• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KUAT DAN DISTRIBUSI ARUS TERHADAP KETEBALAN DAN KEKERASAN LAPISAN KROM PADA STONEWARE DAN EARTHENWARE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH KUAT DAN DISTRIBUSI ARUS TERHADAP KETEBALAN DAN KEKERASAN LAPISAN KROM PADA STONEWARE DAN EARTHENWARE"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KUAT DAN DISTRIBUSI ARUS TERHADAP KETEBALAN DAN

KEKERASAN LAPISAN KROM PADA STONEWARE DAN EARTHENWARE

Ida Ayu Sri Adnyani, A A Alit Triadi

Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Mataram Jl. Majapahit No. 62 Mataram 83125, Tel. (0370) 636126

Abstrak

Proses pelapisan elektroplating dapat dilakukan pada material non logam seperti pada produk stoneware dan earthenware, namun sebelumnya perlu diberi lapisan tipis carbon (thin layer carbon). Hal ini dilakukan agar permukaan material non logam tersebut bersifat sebagai konduktor. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kekerasan dan ketebalan lapisan krom pada permukaan material keramik-gerabah (non konduktor). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental (true experimental research). Dalam penelitian ini digunakan dua variabel terikat yaitu ketebalan lapisan krom dan kekerasan.

Proses elektroplating dilakukan dengan kuat dan distribusi arus berbeda-beda. Sampel atau benda uji dibuat dengan ukuran 4 x 8 x 0.5 cm. Selanjutnya agar bahan uji (bahan non konduktor) tersebut mampu sebagai konduktor dalam proses elektroplating maka sebelumnya dilapisi dengan lapisan karbon tipis.

Ketebalan lapisan akan semakin meningkat seiring dengan naiknya kuat arus dan bertambahnya titik distribusi arus. Nilai ketebalan paling kecil didapatkan pada pelapisan dengan kuat arus 0.24 A dan satu titik distribusi arus yaitu 0.0010 mm, sedangkan ketebalan maksimum didapatkan pada kuat arus 0.7 A dengan tiga titik distribusi arus sebesar 0.00233 mm.

Kekerasan permukaan berdasarkan hasil uji kekerasan Vickers akan semakin meningkat dengan naiknya kuat arus dan bertambahnya titik distribusi arus. Nilai kekerasan paling kecil didapatkan pada pelapisan dengan kuat arus 0.24 A dan satu titik distribusi arus yaitu 105 HVN, sedangkan kekerasan maksimum didapatkan pada kuat arus 0.7 A dengan tiga titik distribusi arus sebesar 115 HVN.

Kata kunci : kuat arus, distribusi arus, kekerasan, ketebalan lapisan

THE EFFECTS OF CURRENT MAGNITUDE AND DISTRIBUTION TO THICKNESS

AND STRENGTH OF THE CHROMATIC LAYERS ON STONEWARE AND

EARTHENWARE

Abstract

Stoneware and earthenware product which are non ferrous material could be doing plating process such as electroplating processes, however must be do giving thin layer carbon on the surface of product. This is be done to get conductor properties on the surface. The objective of the research are to know the hardness and thin layer on the stoneware and earthenware surfaces. The true experimental used in this research

The different distribution and strength current used on the electroplating process. Dimension of the specimen is 4 x 8 x 0.5 cm. Thin layer carbon did be given on the surface to get the conductor properties.

The increase of chrom thin layer the same as the increase of current strength and current distribution. The little of thin layer gotten with 0.24 A of current strength and one distribution point is 0.0010 mm, however the maximum thin layer get on 0.7 A current strength and three point distribution. The increase of current strength and point distribution therefore the increase of surface hardness from 105 HVN until 115 HVN.

