• Tidak ada hasil yang ditemukan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TK II SLEMAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TK II SLEMAN"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

LEMBARAN DAERAH

KABUPATEN DAERAH TK II SLEMAN

(Berita Resmi Kabupaten Daerah Tingkat II Sleman)

NOMOR : 8 TAHUN : 1992 SERI : D

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TINGKAT II SLEMAN

NOMOR 4 TAHUN 1992

TENTANG

SLOGAN PEMBANGUNAN DAERAH TERPADU “SLEMAN SEMBADA”

KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SLEMAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPALA DAERAH TINGKAT II SLEMAN

Menimbang : a. bahwa dalam rangka peningkatan pelaksanaan pembangunan daerah, diperlukan Slogan Pembangunan yang sesuai dengan situasi dan kondisi daerah, guna memberikan motifasi dan menggerakkan peran serta masyarakat serta para penyelenggara pemerintahan dalam melaksanakan pembangunan sebagaimana dimaksud dengan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 414.4/ 1816/ BANGDES tanggal 2 Desember 1988;

b. bahwa Bupati Kepala Daerah Tingkat II Sleman untuk telah menetapkan Slogan Pembangunan dimaksud butir a diatas sebagaimana tertuang dalam Keputusan Bupati Kepala Daerah Tingkat II Sleman Nomor 47/ Kep.KDH/ 1991 tanggal 23 Maret 1991;

(2)

c. bahwa untuk mendapatkan kekuatan hukum yang pasti perlu diatur dan ditetapkan dalam suatu Peraturan Daerah tentang Slogan Pembangunan Desa Terpadu “SLEMAN SEMBADA” Kabupaten Daerah Tingkat II Sleman.

Mengingat : 1. Undang- Undang Nomor 5 Tahun 1974, tentang Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah;

2. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Istimewa Yogyakarta Jo Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1950 sebagaimana telah diubah dan ditambah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 1959;

3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Daerah Kabupaten di Lingkungan Daerah Istimewa Yogyakarta jo Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1950;

4. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1979 tentang Pemerintahan Desa; 5. Kepres Nomor 28 Tahun 1980 tentang Penyempurnaan dan

peningkatan fungsi dan peranan Lembaga Sosial Desa menjadi Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa;

6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 1982 tentang Pedoman Penyusunan dan Perencanaan Pengendalian Pembangunan Daerah;

7. Peraturan Daerah-Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 7 Tahun 1959, tentang Penyerahan Secara Nyata beberapa Urusan Daerah Istimewa Yogyakarta kepada Daerah Swantara Tingkat II Bantul, Sleman, Kulonprogo, dan Gunungkidul;

8. Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Sleman Nomor 1 Tahun 1989, tentang Pola Dasar Pembangunan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Sleman.

(3)

Dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Sleman.

MEMUTUSKAN

Menetapkan :

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SLEMAN TENTANG SLOGAN PEMBANGUNAN DESA TERPADU ”SLEMAN SEMBADA” KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SLEMAN.

Pasal 1

Untuk dapat memperoleh pengertian yang bulat dan menyeluruh maka sistimatika Slogan Pembangunan Daerah Terpadu “SLEMAN SEMBADA” di susun sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

BAB II : MAKNA SLOGAN “SLEMAN SEMBADA”

BAB III : HUBUNGAN “SLEMAN SEMBADA” DENGAN ASPEK YANG LAIN. BAB IV : PELAKSANAAN “SLEMAN SEMBADA”.

BAB V : TOLOK UKUR KEBERHASILAN GERAKAN PEMBANGUNAN DESA TERPADU “SLEMAN SEMBADA”.

BAB VI : LAGU, LAGON, DAN LOGO “SLEMAN SEMBADA” BAB VII : PENUTUP

Pasal 2

Isi dan uraian rinci sebagaimana dimaksud Pasal 1 terdapat Dalam Naskah Slogan Pembangunan Desa Terpadu “SLEMAN SEMBADA” yang menjadi bagian tak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

(4)

Pasal 3

Slogan Pembangunan Daerah terpadu “SLEMAN SEMBADA” merupakan sarana operasional Pelaksanaan Pola Dasar Pembangunan Daerah, dan sebagai acuan untuk melaksanakan Pembangunan bagi Aparat pemerintah, Lembaga-lembaga dan masyarakat yang ada di Kabupaten Daerah Tingkat II Sleman, mulai dari Desa Wisma, RT., RW, Dusun, Desa,Kecamatan sampai dengan Kabupaten.

