• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN (STUDI PADA PERUSAHAAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT YANG TERDAFTAR DI BEI 2013-2015) - UMBY repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN (STUDI PADA PERUSAHAAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT YANG TERDAFTAR DI BEI 2013-2015) - UMBY repository"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

LANDASAN TEORI 2.1 Teori Stakeholder

Pengenalan terhadap konsep lingkungan organisasi perusahaan yang berkembang sejalan dengan berkembangnya pendekatan sistem dalam manajemen, telah mengubah cara pandang manajer dan para ahli teori manajemen terhadap organisasi, terutama mengenai bagaimana suatu organisasi perusahaan dapat mencapai tujuannya secara efektif. Terjadinya pergeseran orientasi di dalam dunia bisnis dari shareholders kepada stakeholder telah disebut sebagai penyebab munculnya isu tanggung jawab sosial perusahaan.

Dalam Danu Chandra (2011) Stakeholders merupakan orang atau kelompok orang yang dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh berbagai keputusan, kebijakan, maupun operasi perusahaan. Menurut Jones dalam Solihin (2009) menjelaskan bahwa stakeholder dibagi dalam dua kategori, yaitu:

1. Inside stakeholders, terdiri atas orang-orang yang memiliki kepentingan dan tuntutan terhadap sumber daya perusahaan serta berada di dalam organisasi perusahaan. Pihak-pihak yang termasuk dalam kategori inside stakeholder adalah pemegang saham (shareholders), manajer, dan karyawan.

(2)

pelanggan (customers), pemasok (supplier), pemerintah, masyarakat lokal, dan masyarakat secara umum.

Kelangsungan hidup perusahaan tergantung pada dukungan stakeholder dan dukungan tersebut harus dicari sehingga salah satu aktivitas perusahaan adalah untuk mencari dukungan tersebut. Pengungkapan sosial dianggap sebagai bagian dari dialog antara perusahaan dengan stakeholdernya (Grey, et al. 1995). Perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingannya sendiri, dan untuk mendapatkan dukungan dari stakeholder perusahaan harus memberikan manfaat bagi para stakeholdernya.

Sebuah usaha dapat berjalan dengan adanya dukungan yang kuat, antara perusahaan dengan lingkungan dalam perusahaan serta lingkungan sekitar perusahaan, kerja sama yang baik dapat dilakukan melalui pemenuhan kebutuhan stakeholder, diharapkan dengan hal tersebut mampu meningkatkan kinerja

stakeholder, dan mampu menjaga hubungan perusahaan dengan stakeholder diluar

perusahaan, dengan bergitu dapat menciptakan lingkungan kerja yang baik, dan menghasilkan profit bagi perusahaan.

2.2 Teori Legimitasi (Legitimacy Theory)

Legitimasi dianggap sebagai asumsi bahwa tindakan yang dilakukan suatu entitas merupakan tindakan yang diinginkan, pantas atau sesuai dengan sistem, norma, nilai, kepercayaan definisi yang dikembangkan secara sosial (Munandar:2010).

(3)

memposisikan diri ditengah lingkungan masyarakat yang semakin maju (Nor Hadi. 2011:87). Legitimasi organisasi dapat dilihat sebagai sesuatu yang diinginkan atau dicari perusahaan dari masyarakat. Dengan demikian, legitimasi merupakan manfaat atau sumber daya potensial bagi perusahaan untuk bertahan hidup (going concern) (O’Donovan, dalam Nor Hadi. 2011: 87, dalam Felyna

Priyanka. 2015:30). Melalui CSR perusahaan memperoleh cara yang sesuai untuk melakukan komunikasi dan menjalin hubungan dengan lingkungan sekitar, perusahaan dapat mengetahui apa saja dampak-dampak yang mereka timbulkan dari aktifitas perusahaan, dan dapat mencari solusi yang lebih terarah, sehingga perusahaan dan masyarakat bersama memberikan manfaat bagi masing-masing pihak.

Teori legitimasi merupakan suatu gagasan tentang kontrak sosial antara perusahaan dengan masyarakat. Menurut teori ini, untuk diterima oleh masyarakat, perusahaan harus mengungkapkan aktivitas sosial perusahaan sehingga akan menjamin kelangsungan hidup perusahaan (Reverte, 2009). Teori legitimasi juga berpendapat bahwa perusahaan harus melaksanakan dan mengungkapkan aktivitas CSR semaksimal mungkin agar aktivitas perusahaan dapat diterima oleh masyarakat.

2.3 Profitabilitas Perusahaan

Menurut Harahap (2004:304), mengemukakan bahwa “Profitabilitas atau disebut juga rentabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya”.

(4)

profitabilitas yang paling penting adalah laba bersih. Para investor dan kreditor sangat berkepentingan dalam mengevaluasi kemampuan perusahaan menghasilkan laba saat ini maupun modal sendiri.

Profitabilitas dapat diterapkan dengan menghitung berbagai tolak ukur yang relevan. Salah satu tolak ukur adalah dengan menggunakan rasio keuangan sebagai salah satu alat didalam menganalisis kondisi keuangan hasil opeasi dan tingkat profitabilitas suatu perusahaan. (Multafia Almar: 2014).

2.4 Return On Equity(ROE)

Salah satu alat untuk mengukur rasio profitabilitas dari perusahaan adalah dengan menggunakan Return on Equity (ROE),ROE adalah tingkat pengembalian ekuitas dari aktivitas investasi dan penjualan yang dilakukan. ROE mengukur pengembalian yang akan diberikan perusahaan kepada para pemegang saham. Angka ROE yang tinggi akan membawa keberhasilan bagi perusahaan yang mengakibatkan tingginya harga saham dan membuat perusahaan dapat dengan mudah menarik dana baru. Hal ini juga akan memungkinkan perusahaan untuk berkembang, menciptakan kondisi pasar yang sesuai dan nantinya akan memberikan laba yang lebih besar. Semua hal tersebut dapat menciptakan nilai yang tinggi dan pertumbuhan yang berkelanjutan atas kekayaan pemiliknya (Walsh, Ciaran, 2003:56).