Key words : Current strength, current distribution, hardness, thin layer

1. PENDAHULUAN

Saat ini yang umum terjadi pada proses pelapisan logam dilakukan untuk material berbahan dasar dari logam juga. Salah satu metode pelapisan logam yang sangat berkembang adalah elektroplating. Bahan dasar yang umum proses elektroplating adalah baja karbon. Baja karbon

termasuk material yang bersifat sebagai konduktor. Sedangkan bahan pelapis yang digunakan adalah krom, tembaga maupun nikel. Elektroplating bertujuan agar logam yang dilapisi memiliki tampilan yang mengkilap, tahan korosi, tahan gores dan memiliki kekerasan permukaan yang lebih tinggi.

Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat akhir-akhir ini,

(2)

berpengaruh pula terhadap perkembangan metode pelapisan logam (elektroplating). Bahan dasar pada proses elektroplating biasanya dari logam (konduktor), maka saat ini bahan non logam (non konduktor) dapat dilapisi logam (emas, tembaga, perak) dengan proses elektroplating. Yakob (2002), telah melakukan peneltian pelapisan kayu (bahan non konduktor) dengan metode plating autoklatik terkombinasi. Hasil yang diperoleh adalah bahwa logam tembaga dapat menempel pada kayu dengan kekuatan dan visualisasi warna yang relatif baik namun metodenya memerlukan biaya yang relatif mahal (bahan-bahan kimia yang digunakan rata-rata pekat dan murni) dengan proses kerja cukup rumit dan sulit dikembangkan pada plating partisi. Simpen dkk (2004), juga melakukan penelitian pelapisan logam (tembaga dan perak) pada kayu ukiran kualitas ekspor baik pelapisan keseluruhan maupun partisi dengan metode pembentukan lapis tipis karbon (thin layer carbon). Hasil yang diperoleh adalah bahwa logam dapat menempel dengan baik, visualisasi warna cerah, dan proses kerja yang tidak terlalu rumit serta biaya operasional relatif ekonomis (dengan bahan baku karbon) sehingga mudah dikembangkan pada pengrajin kayu ukir.

Di Pulau Lombok banyak terdapat sentra industri kecil Keramik-Gerabah (Stoneware dan Earthenware) seperti Desa Penujak, Masbagik dan Banyumulek. Dari beberapa macam produk yang dihasilkan perajin gerabah seperti; alat-alat rumah tangga, interior, dan benda-benda seni lainnya, ternyata gerabah sangat diminati oleh konsumen . Gerabah ini sudah mempunyai trade mark yang sudah terkenal yaitu” Gerabah Sasak Lombok “ dengan karakter desainnya yang khas. Nilai ekspor gerabah dari daerah ini selama kurun waktu tiga tahun antara 1998 s/d 2000 tercatat sebesar US $5146,6 ribu pada tahun 1998, US $ 1,17 juta pada tahun 1999 dan meningkat menjadi sebesar US $ 1,47 juta pada tahun 2000. Tujuan ekspor gerabah Nusa Tengggara Barat ini sudah menjangkau sebanyak 30 negara diseluruh dunia (Usamah, 2000).

Diketahui bersama bahwa produk keramik-gerabah adalah termasuk bahan non konduktor seperti halnya dengan kayu. Ini berarti bahwa keramik-gerabah tentunya dapat dilapisi dengan logam (krom, emas, perak dan lain-lain) dengan metode pembentukan lapis tipis karbon (thin layer carbon). Tujuan pelapisan ini agar nilai seni (artistik) suatu barang kerajinan terutama keramik semakin tinggi dengan harga jual yang semakin tinggi pula dengan biaya produksi yang relatif ekonomis. Berangkat dari kenyataan tersebut diatas dan atas dasar pemikiran untuk meningkatkan kualitas industri keramik, khususnya dari segi produksi yaitu untuk menciptakan produk-produk yang tidak monoton dan bermutu, maka perlu dilakukan penelitian pelapisan logam (krom) untuk bahan non konduktor (keramik).

