• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS RASIO MODAL SAHAM GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN (STUDI KASUS PADA INDUSTRI FOOD AND BEVERAGES DI BURSA EFEK INDONESIA) Abstrak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS RASIO MODAL SAHAM GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN (STUDI KASUS PADA INDUSTRI FOOD AND BEVERAGES DI BURSA EFEK INDONESIA) Abstrak"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS RASIO MODAL SAHAM GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

(STUDI KASUS PADA INDUSTRI FOOD AND BEVERAGES DI BURSA EFEK INDONESIA)

Imelda Oktaviani dan Dr. Ir. E. Susy Suhendra, MS

Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya 100 Depok – 16424

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menilai kinerja manajemen perusahaan-perusahaan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Selain itu juga ingin memberikan informasi kepada para investor atau calon investor dalam pengambilan keputusan untuk menanamkan modalnya pada perusahaan yang dapat menguntungkan bagi mereka.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan rumus analisis rasio modal saham, yang terdiri dari lima rasio yaitu laba atas ekuitas, pendapatan per lembar saham, harga laba, tingkat kapitalisasi, dan pendapatan deviden. Dari kelima rasio tersebut, akan diketahui kinerja manajemen perusahaan mana yang terbaik dalam pengelolaan modal saham dan pencapaian keuntungan bagi para investor.

Hasilnya adalah jika dilihat dari perhitungan lima rasio tersebut, yang patut untuk menjadi prioritas utama yang harus dipilih oleh investor adalah PT. Aqua Golden Mississippi Tbk, lalu pilihan kedua adalah PT. Multi Bintang Indonesia Tbk, pilihan ketiga adalah PT. Delta Djakarta Tbk, dan yang terakhir adalah PT. Ultrajaya Milk Tbk karena perusahaan ini mempunyai nilai rasio yang cukup rendah jika dibandingkan dengan ketiga perusahaan lainnya.

Kata Kunci : Rasio Modal Saham, Laporan Keuangan, Investor.

1. Pendahuluan

Perkembangan industri yang pesat membawa implikasi pada persaingan antar perusahaan dalam industri, Oleh karena itu setiap perusahaan dituntut untuk mempertahankan atau bahkan meningkatkan kinerjanya agar tetap bartahan dalam masa krisis maupun persaingan yang semakin ketat.

Dalam hal ini manajemen merupakan pihak yang bertanggung jawab untuk mempertahankan kinerja perusahaan dengan cara memanfaatkan sumber dana perusahaan secara efektif dan efisien. Salah satu sumber dana perusahaan berasal dari modal saham yang ditanamkan oleh para investor, maka secara otomatis

(2)

modal saham merupakan bagian dari laporan keuangan yang harus dilaporkan pihak manajemen perusahaan kepada para pemegang saham atau investor.

Biasanya sebelum menanamkan modal saham, pihak eksternal perusahaan dalam hal ini adalah pihak investor berkepentingan untuk mengetahui bagaimana kinerja perusahaan dalam mengelola modal saham, sehingga para investor dapat memperoleh informasi dalam pengambilan keputusan untuk menanamkan modalnya pada suatu perusahaan. Informasi tersebut dapat diperoleh dengan menganalisis salah satu model rasio keuangan, yaitu rasio pasar atau lebih dikenal dengan rasio modal saham. Rasio modal saham merupakan perhitungan yang tepat bagi investor, karena rasio ini digunakan untuk mengevaluasi kinerja keuangan suatu perusahaan, terutama dalam pengelolaan modal saham dan pencapaian keuntungan bagi pihak investor.

Adapun tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk menilai kinerja manajemen perusahaan-perusahaan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yaitu PT. Aqua Golden Mississippi Tbk, PT. Delta Djakarta Tbk, PT. Muliti Bintang Indonesia Tbk, dan PT. Ultrajaya Milk Tbk dalam pengelolaan modal saham dan pencapaian keuntungan bagi investor selama periode 2003 sampai dengan 2007 dan perusahaan mana yang dapat dijadikan tempat investasi yang baik bagi para investor atau calon invetor.

