• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 3 KERANGKA PENELITIAN"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 3

KERANGKA PENELITIAN

3.1. Kerangka Konsep

Pada bab ini akan dibahas tentang kerangka konsep, yaitu suatu diagram sederhana, kerangka konsep pada penelitian ini menggambarkan hasil wawancara dengan pasien kemoterapi di RSU. Dr. Pringadi Medan sebagai berikut:

Skema 3.1. Kerangka Konsep Upaya Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi pada Pasien Kemoterapi di RSU.Dr.Pirngadi Medan.

Upaya pemenuhan kebutuhan nutrisi pada pasien kemoterapi:

- Upaya memenuhi asupan makanan - Upaya memenuhi kebutuhan zat gizi

- Motivasi diri dan keluarga untuk membantu pasien dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi

(2)

3.2. Defenisi Operasional

No Variabel Defenisi operasional Alat ukur Hasil ukur 1. Upaya

memenuhi asupan makanan

- Cara pasien dalam memenuhi asupan makanan

Panduan wawancara

Persentase dan hasil wawancara 2. Upaya memenuhi kebutuhan zat-zat gizi - Kebutuhan karbohidrat - Kebutuhan protein - Kebutuhan mineral - Kebutuhan vitamin Panduan wawancara

Persentase dan hasil wawancara 3 Motivasi diri dan keluarga untuk membantu pasien dalam memenuhi kebutuhan nutrisi

- Motivasi diri sendiri - Motivasi keluarga

Panduan wawancara

Persentase dan hasil wawancara

(3)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Desain Penelitian

Desain penelitian ini menggunakan metode deskriptif eksploratif, dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui bagaimana upaya pasien kemoterapi dalam memenuhi kebutuhan nutrisi di RSU.Dr.Pirngadi Medan.

4.2. Populasi, Sampel, dan Teknik sampling

4.2.1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti (Notoadmojo, 2012). Dalam hal ini populasi yang digunakan adalah pasien kemoterapi di RSU.Dr.Pirngadi Medan. Berdasarkan data dari penelitian yang dilakukan dari tanggal 22 April sampai 10 Mei 2017 diperoleh data penderita kemoterapi 10 pasien.

4.2.2. Sampel

Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoadmojo, 2012). Sampel pada penelitian adalah pasien yang menjalani kemoterapi di RSU.Dr.Pirngadi Medan.

(4)

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan menggunakan accidental sampling. Pengambilan data secara accidental ini dilakukan dengan mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada atau tersedia di suatu tempat sesuai konteks penelitian (Notoatmodjo, 2012).

4.3. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian

4.3.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RSU. Dr. Pirngadi Medan.

4.3.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dimulai dari mengajukan judul proposal dibulan September 2016, dan seminar proposal pada bulan Februari 2017, dan dilanjutkan dengan pengumpulan data dimulai dari 22 April 2017 sampai 10 Mei 2017.

4.4. Pertimbangan Etik

Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu mengajukan surat ethical clearance oleh Komisi Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, setelah disetujui penulis mengajukan izin penelitian kepada institusi Fakultas Keperawatan Universitas Universitas Sumatera Utara. Setelah proses ini selesai selanjutnya peneliti mengajukan permohonan izin penelitian ke RSUD. Dr. Pirngadi Medan. Setelah mendapatkan persetujuan, peneliti melakukan penelitian dengan menekankan pertimbangan etik.

Polit & Beck (2012) menjelaskan bahwa dalam melakukan penelitian perlu diperhatikan prinsip etik penelitian yaitu : beneficence, non-maleficence,

(5)

anonimity, confidentiality, dan informed concent. Beneficene, penelitian harus memberikan keuntungan bagi responden dengan cara memperhatikan hak responden untuk bebas dari kerugian dan ketidaknyamanan serta memperhatikan hak responden untuk mendapatkan perlindungan dari eksploitasi dengan cara memberikan informasi kepada responden bahwa informasi yang mereka berikan hanya akan digunakan pada penelitian ilmu keperawatan. Non- maleficence penelitian ini tidak menimbulkan bahaya bagi responden. Automomy, penelitian ini memberikan kebebasan bagi responden menentukan keputusan sendiri bersedia ikut atau tidak untuk menjadi responden dalam penelitianini tanpa adanya unsur paksaan atau pengaruh dari peneliti atau siapapun. Anonimity, demi menjaga kerahasiaan penelitian tidak akan mencantumkan nama responden tetapi diganti dengan no responden. Confidentiality, peneliti memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian baik informasi maupun masalah-masalah lainnya dengan cara menggunakan responden. Informed concert, bentuk persetujuan antara responden dan peneliti dengan memberikan lembar persetujuan, setelah responden memutuskan untuk berpartisipasi dalam penelitian, peneliti memberikan sebuah surat persetujuan yang akan ditandatangani oleh responden sebagai bukti bahwa mereka berpartisipasi dalam penelitian.

