• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis reaksi pasar terhadap pengumuman informasi laba : perbandingan antara perusahaan perata laba dan perusahaan bukan perata laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Analisis reaksi pasar terhadap pengumuman informasi laba : perbandingan antara perusahaan perata laba dan perusahaan bukan perata laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta - USD Repository"

Copied!
157
0
0

Teks penuh

(1)

i

ANALISIS REAKSI PASAR TERHADAP PENGUMUMAN

INFORMASI LABA

(Perbandingan Antara Perusahaan Perata Laba dan Perusahaan Bukan Perata Laba

pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh :

Sri Catur Handayani (03 2114 130)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

iv

Ingatlah bahwa tak ada yang akan menimpa Anda hari ini yang tidak dapat Anda tangani bersama Allah

Mildred Williamson

Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan.

Yesaya 41:10

Tidak ada yang lebih menyenangkan dalam hidup ini daripada menerima sebuah hadiah yang kita inginkan. Dan Ia telah memberikan hadiah yang benar-benar saya inginkan tepat pada waktunya.

By Yani

Kupersembahkan skripsi ini untuk: Bapak dan Ibu ku tercinta dan terkasih

Kakak-kakak ku tercinta : Mbak Indah, Mas Lukman, Mas Indras, dan Mas Joko

(5)
(6)
(7)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Yesus Kristus atas karuniaNya dan rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi yang berjudul “Analisis Reaksi Pasar Terhadap Pengumuman Informasi Laba (Perbandingan Antara Perusahaan Perata Laba dan Perusahaan Bukan Perata Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta.)”. Penelitian dan penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penyusunan dan penulisan skripsi ini tidak mungkin dapat terselesaikan dengan baik tanpa bimbingan, saran dan nasehat dari berbagai pihak yang terkait. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Drs. Alex Kahu Lantum, M.S., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

2. Ir. Drs. Hansiadi Y.H., M.Si., Akt., selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Drs. Yusef Widya Karsana, M.Si., Akt., sebagai Dosen Pembimbing I yang telah dengan sabar untuk membimbing, memberikan masukan, semangat dan saran kepada penulis dalam menyusun skripsi ini.

4. Trisnawati Rahayu, SE., M.Si., Akt. sebagai Dosen Pembimbing II yang telah dengan sabar untuk membimbing, memberikan masukan, semangat, dan saran kepada penulis dalam menyusun skripsi ini.

5. Drs. P. Rubiyatno, MM., yang telah membantu penulis dengan memberikan masukan-masukan dan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi.

(8)

viii

7. Kakak-kakakku tercinta, Mbak Indah, Mas Lukman, Mas Indras, dan Mas Joko atas dukungan, semangat, doa, kasih sayang, dan nasehatnya.

8. Ncol, Rizal, Ipank, Rini, dan Hendri yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk berbagi baik susah maupun duka, dan terima kasih atas pertemanannya yang indah.

9. Teman-teman Sambu 3 : Dholine, Fajar, Otex, Ari Sragen, Saphee, dan mbak Murni untuk semangat, masukan, bantuannya, dan waktunya buat menemaniku begadang

10.Teman-teman akuntansi ’03 khususnya kelas D. Reni (teman seperjuanganku di MPT), Ichel, Uly, Mita, Ariel, Aldi, Sarah, Didit, Wita, Susana, Wapeng, Wahyu, Yeni, Cherly, Elis, Niken, Yuli, Beno, Mira, Lia, Nina, Marina, Elen, Madong, Heni dan Steve. Terima kasih atas kebersamaan dan persahabatan yang menyenangkan. Ayo Semangat. 11.Mas Dwi yang telah membantu melancarkan sarana (komputer) bagi

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

12.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu, memberikan dukungan hingga terselesaikannya skripsi ini.

Akhirnya penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini, karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan dari semua pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Yogyakarta, November 2007

(9)

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii

HALAMAN DAFTAR ISI ... ix

HALAMAN DAFTAR TABEL ... xi

HALAMAN DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK ... xii

ABSTRAK ... xiii

ABSTRACT……….. xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Batasan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 6

F. Sistematika Penulisan ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

A. Studi Peristiwa (event study) ... 9

B. Laporan Keuangan ... 10

C. Laba ... 11

D. Pengumuman Laba (Earnings Announcement) ... 12

E. Studi Kandungan Informasi atas Laba ... 13

F. Teori Keagenan (Agency Theory) ... 14

(10)

x

H. Perataan Laba (Income Smoothing)... 15

I. Return Ekspektasi (Expected Return) ... 18

J. Unexpected Return (Abnormal Return) ... 21

K. Rata-Rata Return Tidak Normal (Average Abnormal Return) ... 22

L. Akumulasi Return Tidak Normal (Cumulative Abnormal Return) ... 23

M. Pengujian Statistik Terhadap Return Tidak Normal... 25

N. Hipotesis ... 27

BAB III METODE PENELITIAN ... 29

A. Jenis Penelitian ... 29

B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 29

C. Populasi dan Sampel ... 29

D. Jenis Data ... 30

E. Teknik Pengumpulan Data ... 31

F. Teknik Analisis Data ... 31

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 42

A. Sejarah BEJ ... 42

B. Deskripsi Data ... 43

C. Data Perusahaan ... 45

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 63

A. Sampel Penelitian ... 63

B. Analisis Data ... 64

C. Pembahasan ... 82

BAB VI PENUTUP ... 85

A. Kesimpulan ... 85

B. Keterbatasan ... 86

C. Saran ... 87

DAFTAR PUSTAKA ... 88

(11)

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 : Daftar Sampel Penelitian... 44

Tabel 2 : Sampel Penelitian... 64

Tabel 3 : Statistik Deskriptif Variabel Penelitian... 65

Tabel 4 : Hasil Perhitungan Alpha dan Beta... 67

Tabel 5 : Hasil Pengujian Nilai Beta... 68

Tabel 6 : Perhitungan Rata-rata Abnormal Return... 70

Tabel 7 : RRTN, CAAR, dan t-hitung (Kelompok positive earning surprise)... 73

Tabel 8 : RRTN, CAAR, dan t-hitung (Kelompok negative earning surprise)... 74

Tabel 9 : RRTN, CAAR, dan t-hitung (Kelompok positive earning surprise)... 76

Tabel 10: RRTN, CAAR, dan t-hitung (Kelompok negative earning surprise)... 77

Tabel 11: RRTN, CAAR, dan t-hitung (Kelompok positive earning surprise)... 78

Tabel 12: RRTN, CAAR, dan t-hitung (Kelompok negative earning surprise)... 79

(12)

xii

DAFTAR GAMBAR dan GRAFIK

Halaman Gambar I : Kandungan Informasi Suatu Pengumuman... 10 Gambar II : Periode Estimasi dan Periode Jendela... 20 Grafik I : Perilaku Rata-rata Abnormal Return Di Sekitar Tanggal

(13)

xiii

ABSTRAK

ANALISIS REAKSI PASAR TERHADAP PENGUMUMAN INFORMASI LABA

(Perbandingan Antara Perusahaan Perata Laba dan Perusahaan Bukan Perata Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta)

Sri Catur Handayani Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2007

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui reaksi pasar terhadap pengumuman informasi laba dan menguji apakah terdapat perbedaan reaksi pasar terhadap pengumuman informasi laba antara perusahaan perata laba dengan perusahaan bukan perata laba.

Penelitian ini merupakan studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dari tahun 2003-2005. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling. Sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 21. Pengumpulan data dilakukan dengan pencatatan terhadap data yang sudah di publikasikan oleh BEJ. Teknik analisis data untuk melihat reaksi pasar terhadap pengumuman informasi laba dilakukan dengan menghitung variabel abnormal return selama periode pengamatan dengan menggunakan model pasar (market model) dan Cummulative Average Abnormal Return (CAAR ) untuk masing-masing sekuritas. Untuk menguji apakah terdapat perbedaan reaksi pasar terhadap pengumuman informasi laba antara perusahaan perata laba dengan perusahaan bukan perata laba dilakukan uji beda dua CAAR dengan uji Wilcoxon dua sisi.

(14)

xiv

ABSTRACT

AN ANALYSIS OF THE MARKET REACTION TOWARD THE ANNOUNCEMENT OF EARNINGS INFORMATION

(A Comparison Between Smoother Company and Non Smoother Company of Manufacture Companies registered in Jakarta Stock Exchange)

Sri Catur Handayani

Sanata Dharma University Yogyakarta

2007

This research aimed to find out market reaction toward the announcement of earnings information and to test whether there was market reaction’s difference toward the announcement of earnings information between smoother company and non smoother company.

