81
Aplikasi Teknologi Budidaya Sayuran Hidroponik untuk Mendukung Ketahanan Pangan dan Pengembangan Agribisnis
di Kota Banda Aceh
Elvrida Rosa1, Dedhi Yustendi2, Cut Delsie Hasrina3, Savitri4, Mulyadi5, Firdaus6, Ade Yulia Sani7, Topan Ariga8, Ida Fitri Yanti9
1,2,3,4,5,6
Dosen Universitas Abulyatama, Aceh Besar, 23372, Indonesia
7,8,9
Mahasiswa Universitas Abulyatama, Aceh Besar, 23372, Indonesia
*Email korespondensi: [email protected]
ABSTRACT
The Community Partnership Program (PKM) is part of community service activities carried out by lecturers and students of Abulyatama University. The activities take place from 04 July 2022 to 10 September 2021 in Gampong Kota Baru, Kuta Alam District, Banda Aceh. The purpose of this activities is to increase knowledge, understanding and mastery of hydroponic vegetable cultivation technology, to increase the active role of members of the Women Farmers Group (KWT) "Banna Tani" in optimizing yard land for agribusiness development efforts and increasing household income and making member of KWT "Banna Tani” Gampong Kota Baru, Kuta Alam District, Banda Aceh as a group assisted by Abulyatama University and able to become a center for agricultural cultivation production through the application of hydroponic technology. This PKM method is in the form of: emphasizing community involvement, utilizing appropriate technology (hydroponics) based on local knowledge and wisdom, an approach that is of an appeal and support without elements of coercion, a socialization/counseling approach, training/practice and mentoring, knowing the level of understanding and knowledge related to hydroponic vegetable cultivation, monitoring and evaluation.
Keywords: Hydroponic technology, food security, agribusiness development, women farmer group
ABSTRAK
Program Kemitraan Masyarajat (PKM) ini merupakan bagian dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan oleh dosen dan mahasiswa Universitas Abulyatama. Kegiatan berlangsung dari tanggal 04 Juli 2022 sampai 10 September 2021 di Desa/Gampong Kota Baru Kecamatan Kuta Alam Kota Banda Aceh. Tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan ilmu pengetahuan, pemahaman dan penguasaan teknologi budidaya sayuran sistem hidroponik, meningkatkan peran aktif anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) “Banna Tani”
dalam optimalisasi lahan pekarangan untuk usaha pengembangan agribisnis dan menambah pendapatan rumah tangga serta menjadikan anggota KWT “Banna
82
Tani” Desa/Gampong Kota Baru, Kecamatan Kuta Alam, Kota Banda Aceh sebagai kelompok binaan Universitas Abulyatama dan mampu menjadi sentra produksi budidaya pertanian melalui aplikasi teknologi hidroponik. Metode PKM ini berupa: menekankan keterlibatan masyarakat, memanfaatkan teknologi tepat guna (hidroponik) yang berbasis pada ilmu pengetahuan dan kearifan lokal, pendekatan yang bersifat himbauan dan dukungan tanpa unsur paksaan, pendekatan sosialisasi/penyuluhan, pelatihan/praktik dan pendampingan, mengetahui tingkat pemahaman dan pengetahuan terkait budidaya sayuran secara hidroponik, monitoring dan evaluasi.
Kata kunci: Teknologi hidroponik, ketahanan pangan, pengembangan agribisnis, kelompok wanita tani
PENDAHULUAN
Kota Banda Aceh merupakan ibukota Provinsi Aceh sehingga wilayah ini menjadi pusat pemerintahan. Secara administrasi Kota Banda Aceh terdiri dari 9 kecamatan, 17 kemukiman dan 90 gampong/desa. Secara astronomis, Kota Banda Aceh terletak antara 05016’15’’– 05036’16” Lintang Utara dan 95016’15”– 95022’35” Bujur Timur dan berada di belahan bumi bagian utara. Berdasarkan posisi geografisnya, Kota Banda Aceh memiliki batas-batas, sebelah utara berbatasan dengan Selat Malaka, sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Aceh Besar, sebelah Barata berbatasan dengan Samudera Hindia, dan sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Aceh Besar.
