• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menteri PPN/Kepala Bappenas. Hotel Kempinski Jakarta, Juni 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Menteri PPN/Kepala Bappenas. Hotel Kempinski Jakarta, Juni 2013"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

Menteri PPN/Kepala Bappenas

(2)

OUTLINE

1. VISI JANGKA PANJANG

2. MAKRO EKONOMI

3. KESEMPATAN KERJA DAN

PENGANGGURAN

4. KESEJAHTERAAN SOSIAL, KEMISKINAN,

DAN MP3KI

5. PERLINDUNGAN SOSIAL

6. PENGHIDUPAN BERKELANJUTAN

(3)

VISI JANGKA PANJANG

1

(4)

VISI JANGKA PANJANG 2025

• UU No. 17 Tentang RPJPN menyebutkan visi

pembangunan ekonomi nasional sampai

dengan 2025 adalah ”mewujudkan

masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur.”

• Dengan mengacu proyeksi pertumbuhan

RPJMN yg berkisar 6,3% - 6,8% per tahun, pada tahun 2014 PDB Indonesia diperkirakan berkisar US$1.200 miliar dan PDB per kapita sedikit di bawah US$5.000.

• Untuk jangka waktu yang lebih panjang, prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia:

• Dengan asumsi pertumbuhan riil 7-8 % per

tahun, diperkirakan PDB pada tahun 2025 adalah antara US$ 3.760-4.730 miliar.

• Dengan proyeksi penduduk sekitar 293 juta jiwa, diperkirakan PDB per kapita akan berkisar antara US$ 12.855-16.160.

• Menurut proyeksi Goldmann Sachs dan

Economist, pada tahun 2050 PDB Indonesia akan mencapai lebih dari US$ 26.000 miliar dan perekonomiannya akan menjadi

kekuatan 6 besar dunia.

“Mendorong Indonesia menjadi negara maju

dan merupakan kekuatan 10 besar dunia di

tahun 2030 dan 6 besar dunia pada tahun

2050 melalui

pertumbuhan ekonomi tinggi

(5)

MAKRO EKONOMI

2

(6)

INDIKATOR PEMBANGUNAN(%)

2013 2014

STATUS TARGET

RPJM TARGET APBN RAPBN-P TARGET *) TARGET RPJM TARGET RKP

Pertumbuhan Ekonomi 6,7 - 7,4 6,8 6,3 7,0-7,7 6,4 – 6,9 (6,6) Inflasi 3,5 – 5,5 4,9 7,2 3,5 – 5,5 4,5 + 1 (4,5) Pengangguran 6,0 - 6,6 5,8 – 6,1 5,8 – 6,1 5,0-6,0 5,6 – 5,9 Kemiskinan 9,5 - 10,5 9,5 – 10,5 9,5 – 10,5 8,0-10,0 9,0 – 10,0

2

2 1 1

2010 2011 2012 TARGET TARGET

REALISASI TARGET RPJM TARGET REALISASI TARGET RPJM TARGET REALISASI RPJM APBN-P APBN-P APBN-P

Pertumbuhan

Ekonomi 5,5- 5,6 5,8 6,2 6,0 - 6,3 6,5 6,5 6,4 - 6,9 6,5 6,2 Inflasi 4,0 - 6,0 5,3 7,0 4,0 - 6,0 5,7 3,8 4,0 - 6,0 6,8 4,3 Pengangguran 7,6 8 7,1 7,3 - 7,4 7,0-7,4 6,6 6,7 - 7,0 6,4-6,6 6,14 (Agt) Kemiskinan 12,0 - 13,5 12,0-13,5 13,33 11,5 - 12,5 11,5 - 12,5 12,49 10,5 - 11,5 10,5 - 11,5 11,66 (Sept)

*) Hasil Pembahasan dengan Badan Anggaran, kecuali untuk tingkat Inflasi Slide

1 1

(7)