(5)

perusahaan akan mengetahui bagaimana kinerja perusahaan tersebut, dan dapat mengevaluasi kekurangan perusahaan agar dapat bersaing dengan perusahaan lain. 2.5 Corporate Social Responsibility (CSR)

Definisi Mengenai CSR sebenarnya telah banyak dikemukakan oleh banyak ahli, diantaranya definisi yang dikemukakan oleh Putri (dalam Untung, 2008:1) bahwa Corporate Social Responsibility (CSR) adalah komitmen perusahaan untuk berkonstruksi dalam pengembangan ekonomi yang berkelanjutan dengan memperhatikan tanggung jawab sosial perusahaan dan menitik beratkan pada keseimbangan antara perhatian terhadap aspek ekonomis, sosial, dan lingkungan.

Pengertian Corporate Social Responsibility Menurut (Wahyudi & Azheri 2008:36), “Corporate Social Responsibility merupakan komitmen perusahaan untuk melaksanakan kewajibannya didasarkan atas keputusan untuk mengambil kebijakan dan tindakan dengan memperhatikan para stakeholder dan lingkungan dimana perusahaan melakukan aktivitasnya yang berlandaskan pada ketentuan hukum yang berlaku”.

John Elkinston dalam Kurnianto (2010) mengembangkan konsep triple bottom line atau 3P, Perusahaan yang ingin berkelanjutan harus memperhatikan “3P”. Perusahaan harus mampu memenuhi mengenai kesejahteraan masyarakat (people), turut berkontribusi dalam menjaga kelestarian lingkungan (planet), serta mengejar profit. triple-p bottom line (3P) dijelaskan sebagai berikut :

1. Profit (keuntungan)

(6)

biaya, sehingga perusahaan mempunyai keunggulan kompetitif yang dapat memberikan nilai tambah semaksimal mungkin. Peningkatan produktivitas dilakukan dengan memperbaiki manajemen kerja melalui penyederhanaan proses, mengurangi aktivitas yang tidak efisien, menghemat waktu proses dan pelayanan. Termasuk juga menggunakan material sehemat mungkin dan biaya serendah mungkin

2. People (Manusia)

Masyarakat merupakan stakeholder penting bagi perusahaan, karena dukungan mereka sangat diperlukan bagi keberadaan, kelangsungan hidup dan perkembangan perusahaan. Masyarakat tidak dapat dipungkiri menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan perusahaan. Perusahaan jika ingin tetap bertahan dan diterima, maka perlu berkomitmen untuk berupaya memberikan manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat sekitar. Operasi perusahaan berpotensi memberikan dampak kepada masyarakat.

3. Planet

Lingkungan adalah sesuatu yang terkait dengan seluruh bidang kehidupan manusia. Semua kegiatan yang manusia lakukan berhubungan dengan lingkungan. Lingkungan dapat menjadi teman atau musuh manusia tergantung bagaimana memperlakukannya. Hubungan manusia dengan lingkungan adalah hubungan sebab akibat, dimana jika manusia merawat lingkungan, maka lingkungan pun akan memberikan manfaat kepada manusia. Sebaliknya, jika lingkungan dirusak, maka akan mendapat akibatnya.

(7)

nilai guna bagi pihak-pihak yang mempunyai kepentingan dengan perusahaan atau kepada stakeholders. Kegiatan CSR selain diharapkan mampu memberikan manfaat kepada stakeholder juga diharapkan dapat memberikan manfaat kepada perusahaan itu sendiri. Manfaat yang diharapkan dengan adanya CSR yaitu adanya pemberdayaan masyarakat dan dari sisi perusahaan agar operasional perusahaan berjalan lancar tanpa gangguan. Kondisi seperti itulah yang pada gilirannya dapat memberikan keuntungan tersendiri bagi perusahaan.

2.5.1 Prinsip Corporate Social Responsibility

Crowther David (2008) dalam Nor Hadi (2011: 59) mengurai prinsip-prinsip tanggung jawab sosial perusahaan / CSR menjadi 3 yaitu:

1) Sustainability, berkaitan dengan bagaimana perusahaan dalam melakukan aktivitas (action) tetap memperhitungakan keberlanjutan sumberdaya di masa depan.

2) Accountability, merupakan upaya perusahaan terbuka dan bertanggung jawab atas aktivitas yang telah dilakukan.

3) Transparency, merupakan prinsip penting bagi pihak eksternal. Transparansi merupakan satu hal yang amat penting bagi pihak eksternal, berperan untuk mengurangi asimetri informasi, kesalahpahaman khususnya informasi dan pertanggungjawaban berbagai dampak dari lingkungan.

2.5.2 Manfaat Corporate Social Responsibility

(8)

lingkungan (Amdal). Pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) telah memberlakukan audit Proper (Program penilaian peningkatan kinerja perusahaan). Pendorong dari dalam perusahaan terutama bersumber dari perilaku manajemen dan pemilik perusahaan (stakeholders), termasuk tingkat kepedulian/ tanggung jawab perusahaan untuk membangun masyarakat sekitar (community development responsibility).

