28
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Diskripsi Subyek Penelitian
Sekolah Dasar Negeri 03 Karangbener Bae Kudus, berdiri sejak tahun 19, di kepalai seorang kepala sekolah yang pertama Bapak Hambari lama menjabat 19 – 19, kepala sekolah yang kedua ibu ninik rahayu dari tahun 19 -2000. Kepala sekolah yang Ketiga Drs. Sutrisno dari tahun 2000 -2007, kepala sekolah ibu Sutiah, S.Pd 2007-2008 Kepala Sekolah ke lima Bapak Sutono, S.Pd dari tahun 2008-2010, Kepala Sekolah Keenam Bapak Bambang Sunarno dari tahun 2008-2012, kepala sekolah yang Ketujuh ibu Ety Riantiah dari 2012 hingga sekarang. Tenaga pengajar SDN 03 Karangbener terdiri dari 6 guru kelas I guru agama islam 1 guru wiyata bhakti olah raga, 1 guru wiyata bhakti bahasa ingris, 1 wiyata perpustakaan, 1 PPT Penjaga SD.SD 03 Karangbener Bae Kudus terdiri dari 6 kelas, 1 ruang perpustakaan, 1 ruang UKS, 1 Kantin Sekolah, 1 Ruang Guru, 1 Ruang Kepala Sekolah. SDN 03 Karangbener terletak di tengah perkampunagn warga, sebelah barat perumahan warga sebelah selatan berdampingan dengan SDN 03 Karangbener, sebelah utara masjid desa, sebelah timur SMP 04 Bae Kudus dan Kantor Balaidesa Karangbener.
Jumlah siswa SDN03 Karangbener dari kelas I sampai VI berjumlah 126 siswa. Dengan keadaan bakat, keterampilan, kemampuan yang berbeda beda, mayoritas SDN 03 Karangbener beragama islam. Penelitian ini dilakukan di SDN 03 Karangbener denga subyek penelitian siswa V sebanyak 20 siswa.
4.2 Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilakukan di SDN 03 Karangbener Kelas V dengan jumlah siswa 20 siswa terdiri dari 11 siswa perempuan 9 siswa laki-laki waktu penelitian selam 1 semester yaitu pada semester 1, stiap siklus terdiri dari 1 pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 30 menit.
29 4.2.1 Kondisi Sebelum Tindakan
Kondisi awal merupakan keadaan siswa sebelum tindakan kelas dilakukan.
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan kelas V SDN 03 Karangbener Bae Kudus Tahun Ajaran 2012/2013 yang berjumlah 20 siswa pada pembelajaran matematika terlihat masih rendah. Hal ini bisa terlihat dari nilai sekunder hasil evalusi peserta didik pada pelajaran matematika, yang telah dilakukan dimana sebagian siswa didik memperoleh nilai dibawah nilai ketuntasan minimal (KKM ≥ 60). Dengan demikian diperoleh data hasil pembelajaran siswa sebelum dilakukam siswa sebelum tindakan penelitian, dapat dilihat dari Tabel 4.1 berikut ini :
Distribusi ketuntasan belajar siswa kelas V Semester I SDN 03 Karangbener selama tindakan.
Tabel 4.1
SEBELUM TINDAKAN
NO NILAI KETUNTASAN SEBELUM TIDAKAN
JUMLAH SISWA PERSENTASE (%) 1 ≤ 60 Belum Tuntas 9 45 2 ≥ 60 Tuntas 11 55 Jumlah Rata-rata 20 100 56
Berdasarkan Tabel 4.1 terlihat jelas perbandinganya siswa yang mencapai ketuntasan belajar (KKM ≥ 60) adalah sebanyak 11 siswa (55%) sedangkan siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar sebanyak 9 siswa (5 %) siswa. Dengan nilai tertinggi sebanyak 80 sedangkan nilai terendah 30. Untuk lebih jelasnya data nilai 4.1 dapat dibuat diagram seperti gambar.