Pasal 4

Slogan Pembangunan Daerah terpadu “SLEMAN SEMBADA” menjadi tanggung jawab Pemerintah, Lembaga-lembaga dan seluruh warga masyarakat di Kabupaten Daerah Tingkat II Sleman.

Pasal 5

Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini maka semua ketentuan yang bertentangan dengan Peraturan Daerah ini dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 6

Hal-hal lain yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai pelaksanaannya diatur lebih lanjut oleh Bupati Kepala Daerah tingkat II Sleman.

Pasal 7

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkannya

Agar setiap orang dapat mengetahuinya memerintahkan pengundangan Pearaturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Daerah Tingakat II Sleman

(5)

Dewan Perwakilan Rakyat Bupati Kepala Daerah Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Sleman

Tingkat II Sleman

Ketua

Cap ttd. Cap ttd.

S U D I Y O N O DRS. H. ARIFIN ILYAS

Disyahkan oleh Gubernur Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta dengan Surat Keputusan :

Nomor : 311/ KPTS/ 1992 Tanggal : 13 Oktober 1992 Diundangkan dalam Lembaran Daerah

Kabupaten Daerah Tingkat II Sleman Nomor : 8

Seri : D

Tanggal : 25 Oktober 1992 Sekretariat Wilayah/ Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Sleman

Cap ttd.

RM. H. TIRUN MARWITO, SH

(6)

PENJELASAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TINGKAT II SLEMAN

NOMOR 1 TAHUN 1992

TENTANG

SLOGAN PEMBANGUNAN DESA TERPADU “SLEMAN SEMBADA”

KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SLEMAN

I. PENJELASAN UMUM

Dalam rangka pelaksanaan pembangunan daerah, diperlukan Slogan Pembangunan yang sesuai dengan situasi dan kondisi daerah, guna memberikan motivasi dan menggerakkan peran serta masyarakat serta para penyelenggara Pemerintahan dalam melaksanakan pembangunan sebagaimana terantum dalam Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 414.4/ 1816/ BANGDES tanggal 2 Desember 1988. Berdasarkan Keuputusan Bupati Kepala Daerah Tingkat II Sleman Nomor 270/ Kep.KDH/ 1990 tanggal 17 Desember 1990 yang telah disempurnakan dengan Nomor 47/Kep.KDH/1991 tanggal 23 Maret 1991 tentang Penetapan Slogan “SLEMAN SEMBADA” bagi Kabupaten Daerah Tingkat II Sleman.

Bahwa untuk memasyarakatkan Slogan Pembangunan Daerah terpadu “SLEMAN SEMBADA” telah diambil langkah-langkah melalui penetapan Lagu, Lagon dan Logo dengan Surat Keputusan Bupati Kepala Daerah Tingkat II Sleman Nomor 208/Kep.KDH/ 1991 tertanggal 30 September 1991, yang naskahnya diambil dari hasil sayembara.

Agar Slogan Pembangunan tersebut mempunyai kekuatan hukum yang pasti perlu diatur dan ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Sleman.

II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL

(7)

DAFTAR ISI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH

TINGKAT II SLEMAN Halaman

BAB I PENDAHULUAN A. Dasar Pemikiran ... 115 B. Penetapan Slogan ... 115 C. Kedudukan... 116 D. Fungsi ... 117 E. Sifat ... 117 F. Ruang Lingkup... 117

BAB II MAKNA SLOGAN “SLEMAN SEMBADA” A. Kata “SLEMAN” ... 119

B. Kata “SEMBADA” ... 119

C. Hubungan natar “SLEMAN DAN SEMBADA” ... 120

BAB III HUBUNGAN “SLEMAN SEMBADA” DENGAN ASPEK YANG LAIN... 123

A. Hubungan V dengan Aspek Manusia ... 124

B. Hubungan “SLEMAN SEMBADA” dengan Aspek Ideologi Pancasila... 124

C. Hubungan “SLEMAN SEMBADA” dengan Lambang Daerah ... 124

D. Hubungan “SLEMAN SEMBADA” dengan Aspek Pola Dasar Pembangunan Daerah ... 125

BAB IV PELAKSANAAN “SLEMAN SEMBADA” A. Organisasi... 127

(8)

BAB V TOLOK UKUR KEBERHASILAN GERAKAN PEMBANGUNAN DESA

TERPADU “SLEMAN SEMBADA”.

