• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektivitas pengembangan kompetensi siswa dalam pembelajaran matematika berbasis paradigma pedagogi reflektif di kelas IV SD Kanisius Wirobrajan Yogyakarta - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Efektivitas pengembangan kompetensi siswa dalam pembelajaran matematika berbasis paradigma pedagogi reflektif di kelas IV SD Kanisius Wirobrajan Yogyakarta - USD Repository"

Copied!
122
0
0

Teks penuh

(1)

REFLEKTIF DI KELAS IV SD KANISIUS WIROBRAJAN YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun oleh : Nama : Rike Artha Aprilia

NIM : 091134245

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

i

REFLEKTIF DI KELAS IV SD KANISIUS WIROBRAJAN YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun oleh : Nama : Rike Artha Aprilia

NIM : 091134245

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)

i

EFEKTIVITAS PENGEMBANGAN KOMPETENSI SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF DI KELAS IV SD KANISIUS WIROBRAJAN YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun oleh :

Nama : Rike Artha Aprilia NIM : 091134245

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)
(5)
(6)

iv

PERSEMBAHAN

Penulisan skripsi ini dipersembahkan untuk Ibunda Monica Brigita Suparni, ayahanda Petrus Damianus Fembrianto, Kakek, Nenek, adik-adikku dan kakakku tercinta (Muh. Sudiro), sahabat-sahabatku (Diah, mas Arif, Budi, bu Wiwin, bu Sri, Asep, bu Rini), Budi Rindi, serta keluarga besar yang penuh kasih sayang memberikan inspirasi, motivasi dan semangat yang tak ternilai. Penulis menyadari bahwa, skripsi ini tidak akan berhasil tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang membantu.

Semoga semua pihak yang telah memberikan semangat dan dukungan dalam penyusunan skripsi ini mendapat berkat dari Tuhan Yang Maha Esa. Akhir kata, penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna menyempurnakan penyusunan skripsi ini.

(7)

v MOTTO

Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan

dan menaruh harapannya kepada Tuhan

Berjuang demi masa depan yang masih terbentang,

janganlah menoleh ke belakang

Tugas kita bukanlah untuk berhasil, tetapi untuk mencoba

karena didalam “mencoba” itulah kita menemukan dan

belajar membangun kesempatan untuk berhasil.

(8)
(9)
(10)

viii ABSTRAK

SKRIPSI

Efektifitas Pengembangan Kompetensi Siswa

Dalam Pembelajaran Matematika Berbasis

Paradigma Pedagogi Reflektif Di Kelas IV SD Kanisius Wirobrajan

Yogyakarta

Rike Artha Aprilia Universitas Sanata Dharma

2011

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pengembangan kompetensi siswa dalam pembelajaran matematika berbasis paradigma pedagogi reflektif di kelas IV SD Kanisius Wirobrajan Yogyakarta Tahun Pelajaran 2010/2011. Jenis penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, yaitu penelitian yang menggambarkan pengembangan kompetensi siswa dalam menyelesaikan soal. Adapun teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah tugas individu secara tertulis yang meliputi mengerjakan LKS, soal evaluasi, dan soal ulangan harian.

Subjek dalam penelitian ini yaitu peserta didik kelas empat SD Kanisius Wirobrajan yang berjumlah 36 peserta didik. Peneliti melaksanakan penelitian dalam tiga siklus, yang sebelumnya diadakan pengambilan kondisi awal peserta didik sebelum penelitian. Siklus I, II, dan III terdiri dari satu pertemuan (dua jam pelajaran). Pembelajaran pada siklus I menggunakan model pembelajaran berbasis PPR, serta materi pada siklus ini yaitu menyelesaikan soal pecahan dengan penyebut sama. Sedangkan pada siklus II pembelajaran dengan materi menyelesaikan soal pecahan dengan penyebut tidak sama. Penggunaan model pembelajaran ini dapat membantu pengembangan kompetensi siswa dalam menyelesaikan soal.

(11)

ix ABSTRAC

SKRIPSI

The Effectiveness of the Development Competence in Learning

Mathematics Based

Reflective Pedagogy Paradigm in the Fourth grade of Elementary

School Kanisius Wirobrajan Yogyakarta

development in math-based learning pedagogy reflective paradigm in the fourth grade Kanisius Wirobrajan Yogyakarta Year 2010/2011.

This type of research is classroom action research, i.e. research that describes the development of student competence in solving problems. The techniques used in this study were individual tasks in writing which includes working on worksheets, problem evaluation, and test questions daily.

Subjects in this study are the fourth grade students who totaled 36 learners in Canisius Wirobrajan. This research was conducted in three cycles, which previously held taking the initial conditions of the learner before the study. Cycle I, II, and III consisted of one meeting (two hours of lessons). The lesson on the cycle I used PPR-based learning models, as well as material on this cycle was completed about the same fraction with a denominator. While in the second cycle of learning materials to solve problems with fractions with a denominator was not the same. Use of this learning model can help the development of student competence in solving problems.

(12)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik yang berjudul “Efektivitas Pengembangan Kompetensi Matematika Dalam Pembelajaran Matematika Berbasis Paradigma Pedagogi Reflektif Di Kelas IV SD Kanisius Wirobrajan”.

Selama penulisan skripsi ini ada berbagai kesenangan, kesusahan, dan tantangan yang penulis hadapi. Namun karena kuasa dan campur tangan Allah sendiri yang senantiasa menaungi penulis dan keterlibatan pihak-pihak yang membantu semua hal itu dapat teratasi.

Dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dalam bentuk apapun, kepada:

1. Bapak Drs. T. Sarkim, M. Ed, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan belajar dan mengembangkan kepribadian kepada penulis.

2. Bapak Drs. Puji Purnomo, M. Si, selaku Kaprodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang telah memberikan dukungan selama penulisan skripsi.

(13)
(14)

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN MOTTO………... iv v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA vii ABSTRAK... viii

ABSTRACT... ix

KATA PENGANTAR... x

DAFTAR ISI... xii

DAFTAR TABEL... xv

DAFTAR GAMBAR... xvi

DAFTAR LAMPIRAN... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1

B. Pembatasan Masalah... 3

C. Perumusan Masalah... 3

(15)

xiii

E. Batasan Pengertian... 4 F. Tujuan Penelitian…... 5 G. Manfaat Penelitian... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Kompetensi Siswa... 7 B. Matematika... 8 C. Model Pembelajaran Berbasis PPR... 10 D. Soal Matematika Berkaitan dengan Operasi Penjumlahan Dua

Pecahan Biasa………

E. Kerangka Berfikir……….

F. Hipotesis Tindakan………...

18 19 19

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian... 20 B. Setting Penelitian...

1. Tempat Penelitian……….. 2. Subyek Penelitian………...

3. Obyek Penelitian………

4. Waktu Penelitian………

(16)

xiv

D. Pengumpulan Data dan Instrumennya... E. Analisis Data...

31 32 F. Pengujian Validitas Keberhasilan……….

G. Indikator Keberhasilan………..

37 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian...

1. Siklus 1………..

2.Siklus 2………

3.Siklus 3 ………...….………

40 40 45 53

B. Pembahasan……… 58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

(17)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kriteria keberhasilan………. 34

Tabel 3.2 Ubahan, Data, Pengumpulan Data, Instrumen 1... 35

Tabel 3.3 Silabus………... 37

Tabel 3.4 Lembar Penilaian Perkembangan Kompetensi Matematika……… 39

Tabel 3.5 Indikator Hasil Belajar……….. 40

Tabel 3.6 Indikator Keberhasilan……….. 42

Tabel 4.1 Penilaian pencapaian kompetensi siklus 1……… 45

Tabel 4.2 Keberhasilan siklus 1……… 46

Tabel 4.3 Penilaian pencapaian kompetensi siklus 2……….. 50

Tabel 4.4 Keberhasilan siklus 2……….. 50

Tabel 4.5 Penilaian pencapaian kompetensi remedial siklus 2…….. 54

Tabel 4.6 Keberhasilan remidial siklus 2……… 54

Tabel 4.7 Penilaian ulangan harian………. 58

(18)

xvi

DAFTAR GAMBAR

(19)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran PPR Lampiran 2 Lembar Kerja Siswa

Lampiran 3 Lembar Evaluasi Lampiran 4 Lembar Refleksi

(20)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Matematika adalah salah satu ilmu dasar untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan kehidupan nyata. Peran matematika sangat penting bagi kehidupan manusia. Disiplin utama dalam matematika didasarkan pada kebutuhan perhitungan dalam perdagangan, pengukuran dan sebagainya. Keberhasilan pembelajaran matematika di SD diukur dari pencapaian nilai di atas rata-rata dan penguasaan materi. Siswa perlu dilatih untuk memahami permasalahan yang sedang dihadapi dan dapat menemukan proses belajar yang baik guna meningkatkan kompetensi siswa. Dalam proses inilah siswa akan diajak untuk memperbaiki kompetensi yang dimiliki. Proses pembelajaran matematika ini memuat konteks, pengalaman, refleksi, aksi dan evaluasi sehingga terjadi pengembangan kompetensi.

