Kota Banda Aceh 2015-2019
4.1. Gambaran Geografis dan Administrasi Wilayah 4.1.1. Letak Geografis
Letak Geografis Kota Banda Aceh terletak antara 05016’ 15”- 05036’ 16” Lintang Utara dan 95° 16’15” - 95022’35” Bujur Timur.Secara admInistratif Kota Banda Acehmemiliki batas wilayah sebagai berikut :
- Utara : Selat Malaka
- Selatan : Kabupaten Aceh Besar - Timur : Kabupaten Aceh Besar - Barat : Samudera Hindia
4.1.2. Administrasi Wilayah
Kota Banda Aceh 2015-2019
4.2. Gambaran Demografi 4.2.1. Jumlah Penduduk
Penduduk di Kota Banda Aceh pada tahun 2012 berjumlah 238.784 jiwa dengan kepadatan penduduk 3.892 jiwa/km2 sehingga kepadatan penduduk di kota Banda Aceh ini termasuk padat. Dengan jumlah penduduk tersebut Kecamatan Baitulrahmanmenjadi wilayah terpadat dengan rata-rata 7.150 jiwa penghuni tiap 1 km2. Tingkat kepadatan ini terus bertambah tiap tahunnya yang disebabkan jumlah kelahiran dan migrasi masuk. Sedangkan kepadatan terendah berada di Kecamatan Kuta Raja yang tiap kilo meter perseginya hanya dihuni oleh 2.140 jiwa.
Tabel 4.3.Jumlah Penduduk Kota Banda Aceh 2013
Kota Banda Aceh Tahun 2015-2019
Bila dilihat menurut jenis kelamin, jumIah penduduk laki-laki Iebih banyak dari penduduk perempuan. Pada tahun 2012 terdapat 132.700 jiwa laki-laki dan 123.447 jiwa perempuan dengan rasio jenis kelamin adalah108 Artinya, dari setiap 100 perempuan terdapat 108 laki-laki.
Tabel 4.4. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin 2013
No. Kecamatan Laki-Laki Jenis Kelamin Perempuan Jumlah Sex Rasio
1 Meuraxa 10.044 8.918 18.962 112,63
Tabel 4.5. Jumlah Penduduk Miskin Kota Banda Aceh2009-2013 238,784jiwa.Perkembangan penduduk tahun 2009-2013 di wilayah Kota Banda Aceh menunjukkan pertumbuhan penduduk Kota Banda Aceh ini mengalami kenaikan dan penurunan per tahun pada tahun 2009-2013.Penduduk Kota Banda Aceh menurun pada tahun 2009 pasca rehabilitasi dan rekonstruksi pembangunan pasca tsunami dan mengalami kenaikan pada tahun 2010 yang cukup tinggi dan terus mengalami kenaikan sampai 2012.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.
Kota Banda Aceh Tahun 2015-2019
Kota Banda Aceh Tahun 2015-2019 dengan +1,00 m di atas permukaan laut (dpl), dengan rata-rata ketinggian 0,80 m dpl.
Dalam lingkup makro, Kota Banda Aceh dan sekitarnya secara topografi merupakan dataran banjir Krueng Aceh dan 70% wilayahnya berada pada ketinggian kurang dari 5 meter dpl. Ke arah hulu dataran ini menyempit dan bergelombang dengan ketinggian hingga 50 meter dpl. Dataran ini diapit oleh perbukitan terjal di sebelah Barat dan Timur dan ketinggian lebih dari 500 m, sehingga mirip kerucut dengan mulut menghadap ke laut.
Kota Banda Aceh 2015-2019
4.4. GambaranGeohidrologi
Gambarangeohidrologidiperlukanuntuk mengetahuikondisisumberair baku,kondisipenggunaanairtanahdikabupaten/kotasebagaidasar
pertimbanganpembangunaninfrastrukturBidangCiptaKarya.Geohidrologi daerah pesisir Kota Banda Aceh secara garis besar dibagi menjadi pedataran yang terdapat di pesisir pantai utara dari Kecamatan Kuta Alam hingga sebagian Kecamatan Kuta Raja, dan pesisir pantai yang terletak di wilayah barat atau sebagian Kecamatan Meuraxa.