This research was an empirical study of manufacture companies registered in Jakarta Stock Exchange during 2003-2005. The technique of sampling was purposive sampling. There were twenty one samples taken in this research. Data collecting was done by recording the data that had been published by Jakarta Stock Exchange. The technique of data analysis to see the market reaction from the announcement of earnings information was done by evaluating the abnormal return variable during the observation period by using the market model and Cummulative Average Abnormal Return (CAAR) for each securities. To test whether there was market reaction’s difference toward the announcement of earnings information between smoother company and non smoother company, the differences between means of two CAARS with the two tails test of wilcoxon was done.

(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tujuan dasar akuntansi keuangan adalah untuk memberikan informasi

yang relevan bagi para pemakai informasi keuangan dalam rangka

pengambilan keputusan ekonomik. Untuk itu laporan keuangan harus

mampu menggambarkan posisi keuangan dan hasil-hasil usaha perusahaan

pada saat tertentu secara wajar. Laporan keuangan merupakan media

komunikasi yang digunakan untuk menghubungkan pihak-pihak yang

berkepentingan terhadap perusahaan. Pihak-pihak yang berkepentingan

tersebut dapat dibedakan menjadi dua kelompok besar yaitu pihak internal

dan eksternal. Pihak internal yang berkepentingan terhadap laporan

keuangan adalah manajemen. Sedangkan pihak eksternal perusahaan

terdiri dari investor, kreditor, pemerintah, karyawan perusahaan, dan

masyarakat umum. Di antara pihak-pihak tersebut, manajemen merupakan

pihak yang berkewajiban untuk menyusun laporan keuangan sebagai

pertanggungjawaban hasil kerjanya kepada pihak-pihak eksternal.

Dengan semakin pesatnya perkembangan pasar modal di Indonesia

dewasa ini, maka peranan laporan keuangan menjadi semakin penting.

Bagi investor, informasi akuntansi merupakan data dasar dalam melakukan

analisis saham serta untuk memprediksi prospek earnings di masa

(16)

pihak internal dan eksternal. Informasi laba merupakan komponen laporan

keuangan perusahaan yang bertujuan untuk menilai kinerja manajemen,

membantu mengestimasi kemampuan laba yang representatif dalam jangka

panjang, memprediksi laba, dan menaksir risiko dalam investasi atau

meminjamkan dana (SFAC No. 1 Thn. 1992 dikutip oleh Dwiatmini dan

Nurkholis, 2001).

Beberapa penelitian mengenai pengaruh informasi laba terhadap

pengambilan keputusan telah banyak dilakukan oleh peneliti. Penelitian

yang dilakukan oleh Utami dan Suharmadi yang menguji pengaruh

informasi penghasilan (laba) terhadap harga saham di BEJ dengan

menggunakan korelasi antara unexpected income dengan abnormal return.

Hasil penelitiannya menemukan bahwa informasi penghasilan (laba)

mempunyai pengaruh terhadap harga saham dan membuktikan bahwa

informasi penghasilan (laba) memegang peranan penting dalam

pengambilan keputusan investor di pasar modal. Sedangkan Triyono dan

Hartono (2000) dengan menggunakan multiple regression menemukan

bahwa kandungan informasi laba akuntansi mempunyai pengaruh terhadap

harga saham.

Perhatian investor yang sering terpusat pada informasi laba tanpa

memperhatikan prosedur yang digunakan untuk menghasilkan informasi

laba tersebut, mendorong manajer untuk melakukan manajemen atas laba

(earnings management) atau manipulasi laba (earnings manipulation).

(17)

3

Konsep manajemen laba dapat dijelaskan dengan menggunakan teori

keagenan (agency theory) yang menyatakan bahwa praktik manajemen

laba dipengaruhi konflik kepentingan antara manajer (agent) dan pemilik

(principal) yang timbul ketika setiap pihak berusaha untuk mencapai atau

mempertahankan tingkat kemakmuran yang dikehendakinya. Dalam

hubungan keagenan, manajer memiliki asimetri informasi terhadap pihak

eksternal perusahaan. Asimetri informasi terjadi ketika manajer memiliki

informasi internal perusahaan relatif lebih banyak dan mengetahui

informasi tersebut relatif lebih cepat dibandingkan pihak eksternal. Dalam

kondisi demikian, manajer dapat menggunakan informasi yang

diketahuinya untuk memanipulasi pelaporan keuangan dalam usaha

memaksimalkan kemakmurannya (Salno dan Baridwan, 2000).

Praktik perataan laba berbeda dengan manajemen laba. Manajemen

laba merupakan suatu proses yang disengaja menurut batasan standar

akuntansi keuangan untuk mengarahkan pelaporan laba pada tingkat

tertentu. Praktik perataan laba merupakan salah satu pola dari manajemen

laba.

Perataan laba dapat dipandang sebagai cara pengurangan dalam

variabilitas laba selama sejumlah periode tertentu atau dalam satu periode,

yang mengarah pada tingkat yang diharapkan atas laba yang dilaporkan.

Bidlement (1973) percaya bahwa manajemen melakukan perataan laba

(18)

covariance atas return dengan pasar (dikutip oleh Assih dan Gudono,

2000).

Perataan laba menjadi suatu hal yang merugikan investor karena

investor tidak akan memperoleh informasi yang akurat mengenai laba

untuk mengevaluasi tingkat pengembalian dan varian dari portofolionya

bila terdapat praktik perataan laba. Tindakan perataan laba mengakibatkan

pengungkapan dalam laporan keuangan menjadi tidak memadai.

Assih dan Gudono (2000), meneliti tentang apakah reaksi pasar atas

pengumuman informasi laba mempunyai hubungan dengan tindakan

perataan laba. Hasil secara keseluruhan adalah terdapat perbedaan yang

signifikan atas abnormal return sekitar tanggal pengumuman laba antara

perusahaan yang bukan perata laba dengan perusahaan yang melakukan

perataan laba. Dengan kata lain, pasar bereaksi lebih kuat untuk

pengumuman laba perusahaan yang tidak melakukan perataan laba.

Penelitian oleh Lucia (2004) yang dilakukan untuk melihat hubungan

reaksi pasar dengan tindakan perataan laba. Hasil penelitiannya dapat

disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan rata-rata Cumulative Abnormal

Return sekitar tanggal pengumuman informasi laba pada perusahaan yang

melakukan tindakan perataan laba dan perusahaan yang tidak melakukan

perataan laba. Hasil penelitian Lucia (2004) tidak konsisten dengan

penelitian Assih dan Gudono (2000). Penelitian oleh Dwiatmini dan

Nurkholis (2001) dilakukan untuk melihat hubungan antara reaksi pasar

(19)

5

(Assih dan Gudono, 2000), penelitian ini memperlihatkan hasil bahwa

reaksi pasar tidak terlalu kuat untuk perusahaan yang melakukan praktik

perataan laba.

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian seperti yang sudah dilakukan oleh Assih dan

Gudono (2000) yaitu menguji apakah terdapat perbedaan reaksi pasar atas

pengumuman informasi laba antara perusahaan perata laba dengan

perusahaan bukan perata laba.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah pasar bereaksi dengan informasi laba yang diumumkan oleh

seluruh perusahaan?

2. Apakah reaksi pasar terhadap pengumuman informasi laba pada

perusahaan perata laba berbeda dengan perusahaan bukan perata laba?

C. Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah perusahaan

diklasifikasikan ke dalam kelompok perata laba dan bukan perata laba

dengan menggunakan indeks Eckel. Alasan menggunakan indeks Eckel

karena secara statistik menunjukkan kriteria yang jelas bahwa perusahaan

melakukan perataan laba jika indeks yang kurang dari satu atau CV

I ≥ CV∆S.
(20)

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui apakah pasar bereaksi dengan informasi laba yang

diumumkan oleh seluruh perusahaan.

2. Untuk menguji apakah terdapat perbedaan reaksi pasar terhadap

pengumuman informasi laba pada perusahaan perata laba dengan

perusahaan bukan perata laba.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini merupakan lanjutan dari penelitian-penelitian terdahulu yang

diharapkan dapat bermanfaat bagi:

1. Investor

Dengan adanya bukti perataan laba di perusahaan-perusahaaan menjadi

bahan masukan investor agar lebih berhati-hati dalam mengambil

keputusan dan menjadi lebih teliti dalam menilai suatu perusahaan

sehubungan dengan investasi serta pengelolaan portofolio saham yang

dimilikinya.

