• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Daftar Pengguna / Pelanggan Telepon Seluler di Indonesia [17] Pada Posisi 21 Mei 2007

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Daftar Pengguna / Pelanggan Telepon Seluler di Indonesia [17] Pada Posisi 21 Mei 2007"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kemajuan teknologi telah mengubah paradigma penggunaan teknologi dalam bidang informasi dan komunikasi yaitu dari teknologi non mobile ke teknologi mobile. Teknologi mobile yang saat ini berkembang pesat di Indonesia adalah penggunaan perangkat telepon seluler. Pemberdayaan Telematika[17] melaporkan bahwa sampai dengan posisi tanggal 21 Mei 2007, telah tercatat pengguna/pelanggan telepon seluler di Indonesia berjumlah 40.249.619 pelanggan dari 8 provider seluler yang terdaftar (Tabel 1.1).

Tabel 1.1 Daftar Pengguna / Pelanggan Telepon Seluler di Indonesia [17] Pada Posisi 21 Mei 2007

NO OPERATOR SELULER PELANGGAN

1 Telkomsel 21,150,000 2 Indosat 9,571,000 3 XL 6,251,714 4 Flexi 1,776,747 5 Mobile 8 881,818 6 Bakrie 598,818 7 Sampoerna 12,722 8 Natrindo 6,800 Total 40,249,619

Memiliki telepon seluler dan berlangganan pada salah satu operator seluler telah menjadi suatu kebutuhan dan gaya hidup dari semua kelas masyarakat dewasa ini. Tidak hanya masyarakat kalangan menengah ke atas saja yang mampu memiliki telepon seluler, bahkan masyarakat kalangan bawah sekalipun saat ini mampu memiliki telepon seluler mengingat telepon seluler telah menjadi kebutuhan komunikasi yang utama dengan berbagai pilihan jenis dan harga yang terjangkau. Teknologi mobile phone yang digunakan pada perangkat telepon seluler tidak hanya dimanfaatkan sebagai sarana komunikasi untuk menelepon atau mengirim pesan singkat saja. Saat ini, teknologi mobile phone dapat difungsikan dalam berbagai

(2)

bentuk penggunaan seperti halnya orang menggunakan komputer. Berbagai macam fitur dan fungsi dalam perangkat seluler yang mengadopsi teknologi komputer telah

dikembangkan antara lain fasilitas penyediaan berbagai content sesuai dengan

kebutuhan penguna[1]. Saat ini, teknologi pembelajaran jarak jauh telah diakomodir oleh perangkat seluler yaitu dalam bentuk mobile learning[13]. Perkembangan ini didukung oleh semakin tersedianya jaringan nirkabel, jenis layanan dan perangkat seluler yang bervariasi dari waktu ke waktu.

Dalam rangka meningkatkan kemampuan pengembangan diri, setiap orang memerlukan pengukuran aspek psikologis (psikotes). Beberapa metode pengukuran dalam psikotes secara konvensional dengan menggunakan berbagai instrumen pengujian telah banyak diperkenalkan. Secara umum, psikotes dilakukan terhadap individu (assessee) melalui beragam tes dengan simulasi dan instrumen terstandar oleh pihak penguji (assessor) menggunakan kertas pengujian. Dari serangkaian tes yang dilakukan, assessee akan menerima feedback yang dapat digunakan sebagai

dasar untuk mengevaluasi dan mengembangkan kemampuannya[10].

Tipikal penyelenggaraan psikotes di Indonesia awalnya hanya difokuskan untuk mengukur kemampuan atau kecerdasan individu (intelegensia) dengan menggunakan instrumen tes antara lain mencari persamaan kata, menjumlahkan angka dan mencari gambar yang sesuai menggunakan media kertas pengujian. Pada perkembangannya, pengukuran psikologis mulai dikembangkan menjadi serangkaian pengujian yang meliputi pengukuran ketelitian, kepribadian, minat, bakat, tes potensi akademi dan tes kemampuan umum[18].

