• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ita Ristawati¹ Siti Fadjarajani²

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Ita Ristawati¹ Siti Fadjarajani²"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PROFIL INDUSTRI RUMAHAN OPAK KETAN DAN KELONTONG DI KAMPUNG CIKATUNCAR KELURAHAN KOTABARU

KECAMATAN CIBEUREUM KOTA TASIKMALAYA (Suatu Kajian Geografis )

Ita Ristawati¹ (rieriechardyan@yahoo.com) Siti Fadjarajani² (sfadjarajani@yahoo.com)

Program Studi Pendidikan Geografi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi

ABSTRACT

The background of this research is sticky and grocery Opaque is a typical village Cikatuncar snacks. Issues raised in this study is How the sticky opaque characteristics home industry and grocery in Kampung Village Cikatuncar Kotabaru Cibeureum Tasikmalaya District?, How are developing home industry and grocery sticky opaque in Kampung Village Cikatuncar Kotabaru Cibeureum Tasikmalaya District?The purpose of this study was to determine the characteristics of opaque sticky rice and grocery in Kampung Village Cikatuncar Kotabaru Cibeureum Tasikmalaya District. To find home industry development efforts opaque sticky and grocery in the village of New Town Cikatuncar Keurahan Cibeureum Tasikmalaya District. The hypothesis of this study is sticky and opaque characteristics grocery Cikatuncar Kampung Village Kotabaru Cibeureum Tasikmalaya district is Raw Materials, Processing, Forms Food, Marketing. Cottage industry development efforts opaque sticky rice and grocery, namely the presence of capital, Packaging, and Promotion. The method I use is descriptive method of data collection techniques through direct observation, interviews, documentary studies, and literature. The population in this study were 12 employers and workers as many as 82 people, while the sample is 12 employers and 82 workers using total sampling techniques and the use of judgment sampling technique for RW. Techniques used by the author in this study through quantitative methods to process and interpret the data in the form of numbers and the calculations are mathematical. The results of this study are 1. Opaque characteristics home industry Ketan and Grocery. A sample of 12 entrepreneurs. raw materials used come from the outside as much as 58.33%. b. Processing as much as 83.33% is still traditional. c. Forms of foods that already have the form as much as 66.67%. d. Marketing buyers come to the house as much as 50%. 2. Home Industry Development Efforts Opaque Ketan and Grocery. a sample of 12 entrepreneurs. Owned capital comes from bank loans or cooperatives as much as 66.67%. Packaging using packaging 100%. Promotions that are already using the brand as much as 75%.

(2)

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang.

Opak ketan dan kelontong, merupakan makanan kecil khas Kampung Cikatuncar. Dengan kualitas opak ketan dan kelontong yang baik dengan bahan – bahan yang tidak mengandung bahan yang tidak berbahaya (alami), seperti dalam pembuatan opak ketan dan kelontong yaitu beras ketan, kelapa (diambil santannya), gula merah (aren), minyak goreng (agar tidak lengket ketika menempelkan opak ke tempat penjemuran, telur agar kualitas opak ketan dan kelontong gurih, renyah dan mengembang. Opak ketan dan kelontong tidak seperti opak ketan dan kelontong yang diperjual belikan di daerah – daerah lain, karena opak ketan dan kelontong ini tidak menggunakan bahan – bahan pengembang, karena sudah menggunakan telur sebagai bahan pengembang yang alami. Selain itu opak ketan dan kelontong juga memiliki macam – macam bentuk yang unik dan menarik, diantaranya ada yang berbentuk bulan sabit, elips, dan segi empat. Hal ini terbukti bahwa masyarakat Kampung Cikatuncar memiliki kreatifitas dalam mengembangkan dan memproduksi opak ketan dan kelontong.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan penelitian ini adalah : 1) Untuk mengetahui karakteristik industri rumahan opak ketan dan kelontong di Kampung Cikatuncar Kelurahan Kotabaru Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya, 2) Untuk mengetahui upaya pengembangan industri rumahan opak ketan dan kelontong di Kampung Cikatuncar Kelurahan Kotabaru Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya.

2. METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan fenomena – fenomena yang ada yang berlangsung pada saat ini atau saat yang lampau (Sukmadinata: 2001:54). Menurut Sumaatmadja (1981:115), metode kuantitatif yang mengolah dan menginterpretasikan data yang berbentuk angka dan dengan perhitungan yang bersifat matematik. Penggunaan metode ini diarahkan untuk mengungkapkan data tentang karaktristik dan pengembangan industri rumahan opak

(3)

ketan dan kelontong di Kampung Cikatuncar Kelurahan Kotabaru Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya. Adapun yang menjadi sampel adalah 12 orang pengusaha dan 82 orang pekerja.

3. PEMBAHASAN

3.1 Deskripsi Profil Industri rumahan Opak Ketan dan Kelontong di Kampung Cikatuncar Kelurahan Kotabaru

Jika dilihat dari luas dan kompleksitas kegiatan dan pengorganisasian Abdurachmat dalam bukunya Geografi Industri (1983:6 – 7), maka industri rumahan termasuk jenis industri kecil.

Industri Kecil adalah industri – industri yang berukuran kecil, baik dilihat dari modalnya, kegiatan, pengorganisasiannya, produksinya, maupun jumlah tenaga kerja dan teknologinya. Termasuk kedalam kategori ini : industri rumah dan kerajinan.

Industri rumahan opak ketan dan kelontong berdiri pada tahun 1992 yang pertama kali di dirikan oleh salah satu warga Kampung Cikatuncar. Pada awalnya mereka pergi mengunjungi Kota Cianjur dan diberi oleh – oleh opak oleh saudaranya. Ketika itu mereka mencicipi opak tersebut beliau berfikir untuk mencoba membuat opak sendiri namun beliau mencoba untuk menggunakan bahan – bahan dasar lain dalam pembuatan opak. Dan hasilnya beliau meraciknya dengan menggunakan bahan dasar ketan, telur, penyedap, santan kelapa.

Seiring dengan kemajuan industri rumahan di Kampung Cikatuncar Kelurahan Kotabaru maka pada tahun 1996 banyak warga di sana mendirikan usaha yang sama. Dengan banyaknya peminat opak ketan, baik dari dalam maupun luar Kampung Cikatuncar, menjadikan warga di sana antusias untuk memperluas usahanya, karena bagi mereka usaha dalam bidang industri rumahan opak ketan sangat menjanjikan bagi usaha mereka ke depan.

Selain opak ketan mereka juga memiliki ide agar konsumen tidak merasa bosan dengan produk yang mereka hasilkan. Mereka juga tidak kehabisan akal untuk memproduksi hasil olahan mereka, sehingga timbul ide untuk membuat opak ketan dengan citarasa yang gurih juga manis. Dengan bahan dasar yang

(4)

sama seperti opak ketan mereka membuat kelontong, proses pembuatanya sama namun kelontong memakai bahan tambahan, yaitu gula merah (aren).

3.2 Karakteristik Opak Ketan dan Kelontong a. Bahan baku

Bahan baku merupakan salah satu faktor utama dalam pembuatan produksi suatu usaha, itu sebabnya bahan baku memiliki peranan yang sangat penting terutama dalam proses pembuatan opak ketan dan kelontong. Menurut Ginting (2009:28) ada berbagai macam faktor penyebab yang membuat bahan baku memiliki nilai tambah tinggi, yaitu semakin banyak faktor produksi yang mempengaruhi bahan baku semakin tinggi nilai tambah.

Bahan baku yang di gunakan oleh para pengusaha industri rumahan opak ketan dan kelontong di Kampung Cikatuncar bukan hanya dari daerah kampung halaman sendiri ataupun dari agen – agen terdekat saja, tetapi juga kebanyakan di datangkan dari luar, yaitu dari daerah Garut. Karena menurut mereka beras ketan dari Garut memiliki kualitas yang baik dan bagus. Namun banyak kesulitan yang mereka rasakan untuk mendapatkan bahan baku, yaitu mahalnya harga bahan baku, dan semakin sulitnya bahan baku yang di dapat. Untuk mengetahui bahan baku yang di peroleh oleh para pengusaha opak ketan dan kelontong di Kampung Cikatuncar Kelurahan Kotabaru, dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini :

Tabel 1

Bahan Baku yang Diperoleh untuk Pembuatan Opak Ketan dan Kelontong

No Alternatif jawaban Frekuensi Presentase (%)

1 Dari luar daerah 7 58,33

2 Dari daerah sendiri 2 16,67

3 Dari agen langganan 3 25

Jawaban 12 100

Sumber : Hasil Penelitian Penulis 2013.