2. Landasan Teori

Laporan keuangan perusahaan korporasi meliputi modal saham. Modal saham merupakan jumlah uang yang diinvestasikan dalam bisnis dan ditukar dengan sebagaian persediaan saham sesuai dengan nilai parinya. Manajemen perusahaan korporasi harus melaporkan keadaan perusahaan kepada pemilik, yaitu para pemegang saham. Salah satu cara yang digunakan untuk melaporkan kinerja keuangan perusahaan adalah dengan analisis rasio modal saham.

Rasio modal saham merupakan perhitungan keuangan yang digunakan oleh para investor untuk mengevaluasi kinerja keuangan perusahaan go publik. Para pemegang saham sebagai investor sangat berkepentingan pada analisis rasio keuangan perusahaan. Rasio ini mengukur apakah sebuah saham biasa pada

(3)

sebuah perusahaan tertentu memiliki harga tinggi atau rendah dibandingkan dengan kecenderungan harga saham pada perusahaan tersebut bersamaan dengan saham yang tersedia pada saat yang sama.

Rasio modal saham atau rasio pasar ini terbagi dalam lima jenis rasio yang terdiri dari :

1. Laba atas Ekuitas (Return On Equity atau ROE).

Laba atas ekuitas digunakan untuk mengukur besarnya pengambilan terhadap investasi para pemegang saham.

Laba atas Ekuitas = Pendapatan Setelah Pajak

X 100%

Modal Pemegang Saham

2. Rasio Pendapatan per Lembar Saham (Earning Per Share atau EPS). Rasio pendapatan per lembar saham digunakan untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan bagi para pemilik perusahaan.

Rasio EPS = Pendapatan Setelah Pajak

X 100%

Jumlah Saham Biasa Yg Beredar 3. Rasio Harga Laba (Price Earning Ratio atau PER).

Rasio harga laba digunakan untuk mengukur seberapa banyak para investor bersedia membayar untuk setiap rupiah dari laba yang dilaporkan. Rasio PER = Hrg Pasar Per Lmbr Saham Biasa

X 100%

Pendapatan Per Lmbr Saham Biasa 4. Rasio Tingkat Kapitalisasi.

Rasio tingkat kapitalisasi digunakan untuk mengukur tingkat pengembalian yang dituntut oleh pasar terhadap perusahaan.

Rasio Tk. Kapitalisasi = Pendapatan Per Lmbr Saham Biasa

X 100%

(4)

5. Rasio Pendapatan Deviden.

Rasio pendapatan deviden digunakan untuk mengukur hubungan antara deviden kas yang dibayarkan kepada pemegang saham biasa dan harga pasar per lembar saham biasa.

Rasio Pendapatan deviden = Deviden Per Lmbr Saham Biasa

X 100%

Hrg Pasar Per Lmbr Saham Biasa

3. Metodologi Penelitian

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan dan jumlah saham yang beredar. Data ini merupakan data sekunder yang peneliti dapat dari Bursa Efek Indonesia pada bagian Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM) pada perusahaan minuman yang terdaftar di BEI yaitu : PT. Aqua Golden Mississippi Tbk, PT. Delta Djakarta Tbk, PT. Muliti Bintang Indonesia Tbk, dan PT. Ultrajaya Milk Tbk.

Laporan keuangan lalu dianalisis dengan menggunakan analisis rasio modal saham yang terdiri dari : ROE, EPS, PER, Tingkat Kapitalisasi, dan Pendapatan Deviden.

4. Pembahasan

Setelah melakukan perhitungan menggunakan lima jenis rasio modal saham, maka langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah menganalisis rasio modal saham tersebut. Dengan menganalisis rasio modal saham, para investor akan mendapatkan informasi yang tepat untuk mengevaluasi kinerja keuangan perusahaan yang menjual saham ke umum, dengan kata lain akan mempermudah para investor dalam pengambilan keputusan untuk melakukan investasi pada suatu perusahaan.

