• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH METODE OUTDOOR STUDY TERHADAP ECOLITERACY SISWA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH METODE OUTDOOR STUDY TERHADAP ECOLITERACY SISWA"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

229 Pengaruh Metode Outdoor Study Terhadap Ecoliteracy Siswa Harmawati, Aang Solahudin Anwar, Wirda Nur Rochimana

PENGARUH METODE

OUTDOOR STUDY

TERHADAP

ECOLITERACY

SISWA

Harmawati, Aang Solahudin Anwar, Wirda Nur Rochimana

Universitas Buana Perjuangan Karawang [email protected] [email protected] [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode Outdoor Study terhadap Ecoliteracy siswa. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar (SD) IT Al-Irsyadiyyah Kecamatan Telukjambe Timur, Kabupaten Karawang. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kuantitatif eksperimen semu atau Quasi Experiment dengan bentuk desain Nonequivalent Control Grup Design. Populasi yang digunakan seluruh siswa kelas II SD IT Al-Irsyadiyyah yang berjumlah 40 siswa. Adapun sampel yang digunakan yakni 20 siswa kelas eksperimen dan 20 siswa kelas kontrol. Untuk teknik pengumpulan data menggunakan tes dengan jenis tes pilihan ganda yang dianalisis menggunakan perhitungan Product Moment. Hasil uji validitas data dari 40 soal pilihan ganda peneliti menggunakan 20 soal pilihan ganda yang dinyatakan valid. Hasil uji reliabilitas diperoleh r11 sebesar 0,86 yang

diperoleh berada diantara 0,70≤r11≤0,90 maka dinyatakan tingkat reliabilitas

dari uji coba instrument tes tergolong tinggi. Hasil pengujian hipotesis diperoleh pada taraf signifikansi 0,05 menunjukkan bahwa nilai probabilitas (signifikansi) adalah 0,000 karena nilai 0,000˂ɑ=0,05 maka Ho ditolak hal ini membuktikan bahwa metode Outdoor Study berpengaruh terhadap Ecoliteracy

siswa.

(2)

230 Pengaruh Metode Outdoor Study Terhadap Ecoliteracy Siswa Harmawati, Aang Solahudin Anwar, Wirda Nur Rochimana

PENDAHULUAN

Pendidikan sangat berperan penting dalam membantu meningkatkan sumber daya manusia di Negaranya, sebagaimana yang tercantum dalam UU No.2 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3, Ayat 1

bahwa “Pendidikan Nasional berfungsi

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban Bangsa yang bermartabat dalam rangka menverdaskan kehidupan Bangsa”.

Muhibbin (2010: 10) mengartikan

bahwa “pendidikan berasal dari kata

mendidik yang artinya memlihara dan diberi latihan dengan diperlakukan adanya ajaran tuntunan, dan pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan

pikiran”.

Dewasa ini sistem pendidikan di Indonesia lebih mengutamakan pemahaman kognitif dan hafalan, pada dasarnya siswa tidak cukup sampai pemahaman teori saja karena seharusnya siswa mampu hidup secara sosial, serta perlunya tuntunan bagaimana hidup sosial sehingga mampu memecahkan persoalan yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Salahsatu persoalan adalah kehidupan manusia dengan lingkungan alam. Sehubungan hal ini kompetensi

ekolitercacy sangat diperlukan agar siswa dapat lebih peduli terhadap lingkungan. Dalam permasalahan tersebut guru dapat memanfaatkan metode belajar yang efektif, yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan berdasarkan kurikulum pendidikan yakni kurikulum pembelajaran terpadu, yang mana

“pembelajaran terpadu adalah sebuah pendekatan pembelajran yang memungkinkan siswa baik secara individu atau kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta

prinsip secara holistik dan autentik”.

(Triyanto, 2010:6). Salah satu metode yang sesuai dengan pembelajaran terpadu yaitu menggunakan metode

belajar di luar kelas atau Outdoor Study, siswa diajak melihat peristiwa yang terjadi di lingkungan secara langsung, hal ini dapat memberikan pembelajaran secara konkret kepada siswa.