A. Penilaian ... 129

B. Syarat Indikator... 129

C. Penentuan Keberhasilan ... 130

BAB VI LAGU, LAGON, DAN LOGO “SLEMAN SEMBADA” A. Lagu “SLEMAN SEMBADA” ... 131

B. Lagon “SLEMAN SEMBADA” ... 132

C. Logo “SLEMAN SEMBADA” ... 134

(9)

N A S K A H

SLOGAN PEMBANGUAN DESA TERPADU “SLEMAN SEMBADA”

BAB I PNDAHULUAN

A. Dasar Pemikiran

Untuk menyukseskan program pembangunan Menterei Dalam Negeri dengan Surat Edaran Nomor 414.4/ 1816/ BANGDES tanggal 2 Desember 1988 perihal Pencapaian Desa Swasembada dan Gerakan Pembangunan Desa Terpadu, dengan ini ditegaskan bahwa setiap daerah diharapkan dapat mengembangkan dan menerapkan Pola Gerakan Pembangunan Desa Terpadu.

Surat Edaran tersebut didasari oleh kenyataan bahwa keberhasilan Pembangunan merupakan Pengamalan Pancasila dan UUD 1945, dimana Desa merupakan Indikator keberhasilan Pembangunan Nasional.

Oleh karena itu didalam melaksanakan Gerakan Pembangunan Desa Terpadu perlu sarana operasional yang sederhana dengan tolok ukur yang mudah dipahami, dimengerti dan dilaksanakan oleh seluruh lapisan masyarakat.

Untuk meningkatkan keberhasilan pembangunan pada derajad yang opitmal, perlu penggalangan dan pengarahan semua potensi masyarakat, agar berperan serta secara aktif dalam proses pembangunan mengingat bahwa pelaku pembangunan dalam proses pembangunan adalah seluruh lapisan masyarakat.

Penciptaan kondisi masyakarat yang mensyaratkan masyarakat yang aktif, kreatif, dan inovatif kesemuanya ini perlu dipicu dengan motivasi yang tumbuh dari masyarakat sendiri. Salah satu motivasi yang memiliki daya pacu adalah “SLOGAN PEMBANGUNAN”. Berdasarkan kenyataan dan pengalaman bahwa selama ini Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Sleman belum menetapkan Slogan

(10)

Pembangunan, yang diharapkan Slogan Pembangunan tersebut dapat memberi dampak batin yang positif bagi masyarakat.

B. Penetapan Slogan

Berdasarkan pada kondisi obyektif dan subyektif Kabupaten Daerah Tingkat II Sleman, maka dasar pemikiran untuk menciptakan Slogan Pembangunan merupakan langkah yang tepat. Namun demikian agar slogan yang ditetapkan benar-benar dapat meberi sumbangan nyata dalam membangkitkan semangat membangun di segenap lapisan masyarakat perlu memperhatikan kondisi dan potensi yang dimiliki oleh Kabupaten Daerah Tingkat II Sleman.

Disampin itu agar Slogan yang ditetapkan memiliki daya jangkau yang luas, daya hayat yang mendalam dan daya rangsang yang tinggi dikalangan masyarakat perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut.

1. Mencermminkan ciri khas Kabupaten Daerah Tingkat II Sleman dalam bentuk jati dirinya.

2. Memiliki daya rangsang unuk membangkitkan semangat membangun. 3. Sejauh yang diketahui belum ditetapkan untuk slogan Daerah Lain.