2. Universitas Sanata Dharma

Untuk menambah kepustakaan, sehingga dapat dimanfaatkan oleh

seluruh mahasiswa atau mahasiswi Universitas Sanata Dharma sebagai

(21)

7

3. Penulis

Untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai tindakan

perataan laba pada perusahaan yang terdaftar di BEJ dan pengaruhnya

terhadap reaksi pasar.

F. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi uraian tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisi tentang teori-teori yang berhubungan dengan permasalahan

yang diangkat dan dipergunakan sebagai dasar untuk mengolah data.

BAB III METODA PENELITIAN

Bab ini menjelaskan tentang jenis penelitian, waktu dan tempat penelitian,

populasi dan sampel, jenis data, teknik pengumpulan data, dan teknik

analisis data.

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Menguraikan mengenai gambaran umum BEJ, deskripsi data, dan data

(22)

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Menguraikan analisis data, pengujian hipotesis, dan pembahasan.

BAB VI PENUTUP.

Hasil dari semua analisis yang dilakukan akan disajikan dalam bab ini

yang dirangkai dalam kesimpulan penelitian serta dimuat juga mengenai

keterbatasan dari penelitian yang dilakukan dan saran-saran untuk

(23)

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Studi Peristiwa (Event Study)

Studi peristiwa (event study) merupakan studi yang mempelajari

reaksi pasar terhadap suatu peristiwa (event) yang informasinya

dipublikasikan sebagai suatu pengumuman. Event study dapat digunakan

untuk menguji kandungan informasi (information content) dari suatu

pengumuman dan dapat juga digunakan untuk menguji efisiensi pasar

bentuk setengah kuat (Jogiyanto, 2000 : 392)

Pengujian kandungan informasi dan pengujian efisiensi pasar

bentuk setengah kuat merupakan dua pengujian yang berbeda. Pengujian

kandungan informasi dimaksudkan untuk melihat reaksi dari suatu

pengumuman. Jika pengumuman mengandung informasi (information

content), maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman

tersebut diterima oleh pasar. Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya

perubahan harga dari sekuritas bersangkutan. Reaksi ini dapat diukur

dengan menggunakan return sebagai nilai perubahan harga atau dengan

menggunakan abnormal return. Jika digunakan abnormal return, maka

dapat dikatakan bahwa suatu pengumuman yang mempunyai kandungan

informasi akan memberikan abnormal return kepada pasar. Sebaliknya

yang tidak mengandung informasi tidak memberikan abnormal return

(24)

Peristiwa Reaksi Pasar terhadap Hasil

Kandungan Informasi

Gambar I : Kandungan Informasi Suatu Pengumuman

Sumber : Jogiyanto, 2000 : 393

B. Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan media komunikasi dan

pertanggungjawaban antara perusahaan dan para pemiliknya atau pihak

lainnya (Suwardjono, 2003 : 65). Tujuan utama dari laporan keuangan

adalah untuk memberikan informasi yang relevan pada pihak-pihak diluar

perusahaan.

Menurut Belkoui (1993) yang dikutip oleh Widyaningdyah (2001)

mengungkapkan bahwa laporan keuangan merupakan sarana untuk

Pengumuman Peristiwa

Ada abnormal return

Tidak Ada abnormal return

ADA KANDUNGAN

INFORMASI

TIDAK ADA KANDUNGAN

(25)

11

mempertanggunggjawabkan apa yang dilakukan oleh manajer atas sumber

daya pemilik.

Laporan keuangan meliputi neraca, laporan laba rugi, dan laporan laba

ditahan, laporan arus kas serta catatan atas laporan keuangan (Soemarso,

2005 : 368). Neraca dapat menunjukkan posisi keuangan perusahaan.

Laporan laba rugi dapat menunjukkan kinerja perusahaan. Laporan arus

kas dapat menunjukkan likuiditas perusahaan. Catatan atas laporan

keuangan merupakan media untuk pengungkapan yang diharuskan dalam

standar akuntansi dan yang tidak dapat disajikan dalam neraca, laporan

laba rugi atau laporan arus kas.

C. Laba

Secara teknis akuntansi, laba adalah selisih bersih antara pendapatan

ditambah untung dan biaya ditambah rugi. (Suwardjono, 2003 : 74).

Suwardjono (2005 : 467) mendefinisikan laba sebagai tambahan

kemampuan ekonomik yang ditandai dengan kenaikan kapital dalam suatu

perioda yang berasal dari kegiatan produktif dalam arti luas yang dapat

dikonsumsi atau ditarik oleh entitas penguasa atau pemilik kapital tanpa

mengurangi kemampuan ekonomik kapital mula-mula (awal perioda).

Tujuan pelaporan laba adalah menyediakan informasi yang bermanfaat

bagi para pemakai laporan keuangan khususnya investor dan kreditor,

informasi laba diharapkan dapat digunakan sebagai indikator efisiensi

(26)

dalam tingkat kembalian atas investasi, pengukur prestasi atau kinerja

badan usaha dan manajemen, dasar penentuan besarnya pengenaan pajak,

dasar kompensasi dan pembagian bonus, serta alat motivasi manajemen

dalam pengendalian perusahaan dan dasar pembagian dividen.

D. Pengumuman Laba (Earnings Announcement)

Laporan keuangan tahunan dan kuartalan dapat tersedia untuk umum

setelah laporan keuangan tersebut diaudit. Jangka waktu pembuatan dan

audit dapat berkisar satu hingga enam minggu. Namun, perusahaan sering

kali mempublikasikan ringkasan informasi penting lebih dulu melalui

pengumuman laba (earnings announcement). Pengumuman laba tersedia

untuk para pelaku pasar modal melalui publikasi keuangan. Pengumuman

laba memberikan ringkasan informasi penting mengenai posisi keuangan

dan kinerja perusahaan baik untuk periode kuartalan maupun tahunan

(Wild. et. al, 2005 : 85).

Jika laporan keuangan menyajikan informasi yang berguna untuk

analisis, penelitian memperlihatkan bahwa sebagian reaksi harga saham

yang disebabkan oleh informasi keuangan kuartal (paling tidak laba)

terjadi pada saat pengumuman laba, bukan pada saat laporan keuangan

(27)

13

E. Studi Kandungan Informasi atas Laba

Studi kandungan informasi meneliti hubungan laba dengan return yang

didasarkan pada anggapan bahwa laba bermanfaat bagi investor. Ball dan

Brown (1968) yang dikutip oleh Assih dan Gudono (2000) menduga

manfaat keberadaan angka laba akuntansi dengan menguji kandungan

informasi dan ketepatan waktu dari angka laba tersebut. Mereka

memperlihatkan bahwa informasi yang terkandung dalam angka akuntansi

adalah berguna, yaitu jika laba yang sesungguhnya berbeda dengan laba

harapan investor, maka pasar bereaksi yang tercermin dalam pergerakan

harga saham sekitar tanggal pengumuman laba. Harga saham cenderung

naik apabila laba yang dilaporkan lebih besar dari laba harapan, dan

sebaliknya harga saham cenderung turun apabila laba yang dilaporkan

lebih kecil dari laba harapan.

Beaver (1968) yang dikutip oleh Assih dan Gudono (2000)

menyatakan bila pengumuman laba tahunan mengandung informasi,

variabilitas perubahan harga akan nampak lebih besar pada saat laba

diumumkan daripada saat lain selama tahun yang bersangkutan karena

terdapat perubahan dalam keseimbangan nilai harga saham saat itu selama

periode pengumuman. Hasil penelitiannya memberi bukti bahwa perilaku

harga dan volume sekitar tanggal pengumuman mengindikasi bahwa laba

tahunan mengandung informasi yang relevan untuk penilaian perusahaan.

Sementara Ali (1994) yang dikutip oleh Assih dan Gudono (2000)

(28)

melebihi kandungan informasi yang ada pada working capital dan cash

flow.

F. Teori Keagenan (Agency Theory)

Konsep Agency theory menurut Anthony dan Govindarajan (1995 :

569) yang dikutip oleh Widyaningdyah (2001) adalah hubungan atau

kontrak antara principal dan agent. Principal memperkerjakan agent untuk

melakukan tugas untuk kepentingan principal, termasuk pendelegasian

otoritas pengambilan keputusan dari principal kepada agent.