4.5. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk pengumpulan data (Notoatmodjo, 2010). Untuk memperoleh informasi dari responden, penulis menggunakan alat untuk mengumpulkan data berupa data demografi meliputi: usia, jenis kelamin, pendidikan, agama, suku, lama kemoterapi, perasaan setelah

(6)

menjalani kemoterapi, perubahan fisik setelah menjalani kemoterapi dan efek samping setelah menjalani kemoterapi.

Bagian kedua instrumen penelitian adalah panduan wawancara. Panduan wawancara ini berisi pertanyaan yang diajukan kepada responden, dimana pertanyaan tersebut dibuat sendiri oleh peneliti. Panduan wawancara ini berisi lima, berupa karakteristik responden setelah menjalani kemoterapi seperti perasaan dan pengalaman setelah menjalani kemoterapi, perubahan fisik setelah menjalani kemoterapi, dan upaya pasien dalam memenuhi kebutuhan nutrisi. Pertanyaan diajukan seputar upaya pemenuhan kebutuhan nutrisi pada pasien kemoterapi di RSU.Dr.Pirngadi Medan.

4.6. Validitas

Validitas merupakan sejauh mana suatu instrumen mengukur apa yang harus diukur (Polit & Back, 2012).panduan wawancvara ini telah divalidasi oleh salah satu dosen Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang expert dalam bidang kemoterapi dan nutrisi. Hasil dari validasi pertanyaan yang dibuat telah clear, credible, dan relevant dengan judul penelitian.

4.7. Pengumpulan data

Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan wawancara pada responden dengan. Prosedur pengumpulan data yang digunakan dengan cara mengajukan surat permohonan izin untuk melakukan penelitian kepada institusi pendidikan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan memperoleh ethical clearence dari Komisi Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Keperawatan

(7)

Universitas Sumatera Utara, kemudian mengajukan surat permohonan penelitian di RSU.Dr.Pirngadi Medan. Setelah mendapatkan izin kemudian melaksanakan pengumpulan data penelitian kepada calon responden dijelaskan mengenai tujuan dan manfaat penelitian, selanjutnya meminta persetujuan calon responden untuk menjadi responden dengan menandatangani informed consent (surat persetujuan). Setelah mendapatkan persetujuan responden, peneliti melakukan wawancara terstruktur dengan menggunakan panduan wawancara terhadap responden. Selanjutnya data yang diperoleh dikumpulkan untuk dianalisa.

4.8. Rencana pengolahan data dan Analisa data

4.8.1. Pengolahan data

Setelah dilakukan penelitian dan data sudah terkumpul, makan peneliti melakukan pengolahan data dan analisa data. Tahap pengolahan data tahap pertama editing dengan memeriksa kelengkapan identitas responden dan memeriksa semua pertanyaan telah diisi sesuai dengan petunjuk, kedua coding yaitu memberikan kode dengan menggunakan angka tertentu pada kuesioner untuk mempermudah tabulasi dan analisa data, ketiga processing yaitu memasukkan data dari kuesioner yang sudah dikoding ke dalam program komputer dengan menggunakan sistem komputerisasi untuk pengolahan data, keempat cleaning yaitu memeriksa kembali data yang telah dimasukkan untuk mengetahui ada tidaknya kesalahan, tahap akhir saving menyimpan data dan data siap dianalisa

(8)

4.8.2. Analisa Data

Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif (univariat) yaitu suatu prosedur untuk menganalisa data dari suatu variabel yang bertujuan mendeskripsikan suatu nilai penelitian (Polit & Hungler, 1999). Deskriptif univariat digunakan untuk menganalisa upaya pemenuhan kebutuhan nutrisi pada pasien kemoterapi di RSU.Dr.Pirngadi Medan yang disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan persentase dengan menggunakan bantuan komputerisasi.

(9)

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini menjelaskan tentang hasil penelitian serta pembahasan yang diperoleh dari pengumpulan data terhadap 10 orang pasien kemoterapi di RSU. Dr. Pirngadi Medan selama bulan 20 April sampai 10 Mei 2017. Hasil penelitian ini menguraikan mengenai upaya pemenuhan nutrisi pasien kanker yang menjalani kemterapi di RSU. Dr. Pirngadi Medan.