Rasio modal saham pada perusahaan minuman yang terdaftar di BEI selama tahun 2003 sampai 2007 dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

(5)

PT. Aqua Golden Mississippi Tbk No. Rasio 2003 2004 2005 2006 2007 1 ROE 23.4% 25.8% 15.8% 10.9% 12.9% 2 EPS Rp480.51 Rp696.22 Rp488.89 Rp371.16 Rp500.76 3 PER 95.13X 61.51X 110.56X 242.48 X 248.12 X 4 Tingkat Kapitalisasi 1.05% 1.63% 0.90% 0.41% 0.40% 5 Pendapatan Deviden 1.75% 2.76% 1.54% 0.70% 0.80% PT. Delta Djakarta Tbk No. Rasio 2003 2004 2005 2006 2007 1 ROE 11.76% 10.95% 13.89% 10.02% 10.32% 2 EPS Rp235.20 Rp241.65 Rp352.24 Rp270.30 Rp295.57 3 PER 36.99 X 60 X 102.20 X 84.35 X 54.13 X 4 Tingkat Kapitalisasi 2.70% 1.67% 0.98% 1.19% 1.85% 5 Pendapatan Deviden 4.60% 2.41% 0.97% 3.07% 8.13%

PT. Multi Bintang Indonesia Tbk No. Rasio 2003 2004 2005 2006 2007 1 ROE 33.63% 32.64% 38.18% 37.08% 42.68% 2 EPS Rp428.20 Rp409.57 Rp412.98 Rp349.22 Rp400.50 3 PER 74.73 X 103.77 X 121.07 X 157.49 X 132.33 X 4 Tingkat Kapitalisasi 1.34% 0.96% 0.83% 0.63% 0.76% 5 Pendapatan Deviden 2.94% 2.21% 4% 3.14% 2.64% PT. Ultrajaya Milk Tbk No. Rasio 2003 2004 2005 2006 2007 1 ROE 1.33% 0.55% 0.56% 1.81% 3.65% 2 EPS Rp 1.94 Rp 0.76 Rp 0.78 Rp 2.55 Rp 5.25 3 PER 231.96 X 559.21X 394.44X 131.76X 115.43X 4 Tingkat Kapitalisasi 0.43% 0.81% 0.25% 0.76% 0.87% 5 Pendapatan Deviden - - 1.61% - -

(6)

Grafik 1

Pergerakan Rasio Laba Atas Ekuitas Empat Perusahaan Dari Tahun 2003 Sampai 2007

Grafik 2

Pergerakan Rasio Pendapatan Per Lembar Saham Empat Perusahaan Dari Tahun 2003 Sampai 2007

Pergerakan Rasio Pendapatan Per Lembar Saham Rp0.00 Rp100.00 Rp200.00 Rp300.00 Rp400.00 Rp500.00 Rp600.00 Rp700.00 Rp800.00 2003 2004 2005 2006 2007 Tahun R upi a h ( R p) PT. Aqua PT. Delta PT. Multi PT. Ultra Grafik 3

Pergerakan Rasio Harga Laba Empat Perusahaan Dari Tahun 2003 Sampai 2007

Pergerakan Rasio Laba Atas Ekuitas

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 2003 2004 2005 2006 2007 Tahun P e rsen tase ( % ) PT. Aqua PT. Delta PT. Multi PT. Ultra

Pergerakan Rasio Harga Laba

0 100 200 300 400 500 600 2003 2004 2005 2006 2007 Tahun K a li ( X ) PT. Aqua PT. Delta PT. Multi PT. Ultra

(7)

Grafik 4

Pergerakan Rasio Tingkat Kapitalisasi Empat Perusahaan Dari Tahun 2003 Sampai 2007

Grafik 5

Pergerakan Rasio Pendapatan Deviden Empat Perusahaan Dari Tahun 2003 Sampai 2007

1. Analisis Rasio Laba Atas Ekuitas (ROE).

Berdasarkan grafik pergerakan rasio laba atas ekuitas dari keempat perusahaan pada tahun 2003 sampai dengan tahun 2007, maka dapat dilihat pergerakan yang cenderung menyimpang atau rendah adalah pada PT. Ultrajaya Milk Tbk, rasionya sangat rendah dibandingkan dengan tiga perusahaan lainnya. Namun di tahun 2007 PT. Ultrajaya Milk Tbk mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Sedangkan pergerakan rasio yang cukup tinggi dimiliki oleh PT. Multi Bintang Indonesia Tbk, ini berarti bahwa pihak manajemen telah berhasil menjalankan tugasnya dalam pengelolaan investasi yang ditanamkan oleh para investor. Pada

