• Tidak ada hasil yang ditemukan

Inventarisasi Serangga Permukaan Tanah Di Taman Hutan Kota Banda Aceh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Inventarisasi Serangga Permukaan Tanah Di Taman Hutan Kota Banda Aceh"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

26

Inventarisasi Serangga Permukaan Tanah Di Taman Hutan Kota Banda Aceh

Armi, Rubiah

Pendidikan Biologi Universitas Serambi Mekkah Banda Aceh Email. armi@serambimekkah.ac.id

Abstrak

Telah dilakukan penelitian tentang “Inventarisasi Serangga Permukaan Tanah pada Taman Hutan Kota di Gampong Tibang Kecamatan Syiah Kuala Banda Aceh”, dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keanekaragaman Serangga Permukaan Tanah pada Taman Hutan Kota di Gampong Tibang Kecamatan Syiah Kuala Banda Aceh.

Penelitian ini menggunakan metode survey eksploratif, Pengumpulan data dilakukan dengan memasang perangkap pada jalur atau trail yang ada di Taman Hutan Kota di Gampong Tibang Kecamatan Syiah Kuala Banda Aceh. Tempat penelitian dibagi 3 lokasi setiap lokasi dipasang perangkap sebanyak 5 perangkap, adapun metode yang digunakan untuk mengetahui keanekaragaman serangga tanah dengan menggunakan perangkap jebak atau pitfall trap. Untuk mengetahui indeks keragaman serangga permukaan tanah analisis data menggunakan rumus indeks keragaman (H’). Dari hasil penelitian keanekaragaman serangga permukaan tanah pada Taman Kota di Gampong Tibang Kecamatan Syiah Kuala Banda Aceh ditemukan 7 famili dari 5 ordo. Indeks keragaman yang paling tinggi adalah spesies Componotus Pennsyluanicus dari ordo hymenoptera yaitu 0,325 dan indeks keragaman yang paling rendah adalah spesies dari Periplaneta sp dari ordo blattaria yaitu 0,148. Nilai indeks keragaman keseluruhan serangga permukaan tanah adalah 1,97 yang berarti menunjukkan indeks keragaman serangga permukaan tanah di Taman Hutan Kota di Gampong Tibang Kecamatan Syiah Kuala Banda Aceh adalah sedang.

Kata kunci : Inventarisasai serangga, permukaan tanah

PENDAHULUAN

Hewan tanah umumnya berupa Arthropoda tanah seperti tungau, kelabang, kaki seribu, serangga sampai verteberata yang berukuran kecil (Borror dkk, 1992:194).

Sebagian besar hewan pemukaan tanah terdiri dari serangga-serangga permukaan tanah yang merupakan salah satu kelompok organisme utama penyusun ekosistem tanah.

Secara umun tanah bagi serangga tanah berfungsi sebagai tempat hidup, tempat pertahanan, dan seringkali makanan (Borror et al, 1997:221). Sedangkan peranan terpenting dari serangga tanah dalam ekosistem adalah sebagai perombak bahan organik yang tersedia bagi tumbuhan hijau. Nutrisi tanah yang berasal dari berbagai residu tanaman akan melalui proses dekomposisi sehingga terbentuk humus sebagai sumber nutrisi tanah. Selain ini beberapa jenis serangga permukaan tanah dapat dijadikan sebagai indicator terhadap kesuburan tanah.

Taman Hutan Kota di Gampong Tibang Kecamatan Syiah Kuala Banda Aceh, merupakan kawasan pelestarian alam dengan luas areal 6,5 ha. Hutan ini merupakan tempat hidup berbagai hewan seperti serangga, kelabang, kaki seribu, tungau, dan lain – lain. Taman Hutan Kota di Gampong Tibang Kecamatan Syiah Kuala Banda Aceh, berfungsi untuk beberapa tujuan adalah sebagai koleksi tumbuhan yang dimanfaatkan untuk kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, pariwisata dan rekreasi.