PERTUMBUHAN MENGALAMI PERLAMBATAN

PENGELUARAN 2010 2011 2012 2013

I II III IV Jumlah I

Konsumsi Rumahtangga 4,74 4,71 4,94 5,24 5,57 5,36 5,28 5,17

Konsumsi Pemerintah 0,32 3,20 6,45 8,64 -2,81 -3,34 1,25 0,42

Pembentukan Modal Tetap Domestik

Bruto 8,48 8,77 9,97 12,47 9,80 7,29 9,81 5,90

Perubahan Inventori -70,74 -1594,67 164,11 108,72 -9,51 -94,56 489,24 10,21

Ekspor Barang dan Jasa 15,27 13,65 8,23 2,63 -2,56 0,50 2,01 3,39

Impor Barang dan Jasa 17,34 13,34 8,95 11,33 -0,17 6,79 6,65 -0,44

PRODUK DOMESTIK BRUTO 6,22 6,49 6,29 6,36 6,16 6,11 6,23 6,02

Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi sebesar 6,02 persen (y-o-y) terutama didukung

oleh

konsumsi rumah tangga

dan pertumbuhan investasi PMTB

Namun demikian, dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan I tahun 2012, konsumsi

rumah tangga yang mengalami peningkatan pertumbuhan pada triwulan I tahun 2013,

sedangkan investasi PMTB mengalami perlambatan pertumbuhan.

Pertumbuhan harus mencerminkan pertumbuhan yang inklusif

Peningkatan

kesempatan kerja

,

jaminan dan perlindungan sosial

,

peningkatan pelayanan dasar

,

penghidupan yang berkelanjutan, dan menurunnya angka kemiskinan.

(8)

KEWASPADAAN TERHADAP PERTUMBUHAN PMTB

YANG MELAMBAT

-5,00 0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 30,00 35,00

Bangunan Mesin dan Perlengkapan Dalam Negeri Mesin dan Perlengkapan Luar Negeri Alat Angkutan Dalam Negeri Alat Angkutan Luar Negeri Lainnya Dalam Negeri Lainnya Luar Negeri

Bangunan Perlengkapan Mesin dan Dalam Negeri

Mesin dan Perlengkapan

Luar Negeri

Alat Angkutan

Dalam Negeri Alat Angkutan Luar Negeri Lainnya Dalam Negeri Lainnya Luar Negeri Q1-2012 7,21 3,08 18,33 9,52 32,78 -2,09 27,34 Q1-2013 7,19 0,17 -0,06 21,34 -0,09 22,30 0,20 Q1-2012 Q1-2013 Kontribusi Thd PDB (%) Q1-2012 Q1-2013 Investasi (PMTB) 24.38 24.35 Bangunan 17.52 17.71 Mesin dan Perlengkapan Dalam Negeri 0.57 0.54 Mesin dan Perlengkapan Luar Negeri 3.74 3.52 Alat Angkutan Dalam Negeri 0.36 0.42 Alat Angkutan Luar Negeri 1.36 1.28 Lainnya Dalam Negeri 0.46 0.53

Perlambatan pertumbuhan investasi (PMTB):

Penurunan permintaan terhadap mesin dan perlengkapannya,

Penurunan permintaan alat angkut luar negeri

(9)

INFLASI TAHUNAN & BULANAN 2008-2013

Sepanjang periode 2008-2013 perkembangan inflasi cukup dinamis namun terkendali

Pengendalian Inflasi, stabilitas harga, terutama harga bahan pokok makanan menjadi

sangat penting, karena bahan pokok makanan merupakan komponen yang sangat

(10)

KESEMPATAN KERJA DAN

TINGKAT PENGANGGURAN

(11)

PERKEMBANGAN PASAR TENAGA KERJA

Tahun Angkatan Kerja (Juta Orang) Kesempatan Kerja (Juta orang) Pertumbuhan Ekonomi (%) Penganggur (Juta Orang) TPT (%) 2002 100,77 91,64 4,4 9,13 9,06% 2003 102,75 92,81 4,7 9,93 9,67% 2004 103,97 93,72 5,0 10,25 9,86% 2005 105,80 94,95 5,7 10,85 10,26% 2006 106,28 95,18 5,5 11,10 10,45% 2007 108,13 97,58 6,3 10,55 9,75% 2008 111,48 102,05 6,1 9,43 8,46% 2009 113,74 104,49 4,5 9,26 8,14% 2010 116,00 107,41 6,1 8,59 7,41% 2011 119,40 111,28 6,5 8,12 6,80% 2012 120,42 112,80 6,23 7,61 6,32% 2013 121,19 114,02 6,02 (Trw-I) 7,17 5,92%

Pertumbuhan telah

membawa perubahan

dalam struktur pasar

tenaga kerja ke arah

lapangan kerja yang

baik (

Decent Work

).

