• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS PERBANDINGAN MEKANISME PERHITUNGAN RETURN DAN DENDA DI KARTU KREDIT KONVENSIONAL DAN SYARIAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV ANALISIS PERBANDINGAN MEKANISME PERHITUNGAN RETURN DAN DENDA DI KARTU KREDIT KONVENSIONAL DAN SYARIAH"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

51 BAB IV

ANALISIS PERBANDINGAN MEKANISME PERHITUNGAN

RETURN DAN DENDA

DI KARTU KREDIT KONVENSIONAL DAN SYARIAH (STUDI KASUS KARTU KREDIT KONVENSIONAL DAN

iB HASANAH CARD)

4.1. MEKANISME PERHITUNGAN RETURN DAN DENDA

DI KARTU KREDIT KONVENSIONAL

Sebagai pembina dan pengawas industri kartu kredit, Bank Indonesia telah menetapkan batas-batas minimum untuk kartu kredit tersebut. Sebagaimana tertuang dalam SE BI/7/61/DASP tanggal 30 Desember 2005 ditetapkan diantarannya:

a. Batas maksimum kredit yang diberikan sebesar 2 kali penghasilan per bulan. Ini berlaku untuk kumulatif kartu utama termasuk kartu tambahan.

b. Minimum pembayaran 10% dari total tagihan.

Berikut adalah indikator dalam kartu kredit yang perlu diperhatikan sebelum menentukan kartu kredit pilihan yang cocok dan sesuai dengan kebutuhan. Indikator tersebut adalah:

(2)

1. Return

Return disini akan membahas mengenai bunga pada kartu kredit konvensional, di mana pendapatan atas bunga tersebut dianggap oleh bank konvensional sebagai pendapatan bank.

Bunga yang dikenakan oleh bank atas jasa yang diberikan umumnya terdiri dari dua jenis yakni bunga untuk transaksi belanja di seluruh merchant yang tersedia. Kedua bunga atas transaksi penarikan pinjaman tunai (cash advance). Bunga tarik tunai atau popular juga disebut gestun (gesek tunai) selalu lebih besar dari bungauntuk belanja.

Saat ini sebagian besar bank mengenakan bunga transaksi belanja sekitar 3,5%. Namun ada juga yang lebih rendah hanya 2,85% per bulan yakni BNI Mastercard. Bunga tertinggi juga relatif sama maksimal 4%. Dalam setahun menjadi 34% sampai 48% hampir 7 kali lebih besar dari BI rate. Perhitungan bunga umumnya menggunakan bunga harian.

Untuk transaksi belanja (retail), bunga mulai diperhitungkan dan ditambahkan pada bulan berikutnya sejak tidak melunasi seluruh utang pada saat jatuh tempo. Bunga akan ditagih per bulan berdasarkan saldo harian sejak mulai tanggal transaksi dengan besaran yang tertera dalam lembaran tagihan yang diterima setiap bulan. Sebaliknya untuk tanggal penarikan uang tunai, bunga akan

(3)

diperhitungkan sejak tanggal penarikan dengan bunga yang telah tercantum.39

Pada kartu kredit, terdapat 3 tanggal penting yaitu:

1. Tanggal penggunaan kartu atau tanggal transaksi. Ini adalah tanggal dilakukannya transaksi.

2. Tanggal cetak tagihan atau tanggal tagihan. Ini adalah tanggal tagihan dibebankan dan dihitung. Biasanya tanggal tagihan setiap bulan dihitung 30-31 hari dari tanggal cetak sebelumnya.

3. Tanggal pembayaran atau banyak juga yang menyebut dengan tanggal jatuh tempo. Ini adalah menunjukkan waktu maksimal diberikan toleransi untuk membayar.

Ternyata sebagian besar penerbit kartu kredit menghitung bunga yang menjadi kewajiban nasabah sejak 1 hari setelah transaksi. Katakanlah apabila nasabah menggunakan kartu pada tanggal 2 atau sehari setelah tagihan dicetak, dengan limit kartu Rp. 2 juta dan digunakan untuk pembelanjaan dengan kartu kredit sebesar Rp. 300.000 dengan bunga 3.25%. dengan demikian pada tanggal 3 bunga yang dikenakan adalah sebesar:

Rp. 300.000 x (3.25%: 30) x 1 hari = Rp. 325

39

Beni Sindhunata, et. al., How to be a Wise and Smart Card Holder? Bijak, Pintar, Hemat Gunakan Kartu Kredit, Laksanakan 7 saran dan 7 Pantangan agar Terhindari dari Jebakan Iming-Iming, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, cet. Ke-1, 2011),hlm. 39.

(4)

Tidak semua kartu memberikan perhitungan seperti ini, ada juga yang menghitung pembagi bulan dengan 31 hari hari, tidak 30 hari, sehingga pembayaran bunga sedikit lebih kecil.

Secara umum bank akan mengenakan bunga jika:

a) Pembayaran melewati tanggal jatuh tempo

b) Pembayaran minimum atau hanya sebagian

c) Pembayaran kurang dari minimum

d) Tidak melakukan pembayaran.40

Rumus perhitungan bunga kartu kredit dari salah satu Bank nasional:

= Selisih hari x suku bunga (%) x jumlah transaksi x 12 bulan

365 hari

Rumus Selisih Hari:

= (Tanggal cetak tagihan – Tanggal transaksi) + 1 hari41

Rumus perhitungan bunga kartu kredit dari Bank asing

= Selisih hari x suku bunga (%) x jumlah transaksi x 12 bulan

360 hari

40

Beni Sindhunata, et. al., How to be a Wise and Smart Card Holder? Bijak, Pintar, Hemat Gunakan Kartu Kredit, Laksanakan 7 saran dan 7 Pantangan agar Terhindari dari Jebakan Iming-Iming, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, cet. Ke-1, 2011),hlm. 50

41

Eko Endarto, Jangan Mau Diperbudak Kartu Kredit, (Jakarta: PT Alex Media Komputindo, 2011), hlm. 84.

(5)

Jika diperhatikan, angka pembagi perhitungan bunga Bank nasional adalah 365 sedangkan bank asing adalah 360. Artinya bunga yang kita bayarkan ke bank asing lebih tinggi dari bank nasional. Selisihnya memang tidak besar, tetapi bayangkan jika angka pembilang menjadi lebih besar. Jadi cara menghitung dan angka pembagi (penyebut) menjadi penting bila kita tidak ingin terkena bunga yang terlalu besar.42

Perbandingan Bunga dan Biaya Di Kartu Kredit Konvensional43

Tabel. 3

No .