4. Kata-katanya sederhana, dikenal masyarakat luas dan mengandung makna tertentu.

5. Mencerminkan kebanggaan dan kemampuan diri dalam menghadapi dan mengatasi masalah.

6. Dapat memberikan arah kebijaksanaan pembangunan yang berwawasan lingkungan.

7. Dapat meberikan petunjuk atau pola aturan bagi masyarakat agar perilakunya selalu mencerminkan tata kehidupan yang Agamis dan berbudaya, yang bersumber pada tata nilai budaya “Ngayogyakarta Hadiningrat”.

Agar dasar kriteria tersebut maka ditetapkan Slogan Pembangunan Desa Terpadu Kabupaten Daerah Tingkat II Sleman yaitu “SLEMAN SEMBADA”

(11)

C. Kedudukan

Slogan Pembangunan Desa Terpadu “SLEMAN SEMBADA” merupakan sarana operasional Pelaksanaan Pola Dasar Pembangunan Daerah, Repelita Daerah dan Repetada Slogan Pembangunan Kabupaten Daerah Tingkat II Sleman.

D. Fungsi

Slogan Pembangunan Desa Terpadu “SLEMAN SEMBADA” merupakan acuan bagi Aparat Pemerintah, Lembaga-Lembaga dan seluruh masyarakat yang melaksanakan pembangunan sebagai pengamalan Pancasila di Kabupaten Daerah Tingkat II Sleman dengan tujuan agar dapat mewujudkan keadaan yang diinginkan sehingga dapat ikut menyambung terwujudnya cita-cita Bangsa Indonesia seperti termaktup dalam Undang-Undang Dasar 1945.

E. Sifat

Slogan Pembangunan Desa Terpadu “SLEMAN SEMBADA” bersifat lebih konkrit dalam arti dapat dilaksanakan sesuai dengan potensi dan kemampuan daerah.

F. Ruang Lingkup

Slogan Pembangunan Desa Terpadu “SLEMAN SEMBADA” dilaksanakan oleh seluruh warga masyarakat di Kabupaten Daerah Tingkat II Sleman mulai dari Desa Wisma, RT., RW., Dusun, Desa Kecamatan sampai dengan Kabupaten.

(12)

BAB II

MAKNA SLOGAN “SLEMAN SEMBADA”

A. Kata “SLEMAN”

Sleman adalah nama suatu kesatuan wilayah Administrasi Pemerintahan Daerah Tingkat II yang merupakan bagian dari Pemerintah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta termasuk rakyat yang mendiami, khasanah budaya dan seluruh kekayaan alam yang terkandug di dalamnya.

B. Kata “SEMBADA”

Secara harfiah SEMBADA adalah suatu sikap dan perilaku yang berwatak ksatria bertanggung jawab, taat azas, setia menepati janji, pantang menyerah, tabu berkeluh kesah, bulad tekad, kukuh mempertahankan kebenaran, menghindari dari perbuatan tercela, mampu menangkal dan mengatasi segala masalah, tantangan dan ancaman yang datang dari luar maupun dari dalam dirinya sendiri, rela berkorban, dan mengabdi bagi kepentingan dan kesejahteraan bersama.

Kemudian sebagai Slogan untuk upaya Pembangunan SEMBADA diartikan sebagai berikut :

S : Sehat

Yaitu kondisi masyarakat yang sehat jasmani, rohani, sosial dan lingkungan.

E : Elok dan Edi

Elok dan Edi keduanya mengandung aspek kehidupan. Elok adalah aspek keindahan yang alami yang hanya diciptakan oleh pencipta alam, misalnya pemandangan alam, sedang Edi adalah aspek keindahan sebagai hasil rekayasa manusia, misalnya penciptaan pertamanan.

M : Makmur dan Merata

Yaitu kondisi masyarakat yang terpenuhi segala kebutuhan lahir dan batin merata seluruh wilayah, lapisan dan golongan masyarakat.

(13)

B : Bersih dan Berbudaya

Yaitu kondisi lingkungan yang terbebas dari segala bentuk pencemaran, kondisi masyarakat yang bersih lahir dan batin, bebas dari cerca cela, tak berprasangka buruk, menjauhi berbagai bentuk kecemburuan

Disamping itu juga berbudi luhur, memiliki sikap budaya bangsa termasuk pengembangan Penghayatan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sebagai topang moral bangsa sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. A : Aman dan Adil

Yaitu kondisi masyarakat yang bebas dari rasa ketakutan dan kekhawatiran, bebas dari gangguan dan rongrongan yang mengancam keselamatan lahir dan batin karena terjaminnya rasa keadilan dalam tata kehidupan.

