• Tidak ada hasil yang ditemukan

Korelasi Body Mass Index (BMI) dan Triceps Skinfold Thickness (TSFT) terhadap Trigliserida - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Korelasi Body Mass Index (BMI) dan Triceps Skinfold Thickness (TSFT) terhadap Trigliserida - USD Repository"

Copied!
102
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh : Fetri Anastasia NIM : 078114101

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

i

THICKNESS (TSFT) TERHADAP TRIGLISERIDA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh : Fetri Anastasia NIM : 078114101

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)
(4)
(5)

iv

Bapa di Surga, Tuhan Yesus Kristus, Bunda Maria Mama-Papaku, sebagai ungkapan rasa hormat dan baktiku

(6)

v

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skirpsi yang berjudul “Korelasi Body Mass Index (BMI) dan Triceps Skinfold Thickness (TSFT) terhadap Kadar Trigliserida” ini dengan baik sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) pada Fakultas Farmasi, Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa keberhasilan penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung yang berupa materil, moral maupun spiritual. Oleh karena itu, penulis menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Tuhan Yesus dan Bunda Maria atas berkat dan rahmat-Nya.

2. Ibu dr. Fenty, M.Kes., SpPK selaku dosen pembimbing atas bimbingan, arahan, saran, serta dukungannya yang telah diberikan selama penyusunan skripsi ini.

3. Ibu Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt atas kesediaan menguji dan memberikan masukan yang berharga bagi penulis.

4. Ibu Phebe Hendra M.Si., Ph.D., Apt atas kesediaan menguji dan memberikan masukan yang berharga bagi penulis.

5. Laboratorium Pramita Utama/ Parahita yang telah membantu peneliti dalam pengukuran profil lipid dalam darah.

(7)

vi

8. Y. Agung Santoso, S.Psi., MA yang telah banyak membantu dalam pengolahan data.

9. Mama tercinta Yohana Tina dan Papa tercinta Yohanes Apin yang telah membesarkan serta mendidik penulis dengan penuh kasih sayang, pengorbanan, doa, dan selalu memberikan dukungan kepada penulis.

10.Abangku dan Kakakku tercinta: Albertus, Yulius Anna, Merry, Herlina yang selalu memberi dukungan dan semangat bagi penulis.

11.Daniel Antonius Kristanto atas dukungan, masukan dan semangat.

12.Ridho Proyogie, Putu Dyana Christasani, Paulus Febrianto Silor, Margareta Sisca G., Eka Yulianti, Paulina, Eric Fran, dan Elisabeth Eskaria merupakan rekan peneliti dalam penelitian ini yang telah membantu peneliti dalam penelitian serta bersama-sama dalam suka dan duka menjalankan penelitian. 13.Putri, Septiana, Fitriana, Anggun Aji, Agnes, Riris, Selasih, dan teman-teman

FKK-B 2007 serta teman-teman yang memberikan semangat kepada peneliti dalam penyusunan skripsi.

14.Teman-teman kos Mbak Agnes, Kak Ayu, Kiki, Erlin, Ane, Resti, Nancy dan Rini yang selalu memberi dukungan dan semangat bagi penulis.

Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu penulis mengharapkan segala kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan di kemudiaan hari.

(8)
(9)
(10)

ix

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN... iv

PRAKATA ... v

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS... vii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... viii

(11)

x

BAB III METODE PENELITIAN... 21

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ... 21

(12)

xi

3. Pembuatan Informed Consent, Leaflet, dan

Data Calon Subyek Penelitian ... 30

4. Pengukuran Parameter ... 32

5. Pengolahan Data ... 32

6. Analisis Data Penelitian... 32

J. Teknik Analisis Data Statistik ... 33

K. Kesulitan Penelitian ... 33

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Subyek Penelitian ... 34

1. Umur ... 35

2. Body Mass Index ... 37

3. Triceps Skinfold Thickness ... 39

4. Trigliserida... 40

B. Komperatif Body Mass Index Normal dan Body Mass Index Tidak Normal terhadap Kadar Trigliserida 41 C. Korelasi Body Mass Index, Triceps Skinfold Thickness dengan Kadar Trigliserida ... 42

1. Korelasi Body Mass Index terhadap Kadar Trigliserida... 43

(13)

xii

(14)

xiii

Tabel I Obat-obatan yang dapat Meningkatkan Berat Badan... 12 Tabel II Klasifikasi Serum Trigliserida Berdasarkan NCEP-ATP

III Guidelines At-Glance Quick Desk Reference ... 14 Tabel III Klasifikasi Internasional, Underweight, Overweight dan

Obesitas pada Orang Dewasa ... 16 Tabel IV Standar Pengukuran Triceps Skinfold Thickness... 18 Tabel V Klasifikasi Internasional, Underweight, Overweight dan

Obesitas pada Orang Dewasa ... 23 Tabel VI Standar Pengukuran Triceps Skinfold Thickness... 23 Tabel VII Klasifikasi Serum Trigliserida Berdasarkan NCEP-ATP

III Guidelines At-A-Glance Quick Desk Reference ... 24 Tabel VIII Karakteristik Subyek Penelitian ... 35 Tabel IX Hubungan antara BMI Normal dan Tidak Normal dengan

Trigliserida ... 41 Tabel X Korelasi Body Mass Index (BMI) dengan Trigliserida ... 43 Tabel XI Korelasi Triceps Skinfold Thickness (TSFT) dengan

Trigliserida ... 46 Tabel XII. Validasi Alat Pengukuran Tinggi Badan (Onda Measuring

Tape MT01)... 66

(15)

xiv

Gambar 1 Keseimbangan Asupan Makanan dan Aktivitas Fisik ... 9

Gambar 2 Pengukuran Tinggi Badan ... 15

Gambar 3 Pengukuran Berat Badan ... 16

Gambar 4 Skinfold Calipper ... 18

Gambar 5 Pengukuran Tricep Skinfold Thickness ... 18

Gambar 6 Skema Pengambilan Subyek Penelitian ... 25

Gambar 7 Ruang Lingkup Penelitian ... 27

Gambar 8 Histogram Umur... 35

Gambar 9 Histogram Body Mass Index (BMI) ... 38

Gambar 10 Histogram Triceps Skinfold Thickness (TSFT) ... 39

Gambar 11 Histogram Trigliserida ... 40

Gambar 12 Diagram Sebar Korelasi Body Mass Index (BMI) dengan Trigliserida... 45

Gambar 13 Diagram Sebar Korelasi Trigliserida dengan Triceps Skinfold Thickness (TSFT) ... 47

Gambar 14 Alat Timbangan Berat Badan merek Tanita ... 64

Gambar 15 Skinfold Caliper ... 65

(16)

xv

Lampiran 1 Ethical Clearence ... 56

Lampiran 2 Informed Consent ... 57

Lampiran 3 Surat Izin Penelitian ... 58

Lampiran 4 Surat Izin ... 59

Lampiran 5 Surat Peminjaman Ruang ... 60

Lampiran 6 Leaflet ... 62

Lampiran 7 Kartu Pencatatan Pemeriksaan ... 63

Lampiran 8 Foto Timbangan Berat Badan ... 64

Lampiran 9 Foto Skinfold Caliper ... 65

Lampiran 10 Data Validasi Alat ... 66

(17)

xvi

Obesitas merupakan abnormalitas atau kelebihan akumulasi lemak pada jaringan adiposa yang dapat mengganggu kesehatan. Ketidakseimbangan pola makan dan aktivitas berpengaruh terhadap peningkatan prevalensi obesitas. Trigliserida adalah lemak yang paling banyak terdapat dalam makanan yang dikonsumsi. Kelebihan trigliserida disimpan sebagai cadangan energi pada jaringan adiposa. Parameter obesitas adalah pengukuran body mass index (BMI) dan triceps skinfold thickness (TSFT). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antara BMI dan TSFT terhadap kadar trigliserida.

Penelitian ini termasuk observasional analitik dengan rancangan cross-sectional. Teknik sampling adalah non-random sampling dengan jenis purposive sampling. Subyek penelitian 70 subyek merupakan dosen dan karyawan Unversitas Sanata Dharma Yogyakarta, rentang usia 30-50 tahun, memenuhi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi serta bersedia menjadi subyek penelitian. Analisis menggunakan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov dan analisis korelasi Spearman dengan taraf kepercayaan 95%.

Hasil pengujian karateristik diperoleh umur dan BMI terdistribusi secara normal (p=0,197 dan p=0,200), TSFT dan trigliserida tidak terdistribusi normal (p=0,000 dan p=0,000). Korelasi BMI dan TSFT terhadap trigliserida adalah korelasi positif yang bermakna dengan kekuatan lemah, nilai p berturut-turut (p= 0,001 dan p=0,007).

