i
ANALISIS REAKSI PASAR TERHADAP PENGUMUMAN
INFORMASI LABA
(Perbandingan Antara Perusahaan Perata Laba dan Perusahaan Bukan Perata Laba
pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta)
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh :
Sri Catur Handayani (03 2114 130)
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
iv
Ingatlah bahwa tak ada yang akan menimpa Anda hari ini yang tidak dapat Anda tangani bersama Allah
Mildred Williamson
Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan.
Yesaya 41:10
Tidak ada yang lebih menyenangkan dalam hidup ini daripada menerima sebuah hadiah yang kita inginkan. Dan Ia telah memberikan hadiah yang benar-benar saya inginkan tepat pada waktunya.
By Yani
Kupersembahkan skripsi ini untuk: Bapak dan Ibu ku tercinta dan terkasih
Kakak-kakak ku tercinta : Mbak Indah, Mas Lukman, Mas Indras, dan Mas Joko
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Yesus Kristus atas karuniaNya dan rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi yang berjudul “Analisis Reaksi Pasar Terhadap Pengumuman Informasi Laba (Perbandingan Antara Perusahaan Perata Laba dan Perusahaan Bukan Perata Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta.)”. Penelitian dan penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penyusunan dan penulisan skripsi ini tidak mungkin dapat terselesaikan dengan baik tanpa bimbingan, saran dan nasehat dari berbagai pihak yang terkait. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Drs. Alex Kahu Lantum, M.S., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
2. Ir. Drs. Hansiadi Y.H., M.Si., Akt., selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Drs. Yusef Widya Karsana, M.Si., Akt., sebagai Dosen Pembimbing I yang telah dengan sabar untuk membimbing, memberikan masukan, semangat dan saran kepada penulis dalam menyusun skripsi ini.
4. Trisnawati Rahayu, SE., M.Si., Akt. sebagai Dosen Pembimbing II yang telah dengan sabar untuk membimbing, memberikan masukan, semangat, dan saran kepada penulis dalam menyusun skripsi ini.
5. Drs. P. Rubiyatno, MM., yang telah membantu penulis dengan memberikan masukan-masukan dan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi.
viii
7. Kakak-kakakku tercinta, Mbak Indah, Mas Lukman, Mas Indras, dan Mas Joko atas dukungan, semangat, doa, kasih sayang, dan nasehatnya.
8. Ncol, Rizal, Ipank, Rini, dan Hendri yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk berbagi baik susah maupun duka, dan terima kasih atas pertemanannya yang indah.
9. Teman-teman Sambu 3 : Dholine, Fajar, Otex, Ari Sragen, Saphee, dan mbak Murni untuk semangat, masukan, bantuannya, dan waktunya buat menemaniku begadang
10.Teman-teman akuntansi ’03 khususnya kelas D. Reni (teman seperjuanganku di MPT), Ichel, Uly, Mita, Ariel, Aldi, Sarah, Didit, Wita, Susana, Wapeng, Wahyu, Yeni, Cherly, Elis, Niken, Yuli, Beno, Mira, Lia, Nina, Marina, Elen, Madong, Heni dan Steve. Terima kasih atas kebersamaan dan persahabatan yang menyenangkan. Ayo Semangat. 11.Mas Dwi yang telah membantu melancarkan sarana (komputer) bagi
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini
12.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu, memberikan dukungan hingga terselesaikannya skripsi ini.
Akhirnya penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini, karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan dari semua pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Yogyakarta, November 2007
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vi
HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii
HALAMAN DAFTAR ISI ... ix
HALAMAN DAFTAR TABEL ... xi
HALAMAN DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK ... xii
ABSTRAK ... xiii
ABSTRACT……….. xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Batasan Masalah ... 5
D. Tujuan Penelitian ... 6
E. Manfaat Penelitian ... 6
F. Sistematika Penulisan ... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9
A. Studi Peristiwa (event study) ... 9
B. Laporan Keuangan ... 10
C. Laba ... 11
D. Pengumuman Laba (Earnings Announcement) ... 12
E. Studi Kandungan Informasi atas Laba ... 13
F. Teori Keagenan (Agency Theory) ... 14
x
H. Perataan Laba (Income Smoothing)... 15
I. Return Ekspektasi (Expected Return) ... 18
J. Unexpected Return (Abnormal Return) ... 21
K. Rata-Rata Return Tidak Normal (Average Abnormal Return) ... 22
L. Akumulasi Return Tidak Normal (Cumulative Abnormal Return) ... 23
M. Pengujian Statistik Terhadap Return Tidak Normal... 25
N. Hipotesis ... 27
BAB III METODE PENELITIAN ... 29
A. Jenis Penelitian ... 29
B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 29
C. Populasi dan Sampel ... 29
D. Jenis Data ... 30
E. Teknik Pengumpulan Data ... 31
F. Teknik Analisis Data ... 31
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 42
A. Sejarah BEJ ... 42
B. Deskripsi Data ... 43
C. Data Perusahaan ... 45
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 63
A. Sampel Penelitian ... 63
B. Analisis Data ... 64
C. Pembahasan ... 82
BAB VI PENUTUP ... 85
A. Kesimpulan ... 85
B. Keterbatasan ... 86
C. Saran ... 87
DAFTAR PUSTAKA ... 88
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 : Daftar Sampel Penelitian... 44
Tabel 2 : Sampel Penelitian... 64
Tabel 3 : Statistik Deskriptif Variabel Penelitian... 65
Tabel 4 : Hasil Perhitungan Alpha dan Beta... 67
Tabel 5 : Hasil Pengujian Nilai Beta... 68
Tabel 6 : Perhitungan Rata-rata Abnormal Return... 70
Tabel 7 : RRTN, CAAR, dan t-hitung (Kelompok positive earning surprise)... 73
Tabel 8 : RRTN, CAAR, dan t-hitung (Kelompok negative earning surprise)... 74
Tabel 9 : RRTN, CAAR, dan t-hitung (Kelompok positive earning surprise)... 76
Tabel 10: RRTN, CAAR, dan t-hitung (Kelompok negative earning surprise)... 77
Tabel 11: RRTN, CAAR, dan t-hitung (Kelompok positive earning surprise)... 78
Tabel 12: RRTN, CAAR, dan t-hitung (Kelompok negative earning surprise)... 79
xii
DAFTAR GAMBAR dan GRAFIK
Halaman Gambar I : Kandungan Informasi Suatu Pengumuman... 10 Gambar II : Periode Estimasi dan Periode Jendela... 20 Grafik I : Perilaku Rata-rata Abnormal Return Di Sekitar Tanggal
xiii
ABSTRAK
ANALISIS REAKSI PASAR TERHADAP PENGUMUMAN INFORMASI LABA
(Perbandingan Antara Perusahaan Perata Laba dan Perusahaan Bukan Perata Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta)
Sri Catur Handayani Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2007
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui reaksi pasar terhadap pengumuman informasi laba dan menguji apakah terdapat perbedaan reaksi pasar terhadap pengumuman informasi laba antara perusahaan perata laba dengan perusahaan bukan perata laba.
Penelitian ini merupakan studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dari tahun 2003-2005. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling. Sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 21. Pengumpulan data dilakukan dengan pencatatan terhadap data yang sudah di publikasikan oleh BEJ. Teknik analisis data untuk melihat reaksi pasar terhadap pengumuman informasi laba dilakukan dengan menghitung variabel abnormal return selama periode pengamatan dengan menggunakan model pasar (market model) dan Cummulative Average Abnormal Return (CAAR ) untuk masing-masing sekuritas. Untuk menguji apakah terdapat perbedaan reaksi pasar terhadap pengumuman informasi laba antara perusahaan perata laba dengan perusahaan bukan perata laba dilakukan uji beda dua CAAR dengan uji Wilcoxon dua sisi.
xiv
ABSTRACT
AN ANALYSIS OF THE MARKET REACTION TOWARD THE ANNOUNCEMENT OF EARNINGS INFORMATION
(A Comparison Between Smoother Company and Non Smoother Company of Manufacture Companies registered in Jakarta Stock Exchange)
Sri Catur Handayani
Sanata Dharma University Yogyakarta
2007
This research aimed to find out market reaction toward the announcement of earnings information and to test whether there was market reaction’s difference toward the announcement of earnings information between smoother company and non smoother company.