D : Damai dan Dinamis

Yaitu kondisi masyarakat jauh dari pertikaian dan silang sengketa, mantap dalam menciptakan berbagai bentuk kerukunan, semua permasalahan diselesaikan dengan musyawarah, namun tetap menggalakkan dinamika masyarakat secara individu maupun kelompok, merangsang aktivitas yang kreatif dan inovatif dalam memperlancar laju pembangunan.

A : Agamis

Yaitu kondisi masyarakat yang mengutamakan nilai-nilai agama sebagai landasan semua akal pikiran dan pertimbangan rasa dalam melaksanakan kehendak demi terciptanya kondisi masyarakat yang sehat, makmur dan merata, berbudaya, aman dan adil, damai dan dinamis serta kondisi alam yang bersih elok dan edi.

C. Hubungan antara SLEMAN dan SEMBADA

Seperti telah diuaraikan di depan SLEMAN bermakna sebagai kesatuan wilayan dan masyarakat sebagai pangkal pijak segala bentuk kegiatan pembangunan.

(14)

Sedangakn SEMBADA yang mempunyai makna ganda merupakan kondisi masyarakat yang hendak dicapai sebagai sasaran antara menuju pencapaian tujuan pembangunan.

Dengan demikian SEMBADA dalam kaitannya ini berfungsi sebagai wahana untuk mencapai kondisi SLEMAN yang sejahtera, Lestari dan Mandiri.

Sejahera dimaksudkan sebagai kondisi wilayah dan masyarakat yang terpenuhi kebutuhan lahiriah, batiniah, dunia dan akherat.

Lestari dimaksudkan tumbuh kembang terus menerus, berkelanjutan dan bekesinambungan, mampu mengikuti perubahan keadaan sesuai dengan perkembangan.

Mandiri dimaksdukan berdiri diatas kemampuan sendiri, bebas dari sifat ketergantungan, tetapi tetap memiliki keterikatan dengan lingkungan

(15)

BAB III

HUBUGAN SLEMAN SEMBADA DENGAN ASPEK YANG LAIN

Slogan Pembangunan yang telah ditetapkan agar mempunyai kekuatan moral perlu diuji kesahibannya, dengan tolok uji aspek pembangunan yaitu aspek manusia, aspek Pancasila, Lambang Daerah sebagai jati diri dan Pola Dasar Pembangunan Daerah yang bersifat universal dan situasi serta kondisi Kabupaten Sleman yang pragmatis.

Dipilih manusia sebagi tolok uji, karena dalam konsepsi pembangunan manusia sebagai inti masyarakat adalah pelaku Pembangunan, dismaping itu pula sekaligus manusia menjadi obyek Pembangunan karena tujuan Pembangunan adalah mewujudkan manusia yang berkwalitas.

Kemudian Pancasila diambil sebagi tolok uji dengan rasional bahwa Pancasila dalam konsepsi Pembangunan berkedudukan sebagai landasan idiil, sekaligus juga menjadi tujuan yang hendak dicapai yaitu manusia Pancasila.

Jika Slogan ini telah dapat menampung segala aspirasi dan inspirasi, aspek demensional manusia serta benar-benar merupakan jabaran realisasi pengamalan Pancasila, maka Slogan yang telah ditetapkan bukan hanya memiliki kekuatan yuridis tetapi juga kekuatan moral yang justru keberadaannya dan daya pikatnya di nurani masyarakat lebih abadi dan lebih tajam.

Kemudian penerapan Slogan “SLEMAN SEMBADA” terhadap situasi dan kondisi Pembangunan di Kabupaten Daerah Tingkat II Sleman, untuk itu perlu kajian melalui tolok uji Lambang Daerah dan Pola Dasar Pembangunan Daerah.

