• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1

- 1|

Laporan Akhir

BAB.1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Penyelenggaraan Infrastruktur Bidang Cipta Karya, sesuai dengan amanat Undang-Undang No.23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, Perpres No. 2 tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2015-2019 serta Permen PUPR No. 13/ RPT/M/2015 tentang Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 2015-2019 Arahan dalam RPJPN dan RPJMN terkait pembangunan infrastruktur permukiman merupakan amanat yang harus diemban bersama oleh Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman. Dijelaskan dalam PP 38 Tahun 2007 bahwa Pemerintah Kabupaten/Kota berperan sebagai pelaksana pembangunan infrastruktur fisik bidang Cipta Karya, sedangkan Pemerintah Pusat bertindak sebagai pengatur, pembina, dan pengawas pembangunan infrastruktur permukiman di Indonesia.

Untuk mewujudkan bangsa yang mandiri, adil, dan makmur seperti yang dicita-citakan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, salah satu caranya adalah dengan mewujudkan pembangunan yang lebih merata dan berkeadilan melalui perwujudan permukiman tanpa kumuh. Untuk menunjang lingkungan permukiman di tanah air, perlu dibangun prasarana dan sarana permukiman yang mencukupi dan berkualitas yang dikelola secara profesional, kredibel, mandiri, dan efisien. Di samping itu, RPJPN juga mengamanatkan bahwa pembangunan bidang air minum dan sanitasi diarahkan pada upaya pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat serta untuk menunjang pertumbuhan ekonomi.

Hal ini sesuai kebijakan desentralisasi yang dilakukan di Indonesia saat ini,dimana pemerintah daerah dituntut untuk lebih berperan aktif dalam melayani dan mensejahterakan masyarakat. Agar dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat, pemerintah daerah perlu merencanakan pembangunan infrastruktur permukiman secara terpadu dengan mendayagunakan sumber daya secara optimal, efisien, dan efektif sesuai dengan kaidah pembangunan berkelanjutan.

(2)

1

- 2|

Laporan Akhir

pemenuhan kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana pendukung bagi seluruh masyarakat terus meningkat. Kondisi itu semakin mendorong terwujudnya kota tanpa permukiman kumuh. Pengembangan infrastruktur perdesaan juga akan terus dikembangkan, terutama untuk mendukung pembangunan pertanian.

Berdasarkan hal tersebut, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum, dalam mengemban tugasnya sebagai perumus dan pelaksana kebijakan dan standar teknis bidang Cipta Karya, mengambil inisiatif untuk mendukung pemerintah kabupaten/kota dalam menyiapkan perencanaan program khusus bidang Cipta Karya yang diberi nama Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) bidang Cipta Karya. RPIJM ini dikembangkan sebagai upaya Ditjen Cipta Karya dalam melaksanakan pembangunan infrastruktur permukiman secara merata di seluruh wilayah tanah air dengan cara yang lebih terpadu, efisien dan efektif sehingga dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi seluruh masyarakat. RPIJM mulai dirintis sejak tahun 2005 berdasarkan Surat Edaran Direktur Jenderal Cipta Karya No. Pr. 02.03-Dc/496 perihal Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya.

Dalam rangka pengembangan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan, Direktorat Jenderal Cipta Karya mengembangkan konsep perencanaan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya yang terintegrasi dalam Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya, sebagai upaya mewujudkan keterpaduan pembangunan di kabupaten/kota. RPIJM Bidang Cipta Karya disusun oleh Pemerintah Kabupaten/Kota melalui fasilitasi Pemerintah Provinsi yang mengintegrasikan kebijakan skala nasional, provinsi, dan kabupaten/kota, baik kebijakan spasial maupun sektoral. RPIJM, selain mengacu pada rencana spasial dan arah pembangunan nasional/daerah, juga mengintegrasikan rencana sektoral Bidang Cipta Karya, antara lain Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM), Strategi Sanitasi Kota (SSK), serta Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), dalam rangka mewujudkan keterpaduan pembangunan permukiman yang berkelanjutan. Melalui perencanaan yang rasional dan inklusif, diharapkan keterpaduan pembangunan Bidang Cipta Karya dapat terwujud, dengan mempertimbangkan aspek lingkungan, kelembagaan, dan kemampuan keuangan daerah.