Berdasarkan letak geografisnya, Kota Banda Aceh berada di ujung utara Pulau Sumatera sekaligus menjadi wilayah paling barat dari Pulau Sumatera. Permukaan tanah di Kota Banda Aceh rata-rata berada di ketinggian 0,80 meter di atas permukaan laut. Salah satu kecamatan dalam lingkup Kota Banda Aceh yaitu Kecamatan Kuta Alam dengan luas area 10,05 Km2 (Badan Pusat Statistik Kota Banda Aceh, 2022), yang merupakan lokasi sasaran program kemitraan masyarakat (PKM) khususnya Desa/Gampong Kota Baru yang dilaksanakan oleh Fakultas Pertanian Universitas Abulyatama, Aceh Besar.
Aceh memiliki potensi ketersediaan pangan yang beragam antar wilayah, baik sebagai sumber karbohidrat, protein, serat, vitamin dan mineral berasal dari kelompok umbi-umbian, padi-padian, kacang-kacangan, sayur, buah maupun pangan hewani.
Sumberdaya pangan yang memiliki potensi tersebut belum dimanfaatkan secara optimal, sehingga pola konsumsi pangan rumah tangga masih didominasi oleh tepung terigu dan beras. Hal ini menunjukkan bahwa belum terwujudnya keberagaman konsumsi pangan dan gizi yang sesuai dengan kaidah nutrisi yang seimbang (Rahmiati et al., 2021).
Kondisi lahan pekarangan di Desa/Gampong Kota Baru, Kecamatan Kuta Alam, Kota Banda Aceh pada dasarnya belum dikelola secara maksimal dan berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai lahan produktif untuk membantu meningkatkan kesejahteraan perekonomian masyarakat di Desa/Gampong Kota Baru, Kecamatan Kuta Alam, Kota Banda Aceh. Selain itu, Desa/Gampong Kota Baru, Kecamatan Kuta Alam, Kota Banda Aceh sebelumnya telah memiliki bangunan rumah hidroponik yang sudah lama terbengkalai dan dalam kondisi rusak berat. Untuk itu diperlukan perbaikan agar dapat difungsikan kembali seperti semula, sehingga dapat mendukung program
83 ketahanan pangan sehingga pada akhirnya akan terwujudnya kemandirian pangan melalui konsep urban farming bagi masyarakat di perkotaan dengan memanfaatkan perkarangan rumah yang terbatas (Rosa et al., 2021).
Peningkatan kemajuan teknologi mengakibatkan lahan pertanian yang semakin terbatas seiring dengan jumlah penduduk yang semakin meningkat saat ini, sehingga ikut berpengaruh terhadap peningkatan hasil pertanian (Wahyuningsih et al. 2016).
Aplikasi teknologi hidroponik merupakan solusi dan alternatif yang dapat ditawarkan guna meningkatkan produktifitas tanaman di lahan sempit (Siswandi dan Sarwono, 2013). Roidah (2014) menyatakan bahwa teknologi hidroponik merupakan teknik budidaya tanaman yang menggunakan air sebagai media tanamnya (tanpa menggunakan media tanah/soiless). Keuntungan teknologi hidroponik diantaranya sebagai berikut: (1) mudah dalam perawatan; (2) tidak membutuhkan lahan yang luas;
dan (3) memiliki nilai jual yang tinggi. Sedangkan kelemahan teknologi hidroponik yaitu: (1) membutuhkan ketrampilan yang khusus dan (2) membutuhkan biaya yang mahal. Adapun metode teknologi hidroponik terdiri dari metode Nutrient Film Tehnique (NFT), Deep Flow Tehnique (DFT), irigasi tetes dan wick.
Keterbatasan ilmu pengetahuan, wawasan, penguasaan teknologi hidroponik, modal, pengelolaan dan pengembangan agribisnis (pemasaran hasil) yang menjadi faktor pembatas dalam penerapannya. Kondisi inilah yang melatarbelakangi dilaksanakannya kegiatan Program Kemitraan Masyarakat (PKM) dengan judul
“Aplikasi Teknologi Budidaya Sayuran Hidroponik untuk Mendukung Ketahanan Pangan dan Pengembangan Agribisnis di Kota Banda Aceh”.