5.1 Hasil Penelitian

Hasil penelitian menguraikan upaya pemenuhan kebutuhan nutrisi yang dilakukan pasien kanker yang menjalani kemoterapi di RSU. Dr. Pirngadi Medan. 5.1.1 Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini adalah pasien kanker yang menjalani kemoterapi di RSU. Dr. Pirngadi Medan yang berjumlah 10 orang. Hasil penelitian berdasarkan karakteristik responden yang akan dipaparkan mencakup usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, agama, suku, jumlah kemoterapi yang dijalani. Dari data didapatkan hasil mayoritas responden berusia 56-65 tahun sebanyak 4 (40%) orang, mayoritas pasien berjenis kelamin perempuan sebanyak 8 orang (80%), mayoritas pendidikan pasien adalah SMA sebanyak 8 orang (80%), mayoritas agama pasien adalah Islam sebanyak 6 orang (60%), mayoritas suku pasien adalah Batak sebanyak 5 orang (50%), mayoritas pekerjaan pasien adalah ibu rumah tangga sebanyak 4 orang (40%), mayoritas responden menjalani kemoterapi sebanyak 3 kali (30%).

(10)

Tabel 5.1

Distribusi Frekuensi Karakteristik Pasien yang Menjalani Kemoterapi di RSU. Dr. Pirngadi Medan

Karakteristik Frekuensi (n) Persentase (%) Usia 36-45 tahun 46-55 tahun 56-65 tahun >65 tahun 1 2 4 3 10% 20% 40% 30% Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan 2 8 20% 80% Pendidikan SD SMP SMA 1 1 8 10% 10% 80% Agama Islam Protestan Katholik 6 3 1 60% 30% 10% Suku Batak Jawa Melayu 5 4 1 50% 40% 10% Pekerjaan Wiraswasta

Ibu Rumah Tangga Petani 3 4 3 30% 40% 30%

Jumlah Kemoterapi yang dijalani 2 kali 3 kali 4 kali 5 kali 6 kali 1 3 2 2 2 10% 30% 20% 20% 20%

(11)

Hasil penelitian yang telah dilakukan, dari hasil wawancara didapat karakteristik pasien setelah menjalani kemoterapi terjadi perubahan perasaan, perubahan fisik, dan efek samping. Perubahan perasaan yang dialami responden merasa lebih baik setelah menjalani kemoterapi sebanyak 6 orang (60%), mudah lelah sebanyak 6 orang (60%), dan mengalami ketakutan sebanyak 3 orang (30%). Perubahan fisik yang dialami responden diantaranya, terjadi perubahan warna kuku yang menjadi hitam sebanyak 4 orang (40%), mengalami kerontokan pada rambut sebanyak 7 orang (70%), perubahan kulit menjadi hitam sebanyak 1 orang (10), penurunan berat badan sebanyak 2 orang (20%). Efek samping yang dialami setelah menjalani kemoterapi diantaranya yaitu, responden yang mengalami diare sebanyak 3 orang (30%), anoreksia sebanyak 9 orang (90%), mual muntah sebanyak 10 orang (100%), demam sebanyak 3 orang (30%), bibir pecah-pecah sebanyak 3 orang (30%) tenggorokan kering sebanyak 2 orang (20%), kesemutan pada kaki sebanyak 1 orang (10%)

Tabel 5.2 Frekuensi dan persentase yang dialami pasien setelah menjalani kemoterapi di RSU. Dr. Pirngadi Medan

Efek yang dialami pasien Frekuensi Persentase (%) Perubahan perasaan

Merasa lebih baik Mudah lelah Ketakutan 6 6 3 60% 60% 30%

(12)

Perubahan fisik

Kuku menjadi hitam 4 40%

Rambut rontok

Perubahan warna kulit menjadi hitam

Berat badan menurun

7 1 2 70% 10% 20% Efek samping Diare Anoreksi Mual muntah Demam Bibir pecah-pecah Tenggorokan kering Kesemutan pada kaki

3 9 10 3 3 2 1 30% 90% 100% 30% 30% 20% 10%

5.1.2 Upaya Pemenuhan Kebutuhan Asupan Makanan

Hasil penelitian yang didapatkan dari hasil wawancara dengan pasien kanker yang menjalani kemoterapi di RSU. Dr. Pirngadi Medan, didapatkan hasil pasien yang mengatakan memaksa untuk tetap makan sebanyak 5 orang (50%), yang mengatakan mengkonsumsi makanan sesuai selera sebanyak 3 orang (30%), yang mengatakan makan sedikit tapi sering sebanyak 2 orang (20%), yang mengatakan tidak memilih-milih makanan sebanyak 3 orang (30%), yang mengatakan mengikuti saran tambahan dari sesama pasien kanker sebanyak 3

(13)

orang (30%), yang mengatakan mengkonsumsi makanan yang dimasak di rumah sebanyak 2 orang (20%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5.3.