30
Setelah ditelusuri lebih lanjut ternyata siswa belum tuntas itu memiliki kekurangan tidak bisa menangkap materi pembelajaran yang disampaikan guru, dengan menggunakan metode ceramah, peggunaan metode ceramah mengakibatkan siswa mengantuk, tidak analisis dalam menjawab pertanyaan guru dan itu semua berbeda dengan II orang yang bisa menagkap materi pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah.
Hasil ketuntasan siswa SDN 03 Karangbener Kudus, sebelum dilakukan tindakan bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari kriteria ketuntasan minimal (KKM = 60) sebanyak 11 siswa 55%, sedangakan yang belum 9 siswa 45%.
Diperoleh data hasil belajar siswa yang masih rendah dari siswa di SDN 03 Karangbener Bae Kudus, semester I tahun ajaran 2012/2013, penulis akan melakukan sebuah penelitian tindakan kelas (PTK) sesuai dengan rancangan penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, dalam penelitian di SDN 03 karangbener Bae Kudus penulis akan menggunakan pembelajaran kooperatif Direct Learning guna meingkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN 03 Bae Kudus, yang dilakukan II siklus. Dengan menggunakan pembelajaran kooperatif Direct Learning.
4.2.2. Siklus I
1. Perencanaan Tindakan
Perencanaan tindakan pada siklus I terdiri dari 2 perencanaan, yaitu : pertemuan I dan II.
a) Pertemuan I
Dalam siklus I tahap perencanaan dilakukan pada hari Senin, 16 September 2012 peneliti merancang kegiatan pembelajaran berdasarkan hasil pengamatan di kelas V SDN 03 Karangbener Bae Kudus.
Dari hasil observasi peneliti memutuskan untuk mengadakan tindak lanjut terhadap pembelajaran yang telah dilakukan sebagai upaya untuk memcahkan permasalahan yang ditemukan pada kegiatan awal.
31
Perencanaan pembelajaran bertujuan agar kegiatan yang
dilsksanakan dapat lebih terarah dan sistematis.
Persiapan yang dilakukan dalam perencanaan pembelajaran adalah sebagai berikut :
1. Menyusun rencana pembelajaran sesuai tindakan kelas yang akan dilakukan.
2. Menyiapkan alat peraga.
3. Menyiapkan sarana penilaian siswa meliputi lembar kerja siswa, tes tertulis, lembar tindak lanjut dan lembar kunci jawaban.
4. Menyusun lembar pengamatan.
Denah penataan ruang kelas untuk Model Direct Learning
Papan Tulis Guru Kelompok 3 Kelompok I Kelompok 4 Kelompok 2 Kelompok 5 OBSERVER
32
Alasan pengaturan ruang kelas tersebut adalah:
1) Memudahkan berkomunikasi.
2) Komunikasi juga diarahkan ke papan tulis agar komunikasi siswa lebih terarah.
3) Jumlah siswa 20 dibagi dalam 5 kelompok, tiap kelompok terdiri dari 4 siswa.
b) Pertemuan II
Perencanaan pembelajaran pada siklus I pertemuan II sebagai tindak lanjut dari hasil belajar siswa dan adanya kekurangan atau kelemahan pada pertemuan I. Perencanaan siklus I pertemuan II akan mendiskusikan sebelum guru mengajar pada guru mempersiapkan segala sesuatu yang menunjang proses pembelajaran siswa kelas V SDN 03 mata pelajaran matematika.
Selanjutnya guru merancang Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan pokok pembahasan “Bilangan Bulat”. Pembelajaran koorperatif tipe Direct Learning dengan langkah-langkah pembelajaran
1. Siswa dibagi dalam 5 kelompok, setiap siswa dalam kelompok
mendapat nomor.
2. Guru memberi tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya.
3. Kelompok mendiskusikan jawaban yag benar dan memastikan etiap anggota kelompok dapat mengerjakan/mengetahui jawabannya.