Menurut marketing journal (dalam Agustin, 2012 dalam Eva Sriviana:2013) menyatakan bahwa beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari penerapan CSR, diantaranya adalah:

(1) Meningkatnya reputasi dan brand image; (2) Meningkatkan profit dan loyalitas pelanggan; (3) Menciptakan kesempatan usaha baru; (4) Meningkatkan kemampuan untuk menarik dan mempertahankan karyawan; (5) Meningkatkan produktivitas dan moral; (6) Menarik investor dan rekan bisnis; (7) Me-manage resiko; (8) Perlakuan istimewa dari pemerintah dan kebijakannya; (9) Meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya operasional; (10) Inovasi pasar melalui kerja sama dengan komunitas lokal.

(9)

khususnya dalam hal penyediaan lapangan pekerjaan, 4) perilaku etis perusahaan aman dari gangguan lingkungan sekitar sehingga dapat beroperasi secara lancar.

Pelaksanaan CSR secara efektif, akan memiliki dampak yang baik terhadap kondisi operasi perusahaan, secara tidak langsung dengan melaksanakan CSR citra perusahaan akan meningkat dimata konsumen, dengan menerapkan beberapa indikator dalam CSR, perusahaan dapat menghindari pandangan buruk terhadap perusahaan, apalagi perusahaan perkebunan kelapa sawit memang berkaitan sangat dekat dengan daerah hutan.

Penerapan CSR tidak hanya memberikan manfaat bagi perusahaan saja, tetapi manfaat tersebut juga dirasakan oleh pihak yang menjadi mitra oleh perusahaan dalam menerapkan praktik CSR disekitar perusahaan. Selain melaksanakan peraturan peraturan sesuai ketentuan hukum, perusahaan mendapatkan banyak manfaat karena, mematuhi peraturan pemerintah, citra perusahaan tidak hanya baik dimata negara, tetapi masyarakat juga akan pandangan yang baik dan memberikan respon positif terhadap yang baik, diharapkan kegiatan, perusahaan juga dapat berjalan dengan lancar tanpa menemui banyak gangguan.

2.5.3 Pengungkapan Corporate Social Responsibility

(10)

perseroan yang telah dilaksanakan selama tahun buku terakhir (Nor Hadi 2011:206 dalam Felyna: 2015:33).

Tanggungjawab sosial perusahaan diungkapkan di dalam laporan yang disebut sustainability report. Sustainability reporting adalah pelaporan mengenai kebijakan ekonomi, lingkungan dan sosial, pengaruh dan kinerja organisasi dan produknya dalam konteks pembangunan berkelanjutan (sustainable development). Laporan tersebut menjadi bagian yang tak terpisahkan dengan laporan tahunan (annual report) yang dipertanggungjawabkan direksi di depan sidang Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) (Nor Hadi, 2011: 206 dalam Felyna: 2015:35).

Sustainability reporting meliputi pelaporan mengenai ekonomi, lingkungan

dan pengaruh sosial terhadap kinerja organisasi. Sustainability report harus menjadi dokumen strategik yang berlevel tinggi yang menempatkan isu, tantangan dan peluang sustainability development yang membawanya menuju kepada bisnis utama (core business) dan sektor industrinya. Salah satu panduan pelaporan yang banyak digunakan sebagai standar pelaporan saat ini oleh perusahaan untuk mendukung pembangunan berkesinambungan.

(11)

terus-menerus melakukan perbaikan dan penerapan diseluruh dunia (www.globalreporting.org) .

2.5.4 Dimensi-dimensi dalam Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility)

1. Dimensi ekonomi dalam CSR

Dimensi ekonomi menyatakan bahwa publik mengharapkan perusahaan untuk menghasilkan barang/jasa yang menguntungkan atau bermanfaat, dan menjualnya dengan harga yang pantas, sebagai pemenuhan akan kebutuhan banyak pihak termasuk karyawan, suplier, distributor, dan pemegang saham yang tergantung pada kelangsungan hidup ekonomi bisnis (Carol, 1992). Dimensi ekonomi menyangkut keberlanjutan organisasi yang berdampak pada kondisi ekonomi dari stakeholder dan sistem ekonomi pada tingkat lokal, nasional, dan tingkat global.

2. Dimensi lingkungan dalam CSR

(12)

bahwa pengelolaan lingkungan yang baik dapat menghindari klaim masyarakat dan pemerintah serta meningkatkan kualitas produk yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan keuntungan ekonomi. Sebagian perusahaan dalam indusrti modern menyadari sepenuhnya bahwa isu lingkungan dan sosial juga merupakan bagian penting dari perusahaan.

3. Dimensi tenaga kerja dalam CSR

Salah satu dimensi CSR yang diperhatikan adalah terkait hubungan dengan tenaga kerja, karena terdapat perusahaan yang mengungkapkan hubungan dengan pekerja dan fasilitas yang didapatkannya. Perusahaan juga dituntut untuk menjaga keselamatan pekerjanya, memperlakukannya secara adil, menghargai pekerja dan melakukan pembagian hasil keuntungan perusahaan.

4. Dimensi HAM dalam CSR

Penerapan tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility dalam pengelolaan SDA menjadi sangat penting untuk menjamin aktivitas perusahaan tidak merugikan HAM yang berada dekat wilayah operasi perusahaan. Dimensi HAM dalam CSR sangat penting dilakukan, agar pengelolaan SDA tidak keluar dari prinsip dasarnya, yaitu mewujudkan kemakmuran bagi masyarakat. Hal ini bertujuan untuk menyeimbangkan antara kegiatan usaha sebagai hak dan kewajiban untuk memenuhi hak ekonomi sosial masyarakat lokal sebagai tanggung jawab.