Pada metode pelapisan elektroplating ada beberapa parameter yang berpengaruh dan perlu diperhatikan agar diperoleh hasil pelapisan yang baik diantaranya : kuat arus, jarak elektrode, distribusi arus, waktu pelapisan, agitasi, tingkat kepekatan larutan elektrolit dan lain-lain. Untuk mencapai suatu kondisi optimum dari berbagai parameter yang berpengaruh dalam pelapisan logam dengan metode elektroplating, maka perlu dilakukan penelitian yang berkaitan dengan parameter-parameter tersebut diatas.

Untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas keramik-gerabah (stoneware dan earthenware) Lombok yang termasuk dalam material non konduktor, maka perlu diteliti pengaruh kuat dan distribusi arus pada proses elektroplating dengan bahan pelapis krom. Sebelum pelapisan krom pada material keramik-gerabah dilakukan, terlebih dahulu diberikan lapisan karbon tipis pada permukaan material tersebut. Setelah proses pelapisan selesai, maka akan diketahui seberapa jauh tingkat kekerasan dan ketebalan lapisan krom yang menempel pada material keramik-gerabah tersebut.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kekerasan dan ketebalan lapisan krom pada permukaan material keramik-gerabah (non konduktor). Dengan terlebih dahulu diberikan lapisan karbon tipis pada permukaan material non konduktor yang akan dikenakan proses elektroplating.

2   TINJAUAN PUSTAKA 

Gerabah (earthenware) dibuat dari semua jenis tanah liat yang plastis (mudah dibentuk) dan dibakar pada suhu maksimum 10000C. Keramik jenis ini struktur dan teksturnya sangat rapuh, kasar dan masih berpori. Agar supaya kedap air, gerabah kasar harus dilapisi glasir, semen atau bahan pelapis lainnya. Gerabah termasuk keramik berkualitas rendah apabila dibandingkan dengan keramik batu (stoneware) atau porselin. Bata, genteng, paso, pot, anglo, kendi, gentong, dan sebagainya termasuk keramik jenis gerabah. Saat ini genteng telah banyak dibuat berglasir dengan warna yang menarik sehingga menambah kekuatannya (Harjanto, 1987).

Menurut Hartomo dan Kaneko (1992), pada tahun 60-an telah dilakukan pelapisan suatu logam pada benda-benda non kunduktor yaitu benda yang tidak dapat menghantarkan arus listrik seperti : keramik, kaca, plastik, kayu dan lain-lain. Cara yang digunakan waktu itu adalah dengan menaburkan serbuk besi yang dicampur perekat, setelah itu ditempelkan pada permukaan benda non konduktor, kemudian dilanjutkan dengan cara elektroplating biasa menggunakan elektrode. Ditinjau dari hasilnya, metode ini menghasilkan visualisasi permukaan yang kurang baik dan lapisan permukaan yang tidak rata. Sehingga dibutuhkan orang dengan keahlian khusus untuk melakukannya.

(3)

Selama ini banyak berkembang teknologi plating untuk bahan-bahan nonkonduktor adalah palting autokatalitik terkombinasi dimana harus disertai perlakuan khusus sebelumnya, agar bahan yang bersifat nonkonduktor tersebut dapat menjadi bersifat konduktor. Dengan kata lain bahan-bahan non konduktor tersebut diaktifkan dulu permukaannya menggunakan zat-zat kimia yang tidak sedikit seperti larutan perak nitrat, formaldehid, timah klorida, larutan logam pelapis, larutan garam, larutan asam,dan lain-lain, agar adsorbat logam dapat menempel selanjutnya baru dilakukan elektroplating (Pinner , 1964; Yakob, 2002). Dengan perlakuan ini, plating autokatalitik terkombinasi menjadi mahal karena sumber elektronnya bahan kimia (mahal) daripada elektroplating biasa (tanpa plating autokatalitik) (Hartomo dan Kaneko, 1992). Untuk itu perlu dicarikan metode alternatif untuk dapat menekan biaya operasionalnya sehingga harga jual produk yang terlapisi logam menjadi lebih murah sehingga dapat terjangkau konsumen kalangan menengah kebawah. Tentunya dengan kualitas produk (keramik terlapisi logam) tetap baik dan tahan lama. Metode plating yang diawali dengan pembentukan lapisan tipis karbon (thin layer carbon) merupakan salah satu metode yang dapat mengatasi masalah diatas. Metode ini menggunakan koloid karbon aktif dan dilanjutkan dengan elektroplating biasa (Simpen dkk, 2004).