(21)

Dalam materi ini siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal. Kenyataan ini terlihat pada perolehan nilai yang didapat siswa rendah yaitu di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). KKM yang ditentukan pada pelajaran Matematika yaitu 65. Sekitar 50% dari jumlah siswa kelas IV mendapat nilai di bawah KKM. Hal ini terjadi diduga guru pada saat menjelaskan materi ini, hanya ceramah dan siswa tidak diberi kesempatan untuk belajar dengan teman sebaya. Siswa merasa jenuh dengan pembelajaran yang dilakukan oleh guru sehingga siswa tidak dapat menyerap materi yang disampaikan.

Untuk mengatasi hal tersebut guru perlu memikirkan tentang solusi yang tepat dan menarik. Pembelajaran matematika harus dekat dengan anak dan kehidupan nyata sehari-hari. Perlu kiranya seorang guru yang mengajar matematika melakukan upaya yang dapat membuat proses belajar mengajar bermakna dan menyenangkan. Salah satunya dengan cara pembelajaran matematika berbasis PPR. Pembelajaran ini mengaitkan dan melibatkan lingkungan sekitar, pengalaman nyata yang pernah dialami siswa dalam kehidupan sehari-hari, siswa dapat melakukan refleksi dan aksi serta menjadikan matematika sebagai aktivitas siswa. Dengan penerapan berbasis PPR tersebut, siswa dibawa secara langsung maupun tidak langsung berhubungan dengan masalah situasi nyata. Jadi siswa diajak berfikir bagaimana menyelesaikan masalah yang mungkin atau sering dialami siswa dalam kesehariannya sehingga dapat merefleksikannya.

(22)

proses belajar siswa akan membentuk karakater siswa yang berkompeten. Dari uraian tersebut peneliti perlu meneliti kompetensi siswa dalam pembelajaran matematika. Pembelajaran terkait dengan “KD” menjumlahkan pecahan biasa dan

menggunakan model pembelajaran berbasis PPR. Pembelajaran ini dilaksanakan di SD Kanisius Wirobrajan kelas IV tahun pelajaran 2010/2011.

B. Pembatasan Masalah

Karena keterbatasan waktu dan luasnya materi penulis membatasi materi pembelajaran yang akan digunakan untuk penelitian. Pada materi kelas IV dari beberapa macam kompetensi dasar. Di sini penulis mengambil satu kompetensi dasar yaitu 6.1 menjumlahkan jenis pecahan biasa. Dengan demikian diharapkan efektivitas pembelajaran pada aspek kompetensi siswa pada materi menjumlahkan pecahan dalam mata pelajaran matematika menggunakan model pembelajaran berbasis Paradigma Pedagogi Reflektif dapat meningkat.

C. Perumusan Masalah

Dilandasi latar belakang masalah, masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

(23)

D. Pemecahan Masalah

Seperti yang telah diuraikan pada latar belakang masalah dan tersirat dalam rumusan masalah, masalah rendahnya kemampuan menyelesaikan soal yang berkaitan dengan menjumlahkan pecahan biasa dapat diatasi pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran berbasis PPR, yang diusahakan agar siswa dapat mencapai kompetensi sesuai dengan KKM.

E. Batasan Pengertian

Agar tidak mengalami penafsiran yang berbeda maka penulis menulis batasan pengertian sebagai berikut:

1. Kompetensi siswa adalah penguasaan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dapat didemonstrasikan atau ditampilkan oleh siswa dalam berpikir dan bertindak yang ditunjukkan dengan capaian nilai siswa dalam tes.

2. Pengertian Paradigma Pedagogi Reflektif :

Paradigma adalah model atau pendekatan dalam proses pembelajaran. Pedagogi artinya cara pengajar mendampingi siswa dalam proses pertumbuhan dan perkembangan.

(24)

3. Mata pelajaran matematika fokusnya pada KD “menjumlahkan pecahan biasa”.

4. Siswa kelas IV SD Kanisius Wirobrajan berjumlah 36 siswa. Letak SD ini tidak jauh dari pusat kota Yogyakarta. SD Kanisius Wirobrajan terdapat di jalan HOS Cokroaminoto No. 8 Yogyakarta.

F. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini yaitu:

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi siswa dalam pembelajaran matematika yang terkait dengan KD ”menjumlahkan pecahan biasa” menggunakan model pembelajaran berbasis PPR di SD Kanisius Wirobrajan kelas IV semester genap tahun pelajaran 2010/2011.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini yaitu:

1. Bagi penulis

(25)

2. Bagi guru

Bagi rekan-rekan guru merupakan salah satu contoh model pembelajaran yang dapat dikembangkan untuk materi pokok lain, mata pelajaran lain, dan kelas lain.

3. Bagi sekolah

Laporan penelitian dapat menambah satu bacaan yang ada dalam perpustakaan program studi, yang dapat dimanfaatkan untuk teman-teman mahasiswa.

4. Bagi siswa

(26)

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Kompetensi Siswa

Tingkat pemahaman siswa sangat menentukan keberhasilan siswa dalam memperoleh kompetensi. Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam belajar maka perlu dilakukan suatu evaluasi, tujuannya untuk mengetahui kompetensi yang diperoleh siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung. Adapun kompetensi siswa dapat diartikan kebulatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dapat didemonstrasikan atau ditampilkan oleh siswa dalam berpikir dan bertindak yang dihasilkan dari aktifitas belajar.

(27)

dikatakan kompetensi kurang memuaskan jika siswa belum mampu memenuhi kompetensi minimal.

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa kompetensi siswa merupakan tingkat pemahaman yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Kompetensi seseorang diukur dengan tingkat keberhasilan dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk pencapaian nilai setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar. Kompetensi siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya kompetensi yang dimiliki siswa.

B. Matematika

1. Pengertian Matematika

Di dalam hidup bermasyarakat, kita tentu pernah mendengarkan, atau bahkan menggunakan kata Matematika. Secara etimologi matematika berasal dari bahasa Yunani Kuno μάθημα (máthēma), yang berarti

(28)

2. Tujuan Pembelajaran Matematika

Tujuan mata pelajaran matematika yang tercantum dalam kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ) pada SD/MI adalah sebagai berikut: a. Siswa memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar

konsep dan mengaplikasikan konsep atau logritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah.

b. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, dan menafsirkan solusi yang diperoleh. c. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, table, diagram, atau media

lain untuk menjelaskan keadaan atau masalah.

d. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah ( Depdiknas, 2006:417 ).

3. Pengertian Bilangan Pecahan

Bilangan pecahan adalah bilangan yang mempunyai jumlah kurang atau lebih dari utuh yang terdiri dari pembilang dan penyebut. Pembilang merupakan bilangan terbagi sedangkan penyebut merupakan bilangan pembagi.

(29)

Contoh :

4  pembilang 5  penyebut

2  pembilang 3  penyebut

Untuk menanamkan pemahaman siswa tentang pengertian bilangan pecahan, guru menyediakan benda konkrit yang diharapkan dapat membantu membangun pemahaman siswa tentang pengertian pecahan. Misalnya, guru menunjukkan satu buah roti kemudian membagi roti itu menjadi empat bagian sama besar.

C. Model Pembelajaran Berbasis Paradigma Pedagogi Reflektif 1. Model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif

Model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif digunakan untuk membangun pribadi manusia yang memiliki competence (kemampuan), conscience (tanggung jawab), dan compassion (perhatian pada sesama). 2. Langkah-langkah Model Pembelajaran Berbasis Paradigma Pedagogi

Reflektif

(30)

pembelajaran berpola PPR karena menganggap setiap anak adalah unik, pribadi yang bernilai. Dia adalah subyek pembelajar bukan obyek. Dalam situasi apapun berhak untuk dihargai dan mendapatkan rasa hormat.

Guru bukanlah satu-satunya sumber pengetahuan, pengetahuan dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti buku, majalah, internet, dan para ahli. Anak sendirilah yang aktif belajar menemukan kebenaran. Sebagai fasilitator, seorang guru berperan untuk menciptakan situasi sedemikian rupa sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung. Guru juga hendaknya hadir memberikan stimulasi, memotivasi, dan meneguhkan usaha anak untuk belajar (Tim PPR, 2010).

Dinamika Pembelajaran: 1. Konteks

Secara sederhana konteks dapat diartikan sebagai kesiapan murid untuk belajar. Konteks dapat berupa segala kemungkinan yang dapat membantu/menghalangi proses pembelajaran dan perkembangannya. Dalam hal ini cura personalis menjadi sangat penting guna lebih mengenal siswa lebih dekat. Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk mengembangkan kesadaran konteks belajar yaitu :

a. Kehidupan siswa, meliputi keluarga, kelompok teman sebaya, keadaan sosial, ekonomi, musik, media, dan kenyataan hidup yang lain.