Tujuan:
1. Mensosialisasikan, melatih dan mendampingi ibu-ibu anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) “Banna Tani” di Desa/Gampong Kota Baru, Kecamatan Kuta Alam, Kota Banda Aceh untuk meningkatkan ilmu pengetahuan, pemahaman dan penguasaan teknologi budidaya sayuran sistem hidroponik.
2. Meningkatkan peran aktif ibu-ibu khususnya anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) “Banna Tani” di Desa/Gampong Kota Baru, Kecamatan Kuta Alam, Kota Banda Aceh dalam optimalisasi lahan pekarangan sehingga bisa menjadi lahan usaha pengembangan agribisnis dan menambah pendapatan rumah tangga.
3. Menjadikan anggota KWT “Banna Tani” Desa/Gampong Kota Baru, Kecamatan Kuta Alam, Kota Banda Aceh sebagai kelompok binaan untuk sentra produksi budidaya pertanian melalui aplikasi teknologi hidroponik.
METODE KEGIATAN
Kegiatan Program Kemitraan Masyarakat (PKM) dilakukan di Desa/Gampong Kota Baru, Kecamatan Kuta Alam, Kota Banda Aceh. Kegiatan ini dilaksanakan mulai bulan Juli sampai dengan bulan Oktober 2022. Kegiatan ini dilaksanakan di Aula Kantor Keuchik Desa/Gampong Kota Baru, Kecamatan Kuta Alam, Kota Banda Aceh dan di lahan hidroponik Desa/Gampong Kota Baru, Kecamatan Kuta Alam, Kota Banda Aceh.
Metode pelaksanaaan kegiatan Program Kemitraan Masyarakat (PKM) ini antara lain sebagai berikut:
84
1. Participatory Rular Apprasial yang menekankan keterlibatan masyarakat khususnya ibu-ibu Kelompok Wanita Tani (KWT) Banna Tani Desa/Gampong Kota Baru, Kecamatan Kuta Alam, Kota Banda Aceh dalam keseluruhan rangkaian kegiatan.
2. Participatory Technology Development yang memanfaatkan teknologi tepat guna (hidroponik) yang berbasis pada ilmu pengetahuan dan kearifan lokal.
3. Pendekatan yang bersifat himbauan dan dukungan tanpa unsur paksaan bagi ibu-ibu Kelompok Wanita Tani (KWT) Banna Tani Desa/Gampong Kota Baru, Kecamatan Kuta Alam, Kota Banda Aceh untuk berperan aktif dalam kegiatan (persuasive).
4. Pendekatan sosialisasi/penyuluhan, pelatihan/praktik dan pendampingan sebagai sarana transfer ilmu pengetahuan dan pendidikan untuk pemberdayaan masyarakat (educative), yang dilaksanakan di Kelompok Wanita Tani (KWT) Banna Tani Desa/Gampong Kota Baru, Kecamatan Kuta Alam, Kota Banda Aceh.
5. Mengetahui tingkat pemahaman dan pengetahuan terkait budidaya sayuran secara hidroponik terhadap anggota KWT Banna Tani Desa/Gampong Kota Baru, Kecamatan Kuta Alam, Kota Banda Aceh.
6. Monitoring dan evaluasi terhadap kegiatan “Aplikasi Teknologi Budidaya Sayuran Hidroponik untuk Mendukung Ketahanan Pangan dan Pengembangan Agribisnis di Kota Banda Aceh”.
HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Aspek Pengetahuan
Program PKM ini dimulai dengan melakukan kegiatan sosialisasi kepada masyarakat sasaran yaitu Kelompok Wanita Tani (KWT) ”Banna Tani” di Desa/Gampong Kota Baru, Kecamatan Kuta Alam, Kota Banda Aceh. Proses transfer pengetahuan terkait dengan berbagai inovasi teknologi terkait budidaya sayuran secara hidroponik yang diawali dengan kegiatan sosialisasi kepada ibu-ibu anggota KWT.