Penyelenggaraan psikotes menggunakan teknologi mobile (mobile psychotest)

menjadi fitur yang dapat dipertimbangkan oleh operator seluler. Hal ini disebabkan

karena tes psikologis secara konvensional mempersyaratkan assessee yang

berinteraksi langsung dengan penguji (assessor). Dalam mobile psychotest, fungsi

assessor cara konvensional digantikan oleh sistem aplikasi sehingga assessee tidak lagi berinteraksi langsung dengan manusia melainkan berinteraksi dengan sistem. Selain itu, karena berbasis mobile, psikotes dapat dilakukan kapan dan di mana saja

(3)

oleh pengguna serta perangkat yang digunakan dapat dibawa dan dipindah-pindahkan dengan mudah sehingga memberikan kenyamanan bagi pengguna.

Pengembangan aplikasi mobile psychotest ini memberikan peluang baru bagi

operator seluler dan industri telekomunikasi di Indonesia. Dengan diterapkannya

mobile psychotest maka pihak yang memanfaatkan hasil akhir dari pengujian

psikologis tidak lagi harus menggunakan lembaga/biro yang menyediakan jasa psikologi dan akan beralih menggunakan telepon seluler sebagai media pengujian.

Selain itu, mobile psychotest dapat dimanfaatkan oleh kalangan umum, calon

mahasiswa, calon karyawan swasta dan calon pegawai negeri sipil serta masyarakat umum untuk mempersiapkan diri secara individu sebelum mengikuti tes yang

sesungguhnya. Banyaknya peluang baru penggunaan mobile psychotest ini akan

memberikan keuntungan bagi operator seluler yang menyediakan fasilitas mobile

psychotest tersebut.

Untuk membangun mobile psychotest, terdapat berbagai pilihan platform yang telah banyak diperkenalkan dalam teknologi informasi di dunia yaitu symbian, linux, J2ME dan BREW. Dengan makin berkembangnya jaringan teknologi CDMA di

Indonesia, penggunaan BREW platform (yang dikembangkan oleh Qualcomm) untuk

pengembangan sistem aplikasi pada perangkat mobile, merupakan pilihan yang tepat.

BREW platform telah dimanfaatkan sebagai bahasa pemrograman dalam

implementasi aplikasi mobile learning. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem aplikasi mobile learning yang diterapkan dalam perangkat seluler berbasis BREW mampu memberikan kepuasan pengguna hingga 82,22%[13].

Sehubungan dengan hal tersebut, tesis ini akan merancang dan mengimplementasikan sistem aplikasi psikotes secara mobile (mobile psychotest). Setelah aplikasi dirancang dan diimplementasikan, akan dilakukan pengujian kepada

pengguna untuk mengetahui respon pengguna terhadap sistem aplikasi mobile

psychotest yang dirancang, dilihat dari aspek kelayakan dan kepuasan pengguna serta

memperbandingkan sistem aplikasi mobile psychotest ini dengan sistem psikotes

(4)

1.2 Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. membuat rancangan sistem aplikasi mobile psychotest sesuai kebutuhan

pengguna dan mengimplementasikan hasil rancangan sistem ke dalam perangkat seluler berbasisBREW,

2. melakukan pengujian terhadap penggunaan aplikasi mobile psychotest yang telah diimplementasikan dalam perangkat seluler berbasis BREW (dilihat dari aspek kelayakan dan kepuasan pengguna) yang diperbandingkan dengan pengujian

psikotes konvensional pada tiga jenis kelompok pengguna (assessee) yaitu

karyawan swasta, mahasiswa dan calon PNS, dan masyarakat umum.

3. merekomendasikan penerapan dan penyempurnaan sistem aplikasi mobile

psychotest lebih lanjut. 1.3 Perumusan Masalah

Untuk merancang dan mengimplementasikan sistem aplikasi mobile psychotest

berbasis BREW, permasalahan yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana sistem aplikasi mobile psychotest dapat dirancang dan

kendala-kendala apa saja yang dapat teridentifikasi.

2. Bagaimana sistem aplikasi mobile psychotest yang telah dirancang dapat

dibangun dan diterapkan pada BREW platform dan kendala-kendala apa saja

yang dapat teridentifikasi.

3. Bagaimana respon pengguna terhadap penggunaan aplikasi mobile psychotest

yang telah diimplementasikan dalam perangkat seluler berbasis BREW dibandingkan dengan pengujian psikotes secara konvensional dilihat dari aspek kelayakan sistem.

4. Bagaimana respon pengguna terhadap penggunaan aplikasi mobile psychotest

yang telah diimplementasikan dalam perangkat seluler berbasis BREW dibandingkan dengan pengujian psikotes secara konvensional dilihat dari aspek kepuasan pengguna.