Angka pengangguran

dapat diturunkan ke

tingkat 5,92 persen

(Feb 2013)

Investasi yang terus

tumbuh baik, membawa

perubahan dalam pasar

tenaga kerja, kearah

kegiatan ekonomi

formal.

(12)

PERUBAHAN STRUKTUR TENAGA KERJA

Kualitas pekerjaan terus

membaik.

Struktur lapangan kerja formal

mengalami peningkatan yang

berarti periode 2010-2013.

Jika tahun 2009, struktur

pekerja formal masih 30,5

persen telah meningkat menjadi

34,2 persen tahun 2011 dan 40

persen tahun 2013

Peningkatan tsb, diikuti dengan

perubahan struktur pekerja

non-pertanian dari 63,5 persen

tahun 2012 menjadi 64,8 persen

tahun 2013

30,17% 30,51% 31,41% 34,24% 37,29% 39,98% 69,83% 69,49% 68,59% 65,76% 62,71% 60,02% 0% 20% 40% 60% 80% 0 20 40 60 80

Feb-05 Feb-09 Feb-10 Feb-11 Feb-12 Feb-13

ju

ta

o

ran

g

(13)

0 400 800 1200 1600 2000 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3* 1** 2007 2008 2009 2010 2011 2012 (r ib u rupi ah)

Upah Riil Buruh Industri 2007-2012 (2007=100)

Tekstil Kertas Furniture Logam

Industri Total UMP Riil (2007=100)

Sumber: Data Upah, BPS.

0 20.000 40.000 60.000 80.000 100.000 1 5 9 1 5 9 1 5 9 1 5 9 1 5 9 1 5 9 1 2007 2008 2009 2010 2011 2012 201 3 Ru p ia h

Upah Buruh Per Hari 2007 - 2013

Buruh Bangunan Buruh Tani

Upah pekerja pertanian, bangunan menunjukkan perbaikan, meskipun lamban

Upah pekerja industri berfluktuasi, terutama untuk industri padat karya

PERKEMBANGAN UPAH PEKERJA

(14)

PASAR TENAGA KERJA MEMPERLIHATKAN TINGKAT

PENGANGGURAN SEMAKIN MENURUN

Dengan berpindahnya

pekerja dari lapangan

pekerjaan informal ke

formal, telah

mempengaruhi penurunan

tingkat pengangguran

terbuka kelompok

pendidikan SMA ke atas.

Sedangkan tingkat

pengangguran SD stagnan

dan SMP mengalami

(15)

ARAH KEBIJAKAN

1.

Pengembangan Sarana dan Prasarana Ekonomi , seperti Pembangunan infrasruktur

terutama untuk meningkatkan kelancaran arus barang dan jasa (Jalan, Pelabuhan,

Transportasi dll).

2.

Iklim Investasi yg mendorong industri padat pekerja. Pemerintah sedang mengkaji

untuk menyusun kebijakan insentif, bagi industri padat pekerja.

3.

Mendorong terwujudnya pasar tenaga kerja yang luwes. Seperti, penetapan KHL yang

masih bersifat

moving target

, dan belum mempertimbangkan faktor peningkatan

produktifitas. Pemerintah sedang menyusun konsep kebijakan pengupahan sebagai

payung hukum. Termasuk kemungkinan diterapkannya

international benchmarking.

4.

Meminimalisasi Hambatan Perdagangan, untuk mengurangi biaya transaksi yg tinggi,

serta peningkatan konektvitas antar wilayah dan antar daerah, terutama untuk

menghubungkan sentra produksi dengan sentra pemasaran.

5.

Mendorong usaha kecil dan menengah, terutama yang berpotensi menyerap tenaga

kerja dengan ketrampilan rendah.

6.