Dalam proses elektroplating, biasanya logam pelapis digunakan suatu logam mulia sedangkan logam yang dilapisi berupa logam mulia lain atau berupa logam yang tidak mulia. Logam yang akan dilapisi dihubungkan dengan kutub negatif (sebagai katoda) dan logam pelapis dihubungkan dengan kutub positif (sebagai anode) selanjutnya kedua elektrode tersebut dicelupkan ke dalam suatu larutan elektrolit dan dihubungkan dengan sumber arus listrik searah (DC). Mengalirnya arus listrik searah melalui suatu larutan berkaitan dengan gerak partikel bermuatan (ion) (Kirck dan Otmer, 1983; Hartomo dan Kaneko, 1992).

Pada anode terjadi reaksi oksidasi, M → Mn+ + ne sedangkan pada katoda terjadi reaksi reduksi, Mn+ + ne → M. Reaksi oksidasi reduksi pada kedua elektrode berlangsung bersamaan yang menyebabkan terjadinya pelarutan logam pada anode menghasilkan ion M+ dan penempelan logam M pada katode (Graw-hill, 1991; Simpen, 1996).

 3    METODE PENELITIAN 

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental (true experimental research). Dalam penelitian ini digunakan dua variabel terikat yaitu ketebalan lapisan krom dan kekerasan.

Proses elektroplating dilakukan dengan kuat dan distribusi arus berbeda-beda. Sampel atau benda uji dibuat dengan ukuran 4 x 8 x 0.5 cm. Selanjutnya

agar bahan uji (bahan non konduktor) tersebut mampu sebagai konduktor dalam proses elektroplating maka sebelumnya dilapisi dengan lapisan karbon tipis.

3.1 Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tanah Keramik (pembakaran biskuit) 2. Gerabah

3. Larutan Krom klor (CrCl) 4. Aquades

5. Karbon aktif 6. Sabun cuci

3.2 Peralatan yang digunakan

Peralatan yang digunakan daalam penbelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mistar 2. Pemoles

3. Mikrometer (mikroskop skala) 4. Alat Ukur Kekerasan

5. Kamera 6. Multimeter 7. Power suplai DC 8. Bak perendaman 3.3 Pelaksanaan

Tahap pertama yaitu mengumpulkan alat dan bahan yang diperlukan yaitu keramik, larutan krom, karbon aktif dan aquades. Rangkaian peralatan elektroplating diinstal dan dikondisikan siap untuk pelaksanaan proses penelitian. Spesimen (keramik) terlebih dahulu dicuci dengan sabun, dibilas dengan aquades dan dicelupkan kedalam etanol, lalu dikeringkan dengan hair dryer sampai mendapatkan berat yang konstan.

Tahap kedua, mengukur daya hantar listrik spesimen (keramik) dengan menggunakan multimeter yang diset-up dalam posisi ohm. Selanjutnya spesimen tersebut dicelupkan ke dalam larutan senzitizing selama 1 menit kemudian dikeringkan. Keramik yang telah kering dioles permukaannya (sesuai keinginan) dengan koloid karbon aktif sampai benar-benar rata (2-3 kali) untuk membentuk lapisan tipis karbon (thin layer carbon), dimana setiap lapis karbon dikeringkan. Keramik yang telah tertutup lapisan karbon, diikat dengan kawat dan dimasukan ke dalam larutan krom, selanjutnya dihubungkan dengan sumber arus searah (adaftor). Keramik yang akan dilapisi krom dihubungkan dengan sumber arus negatif sedangkan yang positif dihubungkan dengan elektrode karbon. Waktu yang digunakan selama plating adalah 300 detik. Penempatan distribusi arus diperlihatkan pada gambar 1.