Pergerakan Rasio Tingkat Kapitalisasi

-0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 2003 2004 2005 2006 2007 Tahun P e rs e n ta s e (%) PT. Aqua PT. Delta PT. Multi PT. Ultra

Pergerakan Rasio Pendapatan Deviden

-2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 2003 2004 2005 2006 2007 Tahun P e rsen ta se ( % ) PT. Aqua PT. Delta PT. Multi PT. Ultra

(8)

umumnya semakin tinggi rasio laba ekuitas maka semakin baik. Walau pada tahun 2004 dan tahun 2006 mengalami penurunan, namun pada tahun 2007 rasio laba atas ekuitasnya kembali meningkat dan nilai rasionya dari lima tahun terakhir tetap berada paling atas dibandingkan dengan tiga perusahaan lainnya. Pada grafik di atas kita juga dapat lihat bahwa untuk tiga perusahaan yaitu PT. Multi Bintang Indonesia Tbk, PT. Delta Djakarta Tbk, dan PT. Ultrajaya Milk Tbk terdapat persamaan, pada tahun 2004 ke tiga perusahaan tersebut mengalami penurunan rasio laba atas ekuitas. Kemudian pada tahun 2007 ke tiga perusahaan di tambah dengan PT. Aqua Golden Mississippi Tbk sama-sama mengalami peningkatan pada rasio laba atas ekuitas. Diharapkan untuk tahun berikutnya ke empat perusahaan ini juga dapat meningkatkan kembali rasio laba atas ekuitasnya.

2. Analisis Rasio Pendapatan Per Lembar Saham (EPS).

Berdasarkan grafik pergerakan rasio pendapatan per lembar saham dari keempat perusahaan pada tahun 2003 sampai dengan tahun 2007, maka dapat dilihat pergerakan yang cenderung menyimpang atau rendah masih dimiliki oleh PT. Ultrajaya Milk Tbk, rasionya paling rendah dibandingkan dengan ketiga perusahaan lainnya. Sedangkan pergerakan rasio pendapatan per lembar saham yang cukup tinggi dimiliki oleh PT. Aqua Golden Mississippi Tbk, peningkatan rasio pendapatan per lembar saham yang tinggi terjadi pada tahun 2004 yaitu dari Rp. 480,51 menjadi Rp. 696,22. Dengan tingginya rasio pendapatan per lembar saham menunjukkan bahwa perusahaan telah mapan (mature) dan memiliki lembar saham yang terbatas. Dari grafik di atas terdapat persamaan, yaitu pada tahun 2007, keempat perusahaan tersebut sama-sama mengalami peningkatan rasio pendapatan per lembar saham.

3. Analisis Rasio Harga Laba (PER).

Berdasarkan grafik pergerakan rasio harga laba dari keempat perusahaan pada tahun 2003 sampai dengan tahun 2007, dapat dilihat PT. Ultrajaya Milk Tbk yang sebelumnya mengalami nilai yang rendah dari

(9)

dua rasio sebelumnya, namun pada rasio harga laba PT. Ultrajaya Milk Tbk berhasil menduduki nilai rasio harga laba yang tinggi pada tahun 2003 sampai tahun 2005 dibandingkan dengan ketiga perusahaan lainnya, ini berarti para investor yakin bahwa perusahaan memiliki tingkat pertumbuhan yang potensial tinggi. Walau pada tahun 2006 dan tahun 2007 mengalami penurunan, tetapi penurunan tersebut tidak terlalu signifikan dan masih berada di atas PT. Delta Djakarta Tbk. Persamaan yang terlihat pada grafik di atas yaitu pada tahun 2007, PT. Multi Bintang Indonesia Tbk, PT. Ultrajaya Milk Tbk, PT. Delta Djakarta Tbk sama-sama mengalami penurunan atas rasio harga laba, hanya PT. Aqua Golden Mississippi Tbk saja yang mengalami peningkatan yang cukup signifikan pada tahun 2007.

