• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BAWAH BOLA VOLI MINI MENGGUNAKAN PERMAINAN BOLA BERANTAI SISWA KELAS V DI SEKOLAH DASAR NEGERI 13 PRABUMULIH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BAWAH BOLA VOLI MINI MENGGUNAKAN PERMAINAN BOLA BERANTAI SISWA KELAS V DI SEKOLAH DASAR NEGERI 13 PRABUMULIH"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BAWAH BOLA VOLI MINI MENGGUNAKAN PERMAINAN BOLA BERANTAI

SISWA KELAS V DI SEKOLAH DASAR NEGERI 13 PRABUMULIH

Edy Prayogi1, Ayu Puspita Indah Sari2, I Bagus Endrawan2 Dosen Universitas Bina Darma2, Mahasiswa Universitas Bina Darma1

Jalan Jenderal Ahmad Yani No. 12 Palembang

ediprayogi@yahoo.co.id1, Ayu.puspita@binadarma.ac.id2 Bagus.Endrawan@binadarma.ac.id2

ABSTRAK: Fokus pada permasalahan ini adalah membahas mengenai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Passing Bawah Bola Voli Mini Menggunakan Permainan Bola Berantai Siswa Kelas V Di Sekolah Dasar Negeri 13 prabumulih. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar passing bawah bola voli mini pada siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 13 Prabumulih melalui permainan bola berantai dalam pembelajaran. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 13 Prabumulih yang berjumlah 32 siswa. Dari hasil penilaian , terdapat peningkatan yang signifikan dari kondisi siklus I, siklus II dan siklus III. Hasil belajar passing bawah bola voli yang diperoleh dari siklus I adalah sebanyak 16 siswa atau persentase ketuntasan 50,00%. Pada siklus II terjadi peningkatan menjadi 20 siswa atau persentase ketuntasan menjadi 62,50%. Sedangkan pada siklus III terjadi peningkatan persentase ketuntasan menjadi 93,75% dari jumlah keseluruhan siswa. Modifikasi permainan bola berantai dapat meningkatkan hasil belajar passing bawah bola voli mini pada siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 13 Prabumulih.

Kata kunci: voli mini, passing bawah, bola berantai.

ABSTRACT: The focus on this issue is discussed on Efforts to Improve Learning Outcomes Down Passing Through Mini Volleyball Game Ball Chain in Class V State Elementary School 13 Prabumulih. The purpose of this research is to improve learning outcomes passing below on a mini volleyball fifth grade students of State Elementary School 13 Prabumulih through ball game in the learning chain. The subjects were fifth grade students of State Elementary School 13 Prabumulih totaling 32 students.Dari results of the assessment, there is a significant improvement of the condition of the first cycle, the cycle II and III cycle. Passing under volleyball learning outcomes gained from the first cycle is as many as 16 students or completeness percentage of 50.00%. In the second cycle increased to 20 students or the percentage of completeness be 62.50%. While the third cycle increased the percentage of completeness be 93.75% of the total number of students. Based on that conclusion, through the modification of the game ball chain can improve learning outcomes on a mini volleyball passing under class V students of State Elementary School 13 Prabumulih.

Keywords: mini volleyball, passing down, the ball chain.

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pendidikan jasmani merupakan bagian yang terpenting dari proses secara keseluruhan yang pola pencapaian tujuannya menggunakan aktivitas jasmani sedangkan sasaran tujuan jasmani yang ingin dicapai meliputi tujuan dari segi kognitif, afektif, dan

psikomotor. Kognitif dapat diartikan sebagai aspek yang meliputi fungsi intelektual seperti pemahaman, pengetahuan dan kemampuan berfikir. Afektif dapat diartikan sebagai aspek yang menyangkut perasaan, moral dan emosi (kemampuan menerima,menanggapi dan berkeyakinan). Psikomotor dapat diartikan

(2)

sebagai aspek yang menyangkut ketrampilan motorik seperti gerak tubuh, perilaku bicara. Melihat pendidikan jasmani baik dari segi pola pencapaian tujuan maupun tujuan yang ingin dicapai maka perlu peninjauan yang lebih mendalam tentang pendidikan jasmani supaya nantinya tujuan pendidikan jasmani tersebut benar-benar memenuhi sasaran.

Sesuai dengan tujuan pendidikan jasmani maka faktor anak didik (siswa) merupakan faktor yang dijadikan obyek di dalam pelaksanaan proses belajar mengajar pendidikan jasmani. Guru mempunyai peranan sangat besar dalam pencapaian keberhasilan anak didik dalam proses belajar, dimana seorang guru tidak hanya mampu mendidik saja tetapi guru dituntut mampu sebagai fasilitator, motifator, dan juga sebagai pembaharuan dalam proses belajar mengajar. Selain itu seorang guru pada tingkat Sekolah Dasar (SD) dituntut mampu memenuhi

kebutuhan setiap anak di mana karakteristik fisik, mental, sosialnya berbeda antara anak didik satu dengan anak didik yang lainnya. Oleh karena itu, guru pendidikan jasmani dituntut untuk mengetahui dan memahami serta mampu melaksanakan beban tugas mendidik dan mengajar dalam proses belajar mengajar pendidikan jasmani (Subagiyo,dkk. 2008: 134).