Agency theory memiliki asumsi bahwa masing-masing individu

semata-mata termotivasi oleh kepentingan dirinya sendiri sehingga

menimbulkan konflik kepentingan antara principal dan agent. Pihak

principal termotivasi mengadakan kontrak untuk menyejahterakan dirinya

sendiri. Agent termotivasi untuk memaksimalkan pemenuhan kebutuhan

ekonomi dan psikologisnya (Widyaningdyah, 2001).

Principal tidak memiliki informasi yang cukup tentang kinerja agent.

Agent mempunyai lebih banyak informasi mengenai kapasitas diri,

lingkungan kerja, dan perusahaan secara keseluruhan. Hal inilah yang

mengakibatkan adanya ketidakseimbangan informasi yang dimiliki oleh

principal dan agent. Ketidakseimbangan informasi inilah yang disebut

dengan asimetri informasi. Asimetri informasi dan konflik kepentingan

(29)

15

menyajikan informasi yang tidak sebenarnya kepada principal, terutama

jika informasi tersebut berkaitan dengan pengukuran kinerja agent

G. Manajemen Laba (Earnings Management)

Menurut Schipper (1989) yang dikutip oleh Widodo (2005),

mendefinisikan manajemen laba sebagai intervensi dengan maksud

tertentu terhadap proses pelaporan keuangan untuk memaksimalkan

keuntungan pribadi. Menurut Scott (2000) yang dikutip oleh Widodo

(2005), manajemen laba adalah pemilihan kebijakan akuntansi tertentu

oleh manajer untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.

Terdapat tiga jenis strategi manajemen laba yaitu :manajer

meningkatkan laba periode kini, manajer meminimalkan laba dan manajer

mengurangi fluktuasi laba dengan perataan laba (income smoothing).

Manajemen laba dilakukan karena motivasi-motivasi tertentu seperti

meningkatkan kompensasi manajer terkait dengan laba yang dilaporkan,

meningkatkan harga saham, dan usaha mendapatkan subsidi pemerintah.

H. Perataan Laba (Income Smoothing) 1. Definisi Perataan Laba

Menurut Fudenberg dan Tirole (1995) yang dikutip oleh Sugiarto

(2003), perataan laba adalah proses manipulasi waktu terjadinya laba

(30)

Menurut Beiddelman perataan laba yang dilaporkan dapat

didefinisi sebagai upaya yang sengaja dilakukan untuk memperkecil

atau fluktuasi pada tingkat earnings yang dianggap normal bagi suatu

perusahaan. Dalam pengertian ini perataan merepresentasi suatu

bagian upaya manajemen perusahaan untuk mengurangi variasi tidak

normal dalam earnings pada tingkat yang diijinkan oleh prinsip-prinsip

akuntansi dan manajemen yang sehat.

2. Motivasi Perataan Laba

Menurut Hepworth (1953) yang dikutip oleh Salno dan Baridwan

(2000), manajer melakukan perataan laba dengan motivasi untuk :

a. Mengurangi total pajak terutang.

b. Meningkatkan kepercayaan diri manajer yang bersangkutan karena

penghasilan yang stabil mendukung kebijakan dividen yang stabil

pula.

c. Meningkatkan hubungan antara manajer dan karyawan karena

pelaporan penghasilan yang meningkat tajam memberi

kemungkinan munculnya tuntutan kenaikan gaji dan upah.

Menurut Belkaoui (2001:126), perataan laba dimotivasi oleh

keinginan untuk mempertinggi keandalan prediksi yang didasarkan

pada laba dan mengurangi risiko yang terkait dengan angka-angka

(31)

17

3. Tujuan Perataan Laba

Tujuan perataan laba menurut Foster (1986) adalah sebagai berikut:

a. Memperbaiki citra perusahaan di mata pihak luar bahwa

perusahaan tersebut memiliki risiko yang rendah.

b. Memberikan informasi yang relevan dalam melakukan prediksi

terhadap laba dimasa yang akan datang.

c. Meningkatkan kepuasan relasi bisnis.

d. Meningkatkan persepsi pihak eksternal terhadap kemampuan

manajemen.

e. Meningkatkan kompensasi bagi pihak manajemen.

4. Dimensi Perataan Laba

Dimensi perataan laba pada dasarnya adalah alat yang digunakan

untuk melakukan perataan angka laba. Dascher dan Malcom

menyatakan bahwa perataan laba atas laba yang dilaporkan dapat di

capai melalui real smoothing atau artificial smoothing (Assih dan

Gudono, 2000). Real smoothing yang berarti suatu transaksi yang

sesungguhnya untuk dilakukan atau tidak dilakukan berdasarkan

pengaruh perataannya pada laba. Sementara artificial smoothing

berarti perataan laba dengan menerapkan prosedur akuntansi untuk

memindah biaya atau pendapatan dari satu periode ke periode yang

(32)

Tiga dimensi perataan laba (Sugiarto, 2003), sebagai berikut:

a. Perataan melalui terjadinya peristiwa dan/atau pengakuan

transaksi: pihak manajemen dapat menentukan atau mengendalikan

waktu transaksi melalui kebijakan manajemen sendiri (accruals ).

Misalnya perusahaan menerapkan kebijakan diskon dan kredit

sehingga hal ini dapat menyebabkan meningkatnya jumlah piutang

dan penjualan pada bulan terakhir tiap kuarter, sehingga laba

kelihatan stabil pada periode tertentu.

b. Perataan melalui alokasi untuk beberapa periode tertentu: manajer

memiliki kewenangan untuk mengalokasikan pendapatan dan atau

beban untuk periode tertentu. Misalnya, jika penjualan meningkat

maka manajemen dapat membebankan biaya riset dan

pengembangan serta amortisasi goodwill pada periode itu untuk

menstabilkan laba.

c. Perataan melalui klasifikasi : manajemen memiliki kewenangan

dan kebijakan sendiri untuk mengklasifikasikan pos-pos rugi laba

dalam kategori yang berbeda. Misalnya, jika pendapatan non

operasi sulit untuk didefinisikan maka manajer dapat

mengklasifikasikan pos itu pada pendapatan operasi atau

pendapatan non operasi.

Pada dasarnya perataan pada poin (a) diatas dapat dipandang

sebagai real smoothing, sementara peratan pada poin (b) menunjukkan

(33)

19

I. Return Ekspektasi (Expected Return)

Return ekspektasi merupakan return yang diharapkan akan diperoleh

investor di masa yang akan datang. Kenyataan menghitung hasil masa

depan dan probabilitasnya merupakan hal yang tidak mudah dan bersifat

subyektif. Akibat perkiraan yang subyektif ini, ketidakakuratan akan

terjadi. Untuk mengurangi ketidakakuratan ini, data historis dapat

digunakan sebagai dasar mengestimasi expected return. Brown dan

Warner, mengestimasi expected return dengan menggunakan 3 model

estimasi yaitu: mean-adjusted model, market model dan market-adjusted

model (Jogiyanto, 2000 : 416).

1. Mean-Adjusted Model (Model Disesuaikan Rata-rata)

Model ini beranggapan bahwa expected return bernilai konstan yang

sama dengan rata-rata actual return sebelumnya selama periode

estimasi (estimation period) sebagai berikut:

E(Ri,j) = T

R t

t j

t i

=

2

1

,

Keterangan :

E(Ri,j) = expected return sekuritas ke-I pada periode peristiwa ke-j

Ri,t = actual return ke-I pada periode estimasi ke-t

T = lamanya periode estimasi, yaitu dari t1 sampai dengan t2

Periode estimasi (estimation period) umumnya merupakan periode

(34)

juga dengan periode pengamatan atau jendela peristiwa (event

window). Periode estimasi dan periode jendela dapat dilihat pada

gambar berikut ini :

Periode Estimasi Periode Jendela

t1 t2 t3 t0 t4

Gambar II : Periode estimasi dan periode jendela

Sumber : Jogiyanto, 2000 : 418

Di gambar tersebut, t1 sampai dengan t2 merupakan periode estimasi,

t3 sampai dengan t4 merupakan periode jendela dan t0 merupakan saat

terjadinya peristiwa.