(18)

xvii

Obesity is an abnormality or excess accumulation of fat in adipose tissue, which can influence health. The imbalance of diet and activity affect toward the increasing prevalence of obesity. Triglycerides are the most numerous fat contained in the consumed food. Excess triglycerides are stored in adipose tissue as energy reserve. Body mass index (BMI) and triceps skinfold thickness (TSFT) were used as parameter measurement of obesity. This study was aimed to determine the correlation between BMI and TSFT with triglyceride levels.

Analytical observation with a cross-sectional design was included in the research. Sampling technique was non–random sampling with purposive sampling type. The research subjects were 70 people, a lecturer, and functionary of Sanata Dharma University Yogyakarta with the age range of 30-50 years, who met the criteria for inclusion, exclusion criteria and were willing to be subjects in the research. Kolmogorov-Smirnov normality test and Spearman correlation analysis with the level of 95% were used to analyze the data.

The obtained characteristics test results of age and BMI were normally distributed (p=0.197 and p=0.200), TSFT and triglycerides were not normally distributed (p=0.000 and p=0.000). The correlation between BMI and TSFT with triglycerides was a significant correlation (p=0.001 and p=0.007).

(19)

1

A. Latar Belakang

Obesitas merupakan keadaan abnormalitas atau kelebihan akumulasi lemak pada jaringan adiposa yang dapat mengganggu kesehatan (WHO, 2006; Robbins and Cotran, 2010). Seiring dengan perkembangan jaman dan perubahan gaya hidup, terutama ketidakseimbangan pola makan dan aktivitas membawa pengaruh bagi peningkatan prevalensi obesitas (WHO, 2006 ; Lloyd-Jones, et al., 2010).

Badan kesehatan dunia WHO mengindikasikan pada tahun 2005, terdapat kira-kira 1,6 miliar orang dewasa (umur lima belas tahun ke atas) mengalami kelebihan berat badan dan sedikitnya 400 juta orang dewasa mengalami obesitas. Diperkirakan pada tahun 2015, 2,3 miliar orang dewasa akan mengalami kelebihan berat badan, dan lebih dari 700 juta orang dewasa akan mengalami obesitas (WHO, 2006 ; Lloyd-Jones, et al., 2010).

(20)

kabupaten yang memiliki prevalensi kegemukan yang paling tinggi 24,0% dari lima kabupaten/kota di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (Balai Pelatihan dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan, 2008).

Obesitas merupakan kunci penting dari terjadinya peningkatan kejadian penyakit jantung koroner (PJK) (Gotera, Suka, Ketut, Anwar, dan Tuty, 2006). Kelebihan berat badan dan obesitas tercatat sebagai faktor risiko pada beberapa penyakit kronis, termasuk penyakit jantung koroner, hipertensi, diabetes tipe 2, osteoartritis, dan kanker tertentu (Galletta and Khandwala, 2010; Kurth, Gaziano, Skerrett, and Manson, 2003; LaFontaine and Jeffrey 2010 a; LaFontaine and Jeffrey, 2010 b; Misnadiarly, 2004; Robbins and Cotran, 2010; Soegih, dkk., 2009; Tchoukalova, et al., 2008).

(21)

Deteksi dini terhadap obesitas diperlukan berkaitan dengan usaha awal mencegah bertambahnya prevalensi obesitas yang terus meningkat setiap tahun. Pengukuran antropometri dapat digunakan sebagai indikator obesitas yang dapat digunakan untuk mengukur akumulasi lemak pada jaringan adiposa (Robbins and Cotran, 2010). Jaringan adiposa ini terdapat di bawah kulit, di antara otot, pada permukaan jantung (Shier, et al., 2006). Pengukuran antropometri meliputi body mass index (BMI) dan triceps skinfold thickness (TSFT) (Himes, 2000).

Pengukuran BMI dapat digunakan untuk mengetahui klasifikasi obesitas dan sebagai indikator relatif berat badan terhadap tinggi badan (kg/m2), serta seringkali digunakan untuk mewakili perkiraaan lemak tubuh. Pengukuran TSFT dapat di gunakan untuk meningkatkan akurasi tingkat obesitas, untuk mengukur akumulasi lemak tubuh, dan perkiraan penyimpanan lemak tubuh (Buchman, 2004; Deurenberg and Deurenberg, 2002; Robbin and Cotran, 2010).

Pengukuran trigliserida berkaitan dengan penyimpanan trigliserida dalam sel adiposit yang menyusun jaringan adiposa. Apabila kadar trigliserida telah diketahui maka dapat dilakukan suatu usaha menjaga kadar trigliserida berada pada rentang normal. Hubungan antara obesitas dengan trigliserida ditunjukkan dengan kelebihan lemak terutama trigliserida yang sebagai cadangan energi dan jumlahnya paling banyak di jaringan adiposa (Guyton and Hall, 2006; Shier, et al., 2006).

(22)

terdapat hubungan antara BMI pada orang obesitas dengan trigliserida dengan nilai signifikan(p) 0,022. Farin, Abbasi, and Reaven (2006) juga menggunakan body mass index sebagai parameter terhadap peningkatan kadar trigliserida pada

subyek resisten insulin yang diberi perlakuan dengan pengubahan metabolik. Body mass index dan trigliserida digunakan sebagai prediktor penyakit

kardiovaskular. Penelitian tersebut menggambarkan adanya peningkatan trigliserida dapat dilihat sebagai berikut, BMI < 25= 98 mg/dl, BMI 25-29,9= 154 mg/ dl, BMI ≥30= 173 mg/ dl.

Triceps skinfold thickness antropometri yang telah digunakan pada penelitian oleh Sanlier and Yabanci (2007) pada subyek mahasiswa Universitas fakultas Vocational Education di Ankara, Turkey yang mendeterminasi efek obesitas pada lipid darah dan tingkat homocysteine menghasilkan korelasi triceps skinfold thickness dengan trigliserida, dengan nilai signifikansi (p) kurang dari 0,001.

1. Perumusan Masalah

(23)

2. Keaslian Penelitian

Berdasarkan hasil pencarian informasi dan sepanjang pengetahuan peneliti terkait pada penelitian mengenai korelasi body mass index (BMI) dan triceps skinfold thickness (TSFT) terhadap kadar trigliserida, dapat dinyatakan

bahwa belum pernah ditemukan penelitian seperti ini sebelumnya. Beberapa penelitian yang terkait dengan pengukuran antropometri, obesitas, dan kadar trigliserida terhadap risiko penyakit jantung koroner. Penelitian-penelitian lain yang berhubungan dengan penelitian ini yaitu:

a. Hubungan Nilai Antropometri dengan Kadar Glukosa Darah (Lipoeto, Yerizel, dan Widuri, 2007).

Penelitian dilakukan secara cross sectional dengan hasil penelitian adalah tidak ada hubungan antara Indeks Massa Tubuh dengan kadar glukosa darah (r=0,101; p>0,05).

b. Hubungan Lingkar Pinggang dengan Kadar Gula Darah, Trigliserida dan Tekanan Darah pada Etnis Minang di Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat (Jalal, Liputo, Susanti, dan Oenzil, 2006). Penelitian tersebut memperlihatkan pentingnya pengukuran lingkar pinggang sebagai salah satu indikator penting penanda Sindrom Metabolik. Hasil penelitian menemukan ada hubungan yang signifikan antara lingkar pinggang dengan kadar trigliserida (r=0,292, p=0,005) c. Hubungan Persentase Lemak Tubuh dan Indeks Massa Tubuh dengan

(24)

Kerja Puskesmas Srondol Kecamatan Banyumanik Kota Semarang) (Setyandri, 2009).

Penelitian ini dilakukan secara cross sectional dengan subyek penelitian 44 wanita menopause. Hasil penelitian ini adalah Ada hubungan antara persentase lemak tubuh dan indeks massa tubuh dengan kadar trigliserida darah baik sebelum maupun sesudah dikontrol. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi persentase lemak tubuh dan indeks massa tubuh maka semakin tinggi kadar trigliserida darah pada wanita menopause

d. Relationship between Body Mass Index, Lipids and Homocysteine Level in University Student (Sanlier and Yabanci, 2007).

Penelitian ini dilakukan pada 172 laki-laki dan 183 wanita dengan hasil terdapat korelasi signifikan antara body mass index dan triceps skinfold thickness dengan lemak darah (p=<0,001).

e. Generalized Obesity, Serum Lipids and Lipoproteins in Adult Males in a Semi-Urbancommunity in the North of Jordan, oleh Alboqai, et al.

(2006), menyatakan bahwa BMI merupakan indikator kuat terkait dengan obesitas serta serum lemak dan lipoprotein yang merugikan. Nilai p korelasi antara body mass index dengan trigliserida berturut-turut adalah 0,000, 0,000, dan 0,022

f. Adolescent skinfold thickness is a better predictor of high body fatness in adults than is body mass index: the Amsterdam Growth and Health

(25)

di simpulkan bahwa lemak tubuh yang tinggi pada orang dewasa dapat diprediksi dengan lebih baik menggunakan skinfold thickness remaja daripada BMI saat remaja di Amsterdam, Netherlands.

g. Overweight and obesity in relation to cardiovascular disease risk factors among medical students in Crete, Greece, oleh Bertsias, Mammas, Linardakis, and Kafatos (2003). Penelitian ini menggambarkan hasil bahwa korelasi body mass index dengan trigliserida diperoleh nilai p=<0,001. Indeks antropometri bisa mengidentifikasi risiko Cardiovascular disease yang dilakukan pada subyek murid medis di Crete, Greece.