Berdasarkan hasil observasi di SD IT Al-Irsyadiyyah Telukjambe Timur, bahwa salah satu masalah pokok yaitu kurangnya rasa peduli siswa dalam menjaga kelestarian lingkungan, masih banyak siswa yang membuang sampah bekas makanan di kolong-kolong meja, masih kurang peduli terhadap sampah yang berserakan di halaman sekolah, serta terdapat sampah yang dibuang di pot-pot tanaman, hal ini menujukkan bahwa terdapat rendahnya empati siswa terhadap lingkungan alam, rasa empati terhadap lingkungan ini dapat disebut dengan kecerdasan ekologi (Ecoliteracy).

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bahwa metode Outdoor Study berpengaruh terhadap Ecoliteracy

siswa.

KAJIAN LITERATUR

Menurut Vera (2012: 17) “metode

Outdoor Study merupakan suatu kegiatan menyampaikan pelajaran di luar kelas, sehingga kegiatan-kegiatan dan aktivitas belajar berada di luar

kelas”. Penggunaan metode Outdoor

Study mampu mengasah aktifitas fisik dan meningkatkan kreatifitas siswa, dikarenakan ekegiatan belajar menggunakan metode Outdoor Study merupakan penggunaan strategi belajar yang berinteraksi dengan lingkungan serta praktik langsung sesuai dengan penugasan, sebab semua pancaindra siswa terlibat dalam menyelesaikan persoalan-persoalan di lingkungan.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan metode Outdoor Study dikatakan mampu memberikan pengetahuan berkesan, karena dalam pembelajaran tersebut siswa dapat memaksimalkan

(3)

231 Pengaruh Metode Outdoor Study Terhadap Ecoliteracy Siswa Harmawati, Aang Solahudin Anwar, Wirda Nur Rochimana penggunan indra yang mereka miliki

demi mengembangkan rasa ingin tahu

dan mencapai pengetahuan

pembelajaran yang diinginkan. Penggunakan metode Outdoor Study juga dapat merangsang siswa untuk lebih kreatif dalam mencari alternatfi pemecahan masalah, sikap gotong royong, dan kerjasama.

Oleh karena itu penggunaan metode Outdoor Study mampu menjadi strategi pembelajran dalam meningkatkan kecerdasan ekologi siswa. Kecerdasan ekologi dalpat disebut dengan melek ekologi atau Ecoliteracy. Goleman (2010: 38) memberi

pemahaman bahwa “kecerdasan ekologi

adalah kemampuan kita untuk beradaptasi terhadap ekologis tempat

kita berada”. Pemahaman Ecoliteracy

harus dimulai sejak dini, sebab pemahaman sikap ramah lingkungan merupakan sikap yang harus dimiliki setiap individu. Namun sikap peduli terhadap lingkungan tidak akan hadir dengan sendirinya, perlu adanya landasan dalam mengembangkan kecerdasan ekologi sebagaimana yang Goleman (2012: 10-11) kemukakan bahwa terdapat lima poin dalam mengembangkan sikap Ecoliteracy yaitu:

a. Develop Empathy For All Froms Of Life.

Bahwa pembelajaran harus difokuskan kearah kesadaran sikap merasakan (empati) akan lingkungan kepada siswa. Pada dasarnya anak memiliki kepekaan (empati) terhadap lingkungannya, sikap ini dapat dilihat ketika siswa merasa kasihan terhadap makhluk hidup yang disakiti. Sikap seperti ini harus dikembangkan oleh guru atau pendidik sehingga rasa empati siswa semakin kuat, serta siswa dapat menilai dan merenungkan apa yang dilakukannya baik atau buruk bagi lingkungan.

b. Embrace Sustainability as A Community Practice.

