• Tidak ada hasil yang ditemukan

ESTIMASI KEBUTUHAN LAHAN PEMAKAMAN DI KOTA BANDA ACEH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ESTIMASI KEBUTUHAN LAHAN PEMAKAMAN DI KOTA BANDA ACEH"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

ESTIMASI KEBUTUHAN LAHAN PEMAKAMAN

DI KOTA BANDA ACEH

Nubuwat Farhan

Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, email: nubuwatfarhan@gmail.com

Abstract

The purpose of this research is to estimate the needs of burial grounds, factors affecting land requirements in the form of total population, mortality and economic growth. This study uses primary data from interviews and secondary data. The sample in this study were 100 respondents by 9 districts of Banda Aceh. The analysis model is descriptive and qualitative analysis. The analysis showed that 57 percent of them chose to be buried in Banda Aceh. 23 percent have a private burial grounds and 20 percent chose to be buried in their homeland. Based on this study of limited land led to the need for special attention from the government of Banda Aceh to seek provision of burial grounds outside the district of Banda Aceh, particularly the public cemetery of Banda Aceh.

Keywords: Population, Mortality, Growth, Qualitative Descriptive Analysis. Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi kebutuhan lahan pemakaman, faktor yang mempengaruhi kebutuhan lahan berupa Jumlah penduduk, angka kematian dan pertumbuhan ekonomi. Penelitian ini menggunakan data primer dari hasil wawancara dan data sekunder. Sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 100 responden berdasarkan 9 kecamatan Kota Banda Aceh. Model analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif. Hasil analisis menunjukkan bahwa 57 persen diantaranya memilih untuk dimakamkan di Banda Aceh. 23 persen memiliki lahan pemakaman pribadi dan 20 persen memilih untuk dimakamkan di daerah asal. Berdasarkan penelitian ini keterbatasan lahan menyebabkan perlu adanya perhatian khusus dari pemerintah Kota Banda Aceh untuk mengupayakan pengadaan lahan pemakaman di luar daerah Kabupaten Kota Banda Aceh, pemakaman umum khususnya masyarakat Kota Banda Aceh.

.

Kata Kunci: Jumlah Penduduk, Angka Kematian, Pertumbuhan Ekonomi, Analisis Deskriptif Kualitatif.

PENDAHULUAN

Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi Banda Aceh berdampak, pada berkurangnya lahan kota yang tersedia, kekurangan untuk penggunaan-penggunaan lahan bagi ruang terbuka. Hal ini menjadi masalah yang sangat perlu diperhatikan oleh pemerintah Kota Banda Aceh. karena bila tidak disertai dengan pengelolaan yang baik akan menyebabkan Kota tidak tertata dengan baik.

Pertambahan penduduk, khususnya di wilayah perkotaan yang terus menerus, membawa konsekuensi spasial bagi kehidupan kota, yaitu adanya tuntutan ruang (space) untuk dimanfaatkan sebagai tempat pemukiman. Sebagian besar kota-kota di Indonesia mengalami

(2)

masalah yang serius dalam memenuhi kebutuhan akan ruang yang terus meningkat. Sementara itu ketersediaan ruang terbuka atau lahan yang masih memungkinkan untuk mengakomodasi mereka semakin terbatas atau semakin berkurang. (Sabari, 2005)

Dengan asumsi jika kebutuhan lahan pemakaman mencapai 3𝑀# (Bastaman, 2013).

Luas lahan di Kota Banda Aceh menurut penggunaan lahan. Tabel 1

Luas Wilayah Kota Banda Aceh Menurut Penggunaan Lahan Tahun 2012-2014 N O Jenis Penggunaan 2012* 2013* 2014 Ha (%) Ha (%) Ha (%) Kawasan lindung 1. Sempadan Sungai 657,06 10,95 179,90 2,93 163,7 2,67

2. Kawasan Hutan Bakau 462,68 7,71 434,38 7,08 120,45 1,96

3. Ruang Terbuka Hijau 1084,33 18,08 552,72 9,01 469,09 7,64

4. Kawasan Cagar 0,00 0,00 16,65 0,27 51,43 0,84

Kawasan budidaya

1. Kawasan Perumahan 2.480,21 41,35 3.042,63 49,59 2243,44 36,56 2. Kawasan Perdagangan dan

Jasa

136,19 2,27 522,23 8,51 925,74 15,09

3. Kawasan Perkantoran 201,86 3,37 149,56 2,44 139,48 2,27

4. Kawasan Parawisata 51,58 0,86 51,31 0,84 103.00 1,68

5. Ruang Terbuka Non Hijau 0,00 0,00 25,39 0,41 94,36 1,54

6. Kawasan Perikanan 0,00 0,00 32,07 0,52 120,19 1,96

7. Kawasan Pelayanan Umum 310,95 5,18 293,86 4,79 275,04 4,48

8. Kawasan Pelabuhan 22,81 0,38 11,76 0,19 14,49 0,24

9. Kosong 0,00 0,00 341,55 5,57 950,23 15,49

10. Air 590,29 9,84 482,02 7,86 465,36 7,58

Jumlah 5997,96 100,00 6084,72 100,00 6136,00 100,00

*Data perbaikan

Sumber Badan Pusat Statistik 2012-2014 (diolah)

Jumlah penduduk Kota Banda Aceh setiap tahunnya terus mengalami peningkatan dengan rata-rata pentumbuhan pertahun berkisar 2.56 persen.