3. Manfaat Penelitian

Pengukuran body mass index (BMI) dan triceps skinfold thickness (TSFT) diharapkan mampu memberikan gambaran awal kadar trigliserida dalam darah. Pengukuran BMI dan TSFT merupakan salah satu pengukuran antropometri dan praktis, mudah serta dapat dilakukan oleh segala lapisan masyarakat tanpa memerlukan keahlian khusus.

B. Tujuan Penelitian

(26)

8

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Obesitas 1. Definisi

Obesitas adalah akumulasi jaringan adiposa yang cukup serius menggangu kesehatan (WHO, 2006; Robbin and Cotran, 2010; Fiveash and Foster, 2009). Penderita obesitas sangat dipengaruhi oleh kelebihan lemak. Hal ini diakibatkan oleh ketidakseimbangan antara pola makan dan aktivitas fisik. Lemak yang disimpan di jaringan adiposa akan digunakan sebagai energi cadangan. Apabila energi tersebut tidak diimbangi aktivitas fisik maka akan terjadi penumpukan lemak yang menyebabkan obesitas (Galletta and Khandwala, 2010; Arif, 2000).

2. Etiopatogenesis

(27)

Gambar 1. Keseimbangan Asupan Makanan dan Aktivitas Fisik (Uwaifo, G.I. & Arioglu, E., 2010)

(28)

sebanyak 15%, dan energi untuk metabolisme basal 70% (Redman, Johannsen, and Ravussin, 2006).

Regulasi fisiologis dan metabolisme terdiri dari 2 faktor, yaitu: a. Controller (otak)

Otak akan menerima sinyal dalam bentuk suara, bau dan rasa ataupun dari dalam tubuh sendiri berupa sinyal neural dan humoral. Sinyal tersebut akan membuat otak merespon dengan mengaktivasi motor system dan memodulasi sistem saraf dan hormonal untuk mencari atau menjauhi makanan. Respon terhadap sinyal yang diterima oleh otak dapat berupa pemilihan jenis makanan (zat gizi), porsi makanan, lama makan dan digesti, absorbsi serta metabolisme zat gizi di dalam tubuh. Hasil dari respon tersebut adalah pembentukan jaringan lemak, glikogen, zat gizi digunakan sebagai energi dan zat lain (hormon, enzim dan lain-lain) (Soegih, dkk., 2009).

b. Controlled system

(29)

Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap obesitas yaitu:

a. Faktor keturunan/genetik berpengaruh sekitar ±30% pada peningkatan lemak tubuh. Masih sulit ditentukan peran genetik yang pasti untuk menimbulkan obesitas (Soegih, dkk., 2009 ; Uwaifo and Arioglu, 2010).

b. Faktor perilaku dan lingkungan yang terdiri dari:

 Makanan merupakan sumber asupan energi. Makanan yang

dikonsumsi umumnya mengandung karbohidrat, protein dan lemak akan diubah menjadi lemak yang digunakan sebagai energi. Lemak hasil metabolisme sejumlah kandungan makanan tersebut akan disimpan tanpa batas di dalam tubuh, karena tubuh memiliki kemampuan menyimpan lemak yang tidak terbatas. Faktor-faktor yang memperngaruhi asupan makanan adalah kuantitas, porsi perkali makan, energi yang diperoleh dari makanan yang dimakan, kebiasaan makan terutama di malam hari, frekuensi makanan dan jenis makanan (Soegih, dkk., 2009).

 Aktifitas fisik merupakan salah satu faktor yang meningkatkan

(30)

 Obat yang terbukti menyebabkan timbulnya obesitas, tersaji pada

tabel I:

Tabel I. Obat-obatan yang dapat Meningkatkan Berat Badan (Bray cit Soegih, dkk., 2009)

Kategori Obat yang menyebabkan badan gemuk Hormon steroid kontrasepsi, glukokortikoid, Progestasional

steroid

Neuroleptik Tioridasin, olazepine quatiapine, resperidon klosapin, ziprasodon

Anti-konvulsan Valproate, karbamasepin, gabapentin Anti-diabetes Insulin, sulfonilurea, tiasolidindion Anti-serotonin Pizotifen

Antihistamin Siprofeptin Β-adrenergic

blokers

Propanol, terasosin

(31)

Pola penumpukan lemak dapat dihubungkan dengan kemungkinan komplikasi yaitu:

a. Obesitas abdominal merupakan obesitas tubuh bagian atas (upper body obesity), di mana dominasi penumpukan lemak lebih banyak

terjadi di daerah abdominal daripada di daerah pinggul, paha atau lengan. Obesitas abdominal lebih banyak terjadi pada pria, sering dihubungkan dengan timbulnya berbagai komplikasi metabolisme, seperti penyakit kardiovaskuler, hepertensi dan diabetes melitus (Soegih, dkk., 2009; Rindiastuti, 2008; Tchoukalova, et al., 2008). b. Obesitas gynoid merupakan obesitas pada bagian bawah tubuh

(lower body obesity) (Rindiastuti, 2008).

B. Trigliserida

Beberapa senyawa kimia di dalam makanan diklasifikasikan sebagai lipid. Lipid ini meliputi, lemak netral atau trigliserida, fosfolipid, kolesterol dan beberapa lipid yang kurang penting. Fungsi trigliserida hampir sama dengan karbohidrat, yaitu dipakai dalam tubuh terutama untuk menyediakan energi pada berbagai proses metabolisme. Tubuh juga secara alami dapat mengubah karbohidrat menjadi trigliserida (Guyton and Hall, 2006).

(32)

dalam sel jaringan adiposa dan makanan di mana TAGs ini membentuk lemak depot (depot fat) (Guyton and Hall, 2006; Ngili, 2009; Shier, et al., 2006).

Sejumlah besar lemak disimpan dalam dua jaringan tubuh utama, yaitu jaringan adiposa dan hati. Fungsi utama jaringan adiposa adalah menyimpan trigliserida sampai diperlukan untuk membentuk energi dalam tubuh. Jaringan adiposa tersusun atas sel-sel lemak (adiposit) yang menyimpan trigliserida hampir murni dengan jumlah sebesar 80-95 % dari keseluruhan volume sel (Guyton and Hall, 2006). Jaringan adiposa terletak di bawah kulit, di antara otot, sekitar ginjal, di belakang bola mata, di beberapa membran abdominal, permukaan jantung dan di sekitar tulang sendi tertentu (Shier, et al., 2006).

Tabel II. Klasifikasi Serum Trigliserida Berdasarkan NCEP-ATP III Guidelines At-A-Glance Quick Desk Reference (2001)

Kategori Serum trigliserida (mg/dL)

Normal < 150

Borderline high 150-199

High 200-499

Very high ≥500

C. Metode Antropometri

(33)

digunakan untuk mengukur lemak, massa lemak bebas dan variasi jumlah lemak dan proporsi yang bisa mengindikasikan status gizi (Gibson, 2005).

Menurut penelitian Robbin and Cotran, 2010; Himes, 2000; Deurenberg and Deurenberg, 2002 menyatakan bahwa, kekurangan maupun kelebihan berat badan dapat dinilai dengan body mass idex (BMI), dan perkiraan akumulasi lemak tubuh dapat diukur dengan triceps skinfoldtThickness (TSFT).

1. Body Mass Index (BMI)

Menurut WHO (2006), BMI merupakan indeks sederhana antara berat-tinggi badan. BMI digunakan untuk klasifikasi kelebihan berat badan dan obesitas pada populasi dewasa dan secara individual. Penghitungan BMI dapat dituliskan dengan persamaan berikut:

(34)

Gambar 3. Pengukuran Berat Badan (Anonim, 2009)

Tabel III. Klasifikasi Internasional Underweight, Overweight dan Obesitas pada Orang Dewasa (WHO, 2010)

Classification BMI(kg/m2)

Principal cut-off points Additional cut-off points

Underweight <18,50 <18,50

Severe thinness <16,00 <16,00

Sumber: dicocokkan dari WHO 1995, WHO 2000 dan WHO 2004.

2. Skinfold thickness (tebal lipat kulit)

Skinfold thickness adalah ukuran yang menunjukkan perkiraan kumpulan

(35)

dan abdominal), appendicular (biceps, triceps, paha depan dan paha medial), dan subkutan abdominal (Indriati, 2009).

