• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN

TUGAS POKOK DAN FUNGSI

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Kecamatan Sukasari Kota Bandung

Berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kecamatan Sukasari Kota Bandung yang berkaitan dengan Tugas umum Pemerintahan dapat diidentifikasi 3 (tiga) klasifikasi permasalahan pelayanan Kecamatan Sukasari, yaitu permasalahan pada tataran kebijakan, program kegiatan dan teknis operasional.

Pada tataran kebijakan Pemerintah Kecamatan Sukasari dapat diidentifikasi permasalahan utama pelayanan Pemerintah Kecamatan Sukasari sebagai berikut :

1. Belum optimalnya kualitas pelayanan publik pada Kecamatan Sukasari, nilai IKM Kecamatan Tahun 2013 = 70,86;

2. Belum optimalnya akuntabilitas kinerja Kecamatan ditandai dengan nilai AKIP Kecamatan Tahun 2012 sebesar 47,13;

3. Kebijakan penetapan anggaran yang relatif lama dalam kaitan pengesahan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) sehingga berdampak pada mundurnya pelaksanaan program dan kegiatan di Kecamatan Sukasari.

Pada tingkat implementasi program dan kegiatan pada bagian/ unit kerja di lingkungan Pemerintah Kecamatan Sukasari dapat diidentifikasi permasalahan pelayanan Pemerintah Kecamatan Sukasari, sebagai berikut :

1. Belum optimalnya partisipasi lembaga kemasyarakatan tingkat Kecamatan yang disebabkan oleh beberapa factor anatara lain adalah belum terjalinnya komunikasi yang efektif antara stakeholder dalam aktivitas partisipasi;

(2)

3. Belum optimalnya Perencanaan Strategis pada tingkat SKPD, hal ini dikarenakan kurangnya pemahaman dan wawasan tentang bagaimana membuat rencana strategis untuk SKPD tersebut selama kurun waktu 5 (lima) tahun;

4. Belum optimalnya penerapan SMM ISO 9001:2008; 5. Tingkat koordinasi aparatur kewilayahan masih rendah;

6. Belum optimalnya kapasitas aparatur kewilayahan, khususnya pemahaman tentang program dan kegiatan yang ada dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran SKPD yang bersangkutan;

7. Tingkat koordinasi antar lembaga kemasyarakatan dalam penanganan kebencanaan masih rendah;

8. Masih kurangnya pemahaman aparatur terhadap Pengadaan Barang dan Jasa (metode swakelola).

Permasalahan teknis operasional yang dapat diidentifikasi dari pelayanan Kecamatan Sukasari sebagai berikut :

1. Kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM) Kecamatan dan Kelurahan terutama pada jajaran staf, sehingga tugas dibebankan seringkali overload;

2. Masih belum optimalnya pelaporan Kecamatan dan Kelurahan program dan kegiatan kepada Pemerintah Kota Bandung;

3. Belum dioptimalkannya pemanfaatan teknologi informasi dalam membantu kelancaran pelaksana tugas dan pelayanan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pelayanan Kecamatan Sukasari sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah yang memiliki tugas pokok melaksanakan sebagian kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan Walikota kepada Camat untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah adalah faktor internal dan eksternal Kecamatan Sukasari, masalah internal yang mempengaruhi Pemerintah Kecamatan Sukasari Kota Bandung antara lain :

1. Jumlah dan kapasitas aparat belum seluruhnya memenuhi tuntutan tugas dan belum sesuai dengan beban kerja;

(3)

2. Masih lemahnya pemahaman tupoksi para aparat pemerintah mengakibatkan tidak maksimalnya hasil koordinasi;

3. Pola pembinaan aparat yang belum terorientasikan pada peningkatan kinerja;

4. Mekanisme dan pola kerja pada setiap unit kerja belum tertata dalam suatu system yang terpadu, efektif dan efisien.

Sedangkan masalah eksternal yang mempengaruhi kinerja Pemerintahan Kecamatan Sukasari Kota Bandung adalah :

1. Adanya multi interprestasi terhadap pelimpahan kewenangan kepada Camat dan Lurah yang dapat menimbulkan kesenjangan dalam penyelenggaraan pemerintahan;

2. Pelimpahan kewenangan kepada Camat dan Lurah belum sepenuhnya didukung dengan personil, pembiayaan dan prasarana.

Berdasarkan data dan informasi tersebut diatas secara umum isu - isu strategis yang dihadapi oleh Pemerintah Kecamatan Sukasari Kota Bandung dalam kurun waktu 2013 - 2018, adalah sebagai berikut :

1. Reformasi Birokrasi Pemerintah Daerah (Pelayanan Publik)

Birokrasi Pemerintah Daerah merupakan faktor yang sangat menentukan berjalannya penyelenggaraan Pemerintahan Daerah sebagaimana diamanatkan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku, oleh karena itu reformasi birokrasi pemerintah daerah sejak dicanangkan pada tahun 2005, senantiasa harus dilanjutkan secara terus menerus sehingga mampu beradaptasi dengan berbagai tantangan dimasa depan yang semakin kompleks dan beragam sejalan dengan perkembangan dan perubahan kebijakan penyelenggaraan pemerintahan daerah, tuntutan masyarakat serta dinamika global yang senantiasa mempengaruhi manajemen penyelenggaraan pemerintahan daerah.