Proses belajar mengajar pendidikan jasmani, perlu mengetahui bagaimana sebenarnya pembelajaran itu berlangsung dan seorang guru di tuntut untuk mengetahui

pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang profesional dalam membelajarkan siswa. Dalam pembelajaran keberhasilan siswa tidak hanya ditentukan oleh hasil pembelajarannya akan tetapi juga di pengaruhi oleh proses belajar mengajarnya, apabila dalam pembelajaran, proses pembelajaran baik maka pencapaian hasil yang di harapkan akan tercapai, maka dari itu guru harus benar-benar mempersiapkan materi yang akan diajarkan sebelum melakukan pembelajaran agar dapat melaksanakan tugas profesinya dengan baik (Samsudin 2008: 5).

Pembelajaran yang terjadi selama ini, khususnya dalam pembelajaran bola voli mini adalah pembelajaran yang hanya memfokuskan pada gerak dasar dan tidak memperhatikan permainan apa yang dapat diterapkan. Oleh karena itu siswa akan cepat bosan dalam menerima pembelajaran. Dunia anak lebih dekat dengan situasi permainan dari pada yang serius, di dalam pembelajaran disajikan banyak variasi-variasi atau modifikasi-modifikasi agar tidak mudah jenuh sebab siswa kerap kali juga cepat bosan melaksanakan kegiatannya (Djumidar, 2007: 11).

Salah satu teknik dasar bola voli yang harus dikuasai terlebih dahulu dalam permainan bola voli adalah passing khususnya passing bawah. Hal ini karena, passing bawah memiliki tujuan untuk mengoperkan bola yang dimainkannya itu kepada teman seregunya untuk dimainkan dilapangan sendiri. Apabila penyajian bola

(3)

dari passing bawah baik maka pengumpan bola (set-up) akan mudah melakukan serangan dan mendapatkan nilai. Passing bawah merupakan salah satu teknik dasar bola voli yang paling mudah jika dibandingkan teknik lainnya. Namun tidak menutup kemungkinan bagi siswa sering melakukan kesalahan, sehingga kualitas passing bawah yang dihasilkan tidak sesuai yang diharapkan. Tidak jarang para siswa sekolah kurang mampu melakukan macam-macam bentuk passing bawah. Bahkan masih banyak diantara mereka yang belum mengetahui dan menguasai teknik passing bawah yang benar. Karena belum menguasai teknik dasar passing bawah maka masih banyak para siswa tidak mampu melakukan passing bawah dengan baik.

Memodifikasi bentuk pembelajaran (permainan) merupakan salah satu cara untuk mengatasi kesulitan dalam belajar passing bawah bola voli, jika permainan yang sesungguhnya dianggap sebagai kendalanya. Untuk memberi kemudahan dalam pembelajaran passing bawah bola voli mini dapat dilakukan dengan memodifikasi jenis permainan bola berantai. Pembelajaran passing bawah bola voli mini menggunakan modifikasi permainan yang digunakan merupakan cara untuk mengatasi kesulitan-kesulitan dan minat siswa dalam belajar passing bawah bola voli mini terutama pada siswa kelas V SD Negeri 13 Prabumulih. Dalam proses pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

(Penjasorkes) pada siswa kelas V SD Negeri 13 Prabumulih masih terdapat beberapa kendala yang dihadapi siswa dalam melakukan olahraga permainan bola voli mini, dimana siswa masih mengalami kesulitan dalam belajar passing bawah bola voli mini. Banyak dijumpai saat pembelajaran bola voli passing bawah, siswa merasa takut mencoba karena merasa sulit melakukannya. Guru memberikan contoh passing bawah dengan menggunakan peralatan yang sebenarnya, menggunakan bola yang sebenarnya serta permainan yang sebenarnya. Hal ini menyebabkan siswa kurang mampu, kesulitan melakukan passing bawah karena permainan bola voli yang sebenarnya sulit diterapkan menyebabkan anak cepat bosan. Berdasarkan pengamatan awal pembelajaran pada tanggal 4 Januari 2017 di SD Negeri 13 Prabumulih. Sehingga hasil belajar maupun kemampuan passing bawah pada siswa kelas V SD Negeri 13 Prabumulih masih rendah, hal ini dibuktikan dari proses pembelajaran oleh guru Penjasorkes di SD Negeri 13 Prabumulih bahwa nilai hasil belajar passing bawah bola voli kurang memuaskan, banyak sekali siswa yang belum tuntas, nilai rata-ratanya di bawah nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu 70. Bahkan hanya ada 13 siswa dari 32 siswa yang telah mencapai KKM. Sehingga hanya 40,63% ketuntasan yang dicapai, padahal target ketuntasan yang akan dicapai adalah lebih dari 90,00%. Padahal passing bawah

(4)

merupakan gerak paling dasar dalam permainan bola voli.

Kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa dalam melakukan passing bawah menuntut guru untuk berkreativitas menerapkan pembelajaran yang tepat dalam menyampaikan materi pembelajaran. Misalnya dengan memodifikasi permainan. Berdasarkan latar belakang masalah seperti yang diuraikan diatas maka terlihat jelas bahwa kondisi tersebut menarik minat penulis untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul "Upaya Meningkatan Hasil Belajar Passing Bawah Bola voli Mini Menggunakan Permainan Bola Berantai Siswa Kelas V Di Sekolah Dasar Negeri 13 Prabumulih”.

1.2. Identifikasi Masalah

1. siswa belum dapat melakukan passing bawah dengan benar;

2. pembelajaran selama ini menggunakan metode simulasi;

3. pembelajaran menggunakan permainan bola berantai belum pernah dilakukan;

4. belum diketahui hasil pembelajaran menggunakan permainan bola berantai.

1.3.Batasan Masalah

1. kemampuan passing bawah bola voli mini;

2. pembelajaran dengan menggunakan permainan bola berantai;

3. peningkatan hasil belajar menggunakan metode bola berantai;

4. penelitian dilaksanakan di SD Negeri 13 Prabumulih, khususnya pada siswa kelas V.A.

1.4.Rumusan Masalah

1. Bagaimana kemampuan siswa melakukan passing bawah?

2. Bagaiman pembelajaran permainan bola berantai dilaksanakan?

3. Bagaimana peningkatan keterampilan passing bawah bola voli mini setelah permainan bola berantai?

1.5.Tujuan Penelitian

1. passing bawah bola voli mini melalui permainan bola berantai;

2. mengetahui pembelajaran dalam permainan bola berantai;

3. peningkatan hasil belajar menggunkan metode bola berantai.

II. LANDASAN TEORI 2.1.Deskripsi Teoritik

2.1.1 Sejarah Permainan Bola Voli

Pada awalnya permainan Bola Voli diberi nama Mintonette. Olahraga Mintonette ditemukan oleh William G. Morgan pada tanggal 9 Februari 1895 di Holyoke, Amerika Serikat. Ia adalah seorang instruktur/pembina pendidikan jasmani (Director of Phsycal Education) di Young Men Christain Association (YMCA). William G. Morgan dilahirkan pada tahun 1870 di Lockport, New York dan meninggal dunia pada tahun 1942. Organisasi YMCA didirikan pada tanggal 6 Juni 1884 di London, Inggris Oleh George William. Setelah bertemu dengan James

(5)

Naismith (merupakan seorang pencipta olahraga Bola Basket yang lahir pada tanggal 6 November 1861, dan meninggal dunia pada tanggal 28 November 1939). Perubahan nama Mintonette menjadi Volley Ball (Bola Voli) terjadi pada tahun 1896 pada demonstrasi pertamanya di International YMCA Training School. Berkat perkembangan permainan Bola Voli yang cukup pesat maka YMCA mulai mengadakan kejuaraan Bola Voli secara nasional, lalu permainan Bola Voli menyebar keseluruh penjuru dunia.

Masuknya permainan bola voli dimulai ketika masuknya masa penjajahan Belanda melalui jalur perdagangan pada tahun 1928. Perkembangan permainan bola voli sangatlah begitu cepat di Indonesia, hal ini desebabkan karena kebutuhan olahraga rakyat indonesia yang begitu besar. Maka dari itu permainan bola voli masuk dalam pertandingan pekan olahraga nasional (PON) ke 2 pada tahun 1952 yang diadakan di kota Jakarta. Sampai saat ini bola voli termasuk cabang olahraga resmi yang selalu ada disetiap kejuaraan di Indonesia.

2.1.2 Sarana dan Prasarana Permainan Bola Voli

Pengertian sarana dan prasarana dalam olahraga diartikan sebagai peralatan dan fasilitas yang digunakan pada kegiatan olahraga. Jadi dimaksudkan dengan sarana atau peralatan dalam permainan bola voli pada umumnya adalah sesuatu yang mudah dipindah-pindahkan. Seperti bola, net, meja dan kursi. Sedangkan prasarana atau fasilitas

segala sesuatu yang tidak dapat dipindahkan. Seperti lapangan dan gedung, Waluyo (2012;12).

Berikut ini adalah beberapa sarana dan prasarana bola voli:

1) Bola

Bola harus bulat terbuat dari kulit yang lentur atau terbuat dari kulit sintetis yang bagian dalamnya dari karet atau bahan yang sejenis. Warna bola harus satu warna atau kombinasi dari beberapa warna. Bahan kulit sintetis dan kombinasi warna pada bola dipergunakan pada pertandingan resmi internasional harus sesuai dengan standar FIVB. Bola tersebut memiliki keliling lingkaran 65 hingga 67 cm, dengan berat 260 hingga 280 gram. Tekanan dalam dari bola tersebut hendaknya sekitar 0.30 hingga 0.325 kg/cm2 (4.26-4.61 psi, 294.3-318.82 mbar atau hPa).

Gambar 2,1 Bola Voli (Sumber : Novia, 2012) 2) Net

Jaring untuk permainan bola voli berukuran tidak lebih dari 9,50 meter dan lebar tidak lebih dari 1,00 meter dengan petak-petak atau mata jaring berukuran 10 x 10 cm, tinggi net untuk putra 2,43 meter dan untuk putri 2,24 meter, tepian atas terdapat pita putih selebar 5 cm.kg/cm2 (4,26 – 4,61 Psi) (294,3 – 318,82 mbar/hpa).