This research was an empirical study of manufacture companies registered in Jakarta Stock Exchange during 2003-2005. The technique of sampling was purposive sampling. There were twenty one samples taken in this research. Data collecting was done by recording the data that had been published by Jakarta Stock Exchange. The technique of data analysis to see the market reaction from the announcement of earnings information was done by evaluating the abnormal return variable during the observation period by using the market model and Cummulative Average Abnormal Return (CAAR) for each securities. To test whether there was market reaction’s difference toward the announcement of earnings information between smoother company and non smoother company, the differences between means of two CAARS with the two tails test of wilcoxon was done.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tujuan dasar akuntansi keuangan adalah untuk memberikan informasi
yang relevan bagi para pemakai informasi keuangan dalam rangka
pengambilan keputusan ekonomik. Untuk itu laporan keuangan harus
mampu menggambarkan posisi keuangan dan hasil-hasil usaha perusahaan
pada saat tertentu secara wajar. Laporan keuangan merupakan media
komunikasi yang digunakan untuk menghubungkan pihak-pihak yang
berkepentingan terhadap perusahaan. Pihak-pihak yang berkepentingan
tersebut dapat dibedakan menjadi dua kelompok besar yaitu pihak internal
dan eksternal. Pihak internal yang berkepentingan terhadap laporan
keuangan adalah manajemen. Sedangkan pihak eksternal perusahaan
terdiri dari investor, kreditor, pemerintah, karyawan perusahaan, dan
masyarakat umum. Di antara pihak-pihak tersebut, manajemen merupakan
pihak yang berkewajiban untuk menyusun laporan keuangan sebagai
pertanggungjawaban hasil kerjanya kepada pihak-pihak eksternal.
Dengan semakin pesatnya perkembangan pasar modal di Indonesia
dewasa ini, maka peranan laporan keuangan menjadi semakin penting.
Bagi investor, informasi akuntansi merupakan data dasar dalam melakukan
analisis saham serta untuk memprediksi prospek earnings di masa
pihak internal dan eksternal. Informasi laba merupakan komponen laporan
keuangan perusahaan yang bertujuan untuk menilai kinerja manajemen,
membantu mengestimasi kemampuan laba yang representatif dalam jangka
panjang, memprediksi laba, dan menaksir risiko dalam investasi atau
meminjamkan dana (SFAC No. 1 Thn. 1992 dikutip oleh Dwiatmini dan
Nurkholis, 2001).
Beberapa penelitian mengenai pengaruh informasi laba terhadap
pengambilan keputusan telah banyak dilakukan oleh peneliti. Penelitian
yang dilakukan oleh Utami dan Suharmadi yang menguji pengaruh
informasi penghasilan (laba) terhadap harga saham di BEJ dengan
menggunakan korelasi antara unexpected income dengan abnormal return.
Hasil penelitiannya menemukan bahwa informasi penghasilan (laba)
mempunyai pengaruh terhadap harga saham dan membuktikan bahwa
informasi penghasilan (laba) memegang peranan penting dalam
pengambilan keputusan investor di pasar modal. Sedangkan Triyono dan
Hartono (2000) dengan menggunakan multiple regression menemukan
bahwa kandungan informasi laba akuntansi mempunyai pengaruh terhadap
harga saham.
Perhatian investor yang sering terpusat pada informasi laba tanpa
memperhatikan prosedur yang digunakan untuk menghasilkan informasi
laba tersebut, mendorong manajer untuk melakukan manajemen atas laba
(earnings management) atau manipulasi laba (earnings manipulation).
3
Konsep manajemen laba dapat dijelaskan dengan menggunakan teori
keagenan (agency theory) yang menyatakan bahwa praktik manajemen
laba dipengaruhi konflik kepentingan antara manajer (agent) dan pemilik
(principal) yang timbul ketika setiap pihak berusaha untuk mencapai atau
mempertahankan tingkat kemakmuran yang dikehendakinya. Dalam
hubungan keagenan, manajer memiliki asimetri informasi terhadap pihak
eksternal perusahaan. Asimetri informasi terjadi ketika manajer memiliki
informasi internal perusahaan relatif lebih banyak dan mengetahui
informasi tersebut relatif lebih cepat dibandingkan pihak eksternal. Dalam
kondisi demikian, manajer dapat menggunakan informasi yang
diketahuinya untuk memanipulasi pelaporan keuangan dalam usaha
memaksimalkan kemakmurannya (Salno dan Baridwan, 2000).
Praktik perataan laba berbeda dengan manajemen laba. Manajemen
laba merupakan suatu proses yang disengaja menurut batasan standar
akuntansi keuangan untuk mengarahkan pelaporan laba pada tingkat
tertentu. Praktik perataan laba merupakan salah satu pola dari manajemen
laba.
Perataan laba dapat dipandang sebagai cara pengurangan dalam
variabilitas laba selama sejumlah periode tertentu atau dalam satu periode,
yang mengarah pada tingkat yang diharapkan atas laba yang dilaporkan.
Bidlement (1973) percaya bahwa manajemen melakukan perataan laba
covariance atas return dengan pasar (dikutip oleh Assih dan Gudono,
2000).
Perataan laba menjadi suatu hal yang merugikan investor karena
investor tidak akan memperoleh informasi yang akurat mengenai laba
untuk mengevaluasi tingkat pengembalian dan varian dari portofolionya
bila terdapat praktik perataan laba. Tindakan perataan laba mengakibatkan
pengungkapan dalam laporan keuangan menjadi tidak memadai.
Assih dan Gudono (2000), meneliti tentang apakah reaksi pasar atas
pengumuman informasi laba mempunyai hubungan dengan tindakan
perataan laba. Hasil secara keseluruhan adalah terdapat perbedaan yang
signifikan atas abnormal return sekitar tanggal pengumuman laba antara
perusahaan yang bukan perata laba dengan perusahaan yang melakukan
perataan laba. Dengan kata lain, pasar bereaksi lebih kuat untuk
pengumuman laba perusahaan yang tidak melakukan perataan laba.
Penelitian oleh Lucia (2004) yang dilakukan untuk melihat hubungan
reaksi pasar dengan tindakan perataan laba. Hasil penelitiannya dapat
disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan rata-rata Cumulative Abnormal
Return sekitar tanggal pengumuman informasi laba pada perusahaan yang
melakukan tindakan perataan laba dan perusahaan yang tidak melakukan
perataan laba. Hasil penelitian Lucia (2004) tidak konsisten dengan
penelitian Assih dan Gudono (2000). Penelitian oleh Dwiatmini dan
Nurkholis (2001) dilakukan untuk melihat hubungan antara reaksi pasar
5
(Assih dan Gudono, 2000), penelitian ini memperlihatkan hasil bahwa
reaksi pasar tidak terlalu kuat untuk perusahaan yang melakukan praktik
perataan laba.
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian seperti yang sudah dilakukan oleh Assih dan
Gudono (2000) yaitu menguji apakah terdapat perbedaan reaksi pasar atas
pengumuman informasi laba antara perusahaan perata laba dengan
perusahaan bukan perata laba.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pasar bereaksi dengan informasi laba yang diumumkan oleh
seluruh perusahaan?
2. Apakah reaksi pasar terhadap pengumuman informasi laba pada
perusahaan perata laba berbeda dengan perusahaan bukan perata laba?
C. Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah perusahaan
diklasifikasikan ke dalam kelompok perata laba dan bukan perata laba
dengan menggunakan indeks Eckel. Alasan menggunakan indeks Eckel
karena secara statistik menunjukkan kriteria yang jelas bahwa perusahaan
melakukan perataan laba jika indeks yang kurang dari satu atau CV
∆
I ≥ CV∆S.D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui apakah pasar bereaksi dengan informasi laba yang
diumumkan oleh seluruh perusahaan.