Dalam penelitian ini yang menjadi variable tergantung adalah ketebalan dan kekerasan dari masing-masing hasil electroplating. Kuat dan

(4)

distribusi arus pada setiap perlakuan dipilih sebagai variabel bebas.

3.4 Rancangan Penelitian

Rincian dari variable-variabelnya adalah sebagai berikut :

a. Faktor Kuat arus (I) adalah : I1 = 0,24 A

I2 = 0,54 A

I3 = 0,7 A

b. Faktor distribusi arus (D) D1 = 1 titik

D2 = 2 titik D3 = 3 titik

Setelah itu dilakukan pengambilan data dan diolah serta dianalisa mengenai besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel tergantung yang telah ditetapkan sebelumnya.

..

a. Distribusi arus 1 titik b. Distribusi arus 2 titik c. Distribusi arus 3 titik

Gambar 1. Distribusi kuat arus pada proses elektroplating

..

3.5 Tahap Pengetesan

Langkah-langkah pengetesan uji kekerasan dengan metode vickers adalah sebagai berikut : 1. Permukaan spesimen di polis sehingga menjadi

halus dan dibersihkan

2. Letakan spesimen pada alat uji kekerasan

3. Beban yang digunakan adalah 10 kg dengan waktu indentasi 10 detik

4. Pengenaan indentor ke permukaan spesimen 5. Mengukur diagonal indentasi dengan mikroskop

dan menghitung nilai kekerasannya sesuai rumus.

Langkah-langkah pengetesan uji ketebalan lapisan adalah sebagai berikut :

1. Membersihkan spesimen dari berbagai macam kotoran

2. Memotong sebagian kecil spesimen dan

dibuatkan pegangan dengan mounting press 3. Polis bagian yang dipotong sampai halus 4. Letakan spesimen diatas mikroskop dengan skala

perbesaran tertentu

5. Pengambilan gambar dengan kamera 6. Mencatat hasil pengukuran

4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Kuat Arus

Gambar 2. grafik hubungan antara kuat arus dengan tebal lapisan menunjukkan bahwa semakin tinggi kuat arus yang digunakan ketebalan lapisan akan semakin meningkat. Hal ini disebabkan karena dengan meningkatnya kuat arus listrik yang mengalir maka jumlah ion-ion akan semakin banyak, sehingga ion-ion Ni2+ dan Cr3+ akan semakin banyak terlepas

dari larutan dan mengendap pada katoda/benda kerja. Permukaan spesimen yang tidak rata/halus menyebabkan tebal lapisan yang terbentuk tidak seragam, sehingga dengan kenaikan kuat arus 0,2 A akan diperoleh ketebalan lapisan yang sangat berbeda.

GRAFIK HUBUNGAN ANTARA KUAT ARUS DENGAN TEBAL LAPISAN

0 0.0005 0.001 0.0015 0.002 0.0025 0 0.2 0.4 0.6 0.8

KUAT ARUS (A)

TE B A L LA P IS A N (m m ) D 1 D 2 D 3

Gambar 2. Grafik hubungan antara kuat arus dengan tebal

lapisan

Jumlah zat yang dihasilkan pada electrode pada kuat arus tertentu yang digunakan pada proses lapis listrik dapat ditentukan dengan menggunakan hukum Faraday yang menyatakan bahwa jumlah zat yang terdeposisi pada elektroda berbanding lurus dengan jumlah muatan listrik yang mengalir melalui sel elektrolisis.

4.2 Pengaruh Distribusi Arus

Dari gambar 3 dapat dilihat bahwa dengan semakin bertambahnya titik distribusi arus akan

10 cm

(5)

didapatkan ketebalan lapisan yang semakin tinggi. Dengan semakin bertambahnya titik distribusi arus, proses pengendapan akan lebih cepat, sehingga untuk waktu yang sama akan didapatkan jumlah endapan yang lebih banyak.