Sumber : BPS Banda Aceh Dalam Angka (diolah)

Grafik 1

Angka kematian Kota Banda Aceh 0 100 200 300 400 500 600 700 2008 2009 2010 2011 2012 2013 ANGKA KEMATIAN

(3)

TINJAUAN PUSTAKA Pertumbuhan Penduduk

Pertumbuhan penduduk dapat menjadi kekuatan yang akan menambah atau mengurangi jumlah penduduk. Pertumbuhan penduduk diakibatkan oleh empat komponen yaitu: kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), migrasi masuk dan migrasi keluar. Selisih antara kelahiran dan kematian disebut pertumbuhan alamiah (natural growth). Sedangkan selisih migrasi masuk dan migrasi keluar disebut migrasi neto (Mulyadi, 2006).

Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan Menurut klasik ada dua faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi yaitu pertumbuhan output total dan pertumbuhan penduduk. Produktivitas penggunaan faktor produksi akan sangat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.Peningkatan produktivitas dapat dilakukan melalui berbagai sarana seperti pendidikan dan pelatihan serta manajemen yang lebih baik (Sukirno, 2008).

Hasil penelitian Nuryadin (2007) menunjukkan bahwa salah satu faktor yang pertumbuhan ekonomi regional adalah angkatan kerja. Teori Solow juga berasumsi bahwa pertumbuhan ekonomi dipengaruhi secara positif oleh pertumbuhan angkatan kerja. Makin tinggi jumlah angkatan kerja, maka kemampuan menghasilkan output juga makin tinggi. Akan tetapi, produktivitas angkatan kerja juga menjadi faktor penentu dalam penyerapan dan pemanfaatan tenaga kerja dalam perekonomian. Akumulasi modal adalah faktor pendorong peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja.

Tata Ruang

Menurut (Adisasmita, 2013) mendefinisikan ruang berdasarkan aspek geografi umum dan geografi regional. Menurut aspek geografi umum, ruang (space) adalah permukaan bumi yang merupakan lapisan biosfer, tempat hidup tumbuh-tumbuhan, hewan dan manusia. Berdasarkan geografi regional, ruang yang merupakan suatu wilayah yang mempunyai batas geografi, yaitu batas menurut keadaan fisik, sosial atau pemerintah yang terjadi dari sebagian permukaan bumi dan lapisan tanah dibawahnya serta udara diatasnya.

Fertilitas & Mortalitas

Fertilitas Fertilitas (kelahiran) mencakup peran kelahiran pada pertumbuhan penduduk, sedangkan natalitas mencakup peran kelahiran pada pertumbuhan penduduk dan reproduksi. Tinggi atau rendahnya fertilitas menggambarkan kecepatan pertumbuhan penduduk. Ukuran fertilitas antara lain digunaka angka kelahiran kasar (crude birth rate/CBR), angka kelahiran menurut kelompok umur (age spasific fertility rate/ASFR) dan angka kelahiran total (total fertility rate/TFR).

Mortalitas (kematian) adalah salah satu dari tiga komponen demografi yang dapat mempengaruhi pertumbuhan penduduk. Dua komponen demografi lainnya adalah fertilitas dan migrasi. Informasi tentang jumlah kematian penting bagi pemerintahan dan swasta khususnya dalam bidang ekonomi dan kesehatan. Ukuran atau angka indeks kematian dipakai sebagai dasar untuk mengukur derajat kematian penduduk. Ada beberapa ukuran angka kematian, dari yang paling sederhana sampai yang paling kompleks. Biasanya ukuran-ukuran kematian dipakai sekaligus untuk menggambarkan keadaan kematian penduduk secara menyelutuh. Ukuran-ukuran mortalitas, antara lain angka kematian kasar (crude death rate/CDR), angka kematian

(4)

menurut umur (age spesifik death rate/ASDR) dan angka kematian bayi (inflant mortality rate/IMR), (Mulyadi, 2006:18b).