Reformasi birokrasi pemerintah daerah yang harus dilakukan ditingkat Kecamatan sebagaimana sasaran yang telah

(4)

dicanangkan adalah peningkatan pelayanan public, akuntabilitas dan kapasitas aparatur yang bersih dari KKN.

2. Pendayagunaan Sumber Daya Aparatur Daerah

Tuntutan warga kota terhadap kebutuhan pelayanan prima (services excellent) perlu diimbangi dengan citra birokrasi yang mempunyai kompetensi yang baik dalam bidang profesionalisme aparatur, penguasaan komunikasi dan presentasi serta pemahaman terhadap manajemen strandar pelayanan minimal public services and public complaint. Sumber daya aparatur merupakan asset strategis dalam kerangka perwujudan good govermance. Kata kunci dalam penataan sumber daya aparatur adalah budaya kerja aparatur yang lebih menekankan kepada semangat kerja dan menghidupkan kembali paradigma aparatur sebagai „pelayan masyarakat‟. Selain hal itu sumber daya aparatur juga diarahkan kepada pelaksanaan tugas pokok dan fungsi penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan, yang menekankan pada transparansi, manajemen pemerintahan yang lebih transparan, akuntabilitas dan peningkatan efektivitas dan efisiensi serta ada upaya dan perhatian yang sungguh-sungguh terhadap penanganan dan pemberantasan korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN).

Pendayagunaan aparatur pemerintah Kecamatan Sukasari dalam makna lain adalah juga pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) yang pada hakekatnya merupakan upaya pembinaan, penyempurnaan, penertiban, pengawasan dan pengendalian manajemen secara terencana, bertahap dan berkelanjutan untuk meningkatkan kinerja seluruh aparatur pemerintah kota, melalui kerjasama secara terkoordinasi guna mengambil langkah pembaharuan sector penyelenggara Negara (public service reform) dalam rangka mewujudkan good governance.

(5)

3. Penataan Organisasi dan Manajemen Publik

Perwujudan penyelenggaraan pemerintah yang baik (good governance) diperlukan upaya-upaya penataan dan penyempurnaan tata kerja organisasi. Keberhasilan tujuan penataan organisasi tidak terlepas dari daya dukung penyelenggaraan manajemen public yang baik. Penataan kelembagaan/organisasi menyangkut pembenahan seluruh unsur pemerintahan Kecamatan dan Kelurahan, sedangkan penyelenggaraan manajemen public lebih kepada menata pada sistem penyelenggaraan layanan public yang lebih responsive dan adaptif sesuai dengan tuntutan perkembangan jaman.

Faktor kunci keberhasilan penataan kelembagaan ini terletak pada pemberdayaan aparatur kecamatan dan kelurahan, SKPD dilingkungan Pemerintah Kota Bandung dan masyarakat umum sebagai

stakeholder, LPM, PKK, Karang Taruna, dan lain-lain Lembaga Kemasyarakatan tingkat Kecamatan sebagai stakeholder.

Jika demikian halnya, maka pengelolaan pelayanan publik perlu melakukan perubahan menuju profesionalisme birokrasi dan lebih menekankan langkah-langkah efisiensi dan efektifitas birokrasinya, melalui penataan system dan prosedur kerja, meninjau kembali pembinaan pegawai, memperbaiki reward and punishment system, perbaikan kesejahteraan pegawai, serta mengubah kultur organisasi. 4. Pengelolaan Keuangan dan Barang

Keuangan dan barang daerah merupakan salah satu modal utama dalam penyelenggaraan pemerintah Kecamatan, oleh karena itu manajemen keuangan dan barang daerah menjadi sesuatu hal yang strategis dalam menunjang pencapaian keberhasilan pembangunan. Manajemen keuangan dan pengelolaan asset daerah lebih diarahkan kepada entreupreneurnal management yang pada intinya diarahkan pada pengelolaan keuangan dan barang daerah yang lebih berorientasi kinerja (performance Budget), bukan pada kebijakan (Policy Budget).

(6)

System manajemen keuangan daerah (financial management system) merupakan bagian penting dalam rangka mendukung terciptanya good governance di Kecamatan. Bagian-bagian lain yang sama pentingnya adalah menata perencanaan penganggaran dan pengeluaran, pemahaman akuntansi serta system pengawasan internal. Tuntutan pembaharuan system keuangan tersebut adalah agar pengelolaan anggaran dilakukan dengan mendasarkan konsep value for money sehingga tercipta akuntabilitas public (public accountability).