Tabel 5.3 Upaya Memenuhi Asupan Makanan Pasien Kanker yang Menjalani Kemoterapi di RSU. Dr. Pirngadi Medan

Upaya Pemenuhan Kebutuhan Asupan Makan

Frekuensi Persentase

Memaksa tetap makan 5 50%

Mengkonsumsi makanan sesuai selera 3 30%

Makan sedikit tapi sering 3 30%

Tidak memilih-milih makanan 3 30%

Mengikuti saran tambahan dari sesama pasien kemoterapi

3 30%

Mengkonsumsi makanan yang dimasak di rumah

2 20%

Merangsang selera makan dengan minum usirup trecetate

Memilih makanan tertentu untuk dikonsumsi

1

4 10%

(14)

5.1.3 Upaya Memenuhi Kebutuhan Zat- Zat Gizi

Kebutuhan zat-zat gizi yang harus dipenuhi oleh pasien kanker yang menjalani kemoterapi antara lain kebutuhan karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Dari hasil wawancara didapatkan pasien yang sudah memenuhi kebutuhan karbohidrat seperti mengkonsumsi nasi sebanyak 4 orang (40%), mengkonsumsi roti 4 orang (40%), dan mengkonsumsi nasi tim sebanyak 1 orang (1%). Memenuhi kebutuhan protein seperti mengkonsumsi susu sebanyak 8 orang (80%), mengkonsumsi ikan sebanyak 7 orang (70%), mengkonsumsi putih telur sebanyak 5 orang (50%), mengkonsumsi kacang hijau sebanyak 1 orang (10%), mengkonsumsi daging sebanyak 3 orang (30%). Pasien yang memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral antara lain, mengkonsumsi jus dan makan buah sebanyak 9 orang (90%), mengkonsumsi sayuran sebanyak 7 orang (70%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5.4.

Tabel 5.4 Upaya Memenuhi Kebutuhan Zat-Zat Gizi pada Pasien Kanker yang Menjalani Kemoterapi di RSU. Dr. Pirngadi Medan

Upaya memenuhi kebutuhan zat-zat gizi Frekuensi Persentase Karbohidrat Nasi Roti Bubur tim 4 4 1 40% 40% 10%

(15)

Minum susu Ikan Putih telur Kacang hijau Daging 8 7 5 1 3 80% 70% 50% 10% 30%

Vitamin dan mineral

Jus dan mengkonsumsi buah Sayuran

9 7

90% 70%

5.1.4 Motivasi Diri Dan Keluarga Untuk Membantu Pasien Dalam Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi

Motivasi dari diri sendiri dan keluarga sangat diperlukan dalam proses pemenuhan kebutuhan nutrisi pada pasien kanker yang menjalani kemoterapi. Dari hasil wawancara didapatkan hasil, pasien yang memiliki motivasi dari diri sendiri sebanyak 4 orang (40%). Sedangkan pasien yang memiliki motivasi dari keluarga sebanyak 4 orang (40%). Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 5.5.

Tabel 5.5 Motivasi Diri Dan Keluarga Untuk Membantu Pasien Dalam Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi

Motivasi Frekuensi Persentase

Motivasi dari diri sendiri 4 40%

(16)

5.2 Pembahasan

5.2.1. Karakteristik Demografi

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 10 responden didapatkan gambaran karakteristik umum responden sebagian besar berumur 56-65 tahun sebanyak 4 orang (40%). Menurut Haryati, dkk (2013) peningkatan umur menyebabkan penurunan imunitas, penurunan perbaikan DNA dan menyebabkan hilangnya sel yang memfasilitasi terjadinya karsigonesis dalam tubuh. Karakteristik jenis kelamin didapatkan mayoritas adalah perempuan sebanyak 8 rang (80%). Hal ini sejalan dengan penelitian Dina (2010) yang menunjukkan bahwa sebagian besar penderita kanker berjenis kelamin perempuan (60%). Menurut Riskesdas (2013) prevelensi kanker pada perempuan cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki. Mayoritas pendidikan pasien adalah SMA sebanyak 8 orang (80%), mayoritas agama pasien adalah Islam sebanyak 6 orang (60%), mayoritas suku pasien adalah Batak sebanyak 5 orang (50%), mayoritas pekerjaan pasien adalah ibu rumah tangga sebanyak 4 orang (40%), mayoritas responden menjalani kemoterapi sebanyak 3 kali (30%). Menurut Hardiano (2015) pasien yang menerima tiga kali siklus kemoterapi lebih beresiko terkena kejadian malnutrisi daripada yang menerima tujuh kali siklus atau lebih. 5.2.2. Karakteristik efek setelah menjalani kemoterapi