Namun apapun klasifikasi pembenarannya Slogan “SLEMAN SEMBADA” dengan demikian merupakan kristalisasi dari inspirasi dan aspirasi seluruh lapisan masyarakat Sleman.

A. Hubungan “SLEMAN SEMBADA” dengan aspek manusia

Untuk mengangkat manusia yang keberadaannya menjadi inti keluarga dan sekaligus inti masyarakat sebagai pangkal pembanding, perlu bertolak dari jati diri

(16)

manusia dalam tiga dimensi dan aspek-aspek dalam Slogan yang dapat merujuk ke dalamnya.

Aspek-aspek Slogan mencerminkan sikap, sifat, dan perilaku yang bertanggung jawab dalam menjalin hubungan manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa, manusia dengan sesama manusia dan manusia dengan lingkungannya.

B. Hubungan “SLEMAN SEMBADA” dengan aspek Ideologi Pancasila

Pancasila Dasar Negara, pandangan hidup dan falsafah Bangsa dalam konsepsi Pembangunan Nasional berkedudukan sebagai landasan Idiil.

Oleh karenanya, Slogan Pembangunan Desa Terpadu “SLEMAN SEMBADA” diharapkan dapat mewujudkan suatu gerakan Pembangunan dalam rangka mencapai tujuan Nasional sebagai pengamalan Pancasila. Aspek-aspek Slogan harus mengacu kepada aspek penghayatan dan pengamalan Pancasila sesuai dengan P-4.

C. Hubungan “SLEMAN SEMBADA” dengan Lambang Daerah

Lambang adalah suatu ujud gambaran jati diri suatu obyek. Wujud lambang ini ada 2 macam yaitu :

1. Antara wujud lambang dengan yang dilambangi ada kemiripan, kecocokan atau kesesuaian. Sehingga jika seseorang melihat makna lambang, maka dapat ditangkap apa sebenarnya yang terkandung dalam obyek yang dilambangi tersebut. Ini bisa disebut dengan tanda atau rambu.

2. Macam yang kedua ialah jika antara lambang dan yang dilambangi tak ada kemiripan, kecocokan, kesesuaian. Lambang macam ini hanya dapat dimengerti oleh pihak-pihak yang langsung terkait dan berkepentingan, karena lambang ini diciptakan berdasar kesepakatan saja. Lambang ini bisa disebut dengan kode atau simbul.

Namun demikian, kedua macam lambang tersebut mempunyai fungsi yang sama menyatakan jati diri yang menggambarkan situasi kondisi kekayaan alam, khasanah

(17)

budaya, dan keyakinan hidup obyek, serta mencerminkan cita-cita luhur yang ingin dicapai.

Aspek-aspek Slogan merupakan langkah mewujudkan cita-cita masyarakat sebagaimana digambarkan dalam lambang Daerah.

D. Hubungan “SLEMAN SEMBADA” dengan aspek Pola Dasar Pembangunan

Pola Dasar Pembangunan Kabupaten Daerah Tingkat II Sleman adalah Penjabaran Pola Dasar Pembangunan Daerah Istimewa Yogyakarta, yang juga merupakan Penjabaran dari Pola Dasar Pembangunan Nasional.

Jadi aspek manusia dan Pancasila meliputi juga aspek-aspek dalam Pola Dasar Pembangunan Daerah, SLEMAN SEMBADA mencerminkan pembangunan kota yang BERTAMAN BUDI.

Maka untuk tolak uji dari Pola Dasar Pembangunan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Sleman diangkat dari Delapan Kunci Sukses Pembangunan Daerah.

(18)

BAB IV

PELAKSANAAN “SLEMAN SEMBADA”

A. Organisasi

Gerakan Pembangunan Desa Terpadu “SLEMAN SEMBADA” ini bukanlah gerakan baru, dengan program yang baru pula, tetapi masih mendasarkan dari pada pola yang sudah berjalan. Hanya pendekatan dan giatnya yang ingin disesuaikan dengan tuntutan yang terus melaju berprinsip pada efisiensi dan efektifitas.

