• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAMPAK TFI TERHADAP BRAND IMAGE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAMPAK TFI TERHADAP BRAND IMAGE"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Dewasa ini perusahaan melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan citra dari brand perusahaan tersebut. Salah satu cara yang dilakukan untuk meningkatkan citra brand tersebut dengan membuat iklan diberbagai media. Namun saat ini, perusahaan tidak hanya mengandalkan iklan saja tetapi juga mengadakan suatu program lain yang dapat meningkatkan citra dari brand perusahaan tersebut. Salah satu contohnya dengan mengadakan kegiatan sosial.

Dalam penelitian ini konsep yang digunakan dalam ilmu Sistem Informasi adalah E-marketing dengan topik penelitian yaitu sosial marketing untuk mencari dampak CSR terhadap brand image perusahaan. Saat ini berbagai perusahaan telah membuat sebuah komunitas yang bergerak di bidang pelayanan sosial, dimana komunitas tersebut memberikan bantuan sosial serta pendidikan kepada masyarakat yang terkena bencana ataupun yang tidak mampu. Kegiatan tersebut sering dikenal dengan nama lain yaitu CSR (Corporate Social Responsibility). Dengan membentuk sebuah CSR dalam perusahan, sebuah perusahaan dapat makin dikenal oleh masyarakat yang dapat membuat perusahaan tersebut memperoleh keuntungan baik secara finansial ataupun keuntungan citra perusahaan yang semakin dikenal.

Salah satu perusahaan yang saat ini mempunyai komunitas yang bergerak di bidang sosial tersebut adalah Universitas Bina Nusantara atau yang lebih dikenal dengan sebutan BINUS University. Saat ini BINUS University mempunyai komunitas yang khusus bergerak di bidang sosial yaitu Teach For Indonesia atau yang biasanya disingkat dengan TFI. Saat ini TFI telah mempunyai angggota tetap dan juga relawan yang aktif untuk selalu memberian pelayanan sosial.

Namun, tidak semua kalangan mahasiswa mengetahui tentang TFI beserta kegiatan yang dilakukan oleh TFI, sehingga dalam kasus ini TFI masih diragukan ke-efektifannya dalam meningkatkan brand image dari BINUS University.

Dengan demikian maka penulis ingin melakukan penelitian yang berjudul “DAMPAK TFI TERHADAP BRAND IMAGE BINUS UNIVERSITY”. Maka diharapkan penelitian ini dapat menghasilkan suatu hasil yang dapat membantu meningkatkan citra merek dari BINUS University.

(2)

1.2 Identifikasi Masalah

Adapun masalah yang ada dalam penelitian ini adalah bagaimana dampak TFI terhadap brand image dari BINUS University. Berikut merupakan rumusan masalah – masalah yang ada pada penelitian ini antara lain :

1. Apakah terdapat hubungan dan pengaruh yang signifikan antara

Corporate Social Responsibility terhadap Brand Awareness?

2. Apakah terdapat hubungan dan pengaruh yang signifikan antara

Corporate Social Responsibility terhadap Brand Loyalty?

3. Apakah terdapat hubungan dan pengaruh yang signifikan antara

Corporate Social Responsibility terhadap Perceived Quality?

4. Apakah terdapat hubungan dan pengaruh yang signifikan antara

Corporate Social Responsibility terhadap Brand Satisfaction?

1.3 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah pengukuran tingkat efektifitas TFI terhadap brand image BINUS University. Agar penelitian ini tidak keluar menyimpang dari pembahasan, kami melakukan penelitian pada pengaruh Corporate

Social Responsibility terhadap Brand Awareness, Brand Loyalty, Perceived Quality, Brand Satisfaction, Brand Image dan responden yang terlibat adalah mahasiswa aktif

BINUS University (BINUSIAN≤2014 – 2017) pada semester Genap 2013/2014.

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui dampak dari TFI terhadap peningkatan brand image BINUS University.

Manfaat dari penelitian ini adalah :

a. Memberikan informasi mengenai pengaruh pelayanan sosial TFI terhadap brand image BINUS University.

b. Memberikan pengetahuan dan manfaat CSR terhadap sebuah perusahaan.