4. Guru memanggil salah satu siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerja kelompok lain menanggapinya.
I. Pelaksanaan dan Observasi Tindakan
Pada tahap pelaksanaan dan observasi yang dilakukan pada siklus I terdiri dari 2 pertemuan.
A) Kegiatan Awal (5 menit)
1. Guru mengucapkan salam
2. Guru mengabsen siswa
33
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran dan langkah-langkah
pembelajaran.
B) Kegiantan Inti (40 menit)
1. Guru menunjukkan bilangan bulat dengan diagram panah pada garis bilangan.
2. Menjumlahkan bilangan bulat positif menggunakan garis bilangan.
3. Mejumlahkan bilangan bulat negatif positif menggunakan garis bilangan.
4. Menjumlahkan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif menggunakan garis bilangan.
5. Menjumlahkan bilangan bulat negative dengan bilangan bulat negatif.
6. Menjumlahkan bilangan bulat tanpa menggunakan garis
bilangan.
C) Kegiatan penutup (25 menit)
1. Mengadakan evaluasi
a. Guru membagi soal test formatif b. Siswa menyelesaikan soal tes formatif
c. Guru bersama siswa mengoreksi hasil tes formatif d. Menganalisis hasil tes formatif
2. Mengadakan tidak lanjut
a. Guru memberi PR
b. Guru mengkahiri pelajaran dengan memberi motivasi kepada siswa untuk lebih giat belajar
II. REFLEKSI
Pembelajaran pada siklus I sudah selesai dilaksanakan, selanjutnya guru mengadakan refleksi atas serangkaian kegiattan yang telah dilakukan berdasarkan pengamatan atau pertemuan demi observasi pada siklus I ini.obsever mengamati aktivitas siswa
34
selama pembelajaran siklus I dengan lembar observasi yang telah disiapkan oleh peneliti (lihat lampiran)
Pembelajaran pada siklus I selesai dilaksanakan berdasarkan hasil observasi aktifitas tindakan (lihat lampiran). Yang diamati oleh obsever adalah penerapan pembelajaran kooperatif tipe Direct Learning lihat Tabel 4.2
Tabel 4.2
Data hasil observasi tindakan siklus I
NO Kegiatan 1 2 3 4
1. Pra Pembelajaran
1. Guru menyusn (RPP)
2. Mendesain Model Pembelajaran
Kooperatif (DL)
3. Menyusun Asesmen
4. Menyusun instrument Ob servasi
2. Pelaksanaan Kegiatan Awal
1. Guru membuka pelajaran
2. Gur mempresetasi siswa
3. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran
4. Guru melakukan apersepsi
5. Guru memotivasi siswa
3. Kegiatan inti
1. Guru mejelaskan materi
2. Guru membagi siswa dalam
kelompok
3. Guru memberi nomor pada
anggota kelompok
4. Siswa bergabung pada
kelompok masing-masing
35
5. Melakukan diskusi kelompok
6. Meyakinka tiap anggota
mengetahui jawabannya
7. Memprentasikan hail dikusi
kelompok
8. Menanggapi jawaban dari
kelompok lain
4. Penutup
1. Siswa membuat rangkuman
2. Siswa bersama guru melakukan
refleksi
3. Guru memberi evaluasi
Jumlah 1 7 8 4
Presentase 5 35 40 20
Keterangan :
1. Jika pernyataan tersebut dilakukan dalam kategori kurang 2. Jika pernyataan tersebut dilakukan dalam kategori cukup 3. Jika pernyataan tersebut dilakukan dalam kategori baik
4. Jika pernyataan tersebut dilakukan dalam kategori sangat baik
Berdasarkan Tabel 4.2 siklus I pertemuan I pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Direct Learningdiperoleh penilaian oleh obsever dengan kategori sangat baik 20% kategori cukup 40% kategori cukup 35% dan kategori kurang 5%. Dalam kegiatan yang dilaksanakan panilaian masih ada kekurangan yaitu evaluasi.