(3)

1

- 3|

Laporan Akhir

sekaligus mendukung upaya percepatan pencapai sasaran nasional pembangunan bidang Cipta Karya.

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud RPIJM yaitu untuk mewujudkan kemandirian kabupaten/kota dalam penyelenggaraan pembangunan infrastruktur permukiman yang berkelanjutan, menciptakan kualitas kehidupan masyarakat yang sejahtera selaras dengan tujuan pembangunan nasional.

Sedangkan tujuan RPIJM adalah sebagai dokumen yang dijadikan acuan dalam perencanaan program dan anggaran serta pembangunan infrastruktur Bidang CiptaKarya yang berasal dari berbagai sumber pendanaan, baik APBN, APBD Propinsi, APBD Kabupaten/Kota, maupun sumber pendanaan lainnya. RPIJM memuat rencana program dan investasi dalam jangka waktu lima tahun yang mencakup sektor-sektor yang ada di lingkungan Ditjen Cipta Karya, yaitu Pengembangan Permukiman, Penataan Bangunan dan Lingkungan, Sistem Penyediaan Air Minum, dan Penyehatan Lingkungan Permukiman (air limbah permukiman, persampahan, dan drainase).

1.3 KEDUDUKAN RPIJM

Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya atau disingkat sebagai RPIJM Cipta Karya adalah dokumen rencana dan program pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya dalam periode lima tahun, yang dilaksanakan secara terpadu oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, maupun oleh masyarakat/swasta, yang mengacu pada rencana tata ruang, untuk menjamin keberlangsungan kehidupan masyarakat yang berkualitas dan mewujudkan pembangunan infrastruktur Cipta Karya yang berkelanjutan.

Dokumen ini disusun pada tingkat Kabupaten/Kota dan bersifat multi sektoral, multi stakeholder, dan multi pendanaan. Dalam hal ini, yang dimaksud dengan multi sektor adalah RPIJM meliputi sektor-sektor di lingkungan Ditjen Cipta Karya yaitu Pengembangan Air Minum, Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman, Pengembangan Permukiman, dan Penataan Bangunan dan Lingkungan. Adapun maksud dari multi stakeholder adalah para pemangku kepentingan yang terkait turut dilibatkan dalam proses penyusunan dan implementasi RPIJM sesuai kewenangan dan peranannya masing-masing.

Stakeholder yang terkait dalam RPIJM meliputi pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota, masyarakat dan dunia usaha. Sedangkan maksud dari multi-pendanaan adalah sumber pembiayaan infrastruktur permukiman dalam RPIJM tidak hanya berasal dari pemerintah pusat, tetapi juga pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, serta dunia usaha dan masyarakat.

(4)

1

- 4|

Laporan Akhir

sehingga dapat diterima oleh semua pihak sebagai acuan pembangunan infrastruktur bersama. Dengan demikian, maka pembangunan infrastruktur permukiman bisa ditangani atau dibiayai secara bersama-sama oleh para pemangku kepentingan.

RPIJM tidak dimaksudkan untuk menggantikan fungsi RPJMD ataupun Renstra SKPD, namun RPIJM merupakan dokumen teknis operasional pembangunan bidang Cipta Karya yang berisikan rencana investasi sesuai kebutuhan dan kemampuan daerah. RPIJM disusun dengan mengacu pada kebijakan spasial dan sektoral, baik di tingkat nasional maupun daerah. Kebijakan spasial meliputi RTRWN, RTRW Provinsi, dan RTRW Kabupaten/Kota. Sedangkan kebijakan sektoral terdiri dari RPJMN, RPJMD Provinsi, dan RPJMD Kabupaten/Kota. Disamping itu, RPIJM juga mengacu pada Kebijakan dan Strategi Perkotaan Nasional serta Kebijakan dan Strategi Perkotaan Daerah. Adapun, skema kedudukan RPIJM dalam sistem perencanaan pembangunan bidang Cipta Karya dapat dilihat pada gambar 1.1.