(6)

3) Lapangan Permainan

Gambar 2,3 Lapangan Voli (Sumber : Kiki, 2012)

2.1.3 Sarana Prasarana Permainan Bola Voli Mini Untuk Anak SD

Adapun sarana dan prasarana permainan bola voli mini adalah :

1) Bola

Bola yang digunakan adalah nomor 4 dengan berat 200 gram.

Gambar 2,4 Bola Voli Mini (Sumber : 2004: 18). 2) Net

Tinggi jaring atau net untuk putra 2,10 meter tinggi net untuk putri 2,00 meter dengan panjang 7 meter dan lebar 90 cm.

Gambar 2,5 Net Voli Mini (Sumber : Murtomo, 2013).

3) Lapangan

Bola voli mini lapangannya berbentuk persegi panjang, sama dengan lapangan voli biasa, namun ukurannya yang berbeda. Ukuran lapangan voli mini panjang 12 meter, lebar 6 meter, tinggi net putra 210 cm dan tinggi net putri 200 cm.

Gambar 2,6 Lapangan Voli Mini (Sumber : Murtomo, 2013).

2.1.4 Teknik Dasar Permainan Bola Voli Mini

Bola voli adalah merupakan suatu permainan yang kompleks yang tidak mudah untuk dilakukan oleh setiap orang. Diperlukan pengetahuan tentang teknik-teknik dasar dan teknik-teknik lanjutan untuk dapat bermain bolavoli secara efektif. Teknik-teknik tersebut meliputi service, passing, smash, dan sebagainya. (Nuril Ahmadi, 2007:19).

Sedangkan pengertian bolavoli menurut Bachtiar, dkk (2007:2.3) yaitu suatu cabang olahraga beregu, dimainkan oleh 2 regu yang masing-masing regu menempati petak lapangan permainan yang dibatasi pleh jaring atau net.

Passing merupakan operan bola yang dimainkannya kepada teman seregunya. Hal ini sesuai dengan pendapat Soedarwo dkk (2000:8) yang menyatakan bahwa, “ Passing didalam permainan bola voli adalah usaha ataupun upaya seorang pemain bola voli 9 m 9 m 9 m 18 m 2 m

(7)

dengan cara menggunakan suatu teknik tertentu yang tujuannya adalah untuk mengoperkan bola yang dimainkannya itu kepada teman seregunya untuk dimainkan dilapangan sendiri”. Sedangkan menurut M. Yunus (1992:80) mengemukakan bahwa “ passing adalah mengoperkan kepada teman sendiri dalam satu regu dengan suatu teknik tertentu, sebagai langkah awal untuk menyusun pola serangan kepada regu lawan”. Oleh karena itu, menguasai teknik dasar passing bola voli merupakan faktor yang penting dan harus dipahami serta dikuasai dengan benar.

2.1.5 Pengertian Permainan Bola Berantai Pembelajaran passing bawah dengan modifikasi permainan bola berantai yaitu dengan menggantung beberapa bola baik dari karet maupun dari bola gabus dengan rafia pada palang yang telah disediakan dan dibuat zig -zag, ketinggian bola gantung disesuaikan dengan ketinggian rata-rata anak SD. Siswa bergantian mempassing bola gantung tersebut tanpa menunggu bola berhenti, jadi kemanapun bola gantung tersebut turun dari hasil passing anak yang di depan langsung dipukul. Tujuanya yaitu supaya siswa dapat termotivasi untuk dapat mempassing bola dengan tepat. Untuk dapat memainkan bolavoli, seorang pemain harus menguasai teknik passing bawah. Passing bawah adalah suatu teknik yang berguna untuk menerima bola bawah dan untuk mengumpan (Eso Suwarso dan Sumarya, 2010:72)

2.1.6 Alasan Permainan Bola Berantai

Memodifikasi permainan

pembelajaran adalah sangat penting agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Modifikasi dibutuhkan apabila, kondisi pembelajaran ini dapat dilakukan pada berbagai aspek tergantung tingkat kesulitan dari gerakan ketrampilan yang dipelajari. Rusli Lutan & Adang Suherman (2000: 69) menyatakan bahwa, “Modifikasi permainan berarti guru atau pelatih dapat mengurangi atau menambah tingkat kompleksitas dan kesulitan.

2.1.7 Pembelajaran

Belajar adalah segenap rangkaian kegiatan atau aktivitas yang dilakukan secara sadar oleh seseorang dan mengakibatkan perubahan pengetahuan atau kemahiran yang sedikit permanen. Proses belajar akan berjalan dengan baik apabila disertai dengan tujuan yang jelas. Tujuan belajar yaitu agar terjadinya perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya, sehingga perubahan tersebut bermakna dan bermanfaat bagi dirinya sendiri dan masyarakat sekitarnya.

Sedangkan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 menyatakan bahwa,“pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkunganbelajar”.

Dari berbagai pendapat pengertian pembelajaran di atas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa pembelajaran merupakan

(8)

suatu proses kegiatan yang memungkinkan guru dapat mengajar dan siswa dapat menerima materi pelajaran yang diajarkan oleh guru secara sistematik dan saling mempengaruhi dalam kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang diinginkan pada suatu lingkungan belajar.