2. Untuk menguji apakah terdapat perbedaan reaksi pasar terhadap
pengumuman informasi laba pada perusahaan perata laba dengan
perusahaan bukan perata laba.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini merupakan lanjutan dari penelitian-penelitian terdahulu yang
diharapkan dapat bermanfaat bagi:
1. Investor
Dengan adanya bukti perataan laba di perusahaan-perusahaaan menjadi
bahan masukan investor agar lebih berhati-hati dalam mengambil
keputusan dan menjadi lebih teliti dalam menilai suatu perusahaan
sehubungan dengan investasi serta pengelolaan portofolio saham yang
dimilikinya.
2. Universitas Sanata Dharma
Untuk menambah kepustakaan, sehingga dapat dimanfaatkan oleh
seluruh mahasiswa atau mahasiswi Universitas Sanata Dharma sebagai
7
3. Penulis
Untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai tindakan
perataan laba pada perusahaan yang terdaftar di BEJ dan pengaruhnya
terhadap reaksi pasar.
F. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi uraian tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat, dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini berisi tentang teori-teori yang berhubungan dengan permasalahan
yang diangkat dan dipergunakan sebagai dasar untuk mengolah data.
BAB III METODA PENELITIAN
Bab ini menjelaskan tentang jenis penelitian, waktu dan tempat penelitian,
populasi dan sampel, jenis data, teknik pengumpulan data, dan teknik
analisis data.
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Menguraikan mengenai gambaran umum BEJ, deskripsi data, dan data
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Menguraikan analisis data, pengujian hipotesis, dan pembahasan.
BAB VI PENUTUP.
Hasil dari semua analisis yang dilakukan akan disajikan dalam bab ini
yang dirangkai dalam kesimpulan penelitian serta dimuat juga mengenai
keterbatasan dari penelitian yang dilakukan dan saran-saran untuk
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Studi Peristiwa (Event Study)
Studi peristiwa (event study) merupakan studi yang mempelajari
reaksi pasar terhadap suatu peristiwa (event) yang informasinya
dipublikasikan sebagai suatu pengumuman. Event study dapat digunakan
untuk menguji kandungan informasi (information content) dari suatu
pengumuman dan dapat juga digunakan untuk menguji efisiensi pasar
bentuk setengah kuat (Jogiyanto, 2000 : 392)
Pengujian kandungan informasi dan pengujian efisiensi pasar
bentuk setengah kuat merupakan dua pengujian yang berbeda. Pengujian
kandungan informasi dimaksudkan untuk melihat reaksi dari suatu
pengumuman. Jika pengumuman mengandung informasi (information
content), maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman
tersebut diterima oleh pasar. Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya
perubahan harga dari sekuritas bersangkutan. Reaksi ini dapat diukur
dengan menggunakan return sebagai nilai perubahan harga atau dengan
menggunakan abnormal return. Jika digunakan abnormal return, maka
dapat dikatakan bahwa suatu pengumuman yang mempunyai kandungan
informasi akan memberikan abnormal return kepada pasar. Sebaliknya
yang tidak mengandung informasi tidak memberikan abnormal return
Peristiwa Reaksi Pasar terhadap Hasil
Kandungan Informasi
Gambar I : Kandungan Informasi Suatu Pengumuman
Sumber : Jogiyanto, 2000 : 393
B. Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan media komunikasi dan
pertanggungjawaban antara perusahaan dan para pemiliknya atau pihak
lainnya (Suwardjono, 2003 : 65). Tujuan utama dari laporan keuangan
adalah untuk memberikan informasi yang relevan pada pihak-pihak diluar
perusahaan.
Menurut Belkoui (1993) yang dikutip oleh Widyaningdyah (2001)
mengungkapkan bahwa laporan keuangan merupakan sarana untuk
Pengumuman Peristiwa
Ada abnormal return
Tidak Ada abnormal return
ADA KANDUNGAN
INFORMASI
TIDAK ADA KANDUNGAN
11
mempertanggunggjawabkan apa yang dilakukan oleh manajer atas sumber
daya pemilik.
Laporan keuangan meliputi neraca, laporan laba rugi, dan laporan laba
ditahan, laporan arus kas serta catatan atas laporan keuangan (Soemarso,
2005 : 368). Neraca dapat menunjukkan posisi keuangan perusahaan.
Laporan laba rugi dapat menunjukkan kinerja perusahaan. Laporan arus
kas dapat menunjukkan likuiditas perusahaan. Catatan atas laporan
keuangan merupakan media untuk pengungkapan yang diharuskan dalam
standar akuntansi dan yang tidak dapat disajikan dalam neraca, laporan
laba rugi atau laporan arus kas.
C. Laba
Secara teknis akuntansi, laba adalah selisih bersih antara pendapatan
ditambah untung dan biaya ditambah rugi. (Suwardjono, 2003 : 74).
Suwardjono (2005 : 467) mendefinisikan laba sebagai tambahan
kemampuan ekonomik yang ditandai dengan kenaikan kapital dalam suatu
perioda yang berasal dari kegiatan produktif dalam arti luas yang dapat
dikonsumsi atau ditarik oleh entitas penguasa atau pemilik kapital tanpa
mengurangi kemampuan ekonomik kapital mula-mula (awal perioda).
Tujuan pelaporan laba adalah menyediakan informasi yang bermanfaat
bagi para pemakai laporan keuangan khususnya investor dan kreditor,
informasi laba diharapkan dapat digunakan sebagai indikator efisiensi
dalam tingkat kembalian atas investasi, pengukur prestasi atau kinerja
badan usaha dan manajemen, dasar penentuan besarnya pengenaan pajak,
dasar kompensasi dan pembagian bonus, serta alat motivasi manajemen
dalam pengendalian perusahaan dan dasar pembagian dividen.
D. Pengumuman Laba (Earnings Announcement)
Laporan keuangan tahunan dan kuartalan dapat tersedia untuk umum
setelah laporan keuangan tersebut diaudit. Jangka waktu pembuatan dan
audit dapat berkisar satu hingga enam minggu. Namun, perusahaan sering
kali mempublikasikan ringkasan informasi penting lebih dulu melalui
pengumuman laba (earnings announcement). Pengumuman laba tersedia
untuk para pelaku pasar modal melalui publikasi keuangan. Pengumuman
laba memberikan ringkasan informasi penting mengenai posisi keuangan
dan kinerja perusahaan baik untuk periode kuartalan maupun tahunan
(Wild. et. al, 2005 : 85).
Jika laporan keuangan menyajikan informasi yang berguna untuk
analisis, penelitian memperlihatkan bahwa sebagian reaksi harga saham
yang disebabkan oleh informasi keuangan kuartal (paling tidak laba)
terjadi pada saat pengumuman laba, bukan pada saat laporan keuangan
13
E. Studi Kandungan Informasi atas Laba
Studi kandungan informasi meneliti hubungan laba dengan return yang
didasarkan pada anggapan bahwa laba bermanfaat bagi investor. Ball dan
Brown (1968) yang dikutip oleh Assih dan Gudono (2000) menduga
manfaat keberadaan angka laba akuntansi dengan menguji kandungan
informasi dan ketepatan waktu dari angka laba tersebut. Mereka
memperlihatkan bahwa informasi yang terkandung dalam angka akuntansi
adalah berguna, yaitu jika laba yang sesungguhnya berbeda dengan laba
harapan investor, maka pasar bereaksi yang tercermin dalam pergerakan
harga saham sekitar tanggal pengumuman laba. Harga saham cenderung
naik apabila laba yang dilaporkan lebih besar dari laba harapan, dan
sebaliknya harga saham cenderung turun apabila laba yang dilaporkan
lebih kecil dari laba harapan.
Beaver (1968) yang dikutip oleh Assih dan Gudono (2000)
menyatakan bila pengumuman laba tahunan mengandung informasi,
variabilitas perubahan harga akan nampak lebih besar pada saat laba
diumumkan daripada saat lain selama tahun yang bersangkutan karena
terdapat perubahan dalam keseimbangan nilai harga saham saat itu selama
periode pengumuman. Hasil penelitiannya memberi bukti bahwa perilaku
harga dan volume sekitar tanggal pengumuman mengindikasi bahwa laba
tahunan mengandung informasi yang relevan untuk penilaian perusahaan.
Sementara Ali (1994) yang dikutip oleh Assih dan Gudono (2000)
melebihi kandungan informasi yang ada pada working capital dan cash
flow.