Oleh karena itu, organisai pelaksanaan Gerakan Pembangunan Desa Terpadu “SLEMAN SEMBADA” ini tetap menggunakan struktur organisasi yang telah ada, yaitu berpedoman pada Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 30 Tahun 1980 tentang Tim Pembina LKMD dan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 27 tahun 1984 tentang Struktur Organisasi LKMD, sedangkan untuk Tingkat Dusun berpedoman pada SK Gubernur Nomor 245/KPTS/1984 tentang Pembentukan Kelompok Kerja LKMD.

B. Pola Pelaksanaan

Pelaksanaan Pembangunan Desa Terpadu “SLEMAN SEMBADA” dilaksnakan oleh smeua aparat Pemerintah , Lembaga dan masyarakat secara serasi dan saling melengkapi sesuai degan fungsi dan tugas masing-masing dalam rangka tercapainya tujuan “SLEMAN SEMBADA”.

Dalam pelaksanaannya berpedoman kepada Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor : 4/ 1991 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor : 9 Tahun 1982.

(19)

BAB V

TOLOK UKUR KEBERSIHAN GERAKAN PEMBANGUNAN DESA TERPADU “SLEMAN SEMBADA”

Gerakan Pembangunan Desa Terpadu “SLEMAN SEMBADA” adalah gerakan dari oleh dan untuk masyarakat dengan kekuatan dan kemampuannya sendiri yang hasilnya untuk kepentingan masyarakat.

Pusat gerakan ini berada di tingkat Dusun dan pelaksanaannya dikoordinasikan oleh Kelompok Kerja LKMD (KK LKMD) bersama tokoh-tokoh masyarakat dan semua lembaga masyarakat yang ada di dusun.

Sedangkan pelaksanaan di tingkat Desa, Kecamatan dan Kabupaten pada hakekatnya adalah mendukung atau menunjang kegiatan di tingkat Dusun.

A. Penilaian.

Untuk menilai tingkat keberhasilan Gerakan Pembangunan Desa Terpadu “SLEMAN SEMBADA”, secara fisik diukur dengan menggunakan tolok ukur “SEMBADA”, yang bobot nilainya berbeda terutama atas dasar berbagai pertimbangan yang secara langsung dirasakan oleh masyarakat.

B. Syarat Indikator.

1. Indikator dari setiap tolok ukur dapat dilaksanakan berdasarkan kemampuan masing-masing tingkat sasaran umum dan merata.

2. Indikator dapat diukur secara kuantitatif.

3. Indikator dapat diukur oleh pelaksanaan itu sendiri.

4. Indikator dapat berupa input, proses, out put dan atau dampak kegiatan yang dalam pelaksanaannya secara bertahap sesuai dengan perkembangan.

C. Penentuan Keberhasilan

Sesuai dengan hasil di masing-masing tingkatan, Tim Pembina LKMD Tingkat Kabupaten akan menentukan tingkat keberhasilan pelaksanaan Gerakan Pembangunan Desa Terpadu “SLEMAN SEMBADA “.

(20)

Cara penilaian, indikator penilaian dan tingkat keberhasilannya diatur dengan Keputusan Bupati Kepala Daerah Tingkat II Sleman sesuai dengan tingkat perkembangannya.

(21)

BAB VI

LAGU, LAGON DAN LOGO “SLEMAN SEMBADA”

Dalam upaya memasyarakatkan Slogan Pembangunan Desa Terpadu “SLEMAN SEMBADA” perlu dilengkapi dengan Lagu, Lagon dan Logo “SLEMAN SEMBADA”.

۩ Lagu “SELMAN SEMBADA”

1 = F : 4/4 Lagu & arr : F. X. Widyastuti Tempo Di Marcia

(22)
(23)

۩ Logo “SLEMAN SEMBADA”

KETERANGAN :

1. Bentuk Keseluruhan LOGO

Secara garis besar Logo berbentuk segi tiga sama kaki dengan ketentuan alas : kaki = 8 : 7 berisi modifikasi bentuk daun yang tertata dan dilengkapi dengan kalimat “SLEMAN SEMBADA” di bawahnya dengan warna hitam.

2. Arti Simbolik Bentuk LOGO

a. Bentuk daun : Melambangkan kesuburan alam yan dimiliki wilayah Kabupaten Sleman

b. Bentuk Segi Tiga sama Kaki : - Bentuk segi tiga sama kaki melambangkan bentuk gunung sebagai identitas Kabupaten Sleman.