Manajemen barang daerah meliputi beberapa tahap yaitu: perencanaan kebutuhan, penganggaran, pengadaan, pendistribusian (termasuk penyimpanan), penggunaan, pemeliharaan dan penghapusan. Setiap tahap mulai dari perencanaan kebutuhan hingga penghapusan asset daerah harus diketahui dan dipertanggungjawabkan kepada masyarakat melalui legislative. Sasaran strategis yang harus dicapai daerah dalam kebijakan pengelolaan barang daerah, antara lain adalah : (1) terwujudnya tertib administrasi mengenai kekayaan daerah, menyangkut barang inventarisasi tanah dan bangunan, penghapusan barang daerah dan system pelaporan; (2) terciptanya efisiensi dan efektivitas penggunaan barang daerah; (3) pengamanan barang daerah; (4) tersedianya data dan informasi yang akurat mengenai jumlah barang daerah.

3.2 Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

Visi Kota Bandung tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bandung Tahun 2014 – 2018 yaitu:

TERWUJUDNYA KOTA BANDUNG YANG

UNGGUL, NYAMAN DAN SEJAHTERA

(7)

Penjabaran Visi diatas adalah sebagai berikut :

Bandung adalah meliputi wilayah dan seluruh isinya. Artinya Kota Bandung dan semua warganya yang berada dalam suatu kawasan dengan batas-batas tertentu yang berkembang sejak tahun 1811 hingga sekarang.

Unggul adalah menjadi yang terbaik dan terdepan serta contoh bagi daerah lain dalam upaya terobosan perubahan bagi kenyamanan dan kesejahteraan warga kota Bandung.

Nyaman adalah terciptanya suatu kondisi mana kualitas lingkungan terpelihara dengan baik, serta dapat memberikan kesegaran dan kesejukan bagi penghuninya. Kota yang nyaman adalah suatu kondisi dimana berbagai kebutuhan dasar manusia seperti tanah, air dan udara terpenuhi dengan baik sehingga nyaman untuk ditinggali serta ruang-ruang kota dan infrastruktur pendukungnya responsive terhadap berbagai aktifitas dan perilaku penghuninya.  Sejahtera yaitu mengarahkan semua pembangunan kota pada

pemenuhan kebutuhan lahir dan batin warganya, agar manusia dapat memfungsikan diri sebagai hamba dan wakil Tuhan di bumi. Kesejahteraan yang ingin dilahirkan di Kota Bandung merupakan kesejahteraan yang berbasis pada ketahanan keluarga dan lingkungan sebagai dasar pengokohan social masyarakat. Masyarakat sejahtera tentunya tidak hanya dalam konteks lahiriah dan materi saja, melainkan juga sejahtera jiwa dan batiniah. Kesejahteraan dalam artinya yang sejati adalah keseimbangan hidup yang merupakan buah dari kemampuan seseorang untuk memenuhi tuntutan-tuntutan dasar seluruh dimensi dirinya, meliputi rohani, akal dan jasad. Kesatuan elemen ini diharapkan mampu saling berinteraksi dalam melahirkan masa depan yang cerah, adil dan makmur. Keterpaduan antara sejahtera lahiriah dan batiniah adalah sebuah manifestasi akan sebuah sejahtera yang paripurna. Kesejahteraan yang seperti inilah yang akan membentuk kepercayaan diri yang tinggi pada masyarakat Kota Bandung untuk

(8)

mencapai kualitas kehidupan yang semakin baik, hingga menjadi teladan bagi kota lainnya.

Misi Kota Bandung Tahun 2014 - 2018 merupakan penjabaran dari Misi Tahap III dalam RPJPD Kota Bandung 2005 - 2025 dan integrasi dari sasaran yang akan dicapai pada Misi Tahap III tersebut. Misi disusun dalam rangka mengimplementasikan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam mewujudkan visi.

Hal-hal yang menjadi pertimbangan dalam penyusunan misi ini adalah : Manusia Yang Berdaya Saing, Ekonomi Kokoh, Tata Kelola Pemerintah Yang Baik, Infrastruktur Berkelanjutan, serta Kokohnya Interaksi Sosial, Budaya dan Kemasyarakatan Kota Bandung.

Kelima hal ini merupakan bidang garapan besar yang akan menjadi sebuah panduan dalam bagaimana memandang pembangunan di Kota Bandung. Adapun misi tersebut terdiri dari : 1. Menata Kota Bandung melalui penataan ruang, pembangunan

infrastruktur dan fasilitas publik yang berkelanjutan (sustainable) dan nyaman.