Pembelajaran dlam kelompok perlu dilakukan siswa. Pembelajaran praktik dengan berkelompok dapat

menumbuhkan kesenangan

tersendiri pada siswa, serta dapat menumbuhkan rasa tanggungjawab terhadap tugas dan anggota kelompok lainnya. Siswa akan memahami bagaimana kelangsungan lingkungan adalah tanggung jawab setiap individu termasuk siswa.

c. Make The Invisible Visible.

Pembelajaran nyata sangat diperlukan siswa. Siswa akan lebih dekat dan menjiwai setiap proses pembelajaran, hal ini akan menjadikan pembelajaran lebih bermakna. Serta siswa dapat merasakan secara langsung bagaimana merawat lingkungan.

d. Anticipate Unintended Consequences.

Mengajarkan siswa untuk bertanggung jawab secara penuh terhadap pekerjaannya, aka nada akibat yang terjadi bila siswa menyepelekan tugasnya. Ketidak sesuaian harapan dengan kenyataan menjadi hal yang ditemukan oleh siswa, sehingga siswa dapat mengevaluasi bagaimana seharusnya kegiatan yang baik dan benar.

e. Understand How Nature Sustains Life.

Kegiatan ini merupakan tahap evaluasi secara langsung, siswa akan menyadari efek yang terjadi bila lingkungan tidak dipelihara dengan baik. pengelolaan yang baik akan memberikan efek yang baik bagi lingkungan begitupun sebaliknya , hal ini memberikan pengalaman sendiri bagi siswa

Dalam hal ini ini Ecoliteracy dapat diartikan sebagai kesadaran manusia untuk memahami hubungan timbal balik, interaksi antara makhluk hidup dengan lingkungan. Maka karena itu

(4)

232 Pengaruh Metode Outdoor Study Terhadap Ecoliteracy Siswa Harmawati, Aang Solahudin Anwar, Wirda Nur Rochimana asas ini harus dimulai dari lingkungan

sekolah, dengan disertai tanggung jawab sepenuhnya setiap manusia untuk memelihara lingkungan.

Menumbuhkan dan

mengembangkan ekologi siswa dapat dipadukan dengan pembelajaran dengan kurikulum saat ini, yakni pembelajaran tematik. Istilah pembelajaran tematik adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Pembelajaran terpadu menekankan pada praktk pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan siswa. Supraptingsih (2009: 6) menjelaskan

bahw “pendekatan pembelajaran

terpadu lebih menekankan pada penerapan konsep belajar sambil melakukan sesuatu (learning by doing)”. METODE PENELITIAN

Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatfi dengan penelitian eksperimen semu (quasi expetimental). Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Nonequivalent Control Group Design (Sugiyono: 2017: 79) yang merupakan pada saat sebelum dilakukan penelitian, kedua kelompok diberi soal pretest untuk mengetahui keadaan awal. Kemudian, dari hasil pretest yang diperoleh tersebut maka dapat ditentukan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Populasi penelitian ini ialah seluruh siswa kelas II SD IT Al-Irsyadiyyah Kecamatan Telukjambe Timur Kabupaten Karawang- Jawa Barat. Sampel pada penelitian ini ialah 20 siswa dari kelas II Ibnu Rusyd dan 20 siswa dari kelas Ibnu Batuta. Pada penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan berupa instrumen tes tentang peduli terhadap lingkungan hidup (Ecoliteracy).

Tes ini terdiri atas tes awal (pretest) dan tes pasca tindakan (pretest). Pretest

dilakukan untuk mengukur kecerdasan ekologi yang dimiliki siswa sebelum dilakukan tindakan, sedangkan posttest

diberikan setelah dilakukan tindakan melalui metode Outdoor Study.

PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan kecerdasan ekologi (Ecoliteracy) siswa kelas kontrol yang hanya menggunakan metode ceramah dengan dan kelas eksperimen yang menggunakan metode Outdoor Study. Berikut adalah deskriptif skor tes dari hasil belajar masing-masing kelompok, baik kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen siswa kelas II SD IT Al-Irsyadiyyah yang berjumlah 20 siswa setiap kelompoknya, dapat dilihat pada Tabel 1 berikut:

Table 1. Data Statistik Nilai Pretest dan Posttest Kecerdasan Ekologi (Ecoliteracy)

Siswa Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Kelompo k N Ma x Mi n Mea n St. Devia si Pretest Kontrol 20 70 30 46,7 5 11,951 Pretest Eksperim en 2 0 70 40 55,50 9,305 Posttest Kontrol 20 80 50 64,25 9,072 Posttest Eksperim en 2 0 100 75 89 7,182 Berdasarkan Tabel 1 tersebut diketahui nilai rata-rata pretest pada kedua kelas yang berjumlah masing-masing 20 siswa, diperoleh nilai rata-rata (mean) kelas kontrol adalah 46,75 dan nilai rata-rata (mean) kelas eksperimen adalah 55,50. Adapun untuk nilai

(5)

233 Pengaruh Metode Outdoor Study Terhadap Ecoliteracy Siswa Harmawati, Aang Solahudin Anwar, Wirda Nur Rochimana rata posttest kedua kelas yang berjumlah

20 siswa diperoleh nilai rata-rata (mean) kelas kontrol adalah 64,25 dan nilai rata-rata (mean) kelas ekperimen adalah 89.

Berdasarkan nilai-nilai tersebut dapat dilihat Gambar 1 grafik nilai rata-rata Pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen berikut:

Gambar 1. Grafik Nilai rata-rata Pretest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Berdasarkan Gambar 1 Grafik nilai rata-rata Postest Kelas Kontrol dapat diketahui bahwa siswa yang mendapatkan nilai 30 sebanyak 3 orang, siswa yang mendapat nilai 35 sebanyak 3 orang, siswa yang mendapatkan nilai 40 sebanyak 2 orang, siwa yang mendapatkan nilai 45 sebanyak 2 orang, siswa yang mendapatkan nilai 50 sebanyak 2 orang, siswa yang mendapatkan nilai 55 sebanyak 4 orang, siswa yang mendapatkan nilai 60 sebanyak 3 orang, dan siswa yang mendapatkan nilai 70 sebanyak 1 orang.

Sedangkan nilai rata-rata kelas eksperimen siswwa yang mendapatkan nilai 40 sebanyak 1 orang, siswa yang mendapatkan nilai 45 sebanyak 4 orang, siswa yang mendapatkan nilai 50 sebanyak 3 orang, siswa yang mendapat nilai 55 sebanyak 4 orang, siswa yang mendapatkan nilai 60 sebanyak 3 orang, siswa yang mendapatkan nilai 65 sebanyak 2 orang, dan siswa yang mendapatkan nilai 70 sebanyak 3 orang.

Gambar 2 grafik nilai rata-rata posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen.

Gambar 2. Grafik Nilai rata-rata Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Berdasarkan Gambar 2 Grafik nilai rata-rata posttest kelas kontrol bahwa dapat diketahui siswa yang mendapatkan nilai 50 sebanyak 3 orang, siswa yang mendapat nilai 55 sebanyak 1 orang, siswa yang mendapat nilai 60 sebanyak 6 orang, siswa yang mendapatkan nilai 65 sebanyak 1 orang, siswayang mendapatkan nilai 70 sebanyak 6 orang, siswa yang mendapatkan nilai 75 sebanyak 2 orang, dan siswa yang mendapatkan nilai 80 sebanyak 1 orang.

Sedangkan pada kelas eksperimen nilai rata-rata posttest diperoleh siswa yang mendapatkan nilai 75 sebanyak 1 orang, siswa yang mendapatkan nilai 80 sebanyak 3 orang, siswa yang mendapatkan nilai 85 sebanyak 5 orang, siswa yang mendapatkan nilai 90 sebanyak 3 orang, siswa yang mendapatkan nilai 95 sebanyak 6 orang, dan siswa yang mendapatkan nilai 100 sebanyak 1 oarang.