Bank Nama Kartu Belanja Pinjaman Biaya Pinjaman Tunai

1 Bank Central Asia Master Crad MC2 3.25 4.00

4% dari penarikan/ minimal Rp. 40.000

2 Bank Central Asia BCA Gold Card 3.25 4.00

4% dari penarikan/ minimal Rp. 40.000

3 Bank Central Asia BCA Silver Card 3.25 4.00

4% dari penarikan/ minimal Rp. 40.000

4 Bank Central Asia BCA Master Card 3.25 4.00

4% dari penarikan/ minimal Rp. 40.000

5 Bank Central Asia BCA Platinum 3.25 4.00

4% dari penarikan/ minimal Rp. 40.000

6 Bank Central Asia BCA Everyday Card 3.25 4.00

4% dari penarikan/ minimal Rp. 40.000

7 Bank Danamon Infinite 3.59 3.99

4% dari penarikan/ minimal Rp. 100.000

42

Eko Endarto, Jangan Mau Diperbudak Kartu Kredit, (Jakarta: PT Alex Media Komputindo, 2011), hlm. 87.

43

Beni Sindhunata, et. al., How to be a Wise and Smart Card Holder? Bijak, Pintar, Hemat Gunakan Kartu Kredit, Laksanakan 7 saran dan 7 Pantangan agar Terhindari dari Jebakan Iming-Iming, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, cet. Ke-1, 2011),hlm. 50.

(6)

8 Bank Danamon Word Card 3.59 3.99

5% dari penarikan/ minimal Rp. 50.000

9 Bank Danamon ID Card 3.49 -

1.59% per bulan (cicilan) 10 Bank Danamon Visa/Master Card Platinum 3.59 3.99 5% dari penarikan/ minimal Rp. 50.000 11 Bank Danamon Visa/Master Card Classic 3.59 3.99 5% dari penarikan/ minimal Rp. 50.000 12 Bank Danamon Visa/Master Card Gold 3.59 3.99 5% dari penarikan/ minimal Rp. 50.000 13 Bank In’I. Indonesia Infinite 3.50 4.00 4% dari penarikan/ minimal Rp. 40.000 14 Bank In’I. Indonesia MC2 3.50 4.00 4% dari penarikan/ minimal Rp. 40.000 15 Bank In’I.

Indonesia Visa Lion Air Gold 3.50 4.00

4% dari penarikan/ minimal Rp. 40.000

16

Bank In’I.

Indonesia

Visa Lion Air

Reguler 3.50 4.00 4% dari penarikan/ minimal Rp. 40.000 17 Bank In’I. Indonesia

Visa Lion Air

Platinum 3.50 4.00 4% dari penarikan/ minimal Rp. 40.000 18 Bank Mandiri Mandiri Visa Platinum 3.50 4.00 4% dari penarikan/ minimal Rp. 40.000 19 Bank Mandiri

Master Every Day

Card 3.50 4.00

4% dari penarikan/ minimal Rp. 40.000

20 Bank Mandiri Visa Gold Card 3.50 4.00

4% dari penarikan/ minimal Rp. 40.000

21

Bank Negara Indonesia

BNI Master Card

Biru 2.85 3.75

22

Bank Negara Indonesia

BNI Master Card

Emas 2.85 3.75

23 Bank Mega Mega Visa Gold 3.50 4.00

3.5% dari penarikan/ minimal Rp. 50.000

24 Bank Mega Mega Visa Platinum 3.50 4.00

3.5% dari penarikan/ minimal Rp. 50.000

25 Bank Mega Mega Visa Silver 3.50 4.00

3.5% dari penarikan/ minimal Rp. 50.000

(7)

26

Bank OCBC

NISP

Liquid Platinum

3.50 4.00

27 Citibank Citibank Silver 3.25 4.00

5% dari penarikan/ minimal Rp. 50.000

28 Citibank Clear Card 3.25 4.00

5% dari penarikan/ minimal Rp. 50.000

29 Citibank Cash Bach Card 3.25 4.00

5% dari penarikan/ minimal Rp. 50.000

30 Citibank Choice Card 3.25 4.00

5% dari penarikan/ minimal Rp. 50.000

31 Citibank Telkomsel 3.25 4.00

5% dari penarikan/ minimal Rp. 50.000

32 Citibank Giant Card 3.25 4.00

5% dari penarikan/ minimal Rp. 50.000

33 Citibank Citibank Gold Card 3.25 4.00

5% dari penarikan/ minimal Rp. 50.000

34 Citibank Citibank Platinum 3.25 4.00

5% dari penarikan/ minimal Rp. 50.000 35 Citibank Garuda Indonesia Citibank Card 3.25 4.00 5% dari penarikan/ minimal Rp. 100.000 36 Citibank Citibank Ultima Card 2.75 3.25 5% dari penarikan/ minimal Rp. 100.000

37 Bank UOB Buana Preferred Platinum 3.50 3.50

4% dari penarikan/ minimal Rp. 50.000

38 Bank UOB Buana UOB Classic 3.50 3.50

4% dari penarikan/ minimal Rp. 50.000

39 Bank UOB Buana UOB Gold 3.50 3.50

4% dari penarikan/ minimal Rp. 50.000

40 Bank UOB Buana UOB One 3.50 3.50

4% dari penarikan/ minimal Rp. 50.000

41 HSBC Classic 3.50 4.00

42 HSBC Gold 3.50 4.00

(8)

44 HSBC Premiere Card 3.50 4.00

45 Panin Bank Gold Card 3.25 4.00

46 Panin Bank Panin Platinum 3.25 4.00

47 Panin Bank

Visa Black

Platinum Card 3.25 4.00

48

Standard

Chartered Bank Business Card 3.75 4.00

4% dari penarikan/ minimal Rp. 50.000

49

Standard

Chartered Bank Gold Card

4% dari penarikan/ minimal Rp. 50.000

50

Standard Chartered Bank

Just One Credit

Card 3.59 4.00 4% dari penarikan/ minimal Rp. 50.000 51 Standard Chartered Bank Master Crad Platinum 3.58 4.00 4% dari penarikan/ minimal Rp. 50.000 52 Standard Chartered Bank Titanium Credit Card 3.59 4.00 4% dari penarikan/ minimal Rp. 50.000 53 Standard

Chartered Bank Visa Black Platinum 3.58 4.00

4% dari penarikan/ minimal Rp. 50.000

Gesek tunai atau lebih familiar dengan gestun masih menjadi favorit card holder. Banyak masyarakat yang lebih memilih gestun

dari pada tarik tunai di ATM karena apabila penarikan uang dengan

gestun bunga 2.5% sedangkan penarikan uang melalui ATM akan terkena bunga sebesar 4.5%.