Dari hasil penelitian yang didapatkan menunjukkan bahwa bahwa terjadi peubahan perasaan setelah menjalani kemoterapi seperti kondisi kesehatan terasa lebih baik, mudah lelah setelah menjalani kemoterapi dan ketakutan. Pada saat menjalani kemoterapi sebagian besar pasien mengalami anemia. Kurangnya

(17)

asupan makanan saat menjalani kemoterapi dapat mengakibatkan anemia. Anemia dapat menyebabkan seseorang menjadi lemah, mudah lelah dan tampak pucat (Farid Aziz., dkk 2006). Perubahan fisik yang dialami responden setelah menjalani kemoterapi diantaranya perubahan warna kulit dan kuku menjadi hitam, mengalami kerontokan rambut, mengalami penurunan berat badan. Hal ini sejalan dengan penelitian Wahyuni Dewi., dkk (2015) perubahan fisik yang dialami pasien setelah menjalani kemoterapi adalah kebotakan, badan kurus, serta kulit dan kuku menghitam. Sesuai dengan penyataan Smeltzer dan Bare (2006) bahwa pasien penderita kanker yang mendapati kemoterapi lebih dari satu tahun akan mengalami peubahan fisik setelah menjalani kemoterapi. Beberapa efek samping yang ditimbulkan dari kemoterapi adalah diare, mual muntah, anoreksia, demam, bibir pecah-pecah, tenggorokan kering, dan kesemutan pada kaki. Dari hasil penelitian mayoritas efek samping yang dialami responden setelah menjalani kemoterapi adalah mual muntah dan anoreksia. Mual muntah juga akan mempengaruhi asupan makanan apabila tidak ditangani dengan cepat akan menyebabkan malnutrisi. Anoreksia merupakan faktor utama dalam terjadinya malnutrisi sehingga terjadi penurunan berat badan (Hardiano, 2015).

5.2.3. Upaya Pemenuhan Asupan Makanan

Dari hasil wawancara peneliti dengan responden , responden menyatakan bahwa mereka melakukan banyak cara agar kebutuhan nutrisi tetap terpenuhi, cara yang dilakukan partisipan dalam memenuhi kebutuhan nutrisi yaitu, memaksakan untuk tetap makan, mengkonsumsi makanan sesuai selera, makan sedikit tapi sering, tidak memilih-milih makanan, mengikuti saran tambahan, mengkonsumsi

(18)

makanan yang dimasak di rumah, merangsang makan dengan minum sirup trecetate, dan memilih makanan tertentu untuk dikonsumsi. Kebutuhan gizi menurut Almatsier (2005) adalah banyaknya zat-zat gizi yang dibutuhkan seseorang untuk mencapai dan mempertahankan status gizi adekuat. Jadi, kebutuhan gizi adalah proses/cara/perbuatan dalam memenuhi banyaknya zat-zat gizi yang dibutuhkan seseorang untuk mencapai dan mempertahankan status gizi.

Responden menyatakan bahwa mereka tetap memaksakan untuk tetap mengkonsumsi makanan, seperti langsung menelan makanan, makan dipaksa pakai air, dipaksakan dengan menutup mata. Hal ini sesuai dengan pernyataan Ambarwati (2015), upaya untuk mengatasi penurunan berat badan dengan memaksa dirinya untuk makan dengan mengatasi mual dan muntah. Upaya memaksa dirinya untuk makan adalah sebagai bentuk upaya atau ihtiar bahwa manusia harus berupaya sekuat tenaga untuk memperoleh hal yang diinginkan. Responden lainnnya menyatakan bahwa mereka mengkonsumsi makanan sesuai sesuai selera dalam memenuhi kebutuhan nutrisi. Hal ni sesuai dengan pernyataan Ambarwati (2015), bahwa upaya untuk meningkatkan nafsu makan dengan memberikan makanan yang disukai pasien .

Cara lain yang diungkapkan responden dalam memenuhi kebutuhan nutrisi yaitu makan sedikit tapi sering. Responden mengatakan hal ini dilakukan karena efek samping yang partisipan alami setelah menjalani kemoterapi seperti mualmuntah, bibir pecah-pecah, anoreksia, diare. Hal ini sejalan dengan Sutandyo (2007) bahwa manajemen nutrisi pada efek akibat kemoterapi diantaranya adalah

(19)

makan makanan porsi kecil dengan frekuensi yang lebih sering dengan tujuan untuk mengurangi anoreksia setelah menjalani kemoterapi.