2. Menghadirkan tata kelola pemerintahan yang efektif, bersih dan melayani.

3. Membangun masyarakat yang mandiri, berkualitas dan berdaya saing.

4. Membangun perekonomian yang kokoh, maju dan berkeadilan. Hal penting yang tercantum dalam RPJMD Kota Bandung 2014-2018 adalah janji-janji politik selama masa kampanye dari Walikota dan Wakil Walikota terpilih yang akan dilaksanakan dalam penyelenggaraan pemerintah daerah, yaitu sebagai berikut:

(9)

Tabel 3.1

Janji Walikota dan Wakil Walikota Terpilih

NO ASPEK INDIKATOR

1. BANDUNG SEHAT 1. Asuransi kesehatan 2. Ambulance gratis

3. Santunan kematian Rp. 2 juta/jiwa 4. Puskesmas gratis dan pelayanan 24

jam

2. BANDUNG RESIK 1. Bebas sampah dalam 2 tahun 2. Bebas banjir dalam 3 tahun

3. Jalan mulus dan caang dalam 3 tahun 4. Bebas macet dalam 4 tahun

3. BANDUNG NYAMAN 1. Sarana olahraga/taman berbain disetiap RW

2. Penyediaan sarana air bersih

3. Perbaikan 10.000 rumah tidak layak huni

4. Bantuan 100 juta/RW/tahun

5. Bantuan 100 juta PKK/kelurahan/tahun

6. Bantuan 100 juta / karang taruna kelurahan/tahun

4. BANDUNG SEJAHTERA 1. Menciptakan 100.000 wirausahawan 2. Menciptakan 250.000 lapangan

pekerjaan baru

3. Bantuan 100.000 beasiswa untuk siswa SD, SMP, SMU dan mahasiswa per tahun

4. Bantuan keuangan untuk guru honorer, guru madrasah dan tempat ibadah.

5. Subsidi harga sembako dan gas 3 kg Sumber : Bappeda Kota Bandung 2013

(10)

Gambar 3.1

Janji Walikota dan Wakil Walikota Terpilih Bandung Resik

2014 2015 2016 2017 2018

Bandung Sehat Asuransi kesehatan Ambulance gratis Santunan kematian Rp.2juta/jiwa

Puskesmas gratis dan pelayanan 24 jam

Bandung Nyaman

Sarana olahraga/ taman bermain disetiap RW

Penyediaan sarana air bersih Perbaikan 10.000 rumah tidak

layak huni

Bantuan 100 juta/RW/tahun Bantuan 100 juta PKK/

kelurahan /tahun

Bantuan 100 juta / karang taruna kelurahan/tahun Bandung Sejahtera Menciptakan 100.000 wirausahawan Menciptakan 250.000 lapangan pekerjaan baru Bantuan 100.000 beasiswa untuk siswa SD, SMP, SMU dan mahasiswa per tahun

Bantuan keuangan untuk guru honorer, guru madrasah dan tempat ibadah

Subsidi harga sembako dan gas 3 kg

Sumber : Bappeda Kota Bandung 2013 Bebas Banjir : 3 thn

Bebas Sampah : 2 thn

Jalan mulus dan caang : 3 thn Bebas macet : 4 thn

(11)

Sukasari bersama stakeholder untuk turut mewujudkannya, berdasarkan tugas pokok dan fungsi Pemerintah Kecamatan Sukasari untuk mengawal janji-janji politik Walikota Bandung dan Wakil Walikota Bandung terpilih, secara terkoordinasi bersama dengan stakeholder di lingkungan Kecamatan Sukasari dan Kota Bandung pada umumnya.

Demikian pula adanya Instruksi Walikota Bandung nomor 002 Tahun 2013 tanggal 20 September 2013 tentang Rencana Aksi Menuju Bandung Juara telah mencanangkan 24 kelompok kerja meliputi 335 (tiga ratus tiga puluh lima) program/ kegiatan untuk mewujudkan Bandung juara atau unggul dibandingkan dengan Pemerintah kota/ Kabupaten lainnya di Indonesia, menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam tugas pokok dan fungsi Pemerintah Kecamatan Sukasari Kota Bandung, adapun rincian Rencana Aksi Menuju Bandung Juara yang digagas oleh Walikota Bandung secara lengkap sebagaimana terlampir, adapun rekapitulasi jumlah kegiatan rencana aksi Bandung Juara adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2

Rencana Aksi Menuju Bandung Juara

NO KELOMPOK KERJA JUMLAH KEGIATAN/ RENCANA AKSI

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

Kelompok Kerja Kemacetan Bandung Kelompok Kerja Pedagang Kaki Lima Kelompok Kerja Sampah Bandung Kelompok Kerja Bandung Hijau

Kelompok Kerja Bandung Aman (Masalah Sosial)

Kelompok Kerja Banjir Bandung Kelompok Kerja Kota Kreatif Bandung Kelompok Kerja Bandung Kota Budaya Kelompok Kerja Bandung Smart City Kelompok Kerja Kolaborasi Bandung Kelompok Kerja Kampung Juara Kelompok Kerja Revitalisasi Bandung Kelompok Kerja Reformasi Pendidikan Kelompok Kerja Pariwisata Bandung

24 11 18 30 11 7 16 15 13 22 21 15 14 14

(12)

15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

Kelompok Kerja Reformasi Pasar Bandung Kelompok Kerja Taman Tematik

Kelompok Kerja Bandung Kota Musik/ Film Kelompok Kerja Bandung Kota Desain

Kelompok Kerja Index Kebahagiaan (Index Of Happinnes) Bandung

Kelompok Kerja Public Relation Bandung Kelompok Kerja Reformasi Dekranasda Bandung

Kelompok Kerja Reformasi Pkk Bandung Kelompok Kerja Kesehatan

Kelompok Kerja Bandung To Wtp

6 21 12 15 7 5 8 9 6 15 JUMLAH 335

Sumber : Bagian Orpad Setda Kota Bandung 2013

3.3 Telaahan Renstra Kementerian Dalam Negeri

Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 16 Tahun 2010 Tentang Rencana Strategis Kementerian Dalam Negeri Tahun 2010-2014 adalah “Terwujudnya system politik yang demokratis, Pemerintahan yang Desentralistik, pembangunan daerah yang berkelanjutan, serta keberdayaan masyarakat yang partisipasif, dengan didukung sumber daya aparatur yang professional dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia”.