Daerah pedataran di pesisir Kota Banda Aceh secara umum terbentuk dari endapan sistim marin yang merupakan satuan unit yang berasal dari bahan endapan (aluvial) marin yang terdiri dari pasir, lumpur dan kerikil. Kelompok ini dijumpai di dataran pantai yang memanjang sejajar dengan garis pantai dan berupa jalur-jalur beting pasir resen dan subresen. Beting pasir resen berada paling dekat dengan laut dan selalu mendapat tambahan baru yang berupa endapan pasir, sedangkan beting pasir subresen dibentuk oleh bahan-bahan yang berupa endapan pasir tua, endapan sungai, dan bahan-bahan aluvial/koluvial dari daerah sekitarnya.
Kota Banda Aceh Tahun 2015-2019
Tabel. 4.10. Sungai Di Kota Banda Aceh
No. NAMA SUNGAI LUAS DAERAH ALIRAN (Km2)
1 Krueng Aceh 1.712,00
2 Krueng Daroy 14,10
3 Krueng Doy 13,17
4 Krueng Neng 6,55
5 Krueng Lhueng Paga 18,25
6 Krueng Tanjung 30,42
7 Krueng Titi Panjang 7,80
Sumber: URRP Banda Aceh City, JICA. 2005
Gambar 4.3. Peta Hidrologi Kota Banda Aceh
Kota Banda Aceh 2015-2019
4.5. Gambaran Geologi
Secara geologis, Pulau Sumatera dilalui oleh patahan aktif yang memanjang dari Banda Aceh di utara hingga Lampung di selatan, yang dikenal sebagai Sesar Semangko (Semangko Fault). Oleh karenanya daerah yang terlintasi patahan ini rentan terhadap gempa dan longsor.
Kota Banda Aceh terletak diantara dua patahan (sebelah timur – utara dan sebelah barat – selatan kota). Berada pada pertemuan Plate Euroasia dan Australia berjarak ± 130 km dari garis pantai barat sehingga daerah ini rawan terhadap Tsunami. Litologi Kota Banda Aceh merupakan susunan batuan yang kompleks, terdiri dari batuan sedimen, meta sedimen, batu gamping, batuan hasil letusan gunung api, endapan alluvium, dan intrusi batuan beku, berumur holosen hingga Pra-Tersier, dan secara umum dibagi atas 4 (empat) kelompok, yaitu :
1. Alluvium
2. Batuan Kuarter (sedimen dan volkanik) 3. Batuan Tersier (sedimen dan volkanik)
4. Batuan metasedimen, malihan, dan terobosan Pra-Tersier
Kota Banda Aceh 2015-2019
4.6. Gambaran Klimatologi
Berdasarkan data klimatologi untuk wilayah Kota Banda Aceh yang diperoleh dari Stasiun Meteorologi Blang Bintang tahun 2011, menunjukkan bahwa suhu udara rata-rata bulanan berkisar antara 25,5ºC hingga 27,5ºC, dengan kisaran antara 18,0ºC sampai 37,0ºC, dengan tekanan antara 108-102 milibar.
Curah hujan Kota Banda Aceh per tahun berkisar antara 1.039 mm – 1.907 mm, dengan curah hujan rata-rata per tahun 1.592 mm. Curah hujan tertinggi umumnya terjadi pada bulan Oktober dan Nopember yaitu 20 – 21 hari, sedangkan curah hujan terendah terjadi pada bulan Pebruari dan Maret yaitu 2 – 7 hari.
Kelembaban udara berkisar antara 75 persen hingga 87 persen. Kelembaban tertinggi terjadi pada bulan Desember dan terendah pada bulan Juni. Sementara kecepatan angin di wilayah ini bertiup antara 2 – 28 knots.