F. Teori Keagenan (Agency Theory)
Konsep Agency theory menurut Anthony dan Govindarajan (1995 :
569) yang dikutip oleh Widyaningdyah (2001) adalah hubungan atau
kontrak antara principal dan agent. Principal memperkerjakan agent untuk
melakukan tugas untuk kepentingan principal, termasuk pendelegasian
otoritas pengambilan keputusan dari principal kepada agent.
Agency theory memiliki asumsi bahwa masing-masing individu
semata-mata termotivasi oleh kepentingan dirinya sendiri sehingga
menimbulkan konflik kepentingan antara principal dan agent. Pihak
principal termotivasi mengadakan kontrak untuk menyejahterakan dirinya
sendiri. Agent termotivasi untuk memaksimalkan pemenuhan kebutuhan
ekonomi dan psikologisnya (Widyaningdyah, 2001).
Principal tidak memiliki informasi yang cukup tentang kinerja agent.
Agent mempunyai lebih banyak informasi mengenai kapasitas diri,
lingkungan kerja, dan perusahaan secara keseluruhan. Hal inilah yang
mengakibatkan adanya ketidakseimbangan informasi yang dimiliki oleh
principal dan agent. Ketidakseimbangan informasi inilah yang disebut
dengan asimetri informasi. Asimetri informasi dan konflik kepentingan
15
menyajikan informasi yang tidak sebenarnya kepada principal, terutama
jika informasi tersebut berkaitan dengan pengukuran kinerja agent
G. Manajemen Laba (Earnings Management)
Menurut Schipper (1989) yang dikutip oleh Widodo (2005),
mendefinisikan manajemen laba sebagai intervensi dengan maksud
tertentu terhadap proses pelaporan keuangan untuk memaksimalkan
keuntungan pribadi. Menurut Scott (2000) yang dikutip oleh Widodo
(2005), manajemen laba adalah pemilihan kebijakan akuntansi tertentu
oleh manajer untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.
Terdapat tiga jenis strategi manajemen laba yaitu :manajer
meningkatkan laba periode kini, manajer meminimalkan laba dan manajer
mengurangi fluktuasi laba dengan perataan laba (income smoothing).
Manajemen laba dilakukan karena motivasi-motivasi tertentu seperti
meningkatkan kompensasi manajer terkait dengan laba yang dilaporkan,
meningkatkan harga saham, dan usaha mendapatkan subsidi pemerintah.
H. Perataan Laba (Income Smoothing) 1. Definisi Perataan Laba
Menurut Fudenberg dan Tirole (1995) yang dikutip oleh Sugiarto
(2003), perataan laba adalah proses manipulasi waktu terjadinya laba
Menurut Beiddelman perataan laba yang dilaporkan dapat
didefinisi sebagai upaya yang sengaja dilakukan untuk memperkecil
atau fluktuasi pada tingkat earnings yang dianggap normal bagi suatu
perusahaan. Dalam pengertian ini perataan merepresentasi suatu
bagian upaya manajemen perusahaan untuk mengurangi variasi tidak
normal dalam earnings pada tingkat yang diijinkan oleh prinsip-prinsip
akuntansi dan manajemen yang sehat.
2. Motivasi Perataan Laba
Menurut Hepworth (1953) yang dikutip oleh Salno dan Baridwan
(2000), manajer melakukan perataan laba dengan motivasi untuk :
a. Mengurangi total pajak terutang.
b. Meningkatkan kepercayaan diri manajer yang bersangkutan karena
penghasilan yang stabil mendukung kebijakan dividen yang stabil
pula.
c. Meningkatkan hubungan antara manajer dan karyawan karena
pelaporan penghasilan yang meningkat tajam memberi
kemungkinan munculnya tuntutan kenaikan gaji dan upah.
Menurut Belkaoui (2001:126), perataan laba dimotivasi oleh
keinginan untuk mempertinggi keandalan prediksi yang didasarkan
pada laba dan mengurangi risiko yang terkait dengan angka-angka
17
3. Tujuan Perataan Laba
Tujuan perataan laba menurut Foster (1986) adalah sebagai berikut:
a. Memperbaiki citra perusahaan di mata pihak luar bahwa
perusahaan tersebut memiliki risiko yang rendah.
b. Memberikan informasi yang relevan dalam melakukan prediksi
terhadap laba dimasa yang akan datang.
c. Meningkatkan kepuasan relasi bisnis.
d. Meningkatkan persepsi pihak eksternal terhadap kemampuan
manajemen.
e. Meningkatkan kompensasi bagi pihak manajemen.
4. Dimensi Perataan Laba
Dimensi perataan laba pada dasarnya adalah alat yang digunakan
untuk melakukan perataan angka laba. Dascher dan Malcom
menyatakan bahwa perataan laba atas laba yang dilaporkan dapat di
capai melalui real smoothing atau artificial smoothing (Assih dan
Gudono, 2000). Real smoothing yang berarti suatu transaksi yang
sesungguhnya untuk dilakukan atau tidak dilakukan berdasarkan
pengaruh perataannya pada laba. Sementara artificial smoothing
berarti perataan laba dengan menerapkan prosedur akuntansi untuk
memindah biaya atau pendapatan dari satu periode ke periode yang
Tiga dimensi perataan laba (Sugiarto, 2003), sebagai berikut:
a. Perataan melalui terjadinya peristiwa dan/atau pengakuan
transaksi: pihak manajemen dapat menentukan atau mengendalikan
waktu transaksi melalui kebijakan manajemen sendiri (accruals ).
Misalnya perusahaan menerapkan kebijakan diskon dan kredit
sehingga hal ini dapat menyebabkan meningkatnya jumlah piutang
dan penjualan pada bulan terakhir tiap kuarter, sehingga laba
kelihatan stabil pada periode tertentu.
b. Perataan melalui alokasi untuk beberapa periode tertentu: manajer
memiliki kewenangan untuk mengalokasikan pendapatan dan atau
beban untuk periode tertentu. Misalnya, jika penjualan meningkat
maka manajemen dapat membebankan biaya riset dan
pengembangan serta amortisasi goodwill pada periode itu untuk
menstabilkan laba.
c. Perataan melalui klasifikasi : manajemen memiliki kewenangan
dan kebijakan sendiri untuk mengklasifikasikan pos-pos rugi laba
dalam kategori yang berbeda. Misalnya, jika pendapatan non
operasi sulit untuk didefinisikan maka manajer dapat
mengklasifikasikan pos itu pada pendapatan operasi atau
pendapatan non operasi.
Pada dasarnya perataan pada poin (a) diatas dapat dipandang
sebagai real smoothing, sementara peratan pada poin (b) menunjukkan
19
I. Return Ekspektasi (Expected Return)
Return ekspektasi merupakan return yang diharapkan akan diperoleh
investor di masa yang akan datang. Kenyataan menghitung hasil masa
depan dan probabilitasnya merupakan hal yang tidak mudah dan bersifat
subyektif. Akibat perkiraan yang subyektif ini, ketidakakuratan akan
terjadi. Untuk mengurangi ketidakakuratan ini, data historis dapat
digunakan sebagai dasar mengestimasi expected return. Brown dan
Warner, mengestimasi expected return dengan menggunakan 3 model
estimasi yaitu: mean-adjusted model, market model dan market-adjusted
model (Jogiyanto, 2000 : 416).
1. Mean-Adjusted Model (Model Disesuaikan Rata-rata)
Model ini beranggapan bahwa expected return bernilai konstan yang
sama dengan rata-rata actual return sebelumnya selama periode
estimasi (estimation period) sebagai berikut:
E(Ri,j) = T
R t
t j
t i
∑
=
2
1
,
Keterangan :
E(Ri,j) = expected return sekuritas ke-I pada periode peristiwa ke-j
Ri,t = actual return ke-I pada periode estimasi ke-t
T = lamanya periode estimasi, yaitu dari t1 sampai dengan t2
Periode estimasi (estimation period) umumnya merupakan periode
juga dengan periode pengamatan atau jendela peristiwa (event
window). Periode estimasi dan periode jendela dapat dilihat pada
gambar berikut ini :
Periode Estimasi Periode Jendela
t1 t2 t3 t0 t4
Gambar II : Periode estimasi dan periode jendela
Sumber : Jogiyanto, 2000 : 418
Di gambar tersebut, t1 sampai dengan t2 merupakan periode estimasi,
t3 sampai dengan t4 merupakan periode jendela dan t0 merupakan saat
terjadinya peristiwa.