4. Analisis Rasio Tingkat Kapitalisasi.

Berdasarkan grafik pergerakan rasio tingkat kapitalisasi dari keempat perusahaan pada tahun 2003 sampai dengan tahun 2007, dapat dilihat pergerakan yang cukup tinggi dimiliki oleh PT. Delta Djakarta Tbk dibandingkan dengan ketiga perusahaan lainnya, ini berarti para investor menginginkan tingkat pengembalian yang tinggi untuk setiap rupiah yang diinvestasikan, dengan kata lain dibutuhkan pengeluaran yang besar untuk menarik para investor. Namun pada tahun 2004 dan tahun 2005 PT. Delta Djakarta Tbk mengalami penurunan yang cukup signifikan selama dua tahun tersebut. Persamaan yang terlihat dari grafik di atas adalah terjadi penurunan rasio pada tahun 2005 untuk keempat perusahaan tersebut dan pada tahun 2007 keempat perusahaan tersebut sama-sama mengalami kenaikan.

5. Analisis Pendapatan Deviden.

Berdasarkan grafik pergerakan rasio pendapatan deviden dari keempat perusahaan pada tahun 2003 sampai dengan tahun 2007, dapat dilihat bahwa pada tahun 2007 PT. Delta Djakarta Tbk mengalami kenaikan rasio pendapatan deviden yang paling tinggi yaitu 3,07 % menjadi 8,13 %, ini berarti investasi yang bagus sepanjang pendapatan

(10)

deviden tetap tinggi tidak diperlukan perubahan pada investasi. Sedangkan PT. Ultrajaya Milk Tbk pada tahun 2003, 2004, 2006, dan 2007 tidak membagikan deviden. Hanya tahun 2005 PT. Ultrajaya Milk Tbk membagikan devidennya sebesar 1,61 %.

5. PENUTUP

Berdasarkan pembahasan mengenai analisis rasio modal saham untuk mengevaluasi kinerja keuangan perusahaan minuman yang terdaftar di BEI yaitu : PT. Aqua Golden Mississippi Tbk, PT. Delta Djakarta Tbk, PT. Muliti Bintang Indonesia Tbk, dan PT. Ultrajaya Milk Tbk, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Rasio laba atas ekuitas dari empat perusahaan tersebut yang dapat dikatakan stabil adalah rasio laba atas ekuitas PT. Multi Bintang Indonesia Tbk, walaupun terjadi penurunan rasio pada tahun 2004 dan tahun 2006, namun penurunan ini lebih kecil jika dibandingkan dengan peningkatan yang terjadi pada tahun-tahun berikutnya. Kemudian untuk rasio pendapatan per lembar saham dari keempat perusahaan tersebut yang dapat dikatakan baik adalah rasio pendapatan per lembar saham PT. Aqua Golden Mississippi Tbk, karena jumlah rasionya berada diatas jika dibandingkan dengan ketiga perusahaan lainnya, walau terjadi penurunan berturut-turut pada tahun 2005 dan tahun 2006, namun penurunan rasio tersebut dapat diimbangi dengan peningkatan rasio pada tahun berikutnya, yaitu tahun 2007. Untuk rasio harga laba dari keempat perusahaan tersebut yang dapat dikatakan baik adalah rasio harga laba pada PT. Aqua Golden Mississippi Tbk, karena walaupun rasio ini menurun pada tahun 2004, namun penurunan ini lebih kecil jika dibandingkan dengan peningkatan yang terjadi pada tahun-tahun berikutnya. Selanjutnya untuk rasio tingkat kapitalisasi yang sudah cukup baik adalah rasio tingkat kapitalisasi yang dimiliki oleh PT. Aqua Golden Mississippi Tbk, karena peningkatan rasio pada tahun 2004 dapat diimbangi dengan penurunan rasio pada tahun-tahun berikutnya. Untuk rasio pendapatan deviden per lembar saham biasa dari keempat perusahaan tersebut dapat dikatakan kurang stabil,

(11)

hal ini disebabkan terjadinya peningkatan dan penurunan pendapatan deviden per lembar saham biasa yang tidak sebanding dengan peningkatan harga pasar per lembar saham biasa dari keempat perusahaan tersebut.