Pada umumnya periode jendela juga melibatkan hari sebelum tanggal

peristiwa untuk mengetahui apakah terjadi kebocoran informasi, yaitu

apakah pasar sudah mendengar informasinya sebelum informasi itu

sendiri diumumkan. Periode jendela sebagai periode pengamatan

merupakan periode yang akan dihitung nilai abnormal returnnya

2. Market Model (Model Pasar)

Perhitungan expected return dengan model pasar ini dilakukan dengan

dua tahap yaitu :

a. Membentuk model ekspektasi dengan menggunakan data realisasi

(35)

21

b. Menggunakan model ekspektasi ini untuk mengestimasi expected

return di periode jendela

Model ekspektasi dapat dibentuk dengan menggunakan teknik

regresi OLS (Ordinary Least Square) dengan persamaan

Ri,t =

α

i+

β

i.RMt +

ε

it

Keterangan :

Ri,t = actual return sekuritas ke-I pada periode estimasi

α

I = intercept untuk sekuritas ke-I

β

I = koefisien slope yang merupakan beta dari sekuritas ke-I

RMt = return indeks pasar pada periode estimasi ke-t yang dapat

dihitung dengan rumus RMt = (IHSGt – IHSGt-1) / IHSGt-1

it

ε

= kesalahan residu sekuritas ke-I pada periode estimasi ke-t

3. Market-adjusted model (Model Disesuaikan Pasar)

Model ini beranggapan bahwa penduga yang terbaik untuk

mengestimasi return suatu sekuritas adalah return indeks pasar pada

saat tersebut. Dengan menggunakan model ini, maka tidak perlu

menggunakan periode estimasi untuk membentuk model estimasi,

karena return sekuritas yang diestimasi adalah sama dengan return

indeks pasar. Misalnya pada hari pengumuman peristiwa, return

indeks pasar adalah sebesar 15% dengan metode disesuaikan pasar,

maka expected return semua sekuritas dihari yang sama tersebut

(36)

J. Unexpected Return (Abnormal Return)

Unexpected return atau abnormal return merupakan kelebihan dari

return yang sesungguhnya terjadi terhadap return normal (Jogiyanto, 2003

: 415). Return normal merupakan return ekspektasi (return yang

diharapkan oleh investor). Jadi abnormal return merupakan selisih antara

return sesungguhnya terjadi dengan expected return sebagai berikut:

ARit = Rit – E(Rit)

Keterangan:

ARit = abnormal return saham I pada periode ke-t

Rit = actual return saham I pada periode ke-t

E(Rit) = expected return untuk saham I pada periode ke-t

K. Rata-Rata Return Tidak Normal (Average Abnormal Return)

Pengujian adanya abnormal return tidak dilakukan untuk tiap-tiap

sekuritas, tetapi dilakukan secara agregat dengan menguji rata-rata

abnormal return seluruh sekuritas secara cross-section untuk tiap-tiap hari

di periode peristiwa (Jogiyanto, 2000 : 429). Rata-rata abnormal return

untuk hari ke-t dapat dihitung berdasarkan rata-rata aritmatika sebagai

berikut:

k RTN RRTN

k

i

t i

t

=

= 1

(37)

23

Keterangan :

RRTNt = rata-rata return tidak normal (average abnormal return) pada

hari ke-t.

RTNi,t := return tidak normal (abnormal return) untuk sekuritas ke-I

pada hari ke-t.

k = jumlah sekuritas yang terpengaruh oleh pengumuman peristiwa.

L. Akumulasi Return Tidak Normal (Cumulative Abnormal Return)

Akumulasi return tidak normal (ARTN) atau cumulative abnormal

return (CAR) merupakan penjumlahan return tidak normal hari

sebelumnya di dalam periode peristiwa untuk masing-masing sekuritas

(Jogiyanto, 2003 : 432) sebagai berikut:

CARi,t =

=

2

1 t

t t

it AR

Keterangan:

CARi,t = cumulative abnormal return (akumulasi return tidak normal)

sekuritas ke I pada hari ke-t

ARit = abnormal return untuk saham I pada hari t

t1 = periode pertama dimana Ait diakumulasi atau awal periode

pengamatan, dalam penelitian ini 5 hari sebelum tanggal

(38)

t2 = periode terakhir dimana ARit diakumulasi atau akhir periode

pengamatan, dalam penelitian ini 5 hari setelah tanggal

pengumuman laba

Jika terdapat k buah sekuritas, maka akumulasi rata-rata return

tidak normal (ARRTN) atau cumulative average abnormal return (CAAR)

dapat dihitung sebagai berikut :

ARRTNt = k ARTN k

i

t i

=1

,

Keterangan :

ARRTNt = akumulasi rata-rata return tidak normal (cumulative average

abnormal return) pada hari ke-t

ARTNi,t = akumulasi return tidak normal (cumulative abnormal return)

sekuritas ke-i pada hari ke-t.

k = jumlah sekuritas yang terpengaruh oleh pengumuman peristiwa.

Akumulasi rata-rata return tidak normal (ARRTN) dapat juga

dihitung dengan mengakumulasikan rata-rata return tidak normal untuk

hari-hari sebelumnya. Jika rata-rata return tidak normal hari ke-t adalah

ARTNt, maka akumulasi rata-rata return tidak normal hari ke-t (ARRTNt)

(39)

25

ARRTNt =

=

t

t a

a RRTN 5

Keterangan :

ARRTNt = akumulasi rata-rata return tidak normal (cumulative average

abnormal return) pada hari ke-t.

RRTNa = rata-rata return tidak normal (average abnormal return) pada

hari ke-a, yaitu mulai t5 (hari awal periode jendela) sampai hari

ke-t.

M. Pengujian Statistik Terhadap Return Tidak Normal

Pengujian statistik terhadap return tidak normal mempunyai tujuan

untuk melihat signifikansi return tidak normal yang ada di periode

peristiwa. Signifikansi yang dimaksud adalah bahwa abnormal return

tersebut secara statistik signifikan tidak sama dengan nol (positip untuk

kabar baik dan negatip untuk kabar buruk). Pengujian-t (t-test) digunakan

untuk maksud ini (Jogiyanto, 2003 : 435).

Pengujian statistik ini dapat dilakukan dengan berbagai cara berikut

ini.

1. Berdasarkan deviasi standar return-return selama periode estimasi

dengan nilai standarnya yang digunakan adalah nilai rata-rata

returnnya.

2. Berdasarkan deviasi standar return-return selama periode estimasi

(40)

3. Berdasarkan deviasi standar return-return hari ke-t secara cross-section

selama periode peristiwa.

Pengujian dengan menggunakan cara pertama dan kedua

membutuhkan periode estimasi, sehingga hanya dapat diterapkan untuk

model pasar (market model) dan model disesuaikan rata-rata (mean

adjusted model). Perbedaan antara kedua pengujian ini yaitu dalam

menghitung Kesalahan Standar Estimasi (KSE), terletak pada standar yang

digunakan dalam mengukur penyimpangan return-return-nya selama

periode estimasi. Nilai standar yang digunakan untuk cara pertama adalah

nilai rata-rata return-nya. Sedangkan untuk cara kedua, nilai standar yang

digunakan adalah nilai estimasi atau prediksi return-nya.

Pengujian dengan cara yang ketiga yaitu secara cross section sangat

cocok untuk model disesuaikan pasar (market adjusted model) karena

model ini tidak membutuhkan periode estimasi. Model-model yang

lainnya, yaitu market model dan mean adjusted model dapat juga

menggunakan cara ketiga ini (Jogiyanto, 2003 : 436).

Dalam penelitian ini, pengujian statistik terhadap abnormal return

dilakukan secara agregat dengan menguji rata-rata abnormal return

seluruh sekuritas secara cross-section untuk tiap-tiap hari pada periode

peristiwa. Dengan cara tersebut, Kesalahan Standar Estimasi (KSE) dapat

dihitung dengan rumus:

(41)

27

Keterangan:

KSEt = Kesalahan standar estimasi untuk hari ke-t diperiode

peristiwa.

RTNi,t = return tidak normal sekuritas ke-I untuk hari ke-t di periode

peristiwa.

t

RTN = rata-rata return tidak normal k-sekuritas untuk hari ke-t di

periode peristiwa.

k = jumlah sekuritas.

Nilai atau besarnya t-hitung dapat dicari rumus sebagai berikut:

KSE RRTN hitung

t− = t

Keterangan:

tt = t-hitung untuk masing-masing hari ke-t diperiode peristiwa

RRTNt = rata-rata return tidak normal untuk hari ke-t di periode peristiwa

KSE = Kesalahan Standar Estimasi.