5. Dimensi sosial dalam CSR

(13)

menghargai orang lain. Menurut Kotler & Lee (2005), kegiatan-kegiatan sosial ini dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:

a) Corporate philantrophy

Corporate Philanthropy adalah penerapan dari Corporate Social Responsibility (CSR) dimana perusahaan melakukan kontribusi langsung kepada lembaga sosial, pada umumnya dalam bentuk uang tunai, sumbangan barang, dan hal lain yang serupa. Penerapan ini merupakan penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) yang paling tradisional dan umum dilakukan.

b) Community Volunteering

Merupakan inisiatif dari perusahan untuk mendukung dan mendorong para pekerjanya, rekan bisnis, dan/atau anggotawaralaba untuk merelakan sedikit waktunya untuk mendukung komunitas organisasi. Misalnya perusahaan mengorganisir karyawannya untuk ikut berpartisipasi dalam program Corporate Social Responsibility (CSR) yang sedang dijalankan oleh perusahaan, misalnya sebagai staf pengajar.

c) Cause-Related Marketing

Merupakan tanggung jawab perusahaan untuk membuat kontribusi atau donasi atas sebagian dari pendapatan lembaga sosial tertentu berdasarkan penjualan.

6) Dimensi produk dalam CSR

(14)

investor juga (Saleh, 2010). Produk menjadi faktor yang sangat mempengaruhi sebuah perusahaan untuk dapat meningkatkan kinerja keuangannya, sehingga produk yang dihasilkan sebaiknya memiliki kualitas yang tinggi, aman, dan inovatif.

2.5.4 Indikator dalam CSR

Variabel independennya adalah CSR. Disini variabel Independen yang berupa CSR (Ekonomi, Lingkungan, Tenaga Kerja, Hak Asasi Manusia, Produk, dan Sosial) diukur dengan menggunakan standar GRI.

1. Indikator Ekonomi dalam CSR

Indikator ekonomi menyangkut keberlanjutan organisasi yang berdampak pada kondisi ekonomi dari stakeholder dan sistem ekonomi pada tingkat lokal, nasional, dan tingkat global. Indikator ekonomi menggambarkan:

- Arus modal di antara berbagai pemangku kepentingan; dan - Dampak ekonomi utama dari organisasi seluruh masyarakat.

Dimensi ekonomi diukur menggunakan standar GRI dengan indikator kinerja ekonomi.

2. Indikator Lingkungan

(15)

dilindungi, pengurangan emisi gas karbon. Perusahaan selalu mengutamakan bagaimana agar lahan yang baru, tidak dibuka dengan cara pembakaran, agar tidak mengganggu masyarakat sekitar. Pengunrangan emisi gas rumah kaca serta pengurangan loimbah melalui daur ulang bahan-bahan sisa aktifitas prosuksi dapat menjadi solusi serta memberikan manfaat bagi lingkungan dan perusahaan, perusahaan dapat menghemat biaya dan perusahaan mampu mengurangi pencemaran yang disebabkan oleh limbah.

3. Indikator Tenaga Kerja

Indikator tenaga kerja dapat dilakukan dengan mengadakan pelatihan kepada tenaga kerja, memfasilitasi pelayanan kesehatan tenaga kerja, dan memberi bantuan keuangan untuk pendidikan tenaga kerjanya. Tidak hanya memberikan fasilitas perusahaan juga memberikan pelatihan bagi karyawan agar mendapatkan tambahan kemampuan dalam bekerja, serta memberikan peluang bagi semua karyawan untuk dapat naik jabatan, jadi semua karyawan memiliki peluang yang sama dalam berkarir di perusahaan.

4. Indikator Hak Asasi Manusia

(16)

pengungkapan indikator HAM perusahaan mencantumkan bahwa mereka juga ikut berperan dalam membatasi pekerja, dengan usia minimal 18 tahun, diharapkan dengan pengungkapan tersebut perusahaan dapat memperoleh pandangan positif dari investor.

5. Indikator Masyarakat

Dimensi sosial menyangkut hubungan antara bisnis, masyarakat dan kegiatan-kegiatan sosial yang sudah banyak dilakukan oleh perusahaan, seperti melakukan penyuluhan dan memberikan pelatihan bersama tentang kesehatan, dan pencegahan terhadap penyakit tertentu. Terkadang perusahaan juga memberikan jam kerja khusus bagi karyawan untuk melakukan pekerjaan sosial berupa bekerja kepada masyarakat sekitar, hal tersebut dapat membuat hubungan antara perusahaan dengan masyarakat semakin dekat, sehingga perusahaan dapat terhindar dari gangguan tertentu yang diberikan oleh masyarakat.

6. Indikator Produk

(17)

2.6 Laporan Keuangan

Laporan keuangan perusahaan adalah informasi yang menggambarkan kondisi keuangan perusahaan, dan informasi tersebut dapat digunakan sebagai gambaran kinerja keuangan dari perusahaan.

“laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh

informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan,” dengan begitu laporan keuangan diharapkan akan berguna bagi para penggunanya untuk membuat keputusan ekonomi secara finansial.

(18)

1. Dapat Dipahami

Suatu informasi keuangan yang disajikan harus dapat dengan mudah dipahami oleh para penggunanya. Para pengguna laporan keuangan adalah orang dari berbagai pihak, kalangan, latar belakang, profesi, dan budaya yang berbeda-beda. Laporan keuangan yang disajikan harus singkat, formal dan mudah dipahami. Namun terkadang penyajian laporan yang mudah dipahami sulit dilakukan, karena laporan keuangan diharuskan menggunakan istilah-istilah ilmu keuangan yang sulit dipahami. Dan penyajian tersebut harus tetap dilakukan. 2. Relevan

Informasi dalam laporan keuangan harus relevan dengan pengambilan keputusan, sebab jika tidak laporan keuangan tidak akan memberikan manfaat bagi para penggunanya dalam melakukan evaluasi keuangan perushaan yang menerbitkan. Agar relevan, penyajian laporan keuangan harus bersifat prediktif, sehingga dapat digunakan dalam memprediksi laoran keuangan.