(2)

27 Pada saat ini, informasi mengenai keanekaragaman serangga tanah yang terdapat di Taman Hutan Kota di Gampong Tibang Kecamatan Syiah Kuala Banda Aceh masih belum memadai. Untuk itu perlu dilakukan inventarisasi, sehingga dapat membantu penyediaan data yang di perlukan sebagai referensi bagi pihak pengelola.

Dengan tersedianya data tersebut, diharapkan Taman Hutan Kota di gampong Tibang Kecamatan Syiah Kuala Banda Aceh dapat menjadi kawasan pengawetan, pemeliharaan, dan pelindungan keanekaragaman hayati, khususnya keanekaragaman jenis flora yang terdapat di dalamnya, dan termasuk juga perlindungan keanekaragaman serangga tanah karena keanekaragaman serangga tanah sangat berpengaruh terhadap kesuburan tanah di Taman Hutan di Gampong Tibang Kecamatan Syiah Kuala Banda Aceh. Oleh karena itu peneliti tertarik melakukan suatu penelitian tentang “ Inventarisasi Serangga Permukaan Tanah Pada Taman Hutan Kota di Gampong Tibang Kecamatan Syiah Kuala Banda Aceh ”.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keanekaragaman Serangga Permukaan Tanah di Taman Hutan Kota di Gampong Tibang Kecamatan Syiah Kuala Banda Aceh.

LANDASAN TEORITIS Deskripsi Serangga Tanah

Serangga merupakan bagian dari keanekaragaman hayati yang harus di jaga kelestariannya dari kepunahan maupun penurunan keanekaragaman jenisnya.

Seranggamemiliki nilai penting antara lain nilai ekologi, endemisme, konservasi, pendidikan, budaya, estetika dan ekonomi (Amalia & Eka, 2017) (Idum&Bambang, 2008).

Serangga tanah merupakan kelompok dari kelas Insekta, yang mana serangga tanah merupakan makhluk hidup yang mendominasi bumi. Kurang lebih sudah 1 juta spesies yang telah dideskripsikan dan masih ada sekitar 10 juta spesies yang belum dideskripsikan. Menurut Suin (1997:1), Serangga tanah adalah serangga yang hidup di tanah, baik itu yang hidup di permukaan tanah maupun yang hidup di dalam tanah.

Secara umum serangga tanah dapat dikelompokkan berdasarkan tempat hidupnya dan menurut jenis makanannya. Serangga berdasarkan dibedakan menjadi : 1). Epigeon, yaitu serangga tanah yang hidup pada lapisan tumbuh-tumbuhan. Misalnya Plecoptera, Homoptera, dll. 2). Hemiedafon, yaitu serangga tanah yang hidup pada lapisan organik tanah. Misalnya Dermaptera, Hymenoptera, dll. 3). Eudafon, yaitu serangga tanah yang hidup pada lapisan mineral. Misalnya, Protura, Collembola, dll.

Lingkungan tanah

Organisme atau serangga tanah banyak terdapat di lapisan tanah atas atau lapisan top soil (Sutedjo et al, 1999). Karena pada lapisan top soil ini pada permukaannya terdapat lapisan serasah daun yang terdiri dari daun baru jatuh dan telah mengurai sebagian dan bagian lain tumbuhan, yang mana lapisan serasah tersebut merupakan sumber makanan bagi serangga tanah. Hasil dari berbagai kegiatan ini masuk ke dalam tanah, dan bersama-sama dengan akar dan tubuh jasad renik tanah yang mati dan terurai dalam tanah membentuk humus. Humus itu membuat tanah bergeluh, berbutir atau meremah, dan karenanya terudarakan dan tersalir dengan baik.

Dan lapisan ini sangat tipis yaitu sekitar 15 cm.

(3)

28 METODELOGI PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Taman Hutan Kota di Gampong Tibang Kecamatan Syiah Kuala Banda Aceh. Waktu penelitian direncanakan pada tanggal 27 Januari sampai dengan tanggal 31 Januari 2014.