Berikut gambaran mengenai perbedaan gestun dengan tarik tunai kartu kredit di ATM.44

44

Imam Wibowo, Mukjizat Kartu Kredit, (Cibubur: Penerbit Gerrmedia Pressindo,2012), hlm.124.

(9)

Tabel. 4

Gesek Tunai Tarik Tunai Kartu

Kredit di ATM

Charge 2.5% Rp. 50.000 atau 4-5%

dari total penarikan

Limit yang bias diambil 100% 60-70% tergantung bank

penerbit Fleksibilitas Tak ada batas transaksi

per hari

Ada batas penarikan per hari

Transaksi Menggunakan mesin

EDC

Menggunakan mesin

ATM

Waktu Transaksi Langsung Langsung

Kredibilitas Nasabah Baik Dicap butuh uang

Peluang Naik Limit Besar Berat

Dari gambaran perbedaan di atas dapat terlihat bahwa gestun

banyak memiliki keunggulan dari pada tarik tunai kartu kredit di ATM sehingga masyarakat lebih memilih menggunakan gestun. Sebenarnya di Negara asalnya tidak ada istilah gesek tunai atau gesek kartu hanya untuk pengambilan uang.

Biasanya kartu kredit membebankan bunga ambil tunai lebih besar dari pada bunga belanja. Beberapa kartu kredit membebankan bunga belanja 3.5% dan bunga tarik tunai 4%. Terdapat perbedaan 0.5%, selisih lumayan. Mari kita lihat selisihnya apabila ada nasabah

(10)

yang mengambil uang tunai Rp. 3 juta, dan kita bandingkan dengan menggunakan bunga belanja 3.5%.

Beban bunga tarik tunai= 4% dari total penarikan

= 4% x Rp.3.000.000 = Rp. 120.000

Beban bunga belanja = 3.5% x Rp. 3.000.000 = Rp. 105.000

Jadi selisih dari perhitungan di atas Rp. 120.000 – Rp. 105.000 = Rp. 15.000.

Jumlah tagihan yang datang setiap bulan memang tidak harus selalu dilunasi, karena bank penerbit kartu kredit memberikan jumlah angka minimal yang mesti dibayar pada bulan tersebut. Yaitu minimal pembayaran adalah 10% dari total tagihan.

Dan sisa tagihan tersebut akan dikenakan bunga yang umumnya berkisar 3.5% per bulan, disinilah yang dinamakan dengan sistem bunga berbunga. Karena bunga dihitung dari besarnya tagihan tunggakan. Misalnya nasabah telah melakukan pembayaran minimal 10% dari total tagihan, maka tunggakan yang 90% dari total tagihan itu yang akan terkena bunga, besarnya bunga sesuai dengan ketentuan masing-masing perusahaan penerbit kartu kredit.

Dapat ditarik kesimpulan dari pernyataan di atas bahwa sisa tagihan adalah 90% + (bunga% x 90%). Misal bunga yang ditetapkan bank sebesar 3.5%, maka sisa tagihan adalah 90% + (3.5% x 90%).

(11)

Jadi bunga yang dibebankan adalah dari sisa tagihan bukan dari tetap.45

Berikut contoh kasus sederhana apabila nasabah berutang dengan kartu kredit Rp. 1.000.000, dengan dikenakan bunga 3% per bulan, pembayaran setiap bulan diasumsikan tetap yaitu Rp. 100.000.

Tabel. 5 Pembayaran ke Jumlah Utang Bunga 3%

Total Pembayaran Sisa

Utang 1 1.000.000 30.000 1.030.000 100.000 930.0000 2 930.000 27.900 957.900 100.000 857.900 3 857.900 25.737 883.637 100.000 783.637 4 783.637 23.509 807.146 100.000 707.146 5 707.146 21.214 728.360 100.000 628.360 6 628.360 18.851 647.211 100.000 547.211 7 547.211 16.416 563.628 100.000 463.628 8 463.628 13.909 477.536 100.000 377.536 9 377.536 11.326 388.863 100.000 288.863 10 288.863 8.666 297.528 100.000 197.528 11 197.528 5.926 203.454 100.000 103.454 12 103.454 3.104 106.558 100.000 6.558 13 6.558 197 6.755 6.755 (0) 45

Imam Wibowo, Mukjizat Kartu Kredit, (Cibubur: Penerbit Gerrmedia Pressindo,2012), hlm.120.

(12)

Dari ilustrasi di atas, terlihat bahwa dibutuhkan waktu sekitar 1 tahun untuk melunasi utang kartu kredit sebesar Rp. 1.000.000 dengan membayaran secara rutin Rp. 100.000. Jangka waktu pembayaran akan bertambah panjang apabila membayarnya dengan jumlah di bawah Rp. 100.000. apalagi terjadi tunggakan, maka bunga yang harus dibayar akan bertambah besar.

Jumlah bunga yang dibayarkan bertambah besar apabila nasabah tidak melunasi jumlah tagihan pada bulan tersebut. Hal ini disebabkan bunga yang dikenakan akan digabungkan juga pada tagihan bulan berikutnya.

Jadi, apabila nasabah tidak melunasi tunggakan bulan lalu, sementara tagihan bulan mendatang sudah tercetak di lembar tagihan, bukan berarti tagihan pokok saja yang akan dikenakan bunga, melainkan bunganya juga akan dikenakan bunga.

Seperti contoh di atas, apabila nasabah berutang Rp. 1.000.000 dengan dikenakan bunga 3% maka total utang menjadi Rp. 1.030.000. Apabila nasabah tidak membayar tetapi malah melakukan penarikan tunai sebesar Rp. 200.000. maka bunga 3% yang dikenakan apabila terjadi tunggakan akan dihitung Rp. 1.230.000.