Gambar 1.1 Kedudukan RPIJM Bidang Cipta Karyapada Sistem Perencanaan Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya

Sumber: Direktorat Bina Program, 2016

RPIJM yang telah disusun kemudian akan dituangkan ke dalam rencana program tahunan berupa Memorandum Program yang merupakan kesepakatan bersama antara pemerintah, provinsi, dan kabupaten/kota terkait rencana kegiatan di suatu Kabupaten/Kota dalam jangka waktu 5 tahun.

1.4 Muatan RPIJM

(5)

1

- 5|

Laporan Akhir

Bab 1 Pendahuluan

Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai latar belakang, maksud dan tujuan RPIJM Bidang Cipta Karya, serta muatan RPIJM Bidang Cipta Karya.

Bab 2 Profil Kabupaten/Kota

Bagian ini membahas mengenai wilayah administrasi, potensi wilayah, demografi dan urbanisasi, serta isu strategis Kabupaten/Kota.

Bab 3 Arahan Kebijakan dan Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya

Pada bab ini berisikan arahan kebijakan pembangunan Bidang Cipta Karya dan rencana strategis infrastruktur Bidang Cipta Karya.

Bab 4 Analisis Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan

Pada bab ini membahas tentang analisis sosial, ekonomi, dan lingkungan antara lain Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) dan Analisis kemiskinan.

Bab 5 Kerangka Strategi Pendanaan Infrastruktur Bidang Cipta Karya

Pada bab ini membahas mengenai kebutuhan investasi, potensi pendanaan, dan alternatif pendanaan.

Bab 6 Kerangka Kelembagaan dan Regulasi Kabupaten Kota

Bab ini membahas mengenai kerangka kelembagaan dan kerangka regulasi yang ada di Kabupaten/Kota.

Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya

Bab ini membahas mengenai rencana program investasi infrastruktur Bidang Cipta Karya untuk masing-masing sektor, yaitu sektor Pengembangan Kawasan Permukiman, Penataan Bangunan dan Lingkungan, Pengembangan SPAM, dan Pengembangan PLP. Pada setiap sektor dijelaskan kondisi eksisting, analisis kebutuhan, serta usulan kebutuhan program dan pendanaan masing-masing sektor.

Bab 8 Memorandum Program Jangka Menengah Bidang Cipta Karya

Pada bab ini berisikan matriks program investasi RPIJM Kabupaten/Kota danmatriks keterpaduan program pada kawasan prioritas Kabupaten/Kota.

1.5. SASARAN

Sasaran Pekerjaan ini adalah :

1. Pemutakhiran Amanat Pembangunan Bidang Cipta Karya 2. Penyesuaian Sasaran Strategis

(6)

1

- 6|

Laporan Akhir

1.6. MANFAAT

Manfaat kegiatan ini adalah:

Tersusunnya dokumen perencanaan Program Bidang Cipta Karya di Kabupaten Padang Lawas Utara dalam jangka waktu 5 tahun.

1.7. RUANG LINGKUP KEGIATAN

Ruang lingkup kegiatan Penyusunan RPIJM Program Bidang Cipta Karya meliputi :

1. Persiapan Pekerjaan

a. Melakukan persiapan pelaksanaan kegiatan, termasuk didalamnya melakukan koordinasi tim untuk pelaksanaan kegiatan, penyepakatan rencana kerja dan metodologi pelaksanaan kegiatan sampai dengan pengumpulan data dan informasi b. Melakukan konsolidasi dengan semua pemangku kepentingan dalam proses

penyamaan tujuan dan rencana kerja Penyusunan RPIJM Kabupaten Padang Lawas Utara.