Jenis Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode survey eksploratif. Pengumpulan data dilakukan dengan memasang perangkap pada jalur atau trail yang ada di Taman hutan kota Tibang. Pemasangan perangkap dilakukan dengan menetapkan titik-titik pemasangan disepanjang trail. Perangkap jebakan masing-masing diletakkan 5 meter di sisi kanan dan kiri dari trail yang dilalui. Pada setiap titik dipasang lima perangkap.

Jarak antara titik pemasangan perangkap disepanjang trail ditetapkan 20 meter. Pada setiap pengambilan sempel, jumlah perangkap yang dipasangkan berjumlah 15 buah yang ditempatkan pada 3 titik. Adapun panjang trail yang dilalui setiap kali pengambilan sempel adalah 200 meter. Panjang keseluruhan trail yang dilalui sepanjang 4000 meter.

Trail tempat pemasangan perangkap merupakan jalur yang dilalui oleh para pemandu lapangan di Taman Hutan Kota di Gampong Tibang, yang kondisinya memungkinkan untuk dijelajahi. Pemasangan perangkap dilakukan dengan cara membenamkan perangkap kedalam tanah. Larutan detergen diisikan kedalam masing- masing perangkap. Setiap perangkap diberi penutup berbahan kardus yang dibungkus plastik ukuran 5 x 5 cm sebagai pelindung jika hujan turun selama pemasangan perangkap (Gambar 3.2).

Gambar :Pitfall Trap Parameter Penelitian

Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah jumlah individu setiap famili serangga yang ditemukan. Parameter pendukungnya yaitu; jenis tumbuhan, pH, kelembaban, intensitas cahaya di lokasi pemasangan perangkap.

Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dibagi kedalam 3 lokasi penelitianya itu serasah (tumpukkan daun-daunan), permukaan tanah, dan rumput-rumputan. Pada setiap lokasi serangga tanah ditangkap menggunakan pitfall trap dan dihitung jumlahnya.

Penangkapan dilakukan mulai pukul 09.00–17.00 WIB. Pada setiap lokasi penangkapan dianalisis kondisi habitatnya terutama suhu, intensitas cahaya dan kelembaban udara di lokasi tersebut.

(4)

29 Metode Analisis Data

Data yang telah dikumpulkan berupa serangga permukaan tanah yang terdapat pada Taman Hutan Kota di Gampong Tibang dengan menggunakan buku kunci determinasi serangga dan juga mencocokkan spesimen gambar serangga yang ditemukan dengan beberapa literature lainnya serta buku yang berhubungan dengan serangga permukaan tanah diantara buku karangan (Jumar, 2000). Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan perhitungan indeks keragaman Shannon- Wienner.

a. Kerapatan (Density)

Banyak induvidu dari jenis serangga permukaan tanah dapt ditafsir atau dihitung. Apabila banyaknya individu serangga tanah dinyatakan per satuan luas maka nilai itu disebut kerapatan (density).

1. Menentukan nilai kerapatan Mutlak serangga permukaan tanah Kerapatan =

2. Menentukan Nilai Kerapatan Relatif serangga permukaan tanah !"#"$"% & '"$() =*

*

Kerapatan Relatif = Kerapatan dari suatu jenis serangga permukaan tanah Kerapatan seluruh jenis serangga permukaan tanah b. Frekuensi

Frekuensi dipakai sebagai parameter vegetasi yang dapat menunjukkan distribusi atau memperlihatkan pola distribusi jenis-jenis serangga.

1. Menentukan nilai kerapatan Mutlak serangga permukaan tanah Frekuensi = sampling unit

" "

2. Menentukan Nilai Kerapatan Relatif serangga permukaan tanah Frekuensi = 1

1 X 100 %

c. Dominasi (Dominance)

Dominansi menyatakan suatu jenis serangga utama yang mempengaruhi dan melaksanakan kontrol terhadap komunitas dengan cara banyaknya jumlah jenis, besarnya ukuran maupun pekembangannya yang dominan.