Pada umumnya periode jendela juga melibatkan hari sebelum tanggal
peristiwa untuk mengetahui apakah terjadi kebocoran informasi, yaitu
apakah pasar sudah mendengar informasinya sebelum informasi itu
sendiri diumumkan. Periode jendela sebagai periode pengamatan
merupakan periode yang akan dihitung nilai abnormal returnnya
2. Market Model (Model Pasar)
Perhitungan expected return dengan model pasar ini dilakukan dengan
dua tahap yaitu :
a. Membentuk model ekspektasi dengan menggunakan data realisasi
21
b. Menggunakan model ekspektasi ini untuk mengestimasi expected
return di periode jendela
Model ekspektasi dapat dibentuk dengan menggunakan teknik
regresi OLS (Ordinary Least Square) dengan persamaan
Ri,t =
α
i+β
i.RMt +ε
itKeterangan :
Ri,t = actual return sekuritas ke-I pada periode estimasi
α
I = intercept untuk sekuritas ke-Iβ
I = koefisien slope yang merupakan beta dari sekuritas ke-IRMt = return indeks pasar pada periode estimasi ke-t yang dapat
dihitung dengan rumus RMt = (IHSGt – IHSGt-1) / IHSGt-1
it
ε
= kesalahan residu sekuritas ke-I pada periode estimasi ke-t3. Market-adjusted model (Model Disesuaikan Pasar)
Model ini beranggapan bahwa penduga yang terbaik untuk
mengestimasi return suatu sekuritas adalah return indeks pasar pada
saat tersebut. Dengan menggunakan model ini, maka tidak perlu
menggunakan periode estimasi untuk membentuk model estimasi,
karena return sekuritas yang diestimasi adalah sama dengan return
indeks pasar. Misalnya pada hari pengumuman peristiwa, return
indeks pasar adalah sebesar 15% dengan metode disesuaikan pasar,
maka expected return semua sekuritas dihari yang sama tersebut
J. Unexpected Return (Abnormal Return)
Unexpected return atau abnormal return merupakan kelebihan dari
return yang sesungguhnya terjadi terhadap return normal (Jogiyanto, 2003
: 415). Return normal merupakan return ekspektasi (return yang
diharapkan oleh investor). Jadi abnormal return merupakan selisih antara
return sesungguhnya terjadi dengan expected return sebagai berikut:
ARit = Rit – E(Rit)
Keterangan:
ARit = abnormal return saham I pada periode ke-t
Rit = actual return saham I pada periode ke-t
E(Rit) = expected return untuk saham I pada periode ke-t
K. Rata-Rata Return Tidak Normal (Average Abnormal Return)
Pengujian adanya abnormal return tidak dilakukan untuk tiap-tiap
sekuritas, tetapi dilakukan secara agregat dengan menguji rata-rata
abnormal return seluruh sekuritas secara cross-section untuk tiap-tiap hari
di periode peristiwa (Jogiyanto, 2000 : 429). Rata-rata abnormal return
untuk hari ke-t dapat dihitung berdasarkan rata-rata aritmatika sebagai
berikut:
k RTN RRTN
k
i
t i
t
∑
=
= 1
23
Keterangan :
RRTNt = rata-rata return tidak normal (average abnormal return) pada
hari ke-t.
RTNi,t := return tidak normal (abnormal return) untuk sekuritas ke-I
pada hari ke-t.
k = jumlah sekuritas yang terpengaruh oleh pengumuman peristiwa.
L. Akumulasi Return Tidak Normal (Cumulative Abnormal Return)
Akumulasi return tidak normal (ARTN) atau cumulative abnormal
return (CAR) merupakan penjumlahan return tidak normal hari
sebelumnya di dalam periode peristiwa untuk masing-masing sekuritas
(Jogiyanto, 2003 : 432) sebagai berikut:
CARi,t =
∑
=
2
1 t
t t
it AR
Keterangan:
CARi,t = cumulative abnormal return (akumulasi return tidak normal)
sekuritas ke I pada hari ke-t
ARit = abnormal return untuk saham I pada hari t
t1 = periode pertama dimana Ait diakumulasi atau awal periode
pengamatan, dalam penelitian ini 5 hari sebelum tanggal
t2 = periode terakhir dimana ARit diakumulasi atau akhir periode
pengamatan, dalam penelitian ini 5 hari setelah tanggal
pengumuman laba
Jika terdapat k buah sekuritas, maka akumulasi rata-rata return
tidak normal (ARRTN) atau cumulative average abnormal return (CAAR)
dapat dihitung sebagai berikut :
ARRTNt = k ARTN k
i
t i
∑
=1
,
Keterangan :
ARRTNt = akumulasi rata-rata return tidak normal (cumulative average
abnormal return) pada hari ke-t
ARTNi,t = akumulasi return tidak normal (cumulative abnormal return)
sekuritas ke-i pada hari ke-t.
k = jumlah sekuritas yang terpengaruh oleh pengumuman peristiwa.
Akumulasi rata-rata return tidak normal (ARRTN) dapat juga
dihitung dengan mengakumulasikan rata-rata return tidak normal untuk
hari-hari sebelumnya. Jika rata-rata return tidak normal hari ke-t adalah
ARTNt, maka akumulasi rata-rata return tidak normal hari ke-t (ARRTNt)
25
ARRTNt =
∑
=t
t a
a RRTN 5
Keterangan :
ARRTNt = akumulasi rata-rata return tidak normal (cumulative average
abnormal return) pada hari ke-t.
RRTNa = rata-rata return tidak normal (average abnormal return) pada
hari ke-a, yaitu mulai t5 (hari awal periode jendela) sampai hari
ke-t.
M. Pengujian Statistik Terhadap Return Tidak Normal
Pengujian statistik terhadap return tidak normal mempunyai tujuan
untuk melihat signifikansi return tidak normal yang ada di periode
peristiwa. Signifikansi yang dimaksud adalah bahwa abnormal return
tersebut secara statistik signifikan tidak sama dengan nol (positip untuk
kabar baik dan negatip untuk kabar buruk). Pengujian-t (t-test) digunakan
untuk maksud ini (Jogiyanto, 2003 : 435).
Pengujian statistik ini dapat dilakukan dengan berbagai cara berikut
ini.
1. Berdasarkan deviasi standar return-return selama periode estimasi
dengan nilai standarnya yang digunakan adalah nilai rata-rata
returnnya.
2. Berdasarkan deviasi standar return-return selama periode estimasi
3. Berdasarkan deviasi standar return-return hari ke-t secara cross-section
selama periode peristiwa.
Pengujian dengan menggunakan cara pertama dan kedua
membutuhkan periode estimasi, sehingga hanya dapat diterapkan untuk
model pasar (market model) dan model disesuaikan rata-rata (mean
adjusted model). Perbedaan antara kedua pengujian ini yaitu dalam
menghitung Kesalahan Standar Estimasi (KSE), terletak pada standar yang
digunakan dalam mengukur penyimpangan return-return-nya selama
periode estimasi. Nilai standar yang digunakan untuk cara pertama adalah
nilai rata-rata return-nya. Sedangkan untuk cara kedua, nilai standar yang
digunakan adalah nilai estimasi atau prediksi return-nya.
Pengujian dengan cara yang ketiga yaitu secara cross section sangat
cocok untuk model disesuaikan pasar (market adjusted model) karena
model ini tidak membutuhkan periode estimasi. Model-model yang
lainnya, yaitu market model dan mean adjusted model dapat juga
menggunakan cara ketiga ini (Jogiyanto, 2003 : 436).
Dalam penelitian ini, pengujian statistik terhadap abnormal return
dilakukan secara agregat dengan menguji rata-rata abnormal return
seluruh sekuritas secara cross-section untuk tiap-tiap hari pada periode
peristiwa. Dengan cara tersebut, Kesalahan Standar Estimasi (KSE) dapat
dihitung dengan rumus:
27
Keterangan:
KSEt = Kesalahan standar estimasi untuk hari ke-t diperiode
peristiwa.