Berdasarkan Tabel 1 di atas dapat dilihat sebagian besar para pengusaha opak ketan dan kelontong memperoleh bahan baku, berasal dari luar daerah sebanyak 58,33%, dari daerah sendiri sebanyak 16,67%, dan dari

(5)

agen langganan sebanyak 25%. Jadi bahan baku yang mereka dapatkan kebanyakan berasal dari luar daerah, yaitu beras ketan yang di hasilkan dari daerah Garut karena kualitasnya yang bagus dan baik.

b. Pengolahan

Dalam pengolahan industri rumahan opak ketan dan kelontong masyarakat di sana kebanyakan masih menggunakan alat tradisional namun ada juga yang sudah menggunakan alat yang sudah modern. Dengan menggunakan dulang untuk proses penumbukan ketan yang sudah di kukus selama ± 2 jam, ketika proses penumbukan tak lupa untuk diberi bumbu penyedap agar opak ketan memiliki rasa yang khas selain dari telur yang menjadikan opak ketan da kelontong gurih dan renyah namun penyedap juga dijadikan bahan dasar lain untuk proses pembuatan opak ketan dan kelontong. Adapun bahan – bahan untuk proses pengolahan opak ketan dan kelontong yaitu beras ketan, telur, penyedap, garam, gula, santan kelapa. Selain itu para pengusaha industri rumahan opak ketan dan kelontong memiliki keinginan untuk membeli alat baru yang lebih modern guna untuk mempermudah dan mempercepat produksi. Untuk mengetahui bahan baku yang di peroleh para pengusaha opak ketan dan kelontong di Kampung Cikatuncar Kelurahan Kotabaru, dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini :

Tabel 2

Alat yang Digunakan dalam Proses Pengolahan Industri rumahan Opak Ketan dan Kelontong di Kampung Cikatuncar

No Alternatif jawaban Frekuensi Presentase (%)

1 Masih tradisional atau sederhana

10 83,33

2 Sudah modern 2 16,67

Jumlah 12 100

Sumber : Hasil Penelitian Penulis 2013.

Berdasarkan Tabel 2 di atas kebanyakan para pengusaha industri rumahan opak ketan dan kelontong masih menggunakan alat yang masih tradisional yaitu berkisar hingga 83,33%, dan 16,67% sudah menggunakan alat yang modern.

(6)

c. Bentuk makanan

Bentuk makanan atau bentuk hasil produksi memiliki ciri khas tersendiri, selain rasanya yang enak opak ketan dan kelontong memiiki bentuk yang unik dan menarik, diantaranya opak ketan selain bentuknya bulat kecil ada juga opak yang berbentuk bulan sabit, elips, segi empat, persegi panjang dan segi empat untuk bentuk dari kelontong.

Perbedaan antara opak dan kelontong terletak pada rasanya, hal ini dikarenakan opak hanya berbahan dasarkan penyedap dan garam sedangkan kelontong hanya memakai gula sebagai pemanis. Selain itu yang menjadi ciri dari masing – masing makanan ini adalah opak ketan berbentuk bulat kecil, dan kelontong berbentuk persegi panjang kecil.

Untuk mengetahui lebih jelas mengenai bentuk opak ketan dan kelontong dapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini :

Tabel 3

Pengusaha yang Sudah Memproduksi Bentuk dan Ciri dari Opak Ketan dan Kelontong

No Alternatif jawaban Frekuensi Presentase

(%) 1 Sudah memiliki bentuk 8 66,67 2 Belum memiliki bentuk 4 33,33

Jumlah 12 100

Sumber : Hasil Penelitian Penulis 2013.