(31)

c. Suasana sekolah, yang meliputi norma-norma, harapan, relasi antar warga sekolah yang menciptakan suasana kehidupan sekolah. Suasana sekolah yang positif untuk proses belajar ditandai dengan adanya: perhatian terhadap mutu akademik, saling mempercayai, saling menghargai, saling membantu, kompetisi yang sehat, dorongan untuk menjadi lebih baik.

d. Pengertian, keyakinan,sikap, dan nilai yang dibawa seorang sisiwa. Guru berusaha membantu siswa menyadari hal-hal dalam diri mereka yang dibawa ke sekolah.

2. Pengalaman

Menurut Ignatius, pengalaman berarti kegiatan yang memuat pemahaman kognitif, afektif, dan psikomotorik yang diperoleh secara serasi dan seimbang. PPR ingin agar siswa sungguh-sungguh mengalami proses belajar, yang melibatkan aktivitas otak, hati, tubuh (indera), dan kehendak. Informasi diterima indera, kemudian diolah otak dengan melibatkan perasaan yang kemudian memunculkan kehendak. Kerja pikiran dalam mengolah informasi diperlancar melalui pertanyaan, penyelidikan, dan usaha menemukan hubungan-hubungan yang ada.

(32)

miliki kemudian guru merangsang dan mendorong mereka untuk mengolah pengalaman baru hasil interaksi kegiatan balajar.

Pengalaman ada dua jenis, yaitu langsung dan tidak langsung. Pengalaman tidak langsung misalnya kegiatan di ruang kelas, membaca buku, melihat gambar, mencermati peta, menonton film, berdiskusi, dan sebagainya. Pengalaman langsung misalnya: kerja praktikum, mengerjakan tugas lapangan, berpartisipasi dalam sebuah kegiatan, melakukan kunjungan, mengadakan wawancara, dan sebagainya.

Pengalaman belajar dapat diperoleh melalui: prapelajaran, pertanyaan-pertanyaan, aktivitas sendiri, pemecahan masalah, belajar bersama, berpikir kreatif, drama, tutorial teman.

3. Refleksi

Pada dasarnya refleksi berarti meninjau kembali pengalaman, topik tertentu, gagasan, reaksi spontan maupun yang direncanakan dari pelbagai sudut pandang secara rasional dengan tujuan agar semakin mampu memahami maknanya secara penuh. Melalui refleksi kita berusaha menangkap makna yang lebih dalam dari suatu pengalaman. Refleksi yang benar selalu mengarahkan kita ke masa depan, yakni pembentukan sikap, pola pikir, dan perilaku baru untuk waktu-waktu selanjutnya.

(33)

semua kita berharap siswa terdorong untuk memulai perilaku baru sesuai dengan kesadaran-kesadaran yang diperoleh selama proses belajar.

Refleksi meningkatkan perkembangan emosi, pengetahuan, kesadaran nilai, rasa sosial, spiritualitas, kemandirian, kebebasan, dan keteguhan dalam mengambil keputusan. Kemampuan manusiawi yang diperlukan dalam refleksi adalah kesadaran diri, hati nurani, imajinasi, pikiran, ingatan, dan perasaan. Refleksi merupakan suatu proses yang memunculkan makna dalam setiap pengalamannya. Hal itu dapat dilakukan dengan melalui cara-cara berikut:

- Memahami kebenaran yang dipelajari secara lebih baik

- Mengerti sumber-sumber perasaan dan reaksi yang dialami

- Mengusahakan mencapai makna untuk diri pribadi tentang kejadian-kejadian, ide-ide, kebenaran/pemutarbalikan dari kebenaran

- Memulai memahami siapa dirinya dan bagaimana seharusnya bersikap

(34)

4. Aksi

Aksi dalam PPR berarti perilaku yang mencerminkan pertumbuhan batin berdasarkan pengalaman yang telah direfleksikan. Pembentukan aksi dimulai dengan membuat pilihan dalam batin, dan selanjutnya adalah mewujudkan putusan batin tersebut dalam tindakan. Pada tahap ini anak mengalami perubahan sikap, terjadi pola pikir baru, dan meengembangkan perilaku berdasarkan putusan batinnya itu.

Prinsip yang perlu kita pegang adalah berpikir besar dan melaksanakannya dari yang kecil. Peran guru adalah mendampingi, menguatkan, dan meneguhkan sehingga perilaku yang ingin dikembangkan itu sungguh tertanam dalam diri anak.

5. Evaluasi

Evaluasi adalah tindakan untuk mengetahui kemajuan yang dicapai dalam proses pembelajaran baik siswa maupun guru. Dalam PPR penilaian tidak hanya untuk mengetahui kemajuan akademiknya saja, tetapi memperhatikan pada pertumbuhan siswa secara menyeluruh sebagai makhluk pribadi maupun sosial. Untuk itu guru dituntut mempertimbangkan umur, bakat, kemampuan, dan tingkat perkembangan pribadi setiap siswa.

(35)

mendorong siswa menyimak kembali hal-hal yang telah dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan bijaksana, memunculkan sudut pandang lain, memberikan informasi yang dibutuhkan, dan mengajak memandang masalah dari sudut pandang lain.

Jadi, dengan adanya evaluasi siswa dapat memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan kepribadiannya secara menyeluruh mencakup pemahaman, sikap, prioritas-prioritas dan kegiatan yang selaras dengan menjadi manusia demi orang lain. Bagi guru evaluasi bermanfaat untuk mengetahui sejauh mana proses belajar yang disampaikan membantu siswa dapat memahami dan menilai pengalaman mereka, pembentukan nilai-nilai dan menjadi pelaku perubahan pola pikir, sikap, dan tindakan sosial.

Langkah-langkah penerapan model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif dalam matematika:

1. Belajar bersama dengan membentuk kelompok heterogen yang beranggotakan 4-5 orang.

2. Masing-masing kelompok berdiskusi untuk membahas materi yang diberikan dan saling membantu untuk menguasai materi tersebut. Di sini siswa dapat dilatih untuk memiliki keterampilan bertanya.

3. Setelah memahami materi, masing-masing kelompok maju di depan kelas untuk mempresentasikan hasil diskusinya.

(36)

5. Guru melakukan refleksi bersama siswa, dilakukan untuk mengetahui kesulitan-kesulitan yang dialami siswa. Siswa mampu memiliki dorongan batin yang paling mendukung untuk mencapai tujuan pembelajaran.

6. Siswa menuliskan aksi berdasarkan pengalaman yang telah direfleksikan. 7. Guru memberikan tes evaluasi pada akhir pembelajaran tentang materi

yang telah didiskusikan.

8. Guru melakukan penilaian untuk mengetahui kompetensi mana yang belum ataupun sudah tercapai.

Kunci model pembelajaran berbasis Paradigma Pedagogi Reflektif adalah mendampingi siswa menjadi cerdas dan berkarakter.

Guru sebagai pendidik di sekolah Kanisius yang berPPR idealnya menerapkan nilai 3C yaitu menjadikan siswa dan guru saling belajar mengembangkan akademik dan keterampilan secara utuh (competence), saling mengasah kepekaan dan ketajaman hati nurani (conscience) dan saling terlibat dengan penuh bela rasa/kepedulian sosial bagi sesama (compassion). Sasaran pokok yang dibahas dalam penelitian adalah belajar bukan hanya pada siswa, tetapi juga pendidiknya. Kedua belah pihak harus berproses bersama mengembangkan dan memperdalam materi ajar secara utuh yang ditunjukkan dengan peningkatan kompetensi siswa.

Keunggulan pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif antara lain :

(37)

2. Pendidik akan menjadi sumber inspirasi bagi siswa dalam melakukan refleksi dan aksi.

3. Membuka wawasan pendidik bahwa mendidik bukan hanya sekedar memindahkan ilmu tetapi memberikan cinta serta memperhatikan kebutuhan siswa.

Kelemahan pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif yaitu : 1. Diperlukan waktu yang cukup banyak untuk mengolah materi. 2. Penggunaan metode ini membutuhkan persiapan yang matang.

D. Soal Matematika Berkaitan dengan Operasi Penjumlahan Dua Pecahan Biasa

Soal matematika diumuskan dalam bentuk kalimat matematika yang berkaitan dalam kehidupan sehari-hari.

Ciri-ciri dari soal matematika dalam bentuk ini adalah: 1. Pertanyaan dibuat berupa soal isian.

2. Simbol dalam matematika ditulis dalam bentuk kata (misalnya : tanda +). 3. Bentuk kalimat matematika berkaitan penjumlahan bentuk pecahan biasa

(38)

E. Kerangka Berpikir

Model pembelajaran berbasis PPR merupakan suatu pembelajaran yang mengintegrasikan bidang studi dengan pengembangan nilai-nilai kemanusiaan melalui pengalaman, aksi, dan refleksi. PPR juga menekankan konteks proses belajar dan mengedepankan pentingnya evaluasi (Subagyo, 2005). Model pembelajaran ini memperkenalkan suatu pembelajaran yang mengajak siswa untuk terlibat dalam pembelajaran yang aktif sesuai dinamika PPR. Dalam hal ini aktif yang dimaksud adalah siswa dapat memberikan pendapat dan pikiran.

Pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran berbasis PPR diharapkan dapat meningkatkan kompetensi siswa dalam menyelesaikan soal pecahan biasa dan siswa menjadi lebih mudah memahami materi yang dijelaskan oleh guru.

F. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas, dirumuskan hipotesis sebagai berikut : Penerapan model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif dapat meningkatkan kompetensi siswa kelas IV SD Kanisius Wirobrajan Yogyakarta Semester Genap Tahun Pelajaran 2010/2011

(39)

20 BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan penelitian tindakan kelas didefinisikan sebagai penelitian memerlukan tindakan untuk menanggulangi masalah dalam bidang pendidikan dan dilaksanakan dalam kawasan kelas atau sekolah tujuannya adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran (Kasihani Kasbolah, 2001:11). Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan dengan tiga siklus. Proses pelaksanaan penelitian masing-masing meliputi lima tahap yaitu konteks, pengalaman, refleksi, aksi dan evaluasi.

Gambar 3.1: Skema proses pelaksanaan penelitian

Kondisi awal

Tindakan Siklus II

Guru belum melakukan model pembelajaran Paradigma Pedagogi

Reflektif

Guru melakukan model pembelajaran Paradigma

Pedagogi Reflektif

Siklus I

Prestasi meningkat Prestasi belajar

rendah

(40)

B. Setting Penelitian 1. Tempat penelitian

SD Kanisius Wirobrajan Yogyakarta tempat dimana penelitian ini akan dilaksanakan.

2. Subjek penelitian

Siswa kelas IV SD Kanisius Wirobrajan yang berjumlah 36 siswa yang terdiri dari 17 siswa perempuan dan 19 siswa laki-laki.

3. Objek penelitian

Yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah kompetensi siswa. 4. Waktu penelitian

Penelitian akan dilaksanakan pada awal semester II tahun pelajaran 2010/2011 yaitu :

Tabel / Matrik Jadwal Penelitian

Tanggal Kegiatan Keterangan

4 Maret 2011 Uji Coba Penelitian IPS

4 April 2011 Siklus I Matematika

7 April 2011 Siklus II Matematika

12 April 2011 Remidial Siklus III Matematika 14 April 2011 Ulangan Harian Matematika C. Rencana Tindakan

1. Persiapan

(41)

aksi, dan evaluasi. Kegiatan ini dimungkinkan ada perencanaan ulang, tindakan ulang, pengamatan ulang, dan refleksi ulang.

Pengenalan penelitian dilakukan sebanyak satu kali yaitu pada tanggal 4 Maret 2011. Tahap pengenalan penelitian ini dilakukan untuk berlatih mengumpulkan data dan melakukan sosialisasi dengan subjek guru dan siswa. Hasil pengenalan penelitian tersebut digunakan untuk mengevaluasi diri.

Pengambilan data menggunakan satu buah handy-cam. Pada pertemuan ini materi pelajaran yang sedang dibahas adalah mata pelajaran IPS di kelas IV. Proses pembelajaran diawali dengan mengingat kembali apa yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya, kemudian subjek melanjutkan penjelasan ke materi baru. Setelah selesai membahas materi, subjek meminta siswa berkelompok untuk mengerjakan latihan soal, dimana satu kelompok terdiri dari empat sampai lima orang. Hasil kerja kelompok kemudian dibahas bersama-sama.

(42)

Dari hasil pengenalan penelitian tersebut didapatkan beberapa kekurangan yang harus diperbaiki, sehingga saat pengambilan data sebenarnya data yang diperoleh dapat maksimal. Kekurangan yang didapatkan antara lain adalah dalam pengambilan data hanya menggunakan satu ‘handy -cam’ sehingga banyak kejadian yang tidak terekam. Dari hasil evaluasi

tersebut diharapkan pada pengambilan data yang sebenarnya, kekurangan tersebut dapat diperbaiki.

2. Rencana Tindakan setiap siklus termasuk observasi dan refleksinya.

Langkah yang ditempuh peneliti selanjutnya setelah diperoleh gambaran keadaan kelas, maka dilakukan tindakan kelas (kegiatan ini dimungkinkan ada perencanaan ulang, tindakan ulang, pengamatan ulang, dan refleksi ulang) sebagai berikut:

Siklus I

Alokasi waktu: 2x35 menit Rencana tindakan

Proses pembelajaran siklus I terdiri dari satu kali pertemuan atau 2 jam pelajaran. Hasil pengamatan terhadap siklus I sebagai dasar menentukan tindakan berikutnya.

(43)

a. Indikator 1 (konteks)

1. Membuka kegiatan pembelajaran dengan berdoa dan salam. 2. Menyiapkan siswa.

3. Melakukan apersepsi pembagian satu buah roti dibagi menjadi empat bagian yang sama banyak sebagai salah satu contoh konkret yang biasa dijumpai siswa dalam kehidupan sehari-hari.

4. Tanya jawab mengenai materi pecahan berpenyebut sama. 5. Menyampaikan tujuan pembelajaran.

b. Indikator 2 (pengalaman)

1. Siswa mendemonstrasikan nilai suatu pecahan dengan bimbingan guru.

2. Siswa dibagi menjadi 9 kelompok, satu kelompok terdiri dari empat orang dengan memperhatikan keheterogenan.

3. Siswa mempresentasikan hasil diskusi.

4. Siswa membuat kesimpulan dengan bimbingan guru.

5. Siswa merefleksikan hasil pembelajaran dengan bimbingan guru. c. Indikator 3 (refleksi)

Setelah mempelajari tentang penjumlahan pecahan : 1. Kesulitan apa yang masih kamu alami?

2. Apakah siswa sudah berlaku adil dalam membagi roti dengan temannya?

(44)

4. Apakah kamu sudah melakukan kerjasama dengan baik?

5. Apakah kamu sudah dapat memecahkan masalah kaitannya dengan pecahan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari?

d. Indikator 4 (aksi)

Siswa melakukan tindakan spontan sesuai dengan refleksi yaitu siswa mampu membagi secara adil dan mampu kerjasama dengan teman. e. Indikator 5 (evaluasi)

1. Siswa menjawab beberapa pertanyaan secara tertulis. Soal evaluasi :

1. Gambarkan nilai pecahan ¼! 2. Hasil dari ¼ + ¾?

3. Hasil dari ¾ + 2/3?

2. Siswa diberi tugas atau PR oleh guru. 3. Salam penutup dan doa.

f. Pengumpulan Data

(45)

g. Refleksi

Refleksi tentang proses pembelajaran berbasis PPR adalah sebagai berikut:

1. Guru menyesuaikan penumbuhan nilai kemanusiaan dengan konteks siswa dan materi:

a. Di kegiatan awal guru mengecek kemampuan prasyarat b. Materi peragaan sudah dikuasai oleh siswa

c. Siswa sudah sering melakukan kerja kelompok sehingga siswa sudah siap untuk melakukan pengalaman

2. Guru memberi kesempatan agar siswa mengalami nilai kemanusiaan: a. Siswa mendemonstrasikan nilai suatu pecahan dengan cara

membagi roti

b. Siswa melakukan kerjasama dalam membagi satu roti menjadi empat bagian sama besar

c. Siswa yang tidak maju memperhatikan dua temannya yang sedang berdiskusi cara membagi roti sama besar

3. Guru memandu siswa merefleksikan pengalaman tersebut 4. Guru memandu siswa membangun niat atau melakukan aksi

5. Guru menilai pertumbuhan nilai kemanusiaan pada diri siswa dengan mengevaluasi pembelajaran

Siklus II

(46)

Rencana tindakan a. Indikator 1 (konteks)

1. Membuka kegiatan pembelajaran dengan berdoa dan salam. 2. Menyiapkan siswa.

3. Melakukan apersepsi tanya jawab singkat pecahan berpenyebut tidak sama.

4. Menyampaikan tujuan pembelajaran 5. Konteks sesuai dengan RPP pertemuan 2. b. Indikator 2 (pengalaman)

1. Siswa melakukan pengalaman dibagi menjadi 18 kelompok, dimana setiap kelompok terdiri dari 2 siswa.

2. Tiap kelompok diberi soal.

3. Siswa mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas. c. Indikator 3 (refleksi)

1. Siswa merefleksikan hasil pembelajaran dengan bimbingan guru. Satu lembar refleksi untuk satu orang.

2. Siswa melakukan tindakan spontan (sesuai dengan yang direfleksikan).

3. Siswa membuat rangkuman. d. Indikator 4 (aksi)

(47)