2.2.Kerangka Berfikir

Pembelajaran passing bawah dengan modifikasi permainan bola berantai yaitu dengan menggantung beberapa bola baik dari karet maupun dari bola gabus dengan rafia pada palang yang telah disediakan dan dibuat zig -zag, ketinggian bola gantung disesuaikan dengan ketinggian rata-rata anak SD. Siswa bergantian mempassing bola gantung tersebut tanpa menunggu bola berhenti, jadi kemanapun bola gantung tersebut turun dari hasil passing anak yang di depan langsung dipukul. Tujuanya yaitu supaya siswa dapat termotivasi untuk dapat mempassing bola dengan tepat.

III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian

Metode yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau sering disebut dengan action research, dimana penelitian ini akan dilakukan melalui beberapa siklus dengan harapan akan terjadi adanya peningkatan terhadap hasil yang akan dicapai. Ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian tindakan kelas dengan bagan yang berbeda, namun

secara garis besarnya terdapat empat tahapan yang lazim digunakan, yaitu : (a) Perencanaan Pembelajaran, (b) Pelaksanaan Tindakan, (c) Pengamatan dan (d) Refleksi. (Kemmis dan Taggart dalam Wiraatmadja, 2006: 66). 3.2 Rancangan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar passing bawah bola voli mini siswa kelas V SD Negeri 13 Prabumulih. Adapun setiap tindakan upaya untuk pencapaian tujuan tersebut dirancang dalam satu unit sebagai satu siklus. Setiap siklus terdari empat tahap, yaitu:perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan interpretasi, analisis

3.3 Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah kelas yang nilai yang nilai siswanya dibawah KKM yaitu kelas V.A yang berjumlah 32 orang yang terdiri dari 14 laki-laki dan 18 perempuan.

Tabel 3.2 Subjek Penelitian

No Kelas

Laki-laki Perempuan Jumlah

1 V.A 14 18 32

Jumlah 14 18 32

(sumber : Tata Usaha SD Negeri 13 Prabumulih, 2013)

3.4Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 13 Prabumulih yang beralamat di Jalan Kapten Abdullah Kelurahan Prabujaya Kecamatan Prabumulih Timur Kota Prabumulih.

(9)

Adapun waktu penelitian dilakasanakan pada bulan Januari 2017 dengan ketentuan : No Hari/tanggal Kelas Jumlah

Siswa Keterangan 1

Rabu, 3 Januari 2017

V.A 32 Tes Awal

2 Sabtu, 7 Januari 2017 V.A 32 Siklus I 3 Rabu,11 Januari 2017 V.A 32 Siklus II 4 Sabtu, 14 Januari 2017

V.A 32 Siklus III

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian atau jumlah keseluruhan dalam suatu sampel (Arikunto, 2002:136), populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 13 Prabumulih. Lebih jelasnya lagi dapat diketahui dari data tabel dibawah ini. 3.5 Teknik Pengumpulan Data

3.5.1 Siklus Pertama 1) Perencanaan

Pada tahap ini peneliti dan guru kelas menyusun skenario pembelajaran yang terdiri dari :

a menyusun Rencana Program Pembelajaran (RPP) dengan materi passing bawah bola voli;

b menyusun instrument tes passing bawah bola voli;

c menyusun lembar penilaian dan hasil pembelajaran;

d menyusun lembar observasi;

e menyiapkan media yang diperlukan untuk membantu pengajaran;

f Penyiapkan tempat penelitian dan alat pembelajaran.

2) Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan, kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan proses pembelajaran di lapangan dengan langkah-langkah kegiatan antara lain :

a peneliti menjelaskan bagaimana cara tangan untuk memukul dan peneliti menyusun bentuk gerakan passing bawah dengan modifikasi permainan untuk meningkatkan kemampuan siswa yaitu dengan cara melempar bola mini ke atas dengan menggunakan kedua telapak tangan; b peneliti menyusun bentuk gerakan

dengan modifikasi permainan untuk meningkatkan kemampuan siswa yaitu dengan cara mempassing bola yang digantung di net dengan rafia menggunakan kedua tangan (passing bawah);

c peneliti menyusun modifikasi permainan untuk meningkatkan kemampuan siswa yaitu dengan cara melakukan passing bawah dengan cara mempassing bola gantung secara berantai;

3) Pengamatan tindakan

Pengamatan dilakukan terhadap: (1) kemampuan siswa dalam pembelajaran passing bawah ; (2) hasil belajar melakukan passing bawah bola voli mini; (3) Aktivitas dan sikap siswa selama pembelajaran berlangsung.

(10)

4) Refleksi

Refleksi merupakan uraian tentang prosedur analisis terhadap hasil penelitian dan refleksi berkaitan dengan proses dan dampak tindakan perbaikan yang dilaksanakan serta kriteria dan rencana bagi siklus tindakan berikutnya.