Menjaga daya beli pekerja di sektor pertanian dan pekerja informal, dengan

memperbesar program-program pemberdayaan termasuk program padat karya

seperti

cash for work

. Program- program tersebut sifatnya hanya jangka pendek. Hal

yang lebih penting adalah meningkatkan produktivitas di sektor pertanian dan

(16)

KESEJAHTERAAN MASYARAKAT,

KEMISKINAN, DAN MP3KI

(17)

KONDISI UMUM KESEJAHTERAAN

MASYARAKAT

Meningkatnya kesejahteraan masyarakat

Tingkat kemiskinan

dan

pengangguran menurun

,

harapan hidup meningkat, partisipasi pendidikan

meningkat, dsb.

Terbentuknya kelas menengah yang jumlahnya

meningkat.

Namun masih menyisakan permasalahan:

KERENTANAN

jumlahnya MASIH CUKUP signifikan

KESENJANGAN

antar kelompok pendapatan dan

antar wilayah.

AKSES PELAYANAN DASAR

terutama bagi

kelompok miskin kronis, masyarakat berkebutuhan

khusus dan di daerah tertinggal dan terisolir.

(18)

PERKEMBANGAN KELAS MENENGAH DI

BEBERAPA NEGARA

Sebagai hasil dari

pertumbuhan ekonomi:

Kelas menengah terus

meningkat di hampir semua

negara berkembang dan

menengah baru, termasuk

Indonesia

.

Catatan:

Kelas sosial adalah jumlah penduduk di atas 15 th yg memiliki rata2

pendapatan di suatu negara atau wilayah.

Kelas Sosial A: +200%; B: 150%- 200%; C: 100%-150%; D: 50%-100% dan E: < 50% dari pendapatan kotor.

(19)

19

PERKEMBANGAN PENURUNAN TINGKAT

KEMISKINAN BEBERAPA NEGARA

Less Poverty and Less Poor: PRC

0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 198119841987199019931996199920022005 nu m be r of p oo r ($ 1. 25 , 20 05 P P P , m ill io n pe op le ) 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 po ve rt y in ci de nc e (% o f po pu la tio n)

number of poor people poverty incidence

More Poor Despite of Less Poverty: India

390 400 410 420 430 440 450 460 470 1981 1984 1987 1990 1993 1996 1999 2002 2005 n u m b e r o f p o o r ( $ 1 . 2 5 , 2 0 0 5 P P P , m il li o n p e o p le ) 0 10 20 30 40 50 60 70 p o v e r t y in c id e n c e ( % o f p o p u la t io n )

number of poor people poverty incidence

Less Poverty and Less Poor ($1.25) in Viet Nam 42.2 31.9 19.5 0 10 20 30 40 50 60 70 1992 2000 2006

million poor people ($1.25)

p o v e rt y i n c id e n c e ( $ 1 .2 5 , 2 0 0 5 P P P , % )

num ber (million people) incidence (%)

Source: Armin Bauer, ADB, 2011

Catatan: Di beberapa negara, penurunan kemiskinan ($1,25) terjadi karena program-program penanggulangan kemiskinan, namun bukan dari pertumbuhan yang pro-poor karena pengurangan kemiskinan ($2) sangat kecil 

kerentanan.

Slide 19

(20)

PERKEMBANGAN TINGKAT KEMISKINAN

DI INDONESIA

34,01 49,50 47,97 38,70 37,90 38,40 37,3036,10 35,10 39,30 37,17 34,96 32,53 31,02 30,02 29,89 29,1328,59 17,47 24,23 23,43 19,14 18,41 18,20 17,42 16,66 15,97 17,75 16,58 15,42 14,15 13,33 12,49 12,36 11,96 11,66 0 10 20 30 40 50 60

Jumlah Pend. Miskin % Pend. Miskin

1. Pada saat krisis 1997/98, metode

pengukuran kemiskinan diperbaiki.

• Jenis komoditas pangan pokok utk

memenuhi 2100kkal/kapita/hari diperluas menjadi 52 komoditas.

• Kebutuhan non-pangan pokok dihitung

berdasarkan 47 jenis komoditi di pedesaan dan 51 jenis komoditi di perkotaan.