Perkiraan lemak tubuh dapat berdasarkan dua asumsi, yaitu (Gibson, 2005):

a. Ketebalan jaringan adiposa subkutan menggambarkan total lemak tubuh.

b. Pemilihan tempat lipatan kulit untuk diukur, dengan mengukur salah satu bagian lipatan atau kombinasi beberapa bagian tebal lipat kulit. Hasil pengukuran ini dapat mewakili rata-rata ketebalan seluruh jaringan adiposa subkutan (Gibson, 2005).

Pengukuran ketebalan lipat kulit dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain:

Tricep skinfold thickness, yaitu mengukur bagian tengah di

belakang lengan atas.

Bicep skinfold thickness mengukur ketebalan lipatan vertikal pada

bagian depan lengan atas.

Subscapular skinfold thickness yaitu mengukur bagian bawah secara

menyamping pada sudut bahu, dengan bahu dan lengan dalam keadaan santai.

Suprailiac skinfold yaitu mengukur garis midaxillary secara cepat

(36)

Midaxillary skinfold yaitu mengambil secara horizontal di atas garis

midaxillary, pada level proses xiphoid (Gibson, 2005).

Triceps skiunfold thickness (TSFT) dapat digunakan untuk mengukur akumulasi lemak tubuh. Triceps skinfold thickness tidak hanya mengukur lemak tubuh, tetapi juga distibusi penyimpanan lemak pada obesitas (Robbin and Cotran, 2010).

Tabel IV. Standar Pengukuran Triceps Skinfold Thickness (Williams and Wilkins, 2008)

Pengukuran Standar 90%

Triceps skinfold thickness 12,500 mm 11,300

Gambar 4. Skinfold Caliper (Anonim, 2010)

(37)

D. Landasan Teori

Penumpukan kelebihan lemak pada orang yang mengalami obesitas, berarti terjadi kelebihan zat gizi dalam tubuh. Kelebihan lemak khususnya trigliserida dapat meningkatkan ukuran sel adiposit yang menyusun jaringan adiposa. Trigliserida merupakan lemak yang paling banyak dalam sel adiposit, oleh karena itu peningkatan kadar trigliserida berhubungan erat dengan obesitas. Peningkatan kadar trigliserida juga berkaitan dengan timbulnya risiko penyakit kardiovaskular.

Pengetahuan dini untuk mengetahui sejauh mana seseorang mengalami kegemukan atau obesitas sangat diperlukan. Hal ini berguna untuk menghindari risiko yang mungkin timbul berupa hipertrigliserida dan penyakit kardiovaskular akibat dari penumpukan lemak terutama trigliserida. Pengukuran antropometri sebagai indikator obesitas, berupa pengukuran body mass index dan triceps skinfold thickness. Hasil pengukuran body mass index dapat mengklasifikasikan kelebihan berat badan dan obesitas seseorang. Pengukuran triceps skinfold thickness dapat menggambarkan penumpukan lemak tubuh pada jaringan adiposa.

(38)

E. Hipotesis

(39)

21

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatan rancangan secara cross-sectional (potong lintang). Penelitian observasional analitik berarti penelitian yang menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi. Kemudian melakukan analisis korelasi antara fenomena, baik antara faktor risiko dan faktor efek, antar faktor risiko maupun antar faktor efek (Notoatmodjo, 2002). Penelitian ini menganalisis korelasi antara body mass index dan triceps skinfold thickness sebagai faktor risiko terhadap kadar trigliserida sebagai faktor efek. Data penelitian yang diperoleh diolah secara komputerisasi untuk mengetahui korelasi dari data-data penelitian tersebut. Studi cross-sectional mencakup semua jenis penelitian yang pengukuran

variabel-variabelnya dilakukan hanya satu kali, pada satu saat (Notoatmodjo, 2002).

B. Variabel Penelitian 1. Variabel bebas

Ukuran body mass index (BMI) dan triceps skinfold thickness (tebal lapisan kulit bagian trisep)

(40)

3. Variabel pengacau

a. Variabel pengacau terkendali adalah umur

b. Variabel pengacau tak terkendali adalah patologi, aktivitas, dan gaya hidup subyek penelitian.

C. Definisi Operasional

1. Karakteristik penelitian meliputi demografi, pengukuran antroprometri dan hasil pemeriksaan laboratorium. Karakteristik demografi pada penelitian ini adalah umur dari subyek penelitian. Pengukuran antropometri meliputi pengukuran body mass index (BMI) dan triceps skinfold thickness (tebal lapisan kulit bagian trisep). Hasil pemeriksaan laboratorium yang diteliti adalah kadar trigliserida dalam darah.

2. Pengukuran body mass index (BMI) adalah perhitungan berat badan (kg) dibagi tinggi badan kuadrat (m2).

(41)

4. Standar yang digunakan dalam penelitian ini meliputi : a. Body mass Index (BMI)

Tabel V. Klasifikasi Internasional Underweight, Overweight dan Obesitas pada Orang Dewasa (WHO, 2010)

Classification BMI(kg/m2) Principal cut-off

Sumber: dicocokkan dari WHO 1995, WHO 2000 dan WHO 2004. b. Triceps skinfold thickness

Tabel VI. Standar Pengukuran Triceps Skinfold Thickness (Williams and Wilkins, 2008)

Pengukuran Standar 90%

Triceps skinfold thickness 12,500 mm 11,300 c. Nilai Standar Trigliserida

Tabel VII. Klasifikasi Serum Trigliserida Berdasarkan NCEP-ATP II Guidelines At-A-Glance Quick Desk Reference (2001)

Kategori Serum trigliserida (mg/dL)

Normal < 150

Borderline high 150-199

High 200-499

(42)

D. Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah dosen dan karyawan pria kampus I,II, III, dan IV Unversitas Sanata Dharma Yogyakarta yang memenuhi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi serta bersedia untuk menjadi subyek penelitian. Subyek penelitian yang memenuhi kriteria inklusi yaitu antara lain dosen dan karyawan pria kampus I,II, III, dan IV Universitas Sanata Dharma, rentang umur 30-50 tahun, bersedia untuk ikut dalam penelitian dan bersedia untuk berpuasa. Kriteria eksklusi dalam penelitian ini yaitu yang sedang menderita penyakit jantung koroner, demam, oedem, penyakit hati akut maupun kronis, penyakit peradangan akut maupun kronis dan sedang mengkonsumsi obat penurun kadar lemak darah. Jumlah subyek penelitian yang ditetapkan sebesar 70 orang.

(43)

Pengambilan data yang dilaksanakan pada bulan Juli 2010 dan Agustus 2010 terdapat 24 orang subyek penelitian tidak hadir, 13 orang subyek penelitian di drop out karena tidak berpuasa, dan 70 orang subyek penelitian menjalani pengukuran tinggi dan berat badan, dan pemeriksaan profil lipid. Proses pengambilan data subyek penelitian dapat dilihat pada gambar 6.

Gambar 6. Skema pengambilan subyek penelitian

107 Subyek Penelitian

(44)

E. Tempat dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kampus I, II, III, dan IV Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Kampus I dan II Universitas Sanata Dharma terletak di Mrican, kampus III Universitas Sanata Dharma terletak di Paingan, Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta, dan kampus IV terletak di Pringwulung. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei sampai Agustus 2010. Pengambilan data antropometri dan uji laboratorium dilakukan pada bulan Juli 2010 di kampus III USD Paingan dan bulan Agustus 2010 di kampus I, II dan IV USD Mrican.

F. Ruang Lingkup

(45)

Gambar 7. Ruang Lingkup Penelitian

Keterangan : * Penelitian ini memiliki fokus pada korelasi BMI dan triceps skinfold thickness terhadap kadar trigliserida dalam darah.

G. Teknik Sampling

Purposive sampling sering disebut sampel bertujuan, dilakukan dengan

cara mengambil subyek bukan didasarkan atas strata ataupun random, tetapi didasarkan atas tujuan tertentu. Teknik ini biasanya dilakukan karena beberapa pertimbangan misalnya alasan keterbatasan waktu, tenaga dan biaya sehingga tidak dapat mengambil sampel yang besar dan jauh. Walaupun cara seperti ini

BMI, triceps skinfold thickness, LP, dan RLPP terhadap tekanan darah

BMI, triceps skinfold thickness

BMI, triceps skinfold thickness terhadap kadar hs-CRP

(46)

diperbolehkan, di mana peneliti bisa menentukan sampel berdasarkan tujuan tertentu, tetapi ada syarat-syarat yang harus dipenuhi, yaitu:

a. Pengambilan sampel harus didasarkan atas ciri-ciri, sifat-sifat atau karakter tertentu, yang merupakan ciri-ciri pokok populasi.

b. Subyek yang diambil sebagai sampel benar-benar merupakan subyek yang paling banyak mengandung ciri-ciri yang terdapat pada populasi (key subjects).

c. Penentuan karakteristik populasi dilakukan dengan cermat dalam studi pendahuluan (Kasjono, dan Yasril, 2009).