3. Dapat Diperbandingkan

Informasi yang ada, pada laporan keuangan akan sangat bermanfaat apabila disajikan dengan andal, atau dapat dipercaya. Suatu laporan keuangan dapat dipercaya apabila disajikan secara jujur, serta harus disajikan dengan prinsip kehati-hatian dan lengkap.

4. Dapat Dipercaya

(19)

disajikan secara komparatif, sangat bermanfaat karena dapat digunakan dalam memprediksi keuangan.

Dari penjelasan tersebut, terlihat bahwa laporan keuangan akan memberikan informasi keuangan sebagai salah satu sumber penguat, dalam pengambilan keputusan, khususnya dari aspek keuangan.

2.6.4 Laporan Keuangan Tahunan

Laporan tahunan (annual report) adalah sebuah laporan yang diterbitkan oleh perusahaan untuk para pemegang sahamnya. Laporan ini memuat laporan keuangan dasar dan juga analisis manajemen atas operasi tahun lalu dan pendapat mengenai prospek-prospek perusahaan di masa datang. Dua jenis informasi yang diberikan dalam laporan tahunan. Pertama, yaitu bagian verbal seringkali disajikan sebagai surat dari direktur utama yang menguraikan hasil operasi perusahaan selama tahun lalu dan membahas perkembangan-perkembangan baru yang akan mempengaruhi operasi di masa datang. Kedua, laporan tahunan menyajikan empat laporan keuangan dasar yakni neraca, laporan laba rugi, laporan laba ditahan dan laporan arus kas. Jika disajikan bersama, semua laporan ini memberikan gambaran akuntansi atas operasi dan posisi keuangan perusahaan. (Brigham & Houston 200: 45, dalam Felyna Pryanka 2015:37).

(20)

informasi yang berharga bagi pengguna laporan keuangan, karena selain sebagai pertimbangan investasi, laporan pertanggungjawaban sosial menunjukan bahwa aktivitas perusahaan tidak hanya mencari keuntungan, tetapi juga bertanggung jawab kepada lingkungan karena kegiatan perusahaan yang mempengaruhi lingkungan secara langsung dan tidak langsung.

2.7 Perusahaan Kelapa Sawit

Perusahaan yang bergerak dibidang produksi, yang menggunakan bahan dasar kelapa sawit, yang kemudian diolah menjadi CPO, atau minyak mentah. Pada industri perkebunan kelapa sawit, yang memiliki nilai ekonomis adalah buah yang dihasilkan dari pohon kelapa sawit. Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas ekspor yang dimiliki Indonesia, karena banyak negara yang mengimpor minyak sawit dari Indonesia.

Prospek pasar minyak sawit diprediksikan sangat cerah, antara lain masih tingginya permintaan dunia. Konsumsi minyak sawit didunia rata-rata tumbuh 8% per tahun, namun ada yang membayangi ditengah pertumbuhan perusahaan sawit, yaitu isu lingkungan, sudah tidak asing lagi bahwa perkebunan sawit sering diterpa isu sebagai kegiatan yang mengonvensi hutan alam dan menyebabkan pencemaran sungai baik dari limbah pabrik maupun penggunaan zat kimia dalam perawatan perkebunan, akibatnya perkebunan sawit rentan menjadi sasaran kampanye lembaga sosial dan lingkungan.

2.8 Penelitian Terdahulu 1. Wiwik Rahayu (2014)

(21)

memenuhi keinginan stakeholder, sehingga memberikan dukungan dalam bentuk kinerja yang baik terhadap aktifitas perusahaan, dengan menerapkan CSR diharapkan dapat meningkatkan keuntungan perusahaan, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan kausal dengan menggunakan uji hipotesis. Sampel yang digunakan 21 perusahaan, dan analisis data yang digunakan adalah analisis regeresi linier, kemudian analisis hipotesis menggunakan uji-t dan koefisien determinasi,

Variabel yang digunakan yaitu pengungkapan CSR dan profitabilitas (ROA dan ROE). Hasil dari penelitian tersebut adalah terdapat pengaruh yang positif antara variabel pengungkapan CSR terhadap profitabilitas perusahaan yaitu ROE dan ROA. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah pada penelitian ini hanya menggunakan ROE.

2. Anggara Satria (2015)

Penelitian ini dilakukan dilakukan pada 37 perusahaan konsumsi yang terdaftar pada bursa efek indonesia, penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh pengungkapan CSR terhadap ROA, ROE dan NPM, yang menemukan hasil bahwa pengaruh pengungkapan CSR terhadap ROE adalah positif namun tidak terlalu signifikan. Sedangkan pengaruh pengungkapan CSR terhadap ROA adalah positif dan signifikan, dan pengaruh CSR terhadap NPM adalah positif dan signifikan.

3. Fitria Putri (2014)

(22)

terdapat pada indeks Sri-Kehati pada tahun 2010-2012 dengan jumlah 33 perusahaan, dan pengolahan data menggunakan analisis regresi sederhana, yang terlebih dahulu duiji dengan uji asumsi klasik yang menunjukan bahwa CSR memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ROA dan ROE, namun tidak berpengaruh signifikan pada EPS., dengan hasil CSR berpengaruh positif terhadap ROA dan ROE. Perbedaan dengan penelitian sebelumnya adalah sampel perusahaan yang digunakan berasal dari perusahaan yang terdaftar di BEI.