2. Dari keempat perusahaan tersebut yang dapat dijadikan tempat investasi yang baik adalah PT. Aqua Golden Mississippi Tbk dan PT. Multi Bintang Indonesia Tbk, karena apabila dinilai berdasarkan rasio laba atas ekuitas, rasio pendapatan per lembar saham, rasio harga laba, dan rasio tingkat kapitalisasi selama tahun 2003 hingga tahun 2007, kedua perusahaan ini sudah menunjukkan kineja keuangan yang baik. Sedangkan rasio pendapatan deviden per lembar saham biasa PT. Aqua Golden Mississippi Tbk dan PT. Multi Bintang Indonesia Tbk belum menunjukkan kinerja keuangan yang baik, hal ini disebabkan terjadinya peningkatan dan penurunan deviden per lembar saham biasa yang tidak sebanding dengan peningkatan harga pasar per lembar saham biasa PT. Aqua Golden Mississippi Tbk dan PT. Multi Bintang Indonesia Tbk.

Implikasi hasil penelitian ini bagi manajemen perusahaan minuman yang terdaftar di BEI yaitu : PT. Aqua Golden Mississippi Tbk, PT. Delta Djakarta Tbk, PT. Muliti Bintang Indonesia Tbk, dan PT. Ultrajaya Milk Tbk, adalah : 1. Untuk menarik calon investor agar mau berinvestasi pada perusahaan,

sebaiknya perusahaan mempertimbangkan untuk mengadakan peningkatan dalam pembagian deviden kas yang akan diterima oleh para pemegang saham, dalam RUPS periode selanjutnya, dan selalu berusaha meningkatkan laba bersih. Sehingga secara tidak langsung kenaikan deviden kas ini akan berimbas pada peningkatan harga pasar per lembar saham di pasar modal, karena akan semakin banyak calon investor yang tertarik untuk menanamkan modalnya pada perusahaan-perusahaan tersebut.

2. Selain memperhatikan rasio modal saham sebagai kewajiban bagi manajemen untuk mempertanggung jawabkan tugasnya dalam mengelola investasi bagi para pemegang saham, perusahaan juga harus memperhatikan kinerja secara keseluruhan baik itu kegiatan operasional perusahaan, tingkat likuiditas,

(12)

profitabilitas, rentabilitas, serta resiko usaha yang mungkin akan dihadapi oleh perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

A. Sawir. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan perusahaan. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2003.

Eka Herawati. Dasar-dasar Analisis Laporan Keuangan. Jakarta PPm, 2002. James O Gill. Memahami Laporan Keuangan Penerjemah : Dwi Prabaningtyas.

Jakarta PPM, 2003.

M. Fakhruddin dan M. Sopyan Hadianto. Perangkat dan Modal Analisis Investasi

Di Pasar Modal. Jakarta PT. Elex Media Computindo, 2001.

Sjahrir. Analisis Pasar Modal. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan, 2002. S. Munawir. Analisis Laporan Keuangan. Lyberty, Yogyakarta, 2001.

Suad Husnan, 2001. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi 3. Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti, 2002. Dasar-dasar Manajemen Keuangan.

Edisi 3. UPP AMP YKPM, Yogyakarta.

Zaki Baridwan. Intermediate Accounting. 1997. Yogyakarta, Gajah Mada.

Referensi

Dokumen terkait

The classification of simple finite Jordan superalgebras based on the structure theory of finite conformal Lie superalgebras [ 6 ] includes one series and two exceptional algebras [ 9

Obat yang paling banyak digunakan untuk menyembuhkan atau mengurangi demam, sakit kepala dan nyeri adalah golongan analgetik-antipiretik Penelitian ini dilakukan untuk menilai

[r]

“K egiatan mahasiswa baru diawali dengan pengenalan kultur akademik Fakultas Teknik UNY sehingga diharapkan para mahasiswa baru dapat me mahami cara belajar pada level

Pada hari ini, Sabtu tanggal Sembilan belas bulan Desember tahun Dua ribu lima belas, dimulai pukul 10.30 Wita bertempat di Ruang Sarpras Polres Bangli,

Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk memperoleh informasi terkait pengaruh bionutrien AMA 2 dan bionutrien PBAG 2 dengan penambahan ion logam yang sama

Results of the preliminary interpretation of both images showed that features like fallow, built up and wasteland classes in Hyperion image are clearer than LISS-III and Hyperion

By combining the novel use of FSTM and the semantic fusion of three distinctive features for HSR image scene classification, SFF-FSTM is able to presents a robust