RTNi,t = return tidak normal sekuritas ke-I untuk hari ke-t di periode
peristiwa.
t
RTN = rata-rata return tidak normal k-sekuritas untuk hari ke-t di
periode peristiwa.
k = jumlah sekuritas.
Nilai atau besarnya t-hitung dapat dicari rumus sebagai berikut:
KSE RRTN hitung
t− = t
Keterangan:
tt = t-hitung untuk masing-masing hari ke-t diperiode peristiwa
RRTNt = rata-rata return tidak normal untuk hari ke-t di periode peristiwa
KSE = Kesalahan Standar Estimasi.
N. Hipotesis
Hubungan antara unexpected earnings dengan return saham tidak
hanya merupakan suatu ukuran yang bermanfaat untuk mengukur
kandungan informasi dan kualitas angka laba tetapi juga berguna sebagai
suatu pengantar untuk mengevaluasi dampak yang berbeda atas pilihan
Investor menggunakan laporan keuangan sebagai media dalam menilai
kinerja perusahaan. Atas dasar pertimbangan itulah maka manajemen
berusaha menyajikan laba perusahaan yang tidak terlalu fluktuatif dengan
melakukan perataan laba (Dwiatmini dan Nurkholis, 2001). Perataan laba
merupakan tindakan yang dilakukan dengan sengaja untuk mengurangi
risiko pasar atas saham perusahaan, yang pada akhirnya dapat
meningkatkan harga pasar perusahaan. Pertanyaan yang harus dijawab
dalam penelitian ini adalah : (1) apakah terjadi reaksi pasar atas informasi
laba yang diumumkan oleh seluruh perusahaan; (2) Apakah reaksi pasar
atas pengumuman laba perusahaan perata laba dengan reaksi pasar atas
pengumuman laba perusahaan bukan perata laba akan berbeda. Dengan
demikian hipotesis dalam penelitian adalah:
Ha1 : Terjadi reaksi pasar pada saat informasi laba diumumkan oleh
seluruh perusahaan.
Ha2 : Terdapat perbedaan reaksi pasar terhadap informasi laba antara
29
BAB III
METODA PENELITIAN
A.
Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah studi empiris dengan melakukan
pengamatan terhadap suatu peristiwa
(event study)
, yaitu dengan
mengamati reaksi pasar terhadap adanya pengumuman informasi laba.
B.
Waktu dan Tempat Penelitian
1.
Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari-Maret 2007.
2.
Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Pojok BEJ UKDW dan UII Yogyakarta.
C.
Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi dalam
penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ.
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Sampel
dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ
selama periode tahun 2003-2005. Teknik pengambilan sampel dilakukan
dengan metode
purposive sampling
yaitu sampel dipilih dengan
berdasarkan kriteria-kriteria tertentu. Kriteria-kriteria yang ditetapkan
dalam penelitian ini adalah :
1.
Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ dari tahun 2003-2005
2.
Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan untuk periode
2003-2005 dan laporan keuangan yang berakhir 31 Desember.
3.
Data tanggal pengumuman laba untuk periode 2003-2005.
4.
Data
closing price
harian dan data IHSG harian tersedia selama
periode estimasi dan pengamatan.
5.
Selama periode pengamatan perusahaan tidak melakukan
pengumuman dividen, untuk menghindari adanya pengaruh gabungan
yang disebabkan oleh pengumuman laba dan dividen. Atau yang
mengumumkan peristiwa ekonomi lain seperti merger,akuisisi.
Perusahaan juga tidak mengeluarkan kebijakan lain seperti :
right
issue
,
stock split
, dan saham bonus.
6.
Selama periode pengamatan, perusahaan tidak mengalami rugi.
D.
Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu
sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung
melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain).
Dalam penelitian ini data yang dibutuhkan adalah data laba setelah
pajak, data penjualan, IHSG harian, tanggal pengumuman laporan
keuangan periode tahun 2003, 2004, dan 2005, serta data
closing price
31
E.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi, yaitu
dengan cara mengumpulkan, mencatat, mengolah dan mendokumentasikan
data-data yang diperoleh. Dalam hal ini data laba setelah pajak dan data
penjualan diperoleh dari
Indonesian Capital Market Directory
. Untuk
tanggal pengumuman laporan keuangan diperoleh dari pojok BEJ UII
Yogyakarta. Sedangkan
closing price
harian dan IHSG harian diperoleh
dari pojok BEJ UKDW.
F.
Teknik Analisis Data
Pengujian Hipotesis I
Untuk menjawab rumusan masalah yang pertama, langkah-langkahnya
adalah sebagai berikut:
1.
Menghitung
Unexpected Earnings
Unexpected earnings
(laba tak terduga atau laba kejutan) dalam
penelitian ini dihitung dengan menggunakan model penaksiran laba
zero growth model.
Dengan menggunakan
zero growth model
,
unexpected earnings
dihitung dari selisih laba yang sesungguhnya
tahun sekarang dengan laba sesungguhnya tahun sebelumnya:
UE =
E
it-E
it-1Selanjutnya perusahaan dikelompokkan berdasarkan pada apakah
perusahaan melaporkan
positive earnings surprise
, jika laba yang
laba harapan, atau
negative earnings surprise
jika laba yang direalisasi
lebih kecil dari laba harapan.
Kelompok
positive earnings surprise
menunjukkan bahwa
perkembangan laba yang terjadi selama periode penelitian meningkat,
maka pengumuman laba untuk kelompok ini merupakan suatu berita
baik bagi pasar sehingga diperkirakan harga saham akan bereaksi
positif pada tanggal pengumuman laba. Sedangkan untuk kelompok
negative earnings surprise
, perkembangan laba menunjukkan suatu
penurunan selama periode penelitian (Dwiatmini dan Nurkholis, 2001).
2.
Menghitung
actual return
saham harian pada periode estimasi dan
periode peristiwa menggunakan rumus :
R
it= (P
it-P
it-1)/P
it-1Keterangan:
R
it=
actual
return
i pada hari t
P
it= harga penutupan saham i pada hari t
P
it-1= harga penutupan saham i pada hari t-1
3.
Menghitung
return
pasar pada periode estimasi dan periode jendela
dengan menggunakan rumus :
R
Mt= (IHSG
t-IHSG
t-1)/IHSG
t-1Keterangan:
IHSG
t= Indeks harga saham gabungan pada hari t
33
4.
Menghitung nilai beta (
β
) dan alpha (
α
)
∑
∑
∑
∑ ∑
−
−
=
2 2)
(
)
(
)
)(
(
)
(
X
X
n
Y
X
XY
n
i
β
n
X
i
Y
i
=
∑
−
β
(
∑
)
α
Keterangan:
X = Return Indek Pasar saham
Y =
actual return
saham
n = periode estimasi (100 hari, t-105 sampai t-6).
5.
Menguji nilai beta
Dengan
menggunakan
market model
, akan diperoleh angka
beta
untuk masing-masing perusahaan.
Beta
sebagai pengukur risiko
sistematik merupakan pengukur volatilitas antara
return
suatu saham
dengan
return
pasar. Semakin besar
return
suatu saham berfluktuasi
terhadap return pasar, semakin besar risiko sistematiknya (Hartono,
1998 dikutip oleh Assih dan Gudono, 2000). Namun
beta
untuk pasar
yang tipis, masih merupakan
beta
yang bias disebabkan oleh
perdagangan yang tidak sinkron. Untuk itu dalam penelitian ini
dilakukan koreksi atas bias yang terjadi untuk
beta
saham akibat
perdagangan tidak sinkron. Metode yang digunakan untuk
mengkoreksi bias adalah metode Dimson. Besarnya
beta
yang
dikoreksi adalah penjumlahan dari koefisien-koefisien regresi
R
it=
t n it nmt n
mt n i
i
β
R
β
i
R
β
i
Rm
ε
α
+
+
+
+
+
+ ++
− −
...
...
0Besarnya
beta
yang dikoreksi adalah sebagai berikut:
n i n
i
i
=
β
−+
+
β
i
+
+
β
+β
...
0...
Untuk
lag
dan
lead
digunakan periode satu hari.
6.
Menghitung
expected return
Untuk
menghitung
return
ekspektasi, dalam penelitian ini penulis
menggunakan model pasar (
market model
) sehingga :
E(R
i,t) =
α
i+
β
i.