1. Menentukan nilai kerapatan Mutlak serangga permukaan tanah Dominansi = 5 x 100 %

2. Menentukan nilai Kerapatan relative serangga permukaan tanah

Dominansi = 6 X 100 %

Nilai Dominanasi

(5)

30 Untuk mengetahui kelimpahan (dominansi) suatu jenis serangga dihitung nilai SDR (Summer Dominan Ratio) dengan rumus:

SDR =9:;<:

= X 100 % Keterangan :

SDR : nilai dominan suatu jenis FR : frekuensi relatif suatu jenis DR : kerapatan relative suatu jenis d. Indeks nilai penting (INP)

Indeks nilai penting merupakan indeks kepentingan yang menggambarkan pentingnya keragaman suatu jenis vegetasi dalam ekosistemnya.

INP = FR + KR + DR Keterangan:

INP : indeks nilai penting FR : frekuensi relatif KR : kerapatan relatif DR : dominansi relatif Keterangan :

KR : kerapatan relatif FR : frekuensi relatif DR : dominansi relatif INP : indeks nilai penting H’ : indeks keragaman

e. Menentukan Indeks keragaman jenis-jenis Serangga Permukaan Tanah.

Setelah semua data dan informasi yang diperoleh dalam penelitian ini terkumpul maka data diolah dengan menggunakan rumus indeks keanekaragaman dari Shannom-Wienner dengan rumus:

H’ = -Σ Pi Ln Pi (Fachrul, 2007) Dimana >( =

6

H’ : Indeks keragaman

ni : Jumlah individu dari satu jenis i N : Jumlah total individu seluruh jenis

Nilai kuantitatif keragaman suatu spesies dapat digolongkan dalam kisaran nilai berikut:

Jika indeks keragaman (H’) < 1,0 menunjukkan keanekaragaman rendah Jika indeks keragaman (H’) ≤ 1,0 ≤ 3,0 menunjukkan keanekaragaman sedang Jika indeks keragaman (H’) > 3,0 menunjukkan keanekaragaman tinggi.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian

Jenis-jenis Serangga Permukaan Tanah Pada Taman Hutan Kota di Gampong Tibang Kecamatan Syiah Kuala Banda Aceh

Hasil penelitian yang dilakukan pada tanggal 27 Januari 2014 s/d 31 Januari 2014 di Taman Hutan Kota di Gampong Tibang Kecamatan Syiah Kuala Banda Aceh terdapat 10 jenis serangga dari 7 famili yang tergolong kedalam 5 ordo yaitu ordo Hyminoptera, Orthoptera, Coleoptera, Diptera, dan Blattaria. Adapun jenis-jenis serangga permukaan tanah yang ditemukan pada Taman Hutan Kota di Gampong Tibang Kecamatan Syiah Kuala Banda Aceh dapat dilihat pada table berikut.

(6)

31 Table Klasifikasi jenis-jenis serangga permukaan tanah pada Taman Hutan Kota

di Gampong Tibang Kecamatan Syiah Kuala Banda Aceh Lokasi A (Serasah)

Ordo Famili Nama Lokal Nama Latin

Hyminoptera Formicidae Semut hitam besar Componotus pennsyluanicus Semut rangrang Oecophylla

smaragdina Semut hitam kecil Dolichoderus

bituberculatus Orthopera Gryllidae Jangkrik Gryllus veletis Coleoptera Scarabeidae Kumbang kura Dyscinetus sp

Carabidae Kumbang hijau Harpalus sp

Blattaria Blattidae Lipas Platyzosteria sp

Sumber: Hasil penelitian, diolah, 2014

Lanjutan tabel Klasifikasi jenis-jenis serangga permukaan tanah pada Taman Hutan Kota di Gampong Tibang Keacamatan Syiah Kuala

Banda Aceh Lokasi B (Rumput-rumputan)