2. Pada tahun 2005/06, tingkat

kemiskinan meningkat, a.l. akibat

kenaikan harga minyak dunia 2x

setahun.

• PSE 2005: data mikro kemiskinan 

dimutakhirkan melalui PPLS 2008 dan 2011.

• Program-program dengan targeting ke Rumah Tangga/individu.

3. Setelah itu, tingkat kemiskinan

senantiasa menurun, namun

lajunya

melambat.

• Sasaran semakin sulit  butuh intervensi multi dimensi /lintas sektor.

(21)

L e g e n d : 0 - 5 5 - 1 0 10 - 15 15 - 20 20 - 50 1 0 00 0 10 0 0 20 0 0 Kilo m eter s N

KARAKTERISTIK KEMISKINAN DI INDONESIA

Banyak penduduk rentan terhadap

kemiskinan

Kemiskinan dari segi

non-pendapatan (akses kepada air

bersih, sanitasi, pendidikan,

kesehatan, dsb)

Ketimpangan kemiskinan antar

wilayah & antara kota dan desa

- 5,0 10,0 Poorest Poor Near Poor Household Family

Tingkat Kemiskinan antar Wilayah

Slide 21

(22)

*) Program Peningkatan Kehidupan Nelayan dan Program Peningkatan Kehidupan Masyarakat di Perkotaan

STRATEGI PENANGGULANGAN KEMISKINAN:

Makro Ekonomi dan Affirmative Action

RTSM RTM RTHM

Klaster-1

1. BEASISWA MISKIN 2. JAMKESMAS 3. RASKIN 4. PKH 5. BLT (bila diperlukan saat krisis) 6. Dll.

Klaster-2

PROGRAM-PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM)

Klaster-3

KREDIT USAHA RAKYAT dan UMKM (KUR)

Klaster-4

1. PROGRAM RUMAH SANGAT MURAH

2. PROGRAM KENDARAAN ANGKUTAN UMUM MURAH 3. PROGRAM AIR BERSIH UNTUK RAKYAT

4. PROGRAM LISTRIK MURAH & HEMAT

5. Program Peningkatan Kehidupan Nelayan *) 6. Program Peningkatan Kehidupan Masyarakat di Perkotaan *)

KEBIJAKAN EKONOMI-MAKRO

Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat, serta Perluasan dan Peningkatan Kesempatan Kerja Pengurangan Angka Kemiskinan RTSM *) RTM *) RTHM

(23)

TANTANGAN UTAMA

PENANGGULANGAN KEMISKINAN

Pertumbuhan penduduk masih cukup besar

Petani dan nelayan dihadapkan pada lahan usaha yang terbatas

Kapasitas dan peluang usaha masyarakat miskin masih rendah

Laju urbanisasi yang pesat memperparah kemiskinan perkotaan

Peningkatan penyerapan tenaga kerja sektor formal menghadapi

tantangan isu ketenagakerjaan

Masih banyak daerah terisolir, dengan akses pelayanan dasar

rendah

Belum tersedianya Jaminan Perlindungan Sosial yang

komprehensif

Social exclusion

(marjinalisasi), seperti kepada penduduk: disable,

berpenyakit kronis, ilegal, dll

AKIBAT KONDISI KEMISKINAN SAAT INI DAN TANTANGAN KE DEPAN

DIPERLUKAN RENCANA KHUSUS UNTUK PERCEPATAN PENURUNAN

(24)

KERANGKA DESAIN MP3KI

SEJAHTERA, BEBAS DARI KEMISKINAN ABSOLUT DAN MEMILIKI KAPABILITAS PENGHIDUPAN YANG TINGGI DAN BERKELANJUTAN

MENGEMBANGKAN SISTEM PERLINDUNGAN SOSIAL NASIONAL

MENINGKATKAN PELAYANAN DASAR BAGI MASYARAKAT MISKIN DAN RENTAN

MENGEMBANGKAN PENGHIDUPAN BERKELANJUTAN

Penyiapan kelembagaan BPJS dan supply side

pendukung

Perluasan program bersasaran (targeted)