2. Memberikan penghargaan bagi kelompok yang terlebih dahulu menyelesaikan soal.

e. Indikator 5 (evaluasi)

1. Siswa menjawab beberapa pertanyaan secara tertulis. 2. Siswa diberi tugas/PR.

3. Salam penutup dan doa. f. Pengumpulan data

Dalam penelitian ini data yang dikumpulkan merupakan data kuantitas atau skor, yaitu skor hasil tes para siswa kelas IV. Instrumen pengumpulan ini adalah berupa tes tertulis dimana siswa diminta untuk menjawab pertanyaan soal penjumlahan dua pecahan biasa yang berpenyebut tidak sama. Hasil tes tersebut masih berupa skor dan harus diubah menjadi nilai. g. Refleksi

1. Refleksi tentang proses pembelajaran berbasis PPR adalah sebagai berikut: Guru menyesuaikan penumbuhan nilai kemanusiaan dengan konteks siswa dan materi:

a. Di kegiatan awal guru mengecek kemampuan prasyarat b. Materi peragaan sudah dikuasai oleh siswa

(48)

2. Guru memandu siswa merefleksikan pengalaman tersebut 3. Guru memandu siswa membangun niat atau melakukan aksi

4. Guru menilai pertumbuhan nilai kemanusiaan pada diri siswa dengan mengevaluasi pembelajaran

Siklus III

Alokasi waktu 2x35 menit Rencana tindakan

a. Indikator 1 (konteks)

1. Membuka kegiatan pembelajaran dengan berdoa dan salam. 2. Menyiapkan siswa.

3. Siswa melaksanakan konteks dengan apersepsi yaitu mengulang tentang konsep penjumlahan pecahan penyebut sama dan tidak sama. 4. Menyampaikan tujuan pembelajaran.

5. Siswa menyimak penjelasan guru tentang cara menjumlahkan pecahan biasa berpenyebut tidak sama.

b. Indikator 2 (pengalaman)

1. Siswa diberi tugas mengerjakan soal-soal latihan menjumlahkan pecahan berpenyebut sama dan tidak sama secara individu.

c. Indikator 3 (refleksi)

(49)

d. Indikator 4 (aksi)

1. Siswa melakukan tindakan spontan atau aksi (sesuai dengan yang direfleksikan) secara lisan.

e. Indikator 5 (evaluasi)

1. Siswa mengerjakan soal evaluasi kompetensi matematika (ulangan harian).

2. Siswa diberi tugas/PR. 3. Salam penutup dan doa. b. Pengumpulan data

Dalam penelitian ini data yang dikumpulkan merupakan data kuantitas atau skor, yaitu skor hasil tes para siswa kelas IV. Instrumen pengumpulan ini adalah berupa tes tertulis dimana siswa diminta untuk menjawab pertanyaan soal penjumlahan dua pecahan biasa yang berpenyebut sama dan tidak sama. Hasil tes tersebut masih berupa skor dan harus diubah menjadi nilai.

c. Refleksi

Refleksi tentang proses pembelajaran berbasis PPR adalah sebagai berikut:

(50)

a. Di kegiatan awal guru mengecek kemampuan prasyarat

b. Pemberian tugas mengerjakan soal-soal latihan tentang menjumlahkan pecahan berpenyebut sama dan tidak sama.

2. Guru memandu siswa merefleksikan pengalaman tersebut 3. Guru memandu siswa membangun niat atau melakukan aksi 4. Guru menilai evaluasi pembelajaran

3. Kriteria Keberhasilan Tindakan

Tabel 3.1 : Kriteria keberhasilan

No. Indikator kompetensi matematika

Kriteria keberhasilan yang memenuhi KKM

Siklus I Siklus II Siklus III 1 Siswa mampu menjumlahkan

pecahan biasa berpenyebut sama.

50% yang memenuhi KKM 2 Siswa mampu menjumlahkan

pecahan biasa berpenyebut tidak sama.

60% yang memenuhi KKM 3 Siswa mampu mengerjakan ulangan

harian tentang pecahan berpenyebut sama dan berpenyebut tidak sama.

65% yang memenuhi KKM

D. Pengumpulan Data dan Instrumennya

(51)

no 1 dikumpulkan dengan metode observasi langsung dan didukung dengan metode observasi tak langsung melalui perekaman video. Data no 2 dikumpulkan dengan metode observasi langsung. Instrumen observasi yang digunakan yaitu lembar observasi perkembangan nilai kompetensi.

Tabel 3.2 : Ubahan, Data, Pengumpulan Data, Instrumen

Peubah Indikator Data yang

Skor tes Tes tertulis Lembar observasi dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Data dibandingkan dengan karakteristik pembelajaran berpola PPR, yaitu : a. Guru menyesuaikan pengembangan kompetensi matematika dengan

kondisi siswa.

b. Guru memberi kesempatan agar siswa mengalami nilai kemanusiaan. c. Guru memandu siswa merefleksikan pengalaman tersebut.

d. Guru memandu siswa membangun niat atau melakukan aksi.

(52)

mengevaluasi pembelajaran.

2. Dari hasil perbandingan diidentifikasi kesulitan atau kelemahan dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang terkait dengan konteks, pengalaman, refleksi, aksi, dan evaluasi. Penelitian tindakan kelas dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Instrumen pembelajaran

Jenis instrumen pembelajaran yang digunakan antara lain: 1.1 Silabus (terlampir).

Tabel 3.3 : Silabus

Komponen-komponen silabus adalah sebagai berikut: No Mata

(53)

Kompetensi

Dasar

Materi

pokok

Kegiatan

pembelajaran

Indikator Penilaian Sumber

belajar

Yogyakarta, 2011 Mengetahui

Kepala Sekolah Guru kelas IV s

(……….) (……….)

1.3 LKS (terlampir)

Komponen-komponen LKS dituliskan sebagai berikut: Lembar Kerja Siswa

Satuan Pendidikan : SD Kanisius Wirobrajan1 Mata Pelajaran : Matematika

Hari/tanggal/pertemuan : Kelas/ semester : IV/II

Alokasi waktu : 2x35 menit (2JP)

I. Indikator

II. Petunjuk untuk siswa III. Kegiatan belajar

(54)

V. Sumber Belajar

Buku Matematika kelas IV Penerbit Kanisius dan buku penunjang yang sesuai.

1.4 Alat peraga berupa lembar penilaian

Tabel 3.4 : Lembar Penilaian Perkembangan Kompetensi Matematika

SD KANISIUS WIROBRAJAN YOGYAKARTA

LEMBAR PENILAIAN PERKEMBANGAN KOMPETENSI MATEMATIKA

Mata pelajaran: Matematika Kompetensi Dasar: Menjumlahkan pecahan Kelas:IVB

Semester: 2 Tahun Ajaran: 2010/2011

No. Nama Siswa Skor Pertemuan 1 Skor Pertemuan 2 Skor Pertemuan 3 Skor Pertemuan 4 Ind. 1 Ind. 2 Ind. 3 Ind. 1 Ind. 2 Ind. 3 Ind. 1 Ind. 2 Ind. 3 Ind. 1 Ind. 2 Ind. 3

Keterangan: Ind. 1 = Siswa mampu menjumlahkan pecahan berpenyebut sama Ind. 2 = Siswa mampu menjumlahkan pecahan berpenyebut tidak sama

(55)

Kriteria ketuntasan minimal (KKM) = 60

Nilai yang diberikan pada setiap siswa mulai dari 0-100

1.5 Soal ulangan

Akan digunakan tes tertulis isian singkat dan soal uraian. Soal-soal disusun berdasarkan Kompetensi Dasar dan indikator hasil belajarnya.

Tabel 3.5 : Indikator Hasil Belajar

Kompetensi Dasar Indikator hasil belajar Soal 5.3 Menjumlahkan

pecahan

5.3.1 Siswa mampu menjumlahkan pecahan biasa yang berpenyebut tidak sama.

5.3.2 Siswa mampu menjumlahkan pecahan biasa yang berpenyebut tidak sama.

5.3.3 Siswa mampu mengerjakan ulangan harian tentang pecahan berpenyebut sama dan berpenyebut tidak sama.

Jumlah soal 10

nomor, terdiri dari

5 soal isian singkat 5

soal uraian

(terlampir)

Berdasarkan instrumen penelitian diatas, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data berupa tes. Teknik ini digunakan untuk mengetahui keberhasilan pelajaran yang dilaksanakan. Tes dilaksanakan setiap akhir pelajaran. Hal ini dilakukan untuk memperoleh data tentang peningkatan prestasi belajar dalam menyelesaikan soal penjumlahan dua pecahan biasa yang berpenyebut tidak sama.