Sedangkan Misi Kementerian Dalam Negeri Tahun 2010-2014 yaitu Menetapkan Kebijaksanaan Nasional dan Memfasilitasi Penyelenggaraan Pemerintahan dalam upaya:

a. Memperkuat keutuhan NKRI, serta memantapkan system politik dalam negeri yang demokratis;

b. Memantapkan penyelenggaraan tugas-tugas pemerintahan umum;

c. Memantapkan efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan pemerintahan yang desentralistik;

d. Mengembangkan keserasian hubungan pusat-daerah, antar daerah dan antar kawasan, serta kemandirian daerah dalam pengelolaan pembangunan secara berkelanjutan;

(13)

e. Memperkuat otonomi desa dan meningkatkan keberdayaan masyarakat dalam aspek ekonomi, social dan budaya; serta f. Mewujudkan tata pemerintahan yang baik, bersih dan

berwibawa.

3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis

Tujuan penataan ruang kota yaitu mewujudkan tata ruang yang aman, nyaman, produktif, afektif, efisien, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan, berbasis perdagangan, jasa dan industry kreatif yang bertaraf nasional. Telaah Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis meliputi kajian fungsi, kedudukan, kebijakan dan strategi perencanaan tata ruang.

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) berfungsi sebagai : a. Penyelaras kebijakan penataan ruang nasional, Provinsi dan Kota;

serta

b. Acuan bagi Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Daerah dan masyarakat untuk mengarahkan lokasi kegiatan dan menyusun program pembangunan yang berkaitan dengan pemanfaatan ruang kota.

Kedudukan RTRWK yaitu sebagai pedoman bagi :

a. Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), rencana rinci tata ruang kota dan rencana sektoral lainnya;

b. Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang kota; c. Perwujudan keterpaduan, keterkaitan dan keseimbangan antar

sector, antar daerah dan antar pemangku kepentingan; d. Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi; dan e. Penataan ruang kawasan strategis kota.

Kebijakan dan strategi perencanaan tata ruang sebagaimana dimaksud terdiri atas :

(14)

b. Kebijakan dan strategi pola ruang; dan

c. Kebijakan dan strategi kawasan strategis kota

Kebijakan struktur ruang kota terdiri atas :

a. Perwujudan pusat-pusat pelayanan kota yang efektif dan efisien dalam menunjang perkembangan fungsi kota sebagai kota perdaganagan dan jasa yang didukung industri kreatif dalam lingkup Kawasan Perkotaan Cekungan Bandung, Provinsi Jawa Barat dan Nasional;

b. Pengembangan dan peningkatan kualitas pelayanan sarana dan prasarana transportasi berbasis transportasi publik yang terpadu dan terkendali; dan

c. Peningkatan kualitas, kuantitas, keefektifan dan efisiensi pelayanan prasarana kota yang terpadu dengan sistem regional.

Strategi untuk perwujudan pusat-pusat pelayanan kota yang efektif dan efisien dalam menunjang perkembangan fungsi kota sebagai kota perdagangan dan jasa yang didukung industry kreatif dalam lingkup Kawasan Perkotaan Cekungan Bandung, Provinsi Jawa Barat dan Nasional meliputi :

a. Mengembangkan 2 (dua) PPK untuk wilayah Bandung Barat dan wilayah Bandung Timur;

b. Membagi kota menjadi 8 (delapan) SWK, masing-masing dilayani oleh 1 (satu) SPK;

c. Mengembangkan pusat-pusat pelayanan lingkungan secara merata; d. Menyediakan fasilitas yang memadai pada tiap pusat pelayanan

sesuai skala pelayanannya; dan

e. Menyerasikan sebaran fungsi kegiatan pusat-pusat pelayanan dengan fungsi dan kapasitas jaringan jalan.

Strategi untuk pengembangan dan peningkatan kualitas pelayanan sarana dan prasarana transportasi berbasis transportasi publik yang terpadu dan terkendali meliputi:

a. Membuka peluang investasi dan kemitraan bagi sector privat dan masyarakat dalam menyediakan prasarana dan sarana transportasi;

(15)

b. Mengawasi fungsi dan hirarki jalan;

c. Meningkatkan kapasitas jaringan jalan melalui pembangunan dan pelebaran jalan, manajemen dan rekayasa lalu lintas serta menghilangkan gangguan sisi jalan;

d. Memprioritaskan pengembangan system angkutan umum masal yang terpadu;

e. Menyediakan fasilitas parkir yang memadai dan terpadu dengan pusat-pusat kegiatan;

f. Mengembangkan system terminal dalam kota serta membangun terminal dibatas kota dengan menetapkan lokasi yang dikoordinasikan dengan Pemerintah Daerah yang berbatasan; dan g. Mengoptimalkan pengendalian dan penyelenggaraan system

transportasi kota.