Ordo Famili Nama Lokal Nama Latin

Diptera Muscidae Lalat kandang Stomoxys calcitrans Hyminoptera Formicidae Semut hitam

besar

Componotus pennsyluanicus Semut rangrang Oecophylla

smaragdina Blattaria Blattidae Kecoa Periplaneta sp

Lipas Platyzosteria sp Orthoptera Gryllidae Jangkrik Gryllus veletis

Locostidae Belalang kayu Valanga nigricornis Sumber: Hasil penelitian, diolah, 2014

Lokasi C (Tanah)

Ordo Famili Nama Lokal Nama Latin

Hyminoptera Formicidae Semut hitam besar Componotus pennsyluanicus Semut hitam kecil Dolichoderus

bituberculatus Orthopera Gryllidae Jangkrik Gryllus veletis

Locostidae Belalang kayu Valanga nigricornis Coleoptera Scarabeidae Kumbang kura Dyscinetus sp

Blattaria Blattidae Lipas Platyzosteria sp

Sumber: Hasil penelitian, diolah, 2014

Table Jenis-jenis Serangga yang Terdapat di Taman Hutan Kota di Gampong Tibang Kecamatan Syiah Kuala

(7)

32

No Ordo Jenis serangga Jumlah

individu setiap lokasi

Jumlah keseluruhan

A B C

1.

Semut hitam besar 29 21 25 75 Hymenoptera Semut hitam kecil 16 - 25 41

Semut rangrang 10 22 - 32

2. Orthoptera Jangkrik 5 10 8 23

Belalang kayu - 12 20 32

3. Coleoptera Kumbang hijau 16 8 - 24

Kumbang kura 20 12 17 49

4. Diptera Lalat kandang 5 10 13 28

5. Blattaria Kecoa 5 7 6 18

Lipas 20 9 14 43

Jumlah 12

6 11

1 12

8

365 Sumber : Data Primer 2014

Table Hasil Analisis Indeks Keragaman Jenis-jenis Serangga Permukaan Tanah pada Taman Hutan Kota di Gampong Tibang Kecamatan Syiah Kuala Banda

Aceh No Nama

lokal

Spesies KR(%) FR(%

)

DR(%) INP H’

1. Semut hitam besar

Componotus pennsyluanicus

17,964 20,54 8

15,93 54,44 6

0,325

2. Semut hitam kecil

Dolichoderus bituberculatus

14,731 11,23 3

13,74 39,70 0

0,246

3. Semut rangrang

Acropyga acutivintris

11,497 8,767 12,09 32,35 2

0,213 4. Jangkrik Gryllus veletis 5,509 6,301 5,49 17,30

5

0,174 5. Belalang

kayu

Valanga nigricornis

11,497 8,767 10,99 31,25 3

0,213 6. Kumbang

hijau

Harpalus sp 5,749 6,575 8,79 21,11 5

0,179 7. Kumbang

kura

dyscinetus 11,737 13,42 5

10,99 36,15 0

0,270 8. Lalat

kandang

Stomoxys calcitrans

6,707 7,671 7,14 21,52 1

0,197 9. Kecoa Periplaneta sp 4,311 4,932 3,85 13,08

9

0,148 10 Lipas Platyzosteria

sp

10,299 11,78 1

10,99 33,06 9

0,252

Jumlah 100 100 100,00 300,0

0

1,97

(8)