HUBUNGAN ANTARA DISTRIBUSI ARUS DENGAN TEBAL LAPISAN

0 0.0005 0.001 0.0015 0.002 0.0025 0 1 2 3 4

DISTRIBUSI ARUS (TITIK)

T E BAL L A P IS A N (mm) I1 I2 I3

Gambar 3. Grafik hubungan antara distribusi arus dengan

tebal lapisan

4.3 Kekerasan

Pengujian kekerasan dilakukan dengan menggunakan metode pengujian Vickers dengan gaya penekan sebesar 588 N. Pengujian dilakukan sebanyak tiga titik yang berbeda untuk setiap spesimen. Nilai rata-rata kekerasan spesimen setelah dilapisi dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Rata-rata nilai kekerasan

Distribusi Arus (titik) Kekerasan (HVN) I1 (0.24 A) I2 (0.54 A) I3 (0.7 A) D1 (1 titik) 105 106 108 D2 (2 titik) 106 109.4 110 D3 (3 titik) 107.7 111.8 115

4.4 Pengaruh Kuat Arus

Dari gambar 4, grafik hubungan antara kuat arus dengan kekerasan terlihat bahwa semakin besar kuat arus yang digunakan maka semakin tinggi nilai kekerasan permukaan. Hal ini disebabkan karena lapisan yang terbentuk semakin tebal, namun distribusi kekerasannya tidak merata.

GRAFIK HUBUNGAM ANTARA KUAT ARUS DENGAN KEKERASAN PERMUKAAN

104 106 108 110 112 114 116 0 0.2 0.4 0.6 0.8

KUAT ARUS (A)

KEKERASAN ( H VN) D1 D2 D3

Gambar 4. Grafik hubungan antara kuat arus dengan

kekerasan

4.5 Pengaruh Distribusi Arus

Grafik hubungan antara distribusi arus dengan kekerasan dapat dilihat pada gambar 5, kekerasan semakin meningkat sejalan dengan bertambahnya titik distribusi arus.

GRAFIK HUBUNGAN ANTARA KUAT ARUS DENGAN KEKERASAN PERMUKAAN

104 106 108 110 112 114 116 0 1 2 3 4

DISTRIBUSI ARUS (TITIK)

KE K E RA S AN ( H V N ) D1 D2 D3

Gambar 5. Grafik hubungan antara distribusi arus dengan

kekerasan

Dengan bertambahnya titik distribusi arus, akan menyebabkan semakin cepat proses pengendapan ion-ion elektrolit kedalam permukaan benda kerja. Hal ini berpengaruh terhadap ketebalan lapisan, dimana ketebalan lapisan sangat berpengaruh terhadap nilai kekerasan. Kekerasan akan meningkat seiring dengan semakin tebalnya lapisan yang terjadi pada proses pelapisan.

5  KESIMPULAN DAN SARAN  Dari pembahasan dapat disimpulkan:

1. Ketebalan lapisan akan semakin meningkat seiring dengan naiknya kuat arus dan bertambahnya titik distribusi arus. Nilai ketebalan paling kecil didapatkan pada pelapisan dengan kuat arus 0.24 A dan satu titik distribusi arus yaitu 0.0010 mm, sedangkan ketebalan maksimum didapatkan pada kuat arus 0.7 A dengan tiga titik distribusi arus sebesar 0.00233 mm.

2. Kekerasan permukaan berdasarkan hasil uji kekerasan Vickers akan semakin meningkat dengan naiknya kuat arus dan bertambahnya titik distribusi arus. Nilai kekerasan paling kecil didapatkan pada pelapisan dengan kuat arus 0.24 A dan satu titik distribusi arus yaitu 105 HVN, sedangkan kekerasan maksimum didapatkan pada kuat arus 0.7 A dengan tiga titik distribusi arus sebesar 115 HVN.

Dalam penelitian ini yang dibahas hanya pengaruh kuat arus dan distribusi arus terhadap ketebalan dan kekerasan lapisan pada proses pelapisan krom pada permukaan earthenware dan stoneware. Selanjutnya pada penelitian berikutnya disarankan :

1. Perlu diteliti pengaruh parameter-parameter yang lain seperti jarak elektrode, waktu, dan jenis larutan yang digunakan pada proses pelapisan.