Kebijakan pola ruang kota terdiri atas : a. Perwujudan keseimbangan proporsi kawasan lindung; b. Optimalisasi pembangunan wilayah terbangun.

Strategi untuk perwujudan keseimbangan proporsi kawasan lindung meliputi :

a. Menjaga keseimbangan proporsi kawasan lindung khusunya di Kawasan Bandung Utara;

b. Mempertahankan dan menjaga hutan lindung sebagai kawasan hutan kota;

c. Mempertahankan dan merevitalisasi kawasan-kawasan resapan air atau kawasan yang berfungsi hidrologis untuk menjamin ketersediaan sumber daya air dan kesuburan tanah serta melindungi kawasan dari bahaya longsor dan erosi;

d. Mengembangkan kawasan jalur hijau pengaman prasarana dalam bentuk jalur hijau sempadan sungai, jalur tegangan tinggi dan jalur kereta api;

e. Mempertahankan fungsi dan menata RTH yang ada dan tidak member ijin alih fungsi ke fungsi lain didalam mencapai penyediaan ruang terbuka hijau;

(16)

f. Melestarikan dan melindungi kawasan dan bangunan cagar budaya yang telah ditetapkan, terhadap perubahan dan kerusakan struktur, bentuk dan wujud arsitektural;

Penyusunan rencana pembangunan harus disesuaikan dengan perencanaan tata ruang sebagai wadah dimana perencanaan tersebut akan diimplementasikan, sehingga lokasi dimana kegiatan akan dijalankan dapat diarahkan. Dalam kebijakan-kebijakan struktur ruang kota untuk mewujudkan pusat pelayanan kota yang efektif dan efisien dalam menunjang perkembangan fungsi kota sebagai kota perdagangan dan jasa yang didukung industry kreatif dalam lingkup kawasan perkotaan, perencanaan yang berkaitan dengan pengmebangan Bandung sebagai kota jasa menjadi perhatian penting.

Hal ini sejalan dengan perencanaan di tingkat Provinsi Jawa Barat berdasarkan kesepakatan bersama antara Gubernur dengan Bupati/ Walikota di Provinsi Jawa Barat Nomor : 912/05/Bapp/2010, bahwa dalam pendekatan Tematik Kewilayahan Kota Bandung bersama Kota Cimahi, Kabupaten Bandung Barat dan Kota Tasikmalaya termasuk dalam kota dengan tema pengmebangan jasa perdagangan dan industry kreatif.

3.5 Penentuan Isu-isu Strategis Kecamatan Sukasari Kota Bandung Selama kurun waktu 5 (lima) tahun kedepan, Pemerintah Kecamatan Sukasari Kota Bandung dituntut lebih responsive, kreatif dan inovatif dalam menghadapi perubahan-perubahan baik ditingkat local, regional dan nasional. Perencanaan pembangunan hendaknya selalu memperhatikan isu-isu dan permasalahan yang mungkin dihadapi kedepan oleh masyarakat sehingga arah pelaksanaan pembangunan menjadi lebih tepat sasaran. Untuk itu diantisipasi dengan perencanaan yang matang dan konferensif sehingga arah pembangunan sesuai dengan tujuan pembangunan daerah.

Memperhatikan isu - isu dan permasalahan pembangunan yang dihadapi diharapkan kualitas penyelenggara pemerintahan menuju

(17)

good governance and clean government sehingga akan berdampak pada kualits pembangunan daerah. Berkaitan dengan isu-isu dan masalah pembangunan yang akan dihadapi Kecamatan Sukasari Kota Bandung pada tahun 2014-2018 tidak bisa dilepaskan dengan permasalahandan isu pembangunan Kota Bandung.

Secara umum, isu dan permasalahan yang dihadapi antara lain:

1) Tuntutan masyarakat untuk memberikan pelayanan prima. 2) Adanya tuntutan akntabilitas tata pengelolaan pemerintahan.

3) Perkembangan Iptek yang pesat tidak dibarengi dengan semangat SDM untuk meningkatkan kemampuannya.

4) Membangun komitmen seluruh aparatur dalam melaksanakan TUPOKSI untuk mewujudkan komitmen.

5) Meningkatkan komitmen aparatur dalam meyelenggarakan Pemerintahan, pembangunan dan pelayanan masyarakat.