H. Instrumen Penelitian

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Instrumen yang reliable adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Salah satu parameter yang harus dipenuhi dalam validitas dan reliabilitas instrumen penelitian adalah presisi. Presisi dinilai berdasarkan coefficient of variation (CV) yang dihitung dari simpangan baku dibagi dengan nilai rata-rata dikalikan 100 % . jika CV kurang dari 2 % maka alat memiliki presisi yang baik. (Mulja dan Hanwar cit Wulandari, Friamita, dan Patramurti, 2006)

(47)

pengukur tinggi badan merek ONDA measuring tape MT01® dengan nilai CV 0,063%, dan skinfold caliper merek pi zhi hou du ji dengan nilai validasi 0,000%. Hasil validasi alat secara keseluruhan memenuhi syarat validitas yang kurang dari 2%, dengan perhitungan validasi terlampir dalam lampiran.

Timbangan berat badan merek Tanita® dan alat pengukur tinggi badan merek ONDA measuring tape MT01® berfungsi sebagai alat untuk mengukur body mass index. Skinfold caliper pi zhi hou du ji, untuk mengukur tebal lipat kulit pada

bagian trisep. Pemeriksaan profil lipid dilakukan oleh laboratorium Pramita Utama/ Parahita. Alat yang di gunakan dalam pengukuran trigliserida bermerek Aechitect c Systems™ dan Aeroset System.

I. Tata Cara Penelitian 1. Observasi Awal

Observasi awal dilakukan dengan mencari informasi tentang jumlah karyawan dan dosen pria di Kampus I,II, III, dan IV Universitas Sanata Dharma yang berusia 30-50 tahun serta tempat yang dapat digunakan untuk mengumpulkan subyek penelitian pada saat pengukuran parameter.

2. Permohonan Izin Kerja Sama

(48)

Ketua Jurusan JP MIPA, Kepala Perpustakaan Universitas Sanata Dharma Paingan, Kepala Urusan Rumah Tangga Paingan, Kepala BAPSI, Para Dekan Fakultas Kampus I, II, III dan IV Universitas Sanata Dharma. Permohonan kerja sama diajukan ke calon subyek penelitian berupa informed consent dan Laboratorium Pramita Utama.

3. Pembuatan Informed Consent, Leaflet, dan Data Calon Subyek Penelitian

a. Leaflet. Leaflet yang digunakan dalam penelitian ini merupakan alat bantu bagi peneliti untuk menjelaskan hal yang berkaitan dengan penelitan yang dilakukan. Isi dalam leaflet meliputi: gambaran pola makan yang tidak dimbangi dengan aktivitas yang cukup sehingga menyebabkan beberapa ganguan kesehatan, pengukuran antropometri (BMI, Skinfold Thickness, pengukuran Lingkar pinggang-panggul), cek profil lipid (trigliserida, kolesterol total, HDL, LDL), dan hs-CRP.

b. Informed Consent. Informed Consent merupakan bukti tertulis pernyataan kesediaan subyek penelitian untuk ikut serta dalam penelitian. Informed Consent pada penelitian ini sesuai standar dari Komisi Etik Penelitian

(49)

c. Data Calon Subyek Penelitian. Data calon subyek penelitian pada penelitian ini adalah berupa tabel yang berisi data nama, usia, alamat rumah, alamat kantor, dan nomor handphone maupun telepon rumah subyek penelitian. Data ini berfungsi untuk mempermudah peneliti melakukan konfirmasi ulang dan mengingatkan kembali subyek penelitian untuk berpuasa sehari sebelum pengukuran parameter dilakukan.

d. Pencarian Subyek Penelitian. Pencarian subyek penelitian dilakukan dengan memohon ijin secara tertulis kepada WR I Universitas Sanata Dharma maupun Para Dekan Fakultas, Ketua Jurusan JP MIPA, kepala perpustakaan Universitas Sanata Dharma Paingan, Kepala Urusasn Rumah Tangga Paingan, Kepala BAPSI, untuk terlebih dahulu memohon ijin melibatkan dosen maupun karyawan dalam penelitian ini. Setelah memperoleh ijin untuk melibatkan dosen dan karyawan dalam penelitian ini, kemudian dilakukan presentasi untuk kelompok maupun dengan cara mendatangi langsung calon subyek secara perseorangan dan menjelaskan tentang maksud dan tujuan dari penelitian ini. Calon subyek penelitian yang setuju untuk berpartisipasi dalam penelitian ini di data nama, usia, nomor telepon, alamat rumah, dan diminta untuk menandatangani Informed Consent yang berisi pernyataan kesediaan subyek penelitian untuk ikut

(50)

4. Pengukuran Parameter

Pengukuran parameter dilakukan pada dua tahap, yaitu tahap I pada bulan Juli 2010 di kampus III USD Paingan dan tahap II pada bulan Agustus di kampus II USD Mrican. Parameter yang diukur adalah berat badan dan tinggi badan (untuk menghitung BMI), skinfold thickness (tebal lipatan kulit), kadar HDL dan kolesterol total dalam darah. Sehari sebelum pelaksanaan penelititian, peneliti mengingatkan subyek penelitian via sms maupun telepon untuk berpuasa selama 8-10 jam.

5. Pengolahan Data

Pengolahan data penelitian dilakukan dengan kategorisasi data sejenis, yaitu menyusun data dan menggolongkannya dalam kategori-kategori kemudian dilakukan interpretasi.

6. Analisis Data Penelitian

(51)

J. Teknik Analisis Data Statistik

Data yang diperoleh diolah secara komputerisasi. Langkah awal adalah dilakukan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov untuk melihat distribusi normal suatu data. Suatu data dikatakan normal bila nilai Asymp. Sig lebih besar dari 0,05. Data kemudian diuji korelasinya menggunakan analisis Pearson apabila data terdistribusi normal atau analisis Sperman apabila data terdistribusi tidak normal. Taraf kepercayaan yang digunakan sebesar 95 %.

K. Kesulitan Penelitian

(52)

34

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian Korelasi Body Mass Index (BMI) dan Triceps Skinfold Thickness (TSFT) terhadap Kadar Trigliserida merupakan bagian dari penelitian payung yang dilakukan oleh Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang berjudul “Korelasi Pengukuran Antropometri Terhadap Profil Lipid dan Kadar hs-CRP dalam Darah sebagai Prediktor Penyakit Kardiovaskular”.

Penelitian ini berdasarkan tingkat prevalensi obesitas yang meningkat setiap tahun (Flegal, Carroll, Ogden, and Curtin., 2010). Obesitas menjadi faktor kunci penyakit seperti kardiovaskuler, diabetes melitus (DM), batu empedu, hipertensi, osteoarthritis dan kanker (Fiveash and Foster, 2009).

A. Karakteristik Subyek Penelitian

Penelitian dilakukan pada 70 subyek penelitian pria dilaksanakan di kampus I, II, III, dan IV Universitas Sanata Dharma yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Analisis karakteristik subyek penelitian terdiri dari umur, body mass index, triceps skinfold thickness, dan kadar trigliserida. Karakteristik

(53)

tinggi dan terlalu rendah (Dahlan, 2009). Hasil analisis karakteristik subyek penelitian ditunjukkan pada tabel berikut:

Tabel VIII. Karakteristik Subyek Penelitian

Karakteristik Pria (n=70) p

Umur (tahun) 39,6 ± 5,3 * 0,197

Body Mass Index (kg/mm2) 25,5 ± 3,7 * 0,200

Triceps Skinfold thickness (mm) 16,0 (5,0 – 59,0) ** 0,000

Trigliserida (mg/ dl) 135,00 (29,00 – 654,00) ** 0,000

Keterangan: * = Mean ±SD

** = Median (minimum-maksimum)

1. Umur

Subyek penelitian ini seluruhnya adalah pria dengan rentang umur 30-50 tahun. Hasil penelitian ini memperoleh karateristik umur rata-rata 39,6 tahun dengan SD ± 5,3. Hasil distribusi data didapat nilai p= 0,197, yang berarti distribusi umur normal. Berikut adalah gambar histogram yang diperoleh dari hasil penelitian.

(54)

Gambar histogram umur ini tidak terlalu miring ke kanan maupun ke kiri yang berarti bersifat relatif simetris. Hasil distribusi data umur penelitian ini terdistribusi secara normal sesuai dengan kriteria normal distribusi gambar histogram dan nilai p.

Jumlah lemak tubuh akan meningkat sesuai dengan peningkatan umur. Peningkatan ini akan terjadi secara signifikan di atas umur 30 tahun yang tentunya akan membawa dampak pada akumulasi asam lemak bebas di dalam tubuh (Jalal, dkk., 2006).

Umur mempunyai korelasi yang bermakna dengan timbulnya penyakit jantung koroner. Risiko penyakit jantung koroner meningkat secara bertahap dengan bertambahnya umur pada pria dan wanita. Rata-rata orang yang lebih tua mengalami arterosklerosis koroner lebih besar dibandingkan orang muda (NCEP, 2002). Jumlah kasus kematian akibat penyakit jantung koroner sebagian besar terjadi pada laki-laki umur 35-44 tahun. Bertambahnya umur berhubungan erat dengan peningkatan kadar kolesterol total (Anwar, 2004).