N. Hipotesis

Hubungan antara unexpected earnings dengan return saham tidak

hanya merupakan suatu ukuran yang bermanfaat untuk mengukur

kandungan informasi dan kualitas angka laba tetapi juga berguna sebagai

suatu pengantar untuk mengevaluasi dampak yang berbeda atas pilihan

(42)

Investor menggunakan laporan keuangan sebagai media dalam menilai

kinerja perusahaan. Atas dasar pertimbangan itulah maka manajemen

berusaha menyajikan laba perusahaan yang tidak terlalu fluktuatif dengan

melakukan perataan laba (Dwiatmini dan Nurkholis, 2001). Perataan laba

merupakan tindakan yang dilakukan dengan sengaja untuk mengurangi

risiko pasar atas saham perusahaan, yang pada akhirnya dapat

meningkatkan harga pasar perusahaan. Pertanyaan yang harus dijawab

dalam penelitian ini adalah : (1) apakah terjadi reaksi pasar atas informasi

laba yang diumumkan oleh seluruh perusahaan; (2) Apakah reaksi pasar

atas pengumuman laba perusahaan perata laba dengan reaksi pasar atas

pengumuman laba perusahaan bukan perata laba akan berbeda. Dengan

demikian hipotesis dalam penelitian adalah:

Ha1 : Terjadi reaksi pasar pada saat informasi laba diumumkan oleh

seluruh perusahaan.

Ha2 : Terdapat perbedaan reaksi pasar terhadap informasi laba antara

(43)

29

BAB III

METODA PENELITIAN

A.

Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah studi empiris dengan melakukan

pengamatan terhadap suatu peristiwa

(event study)

, yaitu dengan

mengamati reaksi pasar terhadap adanya pengumuman informasi laba.

B.

Waktu dan Tempat Penelitian

1.

Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari-Maret 2007.

2.

Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Pojok BEJ UKDW dan UII Yogyakarta.

C.

Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi dalam

penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ.

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Sampel

dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ

selama periode tahun 2003-2005. Teknik pengambilan sampel dilakukan

dengan metode

purposive sampling

yaitu sampel dipilih dengan

berdasarkan kriteria-kriteria tertentu. Kriteria-kriteria yang ditetapkan

dalam penelitian ini adalah :

(44)

1.

Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ dari tahun 2003-2005

2.

Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan untuk periode

2003-2005 dan laporan keuangan yang berakhir 31 Desember.

3.

Data tanggal pengumuman laba untuk periode 2003-2005.

4.

Data

closing price

harian dan data IHSG harian tersedia selama

periode estimasi dan pengamatan.

5.

Selama periode pengamatan perusahaan tidak melakukan

pengumuman dividen, untuk menghindari adanya pengaruh gabungan

yang disebabkan oleh pengumuman laba dan dividen. Atau yang

mengumumkan peristiwa ekonomi lain seperti merger,akuisisi.

Perusahaan juga tidak mengeluarkan kebijakan lain seperti :

right

issue

,

stock split

, dan saham bonus.

6.

Selama periode pengamatan, perusahaan tidak mengalami rugi.

D.

Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu

sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung

melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain).

Dalam penelitian ini data yang dibutuhkan adalah data laba setelah

pajak, data penjualan, IHSG harian, tanggal pengumuman laporan

keuangan periode tahun 2003, 2004, dan 2005, serta data

closing price

(45)

31

E.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi, yaitu

dengan cara mengumpulkan, mencatat, mengolah dan mendokumentasikan

data-data yang diperoleh. Dalam hal ini data laba setelah pajak dan data

penjualan diperoleh dari

Indonesian Capital Market Directory

. Untuk

tanggal pengumuman laporan keuangan diperoleh dari pojok BEJ UII

Yogyakarta. Sedangkan

closing price

harian dan IHSG harian diperoleh

dari pojok BEJ UKDW.

F.

Teknik Analisis Data

Pengujian Hipotesis I

Untuk menjawab rumusan masalah yang pertama, langkah-langkahnya

adalah sebagai berikut:

1.

Menghitung

Unexpected Earnings

Unexpected earnings

(laba tak terduga atau laba kejutan) dalam

penelitian ini dihitung dengan menggunakan model penaksiran laba

zero growth model.

Dengan menggunakan

zero growth model

,

unexpected earnings

dihitung dari selisih laba yang sesungguhnya

tahun sekarang dengan laba sesungguhnya tahun sebelumnya:

UE =

E

it

-E

it-1

Selanjutnya perusahaan dikelompokkan berdasarkan pada apakah

perusahaan melaporkan

positive earnings surprise

, jika laba yang

(46)

laba harapan, atau

negative earnings surprise

jika laba yang direalisasi

lebih kecil dari laba harapan.

Kelompok

positive earnings surprise

menunjukkan bahwa

perkembangan laba yang terjadi selama periode penelitian meningkat,

maka pengumuman laba untuk kelompok ini merupakan suatu berita

baik bagi pasar sehingga diperkirakan harga saham akan bereaksi

positif pada tanggal pengumuman laba. Sedangkan untuk kelompok

negative earnings surprise

, perkembangan laba menunjukkan suatu

penurunan selama periode penelitian (Dwiatmini dan Nurkholis, 2001).

2.

Menghitung

actual return

saham harian pada periode estimasi dan

periode peristiwa menggunakan rumus :

R

it

= (P

it

-P

it-1

)/P

it-1

Keterangan:

R

it

=

actual

return

i pada hari t

P

it

= harga penutupan saham i pada hari t

P

it-1

= harga penutupan saham i pada hari t-1

3.

Menghitung

return

pasar pada periode estimasi dan periode jendela

dengan menggunakan rumus :

R

Mt

= (IHSG

t

-IHSG

t-1

)/IHSG

t-1

Keterangan:

IHSG

t

= Indeks harga saham gabungan pada hari t

(47)

33

4.

Menghitung nilai beta (

β

) dan alpha (

α

)

∑ ∑

=

2 2

)

(

)

(

)

)(

(

)

(

X

X

n

Y

X

XY

n

i

β

n

X

i

Y

i

=

β

(

)

α

Keterangan:

X = Return Indek Pasar saham

Y =

actual return

saham

n = periode estimasi (100 hari, t-105 sampai t-6).

5.

Menguji nilai beta

Dengan

menggunakan

market model

, akan diperoleh angka

beta

untuk masing-masing perusahaan.

Beta

sebagai pengukur risiko

sistematik merupakan pengukur volatilitas antara

return

suatu saham

dengan

return

pasar. Semakin besar

return

suatu saham berfluktuasi

terhadap return pasar, semakin besar risiko sistematiknya (Hartono,

1998 dikutip oleh Assih dan Gudono, 2000). Namun

beta

untuk pasar

yang tipis, masih merupakan

beta

yang bias disebabkan oleh

perdagangan yang tidak sinkron. Untuk itu dalam penelitian ini

dilakukan koreksi atas bias yang terjadi untuk

beta

saham akibat

perdagangan tidak sinkron. Metode yang digunakan untuk

mengkoreksi bias adalah metode Dimson. Besarnya

beta

yang

dikoreksi adalah penjumlahan dari koefisien-koefisien regresi

(48)

R

it

=

t n it n

mt n

mt n i

i

β

R

β

i

R

β

i

Rm

ε

α

+

+

+

+

+

+ +

+

− −

...

...

0

Besarnya

beta

yang dikoreksi adalah sebagai berikut:

n i n

i

i

=

β

+

+

β

i

+

+

β

+

β

...

0

...

Untuk

lag

dan

lead

digunakan periode satu hari.

6.

Menghitung

expected return

Untuk

menghitung

return

ekspektasi, dalam penelitian ini penulis

menggunakan model pasar (

market model

) sehingga :

E(R

i,t

) =

α

i

+

β

i

.

R

Mt

Keterangan

R

it

=

actual return

saham I pada periode ke-t

α

i

= intercept untuk sekuritas ke-i

β

i

= koefisien slope yang merupakan beta dari sekuritas ke-1

E(R

it

) =

expected return

untuk saham I pada periode ke-t

R

Mt

=

return

pasar pada hari ke-t

7.

Menghitung

Unexpected Return (Abnormal Return)

selama periode

peristiwa.

AR

it

= R

it

– E(R

it

)

Keterangan :

AR

it

=

abnormal return

saham I pada periode ke-t

R

it

=

actual return

saham I pada periode ke-t

(49)

35

8.

Menghitung Rata-rata

Return

Tidak Normal

RRTN

t

=

k

RTN

k

i

t i

=1 ,

Keterangan:

RTN

i,t

=

return

tidak normal (

abnormal return

) untuk sekuritas

ke-I pada hari ke- t

k = jumlah sekuritas yang terpengaruh oleh pengumuman

peristiwa.