(13)

Berikut ini adalah beberapa contoh perhitungan bunga kartu kredit dengan suku bunga pembelanjaan 3.5%.46

1. Perhitungan bunga kartu kredit dari salah satu bank nasional:

Rumus perhitungan bunga kartu kredit:

= Selisih hari x suku bunga (%) x jumlah transaksi x 12 bulan

365 hari

tgl cetak tghn tgl jth tmp tgl cetak tghn tgl jth tmp

7/2 18/2 21/2 27/2 2/3 7/3 27/3 Tagihan Tarik retail pembayaran Tarik retail Timbul

Bulan lalu Bunga

Rp. 1.000.000 Rp. 500.000 Rp. 300.000 Rp. 100.000

1. Bunga dari tanggal cetak 7/2 sampai tanggal cetak 7/3:

= (28 x Rp. 1.000.000 x 3.5% x 12)

365

= Rp. 32.219,18

2. Bunga dari tarik retail 18/2 sampai tanggal cetak 7/3: = (18 x Rp. 500.000 x 3.5% x 12)

365

= Rp. 10.356,16

46

Eko Endarto, Jangan Mau Diperbudak Kartu Kredit, (Jakarta: PT Alex Media Komputindo), hlm. 84-85.

(14)

3. Bunga dari tanggal pembayaran 21/2 sampai tanggal cetak 7/3:

= (15 x Rp. 300.000 x -3.5% x 12)

365

= Rp. (5.178,08)

4. Bunga dari tanggal tarik retail 2/3 sampai tanggal cetak 7/3: = (6 x Rp. 100.000 x 3.5% x 12)

365

= 690,41

Jadi total bunga:

= (32.219,18 + 10.356,16 - 5.178,08 + 690,41) = Rp. 38.087,67

2. Rumus perhitungan bunga kartu kredit dari Bank asing

= Selisih hari x suku bunga (%) x jumlah transaksi x 12 bulan

360 hari

Ketentuan:

Tanggal billing : 14 September 2009

Tanggal jatuh tempo : 6 Oktober 2009

Suku bunga (%) : 3.5% per bulan = 42% per tahun

Jumlah hari dalam 1 tahun : 360

Saldo awal : Rp. 1.117.588

(15)

51 Rumus: 1 (126.280 x 42% x 44/360) 2 (68.763 x 42% x 22/360) 3 (5000 x 42% x 22/360) 4 ( 6000 x 42% x 22/360) 5 (911.545 x 42% x 22/360) 6 10% x (911.545 x 42% x 22/360) 7 (1.005.829 x 42% x 22/360) 8 (68.763 + 1.764,92 + 128,33 + 154,00 + 23.396,32 + 10.561,20)

No Keterangan Jumlah Tgl. Mulai Tgl. Berhenti

Jumlah hari

Besar biaya bunga 1 Pembelian Rp 126.280 24 Juli 2009 05 September 2009 44 Rp 6.482,37 2 Biaya Bunga Rp 68.763 15 Agustus 2009 05 September 2009 22 Rp 1.764,92 3 Biaya Pembayaran Rp 5.000 15 Agustus 2009 05 September 2009 22 Rp 128,33 4 Materai Rp 6.000 15 Agustus 2009 05 September 2009 22 Rp 154,00 5

Tagihan Saldo

Awal Rp 911.545 15 Agustus 2009 05 September 2009 22 Rp 23.396,32 6 Pembayaran Tagiahan Rp 111.759 7 Total Tagihan Rp 1.005.829 06 September 2009 14 September 2009 9 Rp 10.561,20 Biaya Bunga Rp 42.487,14

(16)

66

2. DENDA

Indikator lain yang perlu diperhatikan adalah denda dan sanksi yang akan dikenakan kepada pemilik kartu kredit, khususnya karena dua hal:

Pertama, denda karena terlambat (late payment) melunasi tagihan atau utang atau membayar setelah tanggal jatuh tempo. Dalam lembaran tagihan yang dikirim setiap bulan selalu tercantum total tagihan pada bulan yang harus dilunasi. Atau cukup membayar minimum 10% dari total tagihan. Saat ini sebagian besar kartu kredit mengenakan denda keterlambatan minimal Rp. 50.000.

Kedua, denda karena transaksi belanja melebihi kuota atau batas kredit yang telah ditentukan (over limit). Denda overlimit berkisar Rp. 75.000. Atau 5% dari jumlah over limit. Sampai maksimum Rp. 300.000.47

Pendapatan atas bunga dan denda yang didapat oleh bank akan diakui sebagai pendapatan bank.

47

Beni Sindhunata, et. al., How to be a Wise and Smart Card Holder? Bijak, Pintar, Hemat Gunakan Kartu Kredit, Laksanakan 7 saran dan 7 Pantangan agar Terhindari dari Jebakan Iming-Iming, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, cet. Ke-1, 2011),hlm. 51.

(17)

4.2 MEKANISME PERHITUNGAN RETURN DAN DENDA DI iB HASANAH CARD

Perkembangan teknologi dalam transaksi pembayaran dengan kartu kredit juga sangat berpengaruh pada kinerja perbankan syariah sebagai bagian dari sistem perbankan nasional. Meskipun perbankan syariah terbilang baru eksis dan berkembang kurang lebih 14 tahunan dipentas bisnis perbankan Indonesia. Namun ketahanan terhadap terpaan krisis moneter cukup teruji. Hal ini terbukti perbankan syariah mampu memperlihatkan ketahanannya terhadap krisis moneter yang terjadi di Indonesia tahun 1998.

Perbankan syariah menunjukkan eksistensinya lewat berbagai pelayanan yang terus meningkat yang berorientasi pada nasabah. Ditengah persaingan yang ketat, perbankan syariah dituntut untuk terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Untuk ini teknologi terhadap transaksi pembayaran juga berpengaruh dalam segala bidang kegiatan perbankan. Wacana yang berkembang bahwa perbankan syariah identik dengan kelompok tertentu harus segala ditepis dengan pelayanan yang prima. Satu lagi, adanya kekhawatiran sulitnya melakukan transaksi karena anggapan infrastruktur teknologi perbankan syariah tertinggal jauh dari perbankan konvensional juga segera dijawab secara konkrit.

Bisnis kartu kredit di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat dalam beberapa tahun terakhir. Jumlah kartu yang beredar saat ini telah mencapai lebih dari 10 juta kartu yang diterbitkan oleh 21

(18)

bank dan lembaga pembiayaan. Berbagai macam penawaran yang menarik, dari sisi joint promo maupun fitur.