Selanjutnya sebelum dilakkan uji hipotesis data pretest dan posttet

dilakukan uji normalitas dihasilkan nilai sig. (2-tailed) pada One Shapiro Wilk Test

dengan perbantuan SPSS Versi 20. Berdasarsarkan perhitungan uji normalitas kedua kelas berdistribusi normal, hal ini dinyatakan bahwa nilai signifikansi yang diberoleh lebih besar 0 1 2 3 4 5 30 35 40 45 50 55 60 65 70 Kontrol Ekperimen 0 1 2 3 4 5 6 7 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100 Kontrol Eksperimen

(6)

234 Pengaruh Metode Outdoor Study Terhadap Ecoliteracy Siswa Harmawati, Aang Solahudin Anwar, Wirda Nur Rochimana dari tingkat alpha 5% (signifikansi˃0,05).

Hasil perhitungan uji normalitas kelas kontrol dan eksperimen dapat dilihat pada Tabel 2 Berikut:

Tabel 2. Hasil Uji Normalitas Pretest dan Posttest Kelas Kontrol dan Kelas

Eksperimen

Uji Statistik Nilai Signifikansi Makna

Shaphiro Wilk Pretest Kontrol Pretest Eksperimen 0,196 0,201 Berdistribusi normal Berdistribusi normal Posttest Kontrol Posttest Eksperimen 0,127 0,155 Berdistribusi normal Berdistribusi normal Berdasarkan Tabel 2 tersebut, dapat diketahui bahwa nilai signifikan

pretest kelas kontrol dan ekperimen lebih besar dari nilai alpha 0,05 (0,196˃ɑ=0,05) dan (0,201˃ɑ=0,05) maka kedua kelas berdistribusi normal.

Adapun nilai signifikan posttest

kelas kontrol dan ekperimen lebih besar dari alpha 0,05 (0,127˃ɑ=0,05) dan (0,155˃ɑ=0,05) maka kedua kelas berdistribusi normal.

Setelah kedua kelas dinyatakan berdistribusi normal baik nilai pretest dan

posttest, selanjutnya dilakukan uji homogenitas kedua kelas. Perhitungan uji homogenitas menggunakan bantuan SPSS Versi 20, adapun kriteria pengujian homogentitas adalah sebagai berikut:

a. Jika probabilitas ˃ 0,05, maka Ho diterima, artinya varians dinyatakan homogeny.

b. Jika probabilitas ˂ 0,05, maka Ho ditolak, artinya varians dinyatakan heterogen.

Hasil uji homogenitas dapat dilihat pada Tabel 3 berikut:

Tabel 3. Hasil Uji Homogenitas Pretest dan Posttest Kelas Kontrol

dan Kelas Eksperimen Jenis tes Test of homogeneit y of variance Signifika n Pretest kelas kontrol dan eksperime n Based on Mean 0,128 Posttest kelas kontrol dan eksperime n Based on Mean 0,196

Berdasarkan hasil uji homogenitas pada Tabel 3 Test Of Homobeneity Of Variance, dapat diketahui nilai signifikansi Based on Mean diperoleh nilai Pretest 0,128 ˃ 0,05 dan diperoleh nilai Posttest 0,196 ˃ 0,05, hal ini menyatakan bahwa uji homogenitas pretest maupun posttest

pada kelas varians memiliki probabilitas ˃ 0,05, maka Ho diterima, artinya varians kedua sampel dinyatakan homogen.

Selanjutnya untuk mengetahui apakah terdapat peningkatan efektivitas pembelajaran dengan menggunakan metode Outdoor Study terhadap kecerdasan Ecoliteracy maka dilakukannya uji N-Gain dari data pretest dan posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen. Adapun kriteria yang digunakan adalah Effect Size (Dali S. Naga, 2005; 2) sebebagaimana Tabel 4 berikut:

Tabel 4. Kriteria Effect Size N-Gain Ukuran Efek Kriteria

0 ˂d ≤ 0,2 Efek Kecil

0,2 ˂d ≤ 0,8 Efek Sedang

(7)