Hidroponik sangat cocok diterapkan pada daerah yang mengalami keterbatasan lahan untuk bercocok tanam. Salah satu sistem hidroponik yang sering digunakan adalah Nutrient Film Technique (NFT) yaitu metode budidaya tanaman dimana akar tanaman tumbuh pada lapisan nutrisi yang dangkal dan tersirkulasi sehingga memungkinkan tanaman memperoleh air, nutrisi dan oksigen (Rosliani dan Sumarni, 2005). Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan tentang teknik budidaya sayuran secara hidroponik, mulai dari cara semai, pindah tanam, pemberian nutrisi, pengendalian jika terjadi serangan hama penyakit, pemeliharaan sampai proses pemanenan. Selanjutnya juga dijelaskan tentang cara pengolahan hasil panen sayuran sehingga menjadi produk olahan pangan yang segar dan sehat kepada ibu-ibu anggota KWT, selain itu cara pengemasan hasil panen sayuran untuk dapat dipasarkan juga disampaikan dalam kegiatan sosialisasi ini. Adapun kegiatan sosialisasi disajikan pada Gambar 1.
85 Gambar 1. Kegiatan sosialisasi budidaya sayuran hidroponik kepada anggota KWT
“Banna Tani” Gampong Kota Baru, Kec. Kuta Alam, Kota Banda Aceh 2. Aspek Sikap
Anggota KWT “Banna Tani” telah menunjukkan sikap sadar dan peduli akan pentingnya mengkonsumsi pangan sehat untuk kebutuhan konsumsi skala rumah tangga dan dapat diperluas untuk skala besar untuk dipasarkan sehingga dapat menambah pendapatan rumah tangga. Teknik budidaya sayuran melalui sistem hidroponik ini memiliki banyak kelebihan serta tidak terlalu sulit dilakukan oleh anggota KWT, karena bisa dilakukan di lahan terbatas dan tidak terlalu luas, dengan memanfaatkan pekarangan rumah. Disamping itu dengan kemauan dan kepedulian yang tinggi terhadap lingkungan akan sangat mendukung keberhasilan kegiatan ini, sehingga akan menumbuhkembangkan kebiasaan positif dan berkelanjutan.
86
Pengembangan komoditas sayuran secara kuantitas dan kualitas dihadapkan pada semakin sempitnya lahan pertanian yang subur, terutama di daerah perkotaan.
Sampai saat ini, kebutuhan konsumen terhadap sayuran yang berkualitas tinggi belum dapat dipenuhi dari sistem pertanian konvensional (Chadirin, 2001). Sehingga pada akhirnya akan menjadi karakter yang melekat pada diri setiap individu dan dapat menjadi contoh (role model) bagi kelompok wanita tani lainnya bahkan masyarakat pada umumnya. Aktivitas KWT “Banna Tani” selaku kelompok sasaran saat diberikan bimbingan teknis secara langsung terkait teknologi budidaya sayuran secara hidroponik di sekitar pekarangan di lingkungan Desa/Gampong Kota Baru, Kecamatan Kuta Alam, Kota Banda Aceh dan pelatihan penggunaan alat ukur pH air dan TDS disajikan pada Gambar 2 dan 3.
Tahapan kegiatannya adalah sebagai berikut:
1. Menyiapkan bahan-bahan terdiri dari: rockwool, nutrisi AB Mix, benih sayur pakchoy.
2. Menyiapkan alat: instalasi hidroponik, netpot, botol spray, gergaji besi, pH air dan TDS.
3. Memotong rockwool dengan ukuran 2 x 2 cm (petak/dadu) sampai penuh tray (talam semai).
4. Melubangi semua rockwool di bagian tengah dengan lidi atau tusuk gigi (jangan tembus).
5. Memasukkan satu (1) benih pakchoy dengan ujung lidi/tusuk gigi yang sudah dibasahi dengan air terlebih dahulu.
6. Menyemprot rockwool dalam tray yang sudah diisi dengan be nih sampai basah.
7. Menyimpannya dalam ruangan gelap atau ditutup dengan plastik hitam selama sat (1) malam.
8. Keesokan harinya tray benih dikeluarkan dalam ruangan gelap atau plastik hitam dibuka, lalu dijemur dibawah atap teras yang tidak terlalu mendapat cahaya matahari langsung sampai berumur sekitar 1 minggu (daun sudah tumbuh 4 helai), disebut bibit.
9. Selanjutnya bibit dipindahkan ke dalam netpot ukuran 5 cm dan dimasukkan ke dalam lubang tanam pada instalasi pipa paralon yang sdh dilubangi sebelumnya, sesuai ukuran netpot.