33 Sumber : Data Primer 2014

Penyajian Hipotesis

Hasil telaah data melalui metode survey eksploratif maka di peroleh 10 jenis serangga permukaan tanah dari 7 famili yang terdapat pada Taman Hutan Kota di Gampong Tibang Kecamatan Syiah Kuala Banda Aceh, yaitu: Semut hitam besar (Componotus pennsyluanicus), Semut hitam kecil (Dolichoderus bituberculatus), Semut rangrang (Oecophylla smaragdina), Jangkrik (Gryllus veletis), Kumbang hijau (Harpalus sp), Kumbang kura (Dyscinetus sp), Belalang kayu (Valanga nigricornis), Kecoa (Periplaneta sp), Lipas (Platyzosteria sp), Lalat kandang (Stomoxys calcitrans), dan untuk menguji hipotesis tingkat keanekaraganam serangga permukaan tanah pada Taman Hutan Kota di Gampong Tibang Kecamatan Syiah Kuala Banda Aceh dapat dilihat data dalam tabel 4.1.4. Dibandingkan dengan kriteria penelitian, yaitu: indeks keragaman (H’) > 3,0 menunjukkan keanekaragaman tinggi. Dalam ketiga lokasi menunjukkan bahwa indeks keanekaragaman serangga permukaan tanah pada Taman Hutan Kota di Gampong Tibang Kecamatan Syiah Kuala Banda Aceh dalam kriteria penilaian tingkat sedang: (H’) ≤ 1,0 ≤ 3,0. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi

“Tingkat keanekaragaman serangga Permukaan Tanah di Taman Hutan Kota di Gampong Tibang Kecamatan Syiah Kuala Banda Aceh tergolong tinggi “ditolak”.

Pembahasan

Berdasarkan tabel hasil penelitian genus yang paling banyak ditemukan adalah genus dari ordo Hyminoptera yang terdiri dari 3 genus Componotus, Dolichodenus, dan Acropyga. Semuanya merupakan famili Formisidae.

Yahya (2004:27) menyatakan bahwa genus Componitus, Dolichoderus, dan Acropyga merupakan kelompok serangga yang hidup berkoloni dan terdapat dimana- mana. Kelompok serangga ini bersifat predator dengan memakan serangga lain yang menjadi hama pada tanaman. Karena pada lokasi peneletian selain terdapat tanaman terdapat juga diserasah, tanah dan reremputan yang menjadi habitat dari serangga ordo Hymenoptera dan di samping itu juga tersedianya makanan yang cukup (Jumar:141) ordo Hymenoptera dapat ditemukan hampir disemua tempat.

Selain genus dari ordo Hymenoptera, genus lain yang ditemukan adalah genus dari ordo Coleoptera yang terdiri dari dua genus yaitu genus Dyscinetus, dan Aulocophora. Semuanya merupakan family Scarabeidae. Ordo Orthoptera ditemukan sebanyak dua genus yaitu genus Valanga dan genus Gryllus. Hampir semua genus dari ordo Orthoptera ini sebagai pemakan tanaman yang ada di Taman Hutan Kota di Gampong Tibang Kecamatan Syiah Kuala Banda Aceh.

Ordo Diptera masing-masing ditemukan hanya satu genus. Genus dari ordo diptera yaitu genus Stomoxis, genus ini mencari makanannya disekitar daerah permukaan yang berlumut dan berpasir. Sedangkan ordo Blattaria ditemukan hanya dua genus yaitu genus Periplaneta dan genus platyzosteria, keberadaan genus ini yaitu mencari makan dengan memakan serangga lain yang terdapt pada reremputan yang berpasir.

Pada Taman Hutan Kota di Gampong Tibang Kecamatan Syiah Kuala Banda Aceh terdapat berbagai jenis serangga, hal ini dikarenakan tersedianya sumber makanan yang dibutuhkan oleh serangga tanah seperti yang dikatakan Borror et. al (1992:102) bahwa makanan merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan banyaknya hewan disuatu habitat. Selain itu keberadaan jenis serangga ini juga dipengaruhi oleh faktor fisik seperti keadaan suhu yang sesuai dimana serangga ini

(9)

34 dapat hidup, Hal ini disebabkan karena serangga – serangga tanah bersifat mobil, sehingga bila kondisi lingkungan tidak baik maka serangga tanah tersebut akan berpindah tempat. Secara teoritis Kramadibrata (1995) menyatakan bahwa hewan secara aktif akan berpindah dari satu lingkungan ke lingkungan yang lain, apabila terjadi perubahan lingkungan sementara misalnya hujan. Dengan berpindah dari lingkungan yang berubah, hewan akan dapat tinggal pada rentangan kondisi lingkungan yang optimum bagi mereka.