R
MtKeterangan
R
it=
actual return
saham I pada periode ke-t
α
i= intercept untuk sekuritas ke-i
β
i= koefisien slope yang merupakan beta dari sekuritas ke-1
E(R
it) =
expected return
untuk saham I pada periode ke-t
R
Mt=
return
pasar pada hari ke-t
7.
Menghitung
Unexpected Return (Abnormal Return)
selama periode
peristiwa.
AR
it= R
it– E(R
it)
Keterangan :
AR
it=
abnormal return
saham I pada periode ke-t
R
it=
actual return
saham I pada periode ke-t
35
8.
Menghitung Rata-rata
Return
Tidak Normal
RRTN
t=
k
RTN
ki
t i
∑
=1 ,
Keterangan:
RTN
i,t=
return
tidak normal (
abnormal return
) untuk sekuritas
ke-I pada hari ke- t
k = jumlah sekuritas yang terpengaruh oleh pengumuman
peristiwa.
9.
Menghitung
Cumulative Average Abnormal Return
(
CAAR
)
Cummulative Average Abnormal Return
(
CAAR
) untuk
masing-masing sekuritas merupakan penjumlahan dari
Average
Abnormal
Return
(AAR) selama periode peristiwa sebagai berikut:
ARRTN
t=
∑
=
t
t a
a
RRTN
5Keterangan :
ARRTNt = akumulasi rata-rata return tidak normal (
cumulative
average abnormal return
) pada hari ke-t.
RRTNa = rata-rata
return
tidak normal (
average abnormal return
)
pada hari ke-a, yaitu mulai t5 (hari awal periode jendela)
sampai hari ke-t.
Dengan demikian
CAAR
menunjukkan total reaksi harga selama
kelompok yang mengalami kenaikan (penurunan) laba,
CAAR
seharusnya positif (negatif).
10.
Melakukan uji signifikansi terhadap RRTN
Pengujian signifikansi RRTN dilakukan dengan uji
t-test
.
Langkah-langkah pengujian signifikansi RRTN adalah sebagai
berikut :
a.
Merumuskan uji hipotesis
Ho : Tidak terjadi reaksi pasar pada saat informasi laba
diumumkan oleh perusahaan.
Ha : Terjadi reaksi pasar pada saat informasi laba diumumkan oleh
perusahaan.
b.
Menentukan
level of significance
(
α
)
Dalam penelitian ini ditentukan
level of significance
(
α
) sebesar
5% dengan nilai
level confidance
sebesar 95% dan
degree of
freedom
n-1
c.
Menghitung uji statistik
t
t=
KSE
RRTN
tKeterangan:
t
t= t-hitung untuk masing – masing hari ke-t diperiode
peristiwa.
RRTN
t= rata-rata return tidak normal untuk hari ke-t diperiode
37
KSE = kesalahan standar estimasi.
KSE sebagai kesalahan standar estimasi dapat dihitung dengan
cara:
KSE
t=
k
k
RTN
RTN
k
i
t t
i
1
.
1
)
(
1
2 ,
−
−
∑
=Keterangan:
KSEt = Kesalahan standar estimasi untuk hari ke-t diperiode
peristiwa.
RTNi,t =
return
tidak normal sekuritas ke-I untuk hari ke-t di
periode peristiwa.
t
RTN
= rata-rata
return
tidak normal k-sekuritas untuk hari ke-
t di periode peristiwa.
k = jumlah sekuritas.
d.
Menentukan kriteria pengujian hipotesis
Ho diterima jika t
(0.025;20)≤
t-hitung
≤
t
(0.025;20)Ho ditolak jika t-hitung < t
(0.025;20)atau t-hitung > t
(0.025;20)e.
Menarik kesimpulan
Jika Ho diterima, maka kesimpulan yang diambil yaitu tidak terjadi
reaksi pasar pada saat informasi laba diumumkan oleh seluruh
Jika Ho ditolak, maka kesimpulan yang diambil yaitu terjadi reaksi
pasar pada saat informasi laba diumumkan oleh seluruh
perusahaan.
Pengujian Hipotesis II
Untuk menjawab rumusan masalah yang kedua, langkah-langkahnya
adalah sebagai berikut :
1.
Klasifikasi sampel penelitian
Sampel penelitian diklasifikasikan sebagai
positive earnings
surprise
dan
negative earnings surprise
dengan menggunakan
zero
growth model
.
Positive earnings surprise
dan
negative earnings surprise
, sampel
diklasifikasikan lagi kedalam kelompok perata laba maupun bukan
perata laba. Untuk mengklasifikasikan perusahaan sebagai perata laba
atau bukan perata laba, digunakan Indeks Eckel (1981). Untuk
perhitungan indeks Eckel, maka digunakan rumus sebagai berikut:
Indeks perataan laba =
S
CV
I
CV
∆
∆
Keterangan:
∆
I = perubahan laba dalam satu periode
∆
S = perubahan penjualan dalam satu periode
CV = koefisien variasi dari variable
39
CV
∆
I dan CV
∆
S =
lue
ExpectedVa
Variance
Atau
CV
∆
I dan CV
∆
S =
X
n
X
x
∆
−
∆
−
∆
∑
:
1
)
(
2Keterangan:
∆
x = perubahan laba (I) atau penjualan (S) antara tahun n
dengan n-1
∆
X = rata-rata perubahan laba (I) atau penjualan (S) antara tahun n
dengan n-1
n = banyaknya tahun yang diamati.
Kriteria perusahaan melakukan perataan laba ditunjukkan oleh
indeks yang kurang dari satu atau CV
∆
ICV
≥
∆
S.Dalam penelitian ini digunakan angka laba setelah pajak. Karena
laba setelah pajak merupakan angka laba yang akan mencakup seluruh
akibat tindakan perataan laba di mana elemen-elemen luar biasa dapat
digunakan sebagai sarana perataan laba.
2.
Menghitung variabel
abnormal return
Abnormal
return
akan dihitung dengan menggunakan
market
model
. Untuk langkah-langkah penghitungan
abnormal return
sama
dengan pengujian hipotesis I.
3.
Pengujian RRTN pada perusahaan perata laba
5.
Melakukan uji beda atas dua
CAAR
Dalam uji beda ini digunakan
CAAR
. Uji beda atas dua
CAAR
dilakukan dengan menggunakan uji Wilcoxon dua sisi.
Langkah-langkah pengujian Wilcoxon adalah sebagai berikut :
a.
Menentukan formulasi hipotesis
Ho :
CAAR
1=
CAAR
2, untuk reaksi pasar perusahaan perata laba
(
CAAR
1) tidak berbeda dengan reaksi
pasar perusahaan bukan perata laba
(
CAAR
2)
Ha :
CAAR
1≠
CAAR
2, untuk reaksi pasar perusahaan perata
laba (
CAAR
1) berbeda dengan reaksi pasar
perusahaan bukan perata laba (
CAAR
2).
b.
Menentukan
level of significance (
α
)
Dalam penelitian ini ditentukan
level of significance (
α
)
sebesar
5% dan
degree of freedom
n-1
c.
Menentukan Z-tabel
Z-tabel dilihat dengan menggunakan dasar interval keyakinan 95%.
d.
Menentukan kriteria pengujian hipotesis
Ho diterima jika Z-tabel
≤
Z-hitung
≤
Z-tabel
41
e.
Menarik Kesimpulan
Jika Ho diterima, maka kesimpulan yang diambil yaitu tidak
terdapat perbedaan reaksi pasar terhadap informasi laba antara
perusahaan perata laba dan perusahaan bukan perata laba.
Jika Ho ditolak, maka kesimpulan yang diambil yaitu terdapat
perbedaan reaksi pasar terhadap informasi laba antara perusahaan
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A.
Sejarah BEJ
Bursa Efek Jakarta adalah salah satu bursa saham yang dapat
memberikan peluang investasi dan sumber pembiayaan dalam upaya
mendukung pembangunan Ekonomi Nasional. Bursa Efek Jakarta berperan
juga dalam upaya mengembangkan pemodal lokal yang besar dan solid
untuk menciptakan Pasar Modal Indonesia yang stabil.