- Bentuk segi tiga sama kaki dengan puncaknya sebagai simbol kesatuan tekad untuk meraih cita-cita.

c. Jumlah daun sebanyak 12 helai, melambangkan 12 macam predikat yang terkandung dalam istilah “SLEMAN SEMBADA” sebagaimana tersebut pada BAB II Lampiran Peraturan Daerah ini.

(24)

a. SLEMAN Merupakan kesatuan wilayah Administrasi Pemerintah Daerah Tingkat II termasuk rakyat yang mendiami, khasanah budaya dan sleuruh alam yang terkandung di dalamnya untuk mewujudkan masyarakat yang Sejahtera Lestari dan Mandiri.

b. SEMBADA Kependekan dari : Sehat, Elok dan Edi, Makmur dan Merata, Bersih dan Berbudaya, Aman dan Adil, Damai dan Dinamis, serta Agamis.

4. Arti keseluruhan :

Bentuk Logo secara kesleuruhan memiliki makna : Daerah Tingkat II Kabupaten Sleman sebagai kesatuan wilayah dan masyarakat ingin mewujudkan kondisi wilayah dan masyarakat yang SEMBADA (Sehat, Elok dan Edi, Makmur dan Merata, Bersih dan Berbudaya, Aman dan Adil, Damai dan Dinamis, serta Agamis) menuju terwujudnya wilayah Kabupaten Sleman yang Sejahtera, Lestari dan Makmur.

BAB VII P E N U T U P

Slogan Pembangunan “SLEMAN SEMBADA” merupakan upaya untuk meningkatkan peran serta seluruh lapisan dan golongan masyarakat dalam mensukseskan Gerakan Pembangunan Desa Terpadu.

(25)

Berhasilnya Pembangunan Desa Terpadu di Kabupaten Daerah Tingkat II Sleman tergantung pada partisipasi masyarakat, sikap mental, tekad dan semangat disiplin bagi aparat pelaksana di Daerah.

Dengan demikian segala Potensi Pembangunan yang ada perlu di daya gunakan dan dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh karena itu perlu menyusun program menurut kemampuan di bidang tugasnya masing-masing dalam rangka melaksanakan Pembangunan Desa Terpadu “SLEMAN SEMBADA”.

Hasil Pembangunan harus dapat dinikmati secara merata dan adil oleh segenap lapisan masyarakat.

Kesejahteraan yang berkeadilan sosial dalam mengantarkan masyarakat Sejahtera, Lestari dan Mandiri.

Sleman, 26 Juni1992 Dewan Perwakilan Rakyat Bupati Kepala Daerah Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Sleman

Tingkat II Sleman

Ketua

Cap ttd. Cap ttd.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis data dari penelitian tindakan kelas yang sudah dilakukan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1) Terdapat peningkatan kemampuan

Pajak Daerah merupakan salah satu andalan Pendapatan Asli Daerah disamping Retribusi Daerah, Hasil Perusahaan Milik Daerah dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Lainnya yang

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN TENTANG PENGANGKATAN PEJABAT/PETUGAS UNIT AKUNTANSI PEMBANTU PENGGUNA ANGGARAN/BARANG ESELON I

Setelah memahami proses PKG dan media DIGAPE dipasang di ruang kepala sekolah sebagai media pengingat PKG setiap tahun yang wajib dilaksanakan oleh kepala sekolah dan

Di ekosistem persawahan, jenis serangga predator dan laba-laba merupakan musuh alami yang paling berperan dalam menekan populasi hama padi (wereng coklat dan

Catatan tambahan : Spesifikasi produk tergantung pada pengujian, dari data literatur dan informasi dari perusahaan manufaktur sarung tangan atau diturunkan dari produk yang

bahwa sehubungan dengan penetapan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 5 Tahun 2014 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 14

Bahwa pembanding/tergugat rekonpensi merasa keberatan atas amar putusan dalam rekonpensi pada halaman 21 angka 6 ( enam ) yang berbunyi “Menghukum pula tergugat rekonpensi