235 Pengaruh Metode Outdoor Study Terhadap Ecoliteracy Siswa Harmawati, Aang Solahudin Anwar, Wirda Nur Rochimana Sedangkan rangkuman hasil

peningkatan pretest dan posttest dapat dilihat pada Tabel 5 berikut:

Tabel 5. Data Peningkatan Pretest-Posttest Kelas Kontrol dan Kelas

Eksperimen (N-Gain)

Kelas N-Gain Kriteria

Kontrol 0,3 Sedang

Ekperimen 0,8 Sedang

Dari Tabel 5 dapat diketahui bahwa kedua kelas menunjukkan hasil nilai N-Gain berada diukuran kategori 0,2 ˂ d ≤

0,8 sehingga hasil dari nilai rata-rata peningkatan kedua kelas adalah sedang.

Setelah dilakukannya uji prasyarat normalitas dan homogentitas, sehingga dapat dilakukannya uji hipotesis dengan uji-t perbantuan SPSS Versi 20. Uji-t yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Independent Sample Test dengan taraf signifikansi 5 % (0,05) dengan melihat tabel (2-tailed)

Equal Variens Assumed. Uji data posttest

kelas kontrol dan kelas eksperimen adalah untuk mengetahui pengaruh metode Outdoor Study terhadap

Ecoliteracy siswa, adapun kriteria pengujian hipotesis sebagai berikut: a. Jika probabilitas ˃ 0,05, maka Ho

diterima, artinya tidak ada pengaruh metode Outdoor Study terhadap

Ecoliteracy siswa.

b. Jika probabilitas ˂ 0,05, maka Ho ditolak, artinya adanya pengaruh metode Outdoor Study terhadap

Ecoliteracy siswa.

Hasil perhitungan uji hipotesis dapat disajikan pada Tabel 6 berikut:

Tabel 6. Hasil Uji Hipotesis Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Idependent Sample Test

Levene’s Test For

Equality Of Variances Sig. (2-tailed)

Ecoliteracy

Siswa Equal variances assumed

.000

Berdasarkan Tabel 6 hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa nilai probabilitas (signifikansi) adalah 0,000. Karena nilai signifikansi 0,000 ˂ ɑ = 0,05 maka Ho ditolah. Hal ini membuktikan bahwa terdapat pengaruh metode Outdoor Study

terhadap Ecoliteracy siwa.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan sebaagai berikut: 1. Hasil penelitian dan analisis data

bahwa nilai pretest sebelum dilakukan perlakuan kepada masing-masing kelas dengan jumlah 20 siswa yang sama. Nilai rata-rat kelas kontrol adalah 46,75 dengan nilai maksimal 70 dan nilai minimal 30. Sedangkan nilai rata-rata kelas eksperimen adalah 55,50 dengan nilai maksimal 70 dan minimal 40.

2. Hasil penelitian dan analisis data bahwa nilai posttest sebelum dilakukan perlakuan kepada masing-masing kelas dengan jumlah 20 siswa yang sama. Nilai rata-rata kelas kontrol adalah 62,50 dengan nilai maksimal 80 dan nilai minimal 50. Sedangkan nilai rata-rata kelas eksperimen adalah 89 dengan nilai maksimal 100 dan minimal 75.

3. Hasil perhitungan hipotesis dengan menggunakan Uji-t yakni uji

Independent Sample Test diperoleh taraf signifikan 0,05 menunjukkan bahwa nilai probabilitas (signifikansi) adalah 0,000. Karena nilai signifikansi 0,000 ˂ ɑ = 0,05 maka Ho ditolak. Hal ini membuktikan bahwa penggunaan metode Outdoor Study berpengarh terhadap Ecoliteracy siswa kelas II SD IT Al-Irsyadiyyah, Kecamatan Telukjambe Timur, Kabupaten Karawang- Jawa Barat.