9.

Menghitung

Cumulative Average Abnormal Return

(

CAAR

)

Cummulative Average Abnormal Return

(

CAAR

) untuk

masing-masing sekuritas merupakan penjumlahan dari

Average

Abnormal

Return

(AAR) selama periode peristiwa sebagai berikut:

ARRTN

t

=

=

t

t a

a

RRTN

5

Keterangan :

ARRTNt = akumulasi rata-rata return tidak normal (

cumulative

average abnormal return

) pada hari ke-t.

RRTNa = rata-rata

return

tidak normal (

average abnormal return

)

pada hari ke-a, yaitu mulai t5 (hari awal periode jendela)

sampai hari ke-t.

Dengan demikian

CAAR

menunjukkan total reaksi harga selama

(50)

kelompok yang mengalami kenaikan (penurunan) laba,

CAAR

seharusnya positif (negatif).

10.

Melakukan uji signifikansi terhadap RRTN

Pengujian signifikansi RRTN dilakukan dengan uji

t-test

.

Langkah-langkah pengujian signifikansi RRTN adalah sebagai

berikut :

a.

Merumuskan uji hipotesis

Ho : Tidak terjadi reaksi pasar pada saat informasi laba

diumumkan oleh perusahaan.

Ha : Terjadi reaksi pasar pada saat informasi laba diumumkan oleh

perusahaan.

b.

Menentukan

level of significance

(

α

)

Dalam penelitian ini ditentukan

level of significance

(

α

) sebesar

5% dengan nilai

level confidance

sebesar 95% dan

degree of

freedom

n-1

c.

Menghitung uji statistik

t

t

=

KSE

RRTN

t

Keterangan:

t

t

= t-hitung untuk masing – masing hari ke-t diperiode

peristiwa.

RRTN

t

= rata-rata return tidak normal untuk hari ke-t diperiode

(51)

37

KSE = kesalahan standar estimasi.

KSE sebagai kesalahan standar estimasi dapat dihitung dengan

cara:

KSE

t

=

k

k

RTN

RTN

k

i

t t

i

1

.

1

)

(

1

2 ,

=

Keterangan:

KSEt = Kesalahan standar estimasi untuk hari ke-t diperiode

peristiwa.

RTNi,t =

return

tidak normal sekuritas ke-I untuk hari ke-t di

periode peristiwa.

t

RTN

= rata-rata

return

tidak normal k-sekuritas untuk hari ke-

t di periode peristiwa.

k = jumlah sekuritas.

d.

Menentukan kriteria pengujian hipotesis

Ho diterima jika t

(0.025;20)

t-hitung

t

(0.025;20)

Ho ditolak jika t-hitung < t

(0.025;20)

atau t-hitung > t

(0.025;20)

e.

Menarik kesimpulan

Jika Ho diterima, maka kesimpulan yang diambil yaitu tidak terjadi

reaksi pasar pada saat informasi laba diumumkan oleh seluruh

(52)

Jika Ho ditolak, maka kesimpulan yang diambil yaitu terjadi reaksi

pasar pada saat informasi laba diumumkan oleh seluruh

perusahaan.

Pengujian Hipotesis II

Untuk menjawab rumusan masalah yang kedua, langkah-langkahnya

adalah sebagai berikut :

1.

Klasifikasi sampel penelitian

Sampel penelitian diklasifikasikan sebagai

positive earnings

surprise

dan

negative earnings surprise

dengan menggunakan

zero

growth model

.

Positive earnings surprise

dan

negative earnings surprise

, sampel

diklasifikasikan lagi kedalam kelompok perata laba maupun bukan

perata laba. Untuk mengklasifikasikan perusahaan sebagai perata laba

atau bukan perata laba, digunakan Indeks Eckel (1981). Untuk

perhitungan indeks Eckel, maka digunakan rumus sebagai berikut:

Indeks perataan laba =

S

CV

I

CV

Keterangan:

I = perubahan laba dalam satu periode

S = perubahan penjualan dalam satu periode

CV = koefisien variasi dari variable

(53)

39

CV

I dan CV

S =

lue

ExpectedVa

Variance

Atau

CV

I dan CV

S =

X

n

X

x

:

1

)

(

2

Keterangan:

x = perubahan laba (I) atau penjualan (S) antara tahun n

dengan n-1

X = rata-rata perubahan laba (I) atau penjualan (S) antara tahun n

dengan n-1

n = banyaknya tahun yang diamati.

Kriteria perusahaan melakukan perataan laba ditunjukkan oleh

indeks yang kurang dari satu atau CV

I

CV

S.

Dalam penelitian ini digunakan angka laba setelah pajak. Karena

laba setelah pajak merupakan angka laba yang akan mencakup seluruh

akibat tindakan perataan laba di mana elemen-elemen luar biasa dapat

digunakan sebagai sarana perataan laba.

2.

Menghitung variabel

abnormal return

Abnormal

return

akan dihitung dengan menggunakan

market

model

. Untuk langkah-langkah penghitungan

abnormal return

sama

dengan pengujian hipotesis I.

3.

Pengujian RRTN pada perusahaan perata laba

(54)

5.

Melakukan uji beda atas dua

CAAR

Dalam uji beda ini digunakan

CAAR

. Uji beda atas dua

CAAR

dilakukan dengan menggunakan uji Wilcoxon dua sisi.

Langkah-langkah pengujian Wilcoxon adalah sebagai berikut :

a.

Menentukan formulasi hipotesis

Ho :

CAAR

1

=

CAAR

2

, untuk reaksi pasar perusahaan perata laba

(

CAAR

1

) tidak berbeda dengan reaksi

pasar perusahaan bukan perata laba

(

CAAR

2

)

Ha :

CAAR

1

CAAR

2

, untuk reaksi pasar perusahaan perata

laba (

CAAR

1

) berbeda dengan reaksi pasar

perusahaan bukan perata laba (

CAAR

2

).

b.

Menentukan

level of significance (

α

)

Dalam penelitian ini ditentukan

level of significance (

α

)

sebesar

5% dan

degree of freedom

n-1

c.

Menentukan Z-tabel

Z-tabel dilihat dengan menggunakan dasar interval keyakinan 95%.

d.

Menentukan kriteria pengujian hipotesis

Ho diterima jika Z-tabel

Z-hitung

Z-tabel

(55)

41

e.

Menarik Kesimpulan

Jika Ho diterima, maka kesimpulan yang diambil yaitu tidak

terdapat perbedaan reaksi pasar terhadap informasi laba antara

perusahaan perata laba dan perusahaan bukan perata laba.

Jika Ho ditolak, maka kesimpulan yang diambil yaitu terdapat

perbedaan reaksi pasar terhadap informasi laba antara perusahaan

(56)

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A.

Sejarah BEJ

Bursa Efek Jakarta adalah salah satu bursa saham yang dapat

memberikan peluang investasi dan sumber pembiayaan dalam upaya

mendukung pembangunan Ekonomi Nasional. Bursa Efek Jakarta berperan

juga dalam upaya mengembangkan pemodal lokal yang besar dan solid

untuk menciptakan Pasar Modal Indonesia yang stabil.

Sejarah Bursa Efek Jakarta berawal dari berdirinya Bursa Efek di

Indonesia pada abad 19. pada tahun 1912, dengan bantuan pemerintah

kolonial Belanda, Bursa Efek pertama Indonesia didirikan di Batavia, pusat

pemerintahan kolonial Belanda dan dikenal sebagai Jakarta saat ini.

Bursa Batavia sempat ditutup selama periode {Perang dunia Pertama

dan kemudian dibuka lagi pada 1925. Selain Bursa Batavia pemerintah

kolonial juga mengoperasikan Bursa Paralel di Surabaya dan Semarang.

Namun kegiatan Bursa ini dihentikan lagi ketika terjadi pendudukan oleh

tentara Jepang di Batavia. Pada 1952, tujuh tahun setelah Indonesia

memproklamirkan kemerdekaan, Bursa Saham di buka lagi di Jakarta

dengan memperdagangkan Saham dan Obligasi yang diterbitkan oleh

perusahaan-perusahaan Belanda sebelum perang dunia. Kegiatan Bursa

Saham kemudian berhenti lagi ketika pemerintah meluncurkan program

nasionalisasi pada tahun 1956.