Berdasarkan Tabel 3 di atas ada beberapa pengusaha yang sudah memulai produksi opak ketan dan kelontong dengan berbagi macam bentuk yang unik dan menarik. Adapun para pengusaha yang sudah memproduksi bentuk dari opak ketan dan kelontong yaitu sekitar 66,67 %, dan ada pula yang belum memiliki bentuk yaitu sekitar 33,33 %.

d. Pemasaran

Pemasaran merupakan proses penting dalam suatu usaha, karena dengan adanya proses pemasaran hasil produksi akan menghasilkan keuntungan bagi pengusaha itu sendiri. Salah satu faktor dari konsep pemasaran perencanaan dan kegiatan berorientasi pada konsumen atau pasar.

(7)

Para pengusaha industri rumahan opak ketan dan kelontong di Kampung Cikatuncar memasarkan hasil produksinya dengan cara dititipkan ke pasar atau toko kelontongan, namun kebanyakan konsumen ada yang datang sendiri ke rumah, dan ada pula yang memasarkannya hingga se Priangan Timur.

Sebagian pengusaha industri rumahan opak ketan dan kelontong mengeluhkan adanya kesulitan dalam hal pemasaran, ini dikarenakan adanya persaingan pasar, permintaan pasar yang menurun, adanya penekanan harga dari para konsumen, serta mahalnya biaya transportasi.

Namun dengan adanya program dari pemerintah setempat, para pengusaha industi rumahan opak ketan dan kelontong mendapatkan sedikit keringanan, karena adanya bimbingan atau penyuluhan yang di adakan pemerintah. Adapun cara pemasaran yang dilakukan para pengusaha industri rumahan opak ketan dan kelontong di Kampung Cikatuncar Kelurahan Kotabaru, dapat dilihat pada Tabel 4 berikut ini :

Tabel 4

Cara Memasarkan Hasil Produksi Opak Ketan Dan Kelontong

No Alternatif jawaban Frekuensi Presentase

(%) 1 Pembeli datang sendiri ke rumah 6 50 2 Di titipkan ke pasar sepriangan timur 4 33,33

3 Membuka toko kelontong 2 16,67

Jumlah 12 100

Sumber : Hasil Penelirian Penulis 2013.

Berdasarkan data Tabel 4.19 di atas maka dapat dilihat banyaknya pelanggan atau konsumen yang datang ke rumah secara langsung, yaitu sebanyak 50%, ada juga yang menitipkanya ke pasar sepriangan timur sebanyak 33,33%, dan adapula yang membuka toko kelontongan sendiri yaitu sebanyak 16,67%.

Penjualan yang paling diminati oleh para konsumen adalah dari segi kualitas opak ketan dan kelontong itu sendiri. Pengusaha industri rumahan opak ketan dan kelontong dapat memproduksi lebih dari 100 kg per

(8)

bulan. Hal ini terbukti bahwa opak ketan dan kelontong setiap bulan mengalami peningkatan, dan makin di minati oleh para konsumen baik dari dalam maupun dari luar daerah.

Sebagian pengusaha industri rumahan opak ketan dan kelontong mengeluhkan adanya kesulitan dalam hal pemasaran, ini dikarenakan adanya persaingan pasar, permintaan pasar yang menurun, adanya penekanan harga dari para konsumen, serta mahalnya biaya transportasi.

Namun dengan adanya program dari pemerintah setempat, para pengusaha industri rumahan opak ketan dan kelontong mendapatkan sedikit keringanan, karena adanya bimbingan atau penyuluhan yang di adakan pemerintah.

3.3 Upaya Pengembangan Opak Ketan dan Kelontong a. Modal

Modal merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam memperlancar proses produksi. Modal yang digunakan oleh para pengusaha industri rumahan opak ketan dan kelontong kebanyakan berasal dari pinjaman Bank ataupun dari Koperasi, ada juga yang berasal dari modal pribadi, bahkan pinjaman dari saudara. Modal yang mereka dapatkan tidak semudah yang kita bayangkan, ada banyak proses yang harus mereka lewati, dengan beberapa persyaratan yang diajukan oleh bank atau koperasi, yaitu dengan memberikan jaminan berupa barang yang mereka miliki seperti akta/sertifikat tanah, BPKB kendaraan, dan lain sebagainya yang dapat di jadikan barang jaminan oleh Bank atau Koperasi. Untuk mengetahui data lebih jelas mengenai asal muasal modal yang di pakai para pengusaha industri rumahan opak ketan dan kelontong, dapat dilihat pada Tabel 5 sebagai berikut :