Berdasarkan tabel Kerapatan relatif (KR) serangga permukaan tanah di Taman Hutan Kota Gampong Tibang Kecamatan Syiah Kuala Banda Aceh berkisar 4,311 - 17,964 tergolong sedang, frekwensi relatif (FR) berkisar 4,932 – 20,548 tergolong sedang, dan dominansi relative (DR) berkisar 3,85 – 15,93 tergolong sedang. Hal ini menunjukkan bahwa indeks keanekaragaman dari setiap serangga permukaan tanah di Taman Hutan Kota Gampong Tibang Kecamatan Syiah Kuala Banda Aceh juga tergolong sedang yaitu berkisar 0,148 – 0,325 dimana diperoleh jumlah keseluruhan indeks keanekaragaman serangga permukaan tanah yaitu 1.97, yang disebabkan oleh pengaruh gangguan dari faktor biotik dan abiotik.

Dari hasil penelitian yang penulis lakukan di Taman Hutan Kota di Gampong Tibang Kecamatan Syiah Kuala Banda Aceh, maka yang keanekaragaman jenis serangga permukaan tanah, yang mendominansi pada kawasan tersebut adalah spesies Componutus pennsyluanicus (semut hitam besar) dari ordo hymenoptera yang berjumlah 75, hal itu terjadi karena spesies tersebut mampu beradaptasi dengan lingkungan disekitarnya, sehingga spesies ini mendominasi pada kawasan Taman Hutan Kota Tibang. Hewan tersebut melimpah diduga karena banyak persediaan makanan yang tersedia pada kawasan tersebut. Ini menunjukkan bahwa spesies tersebut mempunyai kisaran yang cukup luas terhadap faktor lingkungan, mampu berkembangbiak dengan cepat dan disebabkan oleh cara penyebaran yang luas serta mempunyai daerah jelajah yang digunakan untuk mencari dan memanfaatkan sumber daya yang diperlukan. Menurut Odum (1993), jenis dominan sebagian besar mengendalikan arus energi dan kuat sekali mempengaruhi lingkungan. Sedangkan dari hasil penelitian yang dilakukan bersamaan dengan ordo hymenoptera, ordo blattaria berada jauh tertinggal dengan kata lain keanakaragamannya rendah, hal ini terjadi karena tingkat persediaan makanan dan juga persaingan antar spesies yang sangat kuat, sehingga ketahanan ordo blattaria menjadi hilang atau rendah pada kawasan Taman Hutan Kota tersebut. Selanjutnya berdasarkan hasil pengolahan data, dapat diketahui bahwa Indeks keragaman serangga permukaan tanah yaitu 1,97 dari semua jumlah spesies serangga permukaan tanah yang di temukan pada Taman Hutan Kota, dimana serangga ordo hymenopetera dari spesies Componutus pennsyluanicus lebih tinggi dari pada ordo blattaria dari spesies periplaneta sp yaitu 0,325-0,148. Hal ini sesuai dengan dikatakan (Fahrul:2007) bahwa nilai indeks keragaman 1,97 menunjukkan bahwa keanekaragaman serangga permukaan tanah di Taman Hutan Kota di Gampong Tibang Kecamatan Syiah Kuala Banda Aceh adalah sedang, dimana nilai H1 ≤ H≤ 3 ini menunjukkan bahwa keanekaragaman spesies sedang.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada Taman Hutan Kota di Gampong Tibang Kecamatan Syiah Kuala Banda Aceh, dapat disimpulkan bahwa terdapat 10 jenis serangga permukaan tanah dari 5 ordo yaitu, Hyminoptera, Orthopera, Coleoptera, Blatteria, Diptera, yang tergolong ke dalam 7 famili yaitu, Formicidae, Gryllidae, Scarabeidae, Carabidae, Blattidae, Muscidae, Locostidae. Spesies yang

