEMBELAJARAN A. Deskripsi Singkat Rancangan Model Pembelajaran ... .... 6

B. Pola Penerapan Model PBL IPA SD ... .... 6

C. Rencana Kegiatan Model PBL IPA SD ... .... 8

D. Kriteria Keberhasilan Model PBL IPA SD ... .... 9

BAB III. PENUTUP A. Kesimpulan ... .... 10

B. Saran ... 10

(4)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Rancangan sistem/model pembelajaran merupakan pedoman bagi guru untuk melakukan pembelajaran dengan baik agar tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai dengan baik pula. Karena yang dihadapi guru sekarang adalah anak-anak abad-21, maka rancangan pembelajaran yang dibuat harus mampu menjawab tantangan abad-21.

Sistem pembelajaran abad-21 merupakan suatu peralihan pembelajaran dimana kurikulum yang dikembangkan saat ini menuntut sekolah untuk merubah pendekatan pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher-centered learning) menjadi pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa (student-centered learning). Hal ini sesuai dengan tuntutan dunia masa depan dimana siswa harus memiliki kecakapan berpikir dan belajar. Kecakapan-kecakapan tersebut diantaranya adalah kecakapan memecahkan masalah (problem solving), berpikir kritis, kolaborasi, dan kecakapan berkomunikasi. Semua kecakapan ini bisa dimiliki oleh siswa apabila guru mampu mengembangkan rencana pembelajaran yang berisi kegiatan-kegiatan yang menantang siswa untuk berpikir kritis dalam memecahkan masalah. Kegiatan yang mendorong siswa untuk bekerja sama dan berkomunikasi harus tampak dalam setiap rencana pembelajaran yang dibuat oleh guru.

Project Based Learning (PBL) atau pembelajaran berbasis proyek adalah salah satu model pembelajaran yang diharapkan mampu menjawab tantangan abad-21, merupakan salah satu pengembangan teori belajar konstruktivisme yang mengemukakan bahwa manusia sebagai manusia pembelajar harus membangun pengetahuannya sendiri. Siswa masuk ke dalam kelas dianggap tidak dalam keadaan kosong, melainkan sudah membawa pengetahuan yang diperoleh dan dibangun secara tidak formal dari segala hal yang terjadi

(5)

B.Tujuan

Tujuan dari rancangan model pembelajaran IPA berbasis proyek bagi siswa sekolah dasar ini adalah untuk:

1. Meningkatkan pemahaman guru tentang prinsip-prinsip PBL.

2. Menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan, minat, inovasi, dan kreativitas guru dalam menggunakan fasilitas TI dan mengeksplorasi lingkungan sekitar sebagai sumber, obyek, dan media pembelajaran.

3. Meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berbasis proyek.

4. Meningkatkan kemampuan guru sebagai fasilitator pembelajaran yang menggali potensi seluruh siswa dengan beragam gaya belajarnya.

5. Meningkatkan kemampuan guru untuk melaksanakan penilaian dengan cermat, adil, dan obyektif bagi siswa-siswanya.

6. Meningkatkan mutu pendidikan Indonesia, khususnya di Provinsi D.I.Yogyakarta.

C.Sasaran

Sasaran dari rancangan ini adalah semua guru IPA SD kelas 4 dan 5 di Provinsi D.I.Yogyakarta yang menerapkan PBL di sekolahnya.

(6)

BAB II RANCANGAN MODEL PEMBELAJARAN

A.Deskripsi Singkat Rancangan Model Pembelajaran

Model pembelajaran ini dinamakan PBL IPA SD, yaitu model pembelajaran yang dirancang bagi siswa kelas 4 dan 5 SD untuk merangsang aktualiasi potensinya sebagai manusia abad-21 secara maksimal.

Pertama-tama guru SD dilatih untuk memahami PBL, meningkatkan kemampuan TI nya, berlatih membuat pertanyaan esensial untuk brainstorming pengetahuan siswa, berlatih mengidentifikasi permasalahan yang terjadi sehari-hari di sekitar sekolah atau permasalahan yang sedang menjadi trending topic atau permasalahan yang krusial (permasalahan individu, sekolah, lingkungan, daerah, atau bangsa) yang bisa dikaitkan dengan salah satu topik mapel IPA di semester itu, berlatih mengidentifikasikan sumber daya apa saja yang ada di sekitar sekolah yang bisa dijadikan sebagai sumber, obyek, atau media pembelajaran, bahan atau alat apa saja yang harus disediakan dalam proses pembelajaran maupun dalam menghasilkan produk akhir proyek, mata pelajaran apa saja di luar IPA yang bisa dilibatkan dalam proses pembelajaran maupun dalam menghasilkan produk akhir proyek.