Untuk memperoleh nilai prestasi yang dicari, digunakan rumus sebagai berikut:

(56)

Rata-rata (mean) = suatu tes mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Suatu tes dikatakan valid selain dilihat langsung dari keadaan dirinya juga dapat dilihat setelah diperbandingkan dengan suatu tes lain yang telah valid. Koefisien validitas tes dinyatakan dalam suatu bilangan koefisien antara -1,00 sampai dengan 1,00. Validitas item soal diukur dengan menganalisis signifikasi hubungan (uji korelasi) antara skor tiap nomor soal dengan total skor yang didapat oleh masing-masing siswa. Nilai korelasinya dikelompokkan sebagai berikut:

(57)

G. Indikator Keberhasilan

Berdasarkan indikator hasil belajar diatas peneliti kemudian mengumpulkan data tentang kompetensi siswa dalam memecahkan soal yang berkaitan dengan penjumlahan pecahan biasa pada siswa kelas IV SD Kanisius Wirobrajan diperoleh data. Data tersebut adalah kondisi awal prestasi siswa dan kondisi akhir yang diharapkan sebagai berikut:

Tabel 3.6 : Indikator Keberhasilan.

No Peubah Deskriptor Kondisi Awal

Target pada Akhir Siklus

I II III

Kompetensi siswa dalam menyelesaikan soal

penjumlahan pecahan biasa

Jumlah siswa yang

memenuhi

KKM 45% 50%

60%

(58)

39

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pelaksana penelitian terdiri dari peneliti yang berkolaborasi dengan guru kelas IV-B SDK Wirobrajan, yaitu Bapak Thomas Heri Supriyono, dan dibantu oleh 4 rekan mahasiswa senior program studi PGSD yaitu:

1. Helena Tiwi Indrayati (NIM 081134227) 2. Ch. Tri Lestari (NIM 091134240) 3. Agatha Lolopayung (NIM 091134185) 4. Niken Sukma W (NIM 091134235)

(59)

A. HASIL PENELITIAN Siklus 1

a. Pelaksanaan Penelitian

Pembelajaran dilaksanakan pada hari Senin tanggal 04 April 2011 jam ke 1-2 yaitu pada pukul 07.35-08.10 WIB. Pembelajaran dilaksanakan di ruang kelas IV B SD Kanisius Wirobrajan, dan diampu oleh guru kelas yang bersangkutan. Siswa hadir berjumlah 35 orang, terdiri dari 19 siswa putra dan 16 siswa putri. Tidak hadir 1 orang siswa karena sakit.

Materi pembelajaran adalah penjumlahan pecahan. Kompetensi dasar adalah menjumlahkan pecahan. Adapun indikatornya adalah siswa dapat menjumlahkan pecahan biasa berpenyebut sama. Observer terdiri dari 2 orang observer langsung, 1 orang observer tidak langsung (kameramen handy cam), 1 orang penilai pertumbuhan nilai kemanusiaan, dan 1 orang korektor/penilai perkembangan kompetensi.

Proses pembelajaran PPR meliputi :

No Kegiatan Guru Kesesuaian dengan

langkah-langkah dalam PPR 1 Dua anak maju ke depan untuk melakukan pembagian roti untuk

memperagakan pecahan 4

1 dengan cara satu roti dibagi menjadi empat bagian sama besar.

Konteks

(60)

mengerjakan soal yang telah dibagikan guru. Soal ada 10 nomer tentang penjumlahan yang berpenyebut sama; 5 soal tentang penjunlahan 2 suku, 5 soal lain tentang penjumlahan 3 suku. Siswa saling kerjasama dengan anggota kelompok. Siswa yang mampu membantu menjelaskan kepada siswa yang lemah. 5 Perwakilan sebuah kelompok yaitu 2 orang siswa maju ke depan

membacakan hasil diskusi kelompok mereka mengenai ... Salah satu siswa membacakan, yang dibantu oleh siswa satunya.

Pengalaman

6 Perwakilan kelompok yaitu S23dan S35 maju ke depan membacakan hasil diskusi kelompok mereka mengenai

25 11 25

13 25

24 Dalam hal ini S23 membantu S35 dalam persentasi.

Pengalaman

8 Siswa menerima lembar evaluasi dari guru lalu mengerjakan secara individu. Lembar evaluasi berisi 10 soal penjumlahan pecahan berpenyebut sama, yang 5 buah terdiri 2 suku, yabg 5 lainnya teriri dari 3 suku.

Evaluasi

9 Semua siswa sudah selesai dan lembar evaluasi dikumpulkan ke guru

Evaluasi 10 S23mengingatkan guru untuk melakukan refleksi. Siswa

melakukan refleksi menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh guru secara lisan mengenai kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Siswa menyampaikan kesulitan yang masih dialami.

Refleksi

11 Sebagian siswa menyatakan bahwa pembelajarannya menyenangkan sambil mengangkat kedua jempolnya. Siswa mengumpulkan refleksi dan diserahkan ke guru.

Refleksi

12 Guru memandu siswa membangun niat atau melakukan aksi. Aksi 13 Pembelajaran sudah selesai perwakilan dari siswa menutup

pembelajaran dengan berdoa menggunakan Bahasa Inggris.

Penutup

b. Hasil penelitian

Hasil penilaian pencapaian kompetensi dalam siklus 1 ini disajikan dalam Tabel 4.1.

Tabel 4.1: Penilaian pencapaian kompetensi siklus 1 SD KANISIUS WIROBRAJAN YOGYAKARTA

(61)
(62)

Keberhasilan siklus 1 disajikan dalam Tabel 4.2. Tabel 4.2 Keberhasilan siklus 1

Indikator 1 Target akhir siklus I Capaian akhir siklus I

Siswa mampu

menjumlahkan pecahan berpenyebut sama

50% siswa yang memenuhi KKM

100% siswa yang memenuhi KKM (65)

Adapun hasil pelaksanaan tindakan pada siklus I meliputi: a. Konteks

Guru membuka kegiatan pembelajaran dengan berdoa dan salam

Kegiatan pendahuluan diisi dengan tanya jawab singkat oleh subjek dan siswa

Materi peragaan sudah dikuasai oleh siswa

Siswa sudah sering melakukan kerja kelompok sehingga siswa siap untuk melakukan pengalaman

Menyampaikan tujuan pembelajaran b. Pengalaman

Siswa mendemontrasikan nilai suatu pecahan dengan cara membagi roti

Siswa melakukan kerjasama dalam membagi satu roti menjadi empat bagian sama besar

(63)

Siswa membentuk beberapa kelompok yang heterogen terdiri dari empat (4) orang setiap kelompok

Siswa menyampaikan presentasi yang diwakilkan oleh dua siswa dari tiap kelompok. Dalam menyampaikan presentasi siswa mengalami kendala yaitu belum mengerti atau masih bingung apa yang harus mereka presentasikan. Hal ini terjadi dikarenakan siswa baru pertama kali untuk presentasi di hadapan para guru dan teman-temannya serta adanya beberapa soal dari 10 soal hanya 2 soal yang dapat dipresentasikan.

c. Refleksi

Pada saat melakukan refleksi hasil pembelajaran dengan bimbingan guru mengalami beberapa kesulitan yang dihadapi oleh siswa adalah sebagai berikut:

Lembar refleksi tergabung dengan LKS

Satu kelompok mendapatkan satu LKS, sehingga refleksi tidak bisa dilaksanakan secara individual

Ketika diminta menyampaikan hasil refleksi, siswa menjawab secara bersama-sama, sehingga tidak jelas dan kurang bermakna

(64)

Pada pertemuan pertama muncul suatu masalah dalam kerja kelompok ada beberapa siswa yang pasif di karenakan pembawaan individu siswa. Terkadang pembicaraan didalam berdiskusi lepas dari materi. d. Aksi

Siswa tidak melakukan tindakan spontan dikarenakan guru belum sempat melakukan/melaksanakan sesuai dengan rancangan dalam RPP. Hal lain yang mempengaruhi adalah mengenai pengaturan waktu tidak dipertimbangkan pada saat proses pembelajaran.

e. Evaluasi

Terjadi peningkatan kompetensi di siklus I. Hal ini dapat dilihat pada kondisi awal kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal yang berkaitan dengan penjumlahan pecahan biasa dan kondisi akhir yang diharapkan.

2. Siklus 2

a. Pelaksanaan penelitian

(65)

Materi pembelajaran adalah penjumlahan pecahan. Kompetensi dasar adalah menjumlahkan pecahan. Adapun indikatornya adalah siswa dapat menjumlahkan pecahan biasa berpenyebut tidak sama..

Observer terdiri dari 2 orang observer langsung, 1 orang observer tidak langsung (kameramen handy cam), 1 orang penilai pertumbuhan nilai kemanusiaan, dan 1 orang korektor/penilai perkembangan kompetensi.

Proses pembelajaran PPR meliputi :

No. Kegiatan Guru Kesesuaian dengan

langkah-langkah dalam PPR 1. Siswa memberi salam kepada guru sambil menyiapkan alat tulis

.

Pembuka 2. Siswa membuka buku catatan sambil menjawab pertanyaan dari

guru tentang materi pelajaran sebelumnya. Siswa menjawab letak penyebut pada pecahan yaitu di bawah.