(10)

35 terbanyak ditemukan di Taman Hutan Kota Tibang yaitu Componutus pennsyluanicus (semut hitam besar) dari ordo Hymenoptera. Spesies yang paling sedikit ditemukan di Taman Hutan Kota Tibang yaitu Periplaneta (kecoa) dari ordo Blattaria. Dengan menggunakan rumus indek keragaman jenis (H), menunjukkan bahwa tingkat keanaekaragaman serangga permukaan tanah yang ditemukan di Taman Hutan Kota Tibang 1,97 %, hal ini menunjukkan bahwa tingkat keanekaragaman serangga permukaan tanah sedang.

DAFTAR PUSTAKA

Adisoemarto, S. 1986. Serangga Berguna di Lingkungan Perkebunan. Suntingan dari temu ilmiah Entomologi Perkebunan Indonesia. Perhimpunan Entomologi Indonesia Cabang Sumut – Aceh

Amalia Nura, Eka Sundari Emda, J. dan S. K. (2017). Keanekaragaman Serangga Pada Pohon Di Kawasan Hutan Sekunder Desa Iboih Kecamatan Sukakarya Kota Sabang. 249–251

Borror, D, J. C. A. Triplehorn dan N. F. Johnson. 1997. Pengenalan Pelajaran Serangga. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Fachrul, M.F.,(2007). Metode Sampling Bioekologi. Jakarta : BumiAksara

Idum Satia Santi, Bambang Sumaryo, F. X. W. (2008). Pengaruh Warna Perangkap Feromon terhadap Hasil Tangkapan Imago Oryctes rhinoceros di Perkebunan Kelapa Sawit. Jurnal Perlindungan Tanaman Indonesia, 14(2), 76–

79. https://doi.org/10.22146/jpti.11890

Jumar. 2000. Entomologi Pertanian. Rineka Cipta, Jakarta.

Kramadibrata, I. 1995. Ekologi Hewan. Bandung: ITB

Subyanto, 1991. Kunci Derterminasi Serangga. Yogyakarta: Kanisium.

Suin, N. M. 1997. Ekologi Fauna Tanah. Jakarta: Bumi Aksara.

Yahya Harum, 2004. Menjelajah Dunia Semur, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Referensi

Dokumen terkait

PERANCANGAN BUKU TEKS BERILUSTRASI MENGENAI KEKELIRUAN-KEKELIRUAN ORANGTUA DALAM MENDIDIK DAN MENGASUH ANAK USIA 1-5 TAHUN dengan ini menyatakan bahwa, laporan dan karya Tugas Akhir

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id.. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Sementara Imām Ibnu Qudāmah sebagai pengikut Mażhab Ḥanbali, dimana salah satu syarat saksi nikahnya tidak memperbolehkan anak atau ayah mempelai (garis keturunan ke atas

Lingkungan bisnis adalah salah satu kegiatan yang berupa perbisnisan yang di lakukan seseoranag dalam suatu usaha, di mana pada usaha tersebut kita di tuntut untuk menjalankan

Laporan kasus yang diterima WHO sampai 14 Desember 2005 terdapat sebanyak 340 kasus dengan rata- rata penderita berusia 18 tahun.Sementara itu, angka kematian akibat infeksi H5N1

Hal ini terbukti melalui penelitian dengan hasil perhitungan nilai t hitung pada tingkat pendapatan &lt; 7.500.000 sebesar 2,028 ; 2,088 ; 2,584 dan pada tingkat pendapatan

Keterbatasan alat ukur yang digunakan untuk memantau kondisi lingkungan juga dapat mempengaruhi tingkat kelembaban dan temperatur sehingga bisa menurunkan kualitas

a) Sedangkan sumber data primer adalah sumber data yang dapat memberikan data penelitian secara langsung. 17 Data primer yaitu data yang diperoleh dari