Tabel 4.11. Data Tekanan, Suhu dan Kelembaban Udara 2013
Bulan Arah Angin Terbanyak Kecepatan Angin Rata-rata
Kota Banda Aceh Tahun 2015-2019 Tabel 4.13. Curah dan Hari Hujan dan Lama Penyinaran
Bulan Curah Hujan Jumlah Hari Hujan Penyinaran Rata-rata Matahari
4.7.2 Perkembangan Jumlah Penduduk Miskin Kota Banda Aceh
Gambar 4.6. Perkembangan Jumlah Penduduk Miskin Kota Banda Aceh Sumber : BPS Kota Banda Aceh, 2014
4.7.3 Perkembangan PDRB Kota Banda Aceh
Kota Banda Aceh Tahun 2015-2019
Tabel 4.15. Laju Pertumbuhan dan Sektor Ekonomi tahun 2011-2012
No. Sektor Ekonomi Pertumbuhan (%) 2011 2012 2011 Kontribusi (%) 2012
Secara umum investasi adalah meliputi pertambahan barang-barang dan jasa dalam masyarakat, seperti pertambahan mesin-mesin baru, pembuatan jalan baru,pembukaan tanah baru dan sebagainya. Investasi juga di artikan sebagai pengeluaran yang di lakukan oleh para pengusaha untuk membeli barang-barang modal dan membina industri- industri. Sementara itu Dj. A Simarmata dalam bukunya mendenifisikan investasi yang lebih luas yang di kaitkan dengan perkeembangan pasar modal sekarang yakni : nvestasi adalah setiap kegiatan yang hendak menanamkan uang dengan aman. Dalam Investasi terdapat satu kesamaan arti yaitu investasi merupakan suatu pengeluaran sejumlah dana dari investor atau pengusaha guna membiayai kegitan produksi untuk mendapatkan profit di masa yang akan datang.
Gambar 4.7. Laju investasi di Kota Banda Aceh Sumber : BPS Kota Banda Aceh, 2014
4.7.5Laju Inflasi Ekonomi
Secara sederhana inflasi diartikan sebagai meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas (atau mengakibatkan kenaikan harga) pada barang lainnya. Kebalikan dari inflasi disebut deflasi. Indikator yang sering digunakan untuk mengukur tingkat inflasi adalah Indeks Harga Konsumen (IHK). Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat. Indikator inflasi lainnya berdasarkan international best practice antara lain:Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB). Harga Perdagangan Besar dari suatu komoditas ialah harga transaksi yang terjadi antara penjual/pedagang besar pertama dengan pembeli/pedagang besar berikutnya dalam jumlah besar pada pasar pertama atas suatu komoditas (www.bps.go.id). Deflator Produk Domestik Bruto (PDB) menggambarkan pengukuran level harga barang akhir (final goods) dan jasa yang diproduksi di dalam suatu ekonomi (negeri). Deflator PDB dihasilkan dengan
-Kota Banda Aceh Tahun 2015-2019
membagi PDB atas dasar harga nominal dengan PDB atas dasar harga konstan. Inflasi di Kota Banda Aceh diperlihatkan pada Tabel 4.16 berikut:
Tabel 4.16. Inflasi Menurut Bulan dan Kelompok Pengeluaran di Banda Aceh
Bulan Makanan Bahan Minuman, Rokok, Makanan Jadi,
dan Tembakau Perumahan Sandang
Gambar 4.8. Grafik Inflasi di Kota Banda Aceh Tahun 2013 Sumber : BPS Kota Banda Aceh, 2014
7.4.6 Potensi Ekonomi
Kota Banda Aceh Tahun 2015-2019
dengan Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). Hal ini berarti 9 sektor ekonomi Kota Banda Aceh, memiliki daya saing tinggi dan berpotensi. Dikembangkan untuk memacu pertumbuhan ekonomi daerah. Adapun komponen pertumbuhan proportional (Pj) menunjukan terdapat 8 sektor yang sejalan dengan pertumbuhan nilai rata-rata positif, hal ini berarti Kota Banda Aceh berspesialisasi pada sektor yang sama dengan sektor ekonomi serupa di Propinsi Aceh.
Potensi ekonomi kota Banda Aceh menurut sektor diperlihatkan pada Gambar 4-9 berikut:
Gambar 4.9. Potensi Ekonomi menurut Sektor umber : BPS Kota Banda Aceh, 2013
4.7.7 Laju Pertumbuhan Ekonomi
mengalami peningkatan sebesar 13,28 persen. Meningkatnya PDRB secara total tahun 2012 diikuti dengan meningkatnya PDRB per kapita. Laju pertumbuhan ekonomi PDRB Kota Banda Aceh diperlihatkan pada Gambar 4.10 berikut.
Gambar 4.10. Laju Pertumbuhan Ekonomi PDRB Kota Banda Aceh Tahun 2012
Kota Banda Aceh 2015-2019