Bahkan saat ini jenis kartu kredit yang beredar telah ada yang menggunakan sistem Syariah. Bertepatan dengan Festival Ekonomi Syariah (FES) yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia, BNI Syariah telah meluncurkan salah satu jenis pembiayaan yang berbasis Kartu Kredit yaitu iB Hasanah Card.

Berpijak pada fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) No.54/DSN-MUI/X/2006 mengenai Syariah Card, dan surat persetujuan dari Bank Indonesia No.10/337/DPbs tangal 11 Maret 2008, maka pada tanggal 7 Februari 2009, bersamaan dengan acara Festifal Ekonomi Syariah (FES) yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia (BI) di Jakarta, Unit Usaha Syariah (USS) PT. Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) meluncurkan kartu pembiayaan dengan nama iB Hasanah Card.

Sesuai dengan fatwa DSN No.54/DSN-MUI/X/2006 Syariah Card

didefinisikan sebagai kartu yang berfungsi sebagai Kartu Kredit yang hubungan hukum antara para pihak berdasarkan prinsip syariah sebagaimana diatur dalam fatwa.

iB Hasanah Card (syariah card) merupakan kartu berbasis syariah yang dapat berfungsi layaknya seperti kartu kredit sehingga dapat diterima di seluruh tempat / merchant di seluruh dunia. Hal ini dapat dimungkinkan karena BNI Syariah menerbitkan kartu iB Hasanah Card ini bekerja sama

(19)

dengan MasterCard Word Wide sebagai penyedia akses (provider/gateway) transaksi kartu kredit dari seluruh dunia.

Layaknya kartu kredit, iB Hasanah Card juga dapat digunakan untuk “semua” transaksi yang biasa digunakan pada kartu kredit konvensional seperti untuk melakukan pembelanjaan, smart spending, cash advanced

(tarik tunai), Perisai Plus (asuransi syariah untuk syariah card) serta kemudahan pembayaran melalui ATM.

Yang membedakan kartu iB Hasanah Card dengan kartu kredit konvensional adalah tidak menganut prinsip bunga berbunga, terdapat batasan penggunaan iB Hasanah Card yang diberikan kepada pemegang kartu yaitu tidak digunakan untuk transaksi yang tidak sesuai dengan syariah apabila kartu digunakan di tempat maksiat dan untuk membeli barang yang tidak sesuai dengan syariah maka dengan otomatis kartu akan terblokir dengan sendirinya.

Pemegang kartu juga tidak diperbolehkan menggunakan kartu untuk pengeluaran yang berlebihan (israf) dan harus memiliki kemampuan finansial untuk melunasi tagihan iB Hasanah Card pada waktu yang ditentukan.

Perkembangan iB Hasanah Card di Pekalongan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan berkisar 200 nasabah per tahun.48 Dilihat dari peningkatan jumlah nasabah setiap tahunnya menunjukkan antusias para

48

Hasil wawancara dengan ibu Siska Novita (Penyelia Unit Pelayanan) Pada tanggal 18 September 2012 pukul 11.00 di BNI Syariah Cabang Pekalongan

(20)

nasabah mengenai kartu kredit dengan sistem syariah, karena iB Hasanah Card adalah kartu pembiayaan yang berfungsi seperti kartu kredit sesuai dengan prinsip syariah dengan menggunakan akad kafalah, akad qardh,

akad ijarah.

Sesuai dengan ketentuan fatwa mengenai akad dalam kartu kredit dengan sistem syariah, akad kafalah di mana BNI Syariah sebagai penjamin bagi pemegang iB Hasanah Card terhadap merchant atas semua kewajiban bayar yang timbul dari transaksi antara pemegang iB Hasanah Card dengan merchant, dan atau penarikan tunai. Atas pemberian kafalah, BNI Syariah dapat menerima monthly membership fee.

Sedangkan akad qardh di mana BNI Syariah adalah pemberi pinjaman kepada pemegang iB Hasanah Card atas seluruh transaksi penarikan tunai dengan menggunakan kartu dan transaksi pinjaman dana. Dan yang terakhir akad ijarah di mana BNI Syariah sebagai penyedia jasa sistem pembayaran dan pelayanan terhadap pemegang iB Hasanah Card. Atas

ijarah ini, pemegang iB Hasanah Card dikenakan annual membership fee.

Bukan hanya itu saja iB Hasanah Card menerapkan prinsip keadilan, jadi biaya yang dikenakan lebih ringan karena tidak menganut prinsip bunga berbunga seperti kartu kredit konvensional. Dan fitur-fitur iB Hasanah Card dengan kartu kredit konvensional tidak jauh beda. Karena

iB Hasanah Card juga dapat diterima di seluruh dunia di seluruh tempat usaha yang bertanda MasterCard dan semua ATM yang bertanda CIRRUS

(21)

Oleh sebab itu dalam mekanisme dan perhitungan return dan denda berbeda dengan sistem konvensional. Karena iB Hasanah Card tidak menganut sistem bunga berbunga melainkan sistem biaya yang dikenakan, sehingga dalam perhitungannya juga tidak menggunakan istilah return

atau bunga.

Yang perlu dipahami saat memakai iB Hasanah Card tidak berbeda dengan kartu kredit lain adalah sebagai berikut :

1. Tanggal transaksi = tanggal saat anda melakukan transaksi dengan menggunakan kartu kredit,

2. Tanggal Cetak ( Cycle Date ) = tanggal saat bank mencetak seluruh transaksi pemakaian kartu,

3. Tanggal Jatuh Tempo ( Due Date ) = tanggal batas waktu pembayaran yang ditetapkan bank (biasanya 15 hari setelah tanggal cetak).

_____03 Juni 18 Juni 03 Juli tgl cetak tgl jatuh tempo tgl cetak

Maksud dari penjelasan di atas adalah misalnya pemegang kartu melakukan transaksi tanggal 1 Juni maka bank akan mencetak tagihan atas transaksi tersebut tanggal 03 Juni dan menetapkan tanggal 18 Juni sebagai tanggal jatuh tempo pembayarannya. Namun bila pemegang kartu melakukan transaksi tanggal 04 Juni maka bank akan mencetak tagihan atas transaksi tersebut pada tanggal 03 Juli dan menetapkan tanggal 18 Juli sebagai tanggal jatuh tempo pembayarannya.