3.5.2 Siklus Kedua 1) Perencanaan

Pada tahap ini peneliti dan guru kelas menyusun skenario pembelajaran yang terdiri dari :

a menyusun Rencana Program Pembelajaran (RPP) dengan materi passing bawah bola voli;

b menyusun instrument tes passing bawah bola voli;

c menyusun lembar penilaian dan hasil pembelajaran;

d menyusun lembar observasi;

e menyiapkan media yang diperlukan untuk membantu pengajaran;

f menyiapkan tempat penelitian dan alat pembelajaran;

2) Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan, kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan proses pembelajaran dilapangan dengan langkah langkah kegiatan antara lain:

a peneliti menjelaskan bagaimana cara tangan untuk memukul dan peneliti menyusun bentuk gerakan passing bawah dengan modifikasi permainan;

b. untuk meningkatkan kemampuan siswa yaitu dengan cara melempar bola mini ke

atas dengan menggunakan kedua telapak tangan;

c. peneliti menyusun bentuk gerakan dengan modifikasi permainan untuk meningkatkan kemampuan siswa yaitu dengan cara mempassing bola yang digantung di net dengan rafia menggunakan kedua tangan (passing bawah);

d. peneliti menyusun modifikasi permainan untuk meningkatkan kemampuan siswa yaitu dengan cara melakukan passing bawah dengan cara mempassing bola gantung secara berantai;

3) Pengamatan tindakan

Pengamatan dilakukan terhadap: (1) kemampuan siswa dalam pembelajaran passing bawah ; (2) hasil belajarmelakukan passing bawah bola voli mini; (3) Aktivitas dan sikap siswa selama pembelajaran berlangsung.

4) Refleksi

a mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran siklus kedua;

b mengkaji pelaksanaan pembelajaran tindakan siklus kedua;

c kemudian hasil dari refleksi pada siklus pertama dan kedua merupakan acuan bagi peneliti untuk melakukan apakah hasil belajar menunjukkan peningkatan nilai dari jumlah siswa kelas yang bersangkutan sesuai penetapan dari KKM dan indikator, bila belum maka akan dilanjutkan siklus berikutnya.

(11)

3.5.3 Siklus Ketiga 1) Perencanaan

Pada tahap ini peneliti dan guru kelas menyusun skenario pembelajaran yang terdiri dari :

a menyusun Rencana Program Pembelajaran (RPP) dengan materi passing bawah bola voli;

b menyusun instrument tes passing bawah bola voli;

c menyusun lembar penilaian dan hasil pembelajaran;

d menyusun lembar observasi;

e menyiapkan media yang diperlukan untuk membantu pengajaran;

f menyiapkan tempat penelitian dan alat pembelajaran.

2) Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan, kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan proses pembelajaran dilapangan dengan langkah langkah kegiatan antara lain:

a peneliti menjelaskan bagaimana cara tangan untuk memukul dan peneliti menyusun bentuk gerakan passing bawah dengan modifikasi permainan;

b. untuk meningkatkan kemampuan siswa yaitu dengan cara melempar bola mini ke atas dengan menggunakan kedua telapak tangan;

c. peneliti menyusun bentuk gerakan dengan modifikasi permainan untuk meningkatkan kemampuan siswa yaitu dengan cara mempassing bola yang digantung di net dengan rafia

menggunakan kedua tangan (passing bawah);

d. peneliti menyusun modifikasi permainan untuk meningkatkan kemampuan siswa yaitu dengan cara melakukan passing bawah dengan cara mempassing bola gantung secara berantai.

3) Pengamatan tindakan

Pengamatan dilakukan terhadap: (1) kemampuan siswa dalam pembelajaran passing bawah ; (2) hasil belajarmelakukan passing bawah bola voli mini; (3) Aktivitas dan sikap siswa selama pembelajaran berlangsung.

3.6 Alat Pengumpulan Data 3.6.1 Observasi

Teknik Obeservasi digunakan peneliti dalam pengumpulan data. Observasi adalah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap yang akan diteliti, praktik pembelajaran passing bawah bola voli mini melalui permainan bola berantai pada siswa kelas V SD Negeri 13 Prabumulih.

3.6.2 Tes

Tes yang dilakukan adalah tes keterampilan melakukan passing bawah bola voli mini melalui permainan bola berantai. Tes dilakukan untuk mengumpulkan data hasil belajar siswa sebagai tolak ukur keberhasilan pembelajaran.

3.6.3 Dokumentasi

Dokumentasi diperlukan untuk mengumpulkan data dengan cara membuat lembar penilaian siswa, foto dan video

(12)

mengenai passing bawah bola voli melalui permainan bola berantai yang dilakukan siswa kelas V SD Negeri Prabumulih.

Tabel 3.3 Penilaian Skor keberhasilan Tingkat

Keberhasilan Arti Kategori

Keteranga n 85 – 100 Sangat Tinggi A Tuntas 70 – 84 Tinggi B Tuntas 55 – 69 Sedang C Tidak Tuntas 40 – 54 Rendah D Tidak Tuntas < 40 Sangat Rendah E Tidak Tuntas (sumber : Agip dkk, 2009:41) Tabel 3.3 Analisis Hasil Belajar

Pencapaian Tujuan Pembelajaran Kualifikasi Tingkatan Pembelajaran Keberhasilan

85-100% Sangat baik (A) Berhasil

65-84 % Baik (B) Berhasil

55-64% Cukup (C) Tidak berhasil 0-54% Kurang (D) Tidak berhasil

(sumber : Agip dkk, 2009:41) 3.7 Teknik Analisa Data

Sesuai dengan jenis penelitian, yaitu penelitian tindakan kelas (PTK), maka analisis yang tepat adalah menggunakan deskriptif kuantitatif, melalui persentase (%) . Data kuantitatif berupa hasil belajar kognitif, dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif persentase dengan menentukan presentasi ketuntasan belajar dan mean (rerata) kelas.