5. Adakah kelemahan-kelemahan sistem aplikasi mobile psychotest ini yang dapat disarankan untuk pengembangan dan penyempurnaan lebih lanjut.

(5)

1.4 Batasan Masalah

Penelitian ini meliputi perancangan, pengembangan, penerapan dan pengujian sistem aplikasi mobile psychotest yang dibatasi oleh hal-hal sebagai berikut:

1. Instrumen pengujian psikotes yang akan digunakan mengadopsi instrumen

psikotes konvensional yaitu untuk pengujian aspek intelegensia, aspek potensi akademik/kemampuan umum, aspek lainnya (ketelitian, kepribadian, minat dan bakat), termasuk variasi soal dan feedback pengujiannya.

2. Hasil rancangan sistem aplikasi mobile psychotest hanya akan

diimplementasikan dengan BREW platform.

3. Perangkat seluler yang digunakan untuk implementasi adalah telepon seluler

ZTE C330 yang mendukung BREW.

4. Pengguna yang akan diujicobakan hasil rancangan sistem aplikasi mobile

psychotest adalah assessee yang dibedakan dalam tiga kelompok yaitu kelompok karyawan swasta (Kelompok 1) untuk pengujian aspek intelegensia, kelompok mahasiswa dan calon PNS (Kelompok 2) untuk pengujian aspek potensi akademik/kemampuan umum, serta kelompok masyarakat umum (Kelompok 3) untuk pengujian aspek lainnya (ketelitian, kepribadian, minat dan bakat).

5. Nilai ekspektasi ideal untuk aspek kelayakan dan kepuasan pengguna

menggunakan skala 5 (100%). Sistem dianggap layak dan dapat memberikan kepuasan pengguna jika nilai yang didapat dari hasil analisis data terhadap pengujian sistem ini mencapai 3,00 atau 60%.

6. Manajemen isi konten, pengguna dan unsur bisnis secara lengkap tidak dibahas dalam penelitian ini.

1.5 Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: perbedaan pengunaan metode psikotes yang diterapkan yaitu menggunakan sistem aplikasi mobile psychotest dan psikotes secara konvensional, akan memberikan respon yang berbeda terhadap aspek kelayakan dan kepuasan pengguna dari masing-masing kelompok pengguna.

(6)

1.6 Metodologi Penelitian

Metode yang akan diterapkan dalam penelitian ini mengacu pada diagram alir pada Gambar 1.1, dengan penjelasan sebagai berikut:

(7)

1. Tahap Persiapan

Pada tahapan ini, akan dilakukan identifikasi dan perumusan masalah, penetapan tujuan penelitian, perumusan dan pembatasan masalah serta hipotesis.

2. Tahap Analisis Kebutuhan (Requirement)

Untuk memperoleh hal-hal yang diharapkan, akan dilakukan observasi dan wawancara langsung kepada pakar ahli dan assessee atau calon pengguna sesuai kelompok pengguna yang telah ditetapkan dalam batasan masalah.

3. Tahap Perancangan dan Implementasi

Sesuai kebutuhan yang telah ditetapkan, selanjutnya akan dilakukan perancangan sistem dengan aktivitas sebagai berikut:

a. merancang infrastruktur,

b. merancang arsitektur informasi,

c. merancang software dengan memanfaatkan Unified Modeling Language

(UML), dan

d. merancang tampilan dan antarmuka dari aplikasi.

Hasil rancangan sistem selanjutnya dikembangkan menggunakan BREW

platform, diimplementasi ke BREW simulator¸ dan selanjutnya

diimplementasikan ke perangkat telepon seluler ZTE C330. 4. Tahap Pengujian

Pengujian dilakukan kepada pengguna yang dibedakan berdasarkan kelompok

assessee telah ditetapkan yaitu kelompok karyawan swasta (Kelompok 1) untuk

pengujian aspek intelegensia, kelompok mahasiswa dan calon PNS (Kelompok 2) untuk pengujian aspek potensi akademik/kemampuan umum, serta kelompok masyarakat umum (Kelompok 3) untuk pengujian aspek lainnya (ketelitian,

kepribadian, minat dan bakat). Kepada masing-masing kelompok assessee

tersebut diujikan instrumen psikotes secara kovensional dan selanjutnya mengunakan perangkat seluler ZTE C330 yang telah diimplementasikan aplikasi

(8)

masing-masing pengguna diminta untuk mengisi kuisioner dan memberikan respon terhadap aspek kelayakan dan kepuasan pengguna.