(3)

1.5 Hipotesis Penelitian

1.5.1 Hipotesis Berdasarkan Analisa Korelasi

Berdasarkan hasil analisa variabel-variabel pada model penelitian ini, maka dapat dibuat hipotesis korelasi, yaitu :

Hipotesis 1 :

H0 : Corporate Social Responsibility (A) tidak berhubungan terhadap Brand Awareness (B1)

H1: Corporate Social Responsibility (A) berhubungan terhadap Brand Awareness (B1)

Hipotesis 2 :

H0 : Corporate Social Responsibility (A) tidak berhubungan terhadap Brand Loyality (B2)

H1 : Corporate Social Responsibility (A) berhubungan terhadap

Brand Loyalty (B2)

Hipotesis 3 :

H0 : Corporate Social Responsibility (A) tidak berhubungan terhadap Perceived Quality (B3)

H1 : Corporate Social Responsibility (A) berhubungan terhadap

Perceived Quality (B3)

Hipotesis 4 :

H0 : Corporate Social Responsibility (A) tidak berhubungan terhadap Brand Satisfaction (B4)

H1 : Corporate Social responsibility (A) berhubungan terhadap

Brand Satisfaction (B4)

1.5.2 Hipotesis Berdasarkan Analisa Regresi

Berdasarkan hasil analisa variabel-variabel pada model penelitian ini, maka dapat dibuat hipotesis korelasi, yaitu :

Hipotesis 5 :

H0 : Corporate Social Responsibility (A) tidak berpengaruh terhadap Brand Awareness (B1)

H1: Corporate Social Responsibility (A) berpengaruh terhadap Brand Awareness (B1)

(4)

Hipotesis 6 :

H0: Corporate Social Responsibility (A) tidak berpengaruh

terhadap Brand Loyality (B2)

H1: Corporate Social Responsibility (A) berpengaruh terhadap Brand Loyality (B2)

Hipotesis 7 :

H0 : Corporate Social Responsibility (A) tidak berpengaruh terhadap Perceived Quality (B3)

H1: Corporate Social Responsibility (A) berpengaruh terhadap Perceived Quality (B3)

Hipotesis 8 :

H0: Corporate Social Responsibility (A) tidak berpengaruh terhadap Brand Satisfaction (B4)

H1: Corporate Social Responsibility (B4) berpengaruh terhadap Brand Satisfaction (B4)

1.6 Metodologi Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan melakukan perumusan masalah tentang dampak TFI terhadap brand image BINUS University. Setelah itu dilakukan studi literatur untuk menemukan variabel dan model penelitian yang sesuai untuk mengukur masalah tersebut. Berdasarkan model penelitian yang dibuat, selanjutnya dibuatlah hipotesa penelitian. Untuk menguji hipotesis penelitian, dibuat kuisioner berdasarkan sub-variabel dan disebar kuesioner kepada mahasiswa BINUS University (BINUSIAN ≤2014 – 2017) semua jurusan, yang menjadi responden dalam penelitian ini. Data yang telah dikumpulkan akan diolah menggunakan

(5)

1.7 Tinjauan Pustaka

1.7.1 Corporate Social Responsibility

Menurut Naqvi, Ishtiaq, Kanwal, Ali & Inderyas (2013:86) yang dikutip dari Turker (2009:413) mendefinisikan bahwa corporate social

responsibility merupakan perilaku perusahaan yang bertujuan untuk

mempengaruhi stakeholder secara positif dan yang melampaui kepentingan ekonomi. Dalam jurnalnya, Naqvi, Ishtiaq, Kanwal, Ali & Inderyas (2013:86) berdasarkan Turker (2009:418) membagi variabel Corporate Social

Responsibility menjadi 9 sub-variabel, yaitu:

Financial Resource dikutip dari Ali (2011:21),

Financial Performance dikutip dari Raman, Lim & Nair

(2012:71) & Aktan & Bulut (2008:71),

Sustainable Business dikutip dari Amato, Henderson &

Florence (2009:2), Turker (2009:417) dan Nazir (2010:8),

Corporate Citizenship dikutip dari Chambers, Chapple, Moon

& Sullivan (2003:5), Turker (2009:415), Valor (2005:193) dan Garriga & Mele (2004:63),

Business Ethic dikutip dari Hurst (2004:6),

Company Effort and Responsibility dikutip dari Mohr, Webb

& Harris, (2001:47),

Essential Part of Social Life dikutip dari Karaibrahimoglu

(2010:383),

Tool for Organization,

Competitive Advantage dikutip dari Petrick & Quinn

(2001:333).

1.7.2 Brand Awareness

Menurut Naqvi, Ishtiaq, Kanwal, Ali & Inderyas (2013:86) yang dikutip dari Aaker (1996:114) mendefinisikan bahwa brand awareness merupakan berbagai cara dimana konsumen dapat mengingat merek, pengakuan, “top of mid” sampai dominasi dari merek tersebut. Dalam jurnalnya, Naqvi, Ishtiaq, Kanwal, Ali & Inderyas (2013:86) berdasarkan

(6)

Lai, Chiu, Yang & Pai (2010:467) membagi variabel brand awareness menjadi 3 sub-variabel, yaitu:

Popular Brand,

Endorsing Brand Image,

Brand Name dikutip dari Keller (1993:3).