(55)

Tercatat prevalensi obesitas 27,500% (20-39 tahun) dan 34,300% (40-59 tahun) dengan 5555 subyek yang terdiri dari etnis hispanic, non-hispanic white, non-hispanic black, dan mexican american pada penelitian Flegal, et al., (2010) yang menunjukkan prevalensi obesitas meningkat seiring bertambahnya umur. Hal ini juga dapat dilihat pada penelitian Nyaruhucha, Achen, Msuya, Shayo, and Kulwa, (2003), dengan prevalensi obesitas 13,3% (31-40 tahun) dan 45,4% (41-50 tahun). Penelitian Vasan, Pencina, Cobain, Freiberg, and D’Agostino (2005) juga memberikan gambaran bahwa prevalensi obesitas

meningkat seiring dengan pertambahan umur. Prevalensi obesitas 18,1% (30-34 tahun), 23,8% (40-44 tahun) dan 31,3% (50-54 tahun) melalui penelitiannya yang berlangsung dari tahun 1971-2001.

2. Body Mass Index (BMI)

(56)

Gambar 9. Histogram Body Mass Index (BMI)

Berdasarkan gambar histogram body mass index (gambar. 9), dinyatakan terdistribusi sesuai dengan kriteria normal (relatif simetris dan tidak terlalu ke kanan ataupun ke kiri). Rata-rata body mass index penelitian ini adalah 25,5 dan SD ±3,7. Body mass index dalam penelitian ini yang terendah 17,4 termasuk normal dan body mass index tertinggi 35,1 termasuk obesitas kelas II menurut klasifikasi WHO (2010).

Farin, et al., (2006) menggunakan body mass index sebagai parameter terhadap peningkatan kadar trigliserida pada subyek resisten insulin. Body mass index dan trigliserida digunakan sebagai prediktor penyakit kardiovaskular.

Peningkatan trigliserida dapat dilihat sebagai berikut, BMI < 25= 98 mg/dl, BMI 25-29,9= 154 mg/ dl, BMI ≥30= 173 mg/ dl.

(57)

meneliti antropometri salah satunya body mass index sebagai indeks yang paling cocok untuk mendefinisikan kelebihan berat badan dan obesitas. Penelitan tersebut dilakukan pada anak-anak yang memiliki abnormalitas metabolik.

3. Triceps Skinfold Thickness (TSFT)

Hasil uji normalitas pada triceps skinfold thickness menunjukkan distribusi data yang tidak normal. Distribusi triceps skinfold thickness yang tidak normal dinilai dari p 0,000 yang kurang dari 0,050 dan gambar histogram. Gambar histrogram triceps skinfold thickness dapat dilihat pada gambar 10.

Gambar 10. Histogram Triceps Skinfold Thickness (TSFT)

(58)

menggunakan triceps skinfold thickness untuk memperkirakan overweight, obesitas lemak tubuh dan otot. Kumar and Sivakanesan, (2008) menyatakan triceps skinfold thicknes memiliki korelasi yang positif terhadap infark miokardium akut dengan p= <0,001.

4. Trigliserida

Berdasarkan hasil uji normalitas kadar trigliserida diperoleh data distribusi tidak normal. Distribusi tidak normal ini dilihat dari nilai p= 0,000 yang merupakan kurang dari 0,050. Gambar histogram di bawah ini menunjukkan histogram cenderung condong ke kiri. Gambar histogram demikian menunjukkan distribusi data trigliserida tidak sesuai dengan kriteria normal.

Gambar 11. Histogram Trigliserida

(59)

koroner. Trigliserida meningkat pada orang dengan aktivitas fisik kurang, overweight dan obesitas (NCEP, 2002).

B. Komparatif Body Mass Index Normal dan Body Mass Index Tidak Normal terhadap Trigliserida dalam Darah

Dalam penelitian ini juga membandingkan antara body mass index normal dan body mass index tidak normal terhadap trigliserida. Analisis perbandingan ini menggunakan uji hipotesis komparatif Mann-Whitney. Data hasil uji komparatif Mann-Whitney diperoleh nilai p= 0,005 yang merupakan kurang dari 0,05. Nilai p= 0,005 menunjukkan perbedaan bermakna antara body mass index normal dan body mass index tidak normal terhadap trigliserida.

Tabel IX. Hubungan antara BMI Normal dan Tidak Normal dengan Trigliserida BMI normal (n=32) BMI tidak normal

(n=38)

p Trigliserida 128,47 mg/dl 203,95 mg/dl 0,005

Rata-rata trigliserida pada body mass index normal 128,47 dan body mass index tidak normal 203,95. Penelitian ini memperkuat bahwa adanya

perbedaan antara BMI normal dan tidak normal, yang dapat di bandingkan dengan penelitian oleh Alboqai, et al., (2006) dengan subyek pria 30-50 tahun pada semi-urbancomunity di Jordania Utara. Penelitian tersebut menyatakan terdapat

(60)

index tidak normal terhadap kadar trigliserida ditemukan juga pada penelitan

Bertsias, et al., (2003) pada pelajar di Universitas Crete dengan nilai p=<0,001. Horwich, et al., (2001) juga menemukan adanya perbedaan kadar trigliserida pada BMI normal (20,7-27,7 kg/m2), BMI overweight (27,8-31 kg/m2) dengan BMI obesitas (>31 kg/m2) pada pasien gagal jantung. Kadar trigliserida yang di peroleh pada BMI normal 140 mg/ dl, BMI overweight 172 mg/dl dan BMI obesitas 196 mg/ dl, dengan nilai p= 0,000. Farin, et al., (2006) menyatakan adanya perbedaan kadar rata-rata trigliserida pada body mass index normal dan obesitas, dengan kadar rata-rata trigliserida pada BMI normal 154 mg/ dl dan BMI obesitas 173 mg/ dl, serta nilai p= <0,001.

C. Korelasi Body Mass Index (BMI), Triceps Skinfold Thickness (TSFT) terhadap Kadar Trigliserida dalam Darah

(61)

1. Korelasi Body Mass Index (BMI) terhadap Kadar Trigliserida dalam Darah

Korelasi body mass index terhadap kadar trigliserida diperoleh nilai p=0,001. Nilai p=0,001 kurang dari 0,05 ini menunjukkan ada korelasi yang bermakna antara body mass index dengan trigliserida. Nilai korelasi Spearman sebesar 0,389 menunjukkan bahwa arah korelasi positif dengan kekuatan korelasi yang lemah.

Tabel X. Korelasi Body Mass Index (BMI) dengan Trigliserida Korelasi Spearman

(62)

Gambar 12. Diagram Sebar Korelasi Body Mass Index (BMI) dengan Trigliserida Korelasi yang bermakna ini dapat mengindikasikan, bahwa dengan peningkatan body mass index dapat menggambarkan adanya peningkatan kadar trigliserida dalam darah. Penelitian Alboqai, et al., (2006) dengan subyek penelitian pria sehat umur dewasa 30-50 tahun pada daerah Alsareh di Jordania Utara menghasilkan adanya peningkatan body mass index dengan disertai peningkatan rata-rata serum trigliserida. Peningkatan BMI normal (<25 kg/m2), BMI overweight (≥25-<30 kg/m2), BMI obesitas (≥30 kg/m2) terhadap trigliserida menghasilkan rata-rata trigliserida BMI normal 126,41 mg/dl, BMI overweight 179,02 dan BMI obesitas 210,65 mg/dl. Nilai p korelasi antara body mass index dengan trigliserida berturut-turut adalah 0,000, 0,000, dan 0,022 mendukung penelitian ini.

Penelitian Alboqai, et al., (2006) juga mendukung secara kuat body mass index sebagai indikator umum obesitas yang sangat tergantung dengan

(63)

menggunakan body mass index untuk mengidentifikasi resisten insulin dan hubungannya dengan abnormal metabolik. Penelitian tersebut menemukan terdapat korelasi bermakna antara body mass index dengan trigliserida dengan nilai p=<0,001.

(64)

2. Korelasi Triceps Skinfold Thickness (TSFT) dengan Trigliserida

Nilai p=0,007 yang diperoleh dari korelasi triceps skinfold thickness dengan trigliserida bermakna karena nilai p kurang dari 0,05. Nilai korelasi Spearman sebesar 0,320 menunjukkan bahwa arah korelasi positif dengan

kekuatan korelasi yang lemah. Tabel korelasi triceps skinfold thickness dengan trigliserida dapat dilihat pada tabel XII.