Konteks

3. Siswa memberikan contoh bentuk pecahan yaitu 4 1

5

2 dan cara menjawabnya yaitu dengan cara menyamakan penyebutnya dengan dijadikan per 20.

Konteks

4. Siswa memperhatikan guru cara menjumlahkan pecahan yang berpenyebut berbeda, yaitu dengan cara mencari KPK terlebih dahulu.

Konteks

5. Siswa menganggukkan kepala pertanda sudah merasa jelas. Siswa mengerjakan contoh soal dari guru yaitu

5 3

4 1

Konteks

6. S23 dan S29 mengerjakan contoh soal tersebut di depan kelas. Siswa menyetujui hasil pekerjaan teman yang ditulis di papan tulis sambil membuka buku catatannya dan LKS masing-masing

Konteks

7. Siswa membentuk kelompok yang terdiri dari empat orang untuk mengerjakan soal latiahan yang telah di bagi oleh guru. Dalam kelompok mereka saling berdiskusi dan kerjasama. Siswa yang lebih mampu membantu siswa yang belum mampu. Mereka mengerjakan soal tentang pecahan yang berbeda penyebutnya.

Pengalaman

8. Siswa mengangkat tangan pertanda kalau kelompoknya sudah selesai adan disusul oleh kelompok yang lain.

Pengalaman 9. Siswa membahas soal secara bersama-sama. Perwakilan dari

kelompok dua orang maju di depan kelas untuk persentasi. Mereka saling bekerjasama dalam persentasi siswa yang kuat membantu siswa yang lemah.

Pengalaman

10. Siswa mengerjakan soal evaluasi secara individu yang telah dibagiakan oleh guru. Siswa secara serius mengerjakan soal . Siswa yang sudah selesai mengangkat tangannya. Dan disusul oleh temannya yang lain.

(66)

11. Siswa melakukan refleksi menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh guru secara lisan mengenai kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Siswa menyampaikan kesulitan yang masih dialami.

Refleksi

12. Sebagian siswa menyatakan bahwa pembelajarannya menyenangkan sambil mengangkat kedua jempolnya. Siswa mengumpulkan refleksi dan diserahkan ke guru.

Refleksi

13 Guru memandu siswa membangun niat atau melakukan aksi Aksi 14 Pembelajaran sudah selesai perwakilan dari siswa menutup

pembelajaran dengan berdoa

Penutup

b. Hasil penelitian

Hasil penilaian pengembangan kompetensi dalam siklus 2 ini disajikan dalam Tabel 4.3.

Tabel 4.3: penilaian pencapaian kompetensi siklus 2 SD KANISIUS WIROBRAJAN YOGYAKARTA

(67)

20 Dew 10 V

Rata-rata/ presentase 28,61 27,8% 69,44% Keberhasilan siklus 2 disajikan dalam Tabel 4.4.

Tabel 4.4 Keberhasilan siklus 2

Indikator 2 Target akhir siklus II Capaian akhir siklus II Siswa mampu

Adapun hasil pelaksanaan tindakan pada siklus II meliputi: a. Konteks

Guru membuka kegiatan pembelajaran dengan berdoa dan salam

(68)

Siswa menyimak penjelasan tentang cara menjumlahkan pecahan biasa dengan penyebut berbeda.

b. Pengalaman

Siswa melakukan pengalaman dibagi menjadi sembilan (9) kelompok yang terdiri dari empat (4) siswa setiap kelompok

Pada saat siswa melaksanakan diskusi kelompok, guru memberikan pengarahan agar siswa tidak membicarakan hal-hal di luar materi

Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok

Dalam presentasi, setiap kelompok diwakilkan dua siswa untuk maju mempresentasikan hasil kerjanya

c. Refleksi

Guru membagikan lembar refleksi kepada siswa secara individu.

Siswa diminta menyampaikan refleksi dengan cara tunjuk jari.

Pengisian refleksi dilakukan secara serentak dengan panduan guru. d. Aksi

Siswa diajak untuk membuat niat secara lisan berdasarkan refleksi.

Siswa berniat untuk bekerjasama yaitu dapat bertukar pikiran dengan teman saat kerja dalam kelompok.

e. Evaluasi

(69)

Hal ini terlihat dari 26 siswa yang mendapat nilai di bawah KKM dengan persentase 28,61 %, dikarenakan siswa mengalami kesulitan dalam menyamakan penyebut menggunakan KPK dan masalah kesehatan jadi mereka cenderung diam/pasif. Masalah belajar siswa dapat diatasi melalui pembelajaran remedial. Berdasarkan hasil pada siklus II, guru mengadakan remidial pada pertemuan ke 3 dengan indikator yang sama. Sebelumnya, guru mengulang kembali cara menentukan KPK suatu bilangan supaya siswa mendapatkan hasil yang maksimal.

Remidial Siklus 2

a. Pelaksanaan penelitian

(70)

Materi pembelajaran adalah penjumlahan pecahan. Kompetensi dasar adalah menjumlahkan pecahan. Adapun indikatornya adalah siswa dapat menjumlahkan pecahan biasa berpenyebut tidak sama. Observer terdiri dari 2 orang observer langsung, 1 orang observer tidak langsung (kameramen handy cam), 1 orang penilai pertumbuhan nilai kemanusiaan, dan 1 orang korektor/penilai perkembangan kompetensi.

Proses pembelajaran PPR meliputi :

No Kegiatan Guru Kesesuaian dengan

langkah-langkah dalam PPR 1 Guru mengulangi penjelasan tentang KPK Konteks

2 Siswa membentuk kelompok yang terdiri dari dua orang dan mengerjakan soal latihan pecahan yang terdiri dari tiga suku dengan dua suku berpenyebut sama dan satu suku berpenyebut beda.

Pengalaman

3 S23 dan S36 menuju ke depan kelas mempresentasikan hasil kerja mereka. Dua per empat dikali dua per enam sama dengan enam per dua belas tambah empat per dua belas sama dengan lima per enam.

Pengalaman

4 Kelompok Lani mempresentasikan nomor selanjutnya yaitu 4 5 Kelompok Ardra mempresentasikan nomor selanjutnya yaitu

21 6 Kelompok Gunung mempresentasikan nomor selanjutnya yaitu

6 7 Siswa mengumpulkan LKS yang telah dikerjakan dalam

kelompok kepada guru

Pengalaman 8 Siswa mengerjakan soal evaluasi yang terdiri dari 10 soal yang

telah dibagikan guru tentang pecahan yang terdiri dari tiga suku dengan serius.

Evaluasi

9 Siswa yang bernomor 21 mengangkat tangannya pertanda sudah selesai dan disusul oleh siswa yang lain.

Evaluasi 10 Siswa melakukan refleksi menjawab pertanyaan yang

disampaikan oleh guru secara lisan mengenai kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Siswa menyampaikan kesulitan yang masih dialami.

Refleksi

11 Siswa mengumpulkan refleksi dan diserahkan ke guru. Refleksi 12 Guru memandu siswa membangun niat Aksi 13 Pembelajaran sudah selesai perwakilan dari siswa menutup

pembelajaran dengan berdoa

(71)

b. Hasil penelitian

Hasil penilaian pengembangan kompetensi dalam siklus 1 ini disajikan dalam Tabel 4.5.

Tabel 4.5: Penilaian pencapaian kompetensi remedial siklus 2 SD KANISIUS WIROBRAJAN YOGYAKARTA

LEMBAR OBSERVASI PENGEMBANGAN NILAI KOMPETENSI Mata Pelajaran: Matematika Kelas: IVB Semester: 2

(72)

28 Raf 100 V

29 Rae 100 V

30 Sal 90 V

31 San 20 V

32 Sar 100 V

33 Sat 90 V

34 Tif 100 V

35 Yoh 90 V

36 Her 80 V

Jumlah 2760 30 6

Rata-rata/ presentase 76,67 83,3% 16,67% Keberhasilan siklus 2 disajikan dalam Tabel 4.6.

Tabel 4.6 Keberhasilan remidial siklus 2

Indikator 2 Target akhir siklus II Capaian akhir siklus II Siswa mampu

menjumlahkan pecahan berpenyebut tidak sama

60% siswa yang memenuhi KKM

83,3% siswa yang memenuhi KKM (65)

3. Siklus 3 (Ulangan Harian) a. Pelaksanaan penelitian

(73)

Materi pembelajaran adalah penjumlahan pecahan. Kompetensi dasar adalah menjumlahkan pecahan. Adapun indikatornya adalah siswa dapat mengerjakan ulangan harian tentang pecahan berpenyebut sama dan tidak sama. Observer terdiri dari 2 orang observer langsung, 1 orang observer tidak langsung (kameramen handy cam), 1 orang penilai pertumbuhan nilai kemanusiaan, dan 1 orang korektor/penilai perkembangan kompetensi.