Responden lainnya mengatakan bahwa mereka tidak memilih-milih makanan yang akan dikonsumsi. Menurut American Cancer Society (2015), salah satu tips makanan sehat pada pasien kanker adalah memilih berbagai makanan dari semua kelompok makanan. Responden yang menjadi objek penelitian juga mengatakan bahwa mereka mencari informasi, dari sesama pasien kemoterapi dan mengikuti saran dalam hal apa saja yang bisa di konsumsi responden setelah mejalani kemoterapi. Hal ini sejalan dengan teori yang dinyatakan Lestari (2016) bahwa pemberian informasi yang memadai membuat penderita kanker mampu mengambil langkah-langkah yang tepat dalam menjalani pengobatan sehingga mendukung proses penyembuhan.

Responden juga mengatakan bahwa mereka memilih makanan tertentu untuk di konsumsi seperti makanan yang dibakar, responden mengatakan bahwa mereka tidak mengkonsumsi makanan yang mengandung zat kimia seperti pengawet. Hal ini sejalan dengan Rahayu (2011), pantangan-pantangan yang harus dihindari penderita kanker yang menjalani kemoterapi makanan yang dipanggang, dibakar, dan digoreng dengan minyak jelantah atau psampai gosong. Makanan serta minuman yang mengandung zat pengawet, pewarna, perasa, dan zat-zat kimia buatan yang memicu timbulnya kanker.

(20)

5.2.4. Upaya Memenuhi Kebutuhan Zat-Zat Gizi

Karbohidrat berfungsi sebagai energi utama bagi tubuh, karbohidrat juga memberikan rasa manis pada makanan. Karbohidrat juga berperan dalam menghemat penggunaan protein, mencegah terjadinya oksidasi lemak yangg tidak sempurna (Astuti, 2010). Dari hasil penelitian didapatkan bahwa responden mengkonsumsi nasi, bubur dan roti. Responden menyatakan bahwa mereka mengkonsumsi buah setiap hari baik di makan langsung dan minum jus, responden juga menyatakan sebelum dan sesudah menjalani kemoterapi responden rutin mengkonsumsi buah dengan berbagai macam jenisnya seperti buah jambu merah, wortel, apel, pisang, pepaya, tomat kuini, naga, bit, tomat, pir, terungbelanda dan buah sirsak. Responden juga menyatakan bahwa setiap hari mereka mengkonsumsi jus asli tanpa tambahan gula. Buah-buahan yang dikonsumsi partisipan merupakan sumber vitamin (Wilkes, 2000). Selain mengkonsumsi buah-buahan sebagai sumber vitamin, responden lainnya menyatakan bahwa mereka juga mengkonsumsi sayuran sebagai makanan pendamping. Jenis-jenis sayuran yang dikonsumsi partisipan yaitu, sawi manis, brokoli, daun ubi, kangkung, dan wortel. Sayuran merupakan sumber vitamin dan mineral yang sangat baik, terutama vitamin A dan C. Sayuran sebagai antioksidan bermanfaat untuk mencegah sembelit yang kerap dialami pasien kanker. Buah-buahan diperlukan bagi pasien kanker sebagai sumber zat pengatur, yaitu vitamin dan mineral yang dapat melancarkan metabolisme dalam pencernaan makanan. Di samping kaya vitamin dan mineral buah segar juga mengandung banyak cairan

(21)

untuk melarutkan sisa metabolisme obat sel-sel kanker yang rusak atau mati akibat pengobatan (Uripi, 2002).

Responden yang menjadi objek penelitian mengatakan bahwa salah satu upaya dalam memenuhi kebutuhan nutrisi selama menjalani kemoterapi yaitu dengan minum susu. Mengkonsumsi susu rutin setiap hari sebelum dan sesudah menjalani kemoterapi dengan tujuan sebagai sumber energi dan sumber protein. Hal ini sejalan dengan Nurhidayah (2009), pasien yang memperoleh penanganan medis, seperti pembedahan, berisiko mengalami kekurangan nutrisi sehingga dapat diatasi dengan pemberian diet berupa makanan tinggi kalori dan tinggi protein. Produk susu termasuk makanan tinggi kalori dan protein yang dapat digunakan sebagai sumber energi bagi pasien kanker. Protein dan kalori penting untuk proses pemuli

han, pencegahan infeksi, dan sebagai sumber energi. Kurangnya asupan nutrisi mengakibatkan pasien lemas, lesu, dan rentan terhadap terjadinya infeksi.