Tabel XI. Korelasi Triceps Skinfold Thickness (TSFT) dengan Trigliserida Korelasi Spearman

r

p Korelasi Triceps skinfold thickness

terhadap Trigliserida

0,320 0,007

(65)

Gambar 13. Diagram Sebar Korelasi Trigliserida dengan Triceps Skinfold Thickness (TSFT)

(66)

48

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat korelasi positif yang bermakna dengan kekuatan korelasi lemah antara body mass index (BMI) terhadap kadar trigliserida dalam darah, dan korelasi positif yang bermakna dengan kekuatan korelasi lemah antara triceps skinfold thickness (TSFT) dengan kadar trigliserida dalam darah.

B. Saran

(67)

DAFTAR PUSTAKA

Afridi, K. A., and Khan, A., 2004, Prevalence and Etiology of Obesity-An Overview, Pakistan Journal of Nutrition, 3 (1): 20.

Abalkhail, B., and Shawky, S., 2002, Comparison Between Body Mass Index, Triceps Skinfold Thikcness and Mid-arm Muscle Circumferance in Saudi Adolescents, Ann Saudi Med, 22 (5-6), 324-328.

Alboqai, O.K., Saraireh, R.M., Saif, M.A., and Diab, M.M., 2006, Generalized Obesity, Serum Lipids and Lipoproteins in Adult Males in a Semi-Urbancommunity in the North of Jordan, JRMS, 13 (1), 39-45.

Anonim, 2006, How To Take Height Measurements, http://www.choirrobesonline.com/measure.php, diakses tanggal 7 April 2010.

Anonim, 2009, Hitung Bobot dengan Standar Brocca, http://www.perempuan.com/new/index.php?aid=19328&cid=5, diakses tanggal 7 April 2010.

Anonim, 2010, Skinfold Caliper Calibration, http://www.topendsports.com/testing/skinfold-caliper-calibration.htm, diakses tanggal 3 April 2010.

Anwar, T.B., 2004, Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3472/1/gizi-bahri4.pdf, diakses tanggal 29 Oktober 2010.

Arif A., 2000, Obat-Obat Obesitas, Meditek, 8 (23), 60-61.

Balai Pelatihan dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan, 2008, Hasil Riset Kesehatan Dasar Provinsi D.I Yogyakarta 2007, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, pp. 55.

Bertsias, G., Mammas, I., Linardakis, M., and Kafatos, A., 2003, Overweight and Obesity in Relation to Cardiovascular Disease Risk Factors among Medical Students in Crete, Greece, BMC Public Health, 3 (3), 1-9. Buchman, A.L., 2004, Practical Nutritional Support Techniques, 2th ed, Slack

(68)

Chuang, S.Y., and Pan, W.H., 2009, Predictability and Implication of Anthropometric Indices for Metabolic Abnormalitas in Children: Nutrition and Health Survey in Taiwan Elementary Children 2001-2002, Asia Pac J Clin Nutr, 18 (2), 272-279.

Dahlan, S., 2009, Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan, Salemba Medika Jakarta, pp. 46, 53-54, 102, 157, 163-166.

Deurenberg, P., and Deurenberg, M., 2002, Validation of Skinfold Thickness for Estimation of Body Fat Percentage among Singaporean Chinese, Malay and Indian Subjects, Asia Pasific J Clin Nutr, 11 (1), 1-7.

Farin, H.M.F., Abbasi, F., and Reaven, G.M., 2006, Comparison of Body Mass Index Versus Waist Circumference With the Metabolic Changes That Increase the Risk of Cardiovascular Disease in Insulin-Resistant Individuals, Am J Cardiol, 98, 1053–1056.

Fiveash, L., and Foster, S.M., 2009, Related Condition: Overview of Obesity, Staywell Content Services, http://inhealth.about.com/health-a-z/triglycerides/related-conditions-obesity, diakses tanggal 31 Oktober 2010.

Flegal, K.M., Carroll, M.D., Ogden, C.L., and Curtin, L.R., 2010, Prevalence and Trend Obesity Among US Adults 1999-2008, JAMA, 303(3), 235-241. Galletta, G.M., and Khandwala M.H., 2010, Obesity Overview, Department of

Internal Medicine,

http://www.emedicinehealth.com/obesity/article_em.htm#Obesity%20O verview, diakses tanggal 11 Juli 2010.

Gibson, R.S., 2005, Principles of Nutritional Assessment, 2th ed, Oxford University Press, US and Europe, Pp. 273-278.

Gotera, W., Suka, A., Ketut, S., Anwar, S., dan Tuty, K., 2006, Hubungan Antara Obesitas Sentral dengan Adiponektin pada Pasien Geriatri dengan Penyakit Jantung Koroner, J Peny Dalam, 7 (2), 102-107.

Guyton, A.C., dan Hall, J.E., 2006, Fisiologi Kedokteran, Edisi 11, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, pp. 882-889.

Hewitt, G.B., Withers, R.T., Brooks, A.G., Woods, G.F., and Day, L.A., 2002, Improved rig for dynamically calibrating skinfold calipers: Comparison

between Harpenden and Slim Guide instruments,

(69)

Himes, J.H., 2000, Antropometric Indicators of Obesity: Epidemiologic, and Public Health Aspect of Their Development and Use, Pan American Health Organization (PAHO), 576, 95-100.

Horwich, T.B., Fonarow, G.C., Hamilton, M.A., Maclellan, W.R., Woo, M.A., Tillisch, J.H., 2001, The Relationship Between Obesity and Mortality in Patient With Heart Failure, Journal of the American College of Cardiology, 38 (3), 789-795.

Indriati, E., 2009, Antropometri untuk Kedokteran Keperawatan Gizi dan Olahraga, PT Intan Sejati, Klaten, pp. 83.

Jalal, F., Liputo, N.I., Susanti, N., dan Oenzil, F., 2006, Hubungan Lingkar Pinggang dengan Kadar Gula Darah, Trigliserida dan Tekanan Darah pada Etnis Minang di Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat,

http://www.fk-unand.com/index.php?option=com_rokdownloads&view=file&task=do wnload&id=33%3Ahubungan-lingkar-pinggang-dengan-kadar-gula-darah&Itemid=22, diakses tanggal 3 April 2010.

Kasjono, H., dan Yasril, G., 2009, Teknik Sampling untuk Penelitian Kesehatan, Graha Ilmu, Yogyakarta, pp. 20.

Kumar, A., and Sivakanesan, H., 2008, Anthropometric Profile In Normolipidaemic Myocardial Infarction Patients In South Asia: A Case-Control Study, Journal of Clinical and Diagnostic Research, 2, 997-1000.

Kurth, T., Gaziano, M., Skerrett, P.J., and Manson, J.E., 2003, Excess Weight and Obesity as Risk Factors for Stroke in Men, Le Jacq Communications, Inc., http://www.medscape.com/viewarticle/462097, diakses tanggal 3 Mei 2010.

LaFontaine, T.P., and Jeffrey, L.R., 2010 a, Lifestyle Management of Adult Obesity: Health Risks of Obesity, the Virtual Health Care Team ® School of Health Professions, http://www.vhct.org/case2500/risks.htm, diakses tanggal 31 Maret 2010.

(70)

Lewis, C.E., McTigue, K.M., Burke, L.E., Poirier, P., Eckel, R.H., Howard, B.V., et al., 2009, Mortality, Health Outcomes, and Body Mass Index in the Overweight Range, Circulation journal of the American Heart Association (AHA), 119, 3263-3271.

Lipoeto, N.I., Yerizel, E., dan Widuri, I., 2007, Hubungan Nilai Antropometri dengan Kadar Glukosa Darah, Medika, 23-28.

Lloyd-Jones, D., Adams, R.J., Brown, T.M., Carnethon, M., Dai, S., Simone, G.D., et al., 2010, Heart Disease and Stroke Statistics_2010 Update: A Report From the American Heart Association, Circulation Journal American Heart Association of the (AHA), 121, e46-e215.

Misnadiarly, 2004, Obesitas, Faktor Penyebab dan Upaya Penanggulangannya, Medika, 30, 604-605.

Nakanishi, N., Nakamura, K., Suzuki, K., Matsuo, Y., and Tatara, K., 2000, Association of Body Mass Index and Percentage Body Fat by Bioelectrical Impedance Analysis with Cardiovascular Risk Factor in Japanese Male Office Workers, Industrial Health, 38, 273-279.

Narendra, M.B., 2006, Pengukuran Antropometri pada Penyimpangan Tumbuh Kembang Anak, http://www.pediatrik.com/pkb/20060220-873im2-pkb.pdf, diakses tanggal 20 Maret 2010.

National Cholesterol Education Program, 2001, ATP III Guidelines At-A-Glance Quick Desk Reference, NIH Publication; USA.

National Cholesterol Education Program, 2002, Detection Evaluation and Treatment of High Blood Cholesterol in Adult (Adult Treatmet Panel III), Third Report, U. S. Department of Health and Human Services, USA, pp. II-5–II-20.

Ngili, Y., 2009, Struktur dan Fungsi Biomolekol, Edisi pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta, pp. 160-161.