Proses pembelajaran PPR meliputi :

No Kegiatan Guru Kesesuaian

dengan langkah-langkah dalam

PPR

1 Guru mengulangi konsep penjumlahan pecahan berpenyebut sama dan tidak sama.

Konteks

2 Guru membagikan soal-soal latihan Pengalaman 3 Siswa mengerjakan soal ulangan harian yang terdiri dari 10

soal yang telah dibagikan guru tentang pecahan yang terdiri dari dua suku dan tiga suku dengan penyebut sama dan tidak sama secara teliti.

Evaluasi

4 Siswa melakukan refleksi menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh guru secara lisan mengenai kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Siswa menyampaikan kesulitan yang masih dialami.

Refleksi

5 Siswa mengumpulkan refleksi dan diserahkan ke guru. Refleksi

6 Guru memandu siswa membangun niat Aksi

(74)

b. Hasil penelitian

Hasil penilaian ulangan harian dalam pertemuan 4 ini disajikan dalam Tabel 4.7.

Tabel 4.7: Penilaian ulangan harian

(75)

Keberhasilan siklus 3 disajikan dalam Tabel 4.8. Tabel 4.6 Keberhasilan siklus 3

Indikator 3 Target akhir siklus III Capaian akhir siklus III

Siswa mampu mengerjakan ulangan harian tentang pecahan berpenyebut sama dan berpenyebut tidak sama

65% siswa yang memenuhi KKM

67% siswa yang memenuhi KKM (65)

Adapun hasil pelaksanaan tindakan pada siklus III meliputi: a. Konteks

Seperti hal-hal yang dilakukan pada siklus I dan II, guru membuka kegiatan pembelajaran dengan berdoa dan salam. Selanjutnya guru melakukan apersepsi yaitu dengan mengulang tentang konsep menjumlahkan pecahan berpenyebut sama dan tidak sama dan guru menekankan juga tentang KPK (Kelipatan Pesekutuan kecil), serta menyampaikan tujuan dari pembelajaran yang mempunyai hubungan dengan indikator nilai kemanusiaan.

b. Pengalaman

(76)

c. Refleksi

Guru memberikan refleksi kepada siswa dengan cara mendektekan pertanyaan refleksi. Kemudian siswa dapat menuliskan jawaban di balik lembar evaluasi selanjutnya siswa merefleksikan hasil pembelajaran tanpa ada kesulitan.

d. Aksi

Siswa melakukan tindakan spontan atau aksi sesuai dengan yang direfleksikan dengan cara guru menanyakan secara lisan kepada siswa dan hasilnya tidak ada kesulitan.

e. Evaluasi

(77)

B. PEMBAHASAN

Data dibawah ini diperoleh berdasarkan kondisi awal dan kondisi akhir prestasi siswa yang diharapkan sebagai berikut :

Indikator Kondisi Awal (%)

Kondisi akhir siklus

I II III

Target Capaian Target Capaian Target Capaian Jumlah siswa yang

telah memenuhi target KKM.

45 % 50 % 100 % 60% 83,3% 65% 67%

Analisis data dilakukan setelah pembelajaran pada siklus III berakhir. Berdasarkan tabel hasil tes siswa dapat diperoleh rata-rata nilai kelas untuk evaluasi adalah 68,06 serta presentase jumlah siswa yang diatas KKM adalah 67% . Nilai rata-rata pada siklus III adalah 68,06. Sehingga dapat diperoleh analisis data sebagai berikut:

Tabel Rumusan Hasil Penerapan PPR

(78)

mencerminkan bahwa minoritas siswa mengalami kesulitan khususnya dalam menentukan KPK.

Dari hasil di atas maka dapat disimpulkan bahwa:

a. Hasil penelitian pada siklus I menunjukkan bahwa siswa dapat menjumlahkan pecahan biasa berpenyebut sama dengan nilai rata-rata sebesar 94,17 dan persentase jumlah siswa yang memenuhi KKM yaitu 100% dengan jumlah siswa yang hadir yaitu 36 siswa. Pada indikator pertama pemahaman siswa terhadap materi dapat dikatakan baik. Nilai rata-rata ini sudah mencapai nilai KKM untuk mata pelajaran matematika kelas IV.

b. Hasil penelitian pada siklus II menunjukkan bahwa pemahaman siswa terhadap materi belum dapat dikatakan baik, karena siswa belum dapat menentukan KPK. Guru perlu mendampingi dalam menyelesaikan soal terutama untuk menyamakan penyebut. sKetidakberhasilan tersebut disebabkan karena kemampuan siswa dalam perkalian masih kurang, jadi tidak ada kaitan dengan PPR. Oleh karena itu diperbaiki pada pertemuan ketiga yaitu remidial siklus kedua, terjadi peningkatan rata-rata yaitu 28,61 menjadi 76,67 dan persentase jumlah siswa yang memenuhi KKM juga mengalami peningkatan yaitu 27,8% menjadi 83,3%.

(79)

Proses pembelajaran sudah sesuai dengan karakteristik PPR terbukti dengan peningkatan persentase siswa yang memenuhi KKM.

(80)

61 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang sudah dilaksanakan pada siswa kelas IV SD Kanisius Wirobrajan semester genap tahun pelajaran 2010-2011 untuk efektivitas pengembangan kompetensi matematika dengan menggunakan pendekatan PPR, dapat disimpulkan bahwa persentase siswa yang memenuhi KKM pada indikator kesatu di siklus 1 sebesar 100% indikator kedua di siklus 2 sebesar 27,8% (diperbaiki pada pertemuan ke 3 dan mencapai sebesar 83,3%). Kedua hasil tersebut telah memenuhi kriteria keberhasilan yaitu sebesar >50% siswa yang memenuhi KKM . Di samping itu hasil ulangan harian menunjukkan persentase siswa yang memenuhi KKM sebesar 67% yang juga memenuhi kriteria keberhasilan tersebut.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, penulis menyarankan:

(81)
(82)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsini.2008. Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Depdiknas, Kurikulum KTSP 2006. Jakarta, 2006.

Gage, N.L dan Berliner, D. Peran Guru dalam Proses Pembelajaran.

http://id.wordpress.com/ [5 mei 2010], skripsi Cicilia Diaruci (8 Februari 2001). Hapsari, Penta.2009. Ayo Belajar Matematika. Yogyakarta: Kanisius.

Kasbolah, Kasihani.2001,Penelitian Tindakan Kelas, UNM, Malang.

Masidjo.1995. Penilaian Pencapaian Hasil Beajar Siswa di Sekolah.Yogyakarta: Kanisius.

Subagyo SJ, J.2005a. Pembelajaran Berpola PPR. (Bahan Lokakarya Guru)

Subagyo SJ, J.2005b. PPR-Pola Pikir Pendidikan Reflektif untuk Mewujudkan Pendidikan Kristiani. (Bahan Lokakarya Guru)

Subagyo SJ, J.2005c. Mempersiapkan Pembelajaran Berpola PPR. (Bahan Lokakarya Guru)

Sudijono, Anas.1995. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sujono.1988. Pembelajaran Matematika SD, Universitas Terbuka, Jakarta. Supratiknya.2008. Modul Teknik Pengumpulan Data.

Tim Redaksi Kanisius. 2008. Paradigma Pedagogi Reflektif. Yogyakarta: Kanisius. Wardhani, Sri.2004. Penilaian Pembelajaran Matematika Berbasis Kompetensi.

Gambar

Gambar 3.1
Gambar 3.1: Skema proses pelaksanaan penelitian
Tabel / Matrik Jadwal Penelitian
Tabel 3.1 : Kriteria keberhasilan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Praktik mengajar yang dilakukan oleh praktikan ini adalah praktik mengajar terbimbing. Praktik mengajar terbimbing yaitu praktikan melakukan proses belajar mengajar di

Menurut ulama fiqh, setiap akad ini mempunyai akinat hukum, yaitu tercapainya sasaran yang ingin dicapai sejak semula, seperti pemindahan hak milik dari penjual

bagi para dosen yang belum memiliki rekam jejak penelitian, khususnya dosen yang masih bergelar S2 dengan jabatan fungsional Asisten Ahli yang belum berkesempatan

bahwa untuk memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 ayat (3) Undang-undang Nomor 20 Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pertahanan Keamanan Negara Republik

Untuk memacu dan memicu Guru bidang studi Matematika, Fisika dan Kimia untuk meningkatkan kompetensi dan memiliki metode pembelajaran yang Inovatif dan Kreatif

Sebagai suatu sistem program yang dibuat bagi pekerja maupun pengusaha, kesehatan dan keselamatan kerja atau K3 diharapkan dapat menjadi upaya preventif terhadap

Karakteristik yang sama dalam kedua penelitian ini adalah kedua penelitian ini sama-sama membahas tentang adanya hubungan religisuitas dengan resiliensi yang dapat

Guna merespon situasi paradoksal pembangunan tersebut dan menyongsong tantangan pembangunan berkelanjutan 2030, Universitas Brawijaya (UB) berupaya berpartisipasi secara