(8)

236 Pengaruh Metode Outdoor Study Terhadap Ecoliteracy Siswa Harmawati, Aang Solahudin Anwar, Wirda Nur Rochimana

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2014. “Pengantar Penelitian Suatu Pendekatan Praktik”. Jakarta: Rineka Cipta. Depdiknas, 2003. “Undang-undang RI No

20 tahun 2003 Sistem PendidikanNasional” Jakarta: BNSP

Goleman, D. 2010. “Eco Literace: How Educators are Cultivating Motional, Sosial and ecological Intellegence”.

US: Jossey Bass

Goleman, D. 2012. “Ecological Intellegence: How Knowing The Hidden Impect Of What We Buy CCn Change Everything (Edisi Bahasa

Indonesia)”. Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama

Gustian, R. 2015. “Meningkatkan

Ecoliteracy Siswa SD Melalui Field Trip Kegiatan Ekonomi Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial”.

Sumedang: Jurnal PGSD UPI Kampus Sumedang. Vol. 3.No. 2. Hal. 60-72

Irine, C. 2013: “Implemantasi Pembelajaran Tematik Pada Siswa Kelas Rendah Di SD Negeri Balekerto Kecamatan Kalingkrik”. Yogyakarta: Skripsi FKIPUIN. Diakses pada tanggal 16 Februari 2020

Naga, Dali. S (2005). Ukuran Efek Dalam Laporan Hasil Penelitian [online].

Tersedia:

http://dali.staff.gunadarma.ac.i /publication/file/399/481

aAERCHE.doc [diakses tanggal: 5 Agustus 2020]

Pramatani, D. & Umami, M. 2018.

“Implementasi Garden-Based Learning (GBL) Sebagai Upaya Menumbuhkan Peduli Lingkungan dan Keterampilan Konversasi Pada Siswa”. Cirebon: Jurnal FTIK IAIN Syekh Nurjati. Vol. 15. No. 1. Hal. 97-103

Sugiyono, 2017. “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D”. Bandung: Alfabeta

Supraptiningsih, dkk. 2009. “Tematik”.

Jakarta: Depdiknas, Dirjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kerja.

Trianto, 2010. “Model Pembelajaran

Terpadu Konsep Strategi dan

Implementasinya Dalam

Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP)”. Jakarta:

Bumi Aksara.

Syah, M. 2010. “Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru”.

Bandung: PTRemaja Rosdakarya

Vera, A. 2012. “Metode Mengajar Anak di Luar Kelas (Outdoor Study)”. Jakarta: Bumi Aksara.

Gambar

Table 1. Data Statistik Nilai Pretest dan  Posttest Kecerdasan Ekologi (Ecoliteracy)
Gambar 1. Grafik Nilai rata-rata Pretest  Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Tabel 2. Hasil Uji Normalitas Pretest dan  Posttest Kelas Kontrol dan Kelas

Referensi

Dokumen terkait

Perencanaan tata hijau yang direkomendasikan berdasarkan penelitian ini adalah pembagian vegetasi berdasarkan fungsinya. Fungsi vegetasi tersebut tentu akan sangat terkait

Sistem layanan jemput bola merupakan sistem yang sangat bagus dalam memasarkan produk ataupun jasa karena sistem jemput bola merupakan pelayanan yang sangat memanjakan

Pola pikir yang sudah maju dan perkembangan zaman menjadi hal yang utama penyebab minat masyarakat terhadap Randai berkurang.Masyarakat bosan melihat Randai yang hanya

Dari kombinasi 18 model proses bisnis PPDB dengan ketersediaan atribut data masukan dan keluaran web service setiap model, repositori FUSION Semantic Registry dapat

Kaitannya dengan itu, Hazairin menempatkan peran pemegang otoritas ( ulul amri ) pada posisi yang strategis dan secara bersama-sama para ahli hukum Islam (ulama)

Tuan et al.(2005) mengembangkan instrumen penilaian motivasi belajar pada pembelajaran sains berupa kuosioner dengan judul “students’ motivation towards science learning”

Kemudian nilai tersebut dimasukkan ke Persamaan (1) untuk mendapatkan ukuran kristal dari sampel. Hasil analisis menunjukkan bahwa ukuran kristal partikel sebesar