(22)

1. BIAYA iB Hasanah Card

Rumus perhitungan biaya iB Hasanah Card :

1. Monthly Membership Fee = 2,95% x limit kartu

2. Cash Rebate = 2,95% x (sisa pinjaman - net monthly membership

bulan sebelumnya - limit kartu)

3. Net Monthly Membership Fee = Monthly Membership Fee + Cash Rebate, atau

4. Net Monthly Membership Fee = 2,95% x (sisa pinjaman - net monthly membership fee bulan sebelumnya)

Cash rebate adalah apreasi bank kepada pemegang kartu yang dapat mengurangi monthly membership fee. Cash rebate diberikan atas setiap transaksi pembayaran tagihan yang besarnya proporsional dari jumlah pembayaran.

Yang membedakan antara iB Hasanah Card dengan kartu kredit konvensional adalah dalam iB Hasanah Card semua fee tidak akan dihitung dalam perhitungan monthly fee berikutnya dan transaksi cash advance maupun transaksi retail diperlaku sama.

Sedangkan pada kartu kredit konvensional bunga transaksi cash advance dihitung mulai tanggal transaksi dengan rate yang lebih tinggi dari pada retail dan seluruh bunga, fee, denda akan dibungakan lagi.

(23)

Sehingga pada perhitungaan kartu kredit konvensional lebih besar dari pada syariah.

Dalam iB Hasanah Card juga terdapat tiga macam kartu yang dibagi berdasarkan jumlah limit yang ditentukan berdasarkan jumlah pendapatan nasabah dalam satu tahun.

Limit kartu:

Tabel. 7

Classic Gold Platinum

Rp. 4.000.000 Rp. 10.000.000 Rp. 40.000.000 Rp. 6.000.000 Rp. 15.000.000 Rp. 50.000.000 Rp. 8.000.000 Rp. 20.000.000 Rp. 75.000.000 - Rp. 25.000.000 Rp. 100.000.000 - Rp. 30.000.000 ≥ Rp. 125.000.000 (max Rp. 900.000.000)

Annual Membership Fee

Tabel. 8

Classic Gold Platinum

Kartu Utama Rp. 120.000 Rp. 240.000 Rp. 600.000

(24)

Monthly Membership Fee

Tabel. 9

Classic Gold Platinum

Kategori 1 Rp. 118.000 Rp. 295.000 Rp. 1.180.000 Kategori 2 Rp. 177.000 Rp. 442.500 Rp. 1.475.000 Kategori 3 Rp. 236.000 Rp. 590.000 Rp. 2.212.500 Kategori 4 - Rp. 737.500 Rp. 2.950.000 Kategori 5 - Rp. 885.000 ≥ Rp. 3.687.500 (max Rp. 26.550.000)

Khusus iB Hasanah Card apabila disetujui maka di haruskan membuka tabungan iB Hasanah Card Classic dengan saldo minimal 10% dari total limit.

Ketentuan pembagian jenis kartu berdasarkan penghasilan nasabah.

Tabel. 10

Nasabah Payroll

Nasabah Dana Nasabah Pembiayaan Limit Kartu Jenis Kartu ≥ 3,5 Jt – 5 Jt ≥ 20 Jt – 50 Jt - 8 Juta Klasik > 5 Jt – 7,5 Jt ≥ 50 Jt – 75 Jt ≥ 100 Jt–200 Jt 10 Juta Gold >7,5 Jt – 10 Jt >75 Jt–100 Jt >200 Jt–300 Jt 15 Juta Gold >10 Jt – 15 Jt >100 Jt–150 Jt >300 Jt–400 Jt 20 Juta Gold >15 Jt – 25 Jt > 150 Jt–200 Jt >400 Jt–500 Jt 25 Juta Gold

(25)

> 25 Jt – 30 Jt > 200 Jt–500 Jt >500 Jt–1 M 30 Juta Gold > 30 Jt – 40 Jt > 500 Jt–999 Jt > 1 M – 2 M 50 Juta Platinum

> 40 Jt > 999 Jt 2 M 75 Juta Platinum

Dari pembagian tiga jenis kartu iB Hasanah Card di atas maka pihak BNI Syariah Cabang Pekalongan akan membagi jenis kartu yang akan diperoleh nasabah berdasarkan pada tingkat pendapatan yang diperoleh. Namun dalam perhitungan biaya iB Hasanah Card masih sama yaitu 2,95% dari jumlah limit.

Berikut adalah contoh perhitungan iB Hasanah Card Gold dengan limit Rp. 10.000.000.

(26)

76

Keterangan49

Jan-09 Feb-09 Mar-09 Apr-09

Limit Kartu (Gold) Rp 10.000.000

Tagihan bulan lalu - 1.000.000

3.926.550 5.629.800

Pembayaran - 100.000

400.000 6.000.000

Outstanding setelah pembayaran - 900.000

3.526.550 (370.200) Pembelanjaan 1.000.000 3.000.000 2.000.000 Penarikan Tunai - Transfer Balance Biaya - Biaya:

Biaya administrasi tarik tunai

Biaya fasilitas danaplus

Biaya keterlambatan

Biaya pelampauan limit

Monthly Membership Fee

295.000 295.000 295.000 295.000 Cash Rebate (295.000) (268.450) (191.750) (295.000)

Net Monthly Membership Fee - 26.550

103.250

Tagihan bulan ini 1.000.000 3.926.550 5.629.800 (370.200)

49

Hasil wawancara dengan ibu Siska Novita (Penyelia Unit Pelayanan) Pada tanggal 18 September 2012 pukul 11.00 di BNI Syariah Cabang Pekalongan

(27)

77

Penjelasan contoh kasus di atas:

Januari: pemegang kartu melakukan transaksi belanja total sebesar Rp 1.000.000 dan menerima tagihan bulan januari sebesar Rp 1.000.000.

Februari: pemegang kartu melakukan transaksi belanja total Rp 3.000.000 dan membayar sebesar Rp 100.000 dari tagihan bulan lalu Rp 1.000.000 sehingga tersisa hutang Rp 900.000 karena itu terkena

net monthly membership fee sebesar Rp 26.550 (perhitungannya= 2,95% x 900.000 = 26.550 ). Jadi, tagihan bulan Februari Rp 900.000 + Rp 3.000.000 + Rp 26.550 = Rp 3.926.550.

Maret:

pemegang kartu melakukan transaksi belanja total Rp 2.000.000 dan membayar sebesar Rp 400.000 dari tagihan bulan lalu Rp 3.926.550 sehingga tersisa hutang Rp 3.526.550 karena itu terkena net monthly membership fee Rp 103.250 (perhitungannya= 2,95% x (3.526.550 – 26.550) = 103.250). Jadi, tagihan bulan maret Rp 3.526.550 + Rp 2.000.000 + Rp 103.250 = Rp 5.629.800.