(9)

Tabel 5

Modal Yang Di Peroleh Para Pengusaha Industri rumahan Opak Ketan dan Kelontong

No Alternatif jawaban Frekuensi Presentase

(%)

1 Bank atau koperasi 8 66,67

2 Modal pribadi 4 33,33

Jumlah 12 100

Sumber : Hasil Penelitian Penulis 2013.

Berdasarkan data Tabel 5 di atas maka dapat dilihat modal yang digunakan oleh para pengusaha industri rumahan opak ketan dan kelontong adalah sebanyak 66,67% berasal dari pinjaman Bank dan Koperasi, serta 33,33% berasal dari modal pribadi.

b. Pengemasan

Pengemasan adalah salah satu faktor yang penting dalam sebuah produksi, karena dengan pengemasan konsumen akan tertarik untuk membeli. Adapun alat yang digunakan dalam proses pengemasan produksi yaitu dengan menggunakan plastik untuk pembungkus agar opak ketan dan kelontong terlihat menarik, hekter/solder/tali rapia, untuk membungkus/mengikat kemasan, kertas untuk pemberian nama atau merk pada kemasan, timbangan adalah alat untuk menimbang hasil produksi yang siap untuk di kemas dan di pasarkan.Untuk mengetahui lebih jelas mengenai pengusaha industri rumahan opak ketan dan kelontong yang sudah menggunakan kemasan, dapat dilihat pada Tabel 6 sebagai berikut :

Tabel 6

Industri rumahan Yang Sudah Menggunakan Kemasan Pada Produk Opak Ketan Dan Kelontong

No Alternatif jawaban Frekuensi Presentase

(%) 1 Yang sudah menggunakan kemasan 10 83,33 2 Belum menggunakan kemasan 2 16,67

Jumlah 12 100

(10)

Berdasarkan data Tabel 6 di atas maka dapat dilihat penggunaaan kemasan pada produk yang digunakan oleh para pengusaha industri rumahan opak ketan dan kelontong adalah sebanyak 83,33% yang sudah menggunakan kemasan, dan sebanyak 16,67% belum menggunakan kemasan.

c. Promosi

Salah satu hal terpenting lainnya dalam sebuah usaha termasuk dalam bidang industri rumahan yaitu adanya promosi atau pengenalan produk kepada masyarakat atau konsumen. Hal ini di perlukan mengingat banyaknya persaingan antar perusahaan yang semakin ketat. Banyak cara yang dilakukan pengusaha industri rumahan opak ketan dan kelontong untuk mempromosikan hasil produksinya, diantaranya dengan menggunakan merk pada kemasan produksi, ada yang mengambil nama merk dari nama pribadinya, ada juga nama anak mereka sendiri, namun ada juga yang tidak memakai merk. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai pengusaha industri rumahan opak ketan dan kelontong yang sudah menggunakan merk, dapat dilihat pada Tabel 7 sebagai berikut :

Tabel 7

Industri rumahan Yang Sudah Menggunakan Merk Dagang Pada Produk Opak Ketan Dan Kelontong

No Alternatif jawaban Frekuensi Presentase

(%) 1 Yang sudah menggunakan merk dagang 9 75 2 Yang belum menggunakan merk dagang 3 25

Jumlah 12 100

Sumber : Hasil Penelitian Penulis 2013.

Berdasarkan data Tabel 7 di atas maka dapat dilihat penggunaaan merk dagang pada produk yang digunakan oleh para pengusaha industri rumahan opak ketan dan kelontong adalah sebanyak 75% yang sudah menggunakan merk dagang, dan sebanyak 25% belum menggunakan merk dagang.