10. Pipa paralon pada instalasi hidroponik yang diairi oleh air sebelumnya sudah dicampurkan dengan nutrisi AB Mix dengan menggunakan mesin pompa ukuran kecil siap dihidupkan menggunakan aliran listrik.
11. Menggunakan pH air untuk mengukur kondisi pH air agar tidak terlalu asam ataupun basa dan alat TDS digunakan untuk mengukur kadar nutrisi mulai dari awal pindah tanam sampai menjelang panen sesuai dengan aturan.
87 Gambar 2. Aktivitas bimbingan teknis terkait teknik budidaya sayuran secara
hidroponik pada anggota KWT “Banna Tani” Gampong Kota Baru, Kec.
Kuta Alam, Kota Banda Aceh
Gambar 3. Pelatihan teknik penggunaan alat ukur pH air dan TDS
3. Aspek Keterampilan
Aspek ini ditunjukkan dengan semakin terampilnya anggota KWT “Banna Tani” mulai dari awal penyemaian sampai dengan masa panen yang sangat memuaskan dapat dilihat dari pertumbuhan dan hasil panen yang bagus dan sehat. Anggota KWT sudah memahami dan terampil dalam mengatasi permasalahan keterbatasan lahan dalam bercocok tanam serta menggunakan alat untuk mengukur kadar nutrisi dan pH air. Pada kegiatan ini menerapkan metode hidroponik Nutrient Film Technique (NFT).
Metode ini memiliki kelebihan yaitu memanfaatkan air yang tersirkulasi sebagai media tanam agar memperoleh air, nutrisi dan oksigen sehingga mampu mempercepat pertumbuhan tanaman dengan hasil yang baik. Salah satu parameter terpenting dari metode ini adalah mempertahankan pH nutrisi yang dipantau secara berkala (Pancawati dan Yulianto, 2016). Kegiatan pemanenan disajikan pada Gambar 4.
88
Gambar 4. Panen sayuran hidroponik
Tidak hanya sampai disitu saja, selanjutnya ibu-ibu anggota KWT “Banna Tani” juga mengolah hasil panen sayuran hidroponik menjadi berbagai jenis produk olahan makanan seperti kue-kue serta minuman segar dan sehat berbahan baku sayuran pakchoy hidroponik yang disajikan pada Gambar 5. Selanjutnya sayur hidroponik juga ikut dipasarkan pada ajang “Pasar Tani” yang digelar oleh Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Aceh yang disajikan pada Gambar 6.
Gambar 5. Makanan dan minuman olahan berbahan baku sayuran hidroponik
89 Gambar 6. Sayuran hidroponik dijual di “Pasar Tani” Distanbun Aceh
4. Keberlanjutan Kegiatan
Kegiatan PKM ini merupakan optimalisasi pengelolaan sumber daya lahan pekarangan yang sempit melalui pemanfaatan sumber daya alam dan jasa lingkungan lainnya serta mampu memotivasi ibu-ibu anggota KWT dalam penyediaan pangan yang lebih beragam. Selain itu, aktivitas tersebut dapat menumbuhkembangkan berbagai jenis usaha pengolahan pangan, usaha rumah tangga skala kecil, menengah dan usaha besar yang beragam. Pada akhirnya diharapkan, aktivitas ekonomi bidang pangan mampu meminimalisir risiko usaha pola monokultur, dapat mengurangi gangguan biota dalam suatu lingkungan, mampu meredam gejolak harga, menunjang kelestarian sumber daya alam serta mampu meningkatkan pendapatan pelaku utama serta pelaku usaha (Sailan, 2013).
Kegiatan ini diharapkan dapat terus terlaksana secara berkelanjutan dalam menjalin kerjasama melalui program kemitraan masyarakat (PKM). Tidak hanya dengan KWT “Banna Tani” saja, akan tetapi dapat memperluas jaringan kemitraan dengan kelompok tani di desa/gampong lainnya di Kota Banda Aceh. Bahkan mampu bersinergi dengan para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) untuk dapat ikut memproduksi sekaligus memasarkan produk segar maupun produk olahan pangan yang dihasilkan dari budidaya sayuran hidroponik baik dalam bentuk minuman segar dan sehat serta olahan makanan berupa kue dan olahan sayuran sehat, sehingga dapat menumbuhkembangkan sektor ekonomi kreatif dan kewirausahaan di Desa/Gampong Kota Baru, Kecamatan Kuta Alam, Kota Banda Aceh.