April:

pemegang kartu melakukan pembayaran tagihan sebesar Rp 6.000.000 dari tagihan Rp 5.629.800 (tersisa kelebihan pembayaran Rp 370.200), karena tidak ada sisa hutang maka tidak terkena net monthly membership fee.

(28)

Jadi, dalam lembar tagihan bulan April terdapat kelebihan pembayaran Rp 370.200.

Apabila tagihan tidak dilunasi nasabah akan terkena net monthly fee, misalkan nasabah kartu Gold dengan limit Rp. 10.000.000 melakukan penarikan tunai sebesar Rp. 1.000.000 namun nasabah tersebut tidak membayar lunas melainkan hanya membayar sebesar Rp. 500.000. Berikut hasil perhitungannya:

Monthly Membership Fee = 2,95% x limit kartu

= 2,95% x Rp. 10.000.000 = Rp. 295.000

Cash Rebate = 2,95% x (sisa pinjaman - net monthly membership bulan sebelumnya - limit kartu) atau (outstanding – limit kartu) x

Fee Rate

= 2,95% x (Rp. 10.000.000 – Rp. 500.000) = Rp. 280.250

Net Monthly Membership Fee = Monthly Membership FeeCash Rebate

= Rp. 295.000 – Rp. 280.250 = Rp. 14.750

Jadi total Net Monthly Membership Fee yang akan muncul pada tanggal cetak sebesar Rp. 14.750.

Pada iB Hasanah Card dapat melakukan transaksi tarik tunai yang sama dengan kartu kredit konvensional. Namun pada iB Hasanah Card tidak dilakukan proses perhitungan yang sama dengan kartu kredit

(29)

konvensional karena pada iB Hasanah Card hanya ditetapkan biaya atas penarikan yang telah diatur berdasarkan jenis masing-masing kartu, seperti kartu jenis Classic biayanya sebesar Rp. 25.000 setiap penarikan, Gold

biayanya sebesar Rp. 50.000 setiap penarikan dan Platinum biayanya sebesar Rp. 75.000.

Misalkan pemegang iB Hasanah Card Classic melakukan penarikan tunai sebesar Rp.2.500.000 di ATM pada tanggal 1 Maret 2011, transaksi itu lalu ditagih oleh pihak Bank kepada pemegang kartu melalui surat tagihan dengan tanggal cetak 18 Maret 2011 dan tanggal jatuh tempo 8 April 2011, lalu pemegang kartu membayar lunas tagihan tersebut pada tanggal 31 . biaya administrasi penarikan tunai: Rp. 25.000.

Bunga selama 31 hari= Rp.0, karena net monthly fee hanya dikenakan kepada sisa pembayaran, dalam hal ini karena sudah dibayar lunas maka sisa pembayarannya = 0. Jadi, total biaya yang harus dibayarkan hanya Rp. 25.000 tanpa terkena nisbah/bunga. Dan biaya yang diperoleh akan dimasukkan kedalam dana sosial.

c. DENDA

Pada iB Hasanah Card juga mengenakan denda kepada nasabahnya, khususnya karena:

Pertama, denda karena terlambat (late payment) melunasi tagihan atau utang atau membayar setelah tanggal jatuh tempo. Dalam lembaran tagihan yang dikirim setiap bulan selalu tercantum total tagihan pada bulan yang harus

(30)

dilunasi. Atau cukup membayar minimum 10% dari total tagihan atau minimal Rp. 50.000 (mana yang lebih besar). Berikut ketentuan denda yang telah ditetapkan.

Tabel. 12

Classic Gold Platinum

X hari – 29 hari 15.000 35.000 110.000 30 – 59 hari 20.000 50.000 160.000 60 – 89 hari 25.000 65.000 220.000 90 – 119 hari 40.000 100.000 340.000 120 – 149 hari 50.000 120.000 410.000 150 – 179 hari 60.000 150.000 480.000 > 180 hari 320.000 800.000 2.800.000

Kedua, denda karena transaksi belanja melebihi kuota atau batas kredit yang telah ditentukan (over limit). Denda over limit berkisar Rp. 50.000.

(31)

4.3 ANALISIS MEKANISME PERHITUNGAN RETURN DAN DENDA DI KARTU KREDIT KONVENSIONAL DAN SYARIAH

Dari pembahasan pada penjelasan sebelumnya telah dibahas mengenai mekanisme dan perhitungan return dan denda di kartu kredit konvensional dan syariah.

Di sini kita akan melihat perbedaan mekanisme perhitungan return

kartu kredit konvensional dan biaya di kartu kredit syariah. Contoh kasus:

Apabila pemegang kartu dengan limit Rp. 10.000.000 melakukan transaksi retail sebesar Rp.1.000.000 pada tanggal 1 Maret 2011, transaksi itu lalu ditagih melalui surat tagihan dengan tanggal cetak 18 Maret 2011 dan tanggal jatuh tempo 8 April 2011, lalu pemegang kartu membayar pada tanggal 5 April 2011, maka :

Pada kartu kredit konvensional:

1. bila dibayar lunas seluruh tagihan maka tidak terkena bunga/No Interest.

2. bila dibayar sebagian sebesar Rp.500.000 maka terkena bunga sebesar Rp.38.310, dengan perhitungan sebagai berikut :

Bunga dari tanggal posting sampai tanggal cetak = 1.000.000 x (16/365) x (2,95% x 12) = Rp.15.518 Bunga dari tanggal cetak sampai tanggal pembayaran = 1.000.000 x (17/365) x (2,95% x 12) = Rp.16.488

Bunga dari tanggal pembayaran sampai tanggal cetak berikut = 500.000 x (13/365) x (2,95% x 12) = Rp. 6.304

(32)

Total bunga yang akan muncul ditagihan bulan berikutnya= Rp.38.310,-Pada iB Hasanah Card:

1. bila dibayar lunas seluruh tagihan maka tidak terkena net monthly fee

2. bila dibayar sebagian sebesar Rp.500.000 (sisa hutang Rp500.000) maka dikenakan net monthly fee sebesar Rp.14.750, dengan perhitungan sebagai berikut:

Monthly Membership Fee = 2,95% x limit kartu

= 2,95% x Rp. 10.000.000 = Rp. 295.000

Cash Rebate = 2,95% x (sisa pinjaman - net monthly membership bulan sebelumnya - limit kartu) atau (outstanding – limit kartu) x

Fee Rate

= 2,95% x (Rp. 10.000.000 – Rp. 500.000) = Rp. 280.250

Net Monthly Membership Fee=

=Monthly Membership FeeCash Rebate

= Rp. 295.000 – Rp. 280.250 = Rp. 14.750

Total biaya yang akan muncul ditagihan berikutnya = Rp.14.750,- Dari perhitungan di atas terdapat perbedaan, walaupun dengan suku bunga yang sama yaitu 2,95% dan dengan nominal yang sama namun

(33)

setelah dihitung dengan sistem konvensional dan sistem syariah ternyata jumlah bunga konvensional lebih besar dari pada dengan sistem syariah.