4. Agustin dan Bunadi (2012)

Penelitian yang dilakukan agustin dilakukan pada perusahaan manufaktur pada periode 2008-2011, dengan judul pengaruh corporate social responsibility terhadap kinerja perusahaan, penelitian ini meneliti pengaruh pengungkapan CSR terhadap kinerja perusahaan yang diukur menggunakan ROE dan ROA, hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah CSR berpengaruh signifikan terhadap ROA dan ROE. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah pada penelitian ini hanya digunakan ROE, dan perusahaan yang diteliti adalah perusahaan kelapa sawit.

5. Chusnul Chitam (2014)

(23)

profitabilitas adalah pengungkapan CSR terhadap aspek tenaga kerja, produk dan aspek umum.

6. Grace Christy (2014)

Peneltian ini dilakukan pada perusahaan consumer goods yang terdaftar pada BEI, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh profit perusahaan yang diukur dengan Net Profit Margin (NPM) yang menggunakan variabel independen adalah pengungkapan kinerja ekonomi, lingkungan, hak asasi manusia, tenaga kerja, kemasyarakatan, dan tanggung jawab produk menurut indeks pengungkapan yang diterbitkan oleh Global Reporting Initiative, yang digunakan sebagai dasar penghitungan nilai CSR oleh perusahaan. Hasil dari penelitian ini adalah variabel lingkungan dan kemasyarakatan berpengaruh signifikan terhadap NPM secara parsial, dan secara bersama-sama seluruh variabel CSR memiliki pengaruh yang signifikan.

2.8.2 Ringkasan Penelitian Terdahulu

Peneliti Variabel

model

analisis hasil penelitian Wiwik Rahayu (2014) 1.Corporate Social Responsibility, 2.profitabilitas perusahaan diukur dengan ROA dan ROE

Regresi linier

Variable pengungkapan CSR terhadap variabel profitabilitas (ROA) berpengaruh signifikan dan pada ROE juga berpengaruh secara signifikan

Anggara Satria (2015)

Variabel Dependen : ROA,ROE, dan NPM Variabel Independen : Pengungkapan CSR

Regresi Linier

1. CSR memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ROA

2. CSR tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ROE

3. CSR memiliki pengaruh yang signifikan terhadap NPM,

Fitria Putri (2014)

Variabel Dependen : ROA,ROE, dan EPS Variabel Independen :

Regresi Sederhana

(24)

Pengungkapan CSR signifikan terhadap ROA, CSR berpengaruh signifikan terhadap EPS

Agustin dan Bunadi

(2012)

Pengungkapan CSR, kinerja keuangan ROA dan ROE

Regresi Linier

CSR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA,

CSR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROE

Chusnul Khitam

(2014)

Pengungkapan CSR, konerja keuangan ROI

Regresi Linier Berganda

1. secara simultan CSR berpengaruh signifikan terhadap ROI

2. CSR Aspek Lingkungan tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan 3. CSR Aspek Energi tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan 4. CSR Aspek Kesehatan dan Keselamatan Kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan 5. CSR Aspek Tenaga Kerja berpengaruh

signifikan terhadap kinerja keuangan

6. CSR Aspek Produk berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan.

Negative

7. CSR Aspek Keterlibatan Masyarakat tidak

berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan 8. CSR Aspek Umum berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan

Grace Christy (2014)

Pengungkapan CSR, Kinerja Keuangan NPM

Regresi Linier Berganda

1. variabel ekonomi tidak berpengaruh terhadap net profit margin perusahaan perusahaan

(25)

4. variabel hak asasi manusia tidak berpengaruh terhadap net profit margin perusahaan perusahaan 5. variabel kemasyarakatan berpengaruh positif terhadap profit net profit margin perusahaan perusahaan 6. variabel tanggung jawab produk tidak berpengaruh terhadap net profit margin perusahaan

7.variabel

ekonomi,lingkungan, tenaga kerja, hak asasi manusia, kemasyarakatan dan tanggung jawab produk secara simultan berpengaruh signifikan terhadap net profit margin perusahaan

2.9 Kerangka Berpikir

Laporan tahunan akan menjadi salah satu bahan rujukan bagi para investor dan calon investor dalam memutuskan apakah akan berinvestasi di dalam suatu perusahaan atau tidak. Dengan demikian, tingkat pengungkapan (disclosure level) yang diberikan oleh pihak manajemen perusahaan akan berdampak kepada pergerakan harga saham yang pada gilirannya juga akan berdampak pada return perusahaan (Junaedi, 2005).

(26)

tersebut. Rasio perhitungan profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah ROE, karena dapat mengukur bagaimana perusahaan memperoleh laba dengan ekuitas yang dimiliki, dengan melihat dari rasio ini investor dapat mengetahui berapa besar keuntungan jika menanam modal pada perusahaan.

Pada penelitian ini akan diteliti seberapa besar pengaruh pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap Return On Equity (ROE)

perusahaan, serta seberapa besar pengaruh yang dimiliki oleh masing-masing variabel pengungkpana CSR terhadap ROE .

2.10 Paradigma Penelitian

Pada penelitian ini akan diteliti berapa besar pengaruh yang dimiliki oleh Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap Return On Equity (ROE) pada

perusahaan Kelapa Sawit yang terdaftar pada BEI tahun 2013-2015.