Pengembangan koridor pulau dan kawasan

khusus di pusat pertumbuhan dan non

pusat pertumbuhan • PRASYARAT INSITUSI PENDUKUNG DAN IMPLEMENTASI MP3KI

PRASYARAT KONDISI EKONOMI: PERTUMBUHAN DAN STABILITAS EKONOMI

MANDIRI, MAJU, ADIL, DAN

MAKMUR

VISI STRATEGI UTAMA STRATEGI PELAKSANAAN MISI

(25)

MP3KI : GERAKAN NASIONAL PENGURANGAN KEMISKINAN

PUBLIC-PRIVATE-PEOPLE PARTNERSHIP

Komponen Saat ini

MP3KI

2013 - 2014 2015 - 2025 A. Mekanisme Ekonomi

- Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan inklusif (MP3EI)

- Stabilitas Ekonomi

Makro Pengendalian Inflasi dan Kesinambungan fiskal untuk menjaga daya beli masyarakat

B. Afirmasi (Keberpihakan)

- Program 4 Klaster Belum terpadu lokasi dan

waktu, terutama untuk kantong kemiskinan

• Terpadu lokasi dan

waktu, terutama kantong kemiskinan

• Sinergi dengan program daerah dan CSR

• Konsolidasi program bantuan sosial

unified data base

- Sistem Jaminan Sosial Sistem dan cakupan

terbatas

• Sistem diperbaiki (BPJS Kesehatan) dan cakupan diperluas

• Sistem semakin

lengkap (BPJS lainnya) dan universal coverage

- Program Livelihood Terbatas  daya tahan

penduduk miskin rentan

• Peningkatan income generating activities (wirausaha,

financial inclusion dan supply chain MP3EI)

- Dukungan Data belum terpadu • Data sasaran terintegrasi (PPLS), bertahap menuju

(26)

PELAKSANAAN MP3KI

- Pemantapan sistem

penanggulangan

kemiskinan secara

terpadu;

- Sistem jaminan sosial

mencapai

universal

coverage

.

KEBERLANJUTAN (TAHUN 2021-2025)

- Transformasi

program-program pengurangan

kemiskinan;

- Peningkatan cakupan,

terutama untuk Sistem

Jaminan Sosial menuju

universal coverage

;

- Terbentuknya BPJS

Tenaga Kerja;

- Penguatan

sustainable

livelihood.

TRANSFORMASI DAN EKSPANSI (TAHUN 2015-2020)

- Percepatan pengurangan kemiskinan untuk mencapai target 9% - 10% pada tahun 2014;

- Tidak ada program baru kemiskinan.

- Perbaikan pelaksanaan melalui cara “keroyokan” di kantong2 kemiskinan, sinergi lokasi dan waktu , serta

perbaikan sasaran; - Pengembangan Sistem Perlindungan Sosial  Terbentuknya BPJS kesehatan tahun 2014 . - Pengembangan Penghidupan Berkelanjutan (Sustainable livelihood ) penguatan

kegiatan usaha masyarakat miskin, termasuk membangun keterkaitan dengan MP3EI;

REKONSOLIDASI (TAHUN 2013-2014)

(27)

PERLINDUNGAN SOSIAL

27

5

Slide 27

(28)

1. Karena perubahan struktur usia, Indonesia akan mengalami Bonus Demografi pada periode tahun 2020-2030.

Window of opportunity bagi peningkatan produktivitas yang tinggi, namun perlu disiapkan kebijakan

mengatisipasi ledakan jumlah lansia setelah periode Bonus Demografi berakhir.

2. Amendemen UUD 1945, UU No. 40/2004, dan UU

24/2011 yang mengamanatkan negara mengembangkan sistim jaminan sosial. Jaminan sosial adalah salah satu bentuk perlindungan sosial untuk menjamin seluruh rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang layak.

 Penyelenggaraan jaminan sosial mencakup Jaminan Kesehatan, Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Hari Tua, Jaminan Pensiun, dan Jaminan Kematian, yang dilakukan dengan mekanisme asuransi sosial. 3. Diperlukan transformasi kebijakan yang integratif agar

kualitas penduduk Indonesia kompetitif, sehat dan berkualitas.