Isu-isu strategis tersebut memerlukan penanganan secara komprehensif melalui pendekatan spasial sebagaimana ditetapkan dalam RTRW Kota Bandung yang mencakup arah pemanfaatan ruang, indikasi program pemanfaatan ruang dan indikasi sumber pendanaan program pemanfaatan ruang. Implikasinya terhadap pelayanan tugas pokok dan fungsi Kecamatan Sukasari Kota Bandung, sebagai berikut : 1) Membangun system pelayanan prima yang murah, aman, cepat,

efisien dan transparan.

2) Membangun komitmen seluruh aparatur dalam melaksanakan TUPOKSI untuk mewujudkan akuntabilitas.

3) Meningkatkan komitmen aparatur dalam penyelenggaraan Pemerintahan, pembangunan dan pelayanan masyarakat.

4) Menyusun kebijakan yang efektif untuk mewujudkan penyelenggaraan pelayanan sesuai kebutuhan masyarakat.

5) Menerapkan kebijakan pola kerja, pola pembinaan aparat yang sesuai dengan potensi dan kondisi sebagai bahan masukan kepada Pemerintah Kota Bandung dalam menetapkan kebijakan strategis dengan memperhatikan kepentingan masyarakat.

(18)

Isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi SKPD adalah kondisi yang menjadi perhatian karena dampaknya yang signifikan bagi SKPD dimasa dating. Suatu kondisi/ kejadian yang menjadi isu strategis adalah keadaan yang apabila tidak diantisipasi akan menimbulkan kerugian yang lebih besar atau sebaliknya, dalam hal ini tidak dimanfaatkan, akan menghilangkan peluang untuk meningkatkan layanan masyarakat dalam jangka panjang.

9 (Sembilan) isu strategis pembangunan adalah sebagai berikut :

1. Isu Lingkungan hidup - Pencemaran lingkungan - Banjir cileuncang

- Penimbunan sampah - Penyediaan RTH 2. Isu Infrastruktur

- Kemacetan lalu lintas

- Ketersediaan transportasi umum - Buruknya drainage lingkungan - Kualitas jalan

3. Isu pendidikan dan kebudayaan

4. Isu kesehatan – belum optimalnya layanan kesehatan bagi penduduk miskin

5. Isu Sosial, kemiskinan dan pengangguran

6. Isu Pemberdayaan Masyarakat dan Ketahanan Keluarga 7. Isu Iklim Usaha dan ekonomi kreatif

8. Isu perkembangan teknologi dan informasi 9. Isu Reformasi Birokrasi

Isu strategis tersebut secara fungsional saling berhubungan satu dengan lainnya, sehingga upaya penanganan satu isu strategis dapat mendukung atau berdampak positif bagi upaya penanganan isu strategis lainnya.

Berdasarkan hasil analisis isu strategis Pemerintah Kecamatan Sukasari Kota Bandung dapat diidentifikasi beberapa hal sebagai berikut :

(19)

Tabel 3.3

Isu Strategis Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi Kecamatan Sukasari Kota Bandung

Dan Dinamika Lingkungan Strategis

Tupoksi

Isu Strategis

Kecamatan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan Walikota kepada Camat untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah. Kecamatan mempunyai fungsi : - Mengkoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat; - Mengkoordinasikan upaya penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum; - Mengkoordinasikan

penerapan dan penegakan peraturan perundang-undangan;

- Mengkoordinasikan

pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum; - Mengkoordinasikan penyelenggaraan pemerintahan di tingkat kecamatan - Membina penyelenggaraan pemerintahan kelurahan - Melaksanakan pelayanan ketatausahaan kecamatan

1. Pendayagunaan Sumber Daya Aparatur

Tuntutan Warga Kota terhadap kebutuhan pelayanan prima (services excellent) perlu diimbangi dengan citra birokrasi yang mempunyai kompetensi yang baik dalam bidang profesionalisme aparatur, penguasaan komunikasi dan presentasi serta

pemahaman terhadap manajemen standar

pelayanan minimal public services and public complaint. Sumber daya aparatur merupakan asset strategis dalam kerangka perwujudan good governance. Kata kunci dalam penataan sumber daya aparatur adalah budaya kerja aparatur yang lebih menekankan kepada semangat kerja dan menghidupkan kembali paradigma aparatur sebagai „pelayan masyarakat‟. Selain hal itu sumber daya aparatur juga diarahkan kepada pelaksanaan tugas pokok dan fungsi penyelenggaraan pemerintahan,

pembangunan dan kemasyarakatan, yang

menekankan pada transparansi, manajemen pemerintahan yang lebih transparan, akuntabilitas dan peningkatan efektivitas dan efisiensi serta ada upaya dan perhatian yang sungguh-sungguh terhadap penanganan dan pemberantasan korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN).

Pendayagunaan aparatur pemerintah

Kecamatan Sukasari dalam makna lain adalah juga pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) yang pada hakekatnya merupakan upaya pembinaan, penyempurnaan, penertiban, pengawasan dan pengendalian manajemen secara terencana, bertahap dan berkelanjutan untuk meningkatkan kinerja seluruh aparatur pemerintah kota, melalui kerjasama secara terkoordinasi guna mengambil langkah pembaharuan sector penyelenggara Negara (public service reform) dalam rangka mewujudkan

good governance.