Profitabilitas Perusahaan

ROE (Y) CORPORATE SOCIAL

RESPONSIBILITY (H1)

(27)

Gambar 1. Paradigma Penelitian =

=

2.11Hipotesis Penelitian

1. Hubungan antara Corporate Social Responsibility dengan return on equity Penelitian dilakukan oleh Anggara S (2015) menguji hubungan antara ROE dan profitabilitas, Uji hipotesis digunakan untuk menjelaskan arah hubungan antara ROE dengan Profitabilitas yang diuji secara simultan, hasil yang diperoleh dari penelitian adalah CSR tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ROE.

Penelitian yang mendukung pengaruh pengungkapan CSR terhadap profitabilitas perusahaan salah satunya pada penelitian yang dilakukan oleh Fitria (2014) menemukan hasil yang berbeda, penelitian ini membuktikan bahwa CSR berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas perusahaan yang diproksikan dengan ROE. Dengan hipotesis yang menyatakan bahwa CSR berpengaruh signifikan terhadap ROE dapat diterima.

Penelitian lain dilakukan oleh Agustin dan Bunadi (2012) yang meneliti antara pengaruh dari pengungkapan CSR terhadap profitabilitas perusahaan, hasil penelitianya menemukan bahwa CSR berpengaruh signifikan dan positif terhadap ROE perusahaan.

Pengaruh Variabel Dimensi Ekonomi, Lingkungan, Tenaga Kerja, HAM, Sosial, dan Produk dalam CSR secara simultan terhadap variable dependen ROE pada perusahaan kelapa sawit yang terdaftar pada BEI tahun 2013-2015

(28)

Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Rosliana (2014) menemukan bahwa Variabel CSR yang diukur dengan CSDI memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ROE. Berdasarkan beberapa penelitian tersebut, yang memilki hasil penelitian masih belum konsisten dan berbeda-beda, maka dilakukan penelitian ini.

H1 = Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) berpengaruh signifikan terhadap return on equity(ROE) pada perusahaan Kelapa Sawit yang terdaftar di BEI periode 2013-2015.

2. Indikator Corporate Social Responsibility manakah yang paling berpengaruh terhadap Return On Equity

1. Hubungan Indikator ekonomi dengan profitabilitas

Indikator ekonomi keberlanjutan menyangkut dampak organisasi pada kondisi ekonomi stakeholder dan pada sistem ekonomi di tingkat lokal, nasional, dan global. Pengungkapan pendekatan manajemen dapat mencakup tiga aspek ekonomi yaitu indikator ekonomi, keberadaan pasar, dan dampak ekonomi tidak langsung. Perolehan dan distribusi ekonomi langsung meliputi pendapatan, biaya operasi, donasi, investasi dari stakeholder dapat berpengaruh pada profit perusahaan. Kebijakan pasar yang efektif, pemasok lokal operasi pasar yang menumbuhkan ekonomi dapat berdampak pada profit perusahaan (Grace Christy : 2014).

2. Hubungan antara indikator lingkungan dengan profitabilitas

(29)

sebaliknya jika perusahaan memiliki kinerja lingkungan yang buruk maka akan muncul keraguan dari para investor terhadap perusahaan tersebut dan direspon negatif dengan fluktuasi harga saham perusahaan di pasar yang semakin menurun dari tahun ke tahun.

Almilia dan Wijayanto (2007) menemukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara kinerja lingkungan dengan kinerja ekonomi. Hal ini memberikan penjelasan bahwa kinerja lingkungan perusahaan memberikan akibat pada kinerja finansial perusahaan yang tercermin pada tingkat return tahunan perusahaan yang dibandingkan dengan return industri.

Judge (1996) dalam Fitri (2008) menyatakan bahwa jika suatu perusahaan mengintegrasikan proses perencanaan strategisnya dengan masalah perlindungan lingkungan hidup, maka dapat membangun brand image dimata konsumen dengan demikian kepedulian perusahaan terhadap lingkungan hidup berkaitan positif dengan profitabilitas perusahaan.

Thilo (2005) dalam Grace (2014) mengemukakan bahwa usaha pelestarian lingkungan akan mendatangkan sejumlah keuntungan, diantaranya adalah ketertarikan pemegang saham dan stakeholders terhadap keuntungan perusahaan akibat pengelolaan lingkungan yang bertanggungjawab terhadap masyarakat.

Dalam penelitianya Suratno dkk. (2006) menemukan hubungan positif dan signifikan secara statistik antara kinerja lingkungan dengan kinerja ekonomi.

3. Hubungan antara indikator tenaga kerja dengan profitabilitas

(30)

meningkatkan produktivitas karyawan. Dengan meningkatnya produktivitas tenaga kerja ini dan itu juga akan mendorong motivasi para pekerja untuk meningkatkan kinerja menjadi lebih baik lagi yang berujung akan meningkatkan profit perusahaan (Grace Christy :2014).

Lautkenhorst (2004) dalam Fitri (2008) berpendapat bahwa CSR dapat Meningkatkan loyalitas karyawan dengan cara menerapkan program-program pengembangan sumber daya alam manusia yang baik sesuai dengan kaidah penerapan tanggungjawab sosial perusahaan, dengan demikian CSR dilakukan oleh perusahaan dapat meningkatkan loyalitas karyawan yang pada akhirnya dapat membantu meningkatkan produktifitas perusahaan, yang akan diikuti dengan meningkatkan profitabilitas perusahaan.

Sulistyo (2008) juga menyatakan bahwa penerapan CSR untuk karyawan dapat meningkatkan produktifitas tenaga kerja dan meningkatkan kualitas produk yang dapat menyababkan arus kas positif.