1.7.3 Brand Loyalty

Menurut Naqvi, Ishtiaq, Kanwal, Ali & Inderyas (2013:86) yang dikutip dari Aaker (1996:105) mendefinisikan bahwa brand loyalty merupakan suatu pertimbangan utama ketika menempatkan nilai pada merek yang akan dibeli atau dijual, karena basis pelanggan yang sangat loyal dapat dharapkan untuk menghasilkan penjualan dan laba aliran sangat diprediksi. Dalam jurnalnya, Naqvi, Ishtiaq, Kanwal, Ali & Inderyas (2013:86) berdasarkan Lai, Chiu, Yang & Pai (2010:467) membagi variabel brand

loyalty menjadi 2 sub-variabel, yaitu:

Customer Loyalty dikutip dari Rai & Medha (2013:141),

Service Superiority dikutip dari dari Lai, Griffin & Babin

(2009:985) & Wu (2011:4874).

1.7.4 Perceived Quality

Menurut Naqvi, Ishtiaq, Kanwal, Ali & Inderyas (2013:86) yang dikutip dari Aaker (1996:109) mendefinisikan bahwa perceived quality merupakan asosiasi brand yang diangkat ke status aset merek untuk beberapa alasan. Dalam jurnalnya, Naqvi, Ishtiaq, Kanwal, Ali & Inderyas (2013:86) berdasarkan Lai, Chiu, Yang & Pai (2010:467) membagi variabel perceived

quality menjadi 3 sub-variabel, yaitu:

Consumer Point dikutip dari Levy (1959:118),

Positive Brand Image dikutip dari Wu (2011:4874),

(7)

1.7.5 Brand Satisfaction

Menurut Naqvi, Ishtiaq, Kanwal, Ali & Inderyas (2013:86) yang dikutip dari Kotler & Keller (2005:5) mendefinisikan bahwa brand

satisfaction merupakan kepuasan konsumen pada suatu merek yang mereka

gunakan. Dalam jurnalnya, Naqvi, Ishtiaq, Kanwal, Ali & Inderyas (2013:86) berdasarkan Lai, Chiu, Yang & Pai (2010:467) membagi variabel brand

satisfaction menjadi 2 sub-variabel, yaitu:

Repurchasing Intention dikutip dari Li, Wang & Cai

(2011:1876),

Customer Contentment dikutip dari Wu (2011:4874) & Lai,

Griffin & Babin (2009:983).

1.8 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan penelitian ini akan dibagi menjadi lima tahap, tiap tahap terdiri dari beberapa sub-bab saling berkaitan, antara lain:

BAB 1 : PENDAHULUAN

Dalam bab ini, peneliti mengemukakan mengenai latar belakang penelitian, identifikasi masalah, ruang lingkup, tujuan dan manfaat penelitian, hipotesis penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka serta sistematika penulisan penelitian ini.

BAB 2 : LANDASAN TEORI

Dalam bab ini berisi teori – teori yang berhubungan dengan objek penelitian, baik teori umum maupun teori khusus yang digunakan untuk penelitian.

BAB 3 : METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini berisi tentang kerangka berpikir, latar belakang perusahaan, metode penelitian yang dilakukan, model dan variabel penelitian yang digunakan serta populasi dan sampel dari responden.

(8)

BAB 4 : HASIL PENELITIAN

Dalam bab ini menyajikan hasil dari penelitian yang berupa pengolahan data yang telah diperoleh selama melakukan penelitian berupa hasil dari uji validitas, uji korelasi, uji hipotesa bersadarkan analisa korelasi dan regresi dan rekomendasi kepada perusahaan terkait.

BAB 5 : SIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi tentang simpulan yang didapatkan dari hasil penelitian dan saran yang dapat diberikan untuk meningkatkan brand image BINUS University.

Referensi

Dokumen terkait

Pengujian validitas dan reliabilitas pada alat ukur untuk skala employee engagement dan skala core competency pada penelitian ini menggunakan korelasi Product

Pada pertemuan tersebut disepakati untuk membentuk Kelompok Masyarakat Pengawas (POKMASWAS), dengan bidang tugas utama yaitu melaporkan terjadinya kasus-kasus pidana

Siregar, S (2011) StatistikaDeskriptifuntukPenelitian.Jakarta: PT

Sedangkan data sekunder adalah data pelengkap yang berfungsi melengkapi data primer yang biasanya didapatkan dari data yang telah ada baik berupa dokumentasi baik itu buku,

kedaulatan( souvereniteit), yang merupakan atribut dari negara, akan tetapi tidak pernah merupakan atribut dari bagian- bagiannya seperti Gemeente, Provincie dan

Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil proses akutansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan

makna pada bentuk, fungsi, dan penyajian. Unsur yang terkandung dalam kesenian Kethek Ogleng tidaklah berdiri sendiri dalam membentuk pertunjukan sebagai sebuah

Sekretaris Wilayah/Daerah mempunyai tugas membantu Kepala Daerah dalam melaksanakan tugas pokoknya menyelenggarakan pemerintahan, pembangunan dan pembinaan masyarakat,