Output :

 Rencana kerja dan metodologi pelaksanaan kegiatan

 Data dan informasi yang diperlukan

 Desain pengumpulan data dan informasi

2. Melakukan identifikasi potensi dan permasalahan

a. Melakukan identifikasi terhadap kualitas dokumen RPIJM Kabupaten Padang Lawas Utara

 Penilaian terhadap kelengkapan dokumen

 Penilaian terhadap keterpaduan strategi pengembangan kota dan kawasan

 Penilaian kelayakan aspek teknis per sektor

 Penilaian kelayakan lingkungan dan sosial

 Penilaian kelayakan pendanaan

 Penilaian kelayakan kelembagaan

 Penilaian terhadap matriks program

b. Melakukan identifikasi pelaksanaan program di Kabupaten Padang Lawas Utara. c. Melakukan identifikasi perencanaan program di KSK Padang Lawas Utara.

d. Melakukan identifikasi perencanaan percepatan pencapaian SPM di Kabupaten Padang Lawas Utara.

e. Melakukan identifikasi kegiatan-kegiatan yang masuk dalam kategori inovasi baru/creative program.

f. Melakukan identifikasi kegiatan-kegiatan yang potensial didanai melalui PHLN, CSR, dan Non APBN lainnya.

3. Melakukan Analisis

(7)

1

- 7|

Laporan Akhir

4. Focus Group Discussion (FGD)

Penyedia Jasa memfasilitasi pelaksanaan Foccus Group Discusscion (FGD) dengan stakreholder Kabupaten Bidang Cipta Karya. FGD dilakukan dalam rangka merencanakan program penanganan infrastuktur permukiman, yaitu:

a. Perumusan strategi/skenario penanganan kawasan

b. Perumusan kawasan-kawasan yang akan diprioritaskan sebagai lokasi program bidang infrastruktur permukiman

c. Penyusunan kebutuhan penanganan sektor

d. Penyusunan rencana program investasi, kriteria kesiapan, serta skema kebijakan pendanaan sektor.

5. Rapat Koordinasi

Penyedia Jasa melakukan rapat koordinasi yang terdiri atas:

a. Koordinasi periodik dengan Provinsi termasuk Satker Sektoral Provinsi, SKPD Kabupaten/Kota yang membidangi Cipta Karya; dan Satuan Tugas RPIJM Kabupaten/Kota;

b. Menyusun laporan rapat koordinasi setiap kali selesai melakukan rapat koordinasi.

6. Rapat Pembahasan Laporan, yaitu Penyedia Jasa melakukan ekspose dan pembahasan kepada pihak Pemerintah Kabupaten serta menjaring masukan penyempurnaan.

1.8. RUANG LINGKUP WILAYAH

Wilayah studi dalam pekerjaan ini adalah Kabupaten Padang Lawas Utara yang meliputi:  Kecamatan Batang Onang

 Kecamatan Padang Bolak Julu  Kecamatan Portibi

 Kecamatan Padang Bolak  Kecamatan Simangambat  Kecamatan Halongonan  Kecamatan Dolok

(8)

1

- 8|

Laporan Akhir

Gambar 1. 2 Peta Rencana Struktur Ruang Kabupaten Padang Lawas Utara 2011-2031

(9)

1

- 9|

Laporan Akhir

1.9. KELUARAN

Keluaran yang dihasilkan dari pekerjaan ini berupa Dokumen Perencanaan dan Pemrograman pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya yang disusun oleh Pemerintah Kabupaten dengan jangka waktu 5 (lima) tahun, dan dilaksanakan nantinya oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, masyarakat, dan dunia usaha.