(31)

keuntungan perusahaan, meningkatkan brand image dan meningkatkan pertumbuhan perusahaan (Grace Christy : 2014)

Dimensi HAM dalam CSR menunjukan bahwa tanggung jawab sosial perusahaan memiliki dampak yang positif bagi kinerja perusahaan. Perusahaan yang mengutamakan hak asasi manusia, seperti hak atas kondisi kerja yang aman dan hak atas jaminan sosial memiliki citra perusahaan yang baik di mata investor. Dengan baiknya citra perusahaan dimata investor, maka akan dapat menaikkan investasi terhadap perusahaan.(Nindri: 2016)

6.Hubungan antara indikator kemasyarakatan dengan profitabilitas

Tanggung jawab sosial perusahaan adalah tanggung jawabnya terhadap masyarakat di luar tanggung jawab ekonomis. Perusahaan dan masyarakat yang bermukim di sekitarnya merupakan dua komponen yang saling mempengaruhi. Aktivitas yang dilakukan perusahaan akan memiliki dampak terhadap masyarakat di sekitarnya. Oleh karena itu perusahaan harus dapat memberikan kontribusi yang positif terhadap masyarakat. Banyak perusahaan modern sekarang membuat sebuah program tentang kemasyarakatan guna memperkenalkan produk tersebut sebagai produk yang peduli terhadap masyarakat. Selain membentuk brand image, perusahaan yang melakukan program masyarakat akan membuat reputasi perusahaan semakin baik, yang nantinya dapat berdampak pada peningkatan keuntungan persuahaan (Grace Christy: 2014).

(32)

Pada dasarnya perusahaan sebagai suatu sistem yang mengedepankan keberpihakan kepada masyarakat, operasi perusahaan harus sesuai dengan harapan masyarakat. CSR dipandang sebagai suatu kewajiban yang disetujui antara perusahaan dengan masyarakat, dimana masyarakat memberikan ijin kepada perusahaan untuk mengelola sumberdaya alam dan manusianya dalam menjalankan operasinya. Perusahaan yang menerapkan CSR tetap akan mendapatkan keuntungan positif yaitu mendapatkan legitimasi dari masyarakat yang pada akhirnya akan berdampak meningkatnya keuntungan perusahaan dimasa yang akan datang.(Fitria:2014).

Secara empiris, penelitian antara pengaruh pengungkapan CSR indikator masyarakat dengan profitabilitas dilakukan oleh grace (2014), yang menghasilkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara pengungkapan indikator kemasyarakatan terhadap ROE.

7. Hubungan antara indikator produk dengan profitabilitas

(33)

yang dihasilkan oleh perusahaan. Cronin dan Taylor (1994) membuktikan bahwa kepuasan konsumen ditentukan oleh penilaian konsumen terhadap kualitas pelayanan yang diberikan. Cronin dan Taylor (1994) menemukan adanya hubungan yang kuat dan positif antara kualitas layanan keseluruhan dan kepuasan. Jika perusahaan berhasil meningkatkan kepuasan pelanggan melalui produk yang berkualitas maka produk tersebut akan semakin disukai oleh pelanggan yang pada akhirnya meningkatkan penjualan dan profit perusahaan.

Semakin luas informasi yang disampaikan kepada stakeholder dan shareholder maka akan semakin memperbanyak informasi yang diterima mengenai perusahaan. Hal ini akan menimbulkan kepercayaan stakeholder dan shareholder kepada perusahaan. Kepercayaan ini ditunjukkan stakeholder dengan diterimanya produk – produk perusahaan sehingga akan meningkatkan laba (Ahmad Husnan : 2012:35 ).

Dalam Hackston dan Milne (1996) mengatakan bahwa perusahaan yang berorientasi pada konsumen diperkirakan akan memberikan informasi mengenai pertanggungjawaban sosial karena hal ini akan meningkatkan image perusahaan dan mempengaruhi penjualan.

Secara empiris, hubungan antara indikator produk dengan profitabilitas pernah diteliti oleh grace (2014) hasil penelitianya menyatakan bahwa pengungkapan indikator produk tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas perusahaan, hasil tersebut tidak sejalan dengan penemuan yang dilakukan oleh chusnul (2014) yang menemukan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara pengungkapan indikator produk dengan profitabilitas perusahaan.

(34)

salah satu indikator yang mempunyai pengaruh yang paling besar diantara indikator yang lainya.

Penelitian yang dilakukan oleh Wijaya dan Husni (2015) menyatakan bahwa tanggung jawab di bidang ekonomi mempunyai pengaruh yang paling kuat dan dominan.

Referensi

Dokumen terkait

Setelah semua bagian komponen terbuka.Seperti yang terlihat pada Gambar 3.8.langkah selanjutnya yang dilakukan yaitu dengan membersihkan seluruh part dari

Perancangan alat pengendap debu meliputi pembuatan pembangkit tegangan tinggi searah (DC) menggunakan metoda penyearah pengali tegangan atau Walton- Cockroft

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan karunia Nya penulis dapat menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul “ HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN,

Diterapkannya teknik muddiest point di MA NU Wahid Hasyim Salafiyah Jekulo Kudus dalam pembelajaran aqidah akhlak pada akhir pembelajaran merupakan proses timbal

a) Handout, yaitu bahan tertulis yang disiapkan guru untuk memperkaya pengetahuan siswa. Handout dapat diambil dari beberapa literatur yang relevan dengan materi

Karena itu, untuk keperluan desain konseptual unit konversi daya kogenerasi dengan konfigurasi siklus langsung seperti pada Gambar 1 ini, maka IHX harus didesain mampu

Karya, yang membagi amanat pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya dalam 4 (empat)a. bagian, yaitu amanat penataan ruang/spasial, amanat pembangunan nasional

perhitungan dengan menggunakan teori strip atau dengan beberapa penelitian lain mengenai gerakan heaving yang telah dipublikasikan!. Sedangkan