Lokasi industri memiliki arti sangat penting sebab akan mempengaruhi perkembangan dan kontinuitas produksi. Lokasi industri pada

(11)

umumnya berorientasi pada mudahnya mendapat bahan baku. Bagi industri makanan opak ketan dan kelontong di Kampung Cikatuncar Kelurahan Kotabaru Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya cenderung menempati daerah yang dekat dengan sumber tenaga kerja dan baha baku.

4. SIMPULAN

Dari hasi deskripsi dan pembuktian hipotesis, dapat di tarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1) Karakteristik industri rumahan opak ketan dan kelontong di Kampung Cikatuncar Kelurahan Kotabaru Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya adalah dengan bahan baku yang terdiri dari beras ketan yang berasal dari daerah Garut yang memiliki kualitas yang baik dan bagus, gula aren dan telur sebagai bahan pengembang alami dalam proses pembuatan opak ketan dan kelontong. Pengolahan yang masih menggunakan alat tradisional, yaitu dengan menggunakan dulang sebagai alat penumbuk ketan dan ebeg untuk proses penjemuran. Bentuk makanan yang memiliki berbagai jenis bentuk variasi yaitu bentuk bulat kecil, bulan sabit, elips, persegi empat kecil, dan persegi panjang. Pemasaran yang pemasarannya bukan hanya di pasarkan ke pasar – pasar sepriangan timur atau membuka toko kelontongan saja, tetapi juga para pembeli/konsumen yang datang sendiri ke rumah.

2) Upaya pengembangan industri rumahan opak ketan dan kelontong di Kampung Cikatuncar Kelurahan Kotabaru Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya adalah dengan memiliki modal yang berasala dari pinjaman Bank dan Koperasi, adapula yang berasal dari modal pribadi ataupun pinjaman dari saudara dan kerabat. Pengemasan merupakan salah satu upaya pengembangan dalam industri rumahan opak ketan dan kelontong ini, karena dengan pengemasan, hasil produksi akan terlihat menarik dan rapi sehingga konsumen tertarik dengan produk yang di produksi. Promosi merupakan kegiatan suatu industri yang berguna untuk memperkenalkan produk yang dihasilkan suatu perusahaan atau industri, adapun promosi yang dilakukan oleh para pengusaha opak ketan dan kelontong di Kampung Cikatuncar adalah dengan menggunakan berbagai macam merk.

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurachmat, Idris. 1983. Geografi Industri. Bandung: Jurusan Pendidikan Geografi.

Ginting, Perdana. 2009. Perkembangan Industri Indonesia Menuju Negara Industri. Bandung: YRAMA WIDYA.

Sukmadinata, S. Nana. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sumaatmadja, Nursid. 1988. Studi Geografi Pendekatan dan Analisa Keruangan. Bandung : Alumni.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan analisa yang telah dilakukan pada penelitian ini, maka penulis menyimpulkan dengan adanya Sistem Penunjang Keputusan dan metode Simple Additive Weighting

Ada beberapa aspek yang mendapatkan skor 4 diantaranya adalah guru mengecek kesiapan belajar baik ruang kelas, media yang akan digunakan dan penataan posisi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan tokoh masyarakat tidak berhubungan dengan partisipasi kader dalam sosialisasi kelas ibu hamil.. Responden yang memiliki

selisih sebesar 0,099 meter, dengan nilai RMS sebesar ±0,089, hal ini dapat terjadi karena kesalahan dalam meletakan titik pengukuran dilapangan dengan titik pada

Satu bangkitan tanpa provokasi atau 1 bangkitan refleks dengan kemungkinan terjadinya bangkitan berulang dalam 10 tahun kedepan sama dengan (minimal 60%) bila

5injau kembali 7ontoh 1.6, apabila umpan amoniak dan oksigen yang diumpankan ke reaktor dengan laju mol yang sama ( e=uimolar  < $88 mol0jam diperoleh konversi B8G.. Seperti

Dalam konteks Negara Indonesia, ini merupakan kenyataan yang tidak dapat ditolak bahwa Negara Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, agama, budaya dan etnis dalam jumlah

Perbedaan penelitian ini dengan keempat penelitian di atas adalah dilihat dari lokasi penelitian di Unit Rawat Jalan Utara dan Selatan PKSC Jakarta (Renni Septini di RSPAD