Responden juga mengatakan bahwa upaya yang mereka lakukan dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi yaitu dengan mengkonsumsi ikan sebagai lauk, dan empat responden mengatakan bahwa mereka mengkonsumsi putih telur. Responden mengatakan bahwa mereka mengkonsumsi telur bebek, dan telur ayam kampung. Ikan dan telur yang dikonsumsi responden merupakan protein hewani (Nurachmah, 2001). Hal ini sesuai dengan teori yang dinyatakan oleh Uripi (2002) bahwa protein hewani dibutuhkan tubuh untuk proses penyembuhan, menggantikan jaringan yang rusak, dan membentuk sistem pertahanan tubuh. Daging dan olahannya mengandung protein yang berfungsi sebagai zat

(22)

pembangun bagi pertumbuhan dan perbaikan jaringan tubuh yang rusak akibat terapi, proses penyembuhan, pengatur kelangsungan proses dalam tubuh, serta sebagai pemberi tenaga jika keadaan energi kurang tercukupi oleh karbohidrat dan lemak.

Zat-zat gizi yang dikonsumsi responden dalam penelitian ini adalah vitamin, mineral, protein, kalori, dan karbohidrat dengan berbagai variasi makanan Hal ini sejalan dengan Depkes, RI (2005) bahwa pasien kanker memerlukan asupan dari beraneka ragam makanan dari karena zat gizi tertentu yang tidak terkandung dalam satu jenis makanan akan dilengkapi oleh zat gizi dari bahan makanan lain. Asupan nutrisi yang cukup nutrien sangat dibutuhkan oleh pasien kanker yang mendapat kemoterapi dan radioterapi, seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan air. Pemenuhan zat-zat gizi menjadi sesuatu yang penting untuk mendukung keadaan pasien menjadi lebih optimal sehingga dapat mempengaruhi keberhasilan terapi dan meningkatkan respon terapi (Sutandyo, 2007).

5.2.5. Motivasi Diri dan Dukungan Keluarga Untuk Membantu Pasien dalam Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi

Hasil penelitian didapatkan setelah melakukan wawancara dengan reponden menunjukkan bahwa responden mengatakan bahwa mereka memotivasi diri sendiri, tetap semangat, dan mendapatkan dukungan dari keluarga dalam memenuhi kebutuhan makanan untuk mengkonsumsi makanan supaya mereka tetap bisa melanjutkan kemoterapi ke siklus berikutnya. Sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Wahyuni Dwi (2015) mendapatkan hasil bahwa

(23)

dalam mengatasi masalah psikologis pada penderita kanker adalah dengan cara mengingat keluarga, kegiatan spiritual dan distraksi.

Keluarga merupakan aspek yang sangat penting dalam pengobatan kemoterapi. Keluarga harus menyadari pentingnya pemberian motivasi pada penderita kanker untuk mengkonsumsi makanan yang mampu diterimanya, karena persoalan makan dan gizi merupakan masalah yang berkaitan dengan emosi dalam keadaan anoreksia (Wilkes, 2000). Hasil penelitian Huda (2012) menunjukkan bahwa dari sisi keluarga, makanan merupakan salah satu bentuk kasih sayang yang dapat diberikan kepada penderita kanker, sehingga keluarga akan mengawasi intake makanan penderita agar tidak terjadi penurunan berat badan yang dianggap akan semakin parah penyakitnya. Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa keluarga mendukung responden dalam memenuhi kebutuhan nutrisi yang dilakukan keluarga adalah menyediakan makanan, men

gawasi makan, dan memberikan dukungan dan motivasi.

Dukungan keluarga adalah suatu proses hubungan berupa sikap, tindakan, dan penerimaan keluarga terhadap anggotanya yang bersifat mendukung dan memberikan pertolongan kepada anggotanya (Friedman, 2010). Dukungan keluarga merupakan faktor yang sangat penting untuk memotivasi dan meningkatkan semangat hidup penderita kanker (Sari, 2012).

(24)

5.3. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini masih memiliki banyak keterbatasan dan kekurangan diantaranya yaitu:

1. Penelitian ini merupakan pengalaman pertama peneliti dalam melakukan penelitian deskriptif eksploratif dengan metode wawancara. Pada pelaksanaan pengambilan data di lapangan peneliti kadang menemukan kesulitan dalam melakukan wawancara dan menggali informasi dari partisipan sehingga data yang terkumpul belum optimal.

2. Dalam penelitian ini juga tidak dibahas berapa orang yang mengalami malnutrisi dan tidak membahas IMT.

3. Dalam penelitian ini juga sampel yang dibutuhkan masih kurang sehingga data yang terkumpul kurang memadai .

4. Peneliti juga mengalami keterbatasan dalam menemukan referensi jurnal mengenai kebutuhan nutrisi pada pasien kemoterapi.