90
KESIMPULAN
Kesimpulan dari kegiatan Program Kemitraan Masyarakat (PKM) ini adalah:
1. Seluruh mitra sasaran (anggota KWT “Banna Tani”) pada kegiatan Program Kemitraan Masyarakat (PKM) ini telah mengetahui dan memahami tentang budidaya sayuran dengan sistem hidroponik (khususnya sistem NFT).
2. Terjadinya peningkatan pengetahuan dan pemahaman mitra sasaran (anggota KWT
“Banna Tani”) pada kegiatan Program Kemitraan Masyarakat (PKM) ini, yang ditunjukkan dengan keberhasilan panen perdana sayuran hidroponik serta dikembangkan menjadi produk olahan pangan sehat dalam bentuk makanan (kue- kue) serta minuman segar dan dilanjutkan ke tingkat pemasaran hasil panen melalui ajang “Pasar Tani” yang digelar oleh Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Aceh.
3. Mitra sasaran (anggota KWT “Banna Tani”) akan terus melanjutkan budidaya sayuran hidroponik dengan sistem NFT.
Ucapan Terimakasih
Penulis mengucapkan terima kasih kepada DRTPM Kemendikbud-Ristek yang telah mendanai kegiatan ini melalui Hibah Program kemitraan Masyarakat (PKM) Tahun 2022.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik Kota Banda Aceh. 2022. Kota Banda Aceh dalam Angka. Badan Pusat Statistik Kota Banda Aceh.
Chadirin, Y. 2001 Pelatihan Aplikasi Teknologi Hidroponik Untuk Pengembangan Agribisnis Perkotaan. Pusat Pengkajian Dan Penerapan Ilmu. Jurnal Nasional Teknik Elektro Teknik Untuk Pertanian Tropika (CREATA) Vol: 5, No. 2, Juli 2016 ISSN: 2302 - 2949. Lembaga Penelitian- Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Pancawati, D dan Yulianto A. 2016. Implemetasi Fuzzy Logic Controller untuk Mengatur pH Nutrisi Pada Sistem Hidroponik Nutrient Filem Technique (NFT).
Jurnal Teknika. Vol: 5, No. 2. ISSN: 2302 - 2949. DOI : 10.20449/jnte.v5i2.284.
Rahmiati, T.M., Yulia, R., Juliani., Chairuni, A.R., Irmayanti dan Purwanti, E. 2021.
Pengenalan Produk Olahan Hasil Pertanian Menjadi Produk Pangan Yang Bernilai Ekonomis di Gampong Ladong Kecamatan Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar. J. BAKTIMAS Universitas Serambi Mekah. 3(4):107-113.
Roidah I. S. 2014. Pemanfaatan Lahan dengan Menggunakan Sistem Hidroponik.
J. Universitas Tulungagung Bonorowo. 1(2): 43-50.
Rosa, E., Daniel., Arianda, Y., Hendra & Alfarasi, K. 2021. Pelatihan Teknologi Aquaponik Budidaya Ikan dan Sayuran untuk Mendukung Ketahanan Pangan di Kota Banda Aceh. J. ABDIMAS Universitas Abulyatama. 2(2): 29-36.
Rosliani, R dan Sumarni, N. 2005. Budidaya Tanaman Sayuran dengan Sistem Hidroponik. Balai Penelitian Tanaman Sayuran.
Sailan. 2013. “Pengelolaan Kawasan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Berbasis Masyarakat (PKOPP-CM) Pemerintah Kabupaten Bengkulu Tengah Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (BP4K)”. diakses
pada tgl 30 Juli 2022 melalui
91 http://kjfbenteng.blogspot.com/2013/03/pengelolaan-lahan-pekarangan-
berbasis.html.
Siswandi dan Sarwono. 2013. Uji Sistem Pemberian Nutrisi dan Macam Media terhadap Pertumbuhan dan Hasil Selada (Lactuca sativa L.) Hidroponik. J.
Agronomika 8(1): 144-148.
Wahyuningsih A, S. Fajriani dan N. Aini. 2016. Komposisi Nutrisi dan Media Tanam terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Pakcoy (Brassica rapa L.) Sistem Hidroponik. J. Produksi Tanaman 4(8): 595-601.