Ini menunjukkan bahwa iB Hasanah Card tidak menganut sistem bunga berbunga seperti kartu kredit konvensional. Sehingga biaya yang dikenakan lebih murah.

Contoh lain perbedaan perhitungan bunga di kartu kredit konvensional dan iB Hasanah Card:

Apabila terdapat sisa tagihan dari bulan sebelumnya sebesar Rp.430.000 (terdiri dari hutang pokok Rp.400.000 dan bunga sebelumnya Rp.30.000), maka :

Pada kartu kredit konnvensional perhitungan bunga dibulan berikutnya secara sederhana dihitung dari Rp.430.000 x 2,95%. Jadi, bunga dibulan sebelumnya akan dibungakan kembali dibulan berikutnya.

Pada Hasanah Card perhitungan biaya dibulan berikutnya hanya dihitung dari sisa hutang pokoknya saja yaitu dari Rp.400.000 x 2,95%. Biaya Rp.30.000 tidak dibungakan kembali. Jadi, iB Hasanah Card tidak menganut sistem bunga yang berbunga.

Sedangkan untuk perhitungan tarik tunai terdapat perbedaan antara kartu kredit konvensional dan iB Hasanah Card:

Misal: Apabila pemegang kartu melakukan penarikan tunai sebesar Rp.2.500.000 di ATM pada tanggal 1 Maret 2011, transaksi itu lalu ditagih oleh pihak Bank kepada pemegang kartu melalui surat tagihan dengan tanggal cetak 18 Maret 2011 dan tanggal jatuh tempo 8 April 2011, lalu

(34)

pemegang kartu membayar lunas tagihan tersebut pada tanggal 31 Maret, maka:

Pada kartu kredit konvensional:

1. biaya administrasi penarikan tunai : 4% X Rp.2.500.000 = Rp.100.000,- 2. bunga selama 31 hari (dari tanggal pelunasan 31 Maret sampai tanggal

transaksi 1 Maret ) tentu sangat besar sekali. Pada iB Hasanah Card:

1. biaya administrasi penarikan tunai : Rp. 25.000

2. bunga selama 31 hari = Rp.0,- karena net monthly fee hanya dikenakan kepada sisa pembayaran, dalam hal ini karena sudah dibayar lunas maka sisa pembayarannya = 0.

Jadi, total biaya yang harus dibayarkan hanya Rp.25.000,- tanpa terkena nisbah/bunga.

Dari perhitungan tersebut membuktikan bahwa biaya iB Hasanah Card lebih murah dari pada kartu kredit konvensional. Karena perhitungan kartu kredit konvensional sendiri dalam transaksi tarik tunai nasabah sudah dikenakan bunga sebesar 4% dari jumlah penarikkan guna sebagai biaya administrasi dan masih akan terkena lagi bunga atas transaksi tersebut yang dihitung dari mulai tanggal penarikkan sampai tanggal pembayaran tagihan.

Sedangkan dalam iB Hasanah Card, traksaksi tarik tunai diperlakukan sama dengan transaksi belanja. Dan dalam perhitungannnya tidak dikenakan biaya tambahan atas transaksi tersebut sampai tanggal

(35)

pembayaran seperti pada kartu kredit konvensional. Hanya dikenakan biaya administrasi saja berapapun itu nominal penarikkannya.

Kartu kredit konvensional dan iB Hasanah Card dalam menerapkan denda karena dua hal, yaitu karena keterlambatan dan melebihi kuota atau batas kredit yang diberikan (over limit). Kartu kredit konvensional menetapkan denda karena keterlambatan berkisar minimal Rp. 50.000, sedangkan pada iB Hasanah Card denda dihitung dari berapa lama keterlambatan pembayarannya. Misalkan iB Hasanah Card Classic denda berkisar mulai Rp. 15.000, Gold berkisar mulai Rp. 35.000 dan Platinum

berkisar mulai Rp. 110.000.

Sedangkan untuk denda karena over limit di kartu kredit konvensional dikenakan berkisar Rp. 75.000 atau 5% dari over limit. Untuk iB Hasanah Card denda dikenakan dalam bentuk nominal berkisar Rp. 50.000.

Ini menunjukkan bahwa iB Hasanah Card lebih murah dalam menerapkan denda. Baik untuk denda keterlambatan ataupun denda over limit.

Referensi

Dokumen terkait

Pemegang Kartu dapat meminta kepada Bank untuk melakukan transfer dana dari kartu kepada setiap bank lainnya di Indonesia, yang ditunjuk oleh Pemegang Kartu dengan jumlah maksimum

[r]

DESA DELIK DESA LOPAIT DESA KESONGO DESA ROWOSARI DESA SRATEN DESA JOMBOR DESA CANDIREJO DESA GEDANGAN DESA KALIBEJI DESA WATUAGUNG DESA KARANGANYAR DESA TLOMPAKAN

Berdasarkan pengamatan dalam 1 hari diperoleh 2 data kegiatan yang bernomor 1 (persiapan/pembersihan lokasi), maka ini berarti pada hari pengamatan tersebut

Dari hasil kajian pembangunan daerah dapat ditarik beberapa kesimpulan: petama berdasarkan analisis yang lakukan dengan menggunakan teknik skoring maka terpilih sub

Contoh: untuk mengetahui kemampuan peserta didik terhadap materi tertentu, alat evaluasi yang berbentuk isian (objektif), setelah dianalisis dan dibandingkan ternyata lebih baik

Sakit kepala$ kepala terasa berat waktu sujud dan rasa seperti tertelan cairan di tenggorokan juga dialami %s. %s juga merasakan mual dan rasa tidak nyaman pada perut sejak 

Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah dan ridha-Nya kepada penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul, Analisis