1.10. SISTEMATIKA PEMBAHASAN

Bab 1

Pendahuluan

Berisi mengenai permasalahan yang diungkapkan dalam sub bab latar belakang, tujuan dilaksanakannya

pekerjaan, sasaran yang harus dicapai, manfaat pekerjaan bagi pemerintah daerah dan pusat, keluaran pekerjaan, ruang lingkup pekerjaan yang akan dilakukan, lingkup wilayah kajian pekerjaan dan peta lokasi pekerjaan.

Bab 2

Profil Daerah

Berisi pembahasan mengenai wilayah administrasi, potensi wilayah, demografi dan urbanisasi, serta isu strategis Kabupaten/Kota

Bab 3

Arahan Kebijakan dan Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya

Berisi Arahan kebijakan pembangunan Bidang Cipta Karya dan rencana strategis infrastruktur Bidang Cipta Karya

Bab 4

Analisis Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan

Berisi analisis sosial, ekonomi, dan lingkungan antara lain Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) dan analisis kemiskinan.

Bab 5

Kerangka Strategi Pendanaan Infrastruktur Bidang Cipta Karya

Berisi pembahasan mengenai kebutuhan investasi, potensi pendanaan, dan alternatif pendanaan.

Bab 6

Kerangka Kelembagaan dan Regulasi Kabupaten/Kota

Berisi pembahasan mengenai kerangka kelembagaan dan kerangka regulasi yang ada di kabupaten/kota.

Bab 7

Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya

Berisi mengenai rencana program investasi infrastruktur Bidang Cipta Karya untuk masing-masing sektor, yaitu sektor Pengembangan Kawasan Permukiman, Penataan Bangunan dan Lingkungan, Pengembangan SPAM, dan Pengembangan PLP. Pada setiap sektor dijelaskan kondisi eksisting, analisis kebutuhan, serta usulan kebutuhan program dan pendanaan masing-masing sektor.

Bab 8

Memorandum Program Jangka Menengah Bidang Cipta Karya

Berisikan matriks program investasi RPIJM

Gambar

Gambar  1.1 Kedudukan RPIJM Bidang Cipta Karyapada Sistem Perencanaan Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya
Gambar 1. 2 Peta Rencana Struktur Ruang Kabupaten Padang Lawas Utara 2011-2031

Referensi

Dokumen terkait

Guru bersama peserta didik untuk membuat kesimpulan dari materi belajar dengan mengunggahnya pada google classroom di tautan yang sudah disediakan. Guru melakukan refleksi

Disamping itu minimnya kontak yang bisa dilakukan dengan anak mengakibatkan setelah terapi bermain hanya sedikit komponen yang bisa berubah, kendala lain dalam

1) Untuk mengetahui variabel tingkat kecerdasan intelektual yang dimiki karyawan berpengaruh pada kinerja karyawan dalam perusahaan. 2) Untuk mengetahui variabel tingkat

Jika pada usia 2-3 tahun anak belum mampu menyebutkan nama-nama benda yang sering digunakannya atau tidak menggunakan mainan sesuai dengan fungsi sesungguhnya, luangkan

penelitian ini adalah (1) penggunaan aplikasi chatbot Gengobot sebagai media pembelajaran tata bahasa Jepang level N4 dapat menguatkan keterampilan tata bahasa Jepang

Untuk megetahui pengaruh simultan Return on Assets (ROA), Net Profit Margin (NPM), Cash Ratio (CR), dan Quick Ratio (QR) variabel terhadap harga saham perusahaan makanan dan

Persamaan di atas menunjukkan bahwa perubahan positif untuk variabel independen dalam hal ini metode pemberian tugas terstruktur akan memberikan perubahan yang positif

Muttaqin desa Bedanten Kee. Argumentasi atau alasan panitia Masjid Baitul Muttaqin desa Bedanten Kee. Gresik melakukan jual beli kulit hewan Qurban. digilib.uinsby.ac.id