Teori Penggunaan Lahan Wilayah Perkotaan

Wiliam Alonso (1964) dan Richard F.Munth (1969) melakukan analisis lebih lanjut dari model Von Thunen khusus membahas kerangka pemikiran dalam penggunaan lahan daerah perkotaan (urban land-use) yang kemudian lazim dikenal sebagai Alonso model. Dalam hal ini struktur ruang (spatial structure) masih diasumsikan dalam bentuk monocentric city (kemampuan membayar sewa tanah) bukan saja untuk kegiatan pertanian saja, tetapi juga untuk kegiatan yang banyak terdapat di wilayah perkotaan seperti industri, perdagangan, jasa, dan perumahan.

Dalam penentuan lokasi dan penggunaan lahan wilayah perkotaan, terdapat dua bentuk pemilihan lokasi, yaitu lokasi kegiatan industri seperti industri pengolahan, pedagangan, jasa dan pertanian serta lokasi perumahan. Sedangkan untuk lokasi perumahan umumnya menggunakan model pasar lahan (land market) dari Alonso muth yang kemudian diakui sebagai standar teori penggunaan lahan Wilayah Perkotaan (Sjafrizal, 2012).

Ruang terbuka hijau

Hakim (2010). mengatakan pendapat bahwa area hijau terbentuk oleh aspek buatan manusia dan alam seperti koridor jalan, sekitaran bangunan, hutan kota, tepian sungai dan area alami yang sudah terbentuk sejak sekian lama. Justru itu perencanaan taman kota, area publik, dan perluasan area hijau merupakan strategi perlindungan untuk area hijau.

METODE PENELITIAN Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data cross section tahun 2015, yaitu untuk luas Kota Banda Aceh, luas wilayah menurut penggunaan lahan, jumlah penduduk Kota Banda Aceh, angka kematian Kota Banda Aceh. Sedangkan data sekunder digunakan sejak tahun 2009 – 2014 (runtun waktu).

Model Analisis Data

Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif yaitu mengestimasi menggunakan ukuran kebutuhan lahan pemakaman dengan pendekatan matematik sederhana. Sampel yang diambil berdasarkan populasi jumlah penduduk menurut Kecamatan menurut tahun 2014, dengan jumlah penduduk sebanyak 249.499. berdasarkan populasi tersebut dilakukan penarikan sampel penelitian ini menggunakan metode slovin (Siregar, 2013:34). 𝑛 = 𝑁 1 + 𝑁e# Keterangan: • n = sampel • N = populasi • e = tingkat kesalahan

Sedangkan untuk proyeksi penduduk digunakan model compound interest:

𝑃𝑛 = 𝑃 (1 + 𝑟)/

(5)

pertumbuhan penduduk; n = jumlah interval waktu.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 2

Gambaran Variabel Berdasarkan Kepemilikan Lahan Pemakaman

Apabila tidak apakah anda memilih untuk dimakamkan

Apakah anda memiliki lahan

pemakaman pribadi Total

Ya Tidak

Pemakaman Pribadi 23 0 23

Banda Aceh 0 57 57

Daerah Asal 0 20 20

Total 23 77 100

Sumber: Hasil Penelitian Lapangan, 2016 (diolah).

Estimasi hasil penelitian

Pada tahun 2014 jumlah penduduk Kota Banda Aceh 249.499 jiwa, maka diasumsikan dengan responden yang memilih untuk dimakamkan di Banda Aceh berdasarkan penelitian mencapai 57 persen, maka dengan asumsi jumlah penduduk 57 persen dari jumlah penduduk tahun 2014 berjumlah 142.214 jiwa, asumsinya jika luas pemakaman 3 M2 maka lahan yang dibutuhkan mencapai 426.643 M2 atau lebih kurang 0.42663 km2 kebutuhan lahan pemakaman jangka panjang dengan asumsi jumlah penduduk tidak meningkat.

Apabila pertumbuhan penduduk meningkat setiap tahunnya mencapai 2.56 persen atau penambahan penduduk 6.387 jiwa setiap tahunnya, maka dapat diasumsikan kebutuhan lahan pemakaman 19.161 M2 atau mencapai 0.19161 Km2 kebutuhan untuk lahan pemakaman, diasumsikan setiap 2.56 persen laju pertumbuhan penduduk Kota Banda Aceh, maka 57 persen memilih untuk dimakam di Banda Aceh yaitu mencapai 3.640 jiwa kebutuhan pada lahan 10.922 M2 atau 0.01092 Km2, maka lahan yang dibutuhkan untuk jangka pendek 437.565 M2 atau 0.437565 Km2 per tahun.