 Dari upaya merespon permasalahan kemiskinan kepadapemenuhan hak konstitusional warga negara;

 Dari pengaturan hanya untuk kelompok kepada

pengaturan satu hukum yg menjamin kesamaan hak dan kewajiban bagi seluruh warga negara;

 Di sisi masyarakat, dari kepesertaan program (eksklusif) menjadi klien pembangunan yang

RATIONALE

BAGI TRANSFORMASI

PERLINDUNGAN SOSIAL

Bonus Demografi

(29)

Kualitas

Cakupan

• Landasan Perlindungan Sosial adalah upaya sistematis

transformasi dari penyelenggaraan jaminan dan bantuan sosial yang terpencar dengan kesenjangan cakupan menuju

perlindungan sosial yang terintegrasi.

• Fokus untuk jaminan kesehatan, anak, pekerja, dan kelompok rentan (a.l. informal miskin, disabilitas dan lansia)

• LPS menilai kondisi program saat ini, gap pencapaian dan

biayanya, serta rekomendasi perluasan akses pada kualitas dan cakupan manfaat secara bertahap.

Kualitas Perlindungan Sosial

Kualitas Cakupan

Masyarakat miskin Kelompok informal Sektor Formal

LANDASAN PERLINDUNGAN SOSIAL

SOCIAL PROTECTION FLOOR

(30)

TRANFORMASI KEPESERTAAN PKH

DARI KEMISKINAN KRONIS

PENGHIDUPAN YANG BERKELANJUTAN

Tambahan waktu kepesertaan PKH

selama maks. 3 tahun bagi yang

berdasarkan hasil resertifikasi

masih berstatus sangat miskin dan

memenuhi persyaratan PKH.

Manfaat yang diperoleh:

• Keterkaitan kepsertaan dengan bantuan sosial lainnya (Raskin, Jamkes, BSM, KUBE, rehab rumah tidak layak huni, dsb).

• Pendampingan melalui family development session (kesehatan,

parenting education, dan financial literacy) secara rutin.

Ketentuan yang berlaku adalah:

• Peserta tetap memenuhi kewajibannya.

• Setelah transisi maks. 3 tahun, Peserta secara otomatis keluar dari program tanpa sertifikasi ulang.

Pelaksanaan PKH dan Resertifikasi Family Development Session Penghidupan berkelanjutan Garis Kemiskinan Sangat miskin Kredit Mikro/ Kegiatan Ekonomi Pendampingan & Keterampilan kewiurasahaan

Perilaku hidup sehat & mementingkan pendidikan Dukungan Konsumsi 6 tahun 3 Tahun Targeting

(31)

PENGHIDUPAN

BERKELANJUTAN

31

6

Slide 31

(32)

Sustainable Livelihood

Approach

merupakan pendekatan penanggulangan

kemiskinan yang terintegrasi untuk pemenuhan kelima aset

individu

sehingga

mandiri dan berkesinambungan. Kelima aset tersebut: aset alam, aset fisik, aset

sosial, aset finansial, dan aset manusia).

Bagi masyarakat hampir miskin diarahkan untuk pengembangan aset dan

channeling dengan lembaga keuangan formal, peningkatan ketrampilan, dan akumulasi aset

(saving).

G R A D U A T I O N

PENDEKATAN PENGHIDUPAN BERKELANJUTAN

(33)

PENTAHAPAN PELAKSANAAN PENGHIDUPAN

BERKELANJUTAN JANGKA PANJANG

Pemantapan sistem

penanggulangan kemiskinan secara terpadu melalui

penghidupan berkelanjutan (SLA)

Sinergi pengembangan pusat pertumbuhan dan non-pusat pertumbuhan melalui

penyempurnaan supply chain dan penguatan SDM terpadu

KEBERLANJUTAN

(TAHUN 2021-2025)

Transformasi bertahap program-program pengurangan kemiskinan Perluasan implementasi program penghidupan berkelanjutan (SLA) di kantong-kantong kemiskinan Penguatan kelembagaan pelaksanaan Penghidupan Berkelanjutan

Penguatan supply chain produk dari non-pusat pertumbuhan ke pusat pertumbuhan

Penguatan SDM terpadu yang diarahkan pada penguatan produktivitas masyarakat

TRANSFORMASI DAN EKSPANSI

(TAHUN 2015-2020)