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe direct learning pada siklus I pertemuan II dapat dilihat pada Tabel 4.3 di bawah ini :
36
Tabel 4.3
NO Kegiatan 1 2 3 4
1. Pra Pembelajaran
1. Guru menyusn (RPP)
2. Mendesain Model Pembelajaran
Kooperatif (DL)
3. Menyusun Asesmen
4. Menyusun instrument Ob servasi
2. Pelaksanaan Kegiatan Awal
1. Guru membuka pelajaran
2. Gur mempresetasi siswa
3. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran
4. Guru melakukan apersepsi
5. Guru memotivasi siswa
3. Kegiatan inti
1. Guru mejelaskan materi secara
singkatan tentang materi
pembelajaran
2. Guru membagi siswa dalam
kelompok
3. Memberi nomor pada anggota
kelompok
4. Siswa bergabung pada
kelompok yang ditentukan
5. Melakukan diskusi kelompok
6. Meyakinka tiap anggota
mengetahui jawabannya
7. Memprentasikan hail diskusi
37 kelompok
8. Menanggapi jawaban dari
kelompok lain 4. Penutup
1. Siswa dibimbing guru membuat rangkuman
2. Siswa bersama guru melakukan
refleksi
3. Guru memberikan evaluasi
Jumlah 2 10 8
Presentase % 10 50 40
Keterangan :
1. Jika pernyataan tersebut dilakukan dalam kategori kurang 2. Jika pernyataan tersebut dilakukan dalam kategori cukup 3. Jika pernyataan tersebut dilakukan dalam kategori baik
4. Jika pernyataan tersebut dilakukan dalam kategori sangat baik
dari Tabel 4.4 siklus I pertemuan II pembelajaran dengan
menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Direct Learning (DL)
diperoleh penilaian oleh obsever dengan kategori sangat baik 40%, kategori baik 50%, kategori cukup 10% dan kategori kurang 0%. Dalam kegiatan yang dilaksanakan panilaian masih perlu ditingkatkan.
Kekurangan dalam siklus I akan diperbaiki pada siklus II
Pada akhir pembelajaran siklus I dilaksanakan dengan menggunakan tes obyektif dan tes uraian, mendapatkan hasil 9 siswa nilainya ≤ 60 dan 11 siwa nilainya ≥ 60 ilai tertinggi 100 dan nilai terendah 40
38 Tabel 4.4
Distribusi ketuntasan belajar Siswa kelas V semester I SDN 03 Karangbener siklus I NO NILAI KETUNTASAN SIKLUS I JUMLAH SISWA PERSENTASE (%) 1 ≤ 60 Belum Tuntas 9 45 2 ≥ 60 Tuntas 11 55
Dengan hail dari refleksi ini diharapkan praktikan memperbaiki kekurangan agar dalam pelaksanaan pembelajaran berikutnya akan lebih baik.
4.2.3 Siklus II
1. Perencanaan tindakan
Berdasarkan hasil siklus I adanya kekurangan dan keberhasilan dalam siklus I. Perencanaan pembelajaran pada siklus II ini dilakukan sebagai perbaikan dan tindak lanjut dari kekurangan yang terjadi pada siklus I. Siklus II pelaksanaannya dilaksanakan 2x pertemuan, kegiatan pembelajaran pada siklus II ini masih sama dengan siklus I tapi yang membedakan adalah kegiatan pembelajaran yang berbeda. Sebelum melakukan kegiatan mengajar pada siklus II guru akan menjelaskan segala sesuatu yang menunjang proses pembelajaran.
Guru menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (lihat lampiran) poko pembahasan “bilangan bulat”. Setelah siswa melakukan penjumlahan bilangan bulat. Kemudian guru menyajikan pengalaman belajar yang bersifat memotivasi yaitu dengan melakukan kehiatan pembelajaran cooperative tipe (DL) dengan langkah0langkah sebagai berikut :
1. Siswa dibagi dalam 5 kelompok, setiap siswa dalam kelompok
mendapat nomor.
39
3. Guru memanggil salah satu siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerja dan kelompok lain menanggapi.