(25)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap sepuluh responden, maka penelitian ini menemukan bahwa upaya yang dilakukan pasien kemoterapi dalam memenuhi kebutuhan nutrisi adalah pasien tetap memaksakan untuk makan, mengkonsumsi makanan sesuai selera, makan sedikit tapi sering, tidak memilih-milih makanan, mengikuti saran tambahan dari sesama penderita pasien kemoterapi, mengkonsumsi makanan yang dimasak di rumah, merangsang selera makan dengan minum sirup trecetate, memilih makanan tertentu untuk dikonsumsi, berupaya untuk memenuhi kebutuhan zat-zat gizi seperti karbohidrat, protein, kalori, vitamin dan mineral serta memotivasi diri sendiri dan mendapatkan dukungan dari keluarga dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi.

Dari hasil penelitian yang dilakukan kepada sepuluh partisipan terdapat banyak persamaan antara teoritis dan penelitian sebelumnya dengan hasil penelitian ini. Dapat disimpulkan bahwa sepuluh partisipan dalam penelitian ini tetap mengupayakan mengkosumsi makanan dan melakukan berbagai macam cara agar kebutuhan nutrisi tetap terpenuhi dan bisa melanjutkan pengobatan kemoterapi.

6.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang upaya pemenuhan kebutuhan nutrisi pada pasien kemoterapi di RSU.Dr.Pirngadi Medan, peneliti memiliki beberapa saran sebagai berikut:

(26)

6.2.1. Bagi Institut Pendidikan Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan landasan konsep bagi perkembangan ilmu keperawatan dan informasi tentang yang dialami pasien kemoterapi sehingga mahasiswa keperawatan dapat meningkatkan pembelajarannya dan mendukung pemberian asuhan keperawatan yang lebih efektif.

6.2.2. Bagi Pelayanan Rumah Sakit

Penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi, acuan dan pertimbangan bagi tenaga medis di rumah sakit untuk meningkatkan kualitas pelayanan sesuai dengan kebutuhan pasien kemoterapi khususnya dalam pemberian nutrisi yang sesuai bagi penderita kemoterapi, dan diharapkan agar dilakukannya pendidikan kesehatan makanan-makanan apa saja yang boleh dikonsumsi pasien kemoterapi. 6.2.3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pertimbangan sebagai referensi dan dasar bagi pengembangan penelitian keperawatan selanjutnya yang berhubungan dengan pasien kemoterapi dan nutrisi.

Gambar

Tabel  5.2  Frekuensi  dan  persentase  yang  dialami    pasien  setelah  menjalani  kemoterapi di RSU
Tabel  5.3  Upaya  Memenuhi  Asupan  Makanan  Pasien  Kanker  yang  Menjalani  Kemoterapi di RSU
Tabel  5.4  Upaya  Memenuhi  Kebutuhan  Zat-Zat  Gizi  pada  Pasien  Kanker  yang  Menjalani Kemoterapi di RSU
Tabel  5.5  Motivasi  Diri  Dan  Keluarga  Untuk  Membantu  Pasien  Dalam  Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi

Referensi

Dokumen terkait

Dalam  kenyataan  di  lapangan  banyak  ditemui  kebijakan  lokal  yang  didasarkan  atas  pengamatan  masyarakat  setempat  secara  turun  temurun.  Kebijakan 

47 Tahun 1997 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional dapat menjadi dasar kebijaksanaan dalam upaya menjaga pemanfaatan dan pengelolaan danau dan waduk yang tetap

2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014 Jumlah Ketenagaan Penyuluhan Pertanian yang Ditingkatkan Kualitas dan Kuantitasnya(Orang) Persentase (%) Jumlah Kegiatan yang

Secara rinci, pada tahap perencanaan ini, prosedur tindakan yang dilakukan peneliti adalah (1) membagi guru dalam beberapa kelompok kecil, (2) peneliti memberikan

"Berdasarkan hasil pengawasan, sampling dan pengujian laboratorium sejak Juni 2008 hingga Mei 2009, Badan POM telah menarik peredaran 60 item obat tradisional dan suplemen

Sistem Informasi Laboratorium Klinik Keperawatan merupakan bagian dari sistem yang ada di institusi pendidikan keperawatan, dimana dalam pembuatan aplikasi sistem

Survey GPS untuk pemantauan penurunan muka tanah yang dilakukan di Jakarta ini telah dilakukan tiga belas kali dimulai dari tahun 1997 sampai dengan tahun 2011, seperti

No Judul Jenis Karya Penyelenggara/ Penerbit/Jurnal Tanggal/ Tahun Ketua/ Anggota Tim Sumber Dana Keterangan 1 NA NA NA NA NA NA NA GL. KEGIATAN