Identifikasi potensi 5 aset di lokasi quick wins terpilih Identifikasi kegiatan usaha masyarakat miskin di lokasi quick wins terpilih

Penguatan kelembagaan PNPM sebagai bagian dari pelaksanaan Penghidupan Berkelanjutan

Membangun keterkaitan dengan MP3EI terutama penguatan supply chain dari pusat pertumbuhan ke pusat non-pertumbuhan

Identifikasi penguatan SDM dalam menunjang kegiatan usaha masyarakat miskin

REKONSOLIDASI

(TAHUN 2013-2014)

(34)

CONTOH PELAKSANAAN PENGHIDUPAN

BERKELANJUTAN

• Daerah QW memiliki tingkat

kemiskinan yang tinggi, SDM yang rendah, dan tingkat kematian bayi yang tinggi

• Telah dilaksanakan berbagai

program kemiskinan klaster 1 sd 4

• Potensi daerah yang ada

adalah produksi kacang mete dan jagung

• Pasar kacang mete masih

belum terorganisasi dengan baik

• Kondisi infrastruktur jalan cukup bagus, namun lokasinya jauh dari pusat ekonomi

(pasar)

• Infrastruktur irigasi dan sumber air minum kurang

• Interaksi antar warga cukup

baik

KONDISI MASYARAKAT DAN

INFRASTRUKTUR

• Aset SDM melalui pelatihan

kewirausahaan

• Aset finansial ditingkatkan melalui penyaluran kredit yang diperlukan untuk

membeli alat transportasi atau modal lainnya

• Akses terhadap pasar dengan

membangun pasar pengumpul

• Aset infrastruktur air diperkuat melalui

pembangunan sumber air minum dan pengairan perkebunan

• Aset sosial penduduk miskin

diperkuat melalui

meningkatkan mekanisme interaksi sosial petani miskin

ASET YANG PERLU

DIPERKAYA

• Penduduk memiliki

kemampuan wirausaha sebagai petani kacang mete

• Mekanisme pemasaran

kacang mete yang terorganisasi dan

menguntungkan rakyat

• Infrastruktur air untuk meningkatkan

produktivitas penduduk dan perkebunan

• Mekanisme interaksi

sosial yang dapat memberikan

kepercayaan yang tinggi dari petani miskin

(35)

Nelayan Pemilik

Usaha

Kelompok memiliki kapal,

usaha kecil semakin

bertumbuh, dapat akses

modal yang lebih besar

ILUSTRASI PENGHIDUPAN BERKELANJUTAN

(36)

Gambar

ILUSTRASI PENGHIDUPAN BERKELANJUTAN

Referensi

Dokumen terkait

Dikatakan bahwa klaim Jepang atas Kepulauan Senkaku itu berdasarkan atas beberapa hal, antara lain adalah menurut Jepang secara hukum Jepang memiliki hak untuk

P ernahkah kamu bertanya-tanya dari mana energi yang kita gunakan untuk beraktivitas berasal? Atau kenapa setelah kamu melakukan suatu aktivitas, kamu merasa lapar? Ya, hal itu

Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat Desa Patra Manggala dalam menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan desa.. Patra Manggala Kampung Kita

54 Thn 2010 Tentang pengadaan barang / jasa dan Pelimpahan wewenang Pengguna Anggaran kepada Kuasa Pengguna Anggaran bahwa Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) dalam hal ini

yang dilihat dari Id, Ego, dan Superego , sehingga peneliti mengambil judul penelitian ini dengan “Budaya Merokok Pada Mahasiswa di Era Kapitalisasi

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui gambaran learning obstacle (khususnya hambatan epistimologis) yang terkait dengan konsep persamaan trigonometri,

Kemandirian keuangan daerah menunjukkan tingkat kemampuan suatu daerah dalam membiayai sendiri kegiatan pemerintah, pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat yang

Ketiga, Memberikan pertanggungjawaban terhadap dilaksanakan Proklamasi 17 Agustus 1945, yaitu bahwa kemerdekaan bangsa Indonesia yang diperoleh melalui perjuangan luhur, disusun