Setelah guru memahami hal-hal di atas, guru dilatih untuk membuat RPP berbasis proyek. Secara berkelompok guru dipersilakan untuk saling menilai dan memberi masukan terhadap RPP yang telah dibuat oleh sesama guru peserta. Selanjutnya guru dilatih membuat instrumen penilaian dalam bentuk rubrik, dimana siswa secara transparan bisa menggunakannya untuk mencapai hasil yang diinginkannya.

Beberapa sekolah dengan RPP berbasis proyek terbaik akan didampingi dalam

(7)

Yang dilakukan pertama kali adalah menganalisis, topik dalam mata pelajaran IPA apa yang saat itu bisa menjawab permasalahan yang ada di sekitar sekolah atau permasalahan yang krusial yang paling memerlukan pemecahan atau tindak lanjut. Hasil analisis akan digunakan untuk merancang mata pelajaran apa saja yang akan dilibatkan dalam proses pembelajaran maupun dalam pembuatan produk hasil akhir proyek. Gabungan dari jam-jam mata pelajaran yang terkait itulah yang dipakai untuk mengimplementasikan PBL. Contoh jika ada wawancara, berarti melibatkan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia, dan jamnya bisa diambil untuk PBL. Contoh jika produk akhir ada pembuatan poster dan presentasi, berarti jam mata pelajaran Seni Rupa dan Bahasa Indonesia bisa diambil dan guru yang bersangkutan harus terlibat.

Yang tidak kalah pentingnya adalah analisis terhadap komponen-komponen yang akan dituangkan dalam instrumen penilaian, baik terhadap proses pembelajaran maupun terhadap produk yang dihasilkan. Merancang instrumen penilaian dalam bentuk rubrik mudah dimengerti oleh siswa. Contoh dalam proses bertanya, anak akan tahu bahwa jika dia bertanya dengan suara yang jelas akan berbeda nilainya dengan jika suaranya tidak jelas. Oleh sebab itu instrumen penilaian sebaiknya diketahui secara transparan oleh siswa. Brainstorming bisa dilakukan dengan memberikan pertanyaan esensial pada siswa, maka siswa akan memberikan jawaban yang sangat beragam dan tak terduga. Biarlah kelas menjadi ramai dan siswa menjadi tertarik dan terlibat. Lalu masuklah pada pertanyaan yang lebih rinci yang bertujuan untuk menggiring pemikiran siswa terkait dengan topik mata pelajaran. Selanjutnya pertajam pemikiran mereka dengan tayangan dari internet atau dari file yang telah dipersiapkan. Tayangan juga bisa diberikan sebelum pertanyaan dilontarkan.

Beri penjelasan singkat tentang topik mata pelajaran. Pancing siswa dengan permasalahan yang ada, ajak mereka diskusi tentang solusi-solusi yang mungkin diambil. Bentuk siswa menjadi beberapa kelompok. Pastikan masing-masing kelompok seimbang, ada anak dengan gaya belajar audio, video, dan kinestetik. Pastikan anak menonjol (aktif) dan tidak menonjol (pendiam) terbagi rata dalam setiap kelompok. Ini penting agar mereka bisa berbagi peran dalam kelompoknya masing-masing.

Beri siswa kerangka pertanyaan, dorong siswa untuk mengembangkan pertanyaan. Pertanyaan bisa ditujukan kepada narasumber praktisi di sekeliling sekolah. Bisa jadi mengajak mereka ke Puskesmas untuk mewawancara dokter, mengajak mereka ke kantor desa untuk memperoleh penjelasan dari perangkat desa, dll. Dari narasumber itu siswa akan memperoleh pengetahuan yang lebih lengkap dan menyeluruh daripada hanya dari

(8)

guru dan buku saja. Ajak siswa mengamati lingkungan sekitar sekolah, lingkungan yang baik dan tidak baik agar mereka dapat membandingkannya, mintalah mereka untuk mencatatnya. Sambil memperoleh pengetahuan, siswa akan berbagi peran, ada yang sebagai reporter yang mewawancara, ada yang mencatat, ada peneliti yang mengamati, ada perencana yang akan membuat disain produk, dll.

Dorong mereka berdiskusi untuk menuangkan hasil petualangan mereka dalam proses pembelajaran ke dalam sebuah produk hasil akhir. Bisa jadi produk hasil akhir pembelajaran tidak terbayangkan sebelumnya, namun dukung mereka dengan sarana yang dibutuhkan. Bisa jadi masing-masing kelompok akan menghasilkan produk yang berbeda-beda. Mungkin mereka akan mendirikan kantin sekolah, membuat drama, majalah dinding, poster, leaflet, alat peraga, presentasi menggunakan komputer, presentasi manual dengan memanfaatkan kalender bekas, rekomendasi, dan lain-lain. Tampilkan/ pertunjukkan dan publikasikan produk hasil akhir pembelajaran itu, mereka akan bangga dan percaya diri, dan ilmu yang diperoleh akan melekat kuat sepanjang hidupnya.