Rumus untuk menghitung persentase ketuntasan belajar (Zainal Aqib, 2008:41) adalah sebagai berikut:

P = f_x100% N

Keterangan :

P : Persentase Keberhasilan f : Jumlah yang berhasil

N : Jumlah siswa yang melakukan tes

IV. PEMBAHASAN 4.1 Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keterampilan passing bawah peserta di SD Negeri 13 Prabumulih. Berdasarkan hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa tingkat keterampilan passing bawah bolavoli di SD Negeri 13 Prabumulih dalam kategori cukup. Ada beberapa siswa yang sudah dapat melakukan passing dengan baik, tetapi masih banyak siswa yang salah dalam melakukan teknik passing bawah. Siswa tidak mengetahui teknik passing bawah yang baik dan benar, terutama pada sikap awalan dan perkenaan. Pada sikap awalan yang seharusnya posisi badan rendah, kaki ditekuk, akan tetapi banyak siswa yang masih dalam posisi tegap. Pada sikap perkenaan kebanyakan perkenaan bola tidak tepat, sehingga hasil passing yang dilakukan tidak baik. Passing berarti mengumpan atau mengoper, teknik ini adalah teknik dasar yang cukup sulit dan digunakan dalam permainan bolavoli. Begitu pula dalam pembelajaran

(13)

penjas, penguasaan passing bawah harus dikuasai oleh seorang siswa. Karena akan menentukan cara bermain siswa dalam permainan bolavoli, karena penerimaan passing yang baik adalah awal dari keberhasilan smash dan apabila passing baik maka permainan akan berjalan dengan baik juga.

Tabel 4.4 Perbandingan Hasil Penelitian

N o Peneliti an Ketuntasan Siswa Persentase Keberhasil an Tunta s Tidak Tunta s 1 Tes Awal 13 19 40,60% 2 Siklus I 16 16 50,00% 3 Siklus II 20 12 62,50% 4 Siklus III 30 2 93,75%

Kesalahan maupun cara memperbaiki passing bawah harus diperhatikan oleh guru. Pada umumnya atlet tidak mampu mengamati letak kesalahan yang dilakukan. Seorang guru harus mampu mencermati setiap bentuk gerakan yang dilakukan anak didiknya, sehingga akan diketahui letak kesalahannya. Setiap kesalahan yang dilakukan, guru segera mungkin untuk membetulkan gerakan yang salah, sehingga kualitas passing bawah yang dilakukan hasilnya sesuai yang diharapkan. Passing merupakan operan bola yang dimainkannya kepada teman seregunya. Hal ini sesuai dengan pendapat Soedarwo dkk (2000:8) yang menyatakan bahwa, “ Passing didalam permainan bola voli adalah usaha

ataupun upaya seorang pemain bola voli dengan cara menggunakan suatu teknik tertentu yang tujuannya adalah untuk mengoperkan bola yang dimainkannya itu kepada teman seregunya untuk dimainkan dilapangan sendiri”. Sedangkan menurut M. Yunus (1992:80) mengemukakan bahwa “ passing adalah mengoperkan kepada teman sendiri dalam satu regu dengan suatu teknik tertentu, sebagai langkah awal untuk menyusun pola serangan kepada regu lawan”. Oleh karena itu, menguasai teknik dasar passing bola voli merupakan faktor yang penting dan harus dipahami serta dikuasai dengan benar. Dengan adanya passing yang baik maka dapat membuat serangan yang baik ke daerah lawan sehingga dapat menghasilkan skor. Passing bawah merupakan teknik dasar bolavoli. Teknik ini digunakan untuk menerima servis, menerima spike, memukul bola setinggi pinggang ke bawah dan memainkan bola yang memantul dari net. Passing bawah merupakan awal dari sebuah penyerangan dalam bolavoli. Keberhasilan penyerangan tergantung dari baik buruknya passing bawah. Apabila bola yang dioperkan jelek, maka pengumpan akan mengalami kesulitan untuk menempatkan bola yang baik untuk para penyerang. Impliksi penelitian ini adalah untuk bahan pertimbangan dalam latihan passing bawah di SD Negeri 13 Prabumulih, supaya dalam permainan bisa mencapai hasil yang maksimal. Perbaikan teknik passing bawah bolavoli di SD Negeri 13 Prabumulih yaitu dengan menambah

(14)

latihan teknik bolavoli supaya semua siswa memiliki teknik yang bagus, khususnya passing bawah dan bisa bermain dengan maksimal.