(6)

2. Hal penting yang perlu diperhatikan dalam penelitian tentang proses lapis listrik adalah permukaan spesimen yang akan dilapisi. Permukaan spesimen harus halus dan rata.

6 DAFTAR PUSTAKA

[1]. Hartomo,A.J., dan Kaneko, T, 1992, Mengenal Pelapisan Logam (Elektroplating) Edisi I, Andi Offset Yogyakarta

[2]. Kirk, R.E and Otmer, DF, 1983, Encyclopedia of Chemical Technology, Vol 8 The Inter Science Encyclopedia Inc, New York

[3]. Simpen, IN, 1996, Penentuan Beberapa Sifat Fisiko-Kimia Emas Hasil Elektroplating Dikaitkan dengan Daya Tahannya, Jurusan Kimia, FMIPA Universitas Udayana

[4]. Simpen. IN, Widjaya.INK, dan Nuarsa, IM,

2004, Penelitian Pengembangan Produk

Kerajinan Kayu Tradisional Berorientasi Ekspor : Plating Tembaga pada Kayu Ukir, Laporan Penelitian Jurusan Kimia FMIPA Unud-Bappeda Kab. Karangasem Bali

[5]. Sumarno, C.B, 2003, Optimasi Waktu dan Jarak Elektrode Terhadap Ketebalan Lapisan, Kekerasan dan Daya Rekat Lapisan Elektroplating Nikel pada Baja Karbon Rendah, Skripsi Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Mataram

[6]. Santoso, A.J, 2004, Pengaruh Pelapisan Krom pada Baja Karbon Terhadap Serangan Korosi Pada Lingkungan Cair, Skripsi Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Mataram

[7]. Yacob.I, 2002, Penelitian Dasar dan

Penentuan Kualitas Pelapisan Logam Tembaga pada Kayu Jenis Akasia (Acacia leucopholea), Jurusan Kimia, FMIPA Universitas Udayana Denpasar

[8]. Anonim, 1991, Encyclopedia of Science and Technology, Vol. 6 Mc Graw-Hill GAB-HYS

Gambar

Gambar 2. grafik hubungan antara kuat arus  dengan tebal lapisan menunjukkan bahwa semakin  tinggi kuat arus yang digunakan ketebalan lapisan  akan semakin meningkat

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukan bahwa variasi waktu anodizing dapat mempengaruhi struktur permukaan, ketebalan lapisan oksida dan kekerasan permukaan pada aluminium

Pada makalah ini akan dibahas variasi rapat arus terhadap ketebalan dan struktur kristal lapisan nikel yang terbentuk di atas

Pada anodizing yang mengunakan kuat arus masing-masing sebesar 1, 2, dan 3 ampere dan dianodisasi selama 10, 20, 30 menit, menyebabkan ketebalan lapisan oksida

Hubungan arus tegangan pelapisan krom terhadap kekerasan disebabkan karena arus tegangan pelapisan krom yang cepat atau lama akan mengakibatkan daya lapis yang rendah

Pengaruh variasi waktu anodizing terhadap struktur permukaan, ketebalan lapisan oksida dan kekerasan aluminium 1XXX adalah hasil karya sendiri, kecuali jika disebutkan

Adapun tujuan dari penelitian ini dilakukan adalah untuk mendapatkan pengaruh kuat arus yang digunakan terhadap ketebalan lapisan nikel pada baja karbon rendah

Pada pemakaian rapat arus yang konstan dengan memvariasikan waktu pelapisan maka dari hasil pengujian tebal pelapisan dapat dilihat bahwa semakin lama waktu

Pengaruh Variasi Tegangan Listrik dan Waktu Proses Elektroplating terhadap Ketebalan serta Kekerasan Lapisan pada Baja... Karbon Rendah dengan Krom Doctoral dissertation, UNIVERSITAS