(71)

Nyaruhucha, C.N.M., Achen, J.H., Msuya, J. M., Shayo, N.B., and Kulwa, K.B.M., 2003, Prevalence and Awareness of Obesity Among People of Different Age Groups in Educational Institution in Morogoro, East African Medical Journal, 80 (2), 68-72.

Redman, L., Johannsen, D., and Ravussin, E., 2006, Regulation of Body Weight

in Humans, Pennington Biomedical Research Center,

http://www.endotext.org/obesity/obesity7.2/obesityframe7-2.htm, diakses tanggal 5 November 2010

Rindiastuti, Y., 2008, Hubungan Lingkar Leher dan Lingkar Pinggang dengan Hipertensi, http://yuyunrindi.files.wordpress.com/2008/04/skripsi.pdf, diakses tanggal 28 maret 2010.

Robbins, and Cotran, 2010, Pathologic Basis of Disease, 8th ed, Saunders Elsivier, United State of America, pp. 438-444, 726-727.

Sanlier, N., and Yabanci, N., 2007, Relationship between Body Mass Index, Lipids and Homocysteine Level in University Student, JPMA, 57, 491-495.

Setyandri, D., 2009, Hubungan Persentase Lemak Tubuh dan Iindeks Massa Tubuh dengan Kadar Trigliserida Darah Pada Wanita Menopause (Studi Di Wilayah Kerja Puskesmas Srondol Kecamatan Banyumanik Kota Semarang), http://eprints.undip.ac.id/6402/, diakses tanggal 5 April 2010.

Sevilla, C., Jesus A., Twila G., Bella P., and Gabriel G., 2006, Pengantar Metode Penelitian, UI Press, Jakarta.

Shier, D., Butler, J., and Lewis, R., 2006, Holes’s Essential of Human Anatomy and Phisiology, Ninth ed., Mc Graw Hill Higher Education, New York, pp. 101, 414-415.

Sidartawan, S., 2004, Hubungan Leptin dengan Dislipidemia Aterogenik pada Obesitas Sentral: Kajian Terhadap Small Dense Low Density Lipoprotein,

http://www.digilib.ui.ac.id//opac/themes/libri2/detail.jsp?id=83626&loka si=lokal, diakses tanggal 5 April 2010.

Soegih, R.R., Wiramihardja, K.K., Firmansah, A.W., Nugraha, G.I., Fatimah, S.N., Fitriyanti, S., dkk, 2009, Obesitas Permasalahan dan Terapi Praktis, CV Sagung Seto, Jakarta, pp.10-18.

(72)

Tchoukalova, Y.D., Koutsari, C., Karpyak, M.V., Votruba, S.B., Wendland, E., and Jensen, M.D., 2008, Subcutaneous Adipocyte Size and Body Fat Distribution, Am J Clin Nutr, 87, 56–63.

Tresaco, B., Moreno, L.A., Ruiz, J.R., Ortega, F.B., Bueno, G., González-Gross, M., et al., 2009, Truncal and Abdominal Fat as Determinants of High Triglycerides and Low HDL-cholesterol in Adolescents, Obesity journal, 17, 1086–1091.

Uwaifo, G.I., and Arioglu, E., 2010, Obesity, eMedicine Specialties, http://emedicine.medscape.com/article/123702-overview, diakses tanggal 31 Oktober 2010.

Vasan, R.S., Pencina, M.J., Cobain, M., Freiberg, M.S., and D’Agostino, R.B., 2005, Estimated Risks for Developing Obesity in the Framingham Heart Study, Ann Intern Med, 143, 473-480.

William and Wilkins, 2008, All Thing Nursing, Wolters Kluwer Health Norristwon, pp. 328.

World Health Organization, 2006, Obesity and Overweight, WHO, http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs311/en/index.html, diakses tanggal 26 Maret 2010.

World Health Organization, 2010, BMI classification, WHO,http://apps.who.int/bmi/index.jsp?introPage=intro_3.html, diakses tanggal 26 November 2010.

(73)
(74)
(75)

Lampiran 2. Informed Consent

SURAT PERSETUJUAN (INFORMED CONSENT)

Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama :

Umur : Alamat :

Menyatakan bahwa :

1. Saya telah mendapat penjelasan segala sesuatu mengenai penelitian : KORELASI PENGUKURAN ANTROPOMETRI TERHADAP PROFIL LIPID DAN KADAR hs-CRP DALAM DARAH SEBAGAI PREDIKTOR PENYAKIT KARDIOVASKULAR

2. Setelah saya memahami penjelasan tersebut, dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan dari siapapun bersedia ikut serta dalam penelitian ini dengan kondisi :

a) Data yang diperoleh dari penelitian ini akan dijaga kerahasiaannya dan hanya dipergunakan untuk kepentingan ilmiah.

b) Apabila saya inginkan, saya boleh memutuskan untuk keluar / tidak berpartisipasi lagi dalam penelitian ini tanpa harus menyampaikan alasan apapun.

Yogyakarta,………. Saksi Yang membuat pernyataan

(……….) (………..)

(76)
(77)
(78)
(79)
(80)
(81)
(82)

Lampiran 8. Foto Timbangan Berat Badan

(83)

Lampiran 9. Foto Skinfold Caliper

Gambar 15. Skinfold Caliper

(84)

Lampiran 10. Data Validasi Alat

Tabel XII. Validasi Alat Pengukuran Tinggi Badan (Onda Measuring Tape MT01)

Tabel XIII. Validasi Alat Pengukuran Berat Badan (Tanita-HA-622)

Berat Badan Mean SD CV (%)

Tabel XIV. Validasi Alat Pengukuran Tebal Lemak Kulit

(85)

Lampiran 11. Data Statistik

Interquartile Range 8.0

Skewness .154 .287

(86)
(87)
(88)

Data Normalitas BMI

Interquartile Range 4.7

Skewness .052 .287

(89)
(90)
(91)

Data Normalitas Triceps Skinfold Thickness

Std. Deviation 11.0150

Minimum 5.0

Maximum 59.0

Range 54.0

Interquartile Range 11.5

Skewness 1.409 .287

(92)
(93)
(94)

Data Normalitas Trigliserida

Trigliserida Mean 1.6944E2 14.93750

95% Confidence Interval

Std. Deviation 1.24976E2

Minimum 29.00

Maximum 654.00

Range 625.00

Interquartile Range 97.25

Skewness 2.360 .287

(95)
(96)
(97)

Data Komparatif BMI Normal dan BMI Tidak Normal terhadap Kadar Trigliserida

Descriptives

Kriteria2 Statistic Std. Error

Trigliserida BMI normal

Mean 1.2847E2 12.31762

95% Confidence

Std. Deviation 6.96790E1

Minimum 29.00

Maximum 317.00

Range 288.00

Interquartile Range 81.75

Skewness 1.475 .414

Kurtosis 1.992 .809

BMI tidak normal

Mean 2.0395E2 24.27084

95% Confidence

Std. Deviation 1.49616E2

Minimum 44.00

Maximum 654.00

Range 610.00

Interquartile Range 97.00

Skewness 1.940 .383

Gambar

Gambar 1. Keseimbangan Asupan Makanan dan Aktivitas Fisik (Uwaifo, G.I. &  Arioglu, E., 2010)
Tabel I. Obat-obatan yang dapat Meningkatkan Berat Badan (Bray cit Soegih, dkk., 2009)
Tabel II. Klasifikasi Serum Trigliserida Berdasarkan NCEP-ATP III Guidelines At-A-Glance Quick Desk Reference (2001)
Gambar 2. Pengukuran Tinggi Badan (Anonim, 2006)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Agar tidak keluar dari permasalahan yang diteliti penulis membatasi permasalahannya hanya pada jenis- jenis kesalahan yang dilakukan mahasiswa bahasa Jepang,

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SIDOARJO Jumlah  rumah tangga usaha  pertanian di Kabupaten Sidoarjo  Tahun 2013 sebanyak 41.287 rumah  tangga   

Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu dengan mengumpulkan data curah hujan yang diperlukan kemudian mencari hujan maksimum setiap tahunnya, melakukan analisis

Salah satu upaya yang dilakukan selama ini dalam meminimalkan gangguan lalu lintas kendaraan dan mengurangi tingkat resiko kecelakaan bagi pejalan kaki di daerah perkotaan

Salah satu pendekatan pembelajaran tersebut adalah apa yang disebut “Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)” atau “Problem Based Learning (PBL)”. Pendekatan pembelajaran ini

Mahasiswa yang tidak melakukan proses pembayaran kuliah/registrasi Semester Genap 2014/2015 sampai dengan tanggal 2 Maret 2015 dan tidak melakukan cuti akademik sampai

Skripsi yang berjudul &#34;Analisis Penilaian Kewajaran Harga Saham (Studi Pada Sektor Industri Pertambangan yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia

 Negara dengan tingkat kesehatan yang baik serta teknologi yang baik akan memiliki angka kematian bayi yang rendah.. Angka