Ajak guru-guru yang menyaksikan (lebih baik se-KKG) untuk mengevaluasi apa yang perlu diperbaiki dari pembelajaran yang telah dilakukan. Mengapa se-KKG? Hal ini untuk mempercepat pengimbasan, agar guru di sekolah lain juga tidak ragu-ragu untuk menerapkan PBL ini, yang sebenarnya tidak sulit, tidak harus mahal, dan tidak harus memakan waktu yang lama.

C.Rencana Kerja Model PBL IPA SD

Rencana pengembangan model PBL IPA SD ini dijadwalkan sebagai berikut:

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 Analisis

Analisis topik pembelajaran, mapel yang terlibat, permasalahan yang akan dipecahkan, produk akhir yag akan dihasilkan, sarana yg dibutuhkan, komponen instrumen

Bulan

(9)

D.Kriteria Keberhasilan Model PBL IPA SD

Model PBL IPA SD ini dikatakan berhasil diimplementasikan di suatu sekolah jika: 1. Guru memahami prinsip-prinsip PBL.

2. Guru mampu mengeksplorasi fasilitas TI dan lingkungan sekitar sebagai sumber, obyek, dan media pembelajaran.

3. Guru mampu menyusun RPP berbasis proyek dengan benar.

4. Guru mampu mengimplementasikan PBL dengan mengekplorasi potensi siswa. 5. Guru mampu melakukan penilaian secara adil dan obyektif.

(10)

BAB III PENUTUP

A.Kesimpulan

Model pembelajaran berbasis proyek PBL IPA SD merupakan pembelajaran yang menyenangkan, yang mengakomodir segala gaya belajar siswa, meningkatkan kreativitas guru, mengeksplorasi potensi siswa, dan cocok diterapkan untuk mendidik siswa abad-21 yang dituntut memiliki kecakapan memecahkan masalah (problem solving), berpikir kritis, kolaborasi, dan kecakapan berkomunikasi. Model ini dicari oleh banyak guru dan telah dikembangkan di beberapa negara.

Untuk menerapkan model ini harus melalui tahapan menganalisis, merancang, mengembangkan, mengimplementasikan, dan mengevaluasi. Dengan menerapkan model PBL IPA SD ini diharapkan siswa menjadi percaya diri dan mampu mengkonstruk pengetahuannya dengan maksimal, yang diindikasikan dengan meningkatnya nilai pada mata pelajaran IPA.

B.Saran

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pernah merintis menerapkan model pembelajaran ini, sebelum adanya kurikulum 2013. Untuk menerapkan model pembelajaran ini tidak harus menunggu sekolah menerapkan kurikulum 2013 terlebih dahulu, namun juga bisa diterapkan pada sekolah yang masih menerapkan kurikulum 2006 (KTSP). PBL ini bisa dikembangkan pada mata pelajaran lain dan bisa diterapkan di semua jenjang pendidikan.

Dalam menerapkan model ini guru harus meningkatkan kreativitasnya, benar-benar berperan sebagai fasilitator, tidak hanya melepaskan siswa dengan beban tugas-tugas yang

Referensi

Dokumen terkait

2015.. PENGARUH ELECTRONIC WORD OF MOUTH TERHADAP NIAT PEMBELIAN YANG DI MEDIASI OLEH CITRA MEREK PADA.. PRODUK LAPTOP

Aromaterapi mempunyai banyak manfaat salah satunya dapat menumbuhkan perasaan yang tenang pada jasmani, pikiran dan rohani (soothing the.. physical, mind and spiritual),

4. Anggaran Belanja Negara, Penetapan formasi PNS bagi suatu organisasi pada akhirnya sangat ditentukan oleh tersedianya anggaran. Oleh karena itu

Kawasan hutan produksi yang tidak produktif berupa hutan rawang (low potential forest) dan semak belukar dapat dibangun hutan tanaman menggunakan sistem silvikultur tebang

Bahwa perbedaan agama dalam sebuah keluarga di Indonesia adalah merupakan suatu yang lumrah, apakah hal itu karena perkawinan beda agama atau karena salah satu dari

This research study would like to examine the impact of board structure, managerial ownership and gender diversity to the ability in preventing financial distress as

[r]

Disini anda akan diajarkan bagaimana berbicara dalam bahasa inggris yang baik dan benar dengan aplikasi yang lebih mudah