2. Penataan Organisasi dan Manajemen Publik

Perwujudan penyelenggaraan pemerintah yang baik (good governance) diperlukan upaya-upaya penataan dan penyempurnaan tata kerja organisasi. Keberhasilan tujuan penataan organisasi tidak terlepas dari daya dukung penyelenggaraan

(20)

manajemen public yang baik. Penataan kelembagaan/ organisasi menyangkut pembenahan seluruh unsur pemerintahan Kecamatan dan Kelurahan, sedangkan penyelenggaraan manajemen public lebih kepada menata pada system penyelenggaraan layanan publik yang lebih responsif dan adaptif sesuai dengan tuntutan perkembangan jaman.

Factor kunci keberhasilan penataan kelembagaan ini terletak pada pemberdayaan aparatur kecamatan dan kelurahan, SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Bandung dan masyarakat umum sebagai stakeholder, LPM, PKK,

karang taruna dan lain-lain Lembaga

Kemasyarakatan tingkat kecamatan sebagai

shareholder.

Jika demikian halnya, maka pengelolaan pelayanan public perlu melakukan perubahan menuju profesionalisme birokrasi dan lebih menekankan langkah-langkah efisiensi dan efektifitas birokrasinya, melalui penataan system dan prosedur kerja, meninjau kembali pembinaan pegawai, memperbaiki reward and punishment system, perbaikan kesejahteraan pegawai, serta mengubah kultur organisasi.

3. Pengelolaan Keuangan dan Barang

Keuangan dan barang daerah merupakan salah satu modal utama dalam penyelenggaraan pemerintah Kecamatan, oleh akrena itu manajemen keuangan dan barang daerah menjadi sesuatu hal yang strategis dalam menunjang pencapaian keberhasilan pembangunan. Manajemen keuangan dan pengelolaan asset daerah lebih diarahkan kepada entreupreneurnal management yang pada intinya diarahkan pada pengelolaan keuangan dan barang daerah yang lebih berorientasi kinerja (performance budget), bukan pada kebijakan (policy budget).

System manajemen keuangan daerah

(financial management system) merupakan bagian penting dalam rangka mendukung terciptanya good governance di Kecamatan. Bagian-bagian lain yang sama pentingnya adalah menata perencanaan penganggaran dan pengeluaran, pemahaman akuntansi serta system pengawasan internal pemerintah atau pemeriksaan internal. Tuntutan pembaharuan system keuangan tersebut adalah agar pengelolaan anggaran dilakukan dengan mendasarkan konsep value for money sehingga tercipta akuntabilitas public (public accountability).

(21)

tahap yaitu: perencanaan kebutuhan, penganggaran, pengadaan, pendistribusian

(termasuk penyimpanan), penggunaan,

pemeliharaan dan penghapusan. Setiap tahap mulai dari perencanaan kebutuhan hingga penghapusan

asset daerah harus diketahui dan

dipertanggungjawabkan kepada masarakat melalui legislative. Sasaran strategis yang harus dicapai daerah dalam kebijakan pengelolaan barang daerah, antara lain adalah : (1) terwujudnya tertib

administrasi mengenai kekayaan daerah,

menyangkut barang inventarisasi tanah dan bangunan, penghapusan barang daerah dan system pelaporan; (2) terciptanya efisiensi dan efektivitas penggunaan barang daerah; (3) pengamanan barang daerah; (4) tersedianya data dan informasi yang akurat mengenai jumlah barang daerah.

Referensi

Dokumen terkait

Mungkin diri kita juga pernah melakukan hal seperti itu, dengan bangga mengucapkan, “Aku kenal akrab lho sama dia.” atau “Aku pernah satu kelas lho sama dia.” atau “Aku

Aktivitas antioksidan yang tertinggi pada perlakuan D 3 E 3 yaitu dengan formulasi perbandingan perasa (2:1) jahe 0,50 g dan lengkuas 0,25 g dengan lama pengeringan 120 menit,

Dari hasil pengujian yang telah dilakukan pengelasan SMAW pada baja SA 36 dengan bentuk bevel groove lebih kuat dibandingkan v groove dikarenakan nilai kekuatan tarik

Berdasarkan hasil analisis ragam, menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi yang nyata antar perlakuan penambahan lesitin, sehingga tidak menunjukkan beda nyata

Petunjuk: silahkan isi atau tandai paling banyak dua kemungkinan jawaban, lalu uraikan ringkas siapa saja orang, kelompok, atau organisasi yang diorganisir yang tersedia pada

Kemudahan dalam penggunaan fasilitas umum, yang dalam hal ini pelayanan administrasi pemberintahan, adalah untuk memperoleh Kartu Tanda Penduduk seumur hidup,

Para programmer biasanya perlu menggerakkan objek pada Delphi, Para programmer biasanya perlu menggerakkan objek pada Delphi, baik itu dengan menggunakan kursor

TOYOTA AVANZA Veloz matic 2014 Putih Jual cepat 175Jt nego.. RS