Jumlah penduduk yang meninggal setiap tahunnya di Kota Banda Aceh mencapai 0.18 persen dari jumlah penduduk tahun 2014. rata-rata angka kematian 453 jiwa, maka jumlah lahan pemakaman yang dibutuhkan mencapai 1.359 M2 atau 0.001359 Km2 pertahun, dengan asumsi apabila angka kematian 453 jiwa yang memilih untuk dimakamkan di Banda Aceh 57 persen yaitu 258 jiwa maka lahan yang dibutuhkan 774.63 M2 atau 0.77463 Km2 per tahun, jika dihitung berdasarkan laju pertumbuhan penduduk kota Banda Aceh yang ingin dimakamkan di Banda Aceh mencapai 3.640 jiwa maka angka kematian mencapai 6.55 jiwa atau dapat digenapkan menjadi 7 jiwa, tambahan yang memilih untuk dimakamkan di Banda Aceh mencapai luas lahan 21 M2 per tahun. Kebutuhan lahan pemakaman setiap tahunnya dalam jangka pendek 795,63 M2 atau 0.79563 Km2 setiap tahunnya.

Pertambahan penduduk tahun 2030 mencapai 373.867 jiwa dengan asumsi angka kematian 0.18 persen dengan selisih 16 tahun jika dihitung dengan tahun dasar 2014 maka didapatkan 2,88 persen angka kematian hingga tahun 2030, maka hasil yang didapatkan mencapai 10.767 jiwa perkiraan angka kematian kota Banda Aceh.

Diasumsikan jika 57 persen maka perkiraan angka kematian mencapai 10,767 jiwa, 57 persen mencapai 5598 jiwa yang memilih untuk dimakamkan di Banda Aceh, sehingga perkiraan lahan yang dibutuhkan untuk lahan pemakaman mencapai 16.794 M2 untuk tahun 2030, jika dihitung dalam Ha mencapai 1,68 Ha atau 0,02 Km2 kebutuhan lahan untuk tahun 2030.

(6)

KESIMPULAN DAN SARAN

Dari hasil penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan, dari 3 variabel yang diamati seperti jumlah penduduk, angka kematian dan pertumbuhan ekonomi, mempengaruhi kebutuhan lahan pemakaman Kota Banda Aceh, kebutuhan lahan pemakaman setiap tahunnya mengalami peningkatan akan tetapi luas wilayah Kota Banda Aceh tidak mengalami perubahan. Bagi pemerintah, untuk mengupayakan pengadaan lahan pemakaman di Kota Banda Aceh untuk jangka panjang, mengupayakan atau menyediakan lahan pemakaman umum khusus masyarakat Kota Banda Aceh, diluar Kota Banda Aceh dalam mengoptimalkan penggunaan lahan jika penggunaan lahan pemakaman Kota Banda Aceh sudah tidak mencukupi, menyediakan lahan pemakaman umum Kota Banda Aceh.

DAFTAR PUSTAKA

Adisasmita, r. (2013). Pembangunan Kawasan dan Tata Ruang. Yogyakarta: Graha Ilmu. Badan Pusat Statistika, Banda Aceh Dalam Angka ( Berbagai Edisi ).

Bastaman, A.F, (2013). Perancangan Tpu Muslimin Dalam Rangka Optimasi Ruang Terbuka Hijau Pemakaman Di Kota Bandung. Bandung: Universitas Padjadjaran.

Hakim, R. (2011). komponen perencanaan arsitektur lansekap., prinsip-unsur dan aplikasi desain. jakarta: bumi askara.

Mulyadi, S. (2006). Ekonomi Sumber Daya Manusia dalam Perspektif Pembangunan. jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Nuryadin, D., Sodik, J., & Iskandar, D. (2000). Aglomerasi dan Pertumbuhan Ekonomi: Peran Karakteristik Regional. Parallel Session IVA, Urban and Regional, Fakultas Ekonomi UPN Veteran.

Sabari, Y. H. (2005). Struktur Tata Ruang Kota. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Siregar, S. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Perhitungan Manual dan SPSS. Kencana Prenada Media Grup: Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

a) Sedangkan sumber data primer adalah sumber data yang dapat memberikan data penelitian secara langsung. 17 Data primer yaitu data yang diperoleh dari

Bentuk lain lagi dari saksi yang disebut token, yakni apabila kita mengambil benda atau barang kesayangannya agar anak mau mengubah tingkah laku buruknya beralih

Pencantuman logo atau nama perusahaan dan atau produk sponsor pada bagian bawah atau samping dibeberapa media publikasi dan promosi event dengan besar space 15 % dari space SPONSOR

In this study, error analysis is a procedure that includes collecting sample, identifying errors on the cause of the error and giving evaluation about erroneous level on the

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengetahui pengaruh model Role Playing terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa. 2) mengetahui aktivitas belajar siswa

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019. PEMERINTAH KABUPATEN

Peningkatan kecepatan fluida ini diharapkan dapat meningkatkan daya putar fluida terhadap turbin saat menabrak sudu-sudu, karenanya jika diharapkan untuk lebih menekan rugi head

Kaki yang berubah menjadi alat kelamin umumnya dapat ditemukan di dua bagian, di daerah segmen cincin yang ke tujuh (Gambar 16, 34 dalam kunci identifikasi) atau pada bagian