(57)

43

Sebelum tahun 1977, Bursa Saham di buka dan ditangani oleh Badan

Pelaksana Pasar Modal (Bapepam), institusi baru di bawah Departemen

Keuangan. Kegiatan perdagangan dan kapitalisasi pasar sahampun mulai

meningkat dan mencapai puncaknya tahun 1990 seiring dengan

perkembangan pasar finansial dan sektor swasta.

Pada tanggal 13 Juli 1992, Bursa Saham diswastanisasi menjadi PT

Bursa Saham Jakarta (BEJ). Swastanisasi Bursa Saham menjadi PT BEJ ini

mengakibatkan beralihnya fungsi Bapepam menjadi Badan Pengawas Pasar

Modal (BAPEPAM).

Tahun 1995 adalah tahun BEJ memasuki babak baru. Pada 22 Mei

1995, BEJ meluncurkan Jakarta Automated Trading System (JATS), sebuah

sistem perdagangan otomatis yang menggantikan system perdagangan

manual. Sstem baru ini dapat memfasilitasi perdagangan saham dengan

frekuensi yang lebih besar dan lebih menjamin kegiatan pasar yang fair dan

transparan dibanding sistem perdagangan manual.

B.

Deskripsi Data

Teknik pengumpulan sampel dilakukan dengan

purposive sampling

yaitu sampel yang diambil hanya terbatas pada perusahaan manufaktur

selama tahun 2003-2005.

Dalam penelitian ini sampel yang diambil sebanyak 21 yang

sahamnya diperdagangkan di BEJ selama tahun 2003-2005. Daftar emiten

(58)

Tabel 1 Daftar Sampel Penelitian

Tanggal Pengumuman

No Kode Nama Emiten

2004 2005 2006

1 DAVO PT.Davomas Abadi.Tbk 24 April 31 Maret 29 Maret

2 STTP PT.Siantar Top.Tbk 24 April 31 Maret 31 Maret

3 INDR PT.Indorama Syntetics.Tbk 24 April 1 April 31 Maret

4 RICY PT.Ricky Putra Globalindo.Tbk 24 April 1 April 31 Maret

5 FASW PT.Fajar Surya Wisesa.Tbk 24 April 30 Maret 31 Maret

6 AKRA PT.AKR.Corporindo.Tbk 6 Maret 1 Maret 2 Maret

7 BUDI PT.Budi Acid Jaya.Tbk 1 Februari 2 Mei 31 Maret

8 UNIC PT.Unggul Indah Cahaya.Tbk 24 April 31 Maret 31 Maret

9 INCI PT.Intan Wijaya Internasional.Tbk 24 April 31 Maret 29 Maret

10 BRNA PT.Berlina.Tbk 24 April 31 Maret 31 Maret

11 TRST PT.Trias Sentosa.Tbk 5 Oktober 1 April 20 Maret

12 JPRS PT.Jaya Pari Steel.Tbk 20 Juni 31 Maret 29 Maret

13 LION PT.Lion Metal Works.Tbk 24 April 31 Maret 29 Maret

14 ASGR PT.Astra Graphia.Tbk 24 April 21 Maret 31 Maret

15 MLPL PT.Multipolar Corporation.Tbk 24 April 1 April 27 Maret

16 GJTL PT.Gajah Tunggal.Tbk 20 Juni 21 April 31 Maret

17 HEXA PT.Hexindo Adiperkasa.Tbk 24 April 1 April 31 Maret

18 INTA PT.Intraco Penta.Tbk 24 April 30 Maret 28 Maret

19 DVLA PT.Darya-Varia Laboratoria.Tbk 24 April 29 Maret 27 Maret

20 PYFA PT.Pyridam Farma.Tbk 24 April 31 Maret 27 Maret

21 TSPC PT.Tempo Scan Pacific.Tbk 2 Februari 1 April 4 April

(59)

45

C.

Data Perusahaan

Berikut ini data perusahaan mengenai nama perusahaan, bidang bisnis,

dan susunan pemegang saham

1.

Kode Perusahaan

: DAVO

DAVOMAS ABADI

Bisnis : Cocoa bean processing

Alamat :

Jl. Pangeran Jayakarta 117 Blok B/35-39

Jakarta 10730

Nomor Telepon : (021) 600-9709

Presiden Komisaris : Ir. Berliana Sukarmadidjaja

Komisaris :

Achmad Setiawan

Husin Ramelan

Presiden Direktur : Anthonius Azer Unawekla

Direktur :

Suhanih

Ariyanto Wibowo

Susunan Pemegang

Saham

:

Hassock Enterprises Ltd 23.17%

PT Multiprima Perkasa 19.59%

Caterpillar Associates Ltd 11.46%

PT Citi Pacific Securities 11.06%

Krigler Holding Ltd 7.75%

Polar Cap Investments Ltd 6.09%

PT Sheriutama Raya 6.03%

Catnera International Ltd 5.53%

(60)

2.

Kode Perusahaan : STTP

SIANTAR TOP

Bisnis : Food industry (noodles, crackers, and candy)

Alamat :

Jl. Tambak Sawah No. 21-23 Waru, Sidoarjo 61256,Surabaya, Jawa

Timur

Nomor Telepon : (031) 866-7382

Presiden Komisaris : Prasetyo Pudijohartono

Komisaris : Hussain

Presiden Direktur : Shindo Sumidomo

Direktur :

Goh Sugiarto

Gou Abdul Amat

Susunan Pemegang

Saham

:

PT. Shindo Tiara Tunggal 64,05 %

Amos Investment 5,42 %

HSBC Private Equity (Asia) Limited 4,90 %

Shindo Sumidomo 2,11 %

Publik 23,52 %

3.

Kode Perusahaan : INDR

INDORAMA SYNTETICS

Bisnis :

Manufacturer/exporter of polyester filament yarns, spun/blended

(61)

47

Alamat :

Graha Irama Lt. 17 Jl. H.R. Rasuna Said X - 1 Kav. 1-2

Jakarta 12950

Nomor Telepon : 526 1555

Presiden Komisaris : Gani Djemat

Komisaris : Anil Prakash Lohia

Presiden Direktur : Mohanlal Lohia

Direktur :

Chander Vinod Laroya

Amit Lohia

H. Darnis Darwis

Sri Dewi Subijanto

Susunan Pemegang

Saham

:

PT. Irama Unggul 37,82 %

Indorama Int'l Finance Plc, UK 13,19 %

International Finance Corporation 7,34 %

Publik 41,65 %

4.

Kode Perusahaan : RICY

RICKY PUTRA GLOBALINDO

Bisnis : Garment

Alamat : Jl. Sawah Lio II No. 29 – 37 Jakarta 11250

Nomor Telepon : (021) 634-2330

Presiden Komisaris : Andrian Gunawan

Komisaris :

Paulus Gunawan

Sodikin Arsyad

(62)

Direktur :

Tirtaheru Citra

Victor Richard Franziscus

Subandi Sihman

Susunan Pemegang

Saham

:

PT. Ricky Utama Raya 34,44 %

Somers Nominees (Far East) Limited 12,35 %

PT. Sinar Grafindo Jaya 8

Gambar

Gambar I  :
Gambar I : Kandungan Informasi Suatu Pengumuman
gambar berikut ini :
Tabel 1 Daftar Sampel Penelitian
+4

Referensi

Dokumen terkait

Industri makanan di Indonesia beberapa belum menggunakan sistem otomasi pada proses penyortiran dan packaging produk.. Proses masih dilakukan

Berdasarkan Surat Penetapan Pemenang Lelang oleh Panitia Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Kabupaten Landak

Hasil wawancara juga menunjukkan bahwa kader belum pernah mendapat pelatihan cara melakukan deteksi dini perkembangan anak dan tidak memiliki panduan yang dapat

Manusai dengan latar belakang pendidikan dan pekerjaan teknik (engineer) dan manusia dengan latar belakang manajemen (manajer) dalam lingkungan yang kompleks (indiustri),

Hasil analisa bivariat menunjukkan dari kelima variabel yakni tingkat pendidikan, pekerjaan, status marital, riwayat keluarga, dan obesitas, terdapat tiga variabel yang

Penelitian ini telah dilakukan di RSUD H.Abdul Manap Kota Jambi dan hasil yang didapatkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara indeks massa tubuh dan

Trimitra Buana Engineering menggunakan metode Fuzzy Time Series adalah sebuah software yang dapat memprediksi penjualan barang pada periode berikutnya dan juga

Pembuatan website informasi seputar Euro 2008 bertujuan menyampaian informasi tentang Euro 2008 yang akan di paparkan kepada pengguna internet khususnya para pencinta sepak