Grafik 4.5 Peningkatan Tes awal (pra Siklus), Siklus I, II dan III

V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka disimpulkan sebagai berikut :

1. hasil penelitian menunjukkan peningkatan persentase ketuntasan pada siklus I dari 40,60% menjadi 50,00% dan dilanjutkan ke siklus II;

2. persentase ketuntasan siklus II meningkat menjadi 62,50% dan dilanjutkan ke siklus II;

3. pada siklus III mengalami peningkatan ketuntasan menjadi 93,75% dan dinyatakan berhasil.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui modifikasi permainan bola berantai pada pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar passing bawah bola voli siswa SD Negeri 13 Prabumulih. Hal ini ditunjukan dengan adanya peningkatan hasil belajar dari masing-masing siklus I, II dan III. Nilai pada siklus I yang mencapai KKM sebanyak

50,00%, sedangkan pada siklus II mencapai 62,50% dan mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 93,75%.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian diatas, maka dapat disampaikan beberapa saran antara lain sebagai berikut:

1. pendekatan pembelajaran dengan bermain lebih menyenangkan buat siswa karena siswa tidak merasa berolahraga sebagaimana olahraga secaraumumnya, dan setiap pembelajaran hendaknya disertai media penunjang yang memadai sehingga siswa lebih memahami materi yang sedang disampaikan;

2. guru hendaknya terus berusaha untuk meningkatkan kemampuannya dalam mengembangkan materi, menyampaikan materi, serta dalam mengelola kelas, sehingga kualitas pembelajaran yang dilakukannya dapat terus meningkat seiring dengan peningkatan kemampuan yang dimilikinya. Selain itu, guru hendaknya mau membuka diri untuk menerima berbagai bentuk masukan, saran, dan kritikan agar dapat lebih memperbaiki kualitas mengajarnya; 3. guru hendaknya dapat menerapkan

metode yang tepat untuk menyampaikan materi pembelajaran;

4. guru hendaknya kreatif dan inovatif dalam menyajikan materi dan memodifikasi peralatan yang digunakan dalam pembelajaran. 1 4 16 Pra Siklus

Siklus I Siklus II Siklus III 13 19 16 16 20 12 30

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Agus Mukholid. 2004. Pendidikan Jasmani. Surakarta : Yudistira

Agus Kristiyanto. 2010. Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pendidikan Jasmani dan KepelatihanOlahraga

Amung Ma’mum & Toto Subroto. 2001. Pendekatan Keterampilan Taktis Dalam Permainan Bolavoli Konsep & Metode Pembelajaran. Jakarta : Depdiknas. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.

Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta ---. 2006.

Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta

Sukirno & Waluyo.2012. Cabang Olahraga Bola Voli. Palembang : Universitas Sriwijaya.

Hamalik.Oemar.2011. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem.

Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Hanafiah, Suhana. 2012. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: PT. Refika Aditama

M. Yunus. 1992. Bolavoli Olahraga Pilihan. Jakarta. Depdikbud Direktorat Jenderal PendidikanTinggi.

Sudjana, Nana. 2014. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: PT. Sinar

Baru Algensindo.

Suhadi, Sujarwo. 2009. Volleyball For All. Jogjakarta: UNY.

Waluyo. 2013. Teknologi Pendidikan Dalam Penjas. Surakarta: Cakrawala Media http://www.gurusd.net/2015/11/inilah-model-model-penelitian-tindakan.html https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/0 3/21/penelitian-tindakan-kelas-part-ii/ http://www.gurusd.net/2017/01/buku- matematika-dan-pjok-kurikulum-2013.html

Gambar

Tabel 3.3 Penilaian Skor keberhasilan  Tingkat
Tabel 4.4 Perbandingan Hasil Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

“ Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Passing Bawah Pada Permainan Bola Voli Melalui Media Audio Visual Dengan Modifikasi Bola Karet terhadap Siswa SMP Kelas VIII

Bawah Bola Voli Dengan Pendekatan Variasi Bentuk Latihan Passing Bawah Bola Voli Berpasangan Usia 16-19 Tahun Pada Atlet Puteri Klub Bola Voli Bina Puteri Medan

Upaya Peningkatan Hasil Passing Bawah Dengan Menggunakan Variasi Latihan Passing Bawah Dalam Permaianan Bola Voli Pada Atlet Putri Club Bola Voli Cendana Kecamatan Lima

Dalam rangkah memainkan permainan bola voli ini, permainan ini dapat dilakukan dengan cara membuat lapangan kecil dengan teknik passing bawah dan cara servis tangan bawah ,

a) Latihan gerak dasar passing bawah dalam permainan bola voli, melalui pembelajaran kooperatif yang sudah dirancang dan. Selanjutnya untuk dilaksanakan. b) Pada

lapangan. Adapun hasil analisis dan refleksi dari siklus kedua dijelaskan sebagai berikut :.. 42 Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Passing Bola Voli Mini Dengan Bola

Berpijak pada tujuan pembelajaran kemampuan servis bawah dalam permainan bola voli, bahwa peneliti menerapkan metode pembelajaran servis bawah dalam permainan bola voli

a) Latihan gerak dasar passing bawah dalam permainan bola voli, melalui pembelajaran kooperatif yang sudah dirancang dan. Selanjutnya untuk dilaksanakan. b) Pada