Sejarah Bursa Efek Jakarta berawal dari berdirinya Bursa Efek di
Indonesia pada abad 19. pada tahun 1912, dengan bantuan pemerintah
kolonial Belanda, Bursa Efek pertama Indonesia didirikan di Batavia, pusat
pemerintahan kolonial Belanda dan dikenal sebagai Jakarta saat ini.
Bursa Batavia sempat ditutup selama periode {Perang dunia Pertama
dan kemudian dibuka lagi pada 1925. Selain Bursa Batavia pemerintah
kolonial juga mengoperasikan Bursa Paralel di Surabaya dan Semarang.
Namun kegiatan Bursa ini dihentikan lagi ketika terjadi pendudukan oleh
tentara Jepang di Batavia. Pada 1952, tujuh tahun setelah Indonesia
memproklamirkan kemerdekaan, Bursa Saham di buka lagi di Jakarta
dengan memperdagangkan Saham dan Obligasi yang diterbitkan oleh
perusahaan-perusahaan Belanda sebelum perang dunia. Kegiatan Bursa
Saham kemudian berhenti lagi ketika pemerintah meluncurkan program
nasionalisasi pada tahun 1956.
43
Sebelum tahun 1977, Bursa Saham di buka dan ditangani oleh Badan
Pelaksana Pasar Modal (Bapepam), institusi baru di bawah Departemen
Keuangan. Kegiatan perdagangan dan kapitalisasi pasar sahampun mulai
meningkat dan mencapai puncaknya tahun 1990 seiring dengan
perkembangan pasar finansial dan sektor swasta.
Pada tanggal 13 Juli 1992, Bursa Saham diswastanisasi menjadi PT
Bursa Saham Jakarta (BEJ). Swastanisasi Bursa Saham menjadi PT BEJ ini
mengakibatkan beralihnya fungsi Bapepam menjadi Badan Pengawas Pasar
Modal (BAPEPAM).
Tahun 1995 adalah tahun BEJ memasuki babak baru. Pada 22 Mei
1995, BEJ meluncurkan Jakarta Automated Trading System (JATS), sebuah
sistem perdagangan otomatis yang menggantikan system perdagangan
manual. Sstem baru ini dapat memfasilitasi perdagangan saham dengan
frekuensi yang lebih besar dan lebih menjamin kegiatan pasar yang fair dan
transparan dibanding sistem perdagangan manual.
B.
Deskripsi Data
Teknik pengumpulan sampel dilakukan dengan
purposive sampling
yaitu sampel yang diambil hanya terbatas pada perusahaan manufaktur
selama tahun 2003-2005.
Dalam penelitian ini sampel yang diambil sebanyak 21 yang
sahamnya diperdagangkan di BEJ selama tahun 2003-2005. Daftar emiten
Tabel 1 Daftar Sampel Penelitian
Tanggal Pengumuman
No Kode Nama Emiten
2004 2005 2006
1 DAVO PT.Davomas Abadi.Tbk 24 April 31 Maret 29 Maret
2 STTP PT.Siantar Top.Tbk 24 April 31 Maret 31 Maret
3 INDR PT.Indorama Syntetics.Tbk 24 April 1 April 31 Maret
4 RICY PT.Ricky Putra Globalindo.Tbk 24 April 1 April 31 Maret
5 FASW PT.Fajar Surya Wisesa.Tbk 24 April 30 Maret 31 Maret
6 AKRA PT.AKR.Corporindo.Tbk 6 Maret 1 Maret 2 Maret
7 BUDI PT.Budi Acid Jaya.Tbk 1 Februari 2 Mei 31 Maret
8 UNIC PT.Unggul Indah Cahaya.Tbk 24 April 31 Maret 31 Maret
9 INCI PT.Intan Wijaya Internasional.Tbk 24 April 31 Maret 29 Maret
10 BRNA PT.Berlina.Tbk 24 April 31 Maret 31 Maret
11 TRST PT.Trias Sentosa.Tbk 5 Oktober 1 April 20 Maret
12 JPRS PT.Jaya Pari Steel.Tbk 20 Juni 31 Maret 29 Maret
13 LION PT.Lion Metal Works.Tbk 24 April 31 Maret 29 Maret
14 ASGR PT.Astra Graphia.Tbk 24 April 21 Maret 31 Maret
15 MLPL PT.Multipolar Corporation.Tbk 24 April 1 April 27 Maret
16 GJTL PT.Gajah Tunggal.Tbk 20 Juni 21 April 31 Maret
17 HEXA PT.Hexindo Adiperkasa.Tbk 24 April 1 April 31 Maret
18 INTA PT.Intraco Penta.Tbk 24 April 30 Maret 28 Maret
19 DVLA PT.Darya-Varia Laboratoria.Tbk 24 April 29 Maret 27 Maret
20 PYFA PT.Pyridam Farma.Tbk 24 April 31 Maret 27 Maret
21 TSPC PT.Tempo Scan Pacific.Tbk 2 Februari 1 April 4 April
45
C.
Data Perusahaan
Berikut ini data perusahaan mengenai nama perusahaan, bidang bisnis,
dan susunan pemegang saham
1.
Kode Perusahaan
: DAVODAVOMAS ABADI
Bisnis : Cocoa bean processing
Alamat :
Jl. Pangeran Jayakarta 117 Blok B/35-39
Jakarta 10730
Nomor Telepon : (021) 600-9709
Presiden Komisaris : Ir. Berliana Sukarmadidjaja
Komisaris :
Achmad Setiawan
Husin Ramelan
Presiden Direktur : Anthonius Azer Unawekla
Direktur :
Suhanih
Ariyanto Wibowo
Susunan Pemegang
Saham
:
Hassock Enterprises Ltd 23.17%
PT Multiprima Perkasa 19.59%
Caterpillar Associates Ltd 11.46%
PT Citi Pacific Securities 11.06%
Krigler Holding Ltd 7.75%
Polar Cap Investments Ltd 6.09%
PT Sheriutama Raya 6.03%
Catnera International Ltd 5.53%
2.
Kode Perusahaan : STTP
SIANTAR TOP
Bisnis : Food industry (noodles, crackers, and candy)
Alamat :
Jl. Tambak Sawah No. 21-23 Waru, Sidoarjo 61256,Surabaya, Jawa
Timur
Nomor Telepon : (031) 866-7382
Presiden Komisaris : Prasetyo Pudijohartono
Komisaris : Hussain
Presiden Direktur : Shindo Sumidomo
Direktur :
Goh Sugiarto
Gou Abdul Amat
Susunan Pemegang
Saham
:
PT. Shindo Tiara Tunggal 64,05 %
Amos Investment 5,42 %
HSBC Private Equity (Asia) Limited 4,90 %
Shindo Sumidomo 2,11 %
Publik 23,52 %
3.
Kode Perusahaan : INDR
INDORAMA SYNTETICS
Bisnis :
Manufacturer/exporter of polyester filament yarns, spun/blended
47
Alamat :
Graha Irama Lt. 17 Jl. H.R. Rasuna Said X - 1 Kav. 1-2
Jakarta 12950
Nomor Telepon : 526 1555
Presiden Komisaris : Gani Djemat
Komisaris : Anil Prakash Lohia
Presiden Direktur : Mohanlal Lohia
Direktur :
Chander Vinod Laroya
Amit Lohia
H. Darnis Darwis
Sri Dewi Subijanto
Susunan Pemegang
Saham
:
PT. Irama Unggul 37,82 %
Indorama Int'l Finance Plc, UK 13,19 %
International Finance Corporation 7,34 %
Publik 41,65 %
4.
Kode Perusahaan : RICY
RICKY PUTRA GLOBALINDO
Bisnis : Garment
Alamat : Jl. Sawah Lio II No. 29 – 37 Jakarta 11250
Nomor Telepon : (021) 634-2330
Presiden Komisaris : Andrian Gunawan
Komisaris :
Paulus Gunawan
Sodikin Arsyad
Direktur :
Tirtaheru Citra
Victor Richard Franziscus
Subandi Sihman
Susunan Pemegang
Saham
:
PT. Ricky Utama Raya 34,44 %
Somers Nominees (Far East) Limited 12,35 %
PT. Sinar Grafindo Jaya 8