5. Tahap Analisis Data dan Pelaporan

Data yang diperoleh dari tahap pengujian dianalisis secara statistik untuk setiap parameter pengukuran pada masing-masing kelompok pengguna. Data dianalisis

menggunakan t-Student Test untuk melihat pengaruh perbedaan penggunaan

metode pengujian psikotes. Hasil analisis data digunakan untuk menarik kesimpulan dan penyusunan pelaporan akhir.

 

1.7 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang digunakan dalam penyusunan laporan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pendahuluan

Pada bab ini membahas tentang latar belakang, tujuan, perumusan masalah, batasan masalah, hipotesis, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan. 2. Tinjauan Pustaka

Bab ini membahas tentang teori yang mendasari penulisan yaitu tinjauan secara umum mengenai konsep dan instrumen dasar pengujian aspek psikologis secara

best practise, perancangan dan implementasi mobile psychotest, uraian tentang perancangan sistem dan metode kinerjanya.

3. Perancangan Sistem dan Metodologi Penelitian

Bab ini membahas tentang metodologi yang digunakan dalam melaksanakan penelitian ini meliputi pengumpulan data awal dan analisis kebutuhan, perancangan instrumen psikotes, perancangan sistem (perangkat keras dan perangkat lunak), pengembangan sistem aplikasi, serta metode tabulasi dan analisis data.

(9)

4. Implementasi dan Pengujian Sistem Aplikasi

Bab ini membahas tentang hasil implementasi meliputi implementasi tiap

modul-modul aplikasi yang dirancang dan implementasi Graphical User

Interface (GUI), pengujian sistem aplikasi meliputi pengujian dengan BREW

Simulator dan pengujian dengan perangkat seluler dan analisis manfaat. 5. Hasil Analisis Data dan Pembahasan

Bab ini membahas tentang pengujian sistem aplikasi kepada pengguna, pengujian dilakukan untuk mengetahui tingkat penerimaan pengguna (assessee) atas sistem aplikasi yang dikembangkan menyangkut kelayakan dan kepuasan pengguna dengan menggunakan t-Student Test.

6. Penutup

Bab ini membahas tentang kesimpulan akhir dari hasil penelitian ini serta saran-saran pengembangan lebih lanjut.

Gambar

Tabel 1.1  Daftar Pengguna / Pelanggan Telepon Seluler di Indonesia  [17]  Pada Posisi 21 Mei 2007
Gambar 1.1  Diagram Alir Metodologi Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Pendekatan analisis yang digunakan dalam pene- litian ini antara lain analisis bioekonomi dan data envelopment analysis (DEA). Hasil penelitian menunjuk- kan bahwa 1)

Selain komponen konsumsi rumah tangga, komponen PDRB Penggunaan yang mengalami peningkatan peranan pada triwulan III tahun 2014 dibandingkan dengan triwulan II

Dari pengertian diatas, dapat diambil kesimpulan oleh penulis bahwa pendidikan vokasional merupakan kecakapan yang dapat membekali peserta didik dalam mengatasi

Apabila perpindahan panas terjadi secara konveksi alami, maka untuk menghitung koefisien pindah panas pada sebuah pelat dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 15,

Ketua STISIPOL Raja Haji Ketua Program Studi PEMBANTU KETUA I BIDANG AKADEMIK. FERIZONE, MPM RAJA

3. Melalui Konsultan Hak Kekayaan Intelektual. Prosedur pencatatan hak cipta sama untuk semua jenis ciptaan, yang berbeda hanyalah lampiran contoh ciptaannya. Pencatatan

Hasil penelitian ini menyatakan bahwa modus operandi para pelaku kejahatan pemalsuan merek helm di Surakarta dilakukan dari produsen helm dengan merek palsu dan dari pedagang yang

Makalah dalam seminar tentang “Pengaturan dan Akibat Hukum Pengangkatan Anak” (Depok: Auditorium FHUI, 29 November 2006) hal 6.. beberapa